Nikmatnya Menggarap Tetanggaku Dan Anaknya Terbaru Malam Ini

Nikmatnya Menggarap Tetanggaku Dan Anaknyaa

Panggil saja aku Robin, panggilan sehari-hari meski aku bukan anak bontot. Aku murid SMU kelas 3. Aku tinggal di sebuah perumahan di Jakarta. Daerahnya mirip-mirip di PI deh, tapi bukan perumahan “or-kay” kok. Sekitar beberapa bulan lalu, rumah kontrakan kosong di sebelah kiri rumahku ditempati oleh keluarga baru. Awalnya mereka jarang kelihatan, namun sekitar dua minggu kemudian mereka sudah cepat akrab dengan tetangga–tetangga sekitar.

Ternyata penghuninya seorang wanita dengan perkiraanku umurnya baru 30-an, anak perempuannya dan seorang PRT. Nama lengkapnya aku tidak tahu, namun nama panggilannya Tante Rachel. Anaknya bernama Mona, sepantaran denganku, siswi SMU kelas 3. Ternyata Tante Rachel adalah janda seorang bule kalau tidak salah, asal Perancis.

Sikapnya friendly, gampang diajak ngobrol. Tapi, yang paling utama adalah penampilannya yang “mengundang”. Rambutnya ikal di bawah telinga. Kulitnya coklat muda. Bodinya tidak langsing tapi kalau dilihat terus, malah jadi seksi. Payudaranya juga besar. Taksiranku sekitar 36-an.

Yang membikin mengundang adalah Tante Rachel sering memakai baju sleeveless dengan celana pendek sekitar empat jari dari lutut. Kalau duduk, celananya nampak sempit oleh pahanya. Wajahnya tidak cantik–cantik amat, wajah ciri khas Indonesia, tipe yang disuka orang-orang bule. Seperti bodinya, wajahnya juga kalau diperhatikan, apalagi kalau bajunya agak “terbuka”, malah jadi muka–muka ranjang gitu deh.

Dari cara berpakaiannya aku mengira kalau Tante Rachel itu hypersex. Kalau Mona, kebalikan ibunya. Wajahnya cantik Indo, dan kulitnya putih. Rambutnya hitam kecoklatan, belah pinggir sebahu. Meski buah dadanya tidak terlalu besar, kecocokan pakaiannya justru membuat Mona jadi seksi. Nampaknya aku terserang sindrom tetangga sebelah nih.

Berhari-hari berlalu, nafsuku terhadap Tante Rachel semakin bergolak sehingga aku sering nekat ngumpet di balik semak-semak, onani sambil melihati Tante Rachel kalau sedang di luar rumah. Tapi terhadap Mona, nafsuku hanya sedikit, itu juga karena kecantikannya dan kulit putihnya. Nafsu besarku kadang-kadang membuatku ingin menunjukkan batangku di depan Tante Rachel dan onani didepan dia.

Pernah sesekali kujalankan niatku itu, namun pas Tante Rachel lewat, buru-buru kututup “anu”-ku dengan baju, karena takut tiba-tiba Tante Rachel melapor sama ortu. Tapi, kenyataannya berbeda. Tante Rachel justru menyapaku, (dan kusapa balik sambil menutupi kemaluanku), dan pas di depan pagar rumahnya, ia tersenyum sinis yang menjurus ke senyuman nakal. “Ehem.. hmm..” dengan sorotan mata nakal pula. Sejenak aku terbengong dan menelan ludah, serta malah tambah nafsu.

Kemudian, pada suatu waktu, kuingat sekali itu hari Rabu. Saat aku pulang kuliah dan mau membuka pagar rumah, Tante Rachel memanggilku dengan lembut, “Rob, sini dulu.. Tante bikinin makanan nih buat papa-mamamu.” Langsung saja kujawab, “Ooh, iya Tante..” Nafasku langsung memburu, dan dag dig dug.

Setengah batinku takut dan ragu-ragu, dan setengahnya lagi justru menyuruh supaya “mengajak” Tante Rachel. Tante Rachel memakai baju sleeveless hijau muda, dan celana pendek hijau muda juga. Setelah masuk ke ruang tamunya, ternyata Tante Rachel hanya sendirian, katanya pembantunya lagi belanja.

Keadaan tersebut membuatku semakin dag dig dug. Tiba-tiba tante memanggilku dari arah dapur, “Rob, sini nih.. makanannya.” Memang benar sih, ada beberapa piring makanan di atas baki sudah Tante Rachel susun.

Saat aku mau mengangkat bakinya, tiba-tiba tangan kanan Tante Rachel mengelus pinggangku sementara tangan kirinya mengelus punggungku. Tante Rachel lalu merapatkan wajahnya di pipiku sambil berkata, “Rob, mm.. kamu.. nakal juga yah ternyata..” Robngan tergagap-gagap aku berbicara, “Emm.. ee.. nakal gimana sih Tante?”

Jantungku tambah cepat berdegup. “Hmm hmm.. pura-pura nggak inget yah? Kamu nakal.. ngeluarin titit, udah gitu ngocok-ngocok..”Tante Rachel meneruskan bicaranya sambil meraba-raba pipi dekat bibirku. Kontan saja aku tambah gagap plus kaget karena Tante Rachel ternyata mengetahuinya. Itulah sebabnya dia tersenyum sinis dan nakal waktu itu.

Aku tambah gagap, “Eeehh? Eee.. itu..” Tante Rachel langsung memotong sambil berbisik sambil terus mengelus pipiku dan bahkan pantatku. “Kamu mau yah sama Tante? Hmm?” Tanpa banyak omong-omong lagi, tante langsung mencium ujung bibir kananku dengan sedikit sentuhan ujung lidahnya.

Ternyata benar perkiraanku, Tante Rachel hypersex. Aku tidak mau kalah, kubalas segera ciumannya ke bibir tebal seksinya itu. Lalu kusenderkan diriku di tembok sebelah wastafel dan kuangkat pahanya ke pinggangku. Ciuman Tante Rachel sangat erotis dan bertempo cepat. Kurasakan bibirku dan sebagian pipiku basah karena dijilati oleh Tante Rachel.

Pahanya yang tadi kuangkat kini menggesek-gesek pinggangku. Akibat erotisnya ciuman Tante Rachel, nafsuku menjadi bertambah. Kumasukkan kedua tanganku ke balik bajunya di punggungnya seperti memeluk, dan kuelusi punggungnya.

Saat kuelus punggungnya, Tante Rachel mendongakkan kepalanya dan terengah. Sesekali tanganku mengenai tali BH-nya yang kemudian terlepas akibat gesekan tanganku. Kemudian Tante Rachel mencabut bibirnya dari bibirku, menyudahi ciuman dan mengajakku untuk ke kamarnya.

Kami buru-buru ke kamarnya karena sangat bernafsu. Aku sampai tidak memperhatikan bentuk dan isi kamarnya, langsung direbah oleh Tante Rachel dan meneruskan ciuman. Posisi Tante Rachel adalah posisi senggama kesukaanku yaitu nungging. Ciumannya benar-benar erotis.

Kumasukkan tanganku ke celananya dan aku langsung mengelus belahan pantatnya yang hampir mengenai belahan vaginanya. Tante Rachel yang hyper itu langsung melucuti kaosku dengan agak cepat.

Tapi setelah itu ada adegan baru yang belum pernah kulihat baik di film semi ataupun di BF manapun. Tante Rachel meludahi dada abdomen-ku dan menjilatinya kembali. Sesekali aku merasa seperti ngilu ketika lidah Tante Rachel mengenai pusarku.

Ketika aku mencoba mengangkat kepalaku, kulihat bagian leher kaos tante Rachel kendor, sehingga buah dadanya yang bergoyang-goyang terlihat jelas. Kemudian kupegang pinggangnya dan kupindahkan posisinya ke bawahku.

Lalu, kulucuti kaosnya serta beha nya, kulanjutkan menghisapi puting payudaranya. Nampak Tante Rachel kembali mendongakkan kepalanya dan terengah sesekali memanggil namaku.

Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang “anu”-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya.

Nikmatnya Menggarap Tetanggaku Dan Anaknya

Tante Rachel pun melepas celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya. Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung menurunkan kepalaku dan menjilati daerah “bawah” Tante Rachel.

Rasanya agak seperti asin-asin ditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang “anu”-nya Tante Rachel. Tapi tetap saja aku menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Mona.

Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Rachel, “Eh.. Tante..” Ternyata tante justru meneruskan “adegan” dan berkata, “Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh..” sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi dan sekarang Tante Rachel sedang menghisap “lollypop”.

Ereksiku semakin maksimum ketika bibir dan lidah Tante Rachel menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Rachel mengulangi adegan meludahi kembali. Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan. Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum??

 

Tak lama, Tante Rachel yang tadinya nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Rachel bermaksud melakukan senggama. Aku sempat kaget dan bengong melihat Tante Rachel dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku ke lubangnya layaknya film BF saja.

Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itu semakin menambah nafsuku.

Tante mulai menggoyangkan tubuhnya dengan arah atas-bawah awalnya dengan perlahan. Aku merasa sangat nikmat meskipun Tante Rachel sudah tidak virgin. Di dalam liang itu, aku merasa ada cairan hangat di sekujur batang kemaluanku. Sambil kugoyangkan juga badanku, kuelus pinggangnya dan sesekali buah dadanya kuremas-remas.

Tante Rachel juga mengelus-elus dada dan pinggangku sambil terus bergoyang dan melihatiku dengan tersenyum. Mungkin karena nafsu yang besar, Tante Rachel bergoyang sangat cepat tak beraturan entah itu maju-mundur atau atas bawah. Sampai-sampai sesekali aku mendengar suara “Ngik ngik ngik” dari kaki ranjangnya.

Akibat bergoyang sangat cepat, tubuh Tante Rachel berkeringat. Segera kuelus badannya yang berkeringat dan kujilati tanganku yang penuh keringat dia itu.

Lalu posisinya berganti lagi, jadinya aku bersandar di ujung ranjang, dan Tante Rachel menduduki pahaku. Jadinya, aku bisa mudah menciumi dada dan payudaranya. Juga kujilati tubuhnya yang masih sedikit berkeringat itu, lalu aku menggesekkan tubuhku yang juga sedikit berkeringat kedada Tante Rachel. Tidak kupikirkan waktu itu kalau yang kujilati adalah keringat karena nafsu yang terlalu meledak.

Tak lama, aku merasa akan ejakulasi. “Ehh.. Tante.. uu.. udaahh..” Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Tante Rachel sudah setengah berdiri dan nungging di depanku. Tante Rachel mengelus-elus dan mengocok penisku, dan mulutnya sudah ternganga dan lidahnya menjulur siap menerima semprotan spermaku.

Karena kocokan Tante Rachel, aku jadi ejakulasi. “Crit.. crroott.. crroott..” ternyata semprotan spermaku kuhitung sampai sekitar tujuh kali dimana setiap kencrotan itu mengeluarkan sperma yang putih, kental dan banyak. Sesekali jangkauan kencrotannya panjang, dan mengenai rambut Tante Rachel. Mungkin ada juga yang jatuh ke sprei. Persis sekali film BF.

Kulihat wajah Tante Rachel sudah penuh sperma putih kental milikku. Tante Rachel yang memang hyper, meraup spermaku baik dari wajahnya ataupun dari sisa di sekujur batangku, dan memasukkan ke mulutnya.

Setelah itu, aku merasa sangat lemas. Staminaku terkuras oleh Tante Rachel. Aku langsung rebahan sambil memeluk Tante Rachel sementara penisku masih tegak namun tidak sekeras tadi.

Sekitar seminggu berlalu setelah ML sama Tante Rachel. Siang itu aku sedang ada di rumah hanya bersama pembantu (orang tuaku pulangnya sore atau malam, adikku juga sedang sekolah). Sekitar jam satu-an, aku yang sedang duduk di kursi malas teras, melihat Tante Rachel mau pergi entah kemana dengan mobilnya. Kulihat Mona menutup pagar dan ia tidak melihatku.

Sekitar 10 menit kemudian, telepon rumahku berdering. Saat kuangkat, ternyata Mona yang menelepon. Nada suaranya agak ketus, menyuruhku ke rumahnya. Katanya ada yang ingin diomongin. Di ruang tamunya, aku duduk berhadapan sama Mona. Wajahnya tidak seperti biasanya, terlihat jutek, judes, dan sebagainya. Berhubung dia seperti itu, aku jadi salah tingkah dan bingung mau ngomong apa.

Tak lama Mona mulai bicara duluan dengan nada ketus kembali,

“Rob, gue mau tanya!”

“Hah? Nanya apaan?” Aku kaget dan agak dag dig dug.

“Loe waktu minggu lalu ngapain sama nyokap gue?” Dia nanya langsung tanpa basa-basi.

“Ehh.. minggu lalu? Kapan? Ngapain emangnya?”

Aku pura-pura tidak tahu dan takutnya dia mau melaporkan ke orang tuaku.

“Aalahh.. loe nggak usah belagak bego deh.. Emangnya gue nggak tau? Gue baru pulang sekolah, gue liat sendiri pake mata kepala gue.. gue intip dari pintu, loe lagi make nyokap gue!!”

Seketika aku langsung kaget, bengong, dan tidak tahu lagi mau ngapain, badan sudah seperti mati rasa. Batinku berkata, “Mati gue.. bisa-bisa gue diusir dari rumah nih.. nama baik ortu gue bisa jatoh.. mati deh gue.”

Mona pun masih meneruskan omongannya,

“Loe napsu sama nyokap gue??”

Mona kemudian berdiri sambil tolak pinggang. Matanya menatap sangat tajam. Aku cuma bisa diam, bengong tidak bisa ngomong apa-apa. Keringat di leher mengucur. Mona menghampiriku yang hanya duduk diam kaku beku perlahan masih dengan tolak pinggang dan tatapan tajam.

Pipiku sudah siap menerima tamparan ataupun tonjokan namun untuk hal dia akan melaporkannya ke orang tuaku dan aku diusir tidak bisa aku pecahkan. Tapi, sekali lagi kenyataan sangat berbeda.

Mona yang memakai kaos terusan yang mirip daster itu, justru membuka ikatan di punggungnya dan membuka kaosnya. Ternyata ia tidak mengenakan beha dan celana dalam. Jadi di depanku adalah Mona yang bugil.

Takutku kini hilang namun bingungku semakin bertambah. “Kalo gitu, loe mau juga kan sama gue?” Mona langsung mendekatkan bibir seksi-nya ke bibirku. Celana pendekku nampak kencang di bagian “anu”.

Kini yang kurasakan bukan ciuman erotis seperti ciuman Tante Rachel, namun ciuman Mona yang lembut dan romantis. Betapa nikmatnya ciuman dari Mona. Aku langsung memeluknya lembut. Tubuh putihnya benar-benar mulus.

Bulu vaginanya sekilas kulihat coklat gelap. Sesegera mungkin kulepas celana-celanaku dan Mona membuka kaosku. Lumayan lama Mona menciumiku dengan posisimembungkuk. Kukocok-kocok penis besarku itu sedikit-sedikit. Aku langsung membisikkannya, “Nit, kita ke kamarmu yuk..!” Mona menjawab, “Ayoo.. biarlebih nyaman.”

Mona kurebahkan di ranjangnya setelah kugendong dari ruang tamu. Seperti ciuman tadi, kali ini suasananya lebih lembut, romantis dan perlahan. Mona sesekali menciumi dan agak menggigit daun telingaku ketika aku sedang mencumbu lehernya.

Mona juga sesekali mencengkeram lenganku dan punggungku. Kaki kanannya diangkat hingga ke pinggangku dan kadang dia gesek-gesekkan. Dalam pikiranku, mungkin kali ini ejakulasiku tidak selama seperti sama Tante Rachel akibat terbawa romantisnya suasana.

Dari sini aku bisa tahu bahwa Mona itu tipe orang romantis dan lembut. Tapi tetap saja nafsunya besar. Malah dia langsung mengarahkan dan menusukkan penisku ke liang senggamanya tanpa adegan-adegan lain. Berhubung Mona masih virgin, memasukkannya tidak mudah.

Butuh sedikit dorongan dan tahan sakit termasuk aku juga. Wajah Mona nampak menahan sakit. Gigi atasnya menggigit bibir bawahnya dan matanya terpejam keras persis seperti keasaman makan buah mangga atau jambu yang asem.

Tak lama, “Aaahh.. aa.. aahh..” Mona berteriak lumayan keras, aku takutnya terdengar sampai keluar. Selaput perawannya sudah tertembus. Aku mencoba menggoyangkan maju-mundur di dalam liang yang masih sempit itu. Tapi, aku merasa sangat enak sekali senggama di liang perawan.

Mona juga ikutan goyang maju-mundur sambil meraba-raba dadaku dan mencium bibirku. Ternyata benar perkiraanku. Sedikit lagi aku akan ejakulasi. Mungkin hanya sekitar 6 menit. Meski begitu, keringatku pun tetap mengucur. Begitupun Mona.

Robngan agak menahan ejakulasi, gantian kurebahkan Mona, kukeluarkan penisku lalu kukocok di atas dadanya. Mungkin akibat masih sempit dan rapatnya selaput dara Mona, batang penisku jadi lebih mudah tergesek sehingga lebih cepat pula ejakulasinya.

Ditambah pula dalam seminggu tersebut aku tidak onani, nonton BF, atau sebagainya. Kemudian, “Crit.. crit.. crott..” kembali kujatuhkan spermaku di tubuh orang untuk kedua kalinya. Kusemprotkan spermaku di dada dan payudaranya Mona.

Kali ini kencrotannya lebih sedikit, namun spermanya lebih kental. Bahkan ada yang sampai mengenai leher dan dagunya. Mona yang baru pertama kali melihat sperma lelaki, mencoba ingin tahu bagaimana rasanya menelan sperma. Mona meraup sedikit dengan agak canggung dan ekspresi wajahnya sedikit menggambarkan orang jijik, dan lalu menjilatnya.

Terus, Mona berkata dengan lugu, “Emm.. ee.. Rob.. kalo ‘itu’ gimana sih rasanya?” sambil menunjuk ke kejantananku yang masih berdiri tegak dan kencang. “Eh.. hmm hmm.. cobain aja sendiri..” sambil tersenyum ia memegang batang kemaluanku perlahan dan agak canggung.

Tak lama, ia mulai memompa mulutnya perlahan malu-malu karena baru pertama kali. Mungkin ia sekalian membersihkan sisa spermaku yang masih menetes di sekujur batangku itu. Kulihat sekilas di lubang vaginanya, ada noda darah yang segera kubersihkan dengan tissue dan lap.

Cerita sex : Kisah Sex Advokat Dengan Kliennya

Setelah selesai, aku yang sedang kehabisan stamina, terkulai loyo di ranjang Mona, sementara Mona juga rebahan di samping. Kami sama-sama puas, terutama aku yang puas menggarap ibu dan anaknya itu.

#Nikmatnya #Menggarap #Tetanggaku #Dan #Anaknya

Nikmatnya Dipuaskan Dua SPG Susu Terbaru Malam Ini

Nikmatnya Dipuaskan Dua SPG Susu

Begitu rasanya malas sekali karena pagi itu aku berangkat ke kantor pagi seklai karena banyak kerjaan yang menumpuk dan yang tidak enaknya saat berangkat di tengah jalan hujan turun deras sekali, karena tidak ingin basah kuyup jadinya aku berteduh di sekitar warung terdekat.

Ibu permisi numpah berteduh Entah gak tau aku siapa namanya saat itu, hujan mendadak turun tanpa ada pertanda mendung.

“Gak apa apa dik silahkan berteduh nunggu hujan reda kalau di lanjut perjalanannya malah basah kuyup, “jawab ibu pemilik warung tersebut.

“Saya pesan kopi susunya Bu, jangan banyak-banyak gulanya ya,” pintaku setelah mengambil duduk dalam warung itu. Sambil menunggu pesananku, kuamati pemandangan sekeliling warung itu.

Warung tempat kuberteduh terlihat sangat rapi dan bersih, walaupun ukurannya kecil. Sungguh, aku baru kali itu singgah disana, meskipun sehari-hari kerab melintasi jalan di depannya. Pagi itu, ada tiga orang yang turut berteduh sambil sarapan,

Kelihatannya mereka itu sopir dan kenek angkot yang pangkalannya tak seberapa jauh dari warung itu.

Belum lagi kopi susu yang kupesan tiba dihadapanku, kulihat dua wanita muda masuk ke warung.

“Uhh, gila hujannya ya Fin.., untung sudah sampai sini,” kata yang berbadan agak gemuk pada temanya yang lebih langsing.

Dari penampilan mereka aku bisa menebak kalau mereka adalah sales promotion girl (SPG), dibelakang baju kaos yang mereka pakai ada sablonan bertulis Susu Siip (sengaja disamarkan), produk susu baru buatan lokal. Keduanya langsung duduk dibangku panjang tepat di depanku.

“Ini Dik kopi susunya, apa nggak sekalian pesan sarapan Dik?” ibu pemilik warung membawakan pesananku.

“Makasih Bu, ini saja cukup. Saya sudah sarapan kok,” jawabku, Ibu itu pun berlalu, setelah sempat menawarkan menu pada dua wanita muda dihadapanku.

“Hm maaf Mas, apa tidak mau coba susu kami?” sebuah suara wanita mengejutkan aku.

Hampir saja aku tersedak kopi yang sedang kuseruput dari cangkirnya, sebagian kopi malah tumpah mengotori lengan bajuku.

“Duh maaf, kaget ya Mas. Tuh jadi kotor bajunya,” wanita yang agak gemuk menyodorkan tisue kepadaku.

“Ohh, nggak apa Mbak, makasih ya,” kuterima tisue pemberiannya dan membersihkan lengan bajuku.

“Maaf, susu apa maksud Mbak?” aku bertanya.

“Hik.. Hik.. Mas ini rupanya kaget dengar susu kita Fin,” canda sigemuk, si langsing tersenyum saja.

“Ini loh Mas, susu siip. Susu baru buatan lokal tapi oke punya. Harganya murah kok, masih promosi Mas, ada hadiahnya kalau beli banyak,” si langsing menjelaskan, ia juga menerangkan harga dan hadiahnya.

Sebenarnya aku ingin lebih lama di warung itu supaya bisa lebih lama bersama dua wanita SPG susu itu, tapi nampaknya hujan sudah mulai berhenti dan aku harus melanjutkan perjalanan karena waktunya sudah mepet & Pekerjaan dikantor masih menunggu tuk diselesaikan.

“Saya tertarik Mbak, tapi kayaknya saya harus lanjutkan perjalanan nih, tuh hujannya sudah berhenti. Emm, gimana kalau saya kasih alamat saya, ini kartu nama saya dan kalau boleh Mbak berdua tulis namanya disini ya,” kusodorkan selembar kartu namaku sekaligus meminta mereka menulis namanya dibuku saku yang kubawa.

“Oh Mas Andy toh namanya. Pulang kerjanya jam berapa Mas biar bisa ketemu nanti kalau kami kerumahnya,” si gemuk yang ternyata bernama Maya bertanya sambil senyum-senyum padaku.

“Jam empat sore juga saya sudah dirumah kok. Mbak Maya dan Mbak Wati boleh kesana sekitar jam itu, saya tunggu ya,” jawabku. Wati yang langsing juga tersenyum.

Aku kemudian membayar kopi susu pesananku dan meninggalkan warung, untuk segera menuju ke kantor. Jam 3 sore aku sudah menyelesaikan laporanku yang menumpuk, dan aku langsung pulang kekontrakanku.

Oh ya umurku saat itu sudah menginjak 28 tahun, aku coba mandiri merantau dikota kembang ini. Kuputar lagu-lagu melankolisnya Katon Bagaskara di VCD Player sambil kunikmati berbaring dikasur kamarku.

Foto Lusi kupandangi, pacarku itu sudah tiga minggu ini pindah ke Jakarta, bersama pindah tugas bapaknya yang tentara. Kayaknya sulit melanjutkan tali kasih kami, apalagi jarak kami sekarang jauh.

Dan sepertinya ini takdirku, berkali-kali gagal kawin gara-gara terpisah tiba-tiba, jadi jomblo sampai umur segitu. Membayangkan kenangan manis bersama Lusi, aku akhirnya lelap tertidur ditemani tembang manis Katon.

Sampai akhirnya gedoran pintu kontrakan membangunkanku. Astaga sudah jam setengah 5 sore, aku segera membukakan pintu utama kontrakanku untuk melihat siapa yang datang.

“Sore Mas Andy, duh baru bangun ya? Maaf ya mengganggu lagi,” ternyata yang datang Maya dan Wati, SPG Susu yang kujumpai pagi tadi.

“Oh Mbak Maya dan Mbak Wati.., saya pikir nggak jadi datang. Silahkan masuk yuk, saya basuh muka sebentar ya,” kupersilahkan mereka masuk dan aku kekamar mandi membasuh mukaku.

Sore itu Maya dan Wati tidak lagi menggunakan seragam SPG, mereka pakai casual. Maya walau agak gendut jadi terlihat seksi mengenakan jeans ketat dipadu kaos merah ketat pula, sedangkan Wati yang langsing semakin asyik pakai rok span mini dipadu kaos kuning ketat.

Rumah kontrakanku type 36, jadi hanya ada ruang tamu dan kamar tidur yang ukurannya kecil, selebihnya dapur dan kamar mandi juga sangat mini dibagian belakang. Setelah basuh muka, aku menemani mereka duduk di ruang tamu.

“Wah ternyata Mas Andy ini Kerja di Farmasi ya, boleh dong kapan-kapan kita di jelasin masalah obat Mas?” Maya buka bicara saat aku duduk bersama mereka.

“Tentu boleh, kapan Mbak mau datang aja kesini,” jawabku.

Selanjutnya kami kembali bicara masalah produk susu yang mereka pasarkan. Bergantian bicara, Maya dan Wati menjelaskan kalau susu yang mereka jual ada beberapa macam dengan kegunaan yang beragam.

Ada susu untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak usia sekolah, balita, bayi, orangtua, pertumbuhan remaja, sampai susu greng untuk menambah vitalitas pria. Nah, untuk susu penambah vitalitas pria itu, bicara mereka sudah berani agak porno dan mesum, membuat aku blingsatan mendengarnya.

Nikmatnya Dipuaskan Dua SPG Susu

“Hmm, boleh-boleh.. Saya ambil susu grengnya dua mbak, nanti kalau bagus saya tambah lagi lain kali,” aku memotong bicara mereka yang semakin ngawur.

“Nah gitu dong Mas, biar istri Mas senang kalau suaminya greng,” Wati kembali bercanda.

“Duh.. Mbak, saya belum kawin nih. Maksud saya susu greng itu saya pakai buat kerja, supaya tetap fit kalau kerja,” kataku.

Jawabanku itu membuat mereka saling pandang, lalu keduanya tertawa sendiri.

“Wah kita kira Mas sudah punya istri, ternyata masih bujang. Kok ganteng-ganteng belum laku sih?” Maya menggoda.

Suasana terasa langsung akrab bersama dua SPG susu itu. Mereka pun menceritakan latar belakang mereka tanpa malu kepadaku. Maya, wanita berumur 26 tahun, dulunya karyawati sebuah bank, lalu berhent karena dinikahi rekan sekerjanya.

Tapi kini dia janda tanpa anak sejak suaminya sakit dan meninggal, tiga tahun lalu. Sedangkan Wati, bernasib sama. Wanita 24 tahun itu, pernah menikah dengan lelaki sekampungnya, tetapi kemudian jadi janda gantung sejak suaminya jadi TKI dan tak ada kabarnya sejak 4 tahun lalu. Keduanya terpaksa menjadi SPG untuk menghidupi diri.

“Kami malu Mas, sudah kawin masih bergantung pada orangtua, makanya kami kerja begini,” kata Wati.

“Kalau Mas mau, gimana kalau saya seduhkan susu greng itu. Sekedar coba Mas, siapa tahu Mas jadi pingin beli lebih banyak?” Maya menawarkanku setelah obrolan kami semakin akrab.

Belum sempat kujawab dia sudah bangkit dan menanyakan dimana letak dapur, ia pun menyeduhkan secangkir susu greng buatku. Susu buatan Maya itu kucicipi, lalu kuteguk habis, kemudian kembali ngobrol dengan mereka.

Saat itu jam menunjuk angka tujuh malam. Lima belas menit setelah meneguk susu buatan Maya, aku merasakan dadaku bergemuruh dan panas sekujur tubuh, agak pusing juga.

“Ohh.. Kok saya pusing jadinya Mbak? Kenapa ya? Ahh..,” aku meremasi rambutku sambil bersandar di kursi bambu.

“Agak pusing ya Mas, itu memang reaksinya kalau pertama minum Mas. Mana coba saya pijitin lehernya,”

Wati pindah duduk kesampingku sambil memijiti tengkuk leherku, agak enakan rasanya setelah jemari lentik Wati memijatiku.

“Nah, biar lebih cepat sembuh saya juga bantu pijit ya,” Maya pun bangkit dan duduk disampingku, posisiku jadi berada ditengah keduanya.

Tapi, astaga, Maya bukannya memijit leherku malah menjamah celana depanku dan memijiti penisku yang mendadak tegang dibalik celana.

“Ahh Mbaak.., mmfphh.. Ehmm,” belum selesai kalimat dari bibirku, bibir Wati segera menyumpal dan melumat bibirku.

Gila pikirku, aku hendak menahan aksi mereka tapi aku pun terlanjur menikmati, apalagi reaksi susu sip yang kuteguk memang mujarab, birahiku langsung naik. Akhirnya kubalas kuluman bibir Wati, kusedot bibir tipisnya yang mirip Enno Lerian itu.

“Waduh.., gede juga Andy juniornya Mas,” ucapan Maya kudengar tanpa melihatnya karena wajah Wati yang berpagutan denganku menutupi.

Tapi aku tahu kalau saat itu Maya sudah membuka resleting celanaku dan mengeluarkan penisku yang tegang dari celana. Sesaat setelah itu, kurasakan benda kenyal dan basah melumuri penisku, rupanya Maya menjilati penisku.

“Ahh.., tidak Mbak.., jangan Mbak,” kudorong tubuh Wati dan Maya, aku jadi panik kalau sampai ada warga yang melihat adegan kami.

“Ayolah Mas.. Kan sudah tanggung. Nanti pusing lagi loh,” Maya seperti tak puas, Wati pun menimpali.

“Maksud saya jangan kita lakukan disini, takut kalau ketahuan Pak RT. Kita pindah kekamar aja yah,

” aku mengajak keduanya pindah ke kamar tidurku, setelah mengunci pintu utama kontrakanku.

Sampai di kamarku, bagaikan balita yang akan dimandikan ibunya, pakaianku segera dilucuti dua SPG itu, dan mereka pun melepasi seluruh pakaiannya. Wah tubuh mereka nampak masih terawat, mungkin karena lama menjanda.

Sebelum melanjutkan permainan tadi, kuputar lagi lagu Katon Bagaskara dengan volume agak keras supaya suara kami tak terdengar keluar. Setelah itu, aku rebah dikasurku dan Maya segera mengulangi aksinya menjilati, menghisap penisku yang semakin mengeras. Markas Judi Online Dominoqq

Maya bagaikan serigala lapar yang mendapatkan daging kambing kesukaannya. Sedangkan Wati berbaring disisiku dan kami kembali berpagutan bibir, bermain lidah dalam kecupan hangat. Dalam posisi itu tanganku mulai aktif meraba-raba susu Wati disampingku, kenyal dan hangat sekali susu itu, lebih sip sari susu sip yang mereka jual kepadaku.

“Oh Mas, saya sudah nggak tahan Mas,” Maya mengeluh dan melepaskan kulumannya dipenisku.

“Ayo May, kamu duluan.. Tapi cepat yahh,” Wati menyuruh Maya

Wanita bertubuh agak gemuk itu segera menunggangiku, menempatkan vagina basahnya diujung penisku Maya berposisi jongkok dan bless, penisku menembusi vaginanya.

“Ohh.. Aaauhh.. Mass hengg,” Maya meracau sambil menggenjot pinggulnya naik turun dengan posisi jongkok diatasku. Kurasakan nikmatnya vagina Maya, apalagi lemak pahanya ikut menjepit di penisku.

Wati yang turut terbakar birahinya segera menumpangi wajahku dengan posisi jongkok juga, bibir vaginanya tepat berada dihadapan bibirku langsung kusambut dengan jilatan lidah dan isapan kecil.

Posisi mereka yang berhadapan diatas tubuhku memudahkan keduanya saling pagut bibir, sambil pinggulnya memutar, naik turun, menekan, diwajah dan penisku.

Lima belas menit setelah itu, Maya mempercepat gerakannya dan erangannya pun semakin erotis terdengar.

“Ahh Mass.., sayaa kliimmaakss.. Ohh ammphhuunnhh,” Maya mengejang diatasku, lalu ambruk berbaring disamping kananku. Melihat Maya KO, Wati kemudian turun dari wajahku dan segera mengambil posisi Maya, dia mau juga memasukkan penisku ke memeknya.

“Ehh tunnggu Mbak Wati, tunggu,” kuhentikan Wati.

Aku bangkit dan memeluknya lalu membaringkannya dikasur, sehingga akulah yang kini diatas tubuhnya.

“Mass.. Aku pingin seperti Maya Masshh.. Puasin aku ya.. Meemmppffhh.. Ouhh Mass,” Wati tersengal-sengal kuserang cumbuan, sementara penis tegangku sudah amblas dimekinya.

“Ohh enakhhnya memekmu Watthh.. Enakhh ughh,”

“Engh.. Genjot yang kerass Mass, koontollmu juga ennahhkk.. Ohh Mass,” Wati dan aku memanjat tebing kenikmatan kami hingga dua puluh menit, sampai akhirnya Wati pun mengejang dalam tindihanku.

“Amphhunn Mass.. Ohh nikhhmatt bangghett Masshh..,” Wati mengecup dadaku dan mencakar punggungku menahan kenikmatan yang asyik.

“Iya Watt.. Inii untukkhhmu.. Ohh.. Oohh,” aku pun menumpahkan berliter spermaku ke dalam vagina Wati.

Cerita sex: Memperkosa Gadis Primadona Sekolah

Setelah sama-sama puas, dua SPG susu itu pun berlalu dari rumahku, kutambahkan dua lembar ratusan ribu untuk mereka. Aku pun kembali tidur dan menghayalkan kenikmatan tadi.

#Nikmatnya #Dipuaskan #Dua #SPG #Susu

Nikmatnya Meki Perawan Anak Tanteku Terbaru Malam Ini

Nikmatnya Meki Perawan Anak Tanteku

Kenalkan, nama saya Bondan, teman-teman biasa memanggilku Mas Bondan. Saya seorang pemuda berusia 25 tahun dengan tinggi badan 170 cm dan berat 55 kg. Meski usia saya kini sudah seperempat abad, namun pengetahuan saya dalam dunia percintaan masih sangat minim dan belum punya banyak pengalaman yang layak dibanggakan sebagaimana layaknya anak muda jaman sekarang.

Sekarang saya sedang bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa. Sebut saja nama perusahaan itu adalah Sepinggan tours and travel service. Jarak kantor itu sekitar 5 km dari tempat tinggal saya.

Kini saya tinggal dengan Om saya, saya biasa memanggilnya om Rudy, ia adalah adik kandung dari Ibu saya). Om Rudy sehari-hari bekerja sebagai Kepala sekolah di sebuah SMK Negeri yang cukup terkenal di kota kami, sementara tante saya, sebut saja namanya tante Lina bekerja sebagai perawat di sebuah RS swasta. Kedua anaknya (sepupu saya) tinggal kost di kota lain karna mereka tidak mau kuliah di kota kami (entah karena alasan apa). Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante saya hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.

Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak saya agar saya tinggal bersama mereka, dengan alasan daripada saya harus kost di luar, lebih baik saya tinggal di rumah om saya saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Rudy memberi alasan. Sejak saat itu jumlah penghuni rumah bertambah satu orang.

Sebulan kemudian, tante Lina membawa keponakannya ke rumah, jadi sekarang ada lima orang yang tinggal di rumah itu. Sejak kedatangan keponakan tante Lina, suasana jadi kembali ramai, tidak seperti dulu lagi ketika belum ada keponakan. Nama keponakan tante Lina adalah Erlinda, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMK Negeri. Erlinda adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang.

Suatu ketika, om Rudy dan tante Lina pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om saya bekerja. Ia sempat mengajak saya, namun saya menolak dengan alasan saya agak lelah, lalu tante Lina mengajak Erlinda, namun Erlinda juga menolak dengan alasan Erlinda lagi ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan.

Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua berhati-hati, karena sekarang banyak maling yang pura-pura datang sebagai tamu, namun ternyata sang tamu tiba-tiba merampok setelah melihat situasi yang memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh saya menutup pintu.

Sejak kepergian om dan tante saya, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun sengaja saya kecilkan volumenya karena Erlinda sedang belajar. Saya hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Saya sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri.

Karena terlalu asyiknya saya nonton TV, sehingga saya sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak saya. Setelah saya lihat ternyata Erlinda, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya. Saya jadi deg-degan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos orangenya yang super ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya tampak begitu jelas.

Sejenak saya terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Saya amati pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BH-nya 34B. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat saya. Bagaimana rasanya kalo saya menikmati tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun saya berusaha menyingkirkan pikiran itu karena saya pikir bahwa dia adalah sepupu ipar saya, tinggal serumah dengan saya dan saya pun menganggapnya sudah seperti adik kandung saya sendiri.

“Ada apa sih? Kok kamu mengajak saya masuk ke kamar kamu?” kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan saya.

Sebenarnya bukan karena saya menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum saya belum pernah masuk ke kamar Erlinda sebelumnya.

“Kak, Erlinda mau minta tolong nih!” katanya sambil menatapku manja.

“Kakak mau ngga membantu saya menyelesaikan tugas ini, soalnya besok udah harus dikumpul.” kata dia setengah merengek.

“Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar saya membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Saya akan membantumu dengan senang hati, saya kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu.” kataku mantap.

“Asyik, makasih ya kak.” kata Erlinda sambil menciumku.

Kontan saya merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, saya belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Erlinda. Saya pun segera membantunya sambil sesekali curi padang padanya, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau saya memperhatikanya.

Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tiba-tiba Erlinda berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.

“Kak, Erlinda pusing nih, boleh ngga kakak pijitin kepala Erlinda?” katanya sambil merapatkan badannya ke dada saya.

Sempat saya merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.

“Emang kenapa kok Erlinda tiba-tiba pusing?” tanya saya agak heran.

“Ayo kak, tolong pijatin donk, kepala Erlinda pening!”

“Oke, dengan senang hati lagi.” kataku penuh antusias.

Saya lalu mulai menekan-nekan keningnya dengan tangan kiri saya dan tangan kanan. Saya menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali saya juga mengelus pundaknya yang putih bersih.

“Kak, belakang leher Erlinda juga kak, soalnya leher Erlinda agak kaku nih.” katanya sambil menuntun tangan saya pada lehernya.

Setelah saya memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan saya. Katanya,

“Kak, Erlinda baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.”

“Terserah Erlinda ajalah.” kata saya sambil mengikutinya dari belakang.

Lagi-lagi saya terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai.

Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh saya memijat leher dan punggungnya. Sesekali saya melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli. Saya tidak tahu pasti, yang jelas saya juga sangat senang memijat punggungnya yang sangat seksi.

Entah karena gerah atau bagaimana, tiba-tiba saja ia bangun. Katanya,

“Kak, Erlinda buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.”

“Mungkin Erlinda masuk angin.” katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan saya.

Saya terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati saya berpikir alangkah bahagianya saya kalau kelak mempunyai istri secantik Erlinda. Saya terus memijatnya dengan lembut. Sesekali saya memutar-mutar jari-jari saya di tepi rusuknya. Setiap saya meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh laki-laki. Saya juga sudah mulai merasakan penis saya mulai bergerak-gerak dan kini sudah semakin tegang.

Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah saya. Katanya,

“Kak, Erlinda buka aja BH-nya ya kak? Soalnya gerah nih.”

“Terserah Erlinda lah.” kata saya.

Kini kami saling berhadap-hadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan saya dan saya berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, saya pun membalas senyumanya dengan senyuman yang entah seperti apa modelnya, soalnya saya sudah tidak konsen lagi karena nafas saya sudah mulai tidak menentu. Sepertinya nafas Erlinda juga sudah mulai tidak terkendali, saya melihat bukitnya yang nampak berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik.

Saya sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini. Di depan saya kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan desahan nafas yang membuat batang kejantanan saya sudah berdenyut-denyut. Seakan-akan penis saya mau lompat menerjang tubuh Erlinda yang terbaring mengeliat-geliat, sungguh darah muda saya mulai berdesir kencang. Kini saya mulai merasakan detak jantung saya sudah tidak beraturan lagi.

“Kenapa kak?” katanya sambil tersenyum manja.

“Ngga, ngga papa kok.” kata saya agak grogi.

“Sudahlah, ayo Kak pijitnya yang agak keras dikit.”

“Iya, iya” jawab saya.

Saya lalu mulai mengelus-elus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja saya menyenggol gundukan di dadanya.

“Ahh..” katanya sambil menggeliatkan tubuhnya.

Saya dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya.

“Tidak apa-apa kak, terusin saja.” katanya.

Wah, benar-benar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya karena tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh Erlinda yang sangat meransang.

“Saya tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini,” kata saya dalam hati.

Kini Erlinda semakin merasakan rabaan jari-jari saya, saya melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang membuat Erlinda lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajah saya, lalu mengusapnya dengan jari-jarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir saya.

Saya hanya pasrah dan terus terang saya juga sebenarnya sangat menginginkanya, namun selama ini saya pendam saja karena saya menghargainya dan menganggapnya sebagai adik saya sendiri. Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala saya yang dialiri oleh gelora darah muda saya yang menggelora. Ia terus mencium saya dan kini ia melepaskan kaos yang saya pakai lalu membuangnya di samping ranjang.

“Erlinda, ada apa ini?” tanya saya setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.

Tetapi ia tidak memperdulikan kata-kata saya lagi. Melihat gelagat Erlinda yang sudah di luar batas kendali itu, saya pun tidak mau tinggal diam. Saya mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.

Saya merasakan penis saya semakin keras dan berdenyut-denyut. Erlinda terus mencium bibir saya dengan nafas tersengal-sengal. Saya pun tidak mau kalah, saya mulai meremas-remas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini saya mulai mengisap pucuknya.

“Achh..” ia menggeliat.

Nikmatnya Meki Perawan Anak Tanteku

Saya melihat Erlinda semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat. Erlinda melihat penis sudah mendongkrak celana pendek saya, ia lalu menyelipkan tangannya ke dalam CD saya dan ia kini sudah menggenggam penis saya yang berdiri tegak dengan otot-otot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD saya dan kemudian melemparkannya ke lantai.

Ia kembali menangkap penis saya dan mengocoknya dengan jari-jarinya yang lembut.

“Aachh.. achh..” benar-benar nikmat rasanya.

Saya merasakan penis saya semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik saya yang sudah berdenyut-denyut dan mulai mengeluarkan cairan bening. Saya pun tidak mau ketinggalan. Saya lalu menyelipkan jari-jari saya ke selangkangannya. Saya merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan cairan warna bening mengkilat. Rupanya ia sudah benar-benar sangat terangsang dengan permainan kami.

Dengan nafas yang tersengal-sengal, saya lalu melorotkan celana Erlinda lalu meremas-remas pahanya yang putih mulus dan masih kencang. Saya tidak sanggup lagi menahan nafsu saya yang sudah naik ke ubun-ubun saya. Dengan sekali tarik, saya berhasil melepaskan CD-nya Erlinda. Kini ia benar-benar bugil. Saya sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh nyaris sempurna.

Saya benar-benar tidak tahan melihat vaginya yang ditumbui rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerah-merahan. Kembali penis saya berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Erlinda yang masih terkatup rapat.

Saya sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini saya mulai mengusap-usap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Erlinda sudah sangat basah. Saya melihat Erlinda semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat.

“Achh.. achh.. ohh.. ohh..”

Saya terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah, “Achh.. achh..” sambil menarik-narik pinggulnya.

“Kak, ayo masukin kak!” sambil menarik penis saya menuju bibir kemaluannya.

“Oke sayang,” lalu saya membuka kakinya.

Kemudian saya melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Saya lalu menarik pantat saya dan merapatkannya pada selangkangan Erlinda. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan saya lalu menempelkannya di bibir kemaluanya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.

“Pelan-pelan ya kak, Erlinda belum biasa.”

“Iya sayang,” kata saya sambil mengecup bibirnya yang merekah basah.

Saya kemudian mendorongnya pelan-pelan.

“Achh.. sakit kak.”

“Tahan sayang.”

Saya lalu kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batang saya sudah bisa masuk setengahnya. Erlinda hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Saya terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali saya menyentaknya agak keras.

“Achhkk.. sakit kak, pelan-pelan donk!” memang kelaminnya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan.

“Tahan ya sayang,” saya mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat.

“Akk..” Erlinda meringis keras.

Ia memukul dada saya dengan keras sambil menarik pantatnya.

“Sakit kak, sakitt..”

Saya merasakan batang kejantanan saya menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang kenikmatan Erlinda. Rupanya batang saya telah berhasil menembul selaput daranya. Dari liang sorga Erlinda tampak mengalir darah segar. Saya terus menggoyang-goyangkan pinggul saya maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremas-remas gunungnya yang sangat menantang itu.

Sesekali saya melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benar-benar milik Erlinda sungguh nikmat, saya merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap saya merasakan kejantanan saya terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Erlinda.

Kini saya merasakan batang kemaluan saya sudah berdenyut-denyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, namun saya tetap menahannya dengan mengurangi irama permainan saya.

“Terus kak, terus..” ia menggeliat.

Saya melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan saya kembali saya pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerah-merahan.

“Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak.” sambil menggeliat

Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Saya merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Erlinda memelukku erat-erat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.”Achhkk..”

Saya merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan saya, rupanya Erlinda sudah orgasme. Saya semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan saya, akibat kenikmatan yang diberikan Erlinda sangat luar biasa, batang saya semakin berdenyut-denyut dan kini saya benar-benar tidak sanggup lagi menahannya.

Lalu saya mempercepat gerakan saya dan mendorong penis saya lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Erlinda dengan erat ke dalam pelukan saya. Saya merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh saya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki saya.

Akhirnya,

“Srett.. srett.. srett..”

Kejantanan saya mengeluarkan cairan hangat dalam lubang kemaluan Erlinda. Saya sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Erlinda secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Saya hanya tersenyum lalu mengecup bibir Erlinda dan mengucapkan terima kasih pada Erlinda.

Tampak tubuh Erlinda basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseri-seri karena puas. Erlinda hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika saya mencabut batang kejantanan saya dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, saya melihat di sprey Erlinda terdapat bercak darah. Tetapi segera Erlinda bangun dan menenangkan saya.

“Tenang mas, nanti saya cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.” katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir saya.

Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Erlinda. Setelah saya mengambil baju dan celana, saya pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Erlinda dari kamarnya lalu mengajak saya makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini. Mungkin Erlinda malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, saya tidak tahu pasti.

Tidak lama kemudian, om dan tante saya datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100 persen dengan nilai tertinggi di kota kami. Om saya menanyakan Erlinda, tetapi saya katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada saya bahwa ia agak lelah. Om saya hanya menggangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat.

Cerita sex : Petualangan Sex Dengan Penjual Nasi Bahenol

Saya tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar saya. Di dalam kamar, saya tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Malam ini saya sangat senang karena telah merasakan sesuatu yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat manis ini tentu tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.

#Nikmatnya #Meki #Perawan #Anak #Tanteku

Nikmatnya Sex Party Di Villa Terbaru Malam Ini

Nikmatnya Sex Party Di Villa

“Ke puncak yuk say..” ajak Alex’ pacarku tiba-tiba sambil memeluk badanku yang kecil (160/54).

Dia memang punya sebuah villa di puncak. Memang sih, rasanya sudah lama sekali kami tidak berlibur, sejak ia membuka usaha bengkelnya.

“Boleh.. Kapan?” jawabku.

“Jumat sore ini kita berangkat, terus pulangnya senin sore. Kan senin hari libur!”

Boleh juga pikirku. 

“Ok!” jawabku setuju.

Jumat sore itu, aku dijemput di kantor. Sudah siap dengan semua barang-barangku. Kuletakkan badanku dijok mobil porche birunya yang empuk. Sebelum berangkat, ia sempat mencium bibirku lembut, kemudian menginjak gas, dan kami berangkat ke puncak.

Dalam perjalanan, sebentar-sebentar tangan kanannya mengusap pahaku, kadang ke dadaku, dan mengusap tetekku yang berukuran 36B, hingga puting ku mengeras. Ku geser badanku menghadapnya dengan satu kaki menekuk ke arahnya hingga rokku terbuka dan memperlihatkan celah vaginaku yang hanya ditutupi celana g-string merah yang dibelikannya minggu lalu. Jarinya pun menggeser tali g-stringku kesamping, kemudian memainkan jarinya di vaginaku yang sudah mulai basah. Jarinya mengorek-ngorek ke dalam vaginaku, seakan berusaha menarik clitorisku keluar.

“Ssh.. Aah.. Shh.. Ah..” desahku sambil memuntir muntir putingku sendiri.

Ditengah jalanan yang macet antara puncak dan jakarta, didalam mobil porche nya yang berkaca hitam, aku membuka resleting celananya, dan mulai mengulum penisnya yang sudah mulai mengeras. Batang penis sepanjang 20 cm itu kukulum masuk ke dalam mulutku. Karena tidak dapat semuanya masuk, aku memegang sisa batangnya dengan tangan kananku dan mulai mengocoknya.

“Aaakhh.. Say.. Enak.. Pinter banget sih..” sambil tangannya sebentar sebentar menekan kepalaku.

Kujilati batang penisnya, kuemput buah zakarnya. Kusedot sedot kepala penisnya, dan kumainkan lidahku berputar putar diatas helemnya saat penisnya masih dalam mulutku, hingga penisnya yang besar itu seperti berputar putar di mulutku yang sempit. Tiba tiba ia menekan kepalaku hingga penisnya terasa penuh dalam mulutku dan ia mengeluarkan pejunya ke dalam mulutku yang kutelan habis pejunya.

“Ssshh.. Ahh.. Say, makin mahir aja kamu nyedotnya.. Ada yang ngajarin ya?” ujarnya sambil tersenyum dan melirikku nakal. Aku kembali ke posisiku bersandar pada sandaran kursi dengan satu kaki naik dan jariku memainkan vaginaku yang sudah sangat basah.

“Sudah nggak tahan sayang? Ada dildo tuh di dalam dashbord,” ujarnya sambil menunjuk dashbord mobilnya.

Ia memang paling senang membelikan aku mainan baru berupa dildo atau hanya sebuah vibrator. Sebuah dildo karet yang cukup kecil sepanjang 10 cm dan berdiameter 2 cm dengan duri-duri yang agak rebah. Perlahan dia masukkan dalam vaginaku.

“Sshh..” desisku merasakan ada barang yang masuk dalam vaginaku.

Belum sampai mentok ia mendorongnya, tiba-tiba ia menariknya cepat dan membuat duri-duri yang tadinya tidur, tiba tiba berdiri dan menggaruk dinding vaginaku!

“Aaahh.. Alleexx’..” jeritku kaget, aku tidak mengira akan seenak itu.

Dengan pintu sebagai topangan badanku, aku sedikit menggoyang pinggulku mengikuti irama keluar masuk dildo dalam vaginaku. Karena sesekali Alex’ harus melepas dildo itu, akhirnya aku mengambilnya dan mengendalikannya sendiri.

“Aaahh.. Aahh.. Alleexx..” desahku setiap kali dildo itu kutarik keluar.

Belum aku mencapai klimaks, ternyata mobil telah masuk ke dalam garasi Villanya. Tiba-tiba Alex’ membuka pintu yang kusandari, hingga aku hampir terjatuh, tapi ia menahanku dari belakang. Kemudian ia mengambil alih dildo yang ada dalam vaginaku dan ia mengocoknya cepat.

“Ssshha aahh.. Aaahh.. Aaahh.. Alleexx’.. Ahh.. Fuck me.. Fuck me..”

Mendengar rintihanku, ia langsung membalik badanku dan mengarahkan penisnya yang telah berdiri tegak ke lubang vaginaku. Sekalipun sudah basah, tapi tetap saja, penisnya yang berdiameter 5 cm itu tidak dapat masuk dengan mudah. Setelah beberapa kali kepala penisnya mengorek lubang vaginaku, akhirnya dapat juga masuk.

“Sshh aahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dalam sekalipun masih tersisa 4 cm diluar vaginaku.

Ia mengikatkan kakiku ke pinggulnya dan ia menarikku keluar dari mobil, hingga aku digendongnya dengan penis sudah ada didalam vaginaku. Ia membawaku masuk ke dalam kamarnya di lantai 1, sekalipun ia harus naik tangga, Alex’ tetap kuat mengangkatku, dan aku sudah mulai mengejang karena terasa sangat mengganjal dengan 4 cm penisnya yang seperti menusuk-nusuk berusaha mendobrak peranakanku. Dan kakiku semakin kuat menjepit pinggulnya.

Sesampainya di kamar, ia menidurkanku diatas kasurnya yang empuk, kemudian mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan merapatkan pahaku.

“Ahh.. Alleexx.. Ennakk.. ffuucckk.. mee.”

Vaginaku terasa sangat sempit, dan ia mengocok penisnya dan memaksakan penisnya yang tersisa diluar untuk masuk lebih dalam. Namun tetap tidak bisa. Ia segera membalikkan badanku, hingga dalam posisi doggy dengan dia berdiri di pinggir kasur. Badanku sudah mulai bergetar keras karena nikmatnya, Alex’ tetap menusukkan penisnya dengan membabi buta ke dalam vaginaku, sementara tangannya memeras-meras tetekku dengan keras hingga meninggalkan bekas merah.

“Aaahh.. Allee… Alexe.. Aku mau keluaarr nihh.. lebbiihh ceeppaatt ssaayyaangghh..” pintaku dengan nafsu yang sudah hampir tidak dapat ditahan lagi.

“Samaa ssayy.. keeluaariin diimanaa?” tanya alle dengan semakin cepat ia mengocok penisnya.

“Di dalemm ajaa.. diddalleemm.. Aaahh.. Ssshh.. Aaahh..” jawabku karena aku sudah minum pil KB beberapa bulan ini.

“Baarreengngg ssaayy.. Dikkitt llaggii.. Aahh..”

Bersamaan dengan keluarnya pejunya dalam vaginaku dan rongga vaginaku yang berkedut keras. Entah berapa kali Alex’ semprotkan pejunya, karena cukup banyak, sampai meleleh keluar vaginaku bercampur dengan cairan cinta dari dalam vaginaku.

“Makasih sayang..” ujarnya sambil mengecup keningku.

“Alex’.. Kamu emang jago!” pujiku padanya.

Setelah agak lama aku berbaring di dadanya. Ia menyuruhku membersihkan diri di kamar mandi, sementara ia mengambil barang-barang kami di mobilnya.

Sementara aku mandi dengan shower, samar samar aku mendengar ada orang berbincang bincang di kamar. Tadinya kupikir suara TV yang keras. Ternyata ketika aku keluar hanya dengan berlilitkan handuk, aku terkejut melihat Micky dan Barry, dua teman Alex’ yang nggak kalah macho! Alex’ langsung memelukku dari belakang dan mencium leherku dan membuyarkan terkejutku.

“Mereka kesini mau ikutan main say. Kamukan dulu bilang ingin coba main dengan cowok lebih dari 1. Dari pada cari yang enggak jelas, mending cari teman sendiri. Mereka juga suka kok say, dan mereka juga suka kamu. Nggak papa kan?” ujarnya mesra.

“Alex’.. Kamu tahu aja!” ujarku sambil melingkarkan tanganku ke belakang kepalanya kemudian menciumnya mesra.

Sambil Alex’ menciumku, ia memberi tanda pada kedua temannya untuk mendekat, ia sedikit mendorongku untuk tiduran di kasur. Ketika aku sudah terlentang diatas kasur, ia menyodorkan penisnya ke mulutku. Langsung ku sambut penisnya yang besar itu dan mulai menjilat jilatnya. Sementara Barry mulai menjilati putingku yang sudah keras. Micky, memainkan vaginaku dengan lidahnya. Mengorek ngoreknya dengan lidahnya yang panas.

“Emmpphh..” desahku tertahan penis Alex’ setiap kali Micky mengorek clitorisku dengan lidahnya.

Barry tiba tiba melepas antingnya dan menjepitkan di putingku.

“Barry.. Sakit sayang..” kataku sesaat melepaskan penis Alex’ dari mulutku.

“Tenang sayang.. Enak kok.” ujarnya kemudian menjilat putingku yang memakai anting itu.

Dan memang ternyata enak. Kujilat kembali penis Alex’ seperti menjilat batang eskrim yang besar. Tak lama, Micky melepas mulutnya dari vaginaku dan tiduran di sebelahku sementara Barry tiduran diatasku. Kulirik Micky yang sedang mengoleskan penisnya dengan madu. Alex’ mengangkatku hingga hampir duduk diatas Micky yang terbaring disebelahku. Ia menyandarkan kepalaku ke dadanya yang bidang, hingga pantatku menghadap Micky.

Tiba tiba kurasakan jari Micky yang telah diolesi madu memasuki anusku.

“Ssshh.. Aaahh.. Mic, sakit.. Ssshh..” jeritku.

“Tenang say.. Sakitnya cuma sebentar, tapi nikmatnya selangit. Relax aja, dan enjoy biar nggak sakit.”

Aku berusaha tenang sambil bersandar pada dada Alex’. Makin lama makin enak, tak lama kemudian Micky menusukkan penisnya sepanjang 14 cm dg diameter 4 cm, menerobos dalam anusku.

“Aaahh.. Ssshh..” jeritku sambil mempererat pelukanku pada Alex’.

Setelah penisnya masuk semua ke dalam anusku, Alex’ membuatku terlentang diatas Micky. Kemudian ia mengikatkan kedua tanganku ke kepala ranjang yang cukup tinggi dengan menggunakan kain yang cukup halus, hingga aku dapat berpegangan dan sedikit mengangkat pantatku dengan kaki mengangkang. Alex’ tidak membuang kesempatan ini untuk mulai mengorek lubang vaginaku dengan penisnya yang besar.

“Aahh.. Hhh.. Ssshh.. Alexe.. Massuukkinn ssayy..” mendengar permintaanku itu, Alex’ tidak segan segan mulai menusukkan penisnya ke dalam vaginaku.

“Emmpphh.. Penuhh Leexx’.. Pelan pelan..”

Perlahan namun pasti, Alex’ menusukkan penisnya yang besar itu ke dalam vaginaku hingga mentok. Alex’ mulai mencondongkan badannya ke arahku dan memakai satu kakinya untuk menopang badannya, ia mulai mengayunkan pinggangnya. Pertama pelan.. Kemudian makin cepat, dan makin cepatt..

“Ssshh aahh.. Alexe..”

Micky juga mulai menggoyangkan pinggulnya membuat kedua lubangku dikocok bergantian. Ketika Alex’ masuk, Micky keluar. Alex’ keluar, Micky masuk, begitu seterusnya hingga..

“Ahh.. Ssshh.. AAHh.. Ssayy.. Fuckk..!! Alexe.. Bentar lagi dapeett nih.. Aaahh..” jeritku..

“I’m coming..” desah Micky..

“Ssh.. Iiyaa.. Keeluar bareng ya.. Shh.. Aahh.. Ahh” ujar Alex’.

Tiba tiba kurasakan perasaan nikmat yang tak dapat kutahan, lorong vaginaku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.

“AAH..” jeritku, bersamaan dengan semprotan pejuh di anusku. Disambut dengan tusukkan yang dalam di vaginaku dan tumpahan pejuh Alex’ dalam vaginaku serta kedutan yang keras dari penis Micky di anusku dan penis Alex’ di vaginaku.

Lemas badanku dibuatnya, aku masih berada diantara Micky dan Alex’ seperti sandwich yang basah dengan keringat. Masih dengan penis yang menancap di anus dan vaginaku. Alex’ menarikku hingga penis Micky lepas dari anusku.

“Plop” bunyinya nyaring.

Penis Alex’ masih setengah berdiri masih dalam vaginaku, sambil ia menidurkanku di dadanya. Kulirik jam dinding sudah pukul 3 pagi dan aku langsung tertidur lelah.

Paginya, aku terbangun karena merasakan ada yang menjilat jilat vaginaku dan meremas remas tetekku. Ternyata Barry yang menjilatku dan Alex’ serta Micky yang meremas tetekku.

“Ssh.. Aaahh.. Enak Barry..”

Tak lama Barry duduk berlutut di depan vaginaku dan mengarahkan penisnya yang agak bengkok ke atas seperti pisang itu ke celah vaginaku.

“Aaahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dengan cepat ke dalam vaginaku.

Seakan ada yang menggaruk bagian atas lorong vaginaku. Kemudian Barry mengangkat kaki kananku dan meletakkannya di atas kaki kiriku hingga badanku seperti terpelintir karena kedua tetekku ditahan dalam mulut Alex’ dan Micky.

“Aduuhh.. Enaakkhh..”

Penisnya yang bengkok itu menggaruk bagian dalam vaginaku. Perlahan namun pasti Barry mengocok vaginaku..

“Sshh.. Aahahh.. Barryy.. Mmmhh..”

Dengan irama 3 kali tusukan pelan dan 1 kali tusukan cepat dan dalam, membuatku melayang dibuatnya. Tak lama tusukkan penisnya semakin tak terkontrol, semakin membabi buta membuatku semakin melayang!

“Ahh.. Ssshh.. Emmpphh..” desahku saat Barry kembali membuka kakiku hingga vaginaku terbuka lebar dihadapannya.

Alex’ menepuk nepuk dan menekan nekan vaginaku supaya aku semakin terangsang. Ia mengaitkan jarinya ke bibir vaginaku hingga tertarik.

“Ahh.. Ssshh.. Ahh.. Bbarryy.. Lebihh cceeppaat.. Mauu keluaarr niihh..”

Segera Barry mencabut penisnya. Seketika aku kecewa, ternyata ia berganti posisi dengan Alex’, Alex’ langsung menusukkan penisnya yang besar itu dalam vaginaku dan Barry menjepitkan penisnya diantara tetekku dan mulai mengocoknya hingga ia memuncratkan pejunya ke wajahku. Sementara Alex’ mengocokkan penisnya yang panjang itu dalam vaginaku.

“Aaahh.. Ssshh,” jeritku terasa semua ototku tegang karena orgasm yang kurasakan sambil merasakan kedutan penis Alex’ menandakan ia sudah mengeluarkan pejunya dalam vaginaku.

Lemas sekali badanku, harus melayani mereka. Alex’ tiba tiba mengangkatku dan membawaku ke kamar mandi. Disana sudah ada Micky yang sedang mengisikan bath tub dengan air panas dan sabun susu wangi. Alex’ mencelupkan badanku yang letih ke dalamnya.

“Kamu istirahat dulu deh say.. Nanti kalau sudah selesai, langsung ke ruang makan ya,” ujarnya sambil mencium keningku.

Sekitar setengah jam aku berendam melepas lelah. Setelah selesai, seperti permintaan Alex’ aku menuju ruang makan, hanya dibalut mantel mandi.

Disana sudah ada dua orang perempuan yang sedang memasak di dapur. Keduanya tak kalah sexy dariku. Ternyata mereka adalah Amy (160/54 34C) yang ternyata pacarnya Micky. Serta Sylvy (158/53 34B) yang adalah pacarnya Barry. Keduanya memakai celana hotpants yang memperlihatkan paha mereka yang putih dan mulus dan kaos model kemben yang hanya menutup payudara mereka yang besar. Samar samar terlihat puting mereka menonjol dibalik kaosnya.

“Sini sayang, kita sarapan dulu,” ujar Alex’ sambil mengeluarkan kursi disebelahnya.

Nikmatnya Sex Party Di Villa

Setelah menunggu aku duduk, ia pun duduk di kursinya. Micky dan Amy ternyata sudah selesai makan, dan mereka sekarang ada di dapur sambil berciuman ditonton kami berempat.

Celana Amy dibuka dan di lemparkan ke bawah kemudian melepaskan kembennya, hingga Amy menjadi bugil. Kulihat penis Alex’ dan Barry yang berada disisiku yang satunya sudah berdiri tegak. Aku dan Sylvy saling melihat, tak lama Sylvy menghilang dibawah meja, ternyata sedang meng-oral penisnya Barry. Alex’ kemudian melihatku seakan memintaku mengoral penisnya. Tapi karena aku belum selesai makan, aku hanya mengocok penisnya pelan sambil berkata,

“Sabar sayang..”

Micky mengangkat kaki kanan Amy kemudian mulai menusukkan penisnya dalam-dalam.

“Aaahh..” desah Amy membuatku juga semakin terangsang.

Alex’ yang telah selesai makan, menyingkapkan mantel mandiku dan mulai menggigit putingku yang sudah mengeras dan mengorek vaginaku dengan jarinya. Sambil aku menekan kepalanya ke dadaku, aku melihat Micky yang sedang mengocok vagina Amy sambil menciumi teteknya dan Barry yang keenakan disebelahku karena penisnya dikulum Sylvy.

“Aaagghh.. Mic.. I’m commingg..” jerit Amy.

Tak lama kulihat lelehan pejuh di paha kiri Amy menandakan Micky sudah menembakkan pejunya.

“Ssshh.. fuucckk..” desah Barry disebelahku, kemudian kulihat Sylvy muncul dari bawah meja dengan bibirnya penuh dengan pejuh. Alex’ melepaskan pagutannya di tetekku.

“Nonton BF yuk,” ajaknya ke ruang TV. Dan kami bermain sepanjang hari.

*****

Kami semua menuju ruang TV. Alex duduk di single sofa empuk miliknya depan TV. Barry mulai menjalankan VCD Player dengan film BF yang mereka punya. Aku duduk menyamping diatas pangkuan Alex, pantatku disela-sela pahanya. Ketika film dimainkan, tangan Barry dan Sylvy sudah mulai saling merangsang, sementara Micky dan Amy sudah berciuman diatas sofa panjang. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang memperhatikan film di VCD, karena masing-masing sudah memulai permainannya sendiri sendiri.

Jari-jari Alex sudah mulai membelai celah memekku. Menarik-narik klirotisku membuatku semakin terangsang. Ia juga menciumi tetekku menggigit putingku. Tangan kiriku mengocok kontolnya lembut. Tak lama, kakiku diangkatnya hingga aku duduk berhadapan dengannya sementara kontolnya terjepit antara perutnya dan memekku dan kedua kakiku melewati sandaran sofa. Perlahan Alex mengorek-ngorek lubang memekku dengan kontolnya.

“Ahh..” desahku saat kepala kontolnya mulai menerobos masuk dalam memekku. Aku menekan pantatku kebawah, hingga kontolnya masuk sampai ke batangnya, sekalipun rasanya sakit sekali, tapi nikmatnya luar biasa. Kemudian aku terlentang diatas pangkuannya masih dengan kontol yang tertancap dalam memekku. Amy dan Sylvy mendekatiku, mereka menjilati tetekku dan menggigit gigitnya serta meremas remasnya hingga memerah, sementara Micky dan Barry memasukkan kontol mereka ke dalam vagina kedua perempuan yang sedang menungging itu, kemudian mengocoknya.

Jari-jari Sylvy dan Amy menggelitik klitorisku, membuatku semakin bergetar. Alex’ memegang pinggangku dan sedikit mengangkatnya, hingga ia bisa mengocokkan kontolnya dalam memekku.

“Ahh.. Ssshh..” desahku keenakan..

Tanganku berpegangan pada sandaran tangan sofa dan mulai mengangkat pantatku dan memutar mutarnya, hingga kontol Alex yang panjang serasa mengaduk aduk memekku. Pelan namun pasti, pantat Alex’ pun di goyangkan mengikuti irama goyangan pantatku. Makin cepat dan makin tak beraturan..

“Ahh.. Alexe..”

Ia mengeluarkan sebuah vibrator kecil, seukuran ibu jari dan memasangnya pada getaran tertinggi. Kemudian menempelkan pada klitorisku.

“Aahh.” Jeritku seakan tersetrum listrik seluruh tubuhku, bersamaan dengan itu terasa memekku berkedut sangat kuat dan.

“Aahh.. Alexe.”

Aku menggoyangkan pantatku semakin kuat dan badanku bergetar sangat keras dan kurasa dinding memekku mengejang sangat kuat menjepit kontol Alex yang masih ada didalam.

“Aaahh.. Sayang.. Ohh.. Fffuck!” Desah Alex, bersamaan dengan mengalirnya pejuhnya dalam memekku.

Kedua orang di sebelahku juga mulai mendesah dan mencengkram erat pegangan sofa. Masih dalam posisi yang sama, aku menghampiri Amy dan menghisap teteknya, sementara Alex’ mecium bibir dan memainkan lidahnya dalam mulut Sylvy sambil meremas teteknya. Tak lama mereka menjerit keras sambil menggoyangkan pantat mereka dan kemudian menelungkupkan kepalanya di sandaran kursi.

Setelah sejenak kami semua berisitarahat ditempat, kami semua bangkit dari tempat duduk kami. ‘Plop’ suara dari kontolnya Alex yang tadi tertanam dalam memekku ketika terlepas. Alex mengangkatku ke kamar mandi dan meletakkanku dalam bathtub kemudian mengisinya dengan air hangat. Dengan tubuh yang sangat letih, aku tertidur dalam bathtub yang hangat.

Ketika aku terbangun, air sudah meluber keluar dari bathtub. Kemudian aku mandi dan membersihkan memekku dengan sabun. Terasa sangat perih karena sudah beberapa kali dimasukkan kontolnya Alex yang sangat besar itu. Kemudian aku keluar dengan baju mandi yang masih ada di kamar mandi. Ternyata Barry, Micky, Amy dan Sylvy terlelap diatas sofa panjang depan TV, sementara kulihat Alex yang masih telanjang berdiri di dapur sedang membuat secangkir kopi.

“Sudah mandinya? Seger?”

“He.. eh..” Jawabku sambil menganggukkan kepala.

“Ini kopimu” Katanya sambil menyerahkan kopi susu kesukaan ku.

“Ke kolam yuk.. Pemandangannya bagus!” Ajaknya sambil melilitkan handuk di pinggangnya.

Aku mengikutinya kolam indoor dengan kaca di sekelilingnya. Pemandangan senja yang indah terlihat dibalik kaca. Matahari yang sudah memerah membuat suasana menjadi sangat romantis. Tapi aku menggigil karena penghangat ruangan baru saja dinyalakan. Tiba-tiba, Alex melepaskan handuknya dan masuk ke dalam kolam kecil itu.

“Ayo masuk!” ajaknya.

Pertama aku takut, karena dingin sekali udaranya, tapi kemudian ketika aku memasukkan jari kakiku ke dalamnya, ternyata hangat! Ternyata kolam itu bisa berfungsi menjadi kolam air panas. Maka aku memberanikan masuk ke dalamnya.

Didalam kolam terdapat tangga kecil hingga kami bisa duduk sambil berendam hingga leher. Alex duduk di salah satu pojok kemudian ia menarikku dan meletakkan kepalaku di pundaknya. Ia mengangkat daguku dan mengecup bibirku mesra. Aku membalikkan badanku dan memeluknya dari depan kemudian mencium bibirnya. Lidahnya mulai menari dalam mulutku. Tangannya memijat-mijat tetekku dan menarik narik putingnya. Tangan kananku mulai mengelus-elus kontolnya yang sudah setengah berdiri. Tak lama jarinya mengorek-ngorek memekku.

“Shh.. Ah.. Aduh.. Sakit say.. Perih!”

Ujarku langsung melepaskan ciumanku. Terasa sangat perih di daerah klitorisku.

“Iya.. Pelan pelan deh.. Masukkin aja ya say biar nggak terasa perihnya. Biar terasa enaknya”

Terdiam ku sesaat, sambil merasakan jarinya yang sudah mulai dimasukkan satu persatu dalam memekku.

“Iya deh.. Tapi pelan pelan ya.. Ujungnya sakit nih!” Kataku sambil membimbing jarinya ke klitorisku yang terasa agak perih, berusaha menunjukan daerah yang sakit.

“Ya sudah.. Dari belakang aja.. Kamu munggungin aku”

Ujarnya sambil membimbing pantatku naik ke pahanya hingga aku duduk membelakangi Alex. Perlahan ia membimbing kontolnya masuk ke dalam memekku.

“Sshh.. Aaahh..” desahku ketika kurasakan kontolnya yang panjang 20 cm dan tebal 5 cm itu menyeruak masuk dalam memekku yang masih sedikit perih.

“Tahan sayang..” sambil mendorong pantatku hingga kontolnya masuk sepenuhnya ke dalam memekku. Terasa sedikit perih. Aku bertahan pada pinggir kolam, kemudian mulai menaik turunkan pantatku. Setiap aku menurunkan pantatku, terasa Alex’ mengangkat pantatnya, hingga kontolnya masuk lebih dalam dari yang kuperkirakan.

“Sshh.. Ahh.. Enak sayang..” Ujarku setiap ia menusukkan kontolnya. Makin lama, makin cepat dengan sentakan sentakan yang mengejutkan, membuatku semakin melayang.

“Aaahh.. Ahh.. Ssshh.. Mau keluar saayy..”

Tanganku makin mencengkram kuat pinggiran kolam, merapatkan pahaku supaya dapat lebih menggigit kontolnya. Tiba tiba, Alex mendorongku sedikit, hingga aku berdiri agak bungkuk menghadap pinggiran kolam. Sementara ia menempelkan dadanya, erat di punggungku sambil meremas remas tetekku dan menusukkan kontolnya bertubi tubi dalam memekku.

“Aaahh.. Ssshh.. Alleexxx..” Jeritku tak tahan.

“Tahan say.. Dikit laggii.. Aaarrgghh..!!”

Jeritnya bersamaan dengan keluarnya pejuhnya dalam memekku bercampur cairan cintaku yang juga keluar saat itu. Lemas rasanya lututku hingga aku berlutut dan bertopang pada pinggir kolam.

“Aduh.. Enak ya..”

Tiba tiba ada suara yang mengejutkan kami berdua. Ternyata keempat teman Alex yang muncul di belakang kami. Barry kemudian duduk di depanku mengarahkan kontolnya ke mulutku.

“Kata Alex’ isapan mu maut! Isap punya aku ya! Aku ingin ngerasain permainan lidah mu”

Sebentar aku melihat ke Alex seakan meminta konfirmasinya.

“Maaf sayang, habisnya kamu jago banget sih kalau ngisep!” dengan senyumnya yang manis, ia mencium punggungku.

Ketika aku mulai memasukkan kontolnya ke dalam mulutku, tiba-tiba Alex menarik kontolnya dari dalam memekku. Sempat kulirik ke belakang, ternyata ia ditarik oleh Amy dan Sylvy ke bungalow di pinggir kolam. Kumainkan lidahku di kepala kontol milik Barry yang ternyata memiliki ketebalan yang sama dengan Alex, 5 cm tapi masih lebih panjang milik Alex. Kuhisap bijinya dan menjilat batangnya, seperti menjilat es krim. Aku masukkan kontol sepanjang 14 cm itu ke dalam mulutku sambil kukocok. Micky memelukku dari belakang, menciumi punggungku dan memainkan jarinya di putingku dan memekku.

“Aaahh.. Alleexx..” Jerit Amy membuatku harus meliriknya.

Di bungalow yang tak jauh dari tempat kami, kulihat Amy menunggingkan pantatnya, sementara Alex sedang memasukkan kontolnya ke dalam vagina Amy. Dan Sylvy menjilati vagina Amy dari bawah sambil meraba-raba memekknya sendiri. Tanpa sadar aku lebih cepat mengocok kontolnya Barry dan lebih cepat memutar mutar lidahku di kepala kontolnya.

“Ssshh.. Aaahh.. Lidah lo enak banget Le’ Aku mau keluar say.. Telen ya..” Ujar Barry ke Alex dan aku sambil menekan kepalaku hingga gelagapan. Hingga aku hampir tak dapat bernafas menerima pejuhnya dalam mulutku. Aku terus menghisapnya hingga kontolnya menciut. Tapi tetap aku tak melepaskannya hingga kontolnya kembali berdiri tegak.

Barry turun dan masuk ke dalam kolam, bertukar tempat dengan Micky yang tadi dibelakangku menjadi berhadapan denganku. Aku dipangkunya dan Micky duduk di tangga. Perlahan ia memasukkan kontolnya ke dalam memekku.

“Aahh.. Mick..” Desahku ketika semua batangnya masuk ke dalam memekku. Serasa penuh, sekalipun memekku baru saja dimasukkan oleh kontol Alex yang besar, tapi tetap saja rasanya penuh. Sebentar kulirik bungalow tempat Alex dan dua perempuan lainnya. Kulihat Amy dan Sylvy terlentang hampir bertindihan, sambil membuka liang memeknya. Sementara Alex memasukkan kontolnya bergantian dari vagina Amy ke Sylvy. Kemudian Amy lagi dan Sylvy lagi, Kedua perempuan itu berteriak setiap kali Alex menghujamkan kontolnya ke vagina mereka.

“Sshh.. Ahh..” Aku terkejut ketika Micky mulai mengocok memekku.

Ia mencium dan melumat bibirku mesra. Sementara Barry dibelakangku mulai mengelus elus tetekku. Tak berapa lama, Barry mulai mengorek lubang pantatku dengan kontolnya.

“Ahh.. Barry..” Desahku ketika kontolnya masuk ke dalam memekku.

“Ssshh.. Aaahh.. Lleebiihh cceeppaat Mick.. Akku mmau kkeluuaarr..” Desahku keenakan.

“Barengg saayyaangngg.. Aaahh.. Ttahhnn.. Bbenntaar llaggii.. Ssshh.. Aaahh aahh” Jerit Micky bersamaan dengan mengalirnya pejuhnya ke dalam memekku bercampur dengan cairan cinta di dalamnya. Juga kontol di pantatku yang juga menembakkan pejuhnya. Kakiku mengikat pinggang Micky dengan erat, menahan kenikmatan yang tiada tara.

Sekalipun dalam kelelahan, aku masih menginginkan kontol Alex yang besar itu bersarang dalam memekku. Hingga dengan sedikit tertatih, aku melepaskan pelukan dari Micky dan Barry, dan membersihkan memekku dalam kolam itu dengan mengusap-usapnya, dan menghampiri Alex dan kedua perempuan yang masih bergelut. Alex terlentang diatas kursi panjang dengan Amy dan Sylvy menjilati kontol Alex yang panjang itu. Kuarahkan memekku ke mulut Alex.

“Ssshh.. Hhhaa.. Alleexx.. Enaakk Sayyangg..” Desahku ketika ia mulai menjalari memekku dengan lidahnya yang hangat. Tiba tiba, ia mengorek liang memekku dengan lidahnya membuat aku semakin menggelinjang.

“Ahh.. Alexe.. Enak..” Desahku sambil mengacak acak rambutnya dan menekan kepalanya ke terbenam dalam selangkanganku. Tak lama, terasa liang memekku mulai berkontraksi. Pangkal pahaku mulai bergetar keenakan. Tiba tiba Alex’ mengangkat pantatku dan membawaku ke arah kontolnya dan memasukkan kontolnya dalam memekku.

“Ssshh.. Aaahh.. Aaacchkk.. Allee.. Aaa..”

Jeritku saat kontolnya menyeruak masuk, bersamaan dengan bergetarnya liang memekku menandakan aku telah orgasme dan akupun terkulai lemas di dadanya yang bidang, dengan kontol yang masih berdiri tegak dalam memekku. Dengan sisa-sisa tenagaku, aku kembali menggoyangkan pantatku, hingga Alex dapat mengeluarkan pejuhnya.

Cerita sex : Petualangan Sex Dengan Penjual Nasi Bahenol

“Shh.. Sayyaanngg.. Eennakk.. Ooohh..” Alex melenguh panjang, ketika ia mengeluarkan pejuhnya dalam memekku. Kami semua tertidur di pinggir kolam, hingga pagi.

#Nikmatnya #Sex #Party #Villa

Nikmatnya Ngeseks Dengan Tukang Pipa Terbaru Malam Ini

Nikmatnya Ngeseks Dengan Tukang Pipa

Sudah 2 hari ini air dirumahku mati. Aku ga tahu kenapa, mungkin karena penggalian pipa disebrang rumahku. Untung masih ada sisa di bak untukku mandi. Kalo tidak aku pasti uring-uringan ga mandi beberapa hari. Sebenarnya aku sudah mencoba untuk menhubungi petugas PDAM dari 2 hari yang lalu, tapi alasannya pekerja yang bertugas sedikit karena musim libur, jadi aku diminta bersabar.

Namaku Anni. Aku seorang mahaiswi di salah satu perguruan tinggi negri di Bandung. Aku dikarunia wajah yang cantik dan body yang sexy. banyak yang mengagumi keindahan dadaku yang berukuran 34 B,apalagi kalo aku pake baju yang kekecilan, pasti mengundang orang untuk melotot kearah dadaku. Selain itu aku punya pantat yang sekal,ditambah lagi dengan kulitku yang putih halus membuat banyak cowo-cowo menelan ludah jika melihatku. aku suka memakai pakaian yang pedek dan ketat untuk dapat memamerkan apa yang aku miliki, dan tentu saja indahnya tubuhku sering dipuji.

Umurku baru 20 tahun. Jangan tertipu dengan usiaku yang masih muda, sebab aku sudah merasakan nikmatnya dunia ini. Aku sudah sering melakukan hubungan badan. Aku suka sex. Terkadang orientasiku pacaran adalah untuk kepuasaan duniawi.

Sore itu aku sudah bersiap-siap mau mandi di kamar mandi kamarku. aku ingin hang out ke diskotik buat menghilangkan kepenatan semingu ini kuliah sekalian juga cari cowo cute yang bisa diajak kenalan. Aku tergolong cewe yang bebas dan kurang suka terikat dalam waktu yang lama.

Setelah pintu kamar kututup, kubuka bajuku dan celanaku, kemudian bra dan CD pink ku menyusul terlepas dari badanku. Kurasakan hembusan AC kamar menerpa tubuh telanjangku. Aku bersiap-siap masuk kamar mandi. Aku terkejut saat menatap bath up kamar mandiku. Airnya tinggal sedikit. Sialan…. batinku. Aku ga mungkin bisa mandi dengan air sedikit seperti itu. Maka kuputuskan untuk menelpon PDAM. Setelah ngobrol lama dan sedikit marah-marah, akhirnya petugas itu mengiyakan permintaanku untuk mendatangkan petugasnya yang kebetulan bekerja disekitar rumahku. Dengan sedikit marah kusuruh dia agar cepat.

Sambil menunggu petugas ledeng yang dijanjikannya, aku menyempatkan diri menatap cermin besar disudut kamarku. Kutatap tubuh telanjangku yang kukagumi. Aku tersenyum bangga akan apa yang kumiliki. Kulit halus, dada yang menantang dan pantat yang sekal. Kujamah dadaku yang putih mulus, Ntah sudah berapa orang yang sudah menjamahnya pikirku. Tanganku perlahan mengelus bibir vaginaku. Kemaluanku yang masih kelihatan indah walau sudah pernah dimasukin penis-penis (bahkan penis yang ukurannya membuat merinding bulu kuduk). Tanpa kusadarai aku mulai mngelus-elus bibir vaginaku. Ntah kenapa libidoku langsung naik. Belum puas aku menuntaskan hasratku, kudengar bel pintu berbunyi. mungkin petugas ledeng. Cepat juga dia batinku. Segera kuhentikan kegiatanku dan bersiap-siap untuk membukakan pintu. Kuambil daster biru ku yang berdada rendah untuk menutupi tubuh polosku. Aku turun ke bawah untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka nampaklah seorang lelaki berdiri didepan pintu dengan membawa seperangkat alat kerja.

“Sore Non” katanya menatapku. Matanya langsung mengarah kedadaku yang menyembul sedikit dibalik dasterku. Aku sedikit deg-degan manakala dia tahu dibalik dasterku sudah tidak memakai apa-apa lagi.

“Sore juga.Kok lama sih?langsung keatas aja ya. Kran dikamarku mampet,mas. Padahal mau mandi nih”ujarku mengalihkan pembicaraan.

“Ok non, mana yang mau diperbaiki”katanya sambil mengikutiku dari belakang. Mungkin sambil berjalan dia pasti menatap pantatku yang bergoyang kesana-kemari. Mungkin dia tahu bahwa aku ga pakai CD dan bra, karena dasterku lumayan tipis. Aku sih cuex aja.

Setelah sampai dikamarku kusuruh dia untuk memeprbaiki kran dikamar mandiku.

“Non tadi mau mandi ya?”tanya

“Iyalah. Kalo ga mana mungkin manggil bapak”jawabku

“emang kenapa?”lanjutku heran.

“Enggak,… Beha dan Celana dalam, non diatas ranjang tuh. He..he..jadi pasti mau mandi”Katanya sambil menunjuk kearah ranjang tempat bra dan Cdku sambil cengengesan. Mati aku pikirku. Berarti dia tahu dong kalo aku ga pake apa-apa lagi. Tapi perlahan-lahan aku mulai menikmati suasana ini. Malah ada perasaan senang kala tubuh indahku dikagumi orang lain.

Anni

Anni

“Ya udah, kenapa emang. Langsung aja kerja”ujarku pura-pura marah.

“Ok..ok..”Katanya sambil membuka bajunya sehingga badannya yang hitam mengkilat terlihat.

“Biar ga basah” katanya sambil melempar bajunya keranjang tempat bra dan Cdku tergeletak. Dia mulai bekerja memutar-mutar keran kamar mandiku. Aku menatapnya bekerja. Orangnya sedikit gendut, hal itu kulihat dari lemak yang ada diperutnya. Tapi badannya cukup tinggi dan berisi. Umurnya sekitar 35 tahun. Dari otot-otot dilengannya aku tahu bahwa dia sering bekerja menggunakan otot.

Ntah kenapa nafsuku mulai naik. Mungkin karena sudah 2 minggu ini tidak ML atau karena masturbasiku yang terhalang tadi. Tiba-tiba Mulai timbul pikiran jorok dikepalaku. gimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dicicipinya dan aku juga dapat merasakan penisnya. Aku sudah pernah merasakan bercinta dengan pekerja kasar seperti dia , rasanya nikmat sekali karena staminanya yang kuat dan bisa membuatku melayang-layang.

Aku mulai memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan kesempatan itu. Aku yakin dia tidak akan menolak. Bodoh saja jika ada yang menolak bercinta dengan gadis muda yang cantik dan sexy sepertiku. Apalagi kondisi rumah mendukung, sepi dan sunyi tanpa orang kecuali kami berdua.

Aku lalu berpura-pura mendekat kearahnya dan berdiri dipintu kamar mandi.

“Sudah selesai belum pak”Ujarku sambil pura-pura menunduk dihadapanya. Dia bukannya menjawab malah matanya melotot kearah rongga dasterku. Aku tahu dadaku hampir setengah mencuat keluar.

“Oh..eh..sebentar lagi,non”katanya gugup sambil berpura-pura bekerja terus. Tapi sesekali diliriknya ke arahku. Aku makin menundukkkan tubuhku pura-pura mengarahkan pandanganku ke keran air yang dipegangangnya. Dia terbelalak melihat buah dadaku yang tergantung indah. Malah puting susuku sekilas tersingkap dari balik dasterku. Aku pura-pura tidak memperhatikannya.

Perlahan-lahan kulihat tangannya bergerak kearah dadaku, dan langsung diremasnya dadaku itu. Aku pura-pura terkejut dan segera berdiri.

“Jangan Kurang ajar ya , pak. Nanti saya laporkan ke polisi” ucapku pura-pura marah.Dia bukannya takut malah dengan sigap ditanggapkapnya kedua tanganku. Lalu dibalikkannya tubuhku hingga aku dipeluknya dari belakang. Aku pura-pura meronta-ronta kala tangannya dengan kasar meremas-remas dadaku. Remasannya cukup keras sehingga aku menjerit.

“Hentikan..hentikan…..”teriakku.

“Sudahlah neng. Ga ada gunanya berontak. Kan non yang mencing-mancing saya”Katanya sambil mengarahkan ciumannnya keleher jenjangku. Aku mendesah tertahan kala bibirnya memagut salah satu titik sensitifku. Libidoku langsung naik. Apalagi tangannya mulai meraba-raba paha dan vaginaku yang sudah basah. Aku yang daritadi berpura-pura berontak mulai mendesah-desah. Menyadari aku yang pura-pura berontak membuatnya melepaskanku.

Aku tersenyum genit kearahnya.

“Nakal kamu ya…”ujarnya sambil menyergapku yang berdiri menantang. Dia lalu melumat bibir mungilku dengan bibirnya yang tebal dan kasar itu. Walaupun nafasnya bau namun naluri sexku membuatku lupa akan segalanya, lidahku malah ikut bermain dengan liar dengan lidahnya sampai ludah kami bertukar dan menetes-netes sekitar bibir.

Kemudian dia menurunkan dasterku dari kiri dan kanan pundakku sehingga payudaraku terpampang dihadapannya.Dia cukup kaget setelah melihat gumpalan daging yang bulat, besar dengan puting kecoklatan.

Nikmatnya Ngeseks Dengan Tukang Pipa

“hhmmmm…, susu non sungguh besar, sudah lama bapak tidak merasakan ini,” katanya sambil meremas-remas dadaku. Berbeda dengan awal tadi yang cenderung kasar, kali ini dia dengan lembut menikmati dadaku. Dielus-elusnya sambil putingku dipencet-pencet. Aku hanya memejamkan mata sambil bersandar ke dinding kamar mandi. Kedua payudaraku menjadi bulan-bulanan tangannya. Aku menikmatinya.

Mataku terbuka kala kurasakan sebuah benda basah menempel diujung putingku. Kulihat dia sudah mulai menggunakan mulutnya untuk melumat dadaku.

“Ouh..pak….terus……jilat dadaku…ouhhhh……..”. desahku sambil mengigit bibirku menahan gejolak didadaku.

“Senang ya bapak gigit seperti ini?”katanya sambil menggigit payudara kananku dengan pelan. Aku hanya mengangguk pelan dan makin kuat mengigit bibiku saking nikmatnya. Giginya yang bermain dipayudaraku membuatku makin melayang.

“hmmm…sungguh gempal dan padat, kencang sekali susumu…”katanya lagi sambil menarik-narik benda kenyal itu dengan mulutnya. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Payudaraku merupakan titik paling sensitifku, jadi ketika mempermainkanya, kurasakan darahku mengalir dengan cepat. Puas mengerjai dadaku dia lalu melepaskan dasterku dari kakiku sehingga aku telanjang total. Matanya terbelalak melihat kepolosanku. Siapa sih yang tidak kagum melihat tubuh telanjang seorang gadis belia sepertiku. Apalagi kesexyan tubuhku kini terpampang jelas.

“Bagus ga, Pak tubuhku pak?” tanyaku sambil mengusap perutku. Dia hanya mengagguk pelan sambil matanya melotot kevaginaku. Aku yang memang gila pujian merasa senang sekali karena dia sangat menyukai keindahan tubuhku.

Karena melihat kondisi kamar mandi yang kurang kondusif untuk bercinta maka aku mengajaknya keranjang kamarku. Dia hanya mengikutiku dari belakang. Bra,CD dan bajuku dan juga bajunya yang tadinya terletak diranjangku, kubuang kelantai. Aku lalu naik ketempat tidur. Aku ingin memancing nafsunya sekaligus aku ingin melepaskan ke`liaran`ku. Maka kubuat tubuhku menungging kearahnya. Kuarahkan pantatku kearahnya seolah menantang untuk ditampar. Kepalaku kudaratkan dibantal, lalu pantatku kubuat lebih menungging. Posisiku yang menungging seperti itu membuat vaginaku bisa dilihatnya dari tempatnya berdiri. aku ingin melepaskan obsesiku yang telah lama kupendam, dimana aku dengan telanjang bulat memamerkan keindahan tubuhku didepan orang lain. Kupamerkan vaginaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus kearahnya. Matanya hampir copot melihat anak gadis berusia 20 tahun, cantik dan sexy menungging telanjang dihadapannya. Hal itu membuatku makin basah. Walau belum diapap-apain, tapi aku bisa merasakan kenikmatan yang tiada tara berpose bugil seperti ini.

Kugerakkan tanganku memanggilnya yang terbengong-bengong melihat kesintalan tubuhku yang siap menjadi santapannya. Seperti orang bodoh dia mendekat perlahan sehingga jarakku dan dia hanya tinggal setengah meter. Dia tidak tahu mau ngapain selain bengong melihat tubuh telanjangku.

“Pak…..”Desahku manja sambil menggigit bibirku kearahnya. Kuelus-elus pantatku sambil sesekali kuarahkan jariku menyelinap ke liangku. Aku berusaha menggodanya.

Kutarik tangannya untuk merasakan kehalusan kulit pantatku. Dia lalu mulai meraba-raba pantataku yang putih mulus bak pualam. Dielusnya juga kulit pahaku dengan tangannya yang kasar. Kasarnya tangannya sangat kontras dengan pantatku yang lembut. Punggungku pun kemudian menjadi persinggahan tangannya. Diraba dan dielusnya punggungku. Bahkan tanganya sesekali turun kebawah punggungku untuk meremas dadaku yang semakin ranum karena aku menungging. Bagian belakang tubuhku tidak ada yang luput dari rabaannya.

“sempurna sekali kulit,non”. Katanya sabil menepuk-nepuk pantatku yang montok.

“Ayo Pak nikmatin aku sepuasmu. Kapan lagi bapak bisa merasakan kenikmatan bercinta dengan gadis muda sepertiku”Ujarku.

Puas meraba sekarang giliran lidahnya yang merasakan kelembutan kulit pantatku. Kurasakan air liurnya dipantatku bagian kanan. Dia menjilat-jilat pantatku dari kanan kekiri. lama kelamaan jilatannya pada pantat mulusku semakin turun.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, aku bergetar seperti kestrum listrik saat lidahnya menerobos liang sengamaku.

“Oh….auw…….ohh………….”desahku tertahan. Aku makin melebarkan pahaku untuk memberikan keleluasaan pada mulutnya untuk bergerilya. lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku. Aku menggigit bantal kala ujung lidahnya masuk semakin kedalam ke liang kenikmatanku. Lidahnya bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, sehingga aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya.

Tidak berapa lama kemudian akhirnya aku orgasme dengan permainannya divaginaku.

“oh…h….aku keluar….arrrr……………………..”desahku mewarnai orgasmeku yang pertama.

Dia melepaskan tubuhku, aku membalikkan badan hingga telentang diranjang dengan sisa-sisa orgamesku. Kulihat matanya yang masih tak berkedit menatap tubuh polosku. Kami istirahat sebentar sebelum melanjutkan ronde berikutnya. Dia mendekat kearahku, Dadaku yang naik turun perlahan-lahan dijamahnya. Dielus-elusnya putingku lagi. Hal itu membuat libidoku perlahan-lahan naik lagi.

“Non,sangat cantik saat orgasme kayak gini”Katanya sambil tetap meraba dadaku.

Aku mulai berani, maka kuelus penisnya dari luar. Kurasakan benda bulat padat berada digenggamanku. Walau belum melihat penisnya, tapi aku tahu pasti ukurannya diatas rata-rata. Hal itu membuatku makin bernafsu. Aku penasaran dengan isi celana dalamnya.

“Pak,buka dong Celananya. Masa Anni sudah bugil total bapak masih pake celana”Rengekku manja.

“Tenang adik manis. Bapak akan buka, dan kamu pasti akan terkejut lihat kontol bapak”katanya sambil tersenyum.

Lalu dia membuka celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya.

“Pak sini, saya mau pegang.” Bujukku kepadanya. Dia lalu mendekat. Kusuruh dia berbaring telentang ditengah ranjang. Lalu Kugenggam penis besar itu. Sungguh panjang dan kokoh. Tangan mungilku sangat kontras dengan penisnya. Ukuranya kira-kira lebih dari sejengkal. Kuelus-elus penis itu sambil kukocok-kocok. Dia merem melak menikmati elusan jariku. Baru dielus aja udah merem-melek. Belum tahu aja dia saat merasakan isapanku, batinku.

“Pak.. aku kulum ya.. Pak!” desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu. Dia hanya mengangguk.Aku mulai menundukkan kepalaku, lalu mendekatkan wajahku kepenisnya. Penisnya tidak terlalu bau sehingga tanpa menunggu lama aku langsung memasukkannya kemulutku. Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar, sehingga aku pun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya. Kurasakan batangnya bergetar dibibir mungilku. mulutku yang kecil tidak sanggup menampung semua batangnya, masih ada sisa diluar mulutku kira-kira beberapa centi lagi, tapi tak kupaksakan. Aku lalu mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Dia mendesah-desah enak menikmati permainanku,

“Ah,non…enak sekali…da pengalaman ya?…ah..ah..” ceracaunya.

“Ehm…ehm….”Hanya itu yang keluar dari mulutku. aku tetap berkonsentrasi mengoralnya. Dia pasti tidak habis pikir bisa merasakan oral sex dari gadis belia yang cantik sepertiku.

Untuk menaikkan tempo permainan, Kemudian kami mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69. Aku naik ke wajahnya sehingga vaginaku tepat didepan mulutnya. Kemudian aku kembali membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya lagi.

Dia kembali mendesah-desah kenikmatan sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan tangannya mulai mengelus-elus kulit pantatku. Jarinya tidak tinggal diam. Tak berapa lama kemudian ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya. 1 buah jarinya dimasukkan lebih dalam kevaginaku sehingga aku makin melayang. Tak sampai disitu saja jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitorisku. Dan satu hal yang membuatku makin liar adalah saat lidahnya juga turut menjilati vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya.

Ruangan ini semakin panas saja, dimana terjadi pergumulan antara 2 orang yang beda umur dan beda status.

“Aku sudah tidak tahan lagi. Ayo pak, entot aku”Pintaku sambil melepas penisnya dari mulutku.

Aku lalu tertidur telentang dengan vaginaku kubuka lebar-lebar siap menerima desakan penisnya. Dia ternyata mengerti, maka perlahan-lahan dia berdiri didepanku. Matanya dengan tajam memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu demikian memburu. Kemudian diarahkannya penisnya yang sudah tegang itu liangku. Aku memejamkan mata menikmati detik-detik ketika penisnya menerobos vaginaku. Walau bukan yang pertama kali bercinta, tapi Penisnya kesulitan menjebol vaginaku yang masih sempit itu. kepala penisnya yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku. Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.

“ahh……….ahhh…………..ah……hhhhhhhhhhhhhhhh……” Aku menjerit dengan panjang sama seperti pertama kali ada penis memasuki vaginaku. Dia bukannya mengerti malah dengan kecepatan tinggi mulai menggenjotku sehingga aku merasa kesakitan.

Anni

Anni

“pak…auw..pelan…….pela….n……. ohh….auw………” teriakku.

Dia tidak menghiraukan jeritanku yang meminta dia sedikit lembut. Dia malah dengan brutal menegesek-gesek vaginaku. Kuomeli dia untuk sedikit lebih lembut. Namun dia tidak menghiraukan, vaginaku dipompanya seperti orang kesetanan. Lambat laun rasa sakit mulai hilang digantikan rasa nikmat yang tiada tara.

“Ahh….ahhh……yes….nik….mat…….”desahku mulai bisa menimati kekasarnya.

Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap dia menggerakkan pantatnya kearahku, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukannya.

Payudaraku tergonyang-goncang ketas dan kebawah,mengikuti gerakan tubuhku. Aku bisa melihat bagaimana batang penis lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukurannya yang gede itu, dan ini makin membuatnya tergila-gila.

“Ohh….nikmat sekali jepitan memekmu”. Katanya….

”Mimpi apa aku bisa ngentot dengan gadis cantik sepertimu..ahhh..hhhh”

“ayo,pak sodok terus. Nikmatin tubuhku..ahh..ah..”Jawabku sebisaku.

Aku kemudian menarik tangannya lalu kutempelkan di dadaku. tangannya lalu meremas-remas payudaraku yang bergoyang bebas. Diremasnya dadaku yang kanan dengan tangan kirinya. Aku dapat merasakan puting susuku mulai mengeras. Sodokannya yang liar serta remasannya didadaku membuat aku merasa vaginaku seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu dua puluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar. Aku menjerit sekuat tenaga merasakan cairan cintaku mengalir dengan derasnya. Dia masih terus menyodokku hingga orgasmeku makin panjang.

Lalu dia merubah posisi dibalikkannya tubuhku hingga nungging dengan kedua lututku bertumpu diatas tempat tidur. Aku yang masih lemas menurut saja apa kemauannnya. Blesss……Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin dalam saja. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati penisnya yang mulai keluar-masuk.. Sambil menyodokku dia meraih payudaraku yang berayun-ayun. Payudaraku dijadikannya pegangannya untuk memacu tubuhku. Kembali kenikmatan yang kurasakan.

Permainan nya sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya.Gesekan-gesekan penisnya dengan dinding vaginaku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila. Mataku mebeliak-beliak keenakan. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu. Suara spring bedku berdenyit-denyit bercampur baur dengan erangan kami.

Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, keringatku sudah menetes-netes di ranjang. Namun sepertinya dia masih belum selesai, nampak dari penisnya yang masih tegang. Dia cuman menarik penisnya dan duduk diranjang, lumayan aku bisa beristirahat sebentar karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai.

“Bapak kok belum keluar sih?Padahal saya sudah keluar 3 kali?”tanyaku heran sambil ngos-ngosan.

“Bapak memang punya stamina yang kuat non. Bapak kan pekerja kasar. Jadi tenaga bapak kuat. Jangankan seorang non, 10 orang juga bapak jabanin.he..he..”katanya.

Aku hanya tersenyum. Kemudian aku permisi kepadanya untuk mengambil air dikulkas. Kerongkonganku kering karena berteriak-teriak dari tadi. Aku lalu turun kelantai bawah ke arah dapur. Dengan masih telanjang (karena dirumah tiada siapa-siapa selain kami berdua), aku mendekati lemari es. Aku menuangkan air dingin dari kulkas dan meminumnya. Lega rasanya saat air bening itu mengalir membasahi mulutku. Setelah menutup pintu kulkas aku membalik badan kulihat dia turun dari tangga dan menghampiriku. Aku melihat tubuh telanjangnya, badannya semakin mengkilat karena keringat. Kulirik penisnya masih dalam posisi tegang maksimal.

“Non lanjutin lagi,yuk. Bapak sudah tidak tahan lagi”Bujuknya kepadaku.

Sambil berkata begitu dia mengelus-elus penisnya. Sungguh aneh membayangkan seorang bapak-bapak mengocok-ngocok penisnya didepan seorang gadis belia. kemudian aku mendekatinya. Aku ingin memuaskannya. Lalu aku aku mendekatkan mulutku kewajahnya, mulut kami mulai saling memagut, lidah kami saling saling membelit. kugenggam penisnya dan kupijati. Kurasakan tangannya meraba punggungku. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi. Kemudian kuajak dia ke ruang tengah lalu kupersilakan dia duduk di sofa. Aku ingin gaya woman on top.

“sekarang saya yang akan puaskan bapak”Ujarku sambil mendorongnya agar bersandar di sofa. Sofa ruang tamuku ini mengingatkanku akan Alan mantanku. Kami pernah bercinta disini. Bagaimana ya jika dia tahu bahwa sekarang seorang bapak-bapak menikmati tubuhku sama seperti dia menikmati tubuhku juga?

Kemudian kuangkat pantatku dan mengarahkan vaginaku kepenisnya. Kuturunkan tubuhku perlahan-lahan kearaha batangnya yang sudah sangat tegang. Dia memegang penisnya siap menerima jepitan vaginaku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang vaginaku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku.

“Pa….k…..k……………ohhh………….!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahunya. Aku tak kuasa untuk tidak menjerit pelan kala batangnya membelah bibir vaginaku. Sama sepertiku dia juga mendesah menyebut namaku saat penisnya amblas ditelan vaginaku.

“Anni……a………hhhhhhhhhhhhhhh” dia mendesah nikmat.

Kurasakan liangku penuh dan sedikit perih , tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat. secara perlahan-lahan aku menaik-turunkan tubuhku diatas penisnya. Kupacu kejantannya dengan goyanganku. Kadang cepat kadang lambat. Aku meliuk-liuk diatas batangnya yang besar itu. Aku tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan. Aku sangat menikmati posisi ini,karena aku bisa mengendalikan permainan. Posisi ini pasti kulakukan jika bercinta dengan pasanganku.

Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batangnya. Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu

Dadaku yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah dihadapannya. Dia juga mulai membantu menyodok-nyodok penisnya,sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Sambil meyodokku dia meremas-remas pantatku. Malah terkadang dia mengangkat pantatku lalu menurunkannya lagi dengan cepat.

“ahh..ahhh…terus pak….puaskan aku……ahhh……” jeritku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.

Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan persetubuhan yang sensasional ini. Hal itu membuat payudaraku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini dimanfaatkan dia dengan baik, dia langsung melumat dadaku yang kanan dengan mulutnya. Aku semakin menjerit keras. dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi. Kuremas rambutnya dengan kuat. Malah dia semakin menyerangku dengan meremas-remas dadaku yang kiri serta memilin-milin putingnya. 25 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya makin lama makin cepat dan makin berirama. Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Payudaraku yg padat, kencang dan halus kiri menjadi kemerah-merahan akibat disedot-sedotnya.

Sungguh kenikmatan yang sangat sempurna. (Hal inilah yang membuatku ketagihan sex). Tangannya yang tadi lembut mengerayangi dadaku yang kiri, sekarang cenderung kasar. Aku sudah tidak merasakan kekasaran tanganya dan giginya yang menggit payudaraku. Yang kurasakan hanya nikmat dan nikmat. Gesekan-gesekan diliang kewanitaanku serta remasan – remasan di dadaku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya aku pun tak bisa menahan orgasmeku.

“Aaaahhkkkk…a….ku….ke….lu………ar…akhhhhhhhhhhh!”jeritku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku diatas penisnya.CerpenSex

Tapi dia belum juga selesai. Dia masih menggoyang-goyangkan tubuhnya. Aku yang sudah lemas hanya bisa mengikuti irama goyangnnya. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seperti dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali.Kemudian dengan kasar di dorongnya tubuhku keatas sofa sehingga aku telentang. Dia lalu naik ke dadaku. Di sana dia menjepitkan penisnya yang sudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaraku, lalu dikocoknya. Payudaraku yang besar sanggup menjepit penisnya. Dia mengocok-ngocok penisnya sampai maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaku.

Aku sudah kehabisan tenaga, kubiarkan saja maninya berlepotan di tubuhku, bahkan yang mengalir masuk ke mulut pun kutelan sekalian. Kemudian dia menempelkan penisnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati penis itu sampai bersih dan kutelan sisa-sisa maninya. Setelahnya dia terduduk lemas disofa.

“Terimakasih Anni. Tubuhmu sangat nikmat sekali”katanya puas.

Baca juga : Cerita Sex Memuaskan Dosen Yang Kesepian

Itulah kisahku dengan tukang ledeng. Pengalamanku dengan para pekerja kasar membuatku merindukan saat-saat bercinta dengan mereka. Sejak saat itu aku mulai berpetualang dari pekerja kasar yang satu ke yang lain.

#Nikmatnya #Ngeseks #Dengan #Tukang #Pipa

Nikmatnya Ngentot Pembantu Cantik Yang Masih Perawan Terbaru Malam Ini

Malam itu aku menginap di rumah Mbak Cika, karena saking ngantuknya aku tertidur di atas sofa. Sekitar jam 4 pagi aku terbangun, aku masih dalam keadaan telanjang bulat tapi tertutup selimut, tapi Mbak Cika sudah tidak ada di sofa ah mungkin, dia pindah ke kamarnya dan tidur bareng anaknya.

Aku berdiri dan mencari celanaku karena suasana gelap aku menghidupkan lampu. Saat lampu menyala ada suara seorang wanita menjerit, ternyata seorang perempuan masih remaja umurnya sekitar 15 tahun, dia kaget mungkin karena melihatku telanjang bulat, aku menutup mulutku dengan jariku, maksudnya menyuruhnya diam.

Kudekati dia, kujelaskan bahwa aku temannya Mbak Cika, semalam aku menginap disini, diapun memahami dan memberitahuku bahwa dia spontan kaget karena belum pernah melihat pria dewasa telanjang, katanya dia adalah pembantunya Mbak Cika, namanya Fadil. Fadil tidak sekolah semenjak lulus SMP, dia ikut Mbak Cika baru sekitar 3 bulan. Aku Tanya dia kenapa kaget melihat aku telanjang memangnya belum pernah punya pacar. Dia mengaku sudah punya pacar tapi belum pernah melihatnya telanjang.

Kutanya lagi, terus kalau pacaran ngapain, jawabnya jujur katanya pernah ciuman dan diraba-raba susunya oleh pacarnya, tapi belum pernah sampai telanjang bulat. Ah berarti masih perawan? Dia menganggukkan kepala dengan malu-malu. Kuperhatikan matanya sedikit melirik ke arah kontolku tapi masih malu-malu. Aku pura-pura tidak tahu dan cuek saja serta sengaja tidak segera mengenakan celanaku. Aku masih telanjang bulat dan memintanya untuk mengambilkan celanaku, aku duduk di ruang makan yang hanya berbatas sebuah bifet dari ruang tamu.

Dia membawakan pakaianku dan perlahan aku ambil celana dalamku aku sengaja memakainya di depan Fadil. Dia melewatiku menuju ke dapur sambil melirik ke arah kontolku lagi. Dia tidak melihat di depannya ada baju dan celanaku, dia tersandung gesperku dan tertanting ingin jatuh, aku langsung menangkap tangannya, dan menarik tubuhnya hingga aku sendiri hampir saja ikut jatuh. Dengan kondisi itu tak sengaja kami sedikit berpelukan, wajahnya dan wajahku dekat sekali, aku ingin menciumnya tapi masih takut.

Kulepaskan pelan tubuhnya dia menyempurnakan berdirinya aku juga, tapi tak sengaja tangannya menyentuh kontolku, dia minta maaf, aku tersenyum dan malah menyuruhnya menyentuh lagi, dia tersipu malu, aku mengambil tangannya dan kuarahkan ke kontolku, ayolah Fadil, ga papa, ga usah malu, katanya kamu belum pernah lihat kontol kan? Sekarang kamu boleh pegang sepuasnya, dia malu dan menutup matanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dengan malu memegang kontolku.

Akupun merasa nikmat disentuh oleh tangan seorang ABG, kuarahkan tangannya maju mundur mengurut kontolku, kuajari dia cara mengocok kontolku. Dia kemudian terus mengurut-urut kontolku perlahan tapi malu untuk melihatnya, tapi biarlah yang penting aku merasakan nikmatnya diurut sama tangan yang masih halus, meski pembantu tapi dia lumayan cantik, mungkin kalau dia anak orang kaya dan terawat rajin ke salon, wajahnya tak kalah cantik dibanding asmirandah. Kulitnya kuning langsat, bersih, dadanya besar untuk ukuran anak remaja, pantatnya juga seksi dan montok.

Kulihat dia sepertinya menikmati untuk terus mengurut-urut penisku, sekarang dia mulai tidak malu melihat kontolku, tangan kiri yang tadinya buat menutup matanya, kini kutarik ke leherku. Sehingga kamipun semakin berdekatan, kutarik pinggulnya kudekatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya menyentuh dadaku, jantungnya berdebar, dia sepertinya agak takut. Kubisikkan ke telinganya, ke kamarmu yuk, ga enak kalau disini entar Mbak Cika bangun, entar aku ajarin yang lebih enak. Tanpa banyak protes, dia berjalan menuju kamarnya aku mengikutinya dari belakang, kuperhatikan bokongnya yang begitu sintal, pahanya yang begitu mulus nampak terlihat karena dia mengenakan baju tidur terusan dan panjang roknya di atas lutut. Warnanya juga transaparan dan tipis sehingga tali BHnya dan juga celana dalamnya samar-samar terlihat.

Sesampai di kamarnya kututup pintu dan aku kunci dari dalam. Aku menyandarkan tubuhku di depan pintu kutarik tubuhnya dan kembali kuambil tangannya untuk terus mengocok-ngocok kontolku, kini tubuhnya bersandar di tubuhku, sambil terus mengocok kontolku, tapi gerakan mengocoknya masih sangat pelan dan lembut, mungkin karena baru pertama tapi aku malah menikmatinya.

Tolong diemut dong kontolku, dia menggelengkan kepala, kupegang kepalanya dan kududukkan di depanku, kuarahkan kontolku ke mulutnya, kutekan pipinya agar mulutnya terbuka dan perlahan kumasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dia masih terlihat risih dan malu, tapi beberapa saat kontolku sempat masuk juga dalam mulutnya meski sebentar, tapi aku gak mau memaksa karena ini pengalaman pertama baginya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk erat, kemudian perlahan kucium bibirnya, dia cantik juga meski pembantu aku tidak risih mencium bibirnya, karena menurutku Fadil cantik juga dan aku beruntung seandainya Fadil mau aku entot, soalnya dia masih perawan.

Kupeluk tubuhnya erat, dan kuciumi bibirnya sementara tanganku mulai aktif menggerayang ke pantatnya, dari belakang kuangkat dasternya, sehingga aku menemukan lipatan celana dalamnya, kuselipkan tanganku dan kuremas-remas pantatnya, tangannya menahan tanganku, tapi aku cuek saja sambil terus meremas-remas pantatnya, perlahan kuturunkan celana dalamnya sambil terus kuremas dan kutarik pantatnya ke depan, sehingga kontolku sekarang bersentuhan dengan memeknya, tangannya berhenti mengocok kontolku kemudian memegang pinggulku, kutarik tangannya ke atas leherku agar tidak mengganggu kontolku yang sedang menyentuhnya memeknya yang mulai terasa hangat, kuangkat tubuhnya dengan sedikit kugendong, sehingga kontolku tepat berada di depan lubang memeknya, kugesek-gesekkan kontolku ke memeknya, kudorong dia hingga sebelah tempat tidur, dan kurebahkan dia di atas kasur sekalian aku menindihnya, kugesek-gesekkan semakin cepat kontolku, dia terpejam, kunaikkan dasternya ke atas hingga terbuka kedua belah dadanya, kulepas BHnya, dan kulum-kulum putingnya, Fadil diam dan terus memejamkan matanya.

Aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu, takut terlalu lama pemanasan malah nanti Fadil sadar dan berhenti melayani nafsu bejatku, aku langsung membuka pahanya lebar-lebar, kulihat vaginanya yang mungil terlihat hanya seperti daging dengan garis tipis di bagian tengah, tidak ada rambut sama sekali, itilnya juga belum nampak keluar, kuarahkan kontolku ke pintu memeknya, kugesek-gesek dengan bantuan tanganku sambil mencari lubang senggamanya, setelah ketemu kudorong kontolku masuk ke dalam, tapi susah kutarik lagi dan kudorong pelan lagi, kini kepala kontolku sudah mulai masuk ke memek Fadil, kukeluarkan pelan dan coba kudorong lebih ke dalam lagi, Fadil memelukku erat dan minta kepadaku untuk pelan-pelan, sakit katanya.

Kukeluarkan lagi perlahan dan coba kumasukkan lagi, tapi memang memeknya kecil dan sempit, tapi kontolku sudah merasakan sedikit kehangatan, kugoyangkan pantatkan naik kemudian turun sehingga kontolku sudah agak lebih ke dalam lagi, sepertinya kontolku menyentuh sesuatu, mungkin ini selaput dara, aku semakin hati-hati menggoyangkan pantatku, kasihan kalau Fadil kesakitan, kemudian aku mengeluarkan kontolku.

Aku ambil bantal di samping Fadil kuletakkan di bawah pantat Fadil, dengan posisi seperti ini perut dan memek Fadil terangkat naik, ini akan membantuku memasukkan penisku jauh lebih dalam di dinding memek Fadil, kembali kuarahkan batang penisku ke memek Fadil, kumasukkan setengah dan menyentuh lagi selaput dara yang tadi belum berhasil kutembus, kudorong lebih dalam dengan hati-hati, tubuh Fadil menegang kedua tangannya menggenggam erat ujung bantal, matanya terpejam seperti menahan sakit.

Ku beri tenaga sedikit dibantu dorongan pantatku, dan slep… aku berhasil menembus selaput dara Fadil, dan kontolku merasakan sensasi dari kehangatan yang luar biasa, aku berhasil menembus benteng pertahanan dari dinding vagina Fadil. ah… benar-benar nikmat, aku kemudian mengocok-ngocok kontolku keluar masuk vagina Fadil, dinding vagina yang begitu sempit membuat kontolku mendapatkan kenikmatan yang begitu hebat, kulihat Fadil mengeluarkan air mata, mungkin karena tadi merasakan sakit, tapi sekarang dia mulai ikut sedikit menggoyangkan pantatnya, oh dia sudah menikmati permainanku. Tiba-tiba ohhhh….

Ternyata memek perawan ini membuat benteng pertahananku tidak terbendung, hanya beberapa menit berada di dalam memek Fadil spermaku sudah mau keluar, secepatnya kutarik kontolku dan kugesek-gesekkan di paha Fadil yang mulus, kugesek-gesek terus dan ohhhh spermaku muncrat juga….

Croootttt….. ohhhhh nikmat sekali, aku puas sekali malam ini, aku telah berhasil merenggut keperawanan Fadil, memek nya nikmat sekali, ahhhh terima kasih Fadil. aku kembali mengenakan pakaianku, kulihat Fadil masih terdiam terkapar lemas tak berdaya, perlahan aku keluar dari kamar, dan melanjutkan tidur lagi di atas sofa, takut mbak Cika besok pagi terbangun, kalau aku masih di kamar Fadil, wah apa kata dunia?

Cerita sex : Berpacaran Dengan Janda Montok

Kutarik selimutku dan kembali tidur, tapi aku membayangkan betapa nikmatnya memek perawan, oh terima kasih Fadil.

#Nikmatnya #Ngentot #Pembantu #Cantik #Yang #Masih #Perawan

Nikmatnya Ngentot Dengan Wanita Sexy Yang Punya Tubuh Menggoda Terbaru Malam Ini

Terbangun aku mendengar mbak Yana bercerita riuh dengan lawan bicaranya di ponsel sambil duduk di meja rias kamarnya. Ku lirik jam di dinding kamar ini yang terlihat kabur jarumnya, menunjuk angka 9 dan 10. Berarti sampai mendekati hampir tengah malam aku telah beristirahat di kamar mbak Yana.

Bergerak mengangkat selimut aku bergeser ke kiri ke arah kamar mandi di dalam kamarnya sambil menoleh kiri kanan mencari celana dalamku. kutemukan tergeletak di dekat kursi kecil yang dipakai duduk Mbak Yana, kubiarkan tubuhku berdiri meneruskan langkah kaki ke kamar mandi.

Kuraih sabun mandi dan shampoo di wastafel, aku beranjak ke bathup di ujung kamar mandi. Kuputar keran panas dan dingin, kucari kombinasi air hangat yang bakal kupakai berendam. Ahg, memang air hangat tersebut serasa memijat kakiku, dan kubiarkan diriku perlahan-lahan terbenam hingga leherku.

Dari celah pintu yang setengah tertutup itu aku mendengar mbak Yana masih bercerita seru adegan ranjang yang dinikmatinya bersamaku tadi sore, selepas minum ramuan khasiatnya yang membangkitkan energiku sore tadi. Kubiarkan badanku menerima kehangatan air hangat keran kamar mandi sambil bersandar kupejamkan mata.

Setelah lama tak terdengar lagi suara mbak Yana, aku menghentikan usapan sabun di tubuhku dan berusaha berdiri mengarah ke pintu tempat handuk bergantung. Bersamaan dengan itu Terdengar pintu kamar terbuka. Dari celah pintu kamar mandi, dari kaca rias di kamar aku melihat jelas pembantu mbak Yana si Yasmin masuk ke dalam sambil membawa kain bersih di nampan bersama teh hangat dan kue kecil bertumpuk di piring.

Saat membersihkan tempat tidur, dari ujung seberangku hingga berputar mendekati kamar mandi, aku telah kering menyeka basah tubuhku, yang kulilit handuk sepinggang. Saat membungkuk membetulkan seprei tempat tidur sambil membelakangiku, perlahan aku keluar kamar mandi dan merangkulnya dari belakang.

– Aih! pekiknya kecil terkejut.

Masih membungkuk, kuremas dada dan perutnya dalam pelukanku, kuarahkan dia menatap cermin meja rias, yang terlihat jelas belahan dadanya tersembul dibalik dasternya yang sedikit ketat. busana remaja sekarang memang sexy, membuatku senang menatap pemandangan indah di cermin. Yasmin yang meronta berusha berdiri dan melepas tanganku mulai mengerutkan dahi tanda risih.

– Nyonyamu mana sayang ? tanyaku
– Errhh!! Keluar ke temannya, ada yang ingin bertemu degnannya di daerah mall.
– Uhhh!! Tolong lepaskan mas pintanya memelas
– Hmm, terus teh ini untuk siapa Yasmin ?
– Untuk mas, sesuai pesan nyonya tadi.
– Apa saja pesannya ? sambil menggerayangi tubuh remajanya yang masih kencang ini, aku mengarahkannya ke arah meja rias.
– Untuk melayani mas sebelum nyonya datang. Aarhh!!

Pekiknya saat tangan kiriku yang memgang perutnya mulai turun ke bawah. Kuraih pangkal pahanya yang masih rapat tertutup pahanya, kuremas buah dadanya dari belakang, sambil kugesek gesekan pusakaku pada pantat atau punggungnya, sekenanya. tangannya berusaha menggapai tepian meja rias, kursi rias ataupun karpet bulu di kamar, berusaha menopang tubuhnya agar tak jatuh.

– Yah layani aku dong Yasmin aku kan ingin kau melakukannya
– Arrh!! pekik Yasmin,

saat kupegang pergelangan tangannya, kuputar badannya menghadapku, yang dengan cepat menarik ke atas dasternya menutup muka dan menahan tangannya di atas. Kutarik kebawah dengan cepat celana dalamnya dan saat membungkuk segera kuraih bra yang menutup dada ranumnya.

Kulepaskan bra dan celana dalamnya, memperlihatkan tubuhnya yang ramping indah masa2 remajanya. wajahnya masih tertutup daster yang berusaha ditariknya keluar. Kubantu Yasmin melepas dasternya, hingga terlihat sekarang ia menggigit bibir bawahnya sambil memelas wajahnya menatapku

– Jangan mas .. ampun mas
– Jadi kau tak mau melayaniku ? kubiarkan diriku duduk di tempat tidur.
– Jangan melayani ini mas nanti sakit mas
– Tapi ada nikmatnya kan ?

Yasmin tak menjawab. Ia menutupi kedua buah dadanya dengan menyilangkan tangannya, menutup erat pangkal pahanya dengan merapatkan lututnya kesamping setengah ditekuk. Wao! terlihat indah nian dipandang bentuk dan pose yang dilakukan Yasmin di depanku.

– Yasmin sayang, cobalah kau menikmatinya dengan hati terbuka, ikhlas.
– Engkau malah akan merasakan rasa nikmat yang beda dengan usaha penolakanmu. rayuku

Yasmin diam saja.

– Kalau mbak Yana senang dengan pelayananmu padaku, tentunya sikap mbak Yana akan baik kepadamu kan ?
– Kemarilah Yasmin sayang kataku perlahan sambil berdiri.
– Engkau cantik kuarahkan mukaku ke wajahnya dan mulai mencium pipi, ke arah telinga terus ke leher.
– Engkau gadis sexy Yasmin. kulitmu bagus kuhisap bahunya, turun ke bawah ke depan.

Mulai terasa pangkal buah dadanya mengeras, bergetar lembut saat tanganku mengajak pergelangan tangannya menjauhinya. Kubenamkan mulutku, menghisap dan mnggigit dada ranum kenyal, ketat milik Yasmin. Yasmin diam saja, masih menggigit bibir bawahnya, mulai menunduk dengan mata terpejam, terkulai ke kanan.

Kupeluk tubuh rampingnya, Kuremas kedua pantatnya, Kulebarkan pahanya. Kulakukan remasan selama beberapa waktu sampai akhirnya kupeluk erat dan kubaringkan ke karpet bulu di kamar mbak Yana ini.

Masih terpejam mata Yasmin, bibirnya setengah terbuka, kedua tangannya mendekap kepalaku. Kutindih badannya, kubuka kakinya lebar2 dengan usaha kakiku, kugesekkan perlahan handuk yang melindungi pusakaku ke pangkal pahanya. Kakinya terbuka secara suka rela, tertekuk lututnya.

Nafasnya tersengal saat pusakaku yang mulai mengeras menekan pangkal pahanya. Yasmin meremas tangannya di kepalaku saat tubuhku mendorong maju mundur dan menekan ke bawah. Merintih dan mengerang sambil menggoyangkan badannya mencari irama yang diinginkannya.

Tak terasa lama kami saling memagut, menekan dan mendekap pasangannya masing, sampai mulai terasa hangat pusakaku menyentuh tubuhnya. Handukku telah terlepas. Sedikit mengangkat panggul aku mengarahkan kepala pusakaku ketengah pangkal paha Yasmin. Yasmin diam tak bereaksi menunggu saat2 itu tiba. Kepalaku didekap erat sambil mengerang

– ERrrgh!!

Saat kepala pusakaku mulai menempati posisi yang pas pada milik Yasmin. Segera kudorong tubuhku sambil menekan membuatnya membuka mulut, tapi tak berusara. Matanya terpejam dan terbuka sesaat, bergantian, seirama dengan goyangannya mengimbangi dorongan dan tekananku. Beberapa waktu kemudian

– AAARRRGH!! pekiknya nyaring, pendek, dan terbuka lebar mata dan mulutnya

Sambil berkelojotan, bergoyang dan bergetar semua tubuhnya menghimpit rapat pingggangku. Pahanya yang erat menjepitku sekarang diringi gemetar semua dadanya. Kemudian Yasmin diam, memejamkan mata, masih berair ujung kelopak matanya, tapi sedikit tersenyum Yasmin masih mengelus kepalaku.

– Enak kan sayang ?? bisikku di telinganya, tanpa menghentikan gerakanku.

Masih dengan irama yang sama aku sekarang duduk berlutut dihadapnnya, membuka lebar kakinya dengan keuda tanganku di betisnya yang kuangkat ke atas. Tangannya sekarang mencengkeram kursi rias dan karpet bulu di salah satunya.

Kepalanya masih terkulai ke kanan, mengangguk-angguk. sambil menekan bibir bawah ia mulai merintih lagi. Pintu kamar terbuka dari luar!! Kuangkat kepalaku dan mbak Yana masuk. sambil menatap kami ia tersenyum kecil, meletakkan pantantnya di kasur, melepaskan sepatu tingginya.

DI pintu, masuk lagi seorang wanita tinggi, lebih muda dari mbak Yana dengan kurus panjang wajahnya mirip gadis foto model. Bajunya yang terikat diujung bawahnya memperlihatkan branya yang gelap membungkus dadanya yang kencang. Rok jeans sepaha yang dikenakannya terlihat amat sangat sexy membungkus pahanya yang putih.

Lalu masuk lagi seorang wanita pendek dengan tubuh yang sedikit lebih lebar dari mbak Yana, tetapi memiliki buah dada yang teramat besar. Baju putihnya lurus membungkus menutupi bentuk tubuhnya yang sedikit lebar itu, tanpa dapat menyembunyikan besar dada di depannya.

– Sayang, ini Jane dan yang baju putih ini Henni. yang kemudian menyebutkan namaku kepada mereka
– Yang di bawah tu si Yasmin, masih perawan dia tadi pagi. senyumnya kepada temannya.

Aku tidak menghentikan gerakanku, masih menikmati denyutan di dalam lubang Yasmin yang sekarang ikut menoleh ke arah mereka. Bingung ia harus berbuat apa sementara tubuhku masih mendorong keluar masuk pusakaku ke dalam lubang miliknya.

Mbak Yana keluar kamar sambil menepuk pundak Jane

– Ayolah kalo kau menginginkannya.
– Yuk Ndut, kita ke dapur dulu. ajak Mbak Yana ke arah Henni.

Kulihat Jane mulai melepaskan perhiasannya, meletakkan dalam tasnya. Membuka kancing bra dan ikatan bajunya, meletakkannya di kursi rias sambil mendekat kearahku. Kulihat Jelas buah dadanya bagus menjulang, ujungnya runcing membuatku ingin menghisapnya. Sedikit membungkuk ia menurunkan rok jeans yang telah terbuka resletingnya. celana dalam coklat gelap dengan bordir indah menambah indah bentuk lekukan bawah pusar si Jane.

– Mas kata Jane perlahan sambil mendekatkan wajahnya menciumi punggungku yang masih bergoyang berirama.

Jane merangkulku dari belakang, dan mengesekkan tubuhnya pada punggungku, kurasakan dadanya yang kenyal dan ketat itu menekan punggungku. Kemudian ia bangkit sedikit berdiri, menempelkan perutnya ke punggungku.

Kurebahkan miring si Yasmin di bawah, kakinya kanannya kusilangkan dengan kaki kirinya, pahanya sedikit merapat, pangkal pahanya seditkit lebih menjepit erat miliku. Yasmin merintih, kali ini meremas karpet disebelahnya erat2, kemudian sambil merapatkan bibir ia mengejang.

Tanganku yang memegang kakinya merasa getaran kejang2 cepat yang kemudian berhenti, tapi dengan otot2 tubuh yang masih mengejang. badannya setengah tertekuk ke samping, lubangnya terasa lebih sempit dari sebelummnya saat itu.Kemudian ia diam tak bergerak, dengan masih rebah miring dan kaki terangkat satu. Ia tak bergerak, diam lemas tapi masih mencengkeram karpet bulu.

Dari tadi tubuhku tetap bergoyang dengan irama yang sama menekan ke depan dan ke bawah.Aku tidak melihat perlawanan lagi. Tapi lubang milik Yasmin itu aku masih suka mengolahnya dengan pusakaku. Tidak sesempit sesaat tadi, tapi masih terasa menjepit dan berdenyut saat aku menghentikan sebentar gerakanku.

Jane yang tanganya sudah gatal telah memulai meremas dadanya sendiri, menyaksikan kelojotan dan kejangan Yasmin di hadapannya. Sambil meraih pergelangan tangan kiriku, ia menyodorkan kemaluannya, menempelkan tangannya di situ sambil menggesekan tubuhnya ke tanganku. Sedikit kujepit dengan ibu jari dan telunjukku, kubuat celana dalam Jane sedikit turun ke bawah.

Dari samping kemudian merangkulku, duduk di paha kiriku, menghadapku. Membuka pahanya lebar2 dan membenamkan pangkalnya ke pahaku. Dicondongkannya tubuh bawahnya hingga lebih menempel, menggesekkan kemaluannya ke pahaku. Kemudian menggesek kedua dadanya di bahu kiriku, naik turun.

Kulepaskan si Yasmin yang terdiam di lantai, kuajak berdiri sebentar si Jane, kemudian mengajaknya duduk di kursi rias. Kutarik lepas celana dalamnya, tubuh Jane yang aduhai ini telah duduk di kursi rias dengan terbuka lebar pahanya.

Segera kudorong bersandar ke meja rias, ia menopang sikunya. Pangkal pahanya dicondongkan ke arahku, memperlihatkan bentuk kemaluannya yang terselimut bulu tebal dari bawah pusar hingga sekeliling pangkal kakinya. kakinya dibuka sedemikian lebar hingga kedua tanganku dapat membuka belahan bawah Jane dan memijitnya perlahan.

– UUUhhggghh Mengecil mulut Jane ke depan, melenguh melepaskan nafas.

Kumasukkan pusakaku ke dalam milik Jane, kulakukan gerakan maju mundur dengan irama perlahan. Terasa masih kering lubang Jane, sehingga masih terasa dinding pusakaku menggesek lubang Jane saat berusaha masuk.

Jane tersenyum nakal. dan mulai menggoyangkan naik turun bawah perutnya, membuatku semakin bersemangat menekan tubuhnya. Kupercepat gerakanku. ku tak peduli jika aku mencapai puncakku sebentar lagi. Tapi herannya, perasaan rileks di kepalaku dan nafas teratur miliku seperti malah membuatku tidak sampai2 pada ujung nikmatku.

Sudah tegang pusakaku bersama si Yasmin, Sudah bergesekan di lubang sempit miliknya berulang kali. Kali ini dengan Jane, lubang keringnya yang menggigit dinding pusakaku, juga tak sanggup melepaskan energi yang kutunggu dari tadi. Heran juga ku sekilas.

Tapi dorongan2 dan tekanan tajam, cepat dan berulang kepada Jane membuat lubangnya mulai basah juga. Dengan cepat ia merangkul kepalaku, pahanya dengan sigap dan cepat merangkul pinggangku, sehingga membuatku bangkit, menggendongnya, dan mendorong lubang di bawah badannya dalam-dalam.

– AArghhh!! nikmat mas

Badan Jane bergoyang dalam gendonganku. Kadang naik turun, kadang maju mundur, sambil terus menjepit kepalaku dengan tangan, dan pinggangku dengan kakinya. Kuajak ia berjalan keliling kamar mbak Yana. Merintih si Jane bergoyang pantatnya terdorong pahaku yang melangkah maju bergantian.

Semakin erat genggamn Jane, dan semakin memburur nafasnya. Kubuka handle pintu kamar mbak Yana, kubuka pintunya, kuberjalan ke ruang tengah sambil menggendong Jane yang bergoyang goyang mencari kesenangannya.

Kulihat Mbak Yana di depan tv ruang tengah, melihat film porno asia, pemerkosaan gadis sekolah jepang di tv layar lebarnya. Kulihat mbak Yana menatap layar sambil menerawang matanya. Pakainnya telah kebawah, tinggal bra di dadanya yang sedikit melorot juga, tanda kancing belakangnya telah terlepas.

Kulihat kebawah, kaki mbak Yana bergoyang-goyang mengapit kepala si Henni yang mengulum lekukan bawah tubuh mbak Yana. Sambil bersandar dan melirik kami, mbak Yana membenamkan kepala Henni dalam2. Mulut mbak Yana terbuka, setengah bergoyang ia melambai kearahku. Mengajakku mendekat.

Jane yang kugendong tambah mempererat genggamannya saat kulewati tv itu, membuat Jane melihat dan mendengar jelas teriakan, erangan dan tangisan keras gadis sekolah yang terpampang di tv, dikerjai oleh si pria dewasa. Jane mempercepat ayunannya dan kulihat matanya melotot melihat tv, mempererat jepitannya, merintih-rintih kemudian

– ARrrghhhh!! AAAHhHHHHHHhhhh

Badannya bergunjang dalam gendonganku, bergetar dan mengejang sesaat. Kemudian melapaskan tangan dan kakinya, hendak turun. Kubiarkan ia merosot ke bawah, ke lantai berselimut bulu tebal itu. Ia terbaring miring sambil tersenyum padaku.

Mbak Yana terpejam dan terbuka matanya bergantian, menikmati sapuan lidah dan hisapan si Henni yang setengah telanjang berbaring di bawah. Kutarik meja ke pinggir memperluas ruang tengah ini, kutarik kursi sofa kecil ke arah mereka berdua.

Kuangkat gaun putih bagian bawah milik Henni. gaunnya di tengah tubuhnya sekarang bergantung, karena bagian atasnya sudah terlepas semua hingga pinggang. Tak kulihat celana dalam si Henni di badannya.

Coba kuangkat sedikit pahanya, mengajaknya bersandar telungkup di kursi yang kusiapkan. Masih melumat milik mbak Yana, si Henni mulai melirik ke arahku. Kubuka sedikit pahanya, yang diteruskan dengan usahanya sendiri membuka lebar2 dan sedikit menungging bagian bawahnya. merangarahkannya kepadaku.

Ah, segera kusiapkan pusakaku berganti lubang sekarang. Kumasukan perlahan. sempit. Henni menjerit kecil dalam benaman pangkal paha mbak Yana. Perlahan kumasukan pusakaku yang basah ini memasuki lubang Henni. Wanita ini gemuk, sehingga membuat lubangnya sempit, atau ia jarang melalukan sehingga terasa sempit ?

Perlahan tapi pasti, pusakaku sudah di dalam lubang Henni. kukoyak kesamping, kedorong kedepan, kebenamkan dalam-dalam ke bawah, kugoyang kesegala arah. Aku senang dinding pusakaku terpijit denyutan ruang dalam Henni.

– Ah!! pekiknya tertahan

Lubang Henni, hampir sesempit lubang Yasmin. Tapi kali ini ia memijit pusakaku di dalam, membuatnya berbeda dengan milik si Yasmin. Kudorong terus si Henni, kuingin terus meraih sensasi di pijitan di ruang dalam miliknya.

Tak beberapa lama, aku mulai gemetar, kupercepat gerakanku, kuperhatikan mbak Yana yang terpejam matanya, terlentang lemas, Henni yang tidak mengulum kemaluan mbak Yana, mulai terengah-engah, telungkup di kursi kecil. Badannya sedikit bergoyang sambil terus merapatkan pantatnya, berusaha keras menjepit pusakaku saat beraksi di lubangnya. Kurasakan si Henni ini yang paling lihai diantara mereka.

Dengan meremas pantatnya, kubenamkan dalam2 pusakaku ke lubang Henni, menegang paha dan lututku, mengeluarkan cairan hangat yang kutunggu dari tadi. Kusampai puncak nikmatku dengan wanita sintal tapi lihai ini. Kulihat ia tersenyum menoleh kepadaku, terengah engah membiarkan lubangnya tersiram air hangat dari dalam tubuhku.

Sesaat sambil meluruskan kaki, terduduk di bawah bersandar sofa, aku merasa ada yang aneh saat kuperhatikan pusakaku masih bediri tegak. Aku sudah yakin mencapai puncak nikmat saat bersama Henni tadi, tapi pusakaku belum bergerak melingkar lemas kebawah.

Kupegang, masih tegang dan kencang. Kuteguk cangkir minuman disampingku, kurasakan hangat tehnya, sambil menutup mata dan menyandarkan kepalaku ke sofa aku beristirahat memejamkan mata.

Setengah sadar aku merasakan beban berat mendidihhku, bersamaan terjepitnya pusakaku kedalam lubang bawah wanita. Kurasakan semua gerakan ayunan dan goyangan cepat berlangsung lama di atasku bersamaan dengan pekik panjang suara si Henni.

Tak lama setelah mengangkat badannya, kembali aku tertindih berat tubuh wanita yang membenamkan pusakaku ke dalam liang lubang wanitanya. Kudengar suara mbak Yana sekarang terengah dan menjerit terus menerus. Mulai kudengar pula suara Jane ikut tertawa perlahan dan bergantian menindih tubuhku sambil menggoyangkan pangkal pahanya mencari kenikmatan. Mereka terus melakukan secara bergantian.

Akhirnya tak terdengar suara dan gerakan lagi Kubuka mataku dan melihat mereka bertiga tertidur di karpet, semua dengan telanjang bulat. Kucoba bangkit, merasakan tenagaku mulai pulih, aku bergerak perlahan ke kamar mbak Yana, sambil memperhatikan pusakaku yang masih terus berdiri tegak.

Cerita sex : Pembantu Semok Yang Bikin Goyah Kesetiaan Pada Istri

Aku masih teringat Yasmin, remaja belasan tahun yang masih sangat ingin kujamah dan mengolah tubuh molek kencangnya bersama lubang kenikmatannya yang sempit.

#Nikmatnya #Ngentot #Dengan #Wanita #Sexy #Yang #Punya #Tubuh #Menggoda