Cerita Sex Dengan Penjaga Kantin Kantorku Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Dengan Penjaga Kantin Kantorku

Cara kerjaku di pabrik memang terkenal tegas, akan tetapi aku terkenal dengan kebaikan ku terhadap karyawan lain terlebih dengan karyawan bawahan ku. Memang posisiku sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya. Sebagai manager pusat aku memegang peranan penting dalam perusahaan. Akan tetapi godaan yang datang jauh lebih besar. Semasa aku memegang peranan sebagai bagian produksi rekan-rekan kerjaku sebagian besar laki-laki dan hanya beberapa wanita yang ada di departemen ku.

Itu pun semuanya tidak ada menarik hatiku. Akan tetapi sekarang aku sedang mengincar “mangsa baru. Yaitu Mbak Merry, penjaga Kantin pabrik. Mbak Merry asli dari Solo. Akan tetapi sejak usia 13 tahun dia sudah tinggal di kota ku ini. Sekarang dia bersuamikan salah satu karyawan bawahan ku. Yang selalu membuat ku menarik diluar bodinya yang yahud adalah bau keringat nya yang khas. Entah kenapa aku selalu saja terangsang apabila mencium bau keringat mbak Merry.

Memang mbak Merry terkenal dengan kegenitannya di pabrik. Bahkan terkadang akibat kegenitannya itu dia sering terlihat bertengkar dengan suaminya. Wajar saja kalau suaminya cemburu. Dan aku pun tak akan menyalahkan laki-laki yang menggoda mbak Merry. Karena terkadang entah sengaja atau tidak dia selalu memperlihatkan belahan dadanya ketika menyajikan makanan.

Terkadang pula aku sering melihat mbak Merry dicolek-colek oleh karyawan tanpa menepis colekan itu ataupun memarahi kenakalan tangan karyawan pabrik. Semenjak aku dijadikan Manager Pusat oleh boss ku ,aku menjadi jarang makan di kantin. Karena staff Direksi hampir semuanya selalu makan di luar. Apalagi kalau bersama boss ku. Pasti kami selalu makan siang di restoran berbintang.

Tapi siang itu entah kenapa aku malas sekali makan bersama boss ku. Aku memutuskan untuk tidak makan siang. Pada saat jam makan siang aku memilih minum kopi di ruangan ku dan bermain game di laptop ku. Ruangan ku sekarang sangatlah besar dibandingkan pada saat menjabat Manager Area. Dan aku pun sekarang memiliki sekertaris pribadi. Namanya Vicky. Umurnya tidak berbeda jauh dengan ku. Hanya terpaut tiga atau 4 bulan saja. Orang nya cantik, tubuh ideal, hanya saja cerewet nya minta ampun.

Terkadang aku sering berdebat dengannya hanya karena hal sepele. Vicky masih mempunyai hubungan kerabat dengan boss ku. Selepas kuliah sekertaris dia ditarik oleh boss ku dan ditempatkan menjadi sekertarisku. Tapi sudahlah tak usah bercerita panjang lebar mengenai Vicky. Hari itu memang Vicky tidak masuk kerja. Kadang aku suka meminta untuk di pesan kan makanan olehnya.

Tepat pada saat jam menunjukan pukul 3 sore, perutku mulai minta di isi. Aku pun kemudian mengangkat telpon dan menelpon bagian OB. Tak lama kemudian datang lah Darsiman salah seorang OB kami.

“Ya Pak? Bapak manggil tadi?”.tanya Darsiman padaku.

Tanpa menoleh ke arah nya aku pun menjawab ,”

Man, tolong kamu ke kantin dan bilang mbak Merry untuk buatin saya mir rebus ya. Jangan pake sayur….dan jangan pake lama …”. Darsiman pun berkata ,

”Siap boss….siap laksanakan…hehehe…”. aku pun bangkit dari kursiku dan merogoh saku celanaku untuk mengambil dompet.

Aku mengeluarkan lembaran seratus ribuan dan menyerahkan nya pada Darsiman.

“Nih…ntar bayar ke mbak Merry, kembaliannya buat kamu aja…”. kataku sambil kembali duduk di kursiku. “Waaahhh…buanyak bener boss…bener nih kembaliannya buat saya?”. Tanya Darsiman ragu.

Aku pun tersenyum dan berkata ,

”Yah…kembaliannya buat kamu aja…ga papa..bagi-bagi rejeki..sudah cepet sana dah laper saya”. Dengan sigap Darsiman langsung bergegas meninggalkan ku. Aku pun kembali sibuk bermain game.

Bosan dengan bermain game aku pun membuka sebuah situs porno , kemudian aku pun sibuk melihat –lihat film yang akan aku unduh. Dan akhirnya aku pun menemukan film yang aku inginkan. Sebuah film klasik yang diperankan oleh Asia Carera. Memang artis porno yang satu itu merupakan favoritku. Sambil menunggu file nya terunduh, aku pun kembali mencari-cari file yang lain. Cukup lama aku berkutat di depan laptopku hingga tanpa sadar mbak Merry sudah ada di dalam ruangan ku,dan sambil memegang nampan berisikan mie instan dia berdiri di belakang ku. Dan aku pun terkejut ketika mbak Merry menepuk pundak ku.

“hayyoooo…yang mau makan koq malah nonton film blue sih Pak..?”. dengan sigap aku pun menutup laptop ku.

“Loh koq ga ketauan masuknya mbak?”. Mbak Merry menggelengkan kepalanya sambil berkata ,

”Lah…tadi saya ketok pintu berapa kali, Bapak ndak menjawab, saya masuk saya tanya mau disimpan di mana mie nya ,ndak jawab juga….eh lagi asik rupanya nonton….hehehe…”. Aku pun menjawab ,

”Masa sih mbak? Beneran loh ga kedengeran….ngomong-ngomong uang nya dah dikasihkan sama Darsiman ,blom?”. Sambil meletakan mie di atas mejaku mbak Merry menjawab ,

”sudah Pak, tadi sudah di kasih uangnya…. memang lagi ga ada kerjaan ya Pak, nonton film Blue?”.

“Ya nih, Vicky kan ga masuk…jadi ga ada yang bantuin, ntar aja di lanjut”.

Tiba-tiba terbersit pikiran kotorku untuk mengerjai mbak Merry, mumpung ga ada orang nih, kataku dalam hati. Aku pun menyusun strategi dan mulai mempersilahkan Mbak Merry duduk.

“Mbak, duduk dulu deh di sini, temenin saya ngobrol….ga ada temen ngobrol nih…lagian dah lama kita ga ngobrol ya?”. Mbak Merry pun duduk dan meletakan nampannya di dadanya.

“Ya Pak, sejak Bapak jadi manager ,bapak ga pernah ke kantin lagi….”. Aku pun tersenyum dan berkata ,

”Sorry mbak, bukan ga mau ke kantin lagi, Cuma si boss selalu ngajak makan di luar terus.” Mbak Merry pun berkata sambil tersenyum ,

”Tapi kayaknya bapak aja yang udah bosen sama saya ya, jd ga mau ke kantin….”. Aku menggelengkan kepala sambil menjawab ,

”Ga lah, siapa yang bosen sama kamu? Kamu cantik, seksi, laki-laki bodoh aja yang bosen sama kamu….”. Kulihat wajah mbak Merry memerah dan tertunduk malu ,

”Ah….bapak gombal…sama kayak yang lain, gombal semua”. Aku pun bangkit dari duduk ku dan mengitari meja mendekati mbak Merry, kemudian berdiri di sampingnya.

Dari tempatku berdiri ini tampak lebih jelasa belahan dada mbak Merry, yang memang hari itu mengenakan kaus berleher pendek, sehingga kedua payudaranya agak menyembul keluar. Aku pun mulai beraksi, tanganku kuletakan di bahunya sambil berkata ,

”Saya ga mungkin gombal mbak, mana mungkin saya gombalin cewek cantik dan seksi kayak mbak….Sayang aja mbak dah punya suami, kalo ga…..”. Aku tak meneruskan kata-kata ku, dan memang benar, mbak Merry tampak merespon perkataanku.

“Emang kalau saya ga punya laki ,bapak mau sama saya?” Tanya Mbak Merry.

Aku pun tersenyum dan tanganku tak kubiarkan diam di bahunya. Aku elus-elus bahunya sambil berkata ,

”Mau lah, kalau sekarang mbak Merry mau saya juga mau sama mbak Merry…”.

Suasana menjadi hening seketika. Mbak Merry tak menjawab hanya diam tertunduk. Aku pun bertanya ,

”Loh koq diam mbak? Kenapa? Saya menyinggung mbak ya?”. Mbak Merry menjawab sambil menundukan kepalanya ,

”Ga Pak. Bapak ga menyinggung saya. Cuma saya tau bapak sudah beristri. Dan saya juga bersuami…..kan ga mungkin Pak”. Aku pun tertawa dan kembali merayu mbak Merry ,

”Hahahahaha….tapi kan kalau ga ada yang tau, ga bakalan apa-apa kan Mbak?”. Mbak Merry kembali berkata ,

”Saya malu Pak, saya kan Cuma penjaga kantin, trus disamping itu saya takut keterusan….”. Aku pun memutar kursi yang di duduki mbak Merry sehingga posisi kami berhadapan, kemudian aku pun berjongkok di depan nya.

“Mbak, penjaga kantin kan Cuma profesi, yang saya suka kan orangnya….trus maksud mbak takut keterusan apa sih mbak?” Mbak Merry meletakan nampan yang dipegangnya ke atas meja, kemudian menjawab ,

”Saya takut kebablasan pak….Saya nikah sama suami saya awalnya ya seperti ini….saya di rayu, trus kebablasan, untung dia mau nikahin saya….”.

Aku terdiam sejenak, kemudian sambil mulai mengelus-elus bahu hingga lengannya aku pun kembali berkata ,

”Saya mau jujur sama mbak, dari awal saya liat mbak di kantin, saya udah tertarik sama mbak, memang bukan tertarik jatuh cinta…..saya tertarik dengan tubuh mbak dan kecantikan mbak, terkadang saya suka membayangkan tubuh mbak kalau sedang melakukan hubungan intim dengan istri saya….sorry ya mbak..bukan maksud saya mau merendahkan mbak. Tapi sebagai lelaki normal saya benar-benar terangsang sama mbak…..”. 

Belum sempat mbak Merry menjawab, aku langsung menciumi bibirnya. Aku hanya berpikir ,gimana nanti aja.”Paakk…hhmmmppphh….” hanya itu yang keluar dari mulut mbak Merry. Dan ternyata mbak Merry membalas ciuman ku. Dia mulai memainkan lidahnya di lidahku. Kami pun terus berkutat saling bertukar ludah dan saling berpagutan dengan panas.

Aku pun tak menyia-nyiakan hal ini, tanganku pun kuselipkan ke kaus leher pendek nya, dan mulai meremas payudaranya. kemudian mulai mengusap-usap puting nya. Tampak mbak Merry menggeliat-geliat kegelian. Tangan Mbak Merry mulai mengelus rambutku. Aku pun membimbing tangan mbak Merry yang satunya lagi ke arah selangkanganku. Dan tanpa disuruh mbak Merry, mulai melepaskan celana ku. cerpensex.com Mulai dari ikat pinggang, kancing celana hingga resleting celanaku. Hingga celanaku pun terjatuh ke bawah, dan hanya menyisakan celana dalamku.

Kemudian tangan mbak Merry mengusap-usap kontolku dari luar CD ku. Kontan saja kontolku pun langsung berdiri perlahan hingga benar-benar berdiri tegak dan keluar dari dalam CD ku. Mbak Merry menghentikan ciumannya dan menarik kepalanya kebelakang.

“Pak….saya takuuttt…”. Aku tersenyum sambil memelai rambutnya.

“Jangan takut mbak, kan ga ada orang, yang penting kita nikmati aja yang ada sekarang, dan satu lagi jangan panggil saya Pak, panggil saya mas saja…”. Setelah berkata demikian aku pun melumat bibirnya kembali. “Hhmmmmppphhh….mmmaaaassss……”. Mba Merry kembali membalas ciumanku.

Dan tangannya kemudian membuka CD ku, dan mulai mengelus dan mengocok kontolku. Aku pun tak tinggal diam. Tangan ku pun kemudian turun ke arah rok panjangnya. Ku elus-elus betis nya, kemudian naik ke pahanya, hingga akhirnya kutemukan gundukan indah di balik CD nya. Aku pun mulai mngelus-elus gundukan tersebut.

Cerita Sex Dengan Penjaga Kantin Kantorku

Ketika aku sedang menikmati aksi kami itu, tiba-tiba mbak Merry menghentikan aksinya dan mencoba bangkit dari duduknya. Aku pun sempat berpikir kalau mbak Merry mulai tersadar akan hal ini dan ingin menghentikan nya. Akan tetapi dugaanku salah besar, mbak Merry malah meminta ku untuk mengunci pintu, sambil mulai menurunkan CD nya tanpa membuka rok panjangnya. Aku pun bergegas mengunci pintu ruanganku. Dan kembali ke arah mbak Merry, dan ternyata mbak Merry sudah duduk dengan posisi mengangkang dan kedua kaki nya di letakan di atas pegangan kursi. Hingga tampaklah memeknya yang indah terpampang di depanku.

Tanpa basa-basi lagi aku pun membasahi kepala kontolku dengan liurku. Kemudian mengarahkan kontolku ke arah memeknya yang kulihat memang sudah siap untuk dimasuki kontolku. Aku pun menggesek-gesekan kepala kontolku perlahan, dan kemudian menekan perlahan pantatku sehingga kontolku masuk perlahan. Kurasakan memek mbak Merry masih agak sempit, entah mungkin kontolku memang besar dan memeknya tak sebesar dan selebar Tante A Yung. Kulihat Mbak Merry memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya. Aku pun menekan pantatku terus sehingga kontolku masuk seluruhnya. Kulihat mbak Merry membelalakan matanya dan berteriak kecil ,

”Aaaaahhhhh… mmaaassss…. ssaakkkiitttt…….Ooooouuhhhhh……. sssssstttttt…..!!”. Ketika kontolku sudah masuk seluruhnya, kudiamkan sejenak kontolku di dalam memeknya.

Aku pun menyingkapkan kausnya ke atas ,lalu ku angkat pula bra nya sehingga payudara mbak Merry tampak indah menyembul dihadapanku. Dan aku pun mulai menjilati dan mengemut putingnya sedangkan tanganku aku arahkan ke arah clitoris mbak Merry dan mulai mengusapnya pelan-pelan.

“Maassss…aayyoooo..ddooonnggg…… aaaaaooohh…. hhhmmmppphhh…..!!”.Desah Mbak Merry.

Akan tetapi aku sengaja tidak menggenjotnya dulu karena masih ingin menikmati hangatnya memek mbak Merry. Mungkin karena aku yang mendiamkan kontolku di dalam tanpa menggerakannya, maka tanpa disuruh mbak Merry menggoyangkan pantatnya sendiri, maju mundur, memutar dan sesekali menekan pantatnya keras-keras ke atas.

“Aaahhhhh…. aaaaauuuuhhh….oooouuhhh…. mmmaaasss…. eennnnaaakkkk… ayyyoo…. doonnkkk… maasss ……jjuuggaaaahhh…….. sssstttt…!!!”. Mbak Merry tampak mendesah sambil meremas payudaranya sendiri yang sedang aku jilati itu.

Kemudian aku pun mulai menggenjot dengan perlan-pelan. Dan sensasi yang aku dapatkan dari memek mbak Merry memang hebat. Denyutan di dalam memeknya jauh lebih terasa di batang kontolku. Seakan –akan kontolku sedang di urut.

“Mbaaakkkk…. oooouuhhh….mmmeeemmeekk…. mmmbbaakkkk….. mmmeemmaaanngg….. eeennaaakkk….. ssssttttt……aaaahhhhh…!!” Genjotanku perlahan –lahan mulai meningkat temponya.

Dan mbak Merry pun tak tinggal diam, pinggulnya ikut bergoyang seiring dengan goyangan ku.

“Mmmaaasss….. hhhmmmpppphhh…. kkkoonnnttooolll…. mmmaassss….. jjjuuggaaaaa…. eeennnnaaakkk…. aaaahhhh…aaaauuuhhh….!!”. tak lama kemudian akupun mengganti posisi ku, tanpa mencabut kontolku dari memek mbak Merry.

Aku mengangkat tubuh mbak Merry kemudian membaringkannya di atas sofa ruanganku. Dengan posisi ini aku lebih bebas mengeksplorasi tubuh mbak Merry. Kemudian aku angkat kaki kirinya dan aku letakan diatas bahuku. Dan aku pun mulai menggenjot memek mbak Merry kembali. Dan memang posisi ini jauh lebih enak dibandingkan pada saat kami melakukannya di atas kursi. Tak beberapa lama kami pun berganti posisi kembali.

Kali ini mbak Merry menaiki tubuhku. Aku pun mengambil posisi duduk di sofa. Mbak Merry kemudian mengangkangiku dan memegang kontolku, kemudian membimbingnya dan memasukan kontolku perlahan ke dalam memeknya.

Bllessss!!

“Aaaahhh…. eeennnaaakkk… mmmaassss…..!!” desah mbak Merry ketika kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya.

Dan mbak Merry pun sedikit membusungkan dadanya sehingga payudaranya tepat di depan wajahku. Tanpa menunggu lama aku pun melumat kedua payudaranya yang indah itu.

Mbak Merry mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur, kemudian naik turun dengan irama yang teratur. Tak lama setelah itu tampak mbak Merry mulai mempercepat goyangannya.

“Maaasss…. mmmaaauuuu…. kkkeellluuaaarrr….. uuuddaaaahhh… mmmaaauuu… saaammmpppee…aaahhhh… aaaooohhhh…. ssstttthhhh…. !!” Aku pun membantu mbak Merry dengan memegang pinggangnya dan menggerakannya seiring dengan gerakan mbak Merry.

Dan memang tak lama kemudian tubuh mbak Merry menegang, dan dia memeluk ku dengan erat.

“Aaaaahhhhhh….. hhhhmmmpppphhhh……. !!!!”. Ditekannya kuat- kuat pantatnya sehingga kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya.

Kemudian tubuhnya mulai melemas dan aku pun mengangkat tubuhnya dan ku baringkan lagi di atas sofa. Kuangkat kedua kakinya dan kuletakan di atas bahuku. Ku gesek-gesekan kontolku di bibir memeknya. Dan belum sempat aku memasukan kontolku mbak Merry menahan perutku dan berkata ,

”Maaassss…. ssebbbeennntttaarrr… cccapppeee… hhhmmmpppp…!!!”. Ku pegang tangan mbak Merry dan tanpa mempedulikan perkataannya aku menekan pantatku dan tanpa sadar aku pun mengerang karena posisi ini lebih nikmat dari sebelumnya.

“Aaahhhh….. mmbbaaakkkk….!!”.

Aku mulai menggenjot dengan irama cepat dan memang aku sudah mulai merasakan desakan air maniku akan keluar. Dengan cepat dan kuat aku terus menekan memek mbak Merry. Pllookk..!! Pllokk!! Pllookkk!! Mbak Merry pun kembali mendesah dan berterik kecil.

“Maaasss…. ggaaa…tttaahhhaannn…. mmmaaauuu… kkkeellluuaarr… lllaagggiiii….. Aaaahhhh… aaaahhhhhhh….!!!” dan tubuh mbak Merry kembali menegang. Kedua tangannya meremas sofa dengan kuat.

Kurasakan denyutan memek mbak Merry bertambah kuat. Dan memang akibat denyutan itu kurasakan kontolku pun sudah ingin mengeluarkan isi nya.

“Mbaakkk… ssaaayyyaaa… jjuuggaaa… mmmaaauuu…. kkkeellluuuaaarrr….. hhhhmmmppphhh….!!!”. Mbak Merry menjawab dengan perlahan.

“Maaasss…. hhmmppphh… ddiiillluuaaarrr… yyaaa….!!’. Kemudian aku pun mencabut kontolku dan beranjak dari tempatku.

Kuarahkan kontolku ke depan mulutnya. Tanpa disuruh mbak Merry pun menggenggam kontolku dan mengocokya sambil sesekali menghisapnya. Tak lama kemudian aku pun menjerit pelan ,

”Mmbbaaakkk…. aaaaahhhhhh….hhhhhmmmppphhh…!!”. Mbak Merry segera mengulum kontolku dan menghisapnya kuat-kuat.

Crrooott…cccrrroooott..crrooott..!!! air maniku menyembur dengan kuat dan memenuhi rongga mulut mbak Merry.

Kulihat mbak Merry terus menghisap kontolku dan menelan air maniku tanpa menyisakan setetes pun. Kurasakan tubuhku melemas dan seluruhn titik syarafku merasakan sensasi nikmat yang tiada tara. Dan setelah habis semua maniku di telan, mbak Merry masih menjilati kepala kontolku ,bahkan sesekali menggigitnya dengan pelan. Dan dia pun tersenyum kepadaku.

“Mas, saya bener-bener dibikin lemes sama mas….”. Aku pun bangkit dan mencium bibirnya. Kami pun kembali berpagutan.

Setelah itu kami pun kembali berpakaian.

“Mbak, tolong jangan sampe ada yang tau ya…”. Aku sedikit memohon kepada mbak Merry.

Dia pun tersenyum lalu menjawab ,

”Tenang aja mas, saya juga ga mau kalau suami saya sampai tau..”. Aku pun kembali bertanya ,

”Terus ,koq mau sih saya ajak begituan?”. Mbak Merry menjawab ,Cerpensex

”Sebenernya saya suka banget mas begituan, Cuma suami saya ga bisa muasin saya seperti mas tadi…”. Mbak Merry tertunduk malu.

Lalu kembali berkata ,

”Tapi nanti kalau mas mau lagi, tinggal ngomong sama saya, kapan dimana saya siap koq mas…”. Aku pun tersenyum dan memang jawaban seperti itu yang ingin ku dengar.

“Ya sudah mbak, nanti kalau saya pengen lagi kita janjian, tapi jangn di kantor, mending diluar biar lebih aman dan nyaman…”. Mbak Merry pun bangkit dan mengambil nampan yang tadi disimpannya di meja.

“Kalau gitu saya permisi ya Pak, kalau ada apa-apa kasih tau aja ya..”. Aku pun bertanya kembali padanya,

”Loh kpq manggil “Pak” lagi?”. Mbak Merry menjawab sambil tersenyum ,

”Kalau manggil “Mas” ntar aja kalau kita lagi begituan, kalau di kerjaan saya tetep harus panggil “Pak”, tar orang curiga….Mari Pak, saya tinggal dulu..”. Mbak Merry pun segera beranjak meninggalkan ruangan kantorku.

Cerita sex : Akhirnya Bisa Kusetubuhi Guruku

Dan memang sejak saat itu kami pun sering bertemu diluar, aku selalu mengajaknya bertemu di hotel sehingga tak ada seorang pun yang tahu tentang hubungan kami.

#Cerita #Sex #Dengan #Penjaga #Kantin #Kantorku

Menikmati Diperkosa Oleh Dua Penjaga Perpustakaan Terbaru Malam Ini

Menikmati Diperkosa Oleh Dua Penjaga Perpustakaan

“Loh pak Samsul, gmana sih?? Kemarin Bapak bilang, Kartu perpustakaan saya sudah beres hari ini, sekarang bilang besok lagi…Gmana sih pak ??? Kerja koq ga bener gitu sih???”

“Yak maaf Dek Karina, Pak Bambang Gak masuk hari ini jadi kami ga bisa minta tanda tangan persetujuan-nya…” Kata pak Samsul, penjaga perpustakaan, berambut tipis setengah baya itu, dari seminggu yang lalu dia selalu bilang besok,….lusa,..Cape dech..

“Pak, saya sudah ngurus ini dari sebulan yang lalu, masa ga beres-beres pak, saya butuh data-data skripsi besok, saya harus menyerahkan-nya besok pak…Gmana sih??? Skarang saya Foto-copy ga boleh…Gmana sya mau buat skripsi saya?? Bapak mau bikinin??? Pasti gak bisa kan bapak…??” Cape aku membentak-bentak orang ini, memang susah menghadapi orang-orang tak berotak seperti dia…

“Ya terserah non, skripsi-skripsi non, kenapa saya yang musti mikir, ” sambil berlalu untuk istirahat makan siang…Aku hanya bisa mengumpat Karinaa perlakuannya…

Aku pun meninggalkan perpustakaan itu, benar-benar pusing aku, gara-gara kehilangan dompet bulan lalu benar-benar menghambat skripsiku, padahal besok deadline kerangka skripsi,…

Aku pun menelepon sahabatku, Sherly..Dari ujung telepon sana dia mengatakan kalau dia ada di FoodCourt Kampus, aku pun segera beranjak menemuinya..

Oh iya Nama-ku Karina, ya ada nama lengkapnya sich, tapi itu aja ya..Hehehe.Mungkin beberapa dari kalian pernah melihatku di majalah-majalah remaja ibu kota, aku memang seorang Model, Dengan wajah oriental dan tubuh sexy-ku, aku pikir aku memenuhi syarat itu koq,..Soal kehidupanku, kalian tahulah kehidupan model, bener gak???

Tak lama aku pun sampai di foodcourt, setelah memesan Jus Lemon kesukaanku, aku menuju ke tempat Sherly, Kebetulan Ben ada disitu, dia cowo Sherly, Ganteng ma Keren banget dech, sayang dia ga jadi nembak gue, ga PD katanya padahal gue sih mau aja ma dia..

Ben baru lulus dari sini juga, tahun lalu sekarang dia kerja di satu perusahaan terkemuka di Indonesia..Lumayan sih, jadi aku bisa nanya-nanya skripsi sama dia…

Sambil menemani Sherly makan siang, aku pun meneguk Jus-ku, kemudian kami mulai bebincang-bincang ringan, aku pun mencurahkan kekesalanku pada mereka,…

“Lu tau gak, Kartu perpus gue belum beres juga, padahal lu tau sendiri gue butuh buat besok, masa bikin gitu aja udah sebulan ga beres-beres, kacau gak…Bikin SIM, STNK, KTP, Ma Card aja seminggu beres, ini..bener-bener dech..” Kataku kesal, “Udah Ren, lu ngapain marah-marah gitu sih, mang lu ga da bahan sama sekali, oh iya lu mang butuh kerangkanya ya..Gue sih ngopy punya Ben, lu sich bikin Topik aneh-aneh” Jawab sherly menenangkan-ku, bukan jadi tenang malah makin kesal aku dibuatnya..Dia sih enak nah aku harus usaha sendiri,…

“Udah Ren, lu catet aja singkat di perpus entar, ya lu catet aja, bentar juga beres, tar lu pulang lu ketik dech, beres kan besok..” Ben memberi saran, 

“Ya iya sich Ben, Tapi gue ga da temen cewe lu nich, tar pake kuliah segala, kan males sendiri, Temenin ya???Hehehe” pintaku, sambil menggodanya.. Sherly yang memang pencemburuan segera memotong pembicaraan, sambil mencubit Ben dia berkata, ” Gak,gak Lu bilang mau balik Kantor entar “.. 

Lucu banget reaksinya..Ben yang takut ma ceweknya itu, langsung menjawab “Iya Ren, Gue kerja ntar, gak bisa,” Sambil kesakitan, hehehe, mereka memang lucu banget..

Kami pun berbicara santai lainnya, sampai waktu menunjukan pukul 1 siang, istrahat siang sudah selasai, Sherly segera bergegas menuju kelasnya, sebelumnya dia masih sempat menyium Ben..

Tak lama giliran aku dan Ben yang meninggalkan Tempat itu, kami berjalan bersama, sampai gedung depan, ya perpustakaan memang ada di gedung depan lantai 10, mobil Ben juga di parkir di depan, Kami pun ngobrol-ngobrol di perjalanan singkat itu, setelah terpisah di lift, dia masih sempat berkata Gud Luck padaku,..Tampaknya dia masih ada hati padaku, hehehe..

Setelah sampai di depan perpustakaan, aku hanya bisa terdiam, Perpustakaan masih tutup, ah, hari jum’at lagi ingatku, saatnya mereka ngaret bukanya…Ah dasar, dengan kesal aku kembali turun ke bawah, ah lebih baik aku ke mall saja, lagi juga cuma di sebelah kampus…

Setelah sampai, aku berjalan sendirian disana, BT banget, setelah berjalan-jalan sebentar, langkah-ku terhenti di sebuah outlet, Tas-tasnya lucu banget, lagi diskon lagi…Tanpa pikir aku melangkah masuk toko itu..

Aku segera menyatu dengan kerumunan orang yang sedang memilih-milih sandal dan tas itu..Lucu-lucu loh…Setelah bergulat cukup lama, aku pun memilih 1 tas pink, dan 2 sandal santai, heh untuk tas itu aku sempat berebut dengan ibu-ibu loh..Ga tau malu, masa dah tua gitu mau pake tas gini,..Ga matching Donk…

Setelah membayar aku pun melihat jam-ku, ya ampun sudah hampir setengah 3, aku pun bergegas menuju Kampus, dan menuju mobilku untuk menaruh belanjaanku, dan segera menuju perpustakaan,..Untung masih buka…

Setelah menaruh tasku di loker, aku melangkah masuk namun langkahku kembali dihentikan,…” Maaf Dek, Ga boleh bawa bulpen , ma kertas, Ditaruh di dalam loker saja..” Kata seorang petugas berkumis lebat, bernama Dahlan, ya dia memakai badge namanya, makanya aku tahu…

“Aduh pak, ini ga boleh, itu ga boleh, Saya mau bikin skripsi pak, masa dipersulit terus sich…” Bentaku padanya…

”Ya maaf Dek tapi itu peraturan dari Dekan,…” Suara itu kukenal, pasti itu si Bandot Samsul…Dia tampak duduk di meja peminjaman buku itu,…Dengan emosi ku lempar pulpen yang kupegang, Tepat mengenai jidatnya yang licin, lucu sekali, dia tampak kaget dengan kelakuanku…

“Ya panggil pak, Tuh Dekan, Kalo perlu Rektor Ma Pudek sekalian biar pada tahu, kerjaan bapak yang ga becus,”Sentak-ku, bentakan ku, tampak memancing beberapa mahasiswa lain yang berada disana, mereka tampak mengiyakan tindakanku, pasti karena mereka pernah mengalami masalah seperti ku,.Merasa diatas angin aku kembali menyentak mereka,..

setelah berdiskusi mereka akhirnya mengizinkanku untuk membawa paper dan bulpenku, Sambil mengembalikan pulpenku pak Samahudin berkata..”Yawda non, tapi jangan sampai ketahuan ya,,” Aku pun berlalu meninggalkannya, menuju tingkat 2 tempat arsip-arsip Skripsi…

Setelah mengambil Arsip bertopik sama denganku, aku pun mulai mencatat poin-poin pentingnya…Ternyata banyak dan melelahkan juga ya…

T-ak terasa 1 jam berlalu, aku pun mulai mengantuk, sambil melepas jaketku, aku menggunakan-nya untuk menjadi bantal-ku untuk menyender dimeja…Dasar bodoh, aku malah ketiduran…

Aku pun terbangun, kulihat jam tanganku, Sial udah jam setengah 7, kenapa ga da yang bangunin gue…..Beberapa lampu ruangan sudah dimatikan, aku pun segera menelepon mamiku, untuk memberitahu pulang terlambat, aku ga mau membuat mamiku yang single parent khawatir…Sebelum menutup telepon dia sempat memintaku untuk berhati-hati…

Aku pun segera menyelesaikan tugasku secepatnya, akhirnya selessai juga…Saat itu sudah hampir jam 8 malam, segera kubenahi peralatan-ku,..Setelah mengembalikan Data skripsi itu, aku pun beranjak dari situ dan turun ke bawah, 2 sosok orang tampaknya sedang menungguku,…

Ternyata pak Samahudin dan Pak Dahlan,…”Dah beres non, baru mau kita temenin ya Lan,” Kata pak Samsul, “Non Lagi, udah lu pada diem aja gue mau pulang nich..!!!”..sesaat setelah melewatinya, tiba-tiba sebuah lengan kuat mencengkram leherku…

“Apa-apaan nich pak” Seruku kaget…

”Kita orang mau ditemenin ma non donk..”kata Pak Dahlan..

” Ya kapan lagi ngbrol ma model kaya non” lanjut pak Samsul…Bulu kuduk ku berdiri, ketika pak Samahudinmendorongku kedinding dan membuka jaketku…

Dia mulai menjilati leherku, Jijik aku dibuatnya…Pak Dahlan pun tidak ketinggalan dan mulai memainkan dadaku,…”Sinting kalian semua” sambil berusaha meronta melepaskan diri..Namun sebuah tamparan, mendarat di pipiku, aku pun tertegun sesaat..Air mata mulai membasahi mataku…

Kini aku hanya pasrah saja ketika pak Dahlan emsaki bagian dalam TankTop-ku dan menarik lepas Bra 36B ku lepas…Dengan kasar dia memainkan putingku, sambil menjilati putingku dari luar Tank-topku…Kini putingku tercetak jelas di Tanktop putih itu..

Tak sabar pak Samahudin melepaskan pakaianku itu dengan kasar, untung saja tidak sobek…Kini Payudara-ku yang putih padat itu, dengan sepasang puting coklat kemerahan…Menjadi pandangan mereka,…

”Hahahaha, memang Toketnya model beda..” Kata pak Dahlan,..

”iya liat aja tuch pentil dah keceng, mank model rata-rata perek,” Ejek pak Samsul, Dalm kata-katanya aku merasa ada nada dendam dari kata-katanya..

Dengan kasar mereka memperlakukan bibir dan dadaku,sesekali mereka menarik putingku, dan menekan-nekannya dengan kasar…Tak terbantah, aku sesekali merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu.Setelah berbincang-bincang, tampaknya pak Samahudin mendapat giliran pertama mengarapku..Dia membuka pakaian dinasnya dan mulai menjilati leher dan mencumbu bibir mungilku..

Tangannya dengan kasar menarik-narik putingku, dan merajahi dadaku dengan kasar…Dengan kasar dia menarik putingku, tampaknya dia ingin melihatku menjerit-jerit kesakitan…

“Aaaahh..Aduh pak ampun pak..Maafin saya..Pak adududuh…” Aku menjerit dengan air mata yang sudah meleleleh di pipiku..”tadi segitu galaknya non” jawab pak Samahudin singkat..Tanpa ampun dia terus mengerjaiku…Bosan dengan dadaku, dia mulai menjarah bagian bawah tubuhku, sungguh aku sangat ketakutan, tak dapat kubayangkan apa yang akan dia lakukan..

Setelah melepas celana jeans-ku, Pak Samahudin mulai menjilati kemaluan-ku yang masih terbungkus oleh, celana dalam merah-ku…Sesekali dia mengorek-nya..Perasaan itu sungguh menjijikan namun memberikan rasa nyaman bagi-ku..Tak lama bermain dengan kemaluan-ku yang masih terbungkus celana dalam itu, Tampak-nya dia tak sabar untuk melumat kemaluanku, dia menarik lepas celana dalam-ku yang sudah basah oleh air liur, dan mungkin sedikit cairan Vagina-ku…

“Gila si enon, Putih amat, Bulunya sexy lagi…” Kata pak Dahlan yang diikuti oleh pak Samahudinyang masih terdiam menyaksikan kemaluanku, Oh tidak aku baru ingat kemarin baru saja aku mencukur bulu kemaluanku melintang keatas…Sungguh aku hanya coba-coba karena menyaksikan film porno yang kupinjam dari teman-ku…

” Biar bayaran-nya naik ya Non??” Ejek pak Samahudin yang tadi terdiam sejenak…Berengsek pikirku, memang dia pikir gue cewe apaan???

Dengan menahan malu, aku pun kembali berusaha melepaskan diri namun Pak Dahlan memegang bahuku, dan menekannya keras ke lantai,…Dia yang kini telah melepas pakaian dinaskerjanya itu, sehingga tampak perut buncitnya yang hitam…Dia mulai menciumi tengkuk-ku, sambil sesekali melumat bibir-mu, perlakuan-nya itu bukan berarti Pak Samahudin menghentikan aksinya..Dia kini sudah meraba-raba Vaginaku, sambil sesekali memainkan dan memncet Cliktorisku…

“Aaaah, Pak, jangan pak,…” Sebenarnya perasaan itu sungguh nyaman namun aku harus menahan harga diriku juga…Dia kini mulai mengorek-ngorek Vagina-ku, tangannya yang kasar itu, menerobos Vaginaku yang masih sempit, Tampak dia mulai menjilati kemaluan-ku agar cukup basah, sehingga memperlancar jarinya untuk meluncur masuk,…

Setelah dirasa cukup basah, dia memasukan jari tengahnya, perlahan, namun membuat vaginaku nyeri, tentu saja Jari tanganya yang panjang itu tidak muat seluruhnya dalama kemaluan-ku,..Tampak-nya pak Samsul tidak puas dengan itu, dia terus berusaha mengorek masuk…

“Aduh pak, udah pak cuma muat segitu pak…Jangan dipaksa lagi mmmmm” Ucapan-ku terhenti karena Pak Dahlan melumat bibirku, permainan lidahnya sangat kasar, namun mampu membuatku menikmatinya…Aku mulai membiarkan pak Samahudin mempermainkan vagina-ku, aku sudah terlanjur melayang oleh permainan Lidah Pak Dahlan…

Aku terhnti menikmati permainan Pak dahlan, karena pak Samahudin menusukan tangan-nya dengan kasar, dengan sekali tusuk dia menembus Vagina-ku, Aku pun berteriak sekuat-nya, sampai-sampai Pantatku terangkat dari Lantai, Namun bukan rasa kasihan yang kudapatkan, malah pak Samahudinberkata…”Tuh masuk kan Non,,Kata siapa ga muat, Yang disambut tawa pak Dahlan..

Kini pak Samahudin mulai memaju mundurkan jari-nya, beberapa saat kemudian

aku mulai terbiasa dengan ukuranya itu, dan mulai menikmatinya..”uhhh, pak pelan-pelan pak, sambil sesekali melayani lidah pak Dahlan,.. Birahi-ku mulai mendesak keluar, kemaluan-ku yang mulai basah menimbulkan sedikit bunyi Karinaa serbuan tangan pak Dahlan itu…

Tampaknya tubuhku mulai tak tahan menahan sensasi nikmat ini…Dengan nafas terburu, Aku mulai merasakan tubuhku mengeras..Ohh..Permainan kasar pak Dahlan dan Pak Samahudin membuat tubuhku mengejang sesaat, Tak tertahan lagi aku pun merasakan Organsme-ku yang pertama hari ini…

“Liat si enon, tadi jerit-jerit gak mau, sekarang enjoy juga..Hehehe” Tawa pak Samahudin sambil menarik keluar Jarinya dari vaginaku,..Kini aku hanya bisa melihat kesudut ruangan yang hampa,…

“Heh non jangan bengong aja…” Aku pun menengok, Tampak Pak dahlan dan Pak Samahudin yang sudah membuka seluruh pakaian-ny, kini mereka sama telanjang bulatnya denganku, Sambil berkacak pinggang pak Dahlan berkata..”Sepongin kita donk Non,..Model kaya non kan demen nyepong kan???”Yang disambut tawa pak Dahlan…

Kemaluan Pak Samahudin memang lebih kecil dari Pak Dahlan..Tapi tetap saja ukuran kemaluan mereka membuat mata ku terbelalak, Penis-penis hitam itu tampak kokoh berdiri ditempatnya…Dengan perasaan bergidik aku hanya bisa terjongkok menyender ke dinding..Mereka yang tak sabar menungguku mulai mendekatiku…

Pak Dahlan dengan kasarnya menarik rambutku, Dia menepak-nepakkan kemaluannya ke wajahku, Bau sekali, perlakuannya yang tidak wajar itu sungguh menakutkan bagiku,..Dengan terpaksa aku mulai meraik kemaluanya, dengan tanganku aku mulai mengosok-gosok kemaluanyya yang berukuran lebih besar dari kepalan tanganku,…Sungguh mengagetkan,, secara tiba-tiba pak Samahudin memasukan kemaluannya itu ke mulutku yang terbuka itu,…sambil gelagapan aku berusaha untuk menerima penisnya di mulutku,…”Isep non jangan di emut aja…”Perintah pak Samahudin dengan nada tinggi..Aku pun berusaha semampuku, karena mulutku tak mampu menerima seluruh kemaluannya..

Sambil bersimpuh dilututku, Kini aku mulai bisa mengendalikan keadaan sekarang,sambil sesekali menjilat dan memainkan bolanya, tampak Pak Samahudin merem melek dengan permainan-ku.. ” Sialan lu, gw yang minta duluan jadi lu yang disepongin, gmana sih,..” Protes pak Dahlan, “Udah lu cobain aja memeknya tuh, wangi banget..” Jawab pak Samsul, Pak Dahlan pun hanya mengiyakan temannya itu, dan merengangkan Lututku, aku sudah tak peduli lagi, terus terang ini adalah penis terkeras yang pernah kuoral, aku tak perduli lagi, walau penis ini bau dan milik orang yang tidak selevel denganku, namun nafsuku tak bisa berkata tidak…

Pak Dahlan, mulai mengesek-gesekan jarinya dimulut Vaginaku, dia tampak menikmati sekali reaksi wajahku, dari belakan sambil sesekali menjilati leherku, dia mulai memasukan perlahan-lahan, permainan-nya yang lembut mulai membuatku terbuai, berbeda dengan pak Samahudin yang kasar..Dia tampak sungguh gentle, mempermainkan-ku..

“Non, Jangan bengong aja donk, sepongin nich, Gimana sih,” seru Pak Samahudin yang tak sabar karena aku terhenti menghisap penisnya, Sambil menyodok-nyodokan penis hitamnya itu…

Permainan jari pak Dahlan membuatku sungguh melayang, tanpa disadarinya aku sudah berorgansme 2 kali,…Sungguh aku sangat malu mengakui-nya,,Betapa bitchynya diriku, menikmati diperlakukan seperti ini,..Vagina-ku yang sudah banjir itu, membuat pak Dahlan tak sabar lagi menggarap-ku…

Dia menundukan tubuhku secara tiba-tiba, yang membuatku, melepaskan hisapan penis pak Dahlan, dengan nafsu yang mengebu dia mulai mengesek-gesekan kemaluannya yang kokoh itu pada mulut vagina-ku…Sambil memejamkan mataku, aku berusaha menyiapkan otot-otot kemaluanku untuk menerima roket itu, sungguh aku tak tahu apa aku sanggup menampung penis itu,…

Menikmati Diperkosa Oleh Dua Penjaga Perpustakaan

Perlahan pak Dahlan, memasukan penisnya, walaupun bagian depan Vagina ku sudah becek, namun bagian dalamnya masih cukup seret, dan menimbulkan rasa perih yang menikmatkan…”Aduh pak, pelan-pelan pak, sakit,…”Pintaku padanya, 

“tenang aja Non, Ga nyangka sempit ma seret banget ya…”, jwabnya…

”Mank gitu memek Cina, Lan, enak kan, seponganya juga asoy banget, tar lu cobain dech..” Kembali Pak Samahudin yang tampak dendam padaku itu, mengejeku, Namun aku sudah terbuai oleh penis di Vaginaku itu…

Perlahan-lahan, akhirnya Dengan usaha yang cukup keras Penis Pak Dahlan sanggup aku tampung seluruhnya, Setelah sesaat merasakan denyut kemaluanku, dia mulai memaju mundurkan penisnya itu…”aaah, pak aaahh, pelan pak, pelan,..” Aku kembali berkata sambil mendesah, sungguh walaupun penis itu sudah masuk seluruhnya, namun vagina-ku masih belum bisa menerimanya,..ukuranya benar-benar menjadi masalah untuk Vaginaku.

Pak Samahudin yang tak sabar menunggu kini kembali meminta service oral dari-ku,..Dengan terpaksa aku yang sedang terbuai dengan permainan Pak Dahlan menyanggupinya…Belum sempat aku memasukan penis pak Samahudin dalam mulutku, tubuhku kembali mengelinjang,..aku tak mau menahanya,..Aku ingin merasakan kenikmatan dalam tiap organsme ku… Aku pun memasarahkan diriku menerimanya…

“aaaaaahhhh, pak berhenti sebentar pak…” Aku memohonnya, untuk mengistirahatkan sesaat Vaginaku, namun berbeda dengan biasanya, Pak Dahlan kini tak menuruti permintaanku, dia terus memompaku, makin lama, makin cepat,…Aku benar-benar kewalahan dibuatnya, belum lagi pak Samahudin yang tak sabar memasukan mulutnya ke mulutku, yang sedang mendesah..

Aku sudah tak perduli lagi, dengan penuh nafsu aku mengoral penis itu, Sungguh nafsuku tak tertahankan kini,…

Tubuhku mulai tak kuasa menerima ini semua, Orgasme demi orgasme menderaku, belum lagi aku dikejutkan dengan sperma Pak Samahudin yang meledak di mulutku, “Telen non telen kalo ga saya gampar!!!” Perintahnya, sperma kental itu sungguh sulit kutelan namun rasa takut dan nafsu membuatku menelanya, Sialnya sperma itu sungguh banyak, dengan terpaksa aku menelanya, setelah selesai dia memintaku untuk menjilati penisnya yang sudah agak loyo itu sampai bersih,…

Beberapa menit kemudian giliran Pak Dahlan yang meledak, untung dia menarik penisnya, sehingga tidak meledak di dalam, dia meledak di punggungku, Setelah itu dia kembali memintaku menjilati penisnya seperti yang kulakukan pada pak Samsul,…

Belum sempat aku beristirahat, kini giliran pak Dahlan menjajal Vaginaku, dengan sekali tusuk kasar dia mengamblaskan Penisnya yang sudah kembali menegang itu ke vaginaku,…Permainanya yang kasar, berbeda dengan pak Dahlan, namun memberikan rasa nikmat yang tidak kalh, Penisnya tidak sebesar pak Dahlan, namun dia tahu bagaimana menggunakanya dengan tepat, aku benar-benar kagum dibuatnya, sambil terus mengenjotku, dia tidak pernah absen memainkan putingku dan clitorisku, menamabah rasa nikmat yang kurasakan…

Belum sampai 10 menit aku kembali organsme dibuatnya, Kini pak Dahlan yang tadi istirahat kembali mengerjaiku, dia memintaku untuk mengoralnya, aku yang sudah tenggelam dalam birahi ini hanya menganggup sambil melumat penisnya tanpa diminta,…

Kenikmatan yang kurasakan membuatku tak tahu lagi sudah berapa kali orgasme, aku terus mengerakan mulutku dan pinggulku, aku benar-benar tenggelam dalam birahi ini, desahanku memenuhi perpustakaan kosong ini…

Setengah jam berlalu, tubuhku mulai kelelahan menerima pelajaran dari mereka, tidak ada sedikitpun tanda-tanda mereka akan meledak,dari mana mereka mendapat stamina ini di usia setengah bayanya… aku hanya bisa mendesah dibuatnya…Ini semua terasa lebih buatku,…

Dengan satu sentakan kuat, tiba-tiba pak Samahudin meledak didalam kemaluanku, Untuk kesekian kalinya aku dibuatnya Orgasme,..sial bagaiamana kalau aku hamil, aku mulai menghitung-hitung, untung ini bukan jadwal suburku…Aku bisa merasakan sperma pak Samahudin meluncur disela-sela penisnya, dan keluar dari kemaluanku

Belum sempat aku berlega hati, giliran pak Dahlan yang meledak,..aku kembali dipaksa untuk menghisap seluruh sperma yang meledak itu…Untung tidak terlalu banyak, setelah itu untuk beberapa saat kami beristirahat, tubuhku kelelahan, vagina-ku sudah sangat ngilu,..

Setelah beberapa saat beristirahat mereka mulai mengenakan bajunya lagi,…”Makasih ya non puas banget nih kita,…Lain kali boleh nich diterusin,…”Ejek pak Samsul,..

”Iya Non, tadinya pengen nyobain Pantat non, Tapi Haram, hehehe” Sambung Pak dahlan,..

”Sialan lu, Mang gue apaan!!!” hardik ku kasar, namun tak dapat dipungkiri aku-pun merasakan kenikmatan yang Ingin terus kuulangi, tapi tidak saat ini, Aku benar-benar tidak sanggup lagi sekarang…

“Ah tadi ampe kelojotan gitu…, Dasar perek” Bentak pak Samahudin sambil berlalu meninggalkan-ku, tergolek di lantai dingin ini, kupingku merah dibuatnya, namun harus kuakui, aku menikmatinya walau itu memalukan,…

Cerita sex : Majikanku Yang Hyper Sex

Setelah beristirahat sejenak, aku membereskan barangku, mengenakan kembali pakaianku, untuk pakaianku tidak terkena sperma mereka…Aku pun meninggalkan perpustakaan itu…Sambil memikirkan Judul Skripsiku yang lain…

#Menikmati #Diperkosa #Oleh #Dua #Penjaga #Perpustakaan

Istriku Digoyang Oleh Penjaga Malam Terbaru Malam Ini

Istriku Digoyang Oleh Penjaga Malam 1

Uring-uringan istriku semakin memuncak karena aku tak dapat menjemput istriku mengajar, karena jadual perkuliahan istriku mengajar mundur sehingga istriku pulang sekitar pukul setengah sepuluh malam bahkan sampai pukul sepuluh dimana perumahan yang kutempati sudah sangat sepi.

Ketika hati kedua aku akan menjemput, aku lewat pintu dapur di samping rumah yang cukup rimbun. Baru pintu kubuka sedikit, kulihat istriku yang mengenakan blouse merah dan rok klok hitam turun dari boncengan sepeda penjaga malam yang kukenal bernama Pak Deran , lelaki tua berumur 65 tahunan, tapi masih tegap itu. 

“Terima kasih, Pak Deran….!!! ” kata istriku pelan 

“Aah, nggak papa, saya senang, kok tolongin, ibu….!!!!! ,” kata Pak Deran sambil cengar cengir dan tak kunyana tangan kiri Pak Deran memegang tangan istriku dan mengarahkan ke selangkangan nya yang menyembul, sedang tangan kanan Pak Deran langsung meremas remas payudara kanan istriku. 

Akupun teringat omongan Pak Deran saat awal-awal aku berkenalan. dimana Pak Deran pernah bercerita sering wanita yang sudah bersuami di desanya dibuatnya kelenger oleh batang kemaluan, dan nama Deran adalah nama olok-oloknya kepanjangan dari Gedi sak Jaran, sebesar punya kuda, dan Pak Deran tak punya tempat tinggal tetap sehingga tidurnya berpindah-pindah di rumah teman-teman se desa nya yang ada di kotaku dan ia juga pernah bercerita padaku, istri temannya sering dia setubuhi saat suaminya tidur pulas.

Esok malamnya aku bersembunyi beberapa meter sebelum jalan masuk perumahanku dan beberapa saat kemudian dari kejauhan kulihat Pak Deran tengah membonceng istriku dengan sepeda bututnya dan aku mengambil posisi yang terlindung tapi dapat melihat dari dekat. Hatiku pun berdegup kencang saat kulihat istriku bergayut menempelkan payudara kanannya ke pinggang Pak Deran dan kakiku hampir tak dapat berdiri saat kulihat kedua tangan istriku sedang mengocok dan mengelus-elus batang kemaluan Pak Deran yang sebesar batang kemaluan kuda itu sehingga aku sempat melihat jari-jari tangan istriku tak dapat menggenggam batang kemaluan Pak Deran.

Beberapa saat Pak Deran dan istriku berlalu, aku sedikit berlari agar aku sampai di rumah sebelum istriku dan Pak Deran sampai dengan mengambil jalan pintas, tetapi karena kurang hati-hati aku terperosok dan kurasakan kakiku terkilir, sehingga aku tak dapat berjalan cepat. Akupun berusaha berjalan dengan menyeret kakiku, dan akhirnya dengan susah payah aku sampai di rumah. Aku lewat pintu dapur dan kulihat sepeda Pak Deran ada di balik rerimbunan pintu samping.

Dengan perlahan aku masuk dan menuju ruang tamu dengan hati-hati dan kudengar suara “croop croop” dari ruang tamu, akupun membuka sedikit selambu yang menutup ruang tamu dan ruang tengah, mataku pun seakan terlepas dari tempatnya saat kulihat istriku sedang berjongkok di depan Pak Deran dan tengah mengulum batang kemaluan Pak Deran yang besar panjang dan berurat-urat sebesar cacing tanah sehingga mulut istriku kesulitan mengukum batang kemaluannya yang amat besar itu, sedangkan tangan kanan Pak Deran menyusup di blouse kuning istriku sedang meremas-remas payudara kiri istriku dan tangan kanan Pak Deran membelai-belai rambut pendek istriku.

Punggung kaki kanan Pak Deran tengah menggosok-ngosok selangkangan istriku yang duduk jongkok terkangkang dan di atas meja tamu kulihat BH tipis cream dan celana dalam merah istriku tergeletak di dekat tas kerja istriku.

“Oooooohhhhh. …eeuuunaak Bu Yatii ?!!!!!” kudengar Pak Deran mendesis, akupun benar-benar tak kuat menopang tubuhku dengan satu kaki melihat istriku tengah “membayar” kebaikan Pak Deran untuk menjemputnya dari jalan raya, sehingga akupun jatuh tersungkur dan membuat istriku dan Pak Deran kaget.

“Bu Yati, mungkin suami ibu ..????” kudengar bisikan Pak Deran. Mereka pun berlari mendapatiku tersungkur. “Kenapa, mas? tanya istriku. Aku tak menjawab dan mereka pun tahu kakiku terkilir karena celanaku berlepotan tanah.

Akhirnya akupun dipijat oleh Pak Deran dan memang agak berkurang sakitnya. Akupun disuruh Pak Deran beristirahat dan Pak Deran akan kembali esok pagi. Pak Deran pun berpamitan dan Kudengar istriku mendesis pelan sebelum pintu depan ditutup.

Setelah pak Deran pergi, istriku menanyakanku darimana dan kujawab aku akan menjemput nya tadi, tapi ditengah jalan terjatuh.

Keesokkan paginya Pak Deran datang dan memijitku lagi dan terakhir aku tak mengerti kenapa Pak Deran menusuk-nusuk batang kemaluanku dengan sarung kerisnya dan Pak Deran memberiku ramuan untuk diminumkan kepadaku oleh istriku.

Pagi itu istriku memakai daster dari kaos yang agak ketat, daster ini kesukaanku karena mempunyai resleting di depan sampai ke perut dan aku tahu pagi itu istriku tak mengenakan BH karena kedua puting susu istriku yang besar menonjol dari daster kaos ketatnya dan istriku merias diri seperti akan berangkat kerja.

Istriku dan Pak Deran keluar dari kamar, sambil menarik pintu kamar, akan tetapi tidak tertutup rapat dan masih sedikit terbuka, setelah aku berpura-pura tidur sehingga aku masih dapat mendengar pembicaraan mereka. 

“Sudah, Jeng Yati…..!!! ” terdengar kata Pak Deran menyebut istriku “Jeng”. 

“Aku masih takut, Pak ……!!!!” bisik istriku 

“Ayo dicoba saja, Jeng Yati…..!!! ,” bisik lagi Pak Deran.

Kemudian Istriku masuk kamar kembali dan aku sedikit kaget saat istriku mengelus elus batang kemaluanku dan aku pura-pura terbangun, sementara batang kemaluanku langsung bangun, kemudian istriku melepas celana dalam nya. “Eeeeehhh… Diikkk, apa… Pak Deran sudah pulang….? tanyaku 

“Sudah…!!! ” istriku menjawab singkat dan kini mengocok batang kemaluan ku, sambil naik keatas tempat tidur dan mengkangkangkan kedua kaki di atas tubuhku, sementara selangkangannya mendekati batang kemaluanku dan….. 

“Crot crot crot” tak tahan aku, air maniku lansung keluar saat menempel bulu-bulu kemaluan istriku. “Aaaaahhhhhh. ….maaasssss. …..!!!! !,” bisik istriku yang terus mengocok batang kemaluan ku dan tak lama kemudian bisa berdiri lagi dan untuk kedua kalinya airmaniku tersenbur kembali saat masih menempel di bulu-bulu kemaluan istriku . 

“Mas kok, begini terus. Sudah berapa bulan, mas. Aku sudah pingin sekali, mas. Aku pingin penyaluran.. !!” kata istriku sambil melap air maniku di bulu-bulu kemaluan nya. Kemudian Istriku keluar kamar dan kudengar bisikan Pak Deran 

“nanti malam…,yaaa. . , Jeng Yati…!!!”

Siangnya aku menahan sakit di batang kemaluan dan utamanya di lubang kencingku sebelum istriku berangkat mengajar, aku tak mengatakan pada istriku dan akupun terkulai dan tertidur hingga kudengar pintu depan terbuka saat istriku pulang. 

“Pak Deran saya masih takut, aahhhh…..! !” terdengar bisikan istriku 

“Ayo, cepat, Jeng Yati,….” suara mendesak Pak Deran berbisik.

Aku menutup wajahku berpura pura tidur saat istriku masuk kamar dan kulihat istriku merias diri dan melepas semua yang menempel tubuh sintal istriku tak terkecuali celana dalam dan BHnya pun tak lagi di tempatnya dan mengambil kaim panjang dan melilitkan ketubuh sintalnya sehingga lekuk tubuh istriku dimana kedua payudara dan kedua puting nya menonjol di bagian dada dan pantat bahenol nya. 

“Mas mas ..!!!” istriku membangunkanku. 

“Eeeh ? ada apa, dik….?” tanyaku 

“Eee ? aku eeee ?. Pak Deran mau mijit aku mas?!!!” kata istriku terbata-bata. 

“Lho, kamu sakit atau terjatuh…. ?? tanyaku. 

“Eehh enggak mas, ee katanya dia bisa mengurangi nafsuku ..!!!!” kata istriku mengagetkanku. Tapi lidahku kelu, tak dapat berbicara.

“Maass kan tak bisa memuaskanku, sedangkan aku pingin sekali, Pak Deran bisa mengurangi nafsuku, mas, bolehkan…. ????” aku hanya diam dan diam, istriku pun menganggapku setuju.

“Paaakk…Pak Deran, ayoo…masuk siniii…, pak..!!!” istriku memanggil Pak Deran. Pak Deran yang mengenakan sarung membawa tas plastik itupun masuk kamarku. Kemudian istriku tidur tengkurap diatas tempat tidur disampingku dengan posisinya berlawanan denganku sehingga kaki istriku di dekat kepalaku dan Pak Deran duduk dipinggir ranjang, serta mulai memijat betis istriku, telapak kaki dan kemudian kedua tangan istriku. Kelihatan pijatan Pak Deran wajar-wajar saja, sampai akhirnya Pak Deran memijat tengkuk istriku dan kulihat mulutnya komat kamit seperti membaca sesuatu, kemudian Pak Deran meniup tengkuk istriku dan…..terdengar istriku mendesis “Eccch ?eeeeccchhhhh. …!!” 2 kali dan ke 3 kalinya istriku semakin mendesis. 

“Dibalik badannya, Jeng….!!!! !!” perintah Pak Deran pada istriku dan Pak Deran memijat kedua tangan istriku dan kemudian kaki istriku. 

Pak Deran akhirnya memijit punggung dan telapak kaki istriku dan istriku semakin mendesis-desis dan tubuhnya mulai meregang. 

“Ini mulai, Jeng Yati,…!!!” kata Pak Deran semakin intensif memijit telapak kaki istriku dan istriku makin lama makin meregangkan kedua kakinya dan kedua lututnya semakin tertekuk. Begitu Pak Deran memijat kedua pergelangan kaki istriku, istriku langsung mengkangkangkan kedua kakinya sehingga terlihat olehku selangkangan istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat…. 

“Wuuh Jeng Yati sangat tinggi ini..!!!” kata Pak Deran dan tangan kanannya meraih tas plastiknya dan kuingat Mbah Muklis, dan Pak Deran membuka bungkusan yang berisi sarung keris sebesar batang kemaluan orang dewasa tapi tanpa keris dan diletakkan diantara kedua kaki istriku yang terkangkang tanpa sepengetahuan istriku.

Pak Deran berdiri dan mendudukkan istriku dan Pak Deran kemudian duduk bersila di belakang istriku, Pak Deran memijat tengku istriku kembali dan meniup niup tengkuk istriku dan kulihat kedua tangan istriku lunglai dan istriku mendesis desis sedangkan sarung keris itu merayap mendekati selangkangan istriku dimana istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya. Istriku semakin lunglai dan tubuh istriku rebah ke dada Pak Deran yang sudah mengkangkangkan kedua kaki di samping tubuh istriku 

“Paak apa ituuuu…paaakkkk? !!!!” istriku mendesis saat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa menempel di selangkangannya dan pantat bahenolnya pun bergetar. 

“Paaak apaaa oooooooccccchhhhh ….paaakkkk ?!!!!!!!” istriku merintih panjang. 

“Biar nafsumu keluar, Jeng…..!!! !” kata Pak Deran dan kulihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa bergetar dan kudengar bunyi “kecepak di selangkangan istriku, sambil pantat bahenol bergetar.

Aku hanya bisa melotot melihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa mulai menguak bibir vagina istriku dan membuat istriku mengkangkangkan kedua kaki nya lebih lebar-lebar lagi. “Paaaaak Deraaan ooooohhhhh.. ..kookkkk masuuuk?..paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih dan kulihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu mulai menembus masuk liang vagina istriku. “Apanya yang masuk, Jeng …..???? tanya Pak Deran berpura pura. 

“Nggak tahu paaak..iiiii. ..oooooggggghhhh hhh…… paaakkkk. ….!!!!” istriku mendesis 

“Lho, masuk kemana…..? ” tanya lagi Pak Deran 

Istriku Digoyang Oleh Penjaga Malam

“EEEcccgggghhhhh. .. ke…keeee.. . amuuukuuuu?paaaakkkk ?!!!!” istriku merintih dan mulai menceracau menandakan nafsu nya sudah mulai naik.

“Anu, apa Jeng Yati….? 

“OOcch anuu….kuuu. … paaaak,….! !!!” istriku merintih-rintih dan kedua tangan Pak Deran mulai turun ke kedua lengan istriku dan….. 

“Paaaak….jaaaa. …jaaangaannnn. ..paaaakkkkk. …aaaa.. ..aaaaaddaaa. .. ….ssuuuu.. suu….. uuuamikuuuu. .paaaakkkkkkk. ….!!!!! ” istriku mendesis panjang terputus-putus saat kedua tangan keriput Pak Deran mulai meremas-remas kedua payudaranya, 

“Anu apa, Jeng Yati…..? bisik Pak Deran di telinga kanan istriku dimana kepalanya terkulai dibahu kiri Pak Deran. Sementara itu, ujung tumpul sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu berputar menggetarkan pantat bahenol istriku dan 

“Toroookkuuuuuu paaaaak adaa yang….maaaaa. .. maaaasuuk toroookkuuuu? !!” istriku meracau dan 

“Hhhhuuuuuaaaaggggg hhhhhh… .aaaaaaaddduuuuu uhhhhh… …beee.. beeesaaa arrrrr…… aaaammmmmaaaatttttt ….paaaakkkkkk ?..!!!!” rintih istriku dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa menembus makin dalam liang vagina nya. 

“Ayo….jeeengg. sambil… dilihat.. ..!!!!,” kata Pak Deran enteng sambil menyungkapkan kain panjang istriku hingga selangkangan istriku terlihat dan Pak Deran menundukkan kepala istriku yang lunglai ke selangkangan nya, yang mulai dijejali sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu. “Iiiiihhhhhhh. …aaaaappaaa iiiiniii…. paaaaaakkkkkk ?!!!!!” rintih istriku, kemudian… “Beeeuuuuzzzaaarrrr ..aaaaammaaaaatt tt….paaaakkkkk? .ooooo hhhh…paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih saat dia melihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu menembus masuk ke liang vaginanya dan kulihat bibir vagina istriku menggelembung seolah-olah ditiup, karena desakan sarung keris besar itu di dalam liang vagina nya sehingga dia semakin mengkangkangkan kedua kaki nya lebar-lebar.

Istriku mengerang-erang keras seirama dengan meluncur keluar masuknya sarung keris tersebut menembus liang vaginanya… 

“Nngngngaaaaaaaccch hhh ??beeezzaaaaaarrr hghghghghghhh ??!!!!!” sambil kepala nya lunglai bersandar di bahu kiri Pak Deran dan kedua tangan keriput Pak Deran menyusup ke kain panjang bagian atas istriku dan dengan gemasnya Pak Deran meremas-remas payudara istriku yang menggelinjang- gelinjang, sementara mulut istriku merintih-rintih, mengerang dan menggeram, dan bahkan badannya kemudian mengejan-ngejan dengan keras karena sarung keris besar tersebut mulai menghujam makin dalam keluar masuk di liang vagina nya.

Sementara itu, Pak Deran berhasil melepas ikatan kain panjang istriku dan terkuaklah kedua payudara montok istriku, lalu kedua tangan keriput Pak Deran mulai meremas remas lagi dengan ganas kedua payudara istriku dan jari-jari tangan Pak Deran memelintir sambil menarik-narik kedua puting susu istriku secara bergantian seolah Pak Deran sedang merempon sapi betina yang sudah waktunya mengeluarkan air susunya. 

“Paaaaaak ??oooooooohhhhh. …..paaaakkkk. ..!!!” rintih istriku saat mulut Pak Deran mencaplok payudara kanannya dan tak lama setelah itu bunyi “sreep sreep” terdengar menandakan air susu istriku telah keluar akibat jilatan lidah Pak Deran di puting susu kanan istriku. Pak Deran membentangkan tangan kanan istriku yang lunglai agar Pak Deran mudah mengempot payudara istriku dan kulihat istriku benar- benar menikmati perlakuan Pak Deran, penjaga malam itu, sementara pantat bahenolnya bergoyang, berputar maju mundur akibat sarung keris yang keluar masuk di liang vagina nya dan tubuhnya terus bergetar hebat, nafas istriku mendengus-dengus oleh perbuatan Pak Deran di payudara nya dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa yang menghujam keluar masuk semakin cepat di liang vagina istriku membuat ia mandi keringat dan….. “Paaaak…paaaaakkk k Deraaaaaan.. .aaaaa… .aaaaaakuuu. …..oooccccchhh hh…paaaaaak ….aaa aa….aaaakuuu nggaaaaaak taahaaaan ? aaaa…aaakuuuu. ..keee… .keeeluaaaar ?paaaaakkkkk. …..!!!! ” istriku mengerang keras dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dengan kuat ketika dia mengalami orgasme yang dasyaattt malam itu.

Rupanya sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa di liang vagina nya tak berhenti juga keluar masuk di liang vagina nya dan bahkan semakin cepat membuat nafas istriku semakin mendengus-dengus seperti kuda betina yang digenjot tuannya untuk berlari kencang, dimana pantat bahenol nya tersentak-sentak dan terangkat angkat tak karuan dan Pak Deran yang sudah menghabiskan air susu payudara kanan istriku, langsung mencaplok dan mengempot dan menyedot nyedot payudara kiri istriku sementara jari-jari tangan kanan Pak Deran tak henti-hentinya mremelintir sambil menarik-narik puting susu kanan istriku dan istriku pun mengangkat pinggulnya ke atas dannnn 

“Paaaaak…ooohhhhh ……… .aaaa…aaakuuuu u keluar lagiiiiiiiiii ??.paaakkkkk.. .. !!!!!” istriku mengerang mencapai orgasme keduanya. Pak Deran rupanya sudah tak sabar lagi dan dia menidurkan istriku yang sudah mengkangkangkan kedua kaki dan mulutnya komat kamit. Selanjutnya, sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu pun muncul dan keluar dari liang vagina istriku dan seolah mengerti perintah, sarung keris itu masuk ke tempatnya semula dan Pak Deran menutupkan sarungnya di kedua kaki istriku yang sudah kegatalan ingin disetubuhi Pak Deran, penjaga malam perumahanku dan 

“Hgggggggggghhhhhh ??..aaaaaaagggghhhhhh hh……! !!!!!” kudengar suara istriku menggeram saat kulihat pantat Pak Deran mulai turun naik diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar seolah punggung istriku digebuk keras. 

“ppppfffaaaak ?. amppffuuuuunnnn ?.beeezzzzzaaaaaarrr seeekaliiiiiii kontooolmuuu paaaaak ? hhhgggggggggghhhhhh h ?..rooobeeeeek naaatniiii liaaaangkuuuu paaaaaak hhhgggggggggghhhhhh ?.!!!!!” 

Kulihat kedua jari-jari tangan istriku yang lunglai itu mencengkeram lengan Pak Deran yang menopang tubuhnya saat menggenjot batang kemaluan nya ke liang vagina istriku dan entah karena kebesaran kedua kaki istriku terkangkang lebar, sehingga sarung Pak Deran pun tersingkap dan betapa kagetnya aku saat kulihat batang kemaluan Pak Deran sebesar kuda itu sudah separuh menjejali liang vagina istriku, dimana bibir vagina istriku seolah-olah ditiup menggelembung besar karena desakan batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran itu.

Pak Deran berhenti menghujamkan batang kemaluan sebesar kuda nya saat istriku melenguh keras dan pingsan. Aku mengira Pak Deran akan melepas batang kemaluannya yang sebesar kuda dari liang vagina istriku yang pingsan, tapi mulut Pak Deran komat kamit dan begitu wajah istriku ditiup oleh Pak Deran, istriku pun tersadar kembali dan Pak Deran menjejalkan kembali batang kemaluan sebesar kuda nya ke liang vagina istriku sehingga kudengar gemeletuk gigi istriku merasakan liang vagina seolah robek. Pak Deran kini mempermainkan kelentit istriku dan istriku mulai mengerang kembali mendapatkan kenikmatan hasrat seksualnya, sehingga bunyi “cek cek” lendir vagina istriku terdengar kembali menandakan nafsu istriku mulai naik dan suara lendir vagina istriku semakin keras dan seperti tak percaya kulihat batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran mulai masuk ke dalam liang vagina istriku perlahan namun pasti. 

“kontolmu besaaar ? kontolmu besaaar paaak eeeccch aku nggak pernaaaah merasakan uuummpppfff paaaakk akuuuu oooocccch paaaaaaakk engngngngngngngng ??.”istriku mengejan keras saat mencapai orgasme ketiganya malam itu dan hal itu memudahkan batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran semakin masuk ke liang vagina istriku yang berlendir karena orgasmenya sehingga tak kusangka batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran amblas keseluruhan ke liang vagina istriku dan Pak Deran menindih tubuh istriku

Kulihat kedua tangan Pak Deran meremas remas kedua payudara istriku kembali, mulutnya mengulum bibir merah istriku dan istriku meladeni kuluman Pak Deran dan kulihat lidah Pak Deran menyusup ke rongga mulut istriku dan menjilati dalam rongga istriku yang kian terangsang kembali dimana jari-jari tangan istriku meremas remas punggung Pak Deran dan Pak Deran mulai menggoyangkan pantatnya dan istriku mencengkeram punggung Pak Deran disertai nafas istriku mendengus- dengus dan tak lama kemudian pantat bahenol tersentak sentak mencapai orgasmenya ke empat. Malam itu, Pak Deran menyetubuhi istriku tanpa henti dan aku hanya dapat menghitung pantat bahenol istriku tersentak sentak lebih dari enam kali dan akhirnya Pak Deran menggenjot pantatnya naik turun semakin lama semakin cepat dan menghujam kan batang kemaluan sebesar kuda diserati erangan panjang dan bunyi “preet preeet”berulang ulang dari liang vagina istriku saat Pak Deran menumpahkan airmaninya di rahim istriku.

Keesokkan paginya Pak Deran baru pulang meninggalkan istriku yang hampir pingsan dan seharian istriku tak dapat turun dari tempat tidur karena liang vagina dan bibir vagina istriku membengkak.

Hari-hari berikutnya, istriku menolak dengan halus saat Pak Deran mengajak istriku bersetubuh dan sebagai gantinya sering kulihat istriku mengulum batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran dan istriku selalu berusaha menelan air mani Pak Deran saat Pak Deran ejakulasi di mulut istriku .

Cerita sex  : Mempermainkan Ibuku Yang Kesepian

Rupanya istriku hampir tiap hari mengulum batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran dan bahkan sering kulihat dua kali sehari dan hal ini merontokkan kesehatan Pak Deran yang akhirnya jatuh sakit dan pulang ke desanya.

#Istriku #Digoyang #Oleh #Penjaga #Malam

Rela Digenjot Oleh Para Penjaga Pos Terbaru Malam Ini

Rela Digenjot Oleh Para Penjaga Pos

Aku adalah seorang mahasiswi yang memiliki nafsu seks yang cukup tinggi. Sejak keperawananku hilang di SMA aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi.

Kalau dipikir-pikir, entah sudah berapa orang yang menikmati tubuhku ini, sudah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini, aku juga menikmati sekali nge-seks dengan orang yang belum pernah aku kenal dan namanya pun belum aku tahu.

Nah ceritanya begini, aku baru saja pulang dari rumah temanku seusai mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah. Tugas yang benar-benar melelahkan itu akhirnya selesai juga hari itu. Ketika aku meninggalkan rumah temanku langit sudah gelap, arlojiku menunjukkan pukul 8 lebih.

Yang kutakutkan adalah bensinku tinggal sedikit sekali, padahal rumahku cukup jauh dari daerah ini lagipula aku agak asing dengan daerah ini karena aku jarang berkunjung ke temanku yang satu ini.

Di perjalanan aku melihat sebuah pom bensin, tapi harapanku langsung sirna karena begitu mau membelokkan mobilku ternyata pom bensin itu sudah tutup, aku jadi kesal sampai menggebrak setirku, terpaksa kuteruskan perjalanan sambil berharap menemukan pom bensin yang masih buka atau segera sampai ke rumah.

Ketika sedang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sepi dan gelap, tiba-tiba mobilku mulai kehilangan tenaga, aku agak panik hingga kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, namun walaupun kucoba berulang-ulang tetap saja tidak berhasil, menyesal sekali aku gara-gara tadi siang terlambat kuliah jadi aku tidak sempat mengisi bensin terjebak tidak tahu harus bagaimana, kedua orang tuaku sedang di luar kota, di rumah cuma ada pembantu yang tidak bisa diharapkan bantuannya.

Tidak jauh dari mobilku nampak sebuah pos ronda yang lampunya menyala remang-remang. Aku segera turun dan menuju ke sana untuk meminta bantuan, setibanya di sana aku melihat 5 orang di sana sedang ngobrol-ngobrol, juga ada 2 motor diparkir di sana, mereka adalah yang mendapat giliran ronda malam itu dan juga 2 tukang ojek.

“Ada apa Non, malam-malam begini? Nyasar ya?”, tanya salah seorang yang berpakaian hansip.

“Eeh.. itu Pak, Bapak tau nggak pom bensin yang paling dekat dari sini tapi masih buka, soalnya mobil saya kehabisan bensin”, kujawab sambil menunjuk ke arah mobilku.

“Wah, kalo pom bensin jam segini sudah tutup semua Non, ada yang buka terus tapi agak jauh dari sini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang ternyata tukang ojek di daerah itu.

“Aduuhh.. gimana ya! Atau gini aja deh Pak, Bapak kan punya motor, mau nggak Bapak beliin bensin buat saya, ntar saya bayar kok”, tawarku.

Untung mereka berbaik hati menyetujuinya, si Bapak yang berkumis tebal itu mengambil jaketnya dan segera berangkat dengan motornya. Tinggallah aku bersama 4 orang lainnya.

“Mari Non duduk dulu di sini sambil nunggu”.

Seorang pemuda berumur kira-kira 18 tahunan menggeser duduknya untuk memberiku tempat di kursi panjang itu. Seorang Bapak setengah baya yang memakai sarung menawariku segelas air hangat, mereka tampak ramah sekali sampai-sampai aku harus terus tersenyum dan berterima kasih karena merasa merepotkan.

Kami akhirnya ngobrol-ngobrol dengan akrab, aku juga merasakan kalau mereka sedang memandangi tubuhku, hari itu aku memakai celana jeans ketat dan setelan luar berlengan panjang dari bahan jeans, di dalamnya aku memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah sehingga belahan dadaku agak terlihat. Jadi tidak heran si pemuda di sampingku selalu berusaha mencuri pandang ingin melihat daerah itu.

Kompleks itu sudah sepi sekali saat itu, sehingga mulai timbul niat isengku dan membayangkan bagaimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmati mereka sekalian juga sebagai balas budi. Sehubungan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas akhir-akhir ini, aku iseng-iseng berkata, “Wah.. panas banget yah belakangan ini Pak, sampai malam gini aja masih panas”.

Aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku kemudian dengan santainya kulepaskan setelan luarku, sehingga nampaklah lenganku yang putih mulus. Mereka menatapku dengan tidak berkedip, agaknya umpanku sudah mengena, aku yakin mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin menikmati tubuhku. Si pemuda di sampingku sepertinya sudah tak tahan lagi, dia mulai memberanikan diri membelai lenganku, aku diam saja diperlakukan begitu.

Salah satu dari mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan mengambil tempat di sebelahku, tangannya diletakkan diatas pahaku, melihat tidak ada penolakan dariku, perlahan-lahan tangan itu merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika si tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah terasa mengeras.

Melihat hal ini kedua Bapak yang dari tadi hanya tertegun serentak maju ikut menggerayangi tubuhku. Mereka berebutan menyusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang rendah untuk mengerjai dadaku, sebentar saja aku sudah merasakan kedua buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar. Aku mengerang-ngerang keenakan menikmati keempat orang itu menikmatiku.

“Eh.. kita bawa ke dalam pos aja biar aman!”, usul si hansip.

Mereka pun setuju dan aku dibawa masuk ke pos yang berukuran 3×3 m itu, penerangannya hanya sebuah bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran langsung melepas tank top dan bra-ku yang sudah tersingkap. Aku sendiri membuka kancing celana jeansku dan menariknya ke bawah.

Keempat orang ini terpesona melihat tubuhku yang tinggal terbalut celana dalam pink yang minim, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak. Ini merupakan hal yang menyenangkan dengan membuat pria tergiur dengan kemolekan tubuhku, untuk lebih merangsang mereka, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku terurai sampai menyentuh bahu.

Si hansip menyuruh seseorang untuk berjaga dulu di luar khawatir kalau ada yang memergoki, akhirnya yang paling muda diantara mereka yaitu si pemuda itu yang mereka panggil Mat itulah yang diberi giliran jaga, Mat dengan bersungut-sungut meninggalkan ruangan itu.

Si hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, terasa benar jari-jarinya merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku, sementara di tukang ojek membungkuk untuk bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu disedot dan digigit kecil.

Kemudian aku dibaringkan pada tikar yang mereka gelar disitu. Mereka bertiga sudah membuka celananya sehingga terlihatlah tiga batang yang sudah mengeras, aku sampai terpana melihat batang mereka yang besar-besar itu, terutama punya si hansip, penisnya paling besar diantara ketiganya, hitam dan dipenuhi urat-urat menonjol.

Celana dalamku mereka lucuti jadi sekarang aku sudah telanjang bulat. Aku langsung meraih penisnya, kukocok lalu kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, selain itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, sungguh besar penisnya ini sampai tidak muat seluruhnya di mulutku yang mungil, paling cuma masuk tiga perempatnya. Si tukang ojek mengangkat sedikit pinggulku dan menyelipkan kepalanya di antara kedua belah paha mulusku, dengan kedua jarinya dia sibakkan kemaluanku sehingga terlihatlah vagina pink-ku di antara bulu-bulu hitam.

Lidahnya mulai menyentuh bagian dalam vaginaku, dia juga melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya, tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak, kedua pahaku mengapit kencang kepalanya karena merasa geli dan nikmat di bawah sana. Bapak bersarung menikmati payudaraku sambil penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi si hansip yang sedang ku-karaoke.

Aku sering melihat sebentar-sebentar Mat nongol di jendela mengintipku diperkosa teman-temannya, nampaknya dia sudah gelisah karena tidak sabaran lagi untuk bisa menikmati tubuhku. Tak lama kemudian aku mencapai orgasme pertamaku melalui permainan mulut si tukang ojek pada kemaluanku, tubuhku mengejang sesaat, dari mulutku terdengar erangan tertahan karena mulutku penuh oleh penis si hansip.

Cairanku yang mengalir dengan deras itu dilahap olehnya dengan rakus sampai terdengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Puas menjilati vaginaku, si tukang ojek meneruskannya dengan memasukkan penisnya ke vaginaku, eranganku mengiringi masuknya penis itu, cairan cintaku menyebabkan penis itu lebih leluasa menancap ke dalam. Aku merasakan nikmatnya setiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit pantatnya agar tusukannya semakin dalam.

Bapak bersarung menggeram-geram keenakan saat penisnya kujilati dan kuemut, sedangkan si hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sambil menjilati leher jenjangku. Aku dibuatnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, selain leher dia jilati juga telingaku lalu turun lagi ke payudaraku yang langsung dia caplok dengan mulutnya

Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjotku, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggulku dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluanku diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vaginaku.

Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuhku dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang besar sampai aku meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.

“Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar si hansip.

Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga aku merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya.

Aku sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sementara di belakang si hansip mengakangkan pahaku lebih lebar lagi sambil terus menyodokku, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudaraku yang menggantung.

Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibirku.

“Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!”, komentar si tukang ojek melihatku dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatanku.

Tiba-tiba pintu terbuka, aku sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Mat dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.

“Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak”, katanya.

“Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!”, sambung si Mat.

“Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang”, kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.

Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Mat juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, pas si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah aku menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.

“Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!”, kataku dalam hati.

Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjotku dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lenganku sehingga posisiku setengah berlutut. Si Mat langsung melumat bibirku sambil meremas-remas dadaku, dan payudaraku yang lain dilumat si tukang ojek itu.

Nampak Mat begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, aku pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidahku dengannya. Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa.

Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjangku membuat darahku makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Ketika aku merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lenganku juga makin erat.

“Aaahh..!”, aku mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasmeku yang hampir bersamaan dengan si hansip, vaginaku terasa hangat oleh semburan maninya, selangkanganku yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu pahaku. Tubuhku sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.

Rela Digenjot Oleh Para Penjaga Pos

Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskanku, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruhku menaiki penisnya. Baru saja aku menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anusku.

Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selanganku sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai aku menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengarku pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan.

Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggamaku, si Bapak bersarung asyik menikmati payudaraku yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Mat berlutut di depan wajahku, tanpa disuruh lagi kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Kulihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi

“Enak gak Mat? Kamu udah pernah ngentot belum?”, tanyaku di tengah desahan.

“Aduh.. enak banget Non, baru pernah saya ngerasain ngentot”, katanya dengan bergetar.

Aku terus mengemut penis si Mat sambil tanganku yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Mat memaju-mundurkan pantatnya di mulutku sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras yang langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus. Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari duburku lalu menyemprotkan spermanya ke punggungku.

Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Karena aku masih belum klimaks, aku tetap menaik-turunkan tubuhku sampai 3 menit kemudian aku pun mencapainya.

Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.

“Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!”, pikirku

Tubuhku kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Mat, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat ke mau mulai sehingga harus kubimbing penisnya untuk menusuk vaginaku dan kurangsang dengan kata-kata

“Ayo Mat, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!”.

Setelah masuk setengah kusuruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudaraku, lalu dia kocok penisnya disitu.

Aku melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajahku. Si tukang ojek berkumis menarik wajahku ke samping dan menyodorkan penisnya. Kugenggam dan kujilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima.

Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuhku dikuasai sepenuhnya oleh mereka, aku hanya bisa menggerakkan tangan kiriku, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuhku basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauliku.

Setelah mereka semua kebagian jatah, aku membersihkan tubuhku dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaianku. Mereka berpamitan padaku dengan meneput pantatku atau meremas dadaku. Si tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya.

Setelah membantuku menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celanaku dan menyodokkan penisnya ke vaginaku. Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobilku selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini.

Cerita sex : Pengalaman Sex Dengan Sahabat Lama

Setibanya di rumah aku langsung mengguyur tubuhku yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas.

#Rela #Digenjot #Oleh #Para #Penjaga #Pos

Kisah Sexs Ku Yang Gila Waktu Ngerjain Dua Penjaga Vila Terbaru Malam Ini

Hari itu, sekitar jam 12 siang, aku baru saja tiba di vilaku di puncak. Pak Vandhi, penjaga vilaku membukakan pintu garasi agar aku bisa memarkirkan mobilku. Pheew.. akhirnya aku bisa melepaskan kepenatan setelah seminggu lebih menempuh UAS.

Aku ingin mengambil saat tenang sejenak, tanpa ditemani siapapun, aku ingin menikmatinya sendirian di tempat yang jauh dari hiruk pikuk ibukota. Agar aku lebih menikmati privacy-ku maka kusuruh Pak Vandhi pulang ke rumahnya yang memang di desa sekitar s***** Pak Vandhi sudah bekerja di tempat ini sejak papaku membeli vila ini sekitar 7 tahun yang lalu, dengan keberadaannya, vila kami terawat baik dan belum pernah kemalingan.

Usianya hampir seperti ayahku, 50-an lebih, tubuhnya tinggi kurus dengan kulit hitam terbakar matahari. Aku dari dulu sebenarnya berniat mengerjainya, tapi mengingat dia cukup loyal pada ayahku dan terlalu jujur, maka kuurungkan niatku. “Punten Neng, kalau misalnya ada perlu, Bapak pasti ada di rumah kok, tinggal dateng aja” pamitnya.

Setelah Pak Vandhi meninggalkanku, aku membereskan semua bawaanku. Kulempar tubuhku ke atas kasur sambil menarik nafas panjang, lega sekali rasanya lepas dari buku-buku kuliah itu. Cuaca hari itu sangat cerah, matahari bersinar dengan diiringi embusan angin sepoi-sepoi sehingga membuat suasana rileks ini lebih terasa.

Aku jadi ingin berenang rasanya, apalagi setelah kulihat kolam renang di belakang airnya bersih sekali, Pak Vandhi memang telaten merawat vila ***** Segera kuambil perlengkapan renangku dan menuju ke kolam.

Sesampainya disana kurasakan suasanya enak sekali, begitu tenang, yang terdengar hanya kicauan burung dan desiran air ditiup angin. Tiba-tiba muncul kegilaanku, mumpung sepi-sepi begini, bagimana kalau aku berenang tanpa busana saja, toh tidak ada siapa-siapa lagi disini selain aku lagipula aku senang orang mengagumi keindahan tubuhku.

Maka tanpa pikir panjang lagi, aku pun melepas satu-persatu semua yang menempel di tubuhku termasuk arloji dan segala perhiasan sampai benar-benar bugil seperti waktu baru dilahirkan. Setelah melepas anting yang terakhir menempel di tubuhku, aku langsung terjun ke kolam.

Aahh.. enak sekali rasanya berenang bugil seperti ini, tubuh serasa lebih ringan. Beberapa kali aku bolak-balik dengan beberapa gaya kecuali gaya kupu-kupu (karena aku tidak bisa, hehe..) 20 menit lamanya aku berada di kolam, akupun merasa haus dan ingin istirahat sebentar dengan berjemur di pinggir kolam.

Aku lalu naik dan mengeringkan tubuhku dengan handuk, setelah kuambil sekaleng coca-cola dari kulkas, aku kembali lagi ke kolam. Kurebahkan tubuhku pada kursi santai disana dan kupakai kacamata hitamku sambil menikmati minumku. Agar kulitku yang putih mulus ini tidak terbakar matahari, kuambil oilku dan kuoleskan di sekujur tubuhku hingga nampak berkilauan.

Saking enaknya cuaca di sini membuatku mengantuk, hingga tak terasa aku pun pelan-pelan tertidur. Di tepi kolam itu aku berbaring tanpa sesuatu apapun yang melekat di tubuhku, kecuali sebuah kacamata hitam. Kalau saja saat itu ada maling masuk dan melihat keadaanku seperti itu, tentu aku sudah diperkosanya habis-habisan.

Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh bibir kemaluanku tiba-tiba mataku terbuka dan aku langsung terkejut karena yang kurasakan barusan ternyata bukan sekedar mimpi.

Aku melihat seseorang sedang menggerayangi tubuhku dan begitu aku bangun orang itu dengan sigapnya mencengkram bahuku dan membekap mulutku dengan tangannya, mencegah agar aku tidak menjerit.

Aku mulai dapat mengenali orang itu, dia adalah Mahmad, si penjaga vila tetangga, usianya sekitar 30-an, wajahnya jelek sekali dengan gigi agak tonggos, pipinya yang cekung dan matanya yang lebar itu tepat di depan wajahku.

“Sstt.. mendingan Neng nurut aja, di sini udah ga ada siapa-siapa lagi, jadi jangan macam-macam!” ancamnya Aku mengangguk saja walau masih agak terkejut, lalu dia pelan-pelan melepaskan bekapannya pada mulutku

“Hehehe.. udah lama saya pengen ngerasain ngentot sama Neng!” katanya sambil matanya menatapi dadaku “Ngentot ya ngentot, tapi yang sopan dong mintanya, gak usah kaya maling gitu!” kataku sewot.

Ternyata tanpa kusadari sejak berenang dia sudah memperhatikanku dari loteng vila majikannya dan itu sering dia lakukan daridulu kalau ada wanita berenang di s***** Mengetahui Pak Vandhi sedang tidak di sini dan aku tertidur, dia nekad memanjat tembok untuk masuk ke s***** Sebenarnya aku sedang tidak mood untuk ngeseks karena masih ingin istirahat, namun elusannya pada daerah sensitifku membuatku BT (birahi tinggi).

“Heh, katanya mau merkosa gua, kok belum buka baju juga, dari tadi pegang-pegang doang beraninya!” tantangku. “Hehe, iya Neng abis tetek Neng ini loh, montok banget sampe lupa deh” jawabnya seraya melepas baju lusuhnya.

Badannya lumayan jadi juga, walaupun agak kurus dan dekil, penisnya yang sudah tegang cukup besar, seukuran sama punyanya si Anton, tukang air yang pernah main denganku Dia duduk di pinggir kursi santai dan mulai menyedot payudaraku yang paling dikaguminya, sementara aku meraih penisnya dengan tanganku serta kukocok hingga kurasakan penis itu makin mengeras.

Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai vaginaku dan menggosok-gosok bibirnya. “Eenghh.. terus Tar.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut Mahmad yang sedang mengisap payudaraku. Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di kemaluanku.

Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk. Aku sampai meremas-remas payudara dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan vaginaku mengeluarkan cairan hangat.

Dengan merem melek aku menjambak rambut si Mahmad yang sedang menyeruput vaginaku. Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah Mahmad melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku, masalahnya nafasnya agak bau, entah bau rokok atau jengkol.

Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh liurnya.

“Gua ga tahan lagi jo, sini gua emut yang punya lu” kataku. Si Mahmad langsung bangkit dan berdiri di sampingku menyodorkan penisnya. Masih dalam posisi berbaring di kursi santai, kugenggam benda itu, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut. Mulutku terisi penuh oleh penisnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja.

Aku memainkan lidahku mengitari kepala penisnya yang mirip helm itu, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga tubuh pemiliknya bergetar dan mendesah-desah keenakan.

Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan. “Eemmpp.. emmphh.. nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya. Kepala penis itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku.

Aku berusaha menelan cairan itu, tapi karena banyaknya cairan itu meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar penisnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku, kacamata hitamku juga basah kecipratan maninya.

Kulepaskan kacamata hitam itu, lalu kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa sperma yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu terbuka dan Pak Vandhi muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil.

Aku sendiri sempat kaget dengan kehadirannya, aku takut dia membocorkan semua ini pada ortuku. “Eehh.. maaf Neng, Bapak cuma mau ngambil uang Bapak di kamar, ga tau kalo Neng lagi gituan” katanya terbata-bata.

Karena sudah tanggung, akupun nekad menawarkan diriku dan berjalan ke arahnya. “Ah.. ga apa-apa Pak, mending Bapak ikutan aja yuk!” godaku. Jakunnya turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke payudaraku.

Aku mengelus-elus batangnya dari luar membuatnya terangsang. Akhirnya dia mulai berani memegang payudaraku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya. “Neng, tetek Neng gede juga yah.. enak yah diginiin sama Bapak?” Sambil tangannya terus meremasi payudaraku.

Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka celana panjangnya, setelah itu saya turunkan juga celana kolornya. Nampaklah kemaluannya yang hitam menggantung, jari-jariku pun mulai menggenggamnya.

Dalam genggamanku kurasakan benda itu bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan batang di genggamanku itu ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga pemiliknya mengerang keenakan

“Wah, Pak Vandhi sama majikan sendiri aja malu-malu!” seru si Mahmad yang memperhatikan Pak Vandhi agak grogi menikmati oral seks-ku. Mahmad lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kemaluannya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua penis yang sudah menegang itu.

Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian Mahmad pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku. Aku mulai merasakan ada benda yang menyeruak masuk ke dalam vaginaku.

Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci penisnya memasuki vaginaku. Aku disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudaraku.

Aku menggelinjang tak karuan waktu puting kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada penis Pak Vandhi makin bersemangat. Rupanya aku telah membuat Pak Vandhi ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulutku dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh.

Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan penis yang lain makin menghujam ke tubuhku.

Perasaan ini sungguh sulit dilukiskan, ketika penis si Mahmad menyentuh bagian terdalam dari rahimku dan ketika penis Pak Vandhi menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan payudara atau meremasi pantatku.

Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh penis Pak Vandhi. Bersamaan dengan itu pula genjotan si Mahmad terasa makin bertenaga.

Kami pun mencapai orgasme bersamaan, aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan. Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya.

“Neng, boleh ga Bapak masukin anu Bapak ke itunya Neng?” tanya Pak Vandhi lembut. Saya cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, “Tapi Neng istirahat aja dulu, kayanya Neng masih cape sih”. Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku.

Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, Mahmad duduk di sebelah kiriku dan Pak Vandhi di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya.

Yang satu ditepis yang lain hinggap di bagian lainnya, lama-lama ya aku biarkan saja, lagipula aku menikmatinya kok. “Neng, Bapak masukin sekarang aja yah, udah ga tahan daritadi belum rasain itunya Neng” kata Pak Vandhi mengambil posisi berlutut di depanku.

Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala merestuinya, dia arahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vaginaku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluanku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas penis Mahmad yang sedang menjilati leher di bawah telingaku.

“Aahh.. Pak cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan. Aku meringis saat dia mulai menekan masuk penisnya. Kini vaginaku telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk memberi sensasi nikmat ke seluruh tubuh.

“Wah.. seret banget memeknya Neng, kalo tau gini udah dari dulu Bapak entotin” ceracaunya. “Brengsek juga lu, udah bercucu juga masih piktor, gua kira lu alim” kataku dalam hati.

Setelah 15 menit dia genjot aku dalam posisi itu, dia melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke penisnya. Dengan refleks akupun menggenggam penis itu sambil menurunkan tubuhku hingga benda itu amblas ke dalamku.

Dia memegangi kedua bongkahan pantatku yang padat berisi itu, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua payudaraku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka.

Pak Vandhi memperhatikan penisnya sedang keluar masuk di vagina seorang gadis 21 tahun, anak majikannya sendiri, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda yang pasti sudah lama tidak dirasakannya. Goyangan kami terhenti sejenak ketika Mahmad tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan payudaraku makin tertekan ke wajah Pak Vandhi.

Mahmad membuka pantatku dan mengarahkan penisnya ke sana “Aduuh.. pelan-pelan Jo, sakit tau.. aww!” rintihku waktu dia mendorong masuk penisnya. Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua batang penis besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari tubuhku.

Aku menjerit sejadi-jadinya ketika Mahmad menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, Mahmad malah makin buas menggenjotku. Pak Vandhi melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut.

Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Pak Vandhi erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Pak Vandhi.

Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas ***** Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak Vandhi, dan Mahmad menjambak rambutku.

Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vagina dan anusku, di air nampak sedikit cairan putih susu itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan penis masih tertancap.

Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Eh.. ternyata mereka mengikutiku dan memaksa ikut mandi bersama. Akhirnya kuiyakan saja deh supaya mereka senang.

Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. Bagian kemaluan dan payudaraku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir “Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami.

Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun kembali digarap di kamar mandi. Hari itu aku dikerjai terus-menerus oleh mereka sampai mereka menginap dan tidur denganku di ranjang spring bed-ku.

Sejak itu kalau ada sex party di vila ini, mereka berdua selalu diajak dengan syarat jangan sampai rahasia ini bocor. Aku senang karena ada alat pemuas hasratku, mereka pun senang karena bisa merasakan tubuhku dan teman-teman kuliahku yang masih muda dan cantik.

Baca Juga : Cerita Hot Kisah Si Dukun Cabul Bagian Tiga

Jadi ada variasi dalam kehidupan seks kami, tidak selalu main sama teman-teman cowok di kampus.

#Kisah #Sexs #Yang #Gila #Waktu #Ngerjain #Dua #Penjaga #Vila