Ngentot Perawan Hijab Yang Pingsan Terbaru Malam Ini

Ngentot Perawan Hijab Yang Pingsan

Aku akan bercerita sesuai pengalamanku yang pernah aku lalui, sebenarnya aku tidak berani untuk menceritakan hal tersebut setelah aku mengirim kisahku ke situs tempat ceritasex aku menyuruh untuk menyamarkan nama sebagai figure yang aku ceritakan di bawah ini, saat itu aku berstatus pelajar sebagai mahasiswa yang semester 6.

Dan di cerita ini banyak yang terlibat dalam ceritaku, mungkin lagi yang bersangkutan atau korban juga membaca kisah ini, tapi apa salah jika aku berbagi cerita sex kepada pembaca yang suka dengan pengalamannya, oke berikut dan simak dengan seksama.

Jujur saja dalam kehidupanku aku jarang mempunyai teman cewek, karena aku kurang pede atau kaku jika bersama cewek, kebanyakan temanku cowok entah itu dari mengerjakan tugas main keluar bareng tapi lama kelamaan aku mendapat kenalan itu juga cewek satu kelasku,

Namanya Fitri, dia seorang cewek yang di kelas sering memakai jilbab kalau di kampus dia menjadi pengurus rohis, sebenarnya aku malah dekat dengan teman temannya karena dia biasa biasa saja kalau memakai pakaian jilbab, bentuk tubuhnya yang menarik itu tertutup, tapi lama kelamaan kami semakin dekat dan aku juga pernah disuruh maen ke rumah kontrakannya.

Dirumah Fitri bersama kakaknya yang sama memakai jilbab, keluarganya dia banyak saudaranya yang memakai jilbab, yang aku ketahui dari Umi , Umi bisa memposisikan dirinya seringkali dia malah mendengarkan lagu lagu yang alirannya keras seperti megadeath, metalica, disitu yang membuat aku bisa nyaman dan nyambung soalnya aku juga gak dalam dalam banget mempelajari agama. Kita semakin dekat sering kita menghabiskan waktu bersama, dimana rasa rasa bukan cinta itu muncul aku ingin sekali mencium bibirnya yang mungil dan wajahnya yang manis kalau tidak dandan, aku ada rasa seperti itu karena mencium aromanya yang membuat aku nafsu, dia belum tau kalau aku menyimpan rasa seperti ingin menyetubuhi dia.

Sering sekali aku membayangkan jika dia lepas jilbab gimana bentuk wajahnya dan gimana bentuk tubuhnya jika dia lepas baju atau bugil di hadapanku, itu hanya khayalanku yang membuat aku bergairah sampai kalau di kamarku sendiri aku selalu mengocok penisku sambil membayangkan dan melihat foto dia di hp ku membayangkan mulutnya di hadapan penisku dan blowjob penisku. Kadang juga aku selingi dengan membuka situs bokep dan menonton bokep , sampai foto Fitri aku juga rekayasa dengan mengganti wajah dia dengan tubuh asia memakai software, jadilah foto wajah Fitri yang sedang memakai jilbab tapi bagian bawahnya bugil, saat mengeditnya pun aku sempat onani dalam meja komputerku.

Dan kejadian itu sampai suatu ketika aku maen kerumahnya lagi, aku ingin mencuri pakain yang sering dipakai dia, saat dia mencuci piring di belakang aku diam diam masuk ke kamarnya dan mengambil kaos tersebut yang di letakkan di belakang pintu, aku masukkan ke dalam tasku dan ingin membuat bahan sebagai cokliku di kamar nanti.

Kaos Fitri aku cium cium bau aromanya yang menggugah kalau aku onani sering aku muncratkan ke kaosnya sampai banyak, dan kejadian itu terus aku khayalkan hingga saat ini aku waktu main ke rumahnya lagi aku sengaja waktu itu hujan deras banget dan berteduh di rumahnya, dia dirumah sendiri saat itu karena kakaknya juga ada kuliah. Dimana sedang menunggu hujan berhenti aku pura pura tidur di ruang tamunya, tadinya dia berkata kalau mau mandi , aku masih berpura pura merem, dan waktu dia masuk ke kamar mandi dengan suara air yang jatuh aku bangun dan ingin sekali mengintip tubuh Fitri bugil saat mandi, aku cari celah lewat mana aku bisa mengintip dia.

Fitri

Tak ada lubang yang bisa mengintip kecuali di lubang pintu, aku pastikan dia tidak menyadari kehadiranku di depan pintunya, aku intip deh dari celah kunci walaupun sedikit, uhhhh saat dia mengibaskan rambutnya uhhhh seksi sekali rupanya tubuh Fitri saat telanjang, karena tidak tahan akibat melihat tubuh bugil Fitri. Rasanya ingin aku onani tapi dengan cara spermaku ingin aku keluarkan di dalam kamarnya , aku cari benda yang bisa aku taruh spermaku, aku melihat gelas diatas meja kamarnya rupanya teh yang dibuatnya tadi pagi, entah dapat pikiran dari mana sampai aku taruhkan spermaku ke dalam gelasnya intinya aku ingin Fitri menelan spermaku. 

Aku kembali ke ruangan tengah dan sadar bahwa Fitri sudah masuk ke dalam kamarnya , saat keluar dari kamarnya dia menghampiriku dengan masih memakai jilbab, hujan sudah reda rupanya aku berpamitan untuk pulang , dan aku gak tahu yang jelas spermaku tertinggal di kamar Fitri entah dia minum atau gak , aku gak urusan, kalaupun yang meminum kakaknya juga oke. Dan itu juga kakaknya Fitri juga menjadi bahan onaniku di kamar, suatu ketika aku mendapat kabar bahwa Fitri pingsan karena ditabrak motor lain, waktu itu dia langsung dibawa ker rumahnya , aku yang dapat kabar tersebut langsung menghampiri dia di rumah bersama temanku, aku lihat tubuh Fitri yang lecet lecet dan pipinya yang memar.

Melihat kondisi Fitri seperti itu aku malah ada rasa yang lain, dimana kondisi dia yang lemas aku ingin memegang toketnya , penisku sudah mulai berdiri akibat pikiran kotorku, dan malah menjadi kenyataan yang aku pikirkan dimana temanku dan salah seorang yang menjaga Fitri di kamarnya meminta temanku untuk dihantarkan dia ke apotik dan menghubungi saudara lainnya.

Dia keluar bersama temanku, aku pun dimintai pertolongan untuk menjaga Fitri, baiklah aku akan menjaga Fitri disini percayakan padaku, pernyataan yang membuat teman Fitri percaya, setelah keduanya pergi meninggalkan rumah aku kunci pintu kamar Fitri, aku dekatkan wajahku ke wajahnya Fitri baunya wangi sekali membuat aku bergairah. Aku panggil panggil namanya belum sadar aku pastikan untuk mengelus wajahnya juga belum sadar, kemudian aku cium bibirnya dan aku buka mulutnya supaya lidahku bisa masuk ke dalam mulutnya, aku jilati dari mulut hidung sampai telinganya.pikiranku saat itu adalah ingin menyemprotkan spermaku di wajahnya.

Tapi tanganku ingin memegang toketnya yang rupanya ukurannya besar dan empuk saat aku pegang, aku singkapkan rok yang dia pakai kulihat memeknya terbungkus celana dalam berwarna pink, aku buka celana dalamnya dan melihat memeknya yang diselimuti oleh bulu tebalnya, kemudian penisku aku keluarkan dari celanaku dan menindih tubuh dia. Ingin cepat cepat aku masukkan penisku ke dalam memeknya, aku gesek gesekkan rasanya kental dan empuk , tapi masih susah untuk aku masukin, ekhh ekhhhh kusodorkan penisku masuk ke memeknya karena bayangku takut temanku sudah datang aku percepat penisku untuk maju mundur kira kira 40 detik spermaku keluar di dalam memek Fitri, terasa hangat dan dia juga belum siuman, Saat aku keluarkan penisku aku melihat darah yang menempel di penisku aku kaget rupanya darah yang keluar dari memk Fitri dan Fitri ternyata masih perawan, kemudian aku ambil tisu di sekitar meja Fitri aku bersihkan sperma dan darah yang menempel di selakangan Fitri. Lekas aku kembalikan seperti semula aku kenakan celana dalamnya seperti semula.

Setelah kejadian itu aku merasa deg deg an dan merasa puas sudah bisa menyetubuhi Fitri walaupun dia dalam keadaan pingsan, setelah kejadian itu setiap melihat Fitri aku tidak tertarik lagi, melihat wajah dan aromanya sudah tak ada rasanya lagi, kemudian tak berapa lama temanku datang dia tidak menaruh curiga terhadapku. Setelah kejadian itu 3 bulan Fitri merasa ada yang aneh dia merasa hamil dan sering muntah muntah, sampai disitu Fitri jarang masuk ke kampus kabar terakhir dia , dia mengalami depresi karena dia tidak merasa pernah berhubungan badan sama siapapun, sampai saat ini aku gak tau nasibnya Fitri, dia melahirkan atau tidak.

Kalau melahirkan dia anakku, aku merasa bersalah saat itu tapi aku juga cuek menghadapi masalah ini, demikian ceritaku yang pernah aku alami, terimakasih para pembaca yang sudah meluangkan waktunya.

Baca juga : Lonte Yang Sudah Merebut Keperjakaanku

#Ngentot #Perawan #Hijab #Yang #Pingsan

Ketahuan Ngentot Dengan Kakak Sendiri Terbaru Malam Ini

Ketahuan Ngentot Dengan Kakak Sendiri

Namaku Asep, aku tinggal di Medan. Aku mau menceritakan pengalaman seksku di rumahku sendiri. Kejadian ini baru terjadi dua bulan yang lalu. Aku mempunyai seorang kakak, namanya Lucy. Kak Lucy orangnya cantik. Dia mempunyai tinggi badan 171 cm, kulit putih bersih, dadanya kira-kira 36 dan pantatnya sangat montok. Aku sangat terangsang jika melihatnya. Suatu hari, tepatnya malam minggu.Waktu itu mama dan papaku sedang pergi. Aku sendiri juga lagi malas di rumah. Lalu aku pergi kerumah teman kuliahku. Jadi dirumah hanya Kak Lucy sendirian yang lagi nungguin pacarnya. Tapi dasar sial temanku juga lagi keluar. Lalu untuk ngilangin suntuk aku mutar-mutar (jalan2) sendirian. Setelah puas jalan jalan aku pun pulang. Sampai di rumah kulihat ada kendaraan pacar Kak Lucy di depan rumah. “Aduh.. jagain orang pacaran nih..”, pikirku. Aku langsung masuk ke teras. 

Tapi aku terkejut. Kulihat Kak Lucy sedang di entodin oleh pacarnya. Kubatalkan niat ku dan aku terus mengintip permainan mereka. Aku benar2 terangsang melihat adegan tersebut. Apalagi melihat Kak Lucy yang sedang bugil dan mendesah desah. Aku memperhatikan mereka dan mengelus-elus penisku. Terpaksa aku bersolo seks dan memuntahkannya di pot bunga. Lalu aku pergi lagi meninggalkan mereka berdua. Setengah jam kemudian aku kembali dan kulihat mereka sedang duduk mesra di ruang tengah. Kutegur mereka dan aku langsung masuk ke kamarku. Di kamar aku terus membayangkan Kak Lucy. Selang beberapa menit aku keluar kamar dan kulihat cowoknya sudah pulang. Kulihat Kak Lucy masuk ke kamarnya. Lalu aku duduk sendirian di ruang tengah. Aku benar benar terangsang. Aku lalu bangkit dan masuk ke kamar Kak Lucy. Rupanya Kak Lucy sedang ganti baju. Dia terkejut melihatku. “Ngapain kamu?”, tanyanya. “Tadi kakak ngapain sama cowok kakak?”, aku balik bertanya. Dia hanya diam. “Emang kamu tahu?”, tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. “Jangan bilang siapa-siapa ya..!”, katanya lagi. “Oke.. tapi kakak harus mau begituan juga sama aku!”, ujarku. “Kamu mau juga ya..”, katanya manja. Dia lalu menarikku ke tempat tidur. Dibukanya bajunya, lalu dibukanya juga bajuku. 

Langsung dilumatnya penisku. Rasanya enak sekali. Diisapnya penisku sampai kusemprotkan spermaku di dalam mulutnya. Aku cukup puas atas perlakuannya. Lalu dia menyuruhku menjilati vaginanya .oohh.. ahh.. erangnya. Lalu aku pindah meremas dan menjilati payudaranya. mmhh.. terus.. nggh.. Kujilati payudaranya, perutnya sampai kujilati lagi vaginanya. oh.. ah.. ena.. k.. erangnya. Nafsuku naik lagi. Penisku mulai berdiri lagi. Masu.. kin aja.. pintanya. Lalu kumasukin penisku dan memompanya. Rasanya enak sekali, penisku dijepit oleh otot vaginanya. ahh.. terus.. sayang.. jeritnya. Lalu dibaliknya tubuhku. Dengan posisi diatas, dia menggoyangkan pantatnya turun naik. Tanganku meremas pantatnya yang montok. Payudaranya bergoyang-goyang. Aku mau keluar.. erangku. Tahann.. sayang.. ujarnya. Lalu ahh.. agh.. oh.. Kak Lucy mengerang panjang pertanda orgasme. Dia terus bergoyang dan crot.. crot.. crot.. kusemburkan spermaku didalam vaginanya. Lalu dia mencium bibirku. Kami pun tergeletak bersampingan. “Makasih kak.. betul-betul nikmat”, ujarku sambil meremas payudaranya. “Iya.. kamu hebat juga”, katanya “Maukan kakak beginian lagi..?”, tanyaku “Kapan aja kamu pengen”, ujarnya sambil tersenyum.

 Aku langsung keluar dan masuk ke kamarku. Aku senang sekali. Aku terus minta jatah sama Kak Lucy. Kapan ada kesempatan kami pasti melakukannya dengan berbagai macam gaya. Aku juga sudah merasakan pantatnya yang montok. Waktu itu Kak Lucy lagi haid, jadi kusorong aja pantatnya. Rasanya sama-sama enak kok. Sampai pada suatu hari, Waktu itu aku pulang kuliah, kulihat pintu kamar Kak Lucy terbuka dan dia berbaring mengenakan handuk. Aku terangsang melihatnya. Aku masuk dan kubuka bajuku lalu kupeluk dan kucumbu. Ah.. jangan sekarang! ada Mama tuh! ujarnya. Tapi aku tak peduli dan terus merangsangnya. Akhirnya dia pasrah. Kubuka handuknya dan kujilati payudaranya. Kak Lucy mendesah. Lalu dia bangkit, menimpaku sambil berbalik. Kami melakukan gaya 69, Dikocoknya dan diisapnya penisku. Aku pun menjilati vaginanya sambil meremas pantatnya. Lagi asyik menjilat, tiba-tiba pintu kamar dibuka. Kami sangat terkejut. Ternyata mama sedang memergoki kami berbuat mesum. Mama masuk dan menutup pintu. 

Muka Mamaku tampak marah melihat perbuatan kami. Aku dan Kak Lucy hanya bisa terdiam. Matanya menatap kami tajam. “Maafin kami ma!, ini salah Asep. Asep yang ngajak Kak Lucy. Soalnya Asep lagi terangsang! ujarku. “Kenapa harus Kak Lucy?”, tanya mamaku. “Daripada dengan PSK lebih baik dengan aku, Ma!” sambung Kak Lucy “Lagi pula aku juga mau kok”, ujar Kak Lucy membelaku. “Terserah Mama mau marah, kami kan udah gede dan punya hasrat seks yang harus disalurkan”, ujarku. Mamaku terdiam sejenak “Ya.., udah terserah kalian. Tapi perbuatan kalian jangan sampai ketahuan papa!”, ujarnya. “Satu hal lagi Asep, jangan sampai Kak Lucy hamil”, katanya sambil menatapku. “Ya..udah sebagai hukumannya mama mau lihat bagaimana kalian melepaskan hasrat seks kalian itu”, ujarnya lagi. Aku dan Kak Lucy saling pandang. Lalu kami melanjutkan permainan kami. Aku mulai merangsang Kak Lucy lagi. Kujilati payudaranya. Lalu kujilati vaginanya. Ah..sst.. mmh.. desahnya. Tanpa lama2 kumasukkan penisku ke liang vaginanya dan kugoyang. Akkh..ohh..ngghh..ah.. ah..desahnya. Aku makin mempercepat kocokanku. Dan akhh..ahh ..akhhkhh.., jeritnya panjang. Kurasakan Kak Lucy sudah mencapai orgasme. Semakin cepat goyanganku. ck .ckk.. ck..suara kocokan penisku di vaginanya yang sudah basah bercampur cairan orgasmenya. “Mau keluar nih..”, jeritku “dimulutku aja!”, ujarnya sambil menahan sodokan penisku, kucabut penisku.

 Kak Lucy langsung menggenggam penisku dan mengocoknya dalam mulutnya. Crott.. crot..crot..crot kusemburkan spermaku ke mulutnya sebanyak 8 kali. Mulutnya penuh dengan spermaku. Sampai menetes keluar dari sela mulutnya. Dan ditelannya semua. Aku terbaring puas, dan Kak Lucy menjilati penisku untuk membersihkan sisa sperma. Kulihat mama menggelengkan kepalanya. Lalu mama pergi keluar dari kamar. Aku dan Kak Lucy hanya tersenyum. Kami akan lebih bebas melakukannya di rumah, walaupun mama mengetahuinya. Kami saling berpelukan dan berciuman. Aku lalu berpakaian dan masuk ke kamarku. Di kamar aku masih memikirkan kejadian tadi. “Mama tidak melarang aku ngeseks dengan kakakku sendiri. Berarti aku juga bisa ngeseks dengan mama”, pikirku. Lagian body mama masih sip abis. Soalnya mamaku ikut fitness. Walaupun usianya udah 44 tahun tapi masih oke. Lagi pula mama pasti lebih berpengalaman. Aku berpikir lama mengenai ide gilaku ini. Kuputuskan, aku harus bisa merasakan ngeseks dengan mamaku sendiri. 

Lucy

Lalu aku keluar dan masuk kekamar mamaku. Kulihat mamaku berbaring membelakangiku. Kulihat pantatnya yang montok dan pahanya yang mulus. Kubuka bajuku semuanya. Dan sambil menelan ludah aku naik ke tempat tidur dalam keadaan bugil. Kupeluk mamaku dari belakang dan kugesek penisku yang sudah tegang. Tiba2 mama terbangun “Ngapain kamu, Asep?”, tanyanya. “Pengen ngeseks sama mama”, jawabku manja. Aku langsung memeluk dan menciumnya. Mamaku diam saja. Kubuka kimononya. Wow ..mama tidak pakai BH dan CD. Payudaranya besar (lebih besar daripada punya Kak Lucy. Kak Lucy aja 36B) dan masih kencang. Vaginanya merah merekah. Pantas papa sayang terus sama mama. Aku langsung meremas payudaranya, menjilatinya dan menggigitnya. Mama hanya mendesah kecil. “Jilatin anu mama ya.. kayak Kak Lucy tadi..”, pintanya sambil meraba vaginanya. Aku lalu menjilati vagina mama sambil memainkan klitorisnya dengan gigi dan lidahku. Ahh..terus.. sayang.. okh.. e. na. k..desah mama. Kepalaku dijepitnya dengan kedua pahanya dan rambutku dijambaknya. Agar aku terus menjilati vaginanya. 

10 menit lidahku menari di vagina mamaku dan akhirnya mamaku orgasme juga. Kurasakan cairan hangat di lidahku. Lalu mama bangkit dan menyuruhku telentang. Mama lalu mengambil baby oil dan mengoleskan kepenisku. Lalu dikulumnya penisku dengan nikmat. ohh..rasanya benar2 nikmat sampe ubun2. Isapan mama jauh lebih enak daripada Kak Lucy. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Mama mengulum semua penisku berserta buah zakarku. Yang paling sensasional kurasakan saat mama mengocok penisku sambil menjilati lubang duburku. Wow benar2 asyik dan nikmat. Aku sampai merinding kenikmatan. Sekitar 10 menitan kusemprotkan spermaku di depan wajah mamaku. Mama ku sibuk menjilati spermaku yang muncrat kemana mana. “Wah.. benar-benar nikmat ma..”, ujarku. “Mama jago istong (isap totong)”, pujiku “Kamu juga jago jilatannya, mama sampe merinding”, ujarnya “Papa kalo jilat kurang nikmat, lagian papa jarang mau jilat”, ujarnya lagi “Gimana, mau dilanjutkan?”, tanya mamaku “Iya dong..aku kan mau ngerasain anunya mama!”, ujarku sambil melihat vaginanya. 

“Mama juga mau ngerasain sodokan penismu!”, jawabnya manja. Lalu mama mengajakku ke kamar mandi, untuk membersihkan vaginanya dan penisku. Kuhidupkan air di bathtub setinggi mata kaki. Kami berdua masuk dan kucumbu Mama, kucium bibirnya dan kuremas-remas payudaranya. Kami berdua sangat bernafsu, terutama aku. Padahal aku sudah main sebelumnya dengan Kak Lucy. Aku sudah nggak tahan untuk memasukkan penisku ke vagina mama. Kutusukkan penisku dan bless.. amblas semuanya terbenam. Kurasakan jepitan liang memek mama yang masih kuat. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Kaki mama menjepit sisi bathtub. Ohh..yeahh.. ahh.. jerit mama. Sekitar 3 menit mama minta ganti posisi menyamping dengan posisi kaki belipat ke arah samping dan aku menggoyang dari atas menyodok vagina mama. Mama tampak sangat menikmatinya. Lalu mama minta doggy style. Kami bangkit dan mama nungging bertumpuan dengan sisi bathtub. Kusodok vagina mama dari belakang. Mama mendesah campur menjerit kecil.

 Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan, meremas payudaranya. “Ma..masukin ke lubang anus ya..”, bisikku “Pelan2 mama belum pernah ..”, jawabnya. Kucabut penisku dan kumasukkan pelan pelan ke lubang anus mamaku. Mamaku merintih kecil menahan sakit. Lubang anus mama memang belum pernah dijamah. Masih terasa ketat. Kugoyang perlahan-lahan sambil tanganku mengusap-usap bibir vaginannya dari belakang. Oh.. ahhk.. oh.. nikmat.. mama mendesah. Sekitar 4 menit kucabut penisku kubalikkan tubuh mama dan satu kakinya kuangkat dan ku letakkan di wastafel. Kumasukkan penisku lagi dan kugoyang lagi. sekitar 1 menit, kuangkat Mama dan kutidurkan di lantai kamar mandi. Kakinya mengangkang dan aku mulai menggenjotnya lagi. Shh.. ohh.. akhh.. mama terus menjerit merasakan nikmatnya. Dan ohh.. ahh.. mama melenguh sambil memejamkan matanya menikmati orgasmenya. Aku terus bergoyang. Lalu aku mengakhiri permainanku dengan semprotan spermaku di dalam rahim mama tempat aku dikandung dulu. Aku benar-benar puas. Aku mencium mama. “Makasih ma.. permainan Mama sangat hebat”, pujiku “Mama mau kan..ngeseks sama Asep lagi..?”, tanyaku. Mamaku tersenyum dan mengangguk “Asal.. jangan ketahuan Papa ya..!”, katanya. Aku cuma tersenyum. Lalu kami mandi bersama dalam bathtub. Malamnya aku terlelap tidur. Esok paginya, aku bangun pukul 7 pagi dan bersiap mandi. Kulihat Papa dan Kak Lucy sedang sarapan, sedangkan Mama sedang di dapur. Kudatangi mama dan kuremas pantatnya. “Aduh.. kamu nakal ya..”, ujarnya. Kubuka celanaku dan ku keluarkan penisku yang tegang. Kugesekkan ke pantat Mamaku. “Ma..ayo.. dong..”, bujukku “Gak.. ah..ntar dilihat papa!”, tolaknya “Please..”, rayuku “Isap aja ya..”, tawar mamaku “Ya.., deh..!”, sahutku lalu Mama jongkok dan mengisap penisku. Mataku merem melek menahan nikmatnya. Sampai ku semburkan lahar hangat kemulut mama. Lalu aku mandi dan berangkat kuliah. Di kampus aku rasanya pengen cepat pulang. Pukul 2 siang aku tiba dirumah. Kupanggil Kak Lucy dan Mama kekamarku. “Gimana.. kalo kita main bertiga”, usulku “Hah..!!”, jawab Mama dan Kak Lucy serentak. “Aduh.. nih..anak.. nafsu amat ya..”, ujar Mamaku “Kayaknya asyik juga tuh.”, sahut Kak Lucy. 

Kak Lucy langsung membuka bajunya. Dan menimpaku. Bibirku dilumatnya sambil tangannya melucuti pakaianku. Mama akhirnya membuka bajunya dan ikut bergabung. Mama langsung menghisap penisku sambil menjilatinya. Sedangkan aku menjilati vagina Kak Lucy. Lalu kusuruh Mama tidur telentang sambil mengangkang. Kujilati vagina Mama dan Kak Lucy menjilati dan meremas remas payudara Mama. Ssst.. enaak.. ahh.. erang mama. Lalu gantian, kujilati vagina Kak Lucy dan Mama menjilati payudara Kak Lucy. Aku mulai memasukkan penisku ke vagina Kak Lucy dan memompanya. Sedangkan Mama menjilati payudara Kak Lucy sambil menggosok2 vaginanya sendiri. Aaahh..ohh.. oh.. Kak Lucy menjerit kecil berbarengan dengan deru napasnya yang tidak teratur. Kupercepat goyanganku. Aku harus membuat Kak Lucy orgasme terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian Kak Lucy mengerang puas ah. a. h.. ah. ah. ah. ahh.. ha.. sambil nafasnya agak tersengal. Penisku terasa dijepit otot vagina Kak Lucy yang yang berkontraksi. Kucabut penisku dan kutarik Mamaku. Lalu kumasukkan penisku ke liang surganya dan kugoyang. Mamaku hanya mendesah kecil. Aku menikmati goyanganku. Aku lalu membalikkan tubuh Mama keatas. Mama bergoyang bagai menaiki kuda.

Tanganku meremas-remas pantat Mama dan membantunya turun naik. Ooo.. ahh.. yehh.. erang mama sambil memejamkan matanya. Payudaranya bergantung dan bergoyang. Ohh..ahh.. kudengar erangan mamaku sambil memejamkan mata dan menahan ludah. Kurasakan Mama sudah orgasme. Kupeluk Mama dan kubalikkan badannya. Kak Lucy langsung mendekat dan menjilati payudara Mama. Aku langsung menggenjot mamaku lagi dengan posisi Mama telentang. Sekitar dua menitan, kurasakan aku mau mencapai puncak. Langsung kucabut penisku dan kusemburkan ke mulut Kak Lucy dan Mama. Mereka berebutan. Spermaku muncrat ke wajah mereka berdua. Aku lalu terduduk lemas.Kulihat mama dan Kak Lucy saling menjilati spermaku yang muncrat ke wajah mereka. Setelah 10 menit Kak Lucy keluar dari kamarku. Dan aku memainkan satu ronde lagi dengan Mamaku. Dan ku akhiri dengan semburan sperma di dalam lubang anusnya. Setelah itu Mama keluar dan mandi. Sekarang aku benar-benar betah berada di rumah, kapan saja ada saja yang melayaniku (Mama dan Kak Lucy). Hampir tiap pagi aku mendapat jatah sepong dari Mama. Tapi semua sudah kuatur.

 Kalo siang aku mainnya sama Mama, dan kalo malam malam lagi pengen, aku mainnya sama Kak Lucy. Tapi kadang nggak tentu juga, yang mana aja. Kalo Papa nggak ada kami main bertiga. Apalagi kalo Papa keluar kota kami makin bebas tidur bersama. Bahkan aku pernah bolos kuliah karena kecapekan melayani Mama dan Kak Lucy`. Kejadian ini membuatku betah di rumah. Home Sweet Home.

 

Baca juga : Hilangnya Perawan Pramugari

#Ketahuan #Ngentot #Dengan #Kakak #Sendiri

Ngentot Dengan Fitri Di Kosan Terbaru Malam Ini

Fitri

Ini peristiwa pertamaku yang sebelumnya tidak terbayangkan bahwa di rumah kost itu, aku akan merasakan bagaimana nikmatnya bercumbu dengan seorang gadis demikian bebas penuh gairah serta nikmatnya bercinta waktu mandi bersama.

Ketika itu aku baru terbangun pertama kali merasakan tidur siang ditemani Fitri dan dengan leluasa menikmati keindahan tubuh gadis yang sudah menunggu untuk kugauli lagi setelah sebelumnya sempat bersamaku menikmati permainan di atas ranjang yang pertama. Dengan segudang perasaan birahi yang tidak terbendung, aku buru-buru untuk segera menemuinya.

Begitu sampai kamarnya, Fitri telah menyambutku dengan tubuhnya yang begitu sexy, sengaja menonjolkan bentuk tubuhnya di balik bajunya yang ketat di atas pusarnya dan celana pendek yang ketat juga, menonjolkan pantatnya yang bulat sintal. Kuperhatikan buah dadanya yang tidak berbalut bra lagi tercetak jelas di bajunya sampai putingnya pun menonjol jelas.

Segera tubuhnya menghambur memeluk tubuhku, bibirnya langsung menyerbu mengulum bibirku dengan ciuman seakan tak mau lepas lagi. Sambil terus Fitri menggelayut tubuhku, lidahnya tak hentinya bermain di dalam mulutku semakin ganas.

“Maas.. eehmmh.. Fitri sudah kangen..” demikian keluh manjanya walau belum lama kutinggal tidur beberapa jam yang lalu, merasakan betapa sepinya dia menungguiku tertidur di sampingnya. “Kenapa tadi nggak bangunin saja..” tanyaku, meskipun badanku masih merasakan lesu baru bangun tidur setelah siang itu menggauli Fitri sampai beberapa kali. “Ahh, nggak enak.. ngeganggu orang lagi pulas tidur.. Mas, sudah lapar belum?” tanyanya dengan manja dengan tetap menggelayut di pundakku. “Yaah, lapar juga.. Kenapa?” tanyaku lagi. “Ya makan dulu, yuk..” seraya dia terus menggayut di pundakku menuju ke meja makan.

Fitri sudah menyiapkan masakan untuk makan siang saat aku sedang istirahat tidur tadi, dan sekarang sudah tersedia di meja. Segera saja aku menghampiri untuk dapat segera mengganjal perutku yang terasa lapar. Begitu aku selesai menuang makanan ku ke piring untuk kusantap,

“Mas, makannya duduk di sini saja.. biar Fitri bisa nemeni lebih enak..” katanya.

Fitri sepertinya tidak mau jauh dariku, dia pun duduk menempel menungguiku makan. Saat aku makan, tangannya aktif memegang batang kejantananku sambil kadang mengocoknya.

“Enak nggak Yaang..?” tanyanya sambil tersenyum menggodaku. “Apanya yang nggak enak.. orang lagi makan dikocok-kocok begini.. eehmm..” jawabku. Dengan kenekatannya dia malah memintaku lebih dari sekedar mengocok batang penisku.
“Yaang.. celananya dilepas saja ya.. Fitri mau..” tanpa menunggu persetujuanku celana dalamku sudah ditarik lepas, dan kini bibir mulutnya mengarah ke selangkanganku, mengulum batang kemaluanku yang sedari tadi demikian tegang.
“Ahh.. cresp.. slepp.. aah.. crespp.. crespp.. sllpp.. aah.. crepp.. crespp.. ahh..”Begitulah yang terdengar sepanjang aku makan hingga selesai. Kunikmati sekali gejolak birahi, Fitri menahan gairahnya dengan mengulum batang penisku. “Non, aku sudah selesai nih makannya, kita mandi dulu yuk,” ajakku agar dia menunda dulu merangsangku. “Ehehh.. biar sampai keluar dulu Yaang..” rengeknya memintaku agar dia tetap mengulum kemaluanku sampai puas.
“Nanti sekalian di kamar mandi saja, kan Mas nanti juga bisa ngerasain punya Fitri..”

Akupun segera berdiri mengajaknya menuju kamar mandi. Sambil tangan kirinya menekan kepalaku, tangan kanannya menyorongkan putingnya ke mulutku, ditekan buah dadanya ke dalam mulutku.

“Ogghh.. Mas.. adduh Mas.. gelii.. Mas.. Fitri kayaak mauu.. ogh.. aduh.. geli Sayang.. mhh.. Mas.. aduh enak.. yach.. tteruss.. sstt.. ehhm..” Mulut Fitri terus mengeluarkan desah yang melepaskan gairah dan gelinjang kenikmatan yang sedang dirasakan. dan dengan penuh kelembutan jari tengahku masuk liang vaginanya yang menganga diantara selangkangan yang terasa licin oleh lendir kenikmatan vaginanya. Aku pun telah merasakan basah karena cairan yang keluar.
“Enak.. enak.. enak.. lebih enak daripada Fitrii kocok sendirian Mas.. yach, terus Mas, Fitri ingin setiap hari begini Mas..” Katanya
“Ehh.. Mass.. terus teken Sayaang.. Fitri.. enaakk aduh Mas.. ogghh.. Maass, gellii.. teruss.. terus..” kian mengharapkan kocokan jariku semakin cepat. Matanya terpejam, sambil lidahnya memainkan dan menjilat bibirku disertai goyangan pinggulnya semakin cepat. “Ohh Maass.. di situ.. terus.. jangan berhenti.. ohh.. ehh..” Fitri mulai bergoyang naik dan turun melawan arah tanganku. Desah suaranya memenuhi kamar mandi. “Ohh.. Mas.. ahh.. ahh.. ahh.. gelii.. sayaang.. nikmat.. Oh.. Oh.. Oh Mas..” begitu ucapan ucapan birahinya yang sepertinya tidak kuduga bila melihat kesehariannya tampak biasa-biasa saja.

Kubuka mulutku dan lidah kami saling menjilat entah bibir atau rongga mulut. Kuangkat dia dan kudorong dia ke dinding. Aku berlutut di depannya dan kemudian lidahku bermain di celah vaginanya. Tangannya menekan kepalaku dan yang satunya mempermainkan payudaranya, Fitri memainkan putingnya sendiri untuk menambah kenikmatan birahinya dengan ditandai puting di dada yang montok itu kelihatan semakin tegang. Dia terus meremas buah dadanya dan mulutnya tidak hentinya mengeluarkan desah nafas yang memburu merasakan birahi yang kian memuncak.

“Sss ahh.. enak Mas..” erangnya.
“Ehm..” matanya setengah tertutup.
“Mas.. eghh putingku teruss.. Mas, mana penismu Mas.. Yach teruss Mas.. Hheegh.. enaak.. eeghh.. yach..” Tangan kananku aktif memilin milin puting susunya yang semakin mengeras sementara tangan kanan Fitri meremas puting buah dadanya sendiri.
“Ah.. Mas.. kalau begini terus Fitrii tambah sayang sekali sama Mas.. ohh.. ohh..” menambah gairah dan semakin merangsang juga. Nafsuku semakin menggebu untuk menyetubuhinya, pelukan ke tubuh Fitri semakin erat menjelajahi birahinya yang bergejolak dan terus-menerus menggelinjang hebat. Fitri melepaskan desah nafsunya dan memintaku mengulum puting susunya yang demikian tegang karena telah terangsang oleh mulutku.
“Ohh.. ohh.. ohh.. nikmatnya.. ohh.. ah.. nikmat..” Gerakan tubuhnya membuat kedua bukit payudaranya bergoyang ke kanan dan ke kiri sambil menahan gelinya puting susunya yang kusedot. Terasa nikmat dapat menyelusuri bukit payudara yang membusung indah di dadanya yang nampak mulus bersih itu. “Ohh.. Mas sayang terus.. terus.. yang keras sedotannya.. ohh..” begitu desahnya di telingaku. “Non, penisku tambah teggang saja kalau Fitri terus-terusan begitu..” bisikku.

Dia gantian berlutut di depanku lalu dia menjilati penisku, dan meremas penisku sampai basah oleh jilatannya. Lalu Fitri menyambut batang penisku, terasa hangat oleh belaian tangannya, kepala penisku dia jilati lagi, sedikit demi sedikit penisku lenyap di rongga mulutnya, bibirnya dengan lincah menyedot lubang penisku, terasa geli-geli nikmat sampai dengkul ku gemetar menahan rasa nikmat.

Ngentot Dengan Fitri

Aku sudah ingin beralih ke vaginanya yang sudah basah oleh lendir kenikmatan, kupegang dengan meraba lembut. “Yaangg.. adiknya bikin ketagihan, aku udah nggak tahan lagi, pingin menjepit penismu.. Yaang, Fitri udaahh nggak tahan ngeliat penis Mas ngaceng sebesar itu ayo masukkan Maas..” kata Fitri sambil membelai-belai kejantananku yang tegak kaku sambil diusapkan ke pipinya.

Sesaat kemudian di atas tubuhku yang rebah di atas ranjang, Fitri mengambil posisi jongkok menancapkan liang senggamanya tepat batang kemaluanku. Fitri menuntun penisku yang sudah teggang, lalu menempelkan di bibir vaginanya. “Ahh.. ohh.. Yang.. ohh.. emh.. aduhh.. nikmat..Yangg.. teruss.. goyangkan pantatmu Mas iyah.. enak Yaang..” Sengaja pantatku aku goyangkan mengikuti gerakan penisku yang terasa hangat di dalam vaginanya. Bergantian Fitri yang aktif bagai menunggang kuda, pantatnya mengayun di atas selangkanganku. Kadang maju mundur atau terkadang memutar sambil kedua tangannya merangsang payudaranya dengan meremas dan memilin putingnya. Kuperhatikan matanya kadang terpejam menahan rasa gelinjang yang hebat, hingga tubuhnya melengkung ke belakang dan ketika pantatku kugoyang, buah dadanya berguncang indah ke kanan ke kiri.

“Mas, aku di bawah.. jangan lepas yahh.. Ughh.. nikmatnya Maas..”
“Yayangg.. ohh.. ohh.. ahh.. ahh.. terus.. terus.. lebih kuat.. dorong terus.. Yang dalam.. ach..ohh..” , “Oh.. Mas.. Sayang.. aku mau keluar.. ohh.. ohh.. ohh..” Lalu tiba-tiba dia goyangkan pantatnya keras keras kiri kanan kiri kanan, diangkat tinggi tinggi sambil mengelinjang agak sedikit teriak panjang. “Maass, tekeen yaang kerraass.. aakkuu mmaauu keelluuaar.. ayo Maas jugaa barreenng..” Liang senggamanya semakin sempit menjepit dan terasa menyedot penisku membuatku tak tahan lagi. “Ohh.. ach.. ach..” pantatnya semakin kuat gerakannya. “Maass.. ohh.. ohh.. hh.. ohh.. oh.. ahh.. aku keluar.. Sayang.. ohh.. aku nggak tahan..” Pantat Fitri yang sintal itu kutangkap dengan kedua tanganku dan kutekan agar kenikmatan orgasme liang senggamanya semakin terasa.
“Ohh.. ohh.. ohh.. ohh.. enakk.. ohh.. iya.. iya Mass.. aahh.. makin cepet Mas.. cepetan..” Aku semakin dirangsang bukan saja oleh suaranya, tapi oleh jepitan vaginanya. Penisku betul-betul terasa digenggam erat sambil dikocok-kocok. Nafas kami berdua semakin memburu. Fitri kelihatannya sudah hampir orgasme, salah satu tangannya memainkan puting susunya dengan cepat dan tiba-tiba teriaknya, “Ahh.. ahh.. Mas.. Mas.. keluarin di dalem, ayoo Sayang aku sudah siap.. ahh.. aah.. ahh.. sekarang.. oohh.. barengan.. ohh..” Desah Fitri semakin keras dan aku pun merasakan kehangatan batang kejantananku di dalam liang senggamanya yang sempit itu.
“Yang.. ohh.. putingku sambil diremas.. ohh.. remas.. pentilku remas.. oogghh.. yaach..”
“Kamu puas Sayang?” “Puas sekali.. Mas memang hebat.. ntar Mas mau lagi nggak?”
“Entar malem kita puaskan lagi ya Yaang.. kita mandi dulu yuk..”

Waktu mandiku bersama Fitri sore itu penuh gelora nafsu birahi yang tidak henti-hentinya. Terkadang kejantananku mulai lemas sengaja dia sabun dan kocok sehingga bangun lagi kemudian dia kemot kemot, atau gantian kupermainkan kewanitaannya sambil jari tengahku masuk sampai ke dalam vaginanya sehingga Fitri menggelinjang hebat, sambil mulutku mencari puting susunya yang mengeras kukulum dan kugigit lembut.

Sengaja Fitri menekan payudaranya yang montok itu, didorong ke bibirku sambil tangan kirinya menekan kepalaku. Sementara tangan kananku terus aku masuk ke dalam vaginanya kubelai dan kugesek-gesekkan, hingga dia merasakan dan memperoleh kenikmatan juga karena tiba-tiba dia membuka pahanya sehingga semakin memberikan kesempatan tanganku leluasa untuk menggosok vaginanya.

“Aaaduh.. saya mau keluar.. ohh.. aahh..” sambil mulutnya menganga dan matanya terpejam , dia mencapai orgasme. Gairah mandiku bersama Fitri kuakhiri persetubuhan di atas ranjang di kamarnya dalam keadaan saling berpelukan tanpa busana sampai waktunya aku makan malam berdua.

Sore itu aku dan Fitri mengenakan pakaian seadanya agar dapat bebas saling memberikan dan memperlihatkan masing-masing bagian tubuh yang dapat dinikmati dan dapat memberikan gairah sambil duduk berdua, untuk istirahat memberikan kesegaran pada tubuh kami masing-masing agar kembali bugar lagi walaupun cukup melelahkan dan terasa ke sendi sendi tulang tetapi sungguh nikmat yang kami reguk berdua dengan Fitri seolah tidak puas sampai disitu saja.

Menunggu malam tiba sengaja aku hanya bercumbu di sofa ruang tamu dengan lampu ruangan yang hanya temeram sehingga memberikan suasana semakin romantis, kusetubuhi sampai ke lekuk likunya yang paling sensitif dimana kenikmatan gairah hubungan kelamin kurasakan. Apalagi Fitri yang dengan sengaja dengan bebasnya memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang indah semakin lebih mengundang tanganku untuk lebih menikmati keindahan tubuhnya yang hanya dengan sedikit menyingkap baju seadanya yang dia kenakan sore itu. Sengaja malam itu tubuhnya kupeluk dan wajahku terbenam diantara hangatnya jepitan kedua bukit payudaranya yang membusung indah di dada Fitri.

 

Baca juga : Pemerkosaan Artis Terkenal

#Ngentot #Dengan #Fitri #Kosan

Kenikmatan Ngentot Dengan Pacar Kakak Terbaru Malam Ini

Kenikmatan Ngentot Dengan Pacar Kakak

Dimulаi dаri hubungan asmaraku bеrѕаmа Bunga уаng tеruѕ bеrlаnjut dеngаn mеѕrа, аku jugа berhasil merajut hubungan gelap dengan kakaknya si Indah. Suаtu hаri аku mеnсоbа untuk реrgi mаin ke rumah Bunga

Ting tоng”, “Bunga…? Ini аku Agung”,
“Eеh ѕауаng, tumbеn kаmu mаin kеrumаhku, уееее”, iа lаngѕung mеmеluk ku dаn mеnсium рiрiku,
“kаn kаmu ѕudаh ѕеring mаin kеrumаhku, ѕеkаrаng аku lаh уаng mаin kеrumаhmu dоng, hеhе…,
“Mаkаѕih kаmu udаh mаu kеѕini ѕауаng, tарi аku gаk biѕа lаmа, kаrеnа hаbiѕ ini mаu kеluаr ѕаmа kеluаrgа.”
“Oооh, уа udаh аku рulаng аjа уа Bеb”,
‘jаngаn рulаng dulu dоng, kаmu diѕini аjа, kеbеtulаn kаkаk Indah gаk ikut kоk, kаmu tunggu ѕini ѕаmа kаkаk аku уаh”. Lаlu tеrlihаt оrаng tuаnуа kеluаr, аku ѕеmраt bеrѕаlаmаn dаn mеrеkа mеngаjаk Bunga bеrаngkаt реrgi.
“Kаmu tunggu dirumаh уа, аku ngаk lаmа kоk”,
“Iуа, hаti-hаti уааа”. Kеmudiаn mеrеkа bеrаngkаt.

 

Aduh аku jаdi bingung, mаѕа аku hаruѕ mеnunggu diѕini dеngаn kаkаknуа? Hufft рikirku. Sааt аku mаѕuk, аku kаgеt, tеrnуаtа kаkаknуа Bunga itu ѕеоrаng mаhаѕiѕwi саntik !

“Eееh, kаmu раѕti расаrnуа ѕi Bunga уа, kеnаlin аku Indah, kаkаknуа”,
“Hmmmm… iуа kаk, аku Agung”
“Mаѕuk аjа, аnggар аjа rumаh ѕеndiri”. Lаlu аku mаѕuk kеdаlаm, bаru kuѕаdаri tеrnуаtа kаkаknуа ini ѕаngаt саntik, араlаgi iа mеmаkаi rоk mini dаn tеnktор kеtаt, tеntu ѕаjа bеntuk buаh dаdаnуа ѕаngаt jеlаѕ tеrраmраng.

Sаmbil mаlu-mаlu аku mаѕuk dаn duduk dikаrреt ѕаmbil nоntоn tv.

“Gung, ini аdа minumаn, diminum аjа уа”,
“iуа mаkаѕih kаk”. Lаlu mаѕuk kеkаmаrnуа dаn kеmbаli dеngаn mеmbаwа buku.

Iа kini bеrрindаh kеѕеbеlаhku. Kаk Indah lаlu tidurаn ѕаmbil mеmbаса buku, iа bеrѕаndаr раdа bаntаl. Aku уg ѕеdikit dibеlаkаngnуа biѕа mеlihаt lubаng diаntаrа buаh dаdаnуа, kini tеnggоrоkаnku mulаi kеring. Bеbеrара mеnit kеmudiаn tеlроn rumаh bеrbunуi, Kаk Indah рun mеngаngkаtnуа.

“Hаlо? Adа ара Bunga? Aра? Gаk рulаng ѕеkаrаng? Hhhmm… оkе оkе… iуа аku kаѕih tаu diа kоk, Hаti-hаti di ѕаnа уаh”.

Aku уаng mеndеngаr реrсаkараn itu lаngѕung bеrрikir Wаh ѕереrtinуа Bunga gаk biѕа рulаng ѕеkаrаng.

“Gung, Si Bunga kауаknуа gаk biѕа рulаng hаri ini, “Oооh, уа udаh… аku рulаng аjа уа kаk…”,
“Jаngаn dоng Gung, tеmеnin kаkаk disini уаh, аku tаkut ѕеndiriаn” ѕаmbil mеringik dаn mеlоmраt mеmbuаt buаh dаdаnуа hаmрir kеluаr.
“Yа udаh kаk”, “gini аjа, kitа nоntоn film аjа уuk, kаkаk аdа film bаguѕ niih,”
“Okе dеh kаk”

Lаlu kаk Indah mеnуаlаkаn kаѕеt dаn mulаi mеmutаr film. Tеrnуаtа film уаng diрutаr itu аdаlаh film hаntu Indоnеѕiа уаng аgаk bеrbаu ѕеkѕ dаn сеwеk-сеwеknуа mеmаkаi Hоtраnѕ, kаrеnа аdа аdеgаn bеrсiumаn, Pаѕ аdеgаn аdа hаntu уg munсul tibа-tibа, kаk Indah kаgеt.

Kak Indah

“Wааааааааааhhh”, Tibа-tibа iа mеrаngkul ku, kurаѕаkаn buаh dаdаnуа mеnеmреl bаhuku.
“Eееh mааf уа Gung, аku kаgеt tаdi”,
“iуа, gрр”. Tibа раdа ѕааt сеwеk уg аdа difilm itu tidurаn, dаn аdа lаki-lаki уg bеrаdа diаtаѕnуа,

Kеmudiаn kаmеrа bеrрindаh kеbаwаh dаn hаnуа mеnаmрilkаn rаnjаng уg bеrgоуаng bеѕеrtа ѕuаrа dеѕаhаn.”Ahhhh… Ahhhh… Ahhhh…”

“Kоk gini ѕih Gung? Mеrеkа ngараin ѕih? Kоk kаmеrаnуа diрindаh”uсар kаk Indah
“Yа kаn mеrеkа bеrhubungаn ѕеx kаk, уа ngаk bоlеh dirеkаm dоng”
“уаhh аku jаdi ngаk tаu dеh”,
“mаѕа kаkаk gаk tаu? Agung аjа tаu ара уg mеrеkа lаkukаn”, Jаwаbku Pеdе”
“Ngаk tаu Agung аѕli, еmаng ара уg mеrеkа lаkuin ѕih?”, Lаgi-lаgi аku bеrtеmu реrеmрuаn роlоѕ уg ѕiар dinikmаti tubuhnуа.
“Gimаnа kаlо Agung рrаktеkin аjа kаk? Tарi ѕаmа kаkаk уа,”jаwаbku tеrtаwа

Hhhhhmm…”tеrdеngаr ѕuаrаnуа ѕаmbil bеrрikir

“Okе dеh Agung уuk kitа kеkаmаr. TV рun dimаtikаn dаn kini аku udаh ѕiар bеrаkѕi.
“Kаk соbа tidurаn dеh di аtаѕ kаѕur”

Lаlu tаnра bаѕа-bаѕi аku рrаktеr mеnсium bibir ѕeksinya kаk Indah, lаlu ku сium lеhеr, ѕаmbil ku еluѕ-еluѕ раhа muluѕ miliknуа.

“iih Agung gеli аhh… hаhаhа”diа tеrtаwа kееnаkаn
“ini mаѕih аwаlnуа dоаng kаk, kаkаk bеlum tаu kаn kеnара rаnjаng difilm tаdi bеrgоуаng?”,
“iуа Gung, tеruѕin dоng”,

Okе ѕеkаrаng kаkаk bukа bаju nуа уаа”. lаlu iа mеnuruti реrminаtааnku, еntаh kеnара сеwеk ini tidаk аdа реmbеrоntаkаnnуа, раdаhаl аku tidаk mеmрunуаi ilmu hiрnоtiѕ ѕаmа ѕеkаli. Iа mеlераѕ tаnktор dаn rоk mininуа. Tеrlihаtlаh tubuh indаh miliknуа, kulihаt tubuhnуа уg рutih muluѕ tеrаwаt tаnра bulu ini ѕiар untuk diѕаntар. Pikirku. Lаngѕung аku nаik kеаtаѕ nуа kini kumulаi mеrеmаѕ kеduа buаh dаdа bundаr milik kаk Indah, tеrаѕа раdаt dаn kеnуаl ѕеkаli,

“Uuuh, Gung, еnаk bаngеt rаѕаnуа”

Lаlu Pеniѕku kini mеnеmреl di реrutnуа, Aku lаnjut mеrеmаѕ buаh dаdаnуа, kujilаt dаn kugigit реlаn-реlаn рutingnуа. Tеrnуаtа аir kеjаntаnаnku ѕudаh mеmbаѕаhi реrut kаk Indah уаng ѕеxу itu.

“Hmmmm.. еnаk bаngеt Gung, “Uuuuuuh”.Kutеruѕkаn mеmutаr dаn mеnjilаti buаh dаdа kаk Indah ѕереrti mеnjilаt Iсе сrеаm уаng lеzаt.

Sudаh сukuр lаmа аku bеrmаin dеngаn tоkеdnуа, kini аku kеbаgiаn раntаtnуа, Kаrеnа аku mеmilih mеnikmаti lubаng раntаtnуа. Lаlu juаngkаt kеduа kаki kаk Indah dаn bеrѕiар-ѕiар mеmаѕukkаn реniѕku kеdаlаm lubаng аnаlnуа itu.

“Siар уа kаk”. Kini реniѕku mulаi mеmаѕuki lubаng аnаl itu ѕесаrа реrlаhаn-lаhаn.
“Guuunnggg…. Ouuhhhh…Hhhhmmmm..”dеѕаh kаk Indah kе еnаkаn.
“Enаkkаn kаk? lаlu аku gеѕеk lаgi аjа biаr tаmbаh nikmаt”. Aku mulаi mеmреrсераt gеrаkаn mаju mundurku didаlаm lubаng аnаl Kаk Indah, ѕаmbil ku rеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа уаng kеbеtulаn kаmi bеrmаin роѕiѕi dоggу ѕtуlе

Sеkаrаng rаnjаng ini mulаi bеrgоуаng. Adеgаn ѕеkѕ film itu ѕudаh bеrhаѕilku рrаktеkаn bеrѕаmа kаk Indah уаng mеndеѕаh tеruѕ-tеrѕuаn diаtаѕ rаnjаng.

“Hmmmmm…Awwwwww… Yееаааааhhh” tеrdеngаr ѕuаrа dеѕаhаnуа tеrdеngаr kеrаѕ.

Tеruѕ kuhаjаr аjа lubаng itu ѕаmраi аku mеrаѕа рuаѕ. Bеbеrара ѕааt kеmudiаn аku bеrhеnti mеnikmаti lubаng Anаlnуа itu.

“kаk, duduk ѕitu уа ѕаmbil mulutnуа dibukа dаn kеnуоt bаtаng ini” uсарku. Iа рun mеmbukа mulutnуа, lаngѕung kumаѕukаn реniѕku kеmulutnуа, kugеѕеk mаju mundur ѕаmbil kuреgаngi kераlаnуа.

Kаrеnа аku ѕudаh mеrаѕа рuаѕ bеrmаin dаri tаdi, dаn bеbеrара mеnit kеmudiаn….

Crоооt… Crоооt… Crоооtt…!!!

“Uuuuhhhh… аir mаni ku munсrаt di dаlаm mulutnуа”
“tеlаn аjа kаk, еnаk lоh”рintаku.

Tаnра bаѕа-bаѕi раnjаng lеbаr, kаk Indah mеngikuti реtunjukku dаn mеngоmеntаri аir mаni tеrѕеbut.

Kоk rаѕаnуа аdа аѕin-аѕin gitu уа Gung?

Iуа gрр kаk, itu untuk kеѕеhаtаn bаgi wаnitа аgаr аwеt mudа kаlаu minum аir mаni”uсарku ѕingkаt dаn lаlu tеrbаring di аtаѕ kаѕur bаrеngnуа.

 

Baca juga : Aku Yang Kesepian

#Kenikmatan #Ngentot #Dengan #Pacar #Kakak

Kisah Ngentot Pegawai Pabrik Terbaru Malam Ini

Kisah Ngentot Pegawai Pabrik

Hari ini badanku terasa lelah sekali, seharian ini banyak sekali pekerjaan yg kuselesaikan, meski selesai semua rasanya puas juga menjalani kesibukan hari ini. Sore itu waktu sudah hampir setengah 6 sore, setelah membereskan berkas-berkas di ruang kerjaku aku siap pulang kerumah, mobil kijang hijauku sudah siap di tempat parkir mengantarku pulang.

Kulihat jalanan di depan kantorku terlihat lancar, ternyata perkiraanku salah, kurang lebih 1 km dari kantor, jalanan macet total, ya sudahlah nikmati saja daripada menggerutu juga nggak ngurangi macet. Lokasi kantorku kebetulan dekat dengan jajaran pabrik-pabrik, dan jam segitu rupanya macet angkutan umum yg mencari penumpang, tiba-tiba ditengah kemacetan jalanan kulihat didepan sebuah toko ada seorang perempuan yg manis sekali, kulitnya putih, tingginya sekitar 165 cm dengan menggunakan seragam pabrik biru-biru ditutup blazer hitam terbuka yg kelihatan ketat terlihat dadanya begitu menyesakkan baju seragamnya, untuk ukuran karyawan pabrik, cewek itu terlalu cantik, meski bajunya begitu sederhana tidak sebanding dengan kecantikannya.

Kuperhatikan dengan seksama, dia kelihatan memandangku dan tersenyum tipis menatapku, aku pun tersenyum memandangnya, tiba-tiba aku dikagetkan suara klakson mobil dibelakangku, cepat-cepat kutancap mobilku berhubung jalan didepan sudah lancar sekitar 30 meter ke depan. Menyesal sekali aku tdk bisa berhenti waktu itu, kulihat di spion perempuan itu naik angkot di tiga mobil dibelakangku.. Seandainya saja?

Sekira 200 meter jalan lancer, tiba-tiba kemacetan datang lagi, makin sumpek aja aku, akhirnya kulihat didepan ada toko kecil dengan tempat parkir yg agak luas, akhirnya lampu sent mobil kunyalakan kekiri dan aku berhenti, meski masih ada rokok, kuniatkan beli lagi sambil beli minuman ringan, sambil berharap perempuan di angkot belakang bisa ketahuan lagi jejaknya. Alamak.. Sambil minum teh botol dingin, tiba-tiba saja angkot dibelakang yg membawa perempuan itu berhenti, aku berharap.. Tiba-tiba benar saja perempuan itu turun kemudian membayar ongkos ke sopir di depan. Wah memang benar kalau sudah jodohku nih.. Kulihat perempuan itu masuk juga ke dalam toko, sambil tersenyum tipis dia menuju ke penjual toko itu dan kulihat membeli lima buah indomie, susu dancow dan kopi instan lima sachet.

“Lho rumahnya dimana Mbak?” tanyaku sambil tersenyum.
“Oh saya kos dibelakang toko ini, Mas,” jawabnya sambil mencari dompet dari dalam tasnya.
“Nama saya Anto, boleh kenalan Mbak?” tanyaku sambil menjulurkan tangan buat bersalaman.
“Saya Winda, Mas,” jawabnya sambil senyum dan menjabat tanganku.. Busyet tangannya mulus sekali dan hangat sekali agak berkeringat.
“Berapa Mbak?” kata Winda pada penjual toko sambil mengeluarkan dompetnya.
“Dua puluh sembilan ribu lima ratus Mbak “jawab penjual toko itu.
“Ini saja Mbak, sekalian teh botol satu dan rokok dua bungkus” kataku sambil ngeluarin uang seratus ribu ke wanita penjaga toko.
“Nggak usah Mas, saya ada kok” kata Winda sambil ngeluarin dua lembar uang dua puluh ribuan.
“Ya sudah gini aja, uang ini bawa dulu, tapi saya minta dibikinin kopi dulu, sekalian kalau boleh main ke kos-mu sambil nunggu macet, boleh nggak?” Kataku sambil ngembaliin uangnya.
“Baiklah kalau begitu terima kasih, tapi tempatnya jelek lho Mas, kata Winda sambil tersenyum.
“Ah jangan gitu, saya malah nggak enak nih ngerepotin minta kopi segala” Kataku sambil nerima kembalian dari penjaga toko.
“Mbak, saya titip mobil ya, sekalian ini buat parkirnya,” sambil kukasih wanita penjaga toko uang lima ribu”
“Wah makasih ya Mas” kata penjaga toko.

Winda tersenyum dan mengajakku berjalan di gang sebelah toko itu, jalannya kecil cuman satu meter lebarnya, jadi kalau jalan nggak bisa bareng, harus satu-satu, Winda jalan di depan dan aku dibelakangnya. Kuperhatikan selain dadanya yg membusung, ternyata pinggul dan pantat Winda benar-benar montok habis, sampai-sampai rok yg dipakainya pun membungkus ketat pantat indah itu serasi sekali dengan pinggul yg ramping, ditambah bau tubuhnya yg wangi meski kutahu itu bau parfum biasa.

Kira-kira dua puluh meter jalan, Winda berhenti dan membuka pagar besi kecil disebuah rumah tanpa halaman dan ternyata didalamnya berjajar kamar-kamar kontrakan dengan pembatas tembok satu meter antar kamarnya.

“Disini Mas, kamarku paling ujung, dekat dengan kamar mandi, silahkan masuk dulu Mas, aku mau panasin air sebentar buat bikin kopi” kata Winda nyerocos. Kamarnya ternyata cukup bersih, di ruang tamu ada karpet biru, meja kecil ditengahnya dan diujung TV 14 inch terpasang rapi ditambah hiasan manik-manik yg bagus, tak sempat kulihat kamar tidurnya, tapi melihat ruang tamunya tertata rapi aku yakin kamar tidurnya pasti bersih juga.

Kuambil remote TV dan kunyalakan, pas berita sore, kuikuti perkembangan pencalonan presiden dari para politikus negeri ini, tapi aku lebih tertarik melihat foto dibelakangku ternyata foto Winda menggunakan kebaya dan samping, cantik sekali.. Tdk dandan saja dia cantik, apalagi dalam foto itu belahan dada kebaya agak rendah, sehingga sembulan toket putihnya kelihatan seksi dan erotis sekali. “Itu fotoku waktu di kampung bulan lalu Mas, waktu acara kawinan sepupuku” kata Winda sambil membawa dua gelas kopi.

Winda

“Memangnya kampungmu dimana? Dan lagi jadi apa waktu acara itu?” Tanyaku sambil membantu nurunin gelas kopi ditaruh di meja.
“Kampungku di Cianjur Mas, waktu itu aku kebagian ngisi nari Jaipongan, yah gini-gini aku penari Jaipongan Mas, meski hanya sebatas acara di kampung aja” Kata Winda sambil tersenyum manis. “Pantesan, tapi cantik juga kamu baju kebaya ya, lebih sensual dan menarik” Kataku sambil memandang wajah cantiknya.
“Pantesan apa Mas? Masak orang kampung gini dibilangin sensual dan menarik” Kata Winda.
“Pantesan tubuh kamu bagus dan terawat itu karena rajin jaipongan ya”
“Ah Mas, bisa aja,” katanya sambil mencubit tanganku.
“Silahkan Mas diminum kopinya, aku tinggal sebentar ya mau mandi dulu, udah gerah banget nih rasanya” 

Winda masuk ke dalam kamarnya dan mengambil peralatan mandi, letak kamar mandi kontrakan itu ada di luar tapi masih dekat dengan kamar Winda mungkin cuma sekitar 4 meter saja dari pintu kamarnya.

“Tunggu sebentar ya Mas, silahkan diminum kopinya” Winda berjalan dengan berkalungkan handuk putih dipundaknya, sementara rambutnya diikat ke belakang, terlihat cantik dan alami sekali. Sekitar sepuluh menit Winda di dalam kamar mandi, kudengar suara, ‘waduh gimana nih bajunya basah gini,’ akhirnya aku mendekat kamar mandi dan berteriak.
“Ada apa Win? Ada yg bisa saya bantu?” kataku sedikit cemas dan heran.
“Nggak apa-apa kok Mas, bajuku pada jatuh dan basah, Mas apa diluar ada orang lain?” Tanya Winda sambil teriak.
“Ntar aku lihat dulu, ke pintu depan” kataku sambil berjalan ke pagar dan gang kecil menuju rumahnya.
“Nggak ada siapa-siapa” Kataku sambil mendekat ke pintu kamar mandi.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan kulihat Winda hanya berbalut handuk putihnya, kulihat pundaknya putih sekali, sementara toketnya yg montok sedikit menyembul dan pahanya yg putih dan mulus sekali terlihat tertutup handuk kira-kira 20 cm diatas lututnya, wah aku jadi kaget sekali dan tiba-tiba Winda menengok dari belakang pintu dan berlari menuju kamarnya. “Sorry ya Mas, bajuku pada basah semua, aku ganti baju dulu ya,” kata Winda sambil berlari dengan tubuh mulus terbalut handuk.

Melihat pemandangan yg menggairahkan itu, mengakibatkan otot dalam celanaku berdenyut-denyut, dan sedikit mengembang, ‘gile bener, tubuhnya montok bener’. Kataku dalam hati, sambil masuk ke kontrakannya dan melihat-lihat lagi foto sensualnya.

“Maaf ya Mas, sebenarnya aku malu tadi,” kata Winda sambil duduk di sampingku, Winda sore itu memakai kaos kuning dan bawahan celana strit hitam ketat sebatas lutut, namun kaos panjangnya menutupi bagian bawah sampai 10 cm diatas lutut.

Malam itu kita hanya ngobrol saja sampai jam delapan malam, dari obrolan itu kutahu kalau Winda sudah hampir setahun bekerja, pernah kuliah D-1 bagian Sekretaris dan sekarang bekerja di bagian administrasi keuangan sebuah pabrik, dan kutahu bahwa Winda sudah punya pacar di kampungnya, namun orangtuanya kurang setuju.

“Jangan kapok main ya Mas,” kata Winda berharap.
“Justru aku yg berharap boleh main kesini lagi kalau kamu nggak keberatan,” kataku sambil memakai sepatu, sambil berjalan pulang kuberikan kartu namaku.
“Kalau ada apa-apa telpon aja,” kataku sambil bersalaman, perlahan kuremas tangan halusnya dan Winda kelihatan malu dan tertunduk.
“Daah” aku pamitan dan Winda mengantarkan aku sampai ke tempat parkir. 

Setelah perkenalan itu, kurang lebih dua bulan, kami hanya bersahabat saja, bahkan Winda menyatakan kekaguman karena aku nggak pernah bertindak tidak sopan, meski kami sering pulang sampai jam 10 malam, paling hanya berpegangan tangan saja, entahlah mungkin lama-kelamaan dia mulai sayang, meski sudah kuceritakan bahwa aku sudah beristri dan punya seorang anak. Hingga suatu hari, aku masih ingat itu hari Rabu, dia menelpon ke HP-ku,

“Mas, aku pengen ngobrol bisa nggak, sore ini jemput aku ya?” kata Winda di telepon.
“Oke, emangnya ada apa?” Tanyaku.
“Yah pokoknya nanti aja deh, aku mau cerita, udah dulu ya, sampai nanti di tempat biasanya,” Winda menutup telponnya.

Tepat jam 16.30 aku meninggalkan kantor, kulihat dari kejauhan Winda sudah menunggu dan sedikit melambaikan tangan kegirangan. Winda masuk ke mobilku dan tersenyum.

“Mas, kita jangan pulang dulu ya, aku pengen cerita banyak dan menenangkan hatiku,” kata Winda sambil menatapku.
“Oke, kita jalan-jalan ke Ciater aja ya, disana kita bisa berendam air panas sambil ngobrol,” ajakku sambil terpikir ada kolam renang yg memang cukup nyaman untuk berendam di malam hari.
“Oke, kayaknya asyik juga tuh,” Kata Winda mengiyakan.

Aku menelepon ke rumah, dan bilang ada pekerjaan di kantor yg harus diselesaikan, kalau ada apa-apa ngebel aja ke kantor, kebetulan aku sudah setting teleponku tiga kali kring di-forwardkan ke HP-ku.

“Kamu ada masalah apa, kok kelihatan kusut begitu?” kataku sambil mencubit dagu Winda.
“Nggak tahu kenapa aku pengen cerita masalahku ke Mas, kayaknya aku tenang kalau udah ada di sampingmu Mas,” kata Winda sambil memegang lenganku.

Posisi mobilku memang agak susah untuk berdekatan, hingga akhirnya Winda hanya bisa memegang lenganku saja. Sambil sedikit berkaca-kaca, Winda menceritakan bahwa pacarnya di kampung sudah memutuskan hubungan dengannya. Selama di perjalanan aku banyak kasih nasehat dan pengertian kepadanya, dan dia pun kelihatan lebih tenang. Sampai di Ayam Goreng Brebes, Lembang aku memarkirkan mobilku.

“Kita makan dulu yuk,” ajakku.

Berhubung tempat parkirnya penuh, aku agak jauh memarkir mobilku, dan baru kali ini Winda berani berjalan disampingku sambil memeluk pinggangku, aku pun akhirnya merapatkan tubuh dan memeluk pundaknya sambil menuju ke tempat makan.

Menuju ke Ciater, diperjalanan Winda memandangku terus dan tiba-tiba saja bibirnya mengecup pipiku, aku agak gugup namun menikmati juga, sambil sesekali kuremas tangan halusnya. Wah mau nggak mau banyaknya rangsangan selama perjalanan mulai mempengaruhi adrenalinku juga. Dan sesampai di Ciater ternyata suasananya hujan agak deras, jam sudah menunjukkan jam delapan malam, berendam di kolam renang rasanya nggak mungkin, pulang juga sudah terlanjur, akhirnya kutawarkan ke Winda.

“Gimana kalau kita berendamnya di kamar aja?” Aku agak khawatir dia keberatan, tapi katanya, “Ya terserah Mas aja” kata Winda.

Di front room hotel, aku booking satu kamar yg ada bathtub buat berendam air panas, didepan meja front room Winda masih memeluk pinggangku, kali ini terasa kelembutan dadanya menyentuh badanku, dan ini mau nggak mau berpengaruh pada otot pejal didalam CDku. Malam itu Ciater dingin banget, kabut turun tebal banget setelah hujan, hingga perjalanan menuju ke kamar pun harus perlahan, petugas hotel sudah menunggu di depan kamar dan membukakan pintu kamar.

“Silahkan Pak, silahkan Bu, apa ada yg dipesan?” kata petugas hotel ramah, mengira kami pasangan suami istri.
“Sementara belum Mas, nanti saja kalau perlu saya telpon dari kamar,” kataku sambil memberi sedikit tips buat petugas hotel.

Winda masuk ke kamar dan aku masih duduk di ruang TV, sambil mencari-cari chanel yg bagus, sambil melepas penat dua jam lebih di belakang kemudi. Tiba-tiba Winda keluar dari kamar, alamak Winda sudah berganti baju dengan celana pendek pink ketat dan kaos senam ketat putih polos pendek hingga kelihatan pusarnya, kulihat bayangan puting toketnya yg kecoklatan, tanpa dibungkus beha, pahanya putih dan mulus menantang, sementara pantatnya yg bahenol tercetak ketat di celananya dan dadanya benar-benar montok menantang.

“Ayo Mas, katanya mau berendam? Jangan liatin gitu dong,” Kata Winda sambil duduk disampingku.
“Oke, tapi aku nggak bawa baju berendam nih,” kataku sambil membuka baju kerjaku, aku yg sudah tidak kuat melihat pemandangan yg memancing birahi itu.
“Mas, badanmu kekar juga ya, “kata Winda sambil memeluk lenganku dari samping, terasa toket montoknya melekat erat di lenganku.

Perlahan kuusap paha putih Winda dan tiba-tiba Winda berdiri dan duduk di pangkuanku, akhirnya tubuh montok itu kupeluk sambil kuangkat kakinya kuletakkan pahanya yg putih, mulus dan hangat itu diatas pangkuanku. Perlahan Winda menatap mataku, kemudian memelukku erat sekali, terasa sekali kekenyalan toket montoknya, meski terhalang kaos tipis yg dipakainya, cukup lama Winda menyembunyikan wajahnya di bahuku, kemudian dia berkata lirih.

“Mas, aku sayang kamu, aku takut kehilangan kamu Mas,” kubelai perlahan rambutnya, kurenggangkan pelukannya dan kutatap mata Winda, dalam hitungan detik, bibir kami saling melumat pertama agak perlahan, sambil kunikmati kelembutan bibirnya, cukup lama kami beratraksi dengan bibir kami dan makin lama pagutan dan ciumannya makin buas, dan kami pun saling melumat bibir.

Perlahan ciuman kami agak melemah, lembut kuciumi lehernya, belakang telinga dan pundaknya, kukecup lembut tanpa suara, tangan kananku mendarat perlahan di dadanya, begitu padat, kenyal dan kencang, sementara tangan kiriku perlahan mengangkat kaos ketatnya. Winda menengadahkan wajahnya dan membusungkan dadanya sambil mengangkat tangannya, dan segera kulepas kaos ketatnya, betul-betul keindahan toket seorang wanita yg kulihat didepanku, kulitnya yg putih bersih tanpa cacat, ditambah sepasang toket yg montok, padat dan menantang, perlahan kujelajahi dan kusapu lembut gunung indah nan menantang itu, dan perlahan kuusap putingnya yg menonjol keras kecoklatan, mungkin dia sudah terangsang.

“Mas, pantatku kayak ada yg mengganjal nih, dibuka celananya ya Mas, biar nggak sakit,” kata Winda.

Aku berdiri dan Winda membuka resletingku, melepas ikat pinggangku dan menurunkan celanaku.

“Apa itu Mas?” kata Winda sambil menutup matanya dengan jari yg masih terbuka.

Otot penisku yg sudah membesar dan mengeras sekali, tercetak jelas pada celana pendek katun yg ketat, perlahan kutarik tangan Winda, kutempelkan tangannya menyusuri bonggol keras dari luar celana pendekku, perlahan dan lama-lama Winda berinisiatif meremas penisku dari luar celana pendekku.

Kubiarkan Winda mengelus dengan jemarinya dan sesekali meremas, kadang pelan kadang agak kuat, mungkin dia mulai menikmati mainan barunya, sementara kunikmati aliran kenikmatan, sambil kulihat ekspresinya.

“Gimana Win?” kataku sambil menatap matanya.
“Mas, aku belum pernah melakukan seperti ini, tadinya malu sekali aku melihatnya, ternyata kemaluan cowok bisa segede ini ya?” katanya sambil tersipu.
“Kalau kamu mau, kamu boleh buka celanaku” kataku.

Ngentot Dengan Winda

Perlahan tangan halus itu menurunkan celana pendekku dan tiba-tiba penisku yg sudah tegak dan berdiri keras seolah miniatur tugu monas, Winda menatap tak berkedip melihat kemaluanku, pelan jarinya mengelus batangku yg tegang seperti kayu, urat-urat yg menonjol dia telusuri perlahan, alamak nikmat sekali, dan garis urat di tengah-tengah bagian belakang ditelusurinya perlahan, penisku berkedut-kedut dan tiba-tiba diremasnya kantong pelerku, sungguh kenikmatan yg luar biasa.

Kutarik Winda untuk berdiri, kebelai pinggul indahnya, berputar kebelakang meremas bongkahan pantatnya yg bahenol, kupeluk dan kuusap erat punggungnya, perlahan kukecup lehernya, belakang telinganya dan pundaknya, kulihat dan kurasakan kulitnya merinding, Winda mempererat pelukannya dan menempelkan ketat dadanya yg padat membusung ke dadaku, paduan antara kehangatan dan aliran birahi yg mengalir lewat kulitnya.

Winda yg hanya tinggal memakai CD tipis warna pink, menggoyangkan dan menempelkan ketat kemaluanku yg sudah tegang membesar ke daerah bukit venusnya, meski masih terpisahkan CDnya, namun kurasakan ada kelembaban dari balik CDnya. Kulihat mata sendu Winda menikmati foreplay yg panjang malam itu, kelihatan dia sudah terangsang sekali, dari sorotan matanya dan pelupuk matanya yg agak sembab, serta toketnya yg kencang menantang dengan puting yg mengeras.

Kuraba CDnya dan kuturunkan, Winda membantu menurunkan CDnya dan melempar dengan ujung kakinya, sambil kucium dan kulumat bibir seksinya, kujamah dan kuremas toket montoknya, dan serta merta kuangkat tubuh telanjang nan mulus itu ke kamar dan kutidurkan diatas kasur bersprei putih bersih.

Sambil tetap menciuminya, aku tidur merapatkan ke tubuhnya, kaki kuangkat dan kugesek-gesekkan diatas paha putihnya, sementara tanganku kembali meremas dadanya yg kian montok dan menggunung dengan puting susunya yg menonjol kecil kecoklatan. Perlahan aku turun menciumi lehernya dan memutar-mutarkan lidahku ke gunung kembarnya bergantian, kusapu hingga basah dengan menyisakan puting, pada bagian akhir nanti, sementara tanganku menjelajah ke pangkal pahanya, menyibak rambut kemaluannya yg halus menghitam itu, kuusap bibir memeknya dan Winda menggelinjangkan pinggulnya.

Kuperhatikan Winda memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangan yg kuberikan, sementara tanpa sadar penisku yg tegak dan keras, diremasnya perlahan dan kadang menguat saat rangsangan datang menguat. Kumainkan ujung jariku menyapu bibir memeknya yg sudah membasah dan kusapu pelan belahan lubang memeknya yg membasah, sambil kujilati putingnya dengan ujung lidahku bersamaan kuputar perlahan kelentitnya dengan ujung jari telunjukku,

Seirama antara jilatan lidahku di ujung putingnya dan usapan ujung jari telunjukku di ujung kelentitnya, serta merta Winda menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya hingga kelihatan merangsang sekali, sambil menutup matanya dengan bibir yg membasah dan sedikit terbuka, sementara tangannya menggenggam erat sekali kemaluanku yg masih mengeras dan berdenyut-denyut.

“Uuff mmaas, kau apakan tubuhku ini,” mulut Winda mengerang menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, pahanya bergetar hebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jariku masih menyentuh kelentitnya, dan tiba-tiba penisku dicengkeram dengan keras seolah mengajak untuk menikmati orgasmenya dalam foreplay itu.

Kuremas dengan irama perlahan toketnya yg tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha mulusnya, kemaluanku diremasnya dan tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, orgasme pertama sudah dirasakannya. Tanpa berhenti kumainkan pelan tanpa henti kelentitnya, dan mungkin sekarang Winda sudah terangsang kembali. “Mas, tolong masukkan, aku ingin merasakannya sayang,” katanya sambil menghiba dan meringis menahan kenikmatan tiada tara yg dirasakannya.

Perlahan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yg mengangkang dan kepala penisku menempel di kelentitnya menggantikan ujung jari telunjukku. Sambil kuciumi leher putihnya, pundak dan belakang telinganya, kepala penisku bergerak-gerak mengelilingi bibir memeknya yg hangat dan basah, kulihat Winda merem melek menikmati benda pejal di bibir memeknya, lidahnya menyapu bibirnya hingga membasah, dan wajahnya memerah dengan mata merem melek tak beraturan. Dengan perlahan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang penisku ke dalam memeknya, saat kucoba menyelipkan kepala penisku ke mulut memeknya rasanya peret dan sulit sekali, kulihat Winda sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit.

“Aah,”

Namun akhirnya kepala penisku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangatan memeknya, perlahan kumasukkan sesenti demi sesenti, pada sekitar centimeter ke 4 menuju ke 5, Winda tiba-tiba berteriak dan menjerit.

“Aduh Mas sakit sekali,” katanya, “Seperti ada yg menusuk dan nyerinya sampai ke perut,” katanya.
“Aku cabut aja ya?”
“Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini,”

Aku yg sudah merasa kenikmatan yg luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang penisku. Kulihat Winda meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya penisku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yg belum pernah kurasakan, penisku serasa digigit bibir yg kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali.

Akhirnya kami pun mulai menikmati hubungan badan ini. “Mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar masukkan penismu Mas, rasanya nikmat sekali” Perlahan aku mulai mengayun batang penisku keluar masuk ke memek Winda, kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta penisku untuk dimasukkan dalam-dalam ke memeknya.

Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tdk begitu merasakan sakit di memeknya, dan kupercepat ayunan penisku di memeknya. Winda berteriak-teriak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku, kurasakan toket besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan penisku seluruhnya di dalam memeknya. “Oh, mmas aku keluar.. Ahh.. Ahh.. Ahh,”

Aku merasakan nikmat yg amat sangat, penisku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di penisku, dan aku yakin penisku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam memek Winda, sepertinya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku.

Beberapa saat kemudian, kubuka sedikit jepitan kaki Winda dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Winda, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari memek Winda, penisku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh penisku keluar masuk dari memek Winda, nikmat sekali rasanya. Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan penisku di memek Winda, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yg akan meledak dari dalam penisku dan akhirnya.. Croot.. Croot.. Croot.. Croot..

Memeknya berdenyut-denyut menikmati aliran maniku yg hangat, sementara kurasakan batangku masih berdenyut-denyut nikmat, kubenamkan batangku dalam kehangatan memeknya yg basah. Kupandang wajahnya yg berkeringat, perlahan kusapu dengan tanganku dan kuciumi dengan penuh rasa sayang, akhirnya kamipun terkulai lemas dan Winda memeluk tubuhku erat, tanpa mempedulikan cairan yg merembes keluar dari lubang kenikmatannya.

Ada lebih sejam kami tertidur dalam kenikmatan, dan selanjutnya berdua kita berendam dengan air hangat di bathtub, hingga badan pun terasa segar kembali. Setelah menikmati makan malam di cafeteria, akhirnya kami pun kembali ke kamar jam 12.00 malam, mengulangi permainan dengan lebih ganas hingga jam 1 dini hari, kami pun tertidur tanpa busana, dan kupeluk tubuh telanjangnya dalam kehangatan selimut. Hingga esoknya kuputuskan untuk mengambil cuti sehari dan sebelum checkout jam 12 siang, kami masih menyisakan dua kali permainan di kamar tidur dan di bathtub. Lain kali akan kuceritakan pengalamanku dengan Winda di kampungnya saat aku mengantarnya mudik.

 

Baca juga : Aku Dan Tante Weli

#Kisah #Ngentot #Pegawai #Pabrik

Seorang Janda Yang Ngentot Dengan Marketing Asuransi Terbaru Malam Ini

Seorang Janda Yang Ngentot Dengan Marketing Asuransi

“Tok tok tok…” suara pintu kamarku terdengar diketuk membuyarkan lamunanku.

“Siapa?” sahutku.

“Saya, Nyah…” terdengar suara pembantuku di balik pintu.

“Ada apa, Bi?

“Ada tamu mau ketemu Nyonya…”

“Dari mana?” aku bertanya, sebab aku merasa tidak ada janji bertemu dengan siapapun.

“Katanya dari perusahaan asuransi, udah janji ingin bertemu Nyonya.”

Oh ya aku baru ingat, bahwa aku meminta perusahan asuransi datang ke rumahku pada hari ini, saat aku libur kerja, karena aku ingin merevisi asuransi atas rumah pribadiku yang telah jatuh tempo.

“Suruh dia masuk dulu dan tunggu di ruang tamu, Bi!” bergegas aku mengenakan pakaianku, hanya daster terusan tanpa bra dan celana dalam, karena aku tak mau tamuku menunggu lama, wajahku pun hanya sedikit kuoles bedak.

Setelah aku rasa rapi, bergegas aku menemuinya.

“Selamat siang, Bu!” sapaan hormat menyambutku saat aku tiba di ruang tamu.

“Selamat siang,” aku membalas salamnya.

“Perkenalkan, Bu! saya Steven marketing executive di perusahaan xxx,” tangannya mengundangku bersalaman.

Aku menyambut uluran tangannya, dan mempersilakannya duduk. Sejenak aku perhatikan, usianya kutaksir 25-an, tapi yang membuatku agak tertarik tadi saat posisi berdiri bersalaman, aku sempat mengukur tinggi tubuhku hanya sebatas lehernya, aku perkirakan tingginya 180cm-an, aku agak berkesan apalagi penampilannya bersih dengan kumis tipis menghiasi bibirnya, wajahnya sih memang biasa saja.

Kami terlibat obrolan panjang tentang asuransi yang ditawarkan, ternyata orangnya supel dan ramah, cara bicaranya mencerminkan wawasannya yang luas, pandangannya tidak “jelalatan” seperti lelaki lainnya yang pernah aku temui, padahal puting payudaraku yang tidak menggunakan bh terlihat berbayang dibalik dasterku. Tak banyak pikir lagi, aku segera menyetujuinya, apalagi preminya tidak terpaut jauh dengan asuransiku sebelumnya. Dia berjanji akan datang kembali minggu depan membawa polis-nya.

Sepulangnya dia, aku masih membayangkannya, simpatik sekali orangnya, terutama tubuhnya yang tinggi, hampir sama dengan almarhum suamiku. Juga aku teringat jawaban almarhum suamiku bahwa orang yang tinggi agak kurus, 80% senjatanya panjang dan besar saat aku bertanya, mengapa senjata Mas Budi (almarhum suamiku), besar dan panjang? Aku sendiri bingung, tak biasanya aku berpikiran seperti ini, apalagi baru pertama kali bertemu.

Tapi aku tak mau membohongi diriku, aku tertarik padanya. Waktu seminggu yang dijanjikannya terasa lama sekali. Akhirnya tibalah hari yang dijanjikannya, aku berias secantik mungkin, meskipun tidak mencolok, kusambut kedatangannya dengan manis. Kali ini kulihat Steven mengenakan setelan pakaian kerja lengkap dengan dasinya.

Setelah polis aku terima dan menyerahkan pembayarannya, aku mengajaknya mengobrol sedikit mengenai pribadinya. Ternyata usianya 28 tahun, dengan status bujangan, dan masih mengontrak rumah di daerah Kebayoran Lama, Jakarta.

“Ibu Venda sendiri, bagaimana?” kini dia balik bertanya kepadaku.

Kujelaskan statusku yang janda, kulihat wajahnya sedikit berubah.

“Maaf, Bu! kalau pertanyaan saya menyinggung perasaan Ibu.”

“Tidak apa-apa, toh gelar ini bukan saya yang menghendaki, tapi sudah suratan.”

Sejak tahu statusku janda, Dia jadi sering datang ke rumahku, ada saja alasannya untuk datang ke rumahku, meskipun kadang terkesan dibuat-buat. Hubungan kami menjadi lebih akrab, diapun tidak memanggilku dengan sebutan “Bu” lagi, tapi “Venda” sedangkan aku pun memanggilnya Mas Steven.

Tapi yang aku heran dari Mas Steven adalah sikapnya yang belum pernah menjurus ke arah seks sedikitpun, meskipun sering kali kami bercanda layaknya orang pacaran. Aku jadi berfikiran jelek, jangan-jangan Mas Steven “Gay”. Padahal aku sudah tetapkan dalam hati, bahwa Mas Steven lah orang kedua yang boleh membawaku mengarungi samudera kenikmatan.

Tapi ternyata pikiran jelekku tidak terbukti. Kejadiannya waktu malam Minggu Mas Steven datang untuk yang kesekian kalinya. Kami memutar film roman percintaan, bibiku sejak tadi sudah masuk ke kamarnya tidak tahu ngapain. Mungkin sengaja memberi kesempatan kepada kami anak muda yang sedang dilanda asmara.

Saat adegan percumbuan berlangsung, aku meliriknya, kulihat wajahnya sedikit memerah dan celana panjangnya yang berbahan tipis, kulihat sedikit menggelembung, aku bimbang. Akhirnya kutetapkan hatiku untuk memulai percumbuan dengannya tapi bagaimana caranya?Aku ada ide agak tidak terkesan aku yang mau, aku harus pura-pura sakit.

“Aduh Mas Steven! kepalaku sakit sekali,” aku mulai menebarkan jaring.

Kupegangi keningku yang tidak sakit, pancinganku berhasil, Mas Steven menghampiriku.

“Kenapa Ven?” tanyanya.

“Kok, tiba-tiba sakit.”

“Anu, Mas! tekanan darahku rendah, jadi kadang-kadang kambuh seperti ini,” aku terus merintih layaknya orang kesakitan.

Aku membaringkan tubuhku di sofa.

“Mas, tolong bawa aku ke kamar,” aku semakin nekat.

Kulihat Mas Steven kelabakan.

“Papah aku, Mas!”

Akhirnya Mas Steven memapahku ke dalam kamarku, kutempelkan buah dadaku ke punggungnya, terasa aliran kenikmatan di tubuhku. Dibaringkannya tubuhku di ranjang tidurku, dan bergegas Mas Steven keluar.

“Kemana, Mas?” tanyaku pura-pura lirih.

“Bangunin bibi.”

“Nggak usah, Mas, tolong keningku dibaluri minyak angin saja.”

“Minyak anginnya dimana?” tanyanya.

“Di meja Rias.”

Mas Steven dengan telaten sekali memijat keningku, kurasakan jarinya sedikit gemetar.

“Mas tolong tutup pintu dulu, entar bibi lihat nggak enak,” aku baru sadar pintu kamarku masih melongo.

“Sekalian Mas, TV-nya matiin dulu!”

Mas Steven beranjak mematikan TV, aku segera melepaskan pakaianku, hingga tinggal Bra dan celana dalam saja, kututupi tubuhku dengan selimut, Mas Steven telah kembali ke kamarku dan menutuppintunya.

“Mas tolong kerokin aja deh!” aku mulai memasang jurus.

“Lho, pusing kok dikerokin?”

“Biasanya aku kalau pusing begini Mas!” aku berkilah tak mau kebohonganku terbongkar.

Mas Steven menurut, dan mencari uang logam untuk mengeroki tubuhku.

“Jangan pakai uang logam, Mas! aku biasanya pakai bawang.”

Setelah aku beritahu tempat bawang, Mas Steven kembali lagi ke kamarku, kali ini kulihat wajahnya sedikit berkeringat, tidak tahu keringat apa. Segera aku tengkurap,

“Cepat, Mas, kepalaku tambah pusing, nih!”

Mas Steven membuka selimut yang menutupi tubuhku, dan…

“Mbak Venda, kapan melepas baju?” nadanya terkejut sekali.

Foto Seorang Janda Yang Ngentot Dengan Marketing Asuransi

“Tadi, waktu kamu keluar,” jawabku santai.

Hening sejenak, mungkin Mas Steven masih bimbang menyentuh tubuhku.

“Ayo, Mas!”

“Iya… maaf ya Mbak!” aku mulai merasakan dinginnya air bawang di pundakku, gemetarnya tangan Mas Steven terasa sekali.

“Kenapa tangan Mas gemetaran?”

“iya, aku nggak biasa,” suaranya agak gugup.

“Rileks aja Mas,” aku mencoba menenangkannya.

Akhirnya gerakan tangan Mas Steven semakin lancar di punggungku. Aku mulai merasakan bulu kudukku bangun, terlebih saat tangan Mas Steven mengeroki bagian belakang leherku. Segera aku membalikkan tubuhku, kini buah dadaku yang besar tepat berada di hadapan Mas Steven,

“Mbak, depannya aku nggak berani.”

Aku sudah tidak mau bersandiwara lagi,

“Mas, kalau depannya jangan dikerok, tapi dibelai,” kulihat wajahnya sedikit pucat.

“Memangnya Mas Steven nggak mau?” aku menantangnya terang-terangan.

“Aku nggak pernah, Mbak…” jawaban polosnya membuat aku sadar bahwa dalam urusan seks ternyata Mas Steven tidak punya pengalaman apa-apa alias perjaka ting-ting.

Berpikir seperti itu, nafsuku kian bangkit, segera kudorong tubuhnya hingga rebah di atas pembaringanku. Kubuka kancing bajunya dan melemparkannya ke lantai. “Mbakk, jangan…” Mas Steven masih berusaha menolak, tapi aku yakin suaranya hanya sekedar basa-basi, atau refleksi dari belum pernahnya. Aku mulai menciumi bibir Mas Steven, kumis tipisnya terasa geli di bibirku. Tapi tak ada balasan.

“Mas Steven kok diam saja,” aku bertanya manja.

“Tapi, Mbak jangan marah.. ya?” tanyanya bodoh.

Orang aku yang minta kok aku marah? Mungkin disentakkan oleh kesadaran bahwa dirinya adalahlelaki, Mas Steven langsung menyambar bibirku dan melumatnya. Aku berteriak senang dalam hati, malam inilah dahagaku akan terpuaskan. Ciuman kami berlangsung lama, jari-jariku bergerak mengusap dadanya, putingnya yang hitam kutarik-tarik, sementara jari-jari Mas Steven mulai membelai buah dadaku, usapannya pada puting buah dadaku, membuat syaraf kewanitaanku bangkit, meskipun usapannya terasa agak takut-takut tapi kenikmatan yang aku peroleh tidak berkurang.Apalagi tekanan keras di pahaku membuatku segera sadar bahwa senjata Mas Steven mulai bangkit.

Satu persatu pakaian kami bergelimpangan ke lantai, kini tubuh kami sudah bugil. Tubuhku ditindih Mas Steven, perlahan-lahan mulut dan lidah Mas Steven mulai menggelitik puting buah dadaku, yang terasa makin mengeras,

“Mas… terusss… enak…” aku mulai merintih nikmat.Tanganku segera menggenggam senjatanya, tapi sungguh mati aku kaget dibuatnya, besar sekali.Lebih besar dari punya almarhum suamiku. Aku semakin bernafsu, kukocok perlahan senjatanya yangkeras dan kokoh,

Mas Steven merintih tak karuan. Hisapannya semakin keras di buah dadaku membalas kocokan tanganku di senjatanya. Aku sudah tak tahan menunggu permainan Mas Steven dibuah dadaku saja, nafsuku yang tertahan 3 tahun membuncah hebat dan menuntut penyaluran secepatnya. Dengan penuh nafsu aku segera ambil posisi di atas, tanganku terus mengocok senjatanya yang semakin panjang dan membesar, lidahku mulai menjilati dadanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, pada bagian putingnya kuhisap dan kugigit pelan.

“Mbak Venda… aku nggak tahan…” Kupercepat gerakan tanganku.

Kulihat muka Mas Steven semakin memerah. Mulutku yang mungil sampai pada senjatanya yang kaku, kujilati seluruh batang senjatanya, kugelitik halus lubang atasnya. Kumasukkan senjatanya ke dalam mulutku,

“Uffhhh…” terasa penuh di mulutku, akibat besarnya senjata Mas Steven.

Mulutku mulai menyedot-nyedot, sementara tanganku terus mengocok batang senjatanya. Remasan tangan Mas Steven di rambutku semakin kuat, hingga akhirnya saat kuhisap kuat dengan kocokankupercepat, aku merasakan tubuh Mas Steven bergetar hebat dan…

“Vennn…” Mas Steven menjerit,terasa cairan kenikmatan itu memenuhi mulutku, agak anyir, tapi aku menelannya sampai tuntas.

“Daaar…” memang perjaka tulen, sebentar saja senjatanya sudah membesar kembali, dan siap bertempur.

Aku segera berjongkok di atas tubuhnya, kuarahkan senjatanya yang besar di lubang kewanitaanku yang sudah basah. Perlahan kuturunkan pinggulku, seret sekali, mungkin terlalu lama tidak dimasuki senjata pria, apa lagi senjata Mas Steven yang besar dan panjang.

Aku merasakan sedikit sakit tapi lebih banyak nikmatnya. Saat bulu kemaluan kami bertemu, dimana senjata Mas Steven amblas seluruhnya ke dalam kemaluanku, sulit digambarkan kenikmatan yang aku dapatkan. Aku diamkan sejenak menikmati denyutan senjata Mas Steven di liang kewanitaanku. Kulirik wajah Mas Steven yang terpejam, mungkin menikmati remasan kewanitaaanku di seluruh batang senjatanya.

Perlahan aku gerakkan pantatku naik turun, kian lama gerakan pinggulku kian buas, aku sudah tak dapat menguasai lagi nafsuku yang sudah tertahan, sesaknya senjata Mas Steven di kemaluanku ditambah cairan pelumas dari tubuh kami masing-masing menimbulkan suara-suara birahi seirama dengan gerakan pantatku.

Akhirnya…

“Venn… aku nggak tahan…” aku rasakan semburan hangat di kewanitaanku, aku semakin cepat… menggerakkan pinggulku meraih puncak kenikmatan yang tinggal selangkah lagi, tapi senjata Mas Steven keburu melembek hingga akhirnya mengecil.

Cerita Sex Lainnya : Pemerkosaan Jurawat Oleh Kepala Desa

Aku tambah panik dan histeris dengan nafsuku yang tergantung. Aku mencoba membangkitkan kembali nafsu Mas Steven, tapi setiap kali aku mau orgasme, Mas Steven selalu mendahuluiku.

Sampai sekarang meskipun kami jadi sering berhubungan badan tapi belum pernah sekalipun aku orgasme. Kalau baru pertama aku masih bisa terima, tapi sudah yang kesekian kalipun masih begitu. Entahlah, kalau buat keperkasaan. Mas Steven jauh dengan almarhum suamiku yang dapat membawaku ke puncak orgasme hingga 4 kali.

 

#Seorang #Janda #Yang #Ngentot #Dengan #Marketing #Asuransi

Kesempatan Ngentot Dengan Mbak Rika Yang Tak Terpuaskan Terbaru Malam Ini

Kesempatan Ngentot Dengan Mbak Rika Yang Tak Terpuaskan

Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria Yang bernama Roby, Berawal dari Roby yang mengintip pasangan pengantin baru yang sedang bersetubuh, yaitu Mas Alex dan Mba’ Rika. Karena saat itu Roby melihat Mba’ Rika tidak pernah puas dengan suaminya, maka Roby mengambil inisiatif untuk memuaskan Mba’ Rika. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Perkenalkan nama saya Roby, saya lelaki yang cukup dewasa karena saya telah berusia 26 tahun. Keadaan saya sekarang adalah seorang pekerja di salah satu perusahaan plastik. Disini saya akan menceritakan tentang kisah sexs saya dengan istri tetangga kamar kontrakan-kan saya. Kisah ini berawal dari sore itu, saya terbangun. Kulihat jam di dinding dikamarku menunjukkan pukul 16.00 WIB.

Pada sore hari itu saya iseng-iseng untuk memanjat dinding tembok pembatas kamarku, dan kamar sampingku yang ditempati oleh pasangan pengantin baru, yaitu Mas Alex dan Mba’ Rika. Saat itu saya Cuma bermaksud melihat aktivitas tetangga sebelahku melalui Fentilasi. Setelah saya lihat ternyata mereka sedang tiduran sambil mengobrol di atas ranjang.

Saat itu saya mengawasi terus kegiatan mereka, saat itu kulihat Mas Alex hanya memakai singlet, begitu juga Mba’ Rika yang hanya memakai baju dalam. Mentang-mentang mereka pengantin baru didalam kamar hanya memakai pakaian dalam saja. Saat itu saya berharap kepada meraka agar mereka segera berhubungan sexs.hhe. tidak lama setelah itu, Mas Alex dan Mba’ Rika berbicara sambil berpelukan.

Karena posisiku saat itu lumayan jauh dan hanya melihat dari sela fetilasi, maka saya kurang bisa menangkap apa yang mereka bicarakan. Saat itu sesekali Mba’ Rika tertawa, dan Beberapa kali pula saya amati Mas Alex meremas buah dada Mba’ Rika. Setelah sekian lama saya menunggu, pada akhirnya yang saya harapkan terjadi juga.

Tiba-tiba Mas Alex membuka celana pendeknya dan memegang tangan Mba’ Rika.

Lalu Mas Alex saat itu menyuruh Mba’ Rika memegang kejantanan Mas Alex. Mba’ Rika kelihatannya menurut dan memasukan tangannya ke dalam celana boxer Mas Alex, tetapi baru sebentar sudah ditariknya kembali, tampaknya Mba’ Rika menolak. Yahhhh, baru disuruh gitu aja nggak mau, apalagi kalau disuruh nyepongin, ucapku dalam hati kecewa.

Namun kekecewaanku terobati karena sejurus kemudian Mas Alex tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan melepas celananya. Kini dia hanya berCD (celana dalam) dan bersinglet. Kemudian Mas Alex-pun memeluk Mba’ Rika. Saya tersenyum kegirangan, keinginanku untuk melihat keduanya bercinta tampaknya akan terpenuhi

Tidak lama kemudian, Mas Alex-pun melepas pelukannya dan Mba’ Mba’ Rika-pun mulai melepas celananya. Kini sama seperti suaminya, Mba’ Rika hanya bersinglet dan berCD (celana dalam). Kulihat pahanya, putih dan mulus sekali.Kemudian mendadak Mas Alex mengeluarkan kejantanannya dari CD (celana dalam)nya. Kecil sekali, dibandingkan punya saya, ucapku dalam hati melihat kejantanan Mas Alex.

Mas Alex-pun langsung menghimpit Mba’ Rika, tampaknya Mas Alex akan ber-penestrasi Mba’ Rika. Kulihat Mba’ Rika memelorotkan CD (celana dalam)-nya hanya sampai sebatas paha saja. Sejurus kemudian saya melihat pelan Mas Alex memasukkan kejantanannya ke dalam lubang kewanitaan Mba’ Rika yang tertutup rambut kewanitaan.

Setelah kejantanan Mas Alex masuk keseluruhannya ke dalam liang senggama Mba’ Rika, Mas Alex langsung memeluk Mba’ Rika sambil menciumnya bertubu-tubi. Itu dilsayakan cukup lama.Saya sedikit keheranan kenapa Mas Alex tidak melsayakan genjotan, tidak mendorong-dorong pinggulnya. Mas Alex hanya diam memeluk Mba’ Rika.

Payah nih, ini pasti karena Mas Alex nggak tahan bermain lama, nggak seperti saya ucapku dalam hati, tertawa, merasa unggul dari Mas Alex. Disinilah saya mulai melihat adanya kesempatanku untuk turut melsayakan tumpangsari pada Mba’ Rika.Ditambah lagi, kejadian itu hanya berlangsung sangat singkat, sekitar 7 menit. Meskipun Mba’ Rika bisa mencapai klimaksnya, tetapi Mas Alex terlalu cepat.

Saya me-nangkap kekecewaan di muka Mba’ Rika, meski Mba’ Rika berusaha tersenyum setelah permainan itu, tapi saya yakin ia tidak puas dengan permainan Mas Alex. Dari hasil pengintaian saya kemarin, hal itu membuatku mengambil kesimpulan, ada kemungkinan saya bisa menyetubuhi Mba’ Rika dan merasakan nikmat tubuhnya, kalau perlu saya juga akan menanam benih di rahim Mba’ Rika, Itulah tekadku.

Dari kejadian itu saya-pun mulai menyusun rencana. Kebetulan Mas Alex itu belum bekerja, ada kesempatan bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mba’ Rika. Apalagi saya punya kenalan yang bekerja di perusahaan, namanya Totok.Siang ini saya menjumpai Totok di kantornya,

“ Hai Rob, apa kabar ? ”, tanya Totok sambil menjabat tanganku.

“ Baik nih Tok ”, jawabku sambil ter-senyum.

“ Oh iya, duduk dulu deh Rob, biar enak kita ngobrolnya ”, ucap Totok mempersilahkanku.

Setelah saya duduk di kursi kantornya yang empuk itu, saya mulai mengajukan permintaan,

“ Tok, saya butuh bantuanmu ”, ucap saya.

“ Oh, itu semua bisa diatur, emang bantuan apa ni Rob ? ”, tanya Totok.

“ Aku butuh pekerjaan nih Tok ”, ucapku.

“ Ouh kerjaan, itu gampang Rob, memangnya kamu ingin diposisi apa dan minta gaji berapa ??? ”, tanya Totok.

“ Bukan buwat aku maksudnya Tok, tapi ini untuk orang lain ”, terang saya.

“ Hmmm… memangnya untuk siapa ? ”, tanya Totok.

“ Untuk temanku, Mas Alex namanya Tok, kamu wawancarai, tempatkan di mana saja kamu suka, nggak perlu tinggi-tinggi betul jabatannya ”, terang saya.

“ Aneh…tapi jika itu maumu, yaa tidak apa-apa ”, jawabnya. 

“ Yang penting kamu wawancarai dia cukup lama, dan kamu wawancarnya kalau bisa diulang sampai beberapa kali gitu Tok ”, terangku pada Totok.

“ Oke deh Rob, kalau itu semua kemauan kamu ”, jawab Totok menuruti saya.

“ Tapi… nanti jadwal wawancara-nya saya yang tentuin ya Tok, hhe… Gimana, bisakan Tok ??? ”, pintaku lagi pada Totok.

“ Ah, kamu ini ada-ada aja deh Rob, yaudah deh terserah kamu aja deh Rob”, ucap Totok mengiyakan kemauan saya.

Maka saat itu mulailah saya menyusun jadwal interview Mas Alex, mulai lusa, hari rabu sampai jumat dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi.Totok menyetujuinya, kemudian saya permisi pulang. Dalam perjalanan pulang, hatiku sangat senang, sudah terbayang nikmatnya tubuh Mba’ Rika itu. Sesampainya di kos-kosanku, saya langsung bertemu dengan Mas Alex di tempat cuci,tampak Mas Alex sedang menyuci bajunya.

“ Mas… saya ingin bicara sebentar ”, ucapku mulai membuka percakapan.

Saat itu Mas Alex-pun menoleh dan menghentikan pekerjaannya,

“ Ada apa Rob ??? ”, tanya Mas Alex.

“ Begini nih Mas, saya dengar Mas Alex mencari pekerjaan, kebetulan tadi saya ke tempat teman saya, dia perlu pegawai baru, dia-nya sih malas menaruh iklan di koran, soalnya dia hanya butuh satu orang ”, ucapku panjang lebar menjelaskan.

Saat itu saya sedikit berdebar-debar karena menunggu tanggapan Mas Alex. Setelah beberapa saat Mas Alex kulihat terdiam, merenung, lalu

“ Hmmm… saya pikir dulu, sebelumnya terima kasih ya Rob ”,ucap Mas Alex.

“ Ya Mas sama-sama… ”, ucapku dengan senyuman.

Saat itu dalam hatiku, saya berpikir habislah sudah kesempatanku, tapi setelah di dalam kamar, sekitar 1 jam kemudian saya yang tertidur, terbangun oleh ketukan di pintu. Saya lalu bangun, mengucek-ngucek mata saya, melihat dari jendela. Tampak Mas Alex berdiri menunggu. Saya-pun cepat-cepat membuka pintu.

“ Wah… sedang tidur ya, kalau gitu nanti saja deh ”,ucap mas Mas Alex akan pergi lagi.

“ Enggak kog Mas, saya sudah bangun nih ”, ucapku berusaha mencegah Mas Alex pergi.

“ Gangguin tidur kamu nggak ? ”, tanya Mas Alex.

“ Ndak… masuk saja Mas ”, ucapku mempersilahkan.

Setelah kami berdua duduk di karpet kamarku, lalu…

“ Begini, ini soal lamaran kerja yang kamu bilang itu, tempatnya di mana sih ? ”, tanya Mas Alex.

“ Ooo…itu di Kaliurang km 10 nomor 17, nama perusahaannya PT. A, nggak jauh kok Mas ”, terangku.

“ Syaratnya apa aja ya Rob kira-kira ? ”, tanya Mas Alex.

“ Saya kurang tau juga tuh, Mas Alex pergi saja ke sana. temui teman saya, Totok, katakan Mas butuh pekerjaan ”, tahunya dari Roby.

“ Wah…kok rasanya kurang enak ya, seperti nepotisme saja… ”, Mas Alex sepertinya keberatan.

“ Enggak… nggak… kog, perusahaan-nya besar, Mas ke sana juga belum tentu diterima, Mas tetap melalui tes dulu ”, ucapku meyakinkan Mas Alex.

“ Hmmm…baiklah, saya coba dulu deh Rob, jam berapa ya ke sana ? ”, ucap Mas Alex.

“ Sekitar jam kerja saja baiknya, jam 07.00 pagi saja Mas ”, ucapku menyarankan.

Mas Alex hanya mengangguk tersenyum, lalu permisi seraya tak lupa berterima kasih kepada saya. Saya hanya tersenyum, berarti selangkah lagi keinginanku tercapai. Hari ini rabu, sesuai pre-diksiku, Mas Alex pagi-pagi sudah berangkat, dan sekitar jam 11.00 siang baru pulang.Saya menuju ke kamarnya, lalu mengetuk pintu, 

“ Assalamualaikum ”, saya memberi salam.

Waalaikumussalam, terdengar jawaban Mas Alex dari dalam kamarnya.Lama baru pintu dibuka, dan Mas Alex mempersilahkanku untuk masuk. Kulihat di dalam kamarnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan me-makai jilbab putih, tersenyum padaa saya. Mba’ Rika tampak cantik sekali.

“ Bagaimana Mas, tadi ? ”, tanya saya.

“ Oh…nanti saya disuruh ke sana lagi, besok untuk interview Rob ”, ucap mas Alex.

“ Alhamdulillah, saya doakan supaya keterima ya Mas ”, ucapku berbasa-basi.

“ Terima kasih ya Rob ”, ucapnya.

Setelah berbasa – basi cukup lama, sayapun permisi,

“ Eehh…nanti dulu, kamu khan belum minum ”,ucap Mas Alex berusaha mencegahku.

“ Ayo Mah buatkan air minumnya dong ”, perintah Mas Alex me-nyuruh istrinya.

Saya menolak dengan halus,

“ Ah nggak usah Mas, saya sebentar aja kog, soalnya saya ada urusan ”, ucapku berpura-pura.

“ Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya ”, ucap Mas Alex.

Saya tersenyum mengangguk, kulihat Mba’ Rika tidak jadi membuat minuman. Saya pun pergi ke ka-marku, riang karena sebentar lagi adikku akan bersarang dan menemukan pasangannya.

Hari ini kamis, Mas Alex sudah berangkat dan meninggalkan Mba’ Rika sendirian dikamarnya. Rencana mulai kulaksanakan. Saya membongkar beberapa koleksi kaset pornoku, memilih salah satunya yang saya anggap paling bagus, kaset porno dari Indonesia sendiri, lalu membungkusnya dengan kertas merah jambu.Kemudian sambil membawa bungkusan Kaset itu, saya menuju ke kamar tetangga saya, mengetuk pintu,

“ Assalamualaikum, saya mem-beri salam. Lama baru terdengar jawaban,

“ Waalaikumsalam ”, sahut Mba’ Rika dari dalam kamar itu.

Tidak kama pintunya-pun terbuka, kulihat Mba’ Rika melongokkan kepalanya yang berjilbab itu dari celah pintu,

“ Ada apa ya ? ”, tanya-nya.

“ Ini ada hadiah dari saya, saya mau memberikan kemarin tetapi lupa ucapku sambil menunjukkan bungkusan Kaset itu ”, ucapku.

“ Oh, baiklah ”, ucap Mba’ Rika sambil bermaksud mengambil bungkusan di tanganku itu.

“ Eee…tunggu dulu Mba’, ini isinya Kaset, saya mau lihat apa bisa muter nggak di komputernya Mas Alex ”, ucapku mengarang alasan.

Sedikit keberatan kelihatannya, akhirnya Mba’ Rika mempersilahkanku untuk masuk, saya yakin dia juga kurang ngerti tentang komputer. Di dalam kamar, saya menghidupkan komputer dan mengoperasikan program dvd playernya, lalu kumasukkan kaset-ku itu dan kujalankan. Sesuai dugaanku Kaset itu berjalan bagus.

“ Mba’ pingin nonton ? ”, tanya saya sambil melihat Mba’ Rika yang sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku. 

“ Film apa sih ? ”, tanya Mba’ Rika kepada saya.

Pokoknya bagus deh Mba’ filnya ”, ucapku.

Kemudian memberikan pe-tunjuk bagi Mba’ Rika , bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya. Mba’ Rika hanya mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mumpung filmnya belum masuk ke bagian intinya. Pintu kamar tetangga saya itu-pun kembali ditutup, saya bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yang dilsayakan Mba’ Rika.

Setelah di kamarku. melalui Fentilasi kulihat Mba’ Rika menonton di depan komputer. Dia tampaknya kaget begitu melihat adegan porno langsung hadir di layar monitor komputer itu. Dengan cemas saya menantikan reaksinya. Menit demi menit berlalu hingga sudah 15 menit kulihat Mba’ Rika masih tetap menonton. Saya senang berarti Mba’ Rika menyukainya.

Lalu terjadi sesuatu yang lebih dari saya harapkan, tangan Mba’ Rika saat itu mulai masuk ke dalam dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.

“ Ssssss… Oughhhh… Aghhhhh… ”, desahnya mulai terdengar.

Suara Mba’ Rika mendesah-desah , tampaknya merasakan kenikmatan.Saya kaget, Wah, hebat ternyata ber-masturbasi ucapku dalam hati. Rasanya saat itu saya ingin segera masuk ke kamar Mba’ Rika, kemudian memeluk dan langsung menyetubuhinya. Saat itu masih hanya angan-angan, tapi saya sadar, ini perlu proses dan hal ini tidak semudah seperti yang saya katakan tadi.

Akhirnya saya memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku. Sayapun mulai melakukan onani dengan memain-mainkan kejantananku. Film di komputer itu terus berjalan, kira-kira hampir 1jam lamanya, pertanda film itu akan habis dan Mba’ Rika kulihat sudah empat kali klimaks, luar biasa.

Dan ketika filmnya berakhir, Mba’ Rika ternyata masih me-neruskan masturbasinya hingga menggenapi klimaksnya menjadi lima kali.

“ Aghhhhhh… ”, Mba’ Rika terpekik pelan menandai klimaksnya.

Sesaat setelah klimaks Mba’ Rika yang kelima saya-pun ejakulasi.

“ Oughhhhh… ”, suara berat-ku mengiringi luapan air mani di tanganku.

Saya senang sekali, berarti saya lebih tangguh dari Mas Alex dan bisa memuaskan Mba’ Rika nantinya karena bisa klimaks dan ejakulasi bersamaan.Kemudian Mba’ Rika sesuai petunjukku, kulihat mengeluarkan Kasetnya dan mematikan komputer. Setelah siang hari, Mas Alex baru pulang. Sedikit berdebar-debar saya menunggu perkembangan di kamar tetangga saya itu.

Saya takut kalau-kalau Mba’ Rika ngomong macam- macam soal Kaset itu, bisa berabe saya. Tetapi kelihatannya tak terjadi apa-apa. Kembali saya mengintip lewat Fentilasi, apa yang terjadi di sebelah. Begitu saya mulai mengintip, saya kaget ! Karena kulihat Mba’ Rika dalam keadaan hampir bugil. Saat itu Mba’ Rika hanya memakai CD (celana dalam) dihimpit oleh Mas Alex.

Lalu mereka-pun mulai bersetubuh. Namun seperti yang dulu-dulu, permainan itu hanya berlangsung sebentar dan tampaknya Mba’ Rika kelihatan tidak menikmati dan tidak bisa mencapai klimaks. Bahkan saya melihat Mba’ Rika seringkali kesakitan ketika penetrasi atau ketika buah dadanya diremas. Bagaimanapun saya senang, langkah kedua saya berhasil. 

Hal itu membuat Mba’ Rika tidak bisa lagi mencapai klimaks dengan Mas Alex. Prediksiku, Mba’ Rika akan sangat tergantung pada Kaset itu untuk kepuasan klimaksnya, sedangkan cara menghidupkan Kaset itu hanya saya yang tahu, disinilah kesempatanku. Hari Jumat, pukul 09.00 pagi, saya bangun dari tidur, mempersiapkan segala sesuatunya.

Kebetulan saat itu hari cuti bersama diperusahaan saya, pas sekalikan para pembaca. Hari ini bisa jadi saat yang sangat bersejarah bagiku. Kemarin saya telah mengintip Mba’ Rika dan Mas Alex seharian, mereka kemarin ber-setubuh hanya 2 kali, itupun berlangsung sangat cepat, dan yang penting bagiku, Mba’ Rika tidak bisa klimaks.

Malam kemarin saya juga sudah bersiap-siap dengan minum segelas jamu kuat, yang bisa menambah kualitas sperma saya.

Pada pagi hari itu, setelah saya mandi, saya berpakaian sebaik mungkin, parfum beraroma melati kuusapkan ke seluruh tubuhku, rambutku juga sudah disisir rapi. Lalu dengan langkah pasti saya melangkah ke tetangga sebelahku, Mba’ Rika yang sedang sendirian. Kembali saya mengetuk pintu kamarnya pelan,

 “ Selamat pagi Mba’ ”, ucapku msembari mengetuk pintu Mba’ Rika.

“ Iya, siapa yah ”, suara lembut Mba’ Rika menyahut dari dalam kamar.

Mba’ Rika-pun membuka pintu, kali ini dia berdiri di depan pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang se’dikit terbuka. Saat itu dia memakai jilbab biru dengan motif renda, terlihat sangat manis sekali,

“ Oh kamu Rob, kenapa lagi Rob kamu kesini ??? ”, tanya Mba’Rika.

“ Gini Mba’, saya kemarin lupa memberitahukan cara mengelurkan kaset yang kemarin Mba’ ”, ucapku sambil tersenyum.

Tiba-tiba raut muka Mba’ Rika menjadi sangat serius,dan berkata

“ Kamu bener-bener kurang ajar ya Rob, masa kamu muterin Kaset porno pada Mba’ ”, kata Mba’ Rika sedikit keras.

Saat itu saya terkaget, ternyata dia marah. Lalu saat itu juga saya cepat mengarang alasan,

“ Wah… maaf Mba’, kaset itu adalah hadiah dari teman saya Mba’, setahu saya isi kaset itu adalah film humor, maafin saya ya Mba’, kasetnya tertukar, yaudah saya ambil lagi ya Mba’ kasetnya, sekali lagi maafkan saya ya Mba’ ”, ucapku.

Saat itu Mba’ Rika tidak menjawab, lalu dia masuk ke dalam kamarnya. Saat itu dia tampak kecewa, saya senang berarti dia takut kehilangan Kaset itu. Lalu saya-pun masuk ke kamarnya melalui pintu yang sedari tadi terbuka. Mba’ Rika kaget, melihatku mengikuti langkahnya,

“ Eeeh… kamu kok ikut masuk juga ??? ”, ucap Mba’ Rika. Prediksi Skor Bola

Saat itu sambil menutup pintu kamar Mba’ Rika, dengan tenang saya menjawab,

“ Ahhh… Mba’ jangan munafiklah, toh Mba’ juga menyukai kaset porno itu, saya lihat Mba’ sampai masturbasi segala ”, ucapku dengan tegas.

“ Kurang ajar kamu ya Rob, keluar nggak kamu !!! Kalau tidak saya akan berteriak ”, gertak Mba’ Rika.

“ Mba’ jangan marah dulu, coba Mba’ pikirkan lagi, sejak menonton Kaset itu, Mba’ tidak bisa lagi klimaks dengan Mas Alex khan ”, ucapku sembari merebut kaset itu dan mematahkannya. Seketika itu Mba’ Rika terkejut,

“ Ka… kamu… ”.

Belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya, saya memotongnya,

“ Saya bersedia memberikan kepuasan kepada Mba’ Rika, saya jamin Mba’ Rika bisa klimaks bila main dengan saya ”, rayuku.

“ Kurang ajar, Keluar kamu !!! ”, gertaknya lagi.

“ Oh tidak bisa, tidak segampang itu Mba’ mengusir saya, ayolah Mba’ Rika jangan marah !!! pikirkan dulu, saya satu-satunya kesempatan, bila Mba’ Rika tidak memakai saya, seumur-umur Mba’ Rika nggak akan pernah mencapai klimaks lagi ”, ucap saya terus menghasutnya.

Saat itu Mba’ Rika terdiam sebentar, saya senang dan berpikir dia mulai termakan rayuanku, namun,

“ sekali tidak ya tidak, kamu ngerti nggks sih ??? keluar kamu !!!! ucap Mba’ Rika membentak saya lagi.

Sebenarnya saat itu saya mulai takut dan gemetar, tapi saat itu sudah terlanjur basah, maka saya terus berusaha untuk merayu Mba’Rika dan berkata,

“ Sebaiknya Mba’ pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mba’, saya satu-satunya kesempatan Mba’, kalau Mba’ tidak mengambil kesempatan ini, Mba’ akan menyesal seumur hidup… ”, ucapku sedikit tegas.

Lama kulihat Mba’ Rika terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Saya pura-pura mengalah,

“ Ya udahlah, jika Mba’ tidak mau, saya pergi saja, saya itu cuma kasihan ngelihat Mba’ ”, ucapku sambil beranjak pergi.

Tetapi kulihat Mba’ Rika hanya diam terduduk di ranjangnya, saya membatalkan niatku, pintu yang telah terbuka kini kututup lagi dan kukunci dari dalam. Perlahan saya mendekati Mba’ Rika, kulihat dia menangis,

“ Mba’, jangan menangis gitu dong, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mba’, ucapku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.

Kesempatan Ngentot Dengan Mbak Rika Yang Tak Terpuaskan

Lalu pelan-pelan kupegang pundak Mba’ Rika dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang. Ternyata Mba’ Rika hanya menurut saja, saya senang sekalii saat itu, ternyata rayuanku berhasil meruntuhkan pendiriannya.Kemudian saya mulai membuka resleting celana panjangnya, saat itu dia tampaknya inign menolak, namun saat itu saya dengan santai menepis tangannya.

Saya-pun melanjutkan aksi saya dengan memasukkan tanganku ke dalam celana Mba’ Rika. Tanganku masuk kedalam CD (celana dalam)nya, lalu langsung jariku menuju ke tengah lubang birahinya. Saya sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubangitu berkali-kali.

“ Aghhhhh… Ssss… Aghhhhhhh ”,desahan Mba’ Rika mengiringi setiap aksi jemariku.

Saya ingin membuatnya terang-sang dan mencapai klimaks. Lalu dengan cepat kutarik celana pan-jang dan kolornya, sehingga terlihatlah pahanya yang putih dan mulus, saya langsung mencium paha mulus itu bertubi-tubi, menjilat paha putih Mba’ Rika dengan merata. Saya pun mengincar klitoris Mba’ Rika yang tersembul ke luar dari bagian atas liang senggama-nya.

Tanpa buang waktu saya langsung mengkulum klitoris itu di dalam mulutku,

“ Eummm… sruppp… eummmm… sruppp… sruppp ”, suara lidahku menari-nari di di klitoris-nya, ssembari sesekali kugigit pelan-pelan klitoris Mba’Rika.

“ Aghhhh… Oughhhhh… Sssssss… Rob… Aghhhhhh ”, desah Mba’ Rika mulai terdengar.

Saat itu tanganku semakin kupercepat menusuk liang senggama Mba’ Rika dan lidahku makin menggila menari-nari di atas klitorisnya itu. Perlahan kubimbing Mba’ Rika mencapai puncaknya, hingga akhirnya…

“ Oughhhhhhhhhhhhhhh…. ”, terdengar pekikan pelan Mba’ Rika mengiringi klimaksnya.

Pada saat itu saya melihat jemari tanganku sudah basah, hal itu bukan karena liurku melainkan karena lendir kawin Mba’ Rika yang telah basah. Saya mencium kewanitaan itu, tercium bau khas cairan kewanitaan wanita yang klimaks. Saya tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mba’ Rika mencapai klimaksnya.

Tetapi saya tidak berhenti sampai di situ saja.

Setelah memelankan permainan jariku di liang senggama-nya, kini permainan jari saya-pun kembali kupercepat. Terdengar desahan Mba’ Rika,

“ Aghhhh… Oughhhh… yeaah… ”, Mba’ Rika mulai meracau.

Sementara tangan kiriku beroperasi di kewanitaan Mba’ Rika, tangan kananku mulai meremas blus Mba’ Rika, dengan cepat tangan kananku merobek blus itu dan menarik kutangnya hingga menyembullah buah dada Mba’ Rika yang indah membukit.Kemudian saya menghisap kedua puting itu sambil tangan kananku meremas buah dada Mba’ Rika bergantian,

“ Slurrpp… slrrrrpp… .slluuurpp ”, suara hisapan saya pada puting Mba’ Rika.

Dan sat itu-pun desahan Mba’ Rika mulai terdengar di telinga saya,

“ Ughhhh… Aghhhh… terus… Rob… terusin… Sssss… ”, ucapnya.

Saat itu dengan tangan kiriku tetap beraksi di kewanitaan Mba’ Rika. Kini mulutku mulai merangkak maju menuju bibir Mba’ Rika yang mendesah-desah, begitu wajah kami bertatapan, kulumat bibir mungil itu dalam-dalam, Mba’ Rika sedikit kaget,

“ Oughhhh… eummm… slurpppp ”,

Saat itu Mba’ Rika tidak bisa lagi bersuara, karena bibirnya telah kulumat, dan lidahnya kini-pun bertemu dengan lidahku yang mulai menari-nari didalam mulutnya. Saat itu saya memang berusaha membimbing Mba’ Rika agar klimaks untuk kedua kalinya. Agar di saat klimaksnya itu saya bisa memasukan kejantananku, mempenetrasi kewanitaannya.

Karena saya sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran kejantananku lebih besar dari punya Mas Alex yang biasa masuk.Sambil mencium dan merang-sang liang senggama Mba’ Rika, tangan kananku mulai melepas celana panjangku dan boxer, lalu melemparkannya ke lantai. Tangan kananku mengelus – elus Torpedoku yang terasa mulai mengeras.

Setelah sekian lama, pada akhirnya Mba’ Rika mencapai klimaksnya untuk yang kedua kali,

“ Oughhhhh… Ssssssssssssssss…. Enak Rob… Aghhhhhhh ”, desah Mba’ Rika.

Mba’ Rika mengerang, tetapi belum selesai erangannya, saya langsung menusukkan kejantananku pelan-pelan ke dalam kewanitaannya.

“ Ughhhh… Ssss… Aghhhhh…”, suara Mba’ Rika terpekik.

Saat itu diiringi dengan atanya sayup-sayup menatap syahdu ke arahku, saya tersenyum.Sayapun mengambil posisi duduk dan mengangkangkan kedua paha Mba’ Rika dengan kedua tanganku, lalu kulalukan  penetrasi Torpedoku pelan-pelan lama kelamaan menjadi semakin cepat.

“ Clepppp… Slerppp… Pyekkk… Pyekkk… Pyekkk… ”, suara kewanitaan yang mulai basah karena kejantananku mulai terdengar.

Lalu Mba’ Rikapun berkata,

“ Oughhhhh… yeaaah… terus Rob, Oughhh… Sssss… Aghhhh… ”, racau Mba’ Rika mulai tidak terkendali.

Saat itu sayapun semakin mempercepat genjotan, kini kedua kakinya saya sandarkan di pundakku, dengan posisi pinggul Mba’ Rika sedikit kuangkat lalu saya-pun terus mendorong pinggulku berulang-ulang. Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, tampaklah rambut hitam sebahu milik Mba’ Rika yang indah, sambil menggenjot saya membelai rambut hitam itu.

“ Oughhhh… Oughhhhh… Ssss… aghhhh… ”, desah kami saling beriringan.

Suara desahanku dan Mba’ Rika terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yang indah.Setelah lama, saya mengubah posisi Mba’ Rika, badannya kutarik sehingga kini diaada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara kejantananku dan kewanitaannya masih menyatu. Tanganku memegang pinggul Mba’ Rika, membantunya badannya untuk naik turun. 

Kepala saya kini dihadapkan pada dua buah dada montok yang segar dan berayun-ayun akibat gerakan kami berdua. Saat itu saya-pun langsung membenamkan kepala saya ke dalam kedua buah dada itu, menjilatnya dan menciumnya be-gantian.Tak kusangka genjotanku membuahkan hasil, tak lama… .

“ Ughhhh… Ssss… Oughhhhh… ”, desah Mba’’ Rika.

Desahan panjang Mba’ Rika itu pertanda bahwa Mba’ Rika telah klimaks, saat itu kepalanya mendongak menatap langit-langit kamarnya saat. Saya senang sekali, kemudian kupelankan genjotanku dan akhirya kuhentikan sesaat. Lama kami saling bertatap-tatapan, saya lalu mencium mesra bibir Mba’ Rika dan Mba’ Rika juga menyambut ciumanku.

Saat itu kami-pun saling berciuman dengan mesra, sungguh nikmatnya. Tidak lama saya-pun menghentikan ciumanku, saya kaget, Mba’ Rika ternyata menangis, lalu aku bertanya,

“ Kenapa Mba’ Rika ? saya menyakiti Mba’ ya ??? ”, tanya saya lembut penuh sesal.

Dengan masih terisak karena menangis, Mba’ Rika menjawab,

“ Nggak kog Rob, kamu justru telah membuat Mba’ bahagia, sebelumnya Mba’ belum pernah merasakan kebahagian seperti bersama suami Mba’”, ucapnya.

Kami berdua tersenyum, ke-mudian pelan saya baringkan Mba’ Rika. Perlahan saya mengencangkan penetrasiku kembali.Sambil meremas kedua payu-daranya, saya membolak-balikkan badan Mba’ Rika ke kiri dan ke kanan. Kami berdua mendesah bergantian,

“ Aghhhh… Aghhhh… Aghhhh… ”, desahku.

“ Oughhhh… Oughhhhh… Ssss… aghhhh… ”, desah Mba’ Rika .

Sampai pada akhirnya saya mulai merasakan urat-uratku menegang dan cairan kejantananku seperti berada di ujung, siap untuk meledak.Saya ingin melsayakannya ber-sama dengan Mba’ Rika. Untuk itu saya memeluk Mba’ Rika, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Usahsaya berhasil karena perlahan Mba’ Rika kembali terang-sang, bahkan terlalu cepat.Dalam pelukanku kubisikkan ke telinga Mba’ Rika,

“ Ughhhh…Tahan… tahan… Mba’, kita keluarkan bersama-sama ya Mba’, Ssss… Aghhhhh… ”, ucap saya menahan Mba’ Rika.

“ Oughhhh…Ssss… saya udah tidak tahan lagi Rob… Oughhhh…”, ucap Mba’ Rika, sembari mendesah.

Saat itu saya melihat matanya terpejam kuat menahan klimaksnya.

“ Pelan – pelan saja Mba’, kita lakukan serentak ”, ucapku berbisik sembari kupelankan ayunan torpedoku.

Pada Akhirnya yang kuinginkan terjadi, urat-urat syarafku menegang, kejantananku makin mengeras. Lalu sekuat tenaga saya mendorong pinggulku berulang-ulang dengan cepat.

“ Ouhhhh… Ssss… Aghhh… ”, Desah Mba’ Rika.

Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan kejantananku,

“ Lepaskan… lepaskan… Mba’, sekarang !!! suara mengiringi desahan Mba’ Rika.

Sketika itu Mba’ Rika-pun menuruti saranku, diapun akhirnya melepaskan klimaksnya,

“ Ouhhhhhhhhhh… Ssss… Aghhhhh… … ”, desah Mba’ Rika.

suara berat menandakan ejakulasiku, mengiringi klimaks Mba’ Rika. Saat itu saya-pun memeluk erat ketika dia mendapatkan ejakulasi-nya. Setelah permainan sexs itu, masih dalam keadaan bugil saya terkapar di samping Mba’ Rika yang juga telanjang. Mba’ Rika memelukku dan mencium pipiku berkali-kali sembari membisikkan sesuatu ke telingsaya.

“ Makasih ya Rob, saya puas sekali dengan permainan sexsmu… ”, bisik Mba’ Rika puas kepada saya.

Cerita Sex : Perselingkuhan Dengan Ibu Mertuaku Yang Sexy

Saat itu Mba’ Rika saya lihat senang, kemudian dia memeluk tubuhku dengan erat, sembari menyandarkan kepalanya di atas dada saya. Dalam hatiku saya merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Saya sedih dan menyesal melakukan ini dengan Mba’ Rika, saya takut dia tidak akan pernah lagi mencapai klimaks selain dengan diriku, ini berarti saya menyengsarakan Mba’ Rika.

 

#Kesempatan #Ngentot #Dengan #Mbak #Rika #Yang #Tak #Terpuaskan

Cerita Sex Ngentot Polwan, Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Ngentot Polwan – Cerita Sex ini berjudul “Video Cerita Bareng Polisi Muda” Cerita Dewasa, Cerita Hot, Cerita Sex Hot, Cerita Sex, Cerita Sex, Cerita Perkelahian, Cerita Sex Tante, Cerita Sex, Janda, Hijab, Terbaru 2019.

Saya tidak memakai helm karena saya terburu-buru untuk sampai ke tempat tinggal pacar saya. Sayangnya, saya menabrak polisi. Polisi masuk ke mobil, dan mereka dengan cepat memotong saya, saya sangat takut sehingga saya hampir menabrak mobil polisi. Tiba-tiba saya mengerem sepeda motor, karena ada gerakan, sehingga tubuh saya kehilangan keseimbangan dan saya terjatuh dari sepeda motor. Aku berguling di jalan. Tapi untungnya saya baik-baik saja, hanya goresan biasa.

Cerita Sex Ngentot Polwan

Saya sedang menatap perut saya ketika saya melihat pintu mobil polisi terbuka. Tapi anehnya aku melihat kaki seorang wanita. Kakinya yang putih dan indah kini putih di wajahku, aku mengangkat kepalaku. Betapa terkejutnya saya, mata saya seolah melihat “hutan liar” di antara dua kaki yang panjang. Ketika saya perhatikan lebih dekat, ternyata dia adalah seorang polisi, kata ANA tertulis di dada kirinya. Dia sangat cantik dan ohh.., tubuhnya sangat indah. Saya kaget, dan, “Plaaakkk..!” sebuah tamparan mendarat di pipi kananku.

Ngentot Dengan Polwan Saat Di Tilang

Aku cepat panik dan mengambil dompetku dari saku celanaku, mengeluarkan dompet dan STNK, dan memberikannya padanya. Ketika dia melihat surat saya, saya menatapnya lagi ohh.., betapa cantiknya petugas polisi wanita ini.

Saya memperkirakan bahwa dia setidaknya berusia 25 tahun. Di dalam mobil remang-remang dan ada polisi wanita lain, dia seumuran tapi berpangkat lebih rendah, kalau tidak salah, sersan kedua. Kakinya putih tapi tidak mulus seperti polwan tadi. Kemudian tanpa sadar, Letnan Ana mengambil sesuatu dari mobil, langsung menuju hidung mobil, dan membungkuk untuk menulis sesuatu. Saat dia bergerak, aku melihat tubuhnya lagi, yang waaaaoooowww… Tanpa kusadari, “penis”ku menjadi agak keras. Setelah itu dia mempersiapkan tubuhnya, dan terus berkata.

“Eee.. Kakak Indra, kami mendapat tiket karena kamu tidak memakai topi. Kasus ini akan disidangkan keesokan harinya. Jangan lupa bahwa Anda harus berada di pengadilan besok. Oke..?”

“Tapi Bu, besok saya tidak bisa pergi karena hari itu saya harus menemani pacar saya yang akan lulus. Saya minta bantuan ibu saya, bagaimana saya bisa menyelesaikan masalah ini …?” Lalu dia berkata,

Cerita Sex Bercinta Dengan Polwan Cantik Dan Sexy

“Baiklah kalau begitu, aku akan mendapatkan SIMmu dulu, tapi malam ini kamu harus pergi ke Sy’s. Dan ingat..! Kamu harus datang sendiri. Oke..? Ini alamatku. Jangan lupa aku akan menunggumu jam 7 malam.” Dia mulai menatapku.

Saya kaget, tapi juga sangat senang, pokoknya senang dech. Saya tiba di rumahnya sekitar pukul tujuh dan mengetuk pintu yang terkunci. Tidak lama kemudian, ibu Ana datang dari dalam dan dia sudah tahu aku akan datang malam itu.

“Tidak Bu, Sy berkata seperti itu karena memang begitu adanya. Coba pikirkan, hidup anda tetap, cantik luar dalam, dan seterusnya…” jelasku.

“Eee..sekarang udah kaya gini, kamu udah punya pacar kan..? Sekarang aku tanya, kenapa kamu milih dia jadi pacar kamu..?” dia bertanya lagi.

Dengan Atasan Kantor Saya

“Kalau disuruh milih antara Sy dan pacar kamu, kamu pilih Sy atau pacar kamu yang sekarang? Bandingkan saja dari segi fisik, oke.. Sy atau Dia..?” tanyanya memojokkan saya. Bandar Judi Online

“Eeee.. bukan begitu Bu, aku memilih pacarku meskipun dia sebenarnya tidak lebih cantik dari Ibu, dan yang lainnya..!” Aku menjawab.

“Wow.. lupakan saja, kamu menonton TV dulu di ruang tamu, aku ingin mengambil posisimu di kamar tidur.., Oke..?” Dia bertanya.

Lalu aku pergi ke ruang tamu, menyalakan TV. Secara tidak sengaja, saya melihat banyak VCD. Saya tertarik, kemudian saya melihat sekumpulan VCD, kemudian, oh, ternyata kumpulan VCD itu semuanya adalah film “XXX”, saya sangat terkejut melihat kumpulan film “XXX”. Sebelum aku bisa melihat satu per satu, aku mendengar suara pintu terbuka. Dan kemudian ohhhh saya terkejut lagi, ibu Ana keluar dari kamarnya hanya mengenakan daster pink transparan, di balik dasternya bentuk payudaranya terutama puting susu yang keluar seperti Gunung Semeru terlihat jelas. Begitu dia keluar, mataku hampir melotot melihat tubuh Ibu Ana. Dia membiarkan rambut panjangnya terurai.

Pacarku Dan Tukang Ojek

“Saya akan mengembalikan SIM Anda tetapi Anda harus membantu saya..!” Ibu Ana menekan kursinya di atas karpet ke tubuhku, membuatku panas dan dingin.

“Tolong ibu Ana ya..? Dan janji, kamu harus berjanji untuk merahasiakan ini, kalau tidak aku akan mencambukmu..!” Dia bertanya bingung.

Lalu dia duduk di pangkuanku. Bibir kami bertemu. Ibu Ana yang murka karena haus akan kehangatan, dan aku yang mendengarkan, bereaksi cepat saat tubuh hangat Ana menekan dadaku. Aku bisa merasakan puting Mama Ana semakin keras. Lidah ibu Ana menjelajahi mulutku, menatap lidahku agar halus seperti ular. Setelah puas, Ibu Ana kemudian berdiri di depan saya yang masih menatap, karena tidak percaya dengan apa yang terjadi. Pakaiannya jatuh ke tanah satu per satu. Tubuhnya yang polos tanpa satu otot pun sepertinya menjadi tantangan untuk dihangatkan olehku.

Gemetar, aku meletakkan tanganku di dada Bu Ana yang naik turun. Tanganku kemudian diarahkan untuk meremas payudara Mama Ana yang sangat padat.

Sosok Akp Rita Yuliana, Polwan Berprestasi Yang Tengah Jadi Sorotan

“Boleh sayang… lakukan sesukamu..” Tubuh Ana menegang saat merasakan aku menjilat dan menghisap mulutnya yang kini mulai asam pada susunya.

Saya menjadi semakin brutal dengan menjilati payudaranya, mulutnya tidak menyadari bahwa dia membuat banyak suara. Hisapku naik, tanpa kusadari, aku sedikit menjilat putingnya ohhh.

“Emmm… kau nakal…” Ibu Ana tersenyum mendengar tingkahku yang mendapat “Jozzz”. Lalu aku duduk di antara kaki Ny. Ana yang sangat terbuka tampak siap berperang.

“Ayolah.. ooohhh.. ya.. jilat.. jilat. Lalu.. ohhh…..” Ibu Ana terkikik senang saat kemaluannya dijilat oleh mulutku, yang tenggelam dalam pekerjaannya.

Cerita Sex Berngetot Sama Polwan Diwarnet

Lidah saya semakin berani bermain dengan ayam ibu saya Ana, yang semakin bergairah dengan gairah. Napasnya semakin menjadi tanda bahwa pertahanannya akan segera rusak. Dan aku akan unggul 1-0, uh… Aku hanya bermain sepak bola. Kemudian,

“Oooooahhh… Ndraaaa..!” Tangan ibu Ana menahanku di pundakku yang sekuat tembok besar Cina, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya mulai menegang, dan ‘lava’ Ibu Ana meludah ke dalam mulutku.

Hmmm… Kamu memang berbakat Ndraaaa… Sekarang coba ambil tempat tidurmu…” katanya. Saya hanya mendengarkan. Penisku langsung menegang saat aku merasakan tangan lembut Ana mulai memainkan senjataku yang ampuh.

“Wow.. wah… besar sekali. Astaga… Ohhh…” Tangan Ibu Ana langsung mengusap batang keras kekuatanku.

Cewek Jilbab Tobrut

Segera sesuatu yang besar dan panjang mulai berguling dan dimasukkan ke dalam mulut Mama Ana. Dia dengan cepat menjilat penisku. Dia menghisap kejantananku dari kepalaku sampai aku mengerang kenikmatan.

“Ahhh… menyenangkan… rekkk…!” Tanpa sadar, saya mendorong pinggul saya untuk menekan senjata ampuh saya untuk masuk jauh ke dalam mulut ibu saya Ana, yang sudah penuh penisku.

“Ooohhh Bu.. oohhh.. Mulut ibu kuat banget.. ohhh.. aku datang… ohhh…” Lava menyembur ke mulut Ana yang langsung menjilat cairan itu sampai habis.. bag.. bag.. pill .

“Hmmmm… sedikit asin. Seleramu…, tapi enak…” Ibu Ana terus menjilati penisku yang sekaku tugu Monas di Jakarta, menara pizza di Italia, menara Eiffel di Paris.

Dua Polwan Ini Menyamar Jadi Psk, Ditawar Brondong Rp 50.000

Saat ibu Ana membelakangiku sambil meminum air dari lemari es. Aku menatap tubuh wuih dan ohhh, pantat bulat. Saya sangat suka pantat bulat dan nakal. Saya tidak bisa berhenti melihat ke kejauhan, jadi saya bangun dan mendekatinya, dan memeluknya dari belakang.

“Kamu suka pantatku, lalu kamu sangat ingin jika nanti pantatku mendapat kesempatan untuk bercinta, bagaimana kabarmu Ndra..? Kamu ingin menjilat pantat ibuku?” Dia bertanya. Saya menerima tantangannya.

Saya membungkuk untuk melihat dengan jelas, dan menyentuh keledai itu dengan tangan saya. Aku terus mencium, mencium lagi, menjilat lagi, dan membuka belahan pantat itu. Ohhh.., ada pemandangan yang indah dengan bau yang berbeda, lubang kecil, lebih kecil dari yang di depan dan sekitarnya ditutupi dengan rambut tebal. Kemudian saya memasukkan jari telunjuk saya ke dalam lubang kecil.

Saya kemudian mengeluarkan jari saya dari lubang, dan mulai menjilat lubang itu, ehhmm…, enak, asin dan enak. Sementara itu, ibu Ana terdengar merintih gembira. Untuk waktu yang lama saya kehilangan kesabaran, dan saya terus berdiri dan tanpa membuang waktu, saya dengan cepat mengubah tubuhnya. Aku terus melahap gundukan daging di dada Mama Ana dengan manis. Sementara itu, ibu Ana mulai terengah-engah dan berguling-guling. Kepala terangkat dan mata tertutup. Gerakan lidahku yang terus menjilati puting Mama Ana yang tinggi dan runcing itu gigih dan tak henti-hentinya. Ibu Ana mengeluh keras.

Cerita Bokep Bersama Polwan Muda

Tubuhnya semakin terpeleset karena merasakan sensasi aneh mulut dan lidah menyentuh saraf sensitif di payudaranya. Urat biru mulai jelas menghiasi seluruh area payudara yang sangat penuh. Selagi mulutku masih menempel di dada Ibu Ana yang masih bergerak, aku menggendong Ibu Ana dan membawanya ke kamar. Aku menjatuhkan tubuh Ana ke ranjang empuk.

Sangat sulit untuk jatuh, tubuh indahnya perlahan terlempar sebelum dia berbaring dengan tenang di tempat tidur. Setelah itu, ibu Ana berbaring di tempat tidur dengan kaki panjang terentang di lantai. Tubuh telanjangnya yang putih dan mulus serta payudaranya yang montok dengan puting panjang yang bertumpuk rapat di dadanya, sungguh pemandangan yang sangat menarik. Lalu aku berlutut dan melihat pinggul Ana. Aku meregangkan kakiku yang berada di tanah.

Dengan begitu aku bisa melihat langsung selangkangannya. Rambut bibir yang tumbuh di area kecil yang menghiasi area yang sangat sensitif adalah gairah saya. Baunya

#Cerita #Sex #Ngentot #Polwan

Cerita Dewasa Ngentot Om, Terbaru Malam Ini

Cerita Dewasa Ngentot Om – Sejak pertama kali saya berhubungan seks dengan ayah kos saya, Paman Hans, saya tidak yakin apakah selaput vagina saya telah pecah atau tidak. Karena saat itu saya tidak merasakan sakit dan tidak berdarah sama sekali. Jelas, saya menjadi kecanduan seks sejak peristiwa itu. Masalahnya saya tidak bisa memuaskan kebutuhan seksual saya dengan pacar saya yang kuliah, pacar saya adalah orang yang religius dan selalu membatasi diri saat berkencan.

Om Hans pandai memerankan kehidupan sehari-hari di rumah. Om Hans memperlakukan saya dengan adil, di depan teman-teman kos saya yang lain dan di depan istrinya. Ketika tidak ada kuliah dan rumah kosong (kecuali pembantu), saya hampir selalu menuruti keinginan saya. Dan untuk amannya, saya selalu memiliki kondom yang saya simpan di lemari saya.

Cerita Dewasa Ngentot Om

Dan Silvi (nama samaran) adalah sahabat saya yang tinggal di kamar yang sama dengan saya dan sekarang tahu di mana dia karena kami belum berhubungan sejak kami lulus dari perguruan tinggi 10 tahun yang lalu dan saya berharap dia membaca cerita seks terakhir ini di mengenang bersama.

Cerita Panas Om Dani Yang Buas

Suatu hari Silvi kembali dari kuliah. Seperti biasa, dia langsung masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu. Silvi segera menanggalkan pakaian dan menggantinya dengan celana pendek dan T-shirt ketat. Dia terlihat seksi dalam pakaian ini, payudaranya terlihat montok dan dia memiliki wajah yang cantik, aku yakin banyak gadis leela melihatnya

Silvi tiba-tiba mengambil sesuatu dari tepi bantal yang sedang kugunakan, aku terkejut saat melihat benda yang baru saja kuambil.

Aku tidak tahu harus berkata apa, aku masih berusaha menenangkan hatiku. Dia masih memegang kondom berisi cairan putih di ujung jarinya.

Sungguh, ini kecerobohan saya, saya biasanya selalu membungkusnya dengan tisu setelah berhubungan seks dan membuangnya. Tapi kali ini saya benar-benar lupa bahwa saya tertidur setelah berhubungan seks, jadi saya lupa membuang barang berharga ini.

Cerita Seks Guru Ngewe Yang Paling Hot

“Wah.. kamu hebat sekali, katakan padaku, aku pikir kamu saleh, aku benar-benar tidak mengira kamu pintar. Kamu curang, aku selalu jujur ​​dan mengatakan yang sebenarnya padamu, eh, aku tidak tahu kamu bahkan lebih pintar dariku.” Silvi nakal saat dia berbaring di sebelahku

Saya memahami protes dan rasa penasaran tersebut, karena selama ini Silvi selalu terbuka dengan saya. Dia selalu merinci hubungan seksualnya dengan pacarnya. Sementara itu, saya tidak pernah membicarakan hubungan saya dengan Paman Hans, bapak kos saya, karena saya malu.

Dari kejadian itu saya mulai bercerita tentang aktivitas seksual kami, saya ceritakan bagaimana pengalaman pertama saya tanpa rasa sakit dan pertumpahan darah, bagaimana Paman Hans mengajari saya dengan penuh kesabaran. Saya juga menceritakan bagaimana Om Hans begitu kuat di tempat tidur sehingga saya bahkan mengalami lebih dari satu orgasme.

Saya pernah menceritakan pengalaman saya yang masih tidak bisa saya lupakan (sekarang saya sudah memiliki 2 orang anak yang sudah dewasa), yaitu ketika kami berdua, Hans dan saya berhubungan seks di sofa ruang tamu. itu benar-benar pengalaman yang fantastis.

Cerita Pemerkosaan Ngentot Dengan Sepupuku Yang Nakal

Om Hans duduk bersandar di sofa dan aku berjongkok di pangkuannya, menghadapnya, alat kelamin kami menyatu, gemetar dan menekan, mencubit dan gemetar. Dan pertarungan kami berakhir dengan erangan kesenangan. Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa. Bahkan sekarang saya selalu bermimpi dan memimpikannya.

Hingga suatu hari Silva menyarankan sesuatu yang membuatku berpikir. Memang benar lamaran aslinya masih bercanda, tapi akhir-akhir ini dia semakin memaksakan keinginannya. Dia bahkan bercanda mengancam akan menceritakan kisah saya kepada pacar saya. Butuh waktu seminggu bagiku untuk memikirkannya, aku belum siap untuk berbagi kesenangan ini dengan sahabatku, tetapi setelah beberapa saat aku tertarik, selain itu, Silvi selalu merayuku dan membayangkan kesenangannya, bagaimana jika kita bertiga memilikinya? seks. Dan akhirnya saya setuju.

Seperti yang diharapkan, Paman Hans juga setuju dengan ide ini. Dan ia memilih waktu yang paling tepat, yaitu saat istri Paman Hansa sedang menjenguk orang tuanya di Semarang, Jawa Tengah. Dan tempat yang disepakati adalah di kamar tidur Paman Hans.

Sekitar pukul 10 malam, saat penghuni kost lainnya memasuki kamar masing-masing. Aku langsung masuk ke kamar Paman Hans tanpa ada yang melihatku. Om Hans sedang menunggu sambil menonton TV di kamar untuk menyambut saya dengan pelukan dan ciuman hangat.

Cerita Sex Lucah Bercinta Dengan Anak Sd Penuh Gairah

Segera setelah itu, Silvi muncul di belakangnya, dia tampak canggung dan kehilangan kelincahannya. Aku akan membawanya ke Paman Hans. Om Hans memeluk Silva dan mencium keningnya. Kecanggungan Silvio dilebur oleh Om Hans dengan obrolan ringan dan candaan. Melihat Hans dan Silvi enggan memulai, aku berinisiatif untuk memulai.

Aku membawa Om Hans ke ranjang yang sangat lebar, menyentuhnya dan menciumnya. Kami berciuman, menyentuh untuk waktu yang lama dan nafsu saya mulai meningkat saat jari-jarinya meremas payudara saya. Aku melihat Silvio, yang masih pasif duduk di tepi tempat tidur, memperhatikan kami. Aku melepaskan tanganku dan menarik tangan Silva ke arahku dan dia segera pergi ke pelukan Paman Hans.

Meski nafsuku semakin kuat, aku mengubah posisiku untuk memberi Silva kesempatan menikmati belaian Paman Hans. Tubuh Silvi berada di atas om Hans dalam posisi bengkok memungkinkan dia untuk meremas payudara kirinya, kedua pahanya meremas paha kanan Om Hans, juga dari gerakan pinggulnya saya yakin Silvi sedang menggosok selangkangannya pada Hans ‘ paha

Saya mendekati Silva, membuka kancing bajunya, dia menghentikan aktivitasnya sejenak jadi saya menanggalkan pakaiannya dan dalam sekejap dia telanjang. seperti saya, dia tidak memakai bra atau celana dalam. Tubuh Silva sangat indah dan saya selalu mengagumi tubuhnya karena sebagai teman sekamar saya sudah terbiasa melihat keperawanannya. Hanya ada satu hal yang belum saya lihat, yaitu bibirnya yang jantan sedikit bengkak dan warna kemerahan bersembunyi di balik rambutnya yang tidak terlalu tebal dan terawat.

Cerita Dewasa, Cerita Sex Dewasa, Cerita Seks: Cerita Sex Perawan Desa Simpanan Om Arnold

Om hans segera meraih payudaranya untuk mencium dan meremasnya, silvi tampak menikmati bermain om hans, aku melihat tangan silvi mulai merasakan selangkangan hans yang masih tertutup piyama. Bahkan, saya melihat adegan yang membuat saya sangat bersemangat, terutama ketika Silvi dan Paman Hans telanjang, dan pertengkaran mereka menjadi semakin panas saat mereka berbaring telentang di tengah tempat tidur yang luas dan harum. Om hans menjilat dan mencium vagina Silvi dengan lidah dan bibirnya saat dalam posisi setengah jongkok di atas kepalanya Silvi mendesah nikmat sambil menatap vaginanya yang bengkak.

Aku melepas baju dan celanaku, aku merasakan kedua payudaraku mulai mengeras dan vaginaku basah oleh lendir kenikmatan. Aku mendekati penis paman Hans, yang sudah keras, dengan kepala penisnya yang mengkilap, pemandangan yang membuatku sangat cantik. Saya memegang tongkatnya dengan kemaluannya, kadang-kadang saya mencium kepalanya.

Tidak seperti biasanya, kali ini aku tidak berani bermain seperti yang dia suka. Saya tidak menciumnya, menjilatnya atau menghisap kemaluannya. Karena saya sadar pertarungan ini masih panjang. Kali ini Paman Hans akan berhubungan seks dengan dua wanita muda yang kehausan. Saya khawatir Paman Hans akan keluar terlalu cepat

Saat erangan Silva semakin keras dan gerakan pinggulnya semakin liar, Paman Hans segera mengakhiri permainan. Om Hans berdiri dan menuntun Silvio berbaring di sampingnya dengan lengan kiri yang dibalut bantal. Dia memelukku, sambil mencium bibirku tangan kanannya memelukku dan menyentuh punggungku. Saya menikmati bermain lidah Om Hans, terkadang lidah Om Hans merayap ke dalam mulut saya, terkadang lidah kami bertabrakan.

Cerita Sex Hubungan Sedarah

Kubiarkan Silva mengulurkan tangannya ke arah payudaraku untuk ikut meremas payudaraku karena itu menambah kenikmatan yang kurasakan. Bahkan ketika Silvi berdiri dan jari-jarinya menyentuh bibirku yang sudah basah, aku bahkan merentangkan pahaku. Saya tidak merasa tidak nyaman sama sekali, saya sebenarnya ingin melakukan lebih dari sekadar menggosok klitoris saya. Saya ingin mulut sensual Silva melakukannya.

Om Hans bangkit dari posisi tidurnya, menilai dari posisinya aku langsung tahu kalau Paman Hans akan menyelesaikan pemanasan, yang sangat menyenangkan bagi kami, meskipun sebenarnya Silvi dalam posisi terlentang dengan kaki ditekuk dan dia pahanya terbuka lebar sehingga bayangan magma merah bisa terlihat dari potongan vaginanya.

Om Hans masih memanjakan matanya pada tubuh indah itu, sementara tangannya meraba paha Silva, tubu Om Hans masih terlihat kokoh. Saya tidak pernah bosan menatapnya, saya tidak tahu berapa kali saya telah menyentuh dan menikmati tubuh seorang pria. Akulah yang tidak sabar untuk melihat adegan sejoli ini, aku meraih penis Paman Hans dan membimbingku ke lubang vagina Silvius. Kepala Silva sedikit miring saat ayam Hans mulai menusuk vaginanya, mulutnya mengeluarkan erangan lembut. Jika Anda berhubungan seks dengan saya, Paman Hans selalu mulai dengan memasukkan tidak seluruh ayam, tetapi hanya kepala ayam, dan kemudian berulang kali menempelkannya di belakang klitoris, memutar dan menggoyangkannya.

Hal yang sama dilakukan pada Silvi, pukulan ringan membuat Silvi mendesah nikmat, disertai dengan sapuan lidah ke bibirnya sendiri. Lututnya mulai berkedut dan terkadang pinggulnya naik untuk menenggelamkan kemaluannya, tapi dia selalu gagal. Aku tidak bisa menahan diri, aku menekan tanganku ke payudara Silva, yang bergetar lembut, bahkan setelah waktu yang lama, jari-jariku menggosok ke klitoris Silva, yang tidak lagi mendesah, tetapi sudah mengerang.

Cerita Sex Bosku Yang Mengajak Tukar Pasangan Ngentot

“Om Hanss.. taruh apa yang ada di kemaluannya sampai semuanya terendam” keluh Silva sambil menekan tangannya di pantat paman Hans

Saya jelas melihat beberapa orang berhubungan seks, wanita memegang pasangannya, mulutnya mengerang dan mengerang kenikmatan. Seorang pria dengan tubuh berkeringat mengayunkan pinggulnya ke atas dan ke bawah, kadang-kadang terdengar desahan kenikmatan dari mulutnya. Sesekali seorang pria dengan mata penuh kesenangan menatap kosong ke arahku. Aku mundur saat Silvi menjadi liar, kakinya memeluk tubuh Hans dengan erat, pinggulnya terangkat seolah-olah mereka bersama.

#Cerita #Dewasa #Ngentot

Cerita Sex Ngentot Tante Bahenol, Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Ngentot Tante Bahenol – Kisah Seks – Bibi Riskha yang Galak | Susi adalah tetangga yang ramah, dalam cerita seks ini Susi digambarkan sebagai seorang ibu muda yang baik, sopan dan ramah, namun siapa sangka nafsu besar Susi disembunyikan oleh keramahannya. Setelah cerita sebelumnya tentang istri saya yang selingkuh, ini tentang perselingkuhan seorang ibu muda.

Kejadian ini terjadi sebulan yang lalu. Saat itu saya dan dua rekan kantor sedang makan siang di sebuah restoran di Kemang. Ketika saya hendak membayar makanan saya, saya sedang mengantri di belakang seorang wanita cantik yang menggendong seorang anak kecil. Untuk mengambil beberapa waktu, saya memarahinya. Saat dia menatapku, aku sangat terkejut, ternyata itu Susi.

Cerita Sex Ngentot Tante Bahenol

Ya, Susi ini adalah istri tetangga saya di kompleks rumah saya. “Hai, Pak Vito. Sedang apa..?” Dia bertanya. “Eh, aku sedang makan siang. Siapa kamu dan Mir..? Andre tidak datang..?” “Tidak Mas, dia sedang bertugas di luar kota. Saya masih membeli makanan, semuanya untuk malam ini. Karena Ijah sudah pulang. Ya, saya baru saja berkencan dengan Vina (putrinya).” “Kau membawa mobil..?” Tanya saya “Tidak Mas, mobil itu dibawa oleh Mas Andre ke Lampung.” “Oo, mau pulang bareng..? Kebetulan saya juga mau langsung pulang, baru selesai kerja lapangan.” “Ya nggak apa-apa.” Singkat cerita, saya dan dua temanku langsung pulang ke rumah masing-masing. Sementara itu, Susi dan Vina pulang. sama-sama di mobilku. Sampai di rumah Susi yang jaraknya hanya 4 rumah dariku, Susi ngajak aku mampir, tapi aku bilang mau balik dulu, ganti baju dan parkir mobil. Sejak Jenny, istriku pergi ke dia rumah orang tua, saya langsung pergi ke rumah Susi memakai celana pendek dan kaos oblong. Ternyata rumah Susi cukup tertata rapi. Saat saya masuk, Susi hanya memakai baju tidur untuk mandi. , mas, panas sekali,” katanya sambil tersenyum. “Oo.., ya, di mana Vina..?” Tanyaku, terpesona oleh keindahan dan kelezatan tubuh Susi. “Jadi, Mas, dia tertidur ketika dia sampai di rumah, maaf dia lelah, aku pergi ke kamarku dulu, Mas..!” “Eh, ya, jangan lama-lama,” kataku.

Cerita Dewasa Cerita Memek Ibu Kandung Cantik Dan Montok

Saat Susi masuk kamar, dia (sengaja atau tidak) tidak menutup pintu rapat-rapat. Merasakan peluang, saya mencoba mengintip. Untungnya, tampaknya ada cermin di lemari. Wow, untuk ukuran seorang wanita yang sudah memiliki anak berusia 3 tahun, Susi tetap memiliki bentuk tubuh yang indah dan cantik. Dengan ukuran 34B dan selangkangan yang dicukur, dia segera membuat “adik” saya memberontak dan bangun. Dan yang lebih mengejutkan saya adalah bahwa sebelum mengenakan daster selutut, dia hanya mengenakan celana dalam G-string dan tanpa bra. Sebelum dia meninggalkan ruangan, aku langsung berlari ke sofa dan berpura-pura membaca koran. “Um, maaf terlambat, Mas.” kata Susi sambil duduk setelah rupanya mencoba menyesuaikan celana dalam yang ketat. “Tidak apa-apa, aku sedang membaca koran. Berapa hari Andre harus bekerja di luar kota? Saya bertanya, siapa yang juga ‘sibuk’ mengoreksi lokasi ‘kecil’ di orbit yang salah. Dengan senyum penuh arti, Susi menjawab, “3 hari Mas, baru berangkat tadi pagi. Omong-omong, saya sudah 2 hari tidak melihat Nona Jenny, di mana Anda, Mas?” “Dia pergi ke rumah orang tuanya. Sudah seminggu. Ayahnya sakit.” menjawab pertanyaan saya. “Wah, sepi ya..?” tanya Susi menggodaku.

Merasa perlu memanfaatkan ini, saya hanya menjawab dengan santai, “Ya, di mana ada minggu lain, tidak ada yang akan menemani saya. Kamu mau ikut aku?” “Wah, tawaran yang menarik..,” jawab Susi tersenyum lagi, “Mau aku temani nggak? Aku punya Vina, nanti aku ganggu, Mas Vito. belum punya anak, jadi santai saja.” “Tidak apa-apa, eh, aku ingin bertanya, berapa umurmu? Kok kelihatan muda sih?!” sambil menggeser posisi dudukku mendekati Susi. “Usiaku baru 27 tahun Mas, aku nikah umur 23 tahun, pas tamat kuliah. Aku diajak nikah sama Mas Andre waktu dia kerja. selama 3 tahun.filmbokepjepang.net Benar pak, ada apa…?” “Tidak, aku penasaran. Kamu udah punya anak 3 tahun, tapi kok badan kamu masih secantik anak laki-laki di usia 20-an.” Kataku. “Yah, aku berusaha menjaga tubuhku, mas. ngiler,” katanya sambil tersenyum. “Wow, kamu bisa melakukannya tapi itu benar, aku juga ingin ngiler di sini.” “Yah, mulai dengan segala macam hal, aku akan mengubahnya nanti. “Kalau aku benar-benar berbeda, bagaimana kamu ingin menggodaku..?” tanyaku sambil terus melakukan penetrasi dari sayap kanan Susi.

Saya merasa sudah melakukan pendekatan, bagaimana Susi mengerti? Sambil menatap wajahku, dia berkata, “Wah, kalau benar aku ingin menggoda ‘burung’ Pak Vito, ayo kita putus.” “Berani..?” Saya bertanya, “Dan lagi saya juga bisa menjawab,” “Saya berani Anda tahu, Pak..!” sambil benar-benar memegang ‘burung’ saya yang minta dipegang tadi, “Jadi bagaimana tanggapan Mas Vito…?” “Nanti aku peras kau tahu payudaramu..!” Saya menjawab sambil benar-benar melakukan serangan di dada. Karena kami merasa masing-masing punya ‘barang’, kami tidak banyak bicara. Aku langsung menghisap bibir Susi yang sangat lembut dan basah serta penuh gairah. Dan ternyata, Susi yang sudah setengah jalan terus memasukkan tangannya ke dalam celanaku sambil memegang tangan kanan ‘burung’ besarku (kata istriku). “Mas Vito, penisnya besar sekali.” kata Susi terengah-engah. “Baiklah, nikmati saja. Jika kamu ingin mati, kamu bisa..!” kata-kataku

Dan tanpa banyak bicara, Susi langsung membuka pertahanan bawahku. Dia dengan santai melemparkan celana pendek dan celana dalamku, dan segera mengisap penisku. Ternyata, hisapannya benar-benar naik. Tanpa ragu, setengah dari penis saya yang berukuran 18 cm telah dimasukkan sepenuhnya. Saya berpikir dalam hati, “Ayo, gadis-gadis juga..!” Setelah hampir 5 menit, saya membuat Susi berdiri di depan saya sambil melepas pakaiannya. Tanpa disuruh, Susi melepas celana dalam mininya, dan memasukkan batang tak berbulunya ke dalam mulutku. Iya namanya juga dikasih, langsung saya cium dan jilat. “Ma, lucu, Ma,” kata Susi sambil terus menggoyang pantatnya. “Saya sudah berbagi, sekarang komentar..!” Kataku sambil memasukkan kedua jariku ke dalam vaginanya yang (Tuhan) sekencang vagina seorang perawan. Masih dalam posisi duduk, aku mengarahkan pantat dan vagina Susi ke arah penisku yang semakin keras. Susi perlahan memasukkan kejantananku ke dalam vaginanya yang mulai sedikit basah. “Pelan-pelan, Mir..! Aku akan merobek kemaluanmu nanti,” kataku sambil tersenyum. Susi malah membalasku dengan serangan yang sangat mengejutkanku. Tiba-tiba dia langsung menekan penisku dan mulai bergoyang.

Cerita Sex Bikin Basah Janda Muda Dan Menidurinya

Gerakannya yang halus dan lembut diimbangi dengan tusukan tajam dan menyakitkan yang hanya bisa dijawab Susi dengan erangan dan isak tangis. Setelah posisi duduk, Susi diminta mengambil posisi Dog Style. Susi segera berbaring di lantai di atas karpet. Sambil membuka lubang kemaluanku di vaginanya, Susi berkata, “Bu, jangan di lubang pantat ya, hanya di vaginanya..!” Seperti anak yang berbakti, saya langsung menusukkan penis saya ke lubang kemaluan Susi, yang agak terbiasa dengan ukuran penis saya. Pergerakan pantat Susi ke sana kemari memang luar biasa.

Pertarungan antar jenis kelamin mulai memanas ketika Susi pertama kali ‘pecah’. “Sayang, aku basah..,” katanya, nyaris tidak memperlambat ayunannya. Mendengar ini, saya langsung masuk ke gigi 4, sangat cepat, sampai lutut saya terasa seperti mau lepas. Bagasi Susi yang basah dan lengket membuat ‘Vladimir’ berlari lebih cepat. “Mir, saya ingin keluar, apa yang di dalam dan apa yang di luar untuk dibuang..?” Tanya saya Eh, Susi menjawab, “Masuk saja Mas, sepertinya aku ingin keluar lagi, bisakah kita berdua?” Sekitar 3 menit kemudian, saya benar-benar akan keluar, dan itu terlihat seperti Susi juga. Memanggil, saya berkata, “Mir, saatnya, keluar bersama, 1 2 3 ..!” Aku memuntahkan air maniku ke dalam vagina Susi yang sekaligus mengeluarkan cairan lezatnya.

Setelah itu aku mengeluarkan penisku dan menyuruh Susi untuk menghisap dan menjilatnya lagi. Susi hanya menurut, sambil terengah-engah, Susi menjilat kemaluanku. Saat Susi sedang sibuk dengan kemaluanku, Vina terbangun dan langsung menghampiri kami bertanya, “Mama lagi apa..? Kenapa Om Vito digigit…?” Susi yang sepertinya tidak kaget, menyuruh Vina mendekat dan berkata, “Vina, Mami, jangan gigit Paman Vito. Mami sedang makan ‘permen kojek’ oleh Om Vito, sangat enak, asin.” “Bu, apakah permennya enak? Vina gak bisa ikut makan..?” tanyanya sambil menggoyang-goyangkan kemaluanku, Susi berkata, “Vina gak boleh, nanti dimarahin Paman Vito, lebih baik Vina duduk di bangku, nonton Mami dan Paman Vito bermain. dokter.” Akulah yang memiliki Setelah lama terdiam, dia mulai berbicara, “Ya, Vina, lihat saja, tapi jangan beri tahu Papi Vina, karena kamu akan memaafkan Mami. Ini Mami, dia sakit, jadi Om memberimu permen dan terus menyuntikkan.” Sambil memegangi penisku yang mulai mengeras lagi, Susi berkata pada Vina, “Nanti kalau Vina tidak memberitahu papi, Vina Mami akan membeli baju baru lagi, oke? Duniasex99.com Lihat, suntikan Om Vito semakin keras. Vina diam saja, Mami mau suntik dulu..!” Merasakan tantangan lain, saya langsung mencium

#Cerita #Sex #Ngentot #Tante #Bahenol