Memperkosa Pacar Sendiri Yang Selingkuh Terbaru Malam Ini

Memperkosa Pacar Sendiri Yang Selingkuh

Sebagai perkenalan nama saya Brian, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri. Lita pacarku masih sekolah kelas 3 di bangku sma swasta. Kami baru 4 bulan menjalin hubungan. Untuk diketahui Lita memiliki bentuk badan yang proporsional, tinggi badannya sekitar 170 dan badannya sangat seksi dengan bentuk lekuk tubuh yang ideal, rambutnya hitam lurus panjang sebahu.wajahnya yang cantik terkesan lugu seperti boneka. Karena matanya yang kemayu dihiasi bulu mata lentik dan alis mata yang indah sangat cocok dengan kulitnya yang putih bersih. Lita pun gemar menggunakan pakaian yang terbuka dan sering mengenakan celana jeans pendek ketat yang memperlihatkan kemulusan pahanya dan betisnya yang menurutku sangat seksi. Aku sangat menyayanginya dan sungguh bahagia bisa mendapatkannya karena selain cantik rupanya dia pun sangat baik ramah dan sopan atau banyak orang bilang inner beautynya juga dapat menarik perhatian semua cowok.sebelum akhirnya ada suatu kejadian yang mengubah semua pandanganku. Kejadian ini bermula saat aku sedang mengikuti perkuliahan, tiba-tiba hp-ku bergetar dan ada 1 pesan masuk dari Lita pacarku yang berisi “Yank kita perginya nanti sore saja yaa, Ta lagi mau nyuci pakaian dlu..okeh.,”. Lita memang sebelumnya mengajakku untuk pergi mencari baju setelah aku selesai mengikuti perkuliahan.setelah selesai akupun tak langsung pulang ke kosanku karena malas kalo di kosan sendiri. Akhirnya aku memutuskan untuk kerumah Lita saja menunggu sampai sore pun tak apa karena setahu saya orang tua Lita sedang menghadiri acara pernikahan sodaranya di luar kota.tanpa bilang aku pun langsung meluncur ke rumahnya. Sesampainya di rumah Lita, aku melihat rumahnya sangat sepi meski ada sebuah mobil yang parkir di depan rumahnya. Akupun mendekat dan ternyata pagar rumahnya tidak terkunci. Pintu rumahnya tertutup rapat aku sengaja berputar lewat belakang rumahnya karena tempat menjemur di belakang rumahnya. Ketika berputar kulihat ada sebuah ember yang berisi pakaian yang sudah dicuci dan belum dijemur.

“Kemana si Lita ya?” tanyaku dalam hati

Pintu belakang tertutup rapat. Aku pun berinisiatif untuk mengejutkannya jika dia sedang tertidur di kamarnya

Kamar Lita memiliki jendela yang besar. Ketika dekat dengan jendela aku terkejut mendengar suara bincang-bincang suara Lita dan seorang laki-laki. Penasaran ingin tahu siapa orang tersebut, aku pun mengendap untuk mengintip lewat celah jendela yang terbuka. Betapa terkejutnya aku melihat Lita yang masih mengenakan daster tidurnya sedang bermesraan dikamar tidurnya yang akupun belum pernah masuk ke dalam.terlihat daster Lita sudah tidak karuan tersingkap dan lebih gilanya cowok tersebut sudah tidak mengenakan celana, hanya baju saja, terlihat penisnya yang besar mengacung.tangan kiri cowok tersebut menyeinap di balik dasternya dan tangan kanannya mengelus dan terlihat mengocok vagina Lita yang sudah tidak mengenakan cd. Marah, jengkel, benci dan dalam keadaan emosi aku memaki maki Lita dalam hati.

“Bajingan, dasar perek murahan!”

Sungguh sangat miris perasaanku saat itu.tubuh milik pacarku sedang dijamah orang lain yang aku kenal. Orang itu adalah Dwi, teman kuliahku. Sangat kacau sekali perasaanku. Kini tidak terdengar lagi perbincangan mereka, hanya lenguhan dari Lita yg sekali kali terdengar. Tangan kanan Dwi temanku kini menuntun tangan Lita menuju penisnya yang memang lebih panjang dari milikku, sekitar 16 cm panjangnya dan tangan Lita kini menggenggamnya perlahan mengocok penis Dwi yang kontan membuatnya merem melek.

“Anjing…gua aja belum pernah!” pikirku.

Tangan kiri Dwi terus bergerilya meremas payudara pacarku dari balik dasternya dan tangan kanannya terus menggosok-gosok bibir vagina Lita yang aku pun baru melihatnya sekarang. Sangat indah dengan bulu-bulu halus dan yang tidak banyak dan terlihat sekali kali lubang vagina Lita yang dibuka oleh dua jari Dwi dari situ terlihat lubang vagina Lita yang berwarna merah muda sangat kecil seukuran jari lentik. Entah kenapa perasaan aku yang tadi sangat emosi kini berubah menjadi bergairah untuk terus melihat apa yang sedang Lita lakukan. Meski posisi mereka menghadap ke arahku namun mereka tak akan melihat kehadiranku karena dari tempatku sangat gelap dan memang hanya sebuah gang sempit sisa dari bangunannya dan pagar. Sedangkan kamar Lita sangat terang oleh lampu yang menyala. Kini Dwi mulai berinisiatif untuk membuka daster pacarku, dengan mudah dia meloloskan dasternya dari atas dan ternyata Lita tidak mengenakan BH sehingga terpampang jelas payudaranya yang mancung dan masih ranum. Saat aku masih takjub dengan payudara milik Lita, Dwi sudah menyambarnya dan mengenyot puting milik pacarku yang belum pernah kujamah itu. Rasa menyesal menghampiriku kenapa bukan aku duluan? Ciuman Dwi kini beralih ke payudara yang satunya dan kemudian ke bibir mungil milik Lita. Mulut mereka beradu dan terlihat saling hisap.Sialan…melihat pacarku sedang disetubuhi aku malah terangsang, ingin sekali aku ikut dalam acara mereka.

Sekian lama waktu berselang, mereka sudah dalam keadaan bugil dan terlihat Lita pacarku sudah terlentang pasrah menunggu langkah Dwi selanjutnya. Dwi tidak langsung memasukkan penisnya tetapi dia mulai dengan menjilati vagina Lita yang sangat lezat yang seharusnya menjadi milikku. Lama Dwi menjilati milik Lita kini dia bersiap memasukkan penis nya ke lubang vagina pacarku. Awalnya dia menggesek gesekan penisnya ke lubang vagina pacarku yang sudah mengkilap. Diangkatnya kedua paha Lita dengan kedua tangannya sementara tangan Lita memegangi penis Dwi yang terus melakukan penetrasi ke vaginanya.dalam hati aku terus memaki maki.dalam keadaan tidak sadar aku memegangi penis milikku yang sudah tegang. Aku pun nekat dengan membuka celana panjangku hingga batas lutut dan mulai mengelus penisku. Sementara itu kepala penis milik Dwi sudah hilang dihisap vagina pacarku.dan tidak beberapa lama setengah penis Dwi sudah masuk dan dihimpit dinding vagina Lita yang legit. Mulut Lita menganga tangannya meremas punggung Dwi dan yang satunya meremas sprei tempat tidur yang sudah acak acak. Dwi pun langsung menghentakkan pinggangnya dan plok terdengar bunyi yang cukup keras. Kini penis Dwi terbenam seluruhnya di vagina pacarku yang belum pernah aku jelajahi. Sesaat Dwi terdiam lalu menciumi bibir Lita yang masih meringis.tidak ada darah dan kemungkinan Lita memang sudah pernah melakukannya sebelum ini. Tangan Dwi meremas payudara Lita lalu mencoba untuk menarik penisnya lalu memasukannya lagi, terlihat penis Dwi sudah mengkilap oleh cairan Lita. Hal ini membuatku hancur dan kecewa, jika pacarku selingkuh hanya sekedar selingkuh tak apa, tapi kenapa sampai melakukan persetubuhan yang aku pacarnya sendiri belum pernah merasakan nikamuatnya tubuh itu dan Dwi yang aku tahu dia juga sudah memiliki seorang pacar adik angkatan di tempatku kuliah. Sialan… kenapa dia merusak lahan milikku dalam hati aku memaki.tak tinggal diam akupun merekam semua kejadian itu dengan menggunakan hp milikku sambil sesekali mengocok penisku. Kini Dwi mulai mengocok penisnya di vagina pacarku, diapun sambil terus mengocok penisnya di dalam vagina Lita sambil mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan pada Lita berikut yang dapat saya dengar.

“Sayang enak enggak??enak mana sama Brian??”

“Enak kak, mmh belum pernah kak.”

“apa belum pernah sama Brian?oh iya yah kan aku yang merawanin kamu di kosan Brian”

“teruss kak..akkh!!”

“enak banget ngentotin kamu sayang.”

Tak berselang lama kocokan penis Dwi semakin cepat, tubuh pacarku kini tersentak sentak tangannya terus menekan pantat Dwi.

“Akh sayank mau keluar nih…akkhh…!” erang Dwi

Saat tubuh Dwi terangkat tapi justru tangan Lita pacarku malah menekan pantat Dwi yang sudah terangkat hingga merapat kembali dan terdengar lenguhan dari keduanya hampir besamaan

“arrrrrrghhh.ahh ahh!!”

Keduanya saling berpelukan dan aku tahu jika keduanya sudah orgasme dan sperma Dwi dikeluarkan di dalam vagina Lita dan pasti menyirami dan memenuhi rahimnya, terlihat dari lumeran sperma dari vagina Lita yang keluar melewati penis Dwi yang masih menancap dan mulai mengecil. Saat itu aku langsung mulai merapihkan pakaianku dan langsung cabut. Setelah kejadian tersebut, bayangan-bayangan tiap adegan masih terekam jelas dalam ingatanku dan sekali kali aku juga melihat hasil rekaman saat pacarku ML dengan Dwi. Ketika melihat adegan video tersebut selalu saja membuat penisku langsung tegak spontan. Gundah sekali perasaanku, marah dan benci, ingin sekali menghukum Lita pacarku atas perbuataannya itu.dan terbesit sebuah pikiran kotor dalam benakku kalo aku ingin menghukumnya dengan menyuruhnya ML dengan teman-teman cowok di sekolahnya di depanku. Namun hal tersebut pasti akan ditolaknya, pikiranpun semakin picik. Aku akan menjebak pacarku sendiri yang sudah berselingkuh dan ML dengan temanku Dwi. 3 hari setelah kejadian itu aku pun berpura-pura tidak tahu atas perbuatan Lita terhadapku dan bertindak seperti biasanya.aku sengaja datang ke sekolahnya tanpa Lita tahu dan mencari tahu tentang teman cowok Lita baik sahabat atau bahkan teman yang tidak disukai Lita. Ada beberapa teman kelasnya yang aku tahu ada 3 orang, yaitu Bayu, Raden dan Epul yang adalah anak-anak bengal di sekolah tersebut, aku yakin bahwa Lita sangat tidak menyukainya, apalagi tampang mereka pun jauh dari ganteng, ya kira-kira mirip para siswa tukang tawuran yang wajahnya sering menghiasi berita-berita kriminal itu. Setelah bertemu akupun langsung merencanakan ideku untuk mengerjai Lita. Mereka semua langsung satu kata setuju dengan rencanaku. Pada hari Sabtu saat Lita pulang cepat aku pun menjemputnya dan mengantarnya pulang dengan sepeda motor. Sesuai dengan rencanaku akupun tidak langsung mengantarnya untuk pulang tetapi menuju rumah Leo teman sekolah Lita yang sangat bengal. Aku berdalih pada Lita bahwa aku ada urusan sama Leo.

Setelah masuk ke dalam aku pun disuguhi minuman dan berbincang sejenak..Lalu Leo masuk kembali ke ruangannya. Lita yang memang sedang kehausan langsung meminum air sirup orange tanpa basa basi. Lama menunggu Leo kami pun sempatkan untuk bercumbu sambil berciuman, namun entah kenapa ada yang aneh dengan Lita karena matanya sangat mengantuk dan benar saja dalam sekejap Lita sudah terkulai tertidur pulas di sofa rumah Leo. Lalu suara orang mengetuk pintu terdengar dan terlihat Epul,Bayu dan Raden sudah tiba. Saya yang sudah merencanakan hal tersebut mulai ragu, langsung kugendong tubuh Lita yang tertidur ke sebuah kamar milik Leo dengan ranjang yang empuk dan cukup tinggi. Kurebahkan tubuh Lita yang masih mengenakan seragam sekolahnya lalu kubuka satu persatu kancing bajunya dan kutanggalkan pakainya. Roknya pun tidak luput untuk kulucuti. Kini tubuhnya hanya dibalut BH warna krem dan cd warna putihnya.sengaja aku tidak menutup pintu kamarnya agar teman-temannya dapat melihat tubuh gadis yang hanya mereka bayangkan saja di sekolahnya. Menurut info dari teman-temanya, Lita memang pandai dan banyak yang suka padanya bahkan banyak yang onani dengan memikirkan menyetubuhinya. Kini tubuh yang mereka bayangkan tergolek di ranjang dan hanya mengenakan BH dan cd tentu membuat mereka tidak sabar dan akupun mencoba mengingatkan mereka untuk sesuai rencana dimana aku yang pertama melakukannya dan kemudian baru mereka. Kini ketiga orang temannya itu hanya duduk di tepi ranjang dan hanya melihat apa yang aku lakukan terhadap tubuh pacarku ini.ada sensasi sendiri ketika tubuh indah milik pacarku dilihat oleh orang lain. Kini aku ciumi Lita dari bibirnya hingga lehernya lalu kubuka pengait BH-nya dan semua yang di dalam kamar terdiam menunggu.setelah kaitannya terbuka lalu kuangkat BH milik Lita dan benar saja teman-temannya semua takjub melihat keindahan payudara Lita, bahkan mereka terlihat ada yang sudah membuka celananya dan mengocok penisnya. Nampak Epul mengocok penisnya dan Raden menggosok gosok penisnya dari luar sementara Bayu merekamnya dengan HP miliknya. Aku langsung melahap payudara Lita yang tertidur lelap pengaruh dari obat tidur yang di masukkan ke dalam sirup tadi.

Karena tidak mau berlama-lama aku langsung melucuti pakaianku sendiri hingga bugil lalu aku pelorotin cd Lita dan terlihatlah vaginanya yang masih berwarna merah muda yang sudah pernah dimasuki oleh penis Dwi. Kuciumi aroma vaginanya dan aku jilati belahannya dan kukulum bibir vaginanya sambil menjulurkan lidahku masuk ke dalam lubang vaginanya yang hangat dan menjilati kelentitnya yang menonjol keluar. Lalu kuhisap hingga membuat Lita melenguh..tak sabar aku pun langsung menggosok gosokan penisku ke vaginanya yang sudah terlihat cairan lendirnya. Epul yang dari tadi sudah tidak sabar kini dia sudah bugil dan naik ke atas ranjang dan berlutut tepat di samping wajah pacarku. Tanpa basa basi dia pun mengocok penisnya tepat di atas wajah Lita, sesekali tangannya yang nakal meremas payudara Lita. Tak mau ketinggalan Raden dan Bayu ikut telanjang dan kami pun sudah bugil semua. Epul yang berada di samping kanan wajah yang masih mengocok penisnya di atas wajah pacarku dan Raden di samping kirinya ikut tidur di sebelah Lita namun agak ke bawah sehingga wajah Raden tepat berada di payudara Lita tanpa ragu dia menjilati payudara bagian kanan. Memang tubuh indah pacarku membuat orang tidak tahan. Aku mencoba untuk tak peduli terhadap tindakan mereka bahkan menambah hasrat gairah seksku semakin meningkat di mana tubuh indah pacarku dijamah oleh teman temannya sendiri.kini aku mulai mencoba memasukkan penisku ke dalam vaginanya dan mudah saja untukku memasukannya karena memang sudah sangat basah vaginanya menerima rangsangan rangsangan itu. Penisku sudah masuk sepenuhnya ke dalam vagina pacarku yang sudah pernah dimasuki penis Dwi selingkuhannya. Waw…meski tidak perawan namun tetap seret dan peret menjepit batang penisku yang berukuran hanya 14 cm dan berdiameter 4 cm. Aku langsung menggoyang goyangkan mengocok penisku seperti yang dilakukan Dwi padanya. Tubuh Lita ikut tersentak sentak dan terlihat wajahnya yang meringis kesakitan walaupun tidak sadar sepenuhnya.melihat aku yang menusukk nusuk vagina Lita membuat Epul semakin berani dia menempelkan penis miliknya yang berukuran panjang sekitar 17 cm dan berdiameter 5 cm ke pipi pacarku, sambil berkata kata kotor.

Memperkosa Pacar Sendiri Yang Selingkuh

“Nih makan kontolku sayang” ujarnya.

Epul masih asik terus mengeyot dan meremas puting Lita. Aku semakin cepat saja mengocok penisku. Epul terus menempelkan penisnya ke muka Lita dan kata kotornya terus terucap.

Ia terus ke leher Lita yang indah karena lipatan lipatan dagingnya yang menambah keseksian lalu naik ke atas bagian dagu dan bibr mulutnya seakan akan menyuruh Lita menciumnya dan terus naik hingga ke bagian matanya yang masih terpejam dan alisnya tak luput dari gesekan penis Epul, bahkan cairan bening yang keluar dari penis Epul dioleskannya di bibir merah Lita, lalu tanpa segan dia mencium bibir Lita. Selesai mencium bibirnya kini Epul semakin berani dia berbaring di samping tubuh Lita namun agak ke atas hingga penisnya sejajar dengan wajah Lita. Tangan kiri Epul menarik kepala Lita hingga menengok ke arah penisnya dan kini tepat mulut mungil merah pacarku berhadapan dengan penis Epul yang berjarak hanya 1 cm. Epul langsung menggosok gosokan kepala penisnya yang ada sedikit cairan bening yang keluar ke bibir mungil pacarku dan dengan tangan kanannya di mencoba membuka mulut Lita dan ingin menyetubuhinya. Setelah mulut Lita terbuka Epul langsung memasukkan penisnya ke dalam membuat kenikmatan tersendiri untuk separuh penisnya sudah masuk. Epul tidak mau kalah menyetubuhi mulut pacarku, ia memaju mundurkan pantatnya dan merasakan sentuhan dari tiap rongga mulut Lita. Melihat kejadian tersebut membuatku tidak tahan lagi, kupercepat gerakanku dan hingga akhirrnya dengan sedikit teriakan

“akkkhhh!!” aku sampai pada puncaknya, tubuhku mengejang dan penisku menancap penuh di vagina Lita, spermaku menyirami seluruh rongga vagina Lita yang telah berselingkuh dan terasa sedikitnya 4 semburan spermaku.

Kini aku terkulai lemas lalu kucabut penisku dan aku terbaring di ranjang, kini Raden yang nampaknya akan mengambil alih tempatku dan Bayu terus merekam kejadian kejadian tersebut sesekali dia pun ikut mencium dan mengenyot buah dada indah temannya itu. Kini Raden akan merasakan kenikamatan vagina Lita pacarku dan sekaligus teman sekelasnya itu. Tanpa basa basi Raden langsung mengarahkan penisnya yang panjangnya tidak jauh beda dengan punyaku ke vagina teman kelasnya itu.dengan mudah dia memasukan dan langsung mengocok vagina pacarku dan memutar mutar seakan mengoyak seluruh vaginanya agar semua bagian vaginanya tersentuh oleh penis miliknya.

Epul kini terlihat semakin cepat gerakannya menyetubuhi mulut Lita hingga ia pun mengeranng

“aaahhkk…ennnaaaak!!!” sambil menekan kepala Lita dan membenamkan penisnya jauh lebih dalam di mulut Lita

Saat itu aku menyadari bahwa Epul mengalami orgasme sperma yang langsung masuk dan menyemprot rongga mulut Lita tentu saja membuat pacarku tersedak. Dan dia pun tersadar dari tidurnya namun masih lemah Epul langsung menarik penisnya keluar dan mulut Lita menganga penuh oleh cairan sperma Epul dan ketika sudah sadar Lita seakan ingin bicara namun tak bisa karena masih penuh oleh cairan sperma Epul dan diapun mencoba menelan sperma yang sudah di ujung tenggorokan dan mengeluarkan sisa sisanya hingga meluber. Diapun terkejut ketika melihatku,

“Brian apa yang kamu lakukan? kamu jahat!” ucapnya sambil badannya terguncang guncang akibat sodokan penis Raden yang lagi asik.

“Kenapa sayang? Enak kan? hahaa….!” aku tertawa

“Tolong cukup jangan lakuin ini lagi!” Lita memohon dengan sisa sperma Epul yang lengket di mulutnya.

“Kamu yang jahat duluan!!” ujarku dengan nada kesal, 

“kamu asik ngentot sama Dwi di rumahmu sedangkan aku belum pernah mencicipi tubuhmu ini, sekarang rasakan hukumannya ngentot sama temanmu! Enak kan? aku baikkan??”

“hmmmp!” saat dia ingin mencoba menjawab pertanyaanku mulutnya langsung disumbat oleh penis Bayu yang panjangnya hanya 12 cm dan berdiameter 5 cm.

“Udah sekarang sayang rasakan aja yah nikmati ajah! toh semua temanmu ini!” ujarku.

“Aduh Ta enak banget memekmu…dah lama banget aku pengen ngerasain memek ini Ta” Raden pun ikut mengoceh sambil terus memaju mundurkan pantanya memperkosa pacarku,

 “ayo rasain penisku ini Ta..enak kan? ntar kalo enak lo boleh minta ke gue lagi Ta..goyangin dong pantat mu Ta!”

Raden menampar keras pantat Lita yang tak bisa berkata kata karena mulutnya masih disumpal penis milik Bayu yang sedang asik disepong olehnya.

“wahh mulutmu enak Ta! ayo kulum teruss!” sahut Bayu sambil memaju mundurkan pinggulnya, 

“tiap hari kek gini enak Ta habis pulang sekolah di kelas enak pastinya.hahaha!”

Bayu pun sangat senang dengan kemenangannya itu.

Tak lama kemudian Raden mengerang, tubuhnya mengejang tanda mengalami orgasme dan spermanyapun dikeluarkan di dalam. Raden tergeletak lemas. Kini giliran Bayu yang akan mencicipi vagina teman kelasnya yang pandai dan cantik itu. Dengan lemah pacarku memohon pada Bayu untuk menyudahinya..

“Bayu jangan…tolong sudah cukup!”

“Udah kamu nikamuatin aja Lita sayang, toh pacarmu aja ngijinin koq” kata Bayu seraya mengangkat paha Lita dan menancapkan penisnya ke vagina Lita..

“ahhhhhh!!!” Lita pun mengerang

“Udah masuk nih kontolku di memekmu!” sahutnya enteng

Lita hanya bisa melenguh lenguh dan sambil tangannya mendorong tubuh Bayu yang sudah kesetanan. Melihat seperti itu kini Bayu mulai memegang tangan Lita dan seperti adegan perkosaan yang lain Bayu langung menggenjot penisnya. Lita hanya mampu menggerak gerakan kepalanya ke kanan dan kiri sambil matanya terpejam menahan hasrat birahinya karena malu pada temannya itu dan tentunya karena aku. Beberapa menit berselang kocokan penis Bayu semakin cepat dan kini ia melepaskan genggaman tangan Lita dan beralih memegang pinggulnya dan terus mengocoknya. Terlihat pacarku sudah tidak menolaknya lagi padahal tangannya bebas dan dia hanya meremas sprei dan yang satunya memegangi buah dadanya sendiri yang padat dan ranum yang terguncang oleh hentakan pantat Bayu. Melihat tidak ada perlawanan lagi dari pacarku kini Bayu leluasa menggenjotnya dan diselingi dengan ciuman ciuman di payudara milik Lita dan saat Bayu mencium bibir pacarku nampaknya pacarku malah membalasnya bibir mereka bergumul lama. Saat sedang asik, aku pun mulai memancing mancing pacarku,

“Nah enak kan sayang ngentot di depan pacarmu ini?” ujarku.

Kedua insan tersebut semakin hangat bercinta membuatku kembali bergairah. Mereka terus berciuman dan aku mulai bergerilya. Di tengah asiknya mereka berciuman karena Bayu yang menggenjot dan mencium pacarku, kuselipkan tangan kananku di antara himpitan kedua tubuh Lita dan Bayu yang menempel erat tepat di buah dada Lita. Aku remas dengan keras payudara Lita yang dihimpit oleh tubuh Bayu yang menempel erat antara dada Bayu dan buah dada milik Litta. Lama aku meremas payudara Lita yang terhimpit tubuh Bayu dan akhirnya Bayu melepaskan ciumannya dari bibir Litta.Kini ia fokus menggenjot vagina Lita hingga membuat celah bagiku untuk bermain di bagian atas. Langsung saja aku lumat bibirnya yang sudah menjadi milik banyak orang bahkan aroma sperma masih sangat kuat.aku cium bibirnya sambil meremas payudaranya yang padat itu.

Tak lama kemudian Bayu mempercepat gerakannya namun saat sebelum orgasme nampak tubuh pacarku sudah bergetar terlebih dahulu matanya terpejam badannya kaku dan dan mulutnya menganga melenguh keras. Beberapa saat kemudian giliran Bayu yang meradang dan mengejang

“Aahhh Litta pereeek!!! enaak bangettttt memekmu!! lenguhnya dengan kencang dan membenamkan seluruh penisnya dan menyemprotkan seluruh sperma miliknya itu.

Bayu langsung terkulai lemah.saat itu pula penisku yang sudah tegang kembali langsung aku suruh Lita untuk mengulumnya dan Lita hanya bisa menurut saja karena sudah terlanjur pikirnya. Namun seketika aku sedikit terkejut ketika melihat tubuh gelap yang sudah telanjang dengan penisnya yang mengacung tegak sangat besar dan panjang seperti ukuran orang luar yang saya taksir saat itu panjangnya mencapai 22 cm dan berdiameter 6 cm. Dia mendekat ke arah Litta dan sekarang sudah berada di antara selangkangan pacarku siap untuk menusuk vaginanya. Lita yang mengetahui kedatangannya terkejut dan langsung bereaksi

“Kenapa dia harus meyetubuhi Ta juga?” ujarnya dengan kesal.

“Ta ga mau sama dia!!” Lita tampaknya menolak namun Leo tetap memaksa untuk merobek vagina pacarku dengan penisnya. Lita sontak bangkit ketika kepala penis Leo sudah di depan menempel bibir vagina imut miliknya itu. Melihat hal tersebut aku langsung bersikap dengan kembali menahan tubuhnya dan tangannya seakan mempersilakan Leo untuk leluasa memperkosa pacarku itu. Seakan mengerti Leo langsung saja menekan penisnya hingga masuk ke dalam. Awalnya mengalami kesulitan dan Lita kini hanya menangis dan tak berdaya.mungkin dia menyesali perbuatannya. Pada sodokan yang ketiga akhirnya kepala penis Leo sudah dapat masuk menembus vagina pacarku. Lita terbelalak dan meringis kesakitan. Dengan sedikit dorongan kini penis Leo sudah masuk setengahnya. Terlihat bagian atas vagina Lita mengembung karena vaginanya sangat penuh terjejali penis milik Leo. Tahu vagina Lita yang belum terbiasa dengan ukuran penis miliknya Leo sengaja mendiamkan beberapa saat untuk mebiasakannya.

Penis Leo yang hitam legam dan berotot itu kini sudah masuk 3/4 nya lalu ia menariknya dan mendorongnya perlahan lahan hingga akhirnya mulai dengan gerakan mengocok. Aku sungguh tak percaya vagina imut milik pacarku yang cantik ini dimasuki penis dengan size besar dan berwarna coklat kehitam hitaman seperti orang negro. Dengan berhati hati aku menyaksikan vagina Lita pacarku dimasuki batang penis yang urat-uratnya terlihat sangat tangguh. Apakah Lita sanggup menaklukannya? Bayu kembali melanjutkan rekamanya dengan merekam kejadian itu dan mengolok ngolok Lita

“Ayoo perek! lo senengkan dapetin kontol gede?? Hahaha!!” ejek Bayu, 

“nanti lo dapeti deh rekaman ini!”

Kini kocokan dan genjotan Leo sudah semakin stabil dan mulai menambah kecepatannya. Melihat Lita yang sudah tidak melawan aku melepaskan peganganku.dan aku menyuruhnya untuk mengulum penisku. Lama posisi seperti ini kemudian aku pun kembali mengalami orgasme dan menyemburkan spermaku di mulutnya. Aku pun menyingkir dan kini pacarku berada ditangan Leo sepenuhnya. Bosan dengan posisi itu Leo kemudian membalikkan psosisinya. Sekarang Lita berada di atas sedangkan Leo di bawah. Nampak pacarku terlihat canggung mungkin jarang atau malu kalau dia di atas. Ia hanya terlihat merapatkan tubuhnya di pelukan Leo. Melihat tubuh pacarku sedang di atas tubuh orang lain dalam keadaan bugil dan vaginanya dijejali penis berukuran besar menjadi suatu sensasi yang luar biasa. Melihat Litta pacarku yang hanya terkulai lemas membuat Leo tak sabar, dia pun menegakkan badan Lita dan menyuruhnya menggenjotnya sambil tangannya yang kekar menampar nampar pantat pacarku hingga merah.

“Ayooo perek cepat kau goyang!” ujar Leo kasar pada Lita.

Lita pun kini mencoba menggoyangkan pantatnya.

“Nah gitu donk, katanya mau jadi perek profesional…ayo yang bagus gerakannya!”

Lita mulai bisa mengontrol keadaannya.dia mulai menggenjot penis Leo yang tak bisa masuk sepenuhnya ke dalam vaginanya. Kini tangan Leo bebas meremas remas buah dada yang ranum itu dan menggigit gigitnya hingga terlihat merah merah di sekeliling payudara pacarku itu.

Tak berapa lama goyangan Lita semakin cepat dan dia mengejang kembali mengalami puncaknya. Kembali tubuh telanjang Lita yang putih mulus kembali terkulai lemah di atas dada Leo yang kekar. Epul yang sudah bergejolak kembali melihat adegan tersebut langsung bangkit dan menuju belakang diantara kedua paha Litta. Karena belum puas Leo kembali melanjutkan gerakkannya dengan mencabut penisnya lalu memasukannya lagi dan mencabutnya dan memasukannya lagi dan saat ia mencabutnya terlihat lubang vagina Lita pacarku sudah sangat lebar yang semula hanya berukuran jari lentik kini sudah terlihat seperti lubang sumur yang dalam dan lebar mungkin aku perkirakan 4 jari bisa masuk ke dalam. Lita terkulai tak berdaya dengan kondisi penis Leo yang berukuran besar masih menancap tegak. Tiba tiba saja Epul mengambil posisi tepat di belakang Lita dengan posisi mau dooggy style

“Gua pikir penis Leo belum lepas mau apa dia??” hatiku berdebar bertanya tanya.

Ternyata Epul ingin memaksa penisnya ikut masuk kedalam vagina Lita. Owh…dengan satu penis milik Leo saja sudah sesak apalagi ditambah milik Epul. Apa muat? membuatku penasaran. Ketika mencoba untuk menekan masuk penisnya, pacarku tersentak dan menjerit kesakitan, namun Epul tetap memaksa dan akhirnya bisa memasukinya. Waw…kini dua penis bersamaan masuk di dalam vagina pacarku. Mereka mulai menggenjot bersamaan secara pelan pelan sebelum akhirnya semakin cepat dan cepat. Aku tak tahu kondisi dari Lita sendiri mungkin sekarang dia sudah tak sadarkan diri hingga akhirnya kedua penis tersebut bersamaan menyemburkan spermanya di dalam vagina Lita dan kami pun membiarkannya untuk beristirahat sementara 3 teman kelasnya Epul, Bayu dan Raden berpamitan terlebih dahulu karena ada ekstrakulikuler pramuka di sekolahnya dan sebenarnya Lita pun termasuk anggota ekskul tersebut. Tak terasa 3 jam kami meyetubuhi pacarku bersama teman teman sekolahnya. Tak ada penyesalan sedikitpun karena ini merupakan hukuman untuknya. Setelah satu jam dia tertidur akupun membangunkan Lita yang belum berpakaian sama seperti aku dan Leo. Aku mengajaknya mandi bersama. Leo juga tak mau ketinggalan untuk ikut mandi bersama. Kami bertiga mandi bersama aku menggosokkan tubuh Litta bagian belakan dan Leo ikut ikutan menggosok bagian depannya. Sontak membuat kami berdua kembali bergairah. Leo mengulum buah dada Lita dan nampak Lita pasrah saja menerimanya bahkan sudah bisa menikmatinya ketika tangan Leo mengocok vaginanya yang sudah lebar itu. Kini giliranku yang memegang kamera hp dan melihat persetubuhan pacarku dengan Leo kembali. Saat itu Leo mengangkat kaki Litta dan meletakkannya di atas wastafel kamar mandi dan mulai memasukan lagi penis besarnya ke dalam vagina Litta hingga keduanya kembali berorgasme.

Cerita sex : Pasangan ABG Yang Ngeseks Di Alam Bebas

Setelah selesai mandi aku pun langsung mengantar pulang Litta dan tidak banyak bercerita karena memikirkan pikirannya masing masing. Menurut sumber info terpercaya dari teman Lita, semejnak kejadian tersebut, Lita menjadi bulan bulanan pemuas nafsu seks teman teman sekolahnya, bahkan di kalangan tertentu Lita dicap sebagai perek murahan karena hanya dibayar 50rb atau 20 ribu bahkan ada yang hanya memberi 5ribu saja untuk mencicipi tubuh indahnya. Hal tersebut dikarenakan ulah Bayu yang memanfaatkan rekaman tersebut untuk melakukannya bahkan dia yang seperti germo dengan menyuruh Lita melakukan hubungan seks atau ML dengan teman-temannya untuk keuntungannya sendiri mendapatkan imbalan dari setiap yang memakai tubuh Lita. Jika menolak Bayu mengancam Lita bahwa video yang didapatkan atas kejadian waktu itu akan diberikan pada orang tuanya yang memiliki sakit jantung dan sebagai seorang yang dihormati dan disegani. Bahkan menjadi rahasia umum jika ada salah seorang guru yang pernah memakai Lita sebagai alat pemuasnya. Entah aku harus bangga atau apa atas kejadian ini tapi yang jelas kemarahanku terhadap Dwi belum tuntas aku berniat untuk membalasnya dengan mengerjai pacarnya yang juga tidak kalah cantik dari Litta dan terkenal sangat agresif serta dicap gatalan itu. 

#Memperkosa #Pacar #Sendiri #Yang #Selingkuh

Kugauli Pacar Kembaranku Sendiri Terbaru Malam Ini

Kugauli Pacar Kembaranku Sendiri

Nama saya Diko. Saya mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama di Surabaya. Saya adalah anak kembar (tetapi bukan kembar identik). Saudara kembar saya bernama Doni, dan dia juga kuliah di tempat yang sama dengan saya.

Sebelum kuliah di Surabaya, Doni kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Di sana, ia mempunyai seorang pacar bernama Windy. Setelah setahun kuliah di Jakarta, Doni & Windy tidak betah, dan akhirnya mereka berdua pindah ke Surabaya (di universitas & fakultas yang sama).

Ketika pertama kali saya bertemu dengan Windy, saya terpana dengan parasnya yang cantik. Saya merasa Doni sangat beruntung mendapatkan pacar seorang gadis yang sangat cantik seperti Windy. Memang, Doni bercerita bahwa Windy merupakan rebutan cowok-cowok di kampusnya (baik di Jakarta maupun Surabaya). Ketika bersalaman dengannya, saya tidak dapat melepaskan pandangan dari wajahnya yang sangat cantik dan imut itu.

Setelah perkenalan pertama dengan Windy, dia selalu terbayang dalam pikiranku. Apalagi Windy sering main ke rumah kami (o iya, saya dan Doni tinggal berdua di sebuah rumah di Surabaya). Setiap Windy datang ke rumah, saya pasti merasa deg-degan. Seakan-akan Windy adalah pacar saya sendiri (apa karena Doni dan saya kembar, jadi saya merasakan hal ini ya?). Kadang-kadang, Doni & Windy suka berduaan di kamar Doni, dan saya sering mendengar mereka cekikikan berdua di kamar. Saya jadi merasa iri dengan Doni. Saya belum pernah punya pacar sejak dulu. Memang dibanding Doni, saya anaknya agak lebih pendiam. Saya tetap punya teman-teman cewek, tapi bukan pacar.

Suatu kali, Doni sedang pergi keluar kota bersama teman-temannya untuk beberapa minggu (hampir sebulan kalau tidak salah). Windy tetap di Surabaya, karena dia mengambil semester pendek. Saya sempat merasa agak kesepian juga di rumah, karena saya hanya sendirian saja. Apalagi kalau Doni tidak di sini, berarti Windy juga nggak akan datang ke rumah saya kan?:(

Nah, pada suatu siang di rumah, tiba-tiba saya seperti mendengar suara motor Windy dari kejauhan. “Ah, aku pasti terlalu merindukan kehadiran Windy”, pikirku, sampai suara motor lewat pun saya sangka suara motor Windy.

Eh, ternyata suara motor itu memang menuju ke rumahku, and guess what, itu memang Windy! Dia mengenakan kaos ketat berwarna oranye-biru, dan celana jeans ngatung yang juga ketat. Sunggu menggairahkan sekali penampilannya saat itu. Saya gembira campur bingung, kenapa Windy datang ke sini, padahal Doni kan lagi pergi?

“Halo Diko.. Sendirian aja ya di rumah? Kasian, ditinggal Doni sendirian. Pasti sepi ya?”, kata Windy sambil menuntun motornya masuk.

“Iya nih Win, sendirian terus tiap hari. Kamu tumben dateng ke sini? Ada angin apa Win?”

“Ini Dik, aku mau ngambil catetanku yang dulu dipinjem Doni. Soalnya ada perlu buat semester pendek.”

“Ooo.. kalo gitu masuk aja Win. Aku kurang tau di mana Doni nyimpen catetanmu. Liat aja di kamarnya.”, jawabku lagi.

Windy pun masuk ke kamar Doni dan mencari catetannya di laci meja komputer Doni. Sepertinya dia memang sudah tau kalau Doni menyimpannya di sana. Untuk membuka laci itu, dia mesti agak membungkuk. Ketika membungkuk, bagian belakang baju kaosnya agak terangkat, dan tampaklah olehku punggungnya yang putih mulus. Wahh.. walaupun hanya sedikit yang tampak, tapi itu sudah membuat pikiranku melayang dan otomatis penisku pun ikut berdiri.

“Udah dapet nih No, catetannya.”, kata Windy kepadaku.

“Oh, di sana ternyata dia simpen ya? Oke deh. Itu aja yang perlu Win?”, kataku dengan agak sedikit kecewa, karena kalau memang hanya itu tujuan dia ke sini, berarti dia udah mau balik dong..?

“Iya, ini aja. Aku pulang dulu deh ya Dik.”

Yaahh.., sebentar banget aku sempat ketemu dengan Windy, pikirku.:((Kemudian Windy keluar menuju motornya. Di depan motornya aku melihat dia menggantungkan sebuah tas yang agak besar.

“Bawa apaan tuh Win?”, tanyaku sama Windy.

“Oh, ini? Sebenarnya setelah ini aku bukan mau pulang sih. Aku rencananya mau ke tempat temenku. Numpang mandi. Abis, air di kosku lagi habis. Sumurnya kering No. Wah, jadi ketauan deh kalo aku belum mandi nih.. Jadi malu..”, kata Windy dengan agak malu-malu.

Wah.., kesempatan nih!

“Kenapa nggak mandi di sini aja Win? Airnya banyak kok di sini. Daripada repot-repot ke tempat temenmu lagi. Gimana? Mau?”, cecarku dengan penuh semangat (campur nafsu:)

“Mmm.., nggak apa-apa nih Dik?”, tanya Windy agak ragu.

“Nggak apa-apa kok. Bener. Suwer. Samber geledek.”, jawabku dengan sedikit bercanda.

“Ya oke deh kalo gitu. Aku numpang mandi ya..”

Yess.. Akhirnya aku punya kesempatan untuk bersama Windy lebih lama lagi.. Windy langsung masuk lagi menuju kamar mandi. Aku hanya dapat membayangkan apa yang terjadi di dalam kamar mandi itu. Aku membayangkan Windy membuka baju ketatnya, dan melepaskan celana jeansnya. Aku membayangkan bagaimana tubuh seksi Windy hanya berbalutkan BH dan celana dalam saja. Hhhmm.. penisku langsung tegang dengan sendirinya tanpa perlu kusentuh. Sedang enak-enak melamun, tiba-tiba pintu kamar mandi Windy terbuka. Oh, ternyata Windy masih mengenakan pakaiannya, tidak seperti dalam bayanganku.

“Diko, aku bisa pinjem handuk nggak? Aku lupa bawa nih. Sori ya ngerepotin.”

“Oh, nggak apa-apa. Ntar ku ambilin.”

Ketika aku memberikan handukku kepada Windy, terlihat tali BH Windy yang berwarna hitam di bahunya. Walaupun itu hanya seutas tali BH di bahu, tapi itu sudah cukup untuk membuatku berimajinasi yang bukan-bukan tentang Windy.

“Makasih ya Diko..”, wah, suaranya benar-benar bisa membuatku terbang ke langit ketujuh..

“eh, iya..”, jawabku.

Lalu Windy masuk kembali ke kamar mandi. Tak lama kemudian sudah terdengar suara cebyar-cebyur air. Aku tak dapat berhenti membayangkan tubuh Windy yang telanjang.. Kulitnya pasti mulus.., putih.., dan badannya sangat seksi sekali.. mmhh.. aku tak kuasa untuk menahan nafsuku.. Aku masuk ke kamar, dan masuk ke kamar mandiku (letaknya tepat di sebelah kamar mandi tamu tempat Windy mandi).

Di dalam kamar mandi, aku langsung melepaskan seluruh pakaianku dan mengambil sabun untuk onani. Aku memegang penisku yang sudah sangat tegang (rasanya belum pernah “dia” sebesar ini.Bayangan akan Windy benar-benar telah membuatnya sangat keras..). Dengan sedikit sabun, aku mulai meremas-remas penisku, dan pelan-pelan mulai mengocoknya maju-mundur.. mm.. aku membayangkan ini adalah tangan Windy yang mengocok penisku.. oohh Windy.. andaikan kamu mau mandi bersamaku di sini.. hhmm.. Imajinasiku telah melayang ke mana-mana. Sedang asyik-asyiknya onani, tiba-tiba pintu kamar mandiku diketuk dari luar.

“Diko.. Kamu lagi mandi ya? Sori mengganggu lagi. Kamu ada sabun cuci muka nggak? Aku lupa bawa tadi..”, terdengar suara Windy memanggil.

Aku kaget! Wah, mana udah mau klimaks, eh Windy ngetuk pintu. Buyar deh imajinasiku yang sudah kubangun dari tadi. Wah, pasti Windy sudah pakai baju lengkap lagi seperti tadi, tidak telanjang seperti dalam bayanganku. Tapi nggak apa-apa deh, kan aku bisa ngeliat Windy lagi jadinya. Aku lingkarkan handuk di pinggangku untuk menutupi penisku yang tegang, lalu aku ambilkan sabun cuci mukaku untuk Windy.

“Ini Win, sabun cuci mukanya”, kataku sambil membuka pintu.

Wahh.. ternyata Windy hanya mengenakan handukku yang kuberikan tadi, bukannya berpakaian lengkap! Rejeki lagi nih! Dengan balutan handukku yang tidak terlalu lebar itu, tampak kulitnya yang benar-benar putih mulus. Handukku hanya menutupi dari dadanya sampai sekitar 15 cm di atas lututnya. Tampak olehku pahanya yang begitu indah. Rambutnya yang basah juga memberi efek yang membuatnya semakin kelihatan seksi.. Tanpa bisa dibendung, penisku menjadi semakin tegang lagi..

“Makasih Diko.. Wah, bener-bener sori ya, jadi ngeganggu mandimu..”, kata Windy lagi.

“Ehm.., nggak apa-apa kok Win.”, jawabku terbata-bata karena nggak kuat menahan nafsuku..

Tanpa kusadari, penisku semakin menyembul dan membuat handukku hampir copot. Jarakku dengan Windy waktu itu sangat dekat, sehingga penisku yang sudah berdiri itu menyentuh bagian perut Windy (penisku dan perut Windy sama-sama masih tertutupi handuk). Windy kaget, karena ada sesuatu yang menekan perutnya.

“Eh, aku mandi lagi ya Dik.”, kata Windy buru-buru dengan muka yang memerah. Sepertinya dia malu campur bingung.

“Mmm, iya.., aku juga mau mandi lagi”, jawabku juga dengan penuh malu.

Windy pun kembali ke kamar mandinya, dan aku juga masuk lagi ke kamar mandiku.

Di dalam kamar mandi aku berpikir, apa kira-kira tanggapan Windy atas kejadian tadi ya? Apa dia akan lapor ke Doni kalau aku berbuat kurang ajar? Apa dia marah sama aku? Atau apa? Aku jadi takut.. 

Setelah termenung beberapa menit, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan apa yang kukerjakan tadi. Masalah nanti ya urusan blakangan. Baru saja aku mau mulai untuk onani lagi, pintu kamar mandiku diketuk lagi.

“Diko.., sori mengganggu lagi. Aku ada perlu lagi nih”, kata Windy dari luar.

“oh iya, bentar..”

Sekarang aku pakai CD & celana pendekku. Aku nggak mau terulang lagi kejadian memalukan tadi. Aku keluar dari kamar mandi.

“Ada apa Win? Apa lagi yang ketinggalan? Mau pinjem CD?”, candaku pada Windy.

“Ah, kamu ada-ada aja.”, kata Windy sambil tertawa. Hhh.., manis sekali senyumannya itu.. Btw, dia masih mengenakan handuk seperti tadi. Seksi..!

“Gini Dik.. Waktu aku minjem sabun cuci muka tadi, aku tau kalo kamu sempat.. mm.. apa ya istilahnya? Terangsang?”, kata Windy.

“Hah? Apa? Maksudnya gimana? Aku nggak ngerti?”, tanyaku pura-pura bego.

“Nggak apa-apa kok . Nggak usah malu. Kuakui, aku tadi juga sempat membayangkan “itu” mu waktu aku masuk kamar mandi lagi. Aku bahkan hampir saja mau.. mm.. masturbasi sambil membayangin kamu. Tapi kupikir, ngapain pake tangan sendiri, kalo “barang”nya ada di sebelah?”, jawab Windy.

Kugauli Pacar Kembaranku Sendiri

“Hhhaahh? Apa maksudmu Win? Aku jadi makin bingung? Aku nggak”

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Windy sudah meraba penisku dari luar celana pendekku.

“Ini yang kumaksud, Diko! Burungmu yang tegang ini! Aku menginginkannya!”, kata Windy sambil terus meraba-raba dan meremas penisku.

“hhmm.., Windy.. kamu..”

“Diko.. Walaupun aku pacarnya Doni, kamu nggak usah malu begitu. Sejak bertemu denganmu di Djokdja ini, aku selalu membayangkanmu dalam setiap fantasi seksku. Bukannya aku nggak cinta Doni. Tapi dengan membayangkan sesuatu yang “tabu”, biasanya aku selalu menjadi begitu terangsang, dan selalu kuakhiri dengan masturbasi sambil membayangkan bercinta dengan saudara kembar pacarku sendiri. Diko.. saat ini sudah lama kutunggu-tunggu. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya mengulum burungmu dalam mulutku. Bagaimana rasanya memainkan burungmu dalam vaginaku.. hhmm.. You’re always on my fantasy, Diko..”, cerocos Windy sambil semakin kuat meremas penisku (masih dari luar celana pendekku).

“Ohh.., oohhmm.., Windy.. Aku.., juga.. selalu membayangkanmu dalam setiap onaniku. Aku nggak tahan melihat kecantikan dan keseksianmu, sejak pertama kali aku bertemu denganmu. Aku cemburu dengan Doni. Aku selalu membayangkan tubuhmu yang putih, halus, lembut, dan seksi ini.. Aku menginginkanmu Windy..”, jawabku sambil meraba bahu dan tangannya yang begitu halus dan lembut.

Kemudian tanpa berpikir lagi, aku raih rambutnya dan kutarik mukanya ke mukaku, dan kucium Windy dengan buas. Kulumat bibirnya yang merah dan mungil itu. Inilah pengalaman pertamaku mencium wanita. Rasanya benar-benar nikmat sekali. Apalagi tangannya masih terus meremas penisku yang sudah berdenyut-denyut dari tadi.

“Hmmpp.., mmhhmmhh..”, Windy juga membalas ciumanku dengan lumatan bibirnya dan lidahnya bermain-main di dalam mulutku.

Aku terus menghisap bibir & lidahnya, dan tanganku mulai meraba payudaranya yang masih tertutup handuk. Payudaranya cukup besar. Belakangan kuketahui ukurannya 34B. Terasa putingnya yang mengeras dari balik handuk.

“Ohh.. Diko.. remas susuku! Remas, Diko.. Ohhmmhh..”, desah Diko di telingaku, semakin membuatku bernafsu.. Tanpa pikir panjang, langsung kulepaskan handuk Windy, sehingga tampaklah di depan mataku keindahan tubuh telanjang Windy yang selama ini hanya ada dalam fantasiku.

“Windy.. kamu sunguh-sungguh cantik.. Aku menginginkanmu..”. Aku pun langsung menerkamnya dan tanpa membuang waktu langsung kuhisap payudaranya yang bulat & padat itu. Sebelumnya aku hanya dapat membayangkan betapa indahnya payudara Windy yang sering mengenakan kaos ketat itu. Bahkan pernah sekali dia mengenakan kaos ketat tanpa BH, sehingga tampak samar-samar putingnya yang merah olehku waktu itu.

“Diko.. Mmmhhmm.. Kamu benar-benar hebat Diko.. Bahkan Doni tidak pernah bisa membuatku jadi gila seperti ini.. Ooohh.. hisap putingku Diko. Jilat.. hhmm..” jerit Windy yang sudah benar-benar penuh nafsu birahi itu.

Aku terus menjilati dan menghisap payudaranya, dan sekali-sekali kugigit karena gemas, sehingga payudaranya menjadi merah-merah. Tapi Windy tidak marah, malah sepertinya ia sangat menikmati permainan mulutku.

Bosan bersikap pasif, Windy pun melepaskan celana pendekku dengan penuh nafsu, sehingga tampaklah olehnya penisku yang sudah berdiri tegak hingga keluar dari pinggang celana dalamku.

“Besar sekali burungmu Diko! Wow.. Lebih besar dari pacarku yang dulu. Bahkan lebih besar dari punya Doni! Kukira punyamu sudah yang terbesar yang ada!”, puji Windy dengan mata berbinar ketika melihat penisku.

Windy menarik CDku hingga lepas, berlutut di depan penisku dan langsung menjilati telorku yang penuh bulu itu.

“Aahhmm.. enak sekali Windy..! mmhhmm.. Kamu memang hebat sekali..”, aku meracau kenikmatan sambil terus membelai rambutnya yang indah.

“oohhmm.. aku suka sekali burungmu Diko.. besar, panjang, dan hitam.. oohhoohhmm..”, Windy memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil, dan menghisapnya dengan kuat.

“Ahh.., Windy.. AAhhmmhh..”, aku benar-benar dalam puncak kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kenikmatan onani hanyalah sepersekian dari kenikmatan dihisap dan dijilat oleh mulut dan lidah Windy yang sedang mengulum penisku ini.

Windy dengan penuh semangat terus menghisap penisku, dan karena ia memaju mundurkan kepala & badannya dengan kencang, tampak olehku payudaranya bergoyang-goyang kesana kemari.

Ketika aku hampir mencapai klimaks, langsung kutarik penisku dari mulutnya, dan kupeluk Windy erat-erat sambil menjilati & menciumi seluruh mukanya. Mulai dari keningnya, matanya, hidungnya yang mancung, pipinya, telinganya, lehernya, dagunya, dan kuteruskan ke bawah sampai akhirnya seluruh tubuhnya basah oleh air liurku dan di beberapa tempat bahkan sampai merah-merah karena hisapan dan gigitan gemasku. Windy benar-benar menikmati perlakuanku terhadap tubuhnya, terutama ketika aku menjilati dan menghisap daun telinganya. Dia benar-benar merinding ketika itu.

“oohh Diko.., kamu hebat sekali.. Belum pernah ada sebelumnya yang bisa membuatku orgasme tanpa perlu menyentuh vaginaku. Ohhmm.. you’re the greatest..!”, kata Windy lagi.

Setelah beristirahat sejenak, aku mulai menjilati vagina Windy.

“Dikoo.. nikmat sekali.. kamu hebat sekali memainkan lidahmu.. mmhhmm.. aahhgghh..”, Windy benar-benar menikmati permainan lidahku yang mengobok-obok vaginanya dengan buas.

“Windy.., boleh aku memasukkan penisku ke dalam” belum selesai kata-kataku, Windy langsung memotong.

“Nggak usah minta ijin segala, masukin burungmu yang gede itu ke vaginaku cepat, Diko!”, potong Windy sambil memegang penisku dan mengarahkannya ke lobang vaginanya.

“Ahh.. sempit sekali Windy.. Mmmgghh..”, vaginanya benar-benar menjepit penisku dengan kencang sekali, sehingga sensasi yang kurasakan menjadi benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata. Pokoknya enak banget!!

“Ooohh Diko.. burungmu besar sekali!! HHhhmmhh.. aahh.. nikmat sekali Diko!”

Perlahan-lahan, aku pun mulai menggoyangkan pantatku sehingga penisku yang gede dan hitam mulai mengocok-ngocok vaginanya. Windy pun juga menggoyangkan pantatnya yang putih mulus itu sehingga makin lama goyangan kami menjadi semakin cepat dan buas.

“Dikkoo.. hh.. hh.. hh.. aku suka burungmu! mmhh.. lebih cepat, cepat.. keras.. aku.. hhoohhmmhh..”, racauan Windy makin lama makin tidak jelas.

“Aku hhaammpir keluuaar.. Winddyy.. hhmmhh..”, campuran antara goyangan, desahan, dan tampang Windy yang benar-benar seksi, merangsang, dan penuh keringat itu membuatku nggak tahan lagi.

“Keluarkan di dalam saja, Diko.. Aku jugaa.. mauu.. sampai.. hh..”.

“AAHHMMHH.. AARRGGHH.. OOHHMMHH.. NIKMAAT SEKAALLII.. AAHHMMHH..!!” kami berdua mencapai klimaks pada saat yang bersamaan.

Setelah permainan yang dahsyat itu, kami sama-sama terlelap di kamarku.

Cerita sex : Pertemuan Kembali Dengan Mantan Pacar

Sewaktu terbangun ternyata hari sudah malam. Windy langsung pulang karena takut kos-kosannya sudah dikunci kalau kemalaman. Tapi kami berjanji untuk bertemu lagi esok hari, karena kami berdua masih ingin melanjutkan hubungan yang “tabu” ini.

#Kugauli #Pacar #Kembaranku #Sendiri

Diajarin Dunia Sex Oleh Tanteku Sendiri Terbaru Malam Ini

Diajarin Dunia Sex Oleh Tanteku Sendiri

 Ini tentang kisahku yang dulu ketemu dengan Tante Juliet, perkenalkan nama saya Sony, Singkat cerita waktu saya sedang duduk santai dan sedang membaca majalah, si tante Juliet juga sedang di teras rumahnya, sedang menyapu rumahnya, kemudian saya menyapa tante Julie

“Eeeh tante? sapaku”, 

Son kamu lagi ngapain tanyanya 

Lagi baca majalah tante jawabku 

Majalah apa ayo jangan-jangan kamu baca majalah porno ya ?tanyanya penasaran 

Kalau ya emang kenapa tante nggak boleh ya jawabku 

Nggak pa-pa koq itu berarti keponakan tante udah gede ya khan katanya

“Ya tante punya Sony udah gede lo kepalanya lucu kayak Helm NAZI” kataku mancing 

“Dan apanya yang gede anak manis tante nggak ngerti” tanyanya lagi

“Ini tante burung Sony udah gede lo” kataku sambil nunjuk ke arah selangkanganku 

“Ahhh kamu nakal ya entar tante bilangin ama oom kamu baru nyaho kamu” katanya 

Lalu tante Juliet kembali bekerja

Dan di dalam ruang kerja kantor tante Juliet bekerja menggunakan komputernya sedangkan aku sendiri bosan baca majalah lalu bermain game dengan komputerku tepat di sebelah meja tante Juliet Saat itu kulihat tante Juliet sedang sibuk dengan pekerjaannya tentu saja kesempatan ini kugunakan sebaik-baiknya Aku menikmati kecantikan tanteku sepuasku Keperhatikan wajah tante Juliet yang begitu cantik lalu buah dadanya yang padat Karena tante Juliet menggunakan rok span yang mini maka ketika ia duduk dgn menumpangkan kakinya pahanya yang putih mulus itu langsung terlihat juga betisnya yang indah kutatap habis-habisan

Lalu namun tiba-tiba tante Juliet menatapku sambil tersenyum menggoda 

“Lagi ngeliatin apa kamu Sony?” katanya Dag dig dug derrr! Astaga aku benar-benar kaget jantungku serasa copot aku sangat panik dan

“Eh anu ehm nggak kok tante” jawabku terbata-bata 

“Kamu nggak usah bohong sayang Nggak apa-apa kok kalau kamu suka ama tante” katanya sambil tersenyum nakal 

Namun tante Juliet malah berdiri ke arah pintu dan menguncinya lalu menghampiriku dan berdiri tepat di depanku bau harum parfumnya terasa olehku Tentu saja aku jadi makin berdebar-debar nggak karuan Lalu 

“ Son menurut Sony tante cantik dan sexy nggak sih ?” tanyanya menggoda

“Eh enggg iya tante cantik dan sexy malah jauh lebih cantik dari Tamara Maen Sky” jawabku becanda sambil menunduk 

“Ahhh yang bener Son eee kalau begitu Sony mau dong kalau tante Juliet minta tolong?” katanya sambil mengecup pipiku Wow Perasaanku saat itu benar-benar campur-aduk aku merasakan kelembutan bibirnya namun bercampur dengan grogi dan bingung Aku hanya bisa mengangguk saja Lalu tante Juliet memegang tanganku dan menariknya dengan lembut sehingga aku bangun dari dudukku 

“Son ayo sini ikut tante tante mau ajarin Sony sesuatu” katanya sambil menuntunku berjalan ke arah meja kerja yang kosong Aku mengikuti semua kemauan tanteku yang genit ini 

“Nah anak manis sekarang kamu berdiri di sini dan diam dulu yah” katanya Aku berdiri dengan bersandar pada meja Lalu tiba-tiba tante Juliet mengecup bibirku dengan lembut aku benar-benar kaget tapi rasanya benar-benar nikmat bibir tante Juliet terasa lembut dan basah

Hingga aku hanya bisa diam saja sambil memejamkan mata dan terus-terang saat itu otongku langsung naik Kemudian tiba-tiba tangan tante Juliet bergerak menuju celana kayaknya dia mau melepasnya Tante “aduhhh Sony mau diapain?” tanyaku gugup 

“Udah dong ahhh kamu nurut aja ya percaya deh sama tante pasti nanti kamu suka” bujuknya sambil kembali tersenyum nakal Lalu tante Juliet mulai berlutut dihadapanku dan mulai melepas resletingku dan “Tante jangan tante jangan ohhh” aku sungguh terasa panas-dingin namun tante Juliet tidak memperdulikanku ia malah sibuk sendiri nampaknya nafsu birahinya sudah tak bisa lagi dikendalikan Setelah resletingnya terbuka lalu tante Juliet melorotkannya karena aku tidak pernah memakai CD(habis gerah dan agak gatel-gatel gimana gicu) langsung saja otongku terjulai keluar

“Wooow besar juga punya kamu Son” katanya sambil menatap otongku dengan tatapan buasnya 

“Ooohhh tante jangannn” ujarku lirih dengan gemetar lututku terasa lemas Tante Juliet yang tahu akan keadaanku lalu memegang pinggangku dan menyuruhku naik duduk di meja Lalu tante Juliet memegang otongku yang sudah tegang itu

Dan ahhh genggaman jari-jari lentik tante Juliet terasa sangat lembut di otongku Tiba-tiba dengan lembut tante Juliet menjilat kepala otongku perlahan 

“Ahhh taaannnteee” jeritku lirih Rasanya sulit dilukiskan pokoknya bergetar seluruh tubuhku saat lidah tante Juliet yang lembut menyapu permukaan kepala otongku Lalu tanpa sungkan-sungkan lagi tante Juliet langsung mengulum otongku benar-benar gila rasanya

“Aaaahhh tanteee aaaah ohhh” aku mengerang-ngerang tak karuan

Kini tante Juliet terus mengulum-ngulum sambil mengocok-ngocok dan menyedot-nyedot otongku. Luar biasa rasanya tak terbayangkan nikmatnya Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan yang akan keluar dari tubuhku Aku makin menggila mengerang-ngerang tante Juliet yang rupanya tahu waktunya telah tiba langsung menyedot otongku kuat-kuat dan 

“Ahhh taaannnn Aaaarggghhh” aku menjerit kencang dan air maniku muncrat menyembur keluar untuk pertama kali aku merasakan puncak kenikmatan yang tak terbayangkan bersama tanteku Lalu tubuhku terkulai lemas tergeletak di atas meja Namun air maniku yang tadi menyembur keluar di dalam mulut tante Juliet malah disedot dihisap dan ditelannya

Memang nampaknya tante Juliet rakus sekali dengan air maniku bahkan karena saking banyaknya ada air maniku yang meleleh keluar dari mulutnya dan melumuri sekitar bibirnya dan dengan menggunakan lidahnya tante Juliet menyapunya semua lalu menelannya

“Wow punyamu enak sayang gimana rasanya enak khan” katanya sambil terus menjilati otongku 

“Aduhhh Sony rasanya seperti orang mabuk tapi enak tante” kataku. Lalu dengan sisa tenaga yang ada aku berjalan ke sofa panjang di ruangan itu dan aku langsung rebah disitu dan terlelap Sekitar 1/2 jam aku tertidur ketika terbangun aku merasakan suatu perasaan yang senang Aku melihat tante Juliet masih bekerja Aku melihat dia melepas sepatunya ohhh sungguh indah kakinya

Setelah itu nampaknya perkerjaannya sudah hampir selesai lalu Setelah pekerjaan tante selesai dan mematikan komputernya ia menghampiriku 

“Son badan tante pegel nih pijitin dong sayang?” pintanya 

“Iya tante” jawabku 

Tante Juliet langsung terlungkup di sofa panjang yang satunya Aku tertegun dengan bentuk tubuh tanteku ohhh begitu lansing dan bokongnya yang besar ohhh serta kakinya yang sexy 

“ohhh Ayo kok malah bengong sih” seru tante 

“Eeehhh iya tante” kataku pelan Lalu kuusap pelan-pelan pundak tante lalu perlahan kupijit-pijit lalu turun pelan-pelan ke punggungnya

Ketika hampir mencapai ke dua buah pantatnya yang montok itu aku agak ragu 

“Ayo Son jangan berhenti dong” serunya Dengan agak berdebar kutempelkan kedua telapak tanganku ke buah pantatnya yang padat berisi itu Wah sungguh empuk sekali lalu kuremas-remas perlahan 

“Hmmm nah gitu dong pintar kamu Son” kata tante Juliet sambil merasakan nikmat Setelah agak lama bermain di pantat tante Juliet tanganku kembali merayap menyelusuri paha bagian belakang dan betisnya . Wah betis indah tante Juliet yang biasanya hanya bisa kulihat dan kubayangkan saja sekarang kuusap-usap dan kuremas-remas dengan lembut sungguh halus sekali rasanya mulus dan lembut Kemudian tante Juliet bangun dari terlungkupnya dan kini duduk bersandar di sofa

“Soooon tolong lepas sepatu tante !” perintahnya Aku pun melakukan perintahnya melepas sepatunya dengan hati-hati Setelah dilepas aku lihat ujung kakinya pun sangat halus dan mulus 

“Soon kamu mau kan jilatin kaki tante !” perintahnya Aku ragu tapi berikutnya tanpa ragu lagi aku ikuti perintahnya

Aku jilat telapak kaki tante Juliet yang mulus itu lalu kujilatin pula tumitnya yang berwarna merah jambu itu Baunya khas tapi nggak bau kayak kakiku 

Diajarin Dunia Sex Oleh Tanteku Sendiri

“Ehmmmm kamu nakal ya” tante Juliet kegelian Lalu Terus naik ke atas dong sayang pintanya lirih Dari telapak kaki dan tumitnya jilatanku naik ke atas Kujilati betis mulus dan indah tante Juliet benar-benar lembut sekali terasa di lidahku Jilatanku terus naik ke atas kusingkapkan setengah rok spannya ke atas lalu kujilati paha tante Juliet membuatnya terus menerus merintih kegelian tapi pasti nikmat dong

“Soooon tolong bukain CD tante yah” lalu tante Juliet menyingkapkan seluruh roknya ke atas sehingga CD-nya yang berwarna putih nampak sangat jelas di depanku Uhuiii! ternyata di bagian tengah CD-nya telah basah rupanya tante Juliet sudah sangat terangsang Tanpa membuka roknya yang disingkapkan ke atas dengan hati-hati kuturunkan CD tante Juliet Wah luar biasa baru kali ini aku menyaksikan yang secara langsung memek seorang wanita Memek tante Juliet sangat indah bulu-bulunya sangat lebat bentuk bukit memeknya cembung di tengahnya terdapat garis bibir memek yang berwarna kemeraha-merahan sangat merangsang birahi apalagi di pinggirannya telah nampak basah oleh cairan birahinya

“ayo Son jilatin memek tante ya cepet ya udah nggak tahan nih” serunya Lalu aku dekati memek tante Juliet bau harum birahinya sangat keras tercium mula-mula dengan perlahan aku mulai menjilati pinggiran memeknya 

“Ssshhh aaahhh ya gitu Sonnnn aahhh terusss ohhh” tante Juliet mendesis-desis kegelian dan nikmat Tante Juliet duduk sambil membuka kakinya lebar-lebar selonjoran di sofa sementara aku menjilati memeknya yang udah banjir bandang

Aku terus menjilati pinggiran memek tante Juliet yang telah basah itu rasanya asin-asin enak Setelah pinggiran memeknya aku mulai berpindah menjilati tengahnya kulihat di bibir memek tante Juliet yang masih rapat itu terdapat cairan basah lalu aku jilat bagian tengah yang memanjang di memeknya lalu

“Ssssssstthhhhh terusss ohhh” tante Juliet mendesis panjang Lalu kujilati bagian dalam memeknya kukorek dengan lidah seluruh dinding bagian dalam memeknya untuk mendapatkan cairan memeknya sehingga membuatnya menggelinjang-gelinjang 

“Sonnn aaaaahhh Aaaahhh “ tante Juliet terus mengerang-ngerang

Kemudian lalu dengan jariku aku renggangkan kedua bibir memek tante Juliet lalu sedikit diangkat ke atas maka tampaklah ujung clitnya yang mungil yang berwarna pink Lalu dengan sekali jilatan panjang aku jilat ***** itu dan “Aaaaaaaaaauuhhhhhh” tante Juliet langsung menjerit ia tersentak kaget 

“Sonnn kamu pintar sayang hhhmmm?” tanyanya sambil tetap mengerang Gimana tante rasanya sahutku 

“Enak sayang ayo terusss” katanya sambil mengerang lagi Aku terus menjilati clitnya kugosok dengan lidahku membuatnya semakin gila menjerit-jerit dan menggelinjang-gelinjang dan 

“Aaahhh ahhh aaarghhh eehhhmm” erangnya lagi Lalu kusedot ***** tante Juliet dengan satu sedotan panjang tiba-tiba tante Juliet langsung menjerit keras 

“Aaakkkhhhh tanteee keluarrrr ohhhh” badannya mengejang bergetar kedua pahanya dirapatkannya ke kepalaku dan tangannya meremas sofa itu dengan kuatnya

Hingga Tante Juliet sedang merasakan puncak kenikmatan orgasme yang luar biasa lendir hangat orgasmenya keluar dari dalam memeknya dan aku sedot lagi memeknya kuat-kuat membuat erangannya semakin panjang 

“Aakhhhhh Sonnnn eemmhhh eemhhh” dan akhirnya tante Juliet tergeletak lemas Setelah terbaring lemas di sofa beberapa saat tante Juliet kembali bangkit lalu menarikku ke sofa dan menciumku melumat bibirku lalu lidahnya didesakannya masuk ke mulutku Dan Aku yang belum berpengalaman menerima saja Lidah tante Juliet bermain di dalam mulutku mengait-ngait lidahku Wah rasanya geli nikmat dan basah

Dan Kemudian tante Juliet melepaskan lumatannya lalu melepaskan kaosku sehingga kini aku telanjang bulat Kemudian tante Juliet mendorong badanku agar aku terlentang di sofa Ia menatap otongku yang sudah mulai bangun kembali digenggamnya batang otongku yang langsung saja membuatnya makin mengeras lalu di kocok-kocoknya Mulanya perlahan lama-kelaman makin cepat

Wah rasanya benar-benar aduhai Lalu tante Juliet melumat batang dan kepala otongku Waaaaaaah rasanya semakin ruar biasa Lalu tante melepaskan lumatannya di otongku lalu tante Juliet mulai melepaskan pakaian kerjanya Aku bangkit dan terduduk di sofa Melihat pemandangan itu aku jadi deg-degan namun kali ini sedikit bercampur nafsu Dan akhirnya tante Juliet membuka seluruh pakaiannya termasuk BH dan CD-nya sehingga ia kini benar-benar telanjang bulat

Waaaah ruar biasa indahnya tubuh tante Juliet yang putih mulus sangat montok dan seksi Aku sekarang benar-benar super terangsang

“Gimana Son kamu suka tubuh tante kan pasti kamu belum pernah melihat langsung cewek telanjang iya kan?” tanyanya sambil menggodaku Aku hanya tersipu sambil menganggukan kepala dengan jempol tanganku kukenyot tante Juliet tertawa cekikikan Lalu tante Juliet meraih tanganku dan diletakan diatas buah dadanya yang montok Wuih walau aku deg-degan tapi rasanya sangat empuk dan lembut sekali

“Nah Son kamu remas tetek tante yach” katanya Tanpa disuruh dua kali aku langsung meremasnya dengan perlahan 

“Heeemmmmmm” tante Juliet mendesah Aku terus meremas-remas dengan nikmat dan “Hmmmm stthhh aaahhhhh terussss Sonnn ohhhh” tante Juliet terus mendesah Namun rupanya tegangan birahi tante Juliet sudah sangat super tinggi Tiba-tiba aku langsung diterjangnya dipeluk serta dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu Benar-benar baru kurasakan yang namanya cumbuan dan pelukan wanita apalagi kita sama-sama dalam keadaan telanjang bulat jantung ini berdetak kencang Tangan tante Juliet merayap mencari otongku lalu digenggamnya batang otongku.

Kemudian Lalu sambil dalam posisi mendudukiku tante Juliet mengarahkan ujung kepala otongku ke memeknya 

“Tante Sony mau diapain ja jangan dimasukin tante Sony masih perjaka” kataku terbata-bata 

“Nggak pa-pa sayang sekarang kamu nurut tante aja ya” kata tante Juliet sambil tersenyum menggodaku

Lalu tante Juliet langsung menekan memeknya ke kepala otongku 

“Ahhhh aku mengerang merasakan seretnya otongku masuk ke memek tante Juliet 

“Sttthhh ohhh” tante Juliet pun rupanya merasakan gesekan otongku dengan memeknya Walaupun telah basah oleh lendir memeknya namun memek tante Juliet memang masih sempit jadi cuma sepertiga batang otongku yang baru berhasil masuk Namun tante Juliet terus memaksakan batang otongku masuk sampai aku sendiri takut kalau batang otongku lecet 

“Stthhhh aaaaaahhh” akhirnya seluruh batang otongku masuk ke dalam memek tante Juliet Sungguh luar biasa nikmat sekali rasanya batang otongku di dalam memek tante Juliet hangat lembab basah dan serasa dihisap masuk ke dalam lubang sempit yang berulir

Hingga kemudian tante Juliet mulai menaik-nurunkan bokong dan pinggulnya tante Juliet mengocok otongku di dalam memeknya 

“Aaaaahhhh enaaakkk oiiii aaaaaahhh” aku benar-benar merasakan nikmatnya yang pertama kali dengan tanteku sendiri Tante Juliet pun tak kalah menjerit-jeritnya 

“Sstthhh Aaaaaahhh Sonnn aaaaaaahhh” erangnya

Tante Juliet tampaknya seperti sudah lupa daratan dia terus menggoyangkan bokong dan pinggulnya keatas-kebawah maju-mundur kiri-kanan meliuk-liukan pinggulnya sambil mengerang-ngerang dan menjerit-jerit 

“Tannn jangan keras-keras otong Sony sakit” kataku 

“Sakit ya deh maafin tante sayang” katanya sambil terus bergoyang lembut Sampai setelah sekitar 15 menit tiba-tiba tante Juliet menjerit kencang badannya mengejang ditekannya memeknya ke otongku kuat-kuat sambil mencengkram erat ke sofa 

“Sonnn Aaaaaaaakkkh” erangnya Aku merasakan memek tante Juliet dengan sangat kuat menjepit dan mengempot otongku rasanya memang sangat ruar biasa nikmat dari dalam memeknnya kurasakan keluar banyak sekali cairan

Karena merasakan jepitan dan empotan yang sangat dahsyat tiba-tiba aku merasakan kembali sesuatu yang sangat tak tertahankan dan akhirnya 

“Taaannnnn aaaakhhhhh” aku menjerit dengan kerasnya Aku merasakan nikmatnya rasa yang luar biasa yang tidak bisa kulukiskan air maniku muncrat dengan derasnya di dalam memek tante Juliet

Tante Juliet tersenyum nakal kepadaku lalu memelukku aku merasa sangat lemas Dan akhirnya kami berdua tertidur sambil berpelukan telanjang di sofa itu Ketika aku bangun tante Juliet tersenyum kepadaku dan berkata 

“Sonnn tenyata kamu hebat tante nggak nyangka keponakan tante udah pandai” katanya sambil mengecup bibirku Aku hanya tersipu saja 

“Lain kali kamu mau kan tante ajarin lagi?” katanya 

“Iya tante Sony nurut tante aja” jawabku sambil menggangguk 

“Nah gitu dong Itu baru ponakan tante tersayang” katanya lagi.

Cerita sex : Keperjakaanku Diambil Oleh Tante Yang Baru Dikenal

Dan sejak saat itu setiap ada kesempatan kami selalu melakukan hubungan seks Bahkan pernah dengan alasan mengajakku jalan-jalan tante Juliet pernah mengajakku ke apartement miliknya dan kami pun melalukannya lagi pokoknya ruar biasa deh Hal-hal seperti itu terus kami lakukan sampai akhirnya aku menikah dan pindah ke Inggris Tepatnya di kota Liverpool karena aku menjadi pemain inti dari klub Liverpool Begitulah kisah pengalaman seks-ku yang pertama kali dahulu yang tak dapat kulupakan.

#Diajarin #Dunia #Sex #Oleh #Tanteku #Sendiri

Perselingkuhanku Dengan Istri Bos Sendiri Terbaru Malam Ini

Perselingkuhanku Dengan Istri Bos Sendiri

Aku bekerja di Semarang, ditengah lingkungan orang-orang Chinese yang kebanyakan perempuan. Aku berumur 35 tahun tetapi belum menikah dan sudah punya pacar yang jauh tempatnya. Istri bossku itulah yang merenggut keperjakaanku.

Suaminya affair dengan seorang perempuan marketing dari Jakarta. Memang aku kalau melihat istri bossku, aku jadi kasihan. Walau sudah punya 3 anak tapi kulihat akhir-akhir ini makin tambah seksi terutama kedua buah dadanya yang membesar.

Aku tahu dia ikut fitness rutin dan body building di salah satu sanggar senam. Mungkin untuk mengimbangi WIL suaminya yang memang sangat seksi dan suaranya kalau telepon, minta ampun, merdu sekali. Makanya bossku sampai klepek-klepek seperti burung tak berdaya.

Bossku orang sangat kasar, selalu menang sendiri dan otoriter pada istrinya. Tidak malu dia memarahi istrinya di depan karyawannya. Tapi anehnya aku cukup dipercaya. Itu dibuktikan ketika bossku suka cerita soal keluarganya, anak-anaknya juga. Aku yang paling dipercaya boleh masuk di rumah, bahkan di ruang pribadinya. Wah, hebat sekali. Kapan aku punya kamar begini, tempat tidur yang luas dan enak sekali.

Aku bekerja di kantor, di bagian ekspor dan komputer. Soal komputer aku paling pandai. Komputer inilah yang membuatku lebih dekat dan mendekati wanita yang paling cakep dan seksi di kantorku. Terus terang aku sekarang punya affair dengan manager keuangan, paling cantik dia di kantorku. Seksi? Bolehlah. Tapi aku sangat ingin menikmati seks dengan Cik Shanta. Wuah, aku suka membayangkan menggumuli tubuhnya yang seksi. Apalagi kalau aku melihat dari belakang. Paling membuatku tidak tahan. Habis, Cik Shanta punya pantat yang aduhai sangat merangsangku. Apalagi kalau dia memakai celana panjang. Wuah.. kejantananku ini tegang minta ampun sampai maksimum (15 cm dengan diameter 3.5 cm). Aku suka membayangkan melakukan senggama dengannya dari belakang dengan menungging.

Aku juga ingin menikmati seks dengan adik ipar istri bossku, Cik Nina. Aku terobsesi menikmati tubuhnya yang sangat seksi. Adik ipar bossku ini lebih seksi segalanya dibandingkan Cik Shanta dan Ima (manager keuangan). Kalau ke kantor.. wah selalu berpakaian seksi dan ketat. Tubuhnya yang memang berbodi gitar, buah dadanya besar, ukuran 36 kali. Wah aku ngiler kalau dia menemuiku dan bicara soal internet dan komputer. Aroma tubuh dan polah tingkahnya sangat menantangku. Aku juga ingin menikmati tubuh Cik Nia. Cik Nia karyawan di bagian pemasaran. Aku baru sampai pegang-pegangan tangan saja dengan Cik Nia. Rambutnya sebahu, aku paling suka dengan kedua buah dadanya yang besar juga.

Dengan Iama, aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah dadanya dan dia diam saja atau membalas manja kalau kami naik mobil. Dengan Cik Shanta, aku baru sampai pada tahap pegang-pegang tangan dan pinggang ketika aku mengoreksi pakaiannya yang seksi (padahal aku pengen memegang pinggang dan tubuhnya) tiga minggu lalu. Cik Shanta adalah peragawati di kantorku. Tapi bak durian runtuh, aku malah bisa menikmati tubuh istri bossku yang tak pernah kuduga.

Dengan kekasihku sekarang, aku belum pernah melakukan hubungan seks. Paling bercumbu sampai aku telanjang dan dia tinggal CD-nya saja. Kuharap ini kekasihku yang terakhir. Terus terang aku ingin menikahinya. Makanya aku tahan seksku padanya sampai pernikahan nanti.

Dua bulan lalu, kira-kira jam 9 malam, aku ditelepon istri bossku untuk menemuinya di hotel Santika. Dari suaranya, pasti ada masalah dengan suaminya. Hampir jam 10 malam aku baru sampai di lobby hotel. Dari lobby, aku kontak Cik Ling dan menyarankan aku lewat lift dari basement dan langsung masuk ke kamarnya. Aku turun ke bawah (basement) dan dari sana aku dengan lift naik ke lantai 6. Aku memencet bel kamarnya dan dibuka oleh Cik Ling sendiri yang memakai kaos dengan bukaan rendah dan celana pendek.

Wah, aku terkesiap melihat bukaan dadanya yang makin montok sehingga membuatku berpikir yang bukan-bukan dengannya. Di kantor, kalau aku menghadapnya (Cik Ling juga direktur keuangan) aku seolah dibiarkannya melihat belahan dadanya. Bukannya ditutup (mestinya bisa) dengan blasernya, tapi blaser diregakkan saja dan dibuka lagi seolah membiarkan kedua belahan dadanya untuk kunikmati. Belahannya putih agak kecoklatan dengan leher panjang. Wah.. aku menelan ludahku sendiri.

Aku dipersilahkannya masuk dan duduk.

“Dimana koh Edward(suaminya), Cik..” kataku.

“Ooo suamiku ke Jakarta,” katanya.

“Ada apa sih Cik kok malam-malam begini?” Tanyaku.

Cik Ling mengambil dua minuman coke dan mematikan TV kemudian duduk di kursi (dia menariknya ke arah tempat tidur) agak mengahadapku. Cik Ling menerahkan Coke padaku dan aku minum hampir setengahnya. Cik Ling mulai gelisah dan aku bertanya lagi, “Ada apa Cik?”. Dengan menahan tangis Cik Ling menceritakan WIL suaminya yang di Jakarta. Cik Ling memang sudah tahu perselingkungan suaminya itu

Tadi sebelum ke Jakarta, Cik Ling pesan agar Ko Edward hati-hati. 

“Kurang apa sih aku ini,” katanya. 

“Aku istri baik, memberikan padanya tiga anak.” Cik Ling menikah sangat muda dengan tiga anak. Anak yang bungsu sudah kelas 1 SD. 

“Aku juga ikut senam dan membuat tubuhku tambah seksi,” katanya melanjutkan sambil menangis. 

“Sejak suamiku punya WIL, aku dibiarkannya merana dua tahun terakhir ini,” lanjutnya sambil menangis.

Aku terpaku mendengar itu semua, tidak tahu apa yang harus kukerjakan. Apalagi ketika dia tambah menangis keras. Kedua tangannya menutup wajahnya yang tertunduk. Wah, untung ruangannya kedap dan terkunci. Lalu kutarik kursiku dan duduk lebih dekat dengannya, di depannya

“Cik,” kataku memecah kesunyian. 

“Cik Ling sabar ya? Pasti ini akibat Puber ke dua,” kataku. Aku memberanikan memegang pundaknya dan kepalanya. Cik Ling terdiam mendengar perkataanku seolah membenarkan. Ko Edward usianya 45 tahun, Cik Ling 37 tahun usianya. Jadi kupikir puber kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.

Cik Ling memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya dan ya ampun, dia merebahkan kepalanya di pahaku. Aduh, mati aku. Aku nggak bisa menahan sesuatu yang bergerak mengeras di balik celanaku. Kuelus lagi kepalanya dan beberapa nasehat meluncur dari mulutku sementara pikiranku macam-macam. Apalagi aku bisa melihat belahan pungungnya (karena pakai kaos rendah).

“Kok nggak pakai BH,” batinku. Kuraba kepala dan pundaknya, kulihat tangisnya mereda walau belum selesai benar. Karena aku tidak tahan dengan birahi di dadaku, aku telusurkan saja tanganku ke arah punggungnya yang terbuka bagian atas. Aku saat itu sudah sangat sengaja melakukannya dengan takut-takut. Oh my God, Cik Ling diam saja ketika aku melakukannya. Kuelus leher belakang, kepala belakangnya dan kuberanikan mengangkat kepalanya dengan memegang kedua pipi dan telinganya dari samping. “Cik Ling,” kataku sambil mata kami berpandangan.

Kuambil sapu tanganku dan kuusap air mata di wajahnya. “Bibirnya bagus sekali,” pikirku. Ini kali pertama aku melihatnya sedekat ini, apalagi dia adalah direktur keuanganku. Kami berpandangan dan ya ampun, dia memejamkan matanya dan membuka sedikit mulutnya. Aku ingat kekasihku kalau kami mau bercumbu, dia pejamkan matanya dan bibirnya dibuka sedikit.

Kasihan Cik Ling, aku pikir pastilah suaminya sudah lama sekali tidak menjamahnya, menyetubuhinya. Karena kesempatan itu datang, kuraih saja bibir Cik Ling. Kukecup beberapa kali sebelum akhirnya aku mengulum bibirnya dan Cik Ling membalasnya. Oh God, aku dapat durian runtuh malam ini. Pikiranku sudah dipenuhi dengan birahi dan ingin menikmati tubuh Cik Ling di Hotel Santika malam ini. Ahh, lembut sekali bibirnya, kami menikmatinya dan lidahnya, lidahku menari-nari.

Kutelusuri lehernya yang panjang dengan mulutku sementara tanganku memegangi tangannya, meremasnya. Ahh, Cik Ling kegirangan menyambut cumbuanku. Dia pasrah. Apalagi ketika tanganku mulai merambati pinggang dan menggapai kedua bukitnya, kuelus dari luar kaosnya yang tanpa BH itu. Aku menikmati sementara mulutku menelusuri lehernya dan turun lagi memutari dada atasnya. Cik Ling mendesah-desah dan mendesis kegirangan. Lalu kami berdekapan, kutuntun Cik Ling ke arah tombol musik yang tersedia dan kuraih chanel yang tersdia di hotel. Kami berdekapan lama sambil berdiri mengikuti irama musik instrument.

“Aku milikmu Jo, malam ini.” kata Cik Ling memecah kesunyian. Aku dipanggilnya dengan Jo, seperti yang biasa dia lakukan di kantor. Dia berkata begitu sambil tangannya melepas celanaku, bajuku dan semua yang melekat padaku. Aku telanjang di depannya. Didekapnya aku, diraba dan elusnya batang kejantananku yang sudah mengejang keras. Jantungku serasa lepas. Lalu kami bercumbuan lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan kucumbui Cik Ling dari belakang.

Mulutku menelusuri lehernya, punggungnya, pipinya, telinganya dan dilingkarkannya tangan Cik Ling di kepalaku, kulumat bibirnya. Tanganku meremas kedua bukitnya dengan lembut dan membuat gumpalan itu makin mengeras. Cik Ling menggeliatkan tubuhnya, melengkung ke depan. Ahh, pemandangan yang indah kulihat. Kulepas kaos merahnya dan betapa indahnya kulihat buah dada Cik Ling, masih kencang dan cukup besar, puntingnya berwarna coklat sangat ranum dan membuatku lebih terangsang untuk memetik kedua buah dadanya yang siap panen dan kunikmati dengan mulutku.

Kubiarkan Cik Ling menikmati sensasi-sensasi yang kustimulasikan pada tubuhnya. Cik Ling membiarkan aku meremasi lembut kedua buah dadanya. Kulihat Cik Ling memejam dan menggeliat-geliat melengkung ke depan. Aku ingin menelanjanginya. Kuraih celana pendeknya dan kulorotkan ke bawah, Cik Ling melepas sendiri. Aku sekarang melihat gundukan pink di balik celana dalamnya. Kuraba gundukan itu dan Cik Ling bertambah menikmati dengan desah dan geliatnya. Kustimulasi dengan kedua tanganku sesaat dan akhirnya tanganku kumasukkan ke celana dalamnya, kulepaskan dan sekarang aku benar-benar melihat Cik Ling telanjang di dekapanku.

“Basah Cik,” kataku.

“Iya, aku sudah nggak tahan Jo. Aku sangat menikmati cumbuanmu sampai sekarang, dan aku ingin kau membuatku terpuaskan Jo. Ayo lakukanlah..” Pinta Cik Ling dengan manja padaku.

Perselingkuhanku Dengan Istri Bos Sendiri

“Tapi Cik.. aku..” aku ingin katakan bahwa aku belum pernah melakukannya pada wanita.

Gelora birahi di dadaku memuncak dan batang kejantananku sudah tidak tertahankan lagi. Cik Ling kupeluk erat dan membiarkan kepalanya bersandar di dada kiriku. Ahh, manja sekali Cik Ling ini, pikirku. Kukecup pipinya, dahinya. Kukecup telinganya dan Cik Ling sangat menikmati sensasi gelora seks yang kulakukan padanya. Kubalikkan tubuhnya lagi dan Cik Ling berhadapan denganku. Aku mencumbuinya lagi. Dibiarkannya mulutku menelurusi leher dan dadanya. Aku hampir tidak tahan menahan geliat tubuhnya.

Apalagi ketika aku sampai di dadanya. Ahh, aku sangat menikmati kedua buah dadanya. Kuputar lembut dan membuat Cik Ling membusungkan dadanya sehingga aku semakin leluasa. Lenguhan, desahan dan geliatnya makin membuat birahiku meledak-ledak. Kupaguti bergantian kedua buah dadanya. Kukulum kedua puntingnya bergantian dan membuat tubuh Cik Ling makin menggeliat dan akhirnya aku tidak kuat lagi menahan tubuhnya, kubiarkan terjatuh di tempat tidur.

Kubiarkan Cik Ling makin ke tengah tempat tidur, aku memandangi tubuhnya yang indah. Cik Ling membuat gerakan-gerakan yang menandakan letupan birahinya sehingga membuatku sangat terangsang. Apalagi ketika dibukanya kedua kakinya dengan diangkat pahanya. Betapa menggairahkan. Kulihat gundukan hitam di puncak selangkangannya. Malam ini, pastilah akan menjadi malam pertamaku menyetubuhi wanita dan Cik Ling lah yang akan membuatku tidak perjaka lagi. Ini tekadku malam ini. Aku ingin memberinya kesan dan sensasi yang mendalam tentang diriku.

Kudekati tubuh Cik Ling dari samping. Tangannya menarikku. Kucumbui Cik Ling lagi. Aku mencumbuinya dari atas ke bawah dengan tubuhku merambat di atasnya. Kunikmati kedua bukitnya dengan leluasa dan tanganku menggapai kedua kakinya menelusuri liang senggamanya, membuat Cik Ling menggeliat mendesah lagi. Kutelusuri perutnya akhirnya aku sampai di liang senggamanya. “Oh, wangi sekali,” pikirku.

Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut, diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya. Aku mendesis kenikmatan. Disedotnya batang kejantananku hingga masuk penuh di mulutnya. Ohh, ini pertama kali mulut wanita mengulum batang kejantananku. Betapa nikmatnya sampai aku hanya bisa berkata “Ooohh Cik.. ahh..” dan pinggulku tergoyang-goyang mengikuti sensasi yang Cik Ling berikan melalui batang kejantananku.

“Oooh Cik, saya nggak kuat, mau keluar Cik,” kataku.

Tapi tak ada sahutan. Yang ada hanya hisapan dan kuluman yang makin membuat batang kejantananku mengeras. Aku mencoba menahan diri dengan menikmati liang senggamanya dengan mulutku. Akhirnya aku tidak tahan dan kumuntahkan sperma hangatku penuh di dalam mulut Cik Ling. Aku terdiam.. inikah namanya orgasme? Kulihat Cik Ling sangat menikmati dengan apa yang baru saja terjadi.

“Thanks ya Cik,” kataku. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku. Kucumbui lagi Cik Ling dan aku sangat suka menikmati kedua buah dadanya dengan putingnya yang ranum. Hal ini membuat Cik Ling bergelinjang kenikmatan. Kalau mulutku memaguti dan menggulumi yang kiri, tangan kananku meremas lembut yang kanan, begitu sebaliknya. Aku seperti bayi yang menikmati ASI dari samping.

Kulihat gerakan kakinya yang merangsangku. Lalu sambil mulutku mengulum buah dadanya, kujulurkan tanganku menggapai liang senggamanya. Cik Ling makin menikmati permainanku ini. Kuelus liang senggama dan sekitarnya, membuat gerakan kakinya membuka lebar, semakin lebar menantiku menyetubuhinya. Kurasakan liang senggamanya yang makin membasah dan akhirnya ketika kedua kakinya masih mengangkang, aku bergerak dan berada diantara kedua kakinya. Kupandangi liang senggamanya dan kunaikkan kaki kirinya, aku menciumi pahanya lembut menukik ke bawah dan akhirnya aku mencumbui liang senggamanya.

Kepalaku diremas-remas dan ditekannya, kudengar geliat dan desahnya makin menjadi-jadi. Kedua kakinya terbuka lebar di depanku. Aku sangat menikmati liang senggamanya. Ini kali pertama aku mencumbui liang senggama wanita. Aku mulai merasakan cairan dan membuatku makin terangsang dan Cik Ling memintaku agar aku segera menyelesaikannya.

Ditaruhnya kedua kakinya di pundakku dan batang kejantananku yang sudah kembali menegang kutuntun memasuki liang senggamanya. Kumasukkan sedikit demi sedikit dan kuputarkan di seputar liang senggama Cik Ling yang membuatnya melenguh kenikmatan sejadi-jadinya. Aku memasukkan lagi dan lebih dalam lagi dan akhirnya tertanam penuh di liang senggama Cik Ling. Kupegangi kedua tangannya, aku diam sejenak merasakan sensasi kenikmatan di sekeliling batang kejantananku, lalu kugoyangkan lembut sementara mulutku menikmati kedua puting susunya bergantian.

Aku terus menggoyang lembut di seputar dinding kemaluannya. Aku merasakan Cik Ling mau orgasme. Kupercepat goyanganku dan kudengar suara teriakan tertahan, tubuh Cik Ling mengejang dan menjepit batang kejantananku kuat-kuat. Seketika itu aku merasakan spermaku mau keluar lagi. Akhirnya aku menikmati saat akhir yang sangat menggairahkan. Cik Ling mencapai orgasme, juga aku. Aku merasakan sangat kenikmatan. Aku tidak perjaka lagi.

“Thanks ya Cik,” kataku. Kukatakan itu ketika aku mengecup telinganya, bibirnya, dahinya dan menelusuri lehernya juga dadanya yang meninggalkan warna kemerahan. Tangannya masih agak menggelepar di kanan kiri seperti pelepasan.

“Cik, ini kali pertama aku menyetubuhi wanita,” kataku melanjutkan. Cik Ling tersentak dan aku meyakinkannya.

“Cik Ling lah yang merenggut keperjakaanku malam ini,” kataku sambil mengecup dahi dan pipinya.

Aku dipeluknya erat lagi dan aku membalasnya.

Malam itu aku tidur di hotel sampai pagi dengan kehangatan tubuh Cik Ling di pelukanku. Rasanya tubuh Cik Ling menjadi selimut hangat buatku. Pagi-pagi aku pulang ke rumah dan masuk kerja seperti biasanya walau aku merasa ngantuk. Tapi aku minum obat penguat agar tidak ngantuk dan terbukti cukup kuat menahan rasa kantukku. Apalagi juga dengan kedatangan Cik Ling. Senyumnya sungguh beda. Aku suka. Dan lagi-lagi aku sangat tertarik dengan kedua buah dadanya yang pagi itu nampak lebih mempesona buatku. Cik Ling sepertinya bangga. Aku diteleponnya dari ruangannya dan berkata terima kasih dan senang karena dapat membuatku tidak perjaka lagi.

“Gila!” Pikirku. Pengalaman dengan Cik Ling membuatku makin terobsesi menikmati tubuh gadis dan istri orang di kantorku. Aku ingin menikmati tubuh Cik Shanta. Aku ingin menyetubuhi Ima, Nia dan Cik Nina adik ipar Cik Ling.

Gila! Ketika aku menulis tulisan ini, aku sudah makin jauh dengan Nia. Dia istri Mas Budi. Aku ingin menikmatinya. Dan sudah kurencanakan di hotel dekat dengan rumahnya. Aku sudah belikan dia daster hitam untuk dipakai nanti dan dia menerimanya dengan suka hati. Ada hotel berbintang disana.

Sementara dengan Cik Ling, aku masih terus berhubungan. Yang paling gila adalah aku menyetubuhinya di rumahnya sendiri, di sofa di ruang multimedia. Dia memanggilku ke sana saat suaminya ke luar negeri dua minggu lalu. Karena memang aku pandai komputer dan multimedia. Jadi Cik Ling memakai alasan itu.

Cerita sex : Pembantuku Pemuas Nafsuku

Aku menyetubuhinya berkali-kali dan Cik Ling mengajariku berbagai posisi. Aku suka posisi doggy style, padahal sudah kurencanakan mau kuterapkan nanti untuk Cik Shanta .. entah kapan, tapi menjanjikan.

#Perselingkuhanku #Dengan #Istri #Bos #Sendiri

Kuperawani Murid Les Musikku Sendiri Terbaru Malam Ini

Kuperawani Murid Les Musikku Sendiri

Kenapa lagi sih kamu ? “ tanyaku dengan nada sinis kepada Amanda. 

“Maaf kak….. aku jarang latihan..” 

“Udah berkali2 kamu ga bisa ngikutin.. nadanya melenceng semua… jangan dikira bisa tanpa latihan kamu bisa main saksofon dengan bagus” lanjutku.

Amanda hanya terdiam. matanya memandang ke lantai, seakan2 menghitung jumlah lantai keramik, atau sekedar mengira2 luas karpet yang melapisinya. Aku sebal. Sebagai seorang guru musik, hal yang paling menyebalkan adalah ketika muridmu tidak berlatih sama sekali.

Ditambah lagi, ketika aku sedang pusing mengerjakan tesis s2 ku, dimana mengajar saksofon adalah satu2nya hiburanku, murid yang satu ini membuat hatiku kesal. Amanda, 19 tahun, seorang mahasiswi yang kebetulan satu universitas dengan tempatku mengambil kuliah s2, menurutku sangat berbakat bermain saksofon.

Tapi dia jarang sekali latihan. Terdengar dari nadanya yang melenceng, dan tiupannya yang tidak statis, pertanda dia jarang menyentuh alat musik itu. Sebagai mahasiswa S2 yang membiayai kuliahnya sendiri, bermain musik dan mengajar musik adalah tulang punggung utama yang membiayai kuliahku.

Ayahku tidak bisa membiayai lagi kuliahku karena beliau sudah lama meninggal. Uang yang ibuku berikan setiap bulannya hanya cukup untuk membayar kos saja. Uang untuk kuliah, juga disokong oleh beasiswa.

Tetapi beasiswanya tidak penuh. Itulah mengapa aku menggunakan bakatku dalam bermain alat tiup saksofon untuk mencari uang, mengajar maupun bermain di acara2 musik. Dari yang kulihat lewat situs pertemanan facebook, Amanda tampak senang sekali bermain dengan teman2nya entah itu nongkrong di kafe, jalan2 ke mall, maupun berkunjung ke Bandung dengan teman2nya.

Itu tidak masalah sebenarnya, tetapi jika dia meninggalkan latihan saksofonnya, itu masalah buatku. Ada orang yang bilang kalo muridnya ngaco, berarti gurunya yang ga bener. Itu membuatku menjadi gemas ketika Amanda selalu membuat kesalahan ketika bermain. “udah ya, hari ini sampai disini saja” aku membereskan saksofonku dan buku musik ku.

“tapi kak…” amanda memotong ucapanku 

“tapi kenapa… pokoknya minggu depan saya tes lagi yang tadi ya, jangan sampe ga bisa kayak sekarang.” Aku segera bergegas keluar, memakai jaket, mengisi absen guru di meja resepsionis, dan keluar untuk menyalakan mesin motorku. Sudah mau maghrib rupanya.

Amanda menyusulku keluar. “Kak… maafin aku ya…. Aku emang lagi banyak kegiatan akhir2 ini, jarang latihan….” Ucapnya. 

“yaudah… minggu depan perbaikin oke” aku memakai helmku. 

“saya pulang dulu ya” aku mengendarai motorku menjauhi tempat les itu.

Dari spion aku bisa melihat Amanda masuk ke dalam city car nya. Pertemuanku dengan Amanda bermula ketika aku mengisi acara yang diadakan oleh BEM kampusnya. Dia menjadi panitia, LO band yang beranggotakan diantaranya aku sendiri. Berawal dari ngobrol2 Amanda rupanya bermain saksofon juga dan dia ingin belajar dariku.

Karena aku mengajar di salah satu sekolah musik yang mentereng di Jakarta, kusuruh saja dia daftar, dan dia pada akhirnya mendaftar untuk menjadi muridku. Sebenarnya Amanda menyenangkan, senang melucu dan mudah akrab. Tetapi kekurangannya ya itu, malas berlatih, entah hari2nya dihabiskan oleh apa selain kuliah.

Apakah itu main, pacaran, aku tidak terlalu tahu, karena obrolan antara aku dan Amanda hanya berkisar musik, lokal maupun musik global. Aku kembali ke kosanku, kunyalakan laptop hasil tabungan sendiri itu. Sebenarnya aku bukan dari keluarga yang kurang mampu, hanya saja ayahku orangnya disiplin dan tidak memanjakan anaknya.

Waktu aku kuliah s1 di bandung dulu, ketika mampu mencari uang sendiri, aku sudah mulai meringankan beban orang tuaku dengan tidak meminta uang jajan. Ketika sebelum aku lulus s1, ayahku meninggal dan wasiat terakhirnya adalah agar aku terus meneruskan sekolah.

Kujalani pesan ayahku, dan nyatanya, walaupun hanya dari mengajar dan bermain musik, aku bisa menabung, membayar uang kuliah, dan menyicil motor, walaupun uang untuk kos masih dibantu oleh ibuku. Sedangkan Amanda, bisa dilihat hidupnya amat mudah. Orang tua yang kaya, dan memanjakan anaknya, terlihat dari saksofonnya yang terlihat baru dan kinclong, beda dengan saksofon tua ku yang hasil nabung sendiri itu.

Naik mobil kemana, jalan2, pacarnya pun aku kenal, walau hanya sebatas tahu sama tahu saja. Anak orang kaya juga. Kehidupan mereka berbeda jauh denganku. Tampaknya apa2 saja yang mereka inginkan mudah didapat.

Minggu depan Jam 4 sore. Aku menunggu hujan reda di kosanku. Jam 5 harusnya aku sudah di sekolah musik itu. Tapi karena aku memakai motor, maka aku hanya bisa menunggu. Waktu terus berlalu.

Hujan tidak reda. Maghrib sudah tiba, dan aku sudah menelpon ke sekolah musik itu untuk membatalkan les hari ini. Aku tidur2an di kasurku, malas untuk keluar kemana2 lagi. Tiba2 handphoneku berbunyi. Aku melihat layar handphoneku. Ternyata nomor Amanda.

“Halo kak….” Amanda mengawali pembicaraan 

“Eh kamu, ada apa ? udah tau kan lesnya ga jadi ? “ jawabku 

“Aku ada di depan kosan kakak” lanjutnya 

“Eh…. Ngapain ? “ aku heran. Amanda memutus telponnya. Aku bergegas keluar dari kamar kosanku, dan kulihat Amanda dengan basah kuyup terguyur air hujan, berdiri di depan gerbang kosanku.

Tanpa pikir panjang aku mengambil payung, lari dan membuka pintu gerbang. 

“Lho kamu kenapa ? kok kehujanan ? mobil kamu mana ? “ tanyaku bertubi2. Amanda hanya diam saja. DIa menggigil menahan dingin, sekilas kulihat matanya memerah dan ada bekas tangisan.

Untung saja tidak ada orang yang lihat, jadi Amanda bisa masuk ke kamarku. Karena kamar mandinya ada di dalam kamar, kusuruh Amanda untuk mandi. Tak lupa kuberikan t shirt ku yang ukurannya agak kecil dan celana pendek, juga handuk yang biasa kupakai. Aku agak khawatir sebenarnya. Karena di kosan ini tidak boleh membawa tamu perempuan ke dalam kamar.

Aku tidak tahu apa yang bakal terjadi kalau orang2 kosan mengira aku dan Amanda melakukan hal2 yang tidak senonoh. Aku hanya diam menatap pintu kamar mandi. Suara air mengalir dari shower bisa kudengar dengan jelas. Tak berapa lama Amanda keluar, dengan memakai baju yang tadi kusiapkan.

Dia sedang berusaha mengeringkan rambutnya dengan menggosok2annya dengan handuk. Bisa kulihat matanya masih merah. “Kenapa sih kamu ?” aku memberanikan diri bertanya “Ceritanya panjang kak….” Katanya sembari duduk disampingku, di pinggir ranjang.

“kalo ga mau cerita ga usah dipaksa” aku lalu berdiri dan memakai jaket 

“Saya beli makan ya, kamu diem disini dulu, jangan ikut keluar, soalnya di kosan ini ga boleh ada tamu cewek masuk ke dalam kamar” dan jangan ribut, nanti dikirain saya nyelundupin kamu ke dalem” kataku mengingatkan Aku tidak habis pikir.

Apa yang ada di pikiran Amanda sehingga dia nekat datang ke kosan guru musiknya. Aku berjalan dengan payung di tengah hujan, menuju tukang nasi goreng untuk memesan 2 porsi, dibawa pulang. Aku kembali ke kamar kosan.

Hujan telah reda. Aku membuka kunci kamar, dan menemukan Amanda sedang menerima telpon dengan air mata yang menetes. Aku segera menutup pintu kamar dan menyiapkan makanan. Amanda hanya diam saja, dan dia serta merta menutup telponnya.

“Eh… makan dulu…” aku menegurnya Amanda hanya diam. Sejenak kami berdua terdiam beberapa saat. 

“Kak… ada tisu ?” Amanda akhirnya membuka mulut. Aku segera mengambilkan tisu dari laci meja belajarku. Amanda mengusap air matanya dan menarik nafas panjang. 

“Maaf ya kak aku ngerepotin” Amanda mengambil makanannya dan mulai makan.

“Gapapa kok, santai aja” 

“Ntar kalo bajunya dah kering saya anter kamu pulang ya” jawabku. 

“Ga usah kak…. Aku mau disini aja” pernyataan Amanda membuatku kaget. 

“Tpi, saya kan udah bilang, kosan disini ga boleh nerima tamu cewek sebenernya “ Aku sengaja mempertegas kata2ku.

“Aku gak akan ribut kak. Janji” jawabnya Aku hanya menghela nafas sambil ogah2an menyantap nasi gorengku. Apa sih maunya dia, begitu pikirku. 

“Kalo mau minum ambil tuh gelasnya di rak di deket pintu kamar mandi” ucapku setelah Amanda menyelesaikan makanannya. Amanda menurut dan mengambil gelas, dan menuangkan air dari dalam dispenser.

Aku tidak menghabiskan makananku, dan menyalakan laptopku. Jujur saja aku bingung bagaimana harus menghadapi Amanda. Aku jarang pacaran, ketika kuliah aku malah tidak sempat pacaran. Sibuk oleh kuliah dan musik. Apalagi sekarang, kuliah, musik, ngajar.

Itulah yang menyebabkanku agak canggung hanya berdua di kamar dengan seorang perempuan. “Kalau mau baca2 majalah itu ada di rak di atas kasur” Aku berkata seperti itu karena Amanda terlihat hanya duduk di tepi ranjang dan memandang lantai dengan tatapan kosong Tapi Amanda seakan tidak menggubris ucapanku.

Dia masih melamun “Amanda. Kenapa sih ?” Aku makin penasaran. Amanda tampak kaget mendengar pertanyaanku. 

“Hmmm…. Aku heran kak… apa sih yang dimauin sama laki2” dia membuka dialog 

“Kenapa gitu ?” aku turun dari kursi dan duduk di karpet. Amanda pun turun dari pinggir ranjang dan duduk di hadapanku. 

“Tadi aku rencananya bolos les kak….” jawab Amanda 

“Terus ?”

“Aku jalan2 sama pacarku tadi. Pas jam 5, jam harusnya aku les, aku di dalem mobil pacarku, dia lagi nyetir, rencananya mau jalan cari makan terus nonton” Amanda melanjutkan ceritanya. “Entah kenapa handphone dia ditaruh di dashboard. Aku pinjem, mau main game yang ada di hapenya.

Dia ngebolehin, tapi entah kenapa aku tiba2 pingin buka inbox smsnya” Halah. Pasti cowoknya selingkuh, begitu pikirku dalam hati. 

“Aku ngeliat sms2 mesra kak. Gak cuman satu tapi beberapa cewek” Buset. Pikirku. Jagoan banget tuh cowok. 

“Aku kurang apa sama dia coba ? bela2in bolos les, bela2in dia, selalu aku temenin, kok dia begitu sama aku ?” dia mulai menangis lagi.

“Jijik liat sms2 itu, sayang2an segala macem orang pacaran aja” Aku mengambilkan Amanda tisu lagi karena air matanya mengalir deras. 

“Terus gimana ?” aku memintanya melanjutkan ceritanya. 

“Aku marah kak. Tapi dia cuman diem aja ga ngomong apa2. Akhirnya di lampu merah aku keluar dari mobil” 

“Kan ujan” jawabku sedikit tidak antusias.

Entah mengapa kasus ini sangat klasik pada orang2 yang pacaran. Tapi tampaknya Amanda sangat terpukul oleh kejadian tersebut. 

“Biarin aja kak. Aku jalan, ngejauh dari mobil, aku bisa denger sih dia nglakson terus….. tapi setelah jauh dari mobilnya, aku bingung mau kemana.

Tapi aku inget kalo tempat tadi deket sama kosan kakak. Makanya aku kesini” 

Memang dulu Amanda pernah kesini diantar oleh pacarnya, mengambil partitur lagu. 

“Terus ? kok kamu malah kesini ? ga pulang aja ?” tanyaku sambil berusaha meyakinkan dia agar pulang. 

“Males nanti ditanyain sama orang tua…. kemana si pacar, kok pulang sendiri. Ribet “ jawabnya

“Lah kalo dicariin gimana ?” aku makin bingung 

“Aku udah bilang sama orang tua aku… mau tidur di rumah temen” 

“Tenang aja, mereka percaya kok…..” Aduh. Entah mengapa menurutku Amanda berlebihan dalam menghadapi masalah ini. Kenapa gak putusin aja cowok itu, cari taksi, pulang, tidur, besok lupa. Tapi dia malah repot2 pergi ke kosanku.

“Terus kamu mau ngapain disini ?” tanyaku dengan malas 

“Aku mau nenangin diri dulu kak…..” 

Eh. Bukannya lebih enak di rumah ? disitu kan bisa nangis bombay di depan orang tua. Dijamin bakal ditenangin, abis nangis besoknya lega deh. Aku bingung melihat kerapuhannya menghadapi masalah ini.

“yaudah lah terserah” kataku 

“tapi inget, jangan ribut, jangan keluar kamar, besok pagi saya anterin ke rumah” 

“Iya kak” jawabnya… Jam2 berikutnya diisi dengan obrolan2 yang biasa kami lakukan, soal musik, teknik bermain saksofon.

Tak lupa aku menyetel musik keras2 dari laptop dan menyalakan tv agar suara kami tidak terdengar. Tanpa terasa sudah jam 11 malam 

“Aku ngantuk kak….” Kata amanda 

“Hmm…. kamu tidur di atas aja, saya biar tidur di karpet” jawabku sekenanya. 

“Enggak kak… aku kan tamu.Aku aja yang tidur di karpet” malah enak di gw. Aku pikir. Aku mengiyakannya dan menggelar selimut cadangan di karpet, untuk alas tidur agar agak empuk, dan memberinya selimut tipis serta bantal yang berlebih di ranjang. Aku mematikan lampu, dan juga naik ke ranjang, bersiap untuk tidur.

“Jangan dimimpiin kejadian yang tadi ya..” kataku mengingatkan 

“Iya kak….” Sepi. Aku hanya menatap langit2 sambil memikirkan caranya besok pagi keluar tanpa ketahuan yang jaga kos. Kebetulan aja tadi hujan besar sehingga penjaga kos tidak memperhatikan pintu gerbang.

Aku agak kesal dengan sikap Amanda. Sudah malas latihan, dan tidak berpikir panjang. Sebenernya muncul rasa kasihan yang besar dalam diriku. Dia belum dewasa, belum bisa mengambil keputusan dengan matang, dan akibatnya seperti ini. Ada di kos2an guru musiknya, dan tidur di lantai. Yasudahlah. Mungkin Amanda butuh teman malam ini, begitu pikirku.

Entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini, harus kuakui kehadiran Amanda malam ini merusak pikiranku. Bukan jadi buruk, tetapi pikiranku menjadi kotor. Aku pernah melakukan seks, sekali2nya waktu baru kuliah dulu. Pengalaman itulah yang membuatku sedikit membayang2kan bagaimana kalau aku bermain cinta dengan Amanda.

Amanda memang cantik, kulitnya putih dan mukanya manis. Dan fakta2 itulah yang membuat pikiranku menjadi kotor. Coba kalau dia laki2. pasti aku santai2 saja. Lama aku tidak bisa tidur. Aku sengaja menghadap ke tembok agar tidak melihat Amanda.

Tiba2.. Jleg. Aku merasa ranjangku dinaiki orang. Aku kaget, sedikit terkesiap tapi aku berhasil mehanannya. Rupanya Amanda menaiki ranjangku. “Kak… aku tidur sama kakak ya……” katanya dengan nada merajuk. Damn Aku tidak bisa menolak karena dia sudah naik ke atas ranjang.

“Ehh… ni kalau mau pake selimut. Aku memberikan bagian selimutku pada Amanda. Dia tampak agak malu, dan segera mengambil bagian selimutnya, dan tidur membelakangiku. Sial. Apa2an ini. Kenapa dia naik ? apa karena kedinginan ? atau keras ? atau kenapa ? Aku merasakan gerakan di sebelahku.

“Kak… maaf… aku sebenernya masih pengen ngobrol” 

“gapapa kan ?” Aku membalik badanku dan mendapati bahwa jarak mukaku dan muka Amanda tidak lebih dari 2 jengkal. Matanya yang memerah menatapku penuh harap. 

“Kamu ya… Dengerin. Kenapa sih mesti gini ? kamu sekarang ada di kamar cowok, tidur bareng satu kasur. Ga pantes tau. Apa saya tidur di bawah aja ya” Aku berusaha bangkit.

“Ini yang aku suka dari kakak…” tiba2 Amanda berkata seperti itu. 

“Eh……..” Aku heran dan mematung sejenak 

“Kakak orangnya tegas…” 

“gak kayak dia…. egois… udah gitu ga pernah bisa tegas dan ga punya pilihan” 

“Manda… tapi” Kata2ku terhenti ketika tangannya menyentuh pipiku lembut. 

“Aku suka sama kakak” pengakuannya membuatku terhenyak.

Apakah benar ? apa Amanda Cuma terbawa perasaan akibat baru mengalami kekecewaan dalam berpacaran ? Aku mematung. Terdiam. Dalam hati aku mengakui bahwa sosok Amanda yang manis membuatku tertarik. Tetapi selama ini aku selalu me-ignore perasaan itu karena 1, dia sudah punya pacar, dan 2, aku tidak ada waktu untuk perempuan ditengah kesibukan tesis, musik dan ngajar.

“Kak” tangannya terus mengelus pipiku. Aku pun luluh. Tiba2 kami berdua saling memajukan wajah kami masing2. kami menutup mata dan bibir kami pun bersentuhan. Kami berciuman dengan pelan dan lembut. Amanda terus maju ke dalam pelukanku.

Aku meraih pinggangnya, dan menggenggam tangan satunya. Telapak kaki kami saling bersentuhan dan saling bertautan.di dalam selimut itu. kami berciuman dengan hangat. Kami melupakan batas antara guru dan murid. Walaupun umur kami tidak berbeda jauh, hanya enam tahun, namun rasanya ini seperti affair yang aneh antara guru dan murid. Walaupun guru dan muridnya hanya di sekolah musik saja. Kami berciuman sangat lama.

Kuperawani Murid Les Musikku Sendiri

Entah kenapa kami berdua tidak berciuman dengan nafsu dan tergesa2. Tangan kiriku yang menyentuh pinggang Amanda, tiba2 mulai nakal. Tanganku masuk ke dalam t shirt yang dia pakai. Menyentuh kulit halusnya. Amanda tidak berontak. Dia malah terus menciumiku. Amanda pun tidak protes ketika tanganku masuk kedalam celana pendeknya dan memegang pantatnya. Damn.

Rupanya dia tidak memakai celana dalam dan BH. Aku melepaskan ciumanku, dan mulai menciumi telinga dan lehernya. “Ahh… Kak… ‘ Amanda tampak menikmati perbuatanku. Tanganku terus bermain mencoba membuka celana pendeknya. Amanda tidak berontak, kakinya malah beringsut membantuku melepas celana pendek itu.

Pada akhirnya aku melempar celana itu ke lantai. Aku mulai menyentuh pahanya yang sangat mulus. Aku memeluknya erat, menempelkan perutnya di perutku. 

“Kak….. “ Amanda memanggilku 

“Kenapa ?” Aku menghentikan ciumanku di leher 

“Kalau mau itu’… pelan2 ya…. aku belum pernah…” jawabnya pelan dengan nada pasrah dan tatapan penuh harap. Apa. Masih perawan ? aku kaget.

Kupikir setidaknya dia pernah tidur dengan pacarnya. Pantas saja dia tidak bisa menyikapi kelakuan pacarnya dengan benar, pengalamannya sangatlah minim. Aku terdiam. Mematung. Tidak dapat berpikir dengan jernih. 

“Amanda… kalau kamu gak mau, jangan….” aku mundur 

“Gak apa2 kak.Kalau sama kakak aku mau..” Amanda meraih tanganku. 

“Kamu belum pernah…. jangan dipaksa kalau gak mau….” aku berusaha berpikir jernih. Amanda terdiam, tetapi dia malah masuk ke pelukanku kembali. 

“Aku mau….” jawabnya pelan 

“Aku Cuma minta kakak perlakukan aku dengan lembut”

“Tapi” aku masih bertahan 

“Kak…. aku mau kasih ke kakak malem ini” 

“itu karena aku suka sama kakak” 

“dari pertama ketemu, tapi kakak tampaknya cuek sama aku…. tapi aku makin suka karena tau kakak orangnya tegas, dewasa, “ 

“Amanda, itu cuman perasaan pelarian aja…” jawabku Amanda hanya diam. Tetapi dia menjawab dengan semakin masuk ke dalam pelukanku.

Dia memelukku dengan erat, dan tidak mau melepasku. 

“Aku mau ngelakuinnya cuman sama kakak” amanda tetap gigih. Kami berpandangan sangat lama. Hingga akhirnya aku menciumnya kembali. Pertahanan akal sehatku runtuh. Tanganku terus melingkari pinggangnya yang ramping itu.

Amanda perlahan2 bergerak menindih tubuhku. Badannya naik ke atas badanku. Tangannya mencoba membuka t shirt ku tapi tampaknya dia agak canggung melakukannya. Aku melepaskan tanganku dari pinggangnya dan membantunya membuka atasanku. Setelah itu aku berusaha bangkit dan duduk. Amanda memegang bahuku dan mencoba maju menciumku.

Aku menahannya dan memegang kedua tangannya. Aku menatap matanya lekat2. amanda menatapku malu2. Aku sedikit tegang. Malam ini kedua kalinya aku berhubungan seks. Dan ini yang pertama bagi Amanda. Jantungku berdetak hebat. Aku menggenggam ujung t shirt yang dia pakai. Pelan2 kutarik keatas. Amanda menurut dengan mengangkat tangannya.

Amanda sudah telanjang bulat di pangkuanku. Kedua tangannya disilangkan, menutupi buah dadanya yang kecil. Dia sedikit menunduk dan tampak sangat malu. Pasti ini pertama kalinya dia telanjang bulat di depan laki2. Aku memegang dagunya dan mengangkat wajahnya.

Tak berapa lama kucium bibirnya lembut. Aku menggenggam kedua tangannya dan mulai menciumi lehernya, terus sampai ke buah dadanya yang kecil Aku menciumi putingnya. Kurasakan badannya agak gemetar, entah karena geli atau agak takut.

“Uhh….. Kak… geli…..” Amanda mendesah kecil. Aku berbisik kepadanya 

“Jangan terlalu berisik ya… nanti bisa gawat kalau ketahuan penjaga kos…” Amanda mengangguk pelan. Aku melanjutkan menciumi buah dadanya. Sempat kulihat Amanda menggigit bibirnya. Menahan agar dia tidak ribut. 

“Ngggh…. mmmhhh…” Amanda terus mendesah.

Aduh, bagaimana nanti ketika kami sampai ke inti permainan ?. Aku menyuruh amanda untuk turun dari pangkuanku. Aku segera melepaskan celanaku. Amanda nampak agak kaget ketika melihat penisku. Ini pertama kalinya juga dia melihat penis lelaki langsung. Amanda duduk di sampingku.

“Amanda, kalau kamu emang ga siap, mendingan gak usah….” Aku menatap wajahnya yang tampak malu bersemu merah, 

“ Ga apa2 kak…. udah sampe sini….” dia tersenyum kecil walau aku bisa merasakan bahwa dia merasa gugup dan deg2an. Aku memegang lembut tangannya dan mencium keningnya. Lalu aku menariknya pelan agar kembali duduk di pangkuanku.

Amanda duduk membelakangiku. Punggungnya sungguh mulus dan bersih. Aku mulai menciumi bahunya, terus sampai keleher. Kupeluk erat pinggangnya dan bisa kurasakan tangan Amanda memeluk erat leherku. Lama kuciumi bagian belakang leher dan punggungnya.

Tak tahan lagi, pelan2 kubimbing Amanda untuk berbaring di kasur. Aku memegang lututnya dan kulebarkan pahanya. Aku menindih badannya. Tangan Amanda menahan bahuku. Aku sejenak mematung memandangi Amanda. Patutkah kurenggut keperawanan perempuan manis ini ? Haruskah dia melakukannya denganku ?

Amanda balik menatapku dan berkata “Kak….. pelan2 ya… aku tau pasti sakit pada awalnya” “Kalau kamu gak mau, bisa kita hentiin sekarang kok….. “ aku menjawabnya. Amanda menggeleng pelan. 

“Aku siap kak………..” Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya yang telah basah.

Pelan2 kugesekkan kepala penisku di bibir vaginanya. Amanda mengejang2 geli. Aku memperbaiki posisi dengan menggenggam tangannya. Kurasakan pelan, penisku memasuki bibir vaginanya. Sempit sekali. Aku berkonsentrasi penuh memasuki vaginanya. “Nggggh…….Ahhh….. “ Amanda menahan sakit.

Bisa kulihat dia menggigit bibirnya dan matanya sedikit berkaca2. “Uhhhh…..” dia menarik napas lega ketika penisku masuk penuh kedalam vaginanya. Aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan. Amanda tampak menutup matanya, dan meringis seperti menahan sakit. Aku mencabut penisku. Kulihat penisku berlumur darah perawan Amanda.

“Sakit? Kalau kamu ga tahan sakitnya ga usah dilanjutin…” Aku khawatir 

“Gapapa kak…..” Amanda tersenyum dengan mata agak berkaca2. Aku menarik nafas panjang, kuputuskan untuk tidak merubah2 posisi bercinta kami, terlalu dini untuk kami berdua. Ditambah lagi pengalaman kami berdua sangat minim. Aku kembali memasukkan penisku ke lubang vaginanya.

Sudah lebih mudah, walau masih sempit. Kurasakan dinding vaginanya yang hangat mengapit penisku erat. “Mmmhhhh….kak.. “ Amanda mendesah pelan, dia sudah tidak meringis atau menggigit bibir lagi seperti sekarang.

Aku terus memaju mundurkan penisku dengan pelan namun temponya stabil. “Uhhh…..” Amanda tiba2 mencengkram erat bahuku. Seakan ingin mencakarnya. “Mmmmhhh” Kaki Amanda mencengkram erat pinggangku.

Aku tahu dia akan orgasme. Terlalu cepat mungkin. Tetapi wajar. Karena ini pengalaman pertama bagi Amanda. Dia belum tahu bagaimana mengatur tempo, merubah posisi, ditambah lagi malam ini semuanya aku yang mengendalikan. Amanda terus bersuara kecil mengikuti tempo goyanganku. “Nggg… mmmmhh….” Tiba2 aku menghentikan gerakanku.

Aku tak ingin aku bablas keluar di dalam. Kaki amanda kuat mencengkram pinggangku. Malam ini adalah pengalaman pertamanya. Wajar jika dia tampak tegang atau gugup.

Aku tak mau jika ketegangannya mengakibatkan kecelakaan yang tidak diinginkan. 

“ah…. kenapa kak ?” tanyanya polos dengan nafas tidak teratur 

“Enggak… tadi kamu ngejepit pingganggku terlalu keras… aku takut kalau nanti aku keluar di dalem…” jawabku.

“oh…. “amanda 

“kamu santai ya sayang….” aku mengelus rambutnya lembut dan dia hanya mengangguk pelan. Pelan2 aku mengisyaratkan agar Amanda tidur tengkurap. Dari belakang aku memposisikan kepala penisku tepat di lubang vaginanya. Pelan2 aku masukkan kembali.

“hmmhhh… aaahhhh…” Amanda kembali mendesah ketika kumasukkan penisku. Aku memeluk pinggangnya dan membimbingnya naik. Kami bercinta dalam posisi doggy style. Tangan Amanda bertumpu pada kasur. Aku menggerakkan penisku maju mundur sembari memegang erat pinggangnya.

“Uuuuuh…. Ahhh….. “ Amanda tidak bisa menahan lagi suaranya. Entah karena kesakitan atau keenakan. Tapi kalaupun kesakitan, dia tidak berontak. Amanda terus mengerang. Entah berapa lama kami melakukannya. 

“Kak…. aku… ahhh” Aku tau Amanda akan segera orgasme. Tapi aku tidak mencabut penisku. Aku malah makin bernafsu menggerakkannya.

Tumpuan tangannya semakin lemas. Aku secara refleks malah menarik tangannya kebelakang agar posisi tubuhnya tetap stabil. Aku merasakan tubuhnya menegang dan vaginanya menjepit erat penisku. “Aaaaah….. aaaahh….. nggghh….” Amanda mengerang tanpa mempedulikan keadaan kamar kosku yang mungkin saja suara malam itu bisa bocor ke kamar sebelah.

“Ngggghh… aaaaaaaaaah”. Tak berapa lama aku langsung mencabut penisku dan spermaku lalu muncrat berantakan di luar vaginanya. Amanda langsung dengan lunglai menjatuhkan diri ke kasur. Aku pun merebahkan diri di sebelahnya. Kami berpandangan dengan cukup lama dan berpelukan sampai kami tertidur.

Kini, kami bukan murid dan guru lagi. Tapi lebih dari sekedar itu. Kami sering menghabiskan waktu bersama di luar les, karena kami sekarang menjadi sepasang kekasih. Kejadian malam itu, tidak pernah terulang lagi sampai sekarang.

Cerita sex : Keperjakaanku Diambil Oleh Janda Sebelah Rumah

Dan kami tidak pernah mengungkitnya lagi. Biarkan malam itu ada untuk dikenang saja dalam hati kami masing2.

 

#Kuperawani #Murid #Les #Musikku #Sendiri

Aku Rela Digoyang Oleh Ayah Mertua Sendiri Terbaru Malam Ini

Aku Rela Digoyang Oleh Ayah Mertua Sendiri

Namaku Novita. Usiaku telah menginjak kepala tiga. Sudah menikah setahun lebih dan baru mempunyai seorang bayi laki-laki. Suamiku berusia hanya lebih tua satu tahun dariku. Kehidupan kami dapat dikatakan sangat bahagia. Memang kami berdua kawin dalam umur agak terlambat sudah diatas 30 tahun.

Selewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih takut untuk berhubungan seks. Mungkin dia masih teringat pada waktu aku menjerit-jerit pada saat melahirkan, memang dia juga turut masuk ke ruang persalinan mendampingi saya waktu melahirkan. Di samping itu aku memang juga sibuk benar dengan si kecil, baik siang maupun malam hari. Si kecil sering bangun malam-malam, nangis dan aku harus menyusuinya sampai dia tidur kembali.

Sementara suamiku semakin sibuk saja di kantor, maklum dia bekerja di sebuah kantor Bank Pemerintah di bagian Teknologi, jadi pulangnya sering terlambat. Keadaan ini berlangsung dari hari ke hari, hingga suatu saat terjadi hal baru yang mewarnai kehidupan kami, khususnya kehidupan pribadiku sendiri.

Ketika itu kami mendapat kabar bahwa ayah mertuaku yang berada di Amerika bermaksud datang ke tempat kami. Memang selama ini kedua mertuaku tinggal di Amerika bersama dengan anak perempuan mereka yang menikah dengan orang sana. Dia datang kali ini ke Indonesia sendiri untuk menyelesaikan sesuatu urusan. Ibu mertua nggak bisa ikut karena katanya kakinya sakit.

Ketika sampai waktu kedatangannya, kami menjemput di airport, suamiku langsung mencari-cari ayahnya. Suamiku langsung berteriak gembira ketika menemukan sosok seorang pria yang tengah duduk sendiri di ruang tunggu. Orang itu langsung berdiri dan menghampiri kami. Ia lalu berpelukan dengan suamiku. Saling melepas rindu. Aku memperhatikan mereka.

Ayah mertuaku masih nampak muda diumurnya menjelang akhir 50-an, meski kulihat ada beberapa helai uban di rambutnya. Tubuhnya yang tinggi besar, dengan kulit gelap masih tegap dan berotot. Kelihatannya ia tidak pernah meninggalkan kebiasaannya berolah raga sejak dulu. Beliau berasal dari belahan Indonesia Timur dan sebelum pensiun ayah mertua adalah seorang perwira angkatan darat.

“Hei nak Novi. Apa khabar…!”, sapa ayah mertua padaku ketika selesai berpelukan dengan suamiku.

“Ayah, apa kabar? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana keadaan Ibu di Amerika..?” balasku.

“Oh…Ibu baik-baik saja. Beliau nggak bisa ikut, karena kakinya agak sakit, mungkin keseleo….”

“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian.

Sejak adanya ayah di rumah, ada perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan kami. Sekarang suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayah mertuaku orangnya memang pandai membawa diri, pandai mengambil hati orang. Dengan adanya ayah mertua, suamiku jadi lebih betah di rumah. Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama.

Akan tetapi pada hari-hari tertentu, tetap saja pekerjaan kantornya menyita waktunya sampai malam, sehingga dia baru sampai kerumah di atas jam 10 malam. Hal ini biasanya pada hari-hari Senin setiap minggu. Sampai terjadilah peristiwa ini pada hari Senin ketiga sejak kedatangan ayah mertua dari Amerika.

Sore itu aku habis senam seperti biasanya. Memang sejak sebulan setelah melahirkan, aku mulai giat lagi bersenam kembali, karena memang sebelum hamil aku termasuk salah seorang yang amat giat melakukan senam dan itu biasanya kulakukan pada sore hari. Setelah merasa cukup kuat lagi, sekarang aku mulai bersenam lagi, disamping untuk melemaskan tubuh, juga kuharapkan tubuhku bisa cepat kembali ke bentuk semula yang langsing, karena memang postur tubuhku termasuk tinggi kurus akan tetapi padat.

Setelah mandi aku langsung makan dan kemudian meneteki si kecil di kamar. Mungkin karena badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan setelah si kecil kenyang dan tidur, aku menidurkan si kecil di box tempat tidurnya. Kemudian aku berbaring di tempat tidur. Saking sudah sangat mengantuk, tanpa terasa aku langsung tertidur. Bahkan aku pun lupa mengunci pintu kamar.

Setengah bermimpi, aku merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi seperti berangsur hilang… Bahkan aku merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yang membuatku melayang-layang. Aku seperti dibuai oleh hembusan angin semilir yang menerpa bagian-bagian peka di tubuhku.

Tanpa sadar aku menggeliat merasakan semua ini sambil melenguh perlahan. Dalam tidurku, aku bermimpi suamiku sedang membelai-belai tubuhku dan kerena memang telah cukup lama kami tidak berhubungan badan, sejak kandunganku berumur 8 bulan, yang berarti sudah hampir 3 bulan lamanya, maka terasa suamiku sangat agresif menjelajahi bagian-bagian sensitif dari sudut tubuhku.

Tiba-tiba aku sadar dari tidurku… tapi kayaknya mimpiku masih terus berlanjut. Malah belaian, sentuhan serta remasan suamiku ke tubuhku makin terasa nyata. Kemudian aku mengira ini perbuatan suamiku yang telah kembali dari kantor. Ketika aku membuka mataku, terlihat cahaya terang masih memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yang berarti hari masih sore. Lagian ini kan hari Senin, seharusnya dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yang sedang mencumbuku…

Aku segera terbangun dan membuka mataku lebar-lebar. Hampir saja aku menjerit sekuat tenaga begitu melihat orang yang sedang menggeluti tubuhku. Ternyata… dia adalah mertuaku sendiri. Melihat aku terbangun, mertuaku sambil tersenyum, terus saja melanjutkan kegiatannya menciumi betisku. Sementara dasterku sudah terangkat tinggi-tinggi hingga memperlihatkan seluruh pahaku yang putih mulus.

“Yah…!! Stop….jangan…. Yaaahhhh…!!?” jeritku dengan suara tertahan karena takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.

“Nov, maafkan Bapak…. Kamu jangan marah seperti itu dong, sayang….!!” Ia malah berkata seperti itu, bukannya malu didamprat olehku.

“Ayah nggak boleh begitu, cepat keluar, saya mohon….!!”, pintaku menghiba, karena kulihat tatapan mata mertuaku demikian liar sambil tangannya tak berhenti menggerayang ke sekujur tubuhku. Aku mencoba menggeliat bangun dan buru-buru menurunkan daster untuk menutupi pahaku dan beringsut-ingsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Akan tetapi mertuaku makin mendesak maju menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Aku semakin ketakutan.

“Nov… Kamu nggak kasihan melihat Bapak seperti ini? Ayolah, Bapak kan sudah lama merindukan untuk bisa menikmati badan Novi yang langsing padat ini….!!!!”, desaknya.

“Jangan berbicara begitu. Ingat Yah… aku kan menantumu…. istri Toni anakmu?”, jawabku mencoba menyadarinya.

“Jangan menyebut-nyebut si Toni saat ini, Bapak tahu Toni belum lagi menggauli nak Novi, sejak nak Novi habis melahirkan… Benar-benar keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya.

Rupanya entah dengan cara bagaimana dia bisa memancing hubungan kita suami istri dari Toni. Ooooh…. benar-benar bodoh si Toni, batinku, nggak tahu kelakuan Bapaknya.

Mertuaku sambil terus mendesakku berkata bahwa ia telah berhubungan dengan banyak wanita lain selain ibu mertua dan dia tak pernah mendapatkan wanita yang mempunyai tubuh yang semenarik seperti tubuhku ini. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia hanya mencoba merayuku dengan rayuan murahan dan menganggap aku akan merasa tersanjung.

Aku mencoba menghindar… tapi sudah tidak ada lagi ruang gerak bagiku di sudut tempat tidur. Ketika kutatap wajahnya, aku melihat mimik mukanya yang nampaknya makin hitam karena telah dipenuhi nafsu birahi. Aku mulai berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat birahi mertuaku yang kelihatan sudah menggebu-gebu. Melihat caranya, aku sadar mertuaku akan berbuat apa pun agar maksudnya kesampaian.

Kemudian terlintas dalam pikiranku untuk mengocok kemaluannya saja, sehingga nafsunya bisa tersalurkan tanpa harus memperkosa aku. Akhirnya dengan hati-hati kutawarkan hal itu kepadanya.

“Yahh… biar Novi mengocok Ayah saja ya… karena Novi nggak mau ayah menyetubuhi Novi… Gimana…?”

Mertuaku diam dan tampak berpikir sejenak. Raut mukanya kelihatan sedikit kecewa namun bercampur sedikit lega karena aku masih mau bernegosiasi.

“Baiklah..”, kata mertuaku seakan tidak punya pilihan lain karena aku ngotot tak akan memberikan apa yang dimintanya

Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam keganasannya. Kupikir biasanya lelaki kalau sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya.

Ugh! Sialan, ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya. Aku sangat kaget dan terkesima melihat batang kemaluan mertuaku itu….

Oooohhhh…… benar-benar panjang dan besar. Jauh lebih besar daripada punya Toni suamiku. Mana hitam lagi, dengan kepalanya yang mengkilap bulat besar sangat tegang berdiri dengan gagah perkasa, padahal usianya sudah tidak muda lagi.

Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kali ini aku memegang kontol orang selain milik suamiku, mana sangat besar lagi sehingga hampir tak bisa muat dalam tanganku. Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan nikmat keluar dari mulutnya seraya menyebut namaku.

“Ooooohhh…..sssshhhh…..Noviii…eee..eeenaaak… betulll..!!!” Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.

Aku mulai bergerak turun naik menyusuri batangnya yang besar panjang dan teramat keras itu. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kudengar mertuaku kembali melenguh merasakan ngilu akibat usapanku. Aku tahu dia sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam beberapa kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya. Sebentar lagi tentu akan segera selesai sudah, pikirku mulai tenang.

Dua menit, tiga… sampai lima menit berikutnya mertuaku masih bertahan meski kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangan mertuaku menggerayangi ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan agar jangan berbuat macam-macam.

“Nggak apa-apa …..biar cepet keluar..”, kata mertuaku memberi alasan.

Aku tidak mengiyakan dan juga tidak menepisnya karena kupikir ada benarnya juga. Biar cepat selesai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tidak melarangnya lagi. Ia dengan lembut dan hati-hati mulai meremas-remas kedua payudara di balik dasterku. Aku memang tidak mengenakan kutang kerena habis menyusui si kecil tadi. Jadi remasan tangan mertua langsung terasa karena kain daster itu sangat tipis.

Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan juga atas remasan ini. Apalagi tanganku masih menggenggam batangnya dengan erat, setidaknya aku mulai terpengaruh oleh keadaan ini. Meski dalam hati aku sudah bertekad untuk menahan diri dan melakukan semua ini demi kebaikan diriku juga. Karena tentunya setelah ini selesai dia tidak akan berbuat lebih jauh lagi padaku.

“Novi sayang.., buka ya? Sedikit aja..”, pinta mertuaku kemudian.

“Jangan Yah. Tadi kan sudah janji nggak akan macam-macam..”, ujarku mengingatkan.

“Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka. Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Nafas mertuaku semakin memburu kencang melihatku setengah telanjang.

“Oh.., Novii kamu benar-benar cantik sekali….!!!”, pujinya sambil memilin-milin dengan hati-hati puting susuku, yang mulai basah dengan air susu. Aku terperangah. Situasi sudah mulai mengarah pada hal yang tidak kuinginkan.

Aku harus bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, langsung kumasukkan batang kemaluan mertuaku ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar ia cepat-cepat selesai dan tidak berlanjut lebih jauh lagi. Aku sudah tidak mempedulikan perbuatan mertuaku pada tubuhku. Aku biarkan tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur tubuhku, bahkan ketika kurasakan tangannya mulai mengelus-elus bagian kemaluanku pun aku tak berusaha mencegahnya. Aku lebih berkonsentrasi untuk segera menyelesaikan semua ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang kontolnya semakin mengganas sampai-sampai mertuaku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku.

Aku tambah bersemangat dan semakin yakin dengan kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini ternyata berakibat fatal bagiku. Sudah hampir setengah jam, aku belum melihat tanda-tanda apapun dari mertuaku. Aku jadi penasaran, sekaligus merasa tertantang. Suamiku pun yang sudah terbiasa denganku, bila sudah kukeluarkan kemampuan seperti ini pasti takkan bertahan lama. Tapi kenapa dengan mertuaku ini? Apa ia memakai obat kuat?

Saking penasarannya, aku jadi kurang memperhatikan perbuatan mertuaku padaku. Entah sejak kapan daster tidurku sudah terlepas dari tubuhku. Aku baru sadar ketika mertuaku berusaha menarik celana dalamku dan itu pun terlambat!

Begitu menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku. Aku sudah telanjang bulat! Ya ampun, kenapa kubiarkan semua ini terjadi. Aku menyesal kenapa memulainya. Ternyata kejadiannya tidak seperti yang kurencanakan. Aku terlalu sombong dengan keyakinanku. Kini semuanya sudah terlambat. Berantakan semuanya! Pekikku dalam hati penuh penyesalan. Situasi semakin tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan.

Aku Rela Digoyang Oleh Ayah Mertua Sendiri

Mertuaku dengan lihainya dan tanpa kusadari sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih.

Suka tidak suka, mau tidak mau, kurasakan kenikmatan cumbuan mertuaku di sekitar itu. Akh luar biasa! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Aku marah pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yang sudah tidak mau mengikuti perintah pikiran sehatku.

Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah mertuaku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak. Kini aku sudah lupa dengan siasat semula. Aku sudah terbawa arus. Aku malah ingin mengimbangi permainannya. Mulutku bermain dengan lincah. Batangnya kukempit dengan buah dadaku yang membusung penuh dan kenyal. Maklum, masih menyusui.

Sementara kontol itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya. Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau mertuaku memakai obat kuat. Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku. Jilatan dan hisapan mulut mertuaku benar-benar membuatku tak berdaya.

Aku semakin tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar. Tubuhku mengejang, seluruh aliran darah serasa terhenti dan aku tak kuasa untuk menahan desakan kuat gelombang lahar panas yang mengalir begitu cepat.

“Oooohhhhh…….aaaa….aaaaa……aaauugghhhhhhhhh..!!!!!” aku menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Aku terkulai lemas sementara batang kontol mertuaku masih berada dalam genggamanku dan masih mengacung dengan gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja.

Aku mengeluh karena tak punya pilihan lain. Sudah kepalang basah. Aku sudah tidak mempunyai cukup tenaga lagi untuk mempertahankan kehormatanku, aku hanya tergolek lemah tak berdaya saat mertuaku mulai menindih tubuhku. Dengan lembut ia mengusap wajahku dan berkata betapa cantiknya aku sekarang ini.

“Noviii…..kau sungguh cantik. Tubuhmu indah dan langsing tapi padat berisi.., mmpphh..!!!”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.

Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yang mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku entah mengapa semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.

Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah dan berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan agak menggembung, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang `bahenol’. Diwajah mertuaku kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yang tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yang baru numbuh bulu-bulu hitam pendek, dengan warna kultiku yang putih mulus.

Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.

Mertuaku menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala kontolnya yang besar ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin.

Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya ia sengaja melakukan itu. Apalagi saat moncong kontolnya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang. Mertuaku menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya.

Ia tahu persis apa yang kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang kontolnya dalam memekku. Aku ingin segera membuatnya `KO’. Terus terang aku sangat penasaran dengan keperkasaannya. Kuingin buktikan bahwa aku bisa membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.

“Yah..?” panggilku menghiba.

“Apa sayang…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.

“Cepetan..yaaahhhhh…….!!!”

“Sabar sayang. Kamu ingin Bapak berbuat apa…….?” tanyanya pura-pura tak mengerti.

Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku saat itu. Namun mertuaku sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku. Ia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.

“Novii….iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh….se….se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!!”, kataku terbata-bata dengan terpaksa.

Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini. Aku yang tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta-minta. Perempuan macam apa aku ini!?

“Apanya yang dimasukin…….!!”, tanyanya lagi seperti mengejek.

“Aaaaaaggggkkkkkhhhhh…..ya…yaaaahhhh. Ja…..ja….Jaaangan siksa Noviiii..!!!”

“Bapak tidak bermaksud menyiksa kamu sayang……!!”

“Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Noviii ingin dimasukin kontol ayah ke dalam memek Novi…… uugghhhh..!!!”

Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera.

“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata mertuaku dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku.

“Uugghh..”, aku melenguh merasakan desakan batang kontolnya yang besar itu. Aku menunggu cukup lama gerakan kontol mertuaku memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, kontol mertuaku sangat panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam.

Mertuaku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat kontol mertuaku keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya.

Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Dia tahu persis apa yang kuinginkan.

Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di awang-awang merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batang mertuaku menjejal penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding vaginaku.

“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!!”, aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.

Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian mertuaku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Toni suamiku tidak ada apa-apanya dibandingkan ayahnya yang bejat ini. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami.

Mertuaku bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku. Sementara mertuaku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya.

Melihat reaksiku, mertuaku mempercepat gerakannya. Batang kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya. Kulihat tubuh mertuaku sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar.

Aku mencoba meraih tubuh mertuaku untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya dan menarik kuat-kuat.

Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yang baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya saat itu.

“Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh..eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!!”

Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.

“Sayang nikmatilah semua ini. Bapak ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang sesungguhnya belum pernah kamu alami….”, bisik ayah dengan mesranya.

“Bapak sayang padamu, Bapak cinta padamu…. Bapak ingin melampiaskan kerinduan yang menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yang terdengar begitu romantis.

Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa kenikmatan ini kualami bersama mertuaku sendiri, bukan dari anaknya yang menjadi suamiku…????. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terkejut melihat ini. Ia nampak begitu khawatir melihatku menangis.

“Novi sayang, kenapa menangis?” bisiknya buru-buru.

“Maafkan Bapak kalau telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. Aku semakin sedih merasakan ini. Tetapi ini bukan hanya salahnya. Aku pun berandil besar dalam kesalahan ini. Aku tidak bisa menyalahkannya saja. Aku harus jujur dan adil menyikapinya.

“Bapak tidak salah. Novi yang salah..”, kataku kemudian.

“Tidak sayang. Bapak yang salah…”, katanya besikeras.

“Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekaligus memintanya untuk tidak memperdebatkan masalah ini lagi.

“Terima kasih sayang”, kata mertuaku seraya menciumi wajah dan bibirku.

Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dengannya. Sampai saat ini mertuaku belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah ia berikan kepadaku.

Aku tak sadar kenapa diriku jadi begitu antusias untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Biarlah terjadi seperti ini, toh mertuaku tidak akan selamanya berada di sini. Ia harus pulang ke Amerika. Aku berjanji pada diriku sendiri, ini merupakan yang terakhir kalinya.

Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi mertuaku terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh mertuaku hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya.

Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.

Kulirik kewajah mertuaku kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh mertuaku. Selangkanganku berada persis di atas batangnya.

“Akh sayang!” pekik mertuaku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yang sedang birahi

Aku tak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayah mertuaku sendiri!

“Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar biasa…..!!!” jerit mertuaku merasakan hebatnya permainanku.

Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan mertuaku mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin, sehingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya.

Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menjilat-jilat seluruh permukaan dadaku yang berlumuran air susuku dan akhirnya menciumi putting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas menyedot air susuku sebanyak-banyaknya.

Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan dinginnya udara meski kamarku menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Mertuaku menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permain kami semakin meningkat dahsyat.

Sprei ranjangku sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan mertuaku mulai memperlihatkan tanda-tanda.

Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma.

Kurasakan tubuh mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina binal yang sedang birahi.

“Eerrgghh.. ooooo….ooooooo…..oooooouugghhhhhh..!!!!” mertuaku berteriak panjang.

Tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku. Semprotannya begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan ayah mertuaku.

Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yang empuk sehingga kami tidak sampai terkilir atau terluka.

“Oooooogggghhhhhhh.. yaahh..,nik….nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!!” jeritku tak tertahankan.

Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 2 jam!

Gila! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercinta sampai sedemikian lamanya. Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik.

Cerita  sex : Aku Diperkosa Oleh Ayah Tiriku Dan Anaknya

Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, kayaknya si Inah…. Karena mendengar suara ribut-ribut dari kamar, rupanya ia datang untuk mengintip…. tapi aku sudah terlalu lelah untuk memperhatikannya dan akhirnya tertidur dalam pelukan mertuaku, melupakan semua konsekuensi dari peristiwa di sore ini di kemudian hari…..

#Aku #Rela #Digoyang #Oleh #Ayah #Mertua #Sendiri

Ngewein Ibu Dari Teman Lamaku Sendiri Terbaru Malam Ini

Ngewein Ibu Dari Teman Lamaku Sendiri

Sudah 7 bulan aku dan Dendy tidak bertemu. Dendy adalah teman terdekatku sedari SMP. Terakhir bertemu ketika kelulusan di sekolah, setelah itu tidak berjumpa lagi karena aku dan Dendy tidak bersekolah di sekolah yang sama lagi.i

Tak terasa, kini aku sudah berada di kelas 1 SMA semester 2. Dulu ketika SMP sistemnya caturwulan tapi kini sudah berganti ke kurikulum 2004 maka, sistemnya pun berubah menjadi semester. Memang agak beda, dulu ketika SMP dengan sistem caturwulan rasanya lama tapi kini setelah berganti jadi sistem semester waktu menjadi tidak terasa.

Terakhir 3some, adalah ketika aku dan Dendy ngentot Bu Suti setelah itu belum pernah lagi. Agak sedikit kecewa, karena dulu Dendy pernah menjanjikan akan mengajakku ngentot ibunya atau pembantunya. Tapi kekecewaan itu takan menjadi masalah sebab, aku memang tidak terlalu berharap untuk hal itu.

Soal ngentot, aku masih tetap melakukannya. Memang, ngentot Bu Suti sudah sangat jarang sekali karena terbentur kondisi dan juga keadaan. Tapi ngentot Tante Cici adik kandung ibuku sendiri masih tetap berlangsung. Oleh sebab itu, untuk urusan ngentot tidak terlalu membuatku pusing sebab masih dapat tersalurkan dengan baik walaupun hanya 2 atau 3 kali dalam seminggu itupun bergantung pada mood tanteku dan kondisi di rumah.

Kebiasaan ngentot dengan wanita yang lebih tua cukup berpengaruh pada kehidupanku. Walaupun tampangku gak jelek-jelek amat tapi aku belum punya pacar. Memang ada beberapa wanita di sekolahku yang sering menggoda dan cari-cari perhatian tapi aku biarkan saja karena memang terbentur persoalan selera.

Tidak ada diantara teman cewek di sekolah yang menjadi seleraku malah aku lebih tertarik sama guru sosiologiku. Emh, ketika di rumah aku sering sekali membayangkan susu montok dan pantatnya yang bahenol. Ingin rasanya aku menyentuh dan meremasnya.

Ketika itu hari minggu, tiba-tiba Dendy datang menggunakan sepeda motor ke rumahku. Kangen juga aku sama dia. Walaupun setiap bertemu dengan dia pasti saja aku dicekoki minuman. Tapi dibalik itu semua, dia satu-satunya teman yang paling baik, paling peduli, dan paling mau aku susahkan.

“Puji! apa kabarnya?” tanya Dendy.

“baik, Den. Ke mana aja gak pernah keliatan?” jawabku balik bertanya.

Aku ajak ia masuk ke rumahku langsung menuju kamarku. Tubuh kawanku ini sekarang semakin tinggi dan atletis. Mungkin tingginya sekitar 170cm dengan kulit yang agak hitam sekarang.

Ia duduk di kursi kamarku. Aku menawarinya minum tapi ia menolak sambil mengeluarkan vodka yang biasa kita minum. Melihat kebiasaannya itu aku hanya bisa tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“mau gak?” katanya sambil menunjukan botol vodka.

“bolehlah.”jawabku tanpa ragu.

Sambil minum dan merokok di kamarku, Dendy bercerita banyak mengenai sekolahnya dan tidak ketinggalan cerita-cerita ngentotnya bersama ibu, pembantu, dan pacarnya di sekolah. Rupanya kawanku ini sudah punya pacar, pantas aja selama 7 bulan sulit sekali bertemu.

Aku pikir ia telah lupa dengan janjinya ternyata sama sekali ia tidak lupa. Bahkan kedatangannya ke rumahku untuk mengabarkan berita baik itu. Ibunya sudah berhasil ia bujuk tinggal meminta kepastian kapan aku siap ikut ngentot ibunya.

Setelah waktu dan harinya sudah kita sepakati, ia mulai bercerita awal mula ia bisa ngentot ibunya.

Ternyata, ibunya yang seorang janda itu ia perkosa dengan cara memborgol kedua tangannya ketika ibunya sedang tidur. Ibunya ketika itu marah dan geram padanya sampai hendak melaporkan perbuatannya pada polisi. Mendapat ancaman demikian, Dendy cuek aja bahkan esoknya ia melakukan hal yang sama. Ia perkosa lagi ibunya dengan cara yang sama bahkan ia merekam semua adegan tersebut. Kemudian ia mengancam balik akan menyebarluaskan rekamannya dan tidak akan melepas borgol dikedua tangan ibunya serta akan mengurung ibunya di dalam kamar.

Ternyata ibunya keras kepala sehingga Dendy benar-benar tidak melepas borgol yang terpasang dikedua tangan dibelakang pinggang ibunya seharian penuh. Sampai akhirnya, ibunya menyerah. Walaupun ibunya sudah pasrah tetapi ibunya masih tidak rela ketika tubuhnya berkali-kali dilahap oleh anaknya sendiri. Seiring ketidakrelaan ibunya, Dendy terus saja melakukan perbuatan serupa kepada ibunya.

Tenggorokan ku sampai kering mendengar pengakuan temanku. Sungguh aku tidak menyangka dibalik tampangnya yang baik dan santai ternyata ia begitu nekat dan gila.

Jam dinding kamarku menunjukkan pukul 4 sore. Sebelum Dendy pamit ia memaksa ingin memphoto kontolku.

“******! enggak ah, ngapain photo-photo kontol segala!” ucapku sambil bergurau memukul perutnya.

“untuk bukti, ji! Biar mamah percaya bahwa kontol kamu tu gede!” jawabnya sambil cengengesan.

“gak mau! kayak homo aja minta photo kontol! Tar aja, mamahmu liat langsung aja!” kataku sambil membukakan pintu kamar untuk Dendy.

Sambil tertawa-tawa, aku antarkan Dendy sampai ke depan rumah. Ia berjanji, akan menjemputku besok seusai pulang sekolah. Setelah aku mengiyakan, ia pun pergi dari rumahku yang sedang sepi karena keluargaku sedang pergi ke rumah saudara.

Tanteku yang ada di rumah sedari pagi tidak kelihatan, makanya setelah mengantar Dendy ke depan rumah aku bergegas menuju kamar Tante Cici yang berada di sebelah kamarku.

Di dalam kamarnya, Tante Cici tampak sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya. Tak berani mengganggu aku tutup lagi pintu kamarnya dan segera menuju kamar mandi karena sedari pagi belum mandi.

Esoknya, sepulang bubaran sekolah, Dendy sudah berada di depan sekolahku menunggu disebuah kios rokok. Aku segera menghampirinya dan langsung pergi menuju rumahnya menggunakan sepeda motornya.

Aku kaget, ternyata Dendy anak orang kaya. Rumahnya besar dan mewah. Agak ragu-ragu aku ikuti langkah Dendy masuk ke dalam rumahnya. Terlihat segala perabotan mewah menghiasi rumahnya. Aku hanya mampu berdecak kagum.

Dendy mengajak menuju kamar tidurnya di lantai 2. Terlihat dan terasa, kamarnya luas dan nyaman sekali. Aku diam tak banyak bicara. Sampai akhirnya Dendy mengajakku ke meja makan di lantai bawah untuk makan siang.

Semua hidangan telah siap di meja makan disiapkan oleh pembantunya yang sudah cukup tua. Aku taksir umurnya antara 45/46 tahun. Bodynya masih yahut. Dadanya besar, tubuhnya agak gemuk dan agak pendek.

“nah ini pembantu yang sering aku entot, Ji!” kata Dendy ketika pembantunya menuangkan air ke dalam gelas untuk minum.

Aku tercekat kaget dengan ucapan Dendy. Aku tak tahu apa maksudnya sampai selantang itu ia berkata demikian. Pembantunya pun terlihat begitu malu dengan wajah memerah dan terlihat ia menjadi salah tingkah.

Selesai makan, Dendy tampak sibuk dengan hpnya. Pada tahun 2004, hp masih jarang dimiliki anak sekolah walaupun ayah dan mamahku sudah memiliki benda canggih tersebut dan pernah menyarankan agar aku juga memliki hp supaya bisa setiap saat menanyakan keberadaanku yang sering pulang terlambat. Tapi aku belum tertarik dengan benda tersebut dan akan tidak nyaman jika benar fungsinya untuk memantauku. Maklum masa remaja bagiku adalah masa-masa mencari pengalaman sebanyak-banyaknya dan ingin hidup bebas.

Pukul 5 sore ibunya pulang. Dendy segera mengenalkanku pada ibunya.

“saya Puji, tante. Teman SMPnya Dendy.” kataku memperkenalkan diri sambil mencium punggung tangan ibunya dengan penuh rasa hormat.

“saya, Meta. Ibunya Dendy.” jawabnya sambil tersenyum manis dengan gaya khas orang kaya yang elegan.

Seusai perkenalan denganku, ibunya langsung menuju kamarnya karena hendak ganti baju dan mandi. Sungguh beruntung Dendy memiliki ibu yang cantik, badannya montok, dadanya besar, pantatnya semok, kulitnya putih, dan rambutnya yang hitam berkilau di potong pendek sebahu. Seksi sekali.

“gimana, ji? cakep gak tuh?” tanya Dendy seolah paham aku yang sedang terpana.

“cantik banget, den!” jawabku dengan jujur.

“kita mulai bermain sekarang, ji!” ajak Dendy sambil menarikku menuju kamar tidur ibunya.

Di dalam kamar, tampak Tante Meta sedang membersihkan wajahnya di depan meja rias. Ia hanya mengenakan kutang ungu dan rok hitam selutut. Ia sedikit kaget ketika aku dan Dendy tiba-tiba masuk kamarnya.

“mah, temanku ini gak bisa lama-lama di sini. Soalnya besok ia harus sekolah pagi-pagi.” kata Dendy menginformasikan pada ibunya.

“oh begitu.” jawab Tante Meta singkat sambil terus membersihkan make upnya dengan kapas.

“gimana, mah, dengan rencana yang pernah aku obrolin? bisa dimulai sekarang?” tanya Dendy pada ibunya. Sedangkan aku hanya diam saja sambil memperhatikan tubuh Tante Meta dari belakang.

“yaudah, tunggu dulu. Mamah cuci muka dulu ya!” jawab Tante Meta sambil beranjak dari meja riasnya menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Aku dan Dendy duduk di sofa merah empuk dan lembut yang berada di dalam kamar tidur ibunya.

“gimana, ji? kamu siap?” tanyanya kepadaku.

“aku malu, den. Gak tau juga gimana memulainya. Lagian aku baru pertama kali bertemu ibumu. Belum akrab, dan yang pasti bakalan canggung.” jawabku apa adanya.

“gampang, nanti kita garap aja bareng-bareng! Mamahku juga pasti canggung, makanya sebisa mungkin kamu jangan canggung-canggung.” sarannya kepadaku.

Mendapat pernyataan dari Dendy tak membuatku menjadi tenang. Jantungku tetap berdebar kencang. Aku gelisah sekali antara malu, takut, canggung, khawatir, pokoknya segala macam perasaan dan pikiran campur aduk sampai membuat badanku menjadi panas dingin.

Ketika pikiran dan perasaanku sedang tidak menentu, Dendy tiba-tiba beranjak dari sofa menuju kamar mandi ibunya sambil mengeluh.

“haduh, lama banget nih mamah di kamar mandi!” ucapnya sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi ibunya.

Tak lama, Dendy ke luar dari kamar mandi ibunya disertai Tante Meta yang hanya mengenakan handuk berwarna putih. Aku terpana melihat kemolekan tubuh Tante Meta yang berbalut handuk menutupi sebagian dada dan pahanya. Sungguh menggairahkan sekali. Susunya yang besar terlihat menggelembung di balik handuknya. Sungguh tubuh yang luar biasa dengan kulit putih dan bersih.

Melihat pemandangan yang hot tersebut, kontolku langsung tegang dan mengeras. Aku agak meringis sebab, kontolku yang mengeras posisinya mengarah ke bawah jadi ketika tegang seperti ini lumayan agak sakit dan menyiksa.

Dendy langsung membuka permainan. Ia berciuman dengan ibunya sambil tangannya menggerayangi kedua susu ibunya yang montok dan masih berbalut handuk.

Aku masih canggung sehingga aku tak bisa berbuat apa-apa selain menonton adegan panas tersebut. Dengan perlahan aku benahi posisi kontolku, aku posisikan kontolku mengarah ke atas supaya agak bebas dan tidak terlalu menyiksa sambil tetap tak beranjak dari tempat duduk.

Dengan agak kasar, Dendy melepas handuk yang melilit tubuh ibunya. Aku kembali tercengang, mataku tidak berkedip melihat susu besar ibunya bergelantungan tanpa tertutup sehelai benangpun. Susu Tante Meta mungkin sekitar 38C karena ukurannya benar-benar super persis pepaya dengan lingkaran merah agak besar disekitar putingnya yang besar. Tak kalah mencengangkan adalah memeknya yang tidak berbulu itu begitu tebal dan tembem. Persis kue dorayaki.

Aku pandangi tubuh Tante Meta dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Benar-benar putih dan mulus tanpa ada sedikitpun bekas luka atau apapun. Sungguh wanita yang sempurna. Perutnya tak seperti perut ibu-ibu pada umumnya. Perutnya rata walaupun tubuh Tante Meta terbilang montok.

Melihat Tante Meta telanjang tanpa sehelai benangpun di tubuhnya membuatku berkali-kali mesti menelan ludah. Aku belum pernah melihat tubuh seindah dan seseksi ini secara nyata ada dihadapanku sebelumnya. Sungguh tubuh yang tidak ada bandingannya.

Dendy kemudian memintaku untuk mendekat. Dengan ragu-ragu, aku melangkahkan kaki mendekati mereka yang sedang asik berciuman dan saling remas.

Tanganku kemudian dibimbing Dendy dan diletakan pada susu ibunya yang besar. Terasa kulit susunya begitu lembut seperti kulit bayi dan tak kalah mencengangkan adalah susu itu terasa begitu kenyal. Dengan ragu aku usap sambil remas dengan lembut dan perlahan.

Dendy menghentikan ciuman pada bibir ibunya. Ia kemudian menyusuri leher menuju susu besar ibunya dengan mulut dan lidahnya. Dengan rakus Dendy menjilati dan mengenyot-ngenyot susu ibunya. Agak ragu-ragu akhirnya aku pun mengikuti Dendy bermain dengan susu ibunya dengan mulut dan lidahku. Namun, aku tidak seperti Dendy yang begitu rakus dan lahap menjilat dan mengenyot-ngenyot susu ibunya.

Aku julurkan lidahku, menjilati mengikuti lingkaran merah susu ibunya dengan perlahan dan penuh kelembutan. Mendapat sensasi berbeda pada kedua susunya, ibunya menjadi menggelinjang-gelinjang sambil mulutnya mendesis dan terkadang mendesah dengan suara yang begitu seksi.

“ssssshhhhh, ooouuuuuuhhhh, eeeemmhhhh, aaaaauuuuuhhh.” Desah Tante Meta sambil tangannya mengusap-usap kepalaku dan kepala Dendy.

Aku mulai mengkombinasikan mulut serta lidahku untuk menjilati lingkaran merah susu Tante Meta, menghisap, dan mengenyot-ngenyot puting susunya yang besar dengan lembut dan perlahan-lahan. Sedangkan Dendy masih asik menjilati dan mengenyot-ngenyot susu serta puting ibunya dengan rakus sampai air liurnya menetes dari mulutnya membasahi susu, perut, dan lantai kamar tidur Tante Meta.

Perlahan lahan aku arahkan tangan kiriku menuju memek Tante Meta yang tanpa bulu serta tembem. Terasa memeknya hangat dan basah. Perlahan aku usap-usap lembut bibir vaginanya.

“oooouuuuuhhh, ssssshhhhh, aaaaaaooouuuuhhhh.” desahnya sambil tubuhnya sedikit terguncang karena merasakan sensasi nikmat pada kedua susu dan memeknya.

Dendy kemudian menghentikan aksinya pada susu ibunya. Ia kemudian memintaku telanjang sambil ia pun membuka satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya.

Dengan agak canggung, aku menuruti perintah Dendy dan mulai menelanjangi diriku. Satu persatu baju dan celanaku bertumpuk di lantai.

Kini aku, Dendi, dan Tante Meta sudah bugil tanpa sehelai benangpun. Wajah Tante Meta semakin memerah ketika matanya lekat memandang kontolku yang sudah tegang dan mengeras sejak awal melihatnya. Kemudian Dendy merebahkan tubuh ibunya dan langsung mengintruksikan supaya aku segera menjilati memek tembem ibunya.

Entah mengapa, walau aku sudah sangat bernafsu, rasa canggung dan malu masih saja ada. Dengan bercampur ragu, perlahan-lahan aku menuruti intruksi Dendy kemudian mulai menjilati liang memek, bibir vagina tembem, dan itil Tante Meta dengan lembut dan perlahan. Tercium aroma wangi memeknya. Aku menjadi memiliki spekulasi bahwa memek orang kaya memang harum dan legit.

Tubuh Tante Meta terlihat mulai resah, pinggangnya sesekali terangkat naik sambil pahanya ia gunakan untuk menjepit kepalaku yang terbenam menikmati kelezatan memeknya.

“ooooouuuuuhhhh, oooouuuuuhhh, aaaaaaaahhhh, ehhhhmmmmmm, aaaaahhh.” desahnya sambil mulutnya mengocok dan menjilat kontol anaknya.

Tak peduli kepalaku dijepit pahanya, aku terus menjilat-jilat liang memek sampai itilnya. Perlahan-lahan, aku hisap dan kenyot-kenyot liang memek, bibir memeknya yang tembem, dan itilnya berkali-kali dengan lembut.

Sambil merasakan kontolnya dihisap dan dijilat-jilat ibunya, Dendy dengan penuh nafsu meremas-remas dan memilin puting susu ibunya. Sehingga Tante Meta semakin terbakar api birahi.

Tak sampai 10 menit, Tante Meta akhirnya mencapai orgasmenya. Terasa cairan kental, hangat, dan lengket ke luar dari dalam liang memeknya mengenai lidah serta daguku. Mendapat orgasmenya, paha Tante Meta semakin kencang menghimpit kepalaku dan menekan-nekan memeknya pada mulutku.

“oooouuuuuuhhhh, aaaaaaaeeehhhh.” lenguh Tante Meta mendapat sensasi orgasme sambil menjepit erat kepalaku dengan pahanya yang sekal.

Setelah surut gelombang orgasme Tante Meta, perlahan aku bangkit sambil melap cairan orgasme Tante Meta pada daguku. Aku usapkan cairan itu pada kontolku yang masih tegang dan keras.

Tante Meta bangkit dan melepaskan kontol Dendy dari mulutnya. Dendy kemudian mempersilakanku untuk mengentot ibunya terlebih dahulu.

“kamu berbaring aja, ji.” pinta Tante Meta ketika aku dengan ragu-ragu mengangkangkan pahanya hendak melakukan penetrasi ke liang memeknya.

Aku pun segera menelentangkan tubuhku di atas kasurnya yang empuk dan lembut dengan perasaan malu. Ternyata Tante Meta suka WOT. Tante Meta mulai menaiki tubuhku dan menduduki kontolku. Ia kemudian bergerak maju mundur sehingga kontolku yang panjangnya sampai ke udel itu bergesekan dengan memeknya yang tembem.

Ngewein Ibu Dari Teman Lamaku Sendiri

Terlihat memek gundulnya Tante Meta mengkilat karena cairan birahi yang membasahi. Perlahan Tante Meta mulai mengarahkan kontolku yang panjang dan besar ke dalam liang memeknya. Ditekan tubuhnya turun secara perlahan. Tampak ia sedikit meringis. Namun, dengan perlahan-lahan ia menggoyang-goyang pinggulnya sambil menurunkan pantatnya supaya kontolku bisa terbenam lebih dalam di liang memeknya.

Sungguh nikmat sekali. Otot lubang memeknya begitu kuat mencengkram kontolku.

Sambil mulut Tante Meta tak berhenti mendesah, ia terus menggoyang-goyang pinggulnya dan menekannya supaya kontolku terbenam lebih dalam secara perlahan. Sampai akhirnya, kontolku amblas di dalam lubang memeknya yang lembab dan hangat.

“oooouuuuhhhhh sssshhhhh, ooooouuuuhhhh sssshhhhh.” desah Tante Meta sambil menggoyang-goyang pinggulnya memutar.

Perlahan-lahan ia mulai menaik turunkan pinggulnya mengocok kontolku yang terbenam di lubang memeknya. Dendy mulai mendekat dan mengarahkan kontolnya ke mulut ibunya.

Tante Meta mulai mengulum kontol anaknya sambil tubuhnya naik turun mengocok kontolku di lubang memeknya. Sesekali ia kembali menggoyang memutar pinggulnya membuatku merasakan nikmatnya cengkraman otot memeknya.

“oooouuuuhhhh ssssshhhh, oooooouuuuuhhhh sssssshhhhh.” desahnya di sela-sela kesibukannya mengulum kontol anaknya.

Sampai akhirnya Tante Meta berhenti mengulum kontol anaknya dan hanya mengocok-ngocok kontol anaknya dengan tangan kirinya. Tante Meta terus menduduki kontolku, bergoyang-goyang memutar, dan menaik turunkan tubuhnya mengocok kontolku yang terbenam di lubang memeknya.

Dendy segera bangkit menuju belakang punggung ibunya. Sehingga Tante Meta menghentikan sejenak aksinya mengocok kontolku. Perlahan-lahan Dendy mulai menusukan kontolnya yang sudah dibasahi oleh ludahnya ke liang dubur ibunya.

Tante Meta meringis merasakan duburnya ditusuk kontol anaknya sambil mendekap erat tubuhku yang ditindih tubuh montoknya. Perlahan-lahan Dendy menekan kontolnya supaya bisa masuk lebih dalam di liang dubur ibunya.

“ooooouuuuuu sssssss, oooooouuuuhhhhh ssssssshhhhh, aaaaaaaauuuuuuu.” erangnya sambil meringis ketika perlahan kontol anaknya masuk dan terbenam di lubang duburnya.

Perlahan-lahan Dendy mulai memaju mundurkan tubuhnya mengocokan kontolnya yang berada di lubang dubur ibunya. Tante Meta yang berhenti mengocok kontolku yang terbenam di dalam lubang memeknya hanya diam sambil mendesah dan mengerang-erang. Terasa oleh kontolku yang terbenam di memeknya dan kontol Dendy yang terbenam di lubang duburnya membuat kontolku merasakan sensasi sesak yang nikmat. Perlahan aku mulai menaik turunkan pinggulku mengikuti gerakan maju mundur Dendy.

“aaaaaooooouuuuu ssssshhhhh, aaaaaaaahhhhhh ssssssshhhh, oooooouuuuhhhh ssssshhhh, eeeehhhmmmm.” desah Tante Meta menikmati tusukan di lubang memek dan duburnya.

Sambil terus menaik turunkan kontolku yang terbenam di lubang memeknya, aku arahkan tanganku untuk meremas-remas susu besarTante Meta. Terasa begitu kenyal dengan puting besar yang sudah sangat mengeras. Aku mainkan jari-jemariku memilin-milin puting susunya. Sehingga tubuh Tante Meta kembali ambruk menindih tubuhku sambil mencium dan menjilati wajahku.

Nafasnya terasa hangat menyentuh kulit wajahku. Dengan desah yang semakin seksi dan sarat akan suasana birahi.

“oooooouuuuuuhhhhh sssshhhhhhh, aaaaaaaaahhhhh ssssshhhhhhh, mamah keluaaaarr!” lenguh Tante Meta sambil badannya mengejang-ngejang.

Terasa memeknya berkedut-kedut dan mencengkram erat kontolku. Sehingga aku hentikan gerakan menaik turunkan kontolku demi merasakan kedutan dan cengkraman yang terasa nikmat pada kontolku.

Dendy pun berhenti memaju mundurkan kontolnya ke dalam lubang dubur ibunya memberikan memberikan kesempatan pada Tante Meta menikmati orgasmenya.

Setelah gelombang orgasme Tante Meta mereda, Dendy mulai kembali mengocokan kontolnya di dalam lubang dubur ibunya. Aku pun mulai mengikuti gerakan Dendy dengan menaik turunkan kontolku di dalam lubang memek Tante Meta.

Lebih dari 15 menit, hingga akhirnya Dendy mempercepat gerakannya memompa ke dalam lubang dubur ibunya. Dendy mulai memburu orgasmenya.

“oooooouuuuhhhhh sssssshhhhh.” erang Dendy dengan tubuh licin berkeringat.

“aaaaaaaahhhhh sssssshhhhh, oooooouuuhhhhh sssssshhhh.” desah Tante Menta mendapat kocokan cepat di lubang duburnya.

Sampai akhirnya Dendy mencabut kontolnya dari lubang dubur ibunya. Menyemburlah sperma Dendy di atas punggung ibunya. Aku melanjutkan menaik turunkan kontolku ke dalam lubang memek Tante Meta.

Tante Meta kini lebih leluasa mulai mengimbangi gerakanku dengan menggoyang-goyang memutar. Matanya terlihat terpejam sambil mulut sedikit menganga mengeluarkan desah-desah yang membakar birahiku.

Tampak gerakan pinggul Tante Meta mulai mengendur sehingga aku minta ia untuk berbari telentang. Tanpa banyak bicara, Tante Meta mulai melepas kontolku dari dalam lubang memeknya kemudian telentang di atas kasur. Aku tarik tubuhnya ke tepian kasur. kemudian aku angkat kedua kakinya ke atas. Tangan Tante Meta kemudian menggenggam kontolku yang licin penuh cairan memeknya untuk diarahkan ke dalam lubang memeknya. Sambil memegang kaki Tante Meta, aku mulai tekan kontolku memasuki lubang memeknya.

Terlihat memeknya yang tembem semakin memerah. Tak hanya memeknya yang semakin memerah, susu, dada atas, leher, dan wajahnya pun semakin memerah.

Aku mulai memaju mundurkan kontolku ke dalam lubang memeknya dengan cepat. Tubuh Tante Meta ikut terhentak-hentak akibat gerakan maju mundurku yang cepat mengocok kontol ke dalam lubang memeknya. Sehingga mulut Tante Meta terus menganga mengeluarkan desahan dan erangan kenikmatan.

“ssssssshhhhh aaaaaaahhhh, ooooooouuuhhhh eeeeehmmmmm, ooouuuuuuhhhh sssshhhh aaaaaahhhh.” desahnya dengan mulut menganga dan mata terus terpejam.

Di bawah 5 menit aku kocok dengan cepat memeknya, kembali Tante Meta mendapat orgasmenya. Tangannya mencengkram kuat tanganku yang sedang memegangi kakinya.

“ooooouuuuuuhhhh sssssshhhhhh, oooouuuuuuuuhhhhh ssssssshhhhh, oooooouuuuuhhhhhh.” lenguh Tante Meta sambil tubuhnya mengejang-ngejang.

Kedutan dan cengkraman memeknya kembali terasa. Aku hentikan gerakanku menikmati kembali sensasi nikmat pada kontolku akibat orgasme Tante Meta.

Nafas Tante Meta masih terengah-engah. Sesudah Tante Meta sudah menguasai dirinya kembali, aku balikan tubuhnya yang telentang untuk tengkurap. Aku tarik kembali tubuhnya ke tepian kasur. Dengan posisi berdiri, aku mulai menusukan kontolku dengan perlahan ke lubang duburnya. Agak sulit karena posisinya terlalu rendah. Sehingga dengan kaki di bawah kasur, Tante Meta menaikan sedikit pinggulnya ke atas sehingga antara kontolku dan lubang duburnya sejajar.

Perlahan aku tusuk kembali lubang duburnya setelah aku beri ludah dengan kontolku yang sudah basah oleh lendir memeknya. Walaupun Dendy sudah mengentot dubur ibunya, aku masih merasa kesulitan memasukkan kontolku ke dalam lubang duburnya yang peret.

Dengan agak kuat aku dorong kontolku perlahan-lahan. Tante Meta mengerang sambil tangannya mencengkram kuat sprei tempat tidurnya.

“aaaaaaaauuuuuhhhhhh ssssssshhhhh, oooooooouuuuuuwwww ssssssshhhhh.”erang Tante Meta sungguh seksi sekali terdengar di telinga.

Setelah kontolku terbenam seluruhnya di dalam dubur Tante Meta, aku mulai memaju mundurkan kontolku mengocok duburnya secara perlahan. Tante Meta terus mengerang dan mendesah sambil tangannya tetap mencengkram kuat sprei kasurnya yang empuk dan lembut.

“ooooouuuuuhhhh ssssshhhhh, ooooouuuuuuhhhhh sssssshhhhhh.” desah Tante Meta semakin sering dan cukup keras.

Dendy yang sudah orgasme hanya duduk di sofa merah sambil melihatku ngentot ibunya. Tersungging senyum mengembang di wajahnya ketika matanya beradu pandang denganku.

Dubur Tante Meta sudah terasa licin sehingga aku leluasa mempercepat gerakan memaju mundurkan kontolku. Sambil terus bergerak memaju mundurkan kontol dengan cepat, aku remas-remas pantat montoknya yang menggemaskan.

Semakin cepat aku memaju mundurkan kontolku ke dalam dubur Tante Meta, aku semakin merasakan kenikmatan pada kontolku. Sehingga kontolku mulai terasa gatel dan geli nikmat. Sampai akhirnya, aku tak kuat lagi menahan gelombang yang membuat syaraf menegang. Aku hentak-hentakan tubuhku menghantam pantat montok Tante Meta sambil menyemprotkan spermaku ke dalam lubang duburnya.

Belum usai spermaku terkuras habis, tubuh Tante Meta mengejang-ngejang. Pantatnya ia tekan-tekankan sambil kepalanya mendongak ke atas. Sehingga kontolku kembali terbenam lebih dalam di dalam duburnya. Meluncurlah lenguhan panjang dari mulutnya.

“ooooouuuuuuhhhh ssssssshhhhhh, aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh!” lenguh Tante Meta mendapatkan orgasmenya lagi.

Dengan nafas ngos-ngosan, aku tahan tubuhku supaya tidak ambruk menindih tubuh Tante Meta. Setelah usai gelombang orgasmeku dan orgasme Tante Meta, perlahan aku cabut kontolku dari liang duburnya.

Keringat membasahi sekujur tubuhku. Aku duduk di tepi kasur. Melihat permainan telah usai Dendy bangkit dari tempat duduknya menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar tidur ibunya.

Tante Meta duduk di sampingku sambil bertanya mengenai sekolahku, di mana aku tinggal, sampai bertanya tentang pacar.

Sambil menunggu Dendy ke luar dari kamar mandi, aku ngobrol dengan Tante Meta. Sambil mengakrabkan diri.

Seusai makan malam di rumah Dendy, Tante Meta memberiku hp tanpa sepengetahuan Dendy. Dengan malu-malu aku terima hp tersebut.

“nih, buat puji. Ini kartu nama tante. Nanti kalau udah di pasang kartu, kamu segera hubungi tante, ya!” kata Tante Meta sambil menyodorkan hp dan kartu namanya.

“iya, tante. Terima kasih banyak.” jawabku dengan malu-malu.

Cerita sex : Diajarin Dunia Sex Oleh Tanteku Sendiri

Sekitar pukul setengah 9 malam, Dendy mengantarkanku pulang dengan sepeda motornya. Aku pun pamit ke Tante Meta dan bergegas meninggalkan rumah Dendy yang besar dan mewah.

 

#Ngewein #Ibu #Dari #Teman #Lamaku #Sendiri

Cerita Sex Aku Mengahmili Bunda Aku Sendiri Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Aku Mengahmili Bunda Aku Sendiri

Perkenalkan namaku Terry usiaku 18 tahun dengan tinggi badan 172 cm dan berat 70 kg. Aku sendiri adalah anak tunggal. Saat ini aku baru saja lulus dari salah satu SMA di kota Surabaya dan sedang belajar intensif untuk menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri. Papaku bernama Martin Tan adalah seorang pengusaha keturunan Tionghoa berusia 41 tahun dengan postur tinggi 175 berat 72 kg. Sedangkan Bundaku yang bernama Asifa Khan adalah wanita keturunan Pakistan berusia 39 tahun dengan postur tinggi 170 cm dan berat 68 kg bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga namun juga memiliki bisnis online baju-baju perempuan yang ia jalankan dari rumah. Percampuran darah Tionghoa-Pakistan inilah yang akhirnya berpengaruh pada fisikku. Aku mewarisi mata sipit khas Tionghoa dari Papaku dan juga hidung mancung khas Pakistan dari Bundaku.

Cantik. Itulah kata pertama tiap teman-temanku melihat Bunda. Mereka selalu berkomentar seperti itu karena paras Bundaku memang rupawan seperti artis Bollywood. Di usianya yang mendekati 40 tahun, kulit Bunda masih terlihat kencang, juga putih dan mulus. Buah dadanya menonjol besar berukuran 36D, pantatnya bahenol, hidungnya yang mancung, sedangkan rambutnya pendek sebahu sehingga lehernya yang jenjang terlihat begitu seksi.

Awalnya aku tidak menaruh perasaan apa-apa, namun semua berubah ketika aku nyelonong masuk ke dalam kamarnya pada suatu hari. Aku kaget sebab di dalam ternyata ibu sedang berganti baju. Terlihat ia hanya mengenakan kutang hitam serta celana dalam hitam yang melekat pada tubuh seksinya. Pemandangan yang menggiurkan sekali.

Lama aku menatapnya. Begitu juga dengan Bunda. Kami sama-sama bengong karena saking kagetnya. Namun, aku sadar duluan. Begitu malu, aku pun langsung menutup kembali pintu kamarnya.

Tak lama, Bunda yang telah selesai memakai pakaian, keluar dan menghampiriku yang sedang duduk di kursi sambil menonton tv. Aku pun segera meminta maaf.

“Maaf, Bun. Tadi nggak sengaja.”

Dia tersenyum. “Iya, nggak papa. Bunda dah tau kok.” Ia berbuat seolah-olah kejadian itu tidak pernah terjadi sehingga membuatku menjadi lega.

Setiap pagi aku melihat Bunda menyapu dan mengepel rumah. Aku sering melihat dua susu montoknya bergelayutan indah di balik baju longgar berbelahan rendah yang sering ia kenakan. Sungguh pemandangan indah walaupun melihat hal itu membuatku tersiksa akibat harus menahan konak dan gelora birahi.

Jika Bunda sedang menyapu atau mengepel rumah, aku sering iseng. Sengaja aku biarkan kakiku berada di lantai walaupun berkali-kali Bunda menyuruhku menaikan kaki ke atas kursi, dengan sengaja aku tidak menuruti perintahnya. Hal tersebut sering membuat Bunda agak kesal walaupun ia tidak pernah marah, ia hanya mencubit pahaku jika aku sudah berbuat demikian.

Aku sih senang-senang saja dicubit olehnya karena jadi punya alasan untuk membalas. Kalau dua mencubit, kubalas dengan menggelitik pinggang Bunda sampai akhirnya kami berdua duduk sambil tertawa bersama di sofa. Ketika aku menggelitik pinggangnya, ibu sering meronta ke sana ke mari sehingga jari-jariku bisa menyentuh susu montoknya secara tidak sengaja. Badannya juga sering pula berlabuh di pangkuanku akibat kegelian karena aku gelitik. Posisi demikian membuatku gelisah sebab aku takut kontolku yang mengeras tegang diketahuinya.

Aku tidak pernah menyangka bahkan tidak pernah merencanakan untuk bersetubuh dengan Bundaku sendiri. Selain seleraku lebih tertuju pada gadis muda seperti teman sekolahku Reva, aku pun menghormati ia sebagai perempuan yang sudah melahirkanku ke dunia. Tapi ternyata apa yang aku bayangkan menjadi kenyataan, aku menggauli Bundaku hampir setiap hari, setiap ada kesempatan.

Kejadian awal bermula ketika Papa pergi dinas ke luar kota selama seminggu. Rumah jadi sepi, hanya tinggal aku berdua bersama Bundaku. Seperti pagi-pagi biasanya, ibu menyapu lantai dan mengepel rumah. Aku yang duduk sambil menonton tv kembali iseng dengan tak mau menaikkan kaki. Bunda yang menyaksikan ulahku itu langsung mengomel.

“Aduh, sayang, kamu bandel amat sih!” ucapnya sambil mengeluarkan jurus mencubit pahaku.

Aku yang mendapat serangan, tentu tak tinggal diam. Kubalas menggelitik pinggangnya. Bunda tertawa kegelian sambil menggelinjang tak karuan. Akhirnya ia memeluk pinggangku erat-erat dengan kepala berada tepat di perutku. Posisi demikian membuat kontolku yang sudah tegang dan keras tertindih oleh susunya yang montok. Sungguh membuat darahku berdesir. Birahiku menjadi naik namun masih dapat aku kendalikan.

Masih dalam posisi demikian, Bunda akhirnya menyerah dan memintaku menghentikan gelitikan. Aku pun berhenti. Ia kemudian melepas pelukannya pada pinggangku, lalu ia bersandar di kursi sambil terengah-engah kecapekan. Tampak keringat membasahi wajahnya yang cantik. Aku terpana melihatnya, Bunda nampak seksi dan bercahaya.

Ia mengusap-usap lembut kepalaku sambil tetap duduk bersandar. Aku pun tak tinggal diam, aku lap keringat di wajah dan keningnya. Ia tersenyum manis melebihi biasanya. Tiba-tiba entah dorongan dari mana, aku berani mencium kening Bundaku sendiri. Yang aku rasakan, secara tiba-tiba aku menjadi sayang kepada Bunda dan menjadi ingin lebih dekat dengannya.

Mendapat perlakuan demikian, Bunda tidak marah. Malah ia menyentuh lembut pipiku dan tanpa kusangka diteruskan dengan mencium lembut bibirku. Mendapat rambu tersebut, aku pun balas mencium bibirnya sampai akhirnya kita saling berpagutan.

Awalnya memang ciuman biasa, tapi setelah cukup lama, tiba-tiba lidah Bunda menerobos masuk ke dalam mulutku. Hal tersebut tidak aku sia-siakan, cepat kuusap-usap lidahnya dengan lidahku dan mengenyot lidahnya lembut. Bunda melingkarkan kedua tangannya melingkari leherku, membuat tanganku mulai berani menjamah susunya yang montok. Sambil tetap berciuman, kuusap memutar dan kuremas-remas lembut susu Bunda.

“Sssssshhhhhh eeeehhhhmmmm…” desahnya.

Terasa hangat hembusan napas ibu saat ia melepas bibir bawahnya untuk menarik napas. Ciuman kami sudah semakin panas, juga bertambah liar dan basah. Tak cuma bibir, aku juga mencium dan menjilati leher Bunda yang basah oleh keringat dan juga anting-anting emasnya yang cantik. Bunda menjadi semakin bernafsu, tangannya tak lagi melingkari leherku, melainkan sudah meremas-remas kepala serta rambutku.

Secara perlahan, kubuka kaos putih yang ia pakai. Tampak kutang hitam favoritnya yang pernah aku lihat tempo hari. Bunda hanya diam, pasrah, bahkan cenderung meminta. Segera aku jilati bagian atas susunya yang tidak tertutup kutang. Kuhisap dan kukenyot-kenyot perlahan hingga membuat Bunda menjadi gelisah karena birahi yang semakin memuncak.

“Buka saja, sayang!” Dia mendesah, memintaku agar segera menelanjangi dirinya.

Dengan tangan gemetar kubuka kutang itu untuk memudahkanku memainkan bulatan susunya. Kulit Bunda yang putih membuat areola yang melingkar di tengah susunya tampak menggiurkan; berwarna coklat muda kemerah-merahan. Namun sayang, putingnya kecil sehingga hanya sedikit menonjol walaupun sudah menjadi keras di tengah susunya yang padat dan kenyal.

“Cuma mau megang? Nggak mau nyium?” tawar Bunda.

Mengangguk mengiyakan, aku langsung menghisap, menjilat, dan mengenyot-ngenyot dengan lembut susu serta putingnya. Bunda bergerak-gerak gelisah menandakan birahinya sudah semakin memuncak, sampai akhirnya tangannya sudah berada di atas kontolku di luar celana pendek yang kukenakan.

Bunda mengusap-usap kontolku sedikit kasar. Namun, walau mendapat perlakuan demikian, aku tetap liar memainkan lidah dan mulutku pada kedua susunya yang montok, kenyal, serta padat itu.

Bunda kemudian berdiri melucuti rok pendek dan menurunkan celana dalamnya sendiri. Tampak memeknya begitu tembem tanpa ada bulu sedikitpun.

“Wow, seksinya!” bisikku dalam hati.

Ia kemudian memintaku berdiri dan langsung menurunkan celana pendekku langsung beserta celana dalamnya, kontolku yang berukuran 20 cm sudah sangat keras kontan meloncat menunjuk-nunjuk ke depan. Tampak Bunda kaget melihat kontolku yang besar dan panjang, wajahnya memerah saat menatap.

“Cuma dilihat doang, Bun? Nggak pengen pegang?” tanyaku balik.

Bunda tersenyum. Masih dengan mata tak berkedip, ia mulai menyentuh dan mengusap-usap lembut batang kontolku. Dengan antusias ia memajukan wajah hingga kontolku menempel di bibirnya.

“Eehmm… Bun!” aku merintih saat ibu mulai menciumi batang kontolku. Dan, “Oouughhhh…” aku menjerit begitu masuk terkulum mulutnya.

Bunda semakin liar bermain dengan kontolku, ia terus menjilat dan memaju-mundurkan kepala. Ibu ternyata mahir juga sehingga kontolku tidak pernah menyentuh giginya. Tak terlewatkan kepala kontolku ia kenyot-kenyot lembut sambil tangannya meremas biji pelerku. Tampak ia begitu berpengalaman mengoral kelamin laki-laki.

Sempat muncul berbagai pikiran dalam otakku, “Aneh, Bundaku yang terlihat seperti wanita baik-baik, yang tidak suka keluyuran serta lugu ini, begitu pandai mengoral kontol. Apa mungkin ia sering menonton film bokep ya? Atau, ia mungkin sudah sering melakukannya!”

Melihat Bunda yang sudah kelelahan, kuminta dia agar duduk sambil membuka kakinya lebar-lebar. Ia pun menuruti kemauanku.

Terlihat memeknya yang tembem tanpa bulu. Aku segera menjilati memek itu dengan perlahan dan lembut, mulai dari liangnya yang kecil sampai itilnya yang menonjol kaku. Hampir seluruh kulit tubuh Bunda menjadi merah ketika aku semakin cepat mempermainkan lidah dan mulutku pada belahan memeknya.

“Aaaaaaaeeeeehhhhhh ssssshhhhh…” desah Bunda sambil tubuhnya tak bisa diam, terus bergerak kian kemari akibat mendapat sensasi nikmat pada lorong memeknya.

Kucoba mencolokkan jari tengahku ke liang memek yang sudah sangat basah itu, peret sekali dan agak sulit. Kugerakkan perlahan-lahan sambil mulutku terus mengenyot dan menjilat, itil Bunda kurasakan sudah sangat mengeras. Dia semakin mendesah dan mengerang sambil tangannya mencengkeram agak kuat rambut serta kepalaku.

“Eeeemmhhhh, ooouuuuuuhhhhh… eeessssshhhhhhh!” rintihannya membuat suasana semakin panas.

Aku terus menjilat, menghisap, dan mencucup itilnya berkali-kali, terkadang dengan kenyotan agak kuat, sedangkan jari tengahku sudah semakin leluasa mengocok liang memeknya. Perlakuan demikian berlangsung hampir 15 menit hingga Bunda mencapai orgasmenya.

“Aaaaaaaaahhhhh, ooooouuuuhhhhh…!” erangnya keras. Tangannya mencengkeram kuat kepalaku, menekan pada belahan memeknya yang berkedut-kedut hebat sambil tubuhnya menggelinjang ke sana-kemari.

Cairan kenikmatannya menyembur deras, membasahi tangan serta daguku. Perlahan kutarik jari tengah dari dalam lubang memeknya. Terdengar nafas ibu masih terengah-engah.

“Mau dilanjutkan, Bun?” aku bertanya.

Cerita Sex Aku Mengahmili Bunda Aku Sendiri

Bunda hanya mengangguk, tak bisa bersuara.

Kuminta dia agar menungging. Tanpa banyak basa-basi, Bunda segera berbalik dan menekuk tubuhnya, kini dia menungging di sofa. Aku berdiri di belakangnya, tersenyum, merasa senang karena bisa leluasa melakukan penetrasi ke dalam liang memeknya.

Sambil tangan kananku mencengkeram pantat bulat Bunda yang bahenol, kuarahkan kontolku menuju lubang memeknya. Cukup sulit kepala kontolku memasuki lubang itu, terasa peret dan sempit sekali.

“Nggak bisa masuk, bun.” aku berkata.

“Dorong terus! Nanggung!” Ibu mendesah.

Dengan satu dorongan kuat, aku melakukannya. Bunda membantu dengan membuka belahan memeknya lebih lebar lagi. Kutusuk sekuat tenaga hingga kontolku melesak, terbenam di liang memek Bunda yang sempit.

“Aagghhhh…” kami sama-sama melenguh meski baru kepala kontolku yang masuk.

“Dorong lagi, sayang!” Ibu berkata.

Aku mengangguk. Dengan bantuan cairan memek dan sisa cairan orgasmenya, kontolku kembali meluncur masuk. Memek Bunda terasa mencengkeram kuat dan masih agak peret ketika kontolku sudah terbenam seluruhnya.

“Kamu sudah nggak perjaka lagi, sayang. Hihi…” Bunda tertawa.

Aku tersenyum. “Aku senang melakukannya bersama Bunda!”

“Nah, sekarang goyang. Puaskan Bundamu ini!” Dia meminta.

Dengan perlahan, aku mulai menggoyangkan pinggul. Awalnya agak sedikit kaku. Tapi dengan bimbingan Bunda dan arahan darinya, tak lama aku mulai lancar. Dari gerakan melingkar, aku pun mulai memaju-mundurkan kontolku secara perlahan. Menyetubuhinya!

“Aagghhhh… terus, sayang! Tusuk yang keras! Terus!” Ibu merintih, menggelinjang keenakan.

Begitu juga denganku, kurasakan liang memek Bunda sudah dapat menyesuaikan dengan kontol besar dan panjang milikku. Aku jadi lebih leluasa dalam menyetubuhinya.

“Eeeemmmm eeeemmmhhh… enak! Terus, sayang!” desah Bunda.

Aku semakin semangat memompakan kontol. Sambil berpegangan pada bokong bulat ibu, kutambah kecepatan ayunan sehingga bunyi plok plok plok menjadi kian gencar dan keras.

“Aaaaahhhhhhh, aaaaaeeeeehhhhhh… ssssshhhhh, ooooouuuhhhh!” desah ibu seiring gerakanku yang semakin cepat.

Kini kedua tanganku meremas-remas agak kuat pantat bulatnya, juga sesekali menyambar bongkahan payudaranya yang bergelantungan indah. Terdengar desahan dan erangan Bunda semakin liar membahana karena nafsu birahi, dia sepertinya tak peduli jika teriakannya akan terdengar oleh tetangga.

Tampak Bunda mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Dengan kecepatan penuh aku kocok terus memeknya dengan kontolku.

“Sayang, aku keluar! Aaaaaaooooouuuhhh, oooooouuuuuwwww, sssssshhhh!” erang ibu saat mendapat orgasme kedua.

Kuhentikan gerakan sejenak, kunikmati kedutan-kedutan memek Bunda pada batang kontolku yang masih terbenam kuat. Terasa kontolku seperti diremas-remas, sungguh nikmat sekali.

Ketika gelora orgasme Bunda sudah mereda, aku segera menelentangkan tubuhnya. Dengan penuh pengertian Bunda merentangkan kakinya lebar-lebar supaya aku lebih leluasa menusukkan kontolku ke dalam lubang memeknya.

Bibir memeknya masih memerah. Hanya memandang sudah membuatku menelan ludah. Sungguh indah sekali. Tanpa bulu, tembem, dan merekah basah.

“Ayo, sayang! Tunggu apa lagi?” kata Bunda, tersenyum.

“I-iya, Bun!”

Kutindih tubuhnya, kuarahkan kontolku tepat ke lubangnya yang mungil. Dengan mudah aku masuk. Sambil memeluk dan menciumi bibir Bunda, aku mulai bergerak maju mundur. Goyanganku membuat kedua susu montok ibu bergoyang-goyang turun naik. Indah sekali.

“Aaaaaaeeeeehhhh, eeeehhhmmmmm, oooooouuuuuhhhh!” desah ibu.

Aku terus mengocok kontol dengan cepat ke dalam liang memeknya. Terlihat mata Bunda terpejam, mulutnya menganga sambil tak henti-hentinya mengeluarkan desahan yang sangat sensual.

Aku raih kedua susunya yang bergoyang-goyang indah itu. Kuremas-remas, terasa begitu montok, padat, dan kenyal. Aku terus memeganginya, mengkombinasikan remasan lembut dan cengkraman kuat sambil terus memaju mundurkan pinggul. Kontolku menembus lubang memek Bunda dengan sangat cepat.

“Ooughhh, sayang! Aauughhh!” Dia menggelinjang di atas kursi. Matanya terpejam, pipinya nampak semakin memerah, sementara mulutnya menganga sambil tak henti-henti mengeluarkan desahan serta erangan.

Aku yang terus memompakan kontol mulai merasakan gatal dan geli di kepala kontol, menandakan sebentar lagi orgasmeku akan segera tiba.

“Aaaaaaoooouuuwwww, aaaaaaahhh… aku keluaaaar!” erang ibu, sambil memeluk tubuhku erat. Ternyata dia sudah mendahului.

Hampir berbarengan dengan orgasmenya, aku pun menjerit juga. Badanku terkejang-kejang, sementara cairanku menyembur deras memenuhi liang rahim Bunda. Kami berpelukan, berciuman, menikmati saat-saat indah itu.

Lama tidak ada yang bergerak, dengan kontolku tetap menancap di belahan memeknya, sampai akhirnya aku bangkit. Kucabut kontolku dari jepitan memek Bunda. Terlihat begitu banyak sperma mengalir keluar dari celah belahannya yang sempit.

“Terima kasih, Bun.” Aku berbisik, kembali mencium bibirnya.

“Bunda yang harusnya terima kasih.” Dia tersenyum, lalu mengajakku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di sana, sambil menyabuni tubuh montok Bunda, aku mendengarkan pengakuannya. Ternyata dia rela menyerahkan tubuhnya karena sudah tidak tahan lagi. Sudah setahun ini Bunda tidak mendapatkan nafkah batin yang cukup dari Papa.

“Kok bisa, bun?” tanyaku sambil mengurut-urut bulatan payudaranya.

“Papamu suka loyo, kontolnya kadang bisa ngaceng kadang enggak!” jawab Bunda.

“Oo pantes!” Aku memeluk tubuhnya. “Kalau gitu aku siap jadi pengganti Papa. Bunda mau?”

Bunda tidak menjawab. Tapi dari kakinya yang mengangkang, siap untuk kusetubuhi, aku tahu jawaban yang ia berikan. Aku pun kembali memasukkan kontolku ke memeknya yang masih licin akibat cairan kami berdua.

“BLESS BLESS OHH OHH OHH!”. Erangku menahan kenikmatan.

Bunda sendiri hanya hanya mendesah menikmat sodokan penisku. Aku pun mencium bibirnya, lehernya, anting-anting di telinganya dan juga kedua payudaranya yang super montok. Aku begitu bergairah pada permainan kedua ini. kusodok memek Bundaku dengan penuh nafsu.

“OHH OHH OHH Bunda Nikmat Bunda OHH OHH OHH!”. Erangku padanya.

“Iya sayang Bunda juga nikmat OHH OHH OHH!”. Balasnya padaku.

Permainan kedua ini berlangsung cukup panas. Kami pun berganti-ganti gaya dari mulai aku misionaris, women on top, doggie style, dan juga posisi menyamping. Semua begitu nikmat dan menghanyutkan.

Tak terasa 45 menit sudah berlalu. Bunda sendiri sudah 3 kali orgasme. Spermaku juga sudah terasa akan keluar. Dalam posisi misionaris ini aku pun menyodok memeknya lebih dalam lagi sampai menyentuh rahim Bunda. Setiap kontolku menyentuh pintu rahimnya aku merasakan rasa nikmat yang teramat sangat. Sempat terpikir olehku bagaimana kalau nanti Bunda hamil akibat semburan spermaku di dalam rahimnya? Namun karena sudah kepalang tanggung aku mengesampingkan hal tersebut, yang penting nafsuku harus tuntas kali ini. perkara hamil atau tidak itu urusan nanti yang penting aku ingin mendapatkan kenikmatan maksimum dari Bundaku yang cantik bahenol dan berdarah Pakistan ini.

“OHH OHH BUNDA AKU MAU KELUAR TERIMALAH BENIH ANAKMU INI OHHH CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT!”. Teriakku sambil menyemburkan sperma ke rahim Bunda dengan kuat.

“OHH Terry SAYANG BUNDA JUGA KELUAR AHH AHH CREEETT CREEETT CREEETT!”. Sahut Bundaku yang juga sudah mencapai orgasmenya.

Akhirnya aku pun ambruk menindih tubuh Bundaku. Nafasku terengah-engah karena kelelahan begitu juga dengan Bunda. Setelah lebih tenang aku mendongakkan kepalaku sedikit sambil menatap wajah Bunda. Kulihat ia begitu bahagia sekali terbukti dengan tatapan matanya yang berbinar-binar melihat anaknya berhasil memberikan kenikmatan seks padanya. Kami pun berciuman mesra sambil berpelukan erat. Entah kenapa dalam posisi seperti ini rasa sayangku pun muncul terhadap Bunda. Aku seakan tidak ingin melepaskan Bunda dariku. Aku ingin memiliki Bunda seutuhnya. Inikah yang dinamakan jatuh cinta? Ya rupanya aku jatuh cinta dengan Bundaku sendiri.

“Bunda makasih ya, aku puas banget hari ini main sama Bunda”. Kataku padanya.

“Bunda juga terima kasih sama kamu Jer”. Balas Bunda padaku.

“Aku sayang Bunda, aku gak mau kehilangan Bunda, I love you Bunda…CUPP”. Kataku sambil memeluknya erat dan mencium bibirnya yang lembut.

Bunda juga sayang kamu Terry, love you too anakku sayang…CUPP”. Timpal Bunda yang juga membalas perkataan dan juga ciumanku.

Setelah berpelukan dan berciuman mesra, aku tersadar apa yang aku lakukan. Ya aku telah mengeluarkan spermaku ke rahim Bunda dengan sangat banyak selama dua ronde persetubuhan kami tadi. Bagaimana jika Bunda hamil? Lalu bagaimana dengan Papa? Karena penasaran aku memberanikan diri untuk menanyakan hal itu padanya sekarang.

“Bunda”.

“Iya sayang”.

“Tadi spermaku aku keluarin di rahim Bunda”. Kataku merasa bersalah sambil menundukkan kepala.

“Gak apa-apa sayang, namanya juga masih perjaka, wajar”. Balas Bunda sambil mengusap kepalaku dengan lembut.

“Terus, kalo nanti Bunda hamil gimana?”. Tanyaku padanya.

“Justru Bunda pengen punya anak lagi sayang, sebenarnya dari dulu Bunda pengen punya anak lebih dari satu, tapi tau sendiri kan Papa kamu sering sibuk sama bisnisnya, apalagi sekarang performa seksnya udah menurun jauh, makanya Bunda gak bisa ngasih kamu adik”. Curhat Bunda sedih.

“Tapi Bun, kalo nanti Bunda hamil benihku terus nanti aku mau panggil dia apa? Kan dia lahir dari rahim Bunda juga sama kayak aku?”. Tanyaku bingung.

“Ya berarti kamu bakalan jadi Papa sekaligus kakak buat bayi di rahim Bunda nanti, apalagi Bunda sekarang lagi subur-suburnya. Kalo spermamu bisa membuahi Bunda hari ini, tahun depan kamu bakalan dapet adik baru sekaligus jadi Papa kandungnya hihihi”. Balas Bundaku sambil tertawa kecil dengan tatapan mata berbinar-binar ke arahku.

Mendengar kata “lagi subur” dari Bundaku otomatis membuat kontolku menegang kembali. Ah aku lanjut main ronde ketiga. Bunda yang menyadari pergerakan kontolku di memeknya mulai tersenyum. Dia tahu bahwa aku menginginkannya lagi.

“Aduh anak Bunda, kok kontolnya ngaceng lagi sih? Gak kasian apa sama Bunda yang udah kecapean gini hihihi”. Kata Bundaku merajuk manja.

“Abis sih, tadi Bunda ngomong “lagi subur”, jadinya kontolku ngaceng lagi deh OHH OHH OHH”. Balasku sambil kembali menyodokkan penisku ke dalam rahimnya.

“Dasar anak nakal, yaudah tuntasin gih nafsumu sekarang sama Bunda, tapi inget ya ini yang terakhir, Bunda masih banyak kerjaan soalnya”. Sahut Bundaku.

Aku pun melanjutkan permainanku. Hampir 30 menit kami bermain. Saat akan klimaks. Kucium anting-anting emas di telinganya lalu kusemprotkan sisa-sisa spermaku ke rahimnya, Bunda pun juga klimaks sambil memelukku erat-erat. Setelah permainan selesai kami pun bergegas untuk membersihkan diri di kamar mandi lalu keluar memakai baju dan beraktivitas seperti biasa. Malamnya bisa ditebak, Bunda mengajakku tidur di kamarnya tapi kami tidak “gituan” karena Bunda beralasan capek mengurus rumah seharian dan juga bisnis onlinenya. Aku pun mengerti dan hanya tidur bersama tanpa mengajaknya berhubungan seks.

Semenjak peristiwa itu, aku bagaikan kecanduan seks dengan Bunda. Hampir setiap hari kami berhubungan seks layaknya suami istri bahkan ketika Papa berada di rumah. Seringkali di waktu malam ketika selesai berhubungan seks dengan Papa, Bunda seringkali menyelinap ke kamarku dan mengajakku berhubungan seks kembali karena ia beralasan Papa tidak mampu memberinya kepuasan seks yang maksimum seperti yang biasa dia nikmati dariku. Aku senang mendengarnya dan selanjutnya kami akan berhubungan seks sampai menjelang pagi dan Bunda akan kembali ke kamarnya agar Papa tidak curiga.

4 bulan sudah aku dan Bunda menjalani hari-hari dengan penuh cinta. Selain menjalani hubungan terlarang dengan Bundaku, aku tetap belajar untuk mempersiapkan diri masuk PTN. Bunda ketika sehabis bercinta denganku selalu menyemangatiku untuk giat belajar agar cita-citaku tercapai. Hari ini di waktu malam tibalah saatnya pengumuman seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Dengan perasaan deg-degan aku masuk ke kamar dan membuka laptop dan kuaktifkan modem agar dapat membuka website pengumuman dan kumasukkan nama dan no ujianku. Aku berharap diterima di PTN di kotaku ini supaya aku tidak perlu berpisah dengan Bunda. Setelah kumasukkan semua dataku dan kulihat hasilnya ternyata aku diterima di PTN favorit di kotaku. Aku pun merasa senang sekali saat itu. Aku pun langsung keluar kamar mencari Bunda yang ada di kamarnya untuk memberitahukan kabar gembira ini.

Sewaktu pergi ke kamarnya kulihat Bunda tidak ada disana. Aku langsung bergegas ke dapur dan kulihat Bunda sedang muntah-muntah di wastafel dapur. Ketika selesai Bunda langsung berbalik badan menatapku sayu dan wajahnya yang cantik itu terlihat sedikit pucat. Tanpa pikir panjang aku langsung memeluk Bunda dan memberitahukan kabar gembira ini.

“Bunda, aku diterima di Universitas xxxx, Jurusan xxx”. Kataku sambil memeluknya erat.

Selamat ya sayang, akhirnya anak Bunda tercapai juga cita-citanya”. Katanya sambil menatapku sayu.

“Bunda kok hari ini keliatan pucat banget, Bunda sakit ya”. Kataku sambil menemperkan punggung tanganku ke dahinya.

“Gak sayang Bunda gak sakit kok, Bunda cuma hhmmm”. Katanya agak ragu-ragu menjawab pertanyaanku.

“Iya Bunda kenapa, ayo ngomong jangan bikin aku tambah khawatir”. Desakku padanya.

“Bunda hamil Terry, ini anak kamu”. Jawabnya sambil menempelkan tanganku ke perutnya.

“Beneran Bunda hamil? Tau darimana kalo sekarang lagi hamil”. Tanyaku seakan tak percaya.

“Ini sayang”. Bunda menunjukkan test packnya yang ia kantongi di dasternya dan ada lambang positif yang menandakan ia memang positif hamil.

Mendengar itu aku senang bukan kepalang, kuciumi Bundaku lalu kubawa ia kekamarnya untuk merayakan kebahagiaan kita berdua. Malam itu kami bermain seks dengan panas sampai pagi karena Papa sedang ada di luar kota. Akhirnya setelah selesai kami pun tidur berpelukan telanjang.

Keesokan harinya saat sarapan bersama, aku bertanya pada Bunda tentang Papa. Bunda hanya bereaksi santai bahwa itu adalah urusannya dan aku tidak perlu pusing. Intinya dia punya cara untuk meyakinkan Papa supaya percaya bahwa anak yang ada dalam kandungannya adalah anak dari benih Papa walaupun sejatinya itu adalah benihku. Aku pun lega dan bisa berfokus untuk menghadapi masa perkuliahan yang sebentar lagi akan tiba.

Beberapa bulan kemudian aku pun mulai kuliah dengan menyandang status sebagai seorang mahasiswa baru. Semua masa orientasi sudah aku lalui dan sekarang sudah mulai disibukkan dengan kegiatan perkuliahan.

Menjadi mahasiswa membuatku harus pintar membagi waktu antara perkuliahan dan urusan rumah karena saat ini bayiku yang di dalam perut Bunda juga sudah semakin membesar dan Papa memintaku untuk menjaga Bunda ketika dia tidak ada di rumah. Aku menyanggupinya dan berusaha untuk selalu memperhatikan Bunda di sela-sela kesibukanku.

Mengalami kehamilan setelah 18 tahun lamanya membuat Bunda menjadi lebih sensitif, seringkali aku di buat kewalahan dengan permintaannya ketika mengidam. Namun satu hal yang pasti, Bunda menjadi lebih seksi ketika hamil dan kami tetap berhubungan seks walaupun tidak sesering sebelumnya mengingat kondisi Bundaku yang sedang hamil kali ini. Kehamilan Bunda membuatku menjadi semakin mencintai dan menyayanginya.

Setelah 9 bulan mengandung, akhirnya Bunda melahirkan bayi kembar laki-laki tepat di usianya ke 40 tahun. Papa pun menyambut kelahiran bayi kembar tersebut dengan sukacita karena setelah 19 tahun akhirnya ia bisa memiliki anak lagi di usianya yang ke 42 tahun. Bayi tersebut diberi nama Brando dan Nicholas. Aku sendiri begitu bahagia karena dapat menjadi “kakak sekaligus ayah” bagi kedua adik kembarku. Fisik mereka berdua juga terlihat tampan khas Peranakan Tionghoa-Pakistan.

Namun ada sedikit keanehan di antara mereka berdua. Ya penis kedua “adikku” ini sedikit lebih besar dan panjang dari bayi-bayi pada biasanya. Di saat Papa sedang keluar kamar pasien, aku dan Bunda pun menanyakan pada dokter tentang kondisi kedua adikku. Dokter mengatakan itu adalah bawaan genetik sehingga penis mereka berdua terlihat sedikit lebih besar dan panjang. Namun ia mengatakan tidak perlu khawatir karena itu masih dalam kategori normal namun ia tetap berpesan untuk tetap memonitor kondisi perkembangan Brando dan Nicholas. Aku dan Bunda mendengarkan pesan dokter sambil mengangguk-angguk.

“Bunda, aku takut kalau kedua anak kita ada kelainan”. Kataku pada Bunda.

”Udah tenang aja sayang, yang penting kita monitor terus kondisi mereka berdua, mudah-mudahan aja itu cuma bawaan genetik, lagipula waktu kamu lahir dulu juga kontolmu juga lebih besar dan panjang kayak mereka berdua. Hasilnya kan sekarang kamu tetap tumbuh normal kayak anak biasa walaupun ukuran kontolmu tetap gak biasa buat Bunda hihihi”. Kata Bunda menenangkanku sambil tertawa kecil.

Aku pun hanya tersenyum mendengar kata-kata Bunda lalu menghadiahinya kecupan hangat di dahinya. Bunda pun membalas dengan senyuman manis sambil memegang pipi dan rambutku.

Setelah beberapa bulan kemudian, ternyata ketakutanku terhadap kedua “adikku” akhirnya tidak menjadi kenyataan. Brando dan Nicholas secara fisik dan mental tumbuh normal layaknya anak-anak normal pada biasanya. Aku pun lega tidak melihat kecacatan fisik maupun mental dari mereka berdua walaupun terlihat ukuran celana dalam mereka agak lebih besar karena harus menampung penis mereka yang agak besar.

Cerita sex : Membantu Adik Kandung Untuk Hamil

Aku pun berniat menghamili Bunda lagi. Aku ingin memiliki anak sebanyak-banyaknya dari wanita cantik keturunan Pakistan yang telah melahirkanku 19 tahun lalu. Sudah kuutarakan niatku itu padanya. Bunda pun tersenyum dan menjawab tunggu Brando dan Nicholas agak besar dulu, baru nanti ia akan bersedia hamil lagi dariku. Aku pun sudah tidak sabar lagi menunggu saat-saat itu dan semoga hal tersebut dapat menjadi kenyataan di masa yang akan datang.

Tamat

#Cerita #Sex #Aku #Mengahmili #Bunda #Aku #Sendiri

Cerita Hot Ngentot Dengan Anak Bungsu Ku Sendiri Terbaru Malam Ini

Bukan salahku bila aku masih menggebu-gebu dalam bersangkutan seks, Sayangnya suamiku telah uzur, kami lain umur nyaris 17 tahun, sampai-sampai dia bukan lagi dapat memberi kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula lantas aku menggali pelampiasan pada pria-pria muda di luar, untuk mengisi hasrat seks-ku yang makin menggebu di umur kepala 3 ini.

Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh kesudahannya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berdekapan dengan seorang lelaki muda seraya telanjang bulat di suatu hotel. Dan ultimatum pun terbit dari suamiku. Disinilah kisah ewe ini dimulai.

Aku dilarang olehnya beraktivitas di luar lokasi tinggal tanpa pengawalan. Entah tersebut dengan suamiku ataupun kedua anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pemantauan mereka bertiga. Secara bergantian ketiganya mengawasiku. Jimmy anak sulungku yang baru masuk kuliah bisa giliran memantau di pagi hari sebab dia masuk siang.

Siangnya giliran Bagus yang duduk di ruang belajar dua SMA, guna mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja kegiatan seks-ku juga terganggu total. Hasratku tidak jarang tak terlampiaskan, akibatnya aku tidak jarang uring-uringan. Memang sih aku dapat masturbasi, tapi tidak cukup nikmat. Dua minggu selesai aku masih dapat menahan diri.

Sebulan selesai aku telah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, hingga pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah menjangkau kepuasan yang total. Aku masih perlu kemaluan laki-laki!

Seperti pada pagi hari Senin, ketika bangun pagi jam 8 lokasi tinggal sudah sepi. Suamiku dan Bagus telah pergi, dan bermukim Jimmy yang terdapat di bawah. Aku masih belum bangkit dari lokasi tidurku, masih malas-malasan guna bangun.

Tiba-tiba aku tersentak sebab merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku ketika bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, namun selangkanganku telah basah kuyup. Aku juga segera melorotkan CD-ku dan langsung menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang kemaluanku.

Aku mendesis pelan ketika kedua jari tersebut masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan namun pasti. Aku masih asik bermasturbasi, tanpa menyadari terdapat sesosok tubuh yang sedang menyimak kelakuanku dari pintu kamar yang tersingkap lebar. Dan ketika mukaku menghadap ke pintu aku terkejut menyaksikan Jimmy, anak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi.

Tapi herannya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku justeru mendesah keras sambil menerbitkan lidahku. Dan Jimmy terlihat tenang-tenang saja menyaksikan kelakuanku.

 

Aku jadi salah tingkah, tapi menikmati liang vagina yang kian basah saja, aku turun dari lokasi tidur dan berlangsung ke arah Jimmy. Anak sulungku tersebut masih tenang-tenang saja, sebenarnya saat turun dari lokasi tidur aku telah melepas pakaian dan sekarang telanjang bulat. Aku yang telah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai mamanya.

Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak sulungku itu.

“Bercintalah dengan Mama, Jimmy!” pintaku seraya mengelus-elus selangkangan Jimmy yang telah tegang.

Jimmy tersenyum, “Mama tahu, semenjak Jimmy berumur 16 Jimmy telah sering menginginkan bagaimana nikmatnya kalo Jimmy bercinta dengan Mama…”

Aku terperangah mendengar omongannya.

“Dan tidak jarang kalo Mama tidur, Tommy telanjangin unsur bawah Mama serta menjilatin kemaluan Mama.”

Aku tak percaya mendengar ucapan anak sulungku ini.

“Dan sekarang dengan senang hati Tommy bakal entot Mama hingga Mama puas!”.

Jimmy langsung memegang daguku dan menghirup bibirku dan melumatnya dengan sarat nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sedangkan tangan kanannya membelai permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan anakku sedemikian rupa, melulu sanggup mendesah dan menjerit kecil. Puas berciuman, Jimmy melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku.

Kedua puting susuku yang masa-masa kecil pernah Jimmy hisap, pulang dihisap anak sulungku tersebut dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati hingga mengkilat, dan aku tidak banyak menjerit kecil ketika putingku digigitnya pelan tetapi mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah dampak perlakuan Jimmy.

Ciuman Jimmy berlanjut ke perut, dan anakku tersebut pun berjongkok sedangkan aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang bakal Jimmy kerjakan dan ini ialah bagian di mana aku tidak jarang orgasme. Yah, aku sangat tak tahan bila kemaluanku di oral seks.

Jimmy tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya menghirup permukaan lubang lokasi di mana dia dulu pernah keluar. Lidahnya juga menari-nari di liang vagina mamanya, membuatku melonjak laksana tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang terbenam di selangkanganku, ketika lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut.

 

Dan benar saja, tak lama lantas tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Jimmy tak peduli, anak sulungku tersebut terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental ketika aku berorgasme tadi.

Aku yang keletihan langsung mengarah ke tempat istirahat dan istirahat telentang. Jimmy tersenyum lagi. Anakku tersebut kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap guna menyetubuhi mamanya dengan penisnya yang sudah tegang. Jimmy bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, “Tunggu sayang, biar Mama kulum burungmu tersebut sebentar.”

Jimmy menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras tersebut ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan sarat semangat. Penis anakku tersebut kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sedangkan anakku mengelus rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati sampai mengkilap.

“Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama, Jim..” kataku sesudah puas mengulum penisnya. Anakku tersebut mengangguk. Penisnya segera dituntun anakku mengarah ke lubang kemaluan lokasi Jimmy lahir. Vaginaku yang basah kuyup mempermudah penis Jimmy guna masuk ke dalam dengan mulus.

“Ahh.. Jimm!” aku mendesah ketika penis Jimmy amblas dalam kemaluanku. Jimmy kemudian langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, kemudian berubah lambat namun pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya.

Apalagi Jimmy seringkali tidak mempedulikan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sampai-sampai aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Jimmy, mulai dari gaya anjing hingga tradisional membuatku orgasme berkali-kali.

Tapi anak sulungku tersebut belum pun ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa. Dan baru ketika aku sedang di atas tubuhnya, Jimmy mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk menjangkau puncak kenikmatan.

Dan ketika Jimmy mendekap dengan erat, saat tersebut pula air mani anak sulungku tersebut membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku pulang orgasme guna yang kesekian kalinya. Selangkanganku sekarang sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Jimmy dengan cairanku sendiri. Jimmy masih memelukku dan menghirup bibirku dengan lembut.

Cerita sex : Rela Digenjot Oleh Para Penjaga Pos

Dan kami terus bermain cinta hingga siang dan baru berhenti ketika Bagus kembali dari sekolah. Sejak saat tersebut aku tak lagi stress sebab sudah mendapat pelampiasan dari anakku. Setiap ketika aku tidak jarang kali dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar.

#Cerita #Hot #Ngentot #Dengan #Anak #Bungsu #Sendiri

Kebiasaan Ku Nonton Video Porno Mertua Sendiri Ku Tiduri Terbaru Malam Ini

Tidak ingin sebenernya jalinan pernikahan kami di nodai dengan kata perselingkuhan, kata-kata ini terlihat sangat tidak patut dan aib untuk keluarga kami. Apa boleh buat nafsu diriku terlalu tinggi hingga imanku terbobol untuk melakukan perbuatan yang sungguh-sungguh hina dan tidak patut ditiru oleh siapa saja.

Dengan seiring berjalan waktu aku semakin tidak terkontrol, ya apa lagi kalau bukan Sex.

Itu semua karena kesalahanku karena diriku hiper sex, kebiasaan jelek yang tidak mampu aku hapus sampai sekarang yaitu menonton vidio porno. bahkan hampir seluruh gaya sex kayaknya sudah aku praktekan sesuai adegan film. Kali aja hal ini yang menjadi pemicu awal dari ketergantungan ku melakukan sex bebas maupun dengan istri sendiri.

Parahnya lagi hati kecilku ingin melampiaskan penis panjang ku ini ke berbagai jenis wanita,baik tua muda. ABG,atau masih dibawah umur.Padahal saat ini aku sudah menikah dengan wanita pilihanku, tapi karenan jadwal kerjanya yang terlalu over jadi pertemuan dengan istriku sangatlah minim.

Pulang kerja paling istriku sudah capek. hubungan badan kadang di lalaikannya. inilah yang menjadi problem di dalam keluargaku. Bulan ini mertuaku dikabarkan akan berkunjung kerumahku.Untuk itu istriku hari ini mempersiapkan baik kamar tempat tidur dan berbagai keperluan nya selama tinggal disini.

Ini adalah kesempatan empuk bagiku, tanpa sepengetahuan istriku aku juga menikmati tubuh bahenol mertuaku, menantu gila memang aku ini, setelah anaknya ibunya juga ikut dimakan. Semua memang bagaikan surprise, kejadian ini sungguh diluar batas naluriku.

Mertuaku juga masih mempunyai gairah sex yang luar biasa bahkan istri ku sendiri kayaknya kalah dengan kemampuannya, sudah beberapa kali akhrinya aku berhasil melampiaskan sex ku kepada ibu mertuaku. Dan kali ini kayaknya,Selama satu minggu Ibu Mertuaku berada di Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan aku dan Ibu Mertuaku selalu mengulangi persetubuhan kami.

Apalagi setelah Indri istriku ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yang sedang di kerjakan kantor istriku, Aku dan Ibu mertuaku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kami peroleh, kami berdua semakin lupa diri.

Aku dan Ibu mertuaku tidur seranjang, layaknya suami istri, ketika hasrat birahi kami datang aku dan Ibu Mertuaku langsung menuntaskan hasrat kami berdua. Kusirami terus menerus rahim Ibu Mertuaku dengan spermaku, akibatnya fatal. Setelah istriku kembali dari Medan Bapak mertuaku minta agar Ibu mertuaku segera pulang ke Gl, dengan berat hati akhirnya Ibu mertuakupun kembali ke desa Gl.

Setelah Ibu mertuaku kembali kedesa GL hari hariku jadi sepi Aku begitu ketagihan dengan permainan sex Ibu Mertuaku aku rindu jeritan jeritan joroknya, saat orgasme sedang melandanya.Pertengahan juni lalu Ibu mertuaku menelponku ke kantor, aku begitu gembira sekali Kami berdua sudah sama sama saling merindukan,

untuk mengulangi persetubuhan kami, tapi yang paling membuatku kaget adalah saat Ibu mertuaku memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang bulan dan setelah diperiksa ke dokter, Ibu mertuaku positip hamil. Aku kaget sekali, aku pikir, Ibu Mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.

Aku minta kepada Ibu mertuaku, agar benih yang ada dalam kandungannya dijadikan saja, namun Ibu mertuaku menolaknya, Ibu mertuaku bilang itu sama saja dengan bunuh diri, karena suaminya sudah lama tidak pernah lagi menggaulinya, tetapi masih bisa hamil. Baru aku tersadar, yah kalau Bapak mertuaku tahu istrinya hamil, pasti Bapak mertuaku marah besar apalagi jika Bapak mertuaku tahu kalau yang menghamili istrinya adalah menantunya sendiri.

Atas saran Dokter, menurut dokter di usianya yang sekarang ini, sangat riskan sekali bagi Ibu mertuaku untuk hamil atau memiliki anak lagi, jadi Ibu mertuaku memutuskan untuk mengambil tindakan. Bu, apa perlu aku datang ke desa Gl? Ibu mertuaku melarang,

Tidak usah sayang nanti malah bikin Bapak curiga, lagi pula ini hanya operasi kecil.Setelah aku yakin bahwa Ibu mertuaku tidak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh telanjang Ibu mertuaku. Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku kepengen banget nih Bu. Iya Mas, Ibu juga kangen sama Mas Roma.

Tunggu ya sayang, setelah masalah ini selesai, akhir bulan Ibu datang. Mas Roma boleh entotin Ibu sepuasnya.Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang sama Ibu mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Ibu mertuaku hanya tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan.

Gila.. , hubungan gelap antara aku dengan Ibu mertuaku menghasilkan benih yang mendekam di rahim Ibu mertuaku, aku sangat bingung sekali.Saat aku sedang asyik asyiknya melamun memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Ibu mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering telepon dimejaku. Hallo, selamat pagi. Roma kamu tolong ke ruang Ibu sebentar.Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rangan Ibu Sunny.

Ibu Sunny, wanita setengah baya, yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan, saat latihan terjun payung di Sawangan. Aku taksir, usia Ibu Sunny kurang lebih 45 tahun, Ibu Sunny seorang wanita yang begitu penuh wibawa, walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Sunny tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu Sunny agak gemuk.

Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya. Oh nggak.. , Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Yusup sudah selesai kamu kerjakan atau belum?.Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada kesalahan. Jawabku.

Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?. Tanya Ibu Sunny.Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa.Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakit mu.

Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok, Jawabku. Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Sunny, aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Sunny berkata, Makanya kalau selingkuh hati hati dong ma, Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu mertuamu hamil.

Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh mendapatkan malu yang luar biasa. Dari mana Ibu tahu? tanyaku dengan suara yang terbata bata. Maaf Rom Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu.
Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dengan Ibu mertuamu sendiri.

Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Sunny adalah atasanku, selain itu Ibu Sunny adalah saudara sepupu dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya diam dan menundukan kepalaku, aku pasrah.

Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu Terima kasih Bu, jawabku lirih sambil menundukkan mukaku Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK. Tentang apa Bu? tanyaku.Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan menolak pintanya tegas.

Akupun keluar dari ruangan Ibu Sunny dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan Ibu Sunny yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan gelapku dengan Ibu mertuaku diketahui oleh orang lain.

Kenapa Rom? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya, Tanya Jacob sohibku. Ah, nggak ada apa apa Jac Aku lagi capek aja. Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu. Kamu itu Jac, gendat gendut, ntar kalau Ibu Sunny denger mati kamu.

Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Aku hanya melamun dan memikirkan Ibu mertuaku, kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku kekasihku, rasanya aku ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku, tapi apa daya Ibu mertuaku melarangku.

Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Sunny, dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang aku alami dengan Ibu mertuaku. uh.. rasanya mau meledak dada ini. Aku berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima.

Ya aku hanya bisa pasrah, mau tidak mau aku harus mencerikan semua yang terjadi antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.Kring.. , kuangkat telepon di meja kerjaku. Gimana? Sudah siap, Tanya Ibu Sunny. Ya Bu saya siap, Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM pemuda. Ternyata Ibu Sunny tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain.

Dengan menumpang mobil kawanku Jacob, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi ketempat familiku, akhirnya wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya. Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu Sunny, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Sunny masuk ke halaman dan parkir.

Ibu Sunny pun turun dari mobil dan berjalan kearah ATM. Hi.. Roma ngapain kamu disini?, sapa Ibu Sunny. Aku jadi bingung, namun Ibu Sunny mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud Ibu Sunny, agar kami bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antri mengambil uang.

Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga, sahutku. Ibu Sunny pun bergabung antri di depan ATM. Gimana, temenmu belum datang juga? Saat Ibu Sunny keluar dari ruang ATM. Belum Bu.Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah.

Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Sunny, aku duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Sunny sementara Ibu Sunny sendiri duduk dibangku belakang. Ayo, Pak Bari kita pulang Iya Nya.. , sahut Pak bari Untung aku ketemu kamu disini Roma Padahal tadi aku sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang.Uh.. batinku Ibu Sunny mulai bersandiwara lagi. Memangnya ada apa Ibu mencari saya?.

Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada beberapa kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu OK. Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku sudah sampai dirumah Ibu Sunny.

Ayo masuk, ajak Ibu Sunny. Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan megah. Aku dan Ibu Sunny pun masuk kerumahnya semakin kedalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Sunny yang begitu antik dan mewah.

Selamat sore Nya, Sore Jac, Oh ya.. Jac ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Roma bekerja disana. Baik Nya. Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Sunny. Silakan Den, ini kamarnya. Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Jac.

Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Kring.. , kring.. , kuangkat telepon yang menempel di dinding. Hallo, Roma, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut.

Oh.. iya Bu terimakasih. Langsung aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku denga air hangat, setelah selesai akupun membuka lemari pakian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.

Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Sunny belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata Ibu Sunny yang masuk, aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu Sunny tipis sekali. Setelah mengunci pintu kamar Ibu Sunny datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku memandangi tubuh Ibu Sunny, walaupun gendut tapi Ibu Sunny tetap cantik.

Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Sunny berkata kepadaku, Sekarang, kamu harus menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas semua pakaian yang kamu kenakan. Tapi Bu, protesku. Roma, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu.

Aku benar benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga celana pendek berikut cd ku, aku telanjang bulat sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku. Sial!, makiku dalam hati, aku benar benar dilecehkan oleh Ibu Sunny saat itu. Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu, bentak Ibu Sunny. Mm.. , lumayan juga kontolmu. Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Sunny tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya standar Indonesia.
Nah, sekarang ceritakan semuanya.Dengan perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Ibu Mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku alami.

Kulihat Ibu Sunny mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Sunny menarik napas panjang. Tiba tiba Ibu Sunny bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku, sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku.

Walaupun banyak lemak disana sini namun pancaran kemulusan tubuh Ibu Sunny membuat jantungku turun naik. Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu, bentaknya lagi. Baik Bu, akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku, apalagi saat Ibu Sunny menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.

Ahh.. , jeritku tertahan saat mulut Ibu Sunny mulai mengulum kontolku. Ahh.. Bu.. , nikmat sekali.Kuangkat kepala Ibu Sunny, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku. Bu.. kita pindah keranjang saja, pintaku,

Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan tubuh Ibu Sunny, ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kami. Ahh.. , Jerit Ibu Sunny saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya. Uhh Roma.. enak.. sayang.

Ketelusuri tubuh Ibu Sunny dan jilatan lidahkupun menuju memek Ibu Sunny yang licin tanpa sehelai rambutpun. Kuhisap memek Ibu Sunny dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali Mungkin karena Ibu Sunny sudah sangat terangsang mendengar ceritaku.

Ahh, jerit Ibu Sunny saat dua jariku masuk ke lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi meremas-remas teteknya.Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai organsmenya, aku makin beringas lidahku terus menjilati memek Ibu Sunny yang sedang di kocok-kocok dua jari tanganku.

Usahaku berhasil, Ibu Sunny memohon agar aku segera memasukan kontolku ke lubang memeknya, tapi aku tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilubang memek Ibu Sunny, tubuh Ibu Sunnypun makin menegang.

Aaarrgghh.. Roma, jerit Ibu Sunny tubuhnya melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme melanda dirinya, Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Sunny, seperti orang yang kehabisan napas, matanya terpejam, kubiarkan Ibu Sunny menikmati sisa sisa orgasmenya. Kucumbu kembali Ibu Sunny kujilati teteknya, kumasukan lagi dua jariku kedalam memek nya yang sudah sangat basah.

Ampun.. Roma.. biarkan Ibu istirahat dulu, pintanya. Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik tubuh telentangnya, tubuh Ibu Sunny tengkurap kini. Jangan dulu Rom.. too.. Ibu lemas sekali. Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Sunny pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek gesekan kontolku kelubang memek Ibu Sunny. Kutekan dengan keras dan..

Blesss masuk semua batang kontolku tertelan lubang nikmat memek Ibu Sunny. Iiihh.. Rom.. to.. kamu.. jahat. Akupun mulai mengeluar masukan kontol ku ke lubang memek Ibu Sunny, orang yang paling di takuti dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan memohon mohon padaku.

Aku puas sekali, kupompa dengan cepat keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Sunny, bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Ibu Sunny dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhkanku. Uhh.. , jeritku saat kontolku mulai berdenyut denyut. Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan cepat kontolku, Ibu Sunnypun makin belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan.Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. .

Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk kedalam Memek dan rahim Ibu Sunny, beberapa detik kemudian Ibu Sunny pun menyusul mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Ibu Sunny tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar sana.Ibu Sunny rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut Ibu Sunny.

Nikmat sekali.. , Orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat Ibu Sunny sudah lelap tertidur, dari celah belahan memek Ibu Sunny, air manyku masih mengalir, aku benar benar puas karena orang yang telah melecehkanku sudah kubuat KO.

Kuciumi kembali tubuh Ibu Sunny, kontolkupun tegak kembali, ku balik tubuh Ibu Sunny agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di lubang memek Ibu Sunny.Uhh Roma.. Ibu lelah sekali sayang, Lirih sekali suara Ibu Sunny.

Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Ibu Sunny, Bless.. Licin sekali, kupompa keluar masuk kontolku, tubuh Ibu Sunny terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk kontolku, rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Ibu Sunny hanya memejamkan matanya.

Kukocok dengan cepat dan keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Sunny.. , dan langsung ku cabut kontolku dan kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Sunny.Karena lelah akupun tertidur sisamping tubuh telanjang Ibu Sunny, sambil kupeluk tubuhnya, saat aku terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru buru aku bergegas membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku.

Bu.. Bu.. Sunny bangun Bu.. . Akhirnya dengan malas Ibu Sunny membuka matanya. Sudah malam Bu saya mau pulang. Roma kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi. Ibu Sunnypun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar. Tunggu sebentar ya Roma, kemudian Ibu Sunny masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Sunny keluar dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan.

Ini untuk kamu. Apa ini Bu?, Tanyaku, saat Ibu Sunny menyodorkan sebuah amplop kepadaku. Aku menolak pemberian Ibu Sunny, namun Ibu Sunny terus memaksaku untuk menerimanya. Terpaksa kukantongi amplop yang diberikan Ibu Sunny lalu kembali kami berciuman dengan mesranya.

Cerita sex : Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku

Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan Ibu Sunny. Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar benar menikmatinya.

#Kebiasaan #Nonton #Video #Porno #Mertua #Sendiri #Tiduri