Berawal Dari Tidur Satu Kamar Berakhir Ngewe Terbaru Malam Ini

Berawal Dari Tidur Satu Kamar Berakhir Ngewe

Sabtu siang, sepulang dari kuliah, saya diajak ibu kepesta perkawinan keluarga di luar kota, yang jaraknya kurang lebih 200 km atau 4 jam perjalanan mobil kalau tidak lagi macet melewati Puncak. Pesta keluarga rencananya dilangsungkan sebentar Malam jam 19.00. sampai selesai. dan diperkirakan jam 22.00 akan selesai dan langsung pulang lagi ke rumah di Jakarta.

Sesampai di tempat Pesta.. para sahabat dan keluarga banyak yang mengagumi kecantikan Ibu. Malah ada yang bercanda bahwa pasangan Kami (saya dan Ibu Kandungku) adalah ibarat pasangan suami isteri yang sangat serasi. Pokoknya diantara Keluarga dan sahabat , kami lah yang menjadi fokus pandang . Lebih wow… dibandingkan mereka yang sementara duduk dipelaminan malam itu.

Memang Kecantikan ibu tidak ada duanya, melebihi kecantikan tamu2 sebayanya yang hadir malah masih lebih cantik dan seksi dibandingkan Ibu-Ibu 10 tahun lebih muda dari Ibu, walaupun sebenarnya Ibuku sudah terbilang umur 40 tahun. Ibu selalu menjaga kesehatan dan tidak pernah melupakan senam, Kalau dirumah selalu merawat tubuhnya, agar tetap fit , cantik dan seksi.

Tepat jam 22.00 , kami pamitan untuk pulang, maklum rumah sangatlah jauh dan bila tidak ada halangan mungkin sampainya dirumah sudah tengah malam atau jam 02 Pagi….. tepatnya setengah jam kemudian pk 22.30, kami telah meninggalkan tempat pesta dan saya langsung menancap mobil untuk pulang. dalam perjalanan tiba ibu mengingatkanku.. 

“hati2 .. jangan terlalu kencang .. sayang !!!, jalannya sangat licin”, betul kata Mama, karena hujan yang turun mulai deras, mana lagi mendekati puncak semakin berkabut.

Beberapa saat kemudian, Tiba2 stir mobil kurasakan sangat berat, ” Aduh Mama…, Ban Mobilnya Kempes…”, 

secara refleks Ibuku menjawabnya ” Cepat pinggirkan mobil kehalaman hotel terdekat … ntar nggak keburu … bisa —bisa kita ngadat di jalan .. mana hujan deras lagi”… iya Mam “jawabku singkat … sambil berbelok memasuki salah satu hotel berbintang yang ada di Kaki Lereng …Puncak.

Sebelum kami keluar dari mobil, Ibuku berkata, .. ” Sayang, kalau Ban Mobilnya Kempes dan gak bisa ditolong lagi…, kita harus menginap di Hotel ini, Besok pagi aja perjalanan kita lanjutkan”, dan memang keadaan yang mengharuskan kami untuk singgah bermalam…di hotel berdua dengan mama

Kami berdua dijemput dan diantar ke Resepsionis… , dan untuk mengurangi kecurigaan ,Ibuku langsung mencatat identitas kami berdua sebagai suami isteri , Ibu mengerling kepadaku.. sambil mengeluarkan Credite Cardnya untuk digesek sebagai jaminan nginap hotel 1 Malam.

Setiba di Kamar, .. mama langsung tersenyum manis dan berkata..” Sayang… jangan macam2 yah!!!, walaupun ditempat pesta tadi malam , mereka bercanda katakan kita seperti pasangan suami isteri dan di resepsionis , mama juga mengatakan kita suami isteri , tetapi kamu tetap anak mama.. nggak boleh macam2 sama mama. yah !! .. 

spontan saya menjawab ” OK!! Mam.., sayang yang cantik ” .

Entah dari mana datangnya keberanianku untuk merayu Ibuku, walaupun itu saya sampaikan secara bercanda … tetapi kalau dipikir, wah bisa berabe juga .. sekamar di Hotel dengan Ibu Kandung yang cantik dan seksi.. pasti dugaan orang kalau bukan Suami Isteri yang kemalaman pastilah peselingkuh yang kaya , dan yang jelas pastilah mereka memanfaatkan waktu yang sangat panjang untuk bersetubuh.., atau bersanggamah atau ngentot.. sepuas-puasnya, tidak ada dugaan ketiganya…

Pikir2 praduga orang, tak terasa juniorku menegang..makin kencang .. kayaknya setan setan berahi mulai menguasai fikiranku…membuatku hampir salah tingkah…, tiba2 Ibuku berkata ” Mama Mau Mandi dulu yah.., tolong bukakan korset mama”, wowww.. setan penggoda makin kuat, ” iya.. iya.. Mam” sahutku agak bergetar, sambil membuka korset Mama dan entah kenapa, saya mencoba melirik ke buah dadanya dari samping belakang, dalam hatiku berkata,

walaupun mama tidak menggunakan korset tetapi cetakan tubuhnya sangat sempurna, Pinggang yang ramping bak pinggang anak perawan yang diikuti dengan pinggul lebar yang sangat serasi dengan tonjolan buah dada yang masih tegak menantang kedepan, ditambah lagi kulit Mama putih tak bernoda sangat halus dan harum…, Pastilah semua laki-laki ingin menikmati keindahan dan kesempurnaan alam yang ada pada Mama…tanpa kecuali termasuk saya, anak kandungnya….

Sewaktu mama di kamar mandi..terdengar sayup sayup riak air di Bak Mandi yang bersentuhan dengan tubuh montok mama yang telanjang bulat, tak terasa tanganku mulai memegang si junior yang mulai tidak dapat dikendalikan dan tiba2 terdengar teriakan perlahan Mama 

” sayang… kamu juga mandi ya !! airnya Nyaman dan hangat “ 

jawabku ” ntar Mam ” , 

” Iya donk , masa sih mandi bareng ?” lalu senyap…, pikirku.. apa ini sinyal plus dari mama???, atau hanya karena canda Mama ???, tak terasa.. genggaman pada juniorku makin kencang, 

“Sabar yah junior.. kamu ntar saya masukan di memeknya mama ” gumanku dengan fikiran mulai kurang ajar dan kotor…

Selang beberapa saat , Mama keluar dari kamar mandi, dan tubuh mama hanya dililit ketat oleh selembar handuk sebatas setengah buah dada mama ke bawah sampai sejengkal diatas lutut, Karena suhu kamar sangat sejuk , sambil berlari kecil.. Mama menuju spring bed langsung masuk dalam selimut yang tebal, lalu mama berkata ” Gantian mandinya… mama mau tidur duluan “, dan saya langsung menjawabnya ” gak jadi mandi Mam.., pagi aja sekalian…” jawabku singkat, karena jawaban ini sudah saya persiapkan agar cepat2 bisa tidur alias lebih cepat tidur di samping Mamaku, 

” Terserah kamu aja… tapi kalau bau jangan baring disamping Mama ya??”

Saya lewatkan kira-kira 10 menit setelah nafas mama seperti mulai teratur alias tidur… perlahan lahan saya naik ke pembaringan disamping kiri mama, maksud saya untuk ikut juga masuk dibalik selimut, saya tarik dan simak sedikit selimut yang satu-satunya akan kami pakai berdua, tetapi tiba2 mama mengeliat mungkin terasa hembusan dingin akibat selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap sedikit.., tampak mama tidur dibawah selimut tanpa mengenakan sehelai kain alias telanjang bulat ,karena kami memang tidak mempersiapkan pakaian tidur , mama tidur miring membelakang disebelah kanan,

perlahan saya masuk dibalik selimut disamping kiri mama yang telanjang , dan selang beberapa saat kemudian, mama membalikan tubuhnya dan wajahnya hampir menyentuh wajahku, kutatap matanya yang tertutup indah, bibir yang tipis merekah menantang, hidung kecil yang mancung.., kuberanikan dan kucolek perlahan hidung mama, tetapi tak ada reaksi, kulanjutkan untuk menarik kebawah bibir mama yang tipis, agar tampak gigi yang putih rapi berjajar, juga tak ada reaksi dari mama,

dan akhirnya dengan berdebar-debar kurapatkan mulutku dan kukecup bibir mama, mulai desak nafas mama sedikit terganggu, mungkin terhalang dengan hidungku akhirnya mama membuka sedikit mulutnya, tanpa kuberi kesempatan menutupnya , kusedot lidahnya, dan rupanya mamaku dalam tidurnya juga membalas ciumanku…, dan selanjutnya kualitas keberanianku kutambah dengan mulai memeluk dan melingkari badan mama dengan lenganku, reaksi pun datang dengan makin merapatnya tubuh mama yang mungil dan telanjang ini kedadaku,

paha mama mulai menyerang dan menyentuh juniorku yang berubah menjadi Yunior yang kenyal dan berdiameter sebesar pergelangan tangan mama, pelukan mama mulai mengencang, mungkin bermaksud menarik obyek yang lebih hangat yang ada pada badanku, keadaan ini membuatku makin kesurupan, tangan kiriku mulai mengerayangi pinggul mama, turun kebawah bagian bokongnya, terus turun dan berputar kedepan lebih kebawah lagi, dan akhirnya sampai kebulu pubis mama yang sangat halus, kutelusuri bibir vagina mama dan akhirnya jari telunjukku mengelitik klitorisnya…,

Mama mulai berekasi , kedua paha mama menjepit , tangan kanannya mencakar punggungku dengan kuku mama yang tajam, mungkin ini adalah refleks akibat sesuatu yang memasuki vaginanya, hanya mama yang tahu, tubuh mama saya dorong agar sedikit terlentang dan mulailah saya menindih setengah tubuh mama terutama buah dada kiri mama dengan tubuhku,

paha kiri mama dengan paha kiriku, dan tangan kananku mulai saya aktifkan dari belakang leher mama untuk mengerayangi buah dada kanan mama, bibir mama dan bibirku membentuk satu ruang dan kedua lidah kami saling menggelitik, nafas mama makin memburu , saya makin kesurupan dan menyerang , akibat makin kerasnya remasan tangan kananku ditetek kanan mama dan jari telunjuk kiriku yang mengelitik klitoris mama yang mulai memanas dan mengeluarkan lendir membasahi vagina mama, akhirnya mama tersentak

” Hey… kamu ngapain Mama…ini gak boleh Ar… !!, “kata Mama kaget dan marah, jawabku sambil gemetar dan bernafsu campur aduk, 

” saya tidak bisa tidur mam…, apalagi seranjang dengan mama yang lagi telanjang bulat” 

” ohw.. begitu yach … mama terdiam agak lama lalu membalik membelakangiku , sambungnya 

“tetapi Jangan kasar gitu donk !!” lalu Mama terdiam lagi…namun napasnya masih memburu dan bergetar , inilah kata-kata mama yang kurang saya mengerti , apakah perbuatan saya tadi dibenarkan tetapi nggak boleh kasar atau ??? apa yach…. Saya tidak berani lagi ngomong macam2.. dan jawabku singkat

“Maaf Mama” sambil menatap punggung mama yang masih agak bergetar, entah beberapa lama kami terdiam berdua tiba2 Mama Membalik sambil berkata ..”kalau kamu pingin bercinta dengan mama harus lembut dan perlahan-lahan aja.. kan masih banyak waktu”, sambungnya lagi 

“Kamu Anak Nakal boleh peluk dan cium Mama , pokoknya tubuh mama malam ini kuserahkan semuanya kepadamu kecuali yang satu ini, yaitu juniormu yang gede ini dilarang keras memasuki vaginanya mama”, sambil mama memegang Yuniorku dan menarik dan menyapu kepermukaan vaginannya.

” tapi justru cuma yang satu ini milik mama yang paling nikmat ” selaku protes, dan mulai berani , “siapa yang bilang? Dasar nakal” , Mama mulai menindih tubuhku dan menciumku, Kubalas ciuman Mama , wow… sangat nikmat dibandingkan waktu saya mencium mama dalam keadaan tertidur, tetapi kali ini dengan sadar sesadarnya, justru mama memulai merangsang, sambil melemparkan selimut kelantai, jadinya kami betul – betul telanjang bulat di udara kamar yang sejuk diatas ranjang .

Berawal Dari Tidur Satu Kamar Berakhir Ngewee

Kami berciuman dan berpelukan telanjang bulat dengan Mama , sangat lembut dan perlahan-lahan, rupanya mama juga sangat menikmatinya, Napas Kami mulai memburu , terkadang Mama mengeram dan menggeliat apabila kusentuh dan kupelintir halus putting teteknya .. Auhh!!, jangan disitu Ar..!!, Mama nggak tahan… sayannngggg, keluh Mama panjang…, 

“tetapi enak kan Mam!!” Aiii!!!…Mama makin kesurupan..dan berupaya meraup Yuniorku..yang makin kaku dan membesar Maksimal…

Sewaktu Mama menggenggam juniorku ,Tubuh Mama kudorong menjadi terlentang dan dan kutindih dengan badanku ..Mulut Kami makin bersatu , kupeluk erat tubuh Mama yang mungil , dan juniorku kuarahkan ke Vagina Mama, tetapi Mama tetap menggenggam juniorku, hanya menggosok-gosokan kepala juniorku ke Mulut Vaginanya yang juga mulai berlendir. Terkadang Kepalanya sudah masuk setengah tetapi Mama , mengeluarkan nya lagi… Karena saya tidak tahan lagi perlakuan Mama seperti ini…

Kutarik Tangan Mama yang menggenggam juniorku agar terlepas..rupanya usahaku ini cukup berhasil dan dengan cepat kuselipkan kedalam Vagina Mama, Terasa Vaginanya sangat licin, menggesek dan berlendir serta berdenyut menjepit…Aowww…!!! Teriak Mama, Kugocok Vagina Mama dan mama mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya yang tak karuan… tetapi baru 2-3 kali gocokan, tiba2 Mama dengan kekuatan penuh… menaikan bokongnya tinggi-tinggi dan menggessernya jauh kesamping akhirnya juniorku terlepas dari vaginannya ..clukppp …”Aiii!!!…kenapa dikeluarin Mam…”, 

“Nggak… boleh sayang..”.

Tiba tiba Mama mulai bangun kemudian membawa selangkangnya ke wajahku persis mulut vaginanya berhadapan dengan mulutku , mama mulai menunduk dan meraih Yuniorku dan memasukan ke mulutnya dan melumutnya , terkadang juniorku digigitnya perlahan2 sambil bergantian dengan bibir yang lembut dan hangat, yang paling mengasikan kalau kepala juniorku digelitik dengan lidah mama, begitu juga klitoris mama , saya gelitik dengan ujung lidahku,

terkadang mama hilang kontrol , mendengus menambah gocokan dan lilitan lidahnya di kepala Yuniorku, terkadang sangkin bernafsunya juga mama , tangannya ikut pula meramas biji pelirku… dan semuanya berlangsung saling kerja sama membantu masing masing mencapai puncak birahi yang membuat lupa segala-galanya bahwa berbuatan bersanggamah dengan ibu kandung yang orang katakan sangat tabu, tetapi justru sangat mengasikkankan dan jauh lebih nikmat dengan memek manapun….di dunia ini.

Mama makin gila mengocok juniorku, dan akhirnya , saya tak tahan lagi…cepat donk mama… masukkin kedalam memek mama.., aowww…cret…. cret.. sabar sayang…kata mama kesurupan mempermainkan air maniku sambil menggosokkannya di-kedua buah dadanya…

Mama juga tidak tahan sayang….,Tidak berapa lama kemudian mama berganti posisi, duduk persis diatas selangkangku persis posisi juniorku berhadapan langsung dengan vagina mama, mama menuntunnya dengan sangat gampang memasuki liang sanggamanya dan menjepitnya…wow…wow…. suatu kenikmatan yang sangat sulit dilukiskan dengan kata2, tidak ada lagi kenikmatan yang melebihi kenikmatan sewaktu juniorku dijepit dan dikocok oleh vagina mama, pinggul mama naik turun menyebabkan juniorku masuk makin kedalam dasar vagina mama,…, saya tidak ingin kenikmatan ini berlangsung cepat,

saya turun dari pembaringan, menggendong mama sambil masih melekatkan juniorku kedalam vagina mama, kugoyang2 tubuh mama yang mungil, mama makin kesurupan…dan juga merasakan kenikmatan yang tiada tarnya…mata mama mulai terpejam… sambil berdengus ach–ach… mama tidak tahan lagi, minta diturunkan untuk mengakhiri permainan ini…” sayang… turunkan mama..tancapkan juniormu sayang lebih dalam..”, kubaringkan tubuh mama,

kuperberat tekanan juniorku masuk ke vagina mama, mama menjepit makin kencang..vagina mama makin berdenyut2… dan akhirnya pelukan kami berdua makin kencang, mama seakan akan menggantung ditubuhku lekat dan sangat erat …cret–cret… dan rintihan kenikmatan mama bercampur aduk dangan geramanku… semuanya berakhir membawa kami berdua ke langit ketujuh…

Setelah ledakan kenikmatan birahi bersanggamah dengan mama yang menghamburkan air mani kami berdua tercecer kemana-mana membuat kami berpelukan lemas dan penuh kebahagian… dan akhirnya jam didinding hotel telah menunjukan pukul 03 pagi. yang akhirnya kami berdua tertidur kelelahan dalam keadaan telanjang bulat berpelukan bagai bayi yang baru lahir…

Keesokan harinya Mama dan juniorku keduluan terjaga… , Mama sambil memelukku ,menjepit hidungku sehingga saya sulit bernafas dan akhirnya saya juga terbangun…, 

Selamat Pagi Anak Nakal…sambut Mama sambil tersenyum manis…, tidak kusiasiakan Kesempatan ini , kutarik tubuh Mama persis menindih tubuhku, Kuraih wajah Mama dan kulemut bibirnya yang tipis…, Mama pun bereaksi menyambut ..malah dalam posisi tubuhnya menindih tubuhku… berusaha memasukan juniorku ke Vaginanya…

Nampaknya Napsu Birahi Mama makin menjadi jadi setelah bersanggama , tidur istirahat semalam .. kusambut kebinalan Mama dan tiba –tiba Mama menghentikan gerakannya sambil berkata.. 

“Ar, Kamu belajar dari mana kurang ajar setubuhi Mama” . sebelum saya menjawab , Mama mengencangkan otot Vaginanya..membuat juniorku makin kelelap..

“Kan Mama yang ajarin…” jawabku singkat sambil membalikan tubuh Mama menjadi tertelungkup.., kuangkat pinggul Mama sedikit meninggi dan kuarahkan juniorku ke Vagina Mama dari belakang.. Kembali terdengar geraman Mama.. 

“Jangan gini Ar..oww!!, tetapi goyangan Mama justru mendukung dan menyambut ..

Kugocok Vagina Mama dari belakang…agar tidak terlepas kedua tanganku menggenggam pinggulnya..Mama makin menggelapar.., dan kocokanku makin kencang …, tubuh Mama terangkat menyebabkan buah dadanya bergelantungan bergoyang seirama tumbukan juniorku ke Vaginanya, tiba-tiba mama meraih kedua tanganku dan membawa ke gundukan buah dadanya…dan Mama mengeram histeris tetapi suaranya teredam karena Wajah mama dibenamkan dikasur..

Dalam beberapa saat kemudian , kami berdua mengambil posisi duduk berhadapan..tepatnya Mama duduk diatas selangkanganku..dengan Vaginanya masih tetap menjepit juniorku…, Mama menaik-turunkan bokongnya sambil mendengus dan saya menjilat leher Mama sambil meremas kedua buah dadanya…. Dan akhirnya kami mengalami orgasme dalam posisi duduk ..

Kami duduk terdiam , berpelukan , saling menatap , mama tersenyum manis… , sambil kukecup bibir mama , kubaringkan tubuh Mama perlahan-lahan… dengan tidak melepas yuniorku didalam vagina Mama dan pelukanku… “ Mama..!!, ada satu permintaan Anakmu yang Nakal ini”, 

“apa sayang !!” sela mama, 

“ Aku sayang Mama dan aku sangat mencintai Mama, …Maukah Mama menjadi isteriku selama-lamanya??” 

Gila Kamu Ar.. Mana Ada Anak memperisteri Ibu Kandungnya” jawab Mama sambil tersenyum “,

 “tetapi kamu boleh setubuhi Mama kapan kamu mau, asalkan Ayahmu tidak tau” sambungnya..

Selama hampir sejam, kami berdua masih berbaring dan bercinta dengan keadaan telanjang bulat, saya berbaring terlentang sambil membelai rambut Mama yang acak2akan, Mama berbaring tertelungkup dengan kepala bersandar didadaku, wajahnya menengadah keatas sangat dekat dengan wajahku, sehingga nafas kami berdua saling menyatu, tangan kiriku membelai tubuh Mama yang mungil, sampai kepinggang , terkadang kuelus buluh pubis Mama yang halus dan pahanya yang sangat Mulus,

Mama pun tidak henti2nya mengelus yuniorku, seakan akan tidak rela apabila benda yang bulat panjang ini yang telah membuatnya menjadi setan histeris akan mengkerut. Cerita kami kami berdua dipenuhi dengan kata-kata cinta birahi dan model atau gaya bersetubuh, dan akhirnya Mama meminta ”Gendong Mama ke Kamar Mandi Sayang”

Dikamar Mandi , tubuh kami berdua saling melekat terus …, Mama tidak pernah melepaskan ciumannya, sewaktu Mandi pun kami bersetubuh berdiri, suatu kenikmatan tersendiri yang mama belum pernah merasakannya yaitu Badan kami lumuri sabun cair sehingga sangat licin,

Mama mencapai orgasme sewaktu saya menggendong dan menyetubuhinya sambil berdiri..tawa cekikan dan teriakan kenikmatan serta kebahagian birahi mama mengaung dikamar mandi. Dibak Mandi yang sempitpun Kami Mandi berdua melanjutkan babak berikut..dan akhirnya Mama pun orgasme kedua kalinya di Bak Mandi. Didalam air yang dipenuhi busa sabun dan birahi.

Sangking Gilanya Kami berdua, Kami keluar dari kamar mandi masih dalam keadaan telanjang bulat dan berpelukan, berciuman, kemudian aku duduk disofa, mama aku dudukan diatas selangkangku…, juniorku yang tak kunjung mengalah tetap berkubang di Vagina Mama.. sampai akhirnya Jam 11 lewat 30 menit..kami bersiap-siap check out dari hotel.

Cerita sex : Nikmatnya Sex Party Di Villa

Sewaktu kami hendak mengambil kunci Mobil diresepsionis, Kami disapa “Selamat Siang , terima kasih atas kunjungannya dan semoga Bapak dan Ibu menikmati Kebahagian di Hotel Kami”, Mama hanya tersenyum dan berjalan menggantung di Bahuku menuju ke Mobil Kami yang telah disiapkan.

#Berawal #Dari #Tidur #Satu #Kamar #Berakhir #Ngewe

Dapat Hadiah Ngewe Setelah Selesai Motret Terbaru Malam Ini

Dapat Hadiah Ngewe Setelah Selesai Motret

Pagi yang cerah itu Aditya sendirian di rumah karena kuliahnya kosong hari itu, Adiknya sudah berangkat sekolah, sedangkan orang tuanya pergi ke luar kota. Setelah bangun tidur (biasanya kalau libur dia bangun agak siang, kira-kira jam 9), Aditya menuju kamar mandi. Segera disiramnya tubuhnya dengan air dingin yang segar. Selesai mandi dan berpakaian, dia menuju meja makan untuk sarapan. Setelah itu baca-baca koran sebentar, kemudian beranjak ke teras depan rumah. Sambil duduk-duduk, dia menatap ke rumah depan yang didiami oleh Mbak Ine dan suaminya Mas Anto, tetangganya yang sering bertandang ke rumah Aditya untuk ngobrol-ngobrol bersama ibunya atau keluarganya.  Mbak Ine adalah wanita yang cantik berumur kira-kira 28 tahun. Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang modern, yang selalu mengikuti mode, sedangkan suaminya Mas Anto adalah tipe pria pekerja yang kadang selalu lupa waktu dan keluarga. Mas Anto umurnya kira-kira 35 tahun. Mereka berdua belum dikaruniai anak dan di rumah itu hanya tinggal bertiga bersama seorang pembantu yang berusia kira-kira 20 tahun serta seekor anjing Dalmatian peliharaan Mbak Ine.  Mas Anto mempunyai perusahaan warisan orang tuanya yang cukup besar dan sukses, sehingga waktunya sering tersita untuk memikirkan perusahaannya daripada memikirkan istrinya yang cantik dan seksi kesepian di rumah yang cukup besar itu. Dia hanya ditemani pembantu dan anjing setianya. Aditya sendiri adalah seorang mahasiswa komunikasi jurusan advertising di sebuah fakultas swasta terkenal.

Sambil melamun, Aditya tiba-tiba ingat tugas fotografinya untuk mengambil obyek outdoor. Segera dia masuk ke kamarnya mengambil kamera dan kembali ke teras depan. Sambil berjalan di taman, dia mencari-cari obyek untuk dijepret, berharap ada kupu-kupu yang hinggap di atas bunga-bunga peliharaan ibunya. Nah, ada seekor kupu-kupu yang hinggap, segera dia pasang aksi seperti fotografer profesional untuk mengambil gambarnya. Baru asik-asiknya motret, Aditya dikejutkan oleh sapaan Mbak Ine yang tiba-tiba saja sudah masuk ke dalam taman di rumahnya. 

“Eeeh… dik Aditya… lho… kok ngga kuliah..? Baru ngapain tuh, motret yah..? Mbok motret Mbak Ine aja yang cantik ini daripada motret kupu-kupu..!” sapa Mbak Ine. 

“Aduh, saya kirain siapa… bikin kaget aja Mbak Ine ini… Anu Mbak, hari ini aku libur, eh… Mbak Ine mau cari Ibu ya..? Baru ke luar kota tuh Mbak, pulangnya mungkin lusa.” jawab Aditya.   Sekilas Aditya melihat dandanan Mbak Ine hari itu, cantik sekali dia dengan kaos you can see-nya yang memperlihatkan lengannya yang putih mulus dan rok mininya di atas lutut memperlihatkan kedua kaki jenjangnya yang berbetis indah dan berpaha putih mulus. Rambutnya yang panjang berwarna agak kemerahan digerai dengan bandana menghiasi kepalanya. Bibirnya yang seksi berwarna merah disapu lipstik merah tipis, pokoknya dahsyat deh dandanan Mbak Ine.  

“Ahh… enggak, mbak cuma mau maen aja, abis bosen sendirian di rumah. Si Suli baru ke pasar, jAditya Mbak nggak ada kegiatan apa-apa nih…” 

“Lho… Mas Anto apa udah berangkat Mbak..? Biasanya kan jam 10:00 baru ngantor..?” tanya Aditya. “Udah, tadi pagi-pagi sekali jam 8:00. Katanya mau meeting sama kliennya di kantor. Paling pulangnya juga baru ntar malem…” jawab Mbak Ine sambil menghela napas panjang. 

“Dik Aditya ngapain motret bunga segala..?” sambung Mbak Ine. 

“Ini nih Mbak, buat tugas mata kuliah fotografi. Motret obyek outdoor..!” jawab Aditya. 

“Kalau gitu motret Mbak Ine aja, Mbak kan nggak kalah cantik sama model-model cover girl di majalah itu, ya nggak..?” sahut Mbak Ine.

“Iya deh, Aditya percaya kok kalau Mbak cantik, seksi lagi… tapi apa mbak bersedia buat modelku. Kan ini nanti hasilnya untuk didiskusikan di depan kelas, Mbak…” 

“Kenapa enggak… siapa tau nanti ada produser atau talent scout atau dosenmu yang tertarik untuk mengontrak Mbak. Kan Mbak jAditya terkenal… hi.. hi.. hi..” canda Mbak Ine. 

“Ngomong-ngomong kamu bilang tadi, Mbak seksi ya..? Apa bener githu..?” sambil tangan Mbak Ine mencubit pinggang Aditya. Aditya hanya tersenyum, dan kemudian menarik tangan Mbak Ine untuk mengarahkan gayanya jadi model pemotretan.  Setelah 15 frame diambil Aditya, sekarang Mbak Ine malah yang aktif merubah sendiri gayanya. Dia tundukkan badannya ke depan sambil tangannya menyangga tubuhnya di bebatuan kolam, rambutnya dibiarkan tergerai ke belakang. Tatapan matanya tajam ke depan menatap kamera, sedangkan bibirnya yang sensual terbuka sedikit. Aditya mengambil posisi di depan Mbak Ine, dia terperangah memandang pose Mbak Ine sambil gemetar memegang kamera. Karena dari pose itu terlihat jelas gundukan payudara Mbak Ine yang kenyal dan indah itu menggantung di balik kaos you can see yang berpotongan leher rendah. Melihat keindahan duniawi itu, membuat Aditya menelan ludah dan segera mengabadikannya sebanyak 5 frame.  Setelah ganti pose, sekarang Mbak Ine duduk di atas bebatuan kolam sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar tapi tangannya diletakkan di depan selangkangannya sehingga menutupi celana dalamnya. Kepalanya dimiringkan sedikit dan bibirnya terbuka, tatapannya sayu seakan mengajak untuk tidur. Disuguhi pemandangan seperti itu, Aditya blingsatan sendiri. Paha Mbak Ine yang mulus sekali serta betisnya yang indah, membuat Aditya yang penggemar betis indah cewek ini ingin mengelus dan mengecup serta menjilatinya.

Celana dalam Mbak Ine yang mengintip nakal berwarna ungu, nampak menggembung indah menggambarkan bukit kemaluannya walaupun sedikit terhalang oleh tangan Mbak Ine. Payudara Mbak Ine yang mengkal berukuran 34B, tampak tercetak jelas dihimpit kaos ketatnya. Tanpa disuruh lagi, si Aditya junior di balik celana pendeknya menggeliat bangun.  Setelah beberapa kali mengambil gambar, Mbak Ine melontarkan usul, “Dik Aditya gimana kalo kita ganti setting? Ke rumah Mbak aja… kan nanti bisa di kolam renang segala. Entar Mbak bikinin spagheti kesukaan kamu deh… gimana..?” Aditya terdiam sejenak, kemudian mengangguk setuju. Lalu Aditya membereskan kameranya dan mengunci pintu rumah. Selanjutnya Aditya mengikuti langkah Mbak Ine dari belakang. Sambil berjalan Aditya menatap Mbak Ine yang berjalan di depannya, sungguh seksi sekali wanita ini. Cara berjalannya, lenggak-lenggok pinggulnya, pantatnya yang padat bulat tercetak ketat di rok mininya, paha mulusnya, betis indahnya, oooh, sungguh indah. Ingin rasanya Aditya menikmatinya.  Setelah masuk di dalam rumah, Mbak Ine mempersilahkan Aditya menganggap sebagai rumah sendiri dan meminta Aditya menunggu sebentar untuk ganti pakaian. Aditya pun duduk di ruang tengah sambil nonton siaran TV kabel yang tidak terdapat di rumahnya. Aditya memandang kagum rumah besar yang dihiasi perabotan moderen itu yang menggambarkan kesuksesan bisnis Mas Anto. Siro, anjing Dalmatian Mbak Ine tampak berlari-lari kecil menghampiri Aditya dan duduk tenang di sisi kaki Aditya.

Tidak lama, Suli pembantu Mbak Ine yang sudah pulang dari pasar, membawakan minum untuk Aditya. “Monggo lho Mas Aditya… diminum dulu airnya… saya ke belakang dulu, mau masak.” 

“Ehm… iya Sul… makasih yaa… kamu udah pulang to…?” jawab Aditya. Suli ini memang usianya tidak berbeda jauh dengan Aditya, dua tahun lebih muda dari Aditya. Suli berasal dari Jawa Tengah, manis orangnya, putih kulitnya dan bisa dibilang seksi juga. Kalau diberi nilai, yah… 6 lah..! Aditya sering juga mengintip si Suli ini kalau sedang menyiram taman dengan menggunakan celana pendek yang memamerkan paha mulusnya dan kaos ketat bekas pemberian Mbak Ine yang menampakkan gundukan payudaranya. Benar-benar terlihat masih murni dan belum terjamah lelaki.  Tidak lama kemudian, Mbak Ine turun dari kamarnya di lantai atas mengenakan jas kamar dan kemudian menghampiri Aditya, lalu duduk di sebelahnya. Mbak Ine kemudian mengobrol sebentar dengan Aditya, dan berkeluh kesah serta curhat tentang kesepiannya ditinggal oleh Mas Anto yang super sibuk. Hingga tidak disangka, Mbak Ine tanpa risih pun bercerita tentang kehidupan seksualnya bersama suaminya kepada Aditya. Aditya pun walaupun segan, tetap berusaha mendengarkan dan menghibur Mbak Ine. Sesekali sambil curhat, Mbak Ine duduk tidak beraturan hingga jas kamarnya tertarik dan tampaklah paha putih mulus yang dihiasi bulu-bulu halus. Aditya pun menelan ludah melihat keindahan itu, juniornya mulai berontak di dalam celananya.  Tiba-tiba Mbak Ine seperti tersadar kemudian berkata, “Aduh… sory ya, Di… Mbak kok malah jadinyaa curhat. Padahal tadi kita kan mau pemotretan ya..? Ayo deh, kita langsung aja ke kolam renang di belakang,” sambil menggeret tangan Aditya menuju ke kolam renang. Setelah sampai, Aditya pun menyiapkan peralatannya, sementara Mbak Ine melepas jas kamarnya.

“Sudah siap Mbak..?” tanya Aditya sambil membalikkan badan menatap Mbak Ine. Aditya terkesiap melihat Mbak Ine memakai bikini yang hanya menutupi sedikit payudaranya dan secarik celana dalam menutupi kemaluannya hingga bulu-bulu kemaluannya sedikit keluar dari celana yang bisa dibilang hanya seperti secarik kain itu. Kontan yunior Aditya pun berteriak, “Merdekaaa…” mengacungkan kepalannya, berdiri tegak di dalam celananya sehingga tampak sedikit menggembung bila dilihat dari luar.  Mbak Ine yang melihat Aditya melongo memandangnya hanya senyam-senyum saja, apalagi ketika Mbak Ine melihat tonjolan di celana Aditya akibat kepalan merdeka yunior Aditya. “Heh… Di… ati-ati, ada lalat masuk mulut kamu ntar…” Mbak Ine menyadarkan Aditya. “Ehh.. Ehhmm.. ii.. iiya.. ya… Mbak…” jawab Aditya gelagepan. Mbak Ine sengaja jalan melenggak-lenggok di depan Aditya dan kemudian merebahkan diri di sisi kolam renang sambil mengangkangkan kakinya untuk menggoda Aditya. Aditya hanya bisa melotot menyaksikan tubuh indah Mbak Ine. 

“Di… ayo cepetan doong… dipotret. Kamu tuh kayak nggak pernah liat cewek pake baju renang aja..!” 

“Iii.. iii.. iiiyaa… iyaa… Mbak..” sambil tangannya gemetar memegang kamera dan menekan tombol. Akhirnya, setelah satu rol film dihabiskan di kolam renang, Mbak Ine tanpa memakai jas kamarnya lagi, menarik tangan Aditya ke dalam lalu dibawanya ke lantai atas masuk ke kamarnya. 

“Eh… Mbak mau kemana niih..?” tanya Aditya. 

“Ssst… udah diem aja, nanti kamu tau sendiri..!” jawab Mbak Ine. Di dalam kamar yang luas terdapat sebuah tempat tidur besar, satu televisi 29 inchi dan perangkat stereo canggih, serta AC yang dingin. Aditya menjadi semakin terbengong-bengong, sementara Mbak Ine langsung mengunci pintu kamar itu.

“Mbak… maaf, kita mau ngapain di sini..? Rasanya saya nggak pantes deh di sini. Ini kan kamar Mbak Ine sama Mas Anto.” kata Aditya. Mbak Ine mendekati Aditya, meletakkan telunjuknya di mulut Aditya, dan menyuruh Aditya untuk diam. “Di… udah lama Mbak nggak pernah dipuji sama cowok, apalagi sama Mas Anto. Tadi Mbak seneng kamu bilang Mbak ini cantik dan seksi.” kata Mbak Ine. 

“Mbak pingin kamu potret Mbak dalam keadaan bugil..! Kamu mau khan… tolong Mbak… please… ya Di… Nanti kamu boleh melakukan apa aja yang kamu mau sama Mbak.” lanjut Mbak Ine. Aditya terdiam, tapi matanya masih nakal melihat puting payudara Mbak Ine yang menonjol di penutup dadanya. Tanpa menunggu persetujuan Aditya, Mbak Ine melepas penutup dadanya, sehingga sekarang terlihatlah kedua payudaranya yang bulat kencang dan indah itu menantang Aditya.  Mbak Ine kemudian menyalakan TV dan stereo set lalu menyetel VCD porno. Suara ah.. uh.. ah.. uh.. dari VCD terdengar keras, “Nggak pa..pa…. Di, kamar ini kedap suara kok. Jadi nggak bakalan ketauan kita ngapa-ngapain di sini.” kata Mbak Ine seakan-akan tahu akan kekhawatiran Aditya. Mbak Ine mulai menggoyangkan badan meliuk-liuk seperti penari striptease ditingkahi suara VCD porno sambil tangannya menyusuri tubuhnya. Mulai dari payudaranya diremas-remas sendiri hingga dipermainkan putingnya, lalu turun ke perut dan kemudian masuk ke celana kecil dan bermain-main di vaginanya. Matanya merem-melek menikmati permainannya sendiri. Sementara Aditya gemetaran mengambil gambar Mbak Ine, konsentrasinya terbelah, antara mengambil gambar dan terangsang nafsu birahinya.  Aditya kemudian mendekat dan merebahkan dirinya di lantai kamar yang berkarpet itu untuk mengambil gambar Mbak Ine yang setengah bugil itu menari-nari di atasnya. Setelah jeprat-jepret, kemudian Mbak Ine yang masih mengangkanginya itu menarik tangan Aditya dan membimbingnya menyentuh bukit kemaluan yang masih tertutup itu. Mbak Ine mendesis-desis dan menggeliat-geliat, Aditya jadi terpana tidak menyangka Mbak Ine yang cantik dan yang selama ini dikenalnya itu bisa berubah menjadi liar seperti ini.

Kemudian Mbak Ine menurunkan badannya, jongkok di atas Aditya dan kemudian menindih Aditya. Sekarang bukit kemaluannya menekan keras yunior Aditya yang sama-sama masih tertutup celana itu. Aditya sendiri masih terus mengintai dari balik kamera dan menjepret ekspresi Mbak Ine yang sedang dalam keadaan terangsang hebat. Mbak Ine menggoyang-goyangkan pinggulnya dan mau tak mau Aditya keenakan dan segera meletakkan kameranya di lantai. Kemudian Mbak Ine membungkuk dan mencium bibir Aditya, dan Aditya pun membalas sehingga mereka sekarang saling mengulum. Aditya memeluk punggung halus Mbak Ine sehingga payudaranya yang bulat itu menekan kuat di dada Aditya. Sejenak kemudian mereka melepaskan diri.  Mbak Ine kemudian melepas celananya sehingga sekarang 100 persen bugil. Rambut kemaluannya yang lebat tapi rapih itu terlihat menggairahkan. Aditya yang sudah pernah menyetubuhi ceweknya itu pun tidak tinggal diam, dia juga melepas pakaiannya sehingga mereka berdua bugil sekarang. Mbak Ine kemudian duduk di pinggir tempat tidur dan merebahkan tubuhnya, lalu Aditya jongkok di depan selangkangannya dan membuka kedua paha Mbak Ine lebar-lebar. Aditya kemudian menciumi betis indah Mbak Ine dan menjilatinya bergantian kanan-kiri. Tangannya meraba-raba paha mulus Mbak Ine. Ciuman dan jilatan itu mulai naik ke paha dalam, terus sampai ke selangkangan dan sampailah ke klitoris.  

“Oooohh…. aaahh…. Adityaii…. trusss… Diii…. jilat terus sayang….”Aditya pun dengan rakusnya terus menjilati dan menjorokkan hidungnya ke klitoris dan vagina Mbak Ine. Mbak Ine merapatkan pahanya ke kepala Aditya untuk mendapatkan jilatan Aditya yang intens itu. Hingga sampai suatu saat, tubuh Mbak Ine mengejang kuat dan berteriak keras, rupanya Mbak Ine sudah mencapai orgasmenya yang pertama. Aditya pun terus menjilati cairan kenikmatan yang keluar dari liang senggama Mbak Ine dengan rakusnya. Setelah itu Aditya bangkit dan mengelap wajahnya yang basah karena cairan kenikmatan dengan tangannya, lalu memandang Mbak Ine yang masih terengah-engah memejamkan mata sambil terbaring menghayati orgasmenya baru saja.  Aditya kemudian merebahkan diri di ranjang di samping tubuh bugil Mbak Ine, lalu Mbak Ine pun bangkit dan meraih kejantanan Aditya yang tegak keras itu. Dielus-elus dengan lembut dan diciuminya kemaluan Aditya, “Hmm… I like it… yummy…” ceracau Mbak Ine. Kemudian dikocoknya pelan, terus meningkat cepat sampai Aditya merem-melek tidak karuan gerakannya. Setelah itu, Mbak Ine membungkukkan kepalanya dan mulai memasukkan kejantanan Aditya ke dalam mulutnya. Dikenyot-kenyot dan dihisap-hisap dengan kuat hingga Aditya kelabakan karena diberi kenikmatan seperti itu.

Aditya merasa nikmat sekali, kalah jauh pacarnya jika dibandingkan dengan Mbak Ine. Aditya merasa ada yang mau mendesak keluar dari kemaluannya namun ditahannya kuat-kuat sambil menarik kepala Mbak Ine untuk melepaskan kulumannya di penis Aditya. Aditya tidak mau spermanya terbuang sia-sia di mulut Mbak Ine, dia maunya menumpahkan spermanya di liang senggamanya Mbak Ine atau minimal di paha atau betisnya.  Mbak Ine menatap Aditya dengan nanar, kemudian menggulingkan tubuhnya di samping Aditya dan berkata, “Ayo Aditya sayang, perbuatlah apa yang kamu suka… nggak usah takut… berikan Mbak perlawanan kamu yang hebat… sayang… Come on, honey…” Aditya pun tanpa basa-basi lagi, lalu menggumuli tubuh indah Mbak Ine, melumat bibir sensualnya, menciumi setiap inci tubuhnya hingga Mbak Ine menggelinjang. Meremas-remas payudaranya, mencaploknya dan menjilati putingnya dengan penuh nafsu. Terus menjilatinya dengan tujuan ke arah vagina, terus turun ke paha dan betis hingga tubuh Mbak Ine yang putih dan sintal itu sekarang basah oleh jilatan Aditya.  

Dapat Hadiah Ngewe Setelah Selesai Motret

“Auuh… oooh… aaahhh… ehhmmm… trusss… sayy… aaahhh…” Mbak Ine menggelinjang terkena tarian lidah Aditya. 

“Ayo sayaang… mana punya kamu… siiniii… shhh… cepeett… masukiiin… ooohh…” tangan Mbak Ine dengan tidak sabar menarik kejantanan Aditya ke selangkangannya. Aditya pun mengerti dan maklum apa yang diinginkan Mbak Ine yang mungkin sudah lama tidak disentuh oleh Mas Anto, suaminya. Aditya pun segera menempelkan kejantanannya ke bibir kemaluan Mbak Ine dan menggesek-gesekkannya di sana.  Mbak Ine menggerak-gerakkan kepalanya tidak karuan hingga rambutnya kusut mendapat gesekan kenikmatan dari Aditya. Perlahan, kemudian Aditya mengarahkan kepala penisnya ke depan lubang kenikmatan Mbak Ine, ditekannya.

“Sluupss…” meleset, dicobanya lagi, “Sluppss…” meleset lagi. Mbak Ine menggelinjang karena kejantanan Aditya yang meleset itu mengenai klitorisnya. Lalu Mbak Ine membantu menuntun kemaluan Aditya, dan Aditya menekan kuat-kuat hingga, “Bless…” masuklah kepala kejantanan Aditya ke dalam lubang kemaluannya. “Auuuh… sayy… pelan… sakiiit… punya kamu gede banget…” jerit Mbak Ine. Aditya pun merasa linu karena kepala batang kejantanannya dijepit vagina Mbak Ine yang super sempit itu. Dicobanya menekan pelan-pelan hingga masuk perlahan-lahan batang penisnya. Dibantu dengan goyangan pinggul Mbak Ine, Aditya menekan terus secara perlahan hingga masuklah semua batang kemaluannya ke dalam liang senggama Mbak Ine.  Sejenak Aditya diam merasakan rasa nikmat penisnya dijepit bibir kemaluan super sempit Mbak Ine. 

“Mbak sayaang… masih sakiit enggak..? Kalo masih sakit, udahan aja deh… kasihan Mbak nanti.” “Jangan… jangan dicabut… teruskan sayang… udah nggak sakit kok..!” spontan tangan Mbak Ine memeluk erat bahu Aditya dan kakinya dilingkarkan di pinggang Aditya. Mendengar itu, Aditya kemudian mulai melakukan gerakan penisnya maju-mundur. Lama kelamaan, gerakan itu semakin cepat dan cepat dan yang terdengar hanya dengusan nafas Aditya dan desahan kenikmatan Mbak Ine. Aditya memperlambat gerakannya untuk menurunkan tensi permainan, dan bangkit duduk sambil merengkuh tubuh Mbak Ine. Hingga sekarang, mereka berdua posisinya berhadapan berpangkuan, Aditya terus menusuk-nusukkan kejantanannya sampai tubuh Mbak Ine menggelosor jatuh berbaring kembali di ranjang.  Aditya mengganti posisi, sekarang dia berdiri di atas lututnya menusuk-nusukkan kejantanannya ke kemaluan Mbak Ine sambil tangannya merengkuh kaki Mbak Ine yang kiri, diciumi dan dijilati betisnya. Kembali ke posisi konvensional, sambil bergulingan Aditya berpindah posisi membuat Mbak Ine bergerak di atas tubuhnya. Sekarang Mbak Ine yang aktif bergerak di atas tubuhnya. Mbak Ine merasa nikmat sekali dengan posisi demikian karena bisa mengontrol masuknya penis ke vaginanya.

Tak lama kemudian, terasa denyutan teratur di dinding kemaluan Mbak Ine, Aditya pun membantu memompa dari bawah dan memasukkan kejantanannya lebih dalam lagi. “Aaaw… sayaaang… akuuu mmaauu… ke… keeluu… aaarrr… aaahhh…” dan “Creet… creeet…” cairan hangat keluar dari liang senggama Mbak Ine membasahi batang penisnya hingga keluar sampai pangkal kemaluannya. Itulah orgasme kedua Mbak Ine. Mbak Ine pun menggelosor lemah menindih tubuh Aditya sambil memeluk Aditya erat. Aditya mengelus-elus rambut panjang Mbak Ine dan punggung halus mulusnya sementara tangan yang satunya meremas-remas pantat bulat Mbak Ine.  Mbak Ine sudah dua kali orgasme, sementara Aditya belum keluar sama sekali, hingga setelah beberapa saat, keduanya terdiam, Aditya mulai kembali memegang peranan. Dengan masih berpelukan, mereka berguling berganti posisi dengan penis masih di dalam vagina hingga kembali ke posisi konvensional. Diciumnya dengan lembut bibir sensual Mbak Ine dan dibalas dengan permainan lidah. Kembali Aditya meremas-remas payudara Mbak Ine dan memainkan putingnya hingga Mbak Ine kembali terangsang. Aditya mulai melakukan gerakan maju-mundur kejantanannya dan makin lama makin cepat.  “Plok… plok… plok…” suara selangkangan mereka berdua bertabrakan. “Crop… cropp… cropp…” suara kemaluan Mbak Ine yang masih basah oleh cairan kenikmatan dirojok senjata tegangnya Aditya. Hingga tidak lama kemudian, Aditya ingin keluar, “Oooh… Mbak… aaahh… akuuu… mmmaauuu keluuuaaarrr…” 

“Terusin sayang, hehm…. oooh… kluarin di dalem ajaaa… saayyy… aaahhh…” jawab Mbak Ine. Sebelum air mani Aditya memancar, Mbak Ine kembali orgasme, hingga akhirnya setelah itu “Crooot… crooot… crooot…” air mani Aditya dengan sukses keluar di dalam liang senggama Mbak Ine. Terkabullah sudah keinginan Aditya. Mbak Ine masih melingkarkan kakinya di pinggang Aditya dan tangannya memeluk erat bahu Aditya sambil pinggulnya digoyang-goyangkan.  Lima menit Aditya mempertahankan posisi itu hingga terasa lemas. Penisnya mengkerut di dalam vagina Mbak Ine untuk relaksasi.

Cerita sex : Pengalaman Sex Dengan Pengawai Salon

“Aditya sayaaangg… kamu hebat deh… Mbak suka sama permainan kamu. Kalau kamu pingin lagi, jangan malu-malu bilang ama Mbak yach..! Ntar mbak kasih yang lebih dahsyat lagi… Oke sayang…” sambil mengecup bibir Aditya dengan mesra. “Mbak juga hebat… punya Mbak masih sempit dan enak jepitannya… apalagi goyangannya… wauw…” puji Aditya. Seperempat jam lamanya mereka berdua saling memuji, hingga akhirnya berbenah diri dan memakai kembali pakaian mereka masing-masing.  Tanpa mereka sadari, mulai dari permainan tAditya, si Suli, pembantu Mbak Ine mengintip perbuatan mereka berdua di dalam kamar dari lubang kunci sambil masturbasi sendiri. Suli sungguh terpesona dengan besarnya kejantanan lelaki seperti milik Aditya yang baru dilihatnya pertama kali. Dengan mengintip dan masturbasi itu Suli pun mendapatkan orgasmenya yang baru pertama kali dirasakan itu hingga celananya basah. 

#Dapat #Hadiah #Ngewe #Setelah #Selesai #Motret

Baru Jumpa Sudah Langsung Dibawa Ngewe Terbaru Malam Ini

Baru Jumpa Sudah Langsung Dibawa Ngewe

Riuh suara mesin judi di suatu tempat di Jakarta Barat menyergapku waktu aku memasuki ruangan yang cukup luas dan ber-AC kencang. Setelah beberapa saat berkeliling aku menemukan sebuah mesin yang kosong dan cukup menarik minatku untuk mencoba.

Pada awalnya aku tidak begitu memperhatikan sekelilingku, setelah beberapa saat aku menoleh ke samping kiriku dan melihat seorang wanita yang dalam taksiranku berusia sekitar 32-36 tahun (pada akhirnya aku tahu bahwa dia ternyata telah berusia 42 tahun) dan aku merasa nyaman karena usiaku pada waktu itu juga32 tahun. Setelah beberapa saat kami saling menyapa sekedarnya, dia menghembuskan rokoknya dengan mukamuram. Aku kemudian iseng mengajaknya.

“Kita makan keluar yuk, soalnya hari ini peruntunganku jelek, dari tadi kalah terus”.

Dia hanya tersenyum simpul dan dingin sambil mengacuhkan aku. Kemudian dia berpindah tempat dengan seorang perempuan lain yang ternyata pada akhirnya aku tahu bahwa dia adalah adiknya dari lain ibu.

Setelah beberapa lama, aku memutuskan untuk pulang dengan uang yang hanya tersisa Rp 500 ribu di kantong. Pada saat aku melangkah keluar, aku melewati dia dan bertanya lagi..

“Mau makan bareng?” dia terdiam beberapa saat dan lalu berbisik dengan adiknya.

“Mau makan kemana?” tanyanya kembali pada akhirnya.

“Nanti gampang kita cari yang kamu suka” jawabku.

Dia bangun dari mesin Mickey Mouse itu dan ikut bersamaku keluar lokasi menuju tempat parkir mobil. Sampai saat itu aku belum dapat melihat wajah dan bentuk tubuhnya hingga di lokasi parkir mobil. Ketika memasuki mobilku, aku memandang sosok tubuh semampai kurang lebih 157 cm dengan berat 45 kg, anggun tapi penuh kemuraman di wajahnya.

Saat keluar dari lokasi, sama sekali tidak terbersit aku akan mengalami suatu love affair yang dahsyat dan akan membuat suatu perubahan dalam jiwaku. Mobil terus melaju dan kami tetap saling terdiam sampai aku mencoba mengarahkan mobilku ke suatu motel di kawasan Jakarta Utara, dimana mobil bisa langsung masuk ke dalam garasi yang tersedia di tiap kamar motel tersebut. Pada saat aku memasuki motel tersebut dia dengan dinginnya berkata..

“Memangnya di sini ada makanan?” Aku cukup gugup dengan nadanya yang datar, tidak terkesan takut tidak juga senang.

“Aku mau ngobrol sama kamu di sini” jawabku.

“Apa nggak ada tempat lain yang lebih bisa buat ngobrol?”, tanyanya.

“Kalau kamu keberatan nggak pa-pa, kita keluar lagi dari sini” jawabku.

“Nggak usah, kita sudah sampai, ya sudah kita turun”.

Jantungku mulai berdegup. Apa dia tahu maksudku?, tanyaku dalam hati. Kami turun dan aku membayar sewa kamar untuk 6 jam tersebut. Di dalam kamar aku memperhatikan keanggunan dia, bertubuh langsing, rambuttebal terikat ke belakang dan ditambah wangi parfum yang mahal dan wajah yang dingin. Dia hanya menyedot rokoknya dengan tenang dan berkata menyindirku..

“Kita mau pesan makanan atau mau saling lihat-lihatan di kamar ini?”

Aku bangkit dan berjalan menghampiri tempat duduknya dan mendekatkan wajahku ke wajahnya, kemudian aku mencium pipinya halus dan berbisik..

“Jangan tanya kenapa aku membawa kamu ke sini, tapi tanya hatimu kenapa kamu mau aku ajak ke sini?” Dia menatapku tajam dengan mata yang di kemudian hari menjadi mata yang aku cintai dan berkata..

“Kamu cukup punya nyali ya? Belum kenal, belum tahu nama, sudah main bawa ke kamar. Apa ini kebiasaanmu?” Aku terdiam dan dan mundur menjauh.

“Kalau ya kenapa dan kalau ini baru pertama kenapa?” Dia bangkit menuju kamar mandi seraya berkata..

“Aku mau kita pulang” lalu ia memasuki kamar mandi. Aku hanya bisa termenung dan memutuskan untuk pulang. Pintu kamar mandi terbuka dan ia keluar, ada sesuatu yang mempesonaku saat ia keluar dengan rambut terurai seraya berkata..

“Ayo pulang, aku tidak mau ditipu sama anak seperti kamu”

Tiba-tiba entah dari mana keberanian itu, aku memeluk dia dan mencoba menciumnya. Pada awalnya dia agak berontak tapi akhirnya berdiam pasif dan dingin. Bibirnya hanya diam dan terkatup. Bibirku mencari celah rongga bibirnya dan lidahku mencoba memasuki bibirnya. Perlahan tapi pasti aku bisa memasuki bibirnya dan menemukan lidah yang kucari.

Pada awal lidahku berhasil mendapati lidahnya, tubuhnya agak tergetar tapi diam kembali. Perlahan tapi pasti aku menyedot lidahnya berputar perlahan dan menikmati setiap lekuk dari bibir dan lidah yang kurasa nikmat itu. Tanpa kusadari, aku mendorong dia rebah ke ranjang. Lidahku mencari lidahnya keluar masuk, berputar dan kusedot dengan perlahan.

Nafasnya mulai tersengal, tanganku mulai meraba dadanya dan menemukan buah dada yang begitu kenyal (dalam usia 42 tahun, masih seperti gadis 20 tahun). Lidahku merayap ke belakang telinganya dan menciumnya dengan birahi yang bergelora, tanganku kesulitan membuka pakaiannya sehingga aku bangkit dan mencoba membuka bajunya. Dia memegang tanganku dan matanya menatapku tajam lalu beberapa detik terdiam dan sesudah itu ia berkata..

“Biar aku sendiri yang buka, aku takut kamu merobek baju ini”.

Jantungku berdebar keras pada saat ia membuka pakaiannya satu persatu. Pada saat pakaian atasnya terbuka, aku melihat buah dada berukuran 34B dibalut dengan BH sutra tipis yang mewah sekali. Kemudian Ia membuka rok panjang yang ia gunakan dan terpampanglah sesosok tubuh yang sempurna dimana pinggul dan

pantatnya yang begitu montok dan berisi dibalut oleh sebuah g-string warna hitam sewarna dengan BH-nya.

Nafasku memburu, kejantananku mengeras di balik celana panjangku dan cukup menyakitiku sehingga aku langsung membuka kemeja dan celanaku dan hanya tinggal mengenakan CD warna hitam. Dia melihatku dan wajahnya agak berubah melihat CD yang aku kenakan sewarna dan juga semi g-string. Tanpa membuang waktu, aku menghampirinya dan dengan keahlianku, dengan sekali sentak, BH-nya terbuka.

“Kamu kayanya ahli membuka BH perempuan yah?” (Ucapannya itu yang sampai saat kami terakhir bersama pun selalu diucapkan olehnya).

Dengan telah terlepasnya BH-nya, aku menemukan sepasang bukit kenyal yang seharusnya menjadi milik anak gadis berusia 20 tahunan dan bukan milik seorang wanita berusia 42 tahun dengan 3 anak dan 2 cucu. Tanpa membuang waktu, mulutku mencari puting susunya dan menyedotnya lama dan lembut, di dalam gerakan lidahku yang secara perlahan berangsur cepat dan bertambah keras, aku merasa putingnya mengeras dan membuatku menggigit mesra dan lembut hingga terdengar rintihan halus dari bibirnya.

Dalam posisi berdiri itu, aku menengadahkan wajahku tanpa sedikit pun melepas puting yang kini telah kugigit-gigit dengan dengan gemas dan kusedot sampai setengah buah dadanya masuk dalam lahapanku yang penuh nafsu berahi. Kulihat seraut wajah itu terpejam sambil menggigit bibir seraya merintih halus seakan tidak rela desahan nafsu terlontar dari bibirnya.

Aku merebahkan tubuhnya dan mulutku berpindah dari buah dada yang satu ke yang buah dada yang lainnya. Barangku mengeras dan menempel di pahanya yang mulus, bergesek liar menambah api birahi yang membakarku. Mulutku meninggalkan payudaranya dan turun menelusuri perutnya yang rata tidak berlemak, aku mencium belahan dalam pahanya yang terbalut g-string yang sexy sekali.

Mulutku terus menuruni pahanya ke arah lutut dan betisnya. Mulutku mencari setiap jari kakinya dan menciumnya sambil menggigit perlahan dan berpindah ke kaki yang lainnya. Setelah beberapa kali aku ulangi, mulutku mencari lututnya dan menciuminya dari semua arah baik dalam maupun luar hingga tubuhnya menggelinjang hebat dan dia mencoba melepaskan pahanya dari mulutku, tapi tanganku menahan pinggulnya dan lidahku bergerak liar menelusuri permukaan g-string yang menutupi celah yang aku dambakan. Lidahku menyapu permukaan g-string dan mencari celah untuk menyelinap. Dengan sedikit gerakan jariku, lidahku menyapu kelentitnya hingga dia mengerang sambil berdiri dari posisi tidur, lalu berkata..

“Aku buka dulu CD-ku, aku takut kamu menggigit dan merobek CD ini”, ujarnya lalu dia mengangkat sedikit pinggulnya dan menarik turun CD-nya.

Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya karena aku tahu bahwa dia menggunakan waktu membuka CD-nya untuk mengatur nafas yang telah sampai di ujung birahinya. Tanpa membuang waktu, begitu CD-nya telah terlepas, aku langsung saja membenamkan wajahku di tengah lubang kenikmatannya, tapi dia menggelinjang dan menahan wajahku sambil berkata..

“Kamu nggak adil, kamu sendiri belum dibuka!”

Aku hanya tersenyum melihat wajah yang cantik dan seksi di mataku itu tengah tersengal-sengal mencoba mengatur nafasnya. Aku bangkit dan mundur sedikit sambil tanganku membuka CD semi g-stringku di hadapannya pelan-pelan. Matanya tidak berkedip melihat kejantananku yang berukuran 17 cm dengan urat- urat pembungkusnya telah tegak mengeras dan membundar di depan matanya.

Tanganku mengelus kepala helm kejantanananku dan secara tiba-tiba, pada saat dia sedang melihat kejantananku aku menyentakkan kedua kakinya sehingga dia telentang dan berjongkok dan dengan secepat kilat meletakkan bibirku pada bibir vaginanya. Sebelum tangannya sempat mencapai kepalaku dan menolaknya lagi, lidahku sudah menjilat belahan vaginanya dengan jilatan panjang.

Tubuhnya bergetar dan mulutnya melenguh panjang. Begitu mencapai kelentitnya, aku langsung mengunyahnya secara halus dan panjang hingga ruangan kamar ini dipenuhi oleh rintihan dan lenguhan birahi yang membuatku kesetanan karena pada setiap rintihannya aku semakin terbakar nafsu dan kejantananku semakin mengeras dan berdenyut mencari tempat untuk menjepitnya.

Lidahku semakin lincah dan semakin rajin keluar masuk goa kenikmatannya. Tangannya mencengkeram kepalaku dan menarik rambutku sambil terus merintih keras. Lidahku bergerak cepat dan kadang lambat tapi menggesek kasar di celah goa kenikmatannya.

“Stop.., ampun, aku mohon stop jangan buat aku jadi gila!!”, pintanya dengan setengah berteriak. Aku tidak mempedulikannya dan terus mencengkram kedua pahanya yang melingkari leherku.

Beberapa detik kemudian aku merasa pinggulnya terangkat dan mengejang. Aku tahu dia akan mencapai klimaksnya. Aku menahan pinggulnya dan lidahku mencari kelentitnya dan kembali aku mengunyahnya dengan lembut tapi bertenaga hingga aku merasa kepalaku dijepit oleh kedua pahanya, rambutku dijambak sekeras-kerasnya olehnya dan keluarlah rintihan panjangnya diikuti keluarnya suatu cairan yang amat aku sukai.

“Ahh, shit, shit kamu gilaa!!” Kemudian kusaksikan suatu pemandangan yang membuat birahiku menggelora.

Wajah yang penuh dengan keringat, mata terpejam, rambut yang berantakan menutupi wajahnya dan nafas yangtersengal-sengal.

Dalam beberapa detik setelah aku puas menjilati cairan kenikmatannya, aku bangkit dan membuka pahanya dan menaikkan kedua kakinya ke pundakku, dengan posisi demikian aku memiliki posisi yang paling ideal untuk memasukkan kejantananku sedalam-dalamnya ke goa kenikmatan yang telah bergelimang cairan birahinya. Aku mulai meletakkan kepala penisku dan menggosoknya pelan-pelan. Setelah siap, aku mendorong kepala penisku memasuki gerbang kenikmatan tersebut.

Pada saat kepala penisku yang cukup besar (semua wanita yang pernah merasakan kejantananku selalu mengatakan kepala penisku lebih besar dibandingkan ukuran normal) memasuki lubang tersebut, dia hanya bisa merintih pelan. Aku menahan sebatas kepalanya tertelan oleh leher vaginanya dan berdiam beberapa saat. Aku mulai mendorong sampai setengah batangku menggesek pelan dan terasa nikmat sekali, sesudah itu menarik kembali sebatas leher helm kejantananku dan mendorongnya pelan kembali menembusnya sampai setengah panjang batangku.

Aku melakukannya selama lebih kurang sepuluh kali dan aku agak menekan kedua kakinya mengangkang dan membukanya lebar sambil kutekan sekuat tenaga tetapi lembut dan pada saat aku mencapai batas terdalam dan menemukan daging kenikmatan yang menggesek kepala helm kejantananku, detik itu pula tangannya menyambar kepalaku dan menarik kepalaku untuk mencari bibirku dan menciumnya liar sekali.

Aku mendiamkan keadaan ini beberapa saat dan aku merasa suatu cairan nikmat hangat merembes dari dalam vaginanya, ia dua kali keluar, pikirku. Sambil tetap berciuman aku menarik batangku sebatas helm yang terjepit erat oleh otot cincin vaginanya dan mendorong kembali sedalam-dalamnya sambil memberatkan seluruh tubuhku ke pinggangku dan kembali menemukan kenikmatan gesekan seluruh batangku bergesekan dengan dinding vaginanya yang mencengkeram erat sampai kepala penisku menggesek kasar daging menonjol dalam vaginanya dan ia merintih panjang dan menyedot lidahku kuat-kuat.

Tiba-tiba pada saat posisi terdalam itu dia menarik leherku dan menaikkan pantatnya dan menggoyangnya pelan tapi ditekan sedalam-dalamnya hingga aku terlontar ke sorga ketujuh. Putarannya begitu pelan tapi menekan dalam sehingga kepala penisku terasa digosokkan total dengan daging dalam vaginanya sambil seluruh batangku diremas-remas oleh otot dinding vaginanya.

Baru Jumpa Sudah Langsung Dibawa Ngewe

Dan tiba-tiba ia merintih keras sambil mencakarku keras dan memedihkan punggungku. Dia terlontar melepaskan pelukannya pada leherku sambil pahanya tetap tersangkut di pundakku. Lalu ia tergeletak tersengal-sengal dan aku merasa kembali cairan hangat merembes keluar dari vaginanya. Aku sudah sampai di ujung nafsuku dan aku mencabut kejantananku sambil membalikkannya pada posisi telungkup. Aku menaikkan pinggul dan pantatnya dalam posisi doggie style walaupun kulihat dia sudah kehabisan tenaga.

Setelah posisinya pas, aku mendorong kejantananku amblas dalam suatu sentakan keras dan ia merintih

sambil tangannya meremas sprei di bawahnya. Di kaca besar yang disediakan di kamar ini aku bisa melihat kejantananku keluar masuk dengan suatu sentakan keras tapi dalam irama lambat. Kepalanya yang menunduk disertai rambut yang terurai lebat membuatku serasa berada di awan birahi dan tiba-tiba aku merasa dia menggerakkan pinggulnya mendorong balik setiap gerakanku ditambah gerakan memutar keras hingga kepala kejantananku seperti diremas-remas hangat dan ketat dan digesekan sekerasnya dengan daging di dalam vaginanya.

Agak lama kami melakukan ini sampai kepala penisku terasa agak panas, denyut kenikamatan yang sangat luar biasa aku rasakan setiap aku menggesek keluar dan masuk lubang itu. cerpensex.com Aku makin dalam mendorong ditingkahi rintihannya yang semakin keras dan aku merasa denyut batang kejantananku merambat ke arah kepala penisku dan otot vaginanya mengimbangi dengan denyutan lembut yang semakin cepat.

Tuhan, aku belum pernah mengalami kenikmatan seperti ini, begitu lembut tapi sangat terasa dalam setiap gesekan dan tekanan, batinku berbisik di ambang ledakan kenikmatan diriku. Dan pada tekanan terakhir aku mencengkeram pinggulnya dan mendorong sekuat-kuatnya dibalas dengan dorongan balik oleh pinggulnya, srett, srett, srett semburan demi semburan aku menumpahkan semua birahi yang terkumpul sejak tadi dalam lubang kenikmatannya dan disusul denyutan keras dinding vaginanya dan tangannya mencari pahaku untuk dicakar sekeras-kerasnya.

Dalam beberapa saat aku merasa tulangku dilolosi semua dan mataku terpejam menikmati detik-detik saat aku mengeluarkan seluruh cairan kenikmatan di dalam lubang surgawi yang sedang aku masuki ini. Kepalaku berdenyut keras seiring setiap semburan yang aku keluarkan. Setelah itu badai itu mulai mereda walau dalam posisi diam tidak bergerak tapi setiap otot kami berdua bekerja diluar kehendak dan berdenyut keras sampai pelan-pelan melambat. Setelah aku membuka mata, perlahan-lahan aku mencabut batangku yang masih mengeras dan tubuhnya langsung tergeletak lemas seakan pingsan. Aku merebahkan tubuhku di sampingnya dan memejamkan mata.

Aku melihat handphone yang tergeletak di samping ranjang dan melirik jam, 1 jam 20 menit sejak aku menunggu dia keluar dari kamar mandi dan memutuskan untuk pulang. Sejam lebih kami bergulat dalam lautan birahi!! Aku mencoba melihat lagi dan memastikan bahwa aku tidak salah melihat jam. Aku melirik ke arahnya dan melihat sepasang bola mata yang menatapku tajam.

“Jam kamu pukul berapa sekarang?” aku bertanya.

“23.45”, jawabnya sambil melihat jamnya.

Persis seperti jamku dan berarti benar kami telah berenang dalam lautan asmara sejam lebih. Dia pun tersentak dan melirikku diam dan aku mengangguk, lalu dia memejamkan mata sambil berkata..

“Oh tuhan, gila! Ini nggak mungkin selama ini”

Setelah beberapa saat, aku mengambil handuk bersih dan aku selimutkan ke tubuhnya dan aku membuka dua botol minuman complimentary untuk diminum bersama. Setelah beberapa saat dia bangkit menuju kamar mandi dan aku memejamkan mataku lagi, tergolek memulihkan tenagaku yang terkuras habis. Dalam beberapa saat aku membuka mata dan aku menemukan dia sudah berpakaian rapi duduk di kursi dan memandangiku dengan seribu arti. Aku melirik jam dan sudah lewat 40 menit, ternyata aku tertidur, aku bertanya..

“Kenapa kamu nggak bangunkan aku?”.

“Aku lihat kamu tidur nyenyak sekali, jadi aku nggak tega membangunkan kamu”. Nada yang lembut dan hangat terdengar berbeda pada saat kami memasuki kamar ini.

Aku masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah rapi aku keluar dan menyalakan rokok dan tetap tidak tahu harus berbicara apa dengan wanita yang namanya pun belum aku kenal tapi merasakan percintaan terdahsyat selama hidupku. Dia melihat jamnya dan berkata..

“Ayo kita pulang, aku harus kerja”. Aku hanya terdiam dan beranjak pergi.

“Kamu mau pulang kemana?”, tanyaku.

“Cukup kamu antar ke tempat kita bertemu”, jawabnya.

“Aku mau tahu rumahmu”, ujarku.

“Belum saatnya kamu tahu lebih lanjut tentang aku”.

Lalu aku membawa mobilku membelah malam menuju ke tempat kami bertemu. Sampai pada tempat kami bertemu, aku bertanya..

“Boleh aku minta nomor teleponmu?” dia hanya tersenyum beberapa saat dan itulah yang membuatku jatuh cinta di saat wajahnya tidak lagi diliputi kesedihan dan berseri ceria.

“Kamu bahkan belum tanya namaku, sudah tanya teleponku”. Aku tertawa malu.

“Boleh aku tahu namamu?”

“Natasya”, dia menjulurkan tangannya dan berkata lembut.

“Justin”, balasku. Setelah itu dia memberikan nomor HP-nya dan menghilang ke dalam gedung perjudian tersebut.

Aku menjalankan mobilku keluar dari gedung tersebut dan berusaha melupakan semua itu yang terjadi seperti mimpi.

#Baru #Jumpa #Sudah #Langsung #Dibawa #Ngewe

Ngewe Dengan Kakak Dari Temanku Terbaru Malam Ini

Ngewe Dengan Kakak Dari Temanku

Apakah kalau cewek pakai gelang kaki, artinya cewek tersebut nakal? Gelang di pergelangan kaki Windy menarik perhatiannya dari tadi. Dia teringat obrolan teman-temannya di dalam kelas beberapa waktu lalu. Katanya kalau cewek sudah nikah tapi pakai gelang kaki di kanan itu artinya swinger. Yang lain tidak tahu apa arti swinger. Jadi teman yang bilang pertama kali menjelaskan, swinger itu artinya sudah nikah tapi mau gituan sama orang lain. Tukaran suami/istri. Anak-anak SMA itu sebagian melongo, sebagian lagi tertawa-tawa nakal. Dari dalam mobil itu, pemandangan terlihat gelap keruh karena kaca filmnya sangat gelap. Kalau ada orang lewat, dia tidak akan bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Tapi di tempat parkir yang sepi itu orang jarang lewat. Cuma ada dia dan Windy di dalam mobil. Windy membaca SMS yang masuk ke ponsel yang dipegang tangan kanannya. 

“Suamiku nanya kapan pulang. Aku jawab sebentar lagi. Kalau kamu sebentar lagi apa masih lama…”

“…crotnya?”

Dia mengenal Windy sebagai sosok perempuan high class, jadi mendengar Windy berbicara seperti pelacur murahan membuat penisnya yang dipegang tangan kiri Windy jadi makin keras. Windy mulai mengocoknya lebih cepat sambil menaruh HP. Dia melihat kilatan cincin kawin di tangan kanan Windy. Dia mengulurkan tangan, mau menyentuh tubuh Windy, tapi Windy menampar tangan itu.

“Aku bilang kan tadi, jangan pegang-pegang…” kata Windy.

Windy berhenti mengocok, membungkuk, membuka bibir merahnya, menjulurkan lidah. Setitik mani di lubang di kepala burung dijilatnya.

“Kalau berani coba pegang lagi…” Windy menggenggam lagi HP-nya, 

“aku telpon suamiku, terus kubilang aku mau diperkosa sama kamu. Suamiku kenal polisi, dan tau kamu itu siapa. Ngerti, Irzan?”

Dia, Irzan, menjawab dengan anggukan. Biarpun laki-laki, sebagai anak SMA wibawanya kalah dengan perempuan ini. Baru kali ini dia merasa terangsang sekaligus gentar.

“Bagus,” kata Windy dengan puas sambil mulai mengocok lagi. 

“Kamu baru boleh nyentuh aku kalau kusuruh.” Dia lalu mengangkat tangan kanan ke depan mulut, memonyongkan sepasang bibirnya yang merah basah, dan meludah ke telapak tangannya. 

“Cuh!” Windy kembali mengocok penis Irzan. Terdengar bunyi becek dan Irzan merasa ada tekanan yang mulai terbentuk di dalam buah pelirnya. Dan dia cuma bisa bengong. Bengong melihat Windy memasturbasinya dengan tangan dan mulut Windy yang dekat sekali dari kejantanannya. Dan bibir indah itu pindah ke atas penisnya…

Windy menjilat lagi mani yang menitik. Sambil terus mengocok.

“Kita nggak punya banyak waktu, sebentar lagi Faisal datang ke sini. Jadi aku mau tanya langsung. Kamu mau masukin kontolmu ke dalam mulutku nggak?”

Irzan kaget mendengar santainya Windy menanyakan itu. Dia menjawab terbata-bata, “I-i-iya.”

Tampaknya Windy suka jawaban itu. Dia bangkit dan mendekatkan bibirnya ke telinga Irzan. Irzan merasakan nafas hangat Windy di telinganya selagi Windy berkata nakal, “Itu yang kamu bayangin ya Irzan? Kalau kamu ke rumahku buat ketemu Faisal? Pengen kusentuh kayak gini? Kontolmu dikocokin?” Irzan mengangguk, memang itu yang ada di dalam pikirannya sejak dia pertama kali bertemu kakak temannya itu. Windy adalah kakaknya Faisal, teman sekolahnya. Masih muda, baru 27.

“Kamu pengen aku tempelin bibirku ke titit kamu? Pengen aku nelen batang kamu?” desis Windy di telinga Irzan.

Lagi-lagi Irzan cuma bisa mengangguk.

“Jawab yang benar, Irzan!” perintah Windy.

“Iya!” sembur Irzan

“Iya apa?”

“Iya… Kak Windy, tolong isep kontolku!”

“Bagus. Gitu dong kalo jadi cowok, tegas, bilang apa yang dimauin. Satu lagi pertanyaannya. Jam berapa sekarang?”

“Heh? Kok nanya waktu?” Irzan bingung tapi dia otomatis berusaha mencari jawabannya. Di mobil pasti ada jam digital. Dia menengok ke arah jam digital di dashboard lalu membaca angka-angka di sana.

“Jam setengah tigGAAAHH!??”

Windy tak menunggu jawaban dan langsung melahap kemaluan Irzan yang sedang membaca jam. Irzan menjerit kaget dan langsung menoleh ke bawah. Dan dia melihat pemandangan paling menakjubkan sepanjang hidupnya. Kepala penisnya dijepit bibir merah seksi Windy. Windy melepasnya lagi dan meninggalkan bekas lipstik di sana. Lalu Windy memasukkannya lagi dalam mulut, kali ini sampai setengah batang. Bibirnya mencengkeram erat lalu mulutnya mundur lagi. Hasilnya adalah noda merah seputar batang basah Irzan.

“Mmmh… enak nggak Irzan?” Windy bertanya sambil menatap Irzan. Jawabannya anggukan. Windy kembali ke bawah dan kali ini mengenyot salah satu buah pelir Irzan. Disedot lalu dilepas seperti diludahkan. Kembali lipstiknya tertinggal di sana. Lalu Windy mulai menjilati seluruh permukaan batang Irzan. Tangannya menggenggam pangkal batang itu dan dia mulai menyepong. Bibirnya masih merah menyala, turun menyusuri batang, makin lama makin dekat dengan pangkal. Jarinya yang menggenggam pangkal batang ternoda merah ketika bertemu bibir itu. Di jari yang lain, cincin kawin tampak berkilat menyilaukan mata Irzan. Kepala Windy naik turun memberi kenikmatan. Irzan jadi berpikir macam-macam. Posisinya benar-benar rawan. Celananya terbuka, dan kakak temannya sedang menyepong kemaluannya. Apa yang bakal terjadi kalau ada orang yang memergoki? Tapi Irzan juga merasa dia makin tak tahan. Birahinya sudah mau meluap. Dia sedikit lagi muncrat dalam mulut Windy, dan tidak ada lagi yang dipikirkannya! Dia mulai mendesah tak karuan.

“Agh… aah… Ungh… Ga… Tahaan!”

Dan tiba-tiba Windy meremas penisnya yang sudah mau menembak itu!

“Mau apa kamu, Irzan??” tantangnya.

“NGHH!! KAK!! MAU!! CROT!!” Irzan meracau karena sudah lepas kendali.

“Ayo crot di dalam mulutku Irzan! Crot-in mukaku! Bikin aku mandi peju!” Lalu Windy menyepong dengan ganasnya. Dia memasukkan seluruh batang itu ke mulutnya, lalu naik turun dengan cepat”

“Aym crof ff dalmf! Crfin knfolm!” Kata-kata Windy tak kedengaran jelas lagi karena dia berusaha ngomong dengan mulut penuh.

“Ah! Ahh!! Kak! Aku! GA TAHANNN! DI DALAM!!” Mendadak gelora kenikmatan melanda dan Irzan merasakan senjatanya mulai menembak gencar di dalam mulut Windy. Seluruh tubuh Irzan sampai melengkung dan mengejang ketika semburan demi semburan memancar kuat. Windy sepertinya menelan semuanya.

“NGGHHHAAA!!” jerit Irzan.

Windy mencengkeram pantat Irzan dan malah mendesakkan penis Irzan lebih jauh ke mulutnya. Semburan peju Irzan sepertinya terlalu banyak dan Windy tak cukup cepat menelannya, sehingga sebagiannya mengalir keluar. Windy lalu malah melepas kemaluan Irzan dari mulutnya dan mengocoki batang yang sedang menembak-nembak itu sambil menyemangati.

“Ya! Ayo crot lagi! Mandiin aku pake peju!”

Dan dua semburan berikutnya mendarat di wajahnya, lalu di rambutnya. Akhirnya semburan-semburan itu reda dan Windy menjilati sisa-sisa yang mengalir di batang Irzan. Cipratan peju ada di mana-mana, di wajah dan tangan Windy, termasuk di atas cincin kawinnya. Sesudah lega mengeluarkan simpanannya, Irzan menengok ke arah jam lagi. 15.00. Jam tiga! Dan Faisal sudah terlihat berjalan ke arah mobil bersama beberapa teman lain! Tapi Windy lebih gesit bertindak.

“Ayo cepat pakai lagi celananya!” perintahnya, selagi dia sendiri menyambar tisu dan menyeka wajah. “Kalau sudah, cepat keluar!”

Irzan buru-buru keluar dan bersembunyi. Tak lama kemudian Faisal, adik Windy, teman sekelasnya, sampai ke mobil Windy. Dari tempat persembunyiannya di balik semak, Irzan melihat Windy sudah bertingkah normal lagi. Dia melihat mobil itu pergi membawa Windy dan Faisal, lalu dia sendiri berjalan pulang. Di jalan, HP Irzan berbunyi. SMS. Dari Windy.

“wiken ini jangan kemana2. jangan coli.”

Irzan menelan ludah.

*****

Mundur sedikit ke belakang dalam waktu.

Windy sebenarnya memang rada eksibisionis, jadi ketika Faisal adiknya mulai sering membawa teman-teman sekolahnya ke rumah, sisi eksibisionisnya terpancing. Meski belum tua-tua amat, Windy amat memperhatikan tubuhnya dan selalu merawat kecantikannya. Bukan demi suami; lebih karena dia sendiri menyukai kekaguman orang terhadap dirinya. Suatu hari, ketika teman-teman Faisal sedang ada di rumah, kebetulan Windy yang sedang hanya memakai kaos tanktop dan celana pendek mendekati mereka untuk menyuguhkan cemilan. Penampilannya itu membuat anak-anak SMA itu terdiam dari obrolan mereka dan melongo. Ketika Windy membungkuk untuk menaruh cemilan, dia melihat seorang teman Faisal yang berada di depannya tidak bisa tidak menatap dengan penuh nafsu ke arah buah dadanya yang menggantung di balik baju. Perempuan normal mestinya kaget dan marah tapi Windy merasa sesuatu yang beda. Dia malah berlama-lama membungkuk, memberi tontonan gratis kepada remaja itu. Dan dia memperhatikan, tanpa sadar tangan teman Faisal itu bergerak menyentuh selangkangan celananya sendiri. Sesudah selesai, Windy kembali ke kamarnya, mendapati kemaluannya basah karena terangsang, lalu bermasturbasi sampai orgasme. Teman Faisal itu adalah Irzan. Dan pengalaman pertama itu membuat Windy kecanduan, sehingga selanjutnya dia sering sengaja pamer tubuh kepada teman-teman Faisal. Suaminya biasanya tak di rumah ketika siang, jadi dia leluasa beraksi. Tiap dia melihat atau mendengar teman-teman Irzan sudah datang dan meramaikan rumah, cairan kewanitaannya terpancing mengalir. Lalu dia pun akan menuju lemari baju, memilih satu baju seksi yang mengumbar belahan dadanya atau paha mulusnya atau bagian lain tubuhnya. Tak lupa memakai make-up untuk menambah daya tariknya. Dan dia kemudian bakal mencari-cari alasan untuk berjalan ke tengah mereka, entah itu membawakan cemilan, minum, mengambil HP yang kebetulan ada di tempat mereka duduk, bicara dengan Faisal, atau semacamnya. Dia menikmati ketika ekspresi wajah mereka berubah mesum, lalu mereka terdiam malu-malu karena tak bisa menghindar dari memelototi keseksiannya.

Sekali waktu, Windy berada di kamar saja, tidak menghampiri teman-teman Faisal. Tapi dia telanjang, duduk di depan meja rias dekat pintu, dan sengaja membuka pintu. Sebenarnya posisi pintu kamarnya tidak dekat dengan ruang tengah tempat Faisal dan teman-temannya biasa duduk, tapi kalau ada yang mau ke kamar mandi, pasti akan melewati pintu kamar Windy. Dari beberapa orang yang perlu ke kamar mandi, satu cukup iseng untuk mengintip ke celah pintu yang terbuka dan mendapat rezeki nomplok melihat tubuh telanjang Windy. Lagi-lagi, dia Irzan. Cukup lama Irzan berdiri termangu di depan pintu terbuka sampai Windy menengok ke arahnya, memergoki. Irzan yang ketahuan buru-buru kembali ke depan, diiringi tawa cekikikan puas Windy. Sesudahnya Windy menghampiri mereka dengan bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa, tapi dia sengaja memandangi Irzan dan melempar senyum mesum. Irzan serba salah. Malamnya Windy bercinta dengan suaminya sambil membayangkan teman-teman Faisal berdiri di seputar tempat tidur, menonton. Itu membuat dia orgasme duluan sebelum suaminya. Besok-besoknya, dia sempat menceletuk kepada teman-teman Faisal, terutama Irzan, bahwa dia sudah menganggap mereka adik-adiknya sendiri dan mereka “boleh mampir kapan saja” dan dia senang “bisa menghibur mereka”. Kata-kata bersayap, jaring yang ditebar. Mereka semua menyambut baik keramahan Windy itu. Tapi yang menanggapi serius hanya satu, Irzan.

*****

Kejadiannya dimulai pada suatu siang, ketika Irzan datang sendirian membawa sepeda motor ke rumah Faisal. Kebetulan Faisal pergi bersama teman-teman lain, tapi Irzan tidak tahu. Jadi dia hanya bertemu Windy.

“Faisal barusan jalan main futsal sama yang lain,” kata Windy. 

“Mau nyusul?”

“Nggak ah Kak, lagi males,” kata Irzan. 

“Yaudah, aku mau pulang aja ya.”

“Eeeh tunggu, Irzan,” Windy menahan Irzan. 

“Kamu bawa motor kan? Kakak mau minta tolong boleh?”

“Boleh Kak. Ada perlu apa nih?” Irzan sumringah.

“Kakak sebenarnya mau ke salon, mau facial, tapi malas nyetir ke sana. Gimana kalau kamu yang nganterin Kakak ke sana pake motor?”

“Apa sih yang ga bisa buat Kakak,” Irzan menggombal.

“Kalau gitu tunggu sebentar ya.” Windy masuk kamar sebentar untuk bersiap, lalu keluar lagi.

Dia mengenakan tanktop gombrong hitam dan celana pendek, lalu memakai jaket. Wajahnya tak dirias dan rambutnya digerai biasa. Lalu dia naik ke boncengan motor Irzan dan mereka berangkat. Sepanjang jalan Irzan tidak konsentrasi karena hidungnya diserang wangi tubuh dan parfum Windy yang terus merapat ke tubuhnya. Apalagi Windy tak segan-segan merangkul Irzan. Windy bilang Faisal baru mau pulang sore. Masih lama. Main futsal minimal 2 jam, belum istirahat makan-minum dan nongkrongnya. Dan Irzan terbuai nada suara Windy yang genit menggoda.    Sampai di salon, Windy kemudian bertanya ke Irzan.

“Mau pulang… apa kamu mau nungguin Kakak?”

“…Aku tungguin aja deh kak, ga ada acara juga siang ini.”

“Kamu baik deh. Nanti Kakak kasih hadiah~!” celetuk Windy genit sambil memasuki salon.

Saat itu juga Irzan memperhatikan gelang kaki yang bergemerincing di pergelangan Windy.

*****

Salon yang didatangi Windy itu bukan salon kecil murahan. Menengah atas. Mungkin perawatan di sana bernilai ratusan ribu rupiah, pikir Irzan. Tidak heran, keluarga Faisal dan Windy tergolong mampu. Satu jam kemudian Windy keluar dari salon. Wajahnya kemerahan, bekas facial.

“Lama ya nunggunya? Ayo kita pulang,” ajak Windy.

Sepanjang perjalanan pulang, Irzan kembali merasa Windy merangkul erat tubuhnya. Dan rangkulannya… di perut. Seiring berjalannya motor, makin lama makin turun. Irzan terangsang dan ereksi. Mungkin Windy juga menyadari itu. Sesampainya di rumah, Windy meminta Irzan jangan langsung pergi. Faisal dan teman-teman yang lain belum muncul.

“Ada yang mau Kakak tanya, tapi tunggu sebentar ya? Duduk aja dulu.”

Irzan kemudian duduk sendirian di ruang tengah rumah besar itu, sementara Windy menghilang ke kamarnya. Tak lama kemudian Windy kembali lagi membawa beberapa barang tipis.

“Kamu tahu ini apa kan?” Windy duduk di sebelah Irzan dan menunjukkan beberapa DVD yang sampulnya bergambar perempuan seksi.

“Ehm… iya?” Irzan bingung.

“Ini Kakak sita dari Faisal. Tapi dia bilang ini punya temannya. Punya kamu bukan?”

“Bukan… Ga tau punya siapa. Punya Putra atau Endi kali’?” kata Irzan. 

“Yang paling suka beginian tuh anak dua.”

“Udah mulai nakal ya kalian… Emangnya apa sih yang ditonton dari filem kayak gini? Kakak pengen tau. Ayo kita lihat.”

“Hah? Eh tapi Kak Windy…”

Sebelum Irzan bereaksi, Windy sudah menyalakan DVD player dan memasukkan salah satu DVD porno itu. Sebenarnya DVD itu bukan diambil dari Faisal, melainkan koleksi Windy dan suaminya. Windy memang mau mengerjai Irzan. Irzan mau bangun untuk pergi, tapi Windy memegangi lengannya. Jadilah dia terpaksa ikut menyaksikan. Irzan sendiri belum pernah melihat film porno yang sedang tayang di layar TV itu, walaupun dia sudah familiar dengan materi pornografi.

“Waah, ternyata kalian sukanya yang kayak gini yaa… Yang ceweknya lebih tua?”

Film yang ditayangkan memang berskenario seperti itu, aktris pornonya berperan sebagai ibu rumah tangga yang menggoda teman anaknya. Meski tidak muda, si aktris tetap tampak glamor dan seksi dengan rambut pirang, kalung mutiara, bra berenda, dan lipstik pink tebal. Dan Irzan baru memperhatikan bahwa bibir Windy sudah bersaput lipstik pink juga. Di TV, bibir berwarna sama sedang mengulum penis. Irzan merasa kemaluannya sendiri mengeras dan… digerayangi.

“Hmmm…” gumam Windy. 

“Kok ini jadi keras…? Gara-gara nonton itu ya?”

“Uhhh… Kak…” Irzan tidak berani berbuat apa-apa ketika Windy membuka resleting celananya.

Tangan Windy terus beraksi menurunkan celana dalamnya dan akhirnya kulit bertemu kulit, tangan bertemu batang. Irzan seperti kesetrum ketika merasakan itu. Elusan tangan Windy menggodanya.

“Dasar cowok… Zan, kamu pernah coli nggak~?” tanya Windy nakal.

“Ngh… per… nah…” Irzan menjawab sambil menahan nafsu. Windy terus menggodanya.

“Kalau dicoli’in?”

“Be… bel… lum…”

Ngewe Dengan Kakak Dari Temanku

Tayangan film porno menampilkan si aktris menerima ejakulasi lawan mainnya di wajah.

“Kamu lihat kan… tuh dia dicoli’in sama ibunya temennya… Tante-tante aja bisa bikin ngaceng kayak gitu… Kamu ngaceng juga ngelihat dia?…”

Irzan sudah meracau tak jelas.

“Kamu ngaceng ngelihat aku?”

“NGHHH!!” Jawabannya adalah semburan mani yang hebat dari kejantanan Irzan.

Irzan jelas merasa keenakan dengan orgasme itu. Sekaligus bingung dan sedikit takut. Tapi yang terlihat lebih puas adalah Windy.

“Iihh. Banyak dan kentel peju kamu. Pasti udah lama gak crot.”

Irzan cuma melongo bego. Windy memain-mainkan cairan kental yang mengotori jarinya itu, bahkan menjilatnya.

“Enak?” tanya Windy.

“Iiyah,” jawab Irzan pendek.

“Mau lagi?”

“…” Irzan tidak berani menjawab yang itu.

“Kalau kamu mau lagi, mulai sekarang kamu harus ikut apa kata Kakak ya. Sekarang… cepat pulang. Faisal pasti sebentar lagi datang. Ayo sana!”

Irzan buru-buru membetulkan pakaiannya dan bergegas keluar. Windy mengantarnya keluar dengan senyum nakal.

######

Sesudah itu, Irzan dan Windy beberapa kali lagi bertemu berduaan saja, paling sering di rumah Windy sendiri, kalau sedang tak ada orang. Irzan sendiri tetap nongkrong bareng Faisal dan Windy tetap kadang tampil di depan mereka, tapi tidak ada yang tahu hubungan mereka. Yang dilakukan tetap sebatas Windy memasturbasi Irzan, dengan tangan, dan satu kali dengan kaki. Adegan di atas, pada waktu Windy mau menjemput Faisal dengan mobil dan Irzan menemuinya, adalah pertama kalinya Windy memberi oral seks kepada Irzan. Mereka berdua belum pernah berhubungan seks biasa. Walaupun Irzan penasaran dan dia sudah berkali-kali digoda oleh Windy, kakak temannya itu selalu membuatnya tak berdaya dan tak mampu meminta lebih. Namun lama-lama Irzan gemas juga. Makin hari dia makin ingin melampiaskan nafsunya kepada perempuan penggoda itu.

*****

Kejadiannya pada suatu siang. Irzan bersimbah keringat dingin. Di depannya, Windy akhirnya berhenti meronta dan telentang pasrah. Pergelangan tangannya terikat, wajahnya terlihat gentar.

“Kamu kenapa gini, Zan… Kenapa kamu giniin Kakak?” tanya Windy.

Saat itu kakak teman Irzan itu mengenakan babydoll tipis. Irzan mengangkang di atas paha Windy yang terbaring di ranjangnya.

“Kenapa? Kakak ga pernah berhenti godain aku… Aku sudah ga tahan!” seru Irzan gusar.

Tangannya menjamah payudara kanan Windy dan meremasnya. 

“Sekarang Kakak ga bisa ngelarang aku lagi…”

Tadi, ketika dia baru datang, seperti biasa Windy menggoda dan mempermainkannya… tapi kali ini muncul keberaniannya untuk melawan dan meringkus Windy. Irzan lebih besar dan kuat, jadi tidak sulit untuknya. Dia juga menemukan tali yang dipakainya mengikat kedua pergelangan tangan Windy ke ranjang.

“Sekarang kita main semauku,” kata Irzan dingin.

Dia menyingkap baju Windy, mengungkap sepasang payudaranya. Lalu dia sendiri memelorotkan celana dan memamerkan penis ereksinya di depan mata Windy yang melotot.

“Ayo Kak. Kakak suka kontolku kan?” suruh Irzan. Dia merangsek maju, mencengkeram kepala Windy, dan memaksa Windy mengoral kemaluannya.

“Ah? Afhmmm!!” keluh Windy yang tiba-tiba mesti melahap rudal.

“Sekarang ayo isep kontolku! Enak kan Kak? Enak?” seru Irzan, puas.

“Ahpf! Nn!!” Mata Windy sampai berkaca-kaca karena kasarnya sodokan Irzan.

Tiba-tiba Windy merasa jari-jari Irzan merambah kemaluannya. Mereka berdua cukup sering nonton film porno bersama sehingga Irzan sekarang tahu berbagai macam aksi seks.

“Kakak dientot bibirnya kok memeknya basah? Suka ya dibegini’in?” tuduh Irzan.

“Kalau gitu pasti suka minum peju juga kan? HnghhH!!”

Penis Irzan meledak dalam mulut Windy, menyemburkan cairan peju. Sampai tumpah sebagian keluar, barulah Irzan menarik keluar kejantanannya dari sana.

“Ehh… Auh…” Windy mengambil nafas.

Tapi Irzan belum puas, dia melihat ada satu lagi tempat untuk melampiaskan nafsunya.

“Kak Windy,” kata Irzan, 

“Yang di bawah itu pengen dimasukin juga ya?”

Dia menarik Windy supaya berposisi duduk lalu pindah ke belakang Windy. Dia sudah cukup sering disuruh-suruh Windy dan dia ingin membalas. Kini tangan kanannya merogoh ke selangkangan Windy dan mencubiti klitoris Windy. Tangan satunya lagi memegangi ikatan tangan Windy agar tak menghalangi.

“Kalau Kak Windy mau, ayo bilang. Bilang Kak Windy pengen.

“Oh! Ooh! Ihh!” Windy mengerang-erang keenakan karena klitorisnya dimainkan.

“Mauuhh… ihh… uhh…” pinta Windy

“Bilang yang jelas… Yang keras!” perintah Irzan.

“Masukin… masukin kontolmu ke memek Kakak…” kata Windy.

Irzan langsung mendorong Windy sehingga berposisi nungging. Di belakang pantat yang menggoda itu Irzan menahan nafas, memegangi penisnya yang keras… Dia sudah cukup sering menonton di film, sekarang dia akan mencobanya sendiri. Zrepp…Irzan merasakan hangat basahnya liang kewanitaan Windy untuk pertama kali. Perempuan itu merintih-rintih ditusuk kejantanan Irzan dari belakang, dan Irzan memasukinya makin dalam sampai tak bisa maju lagi. Lalu dia mulai menggenjot.

“Ahn! Ah! Enak…!” Windy jelas-jelas menikmati perlakuan Irzan, biarpun sebenarnya dia dipaksa oleh Irzan. “Dalem banget… zan! Enakh…! Ah!”

“Kakak suka kan?! Ngentot sama aku enak kan!” kata Irzan dengan gemas sambil dia menancap-nancapkan senjatanya ke liang kenikmatan itu.

“Ahh! Iyaa! Suka! Suka kontol Irzaann!” Windy sudah menyerahkan tubuhnya untuk diapakan saja oleh teman adiknya itu. “Enak! Nghh! Aduh ga tahan! Mau… mauu…”

“AA~HHH!!” Jerit panjang Windy dan tubuhnya yang menegang karena orgasme lalu bergetar mengagetkan Irzan, yang kemudian kehilangan kendali juga dan ikut berorgasme di dalam vagina Windy.

*****

“Hmm!” Windy yang bangkit lebih awal sesudah keduanya ambruk kelelahan, wajahnya terlihat ceria. Irzan bingung.

“Hihihi, nggak kira kamu bisa kasar juga akhirnya! Tau nggak, enak tuh dientot paksa kayak tadi. Pancinganku berhasil juga,” kata Windy. Irzan bengong. Rupanya selama ini Windy memancing-mancing dia supaya dia tak tahan dan berbuat kelewatan.

“Kapan-kapan kamu harus bisa ganas seperti tadi ya Zan?” kata Windy sambil mencium pipi Irzan dengan genit.

Irzan cuma bisa melengos. Pada akhirnya dia tetap jadi mainan…

Cerita sex : Pengalaman Sex Yang Membawa Untung

#Ngewe #Dengan #Kakak #Dari #Temanku

Perjumpaan Dengan Teman Sekolah Yang Berujung Ngewe Terbaru Malam Ini

Perjumpaan Dengan Teman Sekolah Yang Berujung Ngewe

Suatu sore saya berjalan ke pusat perbelanjaan untuk mengisi waktu luang. Ya … saya melihat gadis cantik itu. Jadi saya melihat ke kiri dan ke kanan … Saya tidak tahu … seseorang memukul saya. Wanita ini tampaknya menghabiskan banyak belanja dan sedang terburu-buru sampai dia tidak bertemu orang.

Segera setelah saya bertabrakan, saya segera membantu membersihkan barang-barang yang tersebar. Saya tidak lupa untuk mengatakan permintaan maaf saya kepadanya karena tidak sengaja menabraknya. Jika sebenarnya dia adalah orang yang harus meminta maaf kepada saya.

“Maaf … tidak sengaja,” kataku padanya.

“Tidak apa-apa. Ya … kamu Andy, kan?”

“Ya … aku Andy. Dan Ms. Who ya kok tahu namaku”

“Anda tidak ingat saya, ya teman, sekolah menengah Anda, yang suka kilin Anda,” katanya kepada saya.

“Siapa itu. Ieee. Maaf, Rani, ya. Flower High School”

“Tepat. Tapi barusan kamu manggilin aku, kak?”

“Maaf, setelah aku tidak tahu siapa kamu …”

“Kenapa … lupakan aku dan aku sudah melupakannya?”

“Ya … bagaimana … kamu sangat cantik … berbeda dari yang pertama …” Aku mengatakan sedikit pujian.

“Aku, kenapa kamu selalu menyukainya,” katanya sambil tersipu-sipu.

“Oh ya. Kami aman … membuatnya menarik untuk pertemuan kami

“Ok, kamu perlakukan aku ketika aku bosan lagi,” kataku padanya

“Ya … tidak ada masalah lagi.”

Saya dan Rani pergi ke restoran aman Rani. Sampai di sana … kami memilih meja paling sudut. Suasana di kafe ini sangat sejuk dan nyaman membuat orang-orang yang ada di dalamnya merasa betah untuk duduk lama.

“Bagaimana kabarmu sekarang, kau sudah menikah … punya keluarga,” tanya Rani padaku.

“Aku baik-baik saja. Masih diriku lagi. Masih merasa bebas”

“Apa yang kamu lakukan jika kamu sudah menikah?” Saya bertanya kepadanya.

“Saya sudah menikah. Sudah 3 tahun”

“Menyenangkan dunk. Suami suamimu akan pergi sendirian. Tidak takut dibodohi dengan iseng”

“Ah, kamu … biasanya hanya lagi. Aku lagi di departemen bisnis,” katanya.

eh ayo makan … ambil saja, tolong? “

Kami akhirnya juga makan hidangan yang sudah tersedia. Setelah makan, kami berjalan-jalan dan pulang ke rumah satu sama lain

Beberapa hari kemudian. Rani mengirim SMS ke sel saya. Ini mengundang saya untuk bermain di rumahnya. SMS dijawab. Dan saya bertanya di mana alamatnya. Beberapa menit kemudian, Rani menjawab teks saya dan menyebutkan alamat rumahnya.

Saya meninggalkan rumah Rani si bunga High School. Tak lama kemudian … saya tiba di depan rumah mewah. Baca alamatnya lagi diberikan oleh Rani dan dicocokkan dengan nomor rumah yang tercetak di depan pintu. Memang benar bahwa ini adalah rumah. Menekan bel di depanku. Beberapa saat kemudian gerbang terbuka dengan sendirinya. Aku masuk, gerbangnya juga tertutup dengan sendirinya. Aku berjalan ke teras depan dan Rani menungguku di sana.

“Hai … bagaimana kabarmu sekarang,” katanya padaku.

“Oke, ya. Kamu tidak terlalu tenang, ke mana kamu pergi?”

“Ya, tidak ada orang yang kesepian di rumah … aku mengajakmu datang ke sini … membuatmu menemaniku”

“Tidak ada yang salah … hanya karena suamimu marah lagi”

“Ah … tidak apa-apa lagi. Dia sekarang sekarang”

“Yuk .. masuk. Kami hanya mengobrol di dalam saja”

Kami juga masuk ke rumah Rani. Wow, rumah yang sangat mewah … semua perabotannya luar biasa.

“Ayolah … silakan duduk. Jangan malu – hanya merasa malu pada dirimu sendiri.”

“Terima kasih.” Dan saya akan duduk

“Oh ya … apa yang kamu minum, panas … dingin atau hangat …” kata nyonya rumah.

“Jadi bingung … pilih” kataku padanya.

“Aku yakin itu sama dengan Kopitrus kalau kamu mau yang dingin … ada minuman ringan …” jawab siRani

“Kalau begitu kalau aku pilih yang hangat,” aku bertanya lagi.

“Yaada deh” kata Rani sedikit genit.

“Ok kalau memang begitu … aku hanya minta yang hangat,” kataku, berusaha menggodanya

“Ah … kamu bisa melakukannya. Kalau aku memberimu itu tidak akan sulit nantinya”

“Ya … tergantung pada orang yang memberiku dunk”

Rani bangkit dari tempat duduknya. “Tunggu aku kembali dulu”

Dia pergi meninggalkanku di ruang tamu mewah. Rani kembali ke ruang tamu dengan dua gelas jus jeruk. Dia meletakkannya di atas meja.

“Lho … lalu dia bilang itu hangat .. yang ini”, aku memberitahunya.

“Yang hangat. Aku pasti akan memberikannya padamu”

Saya juga duduk kembali.

“Rumahmu benar-benar bagus, kalian semua yakin kamu bahagia dengan suamimu.”

“Ah … siapa bilang … dari luar aku terlihat senang” dia mulai serius

“Aku punya segalanya … tapi itu tidak menjamin aku bahagia”

“Bayangkan saja … dalam satu bulan … paspor suamiku adalah 3 hari di rumah”

“sisanya

… Saya di sini dan di sana … mengelola banyak sekali bisnis keluarga saya

Anda bisa membayangkan … kenapa saya sangat kesepian … “

Rani mulai menceritakan semua keluhan yang ada padanya. Saya mencoba memahami setiap cerita sementara sesekali mata saya nakal melirik bagian-bagiannya yang sangat menarik. Saat itu, Rani mengenakan kemeja yang cukup ketat sehingga dicetak semua lekuk tubuhnya yang sangat indah. lengan pendek itu. Sepertinya Rani tidak memakai bra. Itu bisa dilihat dari tonjolan kecil di bagian atas dadanya yang padat dan penuh. Perlahan-lahan ada sesuatu yang terasa nakal dari balik celana yang saya kenakan.

Rani bangkit dari tempat duduknya dan pindah ke sampingku. Bau harum parfumnya sangat menarik.

“Dy … aku sangat merindukanmu,” katanya padaku

“Ya,” kataku padanya.

“Ya, terutama sama.” Dia berkata terganggu.

“Apa yang kamu lakukan Ran?”

“Aku juga.” katanya sambil melihat penisku.

Hanya uang tunai, saya terkejut mendengar pidatonya begitu spontan. Kalau sebenarnya saya juga menginginkannya.

Karena tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku, Rani tidak menggerakkan tangannya dari bagian atas selangkanganku … sebaliknya, dia dengan lembut mengusap batang kejantananku yang masih tersembunyi di balik celana yang kugunakan.

Perlahan … wajahku dan wajah Rani semakin dekat. Rani memejamkan mata sambil meregangkan bibirnya padaku. Saya mencium bibir merahnya. Mulutku diputar di mulut mungil dan seksi. Setelah lidah saya melintir dengan lidahnya. Rani sangat senang menyambut ciuman bibirku di bibirnya.

Sementara itu, tangan saya tidak tinggal diam. Saya mencoba menyentuh dua bukit kembar yang tumbuh di dadanya. Itu begitu hangat, padat dan penuh. Rasanya sangat halus, kulit dada Rani. Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tidak lepas dari remasan tanganku. Dan tangan Rani menjadi lebih liar dan getir mengatasi kegilaanku yang mulai mengeras.

Rani beranjak dari tempat duduknya. Perlahan dia mulai membuka satu per satu pakaian yang menempel di tubuhnya. Hingga akhirnya tak satu pun benang menempel di tubuhnya. Lihatlah tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sangat sempurna sekali. Dua gundukan bundar yang tergantung di dada. Tambahkan ke sebuah bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam tebal menunjukkan bahwa Rani adalah wanita yang haus seks.

Rani kembali duduk bersila di depanku. Kali ini dia mulai membuka celana panjang yang masih saya kenakan. Jadi celana saya terbuka … keluarkan tongkat kejantanan saya yang mulai mengeras di belakang celana saya. Tapi belum lama celana saya dibuka dan penisku tetap tegak seperti torpedo yang siap meluncur.

Tangannya yang halus mulai membelai batang maskulin saya. Panjang ukurannya semakin besar. Rani mulai menjilati ujung kepala penisku. Mulut mungilnya menyentuh permukaan kulitku yang maskulin hingga kedua pelerku. Untuk sesaat, Rani menikmati tongkat kejantananku dengan ciuman yang sangat mendebarkan sendi saya.

Perjumpaan Dengan Teman Sekolah Yang Berujung Ngewe

Sementara kedua tanganku meremukkan kepalanya. Sampai sesuatu terasa berdenyut dalam kedewasaan saya Sesuatu yang saya ingin menyemburkan dari ujung kepala penisku. Aku semakin kuat dan menarik rambut Rani dan menekannya ke ujung kepala penisku untuk menyentuh ujung tenggorokannya.

“Akhhh … Ran … aku ingin keluar dari sini” aku mengerang padanya

Beberapa detik kemudian sperma saya tumpah di mulut Rani. Tanpa merasa sedikit jijik, Rani menelan setiap tetes sperma saya. Dan dengan senyum .. Rani menjilati sisa-sisa sperma yang masih tersisa di selangkangan.

Suatu saat kita juga beristirahat setelah mencapai orgasme pertama. Lalu aku berdiri dan mengangkat tubuh Rani yang gemuk dan meletakkannya di sofa empuk. Sekarang saatnya bagi saya untuk memulai putaran permainan berikutnya. Saya membuka lebar kaki Rani. Bawa wajahku ke permukaan perutnya yang rata. Dengan nafsu .. Aku menjilat setiap kulit lembut perut. Rani menggelinjang perasaan hebat menjilati bibirku di permukaan kulit perutnya langsing.

Rani merasa dirinya seperti terbang menuju kesenangan ketika ujung lidahku menggelitik organ sensitifnya. Dia lupa sejenak bayangan suaminya yang saat ini berada di luar negeri. Baginya, kesenangan yang saya berikan kepadanya tidak seberapa dibandingkan dengan materi yang diberikan oleh suaminya. Serangan dan jeritan Rani membuatku bersemangat untuk menembus permukaan vaginanya dengan ujung lidahku.

“Sayang. Cepat dan hancurkan kamu. Sudah tidak kuat,” dia merengek padaku.

Saya juga memenuhi permintaan Rani, yang tidak tahan menunggu ketegangan dan pengerasan batang saya untuk masuk ke vagina Rani. Aku memegang tongkat kejantananku dan mengocoknya sebentar, lalu mengarahkannya ke lubang vagina Rani.

Saya mulai maju mendorong pantat Rani. Beberapa kali saya mencoba ketinggalan. Mungkin karena ukuran senjata saya yang cukup besar akan sulit menembus lubang vagina yang sedang rapet. Namun, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya tongkat kejantanan saya masuk melalui lubang vagina Rani.

Tanpa membuang waktu lagi, saya pindah pantat saya bolak-balik untuk menembus vagina Rani. Dengan nafsu, Rani menikmati gerakan penisku bolak-balik menusuk vaginanya. Desahan dan desah keluar dari mulut mungilnya. Rani mengimbangi gerakanku dengan memajukan pantatnya yang menggairahkan. Sekitar tiga menit yang lalu berlalu, Rani merasa itu akan mencapai klimaks.

Rani mengangkat pantatnya dan meregangkan tubuh. Wajahnya berubah menjadi ganas, matanya memelototi puncak kenikmatan. Saya tahu bahwa Rani akan mencapai klimaksnya. Saya mempercepat gerakan pantat saya menusuk vaginanya sampai akhirnya puncak kenikmatan datang. Rani memeluk tubuhku erat-erat, vaginanya bergetar dan menjepit batang kejantananku. Cairan hangat dan tebal menembus dinding vagina. Orgasme yang telah dialami di sekolah menengah Rani sibunga suksesi.

Untuk sesaat … biarkan Rani menikmati sisa orgasme, sebelum kita melanjutkan permainan berikutnya. Perlahan Rani bangun dari tidurnya dan duduk di sofa yang empuk. Dia juga duduk di sampingnya. Tanganku berhenti berpunuk vagina ditutupi dengan rambut halus. Pengantin perempuan perlahan-lahan membangkitkan gairah wanita cantik ini di sampingku. Perlahan-lahan ada desahan lembut dari mulut Rani. Sementara itu mulutku tidak bisa dipisahkan dari dua puncak kecil di dada.

Merasa sudah waktunya bagiku untuk menyelesaikan permainan, aku mengangkat Rani dan meletakkannya di pahaku. Posisinya sekarang tepat di pangkuanku, sehingga dua payudara padat membesar tepat di depan mulutku. Aku menggosok ujung kemaluanku ke vaginanya. Aku menekan ujung kemaluanku sampai roboh ke dalam vaginanya. Saya perlahan-lahan memperlambat, menikmati beberapa saat ketika penis saya bersarang di vagina Rani.

Perlahan aku memindahkan pantatku ke atas dan ke bawah menembus lubang di ayam Rani. Gerakan saya menjadi lebih cepat dan lebih cepat membuat tubuh Rani berayun di pangkuan saya. Ada erangan kenikmatan dari mulut Rani. Beberapa kali dia harus menjerit sedikit ketika penisku yang membesar menyentuh ujung rahimnya. Sementara dua gundukan di dadanya bergoyang tak menentu. Tanganku meraih dua gundukan dan meremasnya perlahan.

Beberapa menit kemudian sesuatu terasa tersedot di batang kejantananku. Mungkin sudah waktunya bagi saya untuk orgasme. Dengan napas panjang ditemani oleh saya dan Rani mencapai orgasme. Saya menyemprotkan sperma hangat saya di vagina Rani. Beberapa saat kemudian Rani pun mengikutinya. Cairan hangat merembes ke dinding vagina hangatnya. Saya menarik tongkat kejantanan saya dari dalam vagina Rani.

Rani dengan cepat berjongkok di bawah lenganku dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisku. Sesaat kemudian Rani tersenyum padaku. Senyum penuh kepuasan yang tak pernah dia dapatkan dari suaminya yang tercinta. Saya bangkit dan mengenakan kembali pakaian saya. Saya melihat jam di tangan saya adalah jam sepuluh malam. Saya juga mengucapkan selamat tinggal kepada Rani.

Tapi sebelum saya pergi meninggalkan rumah Rani. Dia memberi saya sesuatu sebagai hadiah. Ponsel baru dan sepeda motor besar. Awalnya saya menolak hadiah itu, tetapi dia berharap saya akan menerima hadiah itu. Demi menghibur hati Rani, saya menerima hadiah yang cukup besar bagi saya.

Cerita sex : Main Dengan Anak Kost Yang Cantik

Saya meninggalkan Rani dengan ponsel dan sepeda motor besar. Hadiah yang mungkin lebih kecil dibandingkan dengan kesenangan seks yang saya miliki saat ini. Dan saya bahkan akan mendapatkan hari-hari berikutnya dengan seorang wanita cantik yang dulunya Bunga Sekolah Menengah.

 

#Perjumpaan #Dengan #Teman #Sekolah #Yang #Berujung #Ngewe

Cerita Sex Ngewe Anak Kost Baru Di Rumah Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Ngewe Anak Kost Baru Di Rumah

“Dadanya montok, sayang kakinya bisulan. Yang satu itu boleh juga, wah, celana dalamnya berwarna hitam” Andy sedang duduk di kantin kampusnya bersama teman-temannya. Biasanya Andy suka bercanda dan tertawa keras-keras bersama teman-temannya. Tapi beberapa hari ini dia kelihatan agak lain dari biasanya. Bila sedang berada di kantin sekolah, dia kelihatan asyik memandangi orang-orang yang lewat, atau lebih tepatnya cewek-cewek cantik dan seksi yang sedang lewat.

Tiba-tiba Tono yang sedang duduk di samping Andy menepuk bahunya sambil berkata. “Hei, ada apa denganmu? Kamu liat apa sih? Kok diam aja dari tadi.”

“Ah.. tidak..” Jawab Andy, pandangannya tetap terarah pada cewek cakep yang sedang duduk di seberang meja. Andy sedang mencoba untuk melihat celana dalam cewek tersebut. Tono mencoba mengikuti pandangan Andy, lalu dia tertawa keras-keras sambil menepuk-nepuk bahu Andy lebih keras dari sebelumnya.

“Ada apa sih, sakit tau.” Kata Andy dengan kesal.

“Jangan-jangan.. kamu tertarik ama si Susi yah.” Kata Tono.

“Apa.. maksudmu.” Wajah Andy sedikit memerah, karena ketahuan sedang memandangi Susi.

“Andy tertarik ama Susi? Wah ini berita besar nih. Ntar kita sebarkan pada teman-teman sekelas.” Kata Iwan yang duduk berhadapan dengan Tono.

“Hei, jangan macam-macam ya kalian. Awas kalo kalian berani bilang.” Ancam Andy.

“Wah, mengancam nih. Ini berarti.. dia memang ada maksud sama si Susi.” Tawa Iwan.

“Ah sudahlah, bosan aku bicara sama kalian.” Kata Andy sambil bangkit berdiri dari kursinya dan kembali ke kelasnya.

“Udah bosan sama kita katanya.” Ledek Tono. “Sekarang dia udah mau sama si Susi.”

Teman-teman lain yang juga duduk satu meja dengan Andy tertawa terbahak-bahak. Saat ini Andy sedang memasuki tahun kedua pada kuliahnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini, gairah sex Andy menjadi lebih tinggi dari biasanya. Setiap kali melihat cewek seksi yang pakai rok mini lewat, dia suka berangan-angan sedang bercumbu dengan cewek tersebut, melepaskan BH dan celana dalamnya perlahan-lahan, kemudian meremas-remas kedua dadanya, lalu mengelu-elus vagina-nya yang lembut..

“Aku pulang.” Kata Andi.

Seperti biasanya, setelah melemparkan tasnya ke dalam kamarnya, dia langsung menuju dapur untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Akan tetapi, alangkah terkejutnya dia, saat dia sampai di dapur, dia melihat seorang cewek berambut panjang yang tidak dikenalnya sedang memasak indomie. Andy spontan berkata dengan agak kasar. “Siapa kamu!”

Cewek itu membalikkan tubuhnya, dan terlihatlah dua buah dada yang besar dan montok, pinggul yang ramping serta sepasang kaki yang halus. Andy terkesima sejenak, apalagi cewek itu sedang mengenakan celana pendek serta T-shirt berwarna putih yang tidak menutupi bagian pusarnya. “Er.. saya.. saya mahasiswa baru yang akan menginap disini.” Jawab cewek itu, wajahnya yang cantik dan polos kelihatan cemas dan khawatir, karena dia takut dia akan disangka maling.

“Oh iya.” Kata Andy. Dia baru teringat akan perkataan orang tuanya, bahwa ruang kosong yang ada di lantai satu akan disewakan kepada dua orang mahasiswi tahun pertama.

“Tapi.. bukankah ada dua orang? Yang satu lagi ada dimana?” Tanya Andy.

“Er.. teman saya besok baru bisa datang.” Jawab gadis itu.

“Oh, begitu ya, em.. nama saya Andy. Barusan.. sori yah, soalnya saya lupa.” Kata Andy dengan wajah yang agak memerah, soalnya barusan dia telah membentaknya dengan keras.

“Oh, tidak apa-apa. Nama saya Elisa.” Kata gadis itu.

Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore. Andy sedang duduk di lantai kamarnya, nafasnya terengah-engah, tangan kirinya sedang membalik-balik halaman majalah Playboy yang dia pinjam dari temannya, sementara tangan kanannya sedang mengocok-mengocok penisnya dengan cepat.

Tidak lama kemudian, saat dia merasa akan orgasme, dia cepat-cepat mengambil kantong plastik yang sudah disediakan disampingnya, lalu disemprotkan spermanya ke dalam kantong plastik tersebut.

Untuk beberapa saat, Andy duduk termenung di lantai kamarnya, sambil membayangkan tubuh Elisa yang seksi. Malam itu, Andy tidak bisa tidur. Setelah berguling-guling di tempat tidurnya selama setengah jam, akhirnya dia memutuskan untuk turun ke dapur untuk mencari makanan. Orang tua Andy sedang bepergian keluar kota bersama kedua adiknya yang kebetulan sedang liburan. Mereka baru pulang pada keesokan harinya, jadi rumah Andy menjadi lebih sepi dari biasanya. Malam itu rumah Andy hanya dihuni oleh 4 orang, yaitu: Andy, tantenya, seorang pembantu rumah tangga, dan mahasiswi yang baru masuk itu. Kamar Andy terletak di lantai dua, sementara kamar tantenya, dan kamar si pembantu rumah tangga terletak di lantai tiga.

Saat Andy tiba di lantai satu dan hendak menuju ke dapur, dia melihat Elisa baru saja keluar dari toilet sambil mengenakan piyama yang sedikit tembus pandang. Elisa melihat ke arah Andy dan tersenyum, kemudian dia langsung menuju ke kamarnya yang terletak di lantai satu.

Jam dinding yang tergantung di dapur menunjukkan pukul 12.30 malam. Andy sudah menghabiskan semangkuk indomie, dan sekarang sedang duduk melamun di dapur. Dia tidak bisa melupakan lekuk tubuh Elisa yang seksi itu. Semakin dipikir, Andy semakin bernafsu, dan akhirnya, setelah duduk melamun di dapur selama sepuluh menit, Andy memutuskan untuk memasuki kamar Elisa dan melihat tubuhnya secara langsung.

Mula-mula Andy kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci kamar Elisa yang dititipkan ibunya kepadanya. Ibu Andy takut kalau-kalau mahasiswi yang baru masuk itu akan melakukan perbuatan terlarang di kamar tersebut, sehingga dia menitipkan kunci cadangan kepada Andy.

Andy lalu turun lagi ke dapur dan mematikan lampu dapur, sehingga sekarang suasananya menjadi gelap gulita. Setelah itu Andy langsung menuju ke kamar Elisa. Saat Andy memasukkan kunci tersebut dan memutarnya, terdengar bunyi “Klik!” yang lumayan keras, karena waktu itu sudah larut malam, sehingga bunyi yang kecil pun terdengar cukup jelas.

Andy menunggu sejenak karena takut kalau-kalau Elisa terbangun. Setelah memastikan bahwa Elisa masih tertidur lelap, dia lalu memasuki kamar Elisa, menutup pintu tersebut dengan perlahan-lahan, dan mengunci pintu tersebut, untuk berjaga-jaga.

Andy lalu bergerak ke tempat tidur Elisa. Elisa tidak menutup tirai jendela kamarnya, sehingga cahaya bulan yang berasal dari luar adalah satu-satunya penerangan di kamar itu, tapi cukup bagi Andy untuk melihat sekeliling ruangan.

Saat itu Elisa sedang tidur menghadap ke samping sambil memeluk gulingnya. Andy lalu berdiri di samping tempat tidur Elisa sambil menatap posisi tidurnya. Saat Andy melihat wajah Elisa yang polos dan lembut, untuk sesaat gairah sexnya hilang, digantikan oleh suatu perasaan aneh yang bergejolak di hatinya.

Namun saat Andy melihat punggung Elisa, terlihat baju piyamanya agak tersingkap ke atas, dan celana dalamnya yang berwarna cerah menyembul keluar dari celana panjangnya. Tiba-tiba saja, gairah sex Andy muncul kembali.

Andy lalu dengan tangan yang gemetaran mencoba memegang pantat Elisa, dan pada saat tangannya bersentuhan dengan pantat Elisa, kontan batang penis Andy menegang.

Andy biasanya hanya melihat cewek bugil melalui majalah atau VCD porno saja, jadi dia tidak pernah melihatnya secara langsung. Pada saat ini, seorang cewek seksi sedang terbaring di depan matanya, tentu saja gairah sex-nya langsung mencapai batas maksimal.

Akhirnya Andy tidak tahan lagi. Dia lalu memutarkan tubuh Elisa ke arahnya, melepaskan tangan Elisa dari gulingnya, lalu mengambil guling tersebut dan meletakkannya di atas lantai.

Kemudian Andy melepaskan kancing baju Elisa satu persatu. Saat Andy selesai membuka baju tidur Elisa, terlihatlah, BH yang berwarna putih dan bercorak bunga-bunga menutupi buah dada Elisa yang besar, pada saat ini, batang penis Andy kontan menegang hingga batas maksimal. Saat-saat ini hampir sama seperti saat Andy melihat gambar porno untuk pertama kalinya.

Dengan tangan yang semakin gemetaran, Andy lalu mengelus-elus dada Elisa yang masih terbungkus BH itu dengan perlahan-lahan. Saking bergairahnya, Andy bahkan merasakan bahwa batang penisnya ikut bergetar.

Andy lalu menurunkan celana panjang Elisa perlahan-lahan sampai pada lututnya, dan terlihatlah celana dalam Elisa beserta pahanya yang mulus

Tangan kanan Andy lalu mengelus-elus paha Elisa yang lembut itu, sementara tangan kirinya meremas-remas bagian atas dada Elisa yang tidak tertutup oleh BH dengan perlahan-lahan. Setelah mengelus-elus paha dan dada Elisa selama beberapa saat, Andy merasa bahwa dia sudah tidak tahan lagi. Ingin rasanya dia melepaskan celana dalam Elisa, dan menusukkan batang penisnya kuat-kuat ke dalamnya.

Akan tetapi, pada saat inilah Elisa terbangun dari tidurnya. Saat Elisa membuka matanya, dia sangat terkejut karena seseorang sedang berdiri di samping tempat tidurnya sambil memegangi paha dan dadanya. Kontan dia menjerit “Tolong..!”

Melihat hal ini, secara refleks Andy langsung menutup mulut Elisa dengan tangan kanannya, dan dia juga segera tidur tertelungkup di atas tubuh Elisa supaya Elisa tidak melarikan diri. Namun Elisa juga tidak menyerah begitu saja, dia terus berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Andy, kedua tangannya terus sembarangan pukul, dan kedua kakinya juga terus-menerus menendang.

Selama kira-kira lima menit, Elisa terus meronta dan meronta, namun biar sekuat apapun dia memukul dan menendang, dia tetap tidak dapat menyingkirkan tubuh Andy yang sedang menekannya dengan keras. Namun pada saat sinar bulan yang melalui jendela mengenai wajah Andy, wajah Elisa memperlihatkan ekspresi terkejut yang teramat sangat. Air mata tiba-tiba mengalir turun membasahi pipinya, dan entah kenapa, perlawanan Elisa berangsur-angsur melemah, dan pada akhirnya dia malah tidak memberikan perlawanan sama sekali, entah karena tenaganya telah terkuras habis, atau karena dia sudah pasrah akan nasibnya, atau mungkin juga karena alasan lain.

Rintihan dan rontaan Elisa tadi malah membuat nafsu sex Andy semakin meningkat, dan pada saat ini nafsu sex-nya sudah mencapai tahap klimaks. Melihat Elisa yang sudah tidak memberikan perlawanan lagi, Andy langsung meremas-remas tubuh Elisa dengan kasar.

Mula-mula Andy melepaskan tangan kanannya dari mulut Elisa dengan perlahan-lahan. Setelah melihat bahwa Elisa tidak berteriak lagi, dia langsung meremas-remas kedua dada Elisa yang masih terbalut BH berwarna putih itu dengan bernafsu.

Tidak lama kemudian, dia pun merobek baju piyama Elisa, dan membuangnya ke lantai. Rintihan kesakitan Elisa membuat Andy semakin bergairah. Andy lalu melepaskan celana panjang Elisa dan sementara kedua tangannya tetap meremas-remas dada Elisa, lidahnya menjilat-jilat vagina Elisa yang masih terbungkus oleh celana dalam itu.

Setelah selang beberapa waktu, Andy lalu menciumi bagian dada Elisa yang tidak tertutup oleh BH, sekaligus menjilatinya. Andy juga menciumi bagian leher dan bibir Elisa dengan paksa.

Setelah puas menciumi Elisa, Andy lalu melepaskan BH dan celana dalam Elisa, sehingga sekarang Elisa sedang dalam keadaan telanjang bulat dan dalam posisi tidur terlentang di atas tempat tidurnya.

Melihat kedua dada Elisa yang besar dan berisi, serta vaginanya yang dipenuhi oleh bulu-bulu halus, Andy tidak dapat menahan dirinya lebih lama lagi. Dia langsung melepaskan baju, celana, dan celana dalamnya, sehingga mereka berdua sekarang dalam keadaan telanjang bulat.

Tangan kiri Andy lalu meraba-raba vagina Elisa, sementara tangan kanannya memutar-mutar puting susu Elisa. Perbuatan Andy membuat tubuh Elisa sedikit bergetar karena saking gelinya. Tidak lama kemudian, Andy merasakan vagina Elisa mulai basah dan mengeluarkan cairan.

Andy lalu menusukkan batang penisnya ke dalam vagina Elisa. Tindakan ini, membuat Elisa menjerit kesakitan, namun Andy sudah tidak peduli lagi. Walaupun Elisa menangis terisak-isak, Andy tetap saja mencengkram kedua dada Elisa sambil memompa vaginanya dengan keras. Andy yang sekarang sudah kehilangan akal sehatnya dan sudah dikuasai oleh hawa nafsu. Sekarang tujuannya hanya satu, yaitu menyetubuhi gadis yang sekarang sedang tidur terlentang di hadapannya.

Namun entah karena rasa takut atau malu, Elisa berusaha untuk menahan dan memperkecil suara teriakannya. Sementara itu, Andy terus menggerakkan pantatnya naik turun sesuai irama. Rintihan kesakitan Elisa hanya membuatnya semakin bersemangat.

Walaupun penis Andy sedang melakukan tugasnya keluar masuk vagina Elisa, tangannya juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya terus meremas-remas kedua dada Elisa dengan keras, sehingga kadang-kadang Elisa merintih. “Ahh.. sakit bang.. AHH.. jangan bang..”

Setelah memompa vagina Elisa selama kira-kira 15 menit, Andy akhirnya menyemburkan spermanya ke dalam vagina Elisa, membuat Elisa menjerit tertahan.

Biasanya setelah ejakulasi penis Andy akan menjadi lemas dan mengecil, dan dia juga akan terduduk lemas, akan tetapi karena ini adalah pertama kalinya Andy melakukan sex nyata dengan seorang wanita, sehingga penisnya tetap saja menegang, dan rasanya dia masih punya kekuatan untuk melakukannya sekali lagi, atau bahkan mungkin dua kali lagi.

Namun Andy tidak ingin terburu-buru, dia ingin menikmati malam ini hingga sepuas-puasnya. Andy lalu memain-mainkan kedua dada dan puting susu Elisa. Mula-mula dia meremas-remas dada Elisa, seperti tukang susu yang sedang memerah susu sapi. Lalu dia memutar-mutar puting susu Elisa, dan menjilatinya serta menghisapnya.

Mulut Andy menghisap-hisap dada sebelah kiri Elisa, sedangkan tangan kanannya meremas-remas dada Elisa yang satu lagi. Lalu tangan kirinya digunakan untuk meraba-raba paha dan vagina Elisa.

Gerakan Andy yang makin lama makin mengganas itu membuat Elisa merintih dan meronta. “Jangan bang.. cukup bang.. ahh.. Akhh.. sakit bang..” Namun Andy tidak peduli. Andy dengan tubuhnya yang lumayan kekar itu tetap menekan tubuh Elisa, sehingga dia tidak bisa banyak bergerak.

Cerita Sex Ngewe Anak Kost Baru Di Rumah

Setelah menghisap puting susu Elisa selama beberapa saat, Andy lalu menurunkan kepalanya sampai sejajar dengan vagina Elisa, dan diapun mulai menjilat-jilati vagina Elisa. Mula-mula Andy menjilati bagian luar vagina Elisa. Kemudian secara perlahan-lahan dia pun mulai menjilati bagian dalam vagina Elisa, sambil sesekali menusuk-nusukkan lidahnya kedalam vagina tersebut.

Gerakan lidah Andy yang semakin mengganas itu membuat Elisa merintih dan mengerang. “Ah.. geli bang.. Ahh.. Ahh.. AHH.. jangan.. bang..”

Setelah puas menjilati vagina Elisa, Andy lalu mengangkat kedua kaki Elisa dan meletakannya di atas kedua pundaknya. Andy lalu kembali menusukkan penisnya ke dalam vagina Elisa dan menekan kedua paha Elisa hingga menyentuh kedua dadanya sendiri, lalu Andypun mulai memompa vagina Elisa lagi.

Melihat hal ini, Elisa berusaha untuk menolak tubuh Andy. Namun tenaganya saat ini sudah terkuras habis, sehingga dia hanya pasrah saja, sambil sesekali merintih dan mengerang.

Mula-mula pantat Andy bergerak maju mundur dengan perlahan, dan gerakannya sedikit demi sedikit dipercepat. Namun sesudah lebih dari 10 menit, pantatnya digerak-gerakkan dengan cepat dan kasar, sehingga suara rintihan Elisa terdengar semakin keras dan terputus-putus

Tidak lama kemudian, Andy pun menembakkan spermanya ke dalam vagina Elisa untuk yang kedua kalinya.

Walaupun sudah berejakulasi untuk yang kedua kalinya, namun nafsu sex Andy tetap saja tinggi. Dia lalu mengganti posisi Elisa dan mulai memompa vaginanya lagi, sambil meremas-remas kedua dadanya.

Kali ini Elisa tidak merintih dan meronta lagi, badannya tergeletak lemas di atas ranjang. Dia merasakan dada dan vaginanya sudah mati rasa. Matanya menatap ke atas rembulan yang sedang menggantung di langit malam. Pandangannya menerawang jauh..

Keesokan harinya, kedua orang tua Andy beserta adik-adiknya akhirnya pulang dari rekreasi. Teman Elisa yang satu lagi juga telah tiba di rumah Andy.

Namun Elisa sepertinya tidak mengatakan hal tersebut kepada siapa-siapa, termasuk teman sekamarnya, soalnya semua orang melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasanya, dan setiap kali Andy berpapasan dengan Lidya, teman sekamar Elisa, Lidya selalu tersenyum kepadanya, seakan-akan antara Andy dan Elisa tidak pernah terjadi apa-apa.

Satu hal yang berubah adalah, Elisa selalu berusaha untuk menghindari Andy, sama halnya dengan Andy, setiap kali melihat Elisa, dia juga selalu berusaha untuk menghindar.

Lima hari kemudian, Elisa tiba-tiba mengatakan bahwa dia hendak pindah ke tempat lain. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang. Sewaktu ditanya alasannya, dia hanya berkata bahwa tempat kosnya yang baru lebih dekat dengan kampusnya, dan Lidya juga ikut pindah bersamanya.

Setelah Elisa pindah keluar, Andy masuk ke kamar itu lagi. Dia melihat-melihat ruangan itu sejenak, kemudian saat dia hendak melangkah keluar, dia melihat keranjang sampah kecil yang terletak di sudut ruangan hanya terdapat tiga gumpalan kertas. Karena penasaran, Andy lalu mengambil tiga kertas tersebut, dan diluruskannya kertas-kertas itu.

Kertas yang pertama hanya berisi coret-coretan yang tidak penting. Sedangkan kertas yang kedua dan ketiga merupakan sobekan dari sebuah diari. Kertas yang kedua hanya berisi tentang perjalanan Elisa dari rumahnya sampai ke rumah Andy. Sedangkan saat Andy selesai membaca kertas yang terakhir, tanpa disadarinya, air matanya mengalir turun membasahi pipinya. Hatinya serasa bagaikan disayat sembilu.

Isi kertas yang terakhir adalah sebagai berikut: “lalu saat saya sedang memasak indomie di dapur, tiba-tiba seorang cowok membentakku. Saya sangat terkejut. Tapi setelah kami berbincang-bincang, rupanya dia adalah anak pemilik rumah ini, namanya Andy. Menurutku orangnya lumayan cakep, dan entah kenapa, sewaktu saya berbincang-bincang dengannya, rasanya ada sebuah perasaan aneh muncul di hatiku. Siang itu tidak ada hal yang istimewa, dan malamnya saya makan malam bersama Andy dan tantenya.

Setelah makan malam saya langsung kembali ke kamar dan membaca buku sampai lupa waktu. Malam ini haid saya datang lagi, sungguh membuatku kesal. Akan tetapi, mungkin saya juga harus berterima kasih kepadanya, karena saat saya keluar dari toilet, saya berpapasan dengan Andy. Saya hanya tersenyum kepadanya karena badan saya sudah lemas gara-gara haid, padahal sebenarnya saya ingin berbincang-bincang banyak dengannya.

Cerita sex : Aku Rela Digoyang Oleh Ayah Mertua Sendiri

Kenapa ya setiap kali bertemu dengan Andy, jantungku selalu berdebar keras? Apakah mungkin, saya jatuh cinta kepadanya? Wah, jadi malu nih. Baiklah, besok saya pasti akan mengajaknya ngobrol. Semoga besok cepat datang.”

 

#Cerita #Sex #Ngewe #Anak #Kost #Baru #Rumah

Pengalaman Ngewe Dengan Guru Saat Daki Gunung Terbaru Malam Ini

Pengalaman Ngewe Dengan Guru Saat Daki Gunung

Saat itu sedang liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.

Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak.

Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.

Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jaketku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

“Dingin banget” katanya. 

“Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.

“Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa.

Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman

” Maaf Nisa ?”

“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. 

” Hangat bu ?” tanyaku 

” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.

Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. 

“Kenapa?” tanya Anisa

” Maaf Nisa ? ” Jawabku.

” Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku.

Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.

Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.

” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.

” Biasa main dimana ?” tanyanya

“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.

” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun. Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”

” Don’t worry !” katanya. Dan setelah dia membersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali.

Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.

Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya.

Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan.

Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar.

Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

“Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.

“Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi.

Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata ” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra

” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.

Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan.

Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.

Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.

Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya.

Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi

Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banyak itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.

Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku.

Cerita sex : Aku Rela Digoyang Oleh Ayah Mertua Sendiri

Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

TAMAT

#Pengalaman #Ngewe #Dengan #Guru #Saat #Daki #Gunung

Cerita Sex Ngewe Dengan Perempuan Simpanan Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Ngewe Dengan Perempuan Simpanan

Perempuan simpanan ku yang bohai ini asli cerita nyata yang kualami sendiri dan bukan karangan atau fiksi, Namaku daniel seorang karyawan sebuah biro perjalanan di Jakarta. Waktu itu aq sedang bersantai di hotel di bilangan semanggi, memanfaatkan jatah menginapku di hotel tersebut yang belum aku gunakan.

Perempuan simpanan ku Malam hari setelah selesai makan malam aq duduk-duduk santai menikmati suasana di coffe shop. Kulihat seorang cewek sedang duduk sendirian di temani secangkir kopi, sambil sebentar-sebentar melirik jam tanganya dan berkali-kali menengok ke arah pintu masuk. Rupanya dia sedang menunggu seseorang, pikirku.

Cewek itu berwajah manis, rambut sebahu, bibir sensual, berkulit sawo matang dan dadanya cukup berisi meski tidak terlalu besar. Sekian lama kuperhatikan (dia pun kadang melirik melihatku) aq rasanya nakisr juga deh. She is a good looking young lady

Hampir 1 jam lebih, dan tak lama kemudian kulihat dia memanggil waiter untuk membayar minumnya. Rupanya dia sudah akan beranjak pergi, barangkali kesal karena yang ditunggunya tak kunjung tiba. Sungguh sayang kalau tak sempat berkenalan, pikirku. Maka aku segera ambil inisistif menghampirinya dan menyapanya:

“Malam, boleh kenalan nggak?” tanyaku

Dia tersenyum dan menjawab

“Tentu boleh dong…” kuulurkan tanganku sambil menyebut namaku

“Daniel” dia menyambutnya dan berkata

“Aq puspa”

” Terima kasih mau kenalan, tapi kayaknya Puspa sedang nunggu seseorang ya?” tanyaku.

“Iya Kak, janjian ma temen, katanya mau ketemu di sini, tapi di bohong ditungguin dari tadi nggak nongol-nongol. Dasar cowok brengsek, bikin kesal aja” katanya dengan muka cemberut.

“Ya sudah, nggak usah kesal, kalau nggak keberatan aq temeni ya, atau mau buru-buru pulang ya?” tanyaku.

“Nggak juga kok Kak.. Puspa sih lagi nggak ada acara, senang juga kalau kita ngobrol-ngobrol” katanya menyambut tawaranku.

Selesai membayar minumannya, Puspa pindah duduk di mejaku. Kami ngobol sana sini layakanya orang yang baru kenalan.

“Papaku orang Ambon dan mama menado, tapi mama sudah meninggal dua tahun yang lalu. Aq tinggal sama Papa dan istri barunya, Tapi aq nggak cocok denganya dan sering ribut. Maka aq sudah nggak betah tinggal denganya dan sekarang hampir 1 minggu aq tidur ditempat temanku di daerah cikini. Kak Daniel kayaknya baik deh, Puspa senang banget kalau punya Kakak seperti Kak Daniel. Puspa nggak punya kakak laki-laki, kakak beradik Puspa semua lima orang cewek semua” katanya

“Kakak Puspa namanya Dista tinggal di belanda sama suaminya orang bule, dan 1 adik Puspa namanya Karin. Adik Puspa yang di jakarta yaitu Salma yang udah menikah, dan Tiara yang masih kecil, baru 13 thn” Kami berdua terus ngobrol dan suasana semakin hangat dan akrab mengasyikkan. Puspa rupanya sudah melupakan kekesalannya soal teman cowoknya yang tidak memenuhi janji.

“Oh iya, Puspa sudah makan belum? Ini kan sudah jam 9 malam” tanyaku.

“Puspa masih kenyang kok” sahutnya.

Lalu ku usulkan

“Gimana kalau kita pesan makanan, apa aja buat temen ngbrol” tanyaku lagi. Agen Bola Terbaik

“Tapi ini kan sudah malem di sini band dan penyanyi sudah mulai ribut, nggak enak juga ngbrolnya Kak. Berisik” kata Puspa

“Kalau begitu kita pindah tempat aja ya, keluar cari tempat makan yang enak dan nyaman” kataku

Dia diam saja nggak menjawab.

“Oke” kataku. ” Gimana kalau kita ngobrolnya di kamarku aja, kita pesan makanan dan minuman” kataku sambil berdoa, mudah-mudahan dia mengiyakanya

Soalnya aq sudah nggak sabar banget pengen lebih intim lagi bersamanya. Eh.. rupanya Puspa menyambutnya dengan baik.

“Iya kak, males juga kalau pergi keluar lagi ya. Oke deh kak, kita lanjutin ngobrolnya di kamar kakak aja, biar bisa lebih santai.

Tak lama kemdian setelah aq membayar minuman, ku ajak dia naik lift sampai di lantai enam, terus ke kamarku, kamar 412.

“Wahh, enak banget kamarnya kak” katanya

“Sekarang kita pesan makanan dan minuman dulu deh, biar cepat di antar. Pupsa mau pesan apa? Aq sih mau pesan lamb chop ama bintang dingin” kataku.

“Emm,, enaknya pesen apa ya? gumanya. 

” Pupsa melon juice aja deh kak, dan kalau boleh sama spagheti. Pupsa suka banget.”

Maka aku segera menelpon room service untuk pesan makanan dan minuman

“Kak, Pupsa mau ke kamar mandi bentar ya… pengen pipis” katanya.

Aq mengangguk sambil melangkah untuk membantu menyalakan lampu kamar mandi.

Tak lama kemudian, Puspa keluar dari kamar mandi dan menghampiri rak di mana ada tersedia termos elektrik dengan gelas-gelas dan kopi _ teh dan gula.

“Puspa bikinin kopi ya Kak” katanya

Aq mengiyakan dan Puspa menyalakan termos listrik dan tak lama kemdian 2 cangkir kopi sudah di seduhnya. Sementara itu aq sedang duduk bersandarkan bantal di atas bed sambil menonton tv. Puspa meghampiriku, lalu dia berkata,

“Puspa ikutan dong” dan dia langsung meloncat naik ke atas ranjang dan duduk disampingku, ambil bantal lalu diganjalkan ke punggungnya.

Perempuan simpanan ku Bau wangi tubuhnya langsung menyergap penciumanku, membuat kemaluanku terangsang dan mulai mengeras. Kugenggam tanganya dan kuicum punggung tanganya dengan lembut. Puspa tersenyum dan mendekat ke wahaku lalu mencium pipiku. Tiba-tiba di berkata.

“Kak Daniel sayang nggak sama Pupsa” tanyanya.

Aq tiba-tiba bingung juga dengan pertanyaanya karena baru beberapa menit kenalan, tapi dalam hatiku aq suka juga pada cewek ini. Aq mengangguk sambil tersenyum

“Yang Puspa butuhin kasih sayang kak” Puspa nggak butuh apa-apa dari kak Daniel, asal kak Daniel sayang sama aq” sambungnya.

“Kak Daniel juga suka sama Puspa, dan rasanya kita akan terus bersama deh” kataku.

Pupsa berkata lagi,

“Janji ya kak, Puspa aka jadi kekasih Kak Daniel, dan Puspa juga sayang sama kak Daniel” katanya. 

“Tapi, Puspa merasa nggak pantes deh sama kak Daniel dan belum tentu kak Daniel mau sama Puspa. Puspa merasa kotor, selama ini main sex bebas. Tapi biar giamana pun Puspa bukan cewek bisnis lho” katanya. 

” Tapi, pokoknya sekarang Puspa mau jadi milik kak Daniel, dan Puspa janji nggak akan sama cowok lain lagi. Puspa udah mantep sama kak Daniel” sambungnya.

Kali ini Puspa sudah bangkit dan duduk menunggangi badanku yang setengah berbaring, sambil bibirnya melumat bibirku yang tentu saja ku sambut dengan semangat. Kubalas lumatannya dan kukulum lembut lidahnya yang menggairahkan. Hembusan nafasnya yang keluar dari hidungnya terasa harum ,terangsang. Yang tentunya membuat kemaluanku tegang mengeras habis-habissan sehingga kelihatan menonjol dari balik celanaku. Rupanya Puspa juga merasakannya, lalu dia berkata,

“Penis kak Daniel kok udah keras ya… hehehe..” yang langsung ku balas

“Kemaluan Puspa juga pasti sudah becek deh… yakin” kataku.

Tubuhku mulai terasa kepanansan, meskipun ac menghembus udara sejuk.

Tiba-tiba bel pintu berdering, room boy mengantarkan pesanan kami. Aq bangkit dan beranjak membukakan pintu sementara Puspa merapikan duduknya. Setelah makanan dan minuman tersaji di meja, aq berkata,

“Puspa, kita makan dulu yuk, keburu dingin kan nggak enak nanti: 

Puspa mengangguk sambil berkata,

“Kak Daniel udah lapar lagi ya? Tadi kan katanya udah makan”

“Nggak terlalu sih, tapi kan Puspa yang belum makan. Kak Daniel temenin deh. Laginya lamb chop ini kan nggak terlalu berat, dan kalau di tambah bir akan cukup nerkhasiat buat nanti” kataku

Puspa tersenyum sambil berkata,

“Emangnya kak Daniel nanti mau ngapain sih?” ..

“Ahh nggak ngapa-ngapain. Tapi kayaknya Puspa cerdas juga deh, dah bisa nebak” jawabku yang di balasnya dengan senyuman nakal.

“Sekarang, sebelum makan Puspa mau lepas baju dulu… panas banget” gumamnya sambil berjalan ke kamar mandi.

Perempuan simpanan ku Begitu Puspa melangkah keluar dari kamar mandi gairahku terusik kembali dan langsung melambung melihat pemandangan yang begitu indah menggairahkan kalbu. Puspa hanya mengenakan BH dan celana dalam model thong warna hitam yang minim dan handuk di tenteng di tanganya. Wow… Bodynya sungguh indah luar biasa.

Puspa langsung duduk di kursi menghadap meja makanan, terus handuk yang di tentengnya di sampirkan menutup punggungnya untuk menahan hembusan angin sejuk dari AC.

“Wahh, sekarang kak Daniel jadi ikut kepanasan liat Puspa begitu” kataku sambil bangkit lalu ku lepas kaos dan celanaku dan kugantungkan di tempatnya.

Lalu aq ke kamar mandi, pengen pipis, terus ku cuci batang penisku pakai sabun. Habis itu aq keluar kamar mandi dengan bugil menghampiri Puspa. Puspa langsung terbelalak melihat batang penisku yang tegang mengeras sehingga terlihat bentuknya yang agak bengkok ke atas.

Cerita Sex Ngewe Dengan Perempuan Simpanan

“Waoww” serunya sambil meraih batang penisku.

“Penis kak Daniel mantap deh, keren, bengkok lagi… iihhhhh, Puspa pokoknya suka banget deh. Rambutnya keriting rapi, lagi… Puspa mau yang ini duluan ahh… Puspa pengen ngulum-ngulum dulu ya kak” katanya sambil langsung memungkuk mendekatkan mulutnya ke batang kemaluanku dan mengulumnya dangan penuh gairah. Tanganya Puspa yang satunya menggenggam memainakn kantung buah zakarku dengan halus dan hangat.

Sebenrnya ukuran kemaluanku tidak terlalu istimewa, sedang-sedang saja, cuma sekitar 12-13cm dan memang agak membengkok ke atas seperti buah pisang, tapi kepala penisnya agak besar.

“Ogghhhh… ahh.. ahhhh.. stop dulu dong, sayang kita. Kita kan mau makan. Nanti nyembur di mulut lho” kataku sambil mengambil handuk dari punggung Puspa dan memakainya di pinggangku.

Puspa melepaskan kulumanya sambil berkata,

“Oke, kita makan dulu aja ya, kayaknya spaghetinya menggairahkan juga kak”

Lalu kami berdua menikmati makanan malam sambil saling menatap mesra.

Puspa tadinya bayangin Penis kak Daniel nggak di sunat. Kak Daniel kan chienese, biasanya orang chinese penisnya nggak di sunat” katanya, dan aq hanya tersenyum aja.

Puspa hanya makan separuhnya aja,

“Buat nanti lagi ah, Puspa dah kenyang. Puspa mau makan pisang aja akak” katanya sambil senyum-senyum dan menarik tanganku.

“Nanti dulung dong yang, aq mau cuci tangan dulu sekalian mau sikat gigi, biar nggak bau kambing” kataku sambil melngkah ke kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi kulihat Puspa sudah merebah terlentang di ranjang. Dia tersenyum manis dan berkata,

“Kak Daniel, tolong lepasin kancing BH Puspa ding” aq langsung meraih kancing BH nya dan dengan sekejap nampak dua gundukan indah yang menggairahkan.

Tanpa ba bi bu lagi celana dalam nya langsung kulepas sehingga sekarang Puspa tampak bugil. Bulu kemaluan Puspa masih terlihat sedikit. Yang hanya tumbuh di atas itilnya. Tapi itilnya ini brooo… keliatan agak nongol keluar memerah… cakep benar. Secara keseluruhan, kemaluan Puspa nampak indah, membuatku tak sabar ingin segera mecium, menjilat dan menghispanya.

Nggak pakai lama lagi aq langsung menindih tubuh Puspa yang sudah terlentang menantang dan memagut bibirnya yang basah merekah.

Perempuan simpanan ku Cukup lama kami saling berpagutan dan berkulum-kulumman lidah. Setelah itu aq berpindah ke putingnya bergantian sambil tanganku meremas-remas toketnya yang padat itu dengan lembut. Puspa sudah menglinjang-glinjang sambil mengangkat-angkat pantatnya dengan mata setengah terpejam.

Kemudian aq ganti mulai mencium keteknya yang tumbuh sedikit bulu-bulu halus. Hmmm, bau aroma keringat di keteknya terasa agak asam menyengat tapi nikmat dan buatku terasa harum merangsang. Sungguh luar biasa cewek ini, pikirku.

Sekujur tubuhnya nikmat dan wangi. Tapi aq belum merasakan kemaluanya.. tiba-tiba Puspa berbisik pelan di telingaku,

“Kak Daniel penisnya jangan di masukkin dulu ya, kemaluan Puspa pengen di jilati dulu. Jilat itilnya ya, kak mau kan..?” katanya

“Iya Puspa sayang,” kataku sambil mengangkat kedua kakinya ke atas.

Sementara itu kedua tangan Puspa menarik kedua belah bibir kemaluanya kesamping kiri dan kanan. Tak kusangka kedua bibir kemaluanya begitu indah. Kulihat lendir basah dibagian bawah kemaluanya dan basahnya melelh terus sampai ke lubang pantatnya.

Kudekatkan hidungku ke kemaluanya dan ku tarik napas dalam-dalam ingin merasakan bau aromanya. Tapi aq agak kecewa karena ternyata kemaluan Puspa sama sekali tak berbau apa-apa, tidak seperti yang kubayangkan akan berbau sengir-sengir apek enak bercampur bau keringat dan bau pipis, bau cewek pada umumnya.

Sungguh luar biasa cewek ini, pikirku. Barang kali tadi habis pipis dia cebokin sampai bersih. Kumasukkan jari tengahku ke lubang kemaluanya, lalu ku dekatkan jariku yang terbasahi lendir itu ke hidungku.. tidak ada bau sama sekali.

Heran aq.. lalu perlahan kujulurkan lidahku menghisap dalam daging kemaluanya, mulai dari bawah, dari lubang kemaluanya, terus naik ke atas, berhenti di tengah-tengah dan kumainkan lidahku di lubang kencingnya. Lendirnya terasa asin-asin gurih di lidahku. Terus bergeser naik lagi mencapai klitorisnya. Kujilat dan ku hisap klitorisnya, yang membuat Puspa menglinjang dan mengerang-ngerang sambil bergumam,

“Terus kak… terus jilat itilnya kak… itilnya kak… ohhhh” katanya terus berulang-ulang.

Sekarang aq menghisap seluruh itilnya dengan lembut dan mantap. Tak lama kemudian dia bergumam dengan suara di tenggorokkan,

“Oghhh… aduuhhh puspa mau keluar deh.. duhhh… ampun kak… Puspa mau keluar deh… aq keluarr kakkkk… ogghhh… ogghhhh… aaggghhhh… gila kak Daniel… ampunnnnn… aarggghhhh… aahhhhh… keluaarrr kak… itilku…. aahhh…agghhhhhh…” eranganya keras sekali memenuhi ruangan kamar hotel yang hening dan tubuhnya bergetar hebat serta pantatnya mengangkat-angkat dengan cepat.

Perempuan simpanan ku Lina meraih orgasme pertamanya dengansangat nikmat dan lepas, tubuhnya penuh peluh. Akhirnya gerakanya mereda dan pelan-pelan mulai tenang, lalu diam tergolek lemah dengan bibir tersungging senyuman kenikmatan.

Ternyata saat tadi orgasme Puspa rupanya squirting juga, yaiuti air kencingnya juga keluar dan terasa basahnya

“Kak Daniel jago banget mainin kemaluan Puspa… Puspa jadi makin sayang aja sama kak Richard,” katanya sambil menarik tanganku ingin memelukku. ” Kak lagi ya, Puspa kan belum ngen-sze, belum pakai penis” katanya. (ngen-sze artinya ngentot/bersetubuh) sambil memegang penisku yang masih keras

Sebenernya aq capek dan pegal juga menahan penisku agar tak keluar, tapi aq paksakan tahan berusaha agar tak kalah dengan Puspa.

Maka aq bangkit dan melangkah ke kamar mandi untuk pipis dan mengguyur penisku dengan air dingin agar mengurangi ketegangannya, karena kupikir pertempuran selanjutnya akan lebih seru dan hot.

Kemudian aq kembali berbaring di sebelah Puspa yang sedang terlentang penuh peluh

“Kak Daniel cium Puspa dong” katanya

Kukecup keningnya dengan lembut, tapi Puspa dengan cepat sudah menyambar bibirku dengan pagutan bibirnya, dan berkulum-kulumman lagilah kita.

“Kak, puspa mau ismek lagi dong” pintanya ” Habis itu kak Daniel boleh masuk deh, kasian kak Daniel nahan terus” Aku hanya mengangguk dan bergerak ke arah kemaluannya

Puspa langsung mengangkangkan kedua kakinya dan kedua tanganya merekahkan kedua bibir kemaluanya sehingga terbuka lebar siap di ismek.

Kali ini dengan jariku kutarik pelan kulit pembungkus itilnya sehingga sekarang tampak terbuka dan menyembul sebesar butiran kacang hijau. Puspa merintih sambil berkata,

“Iya kak, di situ itilnya kak.. benar kak.. ayo kakk jilatin itil Puspa kak.. terus jilatinn kak…” ku tempelkan lidahku pada itilnya dan pelan-pelan kumainkan lidahku.

Tapi Puspa malah berkata,

“Jilatinya lebih keras dong, kak” ketekan lidahku lebih keras dengan kuggerakan lebih cepat ” iya kak, begitu… nnikmat kak… nikmattt… teruss kakkk” katanya “Aagghhh… agghh.. terus kaakkk” sampai dia kembali orgasme.

Tiba-tiba Puspa berteriak,

“Pakai penis kak,, cepet masukin penis… masukkin penis,, gilaaa…. nikmattt.. kakk, cepaattt” teriaknya.

Dengan cepat aq melompat naik keatas tubuh Puspa yang terlentang Perempuan simpanan ku mengangkang dan langsung saja ku hujamkan batang penisku yang tegang mengeras ke lubang kemaluannya Puspa… oogghhh… pantatku mulai bergerak pelan naik turun mengocok kemaluan Puspa.

Tiba-tiba Puspa menjerit-jerit keras, rupanya orgasmenya kali ini lebih dahsyat. Histeris dia, dengan gerakan tubuh yang tidak beraturan. Aq menghentikan kocokkan penisku di lubang kemaluanya, sekarang aq hanya menekan penisku sekuat tenaga dan sedalam-dalamnya di kemaluan Puspa sampai terasa mentok. Terasa denyutan-denyutan di dalam kemaluan Puspa bagaikan di remas-remas kepala penisku… uuhhhh, nikmat luar biasa. Aq masih bisa bertahan, tidak sampai keluar.

Kali ini Puspa orgame dengan dahsyatnya, tenaganya pun sangat luar biasa sehingga tubuhku ikut terangkat-angkat mengikuti gerakan histerisnya Puspa. Setelah beberapa saat gerakan tubuh Puspa mereda, dia berkata,

“Kak Daniel sungguh hebat… gilaak, penisnya kuat banget sih, sekaran masukin dari belakang ya kak,.. doggy style” katanya.

Jadi kutarik keluar pelan penisku dari lubang kemaluanya, dan seketika itu juga Puspa berganti posisi nungging bertumpu pada lututnya di tepi ranjang, kakinya mengangkang dan kepalanya diletakkan di kasur denga muka menghadap ke samping. Lalu pantatnya mulai diangkatnya menjungkit tinggi, sehingga kemaluanya lebih terbuka.

Pada posisi itu aq berdiri dilantai disamping ranjang dan mendekatkan penisku yang masih tegak keras ke lubang kemaluan Puspa dan perlahan-lahan kutusuukan sampai masuk semua. Telapak tangan kananku kutekankan ke punggungnya membuat tubuh Puspa bagian atas lebih tertekan kepermukaan kasur dan pantatnya lebih menjungkit ke atas, dan tangan kiriku merayap ke bawah mencapai itilnya.

Puspa seperti benar-benar pada posisi tidak berdaya dan tidak dapat bergerak, sehingga seolah-olah berada di bawah kekuasaanku yang sedang memperkosanya dari belakang. Ku ayunkan pantatku maju mundur penisku keluar masuk pada lubang kemaluan Puspa sambil jari-jari nakalku menggelitik itil Puspa.

Puspa mengerang-ngerang dan akhirnya menjerit,

“Kak ampuunn kakk.. Puspa nggak kuat.. ampuun kaakkk… duuuhhh… gila kamu… penis.. peniss… nikmatt.. Puspa keluar lagi kakk… terus kakk.. nikmaatttt.. penisnya nikmatt.. duuuhhhh… Puspa keluarr… aagghh.. oghh.. ogghhhhhh.. aahh.. ahh.. aaaghhhh… nikmaatt kakk” Puspa berteriak-teriak lepas dan meracau tak karuan.

Aq pun pada saat itu sudah tak kuasa menahan lendir kenikmatanku lagi, dan….

“Puspaa.. ogghh peniskuuu… Puspa.. nggak kuat lagi.. gilakk kamu.. penisku kejepit.. aq keluarjugaa.. keluaar.. keluaaarrrr.. ampun Pusss… ampunnnn” kataku

Perempuan simpanan ku Sampai akhirnya kukocokkan penisku dengan penuh tenaga dan akhirnya kusemburkan lendir kenikmatanku sehabis-habisnya ke dalam lubang kemaluan Puspa.

Saat itu kami berdua meraih orgasme dengan bersamaan.. benar-benar nikmat luar biasa.

Puspa akhirnya tertelungkup lunglai di ranjang. Aq pun jadi terpelungkup di atas punggung Puspa dengan posisi penis masih menancap di kemaluanya. Kuciumi dan kugigit-gigit kecil punggungnya yang basah oleh peluh. Puspa masih mengerang-ngerang pelan, karena orgasmenya berlanjut, meskipun tidak sehebat tadi tapi kepela penisku terasa seperti di remas-remas di dalam kemaluanya.

Akhirnya kutarik keluar penisku yang sudah mulai mengendor, lalu sebagai tanda terima kasihku pada Puspa kusibakkan belahan pantatnya dan kuberi dia servis jilatan lubang pantat, (bergantian ke lubang kemaluan) yang mebuatnya sangat nikmat dan sekaligus sangat tersanjung karena aq mau menjilat tubuhnya yang umunya di anggap kotor. Benar-benar kuceboki lubang pantatnya dengan lidahku sampai bersih.

Demikianlah persetubuhan kami, dan setelah itu kami berdua berbaring bersampingan, lalu beristirahat dengan saling berpelukan, aq berbaring terlentang dan Puspa memiringkan tubuhnya kearahku dan menyandrakan kepalanya di dadaku sambil tangan dan kakinya memeluk tubuhku bagai sedang memeluk guling, sampai kami berdua sama-sama teridur pulas.

Saat aq terbangun karena ingin kencing kulihat jam sudah hampir jam 1 malam. Kubangunkan Puspa, karena aq pun terasa lapar. Puspa bangun menggeliat dan bangkit menuju ke kamar mandi untuk membersihkan lendir-lendir yang mulai kering, lalu kami berdua makan sisa yang tadi belum habis. Usai makan Puspa membuat teh hangat dan aq duduk di kursi sofa. Puspa dengan manjanya naik dan duduk di pangkuanku, lenganya dilingkarkan ke belakang kepalaku dan mulai mencium dan mengulum bibir.

“Kak daniel, Puspa pengen di entot lagi” katanya.. “Ayo dong kak” sambungnya sambil turun dari pangkuanku terus berlutut di depanku dan meraih batang penisku yang masih setengah mengendor, lalu dimasukkanya penisku ke dalam mulutnya.

Dikulum dan dihisap-hisap kepala penisku sampai tegang mengeras lagi, sehingga nampak bentuknya yang bengkok memperlihatkan urat-urat yang menonjol.

Sesekali Puspa menjlati batang penisku lalu kebawah, mengulum biji zakarku sehingga terasa hangat dimulutnya. Kubopong cewek ini lalu kurebahkan di ranjang, lalu tindih tubuhnya dan memainkan puting susunya yang mulai menegang secara bergantian.

“Kak, sekarang gantian ya, kak Daniel kan udah capek dari tadi melayani Puspa. Sekarang Puspa Mau diatas, kak Daniel tinggal terlentang aja ya…” katanya.

Aq mengangguk, dan kami langsung berganti posisi. Aq berbaring telentang di bawah. Puspa langsung menaiki tubuhku dan tanganya dia memegang batang penisku dan mengarahkanya ke lubang kemaluanya. Blheesss, penisku langsung masuk ketika Puspa menduduki tubuhku.

Puspa menggerakan tubuhnya naik turun pelan-pelan, lalu menyorongkan toketnya sebelah kiri ke mulutku.

“Hisap kak, hisap toket Puspa” katanya sambil terus bergoyang.

Langsung kutangkap puting susunya yang sudah keras dengan mulutku dan ku hisap-hisap agak kuat sambil kedua tanganku kebelakang meremas-remas pantat Puspa yang padat berisi. Gerakan Puspa makin cepat dan kemudian di tariknya toket kirinya yang sednag ku hisap-hisap dari mulutku lalu di sorongkan toket yang sebelah kanan untuk ku hisap bergantian.

Begitulah terus pergumulan yang kami lakukan, dan tak lama kemudian Puspa melonjak-lonjak tak beraturan sambil mengerangngerang, dan akhirnya Perempuan simpanan ku menekankan kemaluanya kuat-kuat sampai penisku mentok, tanganya memeluk kuat pundakku sampai kukunya melukai penggungku.

Orgasmelah dia dengan sangat dahsyat. Kali ini aq merasa agak aneh, kok cairan kenikmatan Puspa banyak sekali mengalir hangat ke pahaku. Aq berdiam tak bergerak sampai Puspa tenang dan orgasmenya mereda.

Ketika kami bangkit, kulihat sprei pun basah kuyup, ternyata bersamaan waktu orgasme tadi, saking dahsyatnya, Puspa benar-benar squiting, ngompol, lebih banyak dari yang tadi sehingga cukup basah.

“Maaf kak, Tadi Puspa nggak sadar waktu keluar, pipis Puspa ikut keluar dikit, nggak ketahan kak” katanya.

Aq hanya tersenyum sambil memeluknya.

“Ngggak papa kok, itu biasa Pus, kamu kan perempuan… perempuanku” bisikku.

Akhirnya malam itu benar-benar puas dengan bugil kami berdua menyusup di balik selimut tebal untuk melanjutkan tidur karena waktu sudah menujukan pukul dua malam.

Keesokan harinya kami bangun sekitar jam 7 pagi, Puspa yang masih pulas di bawah selimut kubangunkan. Kubuka selimutnya dan kurekahkan kemaluanya yang masih mengatup dan kuciumi lalu kujilat-jilat. Wahh.. kali ini bari aq rasakan bau cewek yang asli dari kemaluan Puspa, karena pagi-pagi belum di cuci kemaluanya itu. Bau vagina seperti inilah yang kusauka, dan tak puas-puasnya kujilati dan ku hisap-hisap sampai Puspa terbanun dari tidurnya.

“Iiihh, Kak Daniel jorok banget deh” katanya “Kan belum di cuci, masih bau dah di jilatin” sambungnya

“Nggak Puspa sayang, kak Daniel suka banget kok, bau kemaluanmu enak banget dan kalau bangun tidur sepert ini rasanya lebih mantap”

“Ihh.. dasar jorok” katanya sambil tersenyum ” udah ahh, Puspa penegen pipis nih” katanya.

“Oke deh, kita ke kamar mandi sekalian mandi bersama ya” kataku

“Puspa” kataku lagi “Kamu sudah ngerasain pipis nikmat belum?” dia menatapku bingung.

“Pipis nikmat? apaan tuh kak” tanyanya

“Bilang aja, Puspa mau apa nggak, gitu. Kalu mau, kak Daniel kasih tau” kataku.

Dia pun mengangguk

“Iya deh kak, Puspa mau..” katanya

Lalu ku angkat Puspa dan kusuruh naik ke meja batu di samping wastafel. Lalu kataku

“Puspa jongkok di atas, lalu sambil Puspa pipis kak Daniel jilati itil Puspa ya” kataku.

“Ihh nggak mau kak.. nanti pipis Puspa ngenain muka kak Daniel, kan Puspa kurang ajar kalau ngencingin kak Daniel”

“Tenang, nggak papa. Pokoknya nurut aja” perintahku

Akhirnya karena Puspa udah nggak tahan maka keluarlah pipisnya dengan derasnya. Langsung kedekatkan mukaku ke kemaluanya yang lagi pipis sambil kupejamkan mataku agar air seni Puspa tak masuk ke mataku. Kujilati dengan cepat itil Puspa sambil air seninya terus mengalir.

“Aduhhh… kaakkk… duhhh.. Puspa ngompol.. ampun kakk” katanya.

Perempuan simpanan ku Rupanya Puspa merasa keenakan kujilat-jilat, sampai air seninya habis dia masih diam tak bergerak menikmati jilatanku. Lalu aq bangkit dan ku usap wajahku yang basah dan….

“Sudah dong yang… enak nggak pipisnya” tanyaku, Puspa tersipu dan menjawab,

“Kak Daniel nakal deh.. Puspa jadi malu udah pipisi kakak. Tapi bener deh,, enak sekali kak. Tapi yang palin enak sih di entot pakai penis kak Daniel. Kak Daniel tau aja sih, menyenangkan cewek” katanya.

Kemudian kami berdua masuk ke bak mandi dan mandi bersama-sama. Setelah sarapan aku berkata,

“Puspa, kak Daniel antar kamu pulang ya, besok kita kontak lagi deh. Soalnya hari ini kan hari minggu, dan aq janji mau ajak anak-anak kesini untuk berenang di kolam renag hotel” kataku. “Mamamnya anak-anak baru keluar kota, tugas meng audit kantor cabang perusahaanya” kataku. Istriku memang bekerja sebagai manager akunting di perusahaanya.

Cerita sex : Ngewein Ibu Dari Teman Lamaku Sendiri

Begitulah, pertemuan dan sekaligus kencan pertamaku bersama Puspa yang sangat berkesan bagi kami berdua.

#Cerita #Sex #Ngewe #Dengan #Perempuan #Simpanan

Pengalaman Ngewe Dengan Babysister Terbaru Malam Ini

Pengalaman Ngewe Dengan Babysister 1

Aku pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dgn bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta. Suatu hari setelah 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya Mbak Wulandari, maka datanglah seorang baby sitter yg melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, setelah bercakap-cakap dgn Wulandari, maka baby sitter tersebut yang bernama Murni diterima sebagai pengasuh bayi mereka.

Aqu pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar…. esoknya, ketika aku mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si Murni kepadaku, sekilas kulihat buah dadanya yg terbungkus baju putih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..

Si Murni berumur sekitar 30 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi baru sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…tolong ya..ikut awasin rumah karena ada penghuni baru ( maksudnya baby sitter) sementara aqu sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku…

Baik Mba, saya jagain lah…

Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aku,seakan mengajakku untuk nonton TV seperti biasanya, aku pura-pura tidur dengan pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yg terjadi, lalu mas Adi manggil si-mbok pembantunya yg sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. setelah kopi dihidangkan, keMbali Adi menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spaknya,

aku terus mengintai dgn lampu kamar yg aku matikan, setelah si bayi tertidur, adi ngajak Murni untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Murni menolak, malu mas…kata si Murni, gak apa-apa ….kata Adi,

Kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tak bersentuhan dgn Murnita, sini…..ajak adi lagi.

Dgn ragu-ragu si Murni mulai duduk dilantai dekat sofa tempat adi duduk, aqu semakin nilik-nilik mereka, 

“Murni…susumu kok masih kencang ya…”ucap Adi, 

“ah…masa mas, masih bagus punya Mbak Wulandari dong…” jawab Murni, 

“kenapa mas bilang begitu…?” tanya Murni. 

“ ah…enggak cuma pingin tau aja kalau susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tak…?” kilah Adi. 

“ya..tergantung perawatan…” kata Murni. 

“boleh aqu raba susumu ni…” tanya adi. 

“ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….” jawab Murni.

Aqu mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. 

“sini geser duduknya…” kata adi, 

“ah…sudah disini saja mas…” kata Murni.

“gak apa-pa…sini… saya penasaran dgn susu yg sudah di isep bayi, pingin lihat…” kata adi lagi, 

“jangan mas ah… malu, nanti Mbak Wulandari tau aqu dimarahin” kata Murni, tak ada yg tau, semua sudah tidur. kata adi, lalu adi menarik lengan si Murni, dan mulai meraba susu Murni dgn halus, si Murni kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu Murni, sementara Murni terus menangkis tangan adi,

ketika si Murni sibuk menangkis tangan adi, aku melihat kedua paha si Murni yg kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aqu mulai jreng juga, karena ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aqu melihat CD Murni yg berwarna ungu muda, dan gundukan kemaluan dibalik CD yg begitu menggiurkan membuat aku jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar.

Akhirnya si Murni menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si Murni pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin jelas kulihat karena Murni sudah tak kontrol cara duduknya.

Aku mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih Murni bergerak-gerak, kebayg empuk dan halus susu yg sedang diobok. kemaluan ku mulai tegang, si Murni semakin meringis dengan sesekali membungkukkan punggungnya, kegelian.

Adi mulai memetik kancing baju si Murni, maka terlihat susu si Murni dibungkus BH warna merah jambu karena si Murni menghadap kamarku dan Adi dibelakang si Murni.

Tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Murni dari BHnya, aqu semakin tegang karena aqu melihat susu yg begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aqu lebih terfokus ke celah paha si Murni yg sudah semakin jelas karena rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap.

kelihatannya si Murni sudah mulai terangsang karena aqu melihat bagian celah kemaluan pada CD si Murni sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah.

Ketika si Murni agak bergeser duduknya aqu melihat tangan Adi yg kiri memegang kemaluannya yg sudah tegang banget, sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Murni, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, dia mempermainkan susu si Murni begitu lembut sehingga si Murni mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yg sedang mengelus susu nya.

“Sudah mas…aqu sudah gak tahan…” kata si Murni. 

“aqu juga sudah gak tahan Ni…” kata si Adi, 

“bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yg sudah mengental nih….” kata adi dengan nada merayu…

“jangan mas…aqu gak mau, takut hamil….” kata Murni. 

“tak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan kemaluan mu….” rayu adi, si Murni pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi dia tak menjawab. sementara aku sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.

Adi akhirnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Murni di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke kemaluan si Murni, kembali si Murni meronta, 

“jangan mas…nanti aqu gak tahan…” kata si Murni, 

“tenang aja…nanti kita sama-sama enak…” kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di kemaluan si Murni , Murni mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus kemaluan Murni dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si Murni,

Adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yg sudah tegak lurus, tapi si Murni malah membuang pandangannya ke TV, lalu Adi menyingkap rok putih Murni semakin keatas, dan si Murni direbahkan dikarpet, 

“jangan mas…” kata si Murni.

“nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Kemaluan kamu…gak dimasukin kok…”kata Adi sambil terus menggosok kemaluannya. 

“janji ya..mas…” kata Murni.

“Bener kok saya janji” kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Murni, dan benar saja, Adi mulai menaiki separuh tubuh Murni dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si Murni dan kemaluan adi diselipkan dari samping CD basahnya Murni dekat pangkal paha Murni sementara si Murni tetap terlentang, aku mulai gak tahan lihatinnya, aku pun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus adi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Murni secara perlahan,

Murni mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Murni yg sebelah kiri dan meremas susu Murni yg sebelah kanan adi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Murni,

Murni mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aku yakin bahwa kelentitnya si Murni sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si adi, aku pun tambah terangsang melihatnya, aku mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaku terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Murni dengan kemaluannya yg sudah semakin keras, dan si Murni pun mulai mengeluarkan suara desahannya, 

“mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….” lirih si Murni, “tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..”

Adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Murni, tangan kanan si Murni mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si Murni sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si adi. 

“teruuuus… mas…aqu nikmat sekaaaaali…. “desah si Murni.

“iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….” adi terus melaqukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

“Sudah mau keluar…nih…” kata si Adi dgn suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu “mas….tahaaaann…tahan….” kata si Murni sambil terus menggerakan pinggulnya….

“.aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..” kata si Murni (maksudnya mau orgasme).

“Mas..masukin sedikit ujungnya….” kata si Murni memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si Murni hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Murni, dan 

“ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aqu lebih geli kalau ujungnya saja….” kata si Murni.

Adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si Murni semakin bergoyang kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Murni mulai agak menjerit kecil…

“Mas…aqu mau keluar mas….”

“ya..ya…keluarkan saja ni…biar tambah licin” sahut si Adi…

Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aqu terus menyaksikan gesekan kemaluan adi di celah antara CD dan Kemaluan si Murni,

Pinggul Murni semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…

“ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aqu ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii……”

“aku juga ni….aku juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….” adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, 

“aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas..,” gerakan adi mulai semakin pelan dan akhirnya adi tertelungkup diatas tubuh si Murni.

Aku pun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aqu jadi lemes..dan mulai aqu berbaring di tempat tidurku sambil tetap meMbaygkan sejoli main adu gesek.

Sememtara Wulandari belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Murni, si orok dan aqu.

Saat si orok tidur, aqu coba godain Murni, 

Pengalaman Ngewe Dengan Babysister

“hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Adi…?” Tanyaku. “Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..” jawab Murni sambil agak malu-malu.

“Memangnya kenapa Mas….?” Tanya balik Murni.

“Kelihatannya kamu sama mas adi kok semakin mesra sih…?” Tanya ku lagi.

“Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Wulandari, gak apa-apa kok….” jawab si Murni. 

Aku mulai merasa si Murni agak khawatir kalau aku mengetahui affairnya dgn Adi.

Sambil baca majalah dan nonton TV, aku pandangi tubuh si Murni. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi karena gak ada bos, si Murni gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aqu bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan baygan bra and CDnya.

Si Murni duduk dekat Box bayi sambil menggoyang box, sesekali dia curi pandang kepadaku seperti ada rasa cemas takut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..

“Ni, aku mau pindah kost” kata ku…., 

“lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulandari orangnya baik, dan Mas sudah diakui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan….” Jawab si Murni.

“Iya…Ni, tapi aqu gak tahan lihatin kamu ama mas Adi, kok akrab banget…..” kata ku.

“Akrab gimana……?” Tanya Si Murni agak ketus, 

“ya lah….emang aku gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas adi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….?”

Si Murni gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aku melihat bentuk perut yg sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku.

Dia bilang “Mas…tolong jangan bilang Mbak Wulandari, aqu kasihan mas Adi dan aqu juga terpengaruh karena aqu sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas….” Jawab si Murni memelas.

Aqu sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yg masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.

“Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya.” Jawabku sambil godain.

“Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…” jawabnya sambil menyembunyikan malunya.

“Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….” jawab ku.

Si Murni mencubit perutku, 

“ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!!” Si Murni kayak yg greget campur kesel.

Tpi mas, walaupun bagaimana, aqu belum pernah kok bersetubuh dgn mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yg penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aqu gak bohong. Kata si Murni agak serius.

“lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni” jawab ku.

“Mas kok gitu sih….?” Jawab si Murni sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Murni sambil mengusap kedua susunya. 

“Ya….percaya deh….” jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :

“Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…”

“Weee…maaf ya…aqu bukan tukang pijat kok….” jawab si Murni agak sengit.

“Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yg pintar nyimpen rahasia lho…..” jawab ku.

“Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini awas kalau ngomong Mbak Wulandari…..” jawab si Murni.

Aqu duduk di karpet, sementara si Murni berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aqu merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aqu tebak aja deh ini pasti perut si Murni, aqu pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Murni bertanya 

“mas kepalanya mau dipijit gak…..” 

“o…ya…iya Ni” Jawab ku, kemudian si Murni memijit kepala ku…

“wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..”

“Ah..biasa aja mas jawab si Murni.”

Kemudian Aku merasakan ada yg agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aqu dah nebak deh…ini pasti pubis si Murni, gundukan daging antara perut dan kemaluan.

Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aku merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aqu agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.

“Aduh…Ni. Yg dipijit kepala kok yg enak punggungku …..” terus Ni tekan lagi, kata ku.

“Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi?” Kata si Murni.

“Ya…iya…dong” si Murni terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.

Napasnya pun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaku mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

“Apanya yg enak mas…” tanya si Murni. 

“Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku” jawab ku.

Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Murni secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.

“Aduh Ni. Punyaqu jadi tegang Ni…….mau pegang nih….?” Tanya ku.

“Manaaaa….tanya si Murni. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan….” Jawab ku.

“Iya…mas, kok tegang ya….” tanya si Murni.

Aku juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aku jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Murni.

“Ni, pijit aja punya ku…..tapi yg enak ya….”

Tanpa bicara lagi si Murni pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dgn lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Murni meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yg membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali, 

“oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni” desah ku.

Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Murni, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yg sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aqu elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Murni nafasnya mulai agak tersengal-sengal, 

“aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aqu semakin nikmat mas….” terus tangan kanan si Murni membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.

Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Murni yg kiri mengarah agak kesamping kiri dan yg kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yg masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang.

“Isap mas….” pinta si Murni, 

perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dgn isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat sehingga si Murni menjerit perlahan 

“Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas….”

Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Murni terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku.

Dan aku pun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aku terus mengisap punting susunya, si Murni mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Murni agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aku merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Murni, aku merasakan semakin geli di kemaluanku,

Murni mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yg perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dgn menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus.

Aqu mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aqu mulai meraba halusnya pantat si Murni, ketika pantatnya ku elus,

si Murni malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu yakin “G-spot” si Murni disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Murni ku coba rubah dgn pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Murni semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan “oh….oh….oh….mas….aqu mau keluar mas…….” mendengar rintihan si Murni, aqu bantu proses keluar nya si Murni, aqu tekan pantatnya dgn kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku, dan “aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aqu keluar mas…..ah…aaaahhh….” si Murni seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaqu, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut… 

wah si Murni mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.

Kemudian sejenak si Murni merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluan ku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi. 

“Seeeeppp….. seeeppp….. “ seperti orang kepedasan. 

“Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….” ajak ku. 

“Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….?” Jawab si Murni.

“Ya…sudah buka saja celanamu Ni…..” perintahku.

“Jangan mas….gini aja ya….” sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Murni masih berposisi di atas ku.

Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, terasa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoyangkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yg hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku,

aku merasakan betapa enaknya kemaluan si Murni, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Murni, aduh Ni, CDmu sakit nih….

Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aqu mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yg mau loncat,

dia mulai lagi menggoyangkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Murni mengoyang kiri-kanan, variasi goygan semacam ini telah menciptakan rasa geli yg berbeda dgn rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Murni terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yg membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

Murni terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaku, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aqu angkat ke leher dan blusnya si Murni pun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaqu, dan tangan si Murni yg sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaqu, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Murni berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku.

Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aqu mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aqu tak tahan lagi, ingin sekali aqu menancapkan kemaluanku ke kemaluannya. 

“Ni…kamu dibawah Ni….” Pinta ku.

“Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar.”

Jawabnya dgn kata terputus-putus karena napas si Murni seperti orang yg sedang aerobic.

“Ya…tapi masukan dong Ni. Aqu sudah gak sabar nih….”

“Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat.” jawab si Murni.

Kemudian si Murni menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yg licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Murni menarik lagi pinggulnya keatas, aqu merasakan gesekan lubang kemaluan yg halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aku mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yg khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Murni begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Murni, akupun semakin menikmatinya.

Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Murni, dan……

“ah…aaaahhh….. pelan-pelan” si Murni menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Murni, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Murni yg terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Murni memasukan lagi kemaluanku dgn menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Murni, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yg rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yg disebut empot-empot madura dalam pikirku.

Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aku benar-benar merasakan nikmat yg baru kali ini kurasakan dibanding dgn kenikmatan saat ML dgn pacarku.

Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Murni terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Murni mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyang semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Murni muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yg tak beraturan. 

Dia mendesah dan menggigit dadaku, dia orgasme panjang.

Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Murni, aku pun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali,

aqu berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Murni yg sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

Murni pun sadar kalau aku mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yg teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Murni, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aqu terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aqu pun crot-crot-crot spermaku muncrat didalam kemaluan si Murni, tanpa sadar si Murni mengaduh keenakan, 

Cerita sex: Main Dengan Cewek Hypersex

“aduuuuhh…mas…hangat sekali……” rintih si Murni, dan aqu merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Murni menjepit, crot kedua kemaluan si Murni berdenyut, dan ketika aqu menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aqu menarik pinggul si Murni agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yg terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang,dan si Murni yg sedang orgasme aqu teMbak dgn semprotan spermaqu, maka disinilah impian kenikmatan yang didambakan semua wanita, hingga selesai proses semprotan spermaku, kemaluan si Murni masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Murni seperti orang menangis, dia benar-benar merasakan orgasme yg luar biasa, begitu juga aku.

#Pengalaman #Ngewe #Dengan #Babysister