Cerita Dewasa Janda Muda Cantik, Terbaru Malam Ini

Cerita Dewasa Janda Muda Cantik – Cerita Sex ini berjudul “Cerita Seks Janda Ngentot Memek Janda” Cerita Dewasa, Cerita Hot, Cerita Sex Hot, Cerita Sex, Cerita Sex, Cerita Sex, Cerita Mesum, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Darah, Cerita Sex Janda, Hijabi, Terbaru 2020

Storiessexindo – Sebenarnya saya pernah mendengar tentang Bu Dita yang kini telah menjanda 22 tahun. Dia adalah salah satu wanita yang begitu cantik dengan tubuh lekuknya, dia sebenarnya dikenal nakal karena dia belum pernah menikah sebelumnya. Tapi kemudian saya mendengar bahwa dia menikah dengan orang asing dan saya tidak terkejut karena Mbak Dita sangat cantik.

Cerita Dewasa Janda Muda Cantik

Nama saya dulu Fajar, saat ini saya bekerja di pabrik sepatu di kota saya. Dan saya berumur 20 tahun, setelah lulus SMA, saya langsung mencari pekerjaan, dan untungnya saya langsung diterima sebagai salah satu pekerja di pabrik tersebut. Ketika saya di sekolah menengah, saya memiliki banyak kontak dengan seorang gadis, juga di pabrik sekarang, karena banyak orang mengatakan bahwa saya memiliki penampilan yang keren.

Cerita Sex Janda Nafsuan Dengan Brondong

Saat itu saya menjalin hubungan dengan seorang gadis bernama Ririn, dia juga bekerja di pabrik sepatu tempat saya berada. Dan hubungan kami berlangsung hampir 5 bulan, selama itu saya tidak pernah melakukan adegan dalam cerita seks yang sering saya baca. Setidaknya kami hanya sebatas mencium Ririn dan itupun jarang kami lakukan.

Hingga akhirnya aku melakukan perbuatan mesum, bukan dengan temanku Ririn, tapi dengan Bu Dita, tetanggaku. Meskipun kami melakukannya bukan karena keinginan saya tetapi karena kesempatan, kami akhirnya berani melakukan adegan tidak senonoh seperti dalam cerita seks yang sering saya baca. Dan itu menjadi awal dari game kami untuk membuat game ini.

Suatu hari setelah saya pulang kerja, saya bertemu Bu Dita, dia berjalan ke rumahnya sementara saya pulang dengan sepeda motor dari kantor. Dengan menawarkan untuk mengantarnya, Bu Dita akhirnya setuju dan kemudian saya mengantarnya pulang. Sampai di tempat Dita, saya masih mampir dulu karena dia agak ngotot mengajak saya minum teh dulu.

Kami tidak lama menikmati teh kami ketika tiba-tiba mulai gerimis, semakin lama semakin berat. Aku juga merasakan hawa dingin di sekujur tubuhku saat tubuh kami semakin dekat. Dan tak lama kemudian kami akhirnya berpelukan di ruang tamu, saling menghancurkan dan meraba-raba tubuh kami.

Cerita Dewasa69 ◅ Mia Pelampias Nafsuku.

Jadi rambut dan baju saya semakin kusut, menarik tangan saya, Bu Dita mengajak saya pindah ke kamarnya. Saya pun mengikuti keinginannya untuk berjalan sambil terus berjalan bergandengan tangan. Di sana Bu Dita menciumku dengan ganas, terus mendorong tubuhku, dia menanggalkan pakaianku dengan terampil, beberapa saat kemudian aku keluar dari pakaian.

Mbak Dita menatapku penuh nafsu, lalu melepas pakaiannya, lalu dengan panas merangkak naik ke tubuhku yang telanjang. Dia perlahan mengayunkan pinggulnya di penisku yang sudah tegak, aku menikmatinya dari bawah tubuh Bu Dita. Sambil meremas payudaranya dengan lembut, saya terus memainkannya bahkan saat Mbak Dita bergetar dengan penuh gairah.

Ketika saya merasa bahwa saya harus memberikan penampilan yang lebih memuaskan, saya membalikkan tubuh Bu Dita sehingga dia berada di bawah saya. Saat itu saya sedang melakukan gerakan naik turun pada tubuh Bu Dita “Ooooooghhh….aaagghhhh..aaagghhhhhh…aaaggghhhhhh…” Desahanku saat itu semakin keras karena goyangan pinggul m yang mantap Bu. Dita memberi kompensasi.

Saya pun berinisiatif lagi, saya pegang kedua kaki Bu Dita lalu saya taruh di pundak saya. Dan aku mencoba menembus vagina Bu Dita dari bawah kaki yang terangkat tadi segera setelah aku mencelupkan penisku lalu menggoyangkannya “Aaaaggghh… Fajar… aaaagghhh… aaaaaaaagggghhhh… ooouuugghhhh ….” Melihatnya seperti ini membuatku semakin bersemangat.

Bercinta Dengan Seorang Janda Manis

Kemudian lagi saya melepaskan kaki Bu Dita dari bahu saya dengan memiringkan pantatnya, lalu saya memasukkan penis saya melalui punggungnya tapi saya muat di lubang vagina Bu Dita. Lalu aku kocok lagi “Aaaaghhh.. aaagghhhh… aaaggghhh… aggghh… nik..mat sayang…. aaaagghhhh…” kataku di sela-sela dan menggoyangkan pinggulku dengan gerakan lambat.

Seperti dalam adegan cerita seks, saya terus menggoyang Bu Dita dan dia juga menikmati permainannya. Aku bisa melihatnya menutup matanya dan aku yakin dia menikmati saat-saat seperti ini. Kedua tanganku menangkup payudaranya dari belakang dan ini membuat Bu Dita menghela nafas panjang dan dia terus berguling saat tanganku berbalik dan meraih pantatnya.

Mungkin karena terlalu lama berada di posisi ini, akhirnya saya ingat untuk kembali ke posisi awal. Dimana aku akan berada di tubuh Mbak Dita aku masih mencium dan meremas bibirnya sambil terus mengelus tubuh mulusnya, begitu aku merasa cukup aku langsung meletakkan penisku di posisi yang sama seperti sebelumnya, aku berada di tubuh Bu Dita.

Aku langsung menggoyang-goyangkan pinggulku hingga terdengar suara keruh dari dalam vagina Bu Dita, jelas dia sudah terangsang karena vaginanya sudah basah. Dan aku semakin cepat untuk menggoyangkan pinggulku sampai akhirnya crooottt crooooooot menuangkan semua air mani hangat dari dalam penisku untuk mengisi lubang Ms. Dita bahkan ke titik di mana tidak ada aku bisa menahannya

No Wa Cari Jodoh Janda Bugil Montok

Pada saat akhirnya keluar dari vaginanya, saya masih memeluk tubuh Bu Dita, meskipun kami sudah lemah saat itu. Hingga akhirnya aku mencium wajah Bu Dita dengan lembut dan mesra. “Terima kasih sayang…” Mbak Dita tersenyum dan memeluk tubuhku begitu erat hingga aku bahkan sulit bernafas karenanya.

Berbagi Cerita Seks, Cerita Hot, Cerita Dewasa, Cerita Hot Kinky, Tante, Janda, Perawan, Hingga Cerita Seks Skandal Selingkuh Terpopuler Cerita Dewasa – Klien saya adalah janda muda – Sebagai seseorang yang menjalani profesi sebagai pengacara, berkomunikasi dan berdiskusi secara intensif dengan klien adalah mutlak. Padahal yang dilakukan pengacara dalam mengelola urusan hukum kliennya adalah untuk melindungi kepentingan hukum klien itu sendiri.

Terkadang, dengan komunikasi dan diskusi yang sering, batas-batas ketegasan dalam hubungan antara pengacara dan klien mereka mencair bahkan tipis, dan hubungan dapat meningkat menjadi TTM (ramah tapi akrab). Inilah yang saya rasakan saat ini (Allah mak!!).

Ida, panggilan akrabnya. Janda muda, 35 tahun, tidak punya anak. Tingginya 168 cm dengan berat badan yang cukup proporsional. Bisa dibilang gendut. Ya, S-I-N-T-A-L karena lekuk tubuhnya sangat sempurna. Jika dia berjalan, pria mana pun yang melihatnya pasti akan memperhatikannya. Wajahnya? Standar Indonesia. Itu bisa jika diperkirakan dari urutan 7 nilai.

Sex Janda Bohai

Melihat bibirnya yang tipis sudah cukup membuat kita ingin berlama-lama mengobrol dengannya, yang membuatnya semakin menarik dan yang utama adalah warna kulitnya yang olive. Halus, tanpa noda sedikit pun. perfect Ini juga menambah ukuran payudara yang enak dipandang. Tidak besar atau kecil. 34 atau 32, saya tidak tahu, yang penting adalah susunya! mmmmmmm

Persoalan hukum yang dihadapinya cukup rumit, perebutan harta warisan mendiang suaminya. Rupanya, keluarga besar mendiang suaminya enggan jika rumah yang ditinggalkan almarhum dikuasai Ida. Mereka mencoba melakukan kekejaman untuk mengusir Ida dari rumahnya, yang membuat Ida khawatir. Dia tidak bisa meninggalkan rumah yang dia tinggali karena hanya itu yang dia miliki.

Awalnya, komunikasi dan diskusi dengan Ida biasa-biasa saja. Tak ada nafsu untuk mengiringinya. Pesona tubuh bercahaya Ida tidak menimbulkan apa-apa selain kekaguman di hati saya. Tidak lebih, tidak kurang. Uraian masalah yang dikemukakan oleh Ida sudah cukup bagi saya untuk menarik kesimpulan awal bahwa hak Ida sebagai janda harus dilindungi.

Beberapa hari setelah menandatangani surat kuasa, saya langsung menyusun dan menyelesaikan langkah-langkah penyelesaian hukum. Saya langsung mengirimkan surat panggilan kepada keluarga besar almarhum suaminya Ida. Beberapa pertemuan saya dengan ahli waris selalu dilaporkan kepada Ida sebagai klien. Ini adalah seragam profesional saya.

Janda Janda Bugil Memek Montok Gambar

Hingga suatu hari, di rumah Ida. Saya mendapat kabar dari Ida bahwa dia masih mendapatkan panggilan yang mengandung horor.

“Tuan, saya benar-benar takut. Mereka selalu mengatakan saya tidak punya hak untuk tinggal di rumah ini. Mereka mengancam kalau akhir bulan ini tidak keluar, tunggu saja akibatnya nanti,” jawab Ida pelan.

Ia mendongakkan wajahnya sejenak. Dia sepertinya berusaha menahan perasaan jengkel dan takutnya. “Mereka sangat berani, Pak,” tambahnya dengan suara rendah.

“Ya, sabar Bu. Ini masih proses. Saya mengirim surat panggilan ditambah ancaman untuk melaporkan mereka ke pihak berwenang jika mereka terus melakukan teror.

Cerita Dewasa Kisahku Dengan Nenek & Tante Wira

Saya kemudian secara diplomatis menyampaikan langkah-langkah hukum yang telah diambil. Ida pun menanggapi dengan antusias. filmbokepjepang.com Dia memindahkan tempat duduknya lebih dekat ke saya. Letaknya di sebelah kiriku, dalam posisi duduk bersebelahan ini jelas memberiku kesempatan untuk mengeksplorasi pesona kecantikan dan kehalusannya.

Di sela-sela perbincangan itu, aku tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusnya yang saat itu dibalut kemeja lengan pendek warna pink tanpa kerah dan celana hitam. Eksplorasi yang tidak direncanakan, dimulai dengan jari-jarinya yang kurus, perlahan-lahan berkembang ke lengan, bahu, dan berlanjut ke lehernya. Di lehernya ada kalung emas tipis. Indah sekali, gumamku pada diri sendiri.

Saya menggambarkan tahapan penyelesaian hukum lebih teliti saat saya melihat bibir merah, pipi mulus, hidung dan telinganya. Ternyata penelitian ini menciptakan sensasi sensual saat jemari Ida memainkan rambutnya. Ini menunjukkan leher mulus Ida yang penuh dengan helaian rambut halus. Dia segera mencium aroma rambutnya

15, 20, 25 menit adalah waktu yang nyaman bagi saya. Pikiranku terbuai oleh sensasi sensual yang diciptakan Ida tanpa disadari. Saya berharap saya bisa menikmatinya lebih lama. Saya juga sangat menyerap getaran saraf di tubuh saya. Semakin terserap ternyata gelombang saraf mengarah ke selangkangan. Muatan listrik yang menyebabkan denyut di vena kemaluan. Pelan tapi pasti karet pubis menjadi keras.

Cerita Dewasa Bergambar Ngentot Tante Varia Janda Muda

“Ambil saja Bu. Siapa yang tidak mengenal teror. Mungkin dari kenalan atau keluarga, saran saya. Sejujurnya, saya benar-benar duduk berdampingan dengan Ida

#Cerita #Dewasa #Janda #Muda #Cantik

Merawanin Dua Gadis Cantik Yang Masih Daun Muda Terbaru Malam Ini

Kreek… Pintu kamarku dibuka. Aku segera menengok ke arah pintu dengan blingsatan. Santi terpaku di depan pintu memandangi tubuh Mulan yang tergeletak bugil di ranjang kemudian ganti memandangi penisku yang sudah mulai melemas. Tapi aku juga ikut terpaku kala melihat Santi yang sudah bugil abis. Aku tidak tahu tahu kalau sejak Mulan masuk tadi Santi mengintip di depan kamar.

“Santi? Ng… anu..” antara takut dan nafsu aku pandangi Santi.

Gadis ini lebih tua dua tahun diatas Mulan. Pantas saja kalau dia lebih matang dari Mulan. Walau wajahnya tak bisa menandingi keayuan Mulan, tapi tubuhnya tak kalah menarik dibanding Mulan, apalagi dalam keadaan full naked kayak gitu.

“Aku nggak akan bilang ke om dan tante asal…”
“Asal apaan?”

Mata Santi sayu memandang ke arah Mulan dan penisku bergantian. Lalu dia membelai-belai payudara dan vaginanya sendiri. Tangan kirinya bermain-main di belahan vaginanya yang telah basah. Santi sengaja memancing birahiku. Melihat adegan itu, gairahku bangkit kembali, penisku ereksi lagi. Tapi aku masih ingin Santi membarakan gairahku lebih jauh.

Santi duduk di atas meja belajarku. Posisi kakinya mekangkang sehingga vaginanya membuka merekah merah. Tangannya masih terus meremas-remas susunya sendiri. Mengangkatnya tinggi seakan menawarkan segumpal daging itu kepadaku.

“Mas Justin.. sini.. ay…”

Aku tak peduli dia mengikik bagai perek. Aku berdiri di depan gadis itu.

“Ayo.. mas mainin aku lebih hot lagi..” pintanya penuh hasrat.

Aku gantiin Santi meremas-remas payudaranya yang ukuran 36 itu. Puting diujungnya sudah bengkak dan keras, tanda Santi sudah nafsu banget.

“Eahh.. mmhh…” rintihannya sexy sekali membuatku semakin memperkencang remasanku.
“Eahhh.. mas.. sakit.. enak….”

Santi memainkan jarinya di penisku. Mempermainkan buah jakarku membuatku melenguh keasyikan. “Ers… tanganmu nakal banget…” Gadis itu cuman tertawa mengikik tapi terus mempermainkan senjataku itu. Karena gemas aku caplok susu-susu Santi bergantian. Kukenyot sambil aku tiup-tiup.

“Auh…”

Santi menekan batang penisku.

“Ers… sakit sayang” keluhku diantara payudara Santi.
“Habis dingin kan mas…” balasnya.

Setelah puas aku pandangi wajah Santi.

“Santi, mau jurus baru Mas Justin?”

Gadis itu mengangguk penuh semangat.

“Kalau gitu Santi tiduran di lantai gih!”

Santi menurut saja ketika aku baringkan di lantai. Ketika aku hendak berbalik, Santi mencekal lenganku. Gadis yang sudah gugur rasa malunya itu segera merengkuhku untuk melumat bibirnya. Serangan lidahnya menggila di ronga mulutku sehingga aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengimbanginya. Tanganku dituntunnya mengusap-usap lubang kelaminnya. Tentu saja aku langsung tanggap. Jari-jariku bermain diantara belantara hitam nan lebat diatas bukit berkawah itu.

“Mmmm… enghh…”

Kami saling melenguh merasakan sejuta nikmat yang tercipta.

Aku ikut-ikutan merebah di lantai. Aku arahkan Santi untuk mengambil posisi 69, tapi kali ini aku yang berada di bawah. Setelah siap, tanpa harus diperintah Santi segera membenamkan penisku ke dalam mulutnya (aku jadi berpikiran kalau bocah ini sudah berpengalaman).

Santi bersemangat sekali melumat penisku yang sejak tadi berdenyut-denyut nikmat. Demikian juga aku, begitu nikmatnya menjilati lendir-lendir di setiap jengkal vagina Santi, sedang jariku bermain-main di kedua payudaranya.

Srup srup, demikian bunyinya ketika kusedot lendir itu dari lubang vagina Santi. Ukuran vagina Santi sedikit lebih besar dibanding milik Mulan, bulu-bulunya juga lebih lebat milik Santi. Dan klitorisnya… mmm… mungil merah kenyal dan mengasyikkan. Jadi jangan ngiri kalo aku bener-bener melumatnya dengan lahap.

“Ngngehhh…uuuhh..” lenguh Santi sambil terus melumat senjataku.
Sedang lendir kawinnya keluar terus.
“Erss… isep sayang, iseppp…” kataku ketika aku merasa mau keluar.

Santi menghisap kuat-kuat penisku dan crooott… cairan putih kental sudah penuh di lubang mulut Santi. Santi berhenti melumat penisku, kemudian dia terlentang dilantai (tidak lagi menunggangiku). Aku heran dan memandangnya.

“Aha…” ternyata dia menikmati rasa spermaku yang juga belepotan di wajahnya, dasar bocah gemblung.

Beberapa saat kemudian dia kembali menyerang penisku. Mendapat serangan seperti itu, aku malah ganti menyerangnya. Aku tumbruk dia, kulumat bibirnya dengan buas. Tapi tak lama Santi berbisik, “Mas.. aku udah nggak tahan…”

Sambil berbisik Santi memegangi penisku dengan maksud menusukannya ke dalam vaginanya.

Aku minta Santi menungging, dan aku siap menusukkan penisku yang perkasa. penisku itu makin tegang ketika menyentuh bibir vagina. Kutusuk masuk senjataku melewati liang sempit itu.

“Sakit Mas…”

Sulitnya masuk liang kawin Santi, untung saja dindingnya sudah basah sejak tadi jadi aku tak terlalu ngoyo.

“Nggeh… dikit lagi Ers…”
“Eeehhh… waaa!!”
“Jlub…” 15 centi batang penisku amblas sudah dikenyot liang kawin Santi. Aku diamkan sebentar lalu aku kocok-kocok seirama desah nafas.
“Eeehh… terus mass… uhh…”

Gadis itu menggeliat-geliat nikmat. Darah merembes di selakangnya. Entah sadar atau tidak tangan Santi meremas-remas payudaranya sendiri. Lima belas menit penisku bermain petak umpet di vagina Santi. Rupaya gadis itu enggan melepaskan penisku.

Berulang-ulang kali spermaku muncrat di liang rahimnya. Merulang-ulang kali Santi menjerit menandakan bahwa ia berada dipucuk-pucuk kepuasan tertinggi. Hingga akhirnya Santi kelelahan dan memilih tidur terlentang di samping Mulan.

Capek sekali rasanya menggarap dua daun muda ini. Aku tak tahu apa mereka menyesal dengan kejadian malam ini. Yang pasti aku tak menyesal perjakaku hilang di vagina-vagina mereka. Habisnya puas banget. Setidaknya aku bisa mengobati kekecewaanku kepada Rere.

Malam makin sepi. Sebelum yang lain pada pulang, aku segera memindahkan tubuh Mulan ke kamarnya lengkap dengan pakaiannya. Begitu juga dengan Santi. Dan malam ini aku sibuk bergaya berpura-pura tak tahu-menahu dengan kejadian barusan.

Cerita sex : Cerita Hot Perjakaku Di Ambil Oleh Perawat Sexy

Lagipula tak ada bukti, bekas cipokan di leher Mulan sudah memudar. He.. he.. he.. mereka akan mengira ini hanya mimpi.

#Merawanin #Dua #Gadis #Cantik #Yang #Masih #Daun #Muda

Cerita Dewasa Ngentot Janda Muda Yang Kaya Raya Terbaru Malam Ini

Kami berdua telentang di jok kami masing-masing, dengan kemaluan kami yang masih terbuka. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Mbak Sa meremas tangan kiriku, saya tidak tahu apa artinya, apakah ucapan terima kasih, pujian ataukah janji untuk mengulangi lagi apa yang telah kami lakukan.

Setelah istirahat sejenak, Mbak Sa mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yang belepotan di perutku dan kemaluan saya. Mbak Sa memmbersihkannya dengan mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal saya.

“Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..?” kataku bercanda.
“Coba aja kalau berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV.
Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CD-nya, merapihkan rok, blus dan BH-nya yang kusut. Sementara saya juga merapihkan kembali celana saya.

Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.

“Mbak.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi.” saya mengingatkan.
“Pasti donk, mana sih yang nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung.” canda dia.
“Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Mbak..?” godaku.
“Pasti enak kok kalau udah lama.” jawab dia.

Setelah kami semua rapih, Mbak Sa aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri saya untuk mendekap dia dan tangan kanan saya untuk pegang stir.
Sesampainya di rumah MBak Sa, cuaca masih gerimis. Mbak Sa menawarkan untuk mampir sebentar di rumah.

“Mad, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu.” ajak Mbak Sa.
“Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?”
Sampai di dalam rumah Mbak Sa, ternyata Vino tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Sa, katanya Vino hari ini tidak pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.
“Mad, ternyata Vino malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Vino.” pinta Mbak Sa sambil senyum penuh arti.
Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Sa.
“Nggak mau kalau tidur di kamar Vino, aku takut sendirian.” godaku.
“Emangnya takut sama siapa..?”
“Ya takut kalau Mbak Sa nanti nggak nyusul ke kamarku.”
“Ssstt..! Jangan keras-keras, nanti ada yang denger.” Mbak Sa cemberut, takut kalau ada yang dengar.
“Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Vino, kalau nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..!” saya pura-pura merajuk.
“Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak saya kunci kamarku.” bisik Mbak Sa pelan.
“Siip dach..!” aku ceria dan langsung pergi mandi.

Habis mandi, badan saya terasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, pura-pura tidur. Tetapi di dalam kamar saya membayangkan apa yang akan saya lakukan nanti setelah berada di kamar Mbak Sa. Saya akan bercinta dengan orang yang sudah bertahun-tahun saya idamkan.

Jam di kamar saya menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yang terakhir nonton TV setelah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya keluar pura-pura pergi ke kamar mandi. setelah benar-benar sepi, saya mengendap-endap masuk ke kamar Mbak Sa.

Lampu di kamar Mbak Sa remang-remang. Mbak Sa tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Sa. Tubuh Mbak Sa yang mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar saya dekap tubuh Mbak Sa yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang menunggu pesawatnya mendarat.Mbak Sa saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik,

“Sudah nggak sabar ya..?”
“Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..”

Saya cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, kemudian ciuman saya bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yang mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Sa mendekap erat di leher saya. Tangan saya yang kiri saya letakkan di bawah kepala Mbak Sa untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan saya gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya gunakan untuk meremas-remas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Sa sudah tidak memakai BH lagi.

Erangan-erangan lembut Mbak Sa mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerak-gerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasan-remasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yang cukup baik, karena kekenyalan susu Mbak Sa kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya saya gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Sa juga sudah tidak memakai CD, sehingga kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.

Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluas-luasnya tangan saya untuk membelai-belai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, kemudian saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Ketika lidah saya menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Sa kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.

“Uuuccghh.. Rahmad..!”

Tali daster yang menggantung di pundaknya, saya pelorotkan sehingga menyembullah kedua bukit kembarnya yang kenyal, dengan kedua putingnya yang sudah mengacung dan tegang. Saya ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan saya secara bersamaan membelai-belai kedua selangkangannya, yang terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya. Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya.

Jari tengah saya gunakan untuk mebelai-belai bibir luar kemaluannya yang sudah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Sa semakin menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah.
Lidahku masih menari-nari di kedua putingnya yang semakin keras, jilatan lidah saya memberikan sensasi yang kuat bagi Mbak Sa. Terbukti dia semakin erat meremas rambut saya, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.
“Uuuccgghh.. Rahmad.. uugghh.. eennaaggkk..”

Saya jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan saya.
Setelah saya puas menciumi susunya, ciuman saya geser ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Sa sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus saya geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, kemudian ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Sa menggelinjang-gelinjang. Saya buka bibir kemaluannya yang merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, terkadang saya hisap klitorisnya.

Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Sa menjambak rambut saya. Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya semakin tidak karuan, “Uuuccgghh.. Rahmad.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..”
Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang keluar dari mulut Mbak Sa semakin kacau. Gerakan-gerakan tubuh, kaki dan gelengan-gelengan kepala Mbak Sa semakin kencang. Dadanya tiba-tiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala saya. Saya mengerti kalau saat ini detik-detik orgasme akan segera melanda Mbak Sa.
Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Sa, maka kedua putingnya saya usap-usap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tiba-tiba,


“Aaauughh.. Rahmad aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!”
Saya tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengah-engah, Mbak Sa bangun dan duduk.
“Ayo Rahmad.., gantian kamu tidur aja telentang..!” kata Mbak Sa sambil menidurkan saya telentang.

Gantian Mbak Sa telungkup di samping saya. Tangannya yang lembut sudah mulai mengelus-elus batang kemaluan saya yang sudah sangat tegang. Mulutnya yang mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Saya merasa sedikit kegelian ketika dicium puting saya. Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya saya rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal saya. Ternyata Mbak Sa mulai mengocok dan mengulum kejantanan saya. Mbak Sa mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal saya.

Kepala kemaluan saya dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yang lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki saya terasa ada getaran listrik yang menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh saya. Kepala Mbak Sa yang naik turun mengocok kejantanan saya yang saya bantu pegangi dengan kedua tangan.

Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremas-remas seluruh batang keperkasaan saya. Seluruh pori-pori tubuh saya seakan bergetar dan bergolak. Getaran-getaran yang menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan saya.

Getaran-getaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan saya menjadi seolah tanggul yang menahan air gejolak. Lama-lama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tiba-tiba saya menjerit.

“Mmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu kkelluuaarr..!”

Mendengar saya mengerang mau keluar, mulut Mbak Sa tidak mau melepaskan batang kejantanan saya, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Mbak Sa menyedot-nyedot cairan yang keluar dari rudal saya dengan lahapnya, seakan tidak boleh ada yang tersisa. Batang kemaluan saya dihisap-hisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Sa sangat ahli dalam permainan oral.
Nafas saya sedikit tersengal, badan sedikit lemas, karena seakan-akan semua cairan yang ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Mbak Sa.

Mbak Sa tersenyum puas sambil menggoda, “Gimana rasanya..?”
“Waduh.., Mbak luar biasa..” jawabku sambil masih terengah-engah.
“Nggak kalahkan dengan yang muda..?” kata Mbak Sa dengan berbangga.
“Yaa jelas yang lebih pengalaman donk yang lebih nikmat.”

Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Sa memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan saya, membuat rasa geli di sekujur tubuh. Tangannya kembali meremas-remasbatang kemaluan saya. Karena masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan saya langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat batang keperksaan saya dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Mbak Sa kelihatan berseri-seri. Sambil tangannya tetap mengocoknya, kami saling berciuman.

Bibir Mbak Sa yang mungil memang sangat merangsang semua laki-laki yang melihatnya. Ciuman yang lembut dengan usapan-usapan tangan saya ke arah putingnya, membuat birahi Mbak Sa juga cepat naik. Putingnya seakan-akan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Sa disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerak-gerak, pertanda birahinya menggebu-gebu. Saya usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Sa sudah sangat basah.

“Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya..,” pikir saya dalam hati.
Mbak Sa menarik-narik punggung saya, seakan-akan memberi kode agar senjata rudal saya segera dimasukkan ke sarangnya yang sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.

“Ayo dong Mad..! Cepetan, Mbak sudah nggak tahan nich..!”

Alat vital saya sudah semakin tegang, dan saya sudah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Sa yang mungil. Saya sapukan perlahan-lahan kepala kejantanan saya di bibir kewanitaannya. Kelihatan sekali kalau Mbak Sa menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yang baru pertama kali main senggama. Setelah menyapukan kepala rudal saya beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya saya masukkan burung saya ke sarangnya dengan sangat perlahan.

Kedua tangan Mbak Sa meremas pundak saya. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Sa sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan saya ke liang senggamanya. Lenguhan lega terdengar ketika kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Saya diamkan beberapa saat rudal saya terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Mbak Sa merasakan rudal kenikmatan dengan baik.

Saya pompakan batang kejantanan saya ke liang senggama Mbak Sa dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang batang kejantanan saya, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan saya sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Mbak Sa merancau tidak karuan.

Setiap kali tusukan saya penuh sampai ujung, saya kocok-kocokkan kejantanan saya beberapa lama, akhirnya saya rasakan kaki Mbak Sa melingkar kuat di pinggang saya. Kedua tangannya mencengkram punggung saya, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang, “Aaacchh.. aauugghh.. Rahmad.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!”
Batang kemaluan saya terasa sangat basah dan dicengkram sangat kuat. Merasakan remasan-remasan pada rudal saya yang sangat kuat, membuat pertahann saya juga seakan makin jebol dan akhirnya, “Ccrroot.. croot.. crrot..!” saya juga keluar.

Setelah permainan itu, saya sering melakukan hubungan seks berkali-kali, bisa seminggu dua kali saya melakukan hubungan seks dengan Mbak Sa. Ternyata nafsu seks Mbak Sa cukup besar, kalau satu minggu saya tidak bermain seks dengan Mbak Sa, pasti Mbak Sa akan main ke rumah, ataupun setelah bekerja, dia akan menelpon saya di kantor untuk meminta jatah.

Saya melakukan hubungan seks dengan Mbak Sa bisa dimana saja, asal tempatnya memungkinkan. Baik di rumah saya, di rumah dia, di hotel, di mobil, di garasi, di kamar mandi sambil berendam di bath-tub, di dapur sambil berdiri, bahkan aku pernah bermain seks di atas kap mesin mobil saya.

Cerita sex : Penisku Dikerjai 3 Orang Gadis Cantik Sekaligus

Ternyata berhubungan seks itu kalau dengan perasaan agak takut dan terkadang tergesa-gesa, memberikan pengalaman tersendiri yang cukup mengasyikkan.

#Cerita #Dewasa #Ngentot #Janda #Muda #Yang #Kaya #Raya

Cerita Dewasa Menikmati Tubuh Wanita Yang Sedang Hamil Muda Terbaru Malam Ini

Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Deddy, tinggi 175 cm kata orang aku mirip pemain bulu tangkis Ricky S. Kisah ini terjadi hampir setahun yang lalu.

Umurku saat itu 30 tahun. Aku sudah pernah ngentot istri orang yang beristri dan beranak 2, berumur 3 tahun dan yang bungsu baru 1 bulan. Isteri dan anakku masih tinggal di Malang karena saat melahirkan anak kedua tinggal di rumah orang tuanya dan belum pulang ke Surabaya. Kisah ini terjadi saat pulang dari kerja lembur sekitar pukul 11:00 malam.

Dengan mobil kesayanganku, aku menyusuri Jalan di kawasan perumahan elit yang mulai sepi karena kebetulan hujan gerimis. Ditengah perjalanan aku melihat perempuan setengah baya berdiri di bawah pohon di pinggir jalan. Aku merasa kasihan lalu aku menghentikan mobil dan menghampirinya.

Aku bertanya, “Ibu sedang menunggu apa?” Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.

“Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?” “Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?” Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?” “Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”

Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya tidak ada nomer teleponnya.

Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu profesi. “Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang. Kebetulan kami satu PO.” Kemudian kami permisi pergi.

Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali. “Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku. “Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.” “Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?” “Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”

“Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?” “Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.” “Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”

“Panggil saja aku Mbak Lola, dan sekarang aku 35 tahun.” Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang untuk anakku yang pertama.

Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu, kutangguhkan kepergianku minggu depan. Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta beberapa kue di piring.

Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing.Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Lola sedang telanjang dan berendam di dalamnya.

Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Lola, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B. Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya yang lebat.

Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan celana, Dan Mbak Lola sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Lola sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta mengapitkan kakinya.

Aku baru sadar lalu buru-buru keluar. Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Lola. Andai saja aku bisa menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua.

Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur.

Kulihat Mbak Lola sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya bergantian.

Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam. “Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu.

Samar- samar kudengar dia menyebut namaku, “Ouhhh Deddyyy.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat.

Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Lola, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

“Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup. “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar. “Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba.

“Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”

“Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus. Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan aku.. jujur saja.

” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal. “Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.

Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu- bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani. “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan.

Nafasnya mulai tersengal- sengal. “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Lola semakin liar, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai menikmati permainan ini. Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya.

Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya. “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang. Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas.

Aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaannya yang merah mengkilat. Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Lola. “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti habis disisir.

Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya. “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Lola. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka.

Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar. “Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin cepat.

“Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Lola mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil.

“Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan, “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama. Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya.

Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur.

Mbak Lola menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku. “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan.

Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi.

“Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi. Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Lola dengan wajah penuh keringat tersenyum puas kepadaku. “Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya. “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.

“Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.” Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, menikmati tubuh montok Mbak Lola yang sedang hamil 4 bulan. Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok.

Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli dia sepuasnya. Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Lola bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO.

Cerita sex : Hukuman Untuk Istri Tercinta Karena Ketahuan Selingkuh

Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.

#Cerita #Dewasa #Menikmati #Tubuh #Wanita #Yang #Sedang #Hamil #Muda