Penungguan Yang Membawa Kenikmatan Terbaru Malam Ini

Penungguan Yang Membawa Kenikmatan

Cerita ini terjadi sekitar 2018 Kemaren saat saya masih kuliah di semester satu sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Nama saya Denis, sekarang saya bekerja sebagai system engineer suatu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Ceritanya begini. Pada suatu pagi saya ditelepon oleh seorang kawan lama saya yang bernama Herry, yang baru datang dari Bandung untuk suatu keperluan. Kebetulan sekali saat itu saya tidak ada kuliah, sehingga dapat bebas pergi ke mana pun. Sesampainya di sana ternyata teman saya telah lama menunggu di kamarnya, dan saya pun masuk, tetapi tidak lama kemudian, Herry pamit kalau dia ada janji mau pergi ke kantor temannya di Jl. Rasuna Said dan saya pun menunggu di kamarnya sampai Herry pulang.

Ternyata menunggu merupakan suatu yang sangat menjengkelkan, tak terasa telah satu jam kupindah-pindahkan channel televisi dari CNN sampai STAR TV, tapi semua terasa membosankan, sehingga pada suatu ketika bel di kamar berbunyi, ting tong.. ting tong, malas kubuka pintu. Terlihat sesosok tubuh wanita dengan tinggi kurang lebih 167 cm dengan rok span dan pakaian kerja, seksi dengan dada kupikir sekitar 36B.

“Permisi, mau bertemu Bapak Herry ada?” tanyanya.

“Mm.. oh Bapak Herry sedang pergi ke Jl. Rasuna Said, ada janji?” tanyaku.

“Ya.. boleh saya menunggu?” tanyanya.

“Silakan”, jawabku sambil mengajak dia masuk.

Wanita itu pun masuk dan duduk di sofa. Jam saat itu menunjukkan pukul 10 pagi.

“Mbak ini siapa ya?” tanyaku memberanikan diri.

“Saya Selly, utusan dari cabang Bandung yang menjemput Pak Herry ke mari”, jawabnya.

“Ooo.. perkenalkan saya Denis, teman Herry.”

Selly memang sosok wanita ideal. Selain anggun, dia juga cantik, kalau dilihat mirip Drew Barrymore. Jam menunjukkan pukul 11.00, dan Herry belum pulang juga. Aku sudah gelisah juga, soalnya di kamar hotel begini bersama seorang wanita cantik. Perlahan-lahan kuberanikan untuk duduk di sebelah Selly.

“Mmm.. gimana ya Mbak.. kok belum datang juga Herry”, kataku membuka kebisuan.

“Ah.. nggak apa kok, kan ada Mas Denis”, jawabnya sambil memegang tanganku.

Wah lampu hijau nih pikirku. Gila juga nih orang, aku sempat grogi dipegang kayak gitu.

“Mau ke kamar kecil bentar ya Denn.. di mana sih tempatnya?” tanyanya manja.

“Di situ tuh”, kataku cuek.

“Nitip tasnya ya!” katanya lagi, dan Selly pun masuk ke kamar kecil.

“Awww.. awww.. tolong Den.. ada kecoa..” jeritnya dari dalam kamar mandi.

Kupikir mana mungkin sih di hotel bintang lima macam begini ada kecoa. Tapi aku bangkit juga menuju kamar mandi. Baru sampai di depan pintu kamar mandi Selly sudah menarik tanganku.

“Masuk.. sini..” katanya sambil menutup pintu. Kulihat Selly sudah melepaskan rok spannya, hanya tinggal CD sama baju saja. Dan dia pun langsung mencium mulutku. Aku yang belum siap mental malah menghindari ciumannya. 

“Mana kecoanya?” tanyaku pura-pura bodoh. Habis baru sekali ini sih aku dibegitukan oleh wanita.

“Ini nih masuk ke dalam celana”, jawabnya cuek.

Dia terus berusaha menciumi mulutku, lama kelamaan aku terangsang juga. Gantian kuciumi juga mulutnya. Sekitar tiga menit acara pagut-memagut itu pun berlangsung. Kupraktekan cara mencium yang sering kulihat di film porno. Kemudian tanganku pun segera merambah bukit kembarnya dari celah-celah bajunya.

Gila benar ini anak, ternyata dia tidak memakai BH. Langsung kumainkan bukit kembarnya dan kupelintir sedikit-sedikit putingnya. Terasa putingnya mengeras, kata orang sih tanda-tandanya sudah terangsang. “Awww.. pelan-pelan dong Den”, protesnya saat kupelintir putingnya. Terus kuciumi lehernya yang jenjang, Selly pun cuma mendesah, “Aah.. hmm.. ahh.. Deenn..” langsung kubuka bajunya dan semakin terpampang jelas gundukan di dadanya yang menggairahkan. Kuciumi kedua bukit kembarnya dan kujilat-jilat putingnya, lagi-lagi dia bergumam, “Terus Den.. ahh.. ouchh..” aku melanjutkan menciumi pusarnya, terus ke bawah pusarnya. Terpampang dengan jelas rambut tipis berbentuk segitiga di pangkal pahanya. Kujilati sepuas-puasnya.

Setelah itu dia kubimbing duduk di samping bathtub dan duduk di situ. Terus dia kusuruh membuka pahanya. Ooh, seperti ini toh liang kemaluan wanita. Soalnya seumur-umur baru kali ini aku melihat langsung yang asli. Langsung saja kulihat dari dekat. 

“Kok diliatin doang Denn.. dijilatin donk”, kata Selly. Aku diam saja, terus kusibakan bibir kemaluannya dan terlihat di situ daging yang menonjol. Barangkali ini yang disebut klitoris pikirku. Terus dengan iseng kupelintir daging itu pelan-pelan. 

“Ahh.. ouhh.. Denn.. ahh.. terus Den.. mainin klitorisku ahh”, wah benar juga pikirku. Terus perlahan kupegangi dalamnya, kok agak lembab dan basah. Wah rupanya Selly terangsang berat nih. Kulihat lebih dekat lagi, tiba-tiba saja tangan Selly membenamkan kepalaku ke dalam pangkal pahanya. 

“Jilatin dong Den.. ahh.. ahh.. jangan nakal, gitu dong.. masa cuma diliatin aja”, aku pun terus menjilati kedua bibir kemaluannya. Mmm.. terus kujilati juga klitorisnya dan cairan yang ada di situ rasanya asin-asin nikmat dan baunya itu loh bikin batang kemaluanku semakin mengeras saja. Terus kujilati dengan ganas klitorisnya sambil kugigit sedikit. 

“Ahh.. Denn.. ouchh.. Denyy.. akkhh.. akkuu.. akkh.”

Terlihat cairan semakin deras saja yang keluar dan Selly semakin membenamkan kepalaku ke dalam kemaluannya. Wah rupanya Selly sudah klimaks nih, “Ahh.. Denn ouchh.. aku keluarr..” katanya. Kujilati semua cairan yang keluar dari kemaluan Selly.

Terus dia pun berdiri dan menuju ke tempat tidur. Wah gila nih perempuan, masa aku dianggurin, pikirku. Aku terus mengikuti dia pergi ke tempat tidur.

Rupanya dia duduk di samping tempat tidur. “Sini deh Den.. gantian aku yang mainin kontolmu”, katanya. Aku menurut saja dan aku rebahan di tempat tidur dengan kaki di lantai. Terus Selly mulai memainkan kemaluanku dari luar celana dalam. Dia jilati batang kemaluanku yang dari tadi sudah sangat tegang, terus dibukanya CD-ku pakai giginya. “Wah nih orang pasti kebanyakan lihat film-film gituan”, pikirku. Setelah CD-ku lepas, gantian dia mainkan kantong kemaluanku, dia jilati ke atas dan ke bawah. Rasanya sungguh mengejutkan. Terus dia pegangi batangku dengan kedua tangannya dan dijilat-jilatin kepalanya sambil matanya melihat ke arahku. Langsung dia benamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam mulutnya dan dikocok-kocok pakai mulutnya yang mungil. 

“Oohh.. Selly.. akhh.. uhh”, desahku merasakan nikmat di sekujur batangku. Sambil terus mengulum-ngulum batang kemaluanku, dia pun memijit-mijit buah kemaluanku, rasanya linu-linu nikmat.

Setelah berlangsung 5 menit, Selly pun mulai bosan dengan permainannya. “Den, kita main beneran yuk”, katanya. Aku pun tanpa berpikir langsung menjawab dengan semangat 45, “Ayoo!” Selly langsung duduk di atas pahaku dan memegang batang kemaluanku sambil diarahkan ke dalam lubang kemaluannya. Bless.. seluruh batang kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya. Terasa lembab dan nikmat tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. 

“Ahh.. mm.. uhh.. aahh..” desah Selly sambil merem melek menikmati pergesekan batang kemaluanku dengan liang kemaluannya. Tak lupa tangannya pun ikut-ikutan memegangi kedua buah dadanya. 

“Ohh.. Denis.. akhh.. uhh.. yeahh.. Denisy.. ahh.” Aku pun dengan reflek mengimbangi permainannya dengan menaik-turunkan batang kemaluanku, sehingga terdengar bunyi pluk.. pluk.. ketika batang kemaluan dan liang kemaluan berbenturan. 

“Ahh.. oughh.. mmhh.. ahh..” desah Selly.

Selly pun makin menjadi-jadi, dia pun kemudian memegangi rambut kepalanya dan kurasakan gerakannya semakin liar, “Ahh.. uhh.. ahh.” Aku bantu merangsangnya dengan memegangi kedua payudaranya.

Tak lama kemudian Selly pun menjerit, “Denisy.. ahh.. ouhh.. akuu.. mau.. keluar.. ahh..”

Di kepala batang kemaluanku pun terasa ada aliran yang tak dapat dibendung lagi, “Kita keluar sama-sama Sell.. ahh.. ouhh..” Kurasakan cairan hangat menyemprot pada kepala batang kemaluanku dan menyebabkan kepala batang kemaluanku tak dapat menahan aliran yang deras dari dalam batang kemaluanku. “Ahh.. aku keluarr.. Selly”, teriakku. 

“Akuu.. jugaa.. Denis.. akhh.” Kemudian kami pun lemas dan tertidur sampai pukul 5 sore

Sampai tiba-tiba terdengar bunyi bel, tet.. tet.. wah gila nih, Herry pulang. Langsung saja kubangunkan, “Selly.. Sell.. Selly.. bangun..” ternyata Selly tidur dengan nyenyaknya. Aku cuek saja soalnya susah kalau membangunkan orang yang tidur dengan berjuta kenikmatan. Akhirnya pintu hotel kubuka, ternyata wanita bule yang mengetuk pintu. “Excuse me.. Is this Mr. John’s Room, 513?” tanyanya. 

“Oh.. No, I think.. its beside this room”, jawabku sekenanya dan wanita bule itu pun pergi ke kamar sebelah. Setelah dibel berkali-kali ternyata tidak ada orangnya. Dia pun pergi ke arahku lagi. 

“He is not in his room”, katanya. 

“Bisa sa.. ya.. tunggu di sini?” katanya. Wah bisa juga dia ngomong Indonesia, pikirku. “Oh.. sure.. tentu”, kataku. 

“silakan masuk.” Dia pun duduk di sofa. Karena kamar ini termasuk luas, sekitar 7×7 meter, maka Selly yang tertidur di springbed tak kelihatan.

“Anda dari mana?” tanyaku membuka pembicaraan.

“Oh.. I come from USA, Nevada”, katanya.

“Oh.. Las Vegas”, kataku.

“Anda sudah menikah?” tanyaku lagi.

“Ya.. saya.. menikah 2 tahun lalu dan saya sudah cerai selama setahun”, katanya lagi.

Wah kesepian juga nih cewek, pikirku. Kalau dilihat-lihat wanita ini tingginya sekitar 170-an, wajahnya mirip-mirip Dana Scully-nya X-File, usianya sekitar 30-an. Kalau dilihat bodinya sih mantap juga. Rambutnya sebahu, matanya biru, bibirnya, wah sensual sekali.

Penungguan Yang Membawa Kenikmatan

“Can I know your name?” tanyaku. 

“Jessica”, katanya sambil mengulurkan tangan.

“Denis”, kataku.

“What is your job Denis?” tanyanya.

“I’m student”, kataku.

“What major?” tanyanya.

“Informatics”, kataku.

Wah bisa-bisa dua jam cuma nanya masalah sekolah nih pikirku. Harus dihentikan nih. Kuberanikan tanya soal lain. Sambil pindah duduk ke samping Jessica.

“Can I know something about life?” tanyaku.

“Yah.. apa? please in Indonesian, cause I think you can not speak fluently in english”, katanya.

Wah ketahuan deh modalku, pikirku.

“Ini agak pribadi, nggak apa-apa?” tanyaku.

“No problem, cause I think kamu orang baik-baik”, katanya.

“Kalau udah cerai, gimana kamu memenuhi kebutuhan biologismu?” tanyaku.

“Maksud kamu seks?” tanyanya.

“Yes..” kataku mantap.

“Saya bisa main seks kapan saja, dan dimana saja dengan orang yang kusuka, that’s menyebabkan my husband menceraikan saya.”

Wah gila juga nih cewek pikirku.

“Kamu pernah main seks Denis?” tanyanya.

“No..” jawabku.

Dia pun tersenyum melihatku, terus lihat wanita tergolek di atas ranjang. Wah ketahuan deh kalau menipu.

“Siapa dia Denis?” tanyanya.

“She is my sister”, jawabku sembarangan.

“Oh.. jadi kamu betulan belum pernah ya.. mau belajar sama saya, Denis?” tanyanya.

“Wah mau sekali Jessy”, kataku mantap.

“Sini Denis.. kamu ke depanku.. apa your sister tidak marah kalau lihat kita Denis?” tanyanya.

“Nggak apa-apa Jessy”, kataku sambil mendekat ke depannya. Terus dia membuka bajunya. “Sini Denis.. kamu pegang dada saya”, katanya. Terus kupegangi susunya yang ukurannya 36C.

“And cium bibirku Denis”, katanya.

Aku tanpa dikomando langsung menciumi bibir Jessica. Langsung mulut kami beradu, kulumat bibir yang sensual itu dan lidah kami pun saling berbelit, “Ouchh.. mm..” terus aku langsung turun ke lehernya yang jenjang dan dia pun mendesah,

“Aahh.. mm.. ouchh.. ssh.. Denn.. kamu membuat akuu.. ahh..” Kulanjutkan ke susunya, kulumat kedua putingnya pakai mulut. “Ahh.. ouhh.. shh.. Denis.. oo.. kamu memang nakal baby, yeahh.. ahh..” Terus kubuka rok spannya dan CD-nya, langsung kuturun ke pangkal pahanya.

Kujilat habis kemaluannya dengan rakus. “Aahh.. stop Denis.. akan kuberikan gaya favoritku kepadamu”, katanya.

Padahal sudah basah liang kemaluannya. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Langsung saja kulepaskan celana jeans-ku, dan kemudian Jesicca pun membantu melepaskan CD-ku sambil memegang batang kemaluanku yang 7 inchi.

“Kemaluan yang bagus”, katanya sambil meremas batanganku yang sudah tegang berat. “Coba kamu duduk di kursi ini sayang”, katanya. Aku pun duduk dan terus dia duduk di atas kedua pahaku. Wah asyik juga nih kayaknya.

Terus dia memegang kemaluanku yang sudah tegang berat dan dia arahkan ke dalam lubang kemaluannya dan dia pun duduk di atasku, bless.. kemaluanku pun masuk ke dalam liang kemaluan Jesica.

Dia lalu menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun. “Ouchh.. yeahh.. mm.. oohh.. ohh.. ini seperti naik kuda saja, Denis”, katanya.

“Aakkhh.. oukkhh.” Aku pun mengimbangi dengan menaik-turunkan pinggulku. “Mmm.. akhh.. sshh.. ukhh.. akh.. Denyy.. ukhh.. yeajjhh.. yeahh.. oukhh..” Tiba-tiba saja Jessica teriak-teriak tak keruan dan tak lama kemudian..

“Denis.. aku keluaarr..” terasa panas cairan menyembur dari lubang kenikmatan Jessica dan tanpa kulepaskan masih saja kukocok lubang kemaluan Jessica dengan batang kemaluanku.

“Yeah.. ouchh Denis.. tolong berhenti Denis.. akhh.. ouchh..” masih tetap saja kukocok. Malahan tambah kencang frekuensinya. “Tolong.. hentikan sayang akkhh.. akhh..” Tanggung nih pikirku.

Tiba-tiba saja Jessica meronta dan karena sudah diambang klimaks. Begitu Jessica mencabut cengkeraman liang kemaluannya pada batang kemaluanku, langsung saja cairan sperma yang sudah di ujung kepala keluar semua.

“Oouchh.. baby..” langsung saja mulut Jesicca menyambar kepala kemaluanku dan dilumatnya habis cairan di kepala kemaluanku.

Tiba-tiba saja Selly terbangun, “Denis.. Denis..” aku dan Jessica kaget bukan main. Untungnya aku bisa mengatasi keadaan yang sangat gawat ini.

“Ada apa sayang? enak ya tidurnya”, kataku tanpa dosa. Untunglah Selly dapat memahami keadaan ini.

“Denn.. siapa tuh?” tanyanya, dan Jessica pun masih dengan telanjang bulat mendekati Selly dan berjabat tangan.

“Jessica”, katanya.

“I’m sorry.. udah ganggu tidurmu ya?” kata Jessica.

Tanpa berkata apa-apa, Selly malah langsung menciumi Jessica. Wah nggak aku sangka, ternyata si Selly ini biseks dan Jessica mungkin karena terbawa oleh Selly juga mengikuti saja. Kedua wanita itu pun terhanyut dalam permainannya.

Aku dari sofa cuma mangamati permainan mereka. Selly kemudian menciumi seluruh leher Jessica dan Jessica pun meraba pantat Selly.

Kemudian Selly mencium dan menjilati buah dada Jessica. “Ohh.. uchh.. sshh”, hanya kata itu yang mencuat dari mulut Jessica. Kemudian Selly pun turun ke perut Jessica dan kemudian menjilati dengan rakusnya. Tak lama kemudian Jessica rebah di atas spring bed dan kakinya diletakkan di lantai. Selly kemudian menciumi seluruh permukaan kemaluan Jessica mulai dari bibir-bibirnya.

“Kamu memang pemain yang hebat sayang, mm.. ukhh.. ss..” kata Jessica. Selly pun mulai menjilat-jilat dan mengaduk isi kemaluan Jessica tanpa kompromi. Dengan lidahnya dia mulai merangsang seluruh syaraf yang ada di vagina Jessica dan dengan reflek pinggul Jessica pun bergerak-gerak ke atas dan ke bawah mengimbangi jilatan-jilatan yang menimpa pada pangkal pahanya.

“Aahh.. uhh.. yess.. ohss.. babyy..” jerit Jessica saat Selly menjilati klitorisnya dan menggigit-gigit klitorisnya pelan-pelan. Tampak terlihat kemaluan Jessica bertambah basah saja. Tak lama kemudian mereka pun berhenti dan melihat ke arahku. “Wah gawat, bisa jadi pejantan buat mereka berdua nih”, pikirku khawatir.

“Hey Denis.. mau gabung?” tanya Selly sambil tersenyum nakal.

“Ah nggak.. aku liat aja.. udah capek”, jawabku.

Mereka pun melanjutkan aksinya. Sekarang kayaknya mereka mau 69. Eh tapi tunggu dulu, ternyata Jessica mengambil tas hitamnya di atas meja dan mengambil sesuatu.

Oh ternyata dia bawa vibrator yang berbentuk batang kemaluan. “Hi.. Selly.. kamu akan lebih nikmat dengan alat ini”, kata Jessy sambil memberi vibrator ke Selly.

Kemudian Jessica pun kembali duduk di sampingku. Terlihat Selly langsung menghidupkan vibrator tersebut dan memasukkannya ke dalam liang vaginanya. “Aahh.. ohh.. ujhh.. ss..” jerit Selly kesenangan dengan mainan barunya. “Hai Jessy.. mainan ini bener-bener dahsyat shh.. ohh”, katanya sambil merem-melek. Jessica pun tersenyum di sampingku sambil mengelus-elus batang kemaluanku yang sudah tidur. “Lebih dahsyat pake ini..” sahut Jessica. Wah diperlakukan demikian tentu saja kemaluanku bangkit lagi.

“Mau lagi Denn?” tanya Jessy.

“Tidak!” jawabku.

“Sure?” katanya sambil mulutnya turun mendekati batang kemaluanku dan dia pun nmenjilat-jilat biji kemaluanku dari bawah ke atas. 

“Please relax Denis”, aku pun sambil tiduran menikmati jilatannya. 

“Ahh.. ouckhh.. shh.. aku hampir keluar Jessyy..” jerit Selly saat dia mencapai orgasme dengan vibrator. Jessy pun sudah nggak menghiraukan jeritan Selly. Dia sudah asyik dengan kemaluanku dan dia mulai menjilati kepala kemaluanku dan memainkan lidahnya di ujungnya. Hal ini membuatku sangat geli dan nikmat. 

“Jessyy.. sshh, uch..” dan Jessy pun mulai memasuk-keluarkan batang kemaluanku di kerongkongannya dan setelah 10 menit acara kulum batang kemaluan, aku pun menjerit, “Jessyy.. aku mau keluaarr..” dan air maniku pun bercucuran di muka Jessy. 

Cerita sex : Diperkosa Supir Tapi Akhirnya Menikmati

“Ah enak sekali”, kata Jessy sambil tersenyum genit. Akhirnya kami bertiga pun tertidur. Sampai akhirnya sekitar pukul 6 pagi terbangun dan kami beriga kembali ke tempat masing-masing.

#Penungguan #Yang #Membawa #Kenikmatan

Pengalaman Sex Yang Membawa Untung Terbaru Malam Ini

Pengalaman Sex Yang Membawa Untung

Pak Wijaya adalah seorang pengusaha yang kaya raya di daerahnya. Usianya relatif muda, 46 tahun, kalau dibanding dengan kesuksesannya. Kesuksesannya selain disebabkan oleh naluri bisnisnya yang handal serta keuletannya juga karena kehebatannya menjalin hubungan dengan bapak-bapak pejabat yang memegang peran kunci untuk proyek-proyeknya. Memang bisnisnya adalah sebagai kontraktor untuk proyek-proyek pemerintah.

Pejabat paling penting di instansi terkait yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan atau kegagalan bisnisnya adalah Pak Heru. Ia selalu berusaha mendekati Pak Heru, namun sejauh ini Pak Heru, walau baik kepadanya, namun bersikap “menunggang banyak kuda.” Kelebihan Pak Wijaya dalam hal melobi Pak Heru adalah usianya kurang lebih sama dan hobi mereka sama-sama doyan perempuan. Sering mereka pergi bersama-sama ke klab-klab malam eksklusif atau menginap di hotel-hotel berbintang lima. Sebagai pengusaha yang licin dalam hal melobi, Pak Wijaya juga men-servis banyak hal menyangkut kehidupan pribadi Pak Heru, mulai dari mencarikan sopir pribadi, membiayai instalasi car audio anak sulungnya, sampai (tentu saja) dalam hal cewek. Ia telah paham mengenai tipe cewek-cewek high-class kesukaan Pak Heru. Tidak hanya cewek dalam negeri saja yang pernah disuguhkan, namun juga cewek-cewek import dari berbagai negara. Pak Heru sendiri sebenarnya telah berumah tangga selama dua puluh tahunan lebih. Namun dasar bandot tua, istrinya yang sudah stw dan keluarganya tak terlalu diperhatikannya.

Meski sukses sebagai pengusaha, namun kehidupan rumah tangga Pak Wijaya tidak sesukses bisnisnya. Ia menikah dalam usia yang relatif muda, 22 tahun, namun hanya bertahan 2 tahun saja. Setelah itu kawin cerai beberapa kali dan kini ia hidup menduda dalam lima tahun terakhir ini. Disamping kawin cerai ia juga menjalin banyak affair dengan sejumlah wanita. Yang unik adalah beberapa tahun kemudian ia kembali menjalin affair dengan bekas istri pertamanya meski pada saat itu ia sedang mempunyai seorang istri sah.

Dari hasil affair dengan istri pertamanya itu, ia mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Meliany atau kalau di rumah biasa dipanggil A-mei. Usia A-mei kini 19 tahun dan telah menjadi seorang gadis dewasa. Kulitnya yang putih dan wajahnya yang cantik mengundang daya tarik yang tinggi terhadap para cowok. Ia sedang duduk kuliah tahun pertama. Di kampus, ia termasuk cewek beken. Bahkan sewaktu orientasi studi, baru beberapa hari masuk saja, ia telah menjadi bahan pembicaraan terutama diantara para cowok. Maklumlah karena disamping cakep dan mempunyai daya tarik tinggi, orangnya juga easy-going. Ditambah lagi anak seorang pengusaha kaya.

Karena terlalu sibuk dengan bisnisnya, Pak Wijaya jarang sekali meluangkan waktu dengan putrinya. Dan sebagai kompensasinya ia sangat berlebihan dalam memberikan hal-hal material kepadanya. Akibatnya A-mei tumbuh menjadi cewek yang agak cuek dan suka semaunya sendiri. Bahkan omongan papanya pun tidak digubrisnya. Malah seringkali justru papanya yang takut dengannya. Itulah akibat karena terlalu dimanja namun kurang perhatian.

Pada suatu hari, terjadi hujan badai yang menyebabkan banjir besar di banyak tempat di dalam kota. Akibatnya petang itu, sepulang dari kunjungan kerja di daerah, Pak Heru tertahan 2 jam di bandara karena sopirnya tak bisa menuju kesana. Akhirnya ia menelpon Pak Wijaya dan berharap agar Pak Wijaya bisa membereskan ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya saat itu. Memang sebelum-sebelumnya Pak Wijaya selalu mampu membereskan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti ini. Namun malam itu sepertinya ia menemui jalan buntu, karena tidak ada kamar hotel yang memadai yang masih kosong. Akhirnya, Pak Wijaya menawarkan untuk menginap di rumahnya yang besar dan mewah. Kebetulan lokasi rumahnya tidak terlalu jauh dari bandara.

Sebenarnya kalau tidak terpaksa ia tidak terlalu suka mengundang Pak Heru menginap di rumahnya, terutama karena ada puterinya yang telah menginjak umur dewasa itu. Ia tidak ingin mendekatkan putrinya ke lingkungan bisnis yang tidak bersih apalagi dengan Pak Heru yang doyan main perempuan itu. Namun kali ini ia tidak punya pilihan lain. Apalagi di saat seperti ini dimana sedang ada proses tender sebuah proyek besar, yang kalau goal bakal memberikan keuntungan finansial yang jauh lebih besar dibanding proyek-proyek sebelumnya. Dalam kondisi seperti sekarang, tentu adalah suatu tindakan bunuh diri kalau ia tidak menolong Pak Heru disaat dalam kesulitan. Sebelumnya Pak Heru pernah bertemu dengan A-mei dua kali. Namun dalam suasana yang sekedar basa-basi di tempat yang banyak orang dan itu pun cuma sebentar.

Setelah perjalanan lebih kurang satu jam, sampailah Pak Heru di rumah Pak Wijaya. Sehabis mandi dan menaruh kopor di dalam kamar yang akan ditinggali malam itu, mereka berdua makan malam bersama. Sehabis makan malam, terjadi insiden kecil yaitu ketika Pak Heru yang akan menuju ke kamar mandi secara kebetulan berpapasan dengan A-mei yang baru keluar dari kamarnya. Melihat A-mei seketika wajah Pak Wijaya jadi merah padam, karena saat itu A-mei mengenakan daster rumah dari bahan yang agak tipis tanpa memakai bra. Nampak jelas tonjolan kedua putingnya di balik daster yang tipis itu. Namun oleh karena sudah terlanjur, mau tak mau dikenalkannya A-mei kepada Pak Heru. Dengan seolah-olah seperti tidak terjadi apa-apa diajaknya bicara gadis muda itu. Tentu sambil matanya tak menyia-nyiakan pemandangan indah di depannya itu.

Pak Wijaya hanya dapat tersenyum kecut saja dengan kejadian itu. Dalam hati ia agak geram dengan A-mei. Padahal sebelumnya, ia telah memberitahu mengenai kedatangan Pak Heru. Malah ia menganjurkan supaya lebih baik tidak keluar dari kamarnya.

Dan kini terbukti kalau omongannya tidak digubrisnya.

Sejak kehadiran A-mei, Pak Heru jadi bergairah, matanya berbinar-binar melihat kecantikan dan kebeliaan A-mei, serta daya tarik femininnya secara keseluruhan. Daster hijau muda yang dikenakan A-mei memang sangat cocok dipakainya dan pas dengan kulitnya yang putih, membuat dirinya nampak cantik menarik. Ukuran payudara A-mei termasuk kecil, boleh dibilang dadanya termasuk ‘rata’. Mungkin itu sebabnya kalau di rumah ia kadang suka tidak memakai bra. Meski payudaranya kecil namun putingnya cukup menonjol, sehingga nampak jelaslah tonjolan kedua puting payudaranya di balik sekedar kain daster yang tipis. Dan disaat membelakanginya, di bawah rambutnya yang sebahu, nampak jelas tidak ada tali bra atau kaus dalaman di punggungnya. Yang terlihat menerawang justru celana dalam di balik dasternya yang terlihat karena perbedaan warna dengan kulitnya. Tentu hal ini semua tak lepas dari penglihatan Pak Heru.

Sementara Pak Wijaya saat itu merasa tak nyaman dan serba salah dengan kehadiran A-mei di dekat mereka. Ia tahu benar kesukaan Pak Heru adalah tipe-tipe cewek oriental seperti A-mei begini. Telah cukup banyak cewek-cewek seumuran putrinya yang disuguhkan ke Pak Heru demi kelancaran proyeknya. Kini sepertinya ia kena batunya karena tentulah saat itu Pak Heru jadi terangsang terhadap putrinya! Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena sungguh tak sopan kalau ia bersikap terlalu intrusif apalagi di depan tamu pentingnya. Tak lama setelah itu A-mei balik masuk ke kamarnya lagi sehingga hatinya agak lega karena terlepas dari suasana yang serba salah itu.

Sebenarnya, belakangan ini diam-diam Pak Wijaya juga sering merasa terangsang oleh putrinya, terhadap cara berpakaiannya, sikapnya, dan daya tarik seksualnya. Apalagi kalau putrinya itu lagi ingin mendapatkan sesuatu dan bersikap manja terhadap dirinya dengan memegang tangannya dan mendekatkan tubuhnya ke dirinya. Ia merasakan harumnya aroma tubuh serta hangatnya tubuh gadis yang telah tumbuh menjadi dewasa itu. Dan tidak jarang ia melihat payudara putrinya di balik bajunya yang tipis atau dikala putrinya sedang menunduk dikala memakai kaus longgar dengan belahan dada rendah. Ia tidak merasa bersalah akan hal ini selama ia tidak berbuat tak senonoh terhadap putrinya. Menurutnya itu adalah wajar karena putrinya mempunyai daya tarik seksual yang tinggi.

Dan rasa tak bersalahnya itu menjadi makin kuat setelah akhirnya ia menyadari kalau A-mei sebenarnya bukan anak kandungnya. Memang istrinya dulu sering berbuat affair dengan banyak lelaki selain dirinya. Mengetahui kalau Pak Wijaya sangat mendambakan anak dan saat itu adalah orang yang bisa memberikan uang paling banyak kepada dirinya, maka dikaranglah cerita bahwa bayi yang dikandungnya itu adalah anaknya. Sehingga selama ini Pak Wijaya secara regular selalu membiayai ongkos hidup mereka. Hal itu terjadi sampai akhirnya mantan istrinya sendiri yang membocorkan rahasia itu. Semenjak berhasil menggaet dan menjadi peliharaan orang kaya dari Hongkong yang jauh lebih kaya dari Pak Wijaya, mantan istrinya itu tidak merasa perlu menjaga hubungan dengannya. Akhirnya ketika terjadi sebuah pertengkaran mulut yang meningkat menjadi sangat emosional, tanpa dapat dicegah lagi keluarlah pernyataan yang sebenarnya dari mantan istrinya.

Sejak beberapa tahun terakhir ini sebenarnya ia mulai curiga. Karena semakin dewasa A-mei, semakin jauh kemiripannya dengan dirinya. Dan kecurigaannya itu pada akhirnya terbukti. Namun kini publik luas telah terlanjur menganggap bahwa A-mei adalah putrinya. Untuk menjaga reputasinya dengan tidak membuat berita skandal baru, maka ia memutuskan untuk tetap mengakui A-mei sebagai anak dan membiayai seluruh kebutuhannya. Namun ia semakin kurang meluangkan waktu dengan A-mei dan tidak terlalu ngurusin kehidupan pribadinya.

Insiden malam itu justru ternyata memunculkan suatu ide brilyan di dalam benak Pak Wijaya. Apabila ide ini dijalankan pada momen yang pas, ia bisa mendapatkan keuntungan ganda, yaitu mendapatkan keuntungan finansial yang besar sekaligus membalas dendam terhadap penipuan yang dilakukan terhadap dirinya selama bertahun-tahun. Caranya yaitu dengan mengumpankan A-mei secara halus dan diam-diam kepada Pak Heru, kroninya itu! Apabila telah “memakan” A-mei, tentu Pak Heru jadi tak enak hati terhadapnya, sehingga besar kemungkinan ia mendapat proyek-proyek besar berikutnya. Sementara dengan statusnya sebagai “ayahnya”, tentu tidak ada seorang pun yang akan menyangka bahwa ia adalah Master Planner dari rencana busuk itu. Bahkan tidak akan ada orang yang tahu karena hal itu akan diatur terjadi di dalam rumahnya.

But that’s the story for another time because nothing happened that night.

Semenjak malam itu, telah beberapa kali Pak Heru mampir ke rumah Pak Wijaya atas undangannya menikmati masakan bikinan Mbok Yem yang rasanya sangat sesuai dengan lidah Jawa seperti Pak Heru. Kini A-mei menjadi semakin kenal dekat dengan Pak Heru. Apalagi dalam beberapa kesempatan, Pak Wijaya sengaja menarik diri sehingga ada banyak kesempatan mereka untuk saling bercakap-cakap sendiri.

Weekend itu, Pak Heru kembali datang ke rumah karena diundang makan malam oleh Pak Wijaya. Saat Pak Heru sedang duduk bercakap-cakap dengan Pak Wijaya, ia melihat A-mei yang baru keluar dari kamarnya. Ia mengenakan kaus tank-top ketat warna pink dengan belahan dada rendah serta celana sport putih yang, yah, benar-benar pendek. Lekukan bagian atas payudaranya nampak jelas terbuka sementara payudaranya yang kecil tapi sexy terbungkus oleh bra dibalik kaus tank-top nya yang nampak menonjol. Ia memakai bra berwarna biru tua, terlihat dari tali bra di bahunya. Kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Sementara celana pendeknya menampilkan sebagian besar pahanya yang putih mulus.

“Oom Heru hari ini nginap disini lagi ya? Sebentar ya Oom, A-mei mau pake treadmill yang ada di kamar yang nanti Oom pake. Oom masih mau ngobrol sama Papi dan nggak buru-buru mau masuk kamar khan?”

“Ini anak, bukannya olahraga dulu dari tadi. Khan Papi tadi sudah bilang kalo Oom Heru mau datang hari ini. Jadi mengganggu orang yang ingin istirahat saja.”

“Ooh, nggak apa-apa kok. A-mei pake saja treadmill-nya dulu. Oom belum mau masuk ke kamar kok,” kata Pak Heru dengan mata berbinar-binar.

“Papi gimana sih. Tuh, Oom Heru aja nggak keberatan kok.”

“Ya udah, kalau mau olahraga buruan sana.”

“Kalau gitu kita ngobrol dulu aja. Nanti kita makannya sama-sama, tunggu A-mei selesai olahraga. Apalagi biasanya habis olahraga khan jadi lapar.”

“Iya, betul Oom. Ya udah A-mei olahraga dulu ya,” katanya sambil membalikkan badan. Nampak pantatnya menonjol dibalik celana putihnya yang super mini itu.

Sementara A-mei berolahraga, kedua pria setengah baya itu ngomong ngalor-ngidul, mulai dari proyek-proyeknya, masalah mobil, uang, sampai, tentu saja, masalah cewek.

Setengah jam kemudian, A-mei telah selesai berolahraga. Bajunya basah melekat ke tubuhnya yang penuh dengan keringat. Mukanya kemerahan. Dadanya naik turun karena napasnya terengah-engah.

“Wah, dari tadi ngobrol terus, ngobrolin apaan sih? Kok kayaknya asyik banget.”

“Papi ngomongin bisnis sama Oom Heru. Ayo, kamu mandi dulu, nanti kita makan bersama.”

“Wah, habis olahraga nggak boleh langsung mandi. A-mei ikutan ngobrol bentar ya. Supaya ngerti bisnis juga,” kata A-mei sambil duduk di samping Pak Wijaya.

Sementara mereka bercakap-cakap, Pak Heru semakin berbinar-binar memandangi wajah cantik dan tubuh indah A-mei yang basah oleh keringat itu.

Sampai tak lama kemudian, akhirnya A-mei meninggalkan mereka untuk mandi.

Petang itu, mereka makan bersama. Saat itu A-mei memakai baju rumahan dari kain yang halus dan tipis yang terdiri dari baju atasan dan rok dengan corak yang sama. Kali ini tentu ia memakai bra. Setelah ngobrol beberapa saat, akhirnya Pak Wijaya mohon diri.

“Wah, sorry nih, friend, gua istirahat dulu ya. Kepala gua rada pusing nih. Ngobrolnya diterusin aja dulu. A-mei, nanti kalo sudah selesai, suruh Mbok Yem beresin meja makan ya. Oom Heru adalah tamu kita malam ini, kalo dia perlu apa-apa, kamu bantu juga. Papi mau masuk kamar dulu.”

“Yah, Papi. Padahal ngobrolnya lagi seru-serunya nih.”

“Kepala Papi lagi kumat peningnya. Ya udah kamu ngobrol dulu aja sama Oom Heru. Tapi nanti tidurnya jangan terlalu malam ya.”

Malam itu…

Pak Heru tiduran di kamarnya. Pikirannya dipenuhi oleh A-mei sampai-sampai penisnya menegang dengan keras. Yah, saat itu ia sedang terangsang hebat oleh A-mei. Terutama setelah ia bercakap-cakap berduaan denganya.

Semenjak Pak Heru sering datang ke rumah, A-mei menjadi semakin akrab dengannya. Akrab bukan dalam arti cinta namun lebih sebagai figur seorang ayah atau kakak laki-laki yang selama ini sangat kurang didapatkan dari ayahnya sendiri. Baginya, Pak Heru adalah orang yang bisa dipercaya, mempunyai pengalaman banyak, menyenangkan dan enak diajak bicara. Kini ia semakin akrab sehinga sering membahas hubungan dengan cowoknya kepadanya dan kini sentuhan-sentuhan fisik kecil disaat mereka berdua berinteraksi sudah bukan hal yang aneh lagi.

Namun bagi Pak Heru, hal itu tentu diartikan berbeda, karena pikirannya (seperti umumnya cowok) lebih berorientasi ke seks. Seringkali pikirannya bercabang, antara rasa respek terhadap temannya dan putrinya dengan hasrat seksual terhadap putri temannya itu. Hal itu membuatnya makin terobsesi terhadap A-mei. Namun, sudah tentu ia tidak bisa mengatakan terus terang kepada Pak Wijaya. Walaupun selama ini Pak Wijaya selalu memenuhi keinginannya, namun tentu ia tidak akan mengorbankan kehormatan putrinya sendiri. Memikirkan kecilnya kemungkinan untuk itu, ia jadi semakin terobsesi untuk mendapatkannya

Untuk menghilangkan keruhnya pikirannya itu, ia keluar dari kamarnya untuk berjalan-jalan. Saat itu seluruh ruangan sudah gelap. Lampu kamar Pak Wijaya juga sudah gelap. Namun kamar A-mei masih terang dan terdengar suara musik dari dalam. Terjadi pergolakan batin pada dirinya sebelum akhirnya setan di benaknyalah yang menang. Mumpung lampu kamarnya masih menyala, pikirnya, kalau nggak sekarang kapan lagi. Ia mengetuk pintu kamar A-mei. Tak lama, A-mei membuka pintunya. Ia masih memakai baju yang sama, namun ia tidak memakai bra.

“A-mei, sorry ya. A-mei belum tidur khan. Oom mau minta tolong, gimana ya cara jalanin treadmill. Besok pagi-pagi Oom mau olahraga juga,” katanya mengada-ada.

“Ooh, gampang, Oom. Tinggal dinyalain aja tombol powernya, lalu timer dan kecepatannya di-set.

“Nah, itu yang Oom nggak gitu paham. A-mei bisa tolong tunjukin sebentar.”

“OK, Oom. Nggak masalah.”

“Nah, gini nih, Oom. Cara pakainya.”

(Sementara itu terdengar suara pintu kamar yang tertutup secara otomatis)

“Wah, terima kasih deh. Untung ada A-mei yang ngajarin. Oom minta maaf ya ngeganggu A-mei malem-malem.”

“Ah, nggak apa-apa kok Oom. A-mei juga masih belum tidur.”

“Biasa A-mei tidur jam berapa?”

“Nggak tentu Oom. Biasanya antara jam 12 – 1. Kadang A-mei minta Mbok Yem mijitin. Kalo habis dipijitin gitu, badan jadi enak, jadi A-mei tidur lebih cepat.”

“Jadi malam ini tidur agak malam karena nggak dipijit Mbok Yem?”

“Nggak juga, Oom. Soalnya A-mei masih ngecek email sambil dengerin musik. Tadi sebenarnya memang A-mei pengin minta Mbok Yem pijitin. Tapi A-mei lupa bilang tadi, gara-gara keasyikan ngobrol. Jadi Mbok Yem Keburu tidur. “

“Wah, Oom jadi nggak enak nih. Gara-gara ngobrol sama Oom, A-mei jadi nggak bisa dipijitin sama Mbok Yem. Sebagai gantinya, gimana kalau sekarang Oom yang mijitin A-mei?”

“Wah, nggak bisa Oom.”

“Lho, kenapa?”

“Soalnya…soalnya, biasanya kalo dipijitin Mbok Yem, A-mei nggak pake baju,” katanya sambil tertunduk malu.

“Lho ya bajunya nggak perlu dibuka dong,” katanya sambil memegang rambut A-mei. “Oom cuman mau pijitin tangan dan punggung kamu sebentar aja kok. Soalnya Oom merasa nggak enak, gara-gara ngobrol sama Oom, kamu jadi nggak bisa dipijitin Mbok Yem. Cuman sebentar aja kok. Hitung-hitung, nebus kesalahan Oom tadi. Kalo nanti mau udahan, bilang aja sudah cukup gitu. OK? Oom nggak punya pikiran jahat sama A-mei kok. Apa jangan-jangan A-mei takut kalau sama Oom.”

“Bukan gitu Oom. A-mei bukannya takut Oom punya pikiran jahat. Tapi A-mei nggak mau ngerepotin Oom.”

“Ah, nggak kok. Oom nggak merasa direpotin. Ayuk, kamu duduk aja di sini,” katanya sambil langsung mendorong A-mei supaya duduk di ranjang.

Setelah A-mei duduk di tepi ranjang, mulailah kedua tangan Pak Heru meremas-remas dengan lembut kedua bahu A-mei dari belakang. Ia duduk di samping belakang A-mei, sementara kedua tangannya terus meremas-remas bahunya. Paha A-mei makin terlihat karena rok-nya makin terangkat naik karena duduk. Terciumlah aroma yang harum semerbak dari rambut dan tubuh A-mei. Di dalam hati, Pak Heru mengucapkan mantera jampi-jampi yang didapat dari dukunnya yang dipercayai ampuh untuk menaklukkan hati wanita.

Mula-mula A-mei agak tegang namun makin lama makin merasa rileks. Ditambah lagi suasana lampu kamar yang agak redup. Sampai-sampai ia memejamkan mata merasakan pijitan Oom Heru. Mengetahui dari body language A-mei yang semakin rileks, tangan Pak Heru mulai berpindah-pindah, dari bahu ke pundak dan bergerak lagi ke punggung sampai seluruh bagian punggung A-mei telah habis dijelajahinya. Malah kedua tangannya sempat masuk ke balik bajunya, memijiti punggungnya, merasakan kulit punggungnya yang halus secara langsung tanpa ada tali bra yang melekat di punggungnya. A-mei semakin larut terbuai sampai-sampai ia sedikit mendoyongkan tubuhnya ke belakang dan kepalanya. Sementara Pak Heru semakin berusaha mendekatkan tubuhnya ke tubuh A-mei. Demikianlah, yang satu mendoyongkan dirinya ke belakang, yang satunya lagi memajukan dirinya ke depan. Sampai akhirnya tubuh A-mei tersandar sepenuhnya ke Pak Heru. Punggungnya betul-betul menempel ke dada Pak Heru. Kemudian Pak Heru mendekatkan wajahnya ke rambut A-mei, lalu mendekatkan kepalanya ke samping kepala A-mei. Sehingga pipinya menempel ke pipi A-mei. Sementara A-mei tetap memejamkan matanya. Menikmati kelembutan dan mesranya pijitan Pak Heru.

Pak Heru kini menciumi rambut A-mei yang harum, lalu mencium belakang telinga, pipi bagian bawah, pipi bagian atas, mencium rambut di dekat telinganya. Sementara tangannya mulai turun ke bawah, meraba-raba seluruh bagian kedua tangan A-mei, membelai rambutnya. Kemudian ia menggeser tubuh A-mei dan tubuhnya sendiri, membuatnya kini berhadap-hadapan. A-mei telah membuka matanya. Pak Heru mengecup kecil bibir A-mei untuk mengetahui reaksi A-mei. Melihat yang dicium diam saja, Pak Heru segera menciumi bibir A-mei dengan hangat yang kemudian dibalasnya dengan hangat pula. Beberapa saat lamanya mereka berdua larut saling berciuman, saling berpagutan.

Kemudian tangan Pak Heru masuk ke dalam baju A-mei, meraba-raba pinggang dan perutnya, namun tak lama kemudian kedua tangannya merayap naik ke atas untuk menyentuh payudaranya. Di dalam baju A-mei, kedua telapak tangan Pak Heru bergerilya sampai akhirnya menempel ke payudara A-mei, meraba-rabainya dan memainkan kedua putingnya yang berdiri tegak dan sensitif itu. Saat itu baju A-mei telah setengah terbuka karena terbawa naik ke atas oleh gerakan tangan Pak Heru, sehingga bagian pinggang dan perutnya telah terbuka. Namun A-mei sudah tidak mempedulikan itu karena kini ia hanya melenguh sambil memejamkan matanya.

Dengan mendorong keatas kedua tangannya yang telah berada di dalam baju A-mei, secara otomatis baju A-mei ikut terangkat pula sampai kini kedua payudaranya telah terbuka. Pak Heru meneruskan meloloskan bajunya keluar dari kedua tangan dan kepalanya sampai baju atasannya benar-benar terlepas dari badan A-mei. Pak Heru menjatuhkan baju itu ke lantai sementara matanya memandangi tubuh A-mei yang setengah telanjang itu. Fokusnya tentu ke kedua payudara A-mei yang walaupun tak begitu besar namun nampak begitu indah. Kedua putingnya yang mungil namun menonjol berdiri dengan tegak. Putingnya yang berwarna kemerahan nampak begitu segar dan kontras dengan kulitnya yang putih. Bagaikan ice-cream vanilla dengan dua buah ceri yang ditaruh diatasnya. Begitu menantang untuk dikulum dan dihisap-hisap. Dan itulah yang akan dilakukan Pak Heru.

A-mei, yang sebelumnya tidak mau dipijit Pak Heru karena takut dibuka bajunya, kini malah dengan sukarela membiarkan bajunya dilepas oleh Pak Heru. Sementara Pak Heru kini menciumi bibir A-mei yang merah, seperti merasakan nikmatnya strawberry yang masih segar. Setelah itu mulutnya turun ke bawah ke dada A-mei. Mula-mula menjilati payudara putih A-mei, kemudian menuju ke tengah melingkari putingnya. Dan akhirnya dikulumnya bergantian kedua puting kemerahan milik A-mei itu bagaikan mengemut buah ceri. Dan dimainkan lidahnya menggerak-gerakkan puting A-mei yang sensitif itu di dalam mulutnya. A-mei menjadi sangat terangsang sampai-sampai kini ia mulai mendesah-desah keenakan. Karena memang payudaranya apalagi bagian putingnya adalah bagian sensitifnya. Dan masih ditambah lagi kedua tangan Pak Heru yang meraba-raba punggungnya yang telah telanjang itu. Dengan cekatan, diam-diam Pak Heru membuka kancing di belakang rok A-mei dan retsleting di bawahnya sebisanya sampai maksimal.

Pengalaman Sex Yang Membawa Untung

Dan disaat Pak Heru merebahkan diri di ranjang dan menarik kedua tangan A-mei, sehingga tubuh A-mei terbawa olehnya, melorotlah rok daster yang dikenakan A-mei. Sehingga kini nampaklah celana dalam mini merah muda yang nampak kontras diantara kedua pahanya yang putih mulus dan serasi dengan warna kedua puting payudaranya. Celana dalamnya yang mini pas menutupi bulu kemaluannya. Sementara A-mei yang telah semakin terangsang menjadi semakin berani. Dilepasnya roknya yang telah melorot itu supaya tidak mengganggu gerakannya. Lalu sepasang tangannya yang mungil membuka tali pengikat baju tidur Pak Heru dan membukanya. Sehingga nampaklah kulit tubuh telanjang Pak Heru yang coklat sawo matang. Nampak tonjolan besar di balik celana dalamnya.

Kini giliran A-mei yang mengambil inisiatif. Mulutnya yang mungil segera menuju mulut Pak Heru dan menciuminya dengan liar yang dibalas dengan tak kalah liarnya. Mereka berdua saling pagut memagut. Kemudian mereka melakukan french kissing sementara badan A-mei kini menempel ke dada bidang Pak Heru.

Nampak kontras tubuh A-mei yang putih mulus dengan rambut lurus sebahu warna hitam kecoklatan di atas tubuh Pak Heru yang sawo matang. Pak Heru boleh dikata termasuk jelek tampangnya. Namun badannya tegap dan dadanya bidang. Sehingga cukup kontras dengan tubuh A-mei yang kecil dan langsing. Sementara perut Pak Heru termasuk langsing untuk ukuran pria seumurnya. Mungkin karena itu sehingga cewek seperti A-mei tidak keberatan untuk bercinta dengan Pak Heru.

Setelah puas berciuman, Pak Heru melepas celana dalamnya sendiri sambil matanya tak lepas memandangi tubuh putih mulus A-mei yang hampir telanjang bulat. Di depan matanya ia puas memandangi payudara A-mei. Sementara dari bayangan kaca besar di meja rias, ia melihat punggung A-mei yang telanjang yang putih mulus dengan rambut sebahu. Penisnya yang besar telah berdiri dengan tegaknya. Maklumlah, melihat cewek secakep A-mei telanjang, cowok mana yang tidak akan terangsang, apalagi dasar Pak Heru bandot tua yang memang penggemar daun muda seperti A-mei begini. A-mei nampak tersipu melihat penis Pak Heru yang berdiri tegak dengan ukurannya yang besar itu. Penisnya disunat sehingga nampak kepalanya yang besar, sementara batangnya hitam dan berurat dan ditumbuhi bulu kemaluan yang lebat. Namun Pak Heru tak mempedulikan itu dan ia segera melepaskan celana dalam A-mei. Nampak bulu-bulu kemaluannya yang tak terlalu lebat namun indah itu. Sehingga kini keduanya telah telanjang bulat. Ternyata celana dalam A-mei telah basah.

Lalu mereka berpindah posisi. Ditidurkannya A-mei dan kedua kakinya dibuka lebar-lebar. Nampaklah vagina dan klitoris gadis muda belia itu. Inilah makanan lezat kesukaan Pak Heru. Segera tangannya dimainkan di wilayah paling sensitif dan paling rahasia dari A-mei, vaginanya diraba-raba dan dirangsang kemudian jarinya dengan lihainya memainkan klitoris A-mei. Setelah itu lidahnya menjilati vagina dan klitoris A-mei. Tidak terhadap sembarang cewek Pak Heru mau melakukan ini. Hanya terhadap cewek yang dirasanya bersih dan high class sajalah ia mau melakukan ini. Dan untuk A-mei, ia sama sekali tak berkeberatan. Karena adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk berbuat begitu terhadap gadis yang cantik dan baik-baik seperti A-mei. Ditambah lagi faktor bahwa gadis muda belia di depannya ini adalah putri temannya sendiri. Tentunya adalah suatu sensasi dan prestasi tersendiri untuk bisa bercinta dengan putri teman baiknya di balik punggungnya. Pak Heru adalah orang yang sudah sangat berpengalaman dalam hal sex, sehingga tanpa kesulitan ia bisa menemukan G-spot A-mei dan kemudian merangsangnya dengan hebat.

Sehingga, A-mei yang sebelumnya telah basah, kini dibuatnya semakin basah kuyup. Membuatnya kini mendesah-desah keenakan dan tubuhnya menegang. Sampai-sampai kini kedua kakinya menjepit kepala Pak Heru yang dengan dijepit begitu menjadi semakin hebat menjilati seluruh bagian sensitif vagina A-mei. Akhirnya ia mengalami orgasme hebat dengan sambil mendesah-desah mengeluarkan suara-suara nada tinggi. Membuat seprei di sekitar vaginanya menjadi ikutan basah.

Setelah dipuaskan, kini giliran A-mei “membalas budi”. Ia mengesek-gesekkan punggung Pak Heru yang tidur telungkup dengan tubuhnya sendiri. Payudaranya digunakan untuk “memijiti” punggung Pak Heru. Pak Heru merasakan enaknya saat ujung payudara A-mei menyentuh badannya. Dadanya yang putih mulus bergesek-gesek dengan punggung Pak Heru yang hitam. Bulu-bulu vaginanya juga menggelitik bagian pantat dan paha Pak Heru. Sementara A-mei juga merasa kegelian terutama di bagian sekitar pahanya yang bergesekan dengan paha Pak Heru yang berbulu lebat.

Pak Heru membalikkan badan dan tidur telentang. Penisnya yang hitam besar berdiri dengan gagahnya. A-mei kembali menggunakan payudaranya untuk “memijiti” muka Pak Heru yang bereaksi dengan menjilati dan mengecupi payudara A-mei. Tangan A-mei yang halus kemudian memegang penis Pak Heru dan mulai mengocoknya. Setelah itu dijepitnya penis Pak Heru yang hitam diantara kedua payudaranya yang putih dan menggesek-gesekkannya.

Bagi Pak Heru, sungguh enak sekali rasanya penisnya dijepit dan digesek-gesek diantara payudara A-mei. Apalagi sesekali kepala penisnya membentur dagu A-mei. Saking enaknya sampai-sampai ia hampir mengalami ejakulasi. Untung sekali ia adalah pria yang punya pengalaman tinggi. Sehingga ia bisa menahan gejolak nafsunya supaya tidak ejakulasi prematur. Tentu adalah suatu kerugian besar kalau ia tidak dapat menikmati tubuh A-mei.

Setelah mengatur gejolak nafsunya menjadi stabil kembali, Pak Heru mulai mengambil inisiatif lagi. Setelah hampir dibuatnya ejakulasi prematur, kini saatnya untuk “memberi pelajaran” kepada gadis ini. Ditidurkan A-mei telentang di ranjang. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar. Didekatkan penisnya ke vagina A-mei yang terbuka dengan bebas itu. Kemudian didorongnya penisnya masuk ke dalam vaginanya. Agak seret memang tapi akhirnya, bleesss, penisnya berhasil masuk ke dalam sampai akhirnya seluruhnya masuk ke dalam vagina gadis belia ini. Sejenak ia berhenti untuk merasakan betapa bergelora hatinya karena telah berhasil menyetubuhi A-mei, anak gadis Pak Wijaya kroninya itu. Sungguh hari itu adalah hari hoki baginya. Segera setelah itu ia mengocok penisnya di dalam vagina A-mei, merasakan nikmatnya jepitannya yang rapat. Sementara A-mei juga mendesah-desah merasakan nikmatnya penis Pak Heru yang perkasa menembus dan mengocok vaginanya. Apalagi sambil memompa A-mei, kedua puting A-mei yang kemerahan itu dijilatinya dan dikenyot-kenyotnya.

Lalu A-mei disetubuhinya dalam posisi doggy style. Dikocoknya penisnya di dalam vagina A-mei sampai-sampai seluruh tubuh A-mei dibuatnya berguncang-guncang. A-mei rasanya seperti seluruh tubuhnya digedor-gedor! Tak hanya itu, sekujur punggung dan pinggang mulus A-mei diraba-rabanya dan tak lupa payudaranya diremas-remasnya. Dari doggy style, kembali A-mei ditelentangkan. Namun satu kakinya diangkat ke atas bahunya. Setelah itu, kembali disetubuhinya A-mei dengan heboh sampai bagaikan terjadi gempa bumi setempat. Sementara A-mei dibuatnya mendesah-desah sambil berteriak-teriak. Setelah itu, dimiringkan tubuh A-mei, satu kakinya diangkat, dan kembali ditembusnya dan dikocoknya vagina A-mei secara miring dengan penisnya yang hitam perkasa itu. Kembali mereka berganti posisi lagi. Ditelentangkannya A-mei, kedua kakinya diangkat dan dibuka lebar-lebar dan lagi-lagi dimasukkan dan dimainkannya penisnya ke dalam vagina yang terbuka lebar itu.

Karena terus menerus dikocok-kocok dan digedor-gedor dalam posisi yang berbeda-beda begitu, apalagi masing-masing posisi durasinya cukup lama, lama-lama A-mei merasa nggak tahan juga. Ia meminta Pak Heru untuk tidur telentang. Kini giliran dia yang “berolahraga”. Ia duduk di atas Pak Heru. Dimasukkannya penis Pak Heru ke dalam vaginanya kemudian digoyangnya tubuhnya naik turun sambil mendesah-desah. Payudaranya meski kecil namun bisa naik turun mengikuti gerakan tubuhnya. Badannya jadi basah berkeringat. Rambutnya agak awut-awutan. Kedua tangan Pak Heru langsung merengkuh payudaranya dan meraba-rabainya, memainkan kedua putingnya dengan jari-jemarinya. Sementara A-mei makin cepat gerakannya dan desahannya juga makin cepat dan pendek-pendek, sampai akhirnya datanglah orgasmenya yang kedua malam itu. Setelah itu gerakannya makin lama makin pelan sampai akhirnya ia melepaskan diri dari Pak Heru dan merebahkan diri ke dada Pak Heru. Tubuhnya terkulai lemas. Napasnya terengah-engah. Badannya telah basah oleh keringat. Padahal kamar itu ber-AC.

Demikianlah A-mei yang sorenya berkeringat karena olahraga lari di tempat, malamnya di dalam kamar yang sama ia kembali berkeringat karena “olahraga duduk di tempat”. Namun bedanya kali ini ia merasa puas sekali.

“Aduuh, Oom. Badan A-mei jadi lemas sekali. Tapi A-mei suka banget deh.”

“Oom juga suka, sayang,” kata Pak Heru sambil membelai-belai rambut A-mei.

Namun, ternyata Pak Heru masih belum “mati”. Dan A-mei baru tersadar akan hal itu setelah merasakan penis Pak Heru masih menegang.

“Lho, Oom masih belum selesai,” serunya, rupanya ia kaget juga akan keperkasaan Pak heru, meski usianya sudah kepala empat.

“Sini, biar kini giliran A-mei yang muasin Oom,” kata A-mei.

Tahu akan maksud A-mei, Pak Heru segera berdiri di atas ranjang. Kemudian A-mei sambil berlutut di depannya dan menghadap Pak Heru, melakukan oral seks. Dengan mulutnya yang mungil, dikulumnya penis Pak Heru, diemut-emutnya dan dijilatinya, terutama kepala penisnya yang disunat itu yang nampak besar.

“OOH, A-mei. Oooh. Teruskan sayang,” katanya sambil kedua tangannya memegang kepala A-mei dan ikut menggerak-gerakkan kepalanya. 

Rupanya A-mei termasuk jago nyepong juga sampai-sampai akhirnya Pak Heru tak dapat menahan lagi.

“Oooh, A-mei, Oom sudah nggak tahan. Oom mau keluar di depan aja.”

Kemudian A-mei melepaskan kulumannya sementara tangannya mengocok-ngocok penis Pak Heru yang masih sangat dekat dengan wajahnya.

Namun hanya selang satu atau dua detik saja, akhirnya….

“Ooohh, croottt, ahhhh, croot croot, ahhhhh, crot crot crot, ahhhh, ahhhhhhhhh.”

Sperma Pak Heru keluar dengan volume yang sangat banyak dengan tekanan yang kuat sampai makin lama makin lemah. Sehingga spermanya membasahi berbagai tempat di wajah A-mei. Bahkan ada pula yang mendarat di rambutnya. Sebagian ada yang menempel di bibirnya. Tangan A-mei masih tetap mengocok penisnya menguras seluruh isinya. Setelah itu dijilati penisnya yang penuh dengan sperma itu sampai akhirnya jadi licin bersih. Sehingga ada sperma yang tertelan olehnya.

Sementara sperma yang sebelumnya mendarat di wajahnya mulai mencair sehingga kini ada beberapa “anak sungai” mengalir turun ke bawah, membasahi leher dan dadanya. Ada yang alirannya kuat, ada pula yang lemah. Ada juga “air terjun” yang begitu sampai ke bagian bawah pipinya langsung jauh ke dada. Ada aliran “anak sungai” yang mengalir pas sampai ke putingnya. Tangan kanannya yang dipakai mengocok penis Pak Heru juga basah oleh sperma, terutama ibu jari dan telunjuknya. Jarinya itu dilapkan ke tubuhnya. Sehingga kini bagian dadanya menjadi basah dan agak mengkilap karena sperma Pak Heru.

Pak heru benar-benar puas malam itu. Seluruh spermanya benar-benar terkuras habis. Sampai-sampai badannya lemas. Namun ia masih sempat berbincang-bincang dengan A-mei.

“Aduh, A-mei. Kamu benar-benar bikin Oom jadi lemas sekarang. Gila juga kamu ya. Oom nggak pernah nyangka kamu yang masih muda dan kelihatannya alim gini kok bisa seliar ini. Belum pernah Oom ngalami yang kayak gini. Iiih, coba lihat sekarang kamu jadi belepotan gini,” kata Pak Heru merasa surprise ternyata A-mei yang tampangnya alim itu ternyata bisa seliar ini. Padahal dalam hati ia bangga juga bisa menikmati dan mendapat service luar biasa dari cewek seperti A-mei gini.

“A-mei juga nggak pernah sampai basah semua kayak gini. Oom tadi ngomongnya tiba-tiba sih trus langsung keluar lagi. Begitu keluar ya udah tanggung, diterusin aja. Tapi… ihh, kok keluarnya banyak sekali sih, Oom,” kata A-mei sambil tersipu.

“Hahaha. Soalnya Oom terangsang banget sih sama kamu. Habis kamu betul-betul hot banget tadi. Kamu benar-benar jago nyepong penis. Apalagi sebelumnya Oom nggak pernah mikir bisa make love sama gadis secantik dan se-sexy A-mei gini.”

“Idiih, Oom, bikin A-mei malu aja”, katanya sambil mukanya memerah, “A-mei juga nggak mikir bakalan sampai begini. Abis tadi Oom romantis banget sih,” katanya.

“Tapi tadi gimana, kamu enjoy nggak? Kapan mau gini lagi?”

‘Iih, Oom genit deh nanyanya kaya gitu,” kata A-mei sambil mukanya makin memerah. Di dalam hati ia sangat menikmati permainan dan keperkasaan Pak Heru. Memang sebelum ini ia sudah tidak perawan. Ia telah seringkali make love dengan cowoknya dan juga mantan-mantannya. Namun pengalamannya dengan Pak Heru inilah yang terhebat yang pernah didapatnya.

Tak lama kemudian, A-mei balik ke kamarnya dan ia langsung mandi membersihkan badannya. Karena badannya dan bajunya jadi basah serta lengket-lengket dan bau gara-gara sperma Pak Heru yang ada di tubuhnya. Setelah selesai mandi, badannya menjadi harum kembali. Kemudian tidurlah ia dengan nyenyaknya sambil bermimpi indah.

Sementara Pak Heru juga tak lama kemudian tertidur lelap dengan hati gembira dan rasa bangga yang tak terkira.

Esok paginya, seperti telah diduga, Pak Heru dan A-mei bangun kesiangan. Setelah itu mereka bertiga makan pagi bersama tanpa menyinggung-nyinggung kejadian malam sebelumnya.

Tak berapa lama setelah peristiwa hari itu, Pak Wijaya dengan mulus memenangkan proyek yang diincarnya. Bahkan sejak itu Pak Heru menjadikan Pak Wijaya sebagai “favoritnya” dan selalu memenangkan proyek-proyek besar. Rupanya kini Pak Heru memilih untuk menunggang satu saja, yaitu “menunggang” A-mei. Pak Wijaya menjadi semakin kaya saja sekaligus berhasil melakukan balas dendam yang manis atas penipuan terhadap dirinya itu. Dan tentu, yang terakhir ini akan tetap menjadi rahasia di dalam keluarganya yang tidak akan dibocorkannya.

Pak Heru, jelas mendapat keuntungan lain yang tak dapat dinilai dengan uang, disamping upeti dari Pak Wijaya tetap mengalir terus seperti biasa. Sejak saat itu, ia jadi makin sering datang dan menginap di rumah Pak Wijaya, tentu tujuan utamanya bukan untuk menikmati masakan Mbok Yem di meja makan, melainkan menikmati layanan A-mei di tempat tidur. Dan Pak Wijaya benar-benar menutup mata dan pura-pura tidak tahu akan hal itu. Sehingga ia menjadi semakin leluasa menjalin hubungan gelapnya dengan A-mei tanpa ada resiko skandalnya ini bakal bocor.

 Sementara A-mei kini semakin banyak mendapatkan uang jajan dari ayahnya. Sehingga ia bisa shopping lebih banyak dan semakin berhura-hura dengan teman-temannya. Selain itu, ia juga mendapatkan “nafkah batin” dengan kepuasan tiada tara dari Pak Heru. Walaupun berbeda jauh dengan dirinya, namun ia tak peduli karena telah merasakan sendiri kehebatan Pak Heru di atas ranjang, yang sejauh ini belum pernah didapatkannya dari cowok lain seumurnya. Sehingga ia tidak berkeberatan untuk tidur sekali lagi dengan Pak Heru, dan lagi, lagi, lagi…. Hal ini dengan leluasa dilakukan di rumahnya tanpa diketahui oleh siapa pun termasuk papinya (dalam sangkaannya). Sehingga ia tak perlu takut rahasia ini bakal terbongkar yang tentu akan merusak citranya sebagai anak gadis.

Cerita sex : Gegara Recehan Malah Diperkosa Di Toilet

Demikianlah, sebuah skandal terselubung yang terus berlanjut dan berlanjut walaupun di permukaan seolah tak terjadi apa-apa dan tidak ada seorang pun yang membicarakannya. Dengan semuanya bersikap “tahu sama tahu tapi pura-pura tidak tahu”, pada akhirnya masing-masing orang semuanya mendapatkan keuntungan, bukan hanya satu namun keuntungan ganda.

#Pengalaman #Sex #Yang #Membawa #Untung

Cerita Dewasa Bulan Madu Yang Membawa Bencana Terbaru Malam Ini

Lola usia 35 tahun profesi karyawati sebuah bank pemerintah. Istri seorang staff di pemda kota terbesar di daerah jawa timur. Wanita dari tiga bersaudara bersaudara ini terlihat cantik dan berhijab. Suaminya Jojon dengan usia 38 tahun adalah seorang staff di pemda yang punya kedudukan terjamin di jawa timur.

Keluarga muda mapan dalam ekonomi ini terlihat bahagia. Tapi kesibukkan masing2 membuat pasangan ini tak dapat menikmati bulan madu. Setelah cuti untuk melangsungkan pernikahan yang bisa terbilang mewah dan besar2an itu, mereka langsung disibukkan dengan kerjaan yang menumpuk selama ditinggal cuti.

8 bulan usia pernikahan mereka lalui bersama dengan lika liku yg berhasil mereka berdua lalui. Tidak adanya kesempatan untuk bulan madu setelah pernikahan bukan berarti mereka tidak pernah melakukan kegiatan seks. Kedua insan sebenarnya telah sering melakukan seks sejak pertama kali pacaran. Bedanya selama mereka pacaran mereka hanya sebatas petting dan oral, tidak sampai melakukan penetrasi.

Kegiatan seks mereka setelah menikah pun semakin hangat dan mesra walaupun belum di karuniai buah hati. Bahkan hampir setiap weekend atau setiap hari libur mereka habiskan untuk bercinta.

“Sayang,,, aku pulang nih” kata Jojon.

Jojon baru pulang dari kantornya dengan aura yang membahagiakan. Dia ingin memberikan istrinya dengan sebuah kejutan yang pasti akan membuat istrinya sangat gembira.

“Sayang, kamu dimana?” Tanyanya yang ternyata mendapati rumahnya seperti tak berpenghuni.

Tiba2 terdengar “iyaa sayaaang, aku masih mandi ini. Tunggu bentar yah” suara sang istri dari kamar mandi.

“Owh, iya deh sayang. Aku ganti baju dulu deh kalau gitu” kata Jojon.

Beberapa saat kemudian mereka tampak bersantai sambil menonton televisi. Keduanya tampak sebagai keluarga yang harmonis dan romantis. Keinginan setiap orang yang telah berkeluarga dimana keharmonisan selalu terjaga.

“Sayang, aku punya kejutan buat kamu” kata Jojon.

“Kejutan apa? Paling bunga lagi kan” ucap Lola

Yap, keluarga ini selalu memberikan kejutan disaat yang tidak pernah terpikirkan. Semua itu dilakukan oleh Jojon untuk menjaga keutuhan rasa cinta dan kasih sayang diantara mereka. Bahkan tak jarang Lola sang istri yang ber inisiatif memberikan sebuah kejutan untuk Jojon.

“Enggak lah, udah bosen aku kasi bunga terus. Ini lebih spesial dari bunga” kata Jojon.

“Apa sih? Bikin penasaran aja” kata Lola.

“Bentar ya, kamu tutup mata dulu gak boleh ngintip. Aku mau ambil kejutannya” kata Jojon.

“Ih pake tutup mata segala. Emang apa sih?” Lola pun semakin penasaran.

“Tutup mata dulu makanya sayang” kata Jojon yang diikuti sang istri yang menuruti perintah sang suami yang dicintainya.

Saat kembali dari mengambil kejutan yang ia janjikan kepada Lola itu “udah sayang sekarang buka mata” kata Jojon.

“Mana kejutannya? Ih mulai bohong nih sekarang” Lola melihat Jojon yang ada didepannya itu kembali tanpa membawa apapun.

“Ih kata siapa aku bohong. Bentar yah” kata Jojon sambil mengambil sesuatu dari saku celananya.

“Ini kejutannya” kata Jojon sambil menunjukkan sebuah voucher liburan.

“Kita liburan sayang? Yeeeeee” kata Lola.

“Iya sayang, kita dapat liburan dari atasan aku sayang” kata Jojon.

“Wah liburan kemana nih sayang? Ke pulau yah? Yeeeeessss makasih sayang muuuuach” Lola yang terlalu gembira itu tiba2 memberikan ciuman yang sangat indah untuk Jojon.

“Mmmmh nanti aja ciumnya sayang, nanti ak pengen hehehe” kata Jojon.

“Hehehe emang kamu gak mau?” Tanya Lola sambil menggoda Jojon.

Jojon memberikan sebuah paket liburan yang ia dapatkan dari pemberian atasan Jojon atas kinerja Jojon yang terbilang sangat baik di kantornya hingga membuat atasan Jojon memberikan sejumlah penghargaan termasuk paket liburan kepada Jojon sebagai tanda kebanggaan atasannya terhadap Jojon. Itulah sebabnya liburan ini Jojon manfaatkan sebagai bulan madu yang urung ia laksanakan akibat padatnya jadwal pekerjaan mereka.

“Yaudah kalo gitu besok aku coba minta cuti ke bos buat akhir bulan ini sayang” kata Lola.

Dirinya tak ingin mengecewakan Jojon yang sudah bersusah payah hingga mendapakan sebuah hadiah dari atasan Jojon.

“Iya sayang, semoga kita jadi bulan madu akhir bulan ini yah” kata Jojon penuh harap.

“Sekarang sebagai tanda terima kasih aku ke kamu. Aku mau kamu diem gak boleh banyak gerak.” Kata Lola.

Jojon menuruti kemauan istrinya itu dan tiba2 istrinya membuka celana pendeknya dan mengeluarkan kontolnya yang masih lemas itu dari sarangnya. “Ih belum bangun tititnya. Sini ak bangunin dulu” kata Lola sambil mulai mengocok kontol Jojon.

“Aaaaaah enak sayang. Kamu pinter banget muasin suami” kata Jojon setelah kontolnya masuk ke mulut Lola.

Lola semakin lahap memasukan kontol Jojon. Bahkan tak banyak bicara Lola langsung menarik turun celana pendek sekaligus celana dalam suaminya hingga terlepas.

Jojon sendiri menikmati kebinalan sang istri yang sedang mengoral kontolnya. Bagaimana tidak, saat dirumah pun ia memakai jilbab bahkan saat mereka ngeseks pun Lola tetap memakai jilbabnya. Lola tahu dengan ia memakai jilbab Jojon akan menjadi buas saat diranjang.

Dan seperti sekarang saat Lola menikmati kontol Jojon pun jilbabnya tetap terpasang di kepalanya. Jojon semakin terangsang melihat istrinya. Dan Lola pun semakin berani dengan manjilati kantung telurnya hingga ke lubang pantat Jojon.

“Uuuuh sayaaang enaaak bangeeet aaaaah aaaah kamu jadi nakal sekarang, aaaah aaah enak sayaaaang” Jojon kelonjotan menikmati serangan dari lidah Lola.

Lola terus memberikan service mulut yang ia ketahui dan ia terapkan ke suaminya. “Enak sayang? Tititnya udah basah nih hehe mmmhhh sssllrpp sssllrrp” celotehnya dan kembali memberikan oral lagi.

“Enak banget sayaang uuuh ssshh ssshhh” desah Jojon.

Lola pun mengocok kontol Jojon dengan jilbabnya yang berbahan lembut itu hingga membuat Jojon makin kelonjotan merasakannya.

Setelah dirasanya cukup Lola pun melepas semua pakaian yang ia kenakan hingga menyisakan jilbab kuning dikepalanya. Jojon yang melihat istrinya telanjang dihadapannya ikut melepas kaos yang ia kenakan. Detik berikutnya Lola memberikan ciuman pada bibir Jojon. Mereka tampak sangat romantis melakukan ciuman. Jojon memperlakukan Lola dengan sangat lembut.

“Kamu bener2 bikin aku jatuh cinta sayang mmmmh mmmhh” ucap Jojon disela2 ciuman mereka. Lola pun membalas dengan sebuah senyuman manis. Sementara tangan Lola terus mengocok kontol Jojon yang telah tegak menjulang.

Jojon tak tahan jika hanya berdiam diri menikmati serangan yang dilancarkan oleh istrinya. Tangannya dengan sigap memberikan remasan lembut pada toket Lola hingga membuat Lola seakan terbang melayang merasakan perlakuan Jojon.

“Mmmh sayaaang teruuus aaaaah aaahh aaaauwh isep pentilnya saayaaaang aaaah” desah Lola

Jojon langsung melumat toket istrinya, hingga pentil imut berwarna coklat itu mencuat menegang seakan ingin merasakan kelembutan hisapan Jojon. Lola merasakan sensasi luar biasa dari hisapan yang dilakukan Jojon pada puttingnya.

“Saayyyaaaang geliii bangeeet uuuh iseep teruus sayaaang” desah Lola. Tangan Jojon terus turun hingga ke pantat Lola dan meremas pantat Lola yang indah membulat kencang dan mulus. Cukup lama Jojon menikmati tubuh Lola tanpa penetrasi tapi karena tubuh Lola yang terlalu sensitif menerima rangsangan dari Jojon hingga Lola dapat merasakan puncak orgasme.

“Aaaaaaaarggghh sayaaang akuuu nyampeeeeee aaaaah aaah” erangnya saat orgasme.

“Wah kamu baru diisep gitu udah keluar sayaang” kata Jojon.

“Aku gak tahan sayaaang, gelii banget jadi gak tahaan. Lagian kamu semangat banget ngisepnya” kata Lola.

“Siapa yang gak semangat kalo ngeliat pentil kayak gini sayaaang mmmh mmmh” kata Jojon diikuti dengan menghisap pentil Lola.

“Aaaauwh udah sayaaang gantian, kamu belum keluar kan” kata Lola.

“Lanjutin di kamar aja kalo gitu, yuk” ajak Jojon yang ditanggapi dengan sebuah anggukan dan sebuah senyuman manis yang menghiasi wajah cantiknya. Lalu Jojon menggendong istrinya ke arah kamar pribadi mereka.

Di kamar itu Jojon lalu merebahkan tubuh Lola di ranjang besar mereka. Dan kini Lola yang pasrah menikmati serangan Jojon, setelah orgasme tadi tubuhnya menjadi lemas. Jojon kini mulai menjilati memek istrinya yang bersih terawat dan gundul tanpa bulu.

Lola kelonjotan menikmati jilatan sang suami “aaaah sayaaaang teruuus uuuuh jilat sayaaang aaah enaakhh” erangnya yang terdengar semakin keras. Sementara Lola meremasi toketnya sendiri dan memainkan puttingnya.

Jojon lalu merubah posisinya menjadi saling menjilati kemaluan masing2. Lola yang melihat kontol Jojon ada di depannya langsung memasukkannya ke mulutnya dan menghisapi dengan kuat.

“Aaaauwh enaaak sayaaang jilat memek aku sayaaang uuuuh iyaaa disituuuh uuuuh enaaak sayaang” desah Lola.

Puas melihat memek istrinya yang sudah mulai basah mengkilap Jojon memposisikan dirinya di antara paha Lola yang telah dibuka lebar. Lola pun bersiap menyambut kontol sang suami masuk ke memeknya “aaah masukin sayaaang, aku siaaap mmmmmh” erang Lola.

Detik berikutnya kontol Jojon melesat masuk membelah memek Lola tanpa hambatan apapun. Jojon merasakan jepitan memek Lola yang kencang dan licin disertai ludahnya yang sebelumnya ia jilati.

“Kamu cantik sayaaang, apalagi kalo lagi kayak gini aaaah” puji Jojon melihat istrinya menikmati tusukan kontol Jojon.

“Aaauwh uuuh uuuhh mmmmh kamu nakaal ihh aaaah enaaak sayaaang” desah Lola.

Lola terus menikmati setiap tusukan dan sensasi yang ditimbulkan dari setiap gesekan di dalam memeknya. Sementara Jojon mulai meningkatkan tempo tusukannya.

“Aaah iyaaa sayaang yang kenceeeng uuuh nikmaaat aaaauwh aaaaah aah ssssh enak bangeet” desah Lola.

Detik berikutnya Jojon sudah berada did bawah sedangkan Lola mulai memasukkan kontol Jojon ke memeknya. “Mmmh saaayaaang enaaak uuuh” erang Lola saat kontol itu masuk.
“Goyang sayaang, uuuhhh enaak” desah Jojon.

Lola bak wanita yang sedang menaiki kuda pacu yang sedang berlomba, tapi bedanya Lola berlomba menggapai puncak kenikmatan. Jilbab Lola yang ada dikepalanya mulai basah terkena keringat birahinya.

“Aaaauwh saayaaaang kamu seksiii bangeet uuuhh uuhh uuuhh” celoteh Jojon. Lola tidak menanggapi komentar suaminya dan terus menggenjot kontol sang suami.

Jojon meremasi toket Lola yang bergoyang mengikuti irama hentakan genjotannya. “Sayaang aku gak tahaaan mauu keluaar aaah aah aaah” desah Lola.

“Keluarin ajaaa sayaaang uuuh enaak bangeeet memek kamuu” kata Jojon

Beberapa detik kemudian Jojon melihat tubuh istrinya mulai menegang diikuti hentakan orgasmenya srrrrr sssrrrrr sssrrrrr “akuuu nyampeee sayang mmmmh mmhh” kata Lola.

“Enak yah sayang? Sampe kayak gitu orgasmenya” tanya Jojon.

“Iyaa sayang aaaah akuuu capek sayaang uuh tapi kamu belum keluar yah?” Kata Lola dan disertai goyangan yang masih ia lakukan, seakan Lola tak ingin kehilangan rasa kenikmatan yang berada di memeknya.

“Gapapa sayang, kita istirahat bentar nanti lanjut lagi” Jojon memang selalu pengertian bagaimana kondisi istrinya. Dia tidak ingin egois menikmati indahnya bercinta sendirian.

“Ak masi kuat kok sayang, ayo lanjut lagi” ajak Lola

Tanpa banyak bicara Lola langsung memposisikan dirirnya dengan menungging di sebelah Jojon. Jojon yang melihat itu segera bangun dan paham apa yang diinginkan itrinya. Dan blees… kontol Jojon pun masuk ke dalam memek Lola.

Lola yang sudah lelah hanya pasrah menerima tusukan kontol antn yang kian lama kian kencang.

“Aaaauh saayaaang pelaan2 aaaah aaaah aaah enaak aaah” erang Lola.

“Mmmh enak sayang, memek kamu bikin aku ketagihan” kata Jojon

Jojon terus memompa memek Lola dan meremasi pantatnya yang membulat kencang. Tusukan Jojon semakin gencar dilakukan hingga membuat erangan Lola semakin keras tak kuasa menahan nikmat.

“Aaaah sayaaang pelan2 akuu bisaa keluaar lagii nantii aaah aaah aaah aaah” desah Lola.

Jeritan erangan Lola semakin membakar birahi Jojon. Ia sangat suka mendengar erangan istrinya yang keras.

“Saaayyyaaang aku mauu keluar lagii aaah aaah” erang Lola.

“Tahan sayaang akuu jugaa mauu keluuaar uuuhh uuuuh uuh enak banget memek kamu” celoteh Jojon.

Dan mereka pun menegang bersamaan, crooot crrroooot crooot sperma Jojon mengalir deras ke dalam memek Lola. “Aaaargh aaaarrgh enaaak sayang” erang Jojon yang juga merasakan siraman orgasme Lola pada kontolnya. Lola pun telungkup lemas setelah orgasmenya dan diikuti Jojon yang jatuh ke punggung Lola. Dan mereka tertidur pulas setelah bercinta hebat.

Keesokan harinya setelah menjalani rutinitas kesehariannya seperti biasa mereka berkumpul di ruang tengah sembari menonton serial televisi. “Gimana sayang? Bisa cuti kah minggu ini?” Tanya Jojon.

“Tadi aku udah bicara sama atasan aku sayang hasilnya di bolehin sayang hehehe jadi kita bisa honey moon minggu ini” jelas Lola dengan penuh semangat.

Setelah obrolan tentang rencana bulan madu mereka pada akhir minggu. Mereka melanjutkan dengan bercinta. Jojon memang memiliki hasrat birahi yang sangat tinggi. Apalagi jika melihat Lola sang istri birahinya pasti tidak akan pernah surut selama berada disamping Lola. Beruntung bagi Lola dia memiliki suami yang dapat memuaskan aktivitas seksnya.

Di akhir minggu saat yang sudah ditentukan untuk bulan madu mereka dalam perjalanan menuju lokasi tempat wisata di selatan pulau jawa timur. Tempat wisata ini berupa sebuah pulau dengan keindahan bawah laut yang menjanjikan. Belum banyak wisatawan yang tau tempat ini. Hanya beberapa penduduk yang menetap tinggal di pulau ini. Sebagian besar pulau ini masih ditumbuh hutan.

Setiba di pulau dan menginap di sebuah motel di pulau itu, mereka beLolasiatif untuk menaruh barang bawaan mereka dan beristirahat sejenak menikmati suasana sunset dari balik motel yang mereka tempati. Suasana romantis ini menambah kemesraan dan kehangatan hubungan mereka.
Keesokan harinya mereka sepakat berjalan dan berlayar dengan perahu nelayan menyusuri hutan bakau di pulau seberan. Mereka menyewa sebuah perahu nelayan untuk beberapa hari di pulau itu. Nelayan itu bernama Fadil berusia 60 tahun yang merupakan penduduk asli pulau itu.

Selama perjalanan menyeberangi lautan ke pulau itu pasangan ini amat bersuka cita. sebab mereka lepas dari rutinitas membosankan dan hiruk pikuk kota. Kegiatan yang sangat menjenuhkan itu hilang setelah melihat suasana indah di tempat yang mereka gunakan untuk bulan madu.

“Wah kalian pasangan baru yah? Lengket banget pak..” kata pak Fadil

Nelayan itu sebenarnya iri melihat kemesraan antara Jojon dan Lola. Bagaimana tidak, faktor ekonomi lah yang menyebabkan pak Fadil jarang pulang ke pulau jawa dimana istrinya berada di kampung.

Pak Fadil di tempat wisata itu untuk mencari uang, pekerjaan sebagai nelayan hanyalah sebagai usaha sampingan disaat tempat wisata itu sepi oleh pengunjung. Dan efek dari istri yang berada jauh disana ini mengakibatkan pak Fadil tidak ada tempat untuk melampiaskan nafsunya secara halal. Sering sekali pak Fadil membayangkan dirinya sedang menyetubuhi pegawai tempat wisata disana tapi kesetiaannya pada istri membuat dia takut mengkhianati istrinya.

Mereka keasyikan menikmati perjalanan hingga tanpa mereka sadari cuacanya menjadi buruk. Angin kencang di laut itu membuat perahu mereka terombang ambing. Hingga muncullah gelombang besar dan “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!” Teriakan mereka bertiga saat perahunya di hantam gelombang setinggi 5 meter yang menenggelamkan kapal mereka.

Lola dan Jojon terpisah jauh dari perahu yang mereka tumpangi sedangkan perahu mereka masih ada dengan kondisi terbalik dan pak Fadil tak jauh dari perahunya. Lola yang masih shock melihat itu akhirnya pingsan dan hanyut. Beberapa lama kemudian Lola dan pak Fadil terdampar di pulau yang mereka tuju dalam kondisi pingsan.

Mereka tergeletak pingsan dan Pak Fadil membangunkan Lola dari pingsannya. Setelah sadar Lola bersama Pak Fadil berusaha mencari Jojon, mereka berharap Jojon juga terdampar di pulau itu. Mereka menyusuri pinggiran pulau dengan perasaan sedih dan kuatir.

Di tengah pencarian ia berharap menemui penduduk setempat yang menjaga pulau itu dan beberapa gubuk yang ada di sekitar pinggir pulau. Mereka menyusuri pulau itu memastikan Jojon juga terdampar di pulau itu.

Hingga malam menjelang mereka tetap tak menemukan Jojon. Pak Fadil pun menyarankan Lola untuk kembali ke pulau dan melapor pada pihak berwajib. Namun hujan turun dengan derasnya hingga mereka berdua basah kuyup. Malam itu dengan kekhawatiran Lola, pak Fadil berusaha menenangkan dan berteduh di salah satu gubuk warga.

Hingga esoknya hujan tetap tak berhenti dan mereka terjebak didalam pulau itu. Pak Fadil berusaha mencari makanan apa saja yang bisa mereka makan agar bisa bertahan “makan dulu non, nanti kita cari suami non Lola lagi. Sekarang non makan dulu biar gak sakit” ujar pak Fadil yang sedikit iba melihat perasaan Lola.
Hingga akhirnya di hari ke 7 mereka tetap terjebak di pulau yang ternyata tidak berpenghuni dan tetap berusaha mencari Jojon. Uasaha mereka tak membuahkan hasil. Lola amat simpati pada sikap dan pengorbanan nelayan itu, sedikit banyak pak Fadil tetap berusaha membantunya mencari Jojon. Pak Fadil pun berusaha membantu Lola mencari suanminya sebab bagaimanapun kejadian ini adalah tanggung jawabnya juga.
“Non Lola kedinginan yah? Kok menggigil gitu” tanya pak Fadil.

“Gak tau pak. Ini badan aku gak enak banget rasanya” jawab Lola.

Ternyata pencarian suami Lola ini membuat tubuhnya drop. Selain shock Lola juga terus memikirkan keadaan Jojon suaminya yang entah ada dimana sekarang. Bahkan Lola tidak tau apa Jojon masih selamat atau tidak.

“Saya cari obat tradisional dulu deh buat non. Daripada nanti kenapa napa non” tawar pak Fadil.

“Iya pak, terima kasih. Maaf sudah terlalu banyak merepotkan bapak” kata Lola.

“Gapapa non ini juga tanggung jawab bapak. Sekalian bapak cari bantuan mungkin ada orang yang datang ke pulau ini” kata pak Fadil. “Saya tinggal dulu non” tambahnya

Pak Fadil pun pergi mencari obat tradisional yang mungkin bisa digunakan untuk Lola agar kondisinya lebih baik. Hampir setengah hari pak Fadil meninggalkan Lola di gubuk akhinya ia kembali dengan sebuah ramuan.

“Ini non diminilum dulu. Mungkin non bisa jadi enakan.” Kata pak Fadil dengan memberikan ramuan itu.

Lola benar2 tidak berpikir negatif karena selama ini pak Fadil selalu berbaik hati padanya. Pak Fadil sendiri ikhlas dengan senang hati membantu Lola yang terkena musibah. Setelah meminum ramuan itu ternyat membuat efek ngantuk yang amat sangat pada Lola.

“Yaudah non tidur aja, saya akan cari makanan buat non” kata pak Fadil dan meninggalkan Lola yang mulai tertidur.

Saat kembali dari mencari makanan pak Fadil melihat Lola yang masih tertidur pulas. Anehnya dia mulai tergoda saat melihat gundukan yan terlihat besar didada Lola. Pak Fadil berusaha menghilangkan birahinya.

Setelah menyiapkan makanan untuk Lola, pak Fadil membangunkan Lola. Tetapi setelah berada disamping tubuh Lola “aduuuh, cantik banget non Lola. toketnya gede lagi, coba kalo istrinya kayak gini udah bapak entot tiap hari ini.” Gumamnya dalam hati.

Entah setan dari mana pak Fadil meremas toket Lola dengan lembut. “Mmmmh gede banget. Kenyel lagi” celoteh pak Fadil.

Pak Fadil terus meremas dan meraba toket Lola yang masih tertidur. Pak Fadil semakin tidak bisa menahan lagi nafsunya dan mulai melepaskan semua pakaian yang ia kenakan. Pak Fadil sudah tidak peduli lagi dengan kesetiaan yang selalu ia jaga untuk istrinya. Bahkan kondisi Lola yang sedang kalut juga sudah tidak ia pikirkan lagi. Yang terpenting sekarang bagaimana memuaskan kontol kesayangannya yang sudah lama tidak merasakan memek wanita. Terlebih wanita seperti Lola dapat memberikan imajinasi lebih selama mereka di pulau.

Setelah menelangi diri, pak Fadil lalu mengocok kontolnya di dekat wajah cantik Lola yang terbalut jilbab hitamnya. Sedangkan tangannya tak berhenti meremas dada Lola. Pak Fadil masih takut untuk berbuat lebih jauh.

“Aaah non Lola cantik banget aaaah aaah aaaah aaah enaak” celoteh pak Fadil.

Lola mulai menggeliat saat pak Fadil meremasnya dengan sedikit keras. Pak Fadil menghentikan sebentar, khawatir Lola tau apa yang ia perbuat. Lola terjaga dari tidurnya saat dirasakannya ada yang meremasi toketnya. “PAK Fadil, APA YANG BAPAK LA…mmmmh mmh mmmmh” teriaknya yang tertahan oleh sumpalan kontol pak Fadil.

Pak Fadil yang panik melihat Lola terbangun langsung memasukkan kontolnya sedalam mungkin. Lola yang tidak siap mendapat serangan itu langsung berontak dan memukul mukul tubuh pak Fadil. Tapi apa daya Lola sendiri masih lemas karena kondisinya sendiri sedang tidak fit jadi usahanya menjadi sia sia. Dan remasan pada toketnya pun semakin menjadi jadi.

“Maaf non, bapak bener2 gak tahan ngelihat tubuh non. Awalnya tadi bapak cuma mau mejuin wajah non Lola. Tapi ternyata non sudah bangun duluan uuuh enaak banget sih mulut non” celotehnya. Lola yang mendengar itu tak kuasa menahan air matanya. Ternyata pak Fadil mempunyai sifat bejat yang selalu dipendam. Mendengar perkataan pak Fadil Lola hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Ia tak mau mendapatkan musibah lebih lagi.

“Non Lola kalo mau teriak silahkan aja. Di pulau ini gak ada orang selain kita. Kalo mau lari silahkan toh non Lola gak bisa keluar dari pulau ini. Jadi kalo mau selamat mending pasrah aja dan nikmati apa mau bapak. NGERTI!” Ancam pak Fadil.

Akal sehat Lola bekerja dan memang tak ada pilihan lain. Sudah seminggu lebih ia tak bisa keluar dari pulau ini. Lola pun hanya mengangguk terpaksa menuruti kemauan pak Fadil sambil terus menangis meratapi nasibnya yang selalu tidak pernah mengenakkan.

“Bagus. Non emang pinter” kata pak Fadil sambil kembil memompa mulut wanita berjilbab ini. Lola pun tak banyak melawan mendapat perlakuan seperti itu. Bahkan kini kaos lengan panjang itu mulai disingkap hingga menampakkan toket bulat dan putih itu. Pak Fadil juga menyingkap bh putih dan membuat toketnya terbuka.

“Wah non bener bayangan pak Fadil. Toketnya gede banget. Udah kenyel, bulet, kenceng, mulus, putih lagi. Sering di remes yah non? Berapa ukurannya?” Celoteh pak Fadil.

“Mmmmh mmmmh mmmh” desah Lola tertahan kontol pak Fadil.

Pak Fadil terus meremas dan menarik2 putting Lola sembari memompa kontolnya di mulut Lola. Sampai pada beberapa saat kemudian pak Fadil menghentikan kegiatannya dan mengeluarkan kontolnya yang berwarna hitam dari mulut Lola.

“Sekarang non Lola yang pilih mau bapak perkosa atau non yang mau menawarkan diri ke bapak buat dientot” kata pak Fadil.

“Ja.. jangaan pak hiks.. hiks.. jangan permalukan saya pak.. Lola mohoon.. Lola gak mau” jawabnya sambil menangis.

Tapi jawaban itu dianggap bahwa dirinya memilih untuk diperkosa. “Hhmmm jadi non lebih milih diperkosa? Baiklah” kata Jojon

“Ja..jangan aaaah ampun pak lepasin Lola pak aaaah aaah” desah Lola saat pak Fadil menduduki dadanya dan menempatkan kontolnya d belahan toketnya. Lola memalingkan wajahnya, ia tak mau melihat pak Fadil yang sedang mengerjai toketnya.

“Aaaauwh non Lola emang mantep toketnya. Nanti bapak kawinin yah jadi istri bapak yang kedua biar bisa dipejuin tiap hari” celoteh pak Fadil yang keenakan.

Dengan penuh semangat pak Fadil menggesek2an di belahan toketnya bahkan sesekali kepala kontolnya menyentuh dagu Lola. “Non buka celananya. Lepasin semua” perintah pak Fadil.

Lola pun dengan perlahan mulai melepaskan celana panjang jeans yang ia kenakan diikuti dengan celana dalam putihnya sehingga menampakkan memeknya. Baru kali ini Lola memperlihatkan bagian2 tersembunyi dalam tubuhnya kepada orang lain. Sungguh beruntung pak Fadil yang bisa memanfaatkan keadaan.

Pak Fadil pun lalu turun ke daerah selangkangan Lola. Disana pak Fadil mulai menjilati memek Lola hingga kelonjotan. “Aaaaah udaaah paakhh cukuup Lolai gak mauuu aaaah aaaaah lepasin Lola pak” erang Lola.

Dan tiba2 tiga jari pak Fadil masuk dengan paksa ke dalam memek Lola. Lola pun tersentak kaget merasakan memeknya yang seminggu belum pernah dimasuki kini tiba2 di rogoh oleh pak Fadil. “Aaaaauh paaakhh aaah mmmh mmmmmh udaaaah pak” erang Lola.

Pak Fadil tidak memperdulikan teriakan erangan Lola. Ia terus berkonsentrasi dengan kegiatannya. Dan tak selang lama srrr ssrrrrr ssssrrrr Lola orgasme hebat. “Aaaaaaaaaaarrgh Lola nyampee pak” teriaknya.

Orgasme yang telah lama ia rasakan kini ia dapatkan lagi. Sayangnya itu bukan dari suaminya tapi dari nelayan yang telah bernafsu memainkan memeknya. “Enak yah non? Sampai kayak gitu hehehehe” ejek pak Fadil.

“Kalo mau cepet entot aku pak. Sini kalo kontol bapak kuat” tantang Lola.

Lola seakan sudah lupa siapa dirinya. Tapi ia berpikir tak ada gunanya melawan di tempat seperti ini. Lebih baik ia selesaikan nafsu pak Fadil agar semuanya cepat berakhir. Sedangkan pak Fadil yang di tantang seperti itu tanpa banyak bicara langsung menusuk kontolnya dengan keras dan dalam.

“Aaaaaaarggh sakiiit bangssssaaaat aaaaah aaaaah aaaah pelan paaakh” teriaknya.

Lola telah berubah menjadi liar. Kata2 kotor dan kasar yang ia lontarkan sungguh tidak seperti Lola yang biasanya, yang selalu sopan dalam berbicara dan bersikap. “Nih non rasaain aaaah enaknya kontol bapak aaaaah aaah sssh uuuhh” komentar pak Fadil.

Dengan kasar terus pak Fadil pompa memek wanita berjilbab itu. Dengan segala posisi pak Fadil peragakan. Dan sudah berulang kali pula Lola mencapai orgasme. Tapi pak Fadil belum juga menunjukkan tanda2 akan klimaks.

Pak Fadil meminta Lola untuk menungging. Lola sendiri telah kehabisan tenaga meladeni nafsu pak Fadil. “Aaaah aaaaah enak banget memeknya non aaaah ahh enak kan di kontolin bapak?” Celoteh pak Fadil.
“Aaaaah aaah ssssh ssssh aaaah aaah” Lola hanya bisa mendesah.

Tiba2 untuk kesekian kalinya Lola mulai menegang lagi, jepitan memeknya semakin erat menjepit kontol pak Fadil. Dan sssrrrr ssssrrrrr ssssr Lola kembali lemas setelah orgasme dan akhirnya pingsan kehabisan tenaga.

Sementara pak Fadil yang akan mencapai klimaks itu terus menggenjot memek Lola dan crroooot crrooot crrrooot sperma pak Fadil mengalir deras ke dalam rahim Lola. Dan malam itu pak Fadil menjadikan Lola sebagai pemuas nafsunya. Pak Fadil terus menggenjot Lola dan menyemprotkan spermanya ke toket, perut, punggung, wajah bahkan hingga ke jilbab Lola.

Pagi harinya Lola terbangun dari pingsan dan merasakan badannya seperti remuk tanpa tulang. Saat ia membuka mata dia melihat pak Fadil tertidur kelelahan disampingnya dengan kontolnya yang masih menancap di memeknya. Dan ia melihat di tubuhnya penuh dengan sperma pak Fadil.

Cerita sex : Perjalanan Kisah Sex Ku Dari Pacar Sampai Tetangga Kost

Hingga akhirnya Lola pun menerima Pak Fadil yang terus memberinya kehangatan disaat jiwa nya sedang bimbang kehilangan Jojon sang suami. Pak Syamsir pun terus memberi kehangatan ragawi dan memberikan kepuasan bathin yang tidak di dapatkan Lola dari suaminya.
Hingga akhirnya suaminya memang di nyatakan hilang dan Lola pun menetap di pulau itu dan hidup bersama pak Fadil. Menjalani kehidupan yang berbeda.

#Cerita #Dewasa #Bulan #Madu #Yang #Membawa #Bencana