Demi Nilai Rela Digoyang Oleh Dosen Terbaru Malam Ini

Demi Nilai Rela Digoyang Oleh Dosen

Dengan langkah ragu-ragu aku mendekati ruang dosen di mana Pak Herianto berada.

“Winda…”, sebuah suara memanggil.

“Hei Ratna!”.

“Ngapain kau cari-cari dosen killer itu?”, Ratna itu bertanya heran.

“Tau nih, aku mau minta ujian susulan, sudah dua kali aku minta diundur terus, kenapa ya?”.

“Idih jahat banget!”.

“Makanya, aku takut nanti di raport merah, mata kuliah dia kan penting!, tauk nih, bentar ya aku masuk dulu!”.

“He-eh deh, sampai nanti!” Ratna berlalu. Dengan memberanikan diri aku mengetuk pintu.

“Masuk…!”, Sebuah suara yang amat ditakutinya menyilakannya masuk.

“Selamat siang pak!”.

“Selamat siang, kamu siapa?”, tanyanya tanpa meninggalkan pekerjaan yang sedang dikerjakannya.

“Saya Winda…!”.

“Aku..? Oh, yang mau minta ujian lagi itu ya?”.

“Iya benar pak.”

“Saya tidak ada waktu, nanti hari Minggu saja kamu datang ke rumah saya, ini kartu nama saya”, Katanya acuh tak acuh sambil menyerahkan kartu namanya.

“Ada lagi?” tanya dosen itu.

“Tidak pak, selamat siang!”

“Selamat siang!”.

Dengan lemas aku beranjak keluar dari ruangan itu. Kesal sekali rasanya, sudah belajar sampai larut malam, sampai di sini harus kembali lagi hari Minggu, huh!

Mungkin hanya akulah yang hari Minggu masih berjalan sambil membawa tas hendak kuliah. Hari ini aku harus memenuhi ujian susulan di rumah Pak Herianto, dosen berengsek itu.

Rumah Pak Herianto terletak di sebuah perumahan elite, di atas sebuah bukit, agak jauh dari rumah-rumah lainnya. Belum sempat memijit Bel pintu sudah terbuka, Seraut wajah yang sudah mulai tua tetapi tetap segar muncul.

“Ehh…! Winda, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Herianto sendiri.

“Permisi pak! Ibu mana?”, tanyaku berbasa-basi.

“Ibu sedang pergi dengan anak-anak ke rumah neneknya!”, sahut pak Herianto ramah.

“Sebentar ya…”, katanya lagi sambil masuk ke dalam ruangan.

Tumben tidak sepeti biasanya ketika mengajar di kelas, dosen ini terkenal paling killer.

Rumah Pak Herianto tertata rapi. Dinding ruang tamunya bercat putih. Di sudut ruangan terdapat seperangkat lemari kaca temapat tersimpan berbagai barang hiasan porselin. Di tengahnya ada hamparan permadani berbulu, dan kursi sofa kelas satu.

“Gimana sudah siap?”, tanya pak Herianto mengejutkan aku dari lamunannya.

“Eh sudah pak!”

“Sebenarnya…, sebenarnya Winda tidak perlu mengikuti ulang susulan kalau…, kalau…!”

“Kalau apa pak?”, aku bertanya tak mengerti. Belum habis bicaranya, Pak Herianto sudah menuburuk tubuhku.

“Pak…, apa-apaan ini?”, tanyaku kaget sambil meronta mencoba melepaskan diri.

“Jangan berpura-pura Winda sayang, aku membutuhkannya dan kau membutuhkan nilai bukan, kau akan kululuskan asalkan mau melayani aku!”, sahut lelaki itu sambil berusaha menciumi bibirku.

Serentak Bulu kudukku berdiri. Geli, jijik…, namun detah dari mana asalnya perasaan hasrat menggebu-gebu juga kembali menyerangku. Ingin rasanya membiarkan lelaki tua ini berlaku semaunya atas diriku. Harus kuakui memang, walaupun dia lebih pantas jadi bapakku, namun sebenarnya lelaki tua ini sering membuatku berdebar-debar juga kalau sedang mengajar. Tapi aku tetap berusaha meronta-ronta, untuk menaikkan harga diriku di mata Pak Herianto.

“Lepaskan…, Pak jangan hhmmpppff…!”, kata-kataku tidak terselesaikan karena terburu bibirku tersumbat mulut pak Herianto.

Aku meronta dan berhasil melepaskan diri. Aku bangkit dan berlari menghindar. Namun entah mengapa aku justru berlari masuk ke sebuah kamar tidur. Kurapatkan tubuhku di sudut ruangan sambil mengatur kembali nafasku yang terengah-engah, entah mengapa birahiku sedemikian cepat naik. Seluruh wajahku terasa panas, kedua kakiku pun terasa gemetar.

Pak Herianto seperti diberi kesempatan emas. Ia berjalan memasuki kamar dan mengunci pintunya. Lalu dengan perlahan ia mendekatiku. Tubuhku bergetar hebat manakala lelaki tua itu mengulurkan tangannya untuk merengkuh diriku. Dengan sekali tarik aku jatuh ke pelukan Pak Herianto, bibirku segera tersumbat bibir laki-laki tua itu. Terasa lidahnya yang kasap bermain menyapu telak di dalam mulutku. Perasaanku bercampur aduk jadi satu, benci, jijik bercampur dengan rasa ingin dicumbui yang semakin kuat hingga akhirnya akupun merasa sudah kepalang basah, hati kecilku juga menginginkannya. Terbayang olehku saat-saat aku dicumbui seperti itu oleh Aldy, entah sedang di mana dia sekarang. aku tidak menolak lagi. bahkan kini malah membalas dengan hangat.

Merasa mendapat angin kini tangan Pak Herianto bahkan makin berani menelusup di balik blouse yang aku pakai, tidak berhenti di situ, terus menelup ke balik beha yang aku pakai.

Jantungku berdegup kencang ketika tangan laki-laki itu meremas-remas gundukan daging kenyal yang ada di dadaku dengan gemas. Terasa benar, telapak tangannya yang kasap di permukaan buah dadaku, ditingkahi dengan jari-jarinya yang nakal mepermainkan puting susuku. Gemas sekali nampaknya dia. Tangannya makin lama makin kasar bergerak di dadaku ke kanan dan ke kiri.

Setelah puas, dengan tidak sabaran tangannya mulai melucuti pakaian yang aku pakai satu demi satu hingga berceceran di lantai. Hingga akhirnya aku hanya memakai secarik G-string saja. Bergegas pula Pak Herianto melucuti kaos oblong dan sarungnya. Di baliknya menyembul batang penis laki-laki itu yang telah menegang, sebesar lengan Bayi.

Tak terasa aku menjerit ngeri, aku belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Aku sedikit ngeri. Bisa jebol milikku dimasuki benda itu. Namun aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku. Seolah ada pesona tersendiri hingga pandangan mataku terus tertuju ke benda itu. Pak Herianto berjalan mendekatiku, tangannya meraih kunciran rambutku dan menariknya hingga ikatannya lepas dan rambutku bebas tergerai sampai ke punggung.

“Kau Cantik sekali Winda…”, gumam pak Herianto mengagumi kecantikanku.

Aku hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pujian itu.

Dengan lembut Pak Herianto mendorong tubuhku sampai terduduk di pinggir kasur. Lalu ia menarik G-string, kain terakhir yang menutupi tubuhku dan dibuangnya ke lantai. Kini kami berdua telah telanjang bulat. Tanpa melepaskan kedua belah kakiku, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu demikian memburu.

Tak lama kemudian Pak membenamkan kepalanya di situ. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluanku yang tertutup rambut lebat itu. Aku memejamkan mata, oohh, indahnya, aku sungguh menikmatinya, sampai-sampai tubuhku dibuat menggelinjang-gelinjang kegelian.

“Pak…!”, rintihku memelas.

“Pak…, aku tak tahan lagi…!”, aku memelas sambil menggigit bibir. Sungguh aku tak tahan lagi mengalamai siksaan birahi yang dilancarkan Pak Herianto. Namun rupanya lelaki tua itu tidak peduli, bahkan senang melihat aku dalam keadaan demikian. Ini terlihat dari gerakan tangannya yang kini bahkan terjulur ke atas meremas-remas payudaraku, tetapi tidak menyudahi perbuatannya. Padahal aku sudah kewalahan dan telah sangat basah kuyup.

“Paakk…, aakkhh…!”, aku mengerang keras, kakinya menjepit kepala Pak Herianto melampiaskan derita birahiku, kujambak rambut Pak Herianto keras-keras. Kini aku tak peduli lagi bahwa lelaki itu adalah dosen yang aku hormati. Sungguh lihai laki-laki ini membangkitkan gairahku. aku yakin dengan nafsunya yang sebesar itu dia tentu sangat berpengalaman dalam hal ini, bahkan sangat mungkin sudah puluhan atau ratusan mahasiswi yang sudah digaulinya. Tapi apa peduliku?

Tiba-tiba Pak Herianto melepaskan diri, lalu ia berdiri di depanku yang masih terduduk di tepi ranjang dengan bagian bawah perutnya persis berada di depan wajahku. aku sudah tahu apa yang dia mau, namun tanpa sempat melakukannya sendiri, tangannya telah meraih kepalaku untuk dibawa mendekati kejantanannya yang aduh mak.., Sungguh besar itu.

Tanpa melawan sama sekali aku membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu kukulum sekalian alat vital Pak Herianto ke dalam mulutku hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulutku. Itupun sudah terasa penuh. Aku hampir sesak nafas dibuatnya. Aku pun bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutku. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidahku menyapu kepalanya.

Beberapa saat kemudian Pak Herianto melepaskan diri, ia membaringkan aku di tempat tidur dan menyusul berbaring di sisiku, kaki kiriku diangkat disilangkan di pinggangnya. Lalu Ia berusaha memasuki tubuhku belakang. Ketika itu pula kepala penis Pak Herianto yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku.

Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak kuasa menahan diri untuk tidak mem*kik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.

Pak Herianto cukup mengerti keadaan diriku, ketika dia selesai masuk seluruhnya dia memberi kesempatan padaku untuk menguasai diri beberapa saat. Sebelum kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan kemudian makin lama makin cepat.

Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap Pak Herianto menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Pak Herianto menyetubuhi aku dengan cara itu. Sementara bibirnya tak hentinya melumat bibir, tengkuk dan leherku, tangannya selalu meremas-remas payudaraku. Aku dapat merasakan puting susuku mulai mengeras, runcing dan kaku.

Aku bisa melihat bagaimana batang penis lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukuran Pak Herianto yang super itu, dan ini makin membuat Pak Herianto tergila-gila.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Pak Herianto membalik tubuhku hingga menungging di hadapannya. Ia ingin pakai doggy style rupanya. Tangan lelaki itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua belah payudara aku yang kini menggantung berat ke bawah. Sebagai seorang wanita aku memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini aku kewalahan menghadapi Pak Herianto. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia bertahan. Aku yang kini duduk mengangkangi tubuhnya hampir kehabisan nafas.

Kupacu terus goyangan pinggulku, karena aku merasa sebentar lagi aku akan memperolehnya. Terus…, terus…, aku tak peduli lagi dengan gerakanku yang brutal ataupun suaraku yang kadang-kadang mem*kik menahan rasa luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu sampai, aku tak peduli lagi…, cerpensex.com aku mem*kik keras sambil menjambak rambutnya. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhku mengejang. Sungguh hebat rasa yang kurasakan kali ini. Sungguh ironi memang, aku mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan orang yang aku sukai. Tapi masa bodohlah

Berkali-kali kuusap keringat yang membasahi dahiku. Pak Herianto kemudian kembali mengambil inisiatif. kini gantian Pak Herianto yang menindihi tubuhku. Ia memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku. Sementara kami terus berpacu. Sungguh hebat laki-laki ini. Walaupun sudah berumur tapi masih bertahan segitu lama. Bahkan mengalahkan semua cowok-cowok yang pernah tidur denganku, walaupun mereka rata-rata sebaya denganku.

Namun beberapa saat kemudian, Pak Herianto mulai menggeram sambil mengeretakkan giginya. Tubuh lelaki tua itu bergetar hebat di atas tubuhku. Penisnya menyemburkan cairan kental yang hangat ke dalam liang kemaluanku dengan derasnya.

Beberapa saat kemudian, perlahan-lahan kami memisahkan diri. Kami terbaring kelelahan di atas kasur itu. Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. Kami masing-masing terdiam mengumpulkan tenaga kami yang sudah tercerai berai.

Aku sendiri terpejam sambil mencoba merasakan kenikmatan yang baru saja aku alami di sekujur tubuhku ini. Terasa benar ada cairan kental yang hangat perlahan-lahan meluncur masuk ke dalam liang vaginaku. Hangat dan sedikit gatal menggelitik.

Bagian bawah tubuhku itu terasa benar-benar banjir, basah kuyub. Aku menggerakkan tanganku untuk menyeka bibir bawahku itu dan tanganku pun langsung dipenuhi dengan cairan kental berwarna putih susu yang berlepotan di sana.

“Bukan main Winda, ternyata kau pun seperti kuda liar!” kata Pak Herianto penuh kepuasan. Aku yang berbaring menelungkup di atas kasur hanya tersenyum lemah. aku sungguh sangat kelelahan, kupejamkan mataku untuk sejenak beristirahat. Persetan dengan tubuhku yang masih telanjang bulat.

Pak Herianto kemudian bangkit berdiri, ia menyulut sebatang rokok. Lalu lelaki tua itu mulai mengenakan kembali pakaiannya. Aku pun dengan malas bangkit dan mengumpulkan pakaiannya yang berserakan di lantai.

Sambil berpakaian ia bertanya, “Bagaimana dengan ujian saya pak?”.

“Minggu depan kamu dapat mengambil hasilnya”, sahut laki-laki itu pendek.

“Kenapa tidak besok pagi saja?”, protes aku tak puas.

“Aku masih ingin bertemu kamu, selama seminggu ini aku minta agar kau tidak tidur dengan lelaki lain kecuali aku!”, jawab Pak Herianto.

Aku sedikit terkejut dengan jawabannya itu. Tapi aku pun segera dapat menguasai keadaanku. Rupanya dia belum puas dengan pelayanan habis-habisanku barusan.

“Aku tidak bisa janji!”, sahutku seenaknya sambil bangkit berdiri dan keluar dari kamar mencari kamar mandi. Pak Herianto hanya mampu terbengong mendengar jawabanku yang seenaknya itu.

Aku sedang berjalan santai meninggalkan rumah pak Herianto, ini pertemuanku yang ketiga dengan laki-laki itu demi menebus nilai ujianku yang selalu jeblok jika ujian dengan dia. Mungkin malah sengaja dibuat jeblok biar dia bisa main denganku. Dasar…, namun harus kuakui, dia laki-laki hebat, daya tahannya sungguh luar biasa jika dibandingkan dengan usianya yang hapir mencapai usia pensiun itu. Bahkan dari pagi hingga sore hari ini dia masih sanggup menggarapku tiga kali, sekali di ruang tengah begitu aku datang, dan dua kali di kamar tidur. Aku sempat terlelap sesudahnya beberapa jam sebelum membersihkan diri dan pulang. Berutung kali ini, aku bisa memaksanya menandatangani berkas ujian susulanku.

“Masih ada mata kuliah Pengantar Berorganisasi dan Kepemimpinan”, katanya sambil membubuhkan nilai A di berkas ujianku.

“Selama bapak masih bisa memberiku nilai A”, kataku pendek.

“Segeralah mendaftar, kuliah akan dimulai minggu depan!”.

“Terima kasih pak!” kataku sambil tak lupa memberikan senyum semanis mungkin.

“Winda!” teriakan seseorang mengejutkan lamunanku. Aku menoleh ke arah sumber suara tadi yang aku perkirakan berasal dari dalam mobil yang berjalan perlahan menghampiriku. Seseorang membuka pintu mobil itu, wajah yang sangat aku benci muncul dari balik pintu Mitsubishi Galant keluaran tahun terakhir itu.

Demi Nilai Rela Digoyang Oleh Dosen

“Masuklah Winda…”.

“Tidak, terima kasih. Aku bisa jalan sendiri koq!”, Aku masih mencoba menolak dengan halus.

“Ayolah, masa kau tega menolak ajakanku, padahal dengan pak Herianto saja kau mau!”.

Aku tertegun sesaat, Bagai disambar petir di siang bolong.

“Da…,Darimana kau tahu?”.

“Nah, jadi benar kan…, padahal aku tadi hanya menduga-duga!”

“Sialan!”, Aku mengumpat di dalam hati, harusnya tadi aku bersikap lebih tenang, aku memang selalu nervous kalau ketemu cowok satu ini, rasanya ingin buru-buru pergi dari hadapannya dan tidak ingin melihat mukanya yang memang seram itu.

Seperti tipikal orang Indonesia bagian daerah paling timur, cowok ini hitam tinggi besar dengan postur sedikit gemuk, janggut dan cambang yang tidak pernah dirapikan dengan rambut keritingnya yang dipelihara panjang ditambah dengan caranya memakai kemeja yang tidak pernah dikancingkan dengan benar sehingga memamerkan dadanya yang penuh bulu. Dengan asesoris kalung, gelang dan cincin emas, arloji rolex yang dihiasi berlian…, cukup menunjukkan bahwa dia ini orang yang memang punya duit. Namun, aku menjadi muak dengan penampilan seperti itu.

Dino memang salah satu jawara di kampus, anak buahnya banyak dan dengan kekuatan uang serta gaya jawara seperti itu membuat dia menjadi salah satu momok yang paling menakutkan di lingkungan kampus. Dia itu mahasiswa lama, dan mungkin bahkan tidak pernah lulus, namun tidak ada orang yang berani mengusik keberadaannya di kamus, bahkan dari kalangan akademik sekalipun.

“Gimana? Masih tidak mau masuk?”, tanya dia setengah mendesak.

Aku tertegun sesaat, belum mau masuk. Aku memang sangat tidak menyukai laki-laki ini, Tetapi kelihatannya aku tidak punya pilihan lain, bisa-bisa semua orang tahu apa yang kuperbuat dengan pak Herianto, dan aku sungguh-sungguh ingin menjaga rahasia ini, terutama terhadap Erwin, tunanganku. Namun saat ini aku benar benar terdesak dan ingin segera membiarkan masalah ini berlalu dariku. Makanya tanpa pikir panjang aku mengiyakan saja ajakannya.

Dino tertawa penuh kemenangan, ia lalu berbicara dengan orang yang berada di sebelahnya supaya berpindah ke jok belakang. Aku membanting pantatku ke kursi mobil depan, dan pemuda itu langsung menancap gas. Sambil nyengir kuda. Kesenangan.

“Ke mana kita?”, tanyaku hambar.

“Lho? Mestinya aku yang harus tanya, kau mau ke mana?”, tanya Dino pura-pura heran.

“Sudahlah Dino, tak usah berpura-pura lagi, kau mau apa?”, Suaraku sudah sedemikian pasrahnya. Aku sudah tidak mau berpikir panjang lagi untuk meminta dia menutup-nutupi perbuatanku. Orang yang duduk di belakangku tertawa.

“Rupanya dia cukup mengerti apa kemauanmu Dino!”, Dia berkomentar.

“Ah, diam kau Maki!” Rupanya orang itu namanya Maki, orang dengan penampilan hampir mirip dengan Dino kecuali rambutnya yang dipotong crew-cut.

“Bagaimana kalau ke rumahku saja? Aku sangat merindukanmu Winda!”, pancing Dino.

“Sesukamulah…!”, Aku tahu benar memang itu yang diinginkannya.

Dino tertawa penuh kemenangan.

Ia melarikan mobilnya makin kencang ke arah sebuah kompleks perumahan. Lalu mobil yang ditumpangi mereka memasuki pekarangan sebuah rumah yang cukup besar. Di pekarangan itu sudah ada 2 buah mobil lain, satu Mitsubishi Pajero dan satu lagi Toyota Great Corolla namun keduanya kelihatan diparkir sekenanya tak beraturan.

Interior depan rumah itu sederhana saja. Cuma satu stel sofa, sebuah rak perabotan pecah belah. Tak lebih. Dindingnya polos. Demikian juga tempok ruang tengah. Terasa betapa luas dan kosongnya ruangan tengah itu, meski sebuah bar dengan rak minuman beraneka ragam terdapat di sudut ruangan, menghadap ke taman samping. Sebuah stereo set terpasang di ujung bar. Tampaknya baru saja dimatikan dengan tergesa-gesa. Pitanya sebagian tergantung keluar.

Dari pintu samping kemudian muncul empat orang pemuda dan seorang gadis, yang jelas-jelas masih menggunakan seragam SMU. Mereka semua mengeluarkan suara setengah berbisik. Keempat orang laki-laki itu, tiga orang sepertinya sesuku dengan Dino atau sebangsanya, sedangkan yang satu lagi seperti bule dengan rambutnya yang gondrong. Sementara si gadis berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dan rambutnya yang hitam lurus dan panjang tergerai sampai ke pinggang, ia memakai bandana lebar di kepalanya dengan poni tebal menutupi dahinya. Wajahnya yang oval dan bermata sipit menandakan bahwa ia keturunan Cina atau sebangsanya. Harus kuakui dia memang cantik, seperti bintang film drama Mandarin. Berbeda dengan penampilan ketiga laki-laki itu, gadis ini kelihatannya bukan merupakan gerombolan mereka, dilihat dari tampangnya yang masih lugu. Ia masih mengenakan seragam sebuah sekolah Katolik yang langsung bisa aku kenali karena memang khas. Namun entah mengapa dia bisa bergaul dengan orang-orang ini.

Dino bertepuk tangan. Kemudian memperkenalkan diriku dengan mereka. Yos, dan Bram seperti tipikal orang sebangsa Dino, Tito berbadan tambun dan yang bule namanya Marchell, sementara gadis SMU itu bernama Shelly. Mereka semua yang laki-laki memandang diriku dengan mata “lapar” membuat aku tanpa sadar menyilangkan tangan di depan dadaku, seolah-olah mereka bisa melihat tubuhku di balik pakaian yang aku kenakan ini.

Tampak tak sabaran Dino menarik diriku ke loteng. Langsung menuju sebuah kamar yang ada di ujung. Kamar itu tidak berdaun pintu, sebenarnya lebih tepat disebut ruang penyangga antara teras dengan kamar-kamar yang lain Sebab di salah satu ujungnya merupakan pintu tembusan ke ruang lain.

Di sana ada sebuah kasur yang terhampar begitu saja di lantai kamar. Dengan sprei yang sudah acak-acakan. Di sudut terdapat dua buah kursi sofa besar dan sebuah meja kaca yang mungil. Di bawahnya berserakan majalah-majalah yang cover depannya saja bisa membuat orang merinding. Bergambar perempuan-perempuan telanjang.

Aku sadar bahkan sangat sadar, apa yang dimaui Dino di kamar ini. Aku beranjak ke jendela. Menutup gordynnya hingga ruangan itu kelihatan sedikit gelap. Namun tak lama, karena kemudian Dino menyalakan lampu. Aku berputar membelakangi Dino, dan mulai melucuti pakaian yang aku kenakan. Dari blouse, kemudian rok bawahanku kubiarkan meluncur bebas ke mata kakiku. Kemudian aku memutar balik badanku berbalik menghadap Dino.

Betapa terkejutnya aku ketika aku berbalik, ternyata di hadapanku kini tidak hanya ada Dino, namun Maki juga sedang berdiri di situ sambil cengengesan. Dengan gerakan reflek, aku menyambar blouseku untuk menutupi tubuhku yang setengah telanjang. Melihat keterkejutanku, kedua laki-laki itu malah tertawa terbahak-bahak.

“Ayolah Winda, Toh engkau juga sudah sering memperlihatkan tubuh telanjangmu kepada beberapa laki-laki lain?”.

“Kurang ajar kau Dino!” Aku mengumpat sekenanya.

Wajah laki-laki itu berubah seketika, dari tertawa terbahak-bahak menjadi serius, sangat serius. Dengan tatapan yang sangat tajam dia berujar, “Apakah engkau punya pilihan lain? Ayolah, lakukan saja dan sesudah selesai kita boleh melupakan kejadian ini.”

Aku tertegun, melayani dua orang sekaligus belum pernah aku lakukan sebelumnya. Apalagi orang-orang yang bertampang seram seperti ini. Tapi seperti yang dia bilang, aku tak punya pilihan lain. Seribu satu pertimbangan berkecamuk di kepalaku hingga membuat aku pusing. Tubuhku tanpa sadar sampai gemetaran, terasa sekali lututku lemas sepertinya aku sudah kehabisan tenaga karena digilir mereka berdua, padahal mereka sama sekali belum memulainya.

Akhirnya, dengan sangat berat aku menggerakkan kedua tangan ke arah punggungku di mana aku bisa meraih kaitan BH yang aku pakai. Baju yang tadi aku pakai untuk menutupi bagian tubuhku dengan sendirinya terjatuh ke lantai. Dengan sekali sentakan halus BH-ku telah terlepas dan meluncur bebas dan sebelum terjatuh ke lantai kulemparkan benda itu ke arah Dino yang kemudian ditangkapnya dengan tangkas. Ia mencium bagian dalam mangkuk bra-ku dengan penuh perasaan.

“Harum!”, katanya.

Lalu ia seperti mencari-cari sesuatu dari benda itu, dan ketika ditemukannya ia berhenti.

“36B!”, katanya pendek.

Rupanya ia pingin tahu berapa ukuran dadaku ini.

“BH-nya saja sudah sedemikian harum, apalagi isinya!”, katanya seraya memberikan BH itu kepada Maki sehingga laki-laki itu juga ikut-ikutan menciumi benda itu. Namun demikian mata mereka tak pernah lepas menatap belahan payudaraku yang kini tidak tertutup apa-apa lagi.

Aku kini hanya berdiri menunggu, dan tanpa diminta Dino melangkah mendekatiku. Ia meraih kepalaku. Tangannya meraih kunciran rambut dan melepaskannya hingga rambutku kini tergerai bebas sampai ke punggung.

“Nah, dengan begini kau kelihatan lebih cantik!”

Ia terus berjalan memutari tubuhku dan memelukku dari belakang. Ia sibakkan rambutku dan memindahkannya ke depan lewat pundak sebelah kiriku, sehingga bagian punggung sampai ke tengkukku bebas tanpa penghalang. Lalu ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk belakangku. Lidahnya menjelajah di sekitar leher, tengkuk kemudian naik ke kuping dan menggelitik di sana. Kedua belah tangannya yang kekar dan berbulu yang tadi memeluk pinggangku kini mulai merayap naik dan mulai meremas-remas kedua belah payudaraku dengan gemas. Aku masih menanggapinya dengan dingin dengan tidak bereaksi sama sekali selain memejamkan mataku.

Dino rupanya tidak begitu suka aku bersikap pasif, dengan kasar ia menarik wajahku hingga bibirnya bisa melumat bibirku. Aku hanya berdiam diri saja tak memberikan reaksi. Sambil melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku hingga secara tak sengaja lidahkupun meronta-ronta.

Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk menikmati perasaan itu dengan utuh. Tak ada gunanya aku menolak, hal itu akan membuatku lebih menderita lagi. Dengan kuluman lidah seperti itu, ditingkahi dengan remasan-remasan telapak tangannya di payudaraku sambil sekali-sekali ibu jari dan telunjuknya memilin-milin puting susuku, pertahananku akhirnya bobol juga. Memang, aku sudah sangat terbiasa dan sangat terbuai dengan permaian seperti ini hingga dengan mudahnya Dino mulai membangkitkan nafsuku. Bahkan kini aku mulai memberanikan menggerakkan tangan meremas kepala Dino yang berada di belakangku. Sementara dengan ekor mataku aku melihat Maki beranjak berjalan menuju sofa dan duduk di sana, sambil pandangan matanya tidak pernah lepas dari kami berdua.

Mungkin karena merasa sudah menguasai diriku, ciuman Dino terus merambat turun ke leherku, menghisapnya hingga aku menggelinjang. Lalu merosot lagi menelusup di balik ketiak dan merayap ke depan sampai akhirnya hinggap di salah satu pucuk bukit di dadaku, Dengan satu remasan yang gemas hingga membuat puting susuku melejit Dino untuk mengulumnya. Pertama lidahnya tepat menyapu pentilnya, lalu bergerak memutari seluruh daerah puting susuku sebelum mulutnya mengenyot habis puting susuku itu. Ia menghisapnya dengan gemas sampai pipinya kempot.

Tubuhku secara tiba-tiba bagaikan disengat listrik, terasa geli yang luar biasa bercampur sedikit nyeri di bagian itu. Aku menggelinjang, melenguh apalagi ketika puting susuku digigit-gigit perlahan oleh Dino. Buah anggur yang ranum itu dipermainkan pula dengan lidah Dino yang kasap. Dipilin-pilinnya kesana kemari. Dikecupinya, dan disedotnya kuat-kuat sampai putingnya menempel pada telaknya. Aku merintih. Tanganku refleks meremas dan menarik kepalanya sehingga semakin membenam di kedua gunung kembarku yang putih dan padat. Aku sungguh tak tahu mengapa harus begitu pasrah kepada lelaki itu. Mengapa aku justeru tenggelam dalam permaianan itu? Semula aku hanya merasa terpaksa demi menutupi rahasia atas perbuatanku. Tapi kemudian nyatanya, permainan yang Dino mainkan begitu dalam. Dan aneh sekali, Tanpa sadar aku mulai mengikuti permainan yang dipimpin dengan cemerlang oleh Dino.Cerpen Sex

“Winda…”, 

“Ya?”, 

“Kau suka aku perlakukan seperti ini?”. Aku hanya mengangguk. Dan memejamkan matanya. membiarkan payudaraku terus diremas-remas dan puting susunya dipilin perlahan. Aku menggeliat, merasakan nikmat yang luar biasa. Puting susu yang mungil itu hanya sebentar saja sudah berubah membengkak, keras dan mencuat semakin runcing.

“Hsss…, ah!”, Aku mendesah saat merasakan jari-jari tangan lelaki itu mulai menyusup ke balik celana dalamku dan merayap mencari liang yang ada di selangkanganku. Dan ketika menemukannya Jari-jari tangan itu mula-mula mengusap-usap permukaannya, terus mengusap-usap dan ketika sudah terasa basah jarinya mulai merayap masuk untuk kemudian menyentuh dinding-dinding dalam liang itu.

Dalam posisi masih berdiri berhadapan, sambil terus mencumbui payudaraku, Dino meneruskan aksinya di dalam liang gelap yang sudah basah itu. Makin lama makin dalam. Aku sendiri semakin menggelinjang tak karuan, kedua buah jari yang ada di dalam liang vaginaku itu bergerak-gerak dengan liar. Bahkan kadang-kadang mencoba merenggangkan liang vaginaku hingga menganga. Dan yang membuat aku tambah gila, ia menggerak-gerakkan jarinya keluar masuk ke dalam liang vaginaku seolah-olah sedang menyetubuhiku. Aku tak kuasa untuk menahan diri.

“Nggghh…!”, mulutku mulai meracau. Aku sungguh kewalahan dibuatnya hingga lututku terasa lemas hingga akhirnya akupun tak kuasa menahan tubuhku hingga merosot bersimpuh di lantai. Aku mencoba untuk mengatur nafasku yang terengah-engah. Aku sungguh tidak memperhatikan lagi yang kutahu kini tiba-tiba saja Dino telah berdiri telanjang bulat di hadapanku. Tubuhnya yang tinggi besar, hitam dan penuh bulu itu dengan angkuhnya berdiri mengangkang persis di depanku sehingga wajahku persis menghadap ke bagian selangkangannya. Disitu, aku melihat batang kejantanannya telah berdiri dengan tegaknya. Besar panjang kehitaman dengan bulu hitam yang lebat di daerah pangkalnya.

Dengan sekali rengkuh, ia meraih kepalaku untuk ditarik mendekati daerah di bawah perutnya itu. Aku tahu apa yang dimauinya, bahkan sangat tahu ini adalah perbuatan yang sangat disukai para lelaki. Di mana ketika aku melakukan oral seks terhadap kelaminnya.

Maka, dengan kepalang basah, kulakukan apa yang harus kulakukan. Benda itu telah masuk ke dalam mulutku dan menjadi permainan lidahku yang berputar mengitari ujung kepalanya yang bagaikan sebuah topi baja itu. Lalu berhenti ketika menemukan lubang yang berada persis di ujungnya. Lalu dengan segala kemampuanku aku mulai mengelomoh batang itu sambil kadang-kadang menghisapnya kuat-kuat sehingga pemiliknya bergetar hebat menahan rasa yang tak tertahankan.

Pada saat itu aku sempat melirik ke arah sofa di mana Maki berada, dan ternyata laki-laki ini sudah mulai terbawa nafsu menyaksikan perbuatan kami berdua. Buktinya, ia telah mengeluarkan batang kejantanannya dan mengocoknya naik turun sambil berkali-kali menelan ludah. Konsentrasiku buyar ketika Dino menarik kepalaku hingga menjauh dari selangkangannya. Ia lalu menarik tubuhku hingga telentang di atas kasur yang terhampar di situ. Lalu dengan cepat ia melucuti celana dalamku dan dibuangnya jauh-jauh seakan-akan ia takut aku akan memakainya kembali.

Untuk beberapa detik mata Dino nanar memandang bagian bawah tubuhku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi. Si Makipun sampai berdiri mendekat ke arah kami berdua seakan ia tidak puas memandang kami dari kejauhan.

Namun beberapa detik kemudian, Dino mulai merenggangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Paha kiriku diangkatnya dan disangkutkan ke pundaknya. Lalu dengan tangannya yang sebelah lagi memegangi batang kejantanannya dan diusap-usapkan ke permukaan bibir vaginaku yang sudah sangat basah. Ada rasa geli menyerang di situ hingga aku menggelinjang dan memejamkan mata.

Sedetik kemudian, aku merasakan ada benda lonjong yang mulai menyeruak ke dalam liang vaginaku. Aku menahan nafas ketika terasa ada benda asing mulai menyeruak di situ. Seperti biasanya, aku tak kuasa untuk menahan jeritanku pada saat pertama kali ada kejantanan laki-laki menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku.

Dengan perlahan namun pasti, kejantanan Dino meluncur masuk semakin dalam. Dan ketika sudah masuk setengahnya ia bahkan memasukkan sisanya dengan satu sentakan kasar hingga aku benar-benar berteriak karena terasa nyeri. Dan setelah itu, tanpa memberiku kesempatan untuk membiasakan diri dulu, Dino sudah bergoyang mencari kepuasannya sendiri.

Dino menggerak-gerakkan pinggulnya dengan kencang dan kasar menghunjam-hunjam ke dalam tubuhku hingga aku mem*kik keras setiap kali kejantanan Dino menyentak ke dalam. Pedih dan ngilu. Namun bercampur nikmat yang tak terkira. Ada sensasi aneh yang baru pertama kali kurasakan di mana di sela-sela rasa ngilu itu aku juga merasakan rasa nikmat yang tak terkira. Namun aku juga tidak bisa menguasai diriku lagi hingga aku sampai menangis menggebu-gebu, sakit keluhku setiap kali Dino menghunjam, tapi aku semakin mempererat pelukanku, Pedih, tapi aku juga tak bersedia Dino menyudahi perlakuannya terhadap diriku.

Aku semakin merintih. Air mataku meleleh keluar. kami terus bergulat dalam posisi demikian. Sampai tiba-tiba ada rasa nikmat yang luar biasa di sekujur tubuhku. Aku telah orgasme. Ya, orgasme bersama dengan orang yang aku benci. Tubuhku mengejang selama beberapa puluh detik. Sebelum melemas. Namun Dino rupanya belum selesai. Ia kini membalikkan tubuhku hingga kini aku bertumpu pada kedua telapak tangan dan kedua lututku. Ia ingin meneruskannya dengan doggy style. Aku hanya pasrah saja.

Kini ia menyetubuhiku dari belakang. Tangannya kini dengan leluasa berpindah-pindah dari pinggang, meremas pantat dan meremas payudaraku yang menggelantung berat ke bawah. Kini Dino bahkan lebih memperhebat serangannya. Ia bisa dengan leluasa menggoyangkan tubuhnya dengan cepat dan semakin kasar.

Pada saat itu tanpa terasa, Maki telah duduk mengangkang di depanku. Laki-laki ini juga telah telanjang bulat. Ia menyodorkan batang penisnya ke dalam mulutku, tangannya meraih kepalaku dan dengan setengah memaksa ia menjejalkan batang kejantanannya itu ke dalam mulutku.

Kini aku melayani dua orang sekaligus. Dino yang sedang menyetubuhiku dari belakang. Dan Maki yang sedang memaksaku melakukan oral seks terhadap dirinya. Dino kadang-kadang malah menyorongkan kepalanya ke depan untuk menikmati payudaraku. Aku mengerang pelan setiap kali ia menghisap puting susuku. Dengan dua orang yang mengeroyokku aku sungguh kewalahan hingga tidak bisa berbuat apa-apa. Malahan aku merasa sangat terangsang dengan posisi seperti ini.

Mereka menyetubuhiku dari dua arah, yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada di arah lainnya semakin menghunjam. Kadang-kadang aku hampir tersedak. Maki yang tampaknya mengerti kesulitanku mengalah dan hanya diam saja. Dino yang mengatur segala gerakan.

Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar di sekujur tubuhku. Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan diriku melambung di luar batas yang pernah kuperkirakan sebelumnya. Dan kembali tubuhku mengejang, deras dan tanpa henti. Aku mengalami orgasme yang datang dengan beruntun seperti tak berkesudahan.

Tidak lama kemudian Dino mengalami orgasme. Batang penisnya menyemprotkan air mani dengan deras ke dalam liang vaginaku. Benda itu menyentak-nyentak dengan hebat, seolah-olah ingin menjebol dinding vaginaku. Aku bisa merasakan air mani yang disemprotkannya banyak sekali, hingga sebagian meluap keluar meleleh di salah satu pahaku. Sesudah itu mereka berganti tempat. Maki mengambil alih perlakuan Dino. Masih dalam posisi doggy style. Batang kejantanannya dengan mulus meluncur masuk dalam sekali sampai menyentuh bibir rahimku. Ia bisa mudah melakukannya karena memang liang vaginaku sudah sangat licin dilumasi cairan yang keluar dari dalamnya dan sudah bercampur dengan air mani Dino yang sangat banyak. Permainan dilanjutkan. Aku kini tinggal melayani Maki seorang, karena Dino dengan nafas yang tersengal-sengal telah duduk telentang di atas sofa yang tadi diduduki Maki untuk mengumpulkan tenaga. Aku mengeluh pendek setiap kali Maki mendorong masuk miliknya. Maki terus memacu gerakkannya. Semakin lama semakin keras dan kasar hingga membuat aku merintih dan mengaduh tak berkesudahan.

Pada saat itu masuk Bram dan Tito bersamaan ke dalam ruangan. Tanpa basa-basi, mereka pun langsung melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat. Lalu mereka duduk di lantai dan menonton adegan mesum yang sedang terjadi antara aku dan Maki. Bram nampak kelihatan tidak sabaran Tetapi aku sudah tidak peduli lagi. Maki terus memacu menggebu-gebu. Laki-laki itu sibuk memacu sambil meremasi payudaraku yang menggelantung berat ke bawah.

Sesaat kemudian tubuhku dibalikkan kembali telentang di atas kasur dan pada saat itu Bram dengan tangkas menyodorkan batang kejantanannya ke dalam mulutku. Aku sudah setengah sadar ketika Tito menggantikan Maki menggeluti tubuhku. Keadaanku sudah sedemikian acak-acakan. Rambut yang kusut masai. Tubuhku sudah bersimpah peluh. Tidak hanya keringat yang keluar dari tubuhku sendiri, tapi juga cucuran keringat dari para laki-laki yang bergantian menggauliku. Aku kini hanya telentang pasrah ditindihi tubuh gemuk Tito yang bergoyang-goyang di atasnya.

Laki-laki gemuk itu mengangkangkan kedua belah pahaku lebar-lebar sambil terus menghunjam-hunjamkan miliknya ke dalam milikku. Sementara Bram tak pernah memberiku kesempatan yang cukup untuk bernafas. Ia terus saja menjejal-jejalkan miliknya ke dalam mulutku. Aku sendiri sudah tidak bisa mengotrol diriku lagi. Guncangan demi guncangan yang diakibatkan oleh gerakan Titolah yang membuat Bram makin terangsang. Bukan lagi kuluman dan jilatan yang harusnya aku lakukan dengan lidah dan mulutku.

Dan ketika Tito melenguh panjang, ia mencapai orgasmenya dengan meremas kedua belah payudaraku kuat-kuat hingga aku berteriak mengaduh kesakitan. Lalu beberapa saat kemudian ia dengan nafasnya yang tersengal-sengal memisahkan diri dari diriku. Dan pada saat hampir bersamaan Bram juga mengerang keras. Batang kejantanannya yang masih berada di dalam mulutku bergerak liar dan menyemprotkan air maninya yang kental dan hangat. Aku meronta, ingin mengeluarkan banda itu dari dalam mulutku, namun tangan Bram yang kokoh tetap menahan kepalaku dan aku tak kuasa meronta lagi karena memang tenagaku sudah hampir habis. Cairan kental yang hangat itu akhirnya tertelan olehku. Banyak sekali. Bahkan sampai meluap keluar membasahi daerah sekitar bibirku sampai meleleh ke leher. Aku tak bisa berbuat apa-apa, selain dengan cepat mencoba menelan semua yang ada supaya tidak terlalu terasa di dalam mulutku. Aku memejamkan mata erat-erat, tubuhku mengejang melampiaskan rasa yang tidak karuan, geli, jijik, namun ada sensasi aneh yang luar biasa juga di dalam diriku. Sungguh sangat erotis merasakan siksa birahi semacam ini hingga akupun akhirnya orgasme panjang untuk ke sekian kalinya

Dengan ekor mataku aku kembali melihat seseorang masuk ke ruangan yang ternyata si bule dan orang itu juga mulai membuka celananya. Aku menggigit bibir, dan mulai menangis terisak-isak. Aku hanya bisa memejamkan mata ketika Marchell mulai menindihi tubuhku. Pasrah.

Tidak lama kemudian setelah orang terakhir melaksanakan hasratnya pada diriku mereka keluar. aku merasa seluruh tubuhku luluh lantak. Setelah berhasil mengumpulkan cukup tenaga kembali, dengan terhuyung-huyung, aku bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaianku seadanya dan pergi mencari kamar mandi.

Aku berpapasan dengan Dino yang muncul dari dalam sebuah ruangan yang pintunya terbuka. Lelaki itu sedang sibuk mengancingkan retsluiting celananya. Masih sempat terlihat dari luar di dalam kamar itu, di atas tempat tidur tubuh Shelly yang telanjang sedang ditindihi oleh tubuh Maki yang bergerak-gerak cepat. Memacu naik turun. Gadis itu menggelinjang-gelinjang setiap kali Maki bergerak naik turun. Rupanya anak itu bernasib sama seperti diriku.

“Di mana aku bisa menemukan kamar mandi?” tanyaku pada Dino.

Tanpa menjawab, ia hanya menunjukkan tangannya ke sebuah pintu. Tanpa basa-basi lagi aku segera beranjak menuju pintu itu.

Di sana aku mandi berendam air panas sambil menangis. Aku tidak tahu saya sudah terjerumus ke dalam apa kini. Yang membuat aku benci kepada diriku sendiri, walaupun aku merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun demikian setiap kali teringat kejadian barusan, langsung saja selangkanganku basah lagi.

Aku berendam di sana sangat lama, mungkin lebih dari satu jam lamanya. Setelah terasa kepenatan tubuhku agak berkurang aku menyudahi mandiku. Dengan berjalan tertatih-tatih aku melangkah keluar kamar mandi dan berjalan mencari pintu keluar. Sudah hampir jam sebelas malam ketika aku keluar dari rumah itu.

Cerita sex : Ngewe Dengan Kakak Dari Temanku

Sampai di dalam rumah, Aku langsung ngeloyor masuk ke kamar. Aku tak peduli dengan kakakku yang terheran-heran melihat tingkah lakuku yang tidak biasa, aku tak menyapanya karena memang sudah tidak ada keinginan untuk berbicara lagi malam ini. Aku tumpahkan segala perasaan campur aduk itu, kekesalan, dan sakit hati dengan menangis.–

 

#Demi #Nilai #Rela #Digoyang #Oleh #Dosen

Mama Rela Diewe Demi Bayar Hutang Terbaru Malam Ini

Mama Rela Diewe Demi Bayar Hutang

Aku tinggal bersama mama dikota Jakarta ini, Usiaku masih cukup muda baru 16 tahun dan masih menempuh pendidikan sekolah. Aku bersekolah disebuah sekolah yang cukup baik dikota ini. Sudah 3 tahun aku tinggal bersama mama. Semenjak mama memulai usaha barunya yaitu membuka usaha jahit dan laundry. Pertama kali memulai usaha 3 tahun lalu,usaha jahit dan laundry mama cukup berkembang dan menghasilkan rejeki yang sangat cukup menghidupi aku dan mama. Uang yang dikirim dari papaku hanya kami tabung untuk keperluan suatu saat. Lama kelamaan usaha semakin maju 

Mamaku seorang janda. Sudah 3 tahun mama berpisah dengan papa karena ketidak cocokan. Mama sebenarnya masih cantik dan memiliki sifat yang baik dan rasa kasih sayang yang tinggi kepada keluarganya. Tapi entah mengapa papa dan mama tidak pernah akur. Mereka memutuskan berpisah dan aku tinggal bersama mama. Usia mama kini 52 tahun. Tapi ia tetap tampak cantik dan masih tubuhnya masih tetap indah. Wajah tampak awet muda,tidak ada tanda-tanda penuaan pada tubuh mama. Boleh diakui,banyak lelaki yang mendekati mama. Tapi tak ada yang jadi.

Padahal para lelaki itu hidup makmur. Namun mama tetap menolaknya. Sifat mama yang baik membuat mama sangat disenangi oleh para tetangga. Apalagi kami sudah dianggap seperti saudara oleh pak Meka,sang pemilik rumah kontrakan yang kami kontrak. Pak Meka berumur diatas mama sedikit. Ia pengusaha sukses dan juga seorang Pejabat. Dialah orang yang sering menolong aku dan mama. Istri pak Meka tinggal dikota Bandung menemani anaknya si Tanto dan feny yang sedang kuliah dan setiap 3 hari sekali pulang. Bu Teta(istri pak Meka) juga sangat baik kepada kami. Mama sering dipanggil bu Teta untuk memijat/kusuk ibu teta. Bu teta sangat senang dengan pijatan mama begitu juga dengan pak Meka 

Tapi aku dan mama sadar,kami bukan siapa-siapa. Tak pernah kami meminta sesuatu dari pak Meka,tapi mereka selalu memberi. Dan pak Meka dan Bu Teta sempat menjodohkan mama dengan seorang pria yang memiliki hubungan sedarah dengan pak Meka. Pria itu berusia dibawah mama sedikit sekitar 49 keatas,cukup makmur dan tampan. Namanya Sakti. Mama sempat beberapa kali jalan dengan Sakti. Tapi mama menolak lamarannya entah kenapa. 

“jangan bodoh kamu eli(mamaku)… kamu seorang janda dan hidupmu juga pas-pasan. Kalau kamu menikah dengan dia,hidup kamu bisa terbantu dan anak kamu memiliki pendidikan yang bagus”kata ibu Teta kepada mama malam itu. 

“tapi bu,saya masih trauma dan belum siap untuk kembali menjalin hubungan perkawinan,takut kandas lagi… “kata mama. Beberapa saran diberikan ibu Teta kepada mama. Tapi tak satupun dapat merubah pendirian mama. Gagalah perjodohan itu. Semenjak itu pak Meka dan bu Teta tak memberikan jodoh lagi kepada mama.

Waktu berjalan,usaha mama lambat laun sedikit berkembang. Mama bagiku tampak cantik dan indah. Jujur,aku sendiri sangat mencintainya dan ingin menyetubuhinya. Tapi aku takut,jadi sejauh ini aku hanya berani memegang payudaranya atau pantatnya apabila ia sedang tidur. Nafsu syahwatku kuluapkan dengan cara mengintip mama sedang mandi dan menembakan maniku di bh atau cd yang akan mama pakai. Dan beberapa bulan lalu ketika harga minyak naik,usaha mama jatuh.

Mama berusaha meminjam uang dari pak Meka demi menjaga usaha laundry dan jahit. Pak Meka meminjakan mama uang sebesar 5jt untuk menjaga agar usaha mama tidak tutup. Krisis ekonomi sangat berdampak bagi usaha mama. Pendapatan turun drastis dan utang itu sulit dibayar. Aku berusaha membantu dengan mencari uang tambahan. Aku pergi kesebuah restoran dan bekerja sebagai pencuci piring dengan gaji 20rb setiap malam. Dan usai sekolah aku ngamen dengan pendapatan 15rb setelah dipotong uang preman. Namun uang itu hanya mencukupi untuk membayar makan aku dan mama setiap hari. 

Pak Meka pun mulai menagih utang itu setelah mama menunggak membayar uang sewa kontrakan 2 bulan dan mama menutup usaha jahitnya. Kudengar suara mama malam itu dari ruang tamu. “tolong pak,saya masih kesulitan… untuk makan saja masih kurang”kata mama yang malam itu memakai daster kuning bergambar bunga-bunga. Daster itu begitu tipis sehingga tubuh mama dapat diterawang. Bh hitam mama tampak membayang. Aku saja terangsang apalagi pak Meka yang duduk dihadapanya. 

“pokoknya saya tidak mau tahu,lusa saya akan menagih lagi”kata pak MEka. Malam itu juga aku menghubungi papa tanpa sepengetahuan mama.

Papa mengirimkan uang sebesar 10jt untuk melunasi utang-utang mama. Keesokan harinya usai sekolah,aku mengambil uang itu di Bank dan segera pulang. Sekitar jam 4 aku sampai ditempat usaha laundry dan jahit mama. Kutanya pada penjaga,katanya mama tadi dipanggil sama pak Meka. Aku langsung pulang ke rumah. Sesampai dirumah aku masuk menuju kamar mama. Belum aku masuk aku sudah dikejutkan oleh sesuatu yang tak biasa kuliahat. Biasanya pak Meka dipijit dirumahnya,tapi kali ini dikamar mama. Dari pintu yang tak tertutup rapat aku melihat dengan jelas.

Pak Meka yang hanya mengenakan sarung telungkup diatas kasur. Sementara mama duduk disampingnya sambil mengkusuk punggung pak Meka. Sore itu mama terlihat sangat menggairahkan. Mama mengikat rambutnya yang panjang sebahu sehingga menampakan lehernya yang indah dan basah. Tubuh mama pun terbentuk dari daster coklat panjang yang dikenakanya. Wuh… sangat-sangat menggairahkan sore itu. 

“jadi kapan kau akan membayar utang-mu Ely… “kata pak Meka. 

“beri saya waktu seminggu pak”jawab mama dengan lembut sambil tanganya terus memijat punggung pak Meka. 

“kau lihat,aku sudah sakit sekarang… cepat lah bayar biar aku bisa berobat”kata pak Meka. 

“baik pak,akan saya usahakan”jawab mama. Aku terus mengintip dari celah pintu. 

“aku berikan kau keringanan,kau mau?”tawar pak Meka. 

“apa itu pak”tanya mama. 

“istriku sedang pergi melihat anakku di bandung tadi pagi,3 hari lagi ia balik… maukah kau melayaniku?kalau mau utang-mu bisa berkurang”kata pak Meka terang-terangan. Aku terkejut mendegarnya.

Mama terdiam dan berhenti memijat pak Meka. Ia tertunduk lesu. 

“bagaimana ely?”tanya pak meka yang bangun dan menatap wajah mama. Mama tak memberi jawaban dan diam memandang kebawah. Aku tak tahu apa yang mama pikirkan. Tangan pak meka mengelus kepala mama. Mama menatap pak Meka dan menarik nafas dalam-dalam lalu menanggukan kepalanya. AKu terkejut dan seperti tersambar petir. Mama menerima tawaran pekerjaan gila itu. Tawa pak Meka langsung terdengar. 

“ha… ha… pilihan yang tepat ely,ayo lekas buka bajumu tunggu apa lagi,nanti anakmu pulang”kata pak Meka. Lelaki tua berbadan gendut itu melepas sarungnya dan terlentang diatas kasur.

Mama berdiri dan tangannya perlahan membuka daster coklatnya. Dengan ragu-ragu mama melepas daster itu. Tubuh mama tampak sangat indah dan sangat menggairahkan. Tak kalah dengan para artis atau istri pejabat yang sering melakukan perawatan. Kedua payudaranya yang terbungkus bh pink terlihat sangat padat,bulat dan kenyal. CD putih menutupi bagian intimnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Lalu mama melepas bh pink dan bh itu jatuh kelantai. Kedua payudara mama langsung menggantung bebas. Begitu indah kedua payudara itu dengan pentil yang berwarna kecoklatan. Air liurku langsung membasahi bibirku. 

Payudara mama sangat menggoda membuat penisku semakin mengeras. Mata pak Meka terbuka lebar melihat kedua benda yang padat,bulat dan kenyal itu. Mama perlahan membuka cd-ny sambil memejamkan matanya rapat-rapat. Bulu-bulu perlahan tampak begitu lebat dan akhirnya tampaklah vagina mama. CD putih itu jatuh kelantai dan mama segera menutup bibir vaginanya yang berwarna merah dengan telapak tangan kananya. Mama berjalan naik ke atas kasur. “ayo sayang”kata pak Meka. Pak Meka langsung mengecup bibir mama. Bibir mama yang berwarna merah menempel dibibir lelaki tua itu. Dan mama tetap memejamkan matanya.

Tangan pak Meka tak diam,kedua tanganya menggerayangi payudara mama yang padat bulat dan kenyal. Payudara mama diremas-remas oleh pak meka. Puting susu mama dijepit oleh jari pak meka yang membuat mama bergoyang. Dengan lihai pak Meka meremas-remas payudara mama. Ia cabut bibirnya dari bibir mama. Lalu ia kecup leher mama. cupph… cuph… pak Meka mengecup leher mama tiga kali. 

“akhh… “desah mama ketika pak Meka mengecup lehernya. Pak meka turun kebagian payudara mama yang sangat padat. Matanya memandangi sepasang payudara milik seorang janda yang memiliki tubuh terawat.

Payudara itu terus diremas-remas oleh tangan pak Meka. Mama memejamkan matanya dan terus mendesah akibat rangsangan yang dialirkan oleh pak Meka. 

“oh ely,tubuhmu sungguh indah… kau memang janda tapi tubuhmu sungguh berkelas”puji pak meka. Lalu Pak meka mendekati bibirnya ke payudara mama. cupph… pak meka mengemut-emut puting susu mama sebelah kanan. Mulut pak menghisap puting susu mama yang berwarna kecoklatan. uh… aku tak dapat membayangkan rasa nikmat yang didapat pak Meka.

Secara bergantian lelaki tua itu menghisap payudara mama. Ia bagai bayi yang haus. Mama memejamkan matanya dan sesekali mengintip apa yang dilakukan oleh lelaki itu. Suara desahan pun tak pernah berhenti keluar dari bibir mama. Puas menjilati puting susu mama,pak meka mengubah posisinya. Mama diterlentangkanya diatas kasur. Pak meka melepas sarungnya. Burungnya yang diselimuti bulu-bulu yang sangat lebat mengacung panjang. Penis yang berwarna hitam tampak begitu sangar.

Aku saja merinding melihatnya. 

“ayo ely,isap kontolku ini”kata pak Meka. Tanpa berpikir panjang tangan kiri mama meraih penis itu. Dikocoknya dengan sangat pelan penis berukuran 16cm dengan diameter 5,3cm. Pak meka meremas-remas payudara mama sambil memejamkan matanya. Akhh… desah pak meka ketika merasakan kepala penisnya masuk kedalam mulut mama. Mama menghisap kepala penis pak meka yang berwarna gelap itu. Lidahnya ia mainkan dikepala penis lelaki tua itu. Sesekali mama menghisap kepala penis itu,suara rintihan nikmat keluar dari mulut pak Meka.

“coba lebih dalam ely”kata pak Meka. Perlahan mama memasukan penis itu kedalam mulutnya. ****** pak Meka sangat besar untuk ukuran mulut mama. Perlahan setengah penis itu masuk kedalam mulut mama. Lalu mama menghisap penis itu. Rambut mama bergerak naik turun seiring isapan mama dipenis pak meka. Terlihat mama sangat jago mengoral penis pak Meka. 

“akh ely… “desah pak Meka. Aku lupa siapa diri ini,aku malah menikmati permainan mereka. Hisapan mama membuatku sangat iri,seharusnya aku yang mendapatkan itu.

Mama menghentikan aksinya dan mengatur nafas. Pak Meka mengelus kepala mama sambil memberikan pujian. 

“ely,kau cantik,memesona,sungguh handal dan hebat dalam hal begini,seharusnya suamimu berpikir untuk menceraikanmu,dia begitu bodoh”kata pak meka. Mama tersenyum diatas kasur. Pak meka mendekati paha mama dan bersiap memasukan penisnya ke Vagina mama. Pak meka menggesek-gesekan kepala penisnya di bibir vagina mama. 

“akhh… sh… pak masukan… aku sudah tak tahan”rintih mama. Kata-kata mama tak membuatku terkejut karena mama pasti haus akan kenikmatan birahi itu setelah 3 tahun menjanda.

Pak meka menusukan kepala penisnya divagina mama. slurrp… seluruh penis mama masuk kedalam vagina mama. 

“ouch sempit ly!”seru pak meka ketika seluruh penisnya masuk kedalam vagina mama. Perlahan pak Meka mulai memompa mama. Penisnya yang sangat besar keluar masuk pepek mama dan suara desahan yang keluar dari bibir mama membuatku terangsang. Sambil menutup matanya mama menikmati apa yang dilakukanya. Wajah lelaki tua itu terlihat kenikmatan merasakan nikmatnya vagina mama. Dengan tempo yang agak lambat ia memompa mama sambil menikmati otot-otot vagina mama yang memijat penisnya. 

Tanpa disengaja,aku pun mulai membuka celanaku dan mengocok dengan pelan penisku yang dari tadi sudah terangsang melihat perselingkuhan mama itu. Suara desahan mama membuat kocokan penisku sedikit kencang. tiba-tiba kulihat tubuh mama mengenjang dan mama teriak kuat. “akhhhhhhhh….. “mama teriak. Pak meka menghentikan pompaanya dan mengatur nafasnya. Sementara mama tergeletak dengan nafas yang tidak beraturan dan tampak lemas. Pak meka tanpa mencabut penisnya menundukan kepalanya dan lidahnya dengan nakal menjilati leher mama dan menggigit leher mama. ahh… desah mama. Kemudian pak Meka mencium bibir mama. Bibir mama yang tipis itu lagi-lagi dilahapnya dengan ganas.

Setelah itu,pak Meka mencabut penisnya dan mama merubah posisi. Pak meka berada dibawah sementara mama berada diatas pak meka. Posisi itu dikenal dengan nama woman on top. Posisi Mama menghadap pada pak Meka. slurp… lagi-lagi penis lelaki tua itu masuk ke dalam vagina mama untuk kedua kalinya. ouch… desah mama. Pak meka perlahan memulai lagi pompaanya. Mama memejamkan matanya. Tubuhnya terlihat sangat basah dan mama semakin menggairahkan. Mama menyandarkan badanya kedada pak meka sehingga pak meka memompa mama sambil memeluknya. Suara becek terdengar dari selangkangan mama.

Ruangan kamar mama saat itu diisi dengan suara desahan dan suara becek dari vagina mama. Pak meka memompa mama dengan tempo yang jauh lebih cepat. 

“paak… aku… tak… tahannn… “kata mama terbata-bata. Pak Meka semakin mempercepat pompaanya. Suara desahan mama terdengar sangat keras. Hingga pak meka menusukk seluruh penisnya divagina mama dan tanganya yang ada dipunggung mama memeluk mama,memukul punggung mama dengan keras. plaak… suara pukulan itu. 

“akkkhhhhhhhh”desah mama. 

“ha… ha… “pak meka mengatur nafas. Mama yang menindih tubuh pak meka diam dan juga mengatur nafasnya. Dari sela-sela vagina mama,tetesan cairan putih mengalir. Itu tak lain adalah sperma pak meka.

Keheningingan setelah permainan puncak berakhir ketika suara tangisan mama terdengar. Aku bingung kenapa mama menangis. Mama menangis dan merintih. Pak meka mengelus rambut mama sambil berbisik dikuping kanan mama. 

“kenapa?kau menyesal ely?”tanya pak meka. 

Sambil menangis mama menjawab”aku telah kotor… kotor… “kata mama. 

“aku bersetubuh dengan suami orang demi uang… uang!’tambah mama.

 Pak meka tersenyum mendengar itu. “sudahlah… nikmati saja… ini semua kau lakukan demi anakmu kan?”kata pak meka. 

“iya pak… “jawab mama sambil mengelap mukanya yang basah dengan kedua tanganya. Lalu mama menyandarkan kepalanya didada pak meka. Pak meka terus mengucapkan rayuan agar mama berhenti menangis. 

“nanti malam sekitar jam 10 datang kerumahku ya!demi anakmu… ‘kata pak meka. Mama mengganggukan kepalanya. Pak meka bangkit memakai sarung dan kaos putihnya. Mamapun bangkit dari kasur dan memakai dasternya. Aku masuk kekamar dan tergeletak dikasur sambil berpikir apa yang harus kulakukan. 

Sekitar jam 5. 30 pintu kamarku terbuka. Aku pura-pura tidur waktu itu. Mama masuk dan membangunkanku. Seolah tak ada yang terjadi aku bangun dan mandi. Dan jam 9 tiba,selesai makan bersama mama aku pura-pura kecapean dan tidur dikamar. Kutunggu sekitar setengah jam,tepatnya ketika lampu ruang tengah mati dan suara pintu depan terkunci. Aku bangun memakai jaket dan keluar melalui jendela kamarku. Lalu berjalan dari pintu samping menuju rumah pak meka. Suasana rumah saat itu tampak sangat sepi.

Dari pagar yang setinggi pinggangku aku lompat masuk kehalaman belakang rumah pak meka. Tanpa susah-susah aku langsung dapat melihat mama yang berada disebuah kamar yang jendelanya terbuka dan aku bisa mengintip. Mama malam itu hanya mengenakan daster tanpa bh dan cd sesuai pesan dari pak meka tadi sore. Rambut mama juga basah dan terurai sebahu. Mama duduk dibibir tempat tidur yang lumayan besar. Sekitar 5 menit berselang,pintu kamar itu terbuka. Sesosok wanita yang berusia lebih tua dari mama dan selama ini bersikap baik masuk. Malam itu ibu teta yang memakai daster hitam panjang hingga mata kaki dengan senyuman hangat menyapa mama.

“eh… senyum-senyum”kata bu teta dengan keras. 

‘sudah hebat kamu ya berani-berani tidur dengan suami saya… ha… “bentak bu teta dan melayangkan sebuah tamparan ke pipi kiri mama. plaak… tamparan itu kuat dan suaranya sangat keras terdengar. Suasana ruangan tampak panas dan bu teta terlihat begitu emosi. Tangan mama memegang pipi kirinya yang baru saja terkena tamparan kuat dari bu teta. Dan sekali lagi bu teta melayangkan tanganya menampar pipi mama,kali ini pipi kanan mama. plaaak… suaranya lebih kuat dari yang sebelumnya. Mama goyang ketika bu teta menamparnya. Kedua mata bu teta memandang tajam mama.

Sementara mama tertunduk lesu sambil mengelus pipinya yang bercak merah. Dulu mama sewaktu masih menjadi istri papa,mama sering diperlakukan lebih dari ini. Bahkan lebih kasar ditendang,ditinju,dicekek bahkan pernah disiram air dingin. 

“tapi bu,pak meka yang minta saya layani… benar bu saya gak bohong”mama melakukan perlawan dan tetesan air matanya jatuh membasahi pipinya. 

“ga mungkin suami saya seperti itu,kamu memang janda miskin,genit,dan ga tau diri… sudah dibaikin malah begini”bentak bu teta. bu teta tampak penuh emosi,tangannya menjambak rambut mama yang basah saat itu. 

“aduch… bu… lepaskan ampun… ampun”desah mama dan tanganya memegang tangan bu teta yang menjambak rambutnya. 

“pa,kata dia papa yang minta dilayani… “kata bu teta ketika pak meka yang memakai singlet dan sarung masuk. 

“bohong tu ma… mama percaya papa atau dia,janda gatal”kata pak teta. “pak,to… long… kata… kan… sejujurnya saya sudah tidak kuat”kata mama dan tangisanya pecah.

“eh… sialan sudah kamu yang minta dilayani… katanya kamu kangen sama kehangatan”kata pak meka. Mendengar perkataan suaminya itu bu teta terlihat semakin emosi. 

“rasakan… akhh”kata bu teta dan lagi-lagi tamparan kuat dari tanganya yang besar itu melayang kepipi mama. Suara nya sangat nyaring mengisi ruangan itu. Mama tercampak dan tersandar didinding tembok. Wajah mama merah dan basah air mata. 

“ampun bu… ampuni saya… “kata mama. 

“ampun?… tiada ampun bagimu… ‘bu meka membentak mama dan menendang selangkangan mama.

“akhhhhh… “desah mama. 

“ma,gimana kita telanjangan si janda gatel ini,trus kita tato tubuhnya dengan tulisan hati-hati,janda gatel tukang penggoda suami orang”pak meka memberi saran istrinya. 

“boleh juga itu pa,tapi sebelumnya butuh yang lebih kejam”bu meka berkata dengan nada tinggi. 

Sambil menghembuskan nafasnya ia berkata”panggil anak-anak di pos ronda… mereka sering nyewa lonte,dari pada bayar ini kan ada yang gratis”kata bu teta. 

Mendengar itu mama langsung berkata”jangan,bu ampun… ampun”desah mama dan coba bangkit. Dengan lemas mama berdiri. Tiba-tiba mama coba berlari menerobos bu teta dan pak meka yang berdiri tak jauh dari mama. Mama berhasil melewati bu teta namun gagal melewati pak meka. Pak meka dengan mudah menangkap tubuh mama yang memiliki payudara yang indah dan vagina yang masih rapet. “pak biarkan saya pergi… “kata mama ketika pak meka menyeret tubuhnya masuk kedalam kamar. 

“ma ambil tali cepat”kata pak teta. Pak teta melempar tubuh mama kelantai tepat depan kasur. Bu teta kembali membawa tali dan selasi ban. Dengan cepat pak meka mengikat tangan dan kaki mama. Kedua tangan mama terikat disalah satu tiang tempat tidur dan kedua kaki mama terikat. BIbir mama ditempel selasi ban warna hitam. 

“tunggu ya ma,papa panggil dulu mereka,siapin dong wanitanya biar mereka ga kecewa”kata pak meka dan keluar kamar.

Tinggalah mama dan bu teta didalam kamar tersebut. Bu teta membuka laci meja rias dan mengeluarkan bedak. Dibedakinya wajah mama yang basah. Mama tak melawan,tetesan air mata tetap menetes. Rambut mama yang acak-acakan disisir. Mama tampak lebih baik. Sekitar 10mnt kemudian pak meka kembali. 

‘ma cuma ada segini ni”kata pak meka. Lima orang pemuda masuk. Mereka adalah atak,jamal,genta,prino,dan dadang. Mereka kenal sama aku dan tahu mama. 

“lihat sini apa yang tante punya buat kalian… seorang janda dengan tubuh mulus memiliki birahi yang tinggi… silakan dicoba dengan gratis”kata bu teta. Seakan tak percaya,kelima orang pemuda itu terbalak melihat mama yang diikat tak berdaya dengan pakaian sungguh sexy. 

“tan… ini beneran?’tanya atak tak percaya. 

‘iya donk… tolong diperlakukan dengan kasar iya kalau dia ga mau”kata bu teta berdiri. Atak mendekati mama yang tergolek. 

“makasih ya tan”kata atak berterima kasih kepada bu teta atas yang dipersembahkan untuk dia dan teman-temanya. 

“ayo kita maenkan… “kata atak kepada rekanya. Lima orang pemuda itu langsung melepas resletingnya. Secara bersama-sama mereka membuka tali yang mengikat tangan mama dan mereka menangangkat mama keatas kasur.

Atak yang pertama mencolek payudara mama. 

“eh… jangan-jangan”desah mama setelah selasi ban yang menempel dibibirnya dilepas jamal. Jari kelima pemuda itu mencolek-colek tubuh mama yang masih ditutup daster. Mama mulai menjadi boneka. 

“tan… tan… tante baik kami baik,ok?… sekara lepas daster tante… “kata atak sang ketua dengan tenang. Mama memandang lima pemuda itu dengan penuh ketakutan. Mama dengan berat hati melepas daster yang ia kenakan. Daster itu terlepas dan tampaklah bagian tubuh mama yang indah oleh kelima pemuda itu. Mulai dari payudara yang masih padat dan berisi,tubuh putih ramping dan vagina dengan bulu jembut lebat menghiasi vagina mama.

Aku saja terangsang apalagi lima orang pemuda itu. Mata lima orang pemuda itu terlihat sulit lepas dari pemandangan yang sungguh indah itu. 

“gua duluan”kata atak. Atak mendekati mama sambil melepas koas dan celananya. Atak dengan bugil mendekati mama. Mama tampak begitu tenang. Dan cupph… dengan mesra atak dan mama berciuman. Mama mencium bibir atak yang hitam. Kedua tangan mama melingkar di pundak atak sementara atak memeluk tubuh mama. Sangat mesra mama dengan atak dan hatiku sangat kacau. Dengan erotis mama terlihat memainkan lidahnya dimulut atak. Atak tampak menerima perlakuan mama. AKu seakan tak menyangka. Tangan kanan atak meremas-remas payudara mama sebelah kiri. Puting susu mama dimainkan dengan cara diplintir atau dipijit oleh jari atak. Atak mencabut bibirnya dan menjilati kuping mama. Mama tampak sedikit bergetar merasakan geli oleh lidah atak yang membasahi kupingnya. Cersex Mama Selingkuh

“atak… geli… “rintih mama dengan suara mesra. Atak turun kebagian dada  mama. Kedua tanganya meremas-remas payudara mama. Telapak tangan atak sanggup meremas payudara mama yang cukup besar dan padat. Atak menjulurkan lidahnya dan menempelkan lidahnya itu diputing susu mama sebelah kanan. ouhg… desah mama. Lidah atak berputar menjilati daerah sekitar puting susu mama. Sesekali atak menghisap puting susu mama dan mama merintih syahdu. Sementara keempat pemuda lainya hanya menonton dan menanti giliranya. Secara bergantian lidah atak bermain dipayudara mama kanan dan kiri. Mama tampak menikmati aksi pemuda yang dikenal baik dan bisa dibilang tampangnya lumayan cakep. “aduch tak… jangan digigit”kata mama ketika atak menggigit puting susunya.

Tangan mama meremas-remas rambut atak sambil merintih. Aku bingung kenapa mama jadi menikmati permainan atak. Atak kembali meremas-remas kedua payudara mama. Atak meminta mama untuk menjilati penisnya. Mama menungging dan tanganya meraih penis atak yang dari tadi sudah ON. Penis anak muda itu terlihat sangat panjang dan besar. Diameternya sekitar 5cm. Mama membuka mulutnya dan ****** itu masuk kedalam mulutnya. cuuphh… penis atak keluar masuk mulut mama. 

Mama Rela Diewe Demi Bayar Hutang

“enak tak?’tanya mama.

“enak banget tante,emutan tante ngalahin emutan lonte yang ada di simpang”kata atak. Mama menjulurkan lidahnya dan lidahnya menari-nari kepala penis atak yang berwarna hitam. 

“masak kamu samaain tante sama kayak gituan”sahut mama. Mama menelan dalam-dalam penis atak dimulutnya hingga sampai beberapa cm yang tersisa. 

“ahhg… asyik. “desah atak menikmati isapan maut dari mama.

Keempat orang pemuda lainnya terlihat tak tahan hingga mereka mengocok sendiri penisnya. Mama mencabut penis atak dan mengatur nafasnya. 

“asyik kan?’tanya mama. Atak menanggukan kepalanya. 

“sekarang gantian ya”mama meminta atak menjilati vaginanya. Atak terlihat semakin bernafsu melihat vagina mama yang tampak indah menggoda dengan bulu-bulu halus yang menyelimuti. Dua jari atak mengelus-ngelus bibir vagina mama dan bulu-bulu yang ada diatas vagina mama. 

“tan apain nich?”tanya atak dengan nakal. 

“ya memek donk… cepetan donk Tak… kawan-kawan kamu udah nunggu tu”kata mama. Atak mendekatkan wajahnya kebibir bagian kewanitaan mama. Lidahnya ia julurkan dan mulai membasahi bibir vagina mama yang berwarna merah. serrr… atak membasahi bibir vagina mama. Mama melenguh dan merintih kenikmatan. Sudah 4 tahun menjanda dan kali ini mama merasakan hal yang ia nanti-nanti selama itu. 

Atak dengan penuh nafsu menjilati vagina mama seperti kucing yang sedang menjilati susunya. Ia sangat beringas. vagina mama semakin lama semakin tampak basah. Itil mama dijilati atak dan sesekali atak mengisap vagina mama yang mengeluarkan cairan. Kemudian atak memasukan satu jarinya kedalam vagina mama dan menggesekan jarinya. akh… desah mama. 

“tan mw yang lebih besar?’tanya atak. 

“mau donk Tak… tante udah ga tahan”kata mama. Atak dengan cepat meraih penisnya yang dari tadi sudah tegang. Mama saat itu dalam posisi terlungkup diatas kasur. Atak menyiapkan penisnya dan ia gesekan penisnya dibibir vagina mama. 

“ough… shhh… “mama melenguh dan ia seakan semakin tak tahan.

Slurrp… penis Atak menancap vagina mama. Atak mulai memompa penisnya dengan agak lambat. Mata atak terpejam dan ia menggigit bibir bawahnya. Atak terlihat menikmati vagina mama yang menjepit kontolnya. Sementara mama hanya mendesah dan juga memejamkan matanya. oughh shhh… ah… akhh… ehh desah mama berulang kali. Aku sendiri tak tahan melihat aksi panas itu,apalagi keempat pemuda yang menonton beberapa meter dari atak dan mama. Atak dan mama tampak seperti sepasang kekasih yang sudah lama tak mendapatkan kepuasan. Tiba-tiba,pemuda yang sedang memompa mama itu mempercepat temponya. Suara becek dari vagina mama yang basah sangat terdengar mengisi ruangan itu bersama suara desahan mama.

oughh… mama mendesah dan atak semakin tampak ganas. Atak menancapkan penisnya dalam-dalam dan menghentikan pompaanya. Sementara itu mama mendesah dengan penjang. akhhhhhhhh….. Mama rupanya orgasme. Atak memejamkan matanya menikmati otot-otot vagina mama yang seakan memijit-mijit penisnya dan cairan hangat yang mengalir dari vagina mama yang membasahi kepala penisnya. ha… ha… atak mengatur nafasnya begitu juga dengan mama. Selang sekitar sepuluh detik,atak mencabut penisnya dan mama merubah posisinya. Mama menungging menghadap keempat pemuda yang dari tadi melihat aksi panas mama dan menikmatnya dengan cara mengurut-ngurut penis mereka. “sabar ya”kata mama. Atak menancapkan lagi penisnya diliang surga kenikmatan mama. 

Akh… mama kembali mendesah seiiring dengan atak yang kembali memulai goyanganya. Kedua payudara mama yang menggantung bebas terlihat bergoyang mengikuti ritme permainan. Sungguh sangat menggoda kedua payudara itu. Karena tak tahan melihat aksi panas itu,aku juga mengocok pelan penisku sama seperti yang dilakukan oleh keempat pemuda itu. Tubuhnya yang sangat basah saat itu semakin membuat mama sangat menggoda dan sensional. Ia bagaikan wanita berumur duapuluhan. Wajahnya sungguh cantik dan bibirnya dengan merdu mengeluarkan suara desahan. “ouh shh… achh… shh”desah mama berulang kali. 

“tak… udah ga kuat”desah mama. “tan… akhhh”atak melenguh dan menusukan dalam-dalam penisnya.

Mama berteriak pelan dan memejamkan matanya yang indah. plak… atak memukul pelan belahan pantat mama dan menarik nafas dalam-dalam. Rupanya atak dan mama sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Atak mencabut penisnya dan mama langsung ambruk. Dengan terlentang diatas lantai,tetesan cairan putih(sperma) keluar dari sela-sela vagina mama. 

“atak kamu hebat”puji mama kepada atak. 

“akh… tante juga”balas atak. Jamal,genta,prino,dan dadang terlihat tak tahan. Mama memberikan ciuman hangat kepada atak dan tanganya mengelus rambut atak. 

“Atak,kamu ganteng dan hebat… mulai sekarang panggil tante mami aja ya”kata mama sambil mencium kening atak. 

“iya mami,sekarang layani teman-temanku donk”kata atak.

Mama bergerak meninggalkan atak dan mendekati keempat pemuda yang sudah tak tahan. Jamal sudah sangat tak tahan,ia langsung memasukan penisnya kevagina mama. ough… desah mama menikmati pompaan jamal. Penis jamal yang panjang hitam pekat keluar masuk menggepur vagina mama yang basah. Dengan sangat bernafsu jamal memompa mamaku. Aku tak tahu jadi apa mamaku setelah semua ini berakhir. Mama semakin mendesah ketika genta menghisap puting susu mama sebelah kanan dan prino menjilati puting susu mama sebelah kiri. Genta dengan lahap menjilati puting susu mama. 

Ia bagaikan bayi yang kehausan. Mama melenguh kenikmatan. Prino meremas-remas payudara mama sebelah kiri dan sesekali menjilati puting susu mama. Prino sama dengan genta,ia seakan sangat haus. Jamal terlihat semakin terangsang dan tetesan keringat semakin membasahi tubuh mama. Dan akhirnya jamal mencapai puncak hanya dalam beberapa menit. Jamal mencabut penisnya dan menumpahkan penisnya diwajah mama. croot… croott… mani jamal yang cukup banyak membasahi wajah mama. Wajah mama penuh dengan lumuran sperma pemuda itu.

Selanjutnya adalah genta yang mencapkan penisnya didalam vagina mama. Mama terlihat sangat lelah sekali. Tubuhnya semakin basah dan licin oleh keringat birahi. Singkat cerita yang terakhir adalah dadang. Pemuda bertubuh kurus itu mencapkan penisnya divagina mama. Dadang mulai memompa. Dengan suara lemas mama mendesah. Sementara keempat rekan dadang terlihat lemas terduduk melihat aksi dadang. Dadang mempercepat gerakanya. ehh… ahh… desah mama dengan begitu lemas. Ternyata dadang tak tahan lama. Hanya sekitar tiga menit dadang sudah melepas amunisinya didalam vagina mama. ‘aakhhhhh… dadadang… “lenguh mama ketika dadang menyeburkan sperma didalam vagina mama.

Dadang mencabut penisnya dan mama tergolek lemas dilantai. Tubuhnya yang mulus dibanjiri keringat. Bau tak sedap juga tercium dari tubuh mama. Rambut mama terlihat acak-acakan. Kelima pemuda itu memakai kembali pakaianya dan membiarkan mama tergolek tanpa sehelai benangpun. Malam itu,mama tampak sungguh menggoda. Bu teta dan pak meka masuk kedalam kamar. “bagaimana enak?”tanya bu teta. 

“enak banget tan,berapa biayanya ni?’tanya atak. Bu teta tersenyum puas melihat korbanya yang tergolek lemas tak berdaya. 

“kalian sungguh hebat… lihat apa yang kalian lakukan kepada wanita tua ini ha… ha”kata bu teta dengan tawa. Mama tampaknya sungguh lelah sehingga ia terlelap. 

“tan,kami perlu buat apa lagi ni?”tanya atak. 

“ehmm… “bu teta menahan nafasnya. Dari saku dasternya,ia mengeluarkan sebuah gunting. 

“atak pegang dia”perintah pak meka. 

“tante mau buat dia terlihat cantik”kata bu teta. Atak memegang mama yang terlelap dan ia dudukan dipangkuanya. Mama saat itu tak sadarkan diri. Bu teta menggunting rambbut mama. Bu teta tampak sangat lihai,mama terlihat cantik dan manis. Bayangkan mama yang tadinya rambutnya panjangnya sebaahu digunting seperti rambut barbie. ‘selesai”kata bu teta. 

“wah makin cantik”guman para pemuda itu.

Cerita sex : Insiden Ternikmat Bersama Mama Di Lift

Lalu bu teta menyuruh atak dan prino membawa mama pulang. Mendengar itu aku segera pulang dan masuk kamar. tak habis pikir aku saat itu. Aku hanya berpikir akan yang terjadi nanti. Ternyata keesokan harinya,mama berpenampilan beda. Dirumah,karna ia ingin aku tak tahu apa yang terjadi,mama memakai jilbab. Mama tampak tetap cantik memakai jilbab dan ia tampak dewasa. Aku puji mama memakai jilbab. Mama terlihat sangat senang saat itu. Tapi sesuatu yang tak kusangka terjadi. Semenjak itu,mama memiliki hubungan dengan atak. Dan mama terlihat sangat sayang terhadap atak. 

#Mama #Rela #Diewe #Demi #Bayar #Hutang