Menikmati Pijatan Yang Membuat Ku Jadi Terangsang Terbaru Malam Ini

Siang yang cukup terik saat aku pulang dari sekolah tempatku mengajar. Jarak antara sekolah dan rumahku memang tidak begitu jauh, tapi teriknya siang ini membuatku mengendarai motor matic ini cukup tersiksa. Untung saja jalanan tidak begitu macet sehingga aku bisa dengan cepat sampai rumah.

Di rumah aku disambut oleh anak lelakiku yang digendong baby sitter. Anak semata wayangku yang bernama Hansen ini baru berumur setahun, hasil pernikahanku dengan mas Andri 2 tahun yang lalu. Namaku Jasmin Mutiara, saat ini berumur 26 tahun, terpaut 3 tahun dengan mas Andri. Sedangkan baby sitter yang menjaga anakku ini adalah Yuna, kenalanku dari kampung yang bersedia ikut denganku. Sebagai lulusan SD dia sudah cukup berterima kasih ku beri pekerjaan di rumah ini. Selain menjaga Hansen Yuna juga sekaligus merangkap pembantu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah.

Begitu melihat Hansen seolah rasa lelahku langsung hilang. Senyumnya menjadi seperti vitamin yang selalu manjur untuk mengembalikan semangatku. Ku gendong Hansen kemudian kubawa masuk ke kamar, sedangkan Yuna melanjutkan pekerjaannya. Aku bisa betah seharian bermain-main dengan anakku yang sedang lucu-lucunya itu.

Kalau sudah pulang dari mengajar seperti ini, ya hanya ini kegiatanku, bermain-main dengan Hansen sambil menunggu mas Andri pulang. Suamiku bekerja di sebuah bank bumn di kota ini, dan biasanya dia pulang agak petang. Untung di rumah ada Hansen dan Yuna sehingga aku tidak terlalu kesepian.

Saat sedang asyik-asyik bermain-main dengan Hansen ku dengar ada suara motor yang masuk ke halaman rumahku. Saat kutengok dari dalam rumah ternyata itu adalah Susan, kawanku sejak kuliah yang kebetulan mendapat pekerjaan juga di kota ini. Aku dan Susan sama-sama perantau, tapi kalau kampungku tak begitu jauh dari kota ini, Susan berasal dari pulau seberang.

Susan seumuran denganku, tapi dia belum menikah. Penampilan kami berdua juga sama-sama berjilbab kalau sedang keluar rumah, dan juga memakai pakaian yang tidak terlalu ketat, tapi tetap modis, khas hijaber masa kini. Secara postur tubuh, meskipun tinggi kami hampir sama tapi Susan lebih langsing daripada aku. Wajar karena aku sudah pernah melahirkan. Tapi meski begitu aku juga tidak bisa dikatakan gemuk. Aku bersyukur karena setelah menikah tubuhku tidak terlalu melar, bisa kembali meskipun tidak selangsing dulu, tapi itu sudah cukup membuat suamiku senang. Katanya dia lebih suka melihatku yang seperti ini, lebih montok, hehehe.

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam, masuk San.”

“Hai Min, apa kabar?” dia masuk dan kami langsung cipika cipiki.

“Alhamdulillah baik, kabar kamu gimana?” tanyaku balik.

“Alhamdulillah baik juga. Hai ganteeng, sini dong digendong sama tante.”

Aku pun langsung memberikan Hansen untuk digendong oleh Susan. Susan memang sudah sering main kesini dan menggendong Hansen, karena itulah anakku tidak rewel, bahkan terlihat senang kalau Susan datang. Kulihat dia senang sekali bermain-main dengan Hansen, makanya sering kusindir agak cepat-cepat menikah.

“Duh, kayaknya kamu udah pengen banget punya anak San? Sana buruan nikah, umur juga udah pas kan?”

“Hehehe iya Min, ya doain aja moga-moga cepet dilamar sama mas Anton.”

“Ya kalau nggak cepet-cepet dilamar ancem aja, mau cari yang lain, entar pasti langsung deh mas Anton nemuin orang tuamu, hahaha.”

“Hahaha iya juga ya.”

Kami masih ngobrol santai sampai akhirnya aku dipanggil Yuna dan memberi tahu kalau makan siang sudah siap. Kuajak Susan sekalian makan siang. Dia minta tetap menggendong Hansen, kuiyakan saja karena kulihat Hansen anteng-anteng saja. Selesai makan siang kami duduk-duduk di ruang keluarga sambil ngobrol santai lagi.

“Eh Min, tahu nggak, ada tempat pijat baru lho di daerah Seturan,” ucap Susan.

“Oh ya? Dimana?” tanyaku.

“Di deket OK-Mart, ada gang kan di sebelahnya, masuk kira-kira 100 meter, namanya Family Spa.”

“Ooh, enak nggak tempatnya?”

“Enak kok, karena masih baru mungkin ya, coba aja kesana.”

“Hmm, iya deh entar kapan-kapan. Lagian aku nggak terlalu hobi pijat. Apalagi di tempat kayak gitu, rasanya kurang nyaman aja.”

“Eh yang ini beda. Kan tempat buat cowok sama cewek dipisah, terus roomnya juga nggak kayak di tempat lain yang cuma dibatesin triplek. Ini kayak kamar gitu, lumayan kedap suara juga, jadi nggak bakal denger suara dari luar. Udah gitu fasilitasnya lengkap, kalau yang VIP ada bathtub sama TV-nya.”

“Oh ya? Wah mahal dong berarti?”

“Ya lumayan, tapi sekarang masih promo kok, jadi harganya sama kayak di tempat lain. Kemarin pas kesana aku tanya kan promonya sampai kapan, kata kasirnya masih 2 minggu lagi. Kesana aja lumayan kan?”

“Hmm, iya deh nanti.”

Setelah itu obrolan kami berganti topik lagi. Sampai akhirnya tak terasa hari sudah sore dan Susan pamit pulang. Aku memikirkan lagi soal panti pijat yang tadi diceritakan oleh Susan. Aku memang tidak terlalu sering dipijat, karena aku orangnya gampang gelian, jadi suka risih aja kalau dipijat, meskipun yang mijat itu mbok-mbok kayak biasanya aku pijat selama ini. Tapi kupikir-pikir, mumpung masih promo mungkin boleh juga dicoba, apalagi Susan yang ngerekomendasiin. Yang aku tahu Susan memang sering pijat di spa-spa seperti itu, sebulan bisa 2 sampai 3 kali.

Pada suatu hari, aku pulang lebih awal dari biasanya karena hari ini memang diadakan rapat guru. Rapat itu ternyata cuma berlangsung sebentar dan kami langsung pulang. Dalam perjalanan aku kembali teringat panti pijat yang pernah diceritakan Susan. Kuingat-ingat lagi sepertinya saat ini masih promo, ah kucoba saja kesana, mumpung badanku juga sedang capek-capek. Tapi aku memutuskan untuk pulang dulu ganti baju, tidak mungkin aku kesana dengan memakai seragam guruku ini.

Sesampainya di rumah aku segera mengganti baju. Kukenakan kemeja lengan panjang kotak-kotak dan celana panjang jeans, kemudian dengan jilbab berwarna hitam. Kepada Yuna aku mengatakan akan ke rumah temanku dulu karena ada sedikit urusan. Aku pun berangkat berbekal petunjuk yang diberikan oleh Susan tempo hari. Tidak sulit mencari tempat itu, dan akhirnya aku sampai juga.

Kulihat dari luar bangunannya cukup bagus, didominasi warna hijau dengan desain yang futuristik. Sayang tempatnya agak masuk ke dalam, kalau pas di pinggir jalan depan sana mungkin akan semakin ramai. Kulihat parkirannya cukup luas, dan baru beberapa kendaraan saja baik mobil ataupun motor yang terparkir. Yah, memang masih jam segini, orang-orang pun pasti masih sibuk bekerja.

“Selamat siang ibu, selamat datang,” aku langsung disambut petugas saat baru masuk.

“Selamat siang mbak,” jawabku.

“Baru pertama kali kesini bu?” tanya petugas itu dengan ramah.

“Iya mbak, betul.”

“Oh kalau begitu silahkan dipilih, mau paket yang mana, semua harga yang tertera disitu nanti dipotong 50% bu karena kami masih promo,” dia menyodorkan sebuah buku yang mirip daftar menu.

Kulihat tarif untuk tiap-tiap perawatan memang lebih tinggi daripada tempat lain, tapi karena masih promo dan diskon sampai 50%, jatuhnya malah lebih murah.

“Saya pilih ini aja mbak, shiatsu yang 2 jam.”

“Oh baik ibu. Silahkan pilih untuk terapisnya. Untuk yang ada klip merahnya sedang tidak available ya bu,” kembali mbak itu memberikan sebuah buku yang isinya foto-foto terapis yang ada disitu. Hmm, cukup banyak juga, dan semuanya cewek. Hanya ada foto, tidak ada namanya.

“Yang ini aja mbak,” aku menunjuk sebuah foto terapis. Aku memilihnya karena dari foto posturnya cukup kecil, jadi kurasa tenaganya nanti pas untuk memijitku yang tidak terlalu suka dipijat keras-keras.

“Oh iya baik. Ibu mau room yang VIP atau yang biasa?”

“Yang VIP ya mbak.”

“Baik bu, mari saya antarkan.”

Mbak yang aku tidak tahu namanya itu kemudian mengajakku menaiki tangga. Sampai di lantai 2 ku lihat ada dua buat pintu, dimana ada tanda cewek dan cowok. Hmm, benar kata Susan, ruangannya dipisah, kurasa ini benar-benar aman. Disitu juga ku lihat ada seorang pria yang memakai seragam security sedang duduk di dekat pintu-pintu itu.

Wah, sampai ada securitynya, mungkin buat jaga-jaga kalau ada pelanggan yang nakal sama terapis biar bisa langsung ditindak kali ya. Aku merasa semakin tenang karena ku pikir dengan adanya petugas keamanan itu berarti panti pijat ini memang benar-benar menjaga keamanan dan kesopanan. Kalau ada pelanggan yang punya niat tidak-tidak pasti berpikir ulang setelah melihat pria itu, yang berperawakan tinggi besar dan wajahnya agak, hmm, menyeramkan, hihihi.

“Ini ruangannya bu, silahkan ibu ganti baju dengan pakaian yang sudah kami sediakan sambil menunggu terapisnya, kurang lebih 5 menit lagi terapisnya datang.”

“Oh iya mbak, makasih.”

Aku segera masuk ke ruangan itu. Berbentuk seperti kamar, berukuran sekitar 3 x 4 meter. Ada sebuah bathtub dan TV, seperti yang diceritakan Susan. Tempat untuk pijitnya juga bukan ranjang kecil seperti biasanya di tempat lain, tapi sebuah matras yang cukup tebal dan lebar, dengan lubang untuk wajah. Di atasnya ada besi-besi yang biasa digunakan terapis untuk pegangan waktu melakukan shiatsu.

Akupun segera berganti pakaian. Awalnya aku agak ragu waktu melihatnya, hanya sebuah celana dalam tipis berwarna putih, dan sebuah tanktop yang juga cukup tipis berwarna putih. Tapi setelah kupikir-pikir, toh yang mijat cewek juga, jadi nggak papa lah. Kulepas semua pakaianku, termasuk pakaian dalamku dan menggantinya dengan pakaian itu. Sejenak aku bercermin, wah seksi juga ya aku berpakaian kayak gini, gimana kalau mas Andri lihat ya? Hihihi.

Tok tok tok…

“Permisi,” kudengar suara ketukan pintu dikuti suara seorang wanita.

“Iya,” jawabku.

“Sudah selesai bu ganti bajunya.”

“Sudah mbak,” jawabku sambil membuka pintu yang memang tadi ku kunci.

“Selamat siang bu,” sapa wanita itu, terapis yang kupilih tadi.

“Siang mbak.”

“Saya Wati bu, maaf dengan ibu siapa?” tanyanya.

“Saya Jasmin.”

“Baik bu, kita bisa mulai terapinya. Shiatsu 2 jam ya bu?”

“Iya mbak.”

“Oh iya sebelumnya ini ada wedhang jahe, mungkin kalau ibu berkenan silahkan diminum biar agak hangat badannya.”

“Wah makasih mbak.”

Aku menerima cangkir dari mbak Wati yang berisi wedhang jahe itu, dan meminumnya sedikit. Kemudian dia menyuruhku untuk tengkurap. Setelah aku tengkuran dia menutupi tubuhku dengan handuk lebar yang menutup punggung sampai ke lutut.

“Maaf bu, pijitanya mau yang sedang atau yang kuat?”

“Yang sedang aja ya mbak.”

“Baik bu.”

Dia pun memulai pijatannya dari telapak kakiku. Hmm, kalau yang aku dengar, pijatan yang benar itu memang mulainya dari telapak kaki, jadi kalau yang mulai dari tempat lain, yaa kalian bisa menduganya sendiri lah, hehehe. Sambil menikmati pijatan dari mbak Wati, kunyalakan TV yang ada di ruangan ini. Memang aku tak bisa melihat dengan leluasa, tapi lumayanlah masih bisa dengar.

“Bu Jasmin baru pertama kali kesini?”

“Iya mbak, kemarin itu dikasih tahu sama teman, katanya ada tempat pijat baru.”

“Oh iya bu, kita emang baru buka kok, belum ada sebulan, makanya masih sepi ini.”

“Oh gitu. Padahal disini bagus ya mbak, sayang tempatnya agak masuk. Kalau di pinggir jalan besar pasti udah lebih rame.”

“Iya bu, tapi disini malah enak kok, nggak bising. Kalau di room VIP seperti ini sih enak karena kedap suara, tapi kalau yang standar kita masih bisa denger suara-suara dari luar kan bu, jadi kurang nyaman aja.”

“Iya juga sih mbak.”

Sambil terus memijat mbak Wati mengajakku ngobrol. Pijatannya enak juga ternyata, apalagi orangnya juga ramah, aku jadi merasa lebih nyaman sekarang.

“Ibu asli Jogja?”

“Bukan mbak, saya dari Solo, disini kebetulan kerja, dan ikut suami juga.”

“Oh gitu. Kerja dimana bu?”

“Ngajar mbak di SD 69.”

“Wah bu guru tho?”

“Iya mbak, hehehe.”

“Anaknya udah berapa bu?”

“Baru 1 mbak, masih setahun. Aduuh…”

“Eh, kenapa bu? Ada yang sakit? Atau saya mijitnya terlalu kuat?” tanya mbak Wati terdengar panik.

“Oh nggak kok mbak. Maaf saya orangnya emang gampang geli, hehe. Nggak papa, pijatan mbak enak kok, udah pas, lanjutin aja.”

“Oh gitu, ya udah saya lanjutin ya bu.”

“Iya mbak.”

Aku tadi memekik karena pijatan mbak Wati sudah sampai di daerah paha atasku. Disitu dan beberapa daerah lainnya memang aku geli sekali. Saat ini pun pijatan mbak Wati membuatku terus menggeliat meskipun sudah tidak mengaduh seperti tadi lagi. Tapi karena mbak Wati sudah tahu dia terus melanjutkan saja.

Kami masih terus ngobrol sampai dia memijat punggung dan tanganku, kemudian memintaku berbalik dan mengulangi pijatannya dari kakiku. Lagi-lagi tubuhku menggelinjang saat tangannya mulai menyentuh pahaku, tapi kucoba menahan sebisa mungkin. Mbak Wati pun tampaknya tidak terlalu mempedulikan dan terus melanjutkan pijatannya, meskipun beberapa kali dia tersenyum melihat tingkahku.

“Oke bu, selanjutnya kita pake minyak ya. Bu guru silahkan kalau mau minum dulu.”

“Iya mbak,” aku agak geli dia memanggilku bu guru, tapi ya sudahlah karena memang aku seorang guru.

Aku pun bangkit dan meminum wedhang jahe yang masih tersisa tadi sampai habis. Mbak Wati bahkan menawariku apa mau lagi dan aku mengiyakan saja. Sejenak dia keluar untuk mengambilkan minuman lagi, dan tak lama dia sudah kembali lagi dan cangkirku sudah terisi penuh. Dia kemudian memintaku untuk memilih minyak mana yang mau dipakai, aku memilih salah satunya yang aromanya cukup segar dan tidak begitu tajam. Kemudian mbak Wati memintaku untuk tengkurap lagi.

Dia mulai memijat kakiku lagi dengan minyak itu. Terasa dingin saat menyentuh kulitku, dan terasa geli juga. Tapi aku tak terlalu banyak protes dan menikmatinya saja karena pijatannya memang terasa enak.

Lagi-lagi tubuhku menggelinjang saat pijatannya sampai di daerah pahaku. Ditambah dengan minyak pijat itu membuatku semakin geli, apalagi pijatannya semakin naik hampir ke pangkal pahaku. Aku sampai memeluk bantal erat-erat, dan bahkan menggigitnya karena tadi aku hampir saja mendesah.

Mbak Wati mengangkat handuk yang menutupi pantatku, dan menuangkan minyak itu disana. Lalu dia meneruskan pijatannya dengan meremas-remas pantatku. Duh, rasanya benar-benar geli sekali. Beberapa kali aku menggenlinjang bahkan mendesah tertahan. Apalagi kurasakan tangan mbak Wati masuk ke dalam celana dalam yang kupakai dan memijatnya langsung di kulit pantatku, membuatku semakin blingsatan.

Untungnya tak lama kemudian mbak Wati menyudahi pijatanya di daerah pantatku itu. Dia menurunkan lagi handuk menutup pantatku. Kini pijatannya beralih ke punggung. Tanpa menyibakkannya dulu, dia tuangkan minyak itu ke punggungku yang masih memakai tanktop. Duh, tanktop ini kan tipis sekali, dikasih minyak kayak gitu pasti jadi nerawang deh.

Kembali pijatan mbak Wati membuatku sedikit geli. Tangannya lagi-lagi masuk dari bawah tanktopku menyusuri punggungku. Aku semakin membenamkan kepalaku ke bantal karena merasakan geli saat tangan mbak Wati berada di bagian samping tubuhku, apalagi waktu memijat pinggiran payudaraku.

Tak lama kemudian mbak Wati menyudahinya, lalu memijat kedua tanganku. Setelah kedua tanganku selesai, dia menyuruhku balik badan. Kembali tubuhku ditutup dengan handuk dari dada hingga lutut. Dia memulai lagi pijatannya dari bawah. Semakin naik dan semakin membuatku geli.

Selama pijatan dengan minyak ini kami tak banyak bicara, karena aku memang lebih banyak menutup mulut menahan desahan, sedangkan mbak Wati sepertinya berkonsentrasi pada pijatannya.

“Sshh mbaakkk,” desahku tak bisa tertahan saat kedua tangan mbak Wati memijat paha dalamku, dekat sekali dengan bibir vaginaku.

Dia tidak menjawab, kulihat dia hanya tersenyum saja, tapi melanjutkan pijatanya lagi. Duh, aku benar-benar kegelian, badanku sampai bergerak-gerak gini. Selanjutnya mbak Wati menarik handuk dan meletakannya di samping tubuhku. Dia langsung saja menuangkan minyak itu di bagian depan tubuhku. Aku tak sempat memprotes karena minyak itu sudah membasahi tanktop yang kupakai, sehingga sekarang terlihat menerawang. Bahkan kedua buah dada dan puting susuku terlihat dengan jelas.

Aku pun menutupinya dengan menyilangkan kedua tanganku. Malu rasanya, sudah seperti telanjang saja. Tapi mbak Wati cuek dan melanjutkan pijatanya di perutku. Lembut sekali sebenarnya pijatannya, tapi buatku itu rasanya geli banget. Apalagi waktu tangannya menyentuh langsung kulitku, pelan-pelan naik sampai di bawah kedua buah dadaku. Aku sampai harus menahan tangannya karena kurasakan tangannya juga mau naik ke payudaraku.

Mbak Wati kemudian memijat di daerah situ. Hmm, tapi kok tenaganya udah jauh berkurang ya, kayak bukan memijat, tapi, meraba. Tangan mbak Wati berputar-putar di bawah payudaraku, membuat tubuhku semakin menggelinjang tak karuan. Tapi untungnya lagi, mbak Wati langsung menyudahinya. Aku bisa bernafas lega.

Lalu dia pindah ke atas kepalaku. Dia raih tanganku dan dibaluri dengan minyak pijat itu. Lembut dia memijat tapi aku langsung merasa geli kalau sudah sampai di bagian ketiak, apalagi tak berhenti di ketiak, pijatannya, eh bukan, rabaannya berlanjut ke daerah samping payudaraku. Aku hanya bisa mendesis saja.

Setelah kedua tanganku selesai dipijat hingga tampak berkilau karena minyak, mbak Wati masih berada di atas kepalaku, kini dia mulai memijat daerah pundah. Untuk kali ini aku bisa merasakan pijatannya kembali seperti tadi, terasa nyaman. Sampai akhirnya bagian bawah leherku dibaluri lagi dengan minyak.

Belum sempat aku berbuat apa-apa kedua tangan mbak Wati langsung masuk ke sela-sela belahan tanktopku sehingga sekarang langsung menangkup kedua susuku.

“Aaahhh mbaaakkhh,” aku tersentak, tapi hanya bisa mendesah saja saat kemudian kedua tangan itu meremas buah dadaku.

Ini adalah pertama kalinya payudaraku disentuh oleh orang lain, meskipun sama-sama cewek. Tapi rasanya benar-benar, hmm, geli banget. Apalagi sekarang tubuhku, entah kenapa terasa aneh sekali, rasanya panas dan daerah vaginaku seperti gatal minta digaruk. Apalagi dengan kedua payudaraku diremas dengan lembut oleh mbak Wati, membuatku jadi terangsang.

Ah nggak boleh. Aku nggak boleh terangsang kayak gini. Aku mencoba untuk menarik tangan mbak Wati tapi tidak berhasil. Dia malah memainkan puting susuku, memilin-milinnya. Aah, padahal ini adalah salah satu titik paling sensitif yang aku punya, dan dia sedang memainkannya.

“Mbaakkhh aahhh udaaahhhh,” aku memohonnya untuk berhenti tapi dia malah makin bersemangat.

Aku sendiri merasa vaginaku sudah semakin gatal, sampai kugesek-gesekkan kedua pahaku, tapi itu tidak cukup. Aku ingin merabanya, menyentuhnya, tapi kedua tanganku masih mencoba untuk menarik tangan mbak Susan.

Kurasakan kedua puting susuku sudah mengeras dipilin oleh mbak Wati. Nafasku semakin tak karuan, desahanku juga semakin tak tertahan. Apakah ini juga termasuk dalam paket pijatan yang kupilih tadi?

“Aaaahhhh mbaakk, aku, oouhh aahhh akhuuuu..”

“Keluarin aja bu, jangan ditahan-tahan,” begitu yang kudengar darinya, lalu beberapa saat aku mendesah panjang.

“Aaaaaaahhhhhhhh..” pantatku sampai terangkat-angkat. Astaga, aku orgasme, hanya dengan dimainkan buah dadaku saja, tanpa penetrasi sama sekali.

Tubuhku langsung melemas. Aku sampai memejamkan mataku, mengatur nafasku yang terengah-engah. Aku bahkan diam saja waktu mbak Wati menarik tanktopku sampai terlepas. Untuk beberapa saat sepertinya dia membiarkanku mengatur nafasku.

“Sshhhh aaahh mbaak, udaaahh,” aku kembali merasakan kedua payudaraku dimainkan lagi oleh mbak Wati.

Aku membuka mataku dan terkejut karena dia ternyata sudah melepas pakaiannya tadi, tinggal memakai BH dan celana dalam saja. Dia memelukku sambil tetap memainkan payudaraku, lalu tiba-tiba saja dia menciumku.

Aku gelagapan menerima serangan ini. Aku mencoba untuk meronta tapi entah kenapa tubuhku malah bereaksi sebaliknya. Apalagi sekarang kurasakan tangan mbak Wati mulai turun menyusuri perutku, kemudian masuk ke celana dalamku dan langsung menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya itu, tapi jarinya langsung masuk dan mengobok-obok liang vaginaku.

Oh tidak, vaginaku sudah basah. Dan jari ini, ah untuk pertama kalinya ada orang selain mas Andri yang menyentuhnya. Dan orang itu adalah sama-sama cewek. Aku tidak bisa berpikir jernih lagi, tubuhku dengan cepat dikuasai oleh nafsu. Entah kenapa secepat ini, biasanya aku tidak sampai secepat ini terangsang bila bercinta dengan mas Andri.

Mbak Wati terus mengobok-obok memekku, eh bukan, vaginaku. Aduh, kenapa aku jadi ngomong jorok begini sih.

Kocokan jari mbak Wati semakin cepat, hingga vaginaku semakin lama semakin becek. Bunyi kecipak terdengar jelas di telingaku. Desahanku sudah tak karuan tapi tertahan oleh ciuman mbak Wati yang sekarang sudah memainkan lidahnya juga.

“Eehhmmmmpppp..” tubuhku mengejang beberapa kali, saat kurasakan orgasme dahsyat melandaku. Vaginaku benar-benar sudah banjir oleh permainan jari mbak Wati.

Oh tidak, kenapa aku menikmati sekali, dicumbu oleh sesama wanita seperti ini? Apakah aku punya kelainan? Tidak mungkin. Selama ini aku tak pernah tertarik pada wanita. Tapi kenapa sekarang, aku mudah sekali terangsang disentuh oleh mbak Wati.

Kulihat dia tersenyum dan bangkit. Dia mencoba melepas celana dalamku tapi kutahan. Dia menatapku, aku menggeleng.

“Udah dilepas aja, udah basah, biar nggak mengganggu.”

Akhirnya tenagaku kalah oleh tarikan mbak Wati, sehingga harus merelakan celana dalamku terlepas begitu saja.

“Bu guru haus?” tiba-tiba dia bertanya seperti itu, dan aku hanya mengangguk karena memang merasa haus.

Dia kemudian mengambil cangkir minumku tadi, membantuku untuk duduk lalu meminumkanya. Terasa cukup segar membasahi tenggorokanku, lalu aku direbahkan lagi.

“Mbak, udah ya?” pintaku memelas kepadanya. Dia tak menanggapi, malah kulihat dia melepaskan BH dan celana dalamnya.

Melihat tubuhnya yang telanjang aku risih, tapi masih sedikit berbangga karena menurutku tubuhku masih lebih bagus daripada dia. Aku lebih putih, lebih montok, payudaraku juga lebih besar, begitu juga pantatku karena kulihat pantatnya tepos.

Dia kemudian mengambil sebotol minyak, entah apa itu, lalu menuangkannya di sekujur tubuhku. Aku mencoba menggeliat tapi tubuhku masih lemas karena dua kali orgasme tadi. Setelah itu dia kembali meraba sekujur tubuhku.

“Mbaak Watii, udaaahh,” pintaku memelas.

“Belum, bu guru belum siap.”

Aku tak mengerti apa maksudnya, tapi sekarang aku kembali hanya bisa mendesah saja. Aku pasrah dengan semua yang dilakukan oleh mbak Wati, karena sekarang aku sudah mulai menikmatinya. Bahkan aku membalas ketika dia menciumku lagi.

“Dibuka lebar kakinya bu guru,” kembali aku menurutinya. Ku buka lebar-lebar kedua kakiku dan dia langsung mengocok vaginaku lagi dengan jarinya, kali ini 2 jari langsung.

“Hmmpphhh hhhppp,” aku hanya bisa mendesah tertahan karena kembali dicium olehnya.

Tubuhku sudah benar-benar dikuasai oleh nafsu, tak ingat lagi bahwa aku adalah seorang istri setia, ibu dari seorang anak lelaki yang lucu, perempuan alim yang selalu berpenampilan tertutup. Tapi kini aku sedang telanjang bulat, dengan seorang wanita lain yang juga telanjang bulat, yang tadi sudah membuatku 2 kali merasakan orgasme.

Kembali tubuhku mengejang saat permainan jarinya membawaku pada orgasme ketigaku hari itu. Tubuhku benar-benar lemas, tapi dia belum berhenti. Dia kembali merangsangku dengan meremas kedua payudaraku bergantian, sambil tetap mencium bibirku, yang kubalas tak kalah ganasnya.

Kemudian kurasakan kedua tangannya membuka kakiku. Eh tunggu dulu, tangan mbak Wati kan sedang meremas payudaraku, dan yang satunya memegang kepalaku. Lalu tangan siapa yang memegang kakiku itu? Perasaanku mendadak tak enak. Aku ingin melepaskan ciumanku untuk melihat siapa yang ada di ruangan ini lagi, tapi mbak Wati menahannya. Bahkan kini kedua tangannya memegang kepalaku agar ciumannya tak terlepas.

Saat itu kurasakan bibir vaginaku seperti disentuh oleh sesuatu yang keras. Bukan, bukan hanya disentuh, tapi benda itu perlahan masuk membelah bibir vaginaku. Aku mencoba meronta sebisanya, tapi tertahan oleh mbak Wati, dan seorang lagi di bawah sana.

Benda itu terus masuk, hingga akhirnya badanku menegang saat benda itu menyentuh dinding rahimku. Oh tidak, ini, penis. Tapi penis siapa? Dan, kenapa besar dan panjang sekali. Vaginaku terasa sakit, meskipun sudah basah karena 3 kali orgasme tadi.

Aku terperanjat saat mbak Wati melepaskan ciumannya di bibirku, sehingga aku bisa melihat orang di bawah sana. Ternyata dia adalah petugas security yang tadi berjaga di pintu depan. Dan orang itu sudah melepas semua pakaiannya, dia sudah telanjang bulat, dan penisnya berada di dalam vaginaku.

“Le,, lepasiiin. Apa apaan ini??”

“Hehe udah bu guru, nikmatin aja kontolnya pak Wawan, enak banget kok.”

“Nggak, lepasin. Cabut pak, cabut. Vaginaku, sakiiiit.”

Tapi lelaki itu bukannya menuruti perkataanku, malah menggoyangkan penisnya maju mundur. Rasanya benar-benar sakit meskipun vaginaku sudah benar-benar basah. Air mataku langsung turun tak tertahankan. Aku sedang disetubuhi oleh pria yang sama sekali tidak ku kenal, yang baru saja kulihat beberapa saat yang lalu.

Aku mencoba meronta tapi kedua tanganku dipegang dengan erat oleh mbak Wati. Sementara lelaki yang katanya namanya pak Wawan itu tampak sedang menikmati sekali sempitnya lubang vaginaku. Dia meracau tak jelas, entah apa yang dikatakannya.

Aku teringat anak dan suamiku. Kalau dipikir lagi, ini adalah pertama kalinya sejak menikah aku keluar sendirian tanpa pamit kepada suamiku, dan ternyata aku malah mengalami hal seperti ini. Huks, maafkan aku mas Andri.

Aku yang sedang terpejam merasakan ada sesuatu yang menempel di wajahku. Betapa terkejutnya aku ketika membuka mata, mbak Wati sedang mengangkangiku, vaginanya persis berada di depan wajahku.

“Jilati dong bu guru,” aku tersentak mendengar permintaannya.

Tak pernah seumur-umur aku menjilati vagina wanita lain. Bahkan dengan suamiku saja, aku jarang sekali melakukan oral, dan kini malah wanita ini dengan seenaknya menyuruhku menjilat vaginanya? Aku pun menggeleng. Tapi dia malah menggesek-gesekkan vaginanya di wajahku, membuatku terpejam jijik.

Melihat aku tak memenuhi permintaannya, dia mengentikan perbuatannya. Aku penasaran apa yang akan diperbuatnya lagi dan membuka mataku.

“Pak Wawan,” dia menengok ke belakang dan memanggil pak Wawan yang sedang menggenjotku, seperti sedang memberikan sebuah kode kepadanya.

“Aaaaaarrrggghhhh ampuuuunnn..” aku menjerit karena tiba-tiba penis pak Wawan yang besar itu menyodok vaginaku dengan brutal.

Bukan hanya itu, dia bahkan membetot kedua puting susuku dengan sangat keras. Sakit sekali rasanya.

“Keluarin lidah bu guru kalau nggak pengen lebih disakiti lagi.”

Aku yang takut mau tak mau menjulurkan lidahku, dan disambut dengan bibir vaginanya. Aku semakin menangis menyadari kondisiku sekarang. Vaginaku sedang diperkosa oleh pria yang sama sekali tak ku kenal, dan aku dipaksa untuk mengoral vagina wanita lain. Betapa menyedihkanya seorang istri yang alim dan setia dipaksa melakukan ini, tapi itulah yang terjadi.

Entah berapa lama aku diperlakukan seperti itu, hingga kurasakan sodokan penis pak Wawan kian kencang, dan goyangan pantat mbak Wati di wajahku juga semakin cepat. Aku tahu mereka akan orgasme. Masalahnya, aku juga merasakan yang sama.

Tak bisa kupungkiri, penis pak Wawan yang besar itu, yang tadinya membuatku kesakitan, justru sekarang terasa sangat nikmat, beda dengan penis mas Andri yang ukurannya lebih kecil dan pendek.

“Aaahh bu guruuu, aku keluaarrr, aku pejuiin memekmuuu aaaahhhh..”

Setelah dari tadi meracau tak jelas, akhirnya itulah yang kudengar dari mulut pak Wawan. Aku tak ingin lelaki itu orgasme di dalam vaginaku, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.

“Aaaahh keluaaaaarrrr…”

Crot crot crot..

Entah berapa kali semburan sperma panas pak Wawan memenuhi rahimku, membuat tubuhku juga ikut mengejang karena merasakan orgasme yang sangat dahsyat, lebih nikmat dari yang kurasakan selama ini. Benar-benar luar biasa.

Disaat yang bersamaan, vagina mbak Wati juga memuncratkan cairan orgasmenya, banyak sekali sampai masuk ke dalam mulutku. Aku gelagapan dan ada yang tertelan juga tadi.

Mereka berdua kemudian melepaskanku. Tangisku langsung pecah. Aku bersingut memeluk tubuhku sendiri. Tapi kedua orang itu tampak cuek. Kurasakan ada cairan yang merembes keluar dari vaginaku, itu pasti sperma pak Wawan.

Saat aku masih menangis tiba-tiba tubuhku ditarik oleh pak Wawan hingga terletang, lalu dia memaksa memasukan penisnya ke dalam mulutku. Aku yang sudah tak berdaya tak mampu lagi melawan, membiarkan penis besar itu keluar masuk seenaknya di dalam mulutku. Sementara di bawah kurasakan mbak Wati menjilati vaginaku.

Aku bergidik, apa dia tidak jijik dengan sperma pak Wawan yang masih ada di vaginaku? Eh tapi tunggu dulu, bukankah penis ini juga masih ada spermanya? Belum dibersihkan kan tadi? Mendadak aku mual tadi pak Wawan terus memompa penisnya di mulutku, bahkan sampai menyentuh tenggorokanku, membuatku beberapa kali tersedak.

Puncaknya saat dia membenamkan penisnya dalam-dalam, lalu kurasakan spermanya muncrat masuk ke dalam tenggorokanku. Karena kesulitan bernafas mau tak mau kutelan habis sperma itu.

Aku tercekat, pertama kalinya aku menelan sperma. Kembali aku menangis sejadi-jadinya, karena telah memberikan apa yang tak pernah kuberikan kepada suamiku sebelumnya. Kedua orang ini telah benar-benar menghancurkan kehormatanku sebagai seorang wanita.

“Wati, bersihin tubuhnya, aku masih mau pake lagi,” perintah pak Wawan kepada mbak Wati.

“Siap bos.”

Mbak Wati kemudian memapahku ke bathtub. Dia lalu menyiramiku dengan air dingin, membuatku menggigil. Setelah itu dia keringkan tubuhku dengan handuk. Di matras tempatku di perkosa tadi, ternyata alasnya sudah diganti oleh pak Wawan. Aku dibiarkan saja duduk disitu sambil terus menangis.

Belum sempat pak Wawan ataupun mbak Wati melakukan apapun kepadaku, tiba-tiba handphoneku berbunyi. Mbak Wati mengambilkannya, dan begitu kulihat ternyata suamiku menelpon.

“Ha,, halo, assalamualaikum pa.”

“Waalaikumsalam ma. Mama lagi gimana?”

“Hmm, ini lagi keluar ke tempat temen, kenapa pa?”

“Oh nggak, cuma mau kasih tahu aja nanti papa pulangnya telat, biasa lembur akhir bulan. Jadi mama nanti nggak usah nungguin, tidur duluan aja nggak papa.”

“Emang papa pulangnya jam berapa?”

“Yaah nggak tahu ma, serampungnya aja. Mungkin bisa sampai jam 12 malam.”

“Hah, jam 12?”

“Iya ma. Ya udah ya, papa masih banyak kerjaan ini. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

Aku meletakkan handphoneku. Pak Wawan dan mbak Wati kulihat tersenyum-senyum saja.

“Kenapa? Suamimu pulang malam?”

Aku hanya mengangguk saja.

“Wah, berarti kita punya banyak waktu dong. Aku masih belum puas ngerasain memek kamu.”

“Pak, udah pak saya mohon. Saya mau pulang, anak saya nunggu di rumah.”

“Nggak bisa, hari ini tugas kamu cuma 1, ngelayanin aku sampai aku puas. Kalau kamu nggak bisa bikin aku puas, kamu nggak boleh pulang.”

Aku pun menangis pasrah. Tak ada lagi yang bisa kulakukan selain menuruti apa perintah pria itu. Tak lama kemudian mbak Wati keluar dari ruangan ini setelah memakai lagi pakaian kerjanya. Meninggalkan aku berdua dengan pak Wawan.

Hari itu aku benar-benar dihabisi oleh pak Wawan. Seharian penuh tubuhku dipaksa melayaninya. Berbagai macam posisi seks yang tak pernah kulakukan dengan suamiku kami lakukan hari itu. Aku benar-benar sampai lemas dibuatnya. Entah berapa kali dia menyirami rahimku dengan spermanya, yang saja kental dan seolah tak ada habisnya. Entah berapa kali juga aku dipaksa untuk meminum cairannya itu.

Pak Wawan bahkan memintaku untuk memakai semua pakainku, lengkap dengan jilbabku. Kemudian dia kembali memperkosaku. Katanya aku jauh lebih menggairahkan dengan jilbab di kepalaku seperti ini. Sementara aku kian merasa berdosa, seorang wanita alim berjilbab, seorang istri setia, tapi sedang naik turun di atas tubuh pria lain, dengan kontolnya berada di dalam memekku.

Saat sama-sama istirahat, barulah aku tahu kalau pak Wawan ini sebenarnya adalah pemilik panti pijat ini. Dia sudah berkali-kali menjerat wanita seperti diriku meskipun belum sebulan buka. Wanita-wanita yang menurutnya cantik dan sesuai seleranya, akan bernasib sama seperti aku, tak peduli itu masih perawan, ataupun sudah menikah sepertiku. Tak peduli itu wanita berpenampilan seksi ataupun yang berjilbab sepertiku.

Bahkan aku juga tahu kalau Susan menyuruhku kesini itu atas perintah pak Wawan. Dia telah merekam semua apa yang terjadi di kamar ini, termasuk ketika memerawani Susan 2 minggu yang lalu. Dengan berbekal rekaman itu dia mengancam para wanita yang sudah berhasil dia perkosa untuk menjadi budak seksnya. Tapi pak Wawan memberikan sebuah pilihan sulit kepada para wanita itu, termasuk aku sekarang.

Dia akan berhenti membuat kami menjadi budah seks, asalkan kami mau mencarikannya korban baru. Dia yang menentukan siapa korbannya, itu dilihat dari foto-foto di handphone, juga dari sosial media kami. Kalau kami bersedia, maka dia akan melepaskan kami, tapi kalau tidak, maka kami akan terus menjadi budak seksnya.

Menurut cerita pak Wawan, sebagian dari yang sudah berhasil dia perkosa memilih untuk mencarikan korban baru, sisanya memilih untuk tetap bertahan karena merasa lebih terpuaskan dengan pak Wawan ketimbang oleh pasangan mereka masing-masing.

Sekarang aku berada di persimpangan. Pak Wawan baru saja memilih seseorang dari handphoneku untuk menjadi penggantiku. Jika aku berhasil membuatnya terjebak disini, pak Wawan akan melepaskanku.

Masalahnya, orang yang dipilih pak Wawan itu adalah adik iparku sendiri, dan dia belum menikah. Aku jadi tak tega untuk mengorbankanya juga. Aku tak ingin keperawanannya hilang oleh lelaki busuk ini. Tapi kalau aku tidak menurutinya, aku akan terus menjadi budak seks pak Wawan.

Cerita sex : Cerita Ngentot Terjebak Hutang Budi Dengan Atasan

Aku sangat bingung. Aku benar-benar tak ingin mengorbankan adik iparku. Aku sudah mencoba memberinya pilihan lain tapi dia tak mau. Apakah aku harus mengorbankan adik iparku? Atau tetap bertahan menjadi budak seks pak Wawan? Masalahnya, aku sudah mulai menikmati perkosaan atas diriku, yang nikmatnya jauh melebihi dari apa yang bisa diberikan oleh suamiku.

#Menikmati #Pijatan #Yang #Membuat #Jadi #Terangsang

Berbagi Kehangatan Dengan Wanita Lain Terbaru Malam Ini

Umur saya saat ini 28 tahun, isteri saya juga seumur, namanya Maya. Anak saya baru umur 3 tahun, dan dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan anak saya inilah, isteri saya kenal sama nyokapnya teman anak saya. Namanya Katrine. Sebenarnya si Katrine ini orangnya nggak cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut saya sih, mendingan isteri saya.

Makanya, sewaktu kenalan sama si Katrine ini, saya sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Sampai lama-kelamaan isteri saya mulai akrab sama si Katrine. Mereka sering pergi sama-sama.

Nah, suatu hari, si Katrine telpon isteri saya buat ngasih tahu bahwa dia sekeluarga lagi dapat voucher menginap satu malam di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta. Dia suruh isteri saya datang buat mencoba fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness dan lain-lain gratis, maka saya berdua nggak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Siangnya saya berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, saya berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Katrine sudah janjian nunggu disitu. benar aja, begitu ngeliat saya berdua datang, si Katrine langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya.

“Hai May, Dan.. ”
“Hai Kat.. Mana suami sama anak kamu?” tanya isteri saya.
“Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..” kata si Katrine.
“Kamu berdua aja.. Mana anak kamu?”
“Nggak ikut deh, Kat.. Abisnya repot kalau ngajak anak kecil” kataku.
“Ya sudah, sekarang gimana, kamu berdua mau berenang nggak? Atau mau Fitness aja?”
“Langsung Fitness aja deh, Kat”

Begitulah, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. Dan setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asyik juga sih, sampai-sampai nggak terasa sudah hampir tiga jam kita fitness.

Wah, badan rasanya sudah capek benar nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirlpool. Nah, sampai disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba-coba aja, dan ternyata benar, cewek sama cowok jadi satu ruangannya.

Wah, malu juga nih.. Apalagi si Katrine, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalam, saya tertegun, karena di dalam saya lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.. Bugil. Wah.. Gawat nih. Setelah saya lirik, ternyata si Katrine juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tahu-tahu kita disamperin sama locker-girlnya.

“Mari Mbak, Mas.. Handuknya saya simpan,” kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus.
“Ha? Disimpan?” tanya saya sambil kebingungan.
“Hi-hi-hi.. Iya, Mas, memang begitu peraturannya.. Biar air kolamnya nggak kotor.. ” sahut si Mbak dengan senyum genit.

“Wah.. Mati deh saya”, batin saya dalem hati, masa saya musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga.. Empat orang cewek sih? Sementara itu saya liat isteri saya sama si Katrine juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya saya yang memutuskan,

“Hm.. Gini deh, Mbak.. Kita liat-liat aja dulu.. Nanti kalau mau berendam baru kita taruh handuknya di sini”
“Iya deh, Mas..” kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan.

Setelah tinggal bertiga, isteri saya langsung memandang si Katrine,

“Gimana nih, Kat?”

Selagi si Katrine masih terdiam bingung, isteri saya langsung ngomong lagi,

“Ya sudah deh.. Kita terusin aja yuk,” katanya sambil melepaskan handuknya.
“Sudah deh, Kat.. Buka aja.. nggak apa-apa kok,” kata isteri saya lagi.
“Benar nih, May? Terus si Danny gimana?” tanya si Katrine sambil melirik malu-malu ke arah saya.

Pada saat itu saya cuma bisa pasrah aja, dan berdoa moga-moga burung saya nggak sampai bangun. Sebab kalau bangun kan gawat, si Katrine bisa tahu karena saya cuma dililit handuk doang.

“Nggak apa-apa.. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis” sahut isteri saya lagi.

Gawat juga nih, saya benar-benar nggak nyangka kalau isteri saya sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Katrine mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak.. Begitu dia lepas handuknya, saya langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.. dan.. jembutnya yang.. gile.. lebat banget!

Langsung aja saya menelan ludah saya sendiri.. sambil menatap bengong ke tubuh si Katrine. Ngelihat keadaan saya yang kayak orang linglung itu, isteri saya langsung tertawa geli. Sementara si Katrine masih berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya.

“Kenapa Dan.. Jangan bengong gitu dong, sekarang kamu yang musti buka handuk tuh,” kata isteri saya lagi.

Busyet.. Masa saya disuruh bugil di depan si Katrine sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri saya berubah pikiran, langsung aja deh saya lepas handuk saya. Seiring dengan gerakan saya ngelepas handuk, saya lihat si Katrine langsung membuang muka jengah.

“Lho, kenapa Kat.. nggak apa-apa kok.. Tadi si Danny juga ngeliatin body kamu, sampai terangsang tuh.. Lihat deh,” kata isteri saya lagi sambil menatap burung saya. Akhirnya si Katrine ngelirik juga ke burung saya, dan.. Wah.. dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampai akhirnya benar-benar tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, saya..

“Tuh-kan, Kat.. Benarkan dia sudah terangsang ngeliatin body kamuy..” kata isteri saya lagi. Ngeliat burung saya yang sudah tegang benar, akhirnya dua-duanya nggak tahan lagi. Pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.. dan begitu ngeliat burung saya, dia juga langsung ikut ketawa.

“Wah, dik.. Dia sudah nggak tahan tuh..” katanya pada isteri saya, sambil ngelirikin burung saya terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, saya nyebur ke kolam whirpool. Nggak lama kemudian isteri saya dan si Katrine nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi nggak lama kemudian si Cewek itu bangun..

“Mbak sudahan dulu yah, Dik.. Mmm.. Tapi jangan disia-siakan tuh..” katanya sambil menunjuk ke selangkangan saya lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi dia merhatiin kalau burung saya masih tegang terus.

Langsung saja saya berusaha tutupin burung saya pakai kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri saya langsung pindah posisi. Sekarang jadi saya yang ada ditengah-tengah mereka berdua.

“Dan.. Dari tadi kok tegang melulu sih?” tanya isteri saya sambil menggenggam burung saya. Saya cuma bisa menggeleng saja sambil melirik si Katrine.
“Ih.. Keras amat, kayak batu,” kata isteri saya lagi. Lalu, tanpa saya duga dia langsung ngomong ke si Katrine.
“Sini deh, Kat.. Mau cobain megang burung suami saya nggak nih?”
Haa? Saya sama si Katrine jadi terbengong-bengong.

“Bbb.. Boleh, May?” tanya si Katrine.
“Boleh, rasain deh.. Keras banget tuh,” kata isteri saya lagi. Pelan-pelan, si Katrine mulai ngegerayangin paha saya, makin lama makin naik, sampai akhirnya kepegang juga deh, torpedo saya. Wuih, rasanya benar-benar nikmat.

“Iya lho, May.. Kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalau dimasukin yah, May,” kata si Katrine lagi sambil terus mengelus-ngelus burung saya. Wah, saya sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan isteri saya lagi, langsung aja deh, saya tarik si Katrine, saya lumat bibirnya.. sambil tangan saya meremas-remas teteknya.

“Akh..” Katrine menggelinjang. Langsung saya angkat si Katrine dari dalam air, saya dudukin di pinggiran kolam.. Kakinya saya buka lebar-lebar, dan.. langsung deh saya benamin wajah saya ke dalam selangkangannya, sehingga si Katrine semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri saya tetap giat mengocok-ngocok burung saya. Akhirnya karena sudah nggak tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.

“Gantian dong, Kat.. Biar si Danny ngejilatin vagina saya, saya juga kepengen nih..” kata isteri saya dengan bernafsu. Karena dia sudah memelas begitu, langsung saja deh, saya jilatin vagina isteri saya. Saya gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek.

Katrine pun nggak tinggal diam, ngeliat saya lagi sibuk, dia langsung saja meraih burung saya, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut. Rasanya kita bertiga sudah nggak ingat apa-apa lagi, nggak peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk.

Setelah beberapa lama, isteri saya ternyata sudah nggak tahan lagi.

“Ayo, Dan.. Cepetan masukin.. saya sudah nggak kuat lagi nih..” pintanya memelas. Akhirnya berhubung saya juga sudah nggak tahan lagi, saya cabut saja burung saya dari dalam mulut si Katrine, terus saya masukin ke dalam vagina isteri saya.

Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus saya dorong keluar-masuk. Katrine nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudara isteri saya, dia terus ngejilatin buah Zakar saya. Wah.. rasanya benar-benar.. RUUAARR BBIIAASA! Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, isteri saya menjerit kecil..

Meneriakkan kepuasan.. Sehingga saya merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalam lubang vaginanya. Melihat isteri saya sudah selesai, si Katrine langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas.

“Ngg.. Sekarang saya boleh nggak ngerasain tusukan suami kamu, May?”

“Tentu aja boleh, Kat..” jawab isteri saya sambil mencium bibir si Katrine. Mendapat lampu hijau, Katrine langsung mengambil burung saya yang sudah lengket (tapi masih tegang benar) terus dibimbingnya ke dalam lubang vaginanya yang ditutupi semak belukar.

“Aaakkhh..” desis si Katrine setelah saya dorong burung saya pelan-pelan.
“Ayo, Dan.. Terus, Dan.. I Love You..” kelihatannya si Katrine benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil saya goyang-goyang, isteri saya menjilati teteknya si Katrine. “Aduh, May.. Dan.. I love you both..”

Pokoknya selama saya dan isteri saya bekerja, mulut si Katrine mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri saya nggak mau ngedengerin desisan si Katrine terus, akhirnya dia bangun dan mengarahkan vaginanya ke muka si Katrine.

Dengan sigap Katrine menyambut vagina isteri saya dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya saya sudah benar-benar nggak tahan lagi.. dan.. ahh.. saya merasakan desakan si Katrine mengencang, akhh..

Akhirnya jebol juga pertahanan saya. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.. Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.. Aahh..

Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas..

“Thank you Danny, .. Maya.. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa buat saya..”
“Ha.. ha.. ha.. Sama, Kat.. saya juga benar-benar merasakan nikmat yang yang nggak pernah saya bayangin sebelumnya. Sayang suami kamu nggak ikut yah, Kat,” kata isteri saya.

“Gimana kalau kapan-kapan kita ajak suami kamu sekalian, boleh nggak, Kat?”
“Benar May.. Ide yang bagus, tapi kita nggak boleh ngomong langsung, May.. Musti kita pancing dulu..” kata si Katrine.

“Setuju,” sahut isteri saya.
“Gimana Dan.. Boleh nggak?”

Untuk sesaat saya nggak bisa menjawab. Bayangin, masa saya musti berbagi isteri saya sama suaminya si Katrine? Rasanya perasaan cemburu saya nggak rela. Tapi, ngebayangin sensasi yang akan terjadi kalau kita main berempat sekaligus.. Wah..

Cerita sex : Menikmati Pijatan Yang Membuat Ku Jadi Terangsang

“Boleh, nanti kamu atur yah, Kat.. Biar saya bisa ngerasain lagi hangatnya lubang vagina kamu.. Ha.. ha..” akhirnya saya menyetujui.

#Berbagi #Kehangatan #Dengan #Wanita #Lain

Berbuat Mesum Di Warnet Waktu Mati Lampu Terbaru Malam Ini

Malam semakin larut, dingin, karena langit terus mencurahkan air matanya sejak sore tadi, ditambah lagi ruangan itu ac menyala sedari pagi. Sanny melirik jam di ujung kanan tampilan monitornya, sudah jam 3 dini hari.

Sanny mulai merasakan kantuk menyerangnya, matanya mulai berat, tapi mengingat kewajibannya, dia tetap berusaha untuk menahan rasa kantuk itu. Sudah beberapa hari ini dia bekerja di sebuah warnet milik sepupunya yang buka selama 24 jam. Dan malangnya, Sanny harus menjaga warnet itu saat malam hari.

Awalnya ia enggan, tapi setelah diyakinkan oleh sepupunya bahwa warnet itu aman di malam hari, maka akhirnya Sanny terpaksa menurutinya. Mau gimana lagi, Cecep -sepupunya itu- itu bekerja malam hari disebuah pabrik di daerah bekasi, dan baru bisa menggantikannya menjaga net itu sepulang kerja sampai tengah hari, sedangkan Dimas yg biasa shift malam di net itu sedang pulang ke kampung halamannya.

Malam itu cuma ada seorang pemuda yang sedang main di warnet itu, usianya kira2 sebaya dengan calon suaminya di kampung. Sejak sore pemuda itu sudah datang dan memang sejak awal Sanny bekerja di net tersebut, pemuda itu memang selalu datang sore hari dan baru pulang saat subuh.

Dia sempat berpikir tentang apa kerja pemuda tersebut, karena dalam benaknya, tidak mungkin pemuda itu bekerja di siang hari karena malam harinya dia selalu bergadang di net ini. Tapi dia sadar, inilah kota besar, pemudanya tidak seperti di kampungnya yang biasa berada di masjid saat malam tiba. Dia merasa beruntung karena calon suaminya adalah seorang aktifis dakwah, sama seperti dirinya.

“Mbak, teh botol 1 ya?” Suara itu mengagetkannya.
“Oh, iya Mas, silahkan.” Jawabnya
“Loh kuncinya mana Mba?”
“Oh, iya, ini Mas” Jawab Sanny sambil menyerahkan kunci yang lupa diberikannya.

di Net tersebut, Lemari Es tempat penyimpanan minuman memang sengaja dikunci karena seringnya para user yg tidak bertanggung jawab mengambil minuman tanpa membayar saat sang operator sedang lengah.

Pikiran Sanny kembali menerawang kepada sosok calon suaminya. Lelaki yg sebenarnya sudah lama dia kenal, tapi baru bisa dia dengar suaranya saat proses lamaran tepat 1 minggu sebelum Sanny berangkat ke Jakarta untuk bekerja pada sepupunya pemilik warnet ini. Dia sengaja bekerja di jakarta menjelang pernikahannya, Untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan, pikirnya.

Ya, dalam pikirannya,bisa saja mereka terjerumus di dalam dosa.. Wong yang mereka yg baru pacaran saja bisa melakukan hal2 nekad, apalagi dirinya yg sudah bertunangan. Walaupun dia yakin dia dan calon suaminya tak mungkin melakukan hal2 yg dilarang agama meskipun mereka sudah resmi bertunangan dan pelaksanaan akad nikahnya sendiri tinggal 2 minggu lagi. Intinya, 2 minggu itu masih mungkin terjadi hal2 yg tidak diinginkan olehnya.

“Tuh kan, bengong lagi, lagi mikirin apa seh, Mba?? tiba2 pemuda itu sudah berada di sampingnya lagi, dan lebih membuatnya kaget lagi.
“Eh, engga Mas, ada apa? Ada yg bisa saya bantu?” jawabnya tergagap
“Itu mba, tolong Share-in file yg ada di foldernya Dimas dong. Penting nih.”

“Oh iya, sebentar ya” Sanny pun meraih Mouse dan mencari folder yg dimaksud, tapi entah karena apa, pemuda tersebut tiba2 berkata “eh, maaf Mba, biar saya aja deh yg cari, gak enak sama mba, mba kesana aja dulu sebentar.”

Sanny jd bingung, dia pun melangkah sedikit menjauh, dalam hatinya, mungkin itu file rahasia yg tidak boleh dilihat oleh siapapun, kecuali oleh Dimas. Setelah beberapa saat, pemuda itu berdiri dan kembali mempersilahkan Sanny duduk di bangku operator tersebut.

“Udah Mba, Makasih ya.”ucapnya sambil berlalu meninggalkan Sanny.

Sanny kembali menatap jam di pojok kanan bawah monitor, hampir 1/2 4. berarti, 1 jam lagi sepupunya pulang, dan dia bisa istirahat setelah sholat subuh di rumah pamannya yg kira2 berjarak 100 meter dari net itu.

tiba2 dia teringat sesuatu, tadi sore, sebelum berangkat Cecep sempat memintanya untuk memindahkan file2nya ke folder baru. Setelah membuat folder baru,dia mulai mencari file2 milik Cecep yg ternyata bertebaran dimana-mana,tak terasa, saat azan subuh pekerjaan itu baru selesai, benar2 si Cecep itu, brantakan sekali sih orangnya.. PIkirnya dalam hati.

Tak lama, Cecep masuk ke net, dia masih keliatan segar meskipun baru pulang kerja.

“Gimana San? Rame Gak?? ” Tanyanya
“Cuma ada 1 orang, itu yg biasa main dari sore sampai pagi.”
“Oh si Cecep ya?” Biasa dia mah. Ya udah km sana istirahat.”

“Iya, aku pulang dulu ya.. Sanny pun mulai beranjak meninggalkan warnet menuju rumah sodaranya tersebut, keluarga saudaranya tersebut pasti belum pada bangun, yah mau gimana lg, dia hanya menumpang di rumah tersebut, mau bicara apa pun terasa tidak enak, untung saja dia diberi pegangan kunci cadangan, jd dia tak perlu membangunkan orang2 yg masih terlelap dalam tidurnya tersebut.

Esoknya

HUjan kembali turun sejak sore, dan kini ditambah dengan suara petir yg sesekali menggelagar di atas sana. Lagi-lagi, sama seperti kemarin, cuma ada si pemuda yg bernama Cecep di net itu. Waktu menunjukkan pukul 1 dinihari ketika tiba2 saja listrik padam.

“Yah Mba, gimana neh??” Kata Cecep setengah berteriak. Sanny tidak menjawab apa2, dia sibuk mencari lilin untuk menerangi ruangan itu.
“Payah deh, lagi seru2nya pake mati lampu segala lagi,” kata Cecep yg sudah berdiri tak jauh dari Sanny.
“Ada lilin, MBa??
“Ada ini baru ketemu, ini saya lg cari koreknya”
“OH, ini aja, saya ada korek kok.”

sigap tangan Cecep menyalakan korek dan mengarahkan apinya ke sumbu lilin yg disodorkan Sanny. Lalu lilin itu ditempatkan tak jauh dari meja server. Lumayan menerangi ruangan tersebut. Cecep meraih bangku yg ada disamping, lalu duduk disamping Sanny.

Sanny sempat merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, sebagai seorang akhwat – wanita yg aktif dalam kajian dan kegiatan dakwah – suasana seperti itu jelas sangat tidak berkenan dalam hatinya. Berdua2an dengan seorang pria yg tidak dikenalnya, dalam keadaan gelap dengan penerangan bermodalkan secercah cahaya lilin, wew, jelas sangat tidak nyaman baginya.

Tak sekalipun ia pernah mengalami saat2 seperti itu, tapi mau bagaimana lagi, keadaan memaksa, tak enak rasanya mengusir langganan yang setiap malam selalu datang ke warnet itu seperti Cecep.

Mereka diam, tak ada hal yang bisa dibahas sebagai bahan pembicaraan. setengah jam berlalu dalam keheningan, dan listrik belum juga menyala. Keheningan berlalu saat Cecep meminta kunci kulkas.

“Haus nih mba, aku ambil minum ya.”

untung saja Sanny sudah hapal tempat kunci itu biasa diletakkan, tak lama, kunci itu sudah berada di tangan Cecep. Cecep bergegas mengambil minuman dan membuka tutup botolnya. Sanny terperangah ketika Cecep memberikannya sebotol teh kepadanya.

“Biar gak ngantuk,”Kata Cecep singkat
“Oh, iya makasih mas, ntar biar saya bayar sendiri ya”
“Ah, jangan, biar saya aja. kan aku yg ambilin”
“Yah, terserahlah,” Akhirnya Sanny mengalah karena merasa tak enak hati.

dia tak langsung meminumnya karena Cecep lebih dulu bertanya padanya.

“Katanya sebentar lagi mau nikah ya Mba?
“Iya Mas, kok tau? Dari Cecep ya?
“Iya, tadi sore dia cerita. Tapi kok 2 minggu lagi nikah, mba malah ke jakarta n kerja disini?
“Ribet Mas ngejelasinnya. Intinya sih, saya mau nahan diri, itu aja.”
“Nahan diri? Nahan diri dari apaan? Tanya Cecep
“Dari nafsu, saya ngga mau melakukan hal2 yg mengundang saya pada maksiat bersama tunangan saya.” Jawab Sanny
“OH gitu toh, ic ic” Cecep manggut2 seolah mengerti, padahal dia kurang paham apa yg dimaksud oleh Sanny.

“Di minum mba minumannya” kata Cecep mempersilahkan Sanny untuk meminum minuman yg telah dibelikannya. merasa tak enak, Sanny pun meminum teh pemberian Cecep tersebut. Cecep sendiri menatap sambil menyunggingkan senyum.

Tak lama setelah meminum minuman tersebut, kantuk yg sangat hebat tiba menyerang Sanny, kepalanya juga terasa sangat berat. Sempat di lihatnya jam yang baru menunjukkan pukul 2, setelah ia merasakan matanya tak sanggup lagi menahan rasa kantuk yg mendadak tiba tersebut.

Sanny terbangun saat dia merasakan ada sesuatu yg meraba payudaranya. dia seperti tersengat oleh listrik ribuan kilowatt saat dia melihat jubah yg ia kenakan telah terbuka kancing di bagian depannya, dan dia lebih terkaget2 lagi saat menyadari Cecep sedang meraba payudaranya. Bra yg dikenakannya sdh tidak menutupi 2 bukit indah yg menjulang tersebut.

“Ngapain kamu, tolong hentikan, jgn macam2 kamu.” katanya sambil berusaha menepis tangan Cecep yg sedang menggerayangi payudaranya.

Tapi tangannya terasa sangat lemah, ia seperti tidak punya tenaga untuk mengangkat tangannya sekalipun. Cecep hanya diam, dia tak menjawab apa2. cuma Tangannya yg terus bergerak, meremas, dan sesekali menyentuh dengan lembut puting payudara Sanny dengan jarinya.

Tak cuma itu, Cecep pun mulai menciumi bukit indah itu, lidahnya mengulum dan menggigit kecil puting susu Sanny yang masih berwarna pink tersebut. Cecep tahu betul, puting susu seperti yang ada dihadapannya pasti belum pernah terjamah oleh lidah, bahkan oleh tangan lelaki lain.

Cecep tak menghiraukan gadis yang terus berusaha meronta dengan tenaga nya yg lemah itu. Bahkan, tangannya pun mulai bergerak kebawah, menyelusup masuk ke dalam celana dalam Sanny setelah ia membuka kancing rok yg dikenakan Sanny.

Sanny sedikit histeris ketika vaginanya disentuh oleh jemari Cecep, tapi suaranya jelas tak kan terdengar oleh siapa2, selain di luar sedang hujan, tak ada bangunan yg ada di dekat warnet itu, satu2nya bangunan terdekat adalah rumah Cecep, tempat Sanny menumpang, itu pun jaraknya lumayan jauh.

Cecep mengusap gundukan bukit yg sedikit berbulu itu, disentuh nya dengan lembut bibir vagina tersebut sampai akhirnya Cecep tak sabar dan segera melepaskan rok dan celana dalam yang membungkus bagian bawah tubuh Sanny.

Sanny terus berusaha berontak dengan tenaga lemahnya, rupanya, minuman yg diminumnya dicampur oleh obat bius oleh Cecep, entah kapan Cecep memasukkan obat bius tersebut. Usaha berontak Sanny jelas tidak berarti apa2 bagi Cecep, yang ada Cecep malah semakin liar menciumi payudaranya.. jarinya pun mulai berusaha untuk memasuki liang vagina Sanny.

Sanny menggigit bibirnya ketika dia merasakan jari tengah Cecep perlahan mulai masuk ke dalam vaginanya.. Perih.. dan dia pun merasakan ada sesuatu yang mengalir dari dalam vaginanya..

“Oh, kamu masih perawan ya San??” tanya Cecep setelah ia melihat apa yg membasahi jarinya..

bukannya Iba dan menghentikan perbuatannya Cecep kembali memasukkan jarinya. dan mulai menggerakkannya keluar masuk secara perlahan-lahan, dia melakukannya dengan lembut sambil bibir dan lidah nya tak berhenti bermain di payudara gadis tersebut.

“argh …. tolong hentikan Cep.” kata Sanny terbata-bata.

Nafasnya mulai memburu, tak dapat diingkari, meski perih, meski kehormatannya sedang direnggut oleh Cecep, ada perasaan aneh yg menyelusup ke dalam sanubarinya. Perasaan itu semakin menjadi2 saat jemari Cecep semakin bergerak cepat di dalam vaginanya yg terasa semakin licin oleh Cecep.

entah karena sebab apa, Sanny mulai menghentikan usahanya untuk berontak, sebaliknya,dia malah menekan kepala Cecep dengan sisa tenaganya… tentu saja hal tersebut semakin membuat Cecep terbenam dalam bukit payudaranya, ciuman dan kuluman Cecep pun semakin menggila, Cecep terus menjilati puting yang indah tersebut.

“Arghhhhh….. Cep….ARghhhh”
“Tolong hentikan Toooonnn…”
“Memek km rapat bgt San, aku suka, aku juga suka sama puting susu km..” Jawab Cecep sambil tangannya terus mengocok vagina Sanny.

Tubuh Sanny seakan mengejang, dirasakannya gerakan Cecep menimbulkan perasaan yang sangat berbeda olehnya.. Rasa sakit yg tadi menderanya seakan telah hilang, digantikan oleh suatu rasa yg belum pernah ia rasakan sama sekali sebelumnya.

“Argh argh ……” Nafas Sanny semakin memburu, dia sudah tak dapat lagi berkata apa2…
“ssssssshhhh …. arghhhh.” Sanny mulai mendesis, gairah mulai merasuki perasaannya.

Cecep sendiri menjadi semakin menjadi, di ambilnya tangan Sanny dan dituntunnya tangan lembut tersebut ke arah penisnya. Karena mulai dikuasai oleh gairah yg memuncak, tak sadar Sanny menuruti pemuda itu, dielusnya penis Cecep yg masih terbungkus celana jins.

Tak sadar pula ia mulai membuka resleting celana tersebut dan menyelusupkan jemarinya ke dalam celana dalam Cecep.Tubuh nya terus terasa kejang akibat gerakan jari Cecep di dalam vaginanya, gerakan Jemari Cecep pun semakin cepat, tak sabar, ia menuntun tangan gadis itu untuk menyentuh penisnya.

“Pegang seperti ini San,” Katanya sambil membimbing tangan gadis itu untuk menggenggam penisnya..
“Ya Seperti itu. Arghhh…” Cecep berkata sambil merasakan nikmat ketika Sanny mulai menggenggam penisnya.

Sanny benar2 telah bergerak berdasarkan instingnya, perlahan dia mulai menggerakkan genggamannya, dia gerakkan penis Cecep, diputarnya dengan bergairah.

“Arghhh Cep,,, Cep..” Sanny meracau dengan desahan nafasnya yg semakin tak beraturan..

dia benar2 merasakan kenikmatan dari gerakan jari Cecep yg keluar masuk vaginanya yg semakin basah. sesekali Cecep menciumi payudara gadis itu. Mereka terus bercumbu di tengah temaram lilin, suara rintik hujan semakin membuat Cecep bergairah mencumbui gadis berjilbab yang akan menikah itu.

Setelah beberapa saat, Cecep melepaskan jarinya, dia juga melepaskan genggaman tangan Sanny dari penisnya. Sanny menatap penis Cecep yg berjongkok di depannya..

Baru sekali ini ia melihat penis lelaki dewasa langsung di hadapannya. Cecep yg melihat gadis itu menatap penisnya, mulai meraih kembali tangan gadis itu. Sanny kembali meraih penis Cecep yg sudah mulai mengeras.

“Coba dicium San, pasti km suka” katanya pelan, stengah berbisik.

Sanny menatap penis itu. Ragu karena dia memang belum pernah melakukannya. Di dorong oleh gairahnya, dia mulai mencium penis itu, dikecupnya penis Cecep. Cecep tak diam, dielus nya kepala Sanny yg masih terbungkus jilbab besarnya. Mullutnya mulai mendesis ketika Sanny mulai mengulum penisnya yg terasa semakin mengeras.

akhirnya, ia tak bisa menahan gairahnya… Cecep akhirnya merebahkan tubuh Sanny di lantai, lalu ia merebahkan tubuhnya ke arah yg berlawanan, ia membentuk posisi 69 yg biasa di lihat di video porno yg sering dilihatnya.

Sanny kembali menjamah penis yg sekarang ada di depan bibirnya tersebut, Cecep pun mulai memasukkan kembali jemarinya ke dalam vagina Sanny. Dia jg menciumi vagina tersebut, memainkan lidahnya di klitoris gadis itu sambil jarinya tak berhenti bergerak keluar masuk vagina yg semakin basah itu.

“arrrrghhh… nikmat bgt San, arghhh …
Cecep semakin bersemangat menjilati vagina Sanny, jarinya semakin cepat bergerak.

“Arghh Cep… ” Sanny terus mendesis di sela kulumannya pada penis Cecep.

Mereka terus saling menghisap dan mempermainkan kelamin pasangannya beberapa saat. Tak sanggup menahan perasaan yg semakin membuncah, Cecep kembali merubah posisinya. kini dia berjongkok di depan paha Sanny yg masih berbaring. perlahan dia mengarahkan penisnya ke arah vagina Sanny.

“Mauu aphaa km Cep?” Tanya Sanny terbata
Cecep tak menjawab, dia membuka paha gadis tersebut, dan mulai mendekatkan penisnya… Sanny tak bisa mengelak,dia justru membuka pahanya lebih lebar… dan dia sedikit histeris ketika penis Cecep yg membesar itu mulai perlahan-lahan memasuki liang vaginanya.

“argghhhh …. pelan2 Cep, perih.”
“Iya San, tahan ya…” jawab Cecep penuh perhatian..
dia terus berusaha memasukkan penis nya ke dalam vagina Sanny.

arghhh … ssssshhhhh … memekk kamu rapat bgt San… aku suka …
pelan tapi pasti akhirnya penis Cecep berhasil masuk ke dalam vagina Sanny.

“arghhh… Cep …” Sanny mendesis menahan rasa nikmat yg tiada taranya itu. Tubuhnya bagai terbang ke awang2.

perlahan Cecep menggerakkan pinggulnya, menggerakkan penisnya maju mundur di dalam vagina yg semakin terasa becek itu.. semakin lama gerakannya semakin cepat.. membuat Sanny semakin merasa terbang.. Sanny pun akhirnya tak bisa diam, gairah menuntutnya untuk menggerakkan pinggulnya. Mengimbangi gerakan Cecep yg terus menghajar vagina

Mereka saling mendesis merasakan kenikmatan,,,

“arghhh… enak San, nikmat bgt”
“Cep …. aku gak tahan” ceracau Sanny sambil menggerakkan pinggulnya semakin cepat. dia benar2 telah kehilangan akalnya, dia hanya merasakan kenikmatan yg tiada tara saat itu…

Sanny terus bergerak, tanganya mulai menekan pantat Cecep, ia ingin penis pemuda itu masuk semakin ke dalam liang vaginanya.

“argghhh Cepppppp…. trusssss”
sampai akhirnya, Sanny benar2 merasakan tubuhnya kejang, dia merasa ada yg meledak dalam tubuhnya. dia berusaha menahan gerak tubuh Cecep,, tapi pemuda itu tidak berhennti dan malah semakin mempercepat gerakannya…

“Cepppp…. argghhhhhh aku …….
“iya San…. argggghhh sabar, aku sudah mau,,,,,
“arghhhh…..”

Cerita sex : Berbagi Kehangatan Dengan Wanita Lain

Akhirnya Cecep merasakan ledakan itu, dia hempaskan tubuhnya ke atas tubuh gadis dibawahnya. Sanny memeluk pemuda itu erat. membiarkan penis yg masih berdenyut itu tetap berada dalam liang vaginanya…

#Berbuat #Mesum #Warnet #Waktu #Mati #Lampu

Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku Terbaru Malam Ini

Sekitar tahun 2011. Saat itu ane masih baru jadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di kota apel. Ane ambil jurusan akuntansi. Walaupun jurusan ini mayoritas dihuni oleh para kaum hawa, tapi aq (bosen ngomong “ane” terus) cinta dengan jurusan ini dan aq yakin kaum adam juga bisa sukses di akuntansi, apalagi tampang gua juga lumayan lah kayak chinese2 gitu, hmmm, cakep juga sih, pernah ada yg kasih nilai 7,5. O ya, scara fisik gua sih tergolong kurus (Walaupun gak krempeng), tinggi gua 173 dengan berat badan 58. Kulit putih kayak cina soalnya aq ada turunan cina juga dari kakek. OK, bagian terparahnya gua satu2nya cowok di angkatan yang baru itu. Sebenarnya ada 2, tapi gak sampek 3 bulan tuh anak pindah ke Manajemen. Ada cowok lain tapi dia kakak kelas – beda angkatan.

Singkat cerita, saat mendekati UAS, dosen akuntansi pengantar 1 memberikan tugas pamungkasnya sebagai syarat mengikuti UAS. Tugas ini lumayan susah pakek banget. Bisa botak kepala mikirnya. Saking susah nya aku berinisiatif mengajak temenku buat belajar bareng mengerjakan tugas yang maha susah ini. Oke, waktupun ditentukan hari Jumat malam. Karena sabtu – minggu banyak yang gak bisa karena pada mudik.

Aku bergoncengan dengan temenku cewek, dan ada lagi temenku cewek bergoncengan sama temenku cewek juga (kan dah ane bilang kalau ane cowok sendiri di angkatan baru).
Jadi total ada 1 cowok dan 3 cewek, kira2 jam 16.00, kita sama2 ke kos2an temen kita yg cewek juga – sebut aja namanya “Santi”. Karena namanya memang Santi, hahaha. gak apa2 lah gua sebut nama asli. Toh ente juga gak tau kan Santi yang mana. Yang namanya Santi juga banyak kok di dunia ini. hehehe…
Bagus juga kos2annya, ada wifi juga, ada lobinya luas, aq tanyak berapa per bulan, katanya 1.2 juta’an… tapi bebas.. Waw, kos2an aku aja cuma 2,5 juta/tahun. Ini 1.2 juta/bulan. Gilak..

Santi ini anaknya supel, cantik juga, putih juga, Tingginya sekitar 165 (sedahi aku) rambut panjang sepunggung. Berat badan mungkin sekitar 50’an kali yah saat itu.. Ukuran bra aq gak yakin nomer berapa, hurufnya juga gak yakin antara A atau B. Maklum aq mah gak ngerti yang kayak gituan sumpah. Sebenarnya niat aku memang belajar. Sama temen mah gak ada nafsu2an.

Ok, kita belajar di lobby atau ruang tamu lah namanya, kita mulai belajar mengerjakan dari jam 17.00 terus jam 18.00 istirahat sebentar, Jam 18.45’an lanjut lagi sampek jam 20.00. Lumayan lama, tau sendiri lah yang jurusan akuntansi. Mulai dari proses menjurnal, buku besar, neraca saldo, neraca lajur, penyesuaian sampai laba rugi, perubahan ekuitas dll… Banyak banget akun – akun nya…
Gila deh nih dosen ngasih tugas..

Ok, jam 20.00 kita selesai, dan dilanjutkan dengan obrolan2 ringan cewek2 sambil bercanda. Apalagi saat itu hujan turun deras banget dari jam maghrib pokoknya…
Waktu terus berlalu, mendekati jam 21.00 anak2 pada pulang. Dan anak cewek yang aku gonceng tadi juga akhirnya pulang juga pakek taxi burung biru. Tinggallah aku sendiri di lobby bersama Santi…
karena aq gak bawa jas hujan.. Mau naik taxi tapi bawa motor…

Aku bingung, ni mau ngomong apa, maklum daritadi yang ngomong cewek semua, yang rame cewek semua. Jadi aku bingung deh mau ngomong apa. Coba2 cari bahan omongan, aku ajak ngomong soal tugas, tapi itu gak bertahan lama – palingan cuma 10 menit – abis itu hening kembali.

Aku liat si Diah udah ngantug sepertinya. Akhirnya aku bilang, Santi qm klo ngantug tidur aja di kamar, aq gak apa2 kok disini sendirian nunggu hujan. Akhirnya dengan permintaan maav karena mengantugh, Santi masuk ke kamarnya dan dia tutup pintunya. Sementara aku tetap duduk di kursi sambil nungguin hujan.
Tak kuat menahan kantuk yang luar biasa hebatnya aku pun akhirnya tumbang juga. Aku mencari posisi yang enak buat tidur. Tas aku jadikan bantal. Dan tidur deh, Aku pikir nih hujan pasti lama banget.

Nyenyak banget aku tidur sebelum akhirnya ada yg membangunkan aku.
“Ar, ar, bangun !! jangan tidur disini, gak enak sama temen2ku yang lain” Kata Santi sambil menepuk2 pipi aku. Akupun muled, …
Aku liat jam, wuih udah jam 2 dini hari, aku liat diluar ujan udah reda. tapi dingin banget.
Aku bilang ke Santi, “Ya ampun, udah jam 2, ya udah aq pamit dulu Santi”.
Tapi si Santi bilang, “Loh qm mau kemana, nih udah malam Ar.. Udah qm tidur aja di dalam”.
Aku bingung, “Maksutnya…?? Di dalam mana ??”.
Aku sempet mikir, mungkin ada kamar kosong gitu.
Si Santi menyahut ” Ya di dalam kamar, kamarku…”.
Aku pun menolak, “Ah enggak ah, gak enak sama qm, aq juga gak enak sama penghuni yang lain”
Si Santi tidak menggubris kata2ku malah mendorong2 tubuh aku, “Udah masuk aja ah ”
Aku masih menolak “Eh Santi, ini kos2an cewek”.
Si Santi masih terus memaksa dan terus mendorong tubuhku, “Iya gak apa2, disini udah biasa”.
Tinggal selangkah lagi aku udah masuk kekamarnya dan aq pun berhenti, “Eh, ntar kalau ketauan ibu kos gimana ?”
Si Santi malah mendorong tubuhku lebih keras “Biarin aja ibu kos tau juga gak apa2”.

Sampai di dalam, aq sempet kikuk sebentar.
Terus aq bilang sambil berbisik, karena aq takut kedengeran sama penghuni lain, “Santi aku tidur dibawah ya”.
Si Santi bilang, “Ya iyalah, masak qm tidur diatas”.
Ya udah, akhirnya karena aq juga masih ngantugh akupun tidur.
Hmm, lumayan hangat daripada tidur di lobby agak dingin kenak angin abis ujan.
Aku tidur dan masih belum terbesit pikiran ngeres.

Nah masalahnya itu terjadi saat aq bangun..
Aq bangun duluan jam 6 pagi.
Dan aq di suguhi pemandangan yang tak kuduga2.
Aku melihat si Santi masih tidur dengan hotpen dan tanktop.
Aneh, padahal tadi malam dy masih pakek celana jeans dan kaos lengen pendek.
Tapi aq rasa mungkin karena AC nya dimatikan. Emang agak panas juga pas aq bangun. Aq aja sampek keringetan dikit.
Santi mati’in AC karena dingin, lalu tidur, dan ditengah2 tidurnya “mungkin” karena gak ada ventilasi, udara jadi panas, dan akhirnya dy buka semua kaos dan jeans nya karena males nyalain AC.
Aku lihat kaos dan jeans nya ada di bawah kasur deket posisi aku lagi tidur.
Sepertinya karena lagi tidur, terus kepanasan, Santi asal aja sambil tidur buka kaos dan celana jeans nya..

Aku liat si Santi lagi tidur, tangannya ditaruh di atas kepalanya dan …
Anjirr aku horny liat keteknya Santi..
Putih dan ada bulu2nya dikit kayak abis di cabut..
Aduh nih masih pagi lagi… Tegangan tinggi nih..

Aku mengambil kaosnya yang berwarna kuning,
Aq cium2 kaosnya dibagian keteknya..
Sedikit tercium aroma ketek..
Aku hirup aromanya dalam2, juga masih sedikit sekali tercium aroma ketiaknya…

Akhirnya aq gak tahan,
Aq membuat rencana, Aq mau onani di kamar mandinya kos2anya Santi sebelum pulang..
Tapi sebelumnya aku butuh “perangsang” yang lebih kuat.
Aq gak bisa hanya dengan mencium bagian ketiak kaosnya Santi doang…
Hmm, aq harus mennghirup ketiak putihnya si Santi dari dekat…
Muncul ketakutan, gimana kalau tiba2 si Santi bangun, mati deh gue…
Gua harus ngejelasin apa..
Gimana kalau sampek Santi marah2 terus bikin gempar kos2an, ah enggak enggak, masak pagi2 aku mau bikin keributan di kos2an orang… Malu lah ..

Akhirnya aku tidur kembali..
5 menit empet2, aq tahan2…
10 menit aq masih coba tahan2…
20 menit ambrol juga gue..

Ok, ketiak kanan Santi masih kebuka keatas..
Aq harus ambil keputusan, kalau Santi bangun, aq harus minta maav…
Aku dekatkan hidungku ke ketiak Santi… Degdegan juga jantungku ini…
Aku pejamkan mata…
Aq tarik napasku dalam2…
Hmmm, aromanya sedap banget, kerasa kayak gimana gitu…
Aq hembuskan pelan2 agar Santi tidak bangun, lalu aq tarik napas lagi, menghirup aroma ketek Santi kuat2 sampek memenuhi seluruh isi paru2ku..

Lamaaaa banget aq belum bisa move on dari ketek Santi…
Dan tiba2, Jederrrr….
Ada yang mengeplak kepalaku bagian belakang dengan keras, sehingga hidungku langsung menempel ke ketiaknya Santi…
Anjirr, aq kaget…
Terdengar suara,”Klo qm suka nikmatin aja nih” sambil ketawa..
Aq pun refleks menjauh, “Maav Santi, Aq.. Aq… Aq..”
Jujur Aq gak bisa ngomong apa2 bingung mau ngomong apa juga…
“Aq mau pulang aja Santi” kataku kebingungan…
“eh eh eh” kata Santi…
“enak aja, qm yang mulai, pengecut banget qm, klo qm suka bilang suka” ..

Aq : “Santi aq gak bermaksud…”
Santi : “qm tuh cowok apa bukan sih.. kalau suka BILANG SUKA”

Suara Santi terdengar keras dan membentak, aq sampek kaget..

Aq : “Santi tenang dulu, Aq…”
Santi : “KAMU SUKA APA ENGGAK”

Karena Santi ngomongnya keras banget, aku takut kedengeran sama penghuni yang lain, ya akhirnya aq jujur bilang,

Aq : “Ya Aq suka Santi, udah kan, Aq suka, oke, puas kamu, oke, aku pulang sekarang.”

Aq pun langsung berjalan ke arah pintu, saking bingungnya aq, aq mau pulang tanpa membawa tas aku… Lalu terdengar suara Santi..

Santi : “Sekali aq denger suara pintu kebuka besok semua temen2 bakalan tahu, kalau qm yang sok suci ini ternyata diam2 sukak sama aq dan pas aq tidur diam2 nyium ketek aku”

Langkahku terhenti.

Aq : “Maksud qm apa Santi, Mau qm gimana, aq udah minta maav, udah kan, kenapa qm mau nyebar2in segala, apa untungnya buat qm”

Santi duduk dikasur, lalu berkata, “Sini…SINI AKU BILANG SINI !! ”

Aq kaget luar biasa setiap kali Santi teriak kenceng banget, Aq takut penghuni lain kedengeran, tapi mungkin juga udah kedengeran juga, tapi daripada jadi heboh mendingan aq turutin kata Santi..
Kontiku yang pas bangun tidur tegang liat keteknya Santi sekarang malah mengkerut alias kendur..
Aku pun duduk di kasur disampingnya Santi…
Santi mengangkat tangannya sehingga ketiaknya terbuka kembali. Bedanya kalo tadi posisi tidur sekarang posisi duduk…

Aq : “Santi aq gak bisa…”
Santi : “Lanjutin atau … ”

Wajahku merah luar biasa kayak kentang rebus …
Malu banget…

Santi : ” Ayo sini, qm suka kan, sini hidungnya…”
Santi pun menjambak rambutku..
Aq : “Iya sabar ah, gak usah narik2 rambut segala napa sih, aq bisa sendiri”

Aq pun mencium keteknya Santi sambil sesekali melirik ke matanya Santi..
Aroma ketek kembali mengisi ruang kosong di paru2ku…

Santi :”Pakek penghayatan, qm suka kan, qm suka kan, qm suka kan JAWAB”
Aq : “iya iya gak usah tereak tereak kenapa, iya aq suka qm, suka ketek qm..”|
Santi : “hahahaha, Jilad !!”
Aq : “Santi qm apaan sih..”
Santi : Jilad atau aq teriak lagi…

Dengan ragu2 aku menjilad ketiaknya, anjirr, aq tambah horny…
Tiba2 tangan Santi memegang burungku…
Aq kaget sekaligus malu karena burungku juga udah tegang, aq melihat ke wajah Santi.

Santi : “Lanjutin !! qm tuh cakep2 kok malu banget sama cewek”

Aq pun terus menjilad keteknya Santi, yang tadinya biasa aja kini jadi rakus banget.

Santi : “Ar, ar, aq geli udah”

Aq pun gak gubris kata2 Santi. Tubuhku sudah dipenuhi nafsu.

Santi : “Qm suka banget sih, doyan banget sih njilad2 ternyata, sebentar Ar, Sebentar…”

Santi menjauhkan kepalaku dari ketiaknya.. Lalu membuka Tanktopnya dan juga Bra nya..

Santi : “Sini, mimik2 dulu gantian yang dijilad..”

Anjirr.. tokednya Santi putih kemerahan… Aq gak tau ukuran berapa.. Entah A atau B, yang jelas sekepal tangan, Tocil sih tapi gak kecil2 amat… Langsung aja aq nyosor ke payudaranya sampek Santi jatuh tertidur di kasur.. Aq cupang sana sini, Aq jilad sana sini..

Santi :”Ar, qm kayaknya belum pernah ML deh”
Aq (Sambil terengah2 menjilad dada Santi dengan rakus) :”Iya, aq gak bisa Santi, aq malu’an klo sama cewek”
Santi : Oh makanya kok rakus banget kayak gak pernah aja tapi sekarang tuh buktinya qm gak malu, knp tadi malu ??
Aq : yah kan qm yang nawarin. Tadinya ya aq malu.
Santi : hahaha, ya udah lanjutin, enak kan.

Dengan posisi terlentang, Santi mengangkat kedua tangannya ke atas dan menaruh telapak tangannya dibawah kepala sebagai bantal sehingga kedua keteknya terlihat kembali, seolah2 badannya itu adalah hidangan buat aku yg lapar. Tak terhingga aq njilad tubuhnya Santi dengan rakus. Dari payudara, aq jilad, aq remes2, terus ke keteknya lagi. Balik ke payudara lagi, aq hisap dengan bibirku kuat2 pas di daerah ketek dan puting, aq cupang sampek merah semua dst sampek semua badannya penuh lendir ludah aq… Sementara si Santi hanya memejamkan mata seolah – olah menikmati atau gimana aq gak tau…

Aq bener2 merasa udah klimaks. Aq masih pakek baju dan celana dan aq pun mulai menempel dan menekan kontolku ke bagian memeknya Santi. Santi masih pakek hotpen.

Santi: “eh eh eh, ni apa’an nih”
Aq : “iya iya maav cuma jilad2 aja ya. aq ngerti… ya udah aq udah gak tahan Santi aq izin ke kamar mandi, aq jujur aja deh, aq gak kuat. Aq mau onani.”
Santi:”Eeeeeeeee….. enggak enggak qm tuh gimana sih maksudnya, aneh.”
Santi pun berdiri lalu membuka hotpen dan celana dalamnya sehingga dy bener2 bugil.
Setelah itu dia kembali tiduran di kasur dan..
Santi (Sambil menunjuk ke arah meki nya):”Sekarang jilad ini, aq mau qm hisap ini juga”

Glek ! Aq pun sempet terpana dengan kondisi meki nya Santi yang berjembi tapi gak rimbun. Sedengan lah jembinya si Santi ini.
Aq pun mulai dari mencium pahanya, lalu aq tenggelam di mekinya Santi…
Baru kali ini aq merasakan rasanya meki tuh kayak gimana.. Baunya kayak agak2 pesing, rasanya bacin, tapi seperti kata pepatah klo udah nafsu tai kucing pun terasa coklat, Ya q embat juga deh mekinya si Santi..
Aq mencoba menjulurkan lidahku sedalam2ny kedalam mekinya Santi.
Aq jilad dengan rakus. Nafsu itu bener2 sudah seperti di ubun2..
Jembinya Santi aq jilad juga, aq masukin ke mulut seperti menghisap mi instant.
Tanganku mengelus2 pantatnya, sekali sekali ke perutnya lalu payudaranya balik lagi kepantat..
Sementara Santi hanya mendesah2 kecil tanpa berkata sepatah apapun..
Aq merasakan Santi udah orgasme, karena aku merasakan cairan asin..
Tapi aq terusin jilatan lidahku, jembinya aku masukin kemulut. Tapi aq bukan tipe orang yang suka jilad2 anus. jadi hal itu tetep tidak ku lakukan. Aku hisap, aq jilad, ada 1 jam kira2 aku jilad itu. Dari awal aq bangun jam 6, sekarang udah jam 8 lebih seperempat.. lalu keluar cairan asin itu lagi.. lalu aq jilad lagi aq sedot cairan itu sampai kering, bagiku itu cairan cinta, hehehe…

Setelah sekian lama tidak berkata2, Akhirnya keluar juga kata2 dari bibir Santi..

Santi : Ar, qm suka banget sama aq yah, aq mau keluar lagi, qm hisab lagi tapi jangan sampek kering yah, abis itu baru qm boleh masukin.
Aq : haha, qm sepertinya mengalami apa yang dinamakan multiple orgasme, udah berapa kali Santi qm orgasme ??
Santi : ni dah mau yg ketiga, qm isep lagi ya, asin kan ya, tapi jangan sampek kering, nanti sakit klo pas dimasukin..
Aq : “gak apa2 asin, aq cinta qm Santi, jadi gak kerasa.. ”
Dan bener saja, cairan itu keluar lagi.. Aq hisap kembali cairan itu tapi gak sampek kering..
Lalu aq berdiri, gilak dari tadi aku masih pakek baju lengkap.
Aq pun membuka semua armor aq..
Lalu aq menindih Santi dengan tubuhku. lalu aq cium lehernya, dan baru sekarang aku cium bibirnya dengan rakus. Gilak dari tadi ngapain aja sampek gak ciuman bibir. saking asiknya sama Ketek, Payudara, jembut, meki..

Santi : “emphh.. berat Ar..”
Aq : “sorry Santi, Aq …”

Aq gak bisa meneruskan kalimatku lagi.. Aq tindih Santi, tanganku melewati ketiaknya dan memegang pundak belakangnya dan seperti yang saudara prediksi, aq masukin deh tuh … gak begitu sempit.. Dan gak keluar darah…

Aq :”Santi qm udah gak perawan ??”
Santi : Sorry Ar, aq udah pernah dulu SMA tapi cuma 2 kali, knp ? qm baru pertama ya”
Aq : “Oh.. ya gak apa2.. Iya hehe baru pertama sama qm Santi”
Santi : “Ya aq tau aja soalnya qm rakus banget terus juga goyangannya masih kaku, yang lemes dikit Ar..”

Aq pun mencoba untuk lemes tapi tetep aja gak bisa selemes suhu2 disini yang udah tinggi jam terbangnya.
cuma 20 menit keluar deh tuh cairanku…
Aq sampek ngos2an…
Rasanya anget sampek seluruh badan…
Santi yang udah orgasme dari tadi sih nyantai aja, tapi aq langsung ambruk ke tubuhnya Santi dengan posisi burungku yang belum dicabut, hahaha…
Santi membelai kepalaku dengan lembut…
Aq pun masih belum bisa bangun…
Terlalu nikmat saudara2 sampai gak bisa bangun, hahaha….
Jam sudah jam 9 menuju setengah 10…
Lalu Santi bangun. Dan burungku baru keluar dari sarangnya Santi…
Santi berjalan ke kamar mandi…
Aq masih melihat Santi berjalan dari belakang…
Lalu terdengar suara percikan air shower…
20 menit kontolku tegang kembali..
Dengen PEdE aq berjalan kekamar mandi…
Kali ini aq bener2 gak malu..
Aq ketuk pintu kamar mandi.
“dyaahh…”
lalu terdengar suara “bentaaarrr..”
Pintu dibuka dan Santi melihat aq…
dan sepertinya Santi sudah mengerti,

Santi : “haha, mau nambah ta qm ?”
Aq : “Iya Santi aq cinta qm….”
Santi : “Ayok dimamar mandi yuk…”

Aku pun masuk ke kamar mandi dan yah melanjutkan dikamar mandi..
Pokoknya, aq pulang itu jam 12’an siang…
Terus langsung sarapan, Eneergi alamku sepertinya terkuras habis haha..

beberapa minggu kemudian si Santi terdeteksi hamil dan aq tanggung jawab menikahinya..
Santi itu nama asli isteriku. Kepanjangannya rahasia dan namaku depannya “Ar**” hehehe…
rahasia dong. Walaupun suhu gak kenal saya tapi cukup segitu aja deh…

Sorry kalau banyak yang belepotan..
Newbie hanya menceritakan apa adanya…
Ini thread pertama newbie..
Dan ini juga tanpa sepengetahuan Isteri..

Cerita sex : Berbuat Mesum Di Warnet Waktu Mati Lampu

#Mantan #Pacar #Yang #Sekarang #Jadi #Istriku

Perjalanan Kisah Sex Ku Dari Pacar Sampai Tetangga Kost Terbaru Malam Ini

Sekitar minggu lalu saya ke kos cewekku siang-siang sedang membantu dirinya mengecat kamar kos, cewekku juga sudah ijin sama ibu kos bahwa saya akan datang untuk membantunya, dan ibu kos mengijinkan diriku membantu cewekku mengecat kamar kosnya karena memang saya sudah sering kekosnya dan sudah kenal dengan si ibu kos. kebetulan pada hari itu si ibu kos akan pergi bekerja sehingga hanya ada orang 2 saja di rumah kos di lantai 1 yaitu mbak-mbak depan kamar kos cewekku dan cewekku saja..

pada saat aku datang suasana kos nampak hening dan sepi.. saya lihat kamar kos mbak-mbak ditutup pintunya.. kelihatannya tidur karena jendelanya ditutup kain, langsung saja ku bantu cewekku mengemas-ngemas barang dan kemudian mengecat kamar kos pada saat mengecat kamar kos saat giliran cewekku yang mengecat aku pun juga nakal-nakal sedikit dengan meremas
payudaranya dari belakang dengan nakal sesekali..

pacar : ihh sayang nakal ihh.. kalau dilihat mbak-mbak depan kamar gimana..?? hiii….
me : gapapa lahh kan ditutup jendelanya hehe…
pacar : kalo mau ntar aja kapan-kapan.. jangan sekarang soalnya mbak-mbak kos mungkin sudah tau kalo sayang dateng.
me : yahhh padahal udah didalem kos hehe nanggung kalo ga gituan sayang… hehe

setelah bercanda” sambil mengecat.. selesai mengecatpun kami akhirnya memasukkan semua barang-barang yang kami keluarkan sebelumnya dari dalam kamar guna untuk memudahkan mengecat kamar..
sekitar berlangsung 2 jam kita selesai semua dan saya pun capek dan mengantuk… aku ijin tiduran dulu lah dikasur cewekku sekitar 10 meDesin… dan cewekku ijin mandi dulu karena badannya penuh keringat.. yasudah aku tiduran dulu saja…
setelah 5 menit berlalu aku dengar suara pintu mbak-mbak kos dibuka dan lampu dinyalakan.. aku pun keluar dari kamar cewekku dan pura-pura mengambil sesuatu sambil curi-curi pandang kekamar kos mbak-mbaknya.. soalnya aku mikir pasti kalo cewek gak ada cowok pakaiannya pasti serba minim.. dan ternyata benar dugaanku mbaknya hanya menggunakan tankop dan celada dalam saja warna abu-abu sambil menghadap lemarinya (membelakangiku).. saya pun hanya berdiri terdiam melihat pemandangan itu. sebut saja mbak kos namanya “Desi”, setelah mbak Desi membalikkan badannya mbak Desi pun kaget karena aku melihat dia hanya menggunakan pakaian dalam saja.. sontak langsung menutup kamarnya sambil berkata :

Desi : aduh maaf mas aku ndak tau kalau ada cowok di depan kamarku, emang ngapain tok kekos cewek?
me : eh iya maaf mbak aku tadi sedang membantu cewekku mengecat kamarnya jadi aku masuk saja deh.. maaf ya mbak
Desi : iyaudah enggak papa mas cuman aku kaget aja tiba-tiba ada cowok disini

dalam pikirku ku coba aja rayu mbak Desi siapa tau aku bisa melihat pemandangan tadi hehe..

me : mbak kok ditutup pintunya..?? saya tadi kagum sama mbak.. cantik banget
Desi : ahh kamu gombal ahh..
me : beneran mbak.. hehe.. sampai pangling aku
Desi : (sambil membuka pintunya kembali) ahh kamu bisa aja mas.. nanti dimarahin sama ceweknya loh hehe..
me : tenang aja mbak dia lagi mandi kan gamungkin tau hehe

langsung saja ku masuk kekamar mbak Desi ingin melihatnya lebih dekat.

Desi : ehh ehh langsung masuk saja kamu ini emang siapa..?? (sambil dengan nada bercanda) nanti kalau pacarmu selesai mandi gimana..??
me : pacarnya mbak pernah masuk kos gak..???
Desi : belum pernah lahh boro” masuk mas.. kalau kesini selalu kondisni ramai
me : tapi aslinya pengen juga ya mbak..?? pacarnya bisa masuk kos..?? hehe
Desi : ahh kamu ini ngaco haha.. pikir sendiri jawabannya
me : mbak boleh gak aku menggantikan peran yang sebenarnya kalau seandanya pacarnya mbak bisa masuk kos??
Desi : ehh maksudnya..??
me : kayak gini mbak (sambil memutar tubuh mbak Desi kemudian memeras kedua payudara mbak Desi), aku tau mbak.. mbak habis masturbasi kan tadi dikamar tadi aku lihat cdnya mbak basah soalnya
Desi : ehhh… hmmm… ahhh ahh…

mbak Desi hanya diam saja… akupun langsung menidurkan mbak Desi langsung ku perkosa tubuhnya yang indah itu.. ku angkat tanktopnya dan mbak Desi hanya menggunakan bra dan cd saja.. karena aku gak mau lama-lama.. langsung saja ku copot bra dan cd mbak Desi,,, dalam waktu kurang 1 menit sudah telanajng bulat mbak Desi.. dan ku lihat payudaranya menyembul ke atas wahhh… bulet banget,, porsi pas di tangan nih,,,

Desi : mas aku bukain bajunya ya..

mbak Desi pun langsung mengulum penisku sambil jongkok… ahhh… enak sekali sedotan mbak Desi.. cewekku pun kalah.. (mungkin sudah lebih sering dari pada aku dan cewekku).. akupun gak mau kalah.. ku angkat dan ku baringkan dikasur.. kemudian aku colmek dia.. dan dia kelenjotan…

Desi : ahhh ahhh ahhh… uhmmm terus sayang… ahh..

karena aku mendengar suara kamar mandi sudah gebyar gebyur.. aku langsung saja,, kumasukkan penisku sedalam-dalamnya ke dalam vagina mbak Desi.. mbak Desi langsung kelenjotan dadanya diangkat… ahhh enak sekali vagina mbak Desi ini… ku genjot dia dengan cepat.. ahh ahh ah… mbak Desi hanya mampu mengucapkan kata-kata itu saja..
kitapun ganti posisi WOT namun mbak Desi tidur membelakangi diriku…

me : mbak.. aku udah mulai kerasa nih…
Desi : yauda sayang ayok terus sayang… keluarkan ahhh ahhh mbak cepetin yaa….
me : aku pun gak terkontrol lalu aku keluar croot—croot 4x kedalam vagina mbak Desi… namun belum ku cabut.. ku genjot pelan-pelan dulu kudiamkan penisku didalam vaginanya.. sambil meremas” payudara mbak Desi… ahhh sungguh nikmat sekali hari ini..

tak lama kemudian aku dan mbak Desi kaget ternyata cewekku lihat kelakuanku dengan mbak Desi posisi penis masih menancap.. dan ku coba cabut pelan-pelan… dan meluberlah spermaku dari dalam vagina mbak Desi… ahh mampus aku… cewekku matanya berkunang-kunang melihat kejadian itu.. dan sambil raut wajah marah.. diapun langsung masuk kamar sambil hanya memakai handuk saja.. ku masuk kamar dan ku coba ngobrol dengan dia..

me : sayang maafkan aku sayang aku.. aku khilaf sayang..
pacar : kamu tega ya..?? baru ditinggal gitu aja kamu sudah gitu sama cewek lain pakek keluar didalem pula.. sakit tau gak..??
me : aku janji gak bakal gitu lagi sayang aku khilaff sayang maafkan aku.. aku janji… kasih kesempatan kedua sayang..
pacar : (hanya terdiam)

ku coba cium bibirnya dia pun membalas ciumanku sambil menangis.. dan ku lepas handuk yang menyelimuti tubuhnya.. aku diatas dan dia dibawah.. dia sambil menangis namun aku sambil menikmati tubuhnya hehe..
aku coba memainkan vaginanya dan ternyata dia mengerang… keenakan.. udah basah rupanya.. langsung saja ku jilati vaginanya dia hanya bilang ahhh uhhmmm ahhhh… ahhh…
kemudian dia berkata

pacar : kalau pengen gituan harus ada syaratnya
me : apa sayang..??
pacar : perlakukan aku sama kayak mbak Desi tadi
me : kan ini sudah sama sayang..??
pacar : bukaan itu maksudku… tapi kamu wajib keluar didalam hari ini

aku kaget atas permintaannya.. akupun jelas langsung menyetujuinya hehe.. rejeki nomplok gan haha…
langsung aja ku masukkan penisku kedalam vagina pacarku.. ku masukkan sedalam-dalamnya.. dan aku menggenjotnya dari atas saja… ku percepat genjotanku…

pacar : ahh ahh ahh… terus sayang teruss… ahh… perkosa aku sayang..
me : enak yaa sayang uhh uhu.. mhhmmm…

kitapun ganti posisi WOT namun WOT biasanya.. dia menghadap ke aku.. dan dia memainkan irama genjotannya.. uhh.. rupanya dia udah becek banget…

me : sayang ayo terus lebih cepat lebih cepat sayang… terusss…
pacar : ahh ahh ahh ahh…. (sambil croot–croot…)

pacarku squirt di dadaku… cairannya kesana kemari membasahi kasur kami.. kemudian karena aku yang gak tahan akan sensasi squirtnya akupun mengeluarkan spermaku kedalam vagina pacarku dalam keadaan WOT…

me : sayang aku keluar nih… 1….. 2….. 3… ahhhhh… tancepin yang dalam sayang… terussss….
pacar : ahhhh… kluarin yang banyak sayang… hamilin aku sayang….

sambil berciuman posisi pacarku diatas… dan dia juga sambil menggenjot diriku.. pelan-pelan dia mengangkat pantatnya… dan spermaku tumpah turun keatas perutku.. uhhh.. banyak juga rupanya keluar nih aku..

gak disangka aku sama pacarku juga kaget.. ternyata ada mbak-mbak kos lain dari lantai 2 turun.. sebut saja namanya “Tina”, mbak Tina kaget melihat mbak Desi tidur lemas dengan kondisi telanjang sambil mengangkangkan kakinya ada sisa sperma tumpah dari vaginanya.. kemudian juga melihat aku dan pacarku ml.. melihat juga spermaku tumpah dari dalam vagina pacarku..

Tina : ya ampun Desi.. manda (sebut saja pacarku) gak disangka kalian.. ternyata gini ya kalo di lihat dari dalam..?? dari luarnya saja alim banget.. ternyata kalau udah sange gininya..?? emang beda sangenya orang yang udah terbiasa main sama sangenya orang alim ya..??
Tina : dan aku juga gak nyangka ternyata juga udah gak perawan semua toh disini berati..
Desi : “disini”..?? kamu juga berati han..?? (ngomong sambil duduk bersihin sisa sperma)
Tina : haha.. karena sama-sama udah enggak perawan yauda aku jujur aja, iya aku emang udah ga perawan nit.. sama dikuliah ini aku pertama kali ml sama cowokku yg bule itu tau kan..??
me : gapapa mbak santai aja.. aku juga sudah menduga kalo mbak emang sudah enggak perawan haha,,, mbak udah pernah nginep kan dirumah si bule..?? kalo nginep gamungkin kalo gak ml mbak.. apalagi sama bule..
Tina : btw gimana nit..?? enak gak..?? pacarnya manda..?? (aku)
Desi : mau nyoba tah han..?? minta ijin dulu sama ceweknya hehe..
pacar : ehh.. mbak ini bisa aja ahh..
Tina : yauda deh kalo gaboleh aku fotoin loh pose kalian saat ini.. (sambil mengeluarkan hp)
pacar : ehh jangan mbakk pliss jangan..
Tina : yauda.. aku pinjem pacarmu bentar ya.?? boleh gak..??
pacar : main dimana emang..??

aku pun langsung bangun dan langsung saja ku cium mbak Tina di depan kamar mbak Desi dan pacarku… kita berciuman dan ku lucuti pakaian mbak Tina…
uhhh… akhirnya aku bisa menikmati tubuh mbak Tina.. mbak-mbak dikos yang paling cantik di kosnya pacarku.. tinggi sekitar 155 cm.. body proporsional.. boob sepertinya ukuran 34b dan yang gabisa nahan… badannya dari atas sampai bawah putih mulus tanpa cacat dan juga hijabber… uhh.. kalau telanjang sungguh indah pemandangannya. lalu mbak Tina pun tidur dilantai sambil mengangkangkan pahanya dengan sendirinya..

Tina : cepet keburu ibu kos dateng…
me : bentar mbak aku licinkan dulu nih

ku jilati vagina mbak Tina…

Tina : ahhh uhhh ahh…. terus sayang masukin lidahmu kedalam vaginaku sayang… ahhh enak sayang…

manda dan mbak Desi tidur terlelap di kasur masing-masing tidak melihat aksiku dengan mbak Tina didepan kamar mereka rupanya hehe…
langsung saja ku masukkan penisku.. sedalam-dalamnya.. dan ku genjot langsung dengan cepat seperti orang memperkosa…

mbak Tina : uh uh u uh uh… ahhh… hmm… terus sayang lebih cepat…
me : mbak aku udah mau kerasa keluar nih..
Tina : eh bntar dulu.. jangan keluar… (sambil berusaha bangun dan mencopot penisku dari vaginanya)
me : mau ngapain lagi mbak
Tina : ayok dah masukin dan keluarin kedalam… kalau posisi kayak gini mbak bisa squirt..

mbak Tina sambil posisi DS sambil menghadap ke cermin di kamar cewekku… buset aku ml di sebelah cewekku baru pertama kali ini aku melakukan posisi greget ini haha…
lalu ku masukkan dan ku sodok” sambil memerah payudara mbak Tina…

Tina : ahh ahh ahh… ohh yeahh teruss teruss lebih cepat.. udah kebelet pipis nih…

ku cepatkan genjotanku dari belakang… dan mbak Tina teriah… ahhhhh… ouhhh… crott croot… sambil posisi menungging… buset.. semprotannya banyak banget.. seperti ngompol diatas lantai gan… aku pun juga gak kalahh… lalu ku semprotkan juga spermaku kedalam vagina mbak Tina…

me : ahhh… ahh.. mbak enak baneget mbak…
Tina : enakan mana antara kita bertiga..?? hehe…

me : yaa enakan cewekku lah mbak.. hehe.. (walaupun dalam hati memang enakan sama mbak Tina)

mbak Tina kelihatannya emang udah pro banget dalam urusan seks…
setelah itu ku cabut penisku dari dalam vagina mbak Tina.. namun mbak Tina dengan cepatnya menutup lubang vaginanya…

me : loh mbak kenapa kok ditutup..??
Tina : iya gak papa… biar spermanya gak ada yang tumpah.. didalem aja.. terus…
me : kalau hamil gimana mbak..?? ahh mbak Tina nih..
Tina : biarin hehe.. kalau ml.nya sama kamu khusus keluar dalam… sebelumnya emang belum pernah loh keluar dalam cowokku.. tenang aja.. kalau aku hamil aku minta tanggungjawab cowokku bule aja… ntr malem aku minta ml aja sama dia… kusuruh keluar didalem juga,,,

akhirnya kami pun tertidur pulas… dan aku tidur diatas tubuhnya mbak Tina… kita berempat mandi bareng karena kamar mandi kos emang luas…
ahh.. sial… gara-gara mandi bareng aku ngaceng lagi…
mbak Tina yang peka terhadap suasana.. langsung jongkok dan mengkulum penisku didepan hadapan pacarku dan mbak Desi…

Tina : kalian gak ikut juga tah..?? nanggung loh udah ngaceng ini… kalo gak dikeluarin ntar dia ngecess doang…

penisku pun dijilat orang 3,,, ahhh sungguh nikmat banget bagaikan raja… akhirnya aku tak lama kemudian.. croot croot… di wajah mereka bertiga…
mereka langsung meminum spermaku dengan lahapnya…

Cerita sex : Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku

enak banget… hal itu masih berlangsung sekali aja sampai saat ini,,, dan aku-mbak Desi-mbak Tina semakin akrab.. sejak hari itu…
dan bahkan kemarin malah membahas liburan tahun baru.. kita berniat menyewa villa.. dan mau pesta seks di villa itu hehe..

#Perjalanan #Kisah #Sex #Dari #Pacar #Sampai #Tetangga #Kost

Cerita Dewasa Bulan Madu Yang Membawa Bencana Terbaru Malam Ini

Lola usia 35 tahun profesi karyawati sebuah bank pemerintah. Istri seorang staff di pemda kota terbesar di daerah jawa timur. Wanita dari tiga bersaudara bersaudara ini terlihat cantik dan berhijab. Suaminya Jojon dengan usia 38 tahun adalah seorang staff di pemda yang punya kedudukan terjamin di jawa timur.

Keluarga muda mapan dalam ekonomi ini terlihat bahagia. Tapi kesibukkan masing2 membuat pasangan ini tak dapat menikmati bulan madu. Setelah cuti untuk melangsungkan pernikahan yang bisa terbilang mewah dan besar2an itu, mereka langsung disibukkan dengan kerjaan yang menumpuk selama ditinggal cuti.

8 bulan usia pernikahan mereka lalui bersama dengan lika liku yg berhasil mereka berdua lalui. Tidak adanya kesempatan untuk bulan madu setelah pernikahan bukan berarti mereka tidak pernah melakukan kegiatan seks. Kedua insan sebenarnya telah sering melakukan seks sejak pertama kali pacaran. Bedanya selama mereka pacaran mereka hanya sebatas petting dan oral, tidak sampai melakukan penetrasi.

Kegiatan seks mereka setelah menikah pun semakin hangat dan mesra walaupun belum di karuniai buah hati. Bahkan hampir setiap weekend atau setiap hari libur mereka habiskan untuk bercinta.

“Sayang,,, aku pulang nih” kata Jojon.

Jojon baru pulang dari kantornya dengan aura yang membahagiakan. Dia ingin memberikan istrinya dengan sebuah kejutan yang pasti akan membuat istrinya sangat gembira.

“Sayang, kamu dimana?” Tanyanya yang ternyata mendapati rumahnya seperti tak berpenghuni.

Tiba2 terdengar “iyaa sayaaang, aku masih mandi ini. Tunggu bentar yah” suara sang istri dari kamar mandi.

“Owh, iya deh sayang. Aku ganti baju dulu deh kalau gitu” kata Jojon.

Beberapa saat kemudian mereka tampak bersantai sambil menonton televisi. Keduanya tampak sebagai keluarga yang harmonis dan romantis. Keinginan setiap orang yang telah berkeluarga dimana keharmonisan selalu terjaga.

“Sayang, aku punya kejutan buat kamu” kata Jojon.

“Kejutan apa? Paling bunga lagi kan” ucap Lola

Yap, keluarga ini selalu memberikan kejutan disaat yang tidak pernah terpikirkan. Semua itu dilakukan oleh Jojon untuk menjaga keutuhan rasa cinta dan kasih sayang diantara mereka. Bahkan tak jarang Lola sang istri yang ber inisiatif memberikan sebuah kejutan untuk Jojon.

“Enggak lah, udah bosen aku kasi bunga terus. Ini lebih spesial dari bunga” kata Jojon.

“Apa sih? Bikin penasaran aja” kata Lola.

“Bentar ya, kamu tutup mata dulu gak boleh ngintip. Aku mau ambil kejutannya” kata Jojon.

“Ih pake tutup mata segala. Emang apa sih?” Lola pun semakin penasaran.

“Tutup mata dulu makanya sayang” kata Jojon yang diikuti sang istri yang menuruti perintah sang suami yang dicintainya.

Saat kembali dari mengambil kejutan yang ia janjikan kepada Lola itu “udah sayang sekarang buka mata” kata Jojon.

“Mana kejutannya? Ih mulai bohong nih sekarang” Lola melihat Jojon yang ada didepannya itu kembali tanpa membawa apapun.

“Ih kata siapa aku bohong. Bentar yah” kata Jojon sambil mengambil sesuatu dari saku celananya.

“Ini kejutannya” kata Jojon sambil menunjukkan sebuah voucher liburan.

“Kita liburan sayang? Yeeeeee” kata Lola.

“Iya sayang, kita dapat liburan dari atasan aku sayang” kata Jojon.

“Wah liburan kemana nih sayang? Ke pulau yah? Yeeeeessss makasih sayang muuuuach” Lola yang terlalu gembira itu tiba2 memberikan ciuman yang sangat indah untuk Jojon.

“Mmmmh nanti aja ciumnya sayang, nanti ak pengen hehehe” kata Jojon.

“Hehehe emang kamu gak mau?” Tanya Lola sambil menggoda Jojon.

Jojon memberikan sebuah paket liburan yang ia dapatkan dari pemberian atasan Jojon atas kinerja Jojon yang terbilang sangat baik di kantornya hingga membuat atasan Jojon memberikan sejumlah penghargaan termasuk paket liburan kepada Jojon sebagai tanda kebanggaan atasannya terhadap Jojon. Itulah sebabnya liburan ini Jojon manfaatkan sebagai bulan madu yang urung ia laksanakan akibat padatnya jadwal pekerjaan mereka.

“Yaudah kalo gitu besok aku coba minta cuti ke bos buat akhir bulan ini sayang” kata Lola.

Dirinya tak ingin mengecewakan Jojon yang sudah bersusah payah hingga mendapakan sebuah hadiah dari atasan Jojon.

“Iya sayang, semoga kita jadi bulan madu akhir bulan ini yah” kata Jojon penuh harap.

“Sekarang sebagai tanda terima kasih aku ke kamu. Aku mau kamu diem gak boleh banyak gerak.” Kata Lola.

Jojon menuruti kemauan istrinya itu dan tiba2 istrinya membuka celana pendeknya dan mengeluarkan kontolnya yang masih lemas itu dari sarangnya. “Ih belum bangun tititnya. Sini ak bangunin dulu” kata Lola sambil mulai mengocok kontol Jojon.

“Aaaaaah enak sayang. Kamu pinter banget muasin suami” kata Jojon setelah kontolnya masuk ke mulut Lola.

Lola semakin lahap memasukan kontol Jojon. Bahkan tak banyak bicara Lola langsung menarik turun celana pendek sekaligus celana dalam suaminya hingga terlepas.

Jojon sendiri menikmati kebinalan sang istri yang sedang mengoral kontolnya. Bagaimana tidak, saat dirumah pun ia memakai jilbab bahkan saat mereka ngeseks pun Lola tetap memakai jilbabnya. Lola tahu dengan ia memakai jilbab Jojon akan menjadi buas saat diranjang.

Dan seperti sekarang saat Lola menikmati kontol Jojon pun jilbabnya tetap terpasang di kepalanya. Jojon semakin terangsang melihat istrinya. Dan Lola pun semakin berani dengan manjilati kantung telurnya hingga ke lubang pantat Jojon.

“Uuuuh sayaaang enaaak bangeeet aaaaah aaaah kamu jadi nakal sekarang, aaaah aaah enak sayaaaang” Jojon kelonjotan menikmati serangan dari lidah Lola.

Lola terus memberikan service mulut yang ia ketahui dan ia terapkan ke suaminya. “Enak sayang? Tititnya udah basah nih hehe mmmhhh sssllrpp sssllrrp” celotehnya dan kembali memberikan oral lagi.

“Enak banget sayaang uuuh ssshh ssshhh” desah Jojon.

Lola pun mengocok kontol Jojon dengan jilbabnya yang berbahan lembut itu hingga membuat Jojon makin kelonjotan merasakannya.

Setelah dirasanya cukup Lola pun melepas semua pakaian yang ia kenakan hingga menyisakan jilbab kuning dikepalanya. Jojon yang melihat istrinya telanjang dihadapannya ikut melepas kaos yang ia kenakan. Detik berikutnya Lola memberikan ciuman pada bibir Jojon. Mereka tampak sangat romantis melakukan ciuman. Jojon memperlakukan Lola dengan sangat lembut.

“Kamu bener2 bikin aku jatuh cinta sayang mmmmh mmmhh” ucap Jojon disela2 ciuman mereka. Lola pun membalas dengan sebuah senyuman manis. Sementara tangan Lola terus mengocok kontol Jojon yang telah tegak menjulang.

Jojon tak tahan jika hanya berdiam diri menikmati serangan yang dilancarkan oleh istrinya. Tangannya dengan sigap memberikan remasan lembut pada toket Lola hingga membuat Lola seakan terbang melayang merasakan perlakuan Jojon.

“Mmmh sayaaang teruuus aaaaah aaahh aaaauwh isep pentilnya saayaaaang aaaah” desah Lola

Jojon langsung melumat toket istrinya, hingga pentil imut berwarna coklat itu mencuat menegang seakan ingin merasakan kelembutan hisapan Jojon. Lola merasakan sensasi luar biasa dari hisapan yang dilakukan Jojon pada puttingnya.

“Saayyyaaaang geliii bangeeet uuuh iseep teruus sayaaang” desah Lola. Tangan Jojon terus turun hingga ke pantat Lola dan meremas pantat Lola yang indah membulat kencang dan mulus. Cukup lama Jojon menikmati tubuh Lola tanpa penetrasi tapi karena tubuh Lola yang terlalu sensitif menerima rangsangan dari Jojon hingga Lola dapat merasakan puncak orgasme.

“Aaaaaaaarggghh sayaaang akuuu nyampeeeeee aaaaah aaah” erangnya saat orgasme.

“Wah kamu baru diisep gitu udah keluar sayaang” kata Jojon.

“Aku gak tahan sayaaang, gelii banget jadi gak tahaan. Lagian kamu semangat banget ngisepnya” kata Lola.

“Siapa yang gak semangat kalo ngeliat pentil kayak gini sayaaang mmmh mmmh” kata Jojon diikuti dengan menghisap pentil Lola.

“Aaaauwh udah sayaaang gantian, kamu belum keluar kan” kata Lola.

“Lanjutin di kamar aja kalo gitu, yuk” ajak Jojon yang ditanggapi dengan sebuah anggukan dan sebuah senyuman manis yang menghiasi wajah cantiknya. Lalu Jojon menggendong istrinya ke arah kamar pribadi mereka.

Di kamar itu Jojon lalu merebahkan tubuh Lola di ranjang besar mereka. Dan kini Lola yang pasrah menikmati serangan Jojon, setelah orgasme tadi tubuhnya menjadi lemas. Jojon kini mulai menjilati memek istrinya yang bersih terawat dan gundul tanpa bulu.

Lola kelonjotan menikmati jilatan sang suami “aaaah sayaaaang teruuus uuuuh jilat sayaaang aaah enaakhh” erangnya yang terdengar semakin keras. Sementara Lola meremasi toketnya sendiri dan memainkan puttingnya.

Jojon lalu merubah posisinya menjadi saling menjilati kemaluan masing2. Lola yang melihat kontol Jojon ada di depannya langsung memasukkannya ke mulutnya dan menghisapi dengan kuat.

“Aaaauwh enaaak sayaaang jilat memek aku sayaaang uuuuh iyaaa disituuuh uuuuh enaaak sayaang” desah Lola.

Puas melihat memek istrinya yang sudah mulai basah mengkilap Jojon memposisikan dirinya di antara paha Lola yang telah dibuka lebar. Lola pun bersiap menyambut kontol sang suami masuk ke memeknya “aaah masukin sayaaang, aku siaaap mmmmmh” erang Lola.

Detik berikutnya kontol Jojon melesat masuk membelah memek Lola tanpa hambatan apapun. Jojon merasakan jepitan memek Lola yang kencang dan licin disertai ludahnya yang sebelumnya ia jilati.

“Kamu cantik sayaaang, apalagi kalo lagi kayak gini aaaah” puji Jojon melihat istrinya menikmati tusukan kontol Jojon.

“Aaauwh uuuh uuuhh mmmmh kamu nakaal ihh aaaah enaaak sayaaang” desah Lola.

Lola terus menikmati setiap tusukan dan sensasi yang ditimbulkan dari setiap gesekan di dalam memeknya. Sementara Jojon mulai meningkatkan tempo tusukannya.

“Aaah iyaaa sayaang yang kenceeeng uuuh nikmaaat aaaauwh aaaaah aah ssssh enak bangeet” desah Lola.

Detik berikutnya Jojon sudah berada did bawah sedangkan Lola mulai memasukkan kontol Jojon ke memeknya. “Mmmh saaayaaang enaaak uuuh” erang Lola saat kontol itu masuk.
“Goyang sayaang, uuuhhh enaak” desah Jojon.

Lola bak wanita yang sedang menaiki kuda pacu yang sedang berlomba, tapi bedanya Lola berlomba menggapai puncak kenikmatan. Jilbab Lola yang ada dikepalanya mulai basah terkena keringat birahinya.

“Aaaauwh saayaaaang kamu seksiii bangeet uuuhh uuhh uuuhh” celoteh Jojon. Lola tidak menanggapi komentar suaminya dan terus menggenjot kontol sang suami.

Jojon meremasi toket Lola yang bergoyang mengikuti irama hentakan genjotannya. “Sayaang aku gak tahaaan mauu keluaar aaah aah aaah” desah Lola.

“Keluarin ajaaa sayaaang uuuh enaak bangeeet memek kamuu” kata Jojon

Beberapa detik kemudian Jojon melihat tubuh istrinya mulai menegang diikuti hentakan orgasmenya srrrrr sssrrrrr sssrrrrr “akuuu nyampeee sayang mmmmh mmhh” kata Lola.

“Enak yah sayang? Sampe kayak gitu orgasmenya” tanya Jojon.

“Iyaa sayang aaaah akuuu capek sayaang uuh tapi kamu belum keluar yah?” Kata Lola dan disertai goyangan yang masih ia lakukan, seakan Lola tak ingin kehilangan rasa kenikmatan yang berada di memeknya.

“Gapapa sayang, kita istirahat bentar nanti lanjut lagi” Jojon memang selalu pengertian bagaimana kondisi istrinya. Dia tidak ingin egois menikmati indahnya bercinta sendirian.

“Ak masi kuat kok sayang, ayo lanjut lagi” ajak Lola

Tanpa banyak bicara Lola langsung memposisikan dirirnya dengan menungging di sebelah Jojon. Jojon yang melihat itu segera bangun dan paham apa yang diinginkan itrinya. Dan blees… kontol Jojon pun masuk ke dalam memek Lola.

Lola yang sudah lelah hanya pasrah menerima tusukan kontol antn yang kian lama kian kencang.

“Aaaauh saayaaang pelaan2 aaaah aaaah aaah enaak aaah” erang Lola.

“Mmmh enak sayang, memek kamu bikin aku ketagihan” kata Jojon

Jojon terus memompa memek Lola dan meremasi pantatnya yang membulat kencang. Tusukan Jojon semakin gencar dilakukan hingga membuat erangan Lola semakin keras tak kuasa menahan nikmat.

“Aaaah sayaaang pelan2 akuu bisaa keluaar lagii nantii aaah aaah aaah aaah” desah Lola.

Jeritan erangan Lola semakin membakar birahi Jojon. Ia sangat suka mendengar erangan istrinya yang keras.

“Saaayyyaaang aku mauu keluar lagii aaah aaah” erang Lola.

“Tahan sayaang akuu jugaa mauu keluuaar uuuhh uuuuh uuh enak banget memek kamu” celoteh Jojon.

Dan mereka pun menegang bersamaan, crooot crrroooot crooot sperma Jojon mengalir deras ke dalam memek Lola. “Aaaargh aaaarrgh enaaak sayang” erang Jojon yang juga merasakan siraman orgasme Lola pada kontolnya. Lola pun telungkup lemas setelah orgasmenya dan diikuti Jojon yang jatuh ke punggung Lola. Dan mereka tertidur pulas setelah bercinta hebat.

Keesokan harinya setelah menjalani rutinitas kesehariannya seperti biasa mereka berkumpul di ruang tengah sembari menonton serial televisi. “Gimana sayang? Bisa cuti kah minggu ini?” Tanya Jojon.

“Tadi aku udah bicara sama atasan aku sayang hasilnya di bolehin sayang hehehe jadi kita bisa honey moon minggu ini” jelas Lola dengan penuh semangat.

Setelah obrolan tentang rencana bulan madu mereka pada akhir minggu. Mereka melanjutkan dengan bercinta. Jojon memang memiliki hasrat birahi yang sangat tinggi. Apalagi jika melihat Lola sang istri birahinya pasti tidak akan pernah surut selama berada disamping Lola. Beruntung bagi Lola dia memiliki suami yang dapat memuaskan aktivitas seksnya.

Di akhir minggu saat yang sudah ditentukan untuk bulan madu mereka dalam perjalanan menuju lokasi tempat wisata di selatan pulau jawa timur. Tempat wisata ini berupa sebuah pulau dengan keindahan bawah laut yang menjanjikan. Belum banyak wisatawan yang tau tempat ini. Hanya beberapa penduduk yang menetap tinggal di pulau ini. Sebagian besar pulau ini masih ditumbuh hutan.

Setiba di pulau dan menginap di sebuah motel di pulau itu, mereka beLolasiatif untuk menaruh barang bawaan mereka dan beristirahat sejenak menikmati suasana sunset dari balik motel yang mereka tempati. Suasana romantis ini menambah kemesraan dan kehangatan hubungan mereka.
Keesokan harinya mereka sepakat berjalan dan berlayar dengan perahu nelayan menyusuri hutan bakau di pulau seberan. Mereka menyewa sebuah perahu nelayan untuk beberapa hari di pulau itu. Nelayan itu bernama Fadil berusia 60 tahun yang merupakan penduduk asli pulau itu.

Selama perjalanan menyeberangi lautan ke pulau itu pasangan ini amat bersuka cita. sebab mereka lepas dari rutinitas membosankan dan hiruk pikuk kota. Kegiatan yang sangat menjenuhkan itu hilang setelah melihat suasana indah di tempat yang mereka gunakan untuk bulan madu.

“Wah kalian pasangan baru yah? Lengket banget pak..” kata pak Fadil

Nelayan itu sebenarnya iri melihat kemesraan antara Jojon dan Lola. Bagaimana tidak, faktor ekonomi lah yang menyebabkan pak Fadil jarang pulang ke pulau jawa dimana istrinya berada di kampung.

Pak Fadil di tempat wisata itu untuk mencari uang, pekerjaan sebagai nelayan hanyalah sebagai usaha sampingan disaat tempat wisata itu sepi oleh pengunjung. Dan efek dari istri yang berada jauh disana ini mengakibatkan pak Fadil tidak ada tempat untuk melampiaskan nafsunya secara halal. Sering sekali pak Fadil membayangkan dirinya sedang menyetubuhi pegawai tempat wisata disana tapi kesetiaannya pada istri membuat dia takut mengkhianati istrinya.

Mereka keasyikan menikmati perjalanan hingga tanpa mereka sadari cuacanya menjadi buruk. Angin kencang di laut itu membuat perahu mereka terombang ambing. Hingga muncullah gelombang besar dan “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!” Teriakan mereka bertiga saat perahunya di hantam gelombang setinggi 5 meter yang menenggelamkan kapal mereka.

Lola dan Jojon terpisah jauh dari perahu yang mereka tumpangi sedangkan perahu mereka masih ada dengan kondisi terbalik dan pak Fadil tak jauh dari perahunya. Lola yang masih shock melihat itu akhirnya pingsan dan hanyut. Beberapa lama kemudian Lola dan pak Fadil terdampar di pulau yang mereka tuju dalam kondisi pingsan.

Mereka tergeletak pingsan dan Pak Fadil membangunkan Lola dari pingsannya. Setelah sadar Lola bersama Pak Fadil berusaha mencari Jojon, mereka berharap Jojon juga terdampar di pulau itu. Mereka menyusuri pinggiran pulau dengan perasaan sedih dan kuatir.

Di tengah pencarian ia berharap menemui penduduk setempat yang menjaga pulau itu dan beberapa gubuk yang ada di sekitar pinggir pulau. Mereka menyusuri pulau itu memastikan Jojon juga terdampar di pulau itu.

Hingga malam menjelang mereka tetap tak menemukan Jojon. Pak Fadil pun menyarankan Lola untuk kembali ke pulau dan melapor pada pihak berwajib. Namun hujan turun dengan derasnya hingga mereka berdua basah kuyup. Malam itu dengan kekhawatiran Lola, pak Fadil berusaha menenangkan dan berteduh di salah satu gubuk warga.

Hingga esoknya hujan tetap tak berhenti dan mereka terjebak didalam pulau itu. Pak Fadil berusaha mencari makanan apa saja yang bisa mereka makan agar bisa bertahan “makan dulu non, nanti kita cari suami non Lola lagi. Sekarang non makan dulu biar gak sakit” ujar pak Fadil yang sedikit iba melihat perasaan Lola.
Hingga akhirnya di hari ke 7 mereka tetap terjebak di pulau yang ternyata tidak berpenghuni dan tetap berusaha mencari Jojon. Uasaha mereka tak membuahkan hasil. Lola amat simpati pada sikap dan pengorbanan nelayan itu, sedikit banyak pak Fadil tetap berusaha membantunya mencari Jojon. Pak Fadil pun berusaha membantu Lola mencari suanminya sebab bagaimanapun kejadian ini adalah tanggung jawabnya juga.
“Non Lola kedinginan yah? Kok menggigil gitu” tanya pak Fadil.

“Gak tau pak. Ini badan aku gak enak banget rasanya” jawab Lola.

Ternyata pencarian suami Lola ini membuat tubuhnya drop. Selain shock Lola juga terus memikirkan keadaan Jojon suaminya yang entah ada dimana sekarang. Bahkan Lola tidak tau apa Jojon masih selamat atau tidak.

“Saya cari obat tradisional dulu deh buat non. Daripada nanti kenapa napa non” tawar pak Fadil.

“Iya pak, terima kasih. Maaf sudah terlalu banyak merepotkan bapak” kata Lola.

“Gapapa non ini juga tanggung jawab bapak. Sekalian bapak cari bantuan mungkin ada orang yang datang ke pulau ini” kata pak Fadil. “Saya tinggal dulu non” tambahnya

Pak Fadil pun pergi mencari obat tradisional yang mungkin bisa digunakan untuk Lola agar kondisinya lebih baik. Hampir setengah hari pak Fadil meninggalkan Lola di gubuk akhinya ia kembali dengan sebuah ramuan.

“Ini non diminilum dulu. Mungkin non bisa jadi enakan.” Kata pak Fadil dengan memberikan ramuan itu.

Lola benar2 tidak berpikir negatif karena selama ini pak Fadil selalu berbaik hati padanya. Pak Fadil sendiri ikhlas dengan senang hati membantu Lola yang terkena musibah. Setelah meminum ramuan itu ternyat membuat efek ngantuk yang amat sangat pada Lola.

“Yaudah non tidur aja, saya akan cari makanan buat non” kata pak Fadil dan meninggalkan Lola yang mulai tertidur.

Saat kembali dari mencari makanan pak Fadil melihat Lola yang masih tertidur pulas. Anehnya dia mulai tergoda saat melihat gundukan yan terlihat besar didada Lola. Pak Fadil berusaha menghilangkan birahinya.

Setelah menyiapkan makanan untuk Lola, pak Fadil membangunkan Lola. Tetapi setelah berada disamping tubuh Lola “aduuuh, cantik banget non Lola. toketnya gede lagi, coba kalo istrinya kayak gini udah bapak entot tiap hari ini.” Gumamnya dalam hati.

Entah setan dari mana pak Fadil meremas toket Lola dengan lembut. “Mmmmh gede banget. Kenyel lagi” celoteh pak Fadil.

Pak Fadil terus meremas dan meraba toket Lola yang masih tertidur. Pak Fadil semakin tidak bisa menahan lagi nafsunya dan mulai melepaskan semua pakaian yang ia kenakan. Pak Fadil sudah tidak peduli lagi dengan kesetiaan yang selalu ia jaga untuk istrinya. Bahkan kondisi Lola yang sedang kalut juga sudah tidak ia pikirkan lagi. Yang terpenting sekarang bagaimana memuaskan kontol kesayangannya yang sudah lama tidak merasakan memek wanita. Terlebih wanita seperti Lola dapat memberikan imajinasi lebih selama mereka di pulau.

Setelah menelangi diri, pak Fadil lalu mengocok kontolnya di dekat wajah cantik Lola yang terbalut jilbab hitamnya. Sedangkan tangannya tak berhenti meremas dada Lola. Pak Fadil masih takut untuk berbuat lebih jauh.

“Aaah non Lola cantik banget aaaah aaah aaaah aaah enaak” celoteh pak Fadil.

Lola mulai menggeliat saat pak Fadil meremasnya dengan sedikit keras. Pak Fadil menghentikan sebentar, khawatir Lola tau apa yang ia perbuat. Lola terjaga dari tidurnya saat dirasakannya ada yang meremasi toketnya. “PAK Fadil, APA YANG BAPAK LA…mmmmh mmh mmmmh” teriaknya yang tertahan oleh sumpalan kontol pak Fadil.

Pak Fadil yang panik melihat Lola terbangun langsung memasukkan kontolnya sedalam mungkin. Lola yang tidak siap mendapat serangan itu langsung berontak dan memukul mukul tubuh pak Fadil. Tapi apa daya Lola sendiri masih lemas karena kondisinya sendiri sedang tidak fit jadi usahanya menjadi sia sia. Dan remasan pada toketnya pun semakin menjadi jadi.

“Maaf non, bapak bener2 gak tahan ngelihat tubuh non. Awalnya tadi bapak cuma mau mejuin wajah non Lola. Tapi ternyata non sudah bangun duluan uuuh enaak banget sih mulut non” celotehnya. Lola yang mendengar itu tak kuasa menahan air matanya. Ternyata pak Fadil mempunyai sifat bejat yang selalu dipendam. Mendengar perkataan pak Fadil Lola hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Ia tak mau mendapatkan musibah lebih lagi.

“Non Lola kalo mau teriak silahkan aja. Di pulau ini gak ada orang selain kita. Kalo mau lari silahkan toh non Lola gak bisa keluar dari pulau ini. Jadi kalo mau selamat mending pasrah aja dan nikmati apa mau bapak. NGERTI!” Ancam pak Fadil.

Akal sehat Lola bekerja dan memang tak ada pilihan lain. Sudah seminggu lebih ia tak bisa keluar dari pulau ini. Lola pun hanya mengangguk terpaksa menuruti kemauan pak Fadil sambil terus menangis meratapi nasibnya yang selalu tidak pernah mengenakkan.

“Bagus. Non emang pinter” kata pak Fadil sambil kembil memompa mulut wanita berjilbab ini. Lola pun tak banyak melawan mendapat perlakuan seperti itu. Bahkan kini kaos lengan panjang itu mulai disingkap hingga menampakkan toket bulat dan putih itu. Pak Fadil juga menyingkap bh putih dan membuat toketnya terbuka.

“Wah non bener bayangan pak Fadil. Toketnya gede banget. Udah kenyel, bulet, kenceng, mulus, putih lagi. Sering di remes yah non? Berapa ukurannya?” Celoteh pak Fadil.

“Mmmmh mmmmh mmmh” desah Lola tertahan kontol pak Fadil.

Pak Fadil terus meremas dan menarik2 putting Lola sembari memompa kontolnya di mulut Lola. Sampai pada beberapa saat kemudian pak Fadil menghentikan kegiatannya dan mengeluarkan kontolnya yang berwarna hitam dari mulut Lola.

“Sekarang non Lola yang pilih mau bapak perkosa atau non yang mau menawarkan diri ke bapak buat dientot” kata pak Fadil.

“Ja.. jangaan pak hiks.. hiks.. jangan permalukan saya pak.. Lola mohoon.. Lola gak mau” jawabnya sambil menangis.

Tapi jawaban itu dianggap bahwa dirinya memilih untuk diperkosa. “Hhmmm jadi non lebih milih diperkosa? Baiklah” kata Jojon

“Ja..jangan aaaah ampun pak lepasin Lola pak aaaah aaah” desah Lola saat pak Fadil menduduki dadanya dan menempatkan kontolnya d belahan toketnya. Lola memalingkan wajahnya, ia tak mau melihat pak Fadil yang sedang mengerjai toketnya.

“Aaaauwh non Lola emang mantep toketnya. Nanti bapak kawinin yah jadi istri bapak yang kedua biar bisa dipejuin tiap hari” celoteh pak Fadil yang keenakan.

Dengan penuh semangat pak Fadil menggesek2an di belahan toketnya bahkan sesekali kepala kontolnya menyentuh dagu Lola. “Non buka celananya. Lepasin semua” perintah pak Fadil.

Lola pun dengan perlahan mulai melepaskan celana panjang jeans yang ia kenakan diikuti dengan celana dalam putihnya sehingga menampakkan memeknya. Baru kali ini Lola memperlihatkan bagian2 tersembunyi dalam tubuhnya kepada orang lain. Sungguh beruntung pak Fadil yang bisa memanfaatkan keadaan.

Pak Fadil pun lalu turun ke daerah selangkangan Lola. Disana pak Fadil mulai menjilati memek Lola hingga kelonjotan. “Aaaaah udaaah paakhh cukuup Lolai gak mauuu aaaah aaaaah lepasin Lola pak” erang Lola.

Dan tiba2 tiga jari pak Fadil masuk dengan paksa ke dalam memek Lola. Lola pun tersentak kaget merasakan memeknya yang seminggu belum pernah dimasuki kini tiba2 di rogoh oleh pak Fadil. “Aaaaauh paaakhh aaah mmmh mmmmmh udaaaah pak” erang Lola.

Pak Fadil tidak memperdulikan teriakan erangan Lola. Ia terus berkonsentrasi dengan kegiatannya. Dan tak selang lama srrr ssrrrrr ssssrrrr Lola orgasme hebat. “Aaaaaaaaaaarrgh Lola nyampee pak” teriaknya.

Orgasme yang telah lama ia rasakan kini ia dapatkan lagi. Sayangnya itu bukan dari suaminya tapi dari nelayan yang telah bernafsu memainkan memeknya. “Enak yah non? Sampai kayak gitu hehehehe” ejek pak Fadil.

“Kalo mau cepet entot aku pak. Sini kalo kontol bapak kuat” tantang Lola.

Lola seakan sudah lupa siapa dirinya. Tapi ia berpikir tak ada gunanya melawan di tempat seperti ini. Lebih baik ia selesaikan nafsu pak Fadil agar semuanya cepat berakhir. Sedangkan pak Fadil yang di tantang seperti itu tanpa banyak bicara langsung menusuk kontolnya dengan keras dan dalam.

“Aaaaaaarggh sakiiit bangssssaaaat aaaaah aaaaah aaaah pelan paaakh” teriaknya.

Lola telah berubah menjadi liar. Kata2 kotor dan kasar yang ia lontarkan sungguh tidak seperti Lola yang biasanya, yang selalu sopan dalam berbicara dan bersikap. “Nih non rasaain aaaah enaknya kontol bapak aaaaah aaah sssh uuuhh” komentar pak Fadil.

Dengan kasar terus pak Fadil pompa memek wanita berjilbab itu. Dengan segala posisi pak Fadil peragakan. Dan sudah berulang kali pula Lola mencapai orgasme. Tapi pak Fadil belum juga menunjukkan tanda2 akan klimaks.

Pak Fadil meminta Lola untuk menungging. Lola sendiri telah kehabisan tenaga meladeni nafsu pak Fadil. “Aaaah aaaaah enak banget memeknya non aaaah ahh enak kan di kontolin bapak?” Celoteh pak Fadil.
“Aaaaah aaah ssssh ssssh aaaah aaah” Lola hanya bisa mendesah.

Tiba2 untuk kesekian kalinya Lola mulai menegang lagi, jepitan memeknya semakin erat menjepit kontol pak Fadil. Dan sssrrrr ssssrrrrr ssssr Lola kembali lemas setelah orgasme dan akhirnya pingsan kehabisan tenaga.

Sementara pak Fadil yang akan mencapai klimaks itu terus menggenjot memek Lola dan crroooot crrooot crrrooot sperma pak Fadil mengalir deras ke dalam rahim Lola. Dan malam itu pak Fadil menjadikan Lola sebagai pemuas nafsunya. Pak Fadil terus menggenjot Lola dan menyemprotkan spermanya ke toket, perut, punggung, wajah bahkan hingga ke jilbab Lola.

Pagi harinya Lola terbangun dari pingsan dan merasakan badannya seperti remuk tanpa tulang. Saat ia membuka mata dia melihat pak Fadil tertidur kelelahan disampingnya dengan kontolnya yang masih menancap di memeknya. Dan ia melihat di tubuhnya penuh dengan sperma pak Fadil.

Cerita sex : Perjalanan Kisah Sex Ku Dari Pacar Sampai Tetangga Kost

Hingga akhirnya Lola pun menerima Pak Fadil yang terus memberinya kehangatan disaat jiwa nya sedang bimbang kehilangan Jojon sang suami. Pak Syamsir pun terus memberi kehangatan ragawi dan memberikan kepuasan bathin yang tidak di dapatkan Lola dari suaminya.
Hingga akhirnya suaminya memang di nyatakan hilang dan Lola pun menetap di pulau itu dan hidup bersama pak Fadil. Menjalani kehidupan yang berbeda.

#Cerita #Dewasa #Bulan #Madu #Yang #Membawa #Bencana

Adik Keponakan Ku Yang Centil Dan Sexy Terbaru Malam Ini

Kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.

“Kringg.. kring..” suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.

Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.

Aku bertanya, “Cari siapa dik..?”

Dia balas dengan bertanya, “Benarkah ini rumah paman Mail..?”
Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi. “Adik ini siapa?”

Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, “Benar, ini rumah paman Mail,” sambungku lagi. Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.

Aku bertanya lagi, “Adik ini siapa sih..?”

Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, “Namaku Naomi,” kata-katanya terhenti,

“Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Mail.”
“Oh iyah..” aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.
“Silakan masuk,” kataku.

Aku persilakan dia masuk, “Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.”

Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.

“Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?”
“Hihihi..” dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.
“Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah?” sambungnya.

Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, “Kog adik tau nama abang?”
Lalu dia tertawa lagi, “Hihihi… ..tau dong.”
“Masa abang lupa sama aku?” lanjutnya. “Aku Naomi, bang. Aku anaknya tante Elen,” celotehnya menjelaskan.
Aku terkejut, “..ah.. jadi kamu anaknya tante Elen?” tambahku.

Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Elen punya anak, namanya Naomi. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Naomi kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun.

Sekembalinya dari Australia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.

Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, “Bagaimana kabar mamamu?” tanyaku.
“Baik…” jawabnya.

Kemudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.

Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, “Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?”
Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

Tiba-tiba dia bicara, “Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.”

Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, “Ternyata tante Elen punya anak cantik juga.” dia hanya tersenyum saja.

“Paman Mail kemana bang?” dia bertanya membuka keheningan.
“Belum pulang kerja.” jawabku.
“Hmmm…” gumamnya.
“Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang!” memastikan.
“Iya… oke.” jawabku pasti.
“Jangan lupa yah..!” lebih memastikan.
“Iya..” aku tegaskan lagi.

“Oke deh.. kalau gitu Naomi pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama.” jelasnya. “Pamit yah bang!” tambahnya.
“Oke deh,” mengiyakan. “Hati-hati yah!” sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.

Dia hanya tersenyum menjawabnya, “Iya bang…”

Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.

“Waduh… buat apa itu tadi?” tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.
“Abang ganteng deh,” jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.

Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna.

Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.

“Mumpung rumah sepi… kesempatan nih..” pikirku dalam hati.
Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.
Dia mendesah, “..ahh..hem..”

Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.

“Seperti penyanyi saja,” gumamku dalam hati.

Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum.

Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.

“Jangan bang..! Jangan bang..!” dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.

Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat.

Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran.

Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya. Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.

“Ahh.. ohh.. yaa..” desahnya.

Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.

“Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh..” terdengar suara desahya.

Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.

“Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar..” desahnya.
Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.

“Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr..” dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.

Kubuka kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kira-kira 14 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan.

Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

“Aduh.. sakit bang.. sakit..” rintihnya.

Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard).

Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.

“Aduh.. sakit bang…”

“Tahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya…” bisikku di daun telinganya. Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar masuk semua.

“Slupp.. blesss..” dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

“Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang..” pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.

“Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang!” kakinya dililitkan ke leherku.
“Ahh.. yaa..” rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.

“Selupp.. selup..” suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.

“Yahh.. aouuhh… yahh..” suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.
“Bang.. enak bang.” kusodok terus.
“Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang..” dia terus berkicau keenakan, “oohh.. yahh… aouuhh.. yaa.. i coming.. yes..” terus dia berkicau

Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam hutanya semakin kuat. Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.

“Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang..” dan, “Slerrrr…” dia keluar, terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.

Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, “Yahh.. aouuu.. yahh..” ada denyutan di kepala ucokku.

“Yahh.. ahhh..” aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.
Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.
“Terima kasih..” aku ucapkan.

Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.

“Aduh..” gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. “Ahh.. aouhhh.. yaaa.”

“Crottt.. croottt.. crottt..” kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.

Kami terus bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Naomi mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.

“Terima kasih yah bang,” aku tersenyum saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya, “Kapan-kapan kita main lagi yah!”

Dia hanya tersenyum dan, “..iya,” jawabnya.

Cerita sex : Cerita Dewasa Bulan Madu Yang Membawa Bencana

Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.

#Adik #Keponakan #Yang #Centil #Dan #Sexy

Cerita Dewasa Ngentot Di Toilet Terbaru Malam Ini

Saat itu aku sedang diminta menjaga rumah adik, karena keluarganya akan pergi hingga sore dan Eren Renggal di rumah, karena kondisi perutnya yang kurang baik. Menjelang keberangkatan keluarga adik, aku sudah datang di sana.

“Mas..Eren di rumah, perutnya agak kurang beres. Mis yang tak bawa“, adikku memberi tahu. “Oo..ya“, jawabku. Tak berapa lama mereka telah berangkat. Aku bergegas memasukkan sepeda motor ke dalam rumah. Eren lalu mengunci pagar. Aku masuk rumah lalu cepat – cepat duduk di depan komputer, browsing, karena suami adikku memasang internet untuk mendukung pekerjaannya. Mengecek email cari info ini itu dan..tentunya get into DS..he3x. 10menit kemudian Eren menyajikan segelas es teh untukku.

“Makasih ya Ren“, ucapku. “Iya Pak..silakan diminum“, kata Eren. Pembantu – pembantu adikku memang dibiasakan memanggil “Pak“ pada saudara – saudara majikannya, padahal terdengar sedikit asing di telinga.

Eren lalu kembali ke dapur, aku lalu meminum es tehnya, “Hah..segernya“, cuaca sedikit panas walau agak mendung. Eren kembali memasuki ruang keluarga, merapikan mainan – mainan anak adikku. Posisi meja komputer dan mainan yang bertebaran di lantai selisih dua kotak. Semula aku belum ngeh akan hal itu. Semula mataku menatap layar komputer. Saat Eren mulai memasukkan kembali mainan – mainan ke keranjang, baru aku menyadarinya.

Sesekali aku meliriknya. “Sedikit putih ternyata anak ini. Bodynya biasa aja sih, langsing dan kayaknya masih padat. Wah..ini gara – gara masuk situs bokep jadi mikir macem – macem..hi3x“, pikiranku berkata – kata. Karena jarak kami yang lumayan dekat, maka ketika Eren bersimpuh di lantai merapikan mainan di keranjang, otomatis kaosnya yang sedikit longgar memperlihatkan sebentuk keindahan yang terbungkus penutup warna biru. Eren jelas tidak tahu kenakalan mataku yang sedang menatap sebagian keindahan tubuhnya. Pkv Game

“Andaikan aku…uhh..ngayal nih“. Tak terasa penisku mulai membesar, “Ke kamar mandi mbetulin posisi penis nih..sambil kencing“. Komputer kuRenggal dengan layar bergambar Maria Ozawa sedang disetubuhi di kamar mandi. Aku lalu masuk kamar mandi, membuka jins dan cd lalu mengeluarkan penis. Agak susah juga kencing dengan penis yang sedikit tegang. “Lah..pintu lupa tak tutup“, aku terkejut. “Terlanjur..gak ada orang lain kok“, aku mendinginkan diri.

Aku keluar dari kamar mandi dan kembali duduk di depan komputer, melanjutkan ngubek – ubek bokep. “Cari camilan di meja makan ah..jadi lapar“. Aku mencari apa yang bisa dimakan untuk menemani kesibukan nge net. “Ada roti sama biskuit nih..asyik“. Roti kusemir mentega dan selai kacang dan diatasnya kulapis dengan selai blueberry, “Hmm..enaknya. Nanti bikin lagi ah..masih banyak roRenya“. Rumah adikku tipe agak kecil, jadi jarak antar ruangan agak dekat.

Letak meja makan dengan kamar pembantu hanya 3meter – an. Kulihat dengan ujung mata, Eren sedang di kamarnya entah beraktifitas apa. Selesai menyelesaikan semiran roti, aku kembali ke ruang keluarga yang melewati kamar pembantu dan kamar mandi mereka. 2detik aku dan Eren bertatapan mata, tidak ada sesuatu, biasa saja. Kumakan roti sambil main lagi.

Terdengar gemercik air di belakang. Mungkin Eren sedang mencuci perabotan dapur atau sedang mandi. “Belum ambil air putih nih..“, tak ada maksud apa – apa dengan suara air tersebut. Hanya kebetulan aku belum minum air putih, walau telah ada es teh. Aku ke ruang makan lagi dan mengambil gelas lalu menuju dispenser. Mata dan pikiran hanya tertuju pada air yang mengucur dari dispenser.

Baru setelah melewati kamar mandi pembantu ada yang special di sana. ”Lah..pintunya kok sedikit buka. Ren lupa dan sedang apa di dalam..moga gak mandi. Bisa dilaporin ngintip aku”. Masih tak terlihat kegiatannya, setelah tangan yang sedang menggapai gayung dan kaki yang diguyurnya baru aku ngeh..Eren sedang mandi.

”Duhh..kesempatan sangat – sangat langka ini..tapi..kalo dia teriak dan nanti lapor adikku..bisa gawat bin masalah. Berlagak gak liat aja ahh”. Aku menutup pintu kaca ruang makan dan melewati kamar mandi Eren. Tiba – tiba ”Ahh..ada kecoak..Hush..hush..Aduhh..gimana nih”, terdengar keributan di sana. ”He3x..ternyata dia takut kecoak toh”, aku tersenyum sambil pegang gelas saat melewati kamar mandi.
”Pak..Pak”, Eren memanggilku. ”Walah..malah panggil aku. Gimana nih”. ”Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya Pak..cepet ya Pak..atau..”, tidak terdengar lanjutan kalimatnya.

Sejak Eren bersuara, aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi. ”Atau..Bapak yang masuk pukul kecoaknya..mumpung masih ada”, lanjutnya. Deg..”Ini..antara khayalan yang jadi nyata dan ketakutan kalo dilaporkan”, aku berpikir. ”Cepet Pak..kecoaknya di dekat kloset. Bapak masuk aja..nggak papa.

Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu”, Eren tahu keraguanku. ”Jangan ah..nanti kalo ada yang tau atau kamu laporin bisa rame”, jawabku. ”Nggak Pak..bener. Aduh..cepet Pak..dia mau pindah lagi”, Eren kembali meyakinkanku dan meminta aku cepat masuk karena kelihatannya si kecoak mau lari lagi. ”Ya udah kalo gitu. Bentar..ambil sandal dulu”. Sambil tetap menimbang, take it or leave it. Aku menaruh gelas di meja makan lalu mengambil sandal untuk membunuh kecoak nakal itu.

Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. ”Aku masuk ya Ren”, masih ragu diriku. ”Masuk aja Pak”, Eren tetap membujukku. Kubuka pintu kamar mandi sedikit, lalu kuintip letak kecoaknya, belum terlihat. Pintu dibuka lebih lagi oleh Eren.

Kepalanya sedikit terlihat dari balik pintu dan tangannya menunjuk letak kecoak, ”..tuh Pak mau lari lagi”. Aku melihatnya dan mulai masuk. Eren berdiri di balik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk. Terlihat paha; pundak dan daging susunya. Serta rambut yang diikat di belakang kepalanya, walau hanya sedikit semua. Handuknya menutupi bagian paha ke atas, perut hingga bagian dada, warna biru, yang disangga tangan kirinya.

Semua hal itu dari ekor mataku, karena fokusku pada sang kecoak. ”Memang mulus dan cukup putih”, masih sempat aku memikirkannya. Bagaimana tidak, jarak kami hanya 2 – 3 langkah, tidak ada orang lain lagi di rumah.

”Plak..plak”, kecoak pun mati dengan sukses. Aku guyur dengan air agar masuk ke lubang pembuangan. Tanpa memikirkan lebih lanjut, aku lalu melangkah ke luar kamar mandi. ”Terima kasih ya Pak..sudah nolongin”. ”Oh..iya..”, sambil kutatap dia dan Eren tersenyum. ”Bapak nggak cuci tangan sekalian..di sini saja”, tawar Eren. ”Wah..ini. Makin bikin dag dig dug”. ”Emm..iya deh”. Aku akan mencuci tangan dengan sabun, yang ternyata posisi tempat sabun ada di belakang tubuh Eren.

Aku menengok ke belakang tubuhnya. Rupanya dia baru sadar, lalu mengambilkan sabun, ”Maaf Pak..ini sabunnya”. Eren mengulurkan sabun dengan tersenyum. Sabun yang sedikit basah berpindah dan tangan kami mau tidak mau bersentuhan. ”Makasih ya”, ujarku.

Aku mencuci tangan dan mengembalikan sabun padanya. ”Bapak nggak..sekalian mandi”, tanya Eren. ”Waduh..tawaran apa lagi ini. Tambah gawat”. ”Iya..nanti di rumah”. ”Nggak di sini saja Pak?”. ”Kalo di sini yaa di kamar mandi depan”. ”Di kamar mandi ini saja Pak..”. ”Nggaklah..jangan. Di depan aja. Kalo di sini ya habis kamu mandi”. ”Maksud saya..sekalian sekarang sama saya. Hitung – hitung Bapak sudah nolongin saya”. Matanya memohon. Deenngg, sebuah lonceng menggema di kepala.

”Ini ajakan yang membahayakan, juga menyenangkan”, pikirku. ”Bapak nggak usah mikir. Saya nggak akan bilang siapa – siapa. Ya Pak..di sini saja”, dia memahami kekhawatiranku. ”Emm..ya udah kalo kamu yang minta gitu”, jawabku.

Entah mengapa aku merasa canggung saat akan membuka kaosku. Padahal tidak ada orang lain dan juga sesekali ke pijat plus. Aku buka jam tanganku dulu, lalu aku keluar dari kamar mandi dan kuletakkan di meja makan. Posisi Eren masih tetap di belakang pintu, dengan tangan kanan menahan pintu agar tetap agak terbuka.

Kembali ke kamar mandi, kubuka kaosku dan kusampirkan di cantolan yang menempel di tembok. ”Pintunya nggak ditutup aja Ren ?”, tanyaku. Pertanyaanku sesungguhnya tidak memerlukan jawaban, hanya basa basi. “Nggak usah Pak..kan nggak ada siapa – siapa”, jawab Eren.

Lalu kubuka jinsku, kusampirkan pula. Sesaat aku masih ragu melepas kain terakhir penutup tubuhk, cd – ku. “Bapak nggak nglepas celana dalem ?”, tanyanya. “Heh..ya iya”, kujawab dengan nyengir. Penisku sebisa mungkin kutahan tidak mengembang, tapi hanya bisa kutahan mengembang ¼ – nya.

Sengaja kutatap matanya saat melepas cd – ku. Mata Eren sedikit membesar. Kusampirkan juga cd – ku. Lalu dengan tenang Eren menyampirkan handuk biru yang sedari tadi menutup sebagian tubuhnya. “Duh..pantatnya masih ok. Pinggangnya tidak berlemak. Sabar ya nak..kita liat situasi dulu”, kataku pada sang penis sambil kuelus.

Eren lalu membalikkan badan. Cegluk, suara ludah yang kutelan. “Uhh..susu yang masih bagus juga. Pentilnya nggak terlalu besar, areolanya juga, warnanya pas..nggak item banget. Perutnya sedikit rata dan..hmm..rambut bawahnya hanya sedikit”. Mau tidak mau, penisku makin mengembang dan itu jelas dilihat Eren. Kembali sebisa mungkin kutahan perkembangannya. Eren lalu menggosok gigi dahulu. Karena aku tidak membawa sikat gigi, hanya berkumur dengan obat kumur.

“Bapak saya mandiin dulu ya”, kata Eren. “Terserah kamu”, jawabku sambil tersenyum. Eren lalu mengambil segayung air, diguyurkan ke badan dari leher dan pundak.

Mengambil lagi segayung, diguyurkan ke perut dan punggung ditambah senyum manisnya. Ia lalu meraih sabun, digosokkan ke leher; pundak; dada dan tangan kananku.

Dibasahinya sabun dengan diguyur air lalu digosokkan ke tangan kiri; perut; penis; bola – bolaku. “Uhh..gimana bisa nahan penis nggak ngembang”. Bagaimana tidak, saat menggosok penis dan bola – bolaku sengaja digosok dan di urutnya. Ditatapnya senjata kebanggaanku, lalu menatapku dan tersenyum. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyum juga. Diambilnya lagi segayung air, sabun dibasahi dan sisanya diguyurkan ke paha dan kaki lalu digosoknya.

Sabun kemudian diletakkan di pinggir bak mandi, kemudian mengambil segayung air dan diguyurkan ke badan depanku. Ambil segayung lagi dan diguyurkan lagi, tak lupa senjataku dibersihkan dari sisa – sisa sabun. Sedikit diremas oleh Eren. Kutahan keinginanku untuk membalas perlakuannya, “biar Eren yang pegang kendali”.

“Balik badan Pak”, perintahnya. Air diguyurkan ke punggung dan bagian bawah badanku. Digosoknya punggung; pantat; lalu paha dan kaki sisi belakang. Bonusnya, kembali menggosok penis dan bola – bolaku dan meremasnya. “Duh..ni anak. Bikin senewen..sengaja membuat panas aku“.

Kembali air mengguyur tubuh belakangku, sebanyak 3x. Dibalikkan badanku lalu mengguyur senjataku, digosok – gosoknya hingga sedikit memerah. Jantungku makin berdebar.

“Sudah selesai Pak“, kata Eren. “Makasih ya Ren“. “Emm..kamu mau tak mandiin juga ?“, kepalang basah, kutawarkan permintaan seperti dia tadi. “Nngg..nggak usah Pak..ngrepoti Bapak“. “Ya nggaklah..jadi imbang kan“. Langsung kuambil segayung air lalu kuguyur ke tubuh depannya. Ia hanya menatapku. Kuambil lagi segayung. Lalu sabun yang tadi tergeletak di pinggir bak mandi kuambil dan aku basahi.

Kugosok leher; pundak; dan kedua tangannya. Kubasahi sabun lagi dan kugosokkan ke dada; kedua susu dan pentilnya; serta perut. Kutatap matanya saat kugosok kedua gunungnya yang kumainkan sedikit pentil – pentilnya. Eren juga menatapku. Matanya mulai sedikit sayu. 1menit – an kumainkan pentil –pentilnya, lalu sedikit kuremas susu kirinya. Bibirnya sedikit membuat huruf o kecil dan “ohh..hhmm“.

Kubasahi lagi sabun, dan kugosokkan ke pinggang; paha dan kedua kakinya. Vagina luar hanya kusentuh sedikit dengan sabun, takut perih dan iritasi nanti. Itupun sudah cukup membuat matanya makin meredup. Air segayung lalu kuguyurkan ke tubuhnya 2 – 3x.

Kugosok dan kuremas sedikit keras dua gunungnya. Sedikit berguncang. Dua tangan Eren memegang pinggir bak mandi, mulai erat. Kumainkan lagi pentil – pentilnya.

Aku merundukkan badan dan kukecup pucuk – pucuk bunganya bergantian. Tak perlu lagi ijin darinya. Tangan kiriku mengusap – usap lembut luar vaginanya. “Ouuh Paakk..“, Eren mulai mendesah. Kukecup bibirnya lembut, “nanti dilanjut lagi“. Matanya seakan bernada protes, tapi Eren diam saja. Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang. Sabun kugosokkan ke punggung; pinggang; pantat. Sabun kubasahi lagi lalu kugosokkan ke paha dan kaki bagian belakang. Aku menyusuri tubuh depannya lagi dari pinggang belakangnya. Eren sedikit menggeliat geli. Kutangkupkan dua tanganku di dua susunya.

Aku senang bermain – main di susu yang bagus atau masih ok. Seluruh belakang lehernya aku cium dan kecup, begitu juga dua kupingnya dan kubisikkan ”kamu diam saja ya..cup”. ”Geli Paakk..”, Eren mendesah lagi. Dua pucuk bunganya makin mengencang dan keras. Aku menyentil – nyentil, kuputar – putar seperti mencari gelombang radio. Dua tangan Eren mencengkeram paha depanku. ”Aahh..hmmppff”, erangnya. Tangan kananku mengambil segayung air, kuguyur ke tubuh depannya. Kali ini kuusap – usap vagina luarnya dengan tangan kanan, sedang yang kiri tetap di susu kanan Eren.

Pahaku makin dicengkeramnya. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan seiring kecupan dan ciumanku di belakang leher dan daun – daun telinganya. Sesekali aku menyentuh bibir dalamnya. Terasa telah menghangat dan sedikit basah. ”Ppaakkk..oohhh”. Tubuhnya mulai menggeliat – geliat. Jari tengah kanan kumasukkan sedikit dan kusentuhkan pada dinding atas vaginanya, sedang jempol kananku kutekan – tekankan di lubang kencingnya.

”Aauugghhh Ppaakkk..eemmmppfff”. Kuku – kuku jemari Eren terasa menggores dua paha depanku. ”Kenapa Eren..hmm..kamu sendiri yang memulai kan”, bisikku. Tangan kiriku meraih kepalanya dan kupalingkan ke kanan, dan kutahan lalu kucium dengan nada 2 kecup 1 masukkan lidah.

Eren terkejut, matanya sedikit membesar tapi kemudian ia menikmaRenya. Ganti tangan kananku melakukan hal yang sama. Eren hanya bisa mengeluarkan suara yang tertahan ”nngg..emmppfftt..nnngggg”, begitu berulang. Vagina dalamnya makin hangat dan basah. Secara tiba – tiba kuhentikan lalu kubalikkan badannya menghadapku. Kemudian aku sandarkan tubuhnya di bak mandi. Aku kemudian berjongkok dan mulai mengecupi vaginanya.

”Jjanggann Ppakk..jorok..”, dengan dua tangannya menahan laju kepalaku. Kutatap matanya dan ”sssttt..”, jari telunjuk kanan kuletakkan di bibirnya. Dua tangannya kusandingkan di samping kiri dan kanan tubuhnya.

Kukecup kecil, sekali dua kali. Kemudian lidahku mulai menjulur di pintu kenikmatan kami. Mataku kuarahkan menatapnya. Eren agak malu rupanya, tetapi ada sedikit senyum di sana. Lidahku makin intens menyerang vagina luar dan dalamnya. ”Ssuuddaahh Pppaakk..aaaddduuuhh..oohhhh”, disertai geliat tubuh yang makin menjadi. Karena tak tahan dengan seranganku, dua tangannya meremas dan sedikit menarik rambut dan kepalalu.

Cairan lavanya makin keluar. Dua tanganku mendekap erat buah pantatnya. Jari tengah kiriku sesekali kumasukkan ke vagina dari belakang lalu kesentuhkan dan kutekan sedikit ke anusnya. ”Aammppuuunnn Pppaakkk..oouuuggghh..eeemmmpppfffs

Ssuudddaahhh..ooohhhh”, matanya agak membeliak ke atas dan kepala serta rambutku diremasnya kuat. Lava kepuasan dirinya mengalir deras, rasanya gurih sedikit manis. Kudekap erat Eren dengan kepalaku di vaginanya dan pantatnya kuremas – remas. Kepalaku tetap diusap –usap oleh Eren.

Ia menarik kepalaku dan menciumnya ganas. Lambat laun Eren dapat belajar dariku. Tangan kanannya meremas dan menarik – narik penisku. ”Panjang ya Pak”, tanya Eren. ”Biasa kok Ren..pingin ya..”, godaku. ”Aahh Bapak..”, jawabnya dengan memainkan bola – bolaku. Eren merundukkan tubuhnya lalu tangan kirinya memegang penis dan menciumnya. Mungkin ia belum pernah meng – oral suaminya dulu sebab penisku hanya dicium – cium dan diremas – remas.

”Kamu mau ngemut burungku Ren..kayak ngemut permen lolly ? Tapi kalo belum pernah ya nggak usah..nggak papa”. Eren menatapku dan kubelai rambutnya.

Dengan wajah ragu didekatkannya penisku di bibirnya. Eren mulai membuka mulut, sedikit demi sedikit penisku memasuki mulutnya. Eren menatapku lagi, meminta penjelasan langkah selanjutnya. ”Sekarang..kamu maju mundurkan dengan dipegang tanganmu.

Yaa..gitu..oohh..hhmm”. Rupanya muridku cepat mengerti penjelasan gurunya. Rambut dan kepalanya kubelai dan kuremas – remas. ”Lalu..lidahmu kamu puter – puter di kepala penis atau di lubang kencing yang bergaris panjang ituuu..yyyahhhh..sssuuudddaahh pppiiinnnttteeerrr kkkaaammuu Tttiinnnn”.

Kuangkat kepalanya dari penisku dan kami berciuman dengan panas. Saling meremas susu; pantat dan kelamin masing – masing. Lalu kubalikkan lagi tubuhnya menghadap bak mandi. Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi. Kembali aku bermain – main di gunung Eren. Penisku yang telah panas dan mengacung sekali kudekatkan ke vaginanya. Kukecup – kecup pundak dan leher belakangnya.

Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat – geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Aku geser – geserkan penis di pintu surgawinya, sengaja aku mempermainkan rangsangan pada Eren. ”Oohh..Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”, pintanya. ”Kamu mau burungku kumasukkin..hmm.. ”.

”Iyyyaa..Pppaakkk..aaayyyoo Pppaakk..”, rintihnya makin kencang. Kumasukkan penis pelan – pelan. ”Eemmppff..”, erangnya.

Lalu kuhentakkan pelan hingga penisku terasa menyentuh dinding belakang. ”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”. Aku menggerakkan tubuh pelan – pelan, kunikmati jepitan dinding – dindingnya yang masih kuat. Dua tanganku tak henti bermain di dadanya. Kumainkan irama di vaginanya dengan hitungan 1 – 2 pelan 3 kuhentakkan dalam – dalam. Lalu tangan kananku meraih kepalanya seperti tadi dan kucium panas bibirnya. Dinding vagina Eren makin hangat dan banjir seperRenya. Dua tangannya mencengkeram erat pinggir bak mandi.

Sekarang tanpa hitungan, kumasuk keluarkan penis cepat dan kuat. ”Oohh.. oohh…hhmmppffftt..”, erang Eren berulang. Sedang aku sedikit menggeram dan ”oouugghhh..hhmmppff..mpekmu enaknya Tttiinn..”. ”Bbuurrruunnggg Bbbaapppakk jjjuugggaaa”. Jarak pinggangku dan pantat Eren makin rapat. Tangan kanan kuusap – usapkan di vaginanya. Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu – satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami.

”Pppaaakkk..sssaaayyyaa mmaaauu..ooohhh..”. ”Tttuunnggguu Tttiiinnn..aaakkkuuu jjjuuggggaa..Di dalam apa di llluuaarrr”, tanyaku.
”Dddaa lllammm aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”, jawab Eren. Mendengar itu serangan makin kufokuskan.

Segala yang ada di tubuhnya aku remas. Dua tangan Eren tak tahan di pinggir bak mandi dan mencengkeram paha serta pantatku. Bibirku dicarinya lalu ”hhhmmmpppfffttt..”. Pantatku diremas kuat – kuat.

Bibirnya dilepas dariku dan ”ooouuggghhh..”, desah Eren panjang. Lava yang hangat terasa mengaliri penisku yang masih bekerja. Kepalanya tertunduk menghadap air di bak mandi. Kudekap erat tubuh depannya. Kukecup dan kugigit leher belakangnya.

Lalu tangan kiriku meraih kepalanya dan kucium dalam – dalam. Dengan satu hentakan dalam kumuntahkan magma berkali – kali. ”Ooouugghhh Tttiinnaahhh..hhhmmm..”. kepalaku tertunduk di pundaknya dengan tangan kiri di susu sedang yang kanan di vaginanya.

Lama kami berposisi seperti itu. ”Makasih ya Ren..kamu baik sekali. Enak banget tubuhmu”, kataku dengan membalikkan badannya dan kucium mesra bibirnya. Penis kumasukkan lagi, masih ingin berlama – lama di hangatnya vagina Eren. ”Saya yang terima kasih Pak. Sudah lama saya pingin tapi sama orang nggak kenal kan nggak mungkin Pak. Burung Bapak pas di mpek saya”, Eren menjawab dan mencium bibirku pula. ”Mpekmu masih kuat nyengkeramnya..dan panas”. Kubelai – belai kepalanya, ”kok bisa kamu pingin ngajak main sama aku ? Malah aku yang takut kamu laporin”. Sambil mengusap – usap punggungku, ”Tadi waktu saya bersihin mainan adik, saya liat gambar di komputer.

Cerita sex : Adik Keponakan Ku Yang Centil Dan Sexy

Terus waktu Bapak kencing tadi kan lupa nutup pintu..keliatan burung Bapak yang agak gede pas keluar dari celana”. ”Oo gitu..nakal ya kamu. Bener kamu masih nyimpen obatnya ?”, sambil kucubit pipinya. ”Masih kok Pak..sisa yang dulu”, jawab Eren. Makin lama terasa penisku yang mengecil. Kucium dalam – dalam lagi bibirnya, ”sekarang..mandi yang beneran”. ”Heeh..iya Pak”, Eren menjawab sambil tersenyum manis. Ia lalu memelukku erat. Aku membalasnya dengan memeluk erat dan mengusap – usap punggung serta kepalanya.

#Cerita #Dewasa #Ngentot #Toilet

Cerita Ngewe Dengan Anak Bos Body Montok Terbaru Malam Ini

Namaku Axel Umur25 tahun aku bekerja diperusahaan Proyek pembangunan Mall dan Hotel aku masih lajang aku masih memiliki nafsu yang sangat mengebuh2 dikarenakan hanya bisa melampiaskan dengan coli, Tetapi semenjak kenal dengan Yanti Aku menjadi berubah dan melalukan hubungan tubuh hampir setiap hari.

Yanti adalah anak Bosku, umurnya maish 22 tahun dia kuliah diuniversitas ternama Dibandung, tubuhnya Bagus, Mulus, Dadanya montok, Pantatnya bahenol Semua serba Padat dan sintal siapa yang tidak tahan melihat tubuhnya. Yantimbah lagi setiap Yanti kekantor aku melihat dia sering memakai rok yang hampir naik sampai pangkal pahanya membuat kontolku setiap pagi selalu ngaceng, tak jarang aku berusaha mengintip isi dalaman roknya.

Suatu hari Ketika aku sampaidi kantor, Aku melihat Yanti sedang duduk sendiri tetapi tidak merapatkan kakinya malah agak sedikit dibuka lebar sehingga pahanya yang putih mulus dan memeknya yang ditutupi kegelapan rok pun terlihat, Nafsuku terpancing dan membara ingin sekali kuciumin pahanya.

Setelah beberapa hari berturut2 aku mengawasi tingkahnya dan kondisi, ini saatnya aku harus menikmati tubuhnya yang mulus idamanku sekali. Kuperkosa dia kamar mandi dan kugiring dia kedalam kantornya lalu kuentot

“Selamat pagi Dek Yanti” Sapaku

“Ehh..iyah Selamat pagi pak Daniel” jawabnya

“Makin hari makin cantik aja yah dek, Malahan nambahh montok”

“Hehe, Bisa aja.. iyah nih sekarang makin berisi lihat aja rokku udah nggak muat nampung pantatku” katanya sambil mengelus2 pantatnya tetapi menghadap ke aku. Ketika kulihat sungguh indahnya bongkahan danging kenyal itu, Begitu Semok dan Padat membuatku semakin panas menikmati tubuhnya

“Iyah neng, apalagi waktu kamu jalan pantat kamu lengak-lengok” kataku

“Sudahh ahh, Yaudah aku mau kebelakang dulu pak” pamitnya langsung jalan.

Dengan penasaran kuikuti kemana dia tuju, lalu kulihat dia akan masuk kekamar mandi Niat jahatku pun mulai keluar aku ingin memperkosanya dikamar mandi karena dibelakang cukup sepi. kuikuti pelan2 sampai akhirnya aku tepat waktu dia masuk kekamar mandi lalu kututup mulutnya dan kukuci cepat pintu, kusingkapkan Roknya yang tipis ternyata dia sudah tidak memakai CD dari tadi langsung kubelai bibir memeknya yang tebal Yanti hanya bisa merontah tetapi tidak teriak!

“Sshhhh Jangann, Janngann!! Aaahh Jangann perkosa aku pak Daniel!”mohonnya tetapi aku tidak perduli lalu mengangkatnya keatas wastafel sambil menurunkan celana dalamnya

“Sudahh Yanti, Kamu jangan teriak dan melawan yah.. Aku tau kamu juga pengen” kataku

“Aahh, Pakk! Kenapa harus kasar gini? kalau baik2 kan aku mau Pak!” jawabnya tak sadar sudah mengangkang

Aku tak tahan lagi langsung kujalan tubuh Yanti aku pun mulai menciumi lehernya. Vior mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Yanti makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Memeknya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.

“Uuuhh.. mmhh..Aahhss” Yanti menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariah cerita bokep ku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.

Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Yanti yang mengelus belakang kepalaku nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Yanti. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..Uuuhh Ashhh ooohh,” tangan Yanti meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.

Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.

“Ooohh.. aduuhh..,” Yanti mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Yanti akan terlonjak dan nafas Yanti seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Yanti tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Yanti.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Yanti membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.

Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Vior dan bibirku melumat bibirnya.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Yanti dan sebentar kemudian kurasakan tangan Vior menekan pantatku dari belakang.

“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Vior semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Vior memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk.

Sebentar kemudian kernyit di dahi Vior menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Vior mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.

“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Yanti lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Yanti sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Yanti segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Yanti makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Yanti melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Yanti tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme cerita bokep.

“Aduh, Maass tantttoo. Yanti lemes. Tapi enak banget.”

Cerita sex : Cerita Dewasa Ngentot Di Toilet

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Yanti yang masih amat kencang.

#Cerita #Ngewe #Dengan #Anak #Bos #Body #Montok

Ngentot Dengan Mahasiswi Cantik Di Kost Terbaru Malam Ini

Aku sudah kuliah jadi aku putuskan saja untuk Ngekost lebih mandiri lebih leluasa, lagipun ngekost juga ada enak, ada nggak enaknya apalagi kalau sudah tanggal tua waduhh Indomie adalah Juaranya heheh…., Dan satu yang membuatku semangat adalah

Pemilik kostan saya memiliki Anak dan tinggaal yang Cantik dan Mulus. berumur sekitar 25 tahun. memiliki tubuh bagus dan bersih. Jadi tak mengherankan kalau bentuk badannya masih menggiurkan. Karena aku tinggal bersebelahan dengan rumah pemilik kostann, aku sering kali setiap malam mendengar suara desahan kecil ntah darimana yang pasti dari Tara. Perempuan yang kalau di rumah tak pernah memakai tak jarang dia keluar selalu aku perhatikan putingnya menyembul keluar

“Ra? Pagi2 seger banget nih” kataku
“Iyah nih baru siap olaraga” aku lihat dipakai pakaian yang ketat dan celana ketat yang menyeplakan smeua lekuk tubuhnya,
“Wah, Pantesan aja Body Tara makin Hot” kataku tesenyum
“Ahh kamu bisa aja, Ini juga udah lama bagus”, katanya meraba2 lekuk tubuhnya

Selama beberapa hari ini aku memang suka menikmati pemandangan yang sering membuat penisku tegak berdiri. Terutama payudaranya yang sengaja dipamerkan dengan pake kaos ketat tipis sehingga putingnya yang kecoklatan tampak menonjol. Selain payudaranya yang kuperkirakan berukuran 36D, pinggulnya yang besar sering membuatku terangsang. Ah betapa menyenangkan dan menggairahkan kalau saja aku bisa memasukkan penisku ke selangkangannya sambil meremas-remas payudaranya.

Setelah perbincangan iseng itu aku menjadi lebih memperhatikan gerak-gerik Tara. Bahkan aku kini sengaja lebih sering mengobrol dengan dia. Kulihat perempuan itu tenang-tenang saja meski mengetahui aku sering mencuri pandang ke arah dadanya.

Suatu waktu ketika berjalan berpapasan tanganku tanpa sengaja menyentuh pinggulnya.

“Maaf, Tapi Pinggul Tara Bagus banget , Jadi pengen lagi” kataku sambil tersipu malu.
“Ah kamu, Bilang aja mau megang terus,”, jawabnya sambil mengerlingkan matanya.

Makin lama aku bertambah berani. Aku mengandengkan tangaku dipinggulnyaa. Eh dia cuma tersenyum-senyum. Aksi nakal pun kutingkatkan. Bukan menyenggol lagi tetapi meremas2. Aku mulai berangan-angan suatu saat ingin menyetubuhi dia. Cuma aku masih takut. Namun birahiku rasanya tak tertahankan lagi. Setiap malam yang ada dalam bayanganku adalah menyusup diam-diam ke kamarnya, menciumi dan menjilati seluruh tubuhnya, meremas payudara dan pinggulnya, kemudian melesakkan penis ke vaginanya.

Suatu hari ketika rumahnya sepi. Dan Aku kebeneran Libur kuliah, Aku mengobrol dengan dia di ruang tamu sambil menonton televisi. Semula perbincangan hanya soal-soal umum dan biasa. Entah mendapat dorongan dari mana kemudian aku mulai ngomong agak menyerempet-nyerempet.

“Tubuh Kamu makin lama makin bagus yah apalagi pinggulmu sexy banget”, kataku.
“Nakal kamu, Emang iyah Pinggulku sexy?” katanya sambil berbalik badan dan sedikit menungging, aku terkejut melihatnya sampai melotot terus
“Aiih Kamu Kok melotot aja, Suka yah lihat pantat aku?” katanya sambil mengelus2 pantatnya sampai menepuk2
“Iyah Ra, Pantat kamu semok banget pengen aku remas2 gemes” kataku terseyum

“Ah beneran? Aku remas yah”
“Iyah Coba ajaa”
Tanpa ragu-ragu lagi aku mengelus dan meremas pantatnya yang semok dan kenyal bener.
“Ahh.. kamu ini.”

Reaksinya makin membuatku berani. Aku memeluk tubuhnya. Mencium lehernya dari belakang. Tara tidak melawan malahan diem. Lalu ganti kucium bibirnya. Dia menggelinjang kegelian, Wah, kesempatan nih. Kini sambil menciumi lehernya tanganku bergerilya di bagian toketnya. Dia meremas2 tanganku yang meremas payudaranya.

“Aaahh… Tangann nakalll”, katanya pelan.
“Kita lanjut kekamar aja yuk Ra?” kataku
“Yeh Udah nafsuan aja yah, Baru juga megang toket batangnya udah bangun aja” katanya meremas2 batangku
“Taarrraaaa! Uuhh Mbaak Aku sangee berat nih”

“Hmm..”
“Aku pengen menjamah tubuhmu yang molek ini, Bolehkan?”
“Mmhh..Mmhh Boo..mmlehh”
“Sudah lama aku nantikan bersetubuh denganmu Tara”
“Hmm.. Dasarr! Tau aja yang mana enak” Dia mendesah ketika kujilat telinganya.

Tanganku langsung menelusup ke balik kausnya. Merasakan betapa empuknya daging yang membukit itu. Kuremas dua payudaranya dari belakang dengan kedua tanganku. Desahannya makin kuat. Lalu kepalanya disandarkan ke dadaku. Kini kedua putingnya ganti kupermainkan.

“Langsung kekamar aja Van, Jangan disini ntar ketahuan”, bisiknya dengan suara agak bergetar, mungkin menahan birahinya yang juga mulai naik.

Kini aku jongkok di depannya. Menyibak Dasternya dan merenggangkan kedua kakinya. Wuih, betapa mulus kedua pahanya. Pangkalnya tampak menggunduk dibungkus celana dalam warna Pink. Sambil menciumi pahanya tanganku menelusup di pangkal pahanya, meremas-remas vagina dan klitorisnya yang juga besar. Lidahku makin naik ke atas. Tara menggelinjang kegelian sambil mendesah halus. Akhirnya jilatanku sampai di pangkal pahanya.

“Aahh Kaa..muu sshhh.. sshhh” Desahnya lirih sambil memegangi kapalaku erat-erat.
“Enakk yah Ra? Memek kamu udah becek nih. Kamu Sange Berat yah”
“Iiya..ahh Nih Aahhhss Eennakk Vann” katanya
“Memekk Taraaa Jilatinn Aahh…Aahh,sshhh”

“Ennakkk Banget memek Kamu Taraa”
“Ooo.. oh.. oh ..”, desis Tara keenakan ketika lidahku mulai bermain-main di gundukan vaginanya. Tampak dia keenakan karena bibir memeknya kusedot2.

Kemerahan dengan klitoris yang besar sesuai dengan dugaanku. Di sekelilingnya ditumbuhi rambut tak begitu lebat. Lidahku kemudian bermain di bibir vaginanya. Pelan-pelan mulai masuk ke dalam dengan gerakan-gerakan melingkar yang membuat Tara kian keenakan, sampai harus mengangkat-angkat pinggulnya.

“Aahh.. Kau pintar sekali. Belajar dari mana hh..” rancaunya
“Aku sering nonton porno Ra,” jawabku.
“Ssttt mmmhh Eennakk Vann. Aahhh Ssshh”, desahnya
“Cepat Van, Akuu udah mau keluarr nih! Oohh shhhhtt” kata Tara mengelinjang hebat sampai tubuhnya bergetar

Akhirnya semua cairan yang ada dalam memeknya keluar berhambuaran dimulutku, tanpa banyak bicara langsung kusedot semua cairanitu tanpa ada sisasa sedikitpun.. Aku terus memainkan klentilnya dengan lidahku dengan liar, Memeknya semakin merekah membuatku tak tahan lagi untuk menusuk2 lubang kemaluannya
“Aahkks Aahhhkkss Aahhks.. EENNNAKK!” rancaunya
“Cairan kamu Asin Ra, Tapi enak kok. Aku udah nggak tahan aku masukin yah”
“Iyah Asbisnya kamu jilatin memek aku nikmat banget, aku nggak tahan juga Van”

Tara mencium bibirku. Tangannya meremas-remas Batang kemaluannku yang sudah mengacung besar. Betapa lembut ciumannya, Aku segera menjulurkan lidahku, memainkan di rongga mulutnya. Lidahnya kubelit sampai dia seperti hendak tersedak. Semula Tara seperti akan memberontak dan melepaskan diri, tapi tak kubiarkan. Mulutku seperti melekat di mulutnya.

Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya lagi yang menggairahkan Padat, kencang, dan putih mulus.

Tanpa menunggu jawabannya segera kumasukkan penisku ke mulutnya yang mungil. Tak ragu langsung dikulumnya kontolku dengan lahap sehingga tak lama penisku masuk rongga mulutnya. Melihat Tara agak tersiksa oleh gaya permainan baru itu, aku pun segera mencabut penisku. Pikirku, nanti lama-lama pasti bisa.

“Aahhkk Ra, Sedott lagii Eennakk Aaahh”
“Hhhmmm Mmmhhh Ssruppp Srruuppp,, Sshh” suara yang keluar dari dalam mulutnya
“Laagii laggii… Sedoot lagii Ra, Enaak banget Hisapan kamu” kataku sambil memaju mundurkan kepalanya sambil menghisap kontolku
“Kayakknya aku mau muncrat nih Ra,”

“ayoo!” katanya sambil menyedot semakin liar dan haus Terus kepala kontolku dijilatnya
“Aahhkkss Aaahhkks Eennakk Akkuu keluuar Ra”, erangku sambil menyodok2 mulutnya
“Kontoll kamu enak banget Van”
“Ah..Mulut kamu jgua enak kok” kataku

Tanganku pun ganti-berganti memainkan kedua payudaranya yang kenyal atau selangkangannya yang mulai kembali becek. Tetapi lama-lama aku tak tahan juga. Penisku pun sudah ingin segera menggenjot memeknya. Pelan-pelan aku mengarahkan Batangku yang keras itu ke arah selangkangannya. Ketika mulai menembus vaginanya, kurasakan tubuh Tara agak gemetar.

“AAAHHHKSKSs..” desahnya ketika sedikit demi sedikit batang penisku masuk memeknya,.

Setelah seluruh batangku masuk, aku segera bergoyang naik turun di atas tubuhnya. Aku makin terangsang oleh jeritan-jeritan kecil, lenguhan, dan kedua payudaranya yang ikut bergoyang-goyang.

10menitan aku mengenjot memek sempit Tara menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku. Pinggulnya dinaikkan. Tampaknya dia akan orgasme. Genjotan kontolku kutingkatkan.

“Ooo.. ahh.. hmm.. sshh..Aahhkkss gilla eennakk” desahnya dengan tubuh menggelinjang menahan kenikmatan puncak yang diperolehnya. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya beberapa saat.

“Enak Raaa?” tanyaku.
“Emmhh…Enankk Kamuu jagoo goyanggg”
“Puas Raaa??”
“Ahh..aahh kamu ini. Lagin kali kalau Raaa pengen aku mau kamu puasin yah” desahnya.

“Aku entot dalam2 yah Tara sayang” tanyaku.
“Iyadehh, Entot sepuass kamuu”
“Aahh Aahhh Aahh Enakknya Memek sempit Tara a aahhha”, rancauku tak karuan

Payudaranya yang ikut bergoyang-goyang menambah gairah nafsuku. Apalagi ditingkah lenguhan dan jeritannya menjelang sampai puncak. Ketika dia mencapai orgasme aku belum apa-apa. Posisinya segera kuubah kegaya Goggystyle.

“Oh taraa.. aku mau keluar nih ahh..”

Tak lama kemudian spermaku muncrat di dalam memeknya. Taraaa kemudian menyusul mencapai klimaks. Kami berpelukan erat. Kurasakan vaginanya begitu hangat menjepit penisku. Lima menit lebih kami dalam posisi relaksasi seperti itu.

“Vaginamu masik nikmat Ra”, bisikku sambil mencium bibir mungilnya.
“Batangnmu juga nikmat,”
“Aahh lain kali mau kan aku ajak Ngentot lagi”
“Mau dong, Kalau bisa tiap hari entot memek Tara Van, Tara Ketagihannn nih”

Cerita sex : Cerita Ngewe Dengan Anak Bos Body Montok

Kami berpelukan, berciuman, dan saling meremas lagi. Seperti tak puas-puas merasakan kenikmatan beruntun yang baru saja kami rasakan.

#Ngentot #Dengan #Mahasiswi #Cantik #Kost