Cerita Dewasa Guru Perawan, Terbaru Malam Ini

Cerita Dewasa Guru Perawan – Seorang wanita berjilbab hijau lumut terlihat bergegas ke ruang guru, rok yang agak ketat memaksa wanita itu untuk mengambil langkah kecil dan cepat. Namun sesampainya di ruangan yang telah ditentukan, hanya ditemukan Bu Nita yang sedang sibuk mengoreksi hasil ulangan harian para siswa.

“Mungkin begitu,” jawab Bu Nita sambil menatap Rayna dengan wajah curiga, sejauh Bu Nita hubungan antara Rayna dan Rivan tidak pernah beres, meskipun mereka sama-sama guru muda, pikiran Rayna dan Rivan selalu tenang. . Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal.

Cerita Dewasa Guru Perawan

“Kuharap SMS itu hanya lelucon,” katanya penuh harap, bergegas ke tempat parkir, mengabaikan penampilan satpam sekolah yang menatap liar ke tubuh kurusnya yang mengenakan seragam hijau lumut khas PNS yang terbungkus rapat. di sekelilingnya. Tubuhnya.

Cerita Sex Cabul Murid Cantik Yang Di Perdaya Guru Kelas Nya

Mobil Avanza, Reyna, melintasi jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Hatinya masih belum tenang, pikirannya masih tertuju pada pesan teks yang dikirim Rivan, meskipun pria itu hanya meminta bantuan untuk membantunya mempersiapkan syarat untuk melamar pangkat, tetapi perasaan permusuhan begitu melekat pada dirinya. jantung. .

Jantung Reyna berdegup kencang saat mobil masuk ke halaman, ada Ninja 250 hijau cerah yang diparkir, “pasti sepeda Rivan tidak diragukan lagi,” bisik hati Reyna. Di kursi teras, sudut mata wanita muda itu menangkap sosok pria yang asyik dengan pil di tangannya. “Kau…” ucap Reyna dengan nada tidak setuju.

“Masuk, tapi ingat suamiku tidak ada di rumah, jadi setelah ini semua, kamu bisa pulang,” kata Reyna blak-blakan, meninggalkan pria itu di ruang tamu.

Aktif seharian di sekolah memaksa Reyna untuk mandi, saat memilih baju, wanita tersebut bingung mau pakai baju apa, apakah cukup untuk baju rumahan atau untuk memilih baju yang lebih formal.

Ngentot Memek Abg Perawan Di Sekolah

“Apa yang ada di pikiranmu, Ray?!” .. Dia musuh bebuyutanmu di sekolah,” umpat Rayna, melemparkan gaun di tangannya ke bagian bawah lemari.

Kemudian dapatkan daster putih tanpa motif. Namun sayangnya, gaun katun lembut itu terlalu ketat dan berhasil membingkai lekuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan payudaranya yang gagah.

Reyna bingung lagi saat memilih penutup kepala, apakah masih harus memakai kain atau tidak, ini rumahnya. Namun mau tak mau ia memungut kain putih dengan motif renda yang membuatnya terlihat lebih anggun, tubuh cantik dalam balutan gaun serba putih yang menawan.

Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore dan untuk kedua kalinya Rayna menyajikan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih terlihat serius dengan laptop dan berkas-berkas persiapannya, Reyna sesekali memberikan instruksi.

Cerpen Sekretaris Diperkosa Paksa

Tanpa sadar, mata Reyna mengamati wajah Rivan, yang sangat menarik. “Sebenarnya cowok ini pekerja keras dan baik, tapi kenapa sikapnya sering bikin aku emosi,” gumam Reyna mengingat permusuhannya di lingkungan sekolah.

Pemuda yang empat tahun lebih muda darinya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan bertolak belakang dengan sikap Rivan yang kerap membela siswa yang melanggar disiplin.

“Jangan buru-buru, minum teh dulu, nanti di luar hujan,” kata Reyna yang bermaksud lebih ramah.

Reyna tertawa mendengar kata-kata Rivan, “Makan malam dengan ibumu? Tapi kamu tidak terlihat seperti anak mama,” geram Reyna, membuat Rivan juga tertawa, tapi tangannya terus bergerak seolah dia tidak tergoda untuk menerima ejekan Reyna.

Istri Perek Ketagihan Dipompa Memeknya Ama Kontol Besar Tukang Sayur.

“Jadi aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan dengan senyum di wajahnya saat melihat hujan di luar masih terlalu deras.

“Di garasi ada jas hujan, tapi kalau mau nunggu hujan, enggak apa-apa,” kata Reyna yang yakin mesin Rivan tidak bisa menyimpan jas hujan.

Begitu kata itu terucap, Blackberry di tangan Rayna menerima telepon masuk dari suaminya, namun sayangnya suaminya mengabarkan bahwa ia agak terlambat pulang, dengan cemberut Rayna mengakhiri panggilan tersebut.

“Eh, kenapa karena aku?” Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, Reyna melempar bantal ke sofa dengan cemberut. Pembicaraan berlanjut lagi namun lebih fokus pada dinamika kehidupan sekolah dan cukup berhasil memecahkan kebekuan.

Bu Guru Perek Ketagihan Digenjot Habis2an Kontol Besar Murid Sendiri.

Reyna sepertinya melihat Rivan versi yang berbeda, lebih seru, ramah, dan humoris. Sangat berbeda dengan kacamata yang pernah dilihatnya sebelumnya, guru laki-laki itu seperti memberontak kepadanya, sebagai penegak kedisiplinan siswa.

“Aku heran kenapa kamu mendekati anak-anak seperti Junot dan Darko, dua anak ini tidak bisa diatur lagi dan telah di-redlist oleh guru BC,” tanya Reyna mulai terlihat santai. “Jika bukan karena cucu pemilik yayasan, anak itu akan dikeluarkan dari sekolah,” lanjutnya.

“Iya aku tau, tapi petualangan mereka seru lho, dari nongkrong di Manga Besar sampai mengintip cewek di kamar mandi, ada juga guru yang mereka intip,” “Hah?” Baik? Sial, itu benar-benar tidak bermoral,” Reyna melompat dari tempat duduknya, pindah ke sisi Rivan.

“Tapi tunggu, bukankah itu berarti kamu mendukung kejahatan mereka, dan siapa guru yang mereka dukung?” tanya Reyna cemas, takut menjadi korban kenakalan kedua muridnya.

Cerita Dewasa Guru Smp Ngajakin Ngentot

Bayangkan, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop yang digunakan kapal selam,” kata Rivan muram, membalikkan tubuhnya ke arah Rayna yang penasaran.

“Awalnya mereka hanya mengintip siswa, tapi itu tidak menarik bagi saya, jadi saya meminta mereka untuk mengintip toilet guru, tahukah Anda siapa yang kami intip?”

“Apakah kamu benar-benar seorang guru atau bukan?” Memberi contoh buruk kepada siswa, besok aku akan melaporkanmu ke kepala sekolah,” Rayna meledak dengan emosi.

“Hahaha, aku bohong, aku hanya mengolok-olok mereka, aku tahu Pak Tigor ada di toilet dan kamu tahu apa efeknya?” Mereka langsung kaget melihat belalai Pak Tigor yang menakutkan Hahaha,” Reyna akhirnya tertawa, tidak menyadari Rivan masih memegang tangannya.

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Ibu Guru Yang Masih Perawan

“Kamu tahu, kamu sebenarnya lebih cantik ketika kamu tersenyum, jadi jangan sembunyikan di balik wajah garangmu,” kata Rivan, menikmati tawa tajam Rayna yang menunjukkan giginya yang bengkok. Reyna terdiam sejenak, wajahnya semakin malu saat menyadari tangan Rivan masih menggenggam tangannya.

Tapi tak lama kemudian, tangisan dari bibir tipisnya kembali lagi, “Hei!… Jika kamu punya mata, tolong lindungi mereka,” umpat Reyna pada mata Rivan yang menatap gundukan payudara di balik gaun ketat yang tidak ditutupi olehnya. berhijab, Reyna berdiri dan duduk, meluruskan jilbabnya.

“Punyamu juga besar,” jawab Rivan, mengabaikan peringatan Rayna, yang semakin kesal dan melempar bantal dari sofa. “Kamu tidak harus begitu senang, lagipula, kamu pasti sering mengintip dada siswa di sekolah?”

“Sialan.” dengus Reyna sambil meluruskan hijabnya, tapi sudut bibirnya justru tersenyum, karena tidak ada wanita yang tidak suka dipuji. Wajah Reyna memerah, kata-kata Rivan vulgar seperti biasa.

Cerita Seks Pagi Jadi Guru, Malam Nya Pelacur

“Hah?” Kau ingin melihat payudaraku, gila… Benda ini sepenuhnya milik suamiku,” wanita itu menjulurkan lidahnya, tanpa sadar mulai terbawa oleh sifat acuh tak acuh Rivan.

“Nanti kalau aku ke kamar mandi, lihat saja dengan piroskopmu, hahaha…” Reyna tertawa sambil menutupi wajahnya, tidak percaya dengan apa yang dikatakannya.

“Heehee.. Lihat saja, jangan pegang,” kata guru cantik itu sambil melihat ke TV, lalu mengikat jilbab di belakang punggungnya.

“Khususnya?” Telanjang?” matanya melotot seolah-olah dia marah, tetapi jantungnya berdetak kencang, menantang jantungnya sejauh keberaniannya.

Gadis Bispak Masih Perawan

“Guru mesum,” Reyna menjulurkan lidah lagi dan memalingkan wajahnya ke TV, tapi tangannya bergerak untuk membuka kancing atasannya.

Namun tak berhenti sampai di situ, tangannya terus bergerak melepaskan kancing kedua, lalu membelah kedua sisinya hingga lebih terbuka, meninggalkan gumpalan berbalut bra itu menjadi makanan penasaran di mata Rivan. Entah apa yang membuat Reyna begitu berani, untuk pertama kalinya dia dengan sengaja merayu pria lain dengan tubuhnya.

“Milikmu pasti lebih kencang dari milik Anita,” lanjut Rivan, matanya terpaku pada dada Reyna sambil mengusap dagunya yang berjanggut tipis, seolah memimpikan betapa lembutnya daging wanita cantik ini. Namun ucapan Rivan membuat Reyna kaget, bingung, dan penasaran secara bersamaan. “Hmmm.. Bagaimana hubunganmu dengan Bu Nita?

“Kau pikir aku kekasih Anita, bukan?” Hahaha…” Rivan memotong kalimat Rayna setelah mengetahui arti kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. “Bisa dibilang begitu hehehe.. Tapi kita selesaikan tepat satu minggu yang lalu,”

Cerita Sex Bercinta Dengan Guru Yang Ketus

“Mengapa?” kata Reyna yang tiba-tiba penasaran dengan isu skandal yang benar-benar merebak di kalangan guru sesat itu. Rivan menghela nafas dan bersandar. “Suaminya curiga dengan hubungan kami, meskipun Anita menolak untuk mengakhirinya, saya tetap harus mengambil keputusan itu, risikonya terlalu besar.

Rivan tidak langsung menjawab, melainkan mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya.Setelah tiga jam menahan diri untuk tidak mengisap tembakau gulung di sakunya, pria itu akhirnya meminta izin: “Bolehkah saya merokok?”

“Saya tidak tahu pasti, Anita adalah wanita cantik, tapi dia bukan wanita yang saya cintai,” kata pria itu setelah mengembuskan asap tebal dari bibirnya. Namun wajah wanita di depannya masih menunjukkan rasa penasaran, “lalu apa yang terjadi antara kamu dan Anita? dia berkata.

Wajah Rayna memerah karena malu, Rivan dengan tegas mengungkapkan kekakuannya sebagai wanita dewasa. “Anita adalah wanita yang sudah menikah, yang berarti Anda tidak memiliki hak untuk menyentuh tubuhnya,” kata Rayna mencoba membela kepolosannya.

Cerita Dewasa Aku Yang Ketagihan Setelah Diperkosa

Rivan tersenyum masam, mengakui kesalahannya, “Kami melakukannya berkali-kali, mulai dari rumah saya, rumahnya, bahkan ruang lab kimia, suaranya sebagai wanita kesepian benar-benar menggoda saya, saya merindukan saat-saat saya membuang-buang air mani saya untuknya. wajah.”

Seketika wajah Reyna menghangat memikirkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan singkat, membuat Reyna menggelengkan kepalanya, wanita itu mengambil teh di atas meja dan meminumnya.

“Guru mesum,” umpat Reyna, memutar wajahnya, yang memiliki ekspresi

#Cerita #Dewasa #Guru #Perawan

Nikmatnya Meki Perawan Anak Tanteku Terbaru Malam Ini

Nikmatnya Meki Perawan Anak Tanteku

Kenalkan, nama saya Bondan, teman-teman biasa memanggilku Mas Bondan. Saya seorang pemuda berusia 25 tahun dengan tinggi badan 170 cm dan berat 55 kg. Meski usia saya kini sudah seperempat abad, namun pengetahuan saya dalam dunia percintaan masih sangat minim dan belum punya banyak pengalaman yang layak dibanggakan sebagaimana layaknya anak muda jaman sekarang.

Sekarang saya sedang bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa. Sebut saja nama perusahaan itu adalah Sepinggan tours and travel service. Jarak kantor itu sekitar 5 km dari tempat tinggal saya.

Kini saya tinggal dengan Om saya, saya biasa memanggilnya om Rudy, ia adalah adik kandung dari Ibu saya). Om Rudy sehari-hari bekerja sebagai Kepala sekolah di sebuah SMK Negeri yang cukup terkenal di kota kami, sementara tante saya, sebut saja namanya tante Lina bekerja sebagai perawat di sebuah RS swasta. Kedua anaknya (sepupu saya) tinggal kost di kota lain karna mereka tidak mau kuliah di kota kami (entah karena alasan apa). Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante saya hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.

Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak saya agar saya tinggal bersama mereka, dengan alasan daripada saya harus kost di luar, lebih baik saya tinggal di rumah om saya saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Rudy memberi alasan. Sejak saat itu jumlah penghuni rumah bertambah satu orang.

Sebulan kemudian, tante Lina membawa keponakannya ke rumah, jadi sekarang ada lima orang yang tinggal di rumah itu. Sejak kedatangan keponakan tante Lina, suasana jadi kembali ramai, tidak seperti dulu lagi ketika belum ada keponakan. Nama keponakan tante Lina adalah Erlinda, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMK Negeri. Erlinda adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang.

Suatu ketika, om Rudy dan tante Lina pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om saya bekerja. Ia sempat mengajak saya, namun saya menolak dengan alasan saya agak lelah, lalu tante Lina mengajak Erlinda, namun Erlinda juga menolak dengan alasan Erlinda lagi ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan.

Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua berhati-hati, karena sekarang banyak maling yang pura-pura datang sebagai tamu, namun ternyata sang tamu tiba-tiba merampok setelah melihat situasi yang memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh saya menutup pintu.

Sejak kepergian om dan tante saya, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun sengaja saya kecilkan volumenya karena Erlinda sedang belajar. Saya hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Saya sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri.

Karena terlalu asyiknya saya nonton TV, sehingga saya sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak saya. Setelah saya lihat ternyata Erlinda, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya. Saya jadi deg-degan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos orangenya yang super ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya tampak begitu jelas.

Sejenak saya terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Saya amati pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BH-nya 34B. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat saya. Bagaimana rasanya kalo saya menikmati tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun saya berusaha menyingkirkan pikiran itu karena saya pikir bahwa dia adalah sepupu ipar saya, tinggal serumah dengan saya dan saya pun menganggapnya sudah seperti adik kandung saya sendiri.

“Ada apa sih? Kok kamu mengajak saya masuk ke kamar kamu?” kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan saya.

Sebenarnya bukan karena saya menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum saya belum pernah masuk ke kamar Erlinda sebelumnya.

“Kak, Erlinda mau minta tolong nih!” katanya sambil menatapku manja.

“Kakak mau ngga membantu saya menyelesaikan tugas ini, soalnya besok udah harus dikumpul.” kata dia setengah merengek.

“Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar saya membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Saya akan membantumu dengan senang hati, saya kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu.” kataku mantap.

“Asyik, makasih ya kak.” kata Erlinda sambil menciumku.

Kontan saya merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, saya belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Erlinda. Saya pun segera membantunya sambil sesekali curi padang padanya, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau saya memperhatikanya.

Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tiba-tiba Erlinda berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.

“Kak, Erlinda pusing nih, boleh ngga kakak pijitin kepala Erlinda?” katanya sambil merapatkan badannya ke dada saya.

Sempat saya merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.

“Emang kenapa kok Erlinda tiba-tiba pusing?” tanya saya agak heran.

“Ayo kak, tolong pijatin donk, kepala Erlinda pening!”

“Oke, dengan senang hati lagi.” kataku penuh antusias.

Saya lalu mulai menekan-nekan keningnya dengan tangan kiri saya dan tangan kanan. Saya menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali saya juga mengelus pundaknya yang putih bersih.

“Kak, belakang leher Erlinda juga kak, soalnya leher Erlinda agak kaku nih.” katanya sambil menuntun tangan saya pada lehernya.

Setelah saya memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan saya. Katanya,

“Kak, Erlinda baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.”

“Terserah Erlinda ajalah.” kata saya sambil mengikutinya dari belakang.

Lagi-lagi saya terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai.

Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh saya memijat leher dan punggungnya. Sesekali saya melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli. Saya tidak tahu pasti, yang jelas saya juga sangat senang memijat punggungnya yang sangat seksi.

Entah karena gerah atau bagaimana, tiba-tiba saja ia bangun. Katanya,

“Kak, Erlinda buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.”

“Mungkin Erlinda masuk angin.” katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan saya.

Saya terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati saya berpikir alangkah bahagianya saya kalau kelak mempunyai istri secantik Erlinda. Saya terus memijatnya dengan lembut. Sesekali saya memutar-mutar jari-jari saya di tepi rusuknya. Setiap saya meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh laki-laki. Saya juga sudah mulai merasakan penis saya mulai bergerak-gerak dan kini sudah semakin tegang.

Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah saya. Katanya,

“Kak, Erlinda buka aja BH-nya ya kak? Soalnya gerah nih.”

“Terserah Erlinda lah.” kata saya.

Kini kami saling berhadap-hadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan saya dan saya berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, saya pun membalas senyumanya dengan senyuman yang entah seperti apa modelnya, soalnya saya sudah tidak konsen lagi karena nafas saya sudah mulai tidak menentu. Sepertinya nafas Erlinda juga sudah mulai tidak terkendali, saya melihat bukitnya yang nampak berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik.

Saya sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini. Di depan saya kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan desahan nafas yang membuat batang kejantanan saya sudah berdenyut-denyut. Seakan-akan penis saya mau lompat menerjang tubuh Erlinda yang terbaring mengeliat-geliat, sungguh darah muda saya mulai berdesir kencang. Kini saya mulai merasakan detak jantung saya sudah tidak beraturan lagi.

“Kenapa kak?” katanya sambil tersenyum manja.

“Ngga, ngga papa kok.” kata saya agak grogi.

“Sudahlah, ayo Kak pijitnya yang agak keras dikit.”

“Iya, iya” jawab saya.

Saya lalu mulai mengelus-elus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja saya menyenggol gundukan di dadanya.

“Ahh..” katanya sambil menggeliatkan tubuhnya.

Saya dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya.

“Tidak apa-apa kak, terusin saja.” katanya.

Wah, benar-benar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya karena tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh Erlinda yang sangat meransang.

“Saya tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini,” kata saya dalam hati.

Kini Erlinda semakin merasakan rabaan jari-jari saya, saya melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang membuat Erlinda lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajah saya, lalu mengusapnya dengan jari-jarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir saya.

Saya hanya pasrah dan terus terang saya juga sebenarnya sangat menginginkanya, namun selama ini saya pendam saja karena saya menghargainya dan menganggapnya sebagai adik saya sendiri. Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala saya yang dialiri oleh gelora darah muda saya yang menggelora. Ia terus mencium saya dan kini ia melepaskan kaos yang saya pakai lalu membuangnya di samping ranjang.

“Erlinda, ada apa ini?” tanya saya setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.

Tetapi ia tidak memperdulikan kata-kata saya lagi. Melihat gelagat Erlinda yang sudah di luar batas kendali itu, saya pun tidak mau tinggal diam. Saya mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.

Saya merasakan penis saya semakin keras dan berdenyut-denyut. Erlinda terus mencium bibir saya dengan nafas tersengal-sengal. Saya pun tidak mau kalah, saya mulai meremas-remas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini saya mulai mengisap pucuknya.

“Achh..” ia menggeliat.

Nikmatnya Meki Perawan Anak Tanteku

Saya melihat Erlinda semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat. Erlinda melihat penis sudah mendongkrak celana pendek saya, ia lalu menyelipkan tangannya ke dalam CD saya dan ia kini sudah menggenggam penis saya yang berdiri tegak dengan otot-otot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD saya dan kemudian melemparkannya ke lantai.

Ia kembali menangkap penis saya dan mengocoknya dengan jari-jarinya yang lembut.

“Aachh.. achh..” benar-benar nikmat rasanya.

Saya merasakan penis saya semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik saya yang sudah berdenyut-denyut dan mulai mengeluarkan cairan bening. Saya pun tidak mau ketinggalan. Saya lalu menyelipkan jari-jari saya ke selangkangannya. Saya merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan cairan warna bening mengkilat. Rupanya ia sudah benar-benar sangat terangsang dengan permainan kami.

Dengan nafas yang tersengal-sengal, saya lalu melorotkan celana Erlinda lalu meremas-remas pahanya yang putih mulus dan masih kencang. Saya tidak sanggup lagi menahan nafsu saya yang sudah naik ke ubun-ubun saya. Dengan sekali tarik, saya berhasil melepaskan CD-nya Erlinda. Kini ia benar-benar bugil. Saya sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh nyaris sempurna.

Saya benar-benar tidak tahan melihat vaginya yang ditumbui rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerah-merahan. Kembali penis saya berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Erlinda yang masih terkatup rapat.

Saya sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini saya mulai mengusap-usap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Erlinda sudah sangat basah. Saya melihat Erlinda semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat.

“Achh.. achh.. ohh.. ohh..”

Saya terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah, “Achh.. achh..” sambil menarik-narik pinggulnya.

“Kak, ayo masukin kak!” sambil menarik penis saya menuju bibir kemaluannya.

“Oke sayang,” lalu saya membuka kakinya.

Kemudian saya melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Saya lalu menarik pantat saya dan merapatkannya pada selangkangan Erlinda. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan saya lalu menempelkannya di bibir kemaluanya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.

“Pelan-pelan ya kak, Erlinda belum biasa.”

“Iya sayang,” kata saya sambil mengecup bibirnya yang merekah basah.

Saya kemudian mendorongnya pelan-pelan.

“Achh.. sakit kak.”

“Tahan sayang.”

Saya lalu kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batang saya sudah bisa masuk setengahnya. Erlinda hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Saya terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali saya menyentaknya agak keras.

“Achhkk.. sakit kak, pelan-pelan donk!” memang kelaminnya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan.

“Tahan ya sayang,” saya mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat.

“Akk..” Erlinda meringis keras.

Ia memukul dada saya dengan keras sambil menarik pantatnya.

“Sakit kak, sakitt..”

Saya merasakan batang kejantanan saya menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang kenikmatan Erlinda. Rupanya batang saya telah berhasil menembul selaput daranya. Dari liang sorga Erlinda tampak mengalir darah segar. Saya terus menggoyang-goyangkan pinggul saya maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremas-remas gunungnya yang sangat menantang itu.

Sesekali saya melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benar-benar milik Erlinda sungguh nikmat, saya merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap saya merasakan kejantanan saya terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Erlinda.

Kini saya merasakan batang kemaluan saya sudah berdenyut-denyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, namun saya tetap menahannya dengan mengurangi irama permainan saya.

“Terus kak, terus..” ia menggeliat.

Saya melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan saya kembali saya pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerah-merahan.

“Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak.” sambil menggeliat

Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Saya merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Erlinda memelukku erat-erat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.”Achhkk..”

Saya merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan saya, rupanya Erlinda sudah orgasme. Saya semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan saya, akibat kenikmatan yang diberikan Erlinda sangat luar biasa, batang saya semakin berdenyut-denyut dan kini saya benar-benar tidak sanggup lagi menahannya.

Lalu saya mempercepat gerakan saya dan mendorong penis saya lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Erlinda dengan erat ke dalam pelukan saya. Saya merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh saya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki saya.

Akhirnya,

“Srett.. srett.. srett..”

Kejantanan saya mengeluarkan cairan hangat dalam lubang kemaluan Erlinda. Saya sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Erlinda secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Saya hanya tersenyum lalu mengecup bibir Erlinda dan mengucapkan terima kasih pada Erlinda.

Tampak tubuh Erlinda basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseri-seri karena puas. Erlinda hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika saya mencabut batang kejantanan saya dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, saya melihat di sprey Erlinda terdapat bercak darah. Tetapi segera Erlinda bangun dan menenangkan saya.

“Tenang mas, nanti saya cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.” katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir saya.

Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Erlinda. Setelah saya mengambil baju dan celana, saya pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Erlinda dari kamarnya lalu mengajak saya makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini. Mungkin Erlinda malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, saya tidak tahu pasti.

Tidak lama kemudian, om dan tante saya datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100 persen dengan nilai tertinggi di kota kami. Om saya menanyakan Erlinda, tetapi saya katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada saya bahwa ia agak lelah. Om saya hanya menggangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat.

Cerita sex : Petualangan Sex Dengan Penjual Nasi Bahenol

Saya tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar saya. Di dalam kamar, saya tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Malam ini saya sangat senang karena telah merasakan sesuatu yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat manis ini tentu tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.

#Nikmatnya #Meki #Perawan #Anak #Tanteku

Nikmatnya Ngentot Pembantu Cantik Yang Masih Perawan Terbaru Malam Ini

Malam itu aku menginap di rumah Mbak Cika, karena saking ngantuknya aku tertidur di atas sofa. Sekitar jam 4 pagi aku terbangun, aku masih dalam keadaan telanjang bulat tapi tertutup selimut, tapi Mbak Cika sudah tidak ada di sofa ah mungkin, dia pindah ke kamarnya dan tidur bareng anaknya.

Aku berdiri dan mencari celanaku karena suasana gelap aku menghidupkan lampu. Saat lampu menyala ada suara seorang wanita menjerit, ternyata seorang perempuan masih remaja umurnya sekitar 15 tahun, dia kaget mungkin karena melihatku telanjang bulat, aku menutup mulutku dengan jariku, maksudnya menyuruhnya diam.

Kudekati dia, kujelaskan bahwa aku temannya Mbak Cika, semalam aku menginap disini, diapun memahami dan memberitahuku bahwa dia spontan kaget karena belum pernah melihat pria dewasa telanjang, katanya dia adalah pembantunya Mbak Cika, namanya Fadil. Fadil tidak sekolah semenjak lulus SMP, dia ikut Mbak Cika baru sekitar 3 bulan. Aku Tanya dia kenapa kaget melihat aku telanjang memangnya belum pernah punya pacar. Dia mengaku sudah punya pacar tapi belum pernah melihatnya telanjang.

Kutanya lagi, terus kalau pacaran ngapain, jawabnya jujur katanya pernah ciuman dan diraba-raba susunya oleh pacarnya, tapi belum pernah sampai telanjang bulat. Ah berarti masih perawan? Dia menganggukkan kepala dengan malu-malu. Kuperhatikan matanya sedikit melirik ke arah kontolku tapi masih malu-malu. Aku pura-pura tidak tahu dan cuek saja serta sengaja tidak segera mengenakan celanaku. Aku masih telanjang bulat dan memintanya untuk mengambilkan celanaku, aku duduk di ruang makan yang hanya berbatas sebuah bifet dari ruang tamu.

Dia membawakan pakaianku dan perlahan aku ambil celana dalamku aku sengaja memakainya di depan Fadil. Dia melewatiku menuju ke dapur sambil melirik ke arah kontolku lagi. Dia tidak melihat di depannya ada baju dan celanaku, dia tersandung gesperku dan tertanting ingin jatuh, aku langsung menangkap tangannya, dan menarik tubuhnya hingga aku sendiri hampir saja ikut jatuh. Dengan kondisi itu tak sengaja kami sedikit berpelukan, wajahnya dan wajahku dekat sekali, aku ingin menciumnya tapi masih takut.

Kulepaskan pelan tubuhnya dia menyempurnakan berdirinya aku juga, tapi tak sengaja tangannya menyentuh kontolku, dia minta maaf, aku tersenyum dan malah menyuruhnya menyentuh lagi, dia tersipu malu, aku mengambil tangannya dan kuarahkan ke kontolku, ayolah Fadil, ga papa, ga usah malu, katanya kamu belum pernah lihat kontol kan? Sekarang kamu boleh pegang sepuasnya, dia malu dan menutup matanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dengan malu memegang kontolku.

Akupun merasa nikmat disentuh oleh tangan seorang ABG, kuarahkan tangannya maju mundur mengurut kontolku, kuajari dia cara mengocok kontolku. Dia kemudian terus mengurut-urut kontolku perlahan tapi malu untuk melihatnya, tapi biarlah yang penting aku merasakan nikmatnya diurut sama tangan yang masih halus, meski pembantu tapi dia lumayan cantik, mungkin kalau dia anak orang kaya dan terawat rajin ke salon, wajahnya tak kalah cantik dibanding asmirandah. Kulitnya kuning langsat, bersih, dadanya besar untuk ukuran anak remaja, pantatnya juga seksi dan montok.

Kulihat dia sepertinya menikmati untuk terus mengurut-urut penisku, sekarang dia mulai tidak malu melihat kontolku, tangan kiri yang tadinya buat menutup matanya, kini kutarik ke leherku. Sehingga kamipun semakin berdekatan, kutarik pinggulnya kudekatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya menyentuh dadaku, jantungnya berdebar, dia sepertinya agak takut. Kubisikkan ke telinganya, ke kamarmu yuk, ga enak kalau disini entar Mbak Cika bangun, entar aku ajarin yang lebih enak. Tanpa banyak protes, dia berjalan menuju kamarnya aku mengikutinya dari belakang, kuperhatikan bokongnya yang begitu sintal, pahanya yang begitu mulus nampak terlihat karena dia mengenakan baju tidur terusan dan panjang roknya di atas lutut. Warnanya juga transaparan dan tipis sehingga tali BHnya dan juga celana dalamnya samar-samar terlihat.

Sesampai di kamarnya kututup pintu dan aku kunci dari dalam. Aku menyandarkan tubuhku di depan pintu kutarik tubuhnya dan kembali kuambil tangannya untuk terus mengocok-ngocok kontolku, kini tubuhnya bersandar di tubuhku, sambil terus mengocok kontolku, tapi gerakan mengocoknya masih sangat pelan dan lembut, mungkin karena baru pertama tapi aku malah menikmatinya.

Tolong diemut dong kontolku, dia menggelengkan kepala, kupegang kepalanya dan kududukkan di depanku, kuarahkan kontolku ke mulutnya, kutekan pipinya agar mulutnya terbuka dan perlahan kumasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dia masih terlihat risih dan malu, tapi beberapa saat kontolku sempat masuk juga dalam mulutnya meski sebentar, tapi aku gak mau memaksa karena ini pengalaman pertama baginya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk erat, kemudian perlahan kucium bibirnya, dia cantik juga meski pembantu aku tidak risih mencium bibirnya, karena menurutku Fadil cantik juga dan aku beruntung seandainya Fadil mau aku entot, soalnya dia masih perawan.

Kupeluk tubuhnya erat, dan kuciumi bibirnya sementara tanganku mulai aktif menggerayang ke pantatnya, dari belakang kuangkat dasternya, sehingga aku menemukan lipatan celana dalamnya, kuselipkan tanganku dan kuremas-remas pantatnya, tangannya menahan tanganku, tapi aku cuek saja sambil terus meremas-remas pantatnya, perlahan kuturunkan celana dalamnya sambil terus kuremas dan kutarik pantatnya ke depan, sehingga kontolku sekarang bersentuhan dengan memeknya, tangannya berhenti mengocok kontolku kemudian memegang pinggulku, kutarik tangannya ke atas leherku agar tidak mengganggu kontolku yang sedang menyentuhnya memeknya yang mulai terasa hangat, kuangkat tubuhnya dengan sedikit kugendong, sehingga kontolku tepat berada di depan lubang memeknya, kugesek-gesekkan kontolku ke memeknya, kudorong dia hingga sebelah tempat tidur, dan kurebahkan dia di atas kasur sekalian aku menindihnya, kugesek-gesekkan semakin cepat kontolku, dia terpejam, kunaikkan dasternya ke atas hingga terbuka kedua belah dadanya, kulepas BHnya, dan kulum-kulum putingnya, Fadil diam dan terus memejamkan matanya.

Aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu, takut terlalu lama pemanasan malah nanti Fadil sadar dan berhenti melayani nafsu bejatku, aku langsung membuka pahanya lebar-lebar, kulihat vaginanya yang mungil terlihat hanya seperti daging dengan garis tipis di bagian tengah, tidak ada rambut sama sekali, itilnya juga belum nampak keluar, kuarahkan kontolku ke pintu memeknya, kugesek-gesek dengan bantuan tanganku sambil mencari lubang senggamanya, setelah ketemu kudorong kontolku masuk ke dalam, tapi susah kutarik lagi dan kudorong pelan lagi, kini kepala kontolku sudah mulai masuk ke memek Fadil, kukeluarkan pelan dan coba kudorong lebih ke dalam lagi, Fadil memelukku erat dan minta kepadaku untuk pelan-pelan, sakit katanya.

Kukeluarkan lagi perlahan dan coba kumasukkan lagi, tapi memang memeknya kecil dan sempit, tapi kontolku sudah merasakan sedikit kehangatan, kugoyangkan pantatkan naik kemudian turun sehingga kontolku sudah agak lebih ke dalam lagi, sepertinya kontolku menyentuh sesuatu, mungkin ini selaput dara, aku semakin hati-hati menggoyangkan pantatku, kasihan kalau Fadil kesakitan, kemudian aku mengeluarkan kontolku.

Aku ambil bantal di samping Fadil kuletakkan di bawah pantat Fadil, dengan posisi seperti ini perut dan memek Fadil terangkat naik, ini akan membantuku memasukkan penisku jauh lebih dalam di dinding memek Fadil, kembali kuarahkan batang penisku ke memek Fadil, kumasukkan setengah dan menyentuh lagi selaput dara yang tadi belum berhasil kutembus, kudorong lebih dalam dengan hati-hati, tubuh Fadil menegang kedua tangannya menggenggam erat ujung bantal, matanya terpejam seperti menahan sakit.

Ku beri tenaga sedikit dibantu dorongan pantatku, dan slep… aku berhasil menembus selaput dara Fadil, dan kontolku merasakan sensasi dari kehangatan yang luar biasa, aku berhasil menembus benteng pertahanan dari dinding vagina Fadil. ah… benar-benar nikmat, aku kemudian mengocok-ngocok kontolku keluar masuk vagina Fadil, dinding vagina yang begitu sempit membuat kontolku mendapatkan kenikmatan yang begitu hebat, kulihat Fadil mengeluarkan air mata, mungkin karena tadi merasakan sakit, tapi sekarang dia mulai ikut sedikit menggoyangkan pantatnya, oh dia sudah menikmati permainanku. Tiba-tiba ohhhh….

Ternyata memek perawan ini membuat benteng pertahananku tidak terbendung, hanya beberapa menit berada di dalam memek Fadil spermaku sudah mau keluar, secepatnya kutarik kontolku dan kugesek-gesekkan di paha Fadil yang mulus, kugesek-gesek terus dan ohhhh spermaku muncrat juga….

Croootttt….. ohhhhh nikmat sekali, aku puas sekali malam ini, aku telah berhasil merenggut keperawanan Fadil, memek nya nikmat sekali, ahhhh terima kasih Fadil. aku kembali mengenakan pakaianku, kulihat Fadil masih terdiam terkapar lemas tak berdaya, perlahan aku keluar dari kamar, dan melanjutkan tidur lagi di atas sofa, takut mbak Cika besok pagi terbangun, kalau aku masih di kamar Fadil, wah apa kata dunia?

Cerita sex : Berpacaran Dengan Janda Montok

Kutarik selimutku dan kembali tidur, tapi aku membayangkan betapa nikmatnya memek perawan, oh terima kasih Fadil.

#Nikmatnya #Ngentot #Pembantu #Cantik #Yang #Masih #Perawan

Memperkosa Anak SMA Cantik Yang Masih Perawan Terbaru Malam Ini

Hari telah senja awan mendung pun mulai menyelimuti kota metropolitan ini membuat suasana semakin gelap, di saat itu di sebuah SMU Negeri terkenal di kota itu nampak gadis-gadis membubarkan diri dari sebuah ruang aula olahraga. Mereka mengakhiri latihan rutin paduan suaranya

Tawa dan canda khas gadis-gadis SMU mengiringi mereka bubar, satu demi satu mereka keluar dari halaman sekolah yang telah gelap itu. Sementara itu suara gunturpun terdengar pertanda hujan akan segera turun. Ada yang dijemput oleh orangtuanya, adapula yang membawa mobil pribadi, dan ada juga yang menggunakan angkutan umum.

Aku sangatlah hafal dengan aktifitas anak-anak SMU ini, karena memang sudah hampir sebulan ini aku bekerja sebagai tukang cat disekolah ini. Usiaku memang sudah tidak muda lagi, saat ini aku berusia 48 tahun. Aku adalah seorang duda, istriku sudah lama minggat meninggalkanku setelah mengetahui aku tengah melakukan hubungan
intim dengan keponakannya. Reputasiku sebenarnya lebih banyak didunia hitam, dulu aku dikenal sebagai seorang germo yang aku sambi dengan berdagang ganja. Namun beberapa bulan yang lalu semua para wanita yang aku jajakan terkena razia dan kemudian bisnis ganjaku hancur setelah kurir yang biasa membawa ganja ditembak mati oleh aparat.

Di sekolah ini aku tidaklah sendirian aku masuk bekerja dengan sahabatku yang bernama Tomas yang seorang residivis kambuhan. Usianya tidak begitu jauh denganku yaitu 46 th, perawakannya tinggi besar rambutnya panjang dan kumal. Kami berdua sengaja hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlah pekerja tetap di sekolah ini, kami hanya mendapat order untuk mengerjakan pengecatan kusen-kusen pintu-pintu kelas di sekolah ini.

Kami tidak dibayar mahal namun kami memiliki kebebasan untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklumlah kami adalah perantau yang hidup nomaden. Di antara gadis-gadis tadi, ada salah seorang yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya. Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini.

Meilisa Liyana namanya. Postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan imut-imut, kulitnya putih bersih serta wangi selalu, rambutnya ikal panjang sebahu dan selalu diikat model ekor kuda. Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal di atas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnya pun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.

Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya. Namun perasaan cintaku kepada Meilisa lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya disaat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah pelacur-pelacur kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Meilisa ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Meilisa.

Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah. Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa Meilisa adalah seorang siswi yang duduk di kelas 2, umurnya baru 16 tahun. Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-16 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara dan paskibra di sekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yang diselenggarakan oleh sebuah majalah khusus untuk remaja putri terkenal di Negeri ini dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir.

Kini disaat sekolah telah sepi salah satu dari gadis-gadis anggota paduan suara tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya masih tersisa di dalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah. Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini.

Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Meilisa, gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supir orang tuanya di kala selesai latihan sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran latihan. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya.

Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.
Posisinya kini bersujud di hadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat di dalam dirinya. Kunyalakan sebatang rokok dan kunikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi.

Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik di dalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian bangsal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu.

Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat. Sepertinya di dalam hatinya dia menyesali, kenapa Hendra supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang Putri sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah di saat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan Bella sahabatnya. Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya.

“Beres Yon.., pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok”, terdengar suara dari seseorang yang tengah memasuki bangsal.

Ternyata Tomas dengan langkah agak gontai dia menutup pintu bangsal yang mulai gelap ini.

“OK.. Sip, gue udah beresin nih anak, tinggal kita pake aja..”, ujarku kepada Tomas sambil tersenyum.

Kebetulan malam ini Pak Danny sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam lingkungan sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke sekolah ini. Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah ini selama mereka pergi.

Maka tinggallah kami berdua bersama dengan Meilisa yang masih berada di dalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas atau orang lagi di dalam gedung ini. Pak Hendra sang supir yang menjemput Meilisa pastilah berpikiran bahwa Meilisa telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu.

Kupandang lagi tubuh Meilisa yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takutannya yang teramat sangat di dalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan di dalam bangsal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk ke dalam bangsal itu, Tomas menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja. Kuhisap dalam-dalam rokokku dan setelah itu kumatikan. Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak meringkus Meilisa di teras sekolah tadi.

“Gue dulu ya..”, ujarku ke Tomas.

“Ok boss..”, balas Tomas sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar bangsal.

Kudekati tubuh Meilisa yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok. Badan Meilisa kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya.

Dari daerah pantat tanganku turun ke bawah ke daerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk ke dalam roknya serta naik ke atas ke bagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Meilisa ini, kuusap-usap terus menuju keatas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam.

Karena sudah tidak tahan lagi, kemudian aku posisikan tubuh Meilisa kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMU-nya sampai sepinggang.

“Waw indah nian.. Gadis ini” gunamku sambil melototi paha dan pantat sekal gadis ini.

Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih. Sementara Meilisa terus menangis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba-raba selangkangan gadis ini. Disaat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki.

Di saat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lobang kemaluannya. Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari lobang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika itu menggeliat-geliat disaat kukorek-korek lobang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Meilisa, tidak lama kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lobang vaginanya.

Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku denga tangan kiriku kearah bibir vagina Meilisa. Pertama yang aku pakai adalah gaya anjing, ini adalah gaya favoritku. Dan..

“Hmmpphh..”, terdengar rintihan dari mulut Meilisa disaat kulesakkan batang kemaluanku kebibir vaginanya.

Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelobang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lobang kemaluan gadis perawan ini. Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelobang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya.

Kulihat badan Meilisa mengejang, kepala mendongak keatas dan sesekali menggeliat-geliat. Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang tiada taranya. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Meilisa saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.

Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lobang kemaluan Meilisa. Aku telah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam lobang vaginanya. Kurasakan kehangatan di sekujur batang kemaluanku, dinding vagina Meilisa terasa berdenyut-denyut seperti mengurut-urut batang kemaluanku.

Cerita sex : Menikmati Pepek Jane Cewek Cantik Teman Sekelas

Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam di dalam lobang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Meilisa yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber keluar menetes-netes. Ah.. Ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut keperawanan dari gadis cantik ini.

#Memperkosa #Anak #SMA #Cantik #Yang #Masih #Perawan

Ngentot Dengan TKW Yang Masih Perawan Dan Polos Terbaru Malam Ini

Empat tahun lalu aku masih tinggal dikota B. Waktu itu aku berumur 26 tahun. Aku tinggal dirumah sepupu, karena sementara masih menganggur aku iseng-iseng membantu sepupu bisnis kecil-kecilan di pasar. 3 bulan aku jalani dengan biasa saja. Hingga akhirnya secara tak disengaja aku kenal seorang pelanggan yang biasa menggunakan jasa angkutan barang pasar yang kebetulan aku yang mengemudikannya. Bu Devi namanya. Sambil ngobrol ngalor-ngidul aku antar dia sampai dirumahnya yang memang agak jauh dari pasar tempat dia berjualan kain-kain dan baju.

Sesampai dirumahnya aku bantuin dia mengangkat barang-barangnya. Mungkin karena sudah mulai akrab aku enggak langsung pulang. Toh, memang ini penumpang yang terakhir. Aku duduk saja di depan rumahnya yang sejuk, karena kebetulan ada seperti dipan dari bambu dihalaman di bawah pohon jambu. Dari dalam aku mendengar suara seperti memerintah kepada seseorang..

“una.. Tuh bawain air yang dikendil ke depan..,” begitu suara Bu Devi.
Aku tidak mendengar ada jawaban dari yang diperintah Bu Devi tadi. Yang ada tiba-tiba seorang gadis umur kira-kira 20 tahunan keluar dari rumah membawa gelas dan kendil air putih segar. Wajahnya biasa saja, agak mirip Bu Devi, tapi kulitnya putih dan semampai pula. Dia tersenyum..
“Mas, minum dulu.. Air kendil seger lho..” begitu dia menyapaku.
“I.. Iya.. Makasih..” balasku.

Masih sambil senyum dia balik kanan untuk masuk kembali ke dalam rumahnya. Aku masih tertegun sambil memandangnya. Seperti ingin tembus pandang saja niatku, ‘Pantatnya aduhai, jalannya serasi, lumayan deh..’ batinku.

Tak seberapa lama Bu Devi keluar. Dia sudah ganti baju, mungkin yang biasa dia pakai kesehariannya..
“Dik Geri, itu tadi anak saya si Luna..” kata Bu Devi.
“Dia tuh lagi ngurus surat-surat katanya mau ke Malaysia jadi TKW.” lanjutnya. Aku manggut-manggut..

“O gitu yah.. Ngapain sih kok mau jauh-jauh ke Malaysia, kan jauh.. Nanti kalau ada apa-apa gimana..” aku menimpalinya.
Begitu seterusnya aku ngobrol sebentar lalu pamit undur diri. Belum sampai aku menstater mobil pickupku, Bu Devi sambil berlari kecil ke arahku..
“Eh dik Geri, tunggu dulu katanya Luna mau ikut sampai terminal bis. Dia mau ambil surat-surat dirumah kakaknya. Tungguin sebentar ya..”

Aku tidak jadi menstater dan sambil membuka pintu mobil aku tersenyum karena inilah saatnya aku bisa puas mengenal si Luna. Begitulah akhirnya aku dan Luna berkenalan pertama kali. Aku antar dia mengambil surat-surat TKW-nya. Di dalam perjalanan kami ngobrol dan sambil bersendau gurau.
“una.., namamu Luna. Kok nggak ada lesung Lunanya..” kataku ngeledek. Luna juga tak kalah ngeledeknya.

“Mas aku kan sudah punya lesung yang lain.. Masak sih kurang lagi..” balas Luna..
Di situ aku mulai berani ngomong yang sedikit nakal, karena sepertinya Luna tak terlalu kaku dan lugu layaknya gadis-gadis didesa. Pantas saja dia berani merantau keluar negeri, pikirku.
Sesampai dirumah kakaknya, ternyata tuan rumah sedang pergi membantu tetangga yang sedang hajatan. Hanya ada anaknya yang masih kecil kira-kira 7 tahunan dirumah. Luna menyuruhnya memanggilkan ibunya.

“Eh Ugi, Ibu sudah lama belum perginya? susulin sana, bilang ada Lik Luna gitu yah..”
Ugi pergi menyusul ibunya yang tak lain adalah kakaknya Luna. Selagi Ugi sedang menyusul ibunya, aku duduk-duduk di dipan tapi di dalam rumah. Luna masuk ke ruangan dalam mungkin ambil air atau apa, aku diruangan depan. Kemudian Luna keluar dengan segelas air putih ditangannya.
“Mas minum lagi yah.. Kan capek nyetir mobil..” katanya.

Diberikannya air putih itu, tapi mata Luna yang indah itu sambil memandangku genit. Aku terima saja gelasnya dan meminumnya. Luna masih saja memandangku tak berkedip. Akupun akhirnya nekat memandang dia juga, dan tak terasa tanganku meraih tangan Luna, dingin dan sedikit berkeringat. Tak disangka, malah tangan Luna meremas jariku. Aku tak ambil pusing lagi tangan satunya kuraih, kugenggam. Luna menatapku.

“Mas.. Kok kita pegang-pegangan sih..” Luna setengah berbisik.
Agak sedikit malu aku, tapi kujawab juga, “Abis, .. Kamu juga sih..”

Setelah itu sambil sama-sama tersenyum aku nekad menarik kedua tangannya yang lembut itu hingga tubuhnya menempel di dadaku, dan akhirnya kami saling berpelukan tidak terlalu erat tadinya. Tapi terus meng-erat lagi, erat lagi.. Buah dadanya kini menempel lekat didadaku. Aku semakin mendapat keberanian untuk mengelus wajahnya. Aku dekatkan bibirku hingga menyentuh bibirnya. Merasa tidak ada protes, langsung kukecup dan mengulum bibirnya. Benar-benar nikmat. Bibirnya basah-basah madu. Tanganku mendekap tubuhku sambil kugoyangkan dengan maksud sambil menggesek buah dadanya yang mepet erat dengan tubuhku. Sayup-sayup aku mendengar Luna seperti mendesah lirih, mungkin mulai terangsang kali..

Apalagi tanpa basa-basi tonjolan di bawah perutku sesekali aku sengaja kubenturkan kira-kira ditengah selangkangannya. Sesekali seperti dia tahu iramanya, dia memajukan sedikit bagian bawahnya sehingga tonjolanku membentur tepat diposisi “mecky”nya.

Sinyal-sinyal nafsu dan birahiku mulai memuncak ketika tanpa malu lagi Luna menggelayutkan tangannya dipundakku memeluk, pantatnya goyang memutar, menekan sambil mendesah. Tanganku turun dan meremas pantatnya yang padat. Akupun ikut goyang melingkar menekan dengan tonjolan penisku yang menegang tapi terbatas karena masih memakai celana lumayan ketat. Ingin rasanya aku gendong tubuh Luna untuk kurebahkan ke dipan, tapi urung karena Ugi yang tadi disuruh Luna memanggil ibunya sudah datang kembali.

Buru-buru kami melepas pelukan, merapikan baju, dan duduk seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Begitu masuk, Ugi yang ternyata sendirian berkata seperti pembawa pesan.
“Lik Luna, Ibu masih lama, sibuk sekali lagi masak buat tamu-tamu. Lik Luna suruh tunggu aja. Ugi juga mau ke sana mau main banyak teman. sudah ya Lik..”
Habis berkata begitu Ugi langsung lari ngeloyor mungkin langsung buru-buru mau main dengan teman-temannya. Aku dan Luna saling menatap, tak habis pikir kenapa ada kesempatan yang tak terduga datang beruntun untuk kami, tak ada rencana, tak ada niat tahu-tahu kami hanya berdua saja disebuah rumah yang kosong ditinggal pemiliknya.

“Mas, mending kita tunggu saja yah.. sudah jauh-jauh balik lagi kan mubazir.. Tapi Mas Geri ada acara nggak nanti berabe dong..” berkata Luna memecah keheningan.
Dengan berbunga-bunga aku tersenyum dan setuju karena memang tidak ada acara lagi aku dirumah.
“una sini deh.. Aku bisikin..” kataku sambil menarik lengan dengan lembut.
“Eh, kamu cantik juga yah kalau dipandang-pandang..”

Tanpa ba-Bi-Bu lagi Luna malah memelukku, mencium, mengulum bibirku bahkan dengan semangatnya yang sensual aku dibuat terperanjat seketika. Akupun membalasnya dengan buas. Sekarang tidak berlama-lama lagi sambil berdiri. Aku mendorong mengarahkannya ke dipan untuk kemudian merebahkannya dengan masih berpelukan. Aku menindihnya, dan masih menciumi, menjilati lehernya, sampai ke telinga sebelah dalam yang ternyata putih mulus dan beraroma sejuk. Tangannya meraba tonjolan dicelanaku dan terus meremasnya seiring desahan birahinya. Merasa ada perimbangan, aku tak canggung-canggung lagi aku buka saja kancing bajunya. Tak sabar aku ingin menikmati buah dada keras kenyal berukuran 34 putih mulus dibalik bra-nya.

Sekali sentil tali bra terlepas, kini tepat di depan mataku dua tonjolan seukuran kepalan tangan aktor Arnold Swchargeneger, putih keras dengan puting merah mencuat kurang lebih 1 cm. Puas kupandang, dilanjutkan menyentuh putingnya dengan lubang hidungku, kuputar-putar sebelum akhirnya kujilati mengitari diameternya kumainkan lidahku, kuhisap, sedikit menggigit, jilat lagi, bergantian kanan dan kiri. Luna membusung menggeliat sambil menghela nafas birahi. Matanya merem melek lidahnya menjulur membasahi bibirnya sendiri, mendesah lagi.. Sambil lebih keras meremas penisku yang sudah mulai terbuka resluiting celanaku karena usaha Luna.

Tanganku mulai merayap ke sana kemari dan baru berhenti saat telah kubuka celana panjang Luna pelan tapi pasti, hingga berbugil ria aku dengannya. Kuhajar semua lekuk tubuhnya dengan jilatanku yang merata dari ujung telinga sampai jari-jari kakinya. Nafas Luna mulai tak beraturan ketika jilatanku kualihkan dibibir vaginanya. Betapa indah, betapa merah, betapa nikmatnya. Clitoris Luna yang sebesar kacang itu kuhajar dengan kilatan kilatan lidahku, kuhisap, kuplintir-plintir dengan segala keberingasanku. Bagiku Mecky dan klitoris Luna mungkin yang terindah dan terlezaat se-Asia tenggara.

Kali ini Luna sudah seperti terbang menggelinjang, pantatnya mengeras bergoyang searah jarum jam padahal mukaku masih membenam diselangkangannya. Tak lama kemudian kedua paha Luna mengempit kepalaku membiarkan mulutku tetap membenam di meckynya, menegang, melenguhkan suara nafasnya dan…

“Aauh.. Ahh.. Ahh.. Mas.. Luna.. Mas.. Luna.. Keluar.. Mas..” mendengar lenguhan itu semakin kupagut-pagut, kusedot-sedot meckynya, dan banjirlah si-rongga sempit Luna itu. Iri sekali rasanya kalau aku tak sempat keluar orgasme, kuangkat mukaku, kupegang penisku, kuhujam ke vaginanya. Ternyata tak terlalu susah karena memang Luna tidak perawan lagi. Aku tak perduli siapa yang mendahului aku, itu bukan satu hal penting. Yang penting saat ini aku yang sedang berhak penuh mereguk kenikmatan bersamanya. Lagipula aku memang orang yang tidak terlalu fanatik norma kesucian, bagiku lebih nikmat dengan tidak memikirkan hal-hal njelimet seperti itu.

Kembali ke “pertempuranku”, setengah dari penisku sudah masuk keliang vagina sempitnya, kutarik maju mundur pelan, pelan, cepet, pelan lagi, tanganku sambil meremas buah dada Luna. Rupanya Luna mengisyaratkan untuk lebih cepat memacu kocokan penis saktiku, akupun tanggap dan memenuhi keinginannya. Benar saja dengan “Ahh.. Uhh”-nya Luna mempercepat proses penggoyangan aku kegelian. Geli enak tentunya. Semakin keras, semakin cepat, semakin dalam penisku menghujam.

Kira-kira 10 menit berlalu, aku tak tahan lagi setelah bertubi-tubi menusuk, menukik ke dalam sanggamanya disertai empotan dinding vagina bidadari calon TKW itu, aku setengah teriak berbarengan desahan Luna yang semakin memacu, dan akhirnya detik-detik penyampaian puncak orgasme kami berdua datang. Aku dan Luna menggelinjang, menegang, daan.. Aku orgasme menyemprotkan benda cair kental di dalam mecky Luna. Sebaliknya Luna juga demikian. Mengerang panjang sambil tangannya menjambak rambutku.. Tubuhku serasa runtuh rata dengan tanah setelah terbang ke angkasa kenikmatan. Kami berpelukan, mulutku berbisik dekat telinga Luna.

“Kamu gila una.. Bikin aku kelojotan.. Nikmat sekali.. Kamu puas una?”
Luna hanya mengangguk, “Mas Geri.., aku seperti di luar angkasa lho Mas.. Luar biasa benar kamu Mas..” bisiknya..

Sadar kami berada dirumah orang, kami segera mengenakan kembali pakaian kami, merapihkannya dan bersikap menenangkan walaupun keringat kami masih bercucuran. Aku meraih gelas dan meminumnya.

Kami menghabiskan waktu menunggu kakaknya Luna datang dengan ngobrol dan bercanda. Sempat Luna bercerita bahwa keperawanannya telah hilang setahun lalu oleh tetangganya sendiri yang sekarang sudah meninggal karena demam berdarah. Tapi tidak ada kenikmatan saat itu karena berupa perkosaan yang entah kenapa Luna memilih untuk memendamnya saja.
Begitulah akhirnya kami sering bertemu dan menikmati hari-hari indah menjelang keberangkatan Luna ke Malaysia. Kadang dirumahnya, saat Bu Devi kepasar, ataupun di kamarku karena memang bebas 24 jam tanpa pantauan dari sepupuku sekalipun.

Cerita sex : Pelacur Yang Telah Mengambil Keperjakaan Ku

Tak lama setelah keberangkatan Luna aku pindah ke Jakarta. Khabar terakhir tentang Luna aku dengar setahun yang lalu, bahwa Luna sudah pulang kampung, bukan sendiri tapi dengan seorang anak kecil yang ditengarai sebagai hasil hubungan gelap dengan majikannya semasa bekerja di negeri Jiran itu. Sedang tentangku sendiri masih berpetualang dan terus berharap ada “Luna- Luna” lain yang nyasar ke pelukanku. Aku masih berjuang untuk hal itu hingga detik ini. Kasihan sekali gue..

#Ngentot #Dengan #TKW #Yang #Masih #Perawan #Dan #Polos

Cerita Dewasa Memaksa Anak Ibu Kost Yang Pendiam Dan Masih Perawan Terbaru Malam Ini

Gue, pria 25 tahun seorang mahasiswa salah satu universitas di jogja yang sampai saat ini belum tamat-tamat. Walau dari segi akademis gue tergolong gagal, tapi dalam hal menakhlukkan hati kaum hawa gue termasuk orang-orang berprestasi, heheee..

Gue pengen cerita pengalaman pribadi gue, mudah2an ada manfaatnya. Kisah ini bermula ketika gue dapat tempat kos yang baru. Dari pagi sampe sore muter-muter daerah jogja, akhirnya nemu juga tempat kos yang bakal ditempetin.

Awalnya gak begitu suka, karena tempat kosnya terpisah jauh dari temen2 gue yang lain. Tempatnya juga terlalu masuk ke lorong-lorong. Tapi ada satu hal yang membuat gue mutusin buat ngambil kosan disana, yaitu anak ibu kosnya yang cakep alang kepalang. Namanya Jose, mahasiswi semester 3.

Pertama kali gue ngeliat dia, jantung gue langsung berdesir karena doi manis banget. “iya, kosan yang disebelah ada kok kak, tapi Cuma satu kamar.” Begitu suaranya ramah ketika pertama kali gue komunikasi sama doi. Ibu kosnya juga baik. Namun ibu kos nya yang berprofesi pedagang di Sleman belum pulang. Jose mengatakan kalau ibu dan bapaknya berdagang pergi pagi pulang malam.

Akhirnya sore besoknya gue mutusin untuk ngambil kamar kosan yang bersebelahan langsung dengan rumah ibu Kosnya. Walau tinggal terpencil jauh dari temen2, gak masalah lah.. yang penting gue bisa dapetin nih si bidadari khayangan. Malam itu gue udah ready untuk tinggal di kosan baru gue.

Begitu keluar, ehh.. ternyata gebetan gue Jose lagi telponan diluar sambil duduk santai di teras rumahnya. “wah.. kesempatan buat pdkt nih..” dalam hati gue. Setelah nungguin dia selesai telponan lumayan lama, akhirnya gue keluar kamar dan samperin doi. “Hai.. lagi ngapain?” sapa gue sambil melempar senyum. “Eh, lagi santai aja kak.” Balasnya membalas senyum gue.

“Telponan sama siapa?” “Sama pacar kak” jawabnya. Plaaakk.. gue serasa kena tampar. Ternyata doi udah punya pacar. Habis deh! Namun, pembicaraan tetap berlanjut. Walau Jose sudah punya pacar, gue tetap pengen akrab sama dia. Siapa tau ntar dia putus, siapa tau ntar dia bosen sama pacarnya.. Siapa tau.. siapa tau.. gue menghibur diri.

Gue perhatikan wajah manis Jose. Bener-bener wajah bidadari! Kulitnya halus tanpa jerawat. Ternyata ada tai lalat mungil di pipinya. “Kak kok ngeliatin Jose gitu sih?” tanya Jose risih. Gue tersadar. “Ehh.. gak. Ternyata Jose punya tai lalat di pipi yah?” tanya gue.

“Orang yang punya tai lalat di pipi itu beruntung lho..” ucap gue keumudian. “Emang kenapa kak?” tanya nya penasaran. “Iyalah beruntung! untung aja tai lalat, kalo tai kebo gimana coba?” seloroh gue. Jose langsung ketawa. Manis banget ngeliat dia ketawa.

Akhirnya malam itu gue berhasil ngobrol panjang lebar dan ketawa ketiwi bareng Jose. Bahkan setelah cerita tai lalat itu, Jose bahkan nunjukin kalau dia punya tanda lahir di lengannya. “Mana mungkin itu tanda lahir! Itu tatto tuh!” gue langsung aja nuduh.

“Sumpah kak ini tanda lahir!” balasnya. “Gak percaya! Pasti kamu orangnya tattoan yah! Harus diperiksa nih!” tuduh gue. Dia malah tertawa cekikikan. Gue senang.. Paginya, gue sempetin dulu olahraga pagi. Angkat barbel dan push up ringan sudah jadi rutinitas pagi buat gue.

Punya badan atletis dan berotot memang kharakteristik gue. Alah.. Tiba-tiba gue denger suara cebar-cebur dari kamar mandi. Gue selidiki asal suara tersebut, ternyata persis bersebelahan dengan dinding disebelah kamar gue. Ternyata disebelahnya kamar mandi! Gue coba dengerin suara gemercik air tersebut.

Ternyata suara berikutnya adalah lantunan nyanyian seorang gadis. Tidak salah lagi, itu suara Jose! Gue begitu menikmati suara nyanyiannya. Merdu banget! Akhirnya timbul pikiran kotor gue. Dinding tembok yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu bisa gue panjat! Akhirnya dengan secepat kilat, otak gue berfikir keras.

Bagaimana caranya untuk memanjat dinding yang tingginya dua setengah meter ini. Setelah yakin orang tua Jose sudah berangkat pergi berdagang dan Jose pasti sendirian di rumah, gue nekat untuk ngintipin Jose mandi. Dengan bantuan kursi, akhirnya gue bisa mencapai ujung tembok paling atas.

Pelan-pelan gue angkat kepala untuk melihat pemandangan disebelah sana. Ternyata benar! Jose sedang mandi sambil bernyanyi. Jose dengan wajah manis itu ternyata punya tubuh yang sangat seksi. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya dapat gue liat secara jelas.

Payudaranya yang montok bergelantungan. Kulitnya putihnya yang dibalut busa-busa sabun. Hingga rambut-rambut halus yang tumbuh didaerah kemaluannya dapat terlihat jelas. Hal itu tanpa sadar sudah membuat batang kemaluan gue langsung mengeras.

Jose masih asyik menggosok-gosok bagian tubuhnya dengan sabun. Yang membuat gue gak tahan yaitu terkadang tangannya meremas payudaranya sendiri. Kilauan sabun dari payudaranya yang putih licin oleh sabun membuat gue serasa mau pingsan. Sejurus kemudian, Jose membilas sabunnya dengan menimba air. Kulitnya makin terlihat putih bercahaya.

Berikutnya bagian selangkangannya yang dicuci dengan air. Diluar dugaan gue, ternyata Jose mengelus-elus bagian kemaluannya. Awalnya gue berfikir Jose melakukan pembersihan di daerah vaginanya. Ternyata, ia begitu keasyikan mengelus-elus daerah yang berbulu tersebut.

Gue liat matanya sudah merem-merem keenakan. “Ohh tidaakk.. Jose sedang masturbasi!” Baru kali ini gue melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri ada seorang cewek yang masturbasi. Secara jelas gue menonton Jose yang tengah keasyikan memainkan jarinya di bibir kemaluannya. Secara tak sadar gue jadi lupa diri kalau sebenarnya posisi gue sangat rawan.

Bisa bahaya kalau sampai ketahuan oleh Jose. Malu banget lah, baru satu hari ngekos ditempat orang sudah berlaku kurang ajar. Ternyata bata yang menjadi pijakan gue tak sanggup lagi menahan pijakan gue. Akhirnya salah satu batu bata tersebut terjatuh. Jose jadi kaget dan menghentikan adegan masturbasinya. “Mati gue kalo Jose sampai tau!” batin gue terus cemas.

Gue langsung menghentikan tontonan langka nan sangat istimewa tersebut. Gue segera turun dari dinding yang gue panjat buru- buru. Ternyata Jose menyadari dirinya diintip. Jose segera memakai handuknya dan buru-buru keluar kamar mandi. Gue segera menuju pintu kamar mandi untuk menghalangi dan menenangkan Jose, kalau-kalau ia berteriak.

Bisa mampus gue kalau dia ngadu ke ortunya. Ternyata gue yang buru-buru melintasi pintu kamar mandi langsung bertabrakan dengan Jose yang baru saja keluar kamar mandi. Handuk Jose langsung tersibak, ia terjatuh. “Maaf.. maaf..” Cuma itu yang bisa terlontar dari mulut gue sambil membantu Jose untuk berdiri.

Gue langsung mengambil handuknya. Jose tampak kelabakan ketika handuknya hampir saja copot. Jose tidak memakai apa-apa selain handuk yang membuat payudaranya menyembul kelihatan. “Kak, ngintipin Jose barusan yah?” tanya Jose dengan menundukkan kepalanya. Ia menunduk mungkin karena ia malu. Karena baru saja ia melakukan masturbasi.

Gue jadi ngerasa bersalah. “Maafin kakak ya.. Kakak menyesal banget” gue ucapin itu dengan nada memelas. Jose cuma mengangguk tapi masih menunduk. Tangannya masih memegang handuknya erat-erat. Tak lama setelah itu dia berjalan pelan kedalam rumahnya sambil terisak. Matanya berkaca-kaca. Gue jadi tambah merasa bersalah.

“Blum ada lho yang ngeliat Jose gitu, kok kakak tega sih?” suaranya lirih. Akhirnya gue anterin Jose ke kamarnya. Gue bimbing dia menuju kamarnya. Dibenak gue semuanya campur aduk. Perasaan bersalah udah membuat dia trauma. Mungkin saja bagi cewek hal seperti itu bisa membuatnya trauma. Sesampainya dikamar Jose, gue malah memeluknya.

Terlintas dipikiran gue, kalau cewek sedih atau nangis untuk menenangkannya dengan di peluk. “Jose maafin kakak ya..” gue bisikin itu ke telinganya. Sekali lagi Jose mengangguk. Dari pelukan, gue beralih mendekap Jose. Gue cium pipinya kemudian bibirnya. Serentak tangan gue juga ikut memainkan perannya meremas dada Jose dari luar handuknya.

“Kakak! Ngapain sih ini!” ucap Jose kaget. Dalam fikiran gue, kepalang basah mandi aja! Tanggung ketahuan ngintipin Jose mandi, kenapa gak gue tidurin aja sekalian? Mumpung kesempatan ada! Gue dorong Jose ke tempat tidurnya. Pintu kamarnya segera gue kunci. Handuknya dengan mudah gue lepas. Bibir Jose gue lumat dan kulum sejadi-jadinya.

Tangan gue menjamah payudaranya yang montok. Jose berontak dan kakinya menghentak-hentak gak karuan. “Kakaaaakk..” Jose berteriak. Gue mulai cemas. Nanti kalau ada warga yang dengar gimana? Gue bisa dihajar massa. Akhirnya gue menghentikan aksi brutal gue. Gue mutusin untuk membujuk Jose pelan-pelan.

Sambil mengelus-elus bahunya dan membelai rambutnya gue ngomong pelan-pelan “Jose, tenang aja yaa.. kakak gak bermaksud nyakiti Jose. Kakak gak mungkin menyakiti Jose karena kakak sayang banget sama Jose..” bisik gue pelan-pelan ke Jose. Gue cium leher Jose, tangan gue mulai lagi main-main mengelus payudaranya, meremas, kemudian turun ke daerah kemaluannya. “Kakak, Jose mohon jangan kak” Jose memelas ketakutan.

“Jose tenang aja yaa.. Kakak gak akan nyakitin Jose. Kakak Sayang sama Jose.” Bujuk gue pelan-pelan sambil terus memainkan daerah kemaluannya. Tangannya terus mendorong-dorong gue. Jose ketakutan setengah mati. Gue terus memberikan rangsangan dengan terus menciumi leher Jose. Kemudian turun dan menjilati puting susunya yang memerah.

Sementara tangan kanan gue mengelus-elus daerah vaginanya. Jari tengah gue mulai masuk ke lipatan bibir vaginanya. Gue terus mainkan itu pelan-pelan. “Kakak.. Jose mohon, Jose masih perawan kak.. Jose takut..” Jose masih memelas. Tangannya terus memegangi tangan kanan gue yang bergerilya didaerah bibir vaginanya.

Gue cuma jawab permohonan Jose dengan ciuman dan kuluman dibibirnya. Gue terus lumat bibir Jose dan bibir vaginanya dilumat jari tengah gue. Perlahan gue masukin jari tengah gue dengan pelan-pelan. Terasa daerah vagina Jose sudah basah. Mengetahui daerah vagina nya sudah basah dan licin, gue jadi yakin kalau sebenarnya Jose juga menikmati permaikan gue.

Jose juga sudah tidak menunjukkan perlawanan yang kuat. “Jose, kak masukin jari kakak pelan-pelan ya.. gak sakit kok.. Jose tenang aja yaa..” Belum lagi Jose memberikan persetujuannya, jari tengah gue sudah menikam masuk ke vaginanya.

Akhirnya jawaban Jose Cuma erangan dan rintihan. Gue terus mainkan dengan memasukkan jari tengah gue kedalam vaginanya sedikit demi sedikit. Akhirnya bisa masuk semua jari gue! “Kakak.. Jose takut kak..” Jose terus menceracau.

Tapi kakinya malah membuka lebar dan sesekali nafasnya mendesir berat. Gue yakin Jose sebenarnya mungkin saja sering bermasturbasi. Cewek-cewek seperti Jose mungkin saja cewek hyperseks yang sering memuaskan dirinya dengan masturbasi. Seperti yang gue liat barusan di kamar mandi. Gue makin sibuk.

Tangan kiri gue membelai rambutnya, mulut gue sesekali mengisap dan menjilati putingnya, dan tangan kanan gue memasukkan jari kedalam liang vagina Jose yang makin banjir dengan cairan dan licin. Akhirnya gue gak tahan lagi. Dengan sekejap segera gue lucuti semua pakaian gue hingga kami berdua sudah benar-benar telanjang bulat. Segera gue tindih tubuh Jose yang terkapar.

“Jose, kita coba masukin yuk.. Tahan sedikit ya.. mungkin agak sakit.” Jose dengan lugunya mengangguk. Tampaknya ia sudah diliputi gejolak syahwat yang sangat. Gue makin bersemangat. Perlahan gue gosok-gosokin penis gue yang udah tegang dari tadi ke bibir kemaluan Jose. Jose yang makin terangsang gak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Jiwa raganya sudah diliputi kenikmatan seks.

Setelah penis gue licin dengan cairan Jose, perlahan gue tusukin penis gue ke dalam liang kemaluan Jose. Walaupun pekerjaan gue halus dan pelan, tetap saja Jose merintih kesakitan. Sekarang penis gue bercampur dengan cairan licin dari Jose dan darah keperawanannya. Jose menangis. Namun bibirnya terus mengeluarkan suara “ahhh.. ahhhh.. kakak..” Gue gak mau ambil pusing.

Gue sibuk dengan mendobrak vagina Jose yang sangat sempit agar batang kemaluan gue bisa masuk lebih dalam lagi. Dibantu dengan cairan pelicin Jose yang sudah banjir, penis gue bisa masuk semuanya. Gue terus menggenjot dengan memaju mundurkan batang kemaluan gue. Sesekali gue cium dan jilatin leher Jose hingga ke payudaranya.

Kemudian putingnya gue hisap sekuat-kuatnya. Akhirnya gue liat tanda-tanda Jose akan orgasme. Segera gue pacu kecepatan goyangan gue. Gue pun pengen keluar dan klimaks. Akhirnya Jose lebih dahulu mencapai klimaks dan berteriak “Kakakk…” Berurutan setelah itu gue juga keluar menyemprotkan cairan sperma gue didalam memeknya.

“ahhh.. Ahhhh.. Jose..” Gue **kan beberapa kali semburan dengan menekan penis gue sedalam-dalamnya kedalam liang vaginanya. Jose pun menjepitkan pahanya. Akhirnya untuk beberapa saat kita terbuai merasakan nikmatnya orgasme.

Beberapa saat setelah itu terasa kedutan dan denyutan dari vaginanya. Penis gue belum gue cabut. Batang kemaluan gue itu gue biarin sampai lemas didalam vaginanya Jose. Gue terus perhatikan wajah cantik Jose yang termenung sayu. Sesaat gue jadi kasihan telah melakukan ini semua kepada Jose. Kembali gue elus-elus dan benerin rambutnya yang berantakan.

Gue tatap matanya dalam-dalam sambil berkata pelan “Jose, mau gak jadi pacar kakak?” Jose hanya diam. Gue tau dia udah punya pacar. Tapi gue sama sekali gak tau apa yang mau gue katakan selain itu kepada Jose. Gue pasang kembali celana dan keluar dari kamar Jose.

Jose masih termenung sayu diranjangnya dan belum memakai pakaiannya. Gue udah siap dengan segala konsekwensi dari perbuatan gue barusan. Setelah itu gue langsung berkemas di dalam kamar kos gue. “Mungkin setelah ini Jose akan mengadukan semua itu ke orang tuanya dan gue bakal di usir” pikir gue.

Siang harinya, gue sudah selesai beres-beres barang-barang. Gue pengen cabut duluan sebelum gue di usir sama orang tuanya Jose. Atau mungkin saja hal yang lebih buruk bakal terjadi ke gue. Ternyata pintu kamar kos gue diketuk. Setelah gue buka ternyata Jose. Gue persilahkan Jose masuk. Jose pun masuk kedalam kamar gue.

Dia liat gue sudah packing barang-barang siap-siap mau kabur. “Kakak mau kemana?” tanya Jose. Gue cuma diam. “Kakak gak boleh pergi! Jose takut.. gimana kalau Jose sampai hamil? Kakak harus tanggungjawab untuk semua ini!” kata Jose lirih. “Baiklah kakak gak akan pergi.

Kakak akan tanggungjawab kalau terjadi apa-apa. Tapi kakak mohon jangan kasih tau orang tua Jose ya..” pinta gue. Jose hanya mengangguk. Matanya masih sembab karena menangis. Gue jadi kasihan, akhirnya Jose gue peluk lagi. Seminggu setelah itu, gue dan Jose Cuma diam-diam dan tak ada tegur sapa.

Tapi akhirnya gue beranikan diri lagi untuk menyapanya dan mengajaknya bercanda lagi. Akhirnya, gue bisa ngajakin Jose untuk berhubungan badan lagi. Kadang dikamar gue, kadang dikamar dia. Bahkan dia sempat tidur di kamar gue, padahal orang tuanya ada dirumah.

Ternyata Jose selalu diliputi gairah. Permainan seks kami semakin hari semakin fariatif. Dalam waktu tak kurang dari seminggu, Jose sudah berani menelan habis sperma yang gue semburin didalam mulutnya. Seks lagi dan lagi.. kami berdua sama-sama diliputi gairah yang membara. Walaupun status hubungan gue belum jelas hingga saat ini, gue tetap menjalani ini sama Jose.

Jose tetap pacaran dengan pacarnya, tapi kalo soal ranjang Jose lari ke gue. Hampir setiap malam Jose mampir ke kamar gue buat gituan. Kadang setelah gituan dia balik ke kamarnya, kadang tidur di kamar gue. Sejak saat itulah, Jose ternyata diam-diam juga main sama pacarnya. Gue pernah nanya ke Jose, apa dia pernah melakukan hubungan badan dengan cowoknya?

Awalnya Jose bilang belum. Tapi setelah gue selidiki sms dari cowoknya, ternyata mereka juga udah ngelakuin hal begituan. Setelah perawannya hilang, dia malah jadi hyperseks dan pengen ngelakuin hal itu terus. Suatu sore, pembicaraan gue sama Jose sampai ke sesuatu yang bahkan gak gue duga.

Baca Juga : Cerita Hot Pacar Kakak Ku Yang Tau Cara Memuaskan Wanita

Jose bilang kalau dia membayangkan dientotin dua orang, yaitu gue dan pacarnya. Hehehee… kadang gue gak habis pikir, mengapa cewek yang dulu pemalu dan lugu ini bisa jadi liar kayak gini?

#Cerita #Dewasa #Memaksa #Anak #Ibu #Kost #Yang #Pendiam #Dan #Masih #Perawan