Diajarin Ngeseks Dengan Tante Mirna Terbaru Malam Ini

Diajarin Ngeseks Dengan Tante Mirna

Om Toto, begitu aku memanggilnya, adalah seorang purnawirawan ABRI yang cukup berpengaruh, kini ia mengelola perusahaan sendiri yang lumayan besar. Anak-anak mereka, Halmi dan Julia yang seusiaku kini ada di Amerika sejak mereka masih berumur 12 tahun. Sedangkan yang sulung, Sonny kuliah di Jogja.

istri Om Toto sendiri adalah seorang pengusaha sukses di bidang export garmen, aku memanggilnya Tante Mirna, wanita berwajah manis berumur 43 tahun dengan perawakan yang bongsor dan seksi khas ibu-ibu istri pejabat. Sejak tinggal di rumah megah itu aku seringkali ditugasi mengantar Tante Mirna, meski ada dua sopir pribadi tapi Tante Mirna lebih senang kalau aku yang mengemudikan mobilnya. Lebih aman, katanya sekali waktu.

Meski keluarga Om Toto kaya raya, tampaknya hubungan antara dia dan istrinya tak begitu harmonis. Aku sering mendengar pertengkaran-pertengkaran diantara mereka di dalam kamar tidur Om Toto, seringkali saat aku menonton televisi terdengar teriakan mereka dari ruang tengah. Sedikitpun aku tak mau peduli atas hal itu, toh ini bukan urusanku, lagi pula aku kan bukan anggota keluarga mereka. Biasanya mereka bertengkar malam hari saat keduanya sama-sama baru pulang kerja. Belakangan bahkan terdengar kabar kalau Om Toto punya beberapa wanita simpanan. “Ah untuk apa memikirkannya” benakku.

Suatu hari di bulan Oktober, Bi Surti, Siti (para pembantu), Mang Darja dan Om Edi (supir), pulang kampung mengambil jatah liburan mereka bersamaan saat Lebaran. Sementara Om Toto dan Sonny pergi berlibur ke Amrik sambil menjenguk kedua anaknya di sana. Tante Mirna masih sibuk menangani bisnisnya yang sedang naik daun, ia lebih sering tidak pulang, hingga di rumah itu tinggal aku sendiri. Perasaanku begitu merdeka, tak ada yang mengawasi atau melarangku untuk berbuat apa saja di rumah besar dan mewah itu. Mereka memintaku menunda jadwal pulang kampung yang sudah jauh hari kurencanakan, aku mengiyakan saja, toh mereka semua baik dan ramah padaku.

Malamnya aku duduk di depan televisi, namun tak satupun acara TV itu menarik perhatianku. Aku termenung sejenak memikirkan apa yang akan kuperbuat, sudah tiga hari tiga malam sejak keberangkatan Om Toto, Tante Mirna tak tampak pulang ke rumah. Maklumlah bisnisnya level tingkat internasional, jadi tak heran kalau mungkin saja hari ini ia ada di Hongkong, Singapore atau di mana saja. Saat sedang melamun aku melirik ke arah lemari besar di samping pesawat TV layar super lebar itu. Mataku tertuju pada rak piringan VCD yang ada di sana. Segera kubuka sambil memilih film-film bagus. Namun yang paling membuat aku menelan ludah adalah sebuah flm dengan cover depan wanita telanjang. Tak kulihat pasti judulnya namun langsung kupasang dan…, “wow!” batinku kegirangan begitu melihat adegannya yang wah. Seorang lelaki berwajah hispanik sedang menggauli dua perempuan sekaligus dengan beragam gaya.

Sesaat kemudian aku sudah larut dalam film itu. Penisku sudah sejak tadi mengeras seperti batu, malah saking kerasnya terasa sakit, aku sejenak melepas celana panjang dan celana dalam yang kukenakan dan menggantinya dengan celana pendek yang longgar tanpa CD. Aku duduk di sofa panjang depan TV dan kembali menikmati adegan demi adegan yang semakin membuatku gila. Malah tanganku sendiri meremas-remas batang kemaluanku yang semakin tegang dan keras. Tampak penis besarku sampai menyembul ke atas melewati pinggang celana pendek yang kupakai. Cairan kental pun sudah terasa mengalir dari sana.

Tapi belum lagi lima belas menit, karena terlalu asyik aku sampai tak menyangka Tante Mirna sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel. Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Tante Mirna bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci. Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega.

“Kamu belum tidur, Di?”, sapanya begitu kubuka pintu depan.

“Belum, tante”, hidungku mencium bau khas parfum Tante Mirna yang elegan.

“Udah makan?”.

“Hmm…, belum sih, tante sudah makan?”, aku mencoba balik bertanya.

“Belum juga tuh, tapi tante barusan dari rumah teman, trus di jalan baru mikirin makan, so tante pesan dua paket antaran di KFC, kamu mau?”.

“Mau dong tante, tapi mana paketnya, belum datang kan?”.

“Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante”.

“ooo”, jawabku ****.

Tante Mirna berlalu masuk kamar, kuperhatikan ia dari belakang. Uhh, bodinya betul-betul bikin deg-degan, atau mungkin karena saya baru saja nonton BF yah?

“Ayo, kita makan..”, ajaknya kemudian, tiba-tiba ia muncul dari kamarnya sudah berganti pakaian dengan sebuah daster putih longgar tanpa lengan dan berdada rendah.

“Ya ampun Tante Mirna”, batinku berteriak tak percaya, baru kali ini aku memperhatikan wanita itu. Kulitnya putih bersih, dengan betis yang woow, berbulu menantang pastilah punya nafsu seksual yang liar, itu kata temanku yang pengalaman seksnya tinggi. Buah dadanya tampak menyembul di balik gaun itu, apalagi saat ia melangkah di sampingku, samar-samar dari sudut mataku terlihat BH-nya yang putih.

“Uh.., apa ini gara-gara film itu?”, batinku lagi. Khayalku mulai kurang ajar, memasukkan bayangan Tante Mirna ke dalam adegan film tadi.

“Hmm..”, Tak sadar mulutku mengeluarkan suara itu.

“Ada apa, Di?”, Tante Mirna memandangku dengan alis berkerut.

“nggg…, nggak apa-apa tante..”, Aku jadi sedikit gugup. Oh wajahnya, kenapa baru sekarang aku melihatnya begitu cantik?

“Eh.., kamu ngelamun yah, ngelamunin siapa sih? Pacar?”, tanyanya.

“Nggak ah tante”, dadaku berdesir sesaat pandangan mataku tertuju pada belahan dadanya.

“My god, gimana rasanya kalau tanganku sampai mendarat di permukaan buah dadanya, mengelus, merasakan kelembutan payudara itu, ooohh”, lamunan itu terus merayap.

“Heh, ayo…, makanmu lho, Di”.

“Ba…, bbbbbaik tante”, jelas sekali aku tampak gugup.

“Nggak biasanya kamu kayak gini, Di. Mau cerita nggak sama tante”.

My god, dia mau aku ceritakan apa yang aku lamunkan? Susumu tante, susumu!

Pelan-pelan sambil terus melamun sesekali berbicara padanya, akhirnya makananku habis juga. Aku kembali ke kamar dan langsung menghempaskan badanku ke tempat tidur. Masih belum lepas juga bayangan tubuh Tante Mirna. “Gila! Gila! Kenapa perempuan paruh baya itu membuatku gila”, pikirku tak habis habisnya. Umurnya terpaut sangat jauh denganku, aku baru 18 tahun…, dua puluh lima tahun dibawahnya. Ah, mengapa harus kupikirkan.

Aku melangkah ke meja komputer di kamarku, mencoba melupakannya. Beberapa saat aku sudah tampak mulai tenang, perhatianku kini pada e-mail yang akan kukirim pada teman-teman netter. Aku memang hobi korespondensi via internet. Tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar.

“Di.., Didi.., ini Tante”, terdengar suara tante seksi eh Mirna memanggil.

“Ah..”, aku beranjak bangun dari korsi itu dan membuka pintu, “Ada apa, tante?”.

“Kamu bisa buatin tante kopi?”.

“oo.., bisa tante”.

“Tahu selera tante toh?

“Iya tante, biasanya juga saya lihat Siti”,

jawabku singkat dan langsung menuju ke dapur.

“Tante tunggu di ruang tengah ya, Di”.

“Baik, tante”.

Gelas yang kupegang itu hampir saja jatuh saat kulihat apa yang sedang disaksikan Tante Mirna di layar TV. Pelan-pelan tanganku meletakkan gelas berisi kopi itu di sebuah meja kecil di samping Tante Mirna, lalu bersiap untuk pergi meninggalkannya.

“Didi..”

“Ya…, tante”.

“Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah”.

“mm…, ma…, ma…, maaf tante…” aku tergagap, apalagi melihat Tante Mirna yang berbicara tanpa melihat ke arahku. Benar-benar aku merasa seperti maling yang tertangkap basah.

“Di…”, Tante Mirna memanggil, kali ini ia memandangi, aku menundukkan muka, tak kubayangkan lagi kemolekan tubuh istri Om Toto itu. Aku benar-benar takut.

“Tante nggak bermaksud marah lho, di…”, byarrr hatiku lega lagi.

“Sekarang kalau kamu mau nonton, ya sudah sama-sama aja di sini, toh sudah waktunya kamu belajar tentang ini, biar nggak kuper”, ajaknya.

“Wooow…”, kepalaku secepat kilat kembali membayangkan tubuhnya. Aku duduk di sofa sebelah tempatnya. Mataku lebih sering melirik tubuh Tante Mirna daripada film itu.

“Kamu kan sudah 18 tahun, Di. Ya nggak ada salahnya kalau nonton beginian. Lagipula tante kan nggak biasa lho nonton yang beginian sendiri..”.

Apa kalimat itu berarti undangan? Atau kupingku yang salah dengar? Oh my god Tante Mirna mengangkat sebelah tangannya dan menyandarkan lengannya di sofa itu. Dari celah gaun di bawah ketiaknya terlihat jelas bukit payudaranya yang masih berlapis BH.

Ukurannya benar-benar membuatku menelan ludah. Posisi duduknya berubah, kakinya disilangkan hingga daster itu sedikit tersingkap. Wooow, betis dengan bulu-bulu halus itu. Hmm, Wanita 40-an itu benar-benar menantang, wajah dan tubuhnya mirip sekali dengan pengusaha Dewi Motik, hanya Tante Mirna kelihatan sedikit lebih muda, bibirnya lebih sensual dan hidungnya lebih mancung. Aku tak mengerti kenapa perempuan paruh baya ini begitu tampak mempesona di mataku. Tapi mungkinkah…? Tidak, dia adalah istri Om Toto, orang yang belakangan ini sangat memperhatikanku. Aku di sini untuk belajar…, atas biaya mereka.., ah persetan!

Tante Mirna mendadak mematikan VCD Player dan memindahkannya ke sebuah TV swasta.

“Lho… kok?”.

“Ah tante bosan ngeliatin itu terus, Di…”.

“Tapi kan..”.

“Sudah kalau mau kamu pasang aja sendiri di kamar..”, wajahnya masih biasa saja.

“Eh, ngomong-ngomong, kamu sudah hampir setahun di sini yah?”.

“Iya tante…”.

“Sudah punya pacar?”, ia beranjak meminum kopi yang kubuatkan untuknya.

“Belum”, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya. Tak sadar penisku mulai berdiri.

“Kamu nggak nyari gitu?”, ia mulai melirik sesekali ke arahku sambil tersenyum.

“Alamaak, senyumnya.., oh singkapan daster bagian bawah itu, uh Tante Mirna.., pahamu”, teriak batinku saat tangannya tanpa sengaja menyingkap belahan gaun di bagian bawah itu. Sengaja atau tidak sih?

“Eeh Di.kamu ngeliatin apaan sih?”.

Blarrr…, mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya, “Nngggak kok tante nggak ngeliat apa-apa”.

“Lho mata kamu kayaknya mandangin tante terus? Apa ada yang salah sama tante, Di?”, ya ampun dia tahu kalau aku sedang asyik memandanginya.

“Eh…, mm…, anu tante…, aa…, aanu…, tante…,tante”, kerongkonganku seperti tercekat.

“Anu apa…, ah kamu ini ada-ada saja, kenapa..”, matanya semakin terarah pada selangkanganku, bangsat aku lupa pakai celana dalam. Pantas Tante Mirna tahu kalau penisku tegang.

“Ta…, ta…, tante cantik sekali..”, aku tak dapat lagi mengontrol kata-kataku. Dan astaga, bukannya marah, Tante Mirna malah mendekati aku.

“Apa…, tante nggak salah dengar?”, katanya setengah berbisik.

“Bener kok tante..”.

“Tante yang seumur ini kamu bilang cantik, ah bisa aja. Atau kamu mau sesuatu dari tante?” ia memegang pundakku, terasa begitu hangat dan duh gusti buah dada yang sejak tadi kuperhatihan itu kini hanya beberapa sentimeter saja dari wajahku. Apa aku akan dapat menyentuhnya, come on man! Dia istri Om Toto batinku berkata.

Tangannya masih berada di pundakku sebelah kiri, aku masih tak bergeming. Tertunduk malu tanpa bisa mengendalikan pikiranku yang berkecamuk. Harum semerbak parfumnya semakin menggoda nafsuku untuk berbuat sesuatu. Kuberanikan mataku melirik lebih jelas ke arah belahan kain daster berbunga itu. Wow…, sepintas kulihat bukit di selangkangannya yang ahh, kembali aku menelan ludah.

“Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”.

“Nggak kok tante, sss.., sss…, saya jujur kalau tante memang cantik, eh.., mm…, menarik”.

“Kamu belum pernah kenal cewek yah”.

“Belum, tante”.

“Kalau tante kasih pelajaran gimana?”.

Ini dia yang aku tunggu, ah persetan dia istri Om Toto. Anggap saja ini pembalasan Tante Mirna padanya. Dan juga…, oh aku ingin segera merasakan tubuh wanita.

“Maksud tante…, apa?”, lanjutku bertanya, pandangan kami bertemu sejenak namun aku segera mengalihkan.

“Kamu kan belum pernah pacaran nih, gimana kalau kamu tante ajarin caranya nikmati wanita…”.

“Ta…, tapi tante”, aku masih ragu.

“Kamu takut sama Om Toto? Tenang…, yang ada di rumah ini cuman kita, lho”.

“This is excellent!”, teriakku dalam hati. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Batinku terus berteriak tapi badanku seperti tak dapat kugerakkan.

Beberapa saat kami berdua terdiam.

“Coba sini tangan kamu”, aku memberikan tanganku padanya, my goodness tangan lembut itu menyentuh telapak tanganku yang kasarnya minta ampun.

“Rupanya kamu memang belum pernah nyentuh perempuan, Di. Tante tahu kamu baru beranjak remaja dan tante ngerti tentang itu”, Berkata begitu sambil mengelus punggung tanganku, aku merinding dibuatnya, sementara di bawah, penisku yang sejak tadi sudah tegang itu mulai mengeluarkan cairan hingga menampakkan titik basah tepat di permukaan celana pendek itu.

“Tante ngerti kamu terangsang sama film itu. Tapi tante perhatiin belakangan ini kamu sering diam-diam memandangi tubuh tante, benar kan?”, ia seperti menyergapku dalam sebuah perangkap, tangannya terus mengelus punggung telapak tanganku. Aku benar-benar merasa seperti maling yang tertangkap basah, tak sepatah kata lagi yang bisa kuucapkan.

“Kamu kepingin pegang dada tante kan?”.

Daarrr! Dadaku seperti pecah…, mukaku mulai memerah. Aku sampai lupa di bawah sana adik kecilku mulai melembek turun. Dengan segala sisa tenaga aku beranikan diri membalas pandangannya, memaksa diriku mengikuti senyum Tante Mirna.Dan…, astaga…, Tante Mirna menuntun telapak tanganku ke arah payudaranya yang menggelembung besar itu.

“Ta…, ta…, tante…, ooohh”, suara itu keluar begitu saja, dan Tante Mirna hanya melihat tingkahku sambil tersenyum. Adikku bangun lagi dan langsung seperti ingin meloncat keluar dari celana dalamku. Istri Om Toto itu melotot ke arah selangkanganku.

“Waaww…, besar sekali punya kamu Di?”, serunya lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku kemudian mengelus-elusnya. Secara reflek tanganku yang tadinya malu-malu dan terlebih dulu berada di permukaan buah dadanya bergerak meremas dengan sangat kuat sampai menimbulkan desah dari mulutnya.

“aahh…, mm remas sayang ooohh”.

Masih tak percaya akan semua itu, aku membalikkan badan ke arahnya dan mulai menggerakkan tangan kiriku. Aku semakin berani, kupandangi wajah istri Om Toto itu dengan seksama.

“Teruskan, Di…, buka baju tante”, permpuan itu mengangguk pelan. Matanya berbinar saat melihat kemaluanku tersembul dari celah celana pendek itu. Kancing dasternya kulepas satu persatu, bagian dadanya terbuka lebar. Masih dengan tangan gemetar aku meraih kedua buah dada yang berlapis BH putih itu. Perlahan-lahan aku mulai meremasnya dengan lembut, kedua telapak tanganku kususupkan melewati BH-nya.

Diajarin Ngeseks Dengan Tante Mirna

“mm…, tante..”, aku menggumam merasakan kelembutan buah dada besar Tante Mirna yang selama sebulan terakhir ini hanya jadi impianku saja. Jari jemariku terasa begitu nyaman, membelai lembut daging kenyal itu, aku memilin puting susunya yang begitu lembutnya.

Akupun semakin berani, BH-nya kutarik ke atas dan wooww…, kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan.

“Mm…, kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu ..”, Belum lagi kalimat Tante Mirna habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan “cruppp…”, sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya.

“Aahh…, Didi, ooohh…, sedooot teruuus aahh”, tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendek itu sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Mirna tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Mirna sudah berpengalaman sekali. Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.

“Buka pakaian dulu, Di” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas gigitanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku di lepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas gaun dasternya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Mirna yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu bergelantungan sangat menantang. Dan bukit di antara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangan itu. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas.

“Eeeiiit…, ponakan tante sudah mulai nakal yah”, katanya genit semakin membangkitkan nafsuku.

“Saya nggak tahan ngeliat tubuh tante”, dengusanku masih terdengar semakin keras.

“Kita lakukan di kamar yuk..”, ajaknya sambil menarik tanganku yang tadinya sudah mendarat di permukaan selangkangannya.

“Shitt!” makiku dalam hati, baru saja aku mau merasakan lembutnya bukit di selangkangannya yang mulai basah itu.

Tante Mirna langsung merebahkan badan di tempat tidur itu. Tapi mataku sejenak tertuju pada foto Om Toto dengan baju kehormatan militernya.

“Ta…, tapi tante”

“Tapi apa, ah kamu, Di” Tante Mirna melotot.

“Tante kan istri Om Toto”.

“Yang bilang tante istri kamu siapa?”, aku sedikit kendor mendengarnya.

“Saya takut tante, malu sama Om Toto”.

“Emangnya di sini ada kamera yang bisa dilihat dari LA? Didi, Didi.., Kamu nggak usah sebut nama bangsat itu lagi deh!”, intonasi suaranya meninggi.

“Trus gimana dong tante?”, aku tambah tak mengerti.

“Sudahlah Di, kamu lakukan saja, kamu sudah lama kan menginginkan ini?” aku tak bisa menjawab, sementara mataku kembali memandang selangkangan Tante Mirna yang kini terbuka lebar. Hmm, persetan dari mana dia tahu aku sudah menantikan ini, itu urusan belakang.

Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudara itu, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalan itu sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Mirna menyedot lidahku dengan lembut. Uhh, nikmatnya, tanganku menyusup di antara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.

“mm…, ooohh…, tante Mirna…, aahh”, kegelian bercampur nikmat saat Tante Mirna memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada penisku.

“Kamu mau sedot susu tante lagi?”, tangannya meremas sendiri buah dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.

“Hmm…, pintar kamu Di, ooohh..” Desahan Tante Mirna mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip.

“Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..”.

Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Mirna membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah vaginanya. Uhh, liang vagina itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut, aku ingat apa yang harus kulakukan, tak percuma aku sering diam-diam nonton VCD porno. Lidahku menjulur lalu menjilati vagina Tante Mirna.

“Ooouuuhh…, kamu cepat sekali belajar, Di. Hmm, enaknya jilatan lidah kamu…, ooohh ini sayang”, ia menunjuk sebuah daging yang mirip biji kacang di bagian atas kemaluannya, aku menyedotnya keras, lidah dan bibirku mengaduk-aduk isi liang vaginanya.

“ooohh, yaahh…, enaak, Di, pintar kamu Di…, ooohh”, Tante Mirna mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada biji kacang yang belakangan kutahu bernama clitoris.

Ada sekitar tujuh menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras di antara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.

“Aahh…, tante nggak kuaat aahh, Didiii”, teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang vaginanya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku.

“Uffff…, Di, kamu pintar bener. Sering nonton yah?” ia memandangku genit.

“Makasih Di, selama ini tante nggak pernah mengalaminya…, makasih sayang. Sekarang beri tante kesempatan istirahat sebentar saja”, ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi.

Aku tak tahu harus melakukan apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Mirna. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam vaginanya. Masih jelas bayangan tubuh telanjang Tante Mirna beberapa menit yang lalu…., ahh aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Mirna sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower.

“Tante…”.

“Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang penisku yang masih tegang.

“Woooww…, tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Di…, ooohhmm”, ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Mirna memasukkan penis itu ke mulutnya.

“Ohh…, nikmat Tante Mirna ooohh…, ooohh…, ahh”, geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alatnya perempuan, ternyata…, ahh…, lezatnya setengah mati. Penisku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Mirna hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.

“uuuhh… punya kamu ini lho, Di…., tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi”, tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Mirna seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan vaginanya. mm…, kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan tergesa-gesa aku tindih tubuhnya.

“Heh…, sabar dong, Di. Kalau kamu gelagapan gini bisa cepat keluar nantinya”.

“Keluar apa, Tante?”.

“Nanti kamu tahu sendiri, deh” tangannya meraih penisku di antara pahanya, kakinya ditekuk hingga badanku terjepit diantaranya. Pelan sekali ibu jari dan telunjuknya menempelkan kepala penisku di bibir kemaluannya.

“Sekarang kamu tekan pelan-pelan sayang…, Ahhooowww, yang pelan sayang oh punya kamu segede kuda tahu!”, liriknya genit saat merasakan penisku yang baru setengah masuk itu.

“Begini tante?”, dengan hati-hati kugerakkan lagi, pelan sekali, rasanya seperti memasuki lubang yang sangat sempit.

“Tarik dulu sedikit, Di…, yah tekan lagi. Pelan-pelan…, yaahh masuk sayang ooohh besarnya punya kamu…, ooohh”.

“Tante suka?”.

“Suka sayang ooohh, sekarang kamu goyangin…, mm…, yak gitu terus tarik, aahh…, pelan sayang vagina tante rasanya…, ooouuuhh mau robek, mmhh…, yaahh tekan lagi sayang…, ooohh…, hhmm…, enaakkk…, ooohh”.

“Kalau sakit bilang saya yah tante?”, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Mirna sudah bisa menikmatinya, matanya memejam.

“Hmm…, ooohh..”, Tante Mirna kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang vaginanya bertambah licin saja. Penisku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. Plak.., plak.., plak.., plak.., aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Mirna yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang ke sana ke mari, mengundang bibirku beraksi.

“ooohh sayang kamu buas sekali. hmm…, tante suka yang begini, ooohh…, genjot terus mm”.

“Uuhh tante nikmat tante…, mm tante cantik sekali ooohh..”.

“Kamu senang sekali susu tante yah? ooohh sedooot teruuus susu tanteee aahh…, panjang sekali peler kamu ooohh, Didiii…, aahh”.Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan vaginanya semakin terasa menjepit batang penisku yang semakin terasa keras dan tegang.

“Di..?”, dengusannya turun naik.

“Yah uuuhh ada apa tante…”.

“Kamu bener-bener hebat sayang…, ooowwww…, uuuhh.., tan.., tante.., mau keluar hampiiirr…, aahh…”, gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami berkutat.

“ooohh memang enaak tante, ooohh…, Tante Mirna. Tante Mirna, ooohh…, tante, ooohh…, nikmat sekali tante, ooohh..” aku bahkan tak mengerti apa maksud kata “keluar” itu. Aku hanya peduli pada diriku, kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan seumur hidup. Tak kuhiraukan tubuh Tante Mirna yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, 

“aahh…, Di.., diii…, tante ke…luaarrr laagiii…, aahh”, vagina Tante Mirna terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batangan penisku dan uuhh ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala penisku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya. Sesaat kemudian ia lemas lagi.

“Tante capek? Maaf tante kalau saya keterlaluan..”.

“mm…, nggak begitu Di, yang ini namanya tante orgasme, bukan kamu yang salah kok, justru kamu hebat sekali…, ah, ntar kamu tahu sendiri deh…, kamu tunggu semenit aja yah, uuuhh hebat”.

Aku tak tahu harus bilang apa, penisku masih menancap di liang kemaluan Tante Mirna.

“Kamu peluk tante dong, mm”.

“Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih?”.

“Boleh, asal kamu jangan goyang dulu, tunggu sampai tante bangkit lagi, sebentaar aja. Mainin susu tante saja ya?”.

“Baik tante…”.

Kau tak sabar ingin cepat-cepat merasakan nikmatnya “keluar” seperti Tante Mirna. Ia masih diam saja sambil memandangiku yang sibuk sendiri dengan puting susu itu. Beberapa saat kemudian kurasakan liang vaginanya kembali bereaksi, pinggulnya ia gerakkan.

“Di..”.

“Ya tante?”.

“Sekarang tante mau puasin kamu, kasih tante yang di atas ya, sayang…, mmhh, pintar”.

Posisi kami berbalik. Kini Tante Mirna menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuuhh terasa lebih masuk.

Tante Mirna mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini. Tante Mirna berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk liang vaginanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang.

“ooohh enaak tante…, oooh Tante Mirna…, oooh Tante Mirna…, ooo tante…, hmm, enaak sekali…, ooohh..” kedua buah payudara itu seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Mirna.

“Remeees susu tante sayang, ooohh…, yaahh.., pintar kamu…, ooohh…, tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, ooohh…, pintar kamu Didi ooohh…, ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang”, Tante Mirna meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku.

“Maksud tante supaya saya bisa…, crup.., crup..”, mulutku menerkam puting panyudaranya.

“Yaahh sedot susu tante lagi sayang…, mm.., yak begitu teruuus yang kiri sayang ooohh”.

Tante Mirna menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Decak becek pertemuan pangkal paha kami semakin terdengar seperti tetesan air, liang vaginanya semakin licin saja. Entah sudah berapa puluh cc cairan kelamin Tante Mirna yang meluber membasahi dinding vaginanya. Tiba-tiba aku teringat adegan filn porno yang tadi kulihat, “yap…, doggie style!” batinku berteriak kegirangan, mendadak aku menahan goyangan Tante Mirna yang tengah asyik.

“Huuuhh…, ooohh ada apa sayang?”, nafasnya tersenggal.

“Saya mau pakai gaya yang ada di film, tante”.

“Gaya yang mana, yah…, ada banyak tuh?”.

“Yang dari belakang trus tante nungging”.

“Hmm…, tante ngerti…, boleh”, katanya singkat lalu melepaskan gigitan vaginanya pada penisku.

“Yang ini maksud kamu”, Tante Mirna menungging tepat di depanku yang masih terduduk.

“Iya tante..” Hmm lezatnya, pantat Tante Mirna yang besar dan belahan bibir vaginanya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan penisku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya.

“oohh…, nggg…, yang ini hebaat Di…, ooohh, genjot yang keras sayang, ooohh…, tambah keras lagi…, uuuhh..”.

“ooohh tante…, taannn..teee…, ooohh…, nikmat tante Mirna..”.

Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Mirna sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannya pun makin ngawur.

“ooohh…, jangan lama-lama lagi sayang tante mau keluar lagi oooh..” aku menghentikan gerakan dan mencabut penisku.

“Baik tante sekarang…, mm, coba tante berbaring menghadap ke samping, kita selesaikan dengan gaya ini”.

“Goodness! Kamu sudah mulai pintar sayang mmhh”, Tante Mirna mengecup bibirku.

Perintahku pun diturutinya, ia seperti tahu apa yang aku inginkan. Ia menghempaskan badannya kembali dan berbaring menghadap ke samping, sebelah kakinya terangkat dan mengangkang, aku segera menempatkan pinggangku di antaranya. Buah penisku bersiap lagi.

“aahh tante…, uuuhh…, nikmat sekali, ooohh…, tante sekarang Tante Mirna, ooohh…, saya nggak tahan tanteee…, enaak…, ooohh”.

“Tante juga Didi…, Didi…, Didi sayaanggg, ooohh…, keluaar samaan sayaang oooh” kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar, ada sebentuk energi yang maha dahsyat berjalan cepat melalui tubuhku mengarah ke bawah perut dan, “Craat…, cratt…, craatt…, crattt”, entah berapa kali penisku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Mirna yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Mirna meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sesuatu yang sangat hebat.

Beberapa menit setelah itu kami berdua terkapar lemas, Tante Mirna memelukku erat, sesekali ia mencium mesra. Tanganku tampaknya masih senang membelai lembut buah dada Tante Mirna. Kupintir-pintir putingnya yang kini mulai lembek. Mataku memandangi wajah manis perempuan paruh baya itu, meski umurnya sudah berkepala empat namun aku masih sangat bernafsu melihatnya. Wajahnya masih menampakkan kecantikan dan keanggunannya. Meski tampak kerutan kecil di leher wanita itu tapi…, aah, persetan dengan itu semua, Tante Mirna adalah wanita pertama yang memperkenalkan aku pada kenikmatan seksual. Bahkan dibanding Devi, Rani, Shinta dan teman sekelasku yang lain, perempuan paruh baya ini jauh lebih menarik.

“Tante nggak nyangka kamu bisa sekuat ini, Di..”.

“Hmm…”.

“Betul ini baru yang pertama kali kamu lakukan?”.

“Iya tante..”.

“Nggak pernah sama pacar kamu?”.

“Nggak punya tante…”.

“Yang bener aja ah”.

“Iya bener, nggak bohong kok, tante…, tante nggak kapok kan ngajarin saya yang beginian?”.

Ya ampuuun..” Ia mencubit genit, “masa sih tante mau ngelepasin kamu yang hebat gini, tahu nggak Di, suami tante nggak ada apa-apanya dibanding kamu..”.

“Maksud tante?”.

“Om Totomu itu kalau main paling lama tiga menit…, lha kamu? Tante sudah keluar beberapa kali kamu belum juga, apa nggak hebat namanya”.

“Ngaak tahu deh tante, mungkin karena baru pertama ini sih…”.

“Tapi menurut tante kamu emang punya bakat alam, lho? Buktinya baru pertama begini saja kamu sudah sekuat itu, apalagi kalau sudah pengalaman nanti…, pasti tante kamu bikin KO…, lebih dari yang tadi”.

“Terima kasih tante..”.

“Untuk?”.

“Untuk yang tadi..”.

“Tante yang terima kasih sama kamu…, kamu yang pertama membuat tante merasa seperti ini”.

“Saya nggak ngerti…”.

“Di.., dua puluh tahun lebih sudah usia perkimpoian tante dengan Om Toto. Tak pernah sedetikpun tante menikmati hubungan badan yang sehebat ini. Suami tante adalah tipe lelaki egois yang menyenangkan dirinya saja. Tante benar-benar telah dilecehkannya. Belakangan tante berusaha memberontak, rupanya dia sudah mulai bosan dengan tubuh tante dan seperti rekannya yang lain sesama pejabat, ia menyimpan beberapa wanita untuk melampiaskan nafsu seksnya. Tante tahu semua itu dan tante nggak perlu cerita lebih panjang lebar karena pasti kamu sudah sering mendengar pertengkaran tante”, Suaranya mendadak serius, tanganku memeluk tubuhnya yang masih telanjang. Ada sebersit rasa simpati mendengar ceritanya yang polos itu, betapa bodohnya lelaki bernama Om Toto. Perempuan secantik dan senikmat ini di biarkan merana.

“Kriiing…, kriiing…, kriiing”, aku terhenyak kaget.

“Celaka..! Pasti…, mmungkin?, tante…, gimana nih?”.

“pssstt..” Ia menempelkan telunjukknya di bibirku lalu tangan tante Mirna mengangkat gagang telfon yang berada di samping tempat tidur. Ia terduduk, masih tanpa busana, pemandangan asyik untukku yang ada tepat di belakangnya.

“Celaka, jangan-jangan…, Om Toto tahu.., Ah nggak munkin mereka sudah sampai di LA..”, batinku merasa khawatir.

“Halooo…, eh Son?”, aku tambah khawatir.

“Udah nyampe kalian..?”.

“ooo…, mereka sudah di…”, hatiku agak lega mendengarnya.

“Lia sama adik kamu gimana?”, ternyata Sonny menelfon dari Amerika. Hanya memberitahu mamanya kalau mereka sudah sampai. Tampak sekali hubungan Om Toto dan istrinya sedang renggang, tak kudengar mereka berbicara. Hanya Sonny dan Julia.

“Kamu nanti kalau balik ke sini bawa oleh-oleh lho?”, tanganku iseng meraba punggungnya yang halus mulus. Tante Mirna melirik nakal sambil terus berbicara. “Apa aja yang penting ada buat Mama…, eh!” ia merasa geli saat aku mencium pinggangnya, aku memeluknya dari arah belakang, tanganku meraba permukaan buah dada itu dan sedikit memijit.

“Ah nggak…, ada nyamuk di kaki Mama…, hmm, trus pacar kamu gimana, kirain jadi ngajak doi ke situ”, kepalaku kini bersandar di atas pahanya, mataku lagi-lagi melirik buah dada itu, tanganku pun, “ahh…, aduh nyamuknya banyak sekarang yah, ooo Mama kan belum tutup jendela…, hmm..” mata Tante Mirna terpejam begitu tanganku menyentuh permukaan buah dadanya, merayap perlahan menyusuri kelembutan bukit indah itu menuju puncak dan, ” mm a..” aku memintir putingnya yang coklat kemerahan itu. “Mama lagi baca ini lho artikel masakan khas Amerika latin kayaknya nikmat ya?” telapak tanganku mulai lagi, meremasnya satu persatu, “Hmm”, Tante Mirna rupanya pintar juga membuat alasan pada anaknya.

Sambil terus berbicara di telepon dengan sebelah tangannya ia meraih penisku yang mulai tegang lagi. Aku hampir saja lupa kalau ia sedang on line, hampir saja aku mendesah. Untung Tante Mirna cepat menyumbat mulutku dengan tangannya. Nyaris saja

“Eh, kakakmu gimana prestasinya”, jari telunjuk Tante Mirna mengurut tepat di leher bawah kepala penisku, semakin tegang saja, shitt…, aku nggak bisa bersuara. Aku tak tahan dan beranjak turun dari tempat tidur itu dan langsung berjongkok tepat di depan pahanya di pinggiran spring bed, menguak sepasang paha montok dan putih itu ke arah berlawanan.

“mmhh…, aahh…, oh nggak, Mama cuma sedikit kedinginan…, uuuhh” lidahku langsung mendarat di permukaan segitiga terlarang itu.

“ssshh yaa…,enakkk..”, Tante Mirna sedikit keceplosan.

“Ini…, nih, Mama tadi dibawain fried chicken sama tante Maurin” ia beralasan lagi.

Lidahku kian mengganas, kelentit sebesar biji kacang itu sengaja kusentuh.

“mm fuuuhh…, Mama ngantuk nih…, mau bobo dulu, capek dari kerja tadi, yah?

“Udahan dulu ya sayang…, besok Mama yang telfon kalian…, daah”, diletakkannya gagang telepon itu lalu Tante Mirna mematikan sistem sambungannya.

“Lho kok dimatiin teleponnya tante?”.

“Tante nggak mau diganggu siapapun malam ini, malam ini tante punya kamu, sayang. Tante akan layani kamu sampai kita berdua nggak kuat lagi. Kamu boleh lakukan apa saja. Puaskan diri kamu sayang aahh”, aku tak mempedulikan kata-katanya, lidahku sibuk di daerah selangkangannya.

Malam itu benar-benar surga bagi kami, permainan demi permainan dengan segala macam gaya kami lakukan. Di karpet, di bathtub, bahkan di ruang tengah dan di meja kerja Om Toto sampai sekitar pukul tiga dini hari. Kami sama-sama bernafsu, aku tak ingat lagi berapa kali kami melakukannya. Seingatku disetiap akhir permainan, kami selalu berteriak panjang. Benar-benar malam yang penuh kenikmatan.

Aku terbangun sekitar jam 11 siang, badanku masih terasa sedikit pegal. Tante Mirna sudah tidak ada di sampingku.

“Tante..?” pangilku setengah berteriak, tak ada jawaban dari istri Om Toto yang semalam suntuk kutiduri itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan memasang celana pendek, sprei dan bantal-bantal di atas tempat tidur itu berantakan, di banyak tempat ada bercak-bercak bekas cairan kelamin kami berdua. Aku keluar kamar dan menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan Tante Mirna, ternyata ia harus ke tempat kerjanya karena ada kontrak yang harus dikerjakan.

“Hmm…, padahal kalau main baru bangun tidur pastilah nikmat sekali”, pikiranku ngeres lagi.

Aku kembali ke kamar Tante Mirna yang berantakan oleh kami semalam, lalu dengan cekatan aku melepas semua sprei dan selimut penuh bercak itu. Kumasukkan ke mesin cuci. Tiga puluh menit kemudian kamar dan ruang kerja Om Toto kubuat rapi kembali. Siap untuk kami pakai main lagi.

“Fuck..! Aku lupa sekolah…, ampuuun gimana nih”, Sejenak aku berpikir dan segera kutelepon Tante Mirna di kantornya.

“Halo PT. Chandra Asri International, Selamat pagi”, suara operator.

“Ya Pagi.., Bu Mirna ada?”.

“Dari siap, pak?”.

“Bilang dari Sonny, anaknya..”.

“Oh Mas sonny”.

“Huh dasar sok akrab”, umpatku dalam hati.

“Halo Son, sorry Mama nggak nelpon kamu pagi ini…, Mama telat bangunnya” aku diam saja.

“Halo…, halo…, Son.., Sonny”.

“Saya, Tante. Didi bukan Mas Sonny…”.

“Eh kamu sayang…, gimana? mau lagi? Sabar ya, tungguin tante..”.

“Bukan begitu tante.., tapi saya jadi telat bangun…, nggak bisa masuk sekolah”.

“Oooh gampang.., ntar tante yang telepon Pak Yogi, kepala sekolah kamu itu…, tante bilang kamu sakit yah?”.

“Nggak ah tante, ntar jadi sakit beneran..”.

“Tapi emang benar kan kamu sakit…, sakit.., sakit anu! Nah lo!”.

“aah, tante…, tapi bener nih tante tolong sekolah saya di telepon yah?”.

“Iya…, iya.., eh Di.., kamu kepingin lagi nggak..”.

“Tante genit”.

“Nggak mau? Awas lho Tante cari orang lain..”.

“Ah Tante, ya mau dong…, semalam nikmat yah, tante..”.

“Kamu hebat!”.

“Tante juga…., nanti pulang jam berapa?”.

“Tunggu aja…, sudah makan kamu?”.

“Belum, tante sudah?”.

“Sudah…, mm, kalau gitu kamu tunggu aja di rumah, tante pesan catering untuk kamu…, biar nanti kamu kuat lagi”.

“Tante bisa aja…, makasih tante..”.

“Sama-sama, sayang…, sampai nanti ya, daahh”.

“Daah, tante”.

Tak sampai sepuluh menit seorang delivery service datang membawa makanan.

“Ini dari, Bu Mirna, Mas talong ditandatangan. Payment-nya sudah sama Bu Mirna”.

“Makasih, mang..”.

“Sama-sama, permisi..”.

Aku langsung membawanya ke dalam dan menyantapnya di depan pesawat TV, sambil melanjutkan nonton film porno, untuk menambah pengalaman. Makanan kiriman Tante Mirna memang semua berprotein tinggi. Aku tahu benar maksudnya. Belum lagi minuman energi yang juga dipesannya untukku. Rupanya istri Om Toto itu benar-benar menikmati permainan seks kami semalam, eh aku juga lho…, kan baru pertama. Sambil terus makan dan menyaksikan film itu aku membayangkan tubuh dan wajah Tante Mirna bermain bersamaku. Penisku terasa pegal-pegal dibuatnya. Huh…,aku mematikan TV dan menuju kamarku.

“Lebih baik tidur dan menyiapkan tenaga…”, aku bergumam sendiri dalam kamar.Sambil membaca buku pelajaran favorit, aku mencoba melupakan pikiran-pikiran tadi. Lama-kelamaan akupun tertidur. Jam menunjukkan pukul 12.45.

Sore harinya aku terbangun oleh kecupan bibir Tante Mirna yang ternyata sudah ada di sampingku.

“Huuuaah…, jam berapa sekarang tante?”.

“Hmm.., jam lima, tante dari tadi juga sudah tidur di sini, sayang kamu tidur terlalu lelap. Tante sempat tidur kurang lebih dua jam sejak tante pulang tadi, gimana, kamu sudah pulih..”.

“Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger..”, kami saling berciuman mesra, “crup…, crup”, lidah kami bermain di mulutnya.

“Eh…, tante mau jajan dulu ah…, sambil minum teh, yuuk di taman. Tadi tante pesan di Dunkin…, ada donat kesukaan kamu”, ia bangun dan ngeloyor keluar kamar.

“Uh.., Tante Mirna..”, gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan. Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas.

Aku masih senang bermalas-malasan di tempat tidur itu, pikiranku rasanya tak pernah bisa lepas dari bayangan tubuhnya. Beberapa saat saja penisku sudah tampak tegang dan berdiri, dasar pemula! Sejak sering tegang melihat tubuh Tante Mirna sebulan belakangan ini, aku memang jarang memakai celana dalam ketika di rumah agar penisku bisa lebih leluasa kalau berdiri seperti ini.

“Hmm, tante Mirna…, aahh” desahku sambil menggenggam sendiri penisku, aneh…, aku membayangkan orang yang sudah jelas bisa kutiduri saat itu juga, tak tahulah…, rasanya aku gila!

Tanganku mengocok-ngocok sendiri hingga kini penis besar dan panjang itu benar-benar tegak dan tampak perkasa sekali. Aku terus membayangkan bagaimana semalam kepala penis ini menembus dan melesak keluar masuk vagina Tante Mirna. Kutengok ke sana ke mari.

“Tante..”, panggilku.

“Di dapur, sayang”, sahutnya setengah berteriak, aku bergegas ke situ, kulihat ia sedang menghangatkan donat di microwave. Dan…, uuuhh, tubuh yang semalam kunikmati itu, dari arah belakang…, bayangan BH dan celana dalam putih di balik gaun sutranya yang tipis membuatku berkali-kali menelan ludah.

“uuuhh tante…, sayang”, tak sanggup lagi rasanya aku menahan birahiku, kupeluk ia dari belakang, sendok yang ada di tangannya terjatuh, penisku yang sudah tegang kutempelkan erat di belahan pantatnya.

“Aduuuhh…, Didi nakal kamu ah..” ia melirikku dengan pandangan menggoda. Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Mirna dari celah gaun di bawah ketiaknya. Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam. Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya.

“Ehhmm…, nnggg…, aahh…, nakaal, Didi”.

“Tante…, tante, saya nggak tahan ngeliat tante…, saya bayangin tubuh tante terus dari tadi pagi” Tangan kiriku menarik ujung celana dalam itu turun, ia mengangkat kakinya satu persatu dan terlepaslah celana dalamnya yang putih. Kutarik cup BH-nya ke atas hingga tangan kananku kini bebas mengelus dan meremas buah dadanya. Dengan gerak cepat kulorotkan pula celana dalam yang kupakai lalu bergegas tangan kiriku menyingkap gaun sutranya ke atas. Kudorong tubuh Tante Mirna sampai ia menunduk dan terlihaylah dengan jelas celah vaginanya yang masih tampak tertutup rapat. Aku berjongkok tepat di belakangnya.

“Idiiihh, Didi. Tante mau diapain nih..”, katanya genit. Lidahku menjulur ke arah vaginanya. Aroma daerah kemaluan itu merebak ke hidungku, semakin membuatku tak sabar dan…, “huuuhh…, srup.., srup.., srup”, sekali terkam bibir vagina sebelah bawah itu sudah tersedot habis dalam mulutku.

“aahh.., Didi…, enaakkk..”, jerit perempuan setengah baya itu, tangannya berpegang di pinggiran meja dapur.

“aawwww…, geliii”, kugigit pantatnya. Uuh, bongkahan pantat inilah yang paling mengundang birahiku saat melihatnya untuk pertama kali. Mulus dan putih, besar menggelembung dan montok.

Lima menit kemudian aku berdiri lagi setelah puas membasahi bibir vaginanya dengan lidahku. Kedua tanganku menahan gerakan pinggulnya dari belakang, gaun itu masih tersingkap ke atas, tertahan jari-jari tanganku yang mencengkeram pinggulnya. Dan hmm, kuhunjamkan penis besar dan tegang itu tepat dari arah belakang, “Sreeep…, Bleeesss”, langsung menggenjot keluar masuk vagina Tante Mirna.

“aahh…, Didi…, enaak…, huuuhh tante senang yang ini ooohh..”

“Enak kan tante…, hmm…, ooohh…, agak tegak tante biar susunya…, yaakkk oooh enaakk”.

“Yaahh…, tusuk yang keras…, hmm…, tante nggak pernah gini sebelumnya…, ooohh enaakk pintarnya kamu sayaang…, ooohh enaak…, terus…, terus yah tarik dorong keeeraass…, aahh…, kamu yang pertama giniin tante, Di…, ooohh…, ssshh..”, hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan, “Hooohh…, tante…, mauuu…, keluar…, sekarang…, ooh hh…, sekarang Di, aahh…”. Vaginanya menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan.

Aku tak mempedulikannya, memang sejenak kuberi ia waktu menarik nafas panjang. Aku membiarkan penisku yang masih tegang itu menancap di dalam. Ia masih menungging kelelahan.

“Balik tante..”, Pintaku sambil melepaskan gigitan di kemaluannya.”Apalagi, sayang…, ya ampun tante nggak kuat.., aahh”.

Aku meraih sebuah kursi.ia mengira aku akan menyuruhnya duduk, “Eiih bukan tante, sekarang tante nyender di dinding, Kaki kiri tante naik di kursi ini..”.

“Ampuuun, Didi…, tante mau diapain sayang..”, ia menurut saja.

Wooow! Kudapatkan posisi itu, selangkangan itu siap dimasuki dari depan sambil berdiri, posisi ini yang membuatku bernafsu.

“Sekarang tante…, yaahh..”, aku menusukkan penisku dari arah depannya, penisku masuk dengan lancar. Tanganku meremas kedua susunya sedangkan mulut kami saling mengecup.

“mmhh…, hhmm..”, ia berusaha menahan kenikmatan itu namun mulutnya tertutup erat oleh bibirku.

Hmm, di samping kanan kami ada cermin seukuran tubuh. Tampak pantatku menghantam keras ke arah selangkangannya. Penisku terlihat jelas keluar masuk vaginanya. Payudaranya yang tergencet dada dan tanganku semakin membuatku bernafsu.

“Cek.., cek.., cek”, gemercik suara kemaluan kami yang bermain di bawah sana. Kulepaskan kecupanku setelah tampak tanda-tanda ia menikmatinya.

“uuuhh hebaat…,, kamu sayang…, aduuuh mati tante…, aahh enaak mati aku Di, ooohh…, ayo keluarin sayang…, aahh tante capeeekkk…, sudah mau sampai lagi niiih aahh..” wajahnya tampak tegang lagi, pipinya seperti biasa, merah, sebagai tanda ia segera akan orgasme lagi.

Kupaksakan diriku meraih klimaks itu bersamaan dengannya. Aku agaknya berhasil, perlahan tapi pasti kami kemudian saling mendekap erat sambil saling berteriak keras.

“aahh…, tante keluaar..”.

“Saya juga tante huuhh…, nikmat.., nikmat…, ooohh…, Tante Mirna…, aahh”, dan penisku, “Crat.., crat.., crat.., seeer”, menyemprotkan cairannya sekitar lima enam kali di dalam liang vagina Tante Mirna yang juga tampak menikmati orgasmenya untuk kedua kali.

“Huuuhh…, capeeekk…, sayang” ia melepaskan pelukannya dan penisku yang masih menancap itu. Hmm, kulihat ada cairan yang mengalir di pahanya bagian dalam, ada yang menetes di lantai.

“Mau di lap tante?”, aku menawarkan tissue.

“Nggak sayang…, tante senang, kok. Tante bahagia…, yang mengalir itu sperma kamu dan cairan kelamin tante sendiri. Tante ingin menikmatinya..”, ia berkata begitu sambil memberiku sebuah ciuman.

“Hmm.., Tante Mirna..”, Kuperbaiki letak BH dan rambutnya yang acak-acakan, kemudian ia kembali menyiapkan jajanan yang sempat terhenti oleh ulah nakalku.

Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos. Tante Mirna telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar 25 acre. Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan. Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan. Jadilah dua minggu kepergian keluarga Om Toto itu surga dunia bagiku dan Tante Mirna. Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari!

Cerita sex : Kupuaskan Atasanku Dengan Jilatan Maut

Menjelang sore, Tante Mirna mengajakku mandi bersama. Bisa ditebak, kami melakukannya lagi di bathtub kamar mandi mewah itu. Saling menyabuni dan…, hmm, bayangin sendiri deh. Itulah pengalaman pribadiku saat pertama mengenal seks bersama guru seks-ku yang sangat cantik, Tante Mirna.

#Diajarin #Ngeseks #Dengan #Tante #Mirna

Nikmatnya Ngeseks Dengan Tukang Pipa Terbaru Malam Ini

Nikmatnya Ngeseks Dengan Tukang Pipa

Sudah 2 hari ini air dirumahku mati. Aku ga tahu kenapa, mungkin karena penggalian pipa disebrang rumahku. Untung masih ada sisa di bak untukku mandi. Kalo tidak aku pasti uring-uringan ga mandi beberapa hari. Sebenarnya aku sudah mencoba untuk menhubungi petugas PDAM dari 2 hari yang lalu, tapi alasannya pekerja yang bertugas sedikit karena musim libur, jadi aku diminta bersabar.

Namaku Anni. Aku seorang mahaiswi di salah satu perguruan tinggi negri di Bandung. Aku dikarunia wajah yang cantik dan body yang sexy. banyak yang mengagumi keindahan dadaku yang berukuran 34 B,apalagi kalo aku pake baju yang kekecilan, pasti mengundang orang untuk melotot kearah dadaku. Selain itu aku punya pantat yang sekal,ditambah lagi dengan kulitku yang putih halus membuat banyak cowo-cowo menelan ludah jika melihatku. aku suka memakai pakaian yang pedek dan ketat untuk dapat memamerkan apa yang aku miliki, dan tentu saja indahnya tubuhku sering dipuji.

Umurku baru 20 tahun. Jangan tertipu dengan usiaku yang masih muda, sebab aku sudah merasakan nikmatnya dunia ini. Aku sudah sering melakukan hubungan badan. Aku suka sex. Terkadang orientasiku pacaran adalah untuk kepuasaan duniawi.

Sore itu aku sudah bersiap-siap mau mandi di kamar mandi kamarku. aku ingin hang out ke diskotik buat menghilangkan kepenatan semingu ini kuliah sekalian juga cari cowo cute yang bisa diajak kenalan. Aku tergolong cewe yang bebas dan kurang suka terikat dalam waktu yang lama.

Setelah pintu kamar kututup, kubuka bajuku dan celanaku, kemudian bra dan CD pink ku menyusul terlepas dari badanku. Kurasakan hembusan AC kamar menerpa tubuh telanjangku. Aku bersiap-siap masuk kamar mandi. Aku terkejut saat menatap bath up kamar mandiku. Airnya tinggal sedikit. Sialan…. batinku. Aku ga mungkin bisa mandi dengan air sedikit seperti itu. Maka kuputuskan untuk menelpon PDAM. Setelah ngobrol lama dan sedikit marah-marah, akhirnya petugas itu mengiyakan permintaanku untuk mendatangkan petugasnya yang kebetulan bekerja disekitar rumahku. Dengan sedikit marah kusuruh dia agar cepat.

Sambil menunggu petugas ledeng yang dijanjikannya, aku menyempatkan diri menatap cermin besar disudut kamarku. Kutatap tubuh telanjangku yang kukagumi. Aku tersenyum bangga akan apa yang kumiliki. Kulit halus, dada yang menantang dan pantat yang sekal. Kujamah dadaku yang putih mulus, Ntah sudah berapa orang yang sudah menjamahnya pikirku. Tanganku perlahan mengelus bibir vaginaku. Kemaluanku yang masih kelihatan indah walau sudah pernah dimasukin penis-penis (bahkan penis yang ukurannya membuat merinding bulu kuduk). Tanpa kusadarai aku mulai mngelus-elus bibir vaginaku. Ntah kenapa libidoku langsung naik. Belum puas aku menuntaskan hasratku, kudengar bel pintu berbunyi. mungkin petugas ledeng. Cepat juga dia batinku. Segera kuhentikan kegiatanku dan bersiap-siap untuk membukakan pintu. Kuambil daster biru ku yang berdada rendah untuk menutupi tubuh polosku. Aku turun ke bawah untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka nampaklah seorang lelaki berdiri didepan pintu dengan membawa seperangkat alat kerja.

“Sore Non” katanya menatapku. Matanya langsung mengarah kedadaku yang menyembul sedikit dibalik dasterku. Aku sedikit deg-degan manakala dia tahu dibalik dasterku sudah tidak memakai apa-apa lagi.

“Sore juga.Kok lama sih?langsung keatas aja ya. Kran dikamarku mampet,mas. Padahal mau mandi nih”ujarku mengalihkan pembicaraan.

“Ok non, mana yang mau diperbaiki”katanya sambil mengikutiku dari belakang. Mungkin sambil berjalan dia pasti menatap pantatku yang bergoyang kesana-kemari. Mungkin dia tahu bahwa aku ga pakai CD dan bra, karena dasterku lumayan tipis. Aku sih cuex aja.

Setelah sampai dikamarku kusuruh dia untuk memeprbaiki kran dikamar mandiku.

“Non tadi mau mandi ya?”tanya

“Iyalah. Kalo ga mana mungkin manggil bapak”jawabku

“emang kenapa?”lanjutku heran.

“Enggak,… Beha dan Celana dalam, non diatas ranjang tuh. He..he..jadi pasti mau mandi”Katanya sambil menunjuk kearah ranjang tempat bra dan Cdku sambil cengengesan. Mati aku pikirku. Berarti dia tahu dong kalo aku ga pake apa-apa lagi. Tapi perlahan-lahan aku mulai menikmati suasana ini. Malah ada perasaan senang kala tubuh indahku dikagumi orang lain.

Anni

Anni

“Ya udah, kenapa emang. Langsung aja kerja”ujarku pura-pura marah.

“Ok..ok..”Katanya sambil membuka bajunya sehingga badannya yang hitam mengkilat terlihat.

“Biar ga basah” katanya sambil melempar bajunya keranjang tempat bra dan Cdku tergeletak. Dia mulai bekerja memutar-mutar keran kamar mandiku. Aku menatapnya bekerja. Orangnya sedikit gendut, hal itu kulihat dari lemak yang ada diperutnya. Tapi badannya cukup tinggi dan berisi. Umurnya sekitar 35 tahun. Dari otot-otot dilengannya aku tahu bahwa dia sering bekerja menggunakan otot.

Ntah kenapa nafsuku mulai naik. Mungkin karena sudah 2 minggu ini tidak ML atau karena masturbasiku yang terhalang tadi. Tiba-tiba Mulai timbul pikiran jorok dikepalaku. gimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dicicipinya dan aku juga dapat merasakan penisnya. Aku sudah pernah merasakan bercinta dengan pekerja kasar seperti dia , rasanya nikmat sekali karena staminanya yang kuat dan bisa membuatku melayang-layang.

Aku mulai memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan kesempatan itu. Aku yakin dia tidak akan menolak. Bodoh saja jika ada yang menolak bercinta dengan gadis muda yang cantik dan sexy sepertiku. Apalagi kondisi rumah mendukung, sepi dan sunyi tanpa orang kecuali kami berdua.

Aku lalu berpura-pura mendekat kearahnya dan berdiri dipintu kamar mandi.

“Sudah selesai belum pak”Ujarku sambil pura-pura menunduk dihadapanya. Dia bukannya menjawab malah matanya melotot kearah rongga dasterku. Aku tahu dadaku hampir setengah mencuat keluar.

“Oh..eh..sebentar lagi,non”katanya gugup sambil berpura-pura bekerja terus. Tapi sesekali diliriknya ke arahku. Aku makin menundukkkan tubuhku pura-pura mengarahkan pandanganku ke keran air yang dipegangangnya. Dia terbelalak melihat buah dadaku yang tergantung indah. Malah puting susuku sekilas tersingkap dari balik dasterku. Aku pura-pura tidak memperhatikannya.

Perlahan-lahan kulihat tangannya bergerak kearah dadaku, dan langsung diremasnya dadaku itu. Aku pura-pura terkejut dan segera berdiri.

“Jangan Kurang ajar ya , pak. Nanti saya laporkan ke polisi” ucapku pura-pura marah.Dia bukannya takut malah dengan sigap ditanggapkapnya kedua tanganku. Lalu dibalikkannya tubuhku hingga aku dipeluknya dari belakang. Aku pura-pura meronta-ronta kala tangannya dengan kasar meremas-remas dadaku. Remasannya cukup keras sehingga aku menjerit.

“Hentikan..hentikan…..”teriakku.

“Sudahlah neng. Ga ada gunanya berontak. Kan non yang mencing-mancing saya”Katanya sambil mengarahkan ciumannnya keleher jenjangku. Aku mendesah tertahan kala bibirnya memagut salah satu titik sensitifku. Libidoku langsung naik. Apalagi tangannya mulai meraba-raba paha dan vaginaku yang sudah basah. Aku yang daritadi berpura-pura berontak mulai mendesah-desah. Menyadari aku yang pura-pura berontak membuatnya melepaskanku.

Aku tersenyum genit kearahnya.

“Nakal kamu ya…”ujarnya sambil menyergapku yang berdiri menantang. Dia lalu melumat bibir mungilku dengan bibirnya yang tebal dan kasar itu. Walaupun nafasnya bau namun naluri sexku membuatku lupa akan segalanya, lidahku malah ikut bermain dengan liar dengan lidahnya sampai ludah kami bertukar dan menetes-netes sekitar bibir.

Kemudian dia menurunkan dasterku dari kiri dan kanan pundakku sehingga payudaraku terpampang dihadapannya.Dia cukup kaget setelah melihat gumpalan daging yang bulat, besar dengan puting kecoklatan.

Nikmatnya Ngeseks Dengan Tukang Pipa

“hhmmmm…, susu non sungguh besar, sudah lama bapak tidak merasakan ini,” katanya sambil meremas-remas dadaku. Berbeda dengan awal tadi yang cenderung kasar, kali ini dia dengan lembut menikmati dadaku. Dielus-elusnya sambil putingku dipencet-pencet. Aku hanya memejamkan mata sambil bersandar ke dinding kamar mandi. Kedua payudaraku menjadi bulan-bulanan tangannya. Aku menikmatinya.

Mataku terbuka kala kurasakan sebuah benda basah menempel diujung putingku. Kulihat dia sudah mulai menggunakan mulutnya untuk melumat dadaku.

“Ouh..pak….terus……jilat dadaku…ouhhhh……..”. desahku sambil mengigit bibirku menahan gejolak didadaku.

“Senang ya bapak gigit seperti ini?”katanya sambil menggigit payudara kananku dengan pelan. Aku hanya mengangguk pelan dan makin kuat mengigit bibiku saking nikmatnya. Giginya yang bermain dipayudaraku membuatku makin melayang.

“hmmm…sungguh gempal dan padat, kencang sekali susumu…”katanya lagi sambil menarik-narik benda kenyal itu dengan mulutnya. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Payudaraku merupakan titik paling sensitifku, jadi ketika mempermainkanya, kurasakan darahku mengalir dengan cepat. Puas mengerjai dadaku dia lalu melepaskan dasterku dari kakiku sehingga aku telanjang total. Matanya terbelalak melihat kepolosanku. Siapa sih yang tidak kagum melihat tubuh telanjang seorang gadis belia sepertiku. Apalagi kesexyan tubuhku kini terpampang jelas.

“Bagus ga, Pak tubuhku pak?” tanyaku sambil mengusap perutku. Dia hanya mengagguk pelan sambil matanya melotot kevaginaku. Aku yang memang gila pujian merasa senang sekali karena dia sangat menyukai keindahan tubuhku.

Karena melihat kondisi kamar mandi yang kurang kondusif untuk bercinta maka aku mengajaknya keranjang kamarku. Dia hanya mengikutiku dari belakang. Bra,CD dan bajuku dan juga bajunya yang tadinya terletak diranjangku, kubuang kelantai. Aku lalu naik ketempat tidur. Aku ingin memancing nafsunya sekaligus aku ingin melepaskan ke`liaran`ku. Maka kubuat tubuhku menungging kearahnya. Kuarahkan pantatku kearahnya seolah menantang untuk ditampar. Kepalaku kudaratkan dibantal, lalu pantatku kubuat lebih menungging. Posisiku yang menungging seperti itu membuat vaginaku bisa dilihatnya dari tempatnya berdiri. aku ingin melepaskan obsesiku yang telah lama kupendam, dimana aku dengan telanjang bulat memamerkan keindahan tubuhku didepan orang lain. Kupamerkan vaginaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus kearahnya. Matanya hampir copot melihat anak gadis berusia 20 tahun, cantik dan sexy menungging telanjang dihadapannya. Hal itu membuatku makin basah. Walau belum diapap-apain, tapi aku bisa merasakan kenikmatan yang tiada tara berpose bugil seperti ini.

Kugerakkan tanganku memanggilnya yang terbengong-bengong melihat kesintalan tubuhku yang siap menjadi santapannya. Seperti orang bodoh dia mendekat perlahan sehingga jarakku dan dia hanya tinggal setengah meter. Dia tidak tahu mau ngapain selain bengong melihat tubuh telanjangku.

“Pak…..”Desahku manja sambil menggigit bibirku kearahnya. Kuelus-elus pantatku sambil sesekali kuarahkan jariku menyelinap ke liangku. Aku berusaha menggodanya.

Kutarik tangannya untuk merasakan kehalusan kulit pantatku. Dia lalu mulai meraba-raba pantataku yang putih mulus bak pualam. Dielusnya juga kulit pahaku dengan tangannya yang kasar. Kasarnya tangannya sangat kontras dengan pantatku yang lembut. Punggungku pun kemudian menjadi persinggahan tangannya. Diraba dan dielusnya punggungku. Bahkan tanganya sesekali turun kebawah punggungku untuk meremas dadaku yang semakin ranum karena aku menungging. Bagian belakang tubuhku tidak ada yang luput dari rabaannya.

“sempurna sekali kulit,non”. Katanya sabil menepuk-nepuk pantatku yang montok.

“Ayo Pak nikmatin aku sepuasmu. Kapan lagi bapak bisa merasakan kenikmatan bercinta dengan gadis muda sepertiku”Ujarku.

Puas meraba sekarang giliran lidahnya yang merasakan kelembutan kulit pantatku. Kurasakan air liurnya dipantatku bagian kanan. Dia menjilat-jilat pantatku dari kanan kekiri. lama kelamaan jilatannya pada pantat mulusku semakin turun.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, aku bergetar seperti kestrum listrik saat lidahnya menerobos liang sengamaku.

“Oh….auw…….ohh………….”desahku tertahan. Aku makin melebarkan pahaku untuk memberikan keleluasaan pada mulutnya untuk bergerilya. lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku. Aku menggigit bantal kala ujung lidahnya masuk semakin kedalam ke liang kenikmatanku. Lidahnya bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, sehingga aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya.

Tidak berapa lama kemudian akhirnya aku orgasme dengan permainannya divaginaku.

“oh…h….aku keluar….arrrr……………………..”desahku mewarnai orgasmeku yang pertama.

Dia melepaskan tubuhku, aku membalikkan badan hingga telentang diranjang dengan sisa-sisa orgamesku. Kulihat matanya yang masih tak berkedit menatap tubuh polosku. Kami istirahat sebentar sebelum melanjutkan ronde berikutnya. Dia mendekat kearahku, Dadaku yang naik turun perlahan-lahan dijamahnya. Dielus-elusnya putingku lagi. Hal itu membuat libidoku perlahan-lahan naik lagi.

“Non,sangat cantik saat orgasme kayak gini”Katanya sambil tetap meraba dadaku.

Aku mulai berani, maka kuelus penisnya dari luar. Kurasakan benda bulat padat berada digenggamanku. Walau belum melihat penisnya, tapi aku tahu pasti ukurannya diatas rata-rata. Hal itu membuatku makin bernafsu. Aku penasaran dengan isi celana dalamnya.

“Pak,buka dong Celananya. Masa Anni sudah bugil total bapak masih pake celana”Rengekku manja.

“Tenang adik manis. Bapak akan buka, dan kamu pasti akan terkejut lihat kontol bapak”katanya sambil tersenyum.

Lalu dia membuka celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya.

“Pak sini, saya mau pegang.” Bujukku kepadanya. Dia lalu mendekat. Kusuruh dia berbaring telentang ditengah ranjang. Lalu Kugenggam penis besar itu. Sungguh panjang dan kokoh. Tangan mungilku sangat kontras dengan penisnya. Ukuranya kira-kira lebih dari sejengkal. Kuelus-elus penis itu sambil kukocok-kocok. Dia merem melak menikmati elusan jariku. Baru dielus aja udah merem-melek. Belum tahu aja dia saat merasakan isapanku, batinku.

“Pak.. aku kulum ya.. Pak!” desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu. Dia hanya mengangguk.Aku mulai menundukkan kepalaku, lalu mendekatkan wajahku kepenisnya. Penisnya tidak terlalu bau sehingga tanpa menunggu lama aku langsung memasukkannya kemulutku. Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar, sehingga aku pun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya. Kurasakan batangnya bergetar dibibir mungilku. mulutku yang kecil tidak sanggup menampung semua batangnya, masih ada sisa diluar mulutku kira-kira beberapa centi lagi, tapi tak kupaksakan. Aku lalu mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Dia mendesah-desah enak menikmati permainanku,

“Ah,non…enak sekali…da pengalaman ya?…ah..ah..” ceracaunya.

“Ehm…ehm….”Hanya itu yang keluar dari mulutku. aku tetap berkonsentrasi mengoralnya. Dia pasti tidak habis pikir bisa merasakan oral sex dari gadis belia yang cantik sepertiku.

Untuk menaikkan tempo permainan, Kemudian kami mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69. Aku naik ke wajahnya sehingga vaginaku tepat didepan mulutnya. Kemudian aku kembali membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya lagi.

Dia kembali mendesah-desah kenikmatan sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan tangannya mulai mengelus-elus kulit pantatku. Jarinya tidak tinggal diam. Tak berapa lama kemudian ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya. 1 buah jarinya dimasukkan lebih dalam kevaginaku sehingga aku makin melayang. Tak sampai disitu saja jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitorisku. Dan satu hal yang membuatku makin liar adalah saat lidahnya juga turut menjilati vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya.

Ruangan ini semakin panas saja, dimana terjadi pergumulan antara 2 orang yang beda umur dan beda status.

“Aku sudah tidak tahan lagi. Ayo pak, entot aku”Pintaku sambil melepas penisnya dari mulutku.

Aku lalu tertidur telentang dengan vaginaku kubuka lebar-lebar siap menerima desakan penisnya. Dia ternyata mengerti, maka perlahan-lahan dia berdiri didepanku. Matanya dengan tajam memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu demikian memburu. Kemudian diarahkannya penisnya yang sudah tegang itu liangku. Aku memejamkan mata menikmati detik-detik ketika penisnya menerobos vaginaku. Walau bukan yang pertama kali bercinta, tapi Penisnya kesulitan menjebol vaginaku yang masih sempit itu. kepala penisnya yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku. Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.

“ahh……….ahhh…………..ah……hhhhhhhhhhhhhhhh……” Aku menjerit dengan panjang sama seperti pertama kali ada penis memasuki vaginaku. Dia bukannya mengerti malah dengan kecepatan tinggi mulai menggenjotku sehingga aku merasa kesakitan.

Anni

Anni

“pak…auw..pelan…….pela….n……. ohh….auw………” teriakku.

Dia tidak menghiraukan jeritanku yang meminta dia sedikit lembut. Dia malah dengan brutal menegesek-gesek vaginaku. Kuomeli dia untuk sedikit lebih lembut. Namun dia tidak menghiraukan, vaginaku dipompanya seperti orang kesetanan. Lambat laun rasa sakit mulai hilang digantikan rasa nikmat yang tiada tara.

“Ahh….ahhh……yes….nik….mat…….”desahku mulai bisa menimati kekasarnya.

Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap dia menggerakkan pantatnya kearahku, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukannya.

Payudaraku tergonyang-goncang ketas dan kebawah,mengikuti gerakan tubuhku. Aku bisa melihat bagaimana batang penis lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukurannya yang gede itu, dan ini makin membuatnya tergila-gila.

“Ohh….nikmat sekali jepitan memekmu”. Katanya….

”Mimpi apa aku bisa ngentot dengan gadis cantik sepertimu..ahhh..hhhh”

“ayo,pak sodok terus. Nikmatin tubuhku..ahh..ah..”Jawabku sebisaku.

Aku kemudian menarik tangannya lalu kutempelkan di dadaku. tangannya lalu meremas-remas payudaraku yang bergoyang bebas. Diremasnya dadaku yang kanan dengan tangan kirinya. Aku dapat merasakan puting susuku mulai mengeras. Sodokannya yang liar serta remasannya didadaku membuat aku merasa vaginaku seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu dua puluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar. Aku menjerit sekuat tenaga merasakan cairan cintaku mengalir dengan derasnya. Dia masih terus menyodokku hingga orgasmeku makin panjang.

Lalu dia merubah posisi dibalikkannya tubuhku hingga nungging dengan kedua lututku bertumpu diatas tempat tidur. Aku yang masih lemas menurut saja apa kemauannnya. Blesss……Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin dalam saja. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati penisnya yang mulai keluar-masuk.. Sambil menyodokku dia meraih payudaraku yang berayun-ayun. Payudaraku dijadikannya pegangannya untuk memacu tubuhku. Kembali kenikmatan yang kurasakan.

Permainan nya sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya.Gesekan-gesekan penisnya dengan dinding vaginaku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila. Mataku mebeliak-beliak keenakan. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu. Suara spring bedku berdenyit-denyit bercampur baur dengan erangan kami.

Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, keringatku sudah menetes-netes di ranjang. Namun sepertinya dia masih belum selesai, nampak dari penisnya yang masih tegang. Dia cuman menarik penisnya dan duduk diranjang, lumayan aku bisa beristirahat sebentar karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai.

“Bapak kok belum keluar sih?Padahal saya sudah keluar 3 kali?”tanyaku heran sambil ngos-ngosan.

“Bapak memang punya stamina yang kuat non. Bapak kan pekerja kasar. Jadi tenaga bapak kuat. Jangankan seorang non, 10 orang juga bapak jabanin.he..he..”katanya.

Aku hanya tersenyum. Kemudian aku permisi kepadanya untuk mengambil air dikulkas. Kerongkonganku kering karena berteriak-teriak dari tadi. Aku lalu turun kelantai bawah ke arah dapur. Dengan masih telanjang (karena dirumah tiada siapa-siapa selain kami berdua), aku mendekati lemari es. Aku menuangkan air dingin dari kulkas dan meminumnya. Lega rasanya saat air bening itu mengalir membasahi mulutku. Setelah menutup pintu kulkas aku membalik badan kulihat dia turun dari tangga dan menghampiriku. Aku melihat tubuh telanjangnya, badannya semakin mengkilat karena keringat. Kulirik penisnya masih dalam posisi tegang maksimal.

“Non lanjutin lagi,yuk. Bapak sudah tidak tahan lagi”Bujuknya kepadaku.

Sambil berkata begitu dia mengelus-elus penisnya. Sungguh aneh membayangkan seorang bapak-bapak mengocok-ngocok penisnya didepan seorang gadis belia. kemudian aku mendekatinya. Aku ingin memuaskannya. Lalu aku aku mendekatkan mulutku kewajahnya, mulut kami mulai saling memagut, lidah kami saling saling membelit. kugenggam penisnya dan kupijati. Kurasakan tangannya meraba punggungku. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi. Kemudian kuajak dia ke ruang tengah lalu kupersilakan dia duduk di sofa. Aku ingin gaya woman on top.

“sekarang saya yang akan puaskan bapak”Ujarku sambil mendorongnya agar bersandar di sofa. Sofa ruang tamuku ini mengingatkanku akan Alan mantanku. Kami pernah bercinta disini. Bagaimana ya jika dia tahu bahwa sekarang seorang bapak-bapak menikmati tubuhku sama seperti dia menikmati tubuhku juga?

Kemudian kuangkat pantatku dan mengarahkan vaginaku kepenisnya. Kuturunkan tubuhku perlahan-lahan kearaha batangnya yang sudah sangat tegang. Dia memegang penisnya siap menerima jepitan vaginaku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang vaginaku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku.

“Pa….k…..k……………ohhh………….!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahunya. Aku tak kuasa untuk tidak menjerit pelan kala batangnya membelah bibir vaginaku. Sama sepertiku dia juga mendesah menyebut namaku saat penisnya amblas ditelan vaginaku.

“Anni……a………hhhhhhhhhhhhhhh” dia mendesah nikmat.

Kurasakan liangku penuh dan sedikit perih , tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat. secara perlahan-lahan aku menaik-turunkan tubuhku diatas penisnya. Kupacu kejantannya dengan goyanganku. Kadang cepat kadang lambat. Aku meliuk-liuk diatas batangnya yang besar itu. Aku tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan. Aku sangat menikmati posisi ini,karena aku bisa mengendalikan permainan. Posisi ini pasti kulakukan jika bercinta dengan pasanganku.

Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batangnya. Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu

Dadaku yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah dihadapannya. Dia juga mulai membantu menyodok-nyodok penisnya,sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Sambil meyodokku dia meremas-remas pantatku. Malah terkadang dia mengangkat pantatku lalu menurunkannya lagi dengan cepat.

“ahh..ahhh…terus pak….puaskan aku……ahhh……” jeritku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.

Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan persetubuhan yang sensasional ini. Hal itu membuat payudaraku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini dimanfaatkan dia dengan baik, dia langsung melumat dadaku yang kanan dengan mulutnya. Aku semakin menjerit keras. dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi. Kuremas rambutnya dengan kuat. Malah dia semakin menyerangku dengan meremas-remas dadaku yang kiri serta memilin-milin putingnya. 25 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya makin lama makin cepat dan makin berirama. Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Payudaraku yg padat, kencang dan halus kiri menjadi kemerah-merahan akibat disedot-sedotnya.

Sungguh kenikmatan yang sangat sempurna. (Hal inilah yang membuatku ketagihan sex). Tangannya yang tadi lembut mengerayangi dadaku yang kiri, sekarang cenderung kasar. Aku sudah tidak merasakan kekasaran tanganya dan giginya yang menggit payudaraku. Yang kurasakan hanya nikmat dan nikmat. Gesekan-gesekan diliang kewanitaanku serta remasan – remasan di dadaku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya aku pun tak bisa menahan orgasmeku.

“Aaaahhkkkk…a….ku….ke….lu………ar…akhhhhhhhhhhh!”jeritku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku diatas penisnya.CerpenSex

Tapi dia belum juga selesai. Dia masih menggoyang-goyangkan tubuhnya. Aku yang sudah lemas hanya bisa mengikuti irama goyangnnya. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seperti dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali.Kemudian dengan kasar di dorongnya tubuhku keatas sofa sehingga aku telentang. Dia lalu naik ke dadaku. Di sana dia menjepitkan penisnya yang sudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaraku, lalu dikocoknya. Payudaraku yang besar sanggup menjepit penisnya. Dia mengocok-ngocok penisnya sampai maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaku.

Aku sudah kehabisan tenaga, kubiarkan saja maninya berlepotan di tubuhku, bahkan yang mengalir masuk ke mulut pun kutelan sekalian. Kemudian dia menempelkan penisnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati penis itu sampai bersih dan kutelan sisa-sisa maninya. Setelahnya dia terduduk lemas disofa.

“Terimakasih Anni. Tubuhmu sangat nikmat sekali”katanya puas.

Baca juga : Cerita Sex Memuaskan Dosen Yang Kesepian

Itulah kisahku dengan tukang ledeng. Pengalamanku dengan para pekerja kasar membuatku merindukan saat-saat bercinta dengan mereka. Sejak saat itu aku mulai berpetualang dari pekerja kasar yang satu ke yang lain.

#Nikmatnya #Ngeseks #Dengan #Tukang #Pipa

Pasangan ABG Yang Ngeseks Di Alam Bebas Terbaru Malam Ini

Pasangan ABG Yang Ngeseks Di Alam Bebas

“Jalan kemana nih lex?” tanya Bunga kepada Andri kekasihnya

“Udah jalan aja dulu nanti juga ketemu ayo…”Segera Andri menyalakan mesin motor bututnya tak lama kemudian kedua sejoli itupun telah melaju.

Malam itu Andri sengaja datang menjemput Bunga kekasihnya untuk malam mingguan dan seperti biasa bunga tampil cantik menawan walaupun tanpa riasan make up sama sekali. Tampil dengan kaos ketat yang dengan jelas mengexpose keindahan sepasang payudaranya yang berukuran 34c dipadu rok mini yang tak mampu menutupi secara sempurna paha putih yang selembut salju, semakin menambah kesexian gadis itu. Kecantikan Bunga memang luar biasa. Sungguh beruntung bagi Andri yang wajah dan isi kantongnya yang pas-pasan bisa memacari Bunga

“Wah kayanya udah mau hujan nih”Ujar Bunga. Angin malam ini memang terasa lebih kencang berhembusnya memainkan rambut Hitam bunga yang terurai lepas. Langit pun nampak hitam kelam tak nampak cahaya bulan atau bintang sama sekali.

“Yah….sudah telat nih kayanya batal deh acara nontonnya.”Andri nampak kecewa ketika melintas didepan bioskop kesayanganny

“Uda ga papa cari angin saja lagipula aku juga lagi tidak mood nonton.”Bunga mencoba menghibur kekecewaan kekasihnya itu.

“OK deh kalo gitu gimana kalo ke pantai saja sambil nonton.”Andri sambil tersenyum penuh arti.

“Emang nonton apaan ? lu yakin…? kayanya sih udah mau hujan lho.”Bunga tak habis pikir emangnya mau nonton apaan di pantai sepi itu.

“Nonton mobil goyang donk.”Sahut Andri sekenanya

“Ih dasar ngeres aja otak lo itu.”Dicubitnya pinggang Andri dengan gemas oleh Bunga.

Diam-diam gadis itu pun turut penasaran juga menurut cerita teman-temannya, konon katanya pantai dekat pinggir kota kecil tempat mereka tinggal, seringkali dijadikan ajang tempat mesum yang cukup berani.

Awalnya kedua insan ini sama sekali tidak punya rencana khusus. Seperti kebanyakan pasangan muda lain yang sedang cari angin menghabiskan waktu malam minggu mereka, akhirnya perjalanan mereka terhenti di sebuah pantai satu-satunya kawasan wisata di kota kecil ini. Pantai ini sebenarnya tidak terlalu bagus pemandangannya pantainya juga agak kotor banyak sampah-sampah yang hanyut terbawa ombak cuma karena letaknya jauh dari kawasan pemukiman dan gelap, membuat kawasan ini menjadi salah satu tempat favorit yang strategis bagi para pasangan muda yang asyik memadu kasih. Terutama dimalam hari

“Yah….nampaknya gagal juga deh nonton mobil goyangnya sepi banget disini pulang aja yuk.”Bunga dan Andri sebenarnya hanya iseng belaka mereka ingin menyaksikan aksi nekat para pasangan cabul tersebut. Tapi rupanya malam itu suasana sangat sepi akhirnya mereka berputar-putar saja dan lalu memutuskan untuk pulang.

“E’ eeh lihat tuh ada mobil mojok disana.”Tanpa sengaja ditengah kegelapan, mata Andri yang jeli menangkap ada sebuah mobil yang terparkir agak tersembunyi di balik kegelapan. Dan benar saja mobil tersebut nampak bergoyang-goyang cukup keras. Bunga dan Andri lalu memutuskan untuk mojok. Berdua mereka mengambil jarak yang cukup sambil cekikikan mengamati aksi mobil goyang tersebut.

“Sayang….kamu nampak makin cantik deh malam ini.”Andri mulai melancarkan rayuan gombalnya.Nafsu birahi pemuda ini, lambat laun mulai terbakar. Rupanya pemandangan mobil goyang yang berada di sudut pantai dekat pohon tua yang cukup rindang dan gelap itu menginspirasi Andri untuk ikut mencoba sensasi bercinta di alam terbuka dengan kekasihnya. Apalagi saat itu keadaan sepi karena dari cuaca nampaknya akan segera turun hujan deras.

“Jangan ah lu udah gila ya.!!”Bunga segera menepis tangan Andri yang tanpa permisi langsung meremas dadanya. Bunga benar-benar tidak menyangka Andri akan sejahil itu.

“Ayo donk say lu lihat sendiri mereka aja berani begituan.”celetuk Andri sambil menyelipkan ibu jarinya diantara jari telunjuk dan jari manisnya kode tanda orang lagi bersetubuh.Andri terus berusaha membujuk Bunga kekasihnya

“Dasar gila ogah ah…!!”Bunga segera memasang wajah merajuk, mulut mungilnya langsung meruncing.

Walau untuk urusan bercinta sudah bukan hal yang tabu lagi bagi mereka, tetapi untuk benar-benar bercinta di tempat terbuka seperti ini, Bunga tentu saja tidak pernah memikirkannya. Bunga kontan langsung mentah-mentah menolak ide gila kekasihnya itu walaupun sebenarnya birahi gadis itu mulai meninggi juga setelah tubuhnya menerima rangsangan-rangsangan nakal kekasihnya pada daerah-daerah sensitifnya. Membayangkan bersetubuh di tempat yang tidak lazim memang memacu adrenalin. dulu Andri pernah membawakan beberapa keping dvd porno jepang yang bergenre ekhibitionist dan sampai saat ini ide bercinta di tempat terbuka tak lebih cuma sebatas khayalan liar mereka saja.

“Hmpf…hmpf…ayo…donk…sa..saayang”Leher Bunga dengan buas mulai diserbu oleh cumbuan-cumbuan Andri yang makin tidak terkendali. Lidah pria nakal ini dengan liar menyapu tengkuk Bunga menimbulkan rasa geli yang luar biasa..Nafsu birahi Andri sudah tidak terbendung lagi.

”I…ih apaan sih ah malu tahu dasar sinting….udaah. ..udaah..sghh….aaahh…zssgshh..” Bunga kembali menepiskannya wajah kekasihnya yang semakin berani menyosor ke buah dadanya. Bunga sebagai wanita normal yang selama ini menjalani kehidupan yang wajar-wajar saja tentu masih punya urat malu mustahil untuk meneruskan aktifitas mesum dialam terbuka seperti ini.

“Tenang saja tidak ada yang lihat disini gelap mereka saja berani ayolah.”Andri nampak tidak senang saat Bunga menepiskan cumbuannya..Tanpa mempedulikan kekasihnya lagi Andri semakin berani bertindak lebih nekat.

Bunga sampai kewalahan berusaha menepis tangan kekasihnya yang tetap nekat menggulung kaosnya hingga terangkat sampai ke pangkal payudara gadis itu.

“Ngga ah mereka kan di dalam mobil. Lha kita Cuma diatas motor seperti ini lu bener-bener udah sinting ya?”Andri nampaknya tetap tidak mempedulikan protes kekasihnya. Nafsu birahinya kini seakan telah membutakan akal sehatnya.

Walaupun dapat dipastikan di dalam mobil goyang tersebut juga sedang ada aktivitas mesum, tapi tentu saja keadaannya jauh berbeda dengan Andri dan Bunga yang hanya bermodalkan sebuah motor butut.

“I..ih ngga mau ah…gilaaa….gilaa…sinting lu ya. Kalo ketangkap pak hansip beserta warga kita bisa diarak bugil tau !! ayo lebih baik pulang saja.”Bunga merajuk dicubitnya paha Andri. Tapi rupanya Andri mengira kekasihnya cuma masih malu-malu saja sehingga bukannya menyudahi aksinya, malahan serangan-serangannya menjadi semakin gencar.

“Aduh say udah kepingin nih, biar saja kalo sampai diarak bugil aku akan entoti lo didepan mereka biar mereka pada ngiri pada kita.”Sahut Andri sekenanya ditengah dengus nafasnya yang semakin memburu. Tak beraturan

“Enak aja gue yang rugi donk nanti kalo aku sampe diperkosa rame-rame bagaimana?!!.”Mata Bunga yang jernih langsung melotot mulutnya yang mungil langsung cemberut tapi rupanya Andri sudah tidak mempedulikan lagi segala ocehan kekasihnya itu.

“E…enggak..ngggaaak…mauu…sghh…ahhh..minggir…ahh..zshhhahhh…argh..” Rangsangan dan stimulisasi pada daerah-daerah sensitif Bunga ditambah segala bujuk rayu dan bisikan-bisikan cabul Andri, mau tak mau membangkitkan nafsu birahi gadis cantik itu.

Imajinasi liar persetubuhan ditempat terbuka yang pernah disaksikannya dibeberapa keping dvd porno,berklebatan di otaknya. Sepintas ia membayangkan dirinya sedang disetubuhi beberapa pria sekaligus di tengah pantai ini Imajinasi Bunga yang liar ini tentu saja hanya dirinya yang tahu walaupun ingin menceritakan kepada Andri tapi tentu saja urat malunya masih lebih dominan

“Sudah disini saja aku jamin ngga ada masalah dan ngga ada yang peduliin kita”. Andri tetap berusaha membujuk kekasihnya.lidahnya yang kasap semakin liar menyapu membasahi leher dan belakang telinga. Sementara itu Bunga juga mulai kehilangan kendali. Tubuhnya terlalu jujur untuk menyangkal kenikmatan-kenikamatan rangsangan sexuil Andri. Pada daerah tersebut memang merupakan salah satu titik rangsangan sensitif rata-rata semua wanita normal.

“Erghh….zssaahh…..enaak….bang….”Tanpa sadar Bunga mulai melenguh dan terbuai oleh cumbuan cumbuan panas kekasihnnya.

Tanpa terasa di daerah selangkangan Bunga sudah mulai terasa lembap.Tubuh sexynya mulai menggelinjang mengikuti pola cumbuan kekasihnya. Beruntung malam itu gelap gulita apalagi posisi mereka tertutup dibalik sebuah bangunan bekas sebuah mercusuar yang kini sudah runtuh menjadi seonggok batu yang besar. Malam itu cuaca berawan tebal tanpa cahaya bulan hanya sesekali terdengar gemuruh suara halilintar dan sesekali cahaya kilat menerangi sekilas kegelapan cakrawala disertai hembusan kencang angin pantai yang dingin.

“Slurrphz..mpuch..cup…gimana enak bukan.”Andri tersenyum licik melihat kekasihnya sudah mulai on cumbuan-cumbuan mautnya kini telah menampakan hasil. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, tangan Andri dengan cekatan menyelinap dibalik bra kekasihnya dan cuma dalam hitungan detik, bra Bunga sudah berhasil dilepasnya. Buah dada kekasihnya yang berukuran 34C kini menggelantung bebas dengan indahnya tanpa penyangga lagi

“Aih…kutangku….!!!”.Tiba-tiba angin pantai yang keras datang menerpa. Bunga terpekik kaget kutang yang tergeletak dipangkuannya terbang terbawa angin Bunga berusaha meraihnya namun tak berhasil.

“Drii kutangku jatuh kena angin..! Drii cari dulu nanti hilang kesapu ombak.”Bukannya berhenti, jari jemari Andri malahan semakin giat memilin-milin puting susu yang nampak segar merah kecoklatan.seperti layaknya sedang mencari frekuensi radio saja puting susu bunga yang pada dasarnya sudah panjang kini menjadi semakin meruncing saja seakan-akan menantang setiap mulut pria untuk segera menghisapnya.

“Baang…..jaaaangan sssh….ahhhh…..maluuuuu bang……jangannnn nanti ada yang lihaaaat maluuuuuuuuuu…..”Keadaan seperti ini sungguh membuat Bunga tidak karuan.

Detak jantung gadis itu berdetak lebih cepat dari biasanya walaupun keadaan cukup dingin namun peluh sebesar biji jagung bercucuran deras membasahi pelipis gadis itu.

“Drii…kutaangku…drii…cari dulu…..malu…..nanti kalau ada oraaang….sssghhh..aaaah” Ada sedikit rasa penyesalan dalam diri Bunga karena tidak cukup tegas untuk menolak cumbuan Andri namun kini ia sendiri sedang berusaha mati-matian menahan gejolak nafsu birahi yang dengan cepat berkobar menguasai dirinya. Perasaan antara takut ketahuan orang dan rasa nikmat yang timbul seolah malahan menjadi pemicu gejolak birahi yang semakin meledak-ledak.

“Tidaaak….jangaaan….srggga…geliii aaahhhh..zzzhhss..”Punggung Bunga yang telah telanjang terasa dingin disapu oleh angin malam tersebut sehingga Bunga memeluk rapat tubuh Andri. Merasa mendapat lampu hijau, tangan Andri kini semakin berani menyelusup ke dalam rok mini kekasihnya.

“Auuughh…geeeeliii ah….shhh…”Bagaikan tersengat listrik ribuan volt, Bunga semakin menggelinjang liar ketika jari-jari nakal Andri akhirnya berhasil menemukan klitoris gadis itu.diantara kerimbunan bulu-bulu kemaluannya yang tumbuh dengan lebatnya. Dengan giat dipilin-pilinnya benda itu Bunga menggigit kuat-kuat bibirnya sendiri berusaha mati-matian agar dirinya tidak sampai mengerang nikmat

“Iiih….creet…breeet…!!”Bunga terpekik tertahan ketika dengan kasar tiba-tiba Andri membetot celana dalamnya sampai robek.Dengus nafas Andri terdengar semakin memburu

“egh…ash..ah…ah…geeeeeliiiii….enaaaaaaaak…bang…ya disitu…ssshh.aaaa….a.aaa…hhh arghhhh.”Andri semakin tersenyum lebar ketika dirasakan selangkangan kekasihnya sudah mulai basah. Andri lalu menggunakannya punggung lengannya untuk menggosok selangkangan kekasihnya.

Pasangan ABG Yang Ngeseks Di Alam Bebas

Dapat dirasakannya bulu-bulu kemaluan Bunga yang tumbuh rimbun seakan menyapu lembut lengannya. Dengan penuh perasaan lalu dibelai-belainya bulu kemaluan Bunga yang hitam lebat sehingga kemaluan kekasihnya itu kini benar-benar telah basah kuyup dan siap untuk dimasuki batang kemaluan lelaki. Tanpa buang waktu lagi, dengan tergesa-gesa Andri memelorotkan celananya sendiri sampai kebatas lutut. Dibimbingnya tangan Bunga yang mungil untuk mengocok batang kemaluannya yang sudah tegak mengacung dengan gagahnya.

”Ya…sayang…ennaaakkkk bangeett…errghhhh…zsssahh..”Bola mata Andri berubah menjadi putih rasa nikmat luar biasa merambat dengan cepat menjalar dari ujung helm kejantanannya yang berbentuk mirip jamur lalu menyebar dengan merata memberi rasa nyaman keseluruh pembuluh darah yang ada ditubuhnya.

Keadaan Bunga sudah nyaris telanjang dengan kaos yang nyaris terlepas dari tubuhnya. Belum cukup sampai disitu, lalu rok mini Bunga ditariknya sampai keperut angin dingin yang nakal langsung menyapu kemaluan gadis itu.yang sudah tanpa celana dalam lagi.

“Aduuh….awass….!!”Bunga nyaris terjatuh dari jok motor ketika Andri berusaha memangkunya duduk diatas batang kemaluannya yang sudah tegang membengkak. Posisi duduk diatas jok motor memang kurang nyaman sehingga Andri kesulitan untuk memasukan batang kejantanannya.

“Arg…aduu…h…sakit….pelan…pelan…Drii.”Bunga dapat merasakan kemaluan kekasihnya beberapa saat menggesek-gesek pahanya sebelum akhirnya batang penis itu berhasil menemukan lobang kenikmatan bunga, dengan perlahan-lahan batang kejantanan Andri akhirnya dengan sukses terbenam seluruhnya dalam liang surga kenikmatan Bunga.

Seluruh tubuh Bunga itu terasa lemas seakan melayang-layang tulang belulangnya bagaikan sudah terlepas dari seluruh persendiannya.. Rasa nikmat dan takut bercampur aduk jadi satu menjadi sejenis bahan bakar super pemacu birahi. Degup jantung dan aliran darah gadis itu terasa lebih cepat berputar disekujur tubuh.

“Auww…udahh….ampunnn….geliiii….sudah…sudahhh..cukup…”Bunga kegelian saat Andri mengigit-gigit kecil lehernya. Jari-jemarinya yang usil juga tidak mau ketinggalan terus-menerus memilin-milin puting susu Bunga sehingga putingnya kini benar-benar telah meruncing sampai ke batas maksimalnya.

********************************

Sementara itu ditempat lain,

“Sialan apaan ini…bukannya ikan tapi malah kutang cewek bikin sue aja deh…udah deh lebih baik aku pulang saja”Andy pria ceking pecinta lingkungan hidup rupanya malam itu juga sedang berada dipantai itu Ia lalu berjalan menuju mobilnya dan segera bergegas dari tempat itu.

Sebagai anak dari orang tua yang cukup mapan, peralatan Andy cukup lengkap ia punya hoby mendokumentasikan segala kehidupan binatang dengan handycam sehingga kemanapun dirinya pergi handycam sony keluaran terbaru yang dilengkapi sinar infra merah yang mampu merekam obyek walaupun didalam keadaan gelap gulita selalu setia menemaninya. Andy ini memang salah satu pengaggum berat Steve Irwin, pawang buaya yang belum lama ini tewas. Andy punya cita-cita untuk menjadi produser acara flora dan fauna seperti yang ada di chanel national geographic. Namun karena hobynya yang aneh bagi anak-anak seusianya, Andy sering jadi olok-olokan kawan-kawannya dengan julukan profesor lang ling lung dan salah satu orang yang paling sering mengerjai Andy adalah Andri. Andy sedemikian kesalnya pada Andri yang dianggap sebagai provokator bagi teman-teman yang lain untuk mengerjai dirinya.Dalam hati Andy ingin sekali membalas sakit hatinya tapi sampai kini ia belum cukup mempunyai keberanian dan kesempatan untuk membalaskan sakit hatinya.

********************************

Kembali ke Bunga dan Andri…

“I..ihh…apaan sih udah ah ngga mau aku ngga mau.”Tak cukup puas sampai disini saja, Andri menuntut lebih ia berusaha melepaskan kaos bunga yang kini hanya tergantung dileher.

“Ayo donk buka saja sekalian tanggung nih ngga enak nyangkut-nyangkut kainnya.”Andri meminta Bunga agar tampil bugil total tentu saja Bunga menolak idenya yang sudah dirasakan semakin melampaui batas.

“Ssh..ah…ah….shh..sudah…Driii cukup…ssstoopz…ada yang datang….argghhhh…..”di tengah-tengah rasa nikmat birahi tiba-tiba sekilas cahaya mobil yang menyilaukan secara tidak sengaja menyoroti mereka.

Bunga merasakan jantungnya seolah lepas dan berhenti berdenyut. Keadaan yang ia takutkan akhirnya menjadi kenyataan. Beruntung Bunga masih bisa menguasai keadaan walaupun terlambat dengan terburu-buru segera Bunga menurunkan kaosnya yang tersingkap. Tapi tidak dengan kemaluan Andri yang masih menancap di liang vaginanya. Beruntung Bunga masih sempat meraih jaket Andri untuk menutupi pantatnya yang telanjang. Mobil tersebut lalu mengedipkan lampunya seakan memberi tanda. Bunga yakin orang yang didalam mobil pasti sempat melihat perbuatan mereka.

“Hey sepertinya itu Andri dan pacarnya…kayanya mereka sedang nglakuin yang ga beres tuh.”Dalam hati Andy bergumam. Meskipun keadaan gelap,berkat cahaya lampu mobil yang menyala terang, Andy masih dapat mengenali Andri. Ia lalu memutuskan untuk menyelidiki mereka. Sengaja Andy memarkir mobilnya agak jauh lalu dengan mengendap-endap ia lalu kembali ke tempat Bunga dan Andri berada.

“Huh…sialan bikin kaget saja.”Andri hanya berhenti sejenak meggoyang pinggulnya.Batang kemaluannya masih terasa hangat dan nyaman berada di dalam lobang kenikmatan kekasihnya.Pijatan-pijatan lembut kembali dirasakan batang kemaluannya yang sempat mengkerut untuk beberapa saat. Nafsu primitif yang sempat terhenti sejenak kini kembali menguasai sepenuhnya kedua insan ini. Andri lalu kembali melanjutkan menyetubuhi Bunga..

“Idih…lu emang bener-bener gila Drii.. gilaaa .. dasar ngga tau malu gimana nanti kalo ada orang lewat lagi?”Bunga hanya bisa pasrah dan cuma mengomel. Batang kemaluan Andri kembali menyodok-sodok selangkangannya dengan liar. Entah apa yang ada di dalam kepala Andri, kini ia telah melucuti busananya sendiri sampai telanjang bulat. Busananya di geletakan begitu saja diatas jok motor.

“Bodo amat. yuk turun di balik batu karang yang besar itu nampaknya lebih aman.”Dengan mengendap-endap mereka lalu turun dari motor dan berjalan menuju semakin ke bibir pantai.

“Udahlah perasaanku ngga enak kayanya ada yang ngintip deh.”Meski ragu-ragu akhirnya Bunga mengikuti Andri.

“Udah disini sekarang aman mana ada yang mau turun sampai kesini. Ayo sekarang aku Bantu lepasin baju lo.biar adil gua khan udah bugil sekarang giliran lo donk”.Dalam keadaan telanjang bulat Andri mencoba mengejar Bunga yang berlari menghindar.

“Elo persis kaya monyet deh kalo bugil seperti itu.”Bunga kegelian melihat tingkah konyol Andri. Kemaluan dan biji pelirnya yang besar menggelantung bergoyang kesana kemari.mengikuti irama gerakan tubuhnya.

“E’ eh sialan lo katain gue monyet ayo sekarang lo harus ikut telanjang bulat supaya monyetnya jadi dua.”Andri semakin bersemangat mengejar Bunga. Dengan cekikikan Bunga mencoba berlari menghindari tangkapan kekasihnya.

Tanpa disadari Andri dan Bunga, sepasang mata sedang mengawasi dengan seksama tingkah mesum mereka berdua.

“Ye lagian siapa yang suruh bugil lu sendiri yang mau…Auuuw…ih…”Bunga tidak sempat melanjutkan ucapannya. Dengan tiba-tiba Andri berhasil merenggut kaos terakhir yang menutupi tubuh gadis itu.

“Hey…Drii… balikin…..jangan gila ya.”Andri tertawa riang diputar-putarnya kaos yang telah berhasil direnggutnya. Kini gantian Bunga berlarian dengan telanjang dada berusaha mengejar Andri yang semakin jauh masuk kedalam air.

“Ayo…ayo….sini ambil sendiri kalo mau….Nah….kena lo pentilnya.”Andri terus menerus mempermainkan Bunga. Buah dada Bunga yang besar menjadi sasaran empuk serangan hit and run cubitan-cubitan tangan jahilnya.

“E’..eeh…jangaaan….Please  jangan tolong kembalikan.”Bunga kaget ketika Andri hendak mencelupkan kaos itu ke dalam air laut.Kali ini kelakuannya rasanya sudah benar-benar keterlaluan.

Dengan kaos ketat tipis yang basah apalagi kini kutang Bunga telah hilang dapat dipastikan payudara jumbo yang besar dengan putingnya yang meruncing merah kecoklatan tentu tidak akan bisa disembunyikan lagi. Bunga ngeri kalau sampai ayahnya memergok diriinya dalam keadaan seperti itu bisa runyam semuanya.

“Ayo makanya kesini ambil sendiri kaos mu ini.”Andri semakin bersemangat melihat Bunga yang nampaknya sudah hampir menyerah

“Please Drii balikin kaos gue…gue…menyerah deh.”Dengan putus asa sekali lagi Bunga mencoba membujuk Andri.

“Ya udah sekarang copot rokmu bikin aku puas donk sayang.”Andri akhirnya keluar dari air tubuhnya kini telah basah kuyup.

Bunga lalu celingukan mengawasi sekilas keadaan sekitarnya. Gadis itu lalu mengendap-endap ke balik batu besar setelah sejenak Bunga memastikan benar-benar tidak ada orang, ia memutuskan untuk memenuhi kemauan Andri. Dengan hati-hati Bunga lalu melipat kaos dan roknya. Di letakannya busananya diatas batu karang yang tinggi dengan ditindih oleh sebongkah batu yang cukup besar untuk memastikan tidak terbawa angin. Dapat dirasakannya seluruh bulu-bulu halus disekujur tubuhnya meremang berdiri baru kali ini Bunga bertelanjang bulat di alam terbuka rasa takut membuat jantungnya semakin berdetak tapi disisi lain ia merasakan sensasi yang aneh dengan ketelanjangannya yang semakin meningkatkan gairah birahinya.

******************************

Sementara itu tak jauh dari tempat Andri dan Bunga bercengkrama,

“Hm…Andri…Andri dasar otak lo emang segede kacang doank. Rupanya Tuhan cukup adil kini tiba saatnya aku balas perbuatan mu.”Rupanya Andy dengan diam-diam mengawasi ulah pasangan mesum tersebut.

“He…he..he…kini aku dapat film dokumenter sepasang monyet yang sedang kawin.”Lihat saja nanti kalian bakal aku buat malu seumur hidup.”Andy lalu segera mengaktifkan handycamnya dalam posisi infrared mode on

“E..eh eit…tolong…tolong…aku diiperkosa…mmpf.”Andri tidak mampu lagi melanjutkan pekikan tertahannya. Lidahnya kini telah dihisap kuat-kuat oleh Bunga. Kedua insan ini benar-benar telah lupa daratan.Nafsu primitif kini telah seratus persen menguasai keduanya, sehingga tanpa disadarinya ada seseorang yang tengah merekam seluruh kegiatan mereka.

“Hmmpf …..arrrgh…aaahh..aaaahhh…ssshhh.sssshhhhh….awas ya nakal sekali kamu.”Andri meringis keenakan ketika batang kejantanannya dengan cepat dikocok-kocok. Bunga rasa ngilu bercampur geli-geli enak terpusat pada ujung kepala penisnya yang semakin membengkak oleh remasan-remasan tangan mungil bunga.

“Sh…hh..ah… yeah enak..ah…”Bunga tak kuasa lagi menyembunyikan erangan nikmat. Gairah birahinya kini sedang meledak-ledak dengan dahsyat seakan menggedor-gedor dadanya .

Seakan tak mau kalah membalas serangan Bunga, lidah Andri begitu terampil menjilat dan menghisapi klitoris Bunga. Ujung lidah Andri yang kasap dan hangat memberikan stimulisasi yang sensasional di liang kewanitaannya.Alih-alih, bukannya Andri yang klimaks lebih dulu, melainkan Bunga lebih dahulu yang akhirnya dibuat melayang-layang menikmati surga kenikmatan sesaat

Tubuh bugil mereka bergumul dengan liar di pasir pantai Tanpa mempedulikan lagi tubuh telanjang mereka yang telah kotor terbalur oleh lumpur dan pasir pantai, seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua. Sapuan ombak pantai yang dingin silih berganti menyapu tubuh-tubuh telanjang mereka bahkan belaian ombak dingin tersebut seakan laksana bensin yang semakin membakar api birahi mereka berdua. Walaupun sudah tidak terhitung lagi frekwensi mereka bersetubuh, tapi baru kali ini mereka merasakan kenikmatan yang tiada duanya imajinasi liar mereka berdua akhirnya tumpah ruah menjadi kenyataan di malam ini. Dinginnya angin malam tidak cukup untuk mendinginkan temperatur panasnya birahi mereka berdua.

“Egh..hg..hh..kamu luar biasa malam ini say..ammmpun…..jangan….. stop dulu

Aku masih belum mau ngecriit…ssgh.hhhh..”Andri meringis-ringis berusaha sekuat tenaga menahan ledakan puncak kenikmatannya dengan terburu-buru ditariknya kemaluanya dari mulut Bunga. Gadis itu tidak melepas begitu saja kemaluan Andri dalam mulutnya

“Ougghh…ah…Aih…curang…”Bunga terkejut. Tiba-tiba puting susunya di cubit dengan keras akhirnya Andri berhasil menyelamatkan kemaluannya dari mulut Bunga.

Andri lalu membimbing kekasihnya kearah batu karang. Dengan bertumpu pada salah satu batu karang, kaki Bunga lalu diangkat satu sementara kakinya yang satu tetap menopang tubuh indahnya.

“Lu nungging lebih keatas lagi…ya cukup…ssshhhzzzzhhhaaaahh…”Sejenak Andri menggenggam kemaluannya sendiri diarahkannya batang kejantanannya ke lobang kemaluan kekasihnya.untuk beberapa saat dibiarkannya kemaluannya merasakan pijatan-pijatan dan remasan nikmat dari dinding-dinding kemaluan kekasihnya yang seakan-akan mengurut dengan perlahan.

“Drii please…sodokin donk..augh…sshhh.ah…”Mata Bunga setengah terpejam merasakan sensasi pada selangkangannya yang terasa mengganjal dan semakin bertambah basah.Tanpa kesulitan berarti, Andri lalu menyetubuhi kekasihnya dalam posisi berdiri

“Oh..oh…yes…ah…ahh…zsshhgh…oh….no….aoughhh….ahhh.”Bunga merasakan kemaluan hendra bergetar-getar dahsyat dengan ritme-ritme yang teratur sementara lidah mereka saling beradu, rintihan-rintihan nikmat meluncur deras tak beraturan dari bibir keduanya

Lalu Andri merebahkan kekasihnya di hamparan pasir pantai dan berputar membentuk posisi 69. Dipentangkannya kaki kekasihnya lebar-lebar Andri nampak sangat bernafsu menjilati clitoris kekasihnya tanpa jijik dihisapnya seluruh cairan kewanitaan yang semakin deras membanjiri selangkangannya yang dihiasi dengan bulu kemaluan yang hitam merimbun Andri nampak seperti sedang makan rumput.

“Arghhhh….sssh….aaampunnn Drii.”Bunga hanya bisa menggelinjang-gelinjang tak keruan menikmati sensasi nikmat yang tiada duanya.Tanpa mempedulikan tubuh mereka yang kotor belepotan pasir, kemudian Andri menyuruh kekasihnya menungging belahan pantat yang putih terlihat jelas dan semakin memacu birahi dengan segera Andri menunggangiku dalam posisi doggy style.

“Sleeps..plok…ploook sleepss..”Bunyi batang kemaluan Andri yang sibuk hilir mudik keluar masuk liang kenikmatan bunga terdengar cukup jelas bergantian dengan bunyi biji pelirnya yang menampar-nampar pantat putih mulus milik Bunga.

“Srrrghh aaah…aaah…enak…Drii….oh…yesss..ooohhh…no…aauuooghhh.”Rintihan Bunga semakin tak terkontrol saat batang kemaluan Andri yang berdiameter 10 cm dan panjang hampir 20 cm serasa sesak menjejali liang kemaluannya. Entah kenapa Bunga merasakan batang kemaluan kekasihnya terasa lebih besar dari biasanya.

“Ohh….shhiiitttt…..aarghhhh….ooo…o.o…oughh…aaakkkuuuu….nggaaa….k.ttttaaahaaaaannnn…lagggiii…arghhhh…..crreeeth…cree…th”Andri mngerang-erang keenakan menahan nikmat.

“Akkkkkuuu….jugaa…..Drii…tahaaannnn…..sebentaaaar….aaarghhh…ough..ssssghhhh….hhegghhhh…ooooaaahhhh” tanpa bisa tertahankan lagi akhirnya penis Andri memancarkan cairan kenikmatannya. bersamaan dengan Bunga yang juga telah mencapai orgasme yang entah untuk keberapa kalinya. Bagaikan habis memikul beban yang luar biasa berat tubuh bugil mereka langsung terkulai lemas seakan tiada daya lagi .

“Auuugh…Drii…ada yang merayapi dan menggigiti memeku drii…ssgh…..”Dengan nafas yang tersengal-sengal Bunga merasakan ada sesuatu yang merayapi tubuhnya terutama di area selangkangannya. Rupanya cairan-cairan sisa lendir mereka menjadi suatu daya tarik bagi binatang penghuni pantai yang tanpa diketahui datang dari mana mulai berdatangan merayapi tubuh mereka.

“Adduuh…binatang sialan…kontolku juga digigit dik..ssrgghhh…”Andri juga merasakan batang kemaluannya seperti sedang digerayangi beberapa binatang namun keduanya masih terlalu lemah sehingga untuk sementara mereka hanya mediamkan saja para binatang penghuni pantai merayapi tubuh telanjang mereka.

“Aih…siapa….itu…”belum usai rasa capai yang luar biasa, mendadak mata Bunga melihat seklebat bayangan hitam dari atas batu karang secara spontan Bunga berusaha menutupi selangkangan dan dadanya sebisanya.

Andri juga tidak kalah kagetnya ia sebenarnya juga melihat seklebat bayangan dan cahaya hijau yang berpendar redup namun ia tak mengatakannya karena takut Bunga akan menjadi semakin panik Andri masih berusaha bersikap tenang seperti tidak terjadi sesuatu..

“Tidak ada siapa-siapa koq mungkin hanya kucing lewat.”Jawab Andri. Masih dalam keadaan telanjang bulat, dengan mengendap-endap keduanya mencoba mengintip dari balik batu karang untuk memastikan keadaan

“Tapi koq ada cahaya hijau berpendar tadi ya kearah kita. Kira-kira cahaya apa tadi?”Bunga nampak masih sangat cemas dengan masih gemetaran dipeluknya erat-erat lengan Andri. Lengan Andri terasa hangat dihimpit payudara kekasihnya.

“Ah paling mata kucing saja mata. Kucing kalo di kegelapan kan warnanya hijau. Semua aman koq motor juga masih ada di tempatnya”Andri akhirnya bernafas lega

“Yah sudah mulai turun hujan.”Setelah mencapai orgasme hebat perlahan-lahan akal sehat mereka mulai bekerja.kembali. berlama-lamaan dalam keadaan telanjang bulat di tengah kegelapan pantai mereka berdua merasa jengah juga.

Buru-buru Mereka bergegas menuju ke tempat batu karang tempat Bunga menyimpan pakaiannya tentu saja Bunga tidak ingin bajunya menjadi basah kuyup oleh air hujan tidak bisa dibayangkan kalau bajunya sampai basah kuyup sementara kini dirinya tidak punya pakaian dalam sama sekali.

“Celaka bajuku ada dimana Drii…?!!”Mendadak lutut Bunga terasa lemas mendapati tempat bajunya diletakan kini telah kosong melompong hanya ada sehelai daun yang ditindih batu pengganjal yang sebelumnya digunakan untuk menindih pakaiannya. Suara Gadis itu mulai tercekat nampak jelas kegalauan yang luar biasa menghinggapi gadis itu.

Kini Bunga benar-benar menyesali kebodohannya karena menerima ajakan Andri untuk bersetubuh di tempat terbuka ia sama sekali tidak pernah membayangkan akan jadi seperti ini akibatnya.

“Tenang-tenang mungkin terbang kebawa angin.”Andri berusaha menenangkan Kekasihnya Kemaluannya yang semula masih tegak berdiri kini mendadak langsung mengkerut dan terkulai lemas.

“Tidak mungkin Lex tadi sudah aku tindih pake batu yang besar pasti ada yang mengerjai kita apalagi Cuma ada daun saja.”Isak Bunga dengan terbata-bata diselingi derai tangis yang semakin kencang. Andri tak mampu lagi untuk menenangkan hati kekasihnya.

“Tenang-tenang nanti pakai saja jaketku ayo cepat sedikit.”Perasaan Bunga menjadi sedikit lega mendengar bujukan Andri. Kini Gadis itu benar-benar kebingungan dengan ketelanjangannya. Walaupun sia-sia Bunga tetap berusaha menutupi bagian-bagian vital tubuhnya

“Celaka baju dan jaketku juga hilang kurang ajar…!!!!”Andri sudah hampir berteriak-teriak menyumpahi orang iseng yang mengerjai mereka tapi Bunga berhasil mencegahnya. Bunga takut teriakan Andri malah memancing orang yang mungkin ada disekitar sini atau bahkan mungkin keadaan akan bertambah buruk lagi

Sementara hujan mulai turun semakin deras membasahi mereka berdua yang masih dalam keadaan telanjang bulat dan kebingungan. Keduanya kini sungguh menyesali kebodohannya sendiri yang kini berakibat sangat fatal. Dinginnya angin malam yang tadi tidak terasa kini mulai ganas menusuk sampai ketulang tubuh Bunga tak kuasa lagi menggigil menahan kedinginan

“Maafkan aku sayang”Suara lirih Andri terdengar berbisik di telinga kekasihnya walaupun dalam hati Bunga kesal, tapi untuk sementara mereka harus memikirkan jalan keluarnya

Andri memeluk kekasihnya erat-erat. Pelukan Andri paling tidak, sedikit mampu mengurangi rasa dingin yang menyengat tulang

“Yah setidaknya motor kita tidak hilang.” Andri tersenyum kecut

“Motor tidak hilang tapi masa kita akan pulang dalam keadaan bugil seperti ini dengan naik motor bisa-bisa aku di perkosa orang bang.”Bunga benar-benar kesal pada Andri.

“Mau bagaimana lagi..? untung hujan cukup deras jadi kemungkinan orang keluar sedikit apalagi kini sudah malam ayo kita cari-cari sesuatu yang bisa dipakai.”Menyadari tidak ada pilihan lain, walaupun ragu Bunga terpaksa menyetujuinya daripada harus bugil semalaman apalagi nanti kalo sampai pagi keadaan belum bisa diatasi, mereka berdua bisa diamankan warga karena berbuat mesum di tempat umum

“Brengsek….sial….tak ada satupun sampah disini yang berguna.”Andri menggerutu.Ternyata menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk menutupi tubuh bugil mereka tidak mudah. Kebanyakan sampah-sampah yang hanyut hanya daun-daun kecil dan ranting kayu yang sudah lapuk dan beberapa botol plastik bekas minuman.

Setelah bersusah payah mencari, mereka cuma menemukan selembar kantong plastik kresek warna hitam yang berukuran kecil pula. Plastik tersebut bahkan tak mampu untuk menutupi seluruh payudara Bunga yang berukuran besar. Andri lalu menyobek plastik tersebut menjadi 3 bagian 2 serpihan plastik itu hanya cukup pas untuk menutupi kedua putting Bunga sisanya yang satu serpihan lagi dikenakan untuk menutupi alat kelamin Bunga. Sebenarnya plastik terakhir yang menutupi selangkangan Bunga tak cukup bermanfaat. Plastik berwarna hitam itu tak cukup lebar untuk menutupi kemaluan bunga yang ditumbuhi rambut kemaluan yang rimbun. Bulu-bulu kemaluan gadis itu tumbuh subur menyeruak kemana-mana warna plastik yang hitam juga bulu-bulu kemaluannya yang juga berwarna hitam membuat sekilas bunga nampak tidak mengenakan suatu apapun untuk menutupi alat kelaminnya seolah-olah kelaminnya hanya tertutup oleh bulu-bulu kemaluannya yang tumbuh lebat. Ketiga serpihan plastik tadi kemudian disambungkan dan dirangkai menjadi satu membentuk seperti bikini two piece dengan bantuan serat pelepah pisang yang hanyut di pantai.

Sedangkan Andri Cuma bisa menemukan botol bekas minuman yang kemudian dipotong ujungnya dengan pecahan kaca yang berhasil ditemukan. Botol plastik itu lalu dijadikan semacam koteka untuk menutupi kelaminnya.Botol plastik itu tidak berwarna alias transparan Cuma karena sudah cukup lama terendam di air laut dinding plastik tersebut menjadi berwarna agak keruh.Pada tempat yang cukup terang kemaluan Andri masih nampak jelas. Andri tak berhasil menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk mengikat botol tersebut pada tubuhnya. Akhirnya dengan memanfaatkan biji pelir dan batang kemaluannya yang dilipat botol tersebut bisa bisa dikenakan juga. Busana darurat seperti itu sungguh sangat tidak layak untuk dikenakan strukturnya terlalu rapuh sedikit goyangan atau tiupan angin yang cukup keras dipastikan dapat menelanjangi mereka kembali dalam sekejap. Tapi nampaknya mereka sudah tidak punya pilihan lain akhirnya mereka memutuskan untuk tetap mengenakan busana darurat mereka dan tetap nekat pulang daripada mesti nunggu sampai pagi. Mereka berdua merasa risih dan sangat tidak nyaman. Dengan busana darurat yang dikenakannya. Tubuh bugil keduanya tak cukup tertutupi hanya tertutup oleh selembar plastik bekas dan botol bekas. Dengan terburu-buru Andri segera menghidupkan motor bututnya dan tancap gas. Tiba-tiba hembusan angin yang sangat keras telah menerbangkan satu-satunya penutup tubuh mereka. Tak ayal lagi mereka kini kembali dalam keadaan telanjang bulat melaju diatas jalanan pinggiran kota yang untung masih sangat sepi. Tak bisa dibayangkan jika jalan tersebut dipadati banyak orang.

“Ba…ba..gaimana nih sudah ditengah jalan…?”Bunga tidak bisa lagi menahan isak tangisnya gadis malang itu tak pernah membayangkan dirinya harus mengalami kejadian paling memalukan seperti ini.

“Sudah terus saja tanggung nanti malah orang-orang pada nyamperin akhirnya Andri memutuskan untuk segera memacu motor sekencang-kencangnya dengan harapan segera sampai di rumah

“Ce…ce…celaka ada razia polisi….”Kesialan mereka ternyata belum berakhir.Andri tak sempat lagi menghentikan laju motornya. Ia terlambat menyadari ada mobil patroli polisi yang berhenti di tikungan jalan.Buru-buru Andri lalu memutar Motornya dan mencoba untuk kabur.

“Hey kalian jangan kabur…!!!…Turun Kalian….”Usaha Andri sia-sia belaka beberapa orang polisi dengan sigap telah memotong jalan. Tubuh bugil mereka berdua langsung menggigil ketakutan mendengar bentakan para polisi itu.Beberapa polisi dan anjing penjaga langsung datang berhamburan mengepung mereka

“Kalian mabok ya?” Para polisi itu lalu mulai mengintrograsi mereka di tatapnya lekat-lekat tubuh bugil kedua pasangan itu penuh selidik satu persatu. Merasa risih dengan tatapan para polisi itu Andri berdiri dengan kedua tangan tersilang menutupi alat kelaminnya sedangkan Bunga mencoba menyembunyikan ketelanjangnya dibalik tubuh Andri kedua tangannya disilangkan didepan payudaranya sambil berjongkok.

Siapa suruh kamu jongkok…!!! Berdiri tegaaak!!… posisi sempurna tangan disamping..!!!”Salah seorang polisi yang bertubuh tambun langsung kembali menghardik mereka.

“Sersan coba kau periksa mereka saya curiga mereka menyimpan dan mempergunakan narkoba nampaknya mereka sedang mabok berat sampai lupa memakai busana.Anjing-anjing polisi itu lalu mengendus-endus dan menjilat-jilat alat kelamin kedua orang malang itu yang masih tersisa lendir-lendir sisa persetubuhan mereka

“Ampun pak…kami…kami…baru saja dirampok.”Dengan terbata-bata Andri berusaha menjelaskan kejadian yang menimpa mereka. Posisi mereka menjadi serba salah ketika berusaha menghalau jilatan-jilatan Anjing cabul tersebut.Lidah anjing tersebut terasa panas dan kasap menyapu alat kelamin mereka masing-masing. Mereka sangat berharap agar para polisi itu menarik anjing-anjing mereka.

“Jangan bohong kalian..!! kami sudah puluhan tahun bekerja menghadapi para pembohong, bualan kalian masih sangat amatir kalau kalian dirampok kenapa malah mau lari ketika ketemu kita tadi?”Jakun polisi itu nampak naik turun matanya menatap liar seakan-akan hendak menelan bulat-bulat tubuh bugil Bunga.

“Ng…ng…anu pak kami malu karena telanjang bulat, jadi tadinya kami mau sembunyi dulu sekarang saya mohon tolong pinjami kami baju pak.”Andri berharap agar para polisi tersebut berbaik hati kepada mereka.

“Kurang ajar jadi maksudmu kalian suruh kami gantian yang bugil?!! kau pasti pria hidung belang dan kau PSK. Sayang cantik-cantik begini koq melacur wajah ayumu nampak seperti orang baik-baik bagaimana kamu bisa jadi pelacur haah?!!Dengan kerlingan kurang ajar polisi itu mengintrograsi Bunga.Harga diri bunga hancur berkeping-keping tanpa sisa. Kupingnya terasa panas mendengar dirinya disebut pelacur.

“Sekarang angkat tanganmu keatas…tetek mu gede amat operasi ya..?atau jangan-jangan kau sembunyiin narkoba di tetekmu?!”Dengan kasar salah seorang polisi itu merabai payudara bunga dengan bernafsu diremas-remasnya payudara gadis malang itu seakan sedang membuat adonan roti saja..

“Ampun pak saya bukan pelacur saya perempuan baik-baik…!”dengan terisak-isak Bunga berusaha membela diri. Dirinya hanya bisa pasrah dilecehkan seperti ini Tubuhnya menggeliat-geliat tak keruan bagai cacing kepanasan saat puting susunya ditarik-tarik kekanan dan kekiri dengan kasar.

“Kalian sedang mabok jelaskan nanti saja di kantor, manusia seperti kalian harus dikasih pelajaran.”Andri hanya bisa tertenduk lesu tak bisa menjawab keduanya hanya bisa pasrah ketika borgol akhirnya membelenggu kedua tangan mereka masing masing ke belakang

“Sersan coba periksa dengan teliti sekali lagi disetiap lobang ditubuh mereka saya yakin mereka juga menyembunyikan narkoba.”Sang komandan lalu memerintah salah seorang anak buahnya untuk menggeledah kedua orang malang itu.

“Buka mulutmu..!!”Sinar senter milik polisi yang menyilaukan langsung menghambur ke Mulut Andri. “Lebarkan kakimu…!!! Lebih lebar lagi!!! Sekarang membungkuk sedikit..!!

“Arrrghhhhh….adduuhhhh..aammpun……sakiiiit….pak pooolisi….”Tubuh Andri langsung melenting bagai tersengat listrik ribuan volt dirinya samasekali tidak menyangka kalau lobang duburnya tiba-tiba disodok oleh tongkat pentungan Polisi

“Sudah diem kamu dasar banci kaleng….!! Yang cowok bersih komandan!!!!”teriak salah seorang polisi Andri cuma bisa tergolek lemah diatas tanah yang becek lobang anusnya terasa panas bagai kena bara api.

“Coba sekarang periksa yang ceweq periksa yang teliti”Kini tiba Giliran Bunga untuk diperiksa oleh para polisi cabul ini.

“Pak jaaaangan pak….ampunnnn….tolongin guee…Drii..sssggghhhh…aa.aahh.h…” Bunga menggelinjang hebat ketika tangan-tangan polisi tersebut dengan kasar menggerayangi sekujur tubuhnya. Bosan memainkan payudaranya kini jari polisi tersebut dengan kasar mengorek-ngorek liang anus Bunga.Gadis itu cukup beruntung lobang anusnya hanya dikorek dengan jari. Tapi rupanya polisi itu sengaja mengerjai lobang anus bunga dengan perlahan digelitiknya lobang anus bunga sampai lobang tersebut berdenyut-denyut kembang kerut

“Ough…ahhh…ser….ah…ahhh…tidaaak…aadduuuhh.!!!”Lalu salah satu tangan polisi tersebut berpindah ke arah selangkangan Bunga. Dengan giat polisi itu mengorek-ngorek liang kemaluan gadis malang itu sehingga menimbulkan rasa geli dan sakit.

Kembali polisi itu sepertinya sengaja merangsang alat kelamin Bunga dimainkannya alat kelamin gadis itu sampai basah kuyup.

“Aooouww…sakiiit pak” secara spontan tubuh bugil Bunga melenting kuat

“Maaf tapi ini kami perlukan untuk barang bukti.”Polisi itu dengan gemas mencerabut beberapa helai bulu kemaluan Bunga yang lalu dimasukan kedalam sebuah kantong plastik kecil.

Entah sudah berapa lama Bunga hanya bisa mengerang dan menggelinjang tanpa daya dengan tangan terborgol reaksi alami tubuhnya tak mampu menyembunyikan siksaan nikmat yang mendera selangkangannya meskipun ketakutan, badai orgasme yang tiada henti silih berganti terus menghujani dirinya.Kemaluannya kini telah basah kuyup oleh lendir-lendir reaksi dari rangsangan jari-jari cabul para polisi itu.

“Ini barang buktinya” Polisi tadi kemudian menunjukan bungkusan mungil dari kedua jarinya yang basah oleh lendir dari kemaluan Bunga ke hadapan rekan-rekannya

“Kalian telah terbukti melakukan kesalahan serius berbuat asusila di tempat publik mabok, dan lebih parah lagi kalian menyimpan dan menggunakan Narkoba kalian akan dikenakan pasar berlapis dan jika semua terbukti di pengadilan kalian akan mendekam cukup lama di penjara.”Sang komandan lalu membacakan sejumlah pasal yang di tuduhkan kepada Andri dan Bunga.

Tapi pak kami tidak memakai narkoba…entah dari mana barang haram itu ada pada kami!!! Sumpah Pak kami samasekali tidak pernah menggunakan barang haram tersebut.”Setengah berteriak dengan putus asa Andri mencoba membela diri..

“Saya jujur pak kami cuma khilaf bersetubuh di pantai dan seseorang telah mencuri baju kami sehingga keadaan kami telanjang bulat seperti ini. Tetapi sumpah demi Tuhan kami tidak pernah menggunakan Narkoba Pak.”Andri dan Bunga terkejut tubuh bugil keduanya langsung lemah lunglai seakan tanpa tulang lagi. Keduanya langsung rebah sujud memegang kaki para polisi itu meminta agar segera dilepaskan.

“Kurang ajar..!!! jadi maksud kalian kami sengaja menjebak kalian ya?!! Kalau begitu pasal kalian kami tambah yaitu melawan petugas, memfitnah, mencemarkan nama baik mempersulit jalannya penyidikan dan tidak kooperatif..!! sekarang kalian ikut kami ke kantor untuk menjelaskannya.”Dengan suara menggelegar Sang Komandan kembali menghardik kedua korbannya.

Keduanya lalu dinaikan secara paksa ke mobil polisi. Mereka didudukan di bagian belakang mobil polisi yang berjenis pick up back terbuka. Meskipun telah memohon-mohon agar paling tidak mereka dpinjamkan baju, tapi tanpa belas kasihan para polisi tersebut tidak mempedulikan rengekan mereka dengan tangan terborgol kebelakang mereka berdua kini bahkan tak mampu sama sekali untuk menutupi alat kelamin masing-masing. Para polisi itu nampaknya sengaja mempermalukan mereka. Mobil patroli polisi tersebut bukannya langsung ke kantor melainkan malah berputar-putar dulu menyusuri keramain kota . Entah berapa ratus pasang mata pengguna jalan yang sudah menjelajahi tubuh bugil pasangan yang lagi sial ini.

“Mbak-mbak sudah berapa lama pake narkoba mbak?…cantik-cantik koq bejat moralnya ya.”Beberapa wartawan langsung menyerbu dan menghujani berbagai macam pertanyaan ke Andri dan Bunga. Setibanya mereka di depan kantor polisi Bunga begitu shock wajahnya pucat seputih kapas tanpa bisa bersuara sedikitpun lidahnya seakan-akan menjadi kelu.

Tatapan mata Bunga kini telah kosong jiwanya terguncang dengan hebat tubuh bugilnya yang sexy kini bahkan telah menjadi santapan jepretan kamera beberapa wartawan bodrex harian kriminal yang isinya banyak mengandung konten-konten kejahatan kelamin. Segala pertanyaan-pertanyaan cenderung melecehkan dan bernada cabul tidak ditanggapi sama sekali.raut wajahnya yang ketakutan beberapa kali menjadi santapan jepretan kamera.

“Dua pecandu Narkoba teler berat Ho’oh diatas motor tanpa sehelai benangpun. Kedua pasangan teler ini tidak ditemukan identitas sama sekali ketika dibekuk aparat dalam keadaan telanjang bulat. Setelah diselidiki lebih lanjut keduanya ternyata murid sebuah sekolah menengah swasta XXX keduanya pun lansung mendapat sanksi diberhentikan tidak hormat dari sekolahnya sementara itu kedua orang tua pelajar mesum itu langsung depresi berat.

“Mampus kalian berdua!” dengan Seksama Andy tersenyum lebar ketika keesokan paginya ia menyimak artikel berita kriminal kota sebuah koran, dimana foto bugil Andri dan Bunga dalam mimik ketakutan hanya di blur secara minim di bagian payudara dan alat kelamin masing-masing menjadi headline news sebuah koran kriminal murahan..

Cerita sex : Permainan Sex Yang Semakin Liar Setelah Bercerai

“Ini belum apa-apa Drii, kelak segera tiba giliranku untuk mencicipi tubuh kekasihmu yang hot itu lex ha..ha…ha…ha…” Andy tersenyum gembira sambil tangannya memainkan keping cd hasil rekamannya semalam yang sempat diabadikannya perbuatan mesum Andri dan Bunga. Hukum karma sudah berjalan pada akhirnya.

#Pasangan #ABG #Yang #Ngeseks #Alam #Bebas

Sex Pijat Dan Ngeseks Dengan Pembantu Yang Seksi Terbaru Malam Ini

Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Meilisa membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Meilisa tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Meilisa mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Meilisa masuk.

Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Mei? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Meilisa mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Meilisa melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Meilisa melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Meilisa lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Mei ? Aku mulai iseng bertanya.

Ah engga katanya sedikit gugup.? Cepet bangunnya hi ..hi..hi..?

katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ?

Jangan berharap dulu, mengingat kesetiaannya kepada istriku??. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Meilisa diam saja. Dia berpindah ke dadaku.

Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusap usap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Meilisa menghindar dengan sopan.

Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Meilisa membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Meilisa tak ber reaksi, masih asyik mengurut. Meilisa masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya.

Tapi itu tak lama, Meilisa mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku.

Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Meilisa menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya.

Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Meilisa ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Meilisa tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

Kata Meilisa terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Mei ya. Bapak pengen. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Meilisa tak mencegah lagi. Benar, Meilisa punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!?

Bapak pelan2 nih ?

Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya.

Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Mei, Meilisa hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pak perlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosok-gosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Angel, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masing-masing.

Meilisa memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Meilisa, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Meilisa yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok.

Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Meilisa sudah tak karuan.

Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya.

Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Angel yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Meilisa menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.

Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Meilisa telah mencapai orgasme !

Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Mei ?

Ooohh sedapnya ?

Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama.

Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Meilisa menangis ! Kenapa Mei ?

Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Mei.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Mei ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Meilisa juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

Aku merasakan hampir sampai di puncak. Mei Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Meilisa memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Mei Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak.

Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayang-layang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak.

Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain ya Pak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat.

Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yang legit?, lengket lengket sempit, dan seret, Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Meilisa beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Meilisa muncul lagi.

Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi.

Begitu Meilisa memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Mei? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Meilisa, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Meilisa sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Meilisa selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulai berani? memanggilku untuk menyetubuhinya.

Cerita sex : Sex Awal Perkenalan Dan Berakhir Ngentot Di Apartement

Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi les bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Meilisa menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

#Sex #Pijat #Dan #Ngeseks #Dengan #Pembantu #Yang #Seksi