Cerita Ngentot Dengan Pacar Baru Yang Masih Lugu Terbaru Malam Ini

Sore itu waktu aku sampe dikantor aku disuruh leader ku untuk fotokopi,naah beranjaklah aku ke tempat fotokopi disebelah perusahaanku tersebut. Saat sampai di tempat fotokopi tersebut ada pemandangan yang gak biasa aku lihat yaitu sosok gadis seksi dengan paras lumayan cantik dan body yang sangat aduhai.

Ternyata gadis itu adalah kariawan fotokopi tersebut. Pertama aku berlagak biasa saja walaupun sebenarnya aku ingin kenalan sama gadis itu. Setelah aku selesai fotokopi aku kembali ke kantor dengan rasa penasaran siapa cewek itu sebenarnya.

Keesokan harinya aku kembali ke tempat fotokopi tersebut berniat untuk mengajak kenalan gadis tersebut tapi dengan modus aku fotokopi. Dan tak kusangka ternyata gadis itu judes, aku mengajaknya berbicara tapi gadis itu diam saja. Kemudian timbulah dalam fikiranku untuk bias menikmati tubuhnya yang seksi tersebut.

Beberapa hari kemudian aku bertanya pada teman kantorku ternyata ada yang kenal dengan pegawai fotokopi tersebut kemudian aku meminta no hp dan pin bbm nya. Ternyata gadis itu namanya Cinta, umurnya sekitar 20tahunan. Lalu aku langsung nginvite bbm nya dan tak lama ternyata bbmku langsung diterimanya, tapi aku mebiarkannya saja dulu.

Suatu malam di bbm nya Cinta memasang foto yang cantik banget kemudian aku mencoba menggodanya dengan bbm dan ternyata tak kuduga gadis itu membalas bbm ku dengan baik. Aku lantas berfikir ternyata gadis ini enggak judes, mungkin aja belum kenal maka terliat judes.

Setelah beberpa hari aku bbm’an dengan Cinta aku beranikan diri untuk mengajaknya makan siang dan diapun ternyata mau. Lalu aku menjemputnya ditempat ia bekerja lalu aku menuju suatu rumah makan sederhana. Sambil makan aku bertanya “apa gak ada yang marah niiih kalo kita makan berdua gini”, “aaahh gak ada orang aku jomblo kok mas” jawab Cinta. Dalam hati aku berkata yes aku ada kesempatan. Selang 20 menitan kita selesai maan lalu aku mengantarnya kembali ketempatnya bekerja dan akupun kembali bekerja.

Seminggu kemudian waktu malam minggu aku mengajaknya keluar untuk makan malam aku mengajaknya disebuah cafe didaerahku. Aku bertekat untuk menyatakan perasaanku kepadanya malam itu entah diterima atau tidak. Disela-sela makan aku bercanda dengannya seolah kita sudah akrab lama.

Obrolanpun aku juruskan menuju pernyataan cintaku padanya. Seleai makan tepatnya sebelum pulang aku menyatakan perasaanku padanya dan diapun diam sejenak mendengarkan pernyataanku tersebut. Aku pun berfikir “waaah aku pasti bakal ditolak” dan ternyata tak sesuai dugaanku Cinta pun menerima cintaku. Perasaanku sangat bahagia sekali.

Setelah Cinta menerima cintaku akupun lantas mengantarnya pulang. Sesampainya dirumahnya terlihat rumahnya sangat sepi. Ternyata dia hanya tinggal dirumah berdua sama neneknya karena kedua orang tuanya berada diluar jawa untuk bekerja.

Aku sampai dirumahnya sekitar jam 9 malam belum malam-malam banget siih tapi aku memutuskan untuk berpamitan pulang, tapi ketika aku berpamitan untuk pulang ternyata Cinta malah menahanku untuk tidak pulang dulu, dia meminta agar aku menemaninya sebentar karena ternyata neneknya sedang ada di rumah om nya tidak jauh dari tempat tinggal Cinta.

“Timbulah pikiran kotorku siapa tau aku bias langsung menikmati tubuh Cinta”. Akupun mengiyakan permintaan Cinta dan menemaninya. Gurauan dan candaan pun menghiasi obrolan kita sampai2 tak sengaja tanganku mengenai payudaranya. Langsung candaan kita berhenti dan kita saling bertatap muka.

Tanpa berpikir panjang aku langsung mendekatkan wajahku kewajah Cinta dan tak kusangka ternyata dia hanya diam saja seaakan memberi tanda untuk aku segera menciumnya. Tak lama aku langsung mencium bibirnya, diapun membalas ciumanku dengan mesra. Lidahku mulai bergerilya didalam rongga mulutnya diapun membalas lidahku. Kita saling menikmati ciuman tersebut.

Tak lama tanganku mulai memegang payudaranya dan diapun diam saja, aku lalu meremas-remas payudranya yang kutaksir sekitar 36 itu. Kurasakan penisku mulai tegang. Ciumanku mulai sampai keleher Cinta, aku sengaja membuatnya terangsang. Sambil berciuman aku memasukan tanganku untuk masuk kedalam kaosnya, dan masuklah tanganku. Besar sekali rasa payudaranya saat kupegang. Diapun mulai mendesis pelan. Aku semakin bernafsu, kupegang tangannya dan kuarahkan kepenisku yang sudah sangat keras sekali. Dengan tanpa kusuruh tanganya pun mulai meremas penisku.

Setelah kurasa kita berdua terangsang aku mulai membuka kaos yang dia kenakan dan bra merah yg dia pakai, aku menjilati putting susunya dia mulai merintih keenakan terus tanganku juga mulai masuk kedalam celananya mengobok-ngobok memeknya dengan jariku. Cinta lalu membuka resetlingku dan mengeluarkan penisku dari celana dan dengan ganasnya diapun langsung mengulum penisku. Aku merasakan sangat nikmat sekali. Akupun membiarkanya menikmati penisku yang besar itu.

Setelah sekitar 5 menit Cinta mengulum penisku, aku membuka celana dan celana dalam nya lalu aku rebahkan dia disofa. Perlahan aku mulai masukkan penisku kedalam memeknya “Bleeeeesssss” penisku masuk liang senggamanya. Aku memaju mundurkan pelan-pelan.

“Aaaaahhhhhh….Aaaahhhhhh….” desah Cinta. Aku terus memompanya “Plooook…Ploook…Ploook…”. Aku pandang wajah Cinta dia sangat menikmatinya. Setelah beberapa menit aku menarik tangannya dan meminta dia diatasku, diapun menurutinya. Dia terus bergoyang memainkan perannya diatas. Tak lama dia bergoyang Cinta berteriak lirih “Say…Saayyyaaank…Aku keluuuaaarr…” akhirnya dia orgasme untuk yang pertama.

Setelah aku merasa bosan dengan gaya itu lalu memintanya untuk nungging, kumasukkan lagi penisku yang keras itu kedalam memeknya dari belakang. Kusodok secara cepat (aku berfikir agar aku segera keluar sebelum neneknya pulang).

Cinta merintih “Aaaahhhh….Sayank..pelaan pelaaaan” tapi aku tidak mempedulikannya aku terus menyodoknya dari belakang secara cepat sehingga terdengar suara “ploooook…plooook…plooook” sangat keras..

Kurang lebih 10 menit aku menyodoknya dari belakang, aku merasakan badanku bergetar, aku merasa melayang sampai terasa di ubun-ubunku.

Dan akhirnya “Crrooooottt…..Crooottthhh….Croootttttt…” tak terkira berapa kali aku menyemprot liang rahimnya dan aku membiarkan sejenak penisku tertancap di memeknya. Setelah itu kita saling berpakaian, kita membersihkan badan kita hanya dengan tisu yang ada dimeja tamu.

Setelah kita berpakaian aku melihat wajah Cinta terdiam murung, kemudian aku bertanya.

“kamu kenapa sayank”“kenapa tadi keluarkan didalam,nanti kalo aku hamil gimana” jawab Cinta
“gak papa sayank,kan Cuma sekali,besok-besok nggak aku keluarkan didalam lagi deeh” jawabku meyakinkannya
“pokoknya kalau aku hamil kamu harus bertanggung jawab” cetus Cinta
“iya sayank, aku pasti tanggung jawab kok” jawabku agar Cinta merasa tenang
“janji ya” Cinta meminta janji
“iya janji sayank” jawabku sambil mengecup keningnya.

Cerita sex : Cerita Sexs Di Entot Keponakan Ku Yang Sexy Dan Genit

Tak berapalama neneknya pulang diantar om nya, dan aku berjabat tangan sambil aku berpamitan untuk pulang. Dan sesudah kejadian malam itu aku dan Cinta sering melakukan hubungan intim, baik dirumahku waktu rumahku sepi, baik dirumah Cinta, kadang weekend kalau gak ada tempat kita juga kehotel untuk melampiaskan birahi kita berdua.

#Cerita #Ngentot #Dengan #Pacar #Baru #Yang #Masih #Lugu

Nikmatnya Ngentot Pembantu Cantik Yang Masih Perawan Terbaru Malam Ini

Malam itu aku menginap di rumah Mbak Cika, karena saking ngantuknya aku tertidur di atas sofa. Sekitar jam 4 pagi aku terbangun, aku masih dalam keadaan telanjang bulat tapi tertutup selimut, tapi Mbak Cika sudah tidak ada di sofa ah mungkin, dia pindah ke kamarnya dan tidur bareng anaknya.

Aku berdiri dan mencari celanaku karena suasana gelap aku menghidupkan lampu. Saat lampu menyala ada suara seorang wanita menjerit, ternyata seorang perempuan masih remaja umurnya sekitar 15 tahun, dia kaget mungkin karena melihatku telanjang bulat, aku menutup mulutku dengan jariku, maksudnya menyuruhnya diam.

Kudekati dia, kujelaskan bahwa aku temannya Mbak Cika, semalam aku menginap disini, diapun memahami dan memberitahuku bahwa dia spontan kaget karena belum pernah melihat pria dewasa telanjang, katanya dia adalah pembantunya Mbak Cika, namanya Fadil. Fadil tidak sekolah semenjak lulus SMP, dia ikut Mbak Cika baru sekitar 3 bulan. Aku Tanya dia kenapa kaget melihat aku telanjang memangnya belum pernah punya pacar. Dia mengaku sudah punya pacar tapi belum pernah melihatnya telanjang.

Kutanya lagi, terus kalau pacaran ngapain, jawabnya jujur katanya pernah ciuman dan diraba-raba susunya oleh pacarnya, tapi belum pernah sampai telanjang bulat. Ah berarti masih perawan? Dia menganggukkan kepala dengan malu-malu. Kuperhatikan matanya sedikit melirik ke arah kontolku tapi masih malu-malu. Aku pura-pura tidak tahu dan cuek saja serta sengaja tidak segera mengenakan celanaku. Aku masih telanjang bulat dan memintanya untuk mengambilkan celanaku, aku duduk di ruang makan yang hanya berbatas sebuah bifet dari ruang tamu.

Dia membawakan pakaianku dan perlahan aku ambil celana dalamku aku sengaja memakainya di depan Fadil. Dia melewatiku menuju ke dapur sambil melirik ke arah kontolku lagi. Dia tidak melihat di depannya ada baju dan celanaku, dia tersandung gesperku dan tertanting ingin jatuh, aku langsung menangkap tangannya, dan menarik tubuhnya hingga aku sendiri hampir saja ikut jatuh. Dengan kondisi itu tak sengaja kami sedikit berpelukan, wajahnya dan wajahku dekat sekali, aku ingin menciumnya tapi masih takut.

Kulepaskan pelan tubuhnya dia menyempurnakan berdirinya aku juga, tapi tak sengaja tangannya menyentuh kontolku, dia minta maaf, aku tersenyum dan malah menyuruhnya menyentuh lagi, dia tersipu malu, aku mengambil tangannya dan kuarahkan ke kontolku, ayolah Fadil, ga papa, ga usah malu, katanya kamu belum pernah lihat kontol kan? Sekarang kamu boleh pegang sepuasnya, dia malu dan menutup matanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dengan malu memegang kontolku.

Akupun merasa nikmat disentuh oleh tangan seorang ABG, kuarahkan tangannya maju mundur mengurut kontolku, kuajari dia cara mengocok kontolku. Dia kemudian terus mengurut-urut kontolku perlahan tapi malu untuk melihatnya, tapi biarlah yang penting aku merasakan nikmatnya diurut sama tangan yang masih halus, meski pembantu tapi dia lumayan cantik, mungkin kalau dia anak orang kaya dan terawat rajin ke salon, wajahnya tak kalah cantik dibanding asmirandah. Kulitnya kuning langsat, bersih, dadanya besar untuk ukuran anak remaja, pantatnya juga seksi dan montok.

Kulihat dia sepertinya menikmati untuk terus mengurut-urut penisku, sekarang dia mulai tidak malu melihat kontolku, tangan kiri yang tadinya buat menutup matanya, kini kutarik ke leherku. Sehingga kamipun semakin berdekatan, kutarik pinggulnya kudekatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya menyentuh dadaku, jantungnya berdebar, dia sepertinya agak takut. Kubisikkan ke telinganya, ke kamarmu yuk, ga enak kalau disini entar Mbak Cika bangun, entar aku ajarin yang lebih enak. Tanpa banyak protes, dia berjalan menuju kamarnya aku mengikutinya dari belakang, kuperhatikan bokongnya yang begitu sintal, pahanya yang begitu mulus nampak terlihat karena dia mengenakan baju tidur terusan dan panjang roknya di atas lutut. Warnanya juga transaparan dan tipis sehingga tali BHnya dan juga celana dalamnya samar-samar terlihat.

Sesampai di kamarnya kututup pintu dan aku kunci dari dalam. Aku menyandarkan tubuhku di depan pintu kutarik tubuhnya dan kembali kuambil tangannya untuk terus mengocok-ngocok kontolku, kini tubuhnya bersandar di tubuhku, sambil terus mengocok kontolku, tapi gerakan mengocoknya masih sangat pelan dan lembut, mungkin karena baru pertama tapi aku malah menikmatinya.

Tolong diemut dong kontolku, dia menggelengkan kepala, kupegang kepalanya dan kududukkan di depanku, kuarahkan kontolku ke mulutnya, kutekan pipinya agar mulutnya terbuka dan perlahan kumasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dia masih terlihat risih dan malu, tapi beberapa saat kontolku sempat masuk juga dalam mulutnya meski sebentar, tapi aku gak mau memaksa karena ini pengalaman pertama baginya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk erat, kemudian perlahan kucium bibirnya, dia cantik juga meski pembantu aku tidak risih mencium bibirnya, karena menurutku Fadil cantik juga dan aku beruntung seandainya Fadil mau aku entot, soalnya dia masih perawan.

Kupeluk tubuhnya erat, dan kuciumi bibirnya sementara tanganku mulai aktif menggerayang ke pantatnya, dari belakang kuangkat dasternya, sehingga aku menemukan lipatan celana dalamnya, kuselipkan tanganku dan kuremas-remas pantatnya, tangannya menahan tanganku, tapi aku cuek saja sambil terus meremas-remas pantatnya, perlahan kuturunkan celana dalamnya sambil terus kuremas dan kutarik pantatnya ke depan, sehingga kontolku sekarang bersentuhan dengan memeknya, tangannya berhenti mengocok kontolku kemudian memegang pinggulku, kutarik tangannya ke atas leherku agar tidak mengganggu kontolku yang sedang menyentuhnya memeknya yang mulai terasa hangat, kuangkat tubuhnya dengan sedikit kugendong, sehingga kontolku tepat berada di depan lubang memeknya, kugesek-gesekkan kontolku ke memeknya, kudorong dia hingga sebelah tempat tidur, dan kurebahkan dia di atas kasur sekalian aku menindihnya, kugesek-gesekkan semakin cepat kontolku, dia terpejam, kunaikkan dasternya ke atas hingga terbuka kedua belah dadanya, kulepas BHnya, dan kulum-kulum putingnya, Fadil diam dan terus memejamkan matanya.

Aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu, takut terlalu lama pemanasan malah nanti Fadil sadar dan berhenti melayani nafsu bejatku, aku langsung membuka pahanya lebar-lebar, kulihat vaginanya yang mungil terlihat hanya seperti daging dengan garis tipis di bagian tengah, tidak ada rambut sama sekali, itilnya juga belum nampak keluar, kuarahkan kontolku ke pintu memeknya, kugesek-gesek dengan bantuan tanganku sambil mencari lubang senggamanya, setelah ketemu kudorong kontolku masuk ke dalam, tapi susah kutarik lagi dan kudorong pelan lagi, kini kepala kontolku sudah mulai masuk ke memek Fadil, kukeluarkan pelan dan coba kudorong lebih ke dalam lagi, Fadil memelukku erat dan minta kepadaku untuk pelan-pelan, sakit katanya.

Kukeluarkan lagi perlahan dan coba kumasukkan lagi, tapi memang memeknya kecil dan sempit, tapi kontolku sudah merasakan sedikit kehangatan, kugoyangkan pantatkan naik kemudian turun sehingga kontolku sudah agak lebih ke dalam lagi, sepertinya kontolku menyentuh sesuatu, mungkin ini selaput dara, aku semakin hati-hati menggoyangkan pantatku, kasihan kalau Fadil kesakitan, kemudian aku mengeluarkan kontolku.

Aku ambil bantal di samping Fadil kuletakkan di bawah pantat Fadil, dengan posisi seperti ini perut dan memek Fadil terangkat naik, ini akan membantuku memasukkan penisku jauh lebih dalam di dinding memek Fadil, kembali kuarahkan batang penisku ke memek Fadil, kumasukkan setengah dan menyentuh lagi selaput dara yang tadi belum berhasil kutembus, kudorong lebih dalam dengan hati-hati, tubuh Fadil menegang kedua tangannya menggenggam erat ujung bantal, matanya terpejam seperti menahan sakit.

Ku beri tenaga sedikit dibantu dorongan pantatku, dan slep… aku berhasil menembus selaput dara Fadil, dan kontolku merasakan sensasi dari kehangatan yang luar biasa, aku berhasil menembus benteng pertahanan dari dinding vagina Fadil. ah… benar-benar nikmat, aku kemudian mengocok-ngocok kontolku keluar masuk vagina Fadil, dinding vagina yang begitu sempit membuat kontolku mendapatkan kenikmatan yang begitu hebat, kulihat Fadil mengeluarkan air mata, mungkin karena tadi merasakan sakit, tapi sekarang dia mulai ikut sedikit menggoyangkan pantatnya, oh dia sudah menikmati permainanku. Tiba-tiba ohhhh….

Ternyata memek perawan ini membuat benteng pertahananku tidak terbendung, hanya beberapa menit berada di dalam memek Fadil spermaku sudah mau keluar, secepatnya kutarik kontolku dan kugesek-gesekkan di paha Fadil yang mulus, kugesek-gesek terus dan ohhhh spermaku muncrat juga….

Croootttt….. ohhhhh nikmat sekali, aku puas sekali malam ini, aku telah berhasil merenggut keperawanan Fadil, memek nya nikmat sekali, ahhhh terima kasih Fadil. aku kembali mengenakan pakaianku, kulihat Fadil masih terdiam terkapar lemas tak berdaya, perlahan aku keluar dari kamar, dan melanjutkan tidur lagi di atas sofa, takut mbak Cika besok pagi terbangun, kalau aku masih di kamar Fadil, wah apa kata dunia?

Cerita sex : Berpacaran Dengan Janda Montok

Kutarik selimutku dan kembali tidur, tapi aku membayangkan betapa nikmatnya memek perawan, oh terima kasih Fadil.

#Nikmatnya #Ngentot #Pembantu #Cantik #Yang #Masih #Perawan

Merawanin Dua Gadis Cantik Yang Masih Daun Muda Terbaru Malam Ini

Kreek… Pintu kamarku dibuka. Aku segera menengok ke arah pintu dengan blingsatan. Santi terpaku di depan pintu memandangi tubuh Mulan yang tergeletak bugil di ranjang kemudian ganti memandangi penisku yang sudah mulai melemas. Tapi aku juga ikut terpaku kala melihat Santi yang sudah bugil abis. Aku tidak tahu tahu kalau sejak Mulan masuk tadi Santi mengintip di depan kamar.

“Santi? Ng… anu..” antara takut dan nafsu aku pandangi Santi.

Gadis ini lebih tua dua tahun diatas Mulan. Pantas saja kalau dia lebih matang dari Mulan. Walau wajahnya tak bisa menandingi keayuan Mulan, tapi tubuhnya tak kalah menarik dibanding Mulan, apalagi dalam keadaan full naked kayak gitu.

“Aku nggak akan bilang ke om dan tante asal…”
“Asal apaan?”

Mata Santi sayu memandang ke arah Mulan dan penisku bergantian. Lalu dia membelai-belai payudara dan vaginanya sendiri. Tangan kirinya bermain-main di belahan vaginanya yang telah basah. Santi sengaja memancing birahiku. Melihat adegan itu, gairahku bangkit kembali, penisku ereksi lagi. Tapi aku masih ingin Santi membarakan gairahku lebih jauh.

Santi duduk di atas meja belajarku. Posisi kakinya mekangkang sehingga vaginanya membuka merekah merah. Tangannya masih terus meremas-remas susunya sendiri. Mengangkatnya tinggi seakan menawarkan segumpal daging itu kepadaku.

“Mas Justin.. sini.. ay…”

Aku tak peduli dia mengikik bagai perek. Aku berdiri di depan gadis itu.

“Ayo.. mas mainin aku lebih hot lagi..” pintanya penuh hasrat.

Aku gantiin Santi meremas-remas payudaranya yang ukuran 36 itu. Puting diujungnya sudah bengkak dan keras, tanda Santi sudah nafsu banget.

“Eahh.. mmhh…” rintihannya sexy sekali membuatku semakin memperkencang remasanku.
“Eahhh.. mas.. sakit.. enak….”

Santi memainkan jarinya di penisku. Mempermainkan buah jakarku membuatku melenguh keasyikan. “Ers… tanganmu nakal banget…” Gadis itu cuman tertawa mengikik tapi terus mempermainkan senjataku itu. Karena gemas aku caplok susu-susu Santi bergantian. Kukenyot sambil aku tiup-tiup.

“Auh…”

Santi menekan batang penisku.

“Ers… sakit sayang” keluhku diantara payudara Santi.
“Habis dingin kan mas…” balasnya.

Setelah puas aku pandangi wajah Santi.

“Santi, mau jurus baru Mas Justin?”

Gadis itu mengangguk penuh semangat.

“Kalau gitu Santi tiduran di lantai gih!”

Santi menurut saja ketika aku baringkan di lantai. Ketika aku hendak berbalik, Santi mencekal lenganku. Gadis yang sudah gugur rasa malunya itu segera merengkuhku untuk melumat bibirnya. Serangan lidahnya menggila di ronga mulutku sehingga aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengimbanginya. Tanganku dituntunnya mengusap-usap lubang kelaminnya. Tentu saja aku langsung tanggap. Jari-jariku bermain diantara belantara hitam nan lebat diatas bukit berkawah itu.

“Mmmm… enghh…”

Kami saling melenguh merasakan sejuta nikmat yang tercipta.

Aku ikut-ikutan merebah di lantai. Aku arahkan Santi untuk mengambil posisi 69, tapi kali ini aku yang berada di bawah. Setelah siap, tanpa harus diperintah Santi segera membenamkan penisku ke dalam mulutnya (aku jadi berpikiran kalau bocah ini sudah berpengalaman).

Santi bersemangat sekali melumat penisku yang sejak tadi berdenyut-denyut nikmat. Demikian juga aku, begitu nikmatnya menjilati lendir-lendir di setiap jengkal vagina Santi, sedang jariku bermain-main di kedua payudaranya.

Srup srup, demikian bunyinya ketika kusedot lendir itu dari lubang vagina Santi. Ukuran vagina Santi sedikit lebih besar dibanding milik Mulan, bulu-bulunya juga lebih lebat milik Santi. Dan klitorisnya… mmm… mungil merah kenyal dan mengasyikkan. Jadi jangan ngiri kalo aku bener-bener melumatnya dengan lahap.

“Ngngehhh…uuuhh..” lenguh Santi sambil terus melumat senjataku.
Sedang lendir kawinnya keluar terus.
“Erss… isep sayang, iseppp…” kataku ketika aku merasa mau keluar.

Santi menghisap kuat-kuat penisku dan crooott… cairan putih kental sudah penuh di lubang mulut Santi. Santi berhenti melumat penisku, kemudian dia terlentang dilantai (tidak lagi menunggangiku). Aku heran dan memandangnya.

“Aha…” ternyata dia menikmati rasa spermaku yang juga belepotan di wajahnya, dasar bocah gemblung.

Beberapa saat kemudian dia kembali menyerang penisku. Mendapat serangan seperti itu, aku malah ganti menyerangnya. Aku tumbruk dia, kulumat bibirnya dengan buas. Tapi tak lama Santi berbisik, “Mas.. aku udah nggak tahan…”

Sambil berbisik Santi memegangi penisku dengan maksud menusukannya ke dalam vaginanya.

Aku minta Santi menungging, dan aku siap menusukkan penisku yang perkasa. penisku itu makin tegang ketika menyentuh bibir vagina. Kutusuk masuk senjataku melewati liang sempit itu.

“Sakit Mas…”

Sulitnya masuk liang kawin Santi, untung saja dindingnya sudah basah sejak tadi jadi aku tak terlalu ngoyo.

“Nggeh… dikit lagi Ers…”
“Eeehhh… waaa!!”
“Jlub…” 15 centi batang penisku amblas sudah dikenyot liang kawin Santi. Aku diamkan sebentar lalu aku kocok-kocok seirama desah nafas.
“Eeehh… terus mass… uhh…”

Gadis itu menggeliat-geliat nikmat. Darah merembes di selakangnya. Entah sadar atau tidak tangan Santi meremas-remas payudaranya sendiri. Lima belas menit penisku bermain petak umpet di vagina Santi. Rupaya gadis itu enggan melepaskan penisku.

Berulang-ulang kali spermaku muncrat di liang rahimnya. Merulang-ulang kali Santi menjerit menandakan bahwa ia berada dipucuk-pucuk kepuasan tertinggi. Hingga akhirnya Santi kelelahan dan memilih tidur terlentang di samping Mulan.

Capek sekali rasanya menggarap dua daun muda ini. Aku tak tahu apa mereka menyesal dengan kejadian malam ini. Yang pasti aku tak menyesal perjakaku hilang di vagina-vagina mereka. Habisnya puas banget. Setidaknya aku bisa mengobati kekecewaanku kepada Rere.

Malam makin sepi. Sebelum yang lain pada pulang, aku segera memindahkan tubuh Mulan ke kamarnya lengkap dengan pakaiannya. Begitu juga dengan Santi. Dan malam ini aku sibuk bergaya berpura-pura tak tahu-menahu dengan kejadian barusan.

Cerita sex : Cerita Hot Perjakaku Di Ambil Oleh Perawat Sexy

Lagipula tak ada bukti, bekas cipokan di leher Mulan sudah memudar. He.. he.. he.. mereka akan mengira ini hanya mimpi.

#Merawanin #Dua #Gadis #Cantik #Yang #Masih #Daun #Muda

Memperkosa Anak SMA Cantik Yang Masih Perawan Terbaru Malam Ini

Hari telah senja awan mendung pun mulai menyelimuti kota metropolitan ini membuat suasana semakin gelap, di saat itu di sebuah SMU Negeri terkenal di kota itu nampak gadis-gadis membubarkan diri dari sebuah ruang aula olahraga. Mereka mengakhiri latihan rutin paduan suaranya

Tawa dan canda khas gadis-gadis SMU mengiringi mereka bubar, satu demi satu mereka keluar dari halaman sekolah yang telah gelap itu. Sementara itu suara gunturpun terdengar pertanda hujan akan segera turun. Ada yang dijemput oleh orangtuanya, adapula yang membawa mobil pribadi, dan ada juga yang menggunakan angkutan umum.

Aku sangatlah hafal dengan aktifitas anak-anak SMU ini, karena memang sudah hampir sebulan ini aku bekerja sebagai tukang cat disekolah ini. Usiaku memang sudah tidak muda lagi, saat ini aku berusia 48 tahun. Aku adalah seorang duda, istriku sudah lama minggat meninggalkanku setelah mengetahui aku tengah melakukan hubungan
intim dengan keponakannya. Reputasiku sebenarnya lebih banyak didunia hitam, dulu aku dikenal sebagai seorang germo yang aku sambi dengan berdagang ganja. Namun beberapa bulan yang lalu semua para wanita yang aku jajakan terkena razia dan kemudian bisnis ganjaku hancur setelah kurir yang biasa membawa ganja ditembak mati oleh aparat.

Di sekolah ini aku tidaklah sendirian aku masuk bekerja dengan sahabatku yang bernama Tomas yang seorang residivis kambuhan. Usianya tidak begitu jauh denganku yaitu 46 th, perawakannya tinggi besar rambutnya panjang dan kumal. Kami berdua sengaja hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlah pekerja tetap di sekolah ini, kami hanya mendapat order untuk mengerjakan pengecatan kusen-kusen pintu-pintu kelas di sekolah ini.

Kami tidak dibayar mahal namun kami memiliki kebebasan untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklumlah kami adalah perantau yang hidup nomaden. Di antara gadis-gadis tadi, ada salah seorang yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya. Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini.

Meilisa Liyana namanya. Postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan imut-imut, kulitnya putih bersih serta wangi selalu, rambutnya ikal panjang sebahu dan selalu diikat model ekor kuda. Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal di atas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnya pun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.

Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya. Namun perasaan cintaku kepada Meilisa lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya disaat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah pelacur-pelacur kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Meilisa ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Meilisa.

Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah. Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa Meilisa adalah seorang siswi yang duduk di kelas 2, umurnya baru 16 tahun. Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-16 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara dan paskibra di sekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yang diselenggarakan oleh sebuah majalah khusus untuk remaja putri terkenal di Negeri ini dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir.

Kini disaat sekolah telah sepi salah satu dari gadis-gadis anggota paduan suara tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya masih tersisa di dalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah. Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini.

Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Meilisa, gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supir orang tuanya di kala selesai latihan sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran latihan. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya.

Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.
Posisinya kini bersujud di hadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat di dalam dirinya. Kunyalakan sebatang rokok dan kunikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi.

Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik di dalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian bangsal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu.

Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat. Sepertinya di dalam hatinya dia menyesali, kenapa Hendra supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang Putri sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah di saat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan Bella sahabatnya. Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya.

“Beres Yon.., pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok”, terdengar suara dari seseorang yang tengah memasuki bangsal.

Ternyata Tomas dengan langkah agak gontai dia menutup pintu bangsal yang mulai gelap ini.

“OK.. Sip, gue udah beresin nih anak, tinggal kita pake aja..”, ujarku kepada Tomas sambil tersenyum.

Kebetulan malam ini Pak Danny sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam lingkungan sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke sekolah ini. Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah ini selama mereka pergi.

Maka tinggallah kami berdua bersama dengan Meilisa yang masih berada di dalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas atau orang lagi di dalam gedung ini. Pak Hendra sang supir yang menjemput Meilisa pastilah berpikiran bahwa Meilisa telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu.

Kupandang lagi tubuh Meilisa yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takutannya yang teramat sangat di dalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan di dalam bangsal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk ke dalam bangsal itu, Tomas menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja. Kuhisap dalam-dalam rokokku dan setelah itu kumatikan. Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak meringkus Meilisa di teras sekolah tadi.

“Gue dulu ya..”, ujarku ke Tomas.

“Ok boss..”, balas Tomas sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar bangsal.

Kudekati tubuh Meilisa yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok. Badan Meilisa kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya.

Dari daerah pantat tanganku turun ke bawah ke daerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk ke dalam roknya serta naik ke atas ke bagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Meilisa ini, kuusap-usap terus menuju keatas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam.

Karena sudah tidak tahan lagi, kemudian aku posisikan tubuh Meilisa kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMU-nya sampai sepinggang.

“Waw indah nian.. Gadis ini” gunamku sambil melototi paha dan pantat sekal gadis ini.

Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih. Sementara Meilisa terus menangis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba-raba selangkangan gadis ini. Disaat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki.

Di saat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lobang kemaluannya. Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari lobang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika itu menggeliat-geliat disaat kukorek-korek lobang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Meilisa, tidak lama kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lobang vaginanya.

Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku denga tangan kiriku kearah bibir vagina Meilisa. Pertama yang aku pakai adalah gaya anjing, ini adalah gaya favoritku. Dan..

“Hmmpphh..”, terdengar rintihan dari mulut Meilisa disaat kulesakkan batang kemaluanku kebibir vaginanya.

Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelobang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lobang kemaluan gadis perawan ini. Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelobang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya.

Kulihat badan Meilisa mengejang, kepala mendongak keatas dan sesekali menggeliat-geliat. Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang tiada taranya. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Meilisa saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.

Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lobang kemaluan Meilisa. Aku telah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam lobang vaginanya. Kurasakan kehangatan di sekujur batang kemaluanku, dinding vagina Meilisa terasa berdenyut-denyut seperti mengurut-urut batang kemaluanku.

Cerita sex : Menikmati Pepek Jane Cewek Cantik Teman Sekelas

Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam di dalam lobang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Meilisa yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber keluar menetes-netes. Ah.. Ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut keperawanan dari gadis cantik ini.

#Memperkosa #Anak #SMA #Cantik #Yang #Masih #Perawan

Ngentot Dengan TKW Yang Masih Perawan Dan Polos Terbaru Malam Ini

Empat tahun lalu aku masih tinggal dikota B. Waktu itu aku berumur 26 tahun. Aku tinggal dirumah sepupu, karena sementara masih menganggur aku iseng-iseng membantu sepupu bisnis kecil-kecilan di pasar. 3 bulan aku jalani dengan biasa saja. Hingga akhirnya secara tak disengaja aku kenal seorang pelanggan yang biasa menggunakan jasa angkutan barang pasar yang kebetulan aku yang mengemudikannya. Bu Devi namanya. Sambil ngobrol ngalor-ngidul aku antar dia sampai dirumahnya yang memang agak jauh dari pasar tempat dia berjualan kain-kain dan baju.

Sesampai dirumahnya aku bantuin dia mengangkat barang-barangnya. Mungkin karena sudah mulai akrab aku enggak langsung pulang. Toh, memang ini penumpang yang terakhir. Aku duduk saja di depan rumahnya yang sejuk, karena kebetulan ada seperti dipan dari bambu dihalaman di bawah pohon jambu. Dari dalam aku mendengar suara seperti memerintah kepada seseorang..

“una.. Tuh bawain air yang dikendil ke depan..,” begitu suara Bu Devi.
Aku tidak mendengar ada jawaban dari yang diperintah Bu Devi tadi. Yang ada tiba-tiba seorang gadis umur kira-kira 20 tahunan keluar dari rumah membawa gelas dan kendil air putih segar. Wajahnya biasa saja, agak mirip Bu Devi, tapi kulitnya putih dan semampai pula. Dia tersenyum..
“Mas, minum dulu.. Air kendil seger lho..” begitu dia menyapaku.
“I.. Iya.. Makasih..” balasku.

Masih sambil senyum dia balik kanan untuk masuk kembali ke dalam rumahnya. Aku masih tertegun sambil memandangnya. Seperti ingin tembus pandang saja niatku, ‘Pantatnya aduhai, jalannya serasi, lumayan deh..’ batinku.

Tak seberapa lama Bu Devi keluar. Dia sudah ganti baju, mungkin yang biasa dia pakai kesehariannya..
“Dik Geri, itu tadi anak saya si Luna..” kata Bu Devi.
“Dia tuh lagi ngurus surat-surat katanya mau ke Malaysia jadi TKW.” lanjutnya. Aku manggut-manggut..

“O gitu yah.. Ngapain sih kok mau jauh-jauh ke Malaysia, kan jauh.. Nanti kalau ada apa-apa gimana..” aku menimpalinya.
Begitu seterusnya aku ngobrol sebentar lalu pamit undur diri. Belum sampai aku menstater mobil pickupku, Bu Devi sambil berlari kecil ke arahku..
“Eh dik Geri, tunggu dulu katanya Luna mau ikut sampai terminal bis. Dia mau ambil surat-surat dirumah kakaknya. Tungguin sebentar ya..”

Aku tidak jadi menstater dan sambil membuka pintu mobil aku tersenyum karena inilah saatnya aku bisa puas mengenal si Luna. Begitulah akhirnya aku dan Luna berkenalan pertama kali. Aku antar dia mengambil surat-surat TKW-nya. Di dalam perjalanan kami ngobrol dan sambil bersendau gurau.
“una.., namamu Luna. Kok nggak ada lesung Lunanya..” kataku ngeledek. Luna juga tak kalah ngeledeknya.

“Mas aku kan sudah punya lesung yang lain.. Masak sih kurang lagi..” balas Luna..
Di situ aku mulai berani ngomong yang sedikit nakal, karena sepertinya Luna tak terlalu kaku dan lugu layaknya gadis-gadis didesa. Pantas saja dia berani merantau keluar negeri, pikirku.
Sesampai dirumah kakaknya, ternyata tuan rumah sedang pergi membantu tetangga yang sedang hajatan. Hanya ada anaknya yang masih kecil kira-kira 7 tahunan dirumah. Luna menyuruhnya memanggilkan ibunya.

“Eh Ugi, Ibu sudah lama belum perginya? susulin sana, bilang ada Lik Luna gitu yah..”
Ugi pergi menyusul ibunya yang tak lain adalah kakaknya Luna. Selagi Ugi sedang menyusul ibunya, aku duduk-duduk di dipan tapi di dalam rumah. Luna masuk ke ruangan dalam mungkin ambil air atau apa, aku diruangan depan. Kemudian Luna keluar dengan segelas air putih ditangannya.
“Mas minum lagi yah.. Kan capek nyetir mobil..” katanya.

Diberikannya air putih itu, tapi mata Luna yang indah itu sambil memandangku genit. Aku terima saja gelasnya dan meminumnya. Luna masih saja memandangku tak berkedip. Akupun akhirnya nekat memandang dia juga, dan tak terasa tanganku meraih tangan Luna, dingin dan sedikit berkeringat. Tak disangka, malah tangan Luna meremas jariku. Aku tak ambil pusing lagi tangan satunya kuraih, kugenggam. Luna menatapku.

“Mas.. Kok kita pegang-pegangan sih..” Luna setengah berbisik.
Agak sedikit malu aku, tapi kujawab juga, “Abis, .. Kamu juga sih..”

Setelah itu sambil sama-sama tersenyum aku nekad menarik kedua tangannya yang lembut itu hingga tubuhnya menempel di dadaku, dan akhirnya kami saling berpelukan tidak terlalu erat tadinya. Tapi terus meng-erat lagi, erat lagi.. Buah dadanya kini menempel lekat didadaku. Aku semakin mendapat keberanian untuk mengelus wajahnya. Aku dekatkan bibirku hingga menyentuh bibirnya. Merasa tidak ada protes, langsung kukecup dan mengulum bibirnya. Benar-benar nikmat. Bibirnya basah-basah madu. Tanganku mendekap tubuhku sambil kugoyangkan dengan maksud sambil menggesek buah dadanya yang mepet erat dengan tubuhku. Sayup-sayup aku mendengar Luna seperti mendesah lirih, mungkin mulai terangsang kali..

Apalagi tanpa basa-basi tonjolan di bawah perutku sesekali aku sengaja kubenturkan kira-kira ditengah selangkangannya. Sesekali seperti dia tahu iramanya, dia memajukan sedikit bagian bawahnya sehingga tonjolanku membentur tepat diposisi “mecky”nya.

Sinyal-sinyal nafsu dan birahiku mulai memuncak ketika tanpa malu lagi Luna menggelayutkan tangannya dipundakku memeluk, pantatnya goyang memutar, menekan sambil mendesah. Tanganku turun dan meremas pantatnya yang padat. Akupun ikut goyang melingkar menekan dengan tonjolan penisku yang menegang tapi terbatas karena masih memakai celana lumayan ketat. Ingin rasanya aku gendong tubuh Luna untuk kurebahkan ke dipan, tapi urung karena Ugi yang tadi disuruh Luna memanggil ibunya sudah datang kembali.

Buru-buru kami melepas pelukan, merapikan baju, dan duduk seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Begitu masuk, Ugi yang ternyata sendirian berkata seperti pembawa pesan.
“Lik Luna, Ibu masih lama, sibuk sekali lagi masak buat tamu-tamu. Lik Luna suruh tunggu aja. Ugi juga mau ke sana mau main banyak teman. sudah ya Lik..”
Habis berkata begitu Ugi langsung lari ngeloyor mungkin langsung buru-buru mau main dengan teman-temannya. Aku dan Luna saling menatap, tak habis pikir kenapa ada kesempatan yang tak terduga datang beruntun untuk kami, tak ada rencana, tak ada niat tahu-tahu kami hanya berdua saja disebuah rumah yang kosong ditinggal pemiliknya.

“Mas, mending kita tunggu saja yah.. sudah jauh-jauh balik lagi kan mubazir.. Tapi Mas Geri ada acara nggak nanti berabe dong..” berkata Luna memecah keheningan.
Dengan berbunga-bunga aku tersenyum dan setuju karena memang tidak ada acara lagi aku dirumah.
“una sini deh.. Aku bisikin..” kataku sambil menarik lengan dengan lembut.
“Eh, kamu cantik juga yah kalau dipandang-pandang..”

Tanpa ba-Bi-Bu lagi Luna malah memelukku, mencium, mengulum bibirku bahkan dengan semangatnya yang sensual aku dibuat terperanjat seketika. Akupun membalasnya dengan buas. Sekarang tidak berlama-lama lagi sambil berdiri. Aku mendorong mengarahkannya ke dipan untuk kemudian merebahkannya dengan masih berpelukan. Aku menindihnya, dan masih menciumi, menjilati lehernya, sampai ke telinga sebelah dalam yang ternyata putih mulus dan beraroma sejuk. Tangannya meraba tonjolan dicelanaku dan terus meremasnya seiring desahan birahinya. Merasa ada perimbangan, aku tak canggung-canggung lagi aku buka saja kancing bajunya. Tak sabar aku ingin menikmati buah dada keras kenyal berukuran 34 putih mulus dibalik bra-nya.

Sekali sentil tali bra terlepas, kini tepat di depan mataku dua tonjolan seukuran kepalan tangan aktor Arnold Swchargeneger, putih keras dengan puting merah mencuat kurang lebih 1 cm. Puas kupandang, dilanjutkan menyentuh putingnya dengan lubang hidungku, kuputar-putar sebelum akhirnya kujilati mengitari diameternya kumainkan lidahku, kuhisap, sedikit menggigit, jilat lagi, bergantian kanan dan kiri. Luna membusung menggeliat sambil menghela nafas birahi. Matanya merem melek lidahnya menjulur membasahi bibirnya sendiri, mendesah lagi.. Sambil lebih keras meremas penisku yang sudah mulai terbuka resluiting celanaku karena usaha Luna.

Tanganku mulai merayap ke sana kemari dan baru berhenti saat telah kubuka celana panjang Luna pelan tapi pasti, hingga berbugil ria aku dengannya. Kuhajar semua lekuk tubuhnya dengan jilatanku yang merata dari ujung telinga sampai jari-jari kakinya. Nafas Luna mulai tak beraturan ketika jilatanku kualihkan dibibir vaginanya. Betapa indah, betapa merah, betapa nikmatnya. Clitoris Luna yang sebesar kacang itu kuhajar dengan kilatan kilatan lidahku, kuhisap, kuplintir-plintir dengan segala keberingasanku. Bagiku Mecky dan klitoris Luna mungkin yang terindah dan terlezaat se-Asia tenggara.

Kali ini Luna sudah seperti terbang menggelinjang, pantatnya mengeras bergoyang searah jarum jam padahal mukaku masih membenam diselangkangannya. Tak lama kemudian kedua paha Luna mengempit kepalaku membiarkan mulutku tetap membenam di meckynya, menegang, melenguhkan suara nafasnya dan…

“Aauh.. Ahh.. Ahh.. Mas.. Luna.. Mas.. Luna.. Keluar.. Mas..” mendengar lenguhan itu semakin kupagut-pagut, kusedot-sedot meckynya, dan banjirlah si-rongga sempit Luna itu. Iri sekali rasanya kalau aku tak sempat keluar orgasme, kuangkat mukaku, kupegang penisku, kuhujam ke vaginanya. Ternyata tak terlalu susah karena memang Luna tidak perawan lagi. Aku tak perduli siapa yang mendahului aku, itu bukan satu hal penting. Yang penting saat ini aku yang sedang berhak penuh mereguk kenikmatan bersamanya. Lagipula aku memang orang yang tidak terlalu fanatik norma kesucian, bagiku lebih nikmat dengan tidak memikirkan hal-hal njelimet seperti itu.

Kembali ke “pertempuranku”, setengah dari penisku sudah masuk keliang vagina sempitnya, kutarik maju mundur pelan, pelan, cepet, pelan lagi, tanganku sambil meremas buah dada Luna. Rupanya Luna mengisyaratkan untuk lebih cepat memacu kocokan penis saktiku, akupun tanggap dan memenuhi keinginannya. Benar saja dengan “Ahh.. Uhh”-nya Luna mempercepat proses penggoyangan aku kegelian. Geli enak tentunya. Semakin keras, semakin cepat, semakin dalam penisku menghujam.

Kira-kira 10 menit berlalu, aku tak tahan lagi setelah bertubi-tubi menusuk, menukik ke dalam sanggamanya disertai empotan dinding vagina bidadari calon TKW itu, aku setengah teriak berbarengan desahan Luna yang semakin memacu, dan akhirnya detik-detik penyampaian puncak orgasme kami berdua datang. Aku dan Luna menggelinjang, menegang, daan.. Aku orgasme menyemprotkan benda cair kental di dalam mecky Luna. Sebaliknya Luna juga demikian. Mengerang panjang sambil tangannya menjambak rambutku.. Tubuhku serasa runtuh rata dengan tanah setelah terbang ke angkasa kenikmatan. Kami berpelukan, mulutku berbisik dekat telinga Luna.

“Kamu gila una.. Bikin aku kelojotan.. Nikmat sekali.. Kamu puas una?”
Luna hanya mengangguk, “Mas Geri.., aku seperti di luar angkasa lho Mas.. Luar biasa benar kamu Mas..” bisiknya..

Sadar kami berada dirumah orang, kami segera mengenakan kembali pakaian kami, merapihkannya dan bersikap menenangkan walaupun keringat kami masih bercucuran. Aku meraih gelas dan meminumnya.

Kami menghabiskan waktu menunggu kakaknya Luna datang dengan ngobrol dan bercanda. Sempat Luna bercerita bahwa keperawanannya telah hilang setahun lalu oleh tetangganya sendiri yang sekarang sudah meninggal karena demam berdarah. Tapi tidak ada kenikmatan saat itu karena berupa perkosaan yang entah kenapa Luna memilih untuk memendamnya saja.
Begitulah akhirnya kami sering bertemu dan menikmati hari-hari indah menjelang keberangkatan Luna ke Malaysia. Kadang dirumahnya, saat Bu Devi kepasar, ataupun di kamarku karena memang bebas 24 jam tanpa pantauan dari sepupuku sekalipun.

Cerita sex : Pelacur Yang Telah Mengambil Keperjakaan Ku

Tak lama setelah keberangkatan Luna aku pindah ke Jakarta. Khabar terakhir tentang Luna aku dengar setahun yang lalu, bahwa Luna sudah pulang kampung, bukan sendiri tapi dengan seorang anak kecil yang ditengarai sebagai hasil hubungan gelap dengan majikannya semasa bekerja di negeri Jiran itu. Sedang tentangku sendiri masih berpetualang dan terus berharap ada “Luna- Luna” lain yang nyasar ke pelukanku. Aku masih berjuang untuk hal itu hingga detik ini. Kasihan sekali gue..

#Ngentot #Dengan #TKW #Yang #Masih #Perawan #Dan #Polos

Cerita Dewasa Memaksa Anak Ibu Kost Yang Pendiam Dan Masih Perawan Terbaru Malam Ini

Gue, pria 25 tahun seorang mahasiswa salah satu universitas di jogja yang sampai saat ini belum tamat-tamat. Walau dari segi akademis gue tergolong gagal, tapi dalam hal menakhlukkan hati kaum hawa gue termasuk orang-orang berprestasi, heheee..

Gue pengen cerita pengalaman pribadi gue, mudah2an ada manfaatnya. Kisah ini bermula ketika gue dapat tempat kos yang baru. Dari pagi sampe sore muter-muter daerah jogja, akhirnya nemu juga tempat kos yang bakal ditempetin.

Awalnya gak begitu suka, karena tempat kosnya terpisah jauh dari temen2 gue yang lain. Tempatnya juga terlalu masuk ke lorong-lorong. Tapi ada satu hal yang membuat gue mutusin buat ngambil kosan disana, yaitu anak ibu kosnya yang cakep alang kepalang. Namanya Jose, mahasiswi semester 3.

Pertama kali gue ngeliat dia, jantung gue langsung berdesir karena doi manis banget. “iya, kosan yang disebelah ada kok kak, tapi Cuma satu kamar.” Begitu suaranya ramah ketika pertama kali gue komunikasi sama doi. Ibu kosnya juga baik. Namun ibu kos nya yang berprofesi pedagang di Sleman belum pulang. Jose mengatakan kalau ibu dan bapaknya berdagang pergi pagi pulang malam.

Akhirnya sore besoknya gue mutusin untuk ngambil kamar kosan yang bersebelahan langsung dengan rumah ibu Kosnya. Walau tinggal terpencil jauh dari temen2, gak masalah lah.. yang penting gue bisa dapetin nih si bidadari khayangan. Malam itu gue udah ready untuk tinggal di kosan baru gue.

Begitu keluar, ehh.. ternyata gebetan gue Jose lagi telponan diluar sambil duduk santai di teras rumahnya. “wah.. kesempatan buat pdkt nih..” dalam hati gue. Setelah nungguin dia selesai telponan lumayan lama, akhirnya gue keluar kamar dan samperin doi. “Hai.. lagi ngapain?” sapa gue sambil melempar senyum. “Eh, lagi santai aja kak.” Balasnya membalas senyum gue.

“Telponan sama siapa?” “Sama pacar kak” jawabnya. Plaaakk.. gue serasa kena tampar. Ternyata doi udah punya pacar. Habis deh! Namun, pembicaraan tetap berlanjut. Walau Jose sudah punya pacar, gue tetap pengen akrab sama dia. Siapa tau ntar dia putus, siapa tau ntar dia bosen sama pacarnya.. Siapa tau.. siapa tau.. gue menghibur diri.

Gue perhatikan wajah manis Jose. Bener-bener wajah bidadari! Kulitnya halus tanpa jerawat. Ternyata ada tai lalat mungil di pipinya. “Kak kok ngeliatin Jose gitu sih?” tanya Jose risih. Gue tersadar. “Ehh.. gak. Ternyata Jose punya tai lalat di pipi yah?” tanya gue.

“Orang yang punya tai lalat di pipi itu beruntung lho..” ucap gue keumudian. “Emang kenapa kak?” tanya nya penasaran. “Iyalah beruntung! untung aja tai lalat, kalo tai kebo gimana coba?” seloroh gue. Jose langsung ketawa. Manis banget ngeliat dia ketawa.

Akhirnya malam itu gue berhasil ngobrol panjang lebar dan ketawa ketiwi bareng Jose. Bahkan setelah cerita tai lalat itu, Jose bahkan nunjukin kalau dia punya tanda lahir di lengannya. “Mana mungkin itu tanda lahir! Itu tatto tuh!” gue langsung aja nuduh.

“Sumpah kak ini tanda lahir!” balasnya. “Gak percaya! Pasti kamu orangnya tattoan yah! Harus diperiksa nih!” tuduh gue. Dia malah tertawa cekikikan. Gue senang.. Paginya, gue sempetin dulu olahraga pagi. Angkat barbel dan push up ringan sudah jadi rutinitas pagi buat gue.

Punya badan atletis dan berotot memang kharakteristik gue. Alah.. Tiba-tiba gue denger suara cebar-cebur dari kamar mandi. Gue selidiki asal suara tersebut, ternyata persis bersebelahan dengan dinding disebelah kamar gue. Ternyata disebelahnya kamar mandi! Gue coba dengerin suara gemercik air tersebut.

Ternyata suara berikutnya adalah lantunan nyanyian seorang gadis. Tidak salah lagi, itu suara Jose! Gue begitu menikmati suara nyanyiannya. Merdu banget! Akhirnya timbul pikiran kotor gue. Dinding tembok yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu bisa gue panjat! Akhirnya dengan secepat kilat, otak gue berfikir keras.

Bagaimana caranya untuk memanjat dinding yang tingginya dua setengah meter ini. Setelah yakin orang tua Jose sudah berangkat pergi berdagang dan Jose pasti sendirian di rumah, gue nekat untuk ngintipin Jose mandi. Dengan bantuan kursi, akhirnya gue bisa mencapai ujung tembok paling atas.

Pelan-pelan gue angkat kepala untuk melihat pemandangan disebelah sana. Ternyata benar! Jose sedang mandi sambil bernyanyi. Jose dengan wajah manis itu ternyata punya tubuh yang sangat seksi. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya dapat gue liat secara jelas.

Payudaranya yang montok bergelantungan. Kulitnya putihnya yang dibalut busa-busa sabun. Hingga rambut-rambut halus yang tumbuh didaerah kemaluannya dapat terlihat jelas. Hal itu tanpa sadar sudah membuat batang kemaluan gue langsung mengeras.

Jose masih asyik menggosok-gosok bagian tubuhnya dengan sabun. Yang membuat gue gak tahan yaitu terkadang tangannya meremas payudaranya sendiri. Kilauan sabun dari payudaranya yang putih licin oleh sabun membuat gue serasa mau pingsan. Sejurus kemudian, Jose membilas sabunnya dengan menimba air. Kulitnya makin terlihat putih bercahaya.

Berikutnya bagian selangkangannya yang dicuci dengan air. Diluar dugaan gue, ternyata Jose mengelus-elus bagian kemaluannya. Awalnya gue berfikir Jose melakukan pembersihan di daerah vaginanya. Ternyata, ia begitu keasyikan mengelus-elus daerah yang berbulu tersebut.

Gue liat matanya sudah merem-merem keenakan. “Ohh tidaakk.. Jose sedang masturbasi!” Baru kali ini gue melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri ada seorang cewek yang masturbasi. Secara jelas gue menonton Jose yang tengah keasyikan memainkan jarinya di bibir kemaluannya. Secara tak sadar gue jadi lupa diri kalau sebenarnya posisi gue sangat rawan.

Bisa bahaya kalau sampai ketahuan oleh Jose. Malu banget lah, baru satu hari ngekos ditempat orang sudah berlaku kurang ajar. Ternyata bata yang menjadi pijakan gue tak sanggup lagi menahan pijakan gue. Akhirnya salah satu batu bata tersebut terjatuh. Jose jadi kaget dan menghentikan adegan masturbasinya. “Mati gue kalo Jose sampai tau!” batin gue terus cemas.

Gue langsung menghentikan tontonan langka nan sangat istimewa tersebut. Gue segera turun dari dinding yang gue panjat buru- buru. Ternyata Jose menyadari dirinya diintip. Jose segera memakai handuknya dan buru-buru keluar kamar mandi. Gue segera menuju pintu kamar mandi untuk menghalangi dan menenangkan Jose, kalau-kalau ia berteriak.

Bisa mampus gue kalau dia ngadu ke ortunya. Ternyata gue yang buru-buru melintasi pintu kamar mandi langsung bertabrakan dengan Jose yang baru saja keluar kamar mandi. Handuk Jose langsung tersibak, ia terjatuh. “Maaf.. maaf..” Cuma itu yang bisa terlontar dari mulut gue sambil membantu Jose untuk berdiri.

Gue langsung mengambil handuknya. Jose tampak kelabakan ketika handuknya hampir saja copot. Jose tidak memakai apa-apa selain handuk yang membuat payudaranya menyembul kelihatan. “Kak, ngintipin Jose barusan yah?” tanya Jose dengan menundukkan kepalanya. Ia menunduk mungkin karena ia malu. Karena baru saja ia melakukan masturbasi.

Gue jadi ngerasa bersalah. “Maafin kakak ya.. Kakak menyesal banget” gue ucapin itu dengan nada memelas. Jose cuma mengangguk tapi masih menunduk. Tangannya masih memegang handuknya erat-erat. Tak lama setelah itu dia berjalan pelan kedalam rumahnya sambil terisak. Matanya berkaca-kaca. Gue jadi tambah merasa bersalah.

“Blum ada lho yang ngeliat Jose gitu, kok kakak tega sih?” suaranya lirih. Akhirnya gue anterin Jose ke kamarnya. Gue bimbing dia menuju kamarnya. Dibenak gue semuanya campur aduk. Perasaan bersalah udah membuat dia trauma. Mungkin saja bagi cewek hal seperti itu bisa membuatnya trauma. Sesampainya dikamar Jose, gue malah memeluknya.

Terlintas dipikiran gue, kalau cewek sedih atau nangis untuk menenangkannya dengan di peluk. “Jose maafin kakak ya..” gue bisikin itu ke telinganya. Sekali lagi Jose mengangguk. Dari pelukan, gue beralih mendekap Jose. Gue cium pipinya kemudian bibirnya. Serentak tangan gue juga ikut memainkan perannya meremas dada Jose dari luar handuknya.

“Kakak! Ngapain sih ini!” ucap Jose kaget. Dalam fikiran gue, kepalang basah mandi aja! Tanggung ketahuan ngintipin Jose mandi, kenapa gak gue tidurin aja sekalian? Mumpung kesempatan ada! Gue dorong Jose ke tempat tidurnya. Pintu kamarnya segera gue kunci. Handuknya dengan mudah gue lepas. Bibir Jose gue lumat dan kulum sejadi-jadinya.

Tangan gue menjamah payudaranya yang montok. Jose berontak dan kakinya menghentak-hentak gak karuan. “Kakaaaakk..” Jose berteriak. Gue mulai cemas. Nanti kalau ada warga yang dengar gimana? Gue bisa dihajar massa. Akhirnya gue menghentikan aksi brutal gue. Gue mutusin untuk membujuk Jose pelan-pelan.

Sambil mengelus-elus bahunya dan membelai rambutnya gue ngomong pelan-pelan “Jose, tenang aja yaa.. kakak gak bermaksud nyakiti Jose. Kakak gak mungkin menyakiti Jose karena kakak sayang banget sama Jose..” bisik gue pelan-pelan ke Jose. Gue cium leher Jose, tangan gue mulai lagi main-main mengelus payudaranya, meremas, kemudian turun ke daerah kemaluannya. “Kakak, Jose mohon jangan kak” Jose memelas ketakutan.

“Jose tenang aja yaa.. Kakak gak akan nyakitin Jose. Kakak Sayang sama Jose.” Bujuk gue pelan-pelan sambil terus memainkan daerah kemaluannya. Tangannya terus mendorong-dorong gue. Jose ketakutan setengah mati. Gue terus memberikan rangsangan dengan terus menciumi leher Jose. Kemudian turun dan menjilati puting susunya yang memerah.

Sementara tangan kanan gue mengelus-elus daerah vaginanya. Jari tengah gue mulai masuk ke lipatan bibir vaginanya. Gue terus mainkan itu pelan-pelan. “Kakak.. Jose mohon, Jose masih perawan kak.. Jose takut..” Jose masih memelas. Tangannya terus memegangi tangan kanan gue yang bergerilya didaerah bibir vaginanya.

Gue cuma jawab permohonan Jose dengan ciuman dan kuluman dibibirnya. Gue terus lumat bibir Jose dan bibir vaginanya dilumat jari tengah gue. Perlahan gue masukin jari tengah gue dengan pelan-pelan. Terasa daerah vagina Jose sudah basah. Mengetahui daerah vagina nya sudah basah dan licin, gue jadi yakin kalau sebenarnya Jose juga menikmati permaikan gue.

Jose juga sudah tidak menunjukkan perlawanan yang kuat. “Jose, kak masukin jari kakak pelan-pelan ya.. gak sakit kok.. Jose tenang aja yaa..” Belum lagi Jose memberikan persetujuannya, jari tengah gue sudah menikam masuk ke vaginanya.

Akhirnya jawaban Jose Cuma erangan dan rintihan. Gue terus mainkan dengan memasukkan jari tengah gue kedalam vaginanya sedikit demi sedikit. Akhirnya bisa masuk semua jari gue! “Kakak.. Jose takut kak..” Jose terus menceracau.

Tapi kakinya malah membuka lebar dan sesekali nafasnya mendesir berat. Gue yakin Jose sebenarnya mungkin saja sering bermasturbasi. Cewek-cewek seperti Jose mungkin saja cewek hyperseks yang sering memuaskan dirinya dengan masturbasi. Seperti yang gue liat barusan di kamar mandi. Gue makin sibuk.

Tangan kiri gue membelai rambutnya, mulut gue sesekali mengisap dan menjilati putingnya, dan tangan kanan gue memasukkan jari kedalam liang vagina Jose yang makin banjir dengan cairan dan licin. Akhirnya gue gak tahan lagi. Dengan sekejap segera gue lucuti semua pakaian gue hingga kami berdua sudah benar-benar telanjang bulat. Segera gue tindih tubuh Jose yang terkapar.

“Jose, kita coba masukin yuk.. Tahan sedikit ya.. mungkin agak sakit.” Jose dengan lugunya mengangguk. Tampaknya ia sudah diliputi gejolak syahwat yang sangat. Gue makin bersemangat. Perlahan gue gosok-gosokin penis gue yang udah tegang dari tadi ke bibir kemaluan Jose. Jose yang makin terangsang gak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Jiwa raganya sudah diliputi kenikmatan seks.

Setelah penis gue licin dengan cairan Jose, perlahan gue tusukin penis gue ke dalam liang kemaluan Jose. Walaupun pekerjaan gue halus dan pelan, tetap saja Jose merintih kesakitan. Sekarang penis gue bercampur dengan cairan licin dari Jose dan darah keperawanannya. Jose menangis. Namun bibirnya terus mengeluarkan suara “ahhh.. ahhhh.. kakak..” Gue gak mau ambil pusing.

Gue sibuk dengan mendobrak vagina Jose yang sangat sempit agar batang kemaluan gue bisa masuk lebih dalam lagi. Dibantu dengan cairan pelicin Jose yang sudah banjir, penis gue bisa masuk semuanya. Gue terus menggenjot dengan memaju mundurkan batang kemaluan gue. Sesekali gue cium dan jilatin leher Jose hingga ke payudaranya.

Kemudian putingnya gue hisap sekuat-kuatnya. Akhirnya gue liat tanda-tanda Jose akan orgasme. Segera gue pacu kecepatan goyangan gue. Gue pun pengen keluar dan klimaks. Akhirnya Jose lebih dahulu mencapai klimaks dan berteriak “Kakakk…” Berurutan setelah itu gue juga keluar menyemprotkan cairan sperma gue didalam memeknya.

“ahhh.. Ahhhh.. Jose..” Gue **kan beberapa kali semburan dengan menekan penis gue sedalam-dalamnya kedalam liang vaginanya. Jose pun menjepitkan pahanya. Akhirnya untuk beberapa saat kita terbuai merasakan nikmatnya orgasme.

Beberapa saat setelah itu terasa kedutan dan denyutan dari vaginanya. Penis gue belum gue cabut. Batang kemaluan gue itu gue biarin sampai lemas didalam vaginanya Jose. Gue terus perhatikan wajah cantik Jose yang termenung sayu. Sesaat gue jadi kasihan telah melakukan ini semua kepada Jose. Kembali gue elus-elus dan benerin rambutnya yang berantakan.

Gue tatap matanya dalam-dalam sambil berkata pelan “Jose, mau gak jadi pacar kakak?” Jose hanya diam. Gue tau dia udah punya pacar. Tapi gue sama sekali gak tau apa yang mau gue katakan selain itu kepada Jose. Gue pasang kembali celana dan keluar dari kamar Jose.

Jose masih termenung sayu diranjangnya dan belum memakai pakaiannya. Gue udah siap dengan segala konsekwensi dari perbuatan gue barusan. Setelah itu gue langsung berkemas di dalam kamar kos gue. “Mungkin setelah ini Jose akan mengadukan semua itu ke orang tuanya dan gue bakal di usir” pikir gue.

Siang harinya, gue sudah selesai beres-beres barang-barang. Gue pengen cabut duluan sebelum gue di usir sama orang tuanya Jose. Atau mungkin saja hal yang lebih buruk bakal terjadi ke gue. Ternyata pintu kamar kos gue diketuk. Setelah gue buka ternyata Jose. Gue persilahkan Jose masuk. Jose pun masuk kedalam kamar gue.

Dia liat gue sudah packing barang-barang siap-siap mau kabur. “Kakak mau kemana?” tanya Jose. Gue cuma diam. “Kakak gak boleh pergi! Jose takut.. gimana kalau Jose sampai hamil? Kakak harus tanggungjawab untuk semua ini!” kata Jose lirih. “Baiklah kakak gak akan pergi.

Kakak akan tanggungjawab kalau terjadi apa-apa. Tapi kakak mohon jangan kasih tau orang tua Jose ya..” pinta gue. Jose hanya mengangguk. Matanya masih sembab karena menangis. Gue jadi kasihan, akhirnya Jose gue peluk lagi. Seminggu setelah itu, gue dan Jose Cuma diam-diam dan tak ada tegur sapa.

Tapi akhirnya gue beranikan diri lagi untuk menyapanya dan mengajaknya bercanda lagi. Akhirnya, gue bisa ngajakin Jose untuk berhubungan badan lagi. Kadang dikamar gue, kadang dikamar dia. Bahkan dia sempat tidur di kamar gue, padahal orang tuanya ada dirumah.

Ternyata Jose selalu diliputi gairah. Permainan seks kami semakin hari semakin fariatif. Dalam waktu tak kurang dari seminggu, Jose sudah berani menelan habis sperma yang gue semburin didalam mulutnya. Seks lagi dan lagi.. kami berdua sama-sama diliputi gairah yang membara. Walaupun status hubungan gue belum jelas hingga saat ini, gue tetap menjalani ini sama Jose.

Jose tetap pacaran dengan pacarnya, tapi kalo soal ranjang Jose lari ke gue. Hampir setiap malam Jose mampir ke kamar gue buat gituan. Kadang setelah gituan dia balik ke kamarnya, kadang tidur di kamar gue. Sejak saat itulah, Jose ternyata diam-diam juga main sama pacarnya. Gue pernah nanya ke Jose, apa dia pernah melakukan hubungan badan dengan cowoknya?

Awalnya Jose bilang belum. Tapi setelah gue selidiki sms dari cowoknya, ternyata mereka juga udah ngelakuin hal begituan. Setelah perawannya hilang, dia malah jadi hyperseks dan pengen ngelakuin hal itu terus. Suatu sore, pembicaraan gue sama Jose sampai ke sesuatu yang bahkan gak gue duga.

Baca Juga : Cerita Hot Pacar Kakak Ku Yang Tau Cara Memuaskan Wanita

Jose bilang kalau dia membayangkan dientotin dua orang, yaitu gue dan pacarnya. Hehehee… kadang gue gak habis pikir, mengapa cewek yang dulu pemalu dan lugu ini bisa jadi liar kayak gini?

#Cerita #Dewasa #Memaksa #Anak #Ibu #Kost #Yang #Pendiam #Dan #Masih #Perawan