Pengalaman Main Dengan Mama Mertuaku Yang Haus Terbaru Malam Ini

Pengalaman Main Dengan Mama Mertuaku Yang Haus

Ini adalah cerita mesum yang mana bersumber dari kehidupan ku sendiri, Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Nina, dia seorang model iklan dan enam bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin. Usiaku kini 32 tahun, sedangkan Nina usia 21 tahun.  

Nina seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Nina, mertuaku, sebut saja Mama Leni, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39tahun.  Mama Leni merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Kita mulai yah cerita mesum ini. Sehingga Mama Leni bersibuk diri dengan berjualan berlian.  Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sndiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di Pondok Mertua Indah. 

Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Leni juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Leni jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri. Inilah awal hubungan itu terjadi..  Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu.

Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.  

“Eh, Mama.. belum tidur.. “

“Belum, Vir.. saya takut tidur kalau di rumah belum ada orang..”

“Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat.”

 “Nina.. pulangnya kapan?”

“ Ya.. kira-kira hari Rabu, Ma..”

“Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu..”

“Ok.. Vir, selamat tidur..”  

Kutinggal Mama Leni yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Leni sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku. 

“Selamat Pagi, Vir..”

“Pagi.. Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya”.  

“Kamu hari ini mau kemana Vir?”  

“Tidak kemana-mana, Ma.. paling cuci mobil..”  

“Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”

“Ok.. Ma..”

 Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Nina makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Leni.    Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaos dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.  

“Vir, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach.. habis pegal banget nih..”

“Dimana Ma?”

“Sini.. Leher dan punggung Mama..”

 Aku lalu berdiri sementara Mama Leni duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Leni tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.  

“Maaf, Ma.. punggung Mama juga dipijat..”

“Iya.. di situ juga pegal..”

Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Leni juga sudah mulai terangsang.  

“Vir, Mama kesepian.. Mama membutuhkanmu..”

Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku.    Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Leni yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku. Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Leni lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.  

“Vir, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian..”

“iya.. iya.. iya Mah”.

Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya.  Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Leni menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku.    Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.  Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menarinari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Leni  kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras.  Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.  Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Leni melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Leni lalu berdiri di hadapanku,    dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Leni yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya. 

“Vir, ayo.. puasin Mama.. “

“Ma.. tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Nina..”

“Ah.. masa sih..” 

“Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mama lah yang saya nikahi..”

“Ah.. kamu bisa aja..”

“Iya.. Ma.. bener deh.”  

“Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang..”

“Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama..” 

Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.  

“Vir, batangmu besar sekali, pasti Nina puas yach.”

“Ah.. nggak. Nina.. biasa aja Ma..”

“Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach.”

Pengalaman Main Dengan Mama Mertuaku Yang Haus

“Ok.. Mah..”. Mulut mungil Mama Leni sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Leni mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.  

Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Leni menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Leni yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan.  Setelah itu Mama Leni duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Leni terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku. 

“Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”

“Ah, masa sih Vir, wangi mana dibanding punya Nina dari punya Mama.”

“Jelas lebih wangi punya mama dong.. “

“Aaakkhh..”  Vagina Mama Leni telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Leni, vagina Mama Leni rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadijadi memberi jilatan pada vaginanya.  

“Ma, vagina.. Mama sedap sekali.. rasanya segar..”

“ Iyaah.. Vir, terus.. Vir.. Mama baru kali ini vaginanya dijilatin.. ohh.. terus.. sayang..”.  Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Leni menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan. 

“Ahh.. ahh.. oghh oghh.. awww.. argh.. arghh.. lidahmu Vir.. agh, eena.. enakkhh.. aahh.. trus.. trus.. “. Klitoris Mama Leni yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Leni sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Leni.    

“Ahg.. agh.. Vir.. argh.. akh.. akhu.. keluar.. nih.. ka.. kamu.. hebat dech.. “. Mama Leni langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Leni, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Leni yang sudah kering dari cairan. Mama Leni melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Leni terasa sempit, aku pun keheranan.  

“Ma.. vagina Mama koq sempit yach.. kayak vagina anak gadis.”

“Kenapa memangnya Vir, nggak enak yach..”

“Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Nina sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”

“Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaikbaiknya, toh kamu juga yang nusuk..”  

“Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaap ini..  Akhh.. batangmu besar sekali.. “ 

Vagina Mama Leni sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 18 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan. Pinggulku kugerakan majumundur menekan vagina Mama Leni yang sudah tertusuk oleh batangku,  Mama Leni hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya.   

“Vir .. nggehh.. ngghh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agghh.. agghh.. aahh.. eenaakkhh..” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Leni terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Leni yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku.  Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Leni belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tibatiba Mama Leni berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.  

“Arrgghh.. argghh.. aakkhh.. Mama.. keluar nich Vir .. kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Leni, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya.  Kuhujam vagina Mama Leni berkalikali sementara Mama Leni yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremasremas, punggungnya kujilat. 

Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Leni meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Leni hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar.    “Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali..”. Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Leni yang sudah lemas lebih dulu.  Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Leni, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Leni memelukku dan mencium pipiku.  

“Vir, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan..” 

“Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarang pun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Nina nggak pulang.”

“Iya, Vir.. kamu mau ngeloni Mama kalau Nina pergi?”

“Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.  Air manimu hangat sekali Vir, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”

 “Kita Main lagi Ma..?”

“Iya boleh.”

Cerita sex : Terapi Sex Dengan Dokter Cantik

Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.

 

#Pengalaman #Main #Dengan #Mama #Mertuaku #Yang #Haus

Wanita Selingkuhanku Yang Haus Akan Sex Terbaru Malam Ini

Wanita Selingkuhanku Yang Haus Akan Sex

Ini adalah kisahku yang lain dengan tetanggaku di kampung. Awalnya waktu SMA aku sedang memanjat pohon sawo di belakang rumahku untuk mengambil buahnya. Secara tak sengaja mataku tertuju ke sebuah sumur tetangga yang tinggi dinding penutup kelilingnya hanya sebatas dada orang dewasa.

Kulihat seorang wanita sedang membuka baju untuk mandi di sana. Tubuhnya kelihatan putih dan montok. Setelah kuperhatikan dengan cermat ternyata wanita itu adalah Bu Ismi, tetangga selang tiga rumah sebelah barat dari rumahku. Bu Ismi adalah istri muda dari seorang pengusaha angkutan. 

Ia membuka toko kelontong di rumahnya. Aku mencari posisi yang lebih enak untuk mengintipnya. Kerimbunan daun sawo cukup membantuku agar tidak kelihatan dari arahnya mandi. Sambil mengintip aku pun berkhayal bersetubuh dengannya. Dari tempatku mengintip dadanya yang putih dan montok kelihatan jelas sekali.

Begitulah kalau aku tidak ada kegiatan di sore hari maka aku akan memanjat pohon sawo di belakang rumah dan menunggu Bu Ismi mandi. Bu Ismi ini orangnya ramah dan supel (nantinya baru aku tahu kalau dia memang benar-benar supel alias suka peler). Kadang kalau aku duduk-duduk di depan tokonya ia menyapaku duluan. Asalnya sebenarnya dari pelosok, namun tidak kelihatan kampungan. Kukira nama sebenarnya Ismih.

Setelah kawin dengan Pak Yos dipanggil Bu Ismi. Umurnya waktu itu kurang lebih tiga puluh tahun. Badannya sedikit gemuk tapi kulitnya kelihatan kencang. Ia paling sering pakai kain dan kebaya. Kalau sudah pakai kain dan kebaya, pantatnya yang besar kelihatan menantang dan bergoyang-goyang kalau sedang berjalan. Belahan buah dadanya terlihat sangat menggiurkan dan mengundang lirikan mata laki-laki. 

Sampai ketika aku kuliah dan sedang liburan semester di kampung. Malamnya sekitar jam sembilan malam aku singgah ke toko Bu Ismi untuk membeli sesuatu. “Eh Mas Tommy. Kapan datangnya dan libur berapa hari? Oleh-olehnya mana?” ia memberondongku dengan sejumlah pertanyaan.

Tangannya diulurkan dan tentu saja kusambut dengan hangat. “Tadi siang, dua minggu, pakaian kotor. Ibu mau?” jawabku taktis dan efisien menjawab semua pertanyaannya. 

“Ihh.. Masa sih pacarnya kok cuma dibawain pakaian kotor,” katanya menggodaku. Dadaku berdesir. Pacarnya? 

“Beli apa Mas?” 

“Enngghh, beli sabun dan shampoo”. 

“Lho belum mandi toh?” 

“Sudah, untuk besok pagi”. 

“Lho baru datang tadi, besok pagi kok sudah mandi basah,” godanya makin berani.

“Ya, siapa tahu nanti malam mimpi basah, jadi paginya mandi basah,” kataku. Kepalang basah kubalas godaannya tadi. Pokoknya basah.. Sah.. Sah. Bu Ismi masuk ke dalam tokonya. Pantatnya masih saja kelihatan besar dan padat di balik dasternya. Aku mengikutinya, sambil melihat-lihat barangkali ada barang lain yang tiba-tiba teringat untuk kubeli. “Ini sabun dan ini shampoonya. Eh nanti malam mimpi basah sama saya saja ya!” katanya berbisik sambil tersenyum. Kalau begini caranya nanti malam aku bisa benar-benar mimpi basah. 

Aku hanya diam saja dan menerima sabun dan shampoo tadi. Ketika memberikan belanjaanku ia seolah-olah memalingkan mukanya ke arah TV dan seperti tanpa sengaja telapak tangannya mengusap lenganku. “Eh maaf Mas. Habisnya acara di TV bikin penasaran saja”. 

“Berapa Bu semuanya?” tanyaku sambil mengangsurkan selembar uang dua puluh ribuan. 

“Ah, nggak usah Mas. Lagian uangnya besar begini nggak ada kembaliannya”. Ia menolak uangku.

Aku jadi tidak enak. “Ya sudah Bu, saya utang dulu. Besok saja sekalian saya bayar” kataku. “Bayar pakai yang lain saja gimana Mas?” Aku garuk-garuk kepala kebingungan sambil meninggalkan tokonya. Karena masih lelah aku segera tertidur dan bangun agak kesiangan. Adik kecilku berdiri tegak, pertanda metabolisme dan kondisi tubuh masih fit. Setelah menyelesaikan ritual pagi hari, 3M, mandi, modol dan makan, aku berniat untuk jalan-jalan ke tempat Tina teman masa SD-ku.

Kali-kali aja aku dapat jatah untuk sekedar kissing, necking dan petting. Tapi tiba-tiba aku ingat dari informasi yang kudapat tadi malam Tina sedang ke luar kota. Akhirnya kuputuskan untuk jalan-jalan ke pasar saja. Sampai di pasar aku berputar-putar di los pakaian. Aku terkejut ketika tiba-tiba pundakku ditepuk dari belakang. 

“Cari apa Mas Tommy?” Aku menoleh ke belakang dan ternyata Bu Ismi yang ada di belakangku. Ia mengenakan blouse putih tipis dengan celana panjang warna biru. BH-nya yang juga berwarna biru membayang di balik baju tipisnya.

“Ibu bikin kaget saja. Tadinya pengen beli tas tapi nggak ada yang cocok. Maksudnya nggak ada yang cocok harganya, kalau modelnya sih banyak yang cocok,” kataku.

 “Oh gitu. Gimana kalau kita jalan-jalan ke Malioboro atau Shoping Centre kali-kali aja ada yang cocok. Kebetulan aku juga lagi cari kain batik untuk Bapaknya. Ayolah mumpung masih pagi,” katanya sambil menarik tanganku. Aku tak bisa menolaknya. Dua jam kemudian kami tiba di Jalan Malioboro. Kami masuk ke sebuah toko dan melihat-lihat tas pakaian. cerita perselingkuhan.

Harganya memang murah dan modelnya bagus. Cuma aku memang tadinya juga cuma mau lihat-lihat saja, belum mau beli. Ketika masuk ke dalam toko kain, Bu Ismi menggandeng lenganku dengan mesra. Aku jadi agak jengah juga. Akhirnya Bu Ismi membeli dua potong kain batik. Satu untuk suaminya dan satu lagi untukku. Setelah itu kami makan. Selesai makan aku sudah bersiap untuk pulang, tapi Bu Ismi masih saja duduk di kursinya. Ia menatapku sambil tersenyum. “Eh, ngomong-ngomong tadi pagi jadi keramas nih?” ia mulai menggodaku lagi. “Iya,” jawabku singkat

“Kalau.. Mmhh siang-siang gini keramas lagi mau nggak?” tanyanya sambil memegang telapak tanganku. 

“Kalau tadi malam kamu mimpi basah, sekarang ngerasain yang sebenarnya mau nggak?” sambungnya. Aku hampir terjatuh dari kursiku. Sebenarnya tentu saja inilah yang kuharapkan, tapi untuk membuatnya penasaran aku hanya berdiam saja. 

“Ayolah!” rayunya. Akhirnya aku berdiri dan berjalan keluar dari restoran. Bu Ismi memegang tanganku dan menarikku berjalan ke arah sebuah becak yang sedang mangkal. 

“Pasar Kembang, Pak!” katanya pada tukang becak. 

“Kenapa nggak ke Kaliurang saja,” protesku. 

“Kejauhan, waktu kita sedikit,” jawabnya pasti. Sampai di depan sebuah hotel yang cukup bagus di dekat pintu belakang Stasiun Tugu ia memberi kode kepada tukang becak untuk menepi. Kami segera masuk ke dalam hotel. Setelah menyelesaikan urusan di resepsionis kami masuk ke dalam kamar. Sebuah kamar yang lumayan bagus dengan sebuah ranjang besar yang empuk. Lantainya dilapis dengan permadani yang agak tebal.

Begitu pintu kamar tertutup, Bu Ismi langsung memelukku. Bu Ismi menyapukan bibirnya ke bibirku dengan lembut. Aku belum membalasnya. Ia kemudian mengulangi dan melumat bibirku. Terasa lembut dan nikmat sekali bibirnya. Lama kelamaan ciumanku berubah menjadi lumatan ganas. Lidahnya mendorong lidahku dan menyelusuri langit-langit mulutku. Aku membalasnya, kudorong lidahnya, dia menyedot lidahku. Rupanya Bu Ismi sangat lihai dalam berciuman

Kadang kepalanya dimiringkan sehingga mulut kami bisa saling menyedot. Suara kecipak perpaduan bibir kami mulai terdengar. “Lepas bajunya dulu, To!” ia menyuruhku. Kulepas baju, celana panjang dan sekaligus celana dalamku dalam sekali gerakan. Dadaku yang bidang dan berbulu lebat membuatnya berdecak kagum. Kejantananku langsung mencuat keluar dan perlahan-lahan terancung dalam kondisi lurus, bahkan sedikit mengacung ke atas.

Kepala penisku kelihatan kemerahan dan mengkilat karena dari lubangnya sudah mulai keluar cairan bening agak kental dan lengket.Diusapnya lubang kejantananku dengan ibu jarinya dan diratakannya cairan bening yang keluar tadi di atas kepalanya sehingga kini semakin mengkilat. Diusap-usapnya kepala penisku sampai membesar maksimal. Bu Ismi melepaskan pelukannya. Dengan gerakan pelan dan gemulai ia melepas blus, celana panjang dan akhirnya celana dalamnya. cerita perselingkuhan.

Tangannya membuka kancing bra-nya dan sebentar ia sudah dalam keadaan bugil. Tubuhnya yang montok dengan sedikit lemak di bagian perutnya. Gunung kembarnya dengan puncaknya yang kemerahan yang menggantung bebas. Kini kami berdua sama-sama dalam keadaan polostanpa selembar benang pun. Selang beberapa menit kemudian Bu Ismi berkata di telingaku dengan lirih.. “Kita ke ranjang.. Sa.. Yang..”. Aku langsung menyergapnya dan mengulum bibirnya, dan dia membalasnya dengan sangat liar, kemudian aku merasa penisku semakin tegak dan terasa lebih keras dari biasanya.

Aku berbaring di ranjang dan Bu Ismi merangkak di atasku. Dadanya disodorkan ke mulutkudan dengan rakus kusedot dan kujilati buah dadanya. Tangan dan mulutnya menarik-narik bulu dadaku dengan lembut. Sekali waktu dia menarik dengan keras. Aku terpekik.. “Ouuw.. Sakit Bu..”. “Aku gemas melihat dadamu”. Dia terus memintaku meremas-remas payudaranya dan menghisap putingnya secara bergantian. Lalu dia mulai menjilati tubuhku dari mulai leher perlahan-lahan turun kebawah dan berhenti disekitar paha. Dia juga menjilati biji zakarku.

“Agh.. Ugh.. Ouhh.. Enak Bu.. Ugh..!!” desahku. Bu Ismi menggigit pahaku di bagian dalam dekat pangkal paha seolah-olah mengingatkan ini bukanlah sekedar mimpi basah tetapi kenyataan yang benar-benar sedang terjadi. Bu Ismi terus melanjutkan aksinya, kini dia jongkok di atas pahaku. Tangannya meremas kejantananku dan menggoyangkannya sebentar. Digesekkannya kepala kejantananku pada bibir vaginanya, kemudian ia menurunkan pantatnya. Kepalaku sudah tertelan dalam vaginanya. Terasa vaginanya berair. cerita perselingkuhan.

Dengan pelan pantatnya bergerak turun sambil memutar-mutar. Kejantananku terasa ngilu dibuatnya. “Ibu masukin ya. Ayo To..!! Angkat ke atas..,.. Tunggu sebentar!” ia memberi komando. Diganjalnya pantatku dengan bantal, kuangkat pantatku sedikit untuk memudahkannya mengganjal pantatku dan kemudian pantatnya semakin turun. Dan dengan perlahan penisku masuk ke dalam sebuah lorong hangat. Aku merasakan penisku dihimpit oleh benda hangat, basah dan berdenyut, sebuah sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa.

“Agh.. Auw.. Ooh.. Nikmat sekali, To!!” rintihnya terbata bata. Kugerakkan pinggulku memutar berlawanan arah dengan gerakan pingulnya. Dibenamkam penisku dalam dalam sampai terasa tidak bisa masuk lebih dalam lagi, dan Bu Ismi menjerit. Tangannya memainkan putingku dan sesekali menjilat dan mengisapnya. Aku menggigit bibir menahan rangsangan. Dia terus menggoyangkan pinggulnya dengan teratur dan makin lama makin cepat. 

“Ouchh.. Agh.. Ugh.. Oo.. Yes..!!” desisnya terdengar berulang-ulang. Aku mempercepat gerakanku mengimbanginya dan makin cepat lagi sampai akhirnya.. cerita perselingkuhan.

“Bu.. Aku.. Mau keluar nih.. Ouw..!!” Memang kurasakan jepitan vaginanya semakin keras dan kuat sampai sampai penisku terasa ngilu, Bu Ismi terus mempercepat gerakannya dan aku mulai merasakan sesuatu akan terjadi pada tubuhku.. 

“Aku.. Bu.. Aku,” aku memberontak. 

“Ouhh To.. Aku juga..”. Kami tahu kalau sebentar lagi akan mencapai puncak. Beberapa detik kemudian cairan kental menyemprot beberapa kali keluar dari kemaluanku. Bu Ismi pun menekankan pantat sekerasnya ke arahku sehingga tulang pubisnya menekan biji penisku sampai sakit. Kurasakan semprotannya sangat kuat dan banyak sampai sebagian keluar dari vaginanya.

Setelah membersihkan diri, kami saling berpelukan dan aku masih menikmati sisa sisa kenikmatan tadi dalam keadaan telanjang bulat, hanya ditutup dengan selimut. Napasku mulai normal dan keringatku sudah mengering. Kepala Bu Ismi masih berada di dadaku, matanya masih terpejam. Aku merenung sejenak, membayangkan apa yang baru saja terjadi. Kupeluk dia dan kucium belakang telinganya dengan lembut.

Ia menggerinjal. Kuremas dadanya dengan lembut. “Sudahlah To, aku mau istirahat dulu sebentar. Kecuali kalau kau..” Tanpa menunggu lagi segera kulumat bibir indahnya. 

“Hmm.. Kudaku rupanya mengajak berpacu lagi..”. Kami berciuman lagi, semakin lama kembali semakin liar seiring dengan nafsu kami yang mulai bangkit lagi. Tanpa terasa selimut yang tadinya menutup tubuh kami sudah tersingkap jatuh ke lantai dan tubuh kami berdua kembali tidak tertutup apa-apa lagi. cerita perselingkuhan.

Bibir kami saling berpagut, hangat. Kulumat bibir Bu Ismi itu dengan penuh nafsu. Sekali-sekali kugigit bibirnya dan kumainkan lidahku di atas langit-langit mulutnya. Nafsu sudah menguasai kami berdua. Kami semakin tenggelam dalam birahi. Kini leher jenjang Bu Ismi menjadi sasaran berikutnya. Kuciumi dan kujilati sepuasnya. Hampir saja kugigit lehernya itu, kalau tidak diingatkan oleh Bu Ismi. 

“Jangan To.. Nanti kelihatan orang”, bisiknya. Kupandangi tubuh indah itu sesaat. Lidahku tahu-tahu sudah memainkan puting payudara yang berwarna coklat muda dan keras itu.

Pelan-pelan kaki kanannya ku angkat dan kuletakkan di atas perutku. Dalam posisi telentang berdampingan jari kiriku memainkan bulu-bulu halus di sekitar vaginanya, kemudian merambat menggesek-gesek lipatan pahanya. Pinggangnya terangkat dan bergerak-gerak tidak beraturan. Kudengar Bu Ismi melenguh-lenguh tanda terangsang. 

“Ahh.. Ouuhgh.. Sedaap.. Sshh.. Nikkmaatt.. Terusskan..”. Kakinya kuturunkan dan dengan penuh nafsu serangan kuteruskan. Lidahku sudah berada di lipatan pahanya, menggantikan jariku tadi. Kudekatkan hidungku ke sela pahanya. cerita perselingkuhan.

Sekilas tercium bau segar yang khas. Akhirnya kuserang bibir vaginanya yang sudah mulai basah. Kujilat-jilat sambil sesekali menjepit bagian dalam bibir vaginanya itu dengan kedua bibirku. Dengan sentuhan ringan tanganku sesekali memainkan daging kecil sebesar biji kacang tanah. Rupanya seranganku membuahkan hasil. Bu Ismi bergetar keras dan mulai meracau. 

“Hmm.. Sshh.. Ngghh.. Akhh. Aku juga mau To, berputar.. Berputar”. Tangannya kemudian memegang kepalaku, meraih pinggang dan menangkap kakiku dan memutarnya ke arah mukanya. Kuikuti saja kemauannya.

Kami berbaring berlawanan arah. Aku tengkurap diatas tubuhnya. Selangkanganku berada di atas mulutnya dan sebaliknya sambil kamiterus melakukan stimulasi di sekitar paha. Ia langsung melahap penisku sampai habis. Diisap-isap, dikocok-kocok dan dijilati sampai puas. Gantian aku yang menggelinjang hebat. 

“Mmhh.. Srup.. Srup..”. Penisku dihisap-hisap dan dijilati sampai badanku merinding semua. Ia memberi isyarat agar berubah posisi. Kami berguling ke samping dan kini masih tetap dalam posisi kepalaku pada selangkangannya dan sebaliknya, aku sekarang yang berada di bawah. 

Rupanya dengan posisi demikian ia lebih mudah menikmati penisku. Akupun demikian, lebih leluasa untuk menjelajahi selangkangannya. Kami saling merintih dan melenguh memberikan respon terhadap rangsangan yang diterima. Bu Ismi menggelinjang penuh kenikmatanketika kujilat dan kugigit klitorisnya. Tetapi sebaliknya Bu Ismipun semakin gencar menyerang penisku dengan tak kalah hebatnya. Kami tetap dalam posisi ini sampai beberapa menit. Tiba-tiba ia menghentikan serangannya dan duduk di tepi ranjang. Ditariknya tanganku.

Kupeluk dari samping dan kemudian ditariknya badanku sehingga kami jatuh ke karpet di lantai dekat ranjangku. Dipeluknya tubuhku dengan eratnya dan dengan gencar menciumiku, sampai aku kesulitan mengambil napas. Suara dari ciuman mulut kami semakin keras. Sejenak kemudian ia menghentikan gerakannya. Aku mencoba bangkit dan berusaha mengangkatnya kembali ke ranjang. Tapi dia menggigit daun telingaku dan berkata lirih.. “Jangan To.. Tidak usah. Kita coba variasi lain.. Di bawah.. Di karpet saja”.

Aku tidak jadi mengangkatnya dan kembali kurebahkan di atas karpet yang lembut dan empuk. Kutindih tubuhnya dan ia mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar. Kucoba untuk menerobos lubang guanya, meleset, kucoba lagi dan meleset. Kepala penisku sudah masuk dan menyentuh bibir vaginanya. Bu Ismi merintih rintih minta agar aku segera memasukkan penisku. “Masukkan.. To.. Masukin sekarang!”. Rupanya dia tidak sabar lagi. Ia segera menggenggam batang penisku dan mengarahkan ke vaginanya yang merekah. cerita perselingkuhan.

Begitu seluruh kepala penisku yang besar sudah menerobos masuk ke bibir vaginanya, ia tersentak dan menekan pantatku dengan kedua tangannya. “Dorong To.. Tommy dorong kuat-kuat,” desahnya. Kudorong pantatku dengan kuat sampai semua batang penisku amblas di dalam liang guanya. Ia berteriak agak kuat, kututup dengan tanganku. Ia menggoyangkan kepalanya ke kanan ke kiri dan melakukan gerakan-gerakan tak beraturan. “Naikkan sedikit lebih ke atas dan turunkan lagi,” desisnya.

Kuangkat pantatku sedikit naik dan tangannya kemudian memegang pinggangku untuk membantuku melakukan gerakan memompa. Gesekan kulit penisku dengan dinding vaginanya membuat aku mendesis nikmat. Kucium dadanya dan kugigit sampai merah. Ia sudah tidak pedulilagi dengan aksiku, hanya aku saja yang menjaga agar cupangku tidak sampai pada bagian tubuh di luar baju, kelihatan orang nantinya. Kini aku sudah bisa menikmati dan melakukan gerakan memompa dengan terkendali. Payudaranya kukulum sampai setengahnya dan putingnya kugigit kecil. cerita perselingkuhan.

Kepalanya tersentak menengadah sehingga lehernya yang jenjang terlihat semakin menggairahkan. Kalau mulutku di payudaranya, maka tanganku mengusap pipi dan lehernya, jika mulutku ada di lehernya maka tanganku meremas payudaranya. Ia mengimbangi dengan menggerakkan pinggulnya memutar sehingga penisku terasa seperti tersedot suatu pusaran arus yang kuat. Kutambah kecepatan permainanku karena akupun merasa sudah mendekati saat-saat terakhir menggapai puncak. Kurasakan darah mengalir deras ke penisku.

Kugoyang, kugenjot dan kugoyang terus. Putaran pinggulnya juga dipercepat. Tubuh kami saling merapat. Akhirnya kusemburkan spermaku ke dalam vagina Bu Ismi dengan menekan pantatku kuat-kuat sampai menyentuh dinding rahimnya. 

“Ouhh Bu Ismi.. Oouhh!!” 

“To.. Tommy.. Tahan sebentar..” Kurasakan dinding rahimnya berdenyut-denyut. 

“Sekarang To.. Sekarang ayo tusukkhh!!” Aku mencapai puncak kenikmatan terlebih dulu dan dalam hitungan sepersekian detik Bu Ismi pun kemudian mendapatkan orgasmenya. cerita perselingkuhan.

Kulihat ia akan berteriak dan kusumbat dengan mulutku karena akupun rasanya juga akan berteriak sambil memperketat pelukanku. Penisku terus berdenyut-denyut dan kurasakan dinding vaginanyapun juga berdenyut. Kedua kakinya terangkat ke atas dan bergerak-gerakseperti mengayuh sepeda. Semenit berikutnya kami berpagut mesra. Hingga akhirnya ia mendorong tubuhku ke samping. 

“Kamu pintar sekali,” katanya sambil mencubit lenganku.

Akhirnya menjelang sore kami check out dan pulang, sampai di rumah kurang lebih jam lima sore. Kami berjanji tiga hari kemudian untuk berkencan lagi di Kaliurang. Tiga hari seperti yang dijanjikan pagi-pagi kami sudah ada dalam sebuah kamar di Kaliurang. Kupeluk Bu Ismi dari belakang dan kuusap pinggangnya. Kurapatkan tubuhku ke tubuhnya sehingga kejantananku menekan belahan pantatnya. Ia mengenakan baju model kebaya warna hijau dengan kancing di depan dada sampai perut. Celana panjangnya berwarna hitam. cerita perselingkuhan.

Sambil kupeluk kubawa ia ke jendela sambil melihat puncak Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di kejauhan. Kucium tengkuknya dan ia menarik napas panjang.. “Hhmmh.. Tommy”. Ia membalikkan badannya. Mukanya sedikit mendongak, bibirnya yang merah merekah setengah terbuka dan semakin mendekat ke bibirku. Kami berciuman dengan lembut namun penuh gairah. Ia merogoh kantung celananya dan mengambil sebutir pil, dan menyuruhku untuk meminumnya. 

“To ini diminum dulu agar kita bisa bermain sampai sore”.

Kuambil pil itu dan segera kutelan. Aku sebenarnya tidak terlalu percaya dengan khasiat obat kuat. Kupikir staminaku masih mampu untuk mencapai tiga atau empat puncak, bahkan sampai esok pagi rasanya masih mampu. Namun untuk menyenangkannya dan kupikir tidak ada salahnya untuk mencoba khasiat obat ini. Kubuka kancing baju model kebayanya di depan dadanya dengan gigiku dan kemudian tanganku melanjutkan untuk membukanya

Dadanya yang terbuka berwarna putih mulus terlihat kontras dengan bra berwarna merah yang masih menutup payudaranya. Kucium bahunya, kumainkan tali bra-nya. Ia memelukku dan mengusapkan pipinya di kepalaku. Mulutnya menjilati lubang telingaku dan membisikkan kata-kata penuh gairah.. “Ouhh Tommy.. Hari ini akan menjadi hari panjang yang melelahkan. Kita akan menikmatinya sepenuhnya.. Ouhh!” Kucium dan kugigit bagian dada di antara dua gundukan daging payudaranya. Kulitnya memerah karena bekas gigitanku tadi.

Ia tidak mencegahku untuk mencupangnya, bahkan ia memintaku untuk melakukannya lagi. “Tommy.. Berikan lagi gigitanmu. Cupang aku.. Aoouhh!” Kubuka bajunya kemudian bajuku sendiri dengan posisi tetap berciuman dan berpelukan. Kudorong tubuhnya ke ranjang dan kutindih tubuhnya. Bibirku menyusuri bahunya melepas tali bra-nya lewat tangannya bergantian kanan kiri, kubiarkan bra-nya masih menutup dadanya karena pengait dipunggungnya belum kubuka. Kembali bahunya yang sudah terbuka kucium dan kugigit sampai memerah. Aku bergerak memutar sehingga berada di belakangnya. Kulepas pengait bra-nya, dan kutarik dengan gigitanku.

Kini dadanya terbuka polos. Dari belakangnya, tanganku meremas pantatnya dan menciumi punggungnya yang putih. Tanganku meremas buah dadanya yang kencang. Kuciumi leher dan belakang telinganya, kemudian kugesekkan pipi kananku ke pipi kirinya. Sambil kucium punggungnya kini tanganku melepas celananya dan celana dalamnya sekaligus. Tak lama celana dan celana dalamkupun sudah melayang. Aku tetap menciuminya sambil berbaring miring di belakangnya. Kugigit punggungnya dan terus menyusuri sekujur punggungnya ke bawah. Tanganku mengusap pantatnya dan buah pantatnya kugigit pelan.

Wanita Selingkuhanku Yang Haus Akan Sex

Bu Ismi menggelinjang. Ia berbalik dengan posisi dadanya di depan mukaku. Putingnya yang berwarna coklat kemerahan digesekkannya di ujung hidungku dan segera kutangkap dengan bibirku. Mulutku bergerak ke bawah perutnya, ia membuka pahanya agar memudahkan aksiku. Aku hanya menggesekkan hidungku ke bibir vaginanya. Aku tidak ingin merangsangnya dengan mulutku. Kepalaku bergerak ke atas dan menciumi ketiaknya yang terbuka, karena tangannya berada di atas kepala sambil meremas bantal. cerita perselingkuhan.

Kami berguling sedikit dan sebentar kemudian ia sudah berada di atasku. Bibirnya lincah menyusuri wajah, bibir dan leherku. Bu Ismi mendorong lidahnya jauh ke dalam mulutku, kemudian menggelitik dan memilin lidahku. Kubiarkan Bu Ismi yang mengambil inisiatif menyerang. Sesekali lidahku yang membalas mendorong lidahnya. Tanganku meremas-remas payudaranya. “Auhh, Ayolah Tommy.. Terus,” ia merintih pelan. Kemaluanku mulai menegang dan mengeras.

Kukulum payudaranya semuanya masuk ke dalam mulutku, kuhisap dengan kuat, putingnya kumainkan dengan lidahku. Napasnya memburu dengan cepat. Detak jantung kami semakin cepat meningkat. “Ayo puaskan aku sampai saat-saat terakhir sayang.. Ahh.. Auuh!” Bu Ismi mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya. Tangan kiriku mulai menjalar di pangkal pahanya, kumasukkan jari tengahku ke belahan di tengah selangkangannya dan kugesek-gesekkan ke dinding depan vaginanya. “Ah sayang. Kamu liar dan nakal”. Sementara itu tangan kananku meremas halus buah dadanya. 

Tangannya tak mau kalah memegang, meremas dan mengocok kejantananku. Dengan ganas aku menciumi seluruh bagian tubuh yang dapat kujangkau. Beberapa saat kemudian ereksiku sudah mendekati maksimal. Kepalanya berdenyut menantang lawan di depannya. Jari tengah kiriku kugerakkan lebih cepat dan tubuhnya kemudian meliuk-liuk menahan kenikmatan. Pinggulnya naik dan berputar-putar. Tangan kananku memelintir puting payudara kirinya dan dan mulutku kini menggigit puting kanannya. Sementara jari kiriku tetap mengocok lubang vaginanya.

Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula gerakan pantat dan pinggulnya. Permainan tangan kiriku kuhentikan dan kuarahkan kejantananku untuk memasuki liang vaginanya. Sebentar kemudian dengan mudah aku sudah menembus guanya yang panas. Pinggulku kugerakkan naik turun dan ia mengimbangi dengan memutar pinggulnya dan menaik turunkan pantatnya. Harumnya parfum yang dipakainya sangat membantuku untuk rileks namun juga sangat menimbulkan gairah. Kakinya menjepit pahaku dan kadang dikangkangkan lebar-lebar. cerita perselingkuhan.

Kuciumi leher dan dadanya. Beberapa kali kugigit sampai meninggalkan bekas kemerahan. Kucabut penisku dan kubalikkan tubuhnya, ia mengerti maksudku. Ia mengambil posisi nungging dan menaikkan pantatnya yang memang masih kencang. Kuposisikan diriku di belakang pantatnya. Diraihnya penisku dan segera diarahkan untuk menerjang guanya kembali. Kuterjang vaginanya dengan kocokan lembut. Tanganku memegang pantatnya dan membantu menggerakkan pantatnya maju mundur.

Ia mulai menggelinjang dan mengejang lembut, kedua tangannya mencengkeram dan meremas sprei. “Ouhh.. Sudah To.. Kita..” ia merintih ketika pantatku kugerakkan ke belakang sampai penisku hampir terlepas dan kumajukan dengan cepat. Kuulangi beberapa kali lagi dan ia pun menekankan kepalanya miring di atas bed. 

“To.. Kita kembali posisi.. Kita.. Aku..” ia menjerit dengan kata-kata yang tidak jelas. Ia memintaku untuk kembali dalam posisi semula. Kembali kucabut penisku dan segera kurebahkan kembali dalam posisi konvensional. 

Aku tahu ia, dan aku juga, hampir mengakhiri babak pertama ini. Kami bergerak berputar-putar. Setiap kutatap mukanya yang mengairahkan, maka akupun terpacu untuk membagi kenikmatan yang lebih kepadanya. Bunyi desah napas dan erangan kami semakin sering dan kuat, memenuhi seluruh sudut kamar. Vaginanya kugenjot semakin cepat dan kuangkat kaki kirinya dan kulipat sehingga lututnya menempel di perutnya. Dengan satu kaki terangkat dan satu lagi dikangkangkannya lebar-lebar ia semakin meracau.. “Ouahh.. Uuhh!”.

Dinding vaginanya mulai berdenyut dan akupun sudah mencapai sebuah titik dimana aku tidak bisa kembali lagi dan harus kuraih puncak itu. Kakinya yang tadi kulipat kukembalikan lagi dan segera kedua pahanya menjepit pinggangku. “Sekarang Bu Min.. Naahh.. Aku mau kell.. Lluu.. Arr.. Ghh,” aku menggeram keras. Pinggulnya naik menjemput kejantananku. Kutekankan kejantananku dalam-dalam di vaginanya. 

“Ouhh Tommy.. Aku juga samm.. Paaiihh!” ia pun memekik kecil. Giginya dibenamkan di bahuku sampai membekas. Jepitan kakinya semakin ketat dan denyutan di vaginanya terasa meremas penisku. Ditekan-tekannya pantatku ke bawah dengan betisnya.

Setelah beberapa saat kami sama-sama terkulai lemas Udara sejuk Kaliurang yang bertiup dari luar kamar sangat membantuku untuk mengembalikan tenaga. Bu Ismi masih mengusap dan mempermainkan bulu dadaku. Ia berbaring miring di sebelahku dengan kaki kananya membelit kakiku. Kupeluk bahunya dan kuusap-usap dengan lembut. “Aku tidak ingin hari ini berlalu dengan cepat. Aku masih ingin bersamamu berbagi kenikmatan,” katanya sambil mengecup lenganku. Setelah beberapa saat kemudian, maka napas dan detak jantung kami pun kembali normal. cerita perselingkuhan.

Setelah mengobrol dan bercanda, sejam kemudian Bu Ismi sudah merengek minta untuk masuk babak berikutnya. Aku masih menatap dan menikmati pemandangan tubuh aduhai yang sedang dalam keadaan telanjang telentang di sampingku. Ia naik ke atas tubuhku dan mencium bibir, leher dan telingaku. Mulutku menghisap kedua payudaranya, kugigit putingnya bergantian. Ia hanya melenguh dan gairah kami berdua pun mulai timbul. Tangannya menyusup di sela pahaku, kemudian mengelus, meremas dan mengocok penisku. Pantatku sesekali kunaikkan dan menahan napas. Bibirnya mengarah ke leherku, mengecup, menjilatinya. 

Napasnya dihembuskan dengan kuat ke dalam lubang telingaku. Kini dia mulai menjilati putingku dan tangannya mengusap bulu dadaku kemudian menjalar sampai ke pinggangku. Aku semakin terbuai kenikmatan. Kupeluk dan kuusap pungungnya dengan kuat. Tangan kiriku dibawanya ke celah antara dua pahanya. Jari tengahku masuk, mengusap dan menekan bagian depan dinding vaginanya dan bersama ibu jari menjepit dan memilin sebuah tonjolan daging sebesar kacang. Setiap kali aku mengusap dan memilinnya Bu Ismi mendesis keras.. “Sshh.. Ouhh.. Sshhss” Ia melepaskan tanganku dari selangkangannya. cerita perselingkuhan.

Mulutnya bergerak ke bawah, menjilati perutku. Tangannya masih mempermainkan penisku, bibirnya terus menyusuri perut dan pinggangku, semakin ke bawah dan kemudian mengecup kepala penisku. Lidahnya membelah masuk ke lubang kencingku. Aku merasa seperti disengat ribuan lebah dan secara refleks mengencangkan ototku. Dua buah telur yang menggantung di bawahnya kemudian diisapnya. Aku hanya menahan napasku setiap ia mengisap telurku. Bu Ismi kembali bergerak ke atas, tangannya masih memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri tegak.

Kembali kami berciuman. Buah dadanya kuremas dan putingnya kupilin dengan jariku sehingga dia mendesis perlahan dengan suara merintih.. “Sshh hhiihh.. Sshh.. Ngghh..” Perlahan-lahan diturunkankan pantatnya sambil memutar-mutarkannya. Kepala penisku dipegang dengan jemarinya, kemudian digesek-gesekkan di mulut vaginanya. Terasa sudah mulai lembab karena cairan dinding vaginanya. Dia mengarahkan kejantananku untuk masuk ke dalam vaginanya. Ketika sudah menyentuh bibir guanya, maka ditekannya pantatnya perlahan. Akupun menaikkan pantatku menyambutnya. cerita perselingkuhan.

Bu Ismi merenggangkan kedua pahanya dan segera kepala penisku sudah mulai menyusup di bibir vaginanya. “Ayolah Bu Ismi.. Dorong.. Akan kusambut dari bawah..!!” Bu Ismi semakin menekan pantatnya dan peniskupun semakin dalam masuk ke lorong nikmatnya. “Ouhh.. Bu Ismi,” desahku setengah berteriak. Bu Ismi bergerak naik turun dan memutar. Perlahan-lahan kugerakkan pinggulku. Karena gerakan memutar dari pinggulnya maka penisku seperti tersedot sebuah tabung vakum. Bu Ismi mulai mempercepat gerakannya, namun kupegang dan kutahan pantatnya, kemudian akuyang mengatur kecepatan gerakan pantatku dari bawah dengan perlahan.

Bu Ismi membuat denyutan-denyutan di dalam lubang vaginanya. 

“Bu Ismi.. Pelan saja. Kita nikmati saat-saat ini” desisku sambil mencium dadanya. Aku ingin mengiringinya berlayar mengarungi samudra percintaan. Kami saling menjepit sebelah kaki dengan dua kaki kami. Kaki kirinya kujepit dengan kakiku dan demikian juga kaki kiriku dijepit dengan dua kakinya. Dalam posisi ini ditambah dengan denyutan pada kemaluan kami masing-masing terasa nikmat sekali. Kepalanya direbahkan di dadaku dan mengecup putingku. cerita perselingkuhan.

Tanganku menarik rambutnya ke belakang sampai kepalanya terangkat. Kucium dan kuremas buah dadanya yang menggantung. Setelah kujilat dan kukecup lehernya kulepaskan tarikan pada rambutnya dan kepalanya turun kembali kemudian bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang dalam dan lama. Bu Ismi kemudian mengatur gerakannya dengan irama lamban namun disertai dengan denyutan pada dinding vaginanya.

Pantatnya diturunkan sampai menekan pahaku sehingga penisku terbenam dalam-dalam menyentuh dinding rahimnya. Ia menegakkan tubuhnya sehingga ia dalam posisi duduk setengah jongkok di atas selangkanganku. Ia kemudian menggerakkan pantatnya maju mundur sambil menekan ke bawah sehingga penisku tertelan dan bergerak ke arah perutku. Rasanya seperti diurut dan dijepitsebuah benda yang kuat namun lunak. Semakin lama-semakin cepat ia mengerakkan pantatnya, namun tidak ada kasar atau menghentak-hentak. cerita perselingkuhan.

Aliran darah yang mengalir ke penisku kurasakan semakin cepat dan mulai ada aliran yang merambat di sekujur tubuhku. 

“Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisnya pun semakin sering. Aku tahu sekarang bahwa ia pun akan segera mengakhiri pertarungan ini dan menggapai puncak kenikmatan. Aku menggeserkan tubuhku ke atas sehingga kepalaku menggantung di bibir ranjang. Ia segera mengecup dan menciumi leherku. 

“Tommy.. Sebentar lagi kita akan sampaiihh.. Ouhh!” Desiran dan aliran di saluran kencingku makin kencang.

Aku bangkit dan duduk memangku Bu Ismi. Penisku kukeraskan dengan menahannapas dan mengencangkan otot antara buah zakar dan anusku. Ia semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur sementara bibirnya ganas melumat bibirku dan tangannya memeluk leherku. Tanganku memeluk pinggangnya dan membantu mempercepat gerkan maju mundurnya. Ia sedikit mengangkat lututnya dan berteriak keras. 

“Tommy oohh.. Ayo.. Berikan aku..” 

“Bu Ismi.. Sekarang.. Kuberi..!” Kutarik tubuhnya dan kembali kurebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya melotot dan bola matanya memutih. 

Giginya menggigit bahuku dan mendesah.. “Tommy.. Sekarang sayangku.. Sekarang.. Hhuuaahh!” Ia kini memekik kecil. Pantatnya menekan kuat ke bawah. Dinding vaginanya berdenyut kuat menghisap penisku. Aku menahan tekanan pantatnya dengan menaikkan pinggulku. Bibirnya menciumiku dengan ciuman ganas dan sebuah gigitan pada bahuku. Satu aliran yang sangat kuat membersit lewat lubang meriamku. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kutekankan kepalanya di dadaku.

Cerita sex : Pengalaman Sex Seorang Dokter Dengan Sahabatnya

Napas yang putus-putus terdengar dan setelah sebuah tarikan napas panjang ia terkulai lemas di atas tubuhku. Keadaan menjadi sunyi. * Hari itu masih kami isi dengan dua kali percumbuan yang panjang. Percumbuan terakhir berlangsung dengan foreplay yang lama dan sejam kemudian kami mengejang dan mengerang bersama. Kami berendam air panas di bath tub dengan berpelukan dan saling meremas jari.

 

#Wanita #Selingkuhanku #Yang #Haus #Akan #Sex

Cerita Sex Ngentot Tante Haus Sex, Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Ngentot Tante Haus Sex – Lepasperawan – Tante Memei Sex Story My Selingkuhan Haus Big Dick Saya – Saya sudah lebih aktif dalam senam sejak saya berhubungan seks dengan Diana, jadi itu normal untuk mengarahkan gairah gairah saya. Kegiatan ini tentu saja menyenangkan karena saya tidak ingin istri saya mengetahuinya. Suatu ketika saya diperkenalkan dengan teman-teman Diana di grup, dan Diana dengan sangat cerdik berpura-pura menemui saya di pernikahan orang lain agar teman-temannya tidak curiga bahwa saya memiliki hubungan dengan Diana.

Hari ini, setelah latihan pukul 08.30, saya harus langsung ke kantor untuk bersiap-siap untuk rapat penting sore ini jam 2 siang. Aku memutar mobil di toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang hilang saat aku sedang sibuk memilih, tiba-tiba seseorang menyenggol pinggangku saat aku memandangnya, itu adalah Meimei, teman Diana, yang diperkenalkan.

Cerita Sex Ngentot Tante Haus Sex

Itu berakhir dengan percakapan singkat dengan Meimei. Dari percakapan ini, saya mengetahui bahwa Meimei berasal dari Cina dan Jawa, sehingga kombinasi wajah terlihat sangat imut. Matanya sipit, tapi alisnya tebal dan…, kuperhatikan dadanya… besar sekali, 36C berbeda dengan sahabatnya Diana.

Kubiarkan Papa Tiriku Menikmati Badanku Yang Seksi Menggairahkan.

“Eh… aku punya sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, tapi jangan sampai Diana tahu,” dia bertanya, menatapku dengan penuh arti.

“Kenapa aku punya kendaraan…” kataku penasaran. Pada akhirnya, saya memutuskan Meimei akan ikut dengan saya, meskipun mobil ada di sana, nanti, ketika percakapan selesai, Meimei tidak membawanya ke tempat itu lagi.

Cerita Seks Bibi Memei Perselingkuhanku Mendambakan Kontol Besar – Sesekali aku melirik paha putih Meimei, yang terekspos karena roknya pendek dan Meimei masih tidak berusaha menutupinya. Mengikuti petunjuk dari Meimei, saya akhirnya memasuki sebuah rumah besar seperti vila dan Meimei memberi tahu saya bahwa tempat itu biasanya digunakan untuk persewaan.

“Oke, sekarang kita mau kemana dan apa yang kamu bicarakan,” tanyaku tidak sabar saat memasuki ruangan dan Meimei mempersilahkanku untuk duduk.

Cerita Sex Janda Kesepian

“Alaa De nggak nyangka Diana bilang ke aku, lho, katanya dia suka kalau kamu menikmati kamu… Hayooooo masih nggak nyangka…”.

Aku hanya diam, tapi aku juga sedikit gugup, wajahku terasa panas mendengar Meimei secara langsung dan tanpa ragu-ragu. Aku terdiam sementara Meimei merasakan keuntungannya, mengobrol panjang lebar, sesekali tersenyum dan menyilangkan kakinya sehingga pahanya mulus dan tanpa cacat. Aku hanya tersenyum ketika mendengar seluruh percakapan.

Aku hanya tersenyum miring. Aku melihat Meimei meninggalkan tempat duduknya dan segera pergi membawa dua gelas air minum. Meimei menatapku lagi seperti terdakwa menunggu hukuman. Segera setelah itu, Meimei bangkit dan duduk di sebelahku.

“Aku ingin sepertimu Diana De…” Aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tidak membuang waktu lagi, aku mendekatkan mulutku ke mulutnya.

Cerita Sex Tante Girang Sewa Gigolo Untuk Memuaskannya

Perlahan, bibir Meimei terasa hangat dan membara. Kami menekan bibir kami bersama-sama, lidahku menjulur saat bibir Meimei terbuka sementara tanganku tidak diam.

Aku dengan lembut menyentuh payudaranya yang montok, yang membuatnya tersentak kaget. Bibirku terus bermain semakin meleleh di mulutnya. Meimei sepertinya menikmati sentuhan tanganku di payudaranya. Sementara tangan kananku membelai lembut punggungnya. Meimei mencium leherku lebih dan lebih, dan tangan Meimei ada di punggungku. Tanganku bekerja lebih jauh dan lebih jauh, menyentuh paha mulus Meimei, yang berbalik lebih jauh saat tangan kananku mulai memasuki payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, saya mengangkat bra saya sehingga tangan saya bisa dengan bebas menyentuh puting saya, yang mulai mengeras.

Aku mendengar napas Meimei berhenti, diselingi dengan kata-kata yang tidak kumengerti. Meimei mulai menyerah dan kedua tanganku mengangkat kemeja itu sehingga Meimei yang sekarang hanya memakai rok mini yang sudah tidak berbentuk lagi, sedangkan bra hitamnya tidak lagi menutupi payudaranya. Dengan lembut aku mendorong Meimei untuk berbaring di sofa, aku kagum melihat tubuh putihnya yang nyaris tanpa cela.

Saya perhatikan bahwa putingnya merah dan kaku, dan bulu-bulu halus di sekitar pusarnya menambah kegembiraan saya. Meimei baru saja menutup matanya dan aku mulai menurunkan rok miniku setelah jariku berhasil menjentikkan pengait di bawah pusarku. Kini Meimei hanya mengenakan CD dan bra hitam yang kontras dengan warna kulitnya. Saya bergegas membuka pakaian dan hanya CD yang tersisa.

Cerita Sex Menghamili Suster Polos

Aku cepat-cepat menekan tubuh halus dan Meimei mulai berguling, merasakan sesuatu menempel di bawah pusarnya. Aku turun dan mencium kakinya inci demi inci.

Penisku sakit karena kejang. Bibirku mulai mengalir di pahaku.. Aku sangat menyukainya inci demi inci. Tanganku mencoba menelusuri area di antara pahanya, dan aku mendengar suara itu semakin keras saat tanganku berhasil meluncur di tepi pelat hitam dan aku berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit lumpur.

Tanganku masih membelai rambut yang kaku dan tangan yang lain mencoba membuatnya lebih mudah, menurunkan CD di tempat yang memenuhi mulutku. Saya telah menyingkirkan semua penghalang yang membuat saya sulit untuk menyentuh alat kelamin, dan sekarang wajah asli alat kelamin Ana semakin terlihat, indah, montok, putih kemerahan dengan rambut jarang tapi teratur.

Mataku melihat alat kelamin Meimei yang menarik, aku bisa melihat klitorisnya membengkak merah muda…, aku sangat bersemangat.

Cerita Sex Tante Ku Yang Telah Mengajari Jadi Haus Sex

Mulutku masih di antara pahanya sementara tanganku terus masuk lebih dalam ke dalam lubang dan Meimei semakin goyah, terkadang gemetar saat aku bermain dengan daging kecil di antara gua. Saya meregangkan paha saya, meregangkan kaki kanan saya di belakang sofa, sementara kaki kiri saya menyentuh lantai.

Sekarang alat kelamin Meimei semakin lebar. Mulutku tidak sabar untuk merasakan lidahku berdecak kagum, dan berharap untuk segera menembus liangnya untuk bertabrakan dengan daging kecil busuk dengan sedikit rambut. Kumisku bergerak perlahan di bulu halus Meimei, dan dia hanya bisa menutup dengan erangan panjang setengah berteriak.

Aku membiarkannya bergumam canggung. Lidahku mulai menjilat dan bibirku mencoba menghisap tubuh kecil Meimei yang menonjol. Kuadu lidahku dengan tubuh kecil dan bibir yang terus-menerus berciuman, aku merasakan alat kelaminku semakin basah.

Meimei berteriak lebih keras saat tanganku juga berinisiatif untuk meremas payudaranya, yang bergerak ke kiri dan ke kanan saat Meimei bergoyang dalam kenikmatan. Aku juga tidak tahan. Aku mendorong mulutku menjauh dari kemaluannya dan mengeluarkan CD sehingga batang penisku muncul, yang sudah berdiri tegak dengan ujung merah dengan sedikit lendir di atasnya.

Cerita Seks Kisah Gigolo Berhubungan Intim Dengan Tante Girang

Kisah seks Bibi Memei, perselingkuhanku yang mendambakan kontol besar – menyaksikan Meimei masih terkurung, memungut ujung penisku hingga akhirnya menyentuh alat kelamin mungil Meimei. Jeritan Meimei semakin keras, mengangkat pantatnya sehingga penisku bisa melihat lubangnya. Aku pindah penisku untuk sementara waktu dan melihat pantat Meimei semakin tinggi dan tinggi. Aku menggosok penisku dengan keras lagi, aku terkejut ketika Meimei meraih batang penisku dan dipandu ke dalam lubang yang sudah disiapkan.

Dengan lembut dan sopan, penisku perlahan meluncur masuk. Saat ujung penisnya masuk, Meimei berteriak keras dan mengencangkan kedua kain di pinggangku. Aku perlahan-lahan memaksa batang penisku sampai akhirnya aku berhasil mengunjungi lubang terdalam Meimei. Kaki Meimei menegang melawanku, dia membuka matanya dan tersenyum.

Saya hanya mendengarkan. Aku merasa alat kelamin Meimei berdenyut-denyut, memijat penisku saat tenggelam tak bergerak. Akhirnya Meimei mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Saya merasakan sensasi kesemutan yang luar biasa. Saya juga berbalik pantatku, bergerak maju mundur, dan sebagai penisku tenggelam, aku merasa bibir kemaluan Meimei tenggelam ke dalam kulit penisku.

Tidak butuh waktu lama sebelum saya merasa penis saya mulai memanas dan menggelitik, menjelang akhir saya mendorong dan menarik cepat. Meimei tampaknya merasakannya juga, mengkompensasinya dengan mencubit kakiku di pinggang, membuat penisku sulit bergerak. Saat penis masuk berkat bantuan kaki Meimei, yang semakin dalam, aku merasakan ke mana harus pergi.

Cerita Dewasa Nikmatnya Goyangan Mbak Ririn Saat Nginap Dirumahnya

Meimei hanya tersenyum dan mengencangkan gespernya lebih erat. Saya akhirnya memberikan semua penisku jauh di dalam dan melihat Meimei tutup mulut dan berteriak keras. Aku merasakan percikan besar di alat kelamin Meimei. Dan aku terus mengguncangnya, tiba-tiba Meimei menjerit, dan lengannya memelukku erat.

Aku memeluk Meimei saat penisku masih di lubang kawinnya. Meimei mengelus punggungku perlahan, seolah takut kehilangan kenikmatan yang dia minum. Aku perlahan mengangkat pantatku menjauh dari tubuh Meimei dan merasakan dinginnya penisku saat keluar dari lubang kesenangan. Aku berbaring telentang merasakan kesenangan terakhir.

Meimei kembali padaku, aku duduk di karpet untuk bangun membersihkan penisku yang masih bernoda, aku terkejut saat Meimei menidurkanku lagi.

Tapi aku tidak mendengar jawaban saat Meimei melihat ke bawah di antara pahaku dan aku merasakan bibir Meimei kembali beraksi, membelai penisku dengan lidahnya. Aku tergelitik ketika aku merasakan kenikmatan bibir Kuluman Ana di penisku. Telur ayam dijilat dan dihisap perlahan. Ujung sarafku menegang.

Petaka Dan Kenikmatan Perawanku Berakhir Oleh Sebuah Dildo Karena Guru Les Yang Lesbi

Tante Memei Sex Story My Affair Thirsty Big Dick – Aku mencubit kepalanya dengan dua paha, aku mulia bergumam tidak teratur tapi Meimei semakin marah dan menghancurkan penisku. Ujung penisku tersedot keras lalu melepaskannya lagi, tangannya gemetar tak henti-hentinya. Aku akhirnya menyerah untuk merasakan kenikmatan bibir Meimei saat dia semakin gila. Aku melihat kepala Meimei memantul ke atas dan ke bawah penisku yang kaku. Saat bibirnya mengisap, aku melihat pipi Meimei montok seperti orang tua.

Penisku diambil dari mulutnya dan aku melihat kepalanya memerah, siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Meimei mengayunkan bibirnya lagi dan lagi untuk penisku. Kepala penisku diperlakukan secara khusus. Hisap dan hisap. Lidahnya menjilat dan mencicipi seluruh penisku. Tangan Meimei membantu mulut kecilnya memegang penisku, yang mulai memerah. Aku tersedak, memegang kepalanya dan mengatur ritme agar aku tidak pergi terlalu cepat.

Hanya suara aneh ini yang bisa keluar dari mulutku. Aku mencoba untuk duduk dan melihat semua gerakan Meimei menjadi liar di penisku. Kepala Meimei tetap berada di pelukanku, aku mencium rambut halusnya dan punggung putih mulusnya, dia mulai berkeringat mengagumi penisku. Mulut Meimei bergumam, menikmati ujung penisku yang menggeram. Aku mengarahkan tanganku untuk meremas payudaranya.

Ketika hiburan saya muncul, payudaranya menjadi sasaran amukan saya. Kurema Meimei yang kuat hanya bergumam dan mengerang. Sial, maaf aku tidak bisa menahan cairan itu lagi. Mulut Meimei semakin tajam saat aku melihat perilakuku mulai salah. Isak tangisku semakin kencang. tiba-tiba Meimei semakin kuat untuk melakukan kuluman dan menghisap penisku. Akhirnya, saya tidak bisa menahan kesenangan yang tak tertandingi ini. Saya mendapatkan pantat saya tinggi

Majikanku Dan Dua Temannya Pt 4

#Cerita #Sex #Ngentot #Tante #Haus #Sex