Cerita Dewasa Guru Perawan, Terbaru Malam Ini

Cerita Dewasa Guru Perawan – Seorang wanita berjilbab hijau lumut terlihat bergegas ke ruang guru, rok yang agak ketat memaksa wanita itu untuk mengambil langkah kecil dan cepat. Namun sesampainya di ruangan yang telah ditentukan, hanya ditemukan Bu Nita yang sedang sibuk mengoreksi hasil ulangan harian para siswa.

“Mungkin begitu,” jawab Bu Nita sambil menatap Rayna dengan wajah curiga, sejauh Bu Nita hubungan antara Rayna dan Rivan tidak pernah beres, meskipun mereka sama-sama guru muda, pikiran Rayna dan Rivan selalu tenang. . Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal.

Cerita Dewasa Guru Perawan

“Kuharap SMS itu hanya lelucon,” katanya penuh harap, bergegas ke tempat parkir, mengabaikan penampilan satpam sekolah yang menatap liar ke tubuh kurusnya yang mengenakan seragam hijau lumut khas PNS yang terbungkus rapat. di sekelilingnya. Tubuhnya.

Cerita Sex Cabul Murid Cantik Yang Di Perdaya Guru Kelas Nya

Mobil Avanza, Reyna, melintasi jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Hatinya masih belum tenang, pikirannya masih tertuju pada pesan teks yang dikirim Rivan, meskipun pria itu hanya meminta bantuan untuk membantunya mempersiapkan syarat untuk melamar pangkat, tetapi perasaan permusuhan begitu melekat pada dirinya. jantung. .

Jantung Reyna berdegup kencang saat mobil masuk ke halaman, ada Ninja 250 hijau cerah yang diparkir, “pasti sepeda Rivan tidak diragukan lagi,” bisik hati Reyna. Di kursi teras, sudut mata wanita muda itu menangkap sosok pria yang asyik dengan pil di tangannya. “Kau…” ucap Reyna dengan nada tidak setuju.

“Masuk, tapi ingat suamiku tidak ada di rumah, jadi setelah ini semua, kamu bisa pulang,” kata Reyna blak-blakan, meninggalkan pria itu di ruang tamu.

Aktif seharian di sekolah memaksa Reyna untuk mandi, saat memilih baju, wanita tersebut bingung mau pakai baju apa, apakah cukup untuk baju rumahan atau untuk memilih baju yang lebih formal.

Ngentot Memek Abg Perawan Di Sekolah

“Apa yang ada di pikiranmu, Ray?!” .. Dia musuh bebuyutanmu di sekolah,” umpat Rayna, melemparkan gaun di tangannya ke bagian bawah lemari.

Kemudian dapatkan daster putih tanpa motif. Namun sayangnya, gaun katun lembut itu terlalu ketat dan berhasil membingkai lekuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan payudaranya yang gagah.

Reyna bingung lagi saat memilih penutup kepala, apakah masih harus memakai kain atau tidak, ini rumahnya. Namun mau tak mau ia memungut kain putih dengan motif renda yang membuatnya terlihat lebih anggun, tubuh cantik dalam balutan gaun serba putih yang menawan.

Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore dan untuk kedua kalinya Rayna menyajikan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih terlihat serius dengan laptop dan berkas-berkas persiapannya, Reyna sesekali memberikan instruksi.

Cerpen Sekretaris Diperkosa Paksa

Tanpa sadar, mata Reyna mengamati wajah Rivan, yang sangat menarik. “Sebenarnya cowok ini pekerja keras dan baik, tapi kenapa sikapnya sering bikin aku emosi,” gumam Reyna mengingat permusuhannya di lingkungan sekolah.

Pemuda yang empat tahun lebih muda darinya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan bertolak belakang dengan sikap Rivan yang kerap membela siswa yang melanggar disiplin.

“Jangan buru-buru, minum teh dulu, nanti di luar hujan,” kata Reyna yang bermaksud lebih ramah.

Reyna tertawa mendengar kata-kata Rivan, “Makan malam dengan ibumu? Tapi kamu tidak terlihat seperti anak mama,” geram Reyna, membuat Rivan juga tertawa, tapi tangannya terus bergerak seolah dia tidak tergoda untuk menerima ejekan Reyna.

Istri Perek Ketagihan Dipompa Memeknya Ama Kontol Besar Tukang Sayur.

“Jadi aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan dengan senyum di wajahnya saat melihat hujan di luar masih terlalu deras.

“Di garasi ada jas hujan, tapi kalau mau nunggu hujan, enggak apa-apa,” kata Reyna yang yakin mesin Rivan tidak bisa menyimpan jas hujan.

Begitu kata itu terucap, Blackberry di tangan Rayna menerima telepon masuk dari suaminya, namun sayangnya suaminya mengabarkan bahwa ia agak terlambat pulang, dengan cemberut Rayna mengakhiri panggilan tersebut.

“Eh, kenapa karena aku?” Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, Reyna melempar bantal ke sofa dengan cemberut. Pembicaraan berlanjut lagi namun lebih fokus pada dinamika kehidupan sekolah dan cukup berhasil memecahkan kebekuan.

Bu Guru Perek Ketagihan Digenjot Habis2an Kontol Besar Murid Sendiri.

Reyna sepertinya melihat Rivan versi yang berbeda, lebih seru, ramah, dan humoris. Sangat berbeda dengan kacamata yang pernah dilihatnya sebelumnya, guru laki-laki itu seperti memberontak kepadanya, sebagai penegak kedisiplinan siswa.

“Aku heran kenapa kamu mendekati anak-anak seperti Junot dan Darko, dua anak ini tidak bisa diatur lagi dan telah di-redlist oleh guru BC,” tanya Reyna mulai terlihat santai. “Jika bukan karena cucu pemilik yayasan, anak itu akan dikeluarkan dari sekolah,” lanjutnya.

“Iya aku tau, tapi petualangan mereka seru lho, dari nongkrong di Manga Besar sampai mengintip cewek di kamar mandi, ada juga guru yang mereka intip,” “Hah?” Baik? Sial, itu benar-benar tidak bermoral,” Reyna melompat dari tempat duduknya, pindah ke sisi Rivan.

“Tapi tunggu, bukankah itu berarti kamu mendukung kejahatan mereka, dan siapa guru yang mereka dukung?” tanya Reyna cemas, takut menjadi korban kenakalan kedua muridnya.

Cerita Dewasa Guru Smp Ngajakin Ngentot

Bayangkan, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop yang digunakan kapal selam,” kata Rivan muram, membalikkan tubuhnya ke arah Rayna yang penasaran.

“Awalnya mereka hanya mengintip siswa, tapi itu tidak menarik bagi saya, jadi saya meminta mereka untuk mengintip toilet guru, tahukah Anda siapa yang kami intip?”

“Apakah kamu benar-benar seorang guru atau bukan?” Memberi contoh buruk kepada siswa, besok aku akan melaporkanmu ke kepala sekolah,” Rayna meledak dengan emosi.

“Hahaha, aku bohong, aku hanya mengolok-olok mereka, aku tahu Pak Tigor ada di toilet dan kamu tahu apa efeknya?” Mereka langsung kaget melihat belalai Pak Tigor yang menakutkan Hahaha,” Reyna akhirnya tertawa, tidak menyadari Rivan masih memegang tangannya.

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Ibu Guru Yang Masih Perawan

“Kamu tahu, kamu sebenarnya lebih cantik ketika kamu tersenyum, jadi jangan sembunyikan di balik wajah garangmu,” kata Rivan, menikmati tawa tajam Rayna yang menunjukkan giginya yang bengkok. Reyna terdiam sejenak, wajahnya semakin malu saat menyadari tangan Rivan masih menggenggam tangannya.

Tapi tak lama kemudian, tangisan dari bibir tipisnya kembali lagi, “Hei!… Jika kamu punya mata, tolong lindungi mereka,” umpat Reyna pada mata Rivan yang menatap gundukan payudara di balik gaun ketat yang tidak ditutupi olehnya. berhijab, Reyna berdiri dan duduk, meluruskan jilbabnya.

“Punyamu juga besar,” jawab Rivan, mengabaikan peringatan Rayna, yang semakin kesal dan melempar bantal dari sofa. “Kamu tidak harus begitu senang, lagipula, kamu pasti sering mengintip dada siswa di sekolah?”

“Sialan.” dengus Reyna sambil meluruskan hijabnya, tapi sudut bibirnya justru tersenyum, karena tidak ada wanita yang tidak suka dipuji. Wajah Reyna memerah, kata-kata Rivan vulgar seperti biasa.

Cerita Seks Pagi Jadi Guru, Malam Nya Pelacur

“Hah?” Kau ingin melihat payudaraku, gila… Benda ini sepenuhnya milik suamiku,” wanita itu menjulurkan lidahnya, tanpa sadar mulai terbawa oleh sifat acuh tak acuh Rivan.

“Nanti kalau aku ke kamar mandi, lihat saja dengan piroskopmu, hahaha…” Reyna tertawa sambil menutupi wajahnya, tidak percaya dengan apa yang dikatakannya.

“Heehee.. Lihat saja, jangan pegang,” kata guru cantik itu sambil melihat ke TV, lalu mengikat jilbab di belakang punggungnya.

“Khususnya?” Telanjang?” matanya melotot seolah-olah dia marah, tetapi jantungnya berdetak kencang, menantang jantungnya sejauh keberaniannya.

Gadis Bispak Masih Perawan

“Guru mesum,” Reyna menjulurkan lidah lagi dan memalingkan wajahnya ke TV, tapi tangannya bergerak untuk membuka kancing atasannya.

Namun tak berhenti sampai di situ, tangannya terus bergerak melepaskan kancing kedua, lalu membelah kedua sisinya hingga lebih terbuka, meninggalkan gumpalan berbalut bra itu menjadi makanan penasaran di mata Rivan. Entah apa yang membuat Reyna begitu berani, untuk pertama kalinya dia dengan sengaja merayu pria lain dengan tubuhnya.

“Milikmu pasti lebih kencang dari milik Anita,” lanjut Rivan, matanya terpaku pada dada Reyna sambil mengusap dagunya yang berjanggut tipis, seolah memimpikan betapa lembutnya daging wanita cantik ini. Namun ucapan Rivan membuat Reyna kaget, bingung, dan penasaran secara bersamaan. “Hmmm.. Bagaimana hubunganmu dengan Bu Nita?

“Kau pikir aku kekasih Anita, bukan?” Hahaha…” Rivan memotong kalimat Rayna setelah mengetahui arti kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. “Bisa dibilang begitu hehehe.. Tapi kita selesaikan tepat satu minggu yang lalu,”

Cerita Sex Bercinta Dengan Guru Yang Ketus

“Mengapa?” kata Reyna yang tiba-tiba penasaran dengan isu skandal yang benar-benar merebak di kalangan guru sesat itu. Rivan menghela nafas dan bersandar. “Suaminya curiga dengan hubungan kami, meskipun Anita menolak untuk mengakhirinya, saya tetap harus mengambil keputusan itu, risikonya terlalu besar.

Rivan tidak langsung menjawab, melainkan mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya.Setelah tiga jam menahan diri untuk tidak mengisap tembakau gulung di sakunya, pria itu akhirnya meminta izin: “Bolehkah saya merokok?”

“Saya tidak tahu pasti, Anita adalah wanita cantik, tapi dia bukan wanita yang saya cintai,” kata pria itu setelah mengembuskan asap tebal dari bibirnya. Namun wajah wanita di depannya masih menunjukkan rasa penasaran, “lalu apa yang terjadi antara kamu dan Anita? dia berkata.

Wajah Rayna memerah karena malu, Rivan dengan tegas mengungkapkan kekakuannya sebagai wanita dewasa. “Anita adalah wanita yang sudah menikah, yang berarti Anda tidak memiliki hak untuk menyentuh tubuhnya,” kata Rayna mencoba membela kepolosannya.

Cerita Dewasa Aku Yang Ketagihan Setelah Diperkosa

Rivan tersenyum masam, mengakui kesalahannya, “Kami melakukannya berkali-kali, mulai dari rumah saya, rumahnya, bahkan ruang lab kimia, suaranya sebagai wanita kesepian benar-benar menggoda saya, saya merindukan saat-saat saya membuang-buang air mani saya untuknya. wajah.”

Seketika wajah Reyna menghangat memikirkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan singkat, membuat Reyna menggelengkan kepalanya, wanita itu mengambil teh di atas meja dan meminumnya.

“Guru mesum,” umpat Reyna, memutar wajahnya, yang memiliki ekspresi

#Cerita #Dewasa #Guru #Perawan

Cerita Sex Guru Baru, Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Guru Baru – Seorang wanita berkerudung hijau terlihat berjalan cepat menuju ruang guru, rok sempit memaksa wanita tersebut mengambil langkah cepat kecil. Namun sesampainya di ruangan yang dipilih, ia hanya melihat Bu Nita yang setiap hari mengoreksi hasil ulangan siswa.

“Mungkin saja,” jawab Bu Nita sambil menatap Reyna dengan mata curiga, sejauh Bu Nita, hubungan Reyna dan Rivan tidak ada hubungannya, meskipun sama-sama guru muda, pikiran Reyna dan Rivan selalu ada. bertentangan. Reyna yang baik dan Rivan yang liberal.

Cerita Sex Guru Baru

“Kami berharap SMS itu hanya bercanda,” katanya penuh harap, berlari ke tempat parkir, mengabaikan tatapan satpam sekolah yang menatap sosok rampingnya yang berpakaian kulit hijau khas pejabat pemerintah, terbungkus rapat. diri

Cerita Seks Dewasa Ngetot Guru Psk

Mobil Avanza, Reyna, melintasi jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Pikirannya masih resah, pikirannya masih tertuju pada SMS yang dikirim Rivan, meski pria itu hanya meminta bantuan untuk membantunya menyiapkan syarat mencari jabatan, namun rasa benci melekat di hatinya. .

Jantung Reyna berdegup kencang saat sebuah mobil masuk ke halaman, sebuah Ninja 250 berwarna hijau terparkir, “pasti itu motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di kursi teras, sudut mata wanita muda itu menangkap gambar seorang pria, yang sedang memasukkan tablet di tangannya. “Kau…” ucap Reyna dengan nada tidak percaya.

“Masuk, tapi ingat suamiku tidak ada di rumah, jadi setelah semuanya selesai kamu bisa pulang,” kata Reyna singkat, meninggalkan pria itu di ruang tamu.

Aktif setiap hari di sekolah memaksa Reyna untuk mencuci, ketika memilih pakaian, wanita itu bingung akan memakai pakaian apa, apakah cukup untuk pakaian rumah atau memilih pakaian kasual.

Cerita Dewasa69◅ Percintaanku Berawal Dari Guru Private

“Apa yang ada di pikiranmu, Rey?! .. Dia musuh bebuyutanmu di sekolah,” umpat Reyna sambil melemparkan pakaian di tangannya ke bagian bawah lemari.

Kemudian pilih daster putih tanpa alasan. Namun sayang, gaun berbahan katun lembut itu terlalu berlebihan dan berhasil menahan lekuk tubuhnya dengan sempurna, memperlihatkan payudara yang menggantung menggoda.

Reyna bingung lagi saat memilih kerudung, apakah masih harus memakai gaun atau tidak, lagipula ini rumahnya. Namun mau tak mau ia juga mengambil gaun putih dengan motif renda yang membuat tubuhnya semakin menawan dan cantik dalam balutan gaun serba putih yang cantik.

Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore dan untuk kedua kalinya Reyna menyajikan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih tampak serius dengan laptop dan berkas-berkasnya yang harus disiapkan, Reyna sesekali memberi arahan.

Cerita Dewasa Guru Smp Ngajakin Ngentot

Tanpa sadar, mata Reyna menatap mata Rivan, yang sangat menarik. “Orang ini memang pekerja keras dan baik hati, tapi kenapa tingkahnya selalu membuatku emosi,” kata Reyna mengingat kebenciannya di lingkungan sekolah.

Seorang pemuda dengan perbedaan usia empat tahun lebih muda darinya. Sikap tegas Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan berbeda dengan sikap Rivan yang kerap membela siswa yang kerap melanggar disiplin.

“Jangan buru-buru, minum teh dulu, setelah semua hujan di luar,” kata Reyna, yang memutuskan untuk lebih ramah.

Reyna tersenyum mendengar kata-kata Rivan, “Makan malam dengan ibumu? Tapi kamu tidak seperti anak mama,” bentak Reyna, membuat Rivan juga tertawa, tapi tangannya terus bergerak seolah tidak mencoba menerima hinaan Reyna.

Cerita Sex Terbaru Merenggut Keperawanan Ibu Guru Cantik

“Jadi aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan, wajahnya tersenyum melihat hujan di luar masih sangat deras.

“Di garasi ada jas hujan, tapi kalau mau nunggu hujan, ya enggak apa-apa,” kata Reyna yang yakin motor Rivan tak bisa menyelamatkan jas hujan.

Begitu kata itu terucap, Blackberry di tangan Reyna menerima telepon masuk dari suaminya, tapi sayangnya suaminya menelepon dengan kabar bahwa dia akan terlambat pulang, dengan tatapan kaget Reyna mengakhiri panggilan itu.

“Ah, kenapa karena aku? Hahaha…” Rivan tertawa bahagia, Reyna melempar sofa dengan sedih. Pembicaraan berlanjut lagi, tetapi lebih fokus pada kekuatan kehidupan sekolah dan sangat berhasil memecahkan kebekuan.

Kugarap Memek Tebel Guru Anakku Sendiri Sampe Bergelinjang Keenakan

Reyna tampaknya melihat sosok Rivan yang berbeda, lebih terbuka, lebih ramah dan lebih humoris. Berbeda dengan kacamata yang dilihatnya selama ini, guru laki-laki itu terlihat seperti orang yang kacau balau baginya, seperti seorang pendisiplin bagi murid-muridnya.

“Aku penasaran, kenapa kamu begitu dekat dengan anak-anak seperti Junot dan Darko, dua anak ini tidak bisa dirawat dan mereka masuk dalam daftar merah guru BK,” tanya Reyna mulai terlihat santai. “Kalau bukan keponakan pendiri, anak itu pasti dikeluarkan dari sekolah,” lanjutnya.

“Iya tau sih, tapi seru-seruannya jalan-jalan lho, mulai dari nongkrong di Mangga Besar sampai nonton cewek-cewek di kamar mandi, ada juga guru yang nonton,” “Hah? koreksi? Sial, asik banget sih,” Reyna melompat dari kursinya dan pergi ke sisi Rivan.

“Tapi tunggu, itu tidak berarti kamu mendukung perilaku buruk mereka, dan siapa guru yang mereka hormati?” tanya Reyna cemas, takut menjadi korban korupsi kedua muridnya.

Cerita Seks Dewasa Terbaru — Istri Binal Selingkuh Dan Ngentot Dengan Ayah

Bayangkan, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop tentang kapal selam,” kata Rivan serius sambil membalikkan badan menghadap keingintahuan Reyna.

“Awalnya mereka hanya melihat ke siswa tetapi tidak mengganggu saya, makanya saya meminta mereka untuk melihat ke toilet guru, tahukah Anda siapa yang kami lihat?”

“Apakah kamu benar-benar seorang guru atau tidak? Memberi contoh yang salah kepada siswa, besok aku akan melaporkanmu ke kepala sekolah,” kata Reyna marah.

“Hahaha aku bohong, aku hanya menggoda mereka, aku tahu Pak Tigor ada di toilet dan kamu tahu efeknya? Mereka langsung kaget melihat punggung Pak Tigor yang menakutkan, Hahaha,” Reyna tertawa akhirnya, tidak menyadari bahwa lengan Rivan masih dipegang.

Cerita Sex Dewasa Bersama Guru Les Yang Perawan

“Kamu tahu, kamu sebenarnya lebih cantik ketika kamu tersenyum, jadi jangan sembunyikan di balik wajah garangmu,” kata Rivan, yang menikmati senyum kering Reyna memamerkan giginya yang bengkok. Sesaat Reyna terdiam, wajahnya bahkan memerah saat melihat tangan Rivan masih menggenggam tangannya.

Tapi tak lama kemudian, suara dari bibir tipisnya kembali, “Hei!… Jika kamu punya mata, tolong lindungi mereka,” umpat Reyna pada mata Rivan yang menatap payudara di balik kain non-woven. Berhijab, Reyna bangkit dan duduk, meluruskan jilbabnya.

“Punyamu juga besar,” jawab Rivan, mengabaikan peringatan Reyna, yang semakin marah dan melemparkan kembali bantal sofa. “Kamu tidak perlu heran, toh kamu pasti selalu melihat payudara siswa di sekolah?

“Sialan…” dengus Reyna, meluruskan hijabnya, tapi sudut bibirnya benar-benar tersenyum, karena tidak ada wanita yang tidak suka pujian. Mata Reyna memerah, kata-kata Rivan mengejek seolah-olah itu normal.

Cerita Seks Pagi Jadi Guru, Malam Nya Pelacur

“Hah? Kamu ingin melihat payudaraku, gila… Benda ini sepenuhnya milik suamiku,” Wanita itu menjulurkan lidahnya, tanpa sadar mulai bergerak melalui sifat riang Rivan.

“Nanti kalau aku ke kamar mandi, lihat saja dengan piroskopmu, hahaha…” Reyna tertawa sambil menutup matanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan.

“Hihihi… Nonton aja, jangan diambil,” kata guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, lalu mengikat jilbabnya ke belakang.

“Serius? Telanjang?” wajahnya terbakar seolah-olah dia marah, tetapi jantungnya berdetak kencang dan dia menantang jantungnya sejauh keberaniannya.

Guru Bahasa Indonesia Ini Viral Setelah Ungkap Gajinya, Bikin Netizen Sedih

“Guru penyelidik,” Reyna menjulurkan lidah lagi dan mengalihkan pandangannya ke TV, tetapi tangannya bergerak untuk membuka tombol atas.

Namun tak berhenti sampai di situ, karena tangannya terus bergerak melepaskan kancing kedua lalu membelah kedua sisinya hingga lebih terbuka, membuat seluruh bra yang terbungkus menjadi santapan mata penasaran Rivan. Entah apa yang membuat Reyna begitu berani, untuk pertama kalinya dia sengaja merayu pria lain dengan dirinya sendiri.

“Milikmu pasti lebih kencang dari Anita,” lanjut Rivan, matanya terpaku pada dada Reyna sambil membelai dagunya yang berjanggut tipis, seolah mengantisipasi banyaknya daging empuk yang dimiliki wanita cantik ini. Tapi kata-kata Rivan mengejutkan Reyna, bingung sekaligus penasaran. “Hmmm.. Apa hubungan antara Anda dan Bu Nita?”

“Maksudmu aku Bu Anita, kan? Hahaha…” Rivan memotong kalimat Reyna setelah menyadari arti kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. seminggu yang lalu,”

Cerita Sex Spesial Demi Anak Didik Guru Rela Jadi Pelacur

“Mengapa?” kata Reyna yang tiba-tiba penasaran dengan gosip yang beredar di kalangan guru nakal. Rivan menghela nafas dan bersandar. “Suamimu curiga dengan hubungan kita, meskipun Anita menolak untuk menyelesaikannya, aku tetap harus mengambil keputusan, risikonya terlalu besar.”

Rivan tidak langsung menjawab melainkan mengambil sebatang rokok dari sakunya, setelah tiga jam menghindari merokok tembakau yang ada di sakunya, pria itu akhirnya meminta izin, “Bolehkah saya merokok?”

“Saya tidak tahu pasti, Anita adalah wanita cantik, tetapi bukan wanita yang saya inginkan,” kata pria itu setelah mengeluarkan asap tebal dari mulutnya. Tapi wajah wanita di depannya juga menunjukkan keterkejutan, “lalu apa yang terjadi antara kamu dan Anita?” kamu punya

Wajah Reyna merah karena malu, Rivan menunjukkan tekadnya sebagai wanita yang lebih tua. “Anita adalah wanita yang sudah menikah, yang berarti Anda tidak memiliki hak untuk menyentuh diri sendiri,” kata Reyna, berusaha mempertahankan kepolosannya.

Cerita Seks Terbaru Merenggut Keperawanan Ibu Guru Cantik

Rivan tersenyum, dia mengakui kesalahannya, “Saya tidak tahu berapa kali kami melakukannya, mulai dari rumah saya, di rumah Anda, bahkan kami melakukannya di ruang lab kimia, suara Anda seperti wanita kesepian benar-benar membodohi saya, kehilangan waktu ketika saya menyia-nyiakan sperma saya di wajahnya yang cantik. ”

Mata Reyna langsung memanas memikirkan petualangan, Anita, “Kenapa tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan singkat, membuat Reyna menggelengkan kepalanya, wanita itu mengambil teh di atas meja dan meminumnya.

“Kamu guru bengkok,” umpat Reyna, memutar matanya, ekspresinya

#Cerita #Sex #Guru #Baru

Cerita Sex Bercinta Dengan Guru Yang Ketus Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Bercinta Dengan Guru Yang Ketus

Nama saya Red. Umur 24 tahun, dan saat ini bekerja di negara A sebagai Creative Director dari suatu perusahaan advertising/multimedia. Kesibukan saya di kantor menghalangi keinginan saya untuk bersosialisasi secara luas, kecuali dengan teman-teman sekerja saja. Hampir seluruh waktu saya berada di depan komputer.

Atas rekomendasi teman, saya menemukan situs lensa69 ini, dan berharap dapat menjalin persahabatan dengan saudara-saudari sebangsa dari manca negara. Beberapa hari terakhir saya mengambil cuti setelah menghabiskan 5 malam non-stop bersama rekan-rekan sekerja untuk menyelesaikan suatu proyek yang amat rumit dan riskan.

Waktu cuti tersebut saya habiskan untuk membereskan lemari arsip di rumah saya yang memang sangat berantakan, penuh dengan notes-notes, sketsa dan buku-buku referensi. Dari notes-notes tersebut, ternyata saya menemukan fragmen-fragmen kisah hidup saya semasa ber-SMA di kota asal saya di kota X.

Setelah menyusunnya secara kronologis (ditambah beberapa telepon SLI sana-sini) saya berhasil membuatnya dalam bentuk digital supaya dapat saya gabungkan dengan diary saya yang tersimpan di dalam laptop saya. Berikut ini beberapa di antaranya..

Maret 1998..

Rugi nih bayar uang sekolah mahal-mahal.. Udah kelas di pojok gedung, dekat dengan bak pembuangan sampah sekolah lagi! Moga-moga nanti pas gua naik ke kelas 3 (kalo naik sih).. Gua dikasih kelasnya si Martin yang konon punya akses rahasia ke kamar mandi cewek! Yah kayaknya sih hari-hari kayak gini gua kudu bertabah-bertabah ria menghirup bau sampah yang nggak diangkut-diangkut..

“Eh Red.. Red! Eh udahin mikir kotornya.. Elu jadi ikut ngga sih?” temen gua si jelek Aldo bisik-bisik dari belakang. Maklumlah, pelajarannya Ibu Mia siapa sih yang berani ribut.. Kecuali kalo mau nilai Bahasa Indonesia merah di raport.

“Diem lu Jelek.. Elu sih nularin pikiran kotor dari belakang.. Emang jadi nonton di mana?”, balas gua selagi Ibu Mia ‘lengah’ ke papan tulis.

“Saya tidak mau dengar ada yang bisik-bisik ya!”, suara ketus Ibu Mia menggelegar di kelas.

Untung dia tetap terpaku menulis di papan.. Sebel abis gua liat tampangnya yang judes gitu.. Apalagi dengan kacamata aneh yang segede pantat Teh Botol.. Amiitt.. PLOK! Segumpal kertas kecil meloncat di depan gua, isinya singkat,

“Bioskop Y, 4 sore”. Gua ngasih tanda oke ke si Jelek, yang dia balas dengan menendang bangku gua.. Sayangnya, terlalu keras, BRAK! Langsung deh si ‘Teh Botol’ judes berbalik dan melangkah cepat ke sumber suara.

“Sudah saya duga.. Kalau bukan kalian berempat, pasti gang-nya Katrina di sebelah sana.. Siapa yang tadi tendang meja?,” sambarnya dengan pedas.

“Eh.. Itu bangku yang kena, bukan meja.. Bu,” kata gua dengan polos.. Ngga tau kenapa tau-tau bisa bilang begituan.

“Kamu berempat nanti ketemu saya selesai pelajaran,” jawabnya dengan dingin, lalu berjalan kembali meneruskan pelajaran.

Hii..

*Notes: Saya berempat, plus si Jelek Aldo, Rio KBHRX (alias Ksatria Baja Hitam RX), dan Didi Duku memang teman akrab banget waktu itu.. Kita bukannya trouble maker sih.. Cuman aja untuk ukuran anak-anak Biologi, kita termasuk yang kurang bisa diam tenang di kelas.*

Rio langsung berbisik, “Goblok lu Lek! Nendang si Teh Botol kek sekalian, gua jadi kena juga..”

“Maunya sih, tapi gua takut..”, bisik si Jelek lebih pelan.

“Takut apa sama dia?”, bisik Duku yang di sebelah gua.

“Cakut dipelkoca,” bisik si Jelek dengan nada cempreng.

Langsung kita cekikikan berempat. Yang jelas membuat situasi menjadi tambah runyam. Lima menit kemudian, gua, Rio dan Didi duduk terdiam di luar ruang guru.. Menantikan vonis buat si Jelek. Konon kita masing-masing akan mendapat vonis yang berbeda. Setengah jam berlalu tanpa kabar. Beberapa guru yang lewat sekali-sekali menanyakan kabar kita, kenapa kita ada di sana, bla bla bla. Biasa deh kalo udah gitu guru-guru yang laen jadi ngerasa sok ngehakimin.

Omong-omong di antara anak-anak emang udah ada rumor kalo si Teh Botol sering menahan anak-anak lebih lama dari biasanya.. Cowo ato cewe sama aja. Kalo yang cowo konon disuruh milih: ‘disunat’ atau kasih dia sun, sementara yang cewe disuruh tari perutlah, bugil-lah dsb. Emang sih cuman joke doang.. Tapi mengingat si Jelek udah lebih dari 30 menit di dalam sana, kita jadi mikir jangan-jangan dia nolak nge-sun si Teh Botol mentah-mentah.. Yaiks. Padahal dipikir-dipikir sebenarnya Ibu Mia masih muda.. Paling sekitar 25-an deh. Selesai lulus kuliah langsung ngajar kali.. Buset kalo udah tua kayak apa tuh si Teh Botol. Moga-Moga ngga jadi botol Aqua.

“Suhardi, giliran kamu!” Tanpa gua sadar Didi sudah melangkah ke dalam, sementara si Jelek terdiam di hadapan kita berdua.

“Kenapa lu Jelek? Tambah jelek aja tuh muka..,” cerocos Rio.

“Koq lama sih?” Jelek terdiam, dari tatapannya kita bisa liat kalo dia terlihat sangat tertekan.

“Nontonnya batal,” kata si Jelek yang langsung melangkah pergi. Gua langsung ngejar.

“Eh gila.. Kenapa lu?” Gua cengkram tangannya..

Kita emang udah biasa kayak gitu. Tiba-Tiba si Jelek berputar cepat, dan tanpa gua sadar muka gua udah kena sabit tinjunya-BSET! – untung lolos, tapi gua hilang keseimbangan dan jatuh ke lantai.

“Hey kenapa lu Lek!!,” gua berdiri balik..

Kurang ajar nih anak. Kalo bukan temen baek udah gua abisin di tempat. Rio menahan gua dari belakang, sambil memberikan tanda buat si Jelek supaya pergi aja.

“Biarin dia, Beh,” bisiknya setelah kita kembali duduk.

*Beh itu panggilan gua, dari Babeh – karena waktu itu gua maen drama jadi bapak-bapak yang kuper abis.*

“Kena sunat kali,” bales gua masih ketus.

Pipi gua sih ngga sakit, tapi temen baek gua sendiri asal nabok kayak gitu.. Enak aja! Ngga lama kemudian, Didi keluar dengan tersenyum..

“Tuh kan.. Gua bilang juga gua ngga salah apa-apa.. Mati lu nanti Beh!”

Gua cengar cengir doang sambil bilang, “Eh Duku elu tungguin gua ya?”

“Wah sorry Beh ngga bisa nih gua harus jemput adek gua di lantai dasar.. Nanti kan masih nonton? Si Jelek Aldo mana?”

Singkat cerita.. Rio juga lolos.. Tinggal gua yang sekarang duduk terdiam di depan Ibu Mia.

“Kamu tahu apa kesalahan kamu, Red?” matanya menatap tajam.

“Iya Bu, saya minta maaf. Saya tidak bermaksud untuk..”

“Saya ngga minta kamu minta maaf! Saya tanya, kamu tahu tidak kesalahan kamu apa?”

“Mengganggu kegiatan belajar mengajar, Bu,” jawab gua dengan klise.

Ibu Mia lalu meletakkan kacamata Teh Botol-nya. Gua masih menunduk (biar dikasihanin), tapi dari pantulan kaca meja gua ngeliat sesuatu yang ganjil. Beliau lalu berdiri dan bertolak pinggang. Dari pantulan kaca mata gua sadar ternyata baju yang dia kenakan berbeda dengan yang dipakai waktu mengajar sebelumnya. Gaya banget nih guru.. Selesai ngajar langsung ganti baju.. Ngga repot apa?

“Saya sangat kecewa dengan kalian berempat. Nilai pas-pasan, di kelas tidak ada perhatian.. Apalagi kamu. Di kelas kerjaannya corat coret gambar-gambar yang jelas-jelas tidak membangun..! Apa pantas saya lalu membiarkan keserampangan seperti ini?”

Pelan-Pelan gua melihat ke arah Ibu Mia. Wah gila gua langsung shock liat wajahnya tanpa kacamata aneh begitu.. Soalnya.. Cantik dan manis sekali. Ternyata kacamata sialan itu bikin bagian matanya jadi tidak proporsional sehingga terlihat aneh. Tapi sekarang.. Gila gua kayak ketemu orang laen aja.. Tubuhnya pun ternyata ngga jelek-jelek amat.. Memang sih Ibu Mia tergolong pendek.. Tapi makin gua liatin badannya yang kecil itu ternyata seksi sekali. 

Pinggangnya ramping, mungil dan pinggulnya juga berisi.. Hmm kayaknya lepas Teh Botol yang di muka, langsung kelihatan deh Teh Botol yang di badan. Gua sampe ngga sadar kejap-kejap sendiri.. Kirain gua ketiduran.

“RED! Kenapa kamu kejap-kejap seperti itu?”, sentak Ibu Mia dengan kasar. Ternyata bukan mimpi!

“Oh ngga Bu.. Mata saya memang lagi perih..”, kata gua dengan gugup, sambil ngucek-ngucek mata.

Koq jadi gua yang salah tingkah gini?

“Saya khawatir saya akan sulit meluluskan siswa dengan sikap seperti kamu, Red..”, Ibu Mia meneruskan dengan dingin.

“Nilai-nilai kamu juga termasuk yang terburuk di kelas.. Selain si.. Siapa itu yang kemarin kakaknya kecelakaan?”

“Eh.. Mm.. Diane ya?”, jawab gua.

“Iya.. Diane.. Tapi mungkin dia bisa saya bantu karena dia juga mengalami beberapa musibah sebelumnya.. Tapi kamu..”

“Wah..”

Gua mulai ketakutan juga. Bisa mati nih kalo ngga naek kelas!

“Saya tidak yakin dengan kamu, Red. Akan sangat sulit sekali..”

“Masa Ibu ngga bisa kasih keringanan.. Misalnya membuat tugas tambahan.. Atau apa deh.. Saya akan berusaha..”, gua memelas.

Ibu Mia terdiam.. Pandangan dan ekspresinya bener-bener bikin gua beku. Nekat juga gua bisa melas-melas sama dia. Perlahan kemudian Ibu Mia berjalan menjauh, lalu duduk di sofa yang terletak di ujung ruangan. Matanya tetap ngeliatin gua. Gila nih kalo gua ngga naek, Om John bisa batal deh ngirim gua belajar ke negara A! Si Jelek bangsat.. Udah bikin masalah, pake nabok gua segala lagi!

“Red..” Ibu Mia memanggil.. Tiba-tiba nada suaranya berubah.

“Eh iya Bu?” Gua bertanya tak pasti.

“Kemarilah.. Ibu rasa Ibu tahu apa yang kamu bisa lakukan.”

Nada suaranya kini lebih netral dan lembut. Gua makin bergidik. Jangan-Jangan rumor-rumor itu bener. Perlahan-Perlahan gua berjalan mendekati Ibu Mia. Beliau duduk dengan menyilangkan kakinya.. Lumayan anggun juga ternyata si Teh Botol. Di depannya gua berdiam diri.. Ngga tau bisa ngarepin apa.

“Iya Bu?” Tanya gua sambil tersenyum pahit. Pasti muka gua ngga karuan nih bentuknya.

“Kamu.. Kamu sudah pernah bersenggama?” GLEK. Gua terbisu.. Kalo ini mimpi, dari mana mulainya? Mungkin gua salah denger.

“Maaf Bu?” Gua bales, berharap pertanyaan yang berbeda muncul.

“Ibu tanya apa kamu sudah pernah bersenggama?” GLEK. Ini beneran.

“Eh.. Saya..”

“Tidak apa-apa kalau kamu tidak mau bilang.. Ibu hanya ingin tahu saja..” Gua terdiam kayak patung.

“Hanya saja Ibu ada feeling.. Anak muda segagah kamu.. Ibu bisa lihat kalo di sekolah tidak sedikit gadis-gadis yang melirik ke arah kamu kalau kamu sedang lewat..” Makasih deh Bu, pikir gua, tapi kenapa tiba-tiba suasananya berubah? Selama semenit.. Mungkin lebih kita terdiam.. Gua jadi bener-bener kikuk..

“Bu..”, gua memecah kesunyian.

Tiba-Tiba gua terpikir sesuatu. Ibu Mia hanya ngeliat gua lebih dalam. Sepasang mata itu mendadak jadi indah banget.

“Iya.. Saya pernah.. Beberapa kali.. Cuman main-main doang..”, aku sambil mengingat beberapa insiden yang lampau.

Ibu Mia tersenyum.. Gila ngga pernah gua liat dia senyum.. Ternyata seperti ini toh.. Wah kalo dia udah tidur sama siapa aja di sekolah ini? Tiba-Tiba di celana gua, gua baru sadar kalo ‘sang adik’ sudah bangun dari tadi.. Entah kenapa situasi seperti ini bikin gua jadi terangsang banget. Senyum Ibu Mia semakin misterius.

“Mendekatlah kemari, Red”, katanya dengan lembut.

Gua mendekat.. Sekarang pinggul gua udah sejajar dengan kepalanya..’sang adik’ yang terbangun tidak mungkin tersembunyi lagi.

“Udah bangun ya..,” kata Ibu Mia.

“Coba buka.. Ibu mau lihat.”

Dengan agak canggung gua buka celana gua, gua biarin jatoh ke bawah. ‘Sang adik’ kini terlihat berdiri dengan segar dan lumayan keras.. Gila nih.. Si Ibu mendadak kelihatan bergairah sekali, pikir gua.

“Ohh.. Lumayan besar juga ya.. Apa bisa lebih besar lagi..?”

Belum gua sempat berpikir, tiba-tiba Ibu Mia dengan lembut melekatkan bibirnya di batang penis gua. Langsung gua mengejang seperti disengat listrik.. Kaget banget sih..

“Huyss.. Tenang ya Red.. Ibu bakalan sangat lembut koq”, beliau tersenyum halus.

“I.. Iya Bu.. Ehh..”, jawab gua..

Ngga tau harus seneng atau sedih. Ibu Mia lalu meneruskan mengecupi batang penis gua, mulai dari dekat zakar sampai ke dekat kepala.. Diiringin dengan suara desahan yang bikin penis gua langsung keras dan tegang. Perlahan-Perlahan jemari-jemarinya mulai memainkan zakar gua dan meremas-meremas pantat gua. Mulutnya pun mulai berpindah ke kepala penis gua, dengan lembut dihisapnya pelan-pelan.. Masuk.. Keluar.. Masuk.. Keluar.. Sambil menjilat-menjilatkan lidahnya ke bagian yang mulai membasah tersebut.

“Mgghh.. Mgghh.. Mgghh..”

Cerita Sex Bercinta Dengan Guru Yang Ketus

Saking terangsangnya, gua secara naluriah memegangi kepala Ibu Mia dan meremas-meremas rambutnya dengan gemas.. Beliau nampak cuek dan kelihatannya sih emang udah keasyikan dengan urusannya sendiri. Ibu Mia semakin bergairah menjilati dan meremasi penis gua.. Sampai-sampai gua ngga tau penis gua basah karena air ludahnya atau sperma pre-ejakulasi gua yang udah keluar sedikit-sedikit. Sebentar kemudian.. Gua udah bener-bener terangsang.. Rasanya gua ngga sabar giliran gua buat bikin basah vagina beliau dan muncrat di dalamnya sekalian.. Tapi kali ini gua tahan-tahan pingin melihat apa yang terjadi berikutnya..

Sekelebat gua teringat pengalaman gua dengan Joanna, dari jurusan sosial. Waktu itu dia cuman kocok-kocok penis gua dengan tangannya sambil menempelkan badannya yang hangat itu dan ngegosok-ngegosokin buah dadanya ke badan gua. Kita masih separuh berpakaian seragam di toilet sekolah yang memang lagi sepi banget. Waktu itu gua ngga sabaran.. Langsung deh gua perosotin rok dan celana dalamnya. Emang sih vaginanya Joanna udah agak basah.. Jadi gua cuman main-mainin dikit sama tangan gua.. Tangan gua yang satu lagi langsung main-mainin puting-puting buah dadanya.

Tiba-Tiba gua gerakin penis gua ke arah pinggulnya dan biarin penis gua masuk ke vaginanya yang udah basah. Akhirnya gua mangku Joanna sambil berdiri, sementara dia numpuin sebelah kaki ke wastafel. Untungnya dia udah basah banget, jadinya ngga gitu kerasa sakit buat ‘saat pertama’nya. Tapi yang jelas dia menggeliat kiri kanan saking terangsangnya. Setelah beberapa kocokan, dia langsung orgasme sambil memeluk gua eratt banget.. Guanya sendiri belon, jadi gua keluarin aja tuh penis dan gua muncratin semuanya di wastafel.. Tapi itulah jadinya, karena terburu-terburu.. Selesainya jadi ngga enak..

“Red.. Red! Koq mukanya jadi menerawang seperti itu?!”, suara Ibu Mia kini menghentak gua dengan lembut.

Tiba-Tiba ia berhenti dan mundur ke sofanya.. Tubuhnya kini berkeringat.. Dan ternyata baju ‘baru’nya itu cukup tipis sampe-sampe keringatnya itu membuat bagian dalam tubuhnya terlihat..

“Red.. Kamu.. Kamu bisa tahan lama ya sama Ibu..”, kata Ibu Mia sambil tersenyum.

“Aldo saja baru bentar udah muncrat ke baju Ibu..”

YA AMPUN.. Ternyata.. Pantesan si Jelek mukanya kusut gitu..!! Rupanya Ibu Mia berganti baju sebelum si Jelek keluar.. Gua jadi cekikikan sendiri.. Gua bales lu nanti Lek..!

“Eh Bu.. Kalo Rio dan Didi.. Mereka..”, mendadak gua teringat dua sobat gua yang laen.

“Mereka tidak Ibu apa-apakan,” katanya sambil tertawa ringan.

“Mereka sial bertemu dengan Ibu Mia yang galak.”

Gua nyengir sambil pelan-pelan gua deketin Ibu Mia. Ibu Mia tampak terdiam pasrah dan meringankan ekspresi tubuhnya. Perlahan-Perlahan gua lepasin blus atasnya, lalu BH pinknya.. Ternyata buah dadanya juga indah, kedua putingnya mengeras.. Pasti Ibu Mia sudah benar-benar hot. Terus gua lingkerin tangan gua di pinggangnya, lalu dengan pelan-pelan gua buka rok panjangnya..

Gua berusaha sesantai mungkin sambil meletakkan pakaian Ibu Mia di sofa.. Soalnya gua sendiri tegang banget.. Deg-degan gitu. Sementara penis gua udah tegang setegang-setegangnya.. Gua sengaja bersabar sambil menanti respon dari Ibu Mia.. Ibu Mia lalu mendorong gua dengan perlahan supaya gua berlutut di lantai.

“Sekarang giliran kamu, Red.. Sebelumnya belum pernah ada yang boleh seperti ini kecuali suami Ibu.. Tapi kamu spesial..”, kembali senyuman lembut itu menghiasi wajahnya.

SUAMI? Wah.. Pikir gua.. Ternyata serem-serem ini Ibu ngga beres juga nih.. Ah tapi cuek aja lah, pikir gua sambil berharap-berharap kalo moga-moga ngga ada yang nyelonos masuk ke ruang yang terletak di ujung gang tersebut. Sambil masih dalam posisi berlutut, gua mendekatkan pinggul Ibu Mia ke kepala gua. Bener juga.. Vaginanya udah basah, bahkan sedikit cairan mulai mengalir di pangkal pahanya.. Mungkin dia sudah orgasme sewaktu menghisap penis gua, gua pikir.

Gua mulai dengan mengecup-mengecup kemaluan Ibu Mia mulai dari bulu-bulu sampai ke bagian kelentitnya.. Rupanya kalo gua main perlahan dan lembut, ternyata lebih menggairahkan daripada gubrak-gabruk-an seperti dengan Joanna dulu.. Lalu gua mulai melumat-melumat daging imut yang mulai menyembul di kemaluan beliau.. Ibu Mia langsung mendesah sambil menjambak-menjambak rambut gua..

“Ohh Redd.. Ahh.. Ahh.. Hh.. Terusinn.. Aahh..”

Makin lama gua udah makin lupa diri.. Gila.. Bisa-bisa gua muncrat duluan nih.. Suara Ibu Mia bener-bener bikin kesabaran gua serasa di ujung tebing.. Ibu Mia sendiri kelihatannya udah siap, soalnya cairan dari vaginanya semakin deras.. Rasanya bener-bener aneh, buat gua sendiri ini baru kedua kalinya gua ngerasain cairan kayak beginian.

Lagi-Lagi pikiran gua menerawang (sambil dengan hotnya masih melumat) waktu gua pertama kali mencium dan melumati kemaluan seorang wanita, yaitu milik Deasy sepupu jauh gua yang umurnya sekitar 2 tahun lebih tua. Kita waktu itu bertemu waktu pernikahannya Om John dan Tante Sarah. Awalnya sih cuman bincang-bincang kecil doang tapi..

“Ohh Red..”, desah Ibu Mia agak keras, menghancurkan nostalgia gua.. Muka Ibu Mia sudah merah dan berpeluh keringat.

“Iya Bu?”, dengan sok polosnya gua menjawab.

Ibu Mia lalu mundur perlahan dan kembali duduk di atas sofa, kali ini beliau sengaja duduk di atas tumpukan baju yang gua taruh di sana sebelumnya.. Mungkin supaya cairan segar dari dalam vaginanya itu tidak mengotori sofa, pikir gua. Sejenak kita berdua bertatapan.. 

Ibu Mia duduk dengan kedua pahanya sedikit mengangkang, tampak beliau pasrah saja memamerkan liang kemaluannya yang telah membesar dan amat basah itu. Sementara gua perlahan berdiri, juga memamerkan penis gua yang udah full tegang dan memanas..

“Red..”, bisik Ibu Mia, sambil tersenyum mesra.

“Tolong kuncikan pintu, Ibu lupa.. Hehehe..”

Gua nyengir sambil segera berjalan berbalik ke arah pintu. Pintu masuk ruangan tersebut memang agak terhalang dari sofa oleh sebuah lemari arsip yang cukup besar. Tapi gua emang pernah baca kalo privacy buat cewe itu penting sekali buat bikin dia makin pe-de dalam bercinta. Waktu gua ngelangkah ke deket pintu, gua shock berat karena ada sesosok wajah menyembul di pintu tersebut.. Rupanya pintu itu sedikit terbuka. Si pemilik wajah juga terlihat sama shocknya. Ternyata seorang cewe manis berpakaian SMA, tapi warna roknya berbeda.. Berarti dia dari sekolah lain.

Cewe itu menatap gua sejenak, lalu sekejap melirik ke penis gua yang memang lagi ngeceng banget. Wajahnya sangat manis dan agak kekanak-kekanakan, tetapi saat ini kepucatannya memendungi kecantikannya. Perlahan cewe tersebut mundur dan menghilang, sambil sekilas ia memberikan tatapan memelas sama gua.. Seolah-seolah ia berkata, “Ampuni saya Bang, jangan apa-apakan saya!”. Dengan cepat gua menutup dan mengunci pintu, lalu segera melangkah kembali ke arah Ibu Mia.

“Kenapa, Red? Koq wajah kamu seperti sehabis melihat hantu?”, kata Ibu Mia.

Iya, Bu. Hantu cantik, kata gua dalam hati. Oh, untunglah, kayaknya dia ngga tau, pikir gua. Mungkin terhalang oleh lemari arsip itu.

“Eh.. Ngga Bu.. Saya.. Eh.. Ibu seksi sekali.. Eh.. Muka saya emang kayak gini kalo liat cewe seksi..”, kibul gua dengan ekspresi yang so pasti ngga ketulungan jeleknya.

Ibu Mia tertawa kecil lalu beliau mulai rebahan di atas sofa.. Pinggulnya masih diletakkan di atas tumpukan baju-bajunya. Kemudian beliau menyamping, perlahan menghadap ke arah gua.. Tubuhnya yang mungil seksi itu kini nampak begitu sensual. Lalu Ibu Mia mengangkangkan kedua pahanya, sambil dengan lembut memutar-memutarkan pinggulnya ke arah gua. Salah satu tangan beliau juga mengusap-mengusap vaginanya naik turun.

“Ayo Red.. Ibu sudah siap..”, kata Ibu Mia dengan halus. Gua berjalan mendekati Ibu Mia.

“Akhirnya..”, kata gua dalam hati.

Dudukan sofa di ruang tersebut memang cukup panjang sehingga cukup buat gua juga ikutan berlutut di atas sofa. Perlahan gua dekatin penis gua ke arah vagina Ibu Mia. Begitu bersentuhan, Ibu Mia tampak menarik napas pendek lalu mendesah lembut.

“Ahh..”

Lalu gua mulai deh menggenjot Ibu Mia dengan perlahan-perlahan berusaha serelax mungkin. Karena vaginanya udah cukup basah dan terbuka, gua masuk dengan lumayan gampang. Sekejap kemudian gua sudah mengocok-mengocok penis gua di dalam vagina Ibu Mia. Beliau pun mengikuti dengan menggoyang-menggoyangkan pinggulnya sesuai dengan irama genjotan gua.

“Ohh! Aghh.. Ohh Red.. Ohh.. Ohh.. Hhghh.. Hgghh..”, desah Ibu Mia dengan seksi, menambah panas nafsu gua.

“Ohh Ibu.. Hhgghh..”, tak sadar gua juga ikutan mendesah.

Nggak nyangka dia udah bersuami, vaginanya ngga kalah rapet dan kencang dengan yang punya Joanna atau Deasy. Keringat kita berdua sudah berpeluh sekujur badan, sementara gerakan-gerakan sensual menjadi semakin cepat dan makin berirama. Buah dada Ibu Mia yang walaupun sudah sangat kencang juga ikutan bergoyang seirama dengan gerakan kita. Gua lalu memiringkan badan gua ke depan sedikit supaya tangan kanan gua bisa meremas-meremas payudaranya yang menantang itu. Sambil menggenjot Ibu Mia, gua juga muter-muterin putingnya bergantian kiri kanan.

“Aahh.. Redd.. Kamu nakall.. Ohh.. Ohhgghh..”, desah Ibu Mia semakin keras.

Sekelibat gua melirik ke arah pintu dan jendela, berharap tidak ada yang melihat.. Hmh, kecuali si cewe ‘cilik’ itu. Setelah beberapa lama gua udah ngga kuat lagi.. Gila vagina serapet ini gua bisa muncrat bentar lagi. Tapi gua paksain sampe Ibu Mia orgasme duluan.

“Ohh Redd.. Ibu sudah hampir.. Oohh oohh ohh.. Ahh ahh.. Hgghh..,” nafas dan desah Ibu Mia semakin memburu dan gerakannya pun mulai sedikit menghentak.. Sebentar lagi, pikir gua..

“Red.. Tolong.. Hh.. Hh.. Jangann dikeluarin di dalam, ya..? Ohh ohh”, pinta Ibu Mia tanpa melihat ke arah gua.

“Hh.. Hh.. Beres Bu”, kata gua sambil mendesah-mendesah juga..

Gila apa, belon saatnya gua jadi Babeh beneran!

“Aahh..!”, Ibu Mia pun orgasme sambil berteriak kecil dengan halusnya..

Dan dengan mata membelalak sampai tinggal putihnya saja, Pinggulnya dihentakkan sekeras mungkin, seolah-seolah beliau sedang mengeluarkan sesuatu yang amat dahsyat dari liang cintanya. Gua bisa merasakan percikan orgasmenya membasahi penis gua yang masih asik gua goyangin di dalam. Gua sendiri udah ngga tahan.. Dengan cepat gua tarik penis gua, yang langsung gua angkat ke atas perut Ibu Mia. Splorrtt.. Clorrtt.. Splooshh.. Sperma gua keluar banyak sekali.

“Ugghh..”, keluh gua sambil mengeluarkan tetes-tetes sperma gua yang terakhir..

Kontan gua berasa selesai lari marathon, bolak balik Sabang-Merauke-Sabang.. Lalu ibu Mia melumat kontol gua dengan rakusnya sampai sisa sperma bersih ditelan habis dan setelah istirahat sejenak main lagi 2 ronde dengan gaya doggy style Gua lalu merebah ke atas Ibu Mia dengan cueknya. Paling ditendang, pikir gua. Ibu Mia lalu dengan lembut merangkul gua dan mengijinkan gua melepas lelah di atas buah dadanya yang empuk itu. Bibirnya sesekali mengecup-mengecup kepala gua.

“Er.. Ibu..”, gua mendekatkan diri.

“Kenapa seperti ini?” Ibu Mia menghela nafas panjang, tanpa melihat gua bisa tau kalo beliau sedang menerawang ke langit-langit ruangan.

“Ibu kesepian, Red.. Mas Hardy terlalu disibukkan oleh bermacam-bermacam pertemuan dan proyek di kantornya di luar kota.. Kami bertemu hanya seminggu 2 atau 3 kali.. Itu pun hanya sore-sore atau malam.

Kesempatan kami untuk sekedar berbagi rasa saja hanya sedikit, apalagi melakukan hubungan suami-istri..,” kembali Ibu Mia menghela nafas panjang, kali ini suaranya terdengar agak lebih terputus-terputus.

“Ibu.. Ibu hanya dipuaskan oleh begituan kalau dengan orang lain, Red. Mas Hardy seringkali terlalu lelah, jadi selama ini dia selalu keluar duluan..” Ibu Mia mulai menangis kecil.

Hati gua jadi ikutan iba juga.. Mungkin seharusnya gua ngga nanya aja.. Lagian buat beliau kenikmatan ini pasti cuman sepintas lalu.

“Udah deh Bu.. Ngga perlu diterusin.. Saya jadi menyesal nanya begitu sama Ibu”, kata gua.

“Ngga Red, ngga apa-apa.. Selama ini pria-pria lain cenderung lebih memperdulikan ‘kapan’ bisa bercinta lagi dengan Ibu, daripada ‘mengapa’ Ibu seperti ini”, balas Ibu Mia.

Hati gua jadi lumayan luluh juga.. Padahal sih gua juga mau nanya seperti itu.. Setelah pertanyaan yang pertama hi hi hi hi.. Beberapa saat kemudian, kita berpakaian dan merapihkan diri. Untung ada wastafel kecil di pojok ruangan. Ibu Mia mengenakan pakaian lain lagi.. Hebat lu, pikir gua.

Sambil keluar dari pintu, Ibu Mia tiba-tiba berkata, ” Jadi jangan lupa ya Red, ringkasan artikelnya Ibu minta minggu depan.. Dan juga test ulang hari Jumat ini!”

Kembali beliau ucapkan dengan nadanya yang ketus dan dingin. Dari ekor mata gua, terlihat cewe yang tadi ngintip.. Kelihatannya dia menunggu Ibu Mia.. Wah pantesan Ibu Mia tiba-tiba ngomong gituan.. Entah beliau memang mengharapkan cewe tersebut untuk datang atau beliau ngeliat dia duluan waktu kita melangkah keluar.

“Iya Bu”, jawab gua sambil menunduk, ikutan mensukseskan ‘drama kecil’ kami. Gua lalu cepat-cepat melangkah keluar hall.

“Oh iya Red,” Ibu Mia memanggil.

“Iya Bu?”

“Ini Tasha, keponakan Ibu yang baru datang dari kota DG.. Dia akan mulai bersekolah di sekolah M mulai minggu ini..”

Kami berjabatan. Tasha terlihat sangat risih dan malu-malu.

“Tasha memang pemalu Red”, kata Ibu Mia berusaha meringankan suasana.

Bukan pemalu Bu, balas gua dalam hati, itu karena matanya baru terbuka pada ‘realitas hidup’. Hehehe.. Jadi cekikikan sendirian. Dengan cuek gua lalu melengos keluar gedung sekolah. Sebelum pulang gua mentoleransi perut gua yang udah keruyukan di warung bakso belakang. Pikiran gua kosong, gua biarin aja melayang-melayang ke mana-mana ngga karuan..

Itulah hasil rekonstruksi pengalaman saya sewaktu SMA.. Masih ada setumpuk notes-notes lain yang sedang saya compile ke dalam laptop saya saat ini. Dahulu semasa saya kecil, mendiang kakek saya pernah berkata kalau mata saya tidak boleh melihat perempuan. Saya kira beliau hanya bercanda. Dan setiap kali saya tanyakan kenapa, jawabannya pasti serupa,

“Yang dilihat kamu ngga bisa lepas begitu aja.. Nanti kamunya yang susah..”

Saking seringnya saya dengar, saya jadi sebal sendiri.. Baru setelah SMA saya mengerti kira-kira apa yang beliau maksud. Papa dan Om John, adiknya, memang pernah mengatakan kalau kakek konon punya ilmu-ilmu gelap. Entah kenapa Papa dan saudara-saudaranya kelihatannya tidak ada yang mewarisinya, mungkin karena jaman yang berubah atau apalah..

Cerita sex : Pengalaman Sex Dengan Pengawai Salon

Sejak saat kejadian itu ibu Mia sangat baik dan sering kali kalau ada kesempatan jam sekolah sudah usai memberi kode untuk mengulangi dimana saja baik di ruangan sekolah maupun di hotel atau di rumahnya jika memang sepi dan juga dengan Tasha suatu saat kami membuat janji, juga dengan ibu lain teman dekat ibu Mia juga yang bodynya lebih seksi lagi.

#Cerita #Sex #Bercinta #Dengan #Guru #Yang #Ketus

Pengalaman Ngewe Dengan Guru Saat Daki Gunung Terbaru Malam Ini

Pengalaman Ngewe Dengan Guru Saat Daki Gunung

Saat itu sedang liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.

Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak.

Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.

Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jaketku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

“Dingin banget” katanya. 

“Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.

“Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa.

Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman

” Maaf Nisa ?”

“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. 

” Hangat bu ?” tanyaku 

” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.

Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. 

“Kenapa?” tanya Anisa

” Maaf Nisa ? ” Jawabku.

” Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku.

Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.

Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.

” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.

” Biasa main dimana ?” tanyanya

“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.

” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun. Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”

” Don’t worry !” katanya. Dan setelah dia membersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali.

Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.

Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya.

Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan.

Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar.

Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

“Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.

“Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi.

Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata ” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra

” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.

Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan.

Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.

Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.

Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya.

Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi

Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banyak itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.

Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku.

Cerita sex : Aku Rela Digoyang Oleh Ayah Mertua Sendiri

Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

TAMAT

#Pengalaman #Ngewe #Dengan #Guru #Saat #Daki #Gunung

Bercinta Dengan Mantan Guru SMP Terbaru Malam Ini

Bercinta Dengan Mantan Guru SMP

Namaku Indra, dan ini ceritaku saat masih 18 tahun. Saat berangkat ke yogya untuk kuliah aku bertemu dengan Bu Devi dan Pak Jerry suaminya. Bu Devi adalah mantan guruku saat SMP dulu. Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal ditempat mereka selama aku kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran baik mereka karna aku memang tidak punya kenalan diyogya.

Setelah sebulan tinggal bersama aku tahu kalau Pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat, sementara kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya di kalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan dasar mereka. Aku sering melihat Bu Devi melamun sepulang dia dari mengajar disekolah. Bu Devi juga sering cerita panjang lebar padaku tentang kesepiannya dirumah selama ini. Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik.

Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan, terpendam hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak pertemuan kembali dengan Bu Devi sekarang. Waktu SMP dulu aku paling bersemangat jika pelajaran Bu Devi, selain cara mengajarnya yang enak aku bisa mengintip BH yang dia gunakan. Antara kancing didada dan kerah lehernya terdapat celah yang sering terbuka, sehingga jika diperhatikan secara teliti, orang pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan selama pengamatanku Bu Devi selalu memakai BH warna Hitam.

Itu selalu menjadi santapanku setiap mata pelajarannya. Bahkan aku selalu memperhatikan gerak-geriknya selama disekolah. Waktu itu usianya 28 tahun, dengan wajahnya yang putih dan bentuk tubuhnya yang menawan membuatku selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika onani. Sekarang diusianya yang ke 34 tdak terlihat kalau Bu Devitelah memiliki 2 orang anak yang sudah SMP. Malah menurutku ia terlihat lebih menawan, terutama pada bagian pinggul dan dada ukuran 38AB yang lekukannya semakin terbentuk. Itu semua karena program BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore.

Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh Bu Devi jika sedang bermasturbasi. Kemudian aku melakukannya sambil memegang CD dan BH hitam milik Bu Denok, sampai akhirnya aku berani menguping jika Pak Jerry yang pulang dan sedang bercinta dengan Bu Denok. Sambil mendengar desahan dan erangan erotis dari dalam kamar, tanganku asik mengocok batang kontolku yang lumayan besar. Dan bila sudah keluar kubersihkan dengan CD atau BH Bu Devi yang akan dicuci besok.

Akhirnya muncul niatku untuk mencicipi lubang vagina Bu Devi yang pasti sangat keset dan terawat. Aku melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana, saat itu hari kamis dan suaminya sudah berangkat seminggu. Aku menunggu didalam kamar sambil membayangkan “malam pertama” yang akan kulalui bersama Bu Devi. Saat dia pulang dari BL aku membukakan pintu rumah.

“Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum padaku.

“Iya Bu.. baru aja” Balasku sambil mengangguk.

Kemudian dia pergi ke dapur membuat segelas susu lalu diletakkan diatas meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi. Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan diminumnya.

Sekitar 45 menit kemudian Bu Devi keluar dari kamar, ia menggunakan daster motif bunga warna biru dengan panjang selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang agak rendah, sehingga jika dia agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan tampak jelas terlihat olehku. Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk menemaniku menonton TV di ruang tengah.

“Ada berita apa Ndra?” Tanyanya sambil meminum susu.

“Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya” Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya.

“Bapa ada nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas.

“Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru” Candaku.

“Nakal ya..” Tegurnya sambil mencubit pinggangku.

Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya.

Sekitar 5 menit kemudian Bu Devi mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat mengantuk.

“Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini” Pamitnya.

“Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum.

Kemudian Bu Devi masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menunggu aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban, kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras-keras. Bu Devi tidak bereaksi di atas kasurnya.

Kulihat jam dinding, 18:13 masih banyak waktu pikirku. Aku naik keatas kasur lalu ku perhatikan wajahnya, cantik sekali. Kucium bibirnya dengan lembut, lalu kujilati wajahnya sampai basah kemudian ciumanku turun kelehernya. Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan hingga memerah. Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya, walau masih berpakaian lengkap tapi bisa kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang indah itu. Kedua tanganku secara perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar itu lalu mengusapnya dengan lembut sementara kepalaku turun keselangkangnnya. Dibalik kain daster itu tercium aroma kewanitaan yang sangat merangsang.

Kuhirup puas-puas wangi yang memabukkan itu, sehingga mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Bu Devi menjadi kasar dan tak terkendali. Tarikan napasku semakin berat seiring dengan hasrat yang semakin menggebu. Kemudian aku membuka semua pakaian yang mnelekat ditubuhku, dan menutup mataku dengan kain. Setelah itu kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Devikemudian kuatur posisi tubuhnya, Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar. Lalu kubuka kain penutup mataku, pemandangan yang erotis dan menantang langsung terlihat dihadapanku. Tubuh Bu Devi yang tergolek lemah dan tak berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya yang montok dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya. Batang penisku semakin tegak mengacung siap perang.

Kudekati tindih tubuh Bu Devi yang tergolek lemah dan pasrah itu. Kucium bagian payudaranya yang tak tertutup BH, lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah satu puting susunya kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin memburu kusingkap BHnya keatas sehingga kedua payudaranya langsung membusung kedepan seakan mengundangku untuk menikmatinya. Kuciumi kedua payudaranya lalu kukulum, kusedot dan kugigit-gigit putingnya sampai memerah. Setelah itu kulirik selangkangannya, CD pink Bu Devi tak mampu menutupi beberapa helai rambut hitam yang menjulur keluar dari balik CD itu. Kutahan hasrat itu karena aku ingin menikmatinya saat Bu Devi mulai sadar nanti.

Kuraih kedua payudaranya kuremas-remas dengan kasar lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang indah itu. Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, rasanya nikmat sekali walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang vaginanya batinku. Pelan tapi pasti rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta. Butir-butir keringat makin mengalir deras, kukulum bibir Bu Devi sejenak lalu kulanjutkan kembali genjotanku tanpa kenal lelah. Kulihat tubuh Bu Devi mulai berguncang karena gerakanku yang makin hebat.

Sekitar 10 menit berlalu dan aku sudah lelah menahan, kuputuskan untuk segera mengeluarkannya. Gerakan pinggulku makin kupercepat dan kedua payudaranya makin kurapatkan. Rasa nikmat tak terlukiskan mulai menjalari batang penis dan menyebar keseluruh tubuhku. Cairan putih kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh indah Bu Deviyang tergolek diam. Kukocok batang penisku sambil memuntahkan cairan spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku.

Setelah selesai aku beristirahat sejenak sambil menatap tubuh Bu Devi yang hanya tertutup oleh CD saja. Kemudian kuambil lap dan air hangat yang memang sudah kupersiapkan, kubersihkan setiap bagian tubuhnya yang terkena siraman spermaku. Setelah itu kucium-cium sebentar lalu kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang biasa digunakan Bu Devikesekolah. Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya. Samar-samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat indah aku berdecak kagum. Kemudian aku menunggu dia bagun sambil memainkan payudaranya yang indah.

Aku duduk disampingnya saat Bu Devimulai membuka matanya. Cahaya lampu tampak menyilaukan matanya, kuperhatikan bagian dadanya yang terbuka. Batang penisku perlahan tapi pasti kembali mengeras melihat pemandangan yang erotis itu.

“Jam berapa ini Ndra?” Tanyanya sambil mengucek mata.

“10 lewat 5 jawabku” Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya.

“Huuaah.. masih malam toh.. lagi ngapain kamu” Tegurnya sambil merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya. Dan itu membuatku menjadi lupa diri.

“Lagi liat ini Bu..” Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok.

“Jangan kurang ajar kamu ya” Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka.

Sambil mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya tampak memerah karena kaget dan tak percaya. Tiba-tiba aku langsung memeluknya, dan mencium bibirnya. Tak sampai disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya.

“Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Devilirih.

Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Denok. Bu Devi menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Devi yang masih terbungkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Devi mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Devi kembali mnedesah, jemari tanganku mulai merayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya.

“Berhasil” Batinku. Bu Devi tersentak.

“Kita tidak boleh melakukan ini Ndra” sambil mendorongku kesamping.

“Memang tidak boleh sih.. Tapi..”

Aku kembali merangkul Bu Devi, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Devi pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu Devidan membuka baju serta BHnya, aku pun demikian. Bu Devi tampak takjub melihat batang penisku. Aku memulai kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Devi menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan keringat, tangan Bu Devi menjambak rambutku.

Bercinta Dengan Mantan Guru SMP

Permainanku jemariku mulai merangkak ke bawah dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya. Bu Devi tidak lagi menangkisnya. Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya, lalu jemariku menggesek-gesek sekitar liang vagina Bu Denok. Bu Devi mendesah panjang dan membenamkan kepalaku kepayudaranya, untuk mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah beberapa lama, ciumanku mulai merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya yang sedikit terbuka. Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya, aku pun demikian. Aku kembali terkagum melihat tubuh telanjang Bu Denok. Payudaranya putih padat berisi dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.

Aku kembali beraksi, kali ini daerah sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol disekitar liang vaginanya mungkin itu yang dinamakan kloritas. Setelah beberapa lama ciumanku kembali keatas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya. Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku dengan mulut vagina Bu Devisaling beradu. Ini menyebabkan batang penisku ingin dimasukkan ketempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki bo Denok.

Bu Devi tersadar dan berkata, “Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan”

Aku tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Devikarena hawa nafsuku sudah menuju puncak. Aku kembali meraih Bu Devi dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.

Bu Devi tak bisa berbuat apa-apa dan kembali larut dalam kenikmatan. Batang penisku yang sudah gatal ingin memasuki liang vagina Bu Denok. Aku mengambil posisi yang pas, batang penisku mulai memasuki pintu kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang penisku sering melenceng memasuki liang vagina Bu Denok, aku terus berusaha dan akhirnya masuk juga batang vaginaku keliang vagina Bu Denok. Bu Devimendesah panjang dan badannya berguncang.

“Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja” batinku.

Bu Devi telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Denok. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Denok. Makin lama makin cepat, Bu Devi mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin.

Erangan yang panjang disertai cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang senggama Bu Denok. Rupanya Bu Devi telah mencapai orgasme, aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu Denok.

“Inilah saatnya” Batinku.

Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Devi bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku, ternyata Bu Devi kembali orgasme. Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Denok, sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur

Pagi harinya, Bu Devibangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Bu Devi pun membuka pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima melihat Bu Devi yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu Denok.

“Mandi dulu dong” Pinta Bu Devi manja.

Aku pun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Bu Deviturut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.

Rasa malu Bu Devi telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Bu Devi karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Bu Denok, mula-mula kedua tangannya lalu kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Bu Devi terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Bu Devi mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Bu Denok, kali ini Bu Devi merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.

Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Bu Devi kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Bu Devi dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Bu Devi membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Bu Devi. Bu Devi melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Bu Devi dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Denok. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Denok. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu Denok. Bu Devi sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Bu Devi mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Bu Devi terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua.

Aku dan Bu Devi telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.

“Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.

“Atur aja” Desahnya manja.

Baca juga : Cerita Sex Dengan Teman Sekantor

Kemudian Bu Devi berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Devidi tempat tidur.

#Bercinta #Dengan #Mantan #Guru #SMP

Ngewe Dengan Ibu Guru Saat Liburan Terbaru Malam Ini

Saat itu sedang liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SMP mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.

Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Jenifer ( saya memanggilnya Jenifer ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Jenifer usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak.

Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Erwin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Jenifer dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Jenifer sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Jenifer minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Jenifer. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

Tanpa sadar Jenifer saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.

Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Jenifer basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Jenifer minta aku meminjamkan jaketku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow… Jenifer dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Jenifer. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

“Dingin banget” katanya.

“Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.

“Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Jenifer.

Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Jenifer. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman

” Maaf Jenifer ?”

“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Jenifer merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat.

” Hangat bu ?” tanyaku

” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.

Aneh bin ajaib, Jenifer tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar.

“Kenapa?” tanya Jenifer

”Maaf Jenifer ? ” Jawabku.

” Tidak apa-apa Hansen, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Jenifer yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku.

Kami masih berciuman, tangan Jenifer melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Jenifer, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.

 

Jenifer sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Jenifer meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.

” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.

” Biasa main dimana ?” tanyanya

“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.

” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun. Jenifer meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”

” Don’t worry !” katanya. Dan setelah dia membersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Jenifer tampak anggun dan cantik sekali.

Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Jenifer minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.

Aku menuruti permintaan Jenifer. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Jenifer bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Jenifer meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya.

Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

Jenifer minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Jenifer layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan.

Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Jenifer hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Jenifer dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Jenifer minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar.

Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Jenifer menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

Di atas batu yang ceper nan besar, Jenifer membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Jenifer merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Jenifer minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

“Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Jenifer mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Jenifer.

“Jahat kamu ?!” kata Jenifer seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Hansen, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi.

Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Jenifer menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata ” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Jenifer tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Jenifer selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra

” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.

Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Jenifer. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Jenifer sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan.

Ketika sampai di rumah Jenifer, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.

Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Jenifer guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 11 hari.

Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SMP, Jenifer minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Jenifer malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Jenifer. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya.

Jenifer memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Jenifer. Cincin Jenifer hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Jenifer berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Jenifer akan melanjutkan S2 nya di AMERIKA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi

Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dr. Jenifer Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Lisa dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Jenifer tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banyak itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

“Aku rindu kamu Hansen kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Jenifer lirih dan pelan sambil memelukku.

Kamu jadi perhatian para hadirin, Lisa dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Jenifer. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di AMERIKA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Jenifer”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Jenifer Sisca, persis nama Jenifer. Ku kabari Jenifer dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Hansen, cuma Hansen berbeda usia tiga tahun dengan Jenifer putriku.

Cerita sex : Cerita Bokep Hot Selingkuh Dengan Mahasiswi

Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Jenifer masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

#Ngewe #Dengan #Ibu #Guru #Saat #Liburan

Cerita Sex Guru Hot, Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Guru Hot – Ini adalah kisah nyata perjuangan seorang wanita yang bekerja sebagai guru dan yang siap mengorbankan dirinya untuk kemajuan murid-muridnya. Wanita ini tinggal di sebuah desa kecil di provinsi Gan Shu.Filmokepjepang.com

Pada awalnya, dia bukan pelacur, setiap penduduk desa tidak mengerti mengapa seorang gadis secantik Xia yang memiliki tubuh indah dan penampilan menawan tidak melakukan pekerjaan seperti gadis-gadis lain.

Cerita Sex Guru Hot

Karena Xia menolak, ayah Xia selalu menghukumnya. Suatu hari, Xia mengetahui bahwa sebuah sekolah di desa membutuhkan jasa seorang guru. Xia langsung mengajukan diri untuk menjadi guru secara gratis.

Cerita Seks Pagi Jadi Guru, Malam Nya Pelacur

Pada hari pertama Xia di sekolah sebagai guru, setiap siswa terkejut dan kagum dengan kecantikan guru barunya, sejak saat itu, kelas selalu dipenuhi dengan tawa dari setiap siswa. Ruang kelas mereka lebih layak disebut tempat berteduh daripada meja sekolah biasa. Filmbokepjepang.com

Dalam kondisi kelas yang sekarat ini, Xia mengajarkan ribuan kata Cina dan pengetahuan lainnya kepada murid-muridnya.Suatu hari, badai besar menghancurkan kelas mereka, semua murid tidak dapat melanjutkan studi mereka.

Kemudian kepala sekolah datang ke kota untuk membahas masalah tersebut dengan walikota yang menangani anggaran departemen pendidikan untuk menyumbangkan uang untuk memperbaiki sekolah mereka dan kepala sekolah kembali dengan tangan kosong.

Manajer mengatakan kepada Xia bahwa walikota akan memberikan uang jika hanya Xia datang menemuinya dan meminta uang secara pribadi, Xia yang tidak pernah meninggalkan desa dan meninggalkan rumahnya dan belum pernah bertemu walikota sebelumnya, telah memutuskan untuk meninggalkan desa. rumah untuk kunjungan walikota.

Cerita Sex Menikahi Gadis Dibawah Umur Yang Sangat Menggoda

Sebelumnya, Xia khawatir kunjungannya akan merusak suasana, tetapi dia memutuskan untuk tetap pergi demi murid-muridnya. Artikelbokep.com

Xia berjalan lebih dari 10 kilogram untuk sampai ke kantor walikota. Setelah tiba, Xia duduk di depan meja cantik di kantor walikota. Tiba di kantor, walikota menyapa Xia dengan sepasang mata berburu yang haus akan Xia dan mengarahkan tangannya ke sebuah ruangan dan berkata

Xia melihat kamar dengan tempat tidur besar, tempat tidur itu yang mengambil keperawanan Xia, walikota memperkosa Xia. Darah segar keperawanannya telah meninggalkan bekas, dan jejak pada lembaran merah darah menjadi lebih merah daripada warna bendera nasional Tiongkok.

Xia tidak menangis sesaat, pikirannya adalah puluhan mata murid-muridnya yang akan kecewa jika tidak ada kelas untuk mereka. Filmbokepjepang.com

Cerita Seks Guru Ngewe Yang Paling Hot

Setelah itu, Xia bergegas ke rumah gelap dan tidak memberi tahu siapa pun tentang kejadian itu. Keesokan harinya, warga membeli kayu dan mengatur kondisi ruang kelas. Namun, jika terjadi hujan lebat, kelas tetap tidak dapat digunakan.

Xia memberi tahu murid-muridnya bahwa walikota akan membangunkan mereka sekolah yang bagus. Dalam sekitar 6 bulan, direktur telah mengunjungi walikota 10 kali tetapi masih belum menerima dana yang dijanjikan. Hanya walikota yang tahu apa yang terjadi pada Xia tetapi tidak bisa berbuat banyak.

Saat semester baru berganti, banyak mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan studi karena terkendala biaya, dan harus membantu pekerjaan orang tua. Jumlah siswa menurun dan terus menurun.

Xia sangat sedih dengan kondisi ini. Ketika Xia menemukan bahwa harapan murid-muridnya telah lenyap seperti asap. Kemudian dia kembali ke kamarnya. Xia melepas pakaiannya dan melihat tubuh telanjangnya di cermin.

Cerita Sex Ngentot Memek Guru Binal Cerita Sex Panas 56940

Xia bersumpah untuk menggunakan tubuh indahnya untuk memenuhi impian murid-muridnya agar bisa kembali ke sekolah. Xia tahu bahwa semua gadis di desa bekerja sebagai pelacur di kota untuk mendapatkan uang, dan itu adalah cara mudah baginya untuk mendapatkan uang. Dia membersihkan dan berpamitan kepada kepala sekolah, ayah dan sekolah.

Dia mengikat rambutnya menjadi dua kuncir dan menuju kota. Ketika dia pergi ke kota, ayahnya tersenyum bangga tetapi manajer itu menangis tersedu-sedu atas pilihan Xia.

Dalam kemewahan kehidupan kota, Xia sama sekali tidak senang menderita, dalam benaknya, hanya ada kelas yang rusak, dan kekhawatiran, kesedihan, dan kekecewaan diungkapkan oleh murid-muridnya.

Xia memasuki ruang tamu, berbaring di tempat tidur yang kotor, dan mengalami pekerjaan kotor kedua di dunia percabulan. Malam itu, Xia menulis di buku hariannya, “Walikota tidak bisa dibandingkan dengan tamu pertamanya, dia lebih buruk dan lebih kejam, tapi setidaknya tamunya membayar dan memberi uang.

Cerita Bokep Guru Yang Sudah Haus Seks Dan Bernafsu Binal Posted On November 15, 2019

Setelah itu, Xia bergegas ke rumah gelap dan tidak memberi tahu siapa pun tentang kejadian itu. Keesokan harinya, warga membeli kayu dan mengatur kondisi ruang kelas.

Namun, jika terjadi hujan lebat, kelas tetap tidak dapat digunakan. Xia memberi tahu murid-muridnya bahwa walikota akan membangunkan mereka sekolah yang bagus. Filmbokepjepang.com

Dalam sekitar 6 bulan, direktur telah mengunjungi walikota 10 kali tetapi masih belum menerima dana yang dijanjikan. Hanya walikota yang tahu apa yang terjadi pada Xia tetapi tidak bisa berbuat banyak.

Saat semester baru berganti, banyak mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan studi karena terkendala biaya, dan harus membantu pekerjaan orang tua. Jumlah siswa menurun dan terus menurun. Xia sangat sedih dengan kondisi ini. Filmbokepjepang.com

Bercumbu Dengan Orang Tua Murid Paud Ku

Ketika Xia menemukan bahwa harapan murid-muridnya telah lenyap seperti asap. Kemudian dia kembali ke kamarnya. Xia melepas pakaiannya dan melihat tubuh telanjangnya di cermin. Xia bersumpah untuk menggunakan tubuh indahnya untuk memenuhi impian murid-muridnya agar bisa kembali ke sekolah.

Xia tahu bahwa semua gadis di desa bekerja sebagai pelacur di kota untuk mendapatkan uang, dan itu adalah cara mudah baginya untuk mendapatkan uang. Dia membersihkan dan berpamitan kepada kepala sekolah, ayah dan sekolah.

Dalam kemewahan kehidupan kota, Xia tidak bahagia sama sekali, dia kesakitan, di benaknya, hanya ada kelas yang rusak, dan kekhawatiran, kesedihan, dan kekecewaan adalah ekspresi murid-muridnya.

Xia mengirimkan semua uang yang diperolehnya kepada manajer, menghemat biaya hidupnya dengan harapan dapat mengirim lebih banyak kepada manajer. Kepala sekolah menerima uang itu dan mengikuti menggunakan uang itu untuk membangun sekolah.

Cerita Dewasa69◅ Percintaanku Berawal Dari Guru Private

Ketika semua bertanya dari mana uang itu berasal, kepala sekolah hanya menjawab bahwa itu berasal dari sumbangan dari organisasi sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, penduduk setempat mengetahui bahwa sumber dana tersebut berasal dari seorang mantan guru bernama Xia.

Banyak reporter yang ingin meliput berita ini namun ditolak oleh Xia dengan alasan dia hanyalah seorang PSK biasa.Dengan uang itu, sekolah berubah drastis. Bulan pertama ada papan tulis baru.

Bulan kedua ada bangku dan bangku kayu. Di bulan ketiga, setiap murid memiliki bukunya sendiri. Pada bulan keempat, setiap siswa memiliki dasinya sendiri. Pada bulan kelima, tidak ada satu siswa pun yang datang ke sekolah tanpa alas kaki.

Bulan keenam, Xia kembali mengunjungi sekolah Xia disambut dengan gembira, dan para siswa menyapa “Guru, Anda kembali sebagai guru, Anda sangat cantik” Melihat kegembiraan para siswa, Xia tidak tahan, berhenti menangis.

Mamahku Suka Banyak Batang

Tidak peduli berapa banyak air mata yang dia keluarkan dan berapa banyak penderitaan, keluhan, perasaan dan cerita sedih yang dia alami dalam 6 bulan, Xia merasa bahwa semua cerita kesedihan dan penderitaan sangat seimbang dan sepadan dengan harganya. gergaji. kali ini. Filmbokepjepang.com

Setelah beberapa hari di rumah, Xia kembali ke kota. Di bulan ketujuh, sekolah memiliki taman bermain baru.

Pada bulan kedelapan, sekolah membangun lapangan basket, pada bulan kesembilan, setiap siswa memiliki pensil baru. Pada bulan ke 10, sekolah memiliki bendera nasional sendiri, setiap siswa dapat mengibarkan bendera setiap hari.

Sampai hari Xia diperkenalkan dengan seorang pengusaha. Pengusaha asing itu siap membayar 3000 rmb untuk satu malam. Dengan pikiran lelah yang dia alami selama beberapa tahun terakhir, Xia dengan lelah menuju hotel pengusaha asing itu.

Guru Yang Sexy Menjadi Bahan Onaniku

Dia bersumpah itu akan menjadi pekerjaan kotor terakhir baginya dan setelah itu dia akan kembali ke desa dan bersama murid-muridnya di sekolah. Bacaan Seks Terbaik: Obat Perangsang Terbaru untuk Pembantu Cerita Seks Khusus

Namun, takdir berkata lain hal tragis terjadi malam itu ketika Xia bersumpah untuk terakhir kalinya, Xia diperkosa dan disiksa sampai mati oleh 3 pengusaha asing.

Xia baru berusia 21 tahun. Saat itu, Xia meninggal tanpa memenuhi keinginan terakhirnya, yaitu membangun ruang kelas yang bagus dengan 2 komputer untuk digunakan para siswa.

Seorang pelacur meninggal, keheningan penuh dengan air mata. Pada saat itu, langit Kota ShenZen masih sebiru lautan. Siswa, guru, dan beberapa ratus penduduk menghadiri pemakaman Xia di sebuah desa kecil bernama “GanShu”. Saat itu, semua orang hanya bisa melihat foto hitam putih Xia di mana Xia mengikat rambutnya dengan senyum bahagia.

Pesta Seks Threesome Guru Bohay Dan Murid

Kepala sekolah membuka buku harian Xia dan membacanya di depan murid-muridnya, dan Xia menulis, “Sekali menjadi pelacur, kamu bisa membantu anak yang tidak bisa sekolah. Sekali nyonya, bisa membangun sekolah yang sudah kehilangan harapan. Bendera berkibar setengah tiang. Ini cerita baru kita, Sex Story waktu aku belajar disekolah sama guruku, awalnya aku kepergok cium di kelas, tiba-tiba….

Dua muridnya yang tampan datang untuk menyerah, Pak Doni mengintai mangsanya untuk waktu yang lama dan akhirnya kerja kerasnya berhasil dengan warna terbang, bayangkan berapa banyak dia meletakkan segalanya

#Cerita #Sex #Guru #Hot