Cerita Sex Enak Suami Pinjaman Terbaru Malam Ini

saya sering dimintai nomor kontak dari tokoh-tokoh cerita, bahkan ada yang mencela saya karena berbohong melalui cerita-cerita ini. Sebenarnya saya maklum terhadap mereka, karena mereka belum pernah menulis cerita, sehingga tidak bisa membedakan cerita dengan laporan dari tempat kejadian (field repor/FR). Saya yakin penerbit suratkabar atau majalah, tidak akan mau memberi no kontak tokoh yang mereka ceritakan meskipun foto wajah diperlihatkan. Apalagi artikel-artikel human interest yang dipublikasikan sumber-sumber nya sangat dirahasiakan. Bahkan berita-berita fakta ada beberapa yang sumbernya dilindungi, sampai kapanpun sumber itu tidak pernah akan dibuka, peristiwa Water gate yang menjatuhkan Presiden Nixon di AS, sampai Presiden turun tahta penulis tidak bersedia mengungkapkan sumbernya.

Jika anda masih terus membaca sampai sini, anda bisa memaklumi ungkapan cerita-cerita saya, bahkan cerita saya yang ditulis sebelum ini. Mohon maklum, saya tergolong masih sangat pemula sebagai penulis, jadi jangan dibandingkan dengan penulis-penulis beken, nikmati saja, kalau ada yang janggal yah telan aja. Tapi kalau bisa kritik yang sifatnya untuk memperbaiki penulisan cerita saya, tentu dengan sangat senang akan saya terima.

Cerita sesungguhnya adalah kumpulan informasi yang dikemas demikian rupa sehingga enak dibaca. Cerita menjadi lebih menarik jika yang diuraikan adalah hal yang tidak biasa terjadi, unik, aneh, atau belum pernah terpikir.

saya berpanjang-panjang dalam mukadimah. Maksudnya hanya untuk menjawab berbagai pertanyaan yang ditujukan kepada saya. Saya berterima kasih atas begitu banyaknya pujian baik yang langsung kedalam blog saya maupun yang secara tidak langsung melalui cerita saya yang di copas lalu ditayangkan di berbagai forum. Mohon yang melakukan copas agar menyebut nama saya sebagai pengarangnya, itu etika dasar sih.

Saya ingin menceritakan kehidupan di masa lalu saya ketika baru tumbuh menjadi anak laki-laki. Saya hanya mampu mengingat kehidupan saya secara lebih lengkap sejak saya berumur 15 tahun.
Dalam usia itu saya baru kelas 2 SMP di sebuah desa yang berada di pelosok, jauh dari keramaian dan kehidupan modern. Rumah saya hanya terbuat dari dinding anyaman bambu, lantai tanah dan letaknya terpencil di luar kampung.

Kami keluarga miskin, mungkin jika menurut ukuran pemerintah adalah keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Aku tinggal bersama emakku yang aku panggil simbok dan nenekku yang aku panggil mbah. Kami memang hanya bertiga. Mbok cerai dari Bapak sejak aku lulus SD. Aku tidak tahu apa penyebabnya, tetapi yang kurasa, Bapak pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang tidak tahu keadaannya. Mbah menjanda sudah sekitar 5 tahun karena kakek meninggal.

Aku ingat Mbah kakung (kakek) meninggal waktu aku masih SD. Jadi hanya aku lah laki-laki dirumah itu, yang harus mengerjakan semua pekerjaan laki-laki. Sementara mbok mencari nafkah dengan memburuh tani bersama mbah. Keduanya masih energik.

Ketika umurku 15 tahun mbok masih umur 29 tahun dan mbah 42 tahun. Umur segitu kalau di kota besar masih tergolong belum tua, tapi di kampung sudah termasuk uzur. Namun kedua mereka dikaruniai badan yang langsing dan menurut istilah Jawa, singset. Mbokku mewarisi ibunya berbadan langsing. Meski kedua mereka sudah memasuki usia tua menurut ukuran kampung, tetapi tubuh mereka tidak bergelambir lemak, alias singset.

Wajah mereka biasa-biasa saja tidak terlalu cantik, tetapi juga tidak jelek. Biasa saja lah orang kampung, Cuma wajahnya bersih dari noda bekas jerawat. Sepengetahuanku mereka tidak terlalu repot menjaga tubuh dan wajah, karena makan hanya seadanya dan mandi juga biasa tidak pernah dilulur dan sebagainya.

Baik mak maupun mbah, tumit kakinya kecil dan betisnya langsing. Ini menjadi perhatianku setelah aku dewasa dan mengenal ciri-ciri wanita yang pandai memuaskan suami.
Agak melenceng sedikit. Kebiasaan di desa kami adalah setiap rumah mempunyai kamar mandi yang disebut sumur berada di luar rumah dan umumnya agak jauh di belakang rumah. Tidak jauh dari sumur terdapat tempat buang hajat besar. Sumur dan wc nayris tidak berdinding penghalang. Yang ada hanya bangunan lubang sumur yang bibirnya ditinggikan sekitar 1 meter, lalu tonggak-tonggak kayu untuk menggantung baju dan handuk.

Di sekitar sumur dan wc ditumbuhi oleh tanaman rumpun sereh dan tanaman semak yang rimbun sehingga agak terlindung. Aku sebagai laki-laki selalu bertugas menimba dan mengisi air ke ember-ember untuk mandi, cuci piring dan cuci baju. Ritual mandi biasanya dilakukan pada pagi hari ketika mata hari mulai agak terang sekitar pukul 5 pagi.

Sudah sejak kecil aku terbiasa mandi bersama orang tuaku. Tidak ada rasa malu, sehingga kalau kami mandi tidak memakai basahan, atau sarung. Kami mandi telanjang bulat. Mungkin bedanya kalau orang kota mandinya berdiri di bawah shower atau bergayung ria atau tiduran di bath tub. Kalau kami orang desa mandi biasanya jongkok. Hanya beberapa saat saja berdiri untuk mebilas semua tubuh setelah bersabun.

Di usiaku 15 aku baru mulai tertarik dengan bentuk badan lawan jenis. Yang bisa aku lihat hanya simbok dan mbah saja. Mbok badannya langsing dan kulitnya kencang, payudaranya tidak besar, kakinya juga langsing. Di usianya yang hampir memasuki kawasan 30, teteknya masih kencang membusung. Mungkin karena ukurannya tidak besar jadi buah dadanya tidak mengelendot turun. Jembutnya cukup lebat, rambutnya sebahu yang selalu diikat dan digelung.

Simbah badannya tidak jauh dari mbok, dan tingginya juga sama sekitar 155 cm, Cuma teteknya sedikit agak turun, tapi masih kelihatan indah. Jembutnya juga tebal. Badannya meski kelihatan lembut, tetapi perkasa karena mungkin pengaruh warna kulit yang tergolong sawo matang. Tetek mbah kayaknya sedikit lebih besar dari simbok. Perut Mbah agak banyak tertutup lemak, sehingga tidak serata perut mbok.

Aku kenal betul seluk-beluk kedua body mereka karena setiap hari pagi dan sore kami selalu mandi bersama, telanjang bersama dalam waktu yang cukup lama. Jika pagi hari selain mandi mbok dan simbah mencuci pakaian dan peralatan makan semalam. Berhubung tugasku menimba air maka aku tetap berada di posku sampai seluruh pekerjaan mereka selesai. Jika sore mandinya lebih cepat karena acara selingan hanya cuci piring.

Mohon pembaca jangan protes dulu, karena sekolah kami di desa memundurkan waktu masuk menjadi jam 8 dengan pertimbangan murid-murid umumnya memerlukan waktu untuk membantu pekerjaan rumah tangga di pagi hari dan memberi kesempatan kepada murid yang tinggalnya sekitar sejam jalan kaki dari sekolah.

Seingatku sejak aku sunat di umur 12 tahun, atau selepas lulus SD sering kali aku malu karena penisku sering berdiri kalau pagi-pagi ketika mandi bersama. Sebetulnya penis berdiri sejak aku bangun pagi, sampai mandi dia tidak surut-surut. Mbok sih cuek-cuek aja, tetapi si mbah sering mengolok-olok, bahkan kadang-kadang menampar pelan penisku dengan menyuruh “tidur”.
Mulanya aku tidak malu, tapi sejalan bertambah umurku, penisku makin besar dan di sekitarnya mulai ditumbuhi bulu. Anehnya si mbah yang selalu memberi perhatian lalu ngomong ke simbok. Mbok ku lalu menimpali, “ cucumu sudah mulai gede mbah,” katanya.

Aku sulit mengendalikan penisku, kalau sudah berdiri, dia sulit di layukan, meski aku sirami air dingin. Yang bikin makin menegangkan, si mbah kadang-kadang memegang-megang penisku seolah-olah mengukur perkembangannnya, Si mbok juga disuruh Mbah merasakan perkembangan penisku. Meskipun kedua mereka adalah orang tua ku kandung, tetapi namanya dipegang tangan perempuan, naluri kelaki-lakianku bangkit. Penisku jadi makin mengeras.

Kadang-kadang aku berusaha menghindar karena malu, tetapi selalu dicegah oleh mbah dan menyuruh aku diam saja. Dibandingkan emak ku, mbah lebih agresif. Di usia 15 tahun aku sudah memiliki tubuh seperti pria dewasa. Tinggiku lebih dari 165 cm dan penisku sudah kelihatan gemuk dan keras serta agak panjang sekitar 15 cm.

Sebenarnya dengan aku sebesar itu sudah tidak pantas bersama emak dan mbahku mandi telanjang bersama. Tapi karena sudah terbiasa sejak kecil, aku tetap saja dianggap masih anak-anak.
Entah pantas disebut bagaimana, sialnya atau untungnya, embahku makin suka mempermainkan penisku. Kadang-kadang tangannya dilumuri sabun lalu dikocoknya penisku agak lama lalu dilanjutkan dengan menyabuniku. Emak juga kadang-kadang ikut-ikutan embah, meski penisku sudah berlumuran sabun, dia ikut mengocok dan merabai kantong semarku. Rasanya birahiku terpacu dan rasanya nikmat sekali. Makanya aksi mereka itu aku biarkan. Bahkan jika mandi tanpa ritual itu, aku yang selalu memintanya.

Tapi seingatku meski dikocok-kocok agak lama kok aku waktu itu tidak ejakulasi. Aku sendiri belum mengetahui cara melakukan onani, maklum anak desa, yang akses informasi ke dunia luar masih sangat terbatas.

Entah gimana awalnya tetapi setelah seringnya aku dikocok-kocok kami jadi sering mandi saling menyabuni, aku menyabuni seluruh tubuh mak ku dan mbahku. Dalam mengusap sabun tentu saja aku leluasa menjamah seluruh tubuh mereka. Aku senang mencengkram tetek dan memelintir pentil susu. Juga senang mengusap-usap jembut dan menjepitkan jari tengahku ke sela-sela memek. Mungkin itu naluri yang menuntun semua gerakan. Sumpah, aku tidak tahu harus bagaimana memperlakukan perempuan pada waktu itu.

Namun kesannya mereka berdua senang, bahkan badan mereka sering dirapatkan dan memelukku, sehingga penisku yang menjulang tegang kedepan selalu menerjang bagian pantat atau bagian atas memek. Mbah kadang-kadang menundukkan penisku agar masuk ke sela-sela pahanya sambil memelukku erat. Posisi itu paling aku suka sehingga kepada makku juga aku lakukan begitu. Mereka kelihatan tidak keberatan alias oke-oke saja. Saya pun tidak tahu pada waktu itu bahwa berhubungan badan itu memasukkan penis ke dalam lubang memek.

Aku sering dipuji mbah dan itu dikatakan kepada mak ku. “ anak mu ini hebat lho nduk (panggilan anak perempuan jawa), kayaknya dia kuat.”

Terus terang aku tidak mengerti yang dimaksud kuat. Kala itu kupikir yang dimaksud kuat adalah kemampuanku menimba air, membelah kayu bakar dan mengangkat beban-beban berat.
Mbah ku dan makku tidak kawin lagi setelah mereka berpisah dengan suaminya. Aku tidak pernah menanyakan alasannya, karena aku rasa lebih nyaman hidup bertiga gini dari pada harus menerima kehadiran orang luar. Padahal yang naksir mbah, apalagi emakku lumayan.

Suatu hari kemudian aku dipanggil emakku setelah mereka berdua berbicara berbisik-bisik di kamar Aku waktu itu sedang asyik meraut bambu untuk membuat layangan di teras rumah. Emakku duduk di sampingku.
“Le (Tole istilah panggilan anak laki-laki Jawa), kamu nanti malam tidur dikamar bersama mbah dan simbok.” kata mak.
“Ah gak mau , kan tempat tidurnya sempit, kalau tidur bertiga,” kataku.

Tempat tidur mereka sebenarnya hanya dua kasur kapuk yang dihampar diatas plastic dan tikar di lantai. Masih ada ruang untuk menggelar tikar tambahan di sisi kiri atau kanannya. Sehingga jika ditambah satu bantal, bisalah untuk tidur bertiga, dengan catatan seorang diantaranya tidur di tikar.
Selama ini aku tidur di balai-balai bambu di ruang tengah. Di desaku disebut amben bambu. Tidak ada masalah tidur di amben meski tanpa kasur. Aku tidur hanya beralas tikar dan ditemani bantal kumal serta sarung.

Aku bertanya-tanya, tetapi tidak dijawab mak atau mbah, kenapa malam itu aku harus tidur seranjang dengan mereka. “Udahlah turuti saja, jadi anak yang penurut, jangan suka terlalu banyak tanya,” nasihat mbahku.
Saking polosnya aku, yang terbayang dalam benakku adalah nanti malam aku bakal tidur bersempit-sempitan dan bersenggolan. Aku paling tidak senang jika tidur bersinggungan dengan orang lain. Tidak terlintas sedikitpun pikiran yang negatif.

Biasanya aku tidur jam 10 malam, tapi malam itu jam 8 malam aku sudah diseret masuk ke kamar mereka. Aku tidur di kasur bersama mbah, disebelah yang lain mbok ku tidur ditikar.
Mulanya hanya tidur telentang, Tidak lama lama kemudian mbah tidur memelukku. Terus terang aku merasa risih dipeluk. Tapi mau protes tidak berani, jadi diam saja. Mbah mengusap-usap wajahku, lalu dadaku. Aku mengenakan kaos usang yang di beberapa tempat sudah ada yang sobek. Entah berapa lama diusap-usap, aku menunggu dengan persasaan tegang. Aku tidak tahu kemana tujuan mereka mengajakku tidur bareng dan sekarang mbah tidur memelukku dan mengusap-usap dadaku. Sejujurnya aku sangat risih, tetapi apa daya tidak berani protes. Jika diberi peluang aku akan memilih kembali tidur di luar di amben.

Tangan kanan mbah yang tadi mengusap dadaku mulai merambat ke bawah ke arah sarungku. Aku terbiasa tidur sarungan dan di dalamnya tidak pakai celana, karena selain untuk menghemat pemakaian celana juga rasanya lebih enak leluasa. Terpeganglah gundukan kemaluanku dri luar sarung. Tangan mbahku meremas-remas, mengakibatkan aku tegang. Bukan hanya penis yang menegang, tetapi perasaanku juga tegang, karena khawatir terhadap kejadian apa yang bakal terjadi selanjutnya. Aku diam saja, selain berdebar-debar, penisku jadi mengembang di remas-remas mbah.
Ditariknya sarung keatas sehingga terbukalah bagian kemaluanku. Kamar tidur rumah kami hanya bepenerangan lampu minyak yang sejak tadi sudah di kecilkan. Jadi pemandanganku hanya remang-remang.

Diraihnya kemaluanku lalu digenggamnya penisku yang sudah mengeras sempurna. Nikmatnya luar biasa , tapi juga aku merasa takut, sehingga debaran jantungku makin keras. Penisku di kocok-kocok, sampai akhirnya aku terbuai dan rasa takutku sudah terlupakan. Tanpa sadar aku melenguh nikmat.
Entah kapan si mbah membuka bagian depan bajunya sehingga ketika kepalaku ditarik ke dadanya wajahku merasakan kelembutan payudaranya. Mulutku diarahkan ke puting susunya dan aku diperintah menjilati dan mengemut susunya. Perintah itu aku turuti dan naluriku juga menuntunnya. Sedap nian rasanya mengemut dan menjilati puting susu yang mengeras.

Meski tidak ada rasa, tetapi memainkan puting susu lebih nikmat rasanya dari pada mengunyah marshmallow. Setelah bergantian kiri dan kanan aku diminta nenek menaiki tubuhnya. Sarungku sudah dilepasnya sehingga bagian bawahku sudah telanjang. Aku turuti saja perintah si mbah. Aku merasakan bagian bawah mbah juga sudah terbuka. Aku berasa gesekan jembut lebatnya menggerus perutku. Sambil aku menindih mbah penisku dipegang mbah dan diarahkan ke lubang vaginanya. Aku diminta mengangkat badanku sedikit dan ketika ujung peler sudah di depan lubang aku diminta menurunkan badanku pelan-pelan.

Tidak pernah terbayangkan dan terpikirkan kenikmatan dan sensasi ini. Jiwaku terasa melayang di awang-awang. Aku tidak ingat dan peduli siapa yang ada di bawah tubuhku. Yang kurasakan adalah seorang wanita menggairahkan. Sensasi masuknya penisku perlahan-lahan ke vagina mbah terasa sangat nikmat. Terasa vaginanya licin tapi juga tidak mudah memasukkan penisku. Setelah seluruh batang penisku tengggelam dilahap memek mbah terasa hangatnya lubang vagina mbah. Kami berdiam sebentar dan aku mematung merasakan sensasi kenikmatan luar biasa yang belum pernah akur rasakan selama hidupku.

Sesaat kemudian mbah agak mendorong tubuhku dan menariknya kembali. Mbah mengendalikan gerakanku dengan memegangi melalui kedua tangannya di bongkahan pantatku. Aku tidak menyangka kenikmatan luar biasa ini. Embah terdengar mendesis dan terkadan mengerang. Aku makin cepat melakukan gerakan seiring dengan makin nikmatnya rasa yang menjalari mulai dari kemaluanku sampai ke seluruh tubuh.

Seingatku aku tidak terlalu lama bergerak begitu, karena selanjutnya ada gelombang nikmat yang mendera tubuhku dan berujung pada kontraksi di penis dan seluruh otot di bawah. Aku merasa mengeluarkan sesuatu dari lubang kencing. Tanpa diberi komando selama proses pelepasan itu aku membenamkan dalam-dalam penisku ke dalam memek mbah.

Terasa lega dan plong setelah semua spermaku tumpah. Mbah mendorong tubuhku untuk berbaring di sebelahnya dan seluruh sendi tubuhku terasa lemas. Mbah bangkit dan mengambil lap yang lembab membersihkan seluruh kemaluanku yang penuh berselemak cairan sperma dan cairan dari vagina mbah.

Penisku layu perlahan-lahan sampai selesai proses pembersihan itu. Mbah kulihat juga membersihkan memeknya dengan lap lain. Setelah kami berdua bersih, mbah beralih pindah ke tikar sementara mak tidur di sebelahku.
Dia seperti mbah tadi tidur memelukku dan tangannya meremas-remas penisku yang loyo. Remasan mak membuat penisku berkembang per lahan-lahan sampai akhirnya tegang mengeras kembali. Tetapi rasanya tidak sensitif tadi.

Mengetahui penisku sudah menegang sempurna, mak menyuruhku menindih tubuhnya seperti mbah tadi . Tangannya menuntun penisku untuk memasuki lubang memeknya. Aku sudah paham dan aku segera menekan batang penisku ketika terasa penisku sudah mulai memasuki lubang hangat. “pelan-pelan, sakit,” kata emak.
Aku turuti perintahnya dan pelan-pelan kutekan penisku memasuki lubang memeknya yang juga terasa hangat dan menjepit. Setelah semua masuk aku mulai menggenjot. Nikmat luar biasa dan aku lupa pada keadaan sekeliling. Perhatianku hanya tertuju pada kenikmatan yang sekarang sedang menjalar ke seluruh tubuhku.

Aku terus menggenjot makku sampai dia berteriak-teriak seperti orang kesakitan. Tapi ketika aku tanya dia mengkomandoiku agar jangan berhenti dan terus menggenjot. Mak ku sudah seperti orang hilang ingatan. Badannya kelojotan dan bergerak tidak karuan sampai beberapa kali penisku lepas dari memeknya. Dia buru-buru meraih penisku untuk dimaskukkan kembali ke lubang memek. Tiba tiba dia berteriak “ aaaaaah aaaah aduhhh aaaaah aduh. “ kedua tangannya menarik pantatku agar semua batang penisku tenggelam. Aku turuti kemauannya dan penisku merasa seperti berkali-kali dicengkeram oleh memeknya. Aku berdiam sampai agak lama, sampai tidak ada lagi kurasakan kedutan di lubang memeknya.

Sepertinya mak ku sudah siuman. Dia kutanya dengan penuh keheranan, apakah kesakitan. Dia menggelengkan kepala sambil tersenyum ditariknya wajahku ke wajahnya dan diciuminya seluruh wajahku. Penisku masih tertancap dalam memeknya. Naluriku mendorong aku melakukan kembali gerakan naik turun seperti tadi. Mak kembali mendesah-desah dan menjerit kecil. Aku pun makin semangat memompa dan birahiku makin terangsang mendengar erangan itu. Sepertinya aku akan kembali merasakan sperma akan keluar , gerakanku makin kupercepat dan mak makin keras mengerang, sampai kuingat mbahku mengusap-usap rambut emakku. Aku tidak perduli apapun kecuali segera mencapai puncak kenikmatan.

Ketika puncak kenikmatan muncul kubenamkan dalam-dalam penisku ke dalam memek mak dan ku tembakkan spermaku berkali-kali. Mak ku menarik tubuhku rapat rapat dan kurasakan penisku dijepit-jepit. Luar biasa sensasi kenikmatan yang kurasakan.
Aku berdiam sebentar sampai akhirnya penisku keluar dengan sendirinya dari lubang memek karena menyusut. Aku tergolek di samping emakku dan rasa lemas dan ngantuk yang luar biasa. Kulihat makku sudah tertidur dan mendengkur halus. Mbah melakukan tugasnya membasuh penisku dan memek mak ku. Selanjutnya aku tidak ingat lagi.

Aku terbangun karena desakan ingin kencing. Di sisi dapur rumah kami memang ada semacam wc kecil khusus untuk buang air kecil. Penisku menegang menahan desakan ingin kencing, tetapi setelah air seni dilepas, penisku masih tetap gemuk. Dia makin keras ketika aku mengingat kejadian yang baru aku alami.

Ketika aku masuk aku melihat mak dan nenekku tidur tanpa penutup di bagian bawah. Makku sudah terkapar, tetapi nenek ku masih manyapaku untuk tidur di sebelahnya. Aku turuti dan aku langsung tidur memeluk nenekku, tanganku langsung meremas kedua bongkahan payudara nenek yang terasa masih kenyal. Puting susunya aku pelintir-pelintir dan kadang-kadang aku usap. Nenek merintih – rintih aku perlakukan begitu. Dia kemudian memintaku untuk menindihnya lagi. Aku sudah semakin paham dan kuarahkan penisku ke lubang di bagian bawah badannya. Pelan-pelan aku tekan sehingga melesak lah seluruh penisku ke dalam memeknya.

Awalnya aku menggenjot perlahan-lahan, tetapi seiring dengan erangan nenek aku jadi makin bersemangat menggenjot lebih cepat. Nenek sama seperti mbok ku, dia menjerit jerit nikmat dan kemudian kedua kakinya merangkul pinggangku erat sekali sampai aku tidak bisa bergerak. Kurasakan memeknya berkedut-kedut. Aku tidak bergerak sampai nenek melonggarkan kuncian kakinya. Aku kembali mengenjot nenek dengan gerakan lamabat dan cepat. Tidak lama kemudian nenek kembali mengunci tubuhku dan aku kembali merasakan penisku dijepit-jepit oleh memek mbah. Seingatku pada waktu itu mbah berkali-kali begitu sampai akhirnya dia memintaku berjenti, karena katanya dia sudah tidak kuat dan badannya lemas.

Aku masih penasaran karena belum mencapai puncak, Kulihat emakku tergeletak mengangkang. Aku beralih menindih mak. Dia terbangun hanya dengan membuka matanya. Sementara itu penisku sudah masuk kedalam memeknya. Aku tidak perduli apakah makku sudah bangun atau masih setengah tidur. Aku terus menggenjot sampai kemudian mak juga merintih-rintih. Mak tak lama kemudian juga mengunci tubuhku dengan lilitan kedua kakinya sehingga aku tidak bisa bergerak. Padahal aku merasa sudah hampir mencapai puncak kenikmatan. Terasa memek makku menjepit ketat sekali berkali-kali. Ketika kuncian kakinya agak longgar aku memaksa menggenjot lagi sampai menjelang aku puncak makku kembali melilitkan kakinya dan aku dengan paksa masih menggenjot meski gerakkannya pendek. Tapi itu sudah bisa menghantar puncak knikmatanku. Aku mengejang-ngejang menyemprotkan mani ke dalam memek mak dan mak mengunci tubuhku ketat sekali dan kedua tangannya juga memelukku erat sekali.

Aku tertidur sebentar dan terbangun karena terasa geli di penisku. Kulirik ke bawah ternyata mbah tengah duduk dan mempermainkan penisku. Keadaan masih gelap. Aku mungkin baru tertidur satu jam, tetapi penisku sudah berdiri lagi. Malam itu aku bermain berkali-kali sampai hari agak terang mungkin aku sudah melepas spermaku 5 kali.

Paginya kami seperti biasa mandi bersama dan saling menyabuni. Aku tidak berani bertanya banyak, karena mereka sama sekali tidak menyinggung peristiwa tadi malam. Mak ku hanya mengingatkanku agar menjaga rahasia rumah tangga. Hari itu aku tidak sekolah karena apa aku lupa, apakah karena hari minggu atau hari libur sekolah. Mak dan Mbah setelah selesai membereskan urusan rumah tangga mereka membuat masakan sederhana, lalu kami sarapan pagi. Hari itu seingatku mak dan mbah tidak ke sawah, tapi malah masuk kamar tidur-tiduran.

Aku yang merasa badanku lelah juga tertarik untuk gabung tidur dengan mereka. Kelanjutannya aku kembali ngembat mak dan mbah sampai aku keluar 3 kali. Kami sempat tidur sebentar sebelum bangun karena lapar di siang hari.

Mak dan mbah hanya mengenakan kemben sarung menyiapkan makan siang, Kami makan siang di amben tempat tidurku. Perutku terasa kenyang dan mata kembali mengantuk.
Aku memilih tidu di kasur empuk tempatnya mak dan mbah biasa tidur. Entah berapa lama aku tertidur lalu terbangun karena terasa ada yang menggelitik di kemaluanku. Ternyata mak dan mbahku memainkan penisku. Mereka berdua menimang-nimang penisku. Akhirnya sampai waktu petang aku sempat menyemprotkan dua kali spermaku.

Malamnya aku masih sempat menyemprotkan sperma setelah bergantian menindih mak dan mbahku. Selanjutnya hampir tiap malam aku harus melayani nafsu kedua orang tuaku sampai aku dewasa. Kami menyimpan rahasia itu serapat mungkin. Herannya mak dan mbahku tidak sampai hamil oleh hubungan kami. Mereka memiliki resep rahasia untuk melakukan KB.

Meskipun keluarga kami miskin. Tetapi kehidupan kami sangat bahagia. Aku meneruskan sekolah sampai akhirnya bisa meraih S-1. Sejak aku kuliah aku jarang bertemu mereka, karena kau harus pindah ke kota. Tapi setiap bulan aku mengunjungi mereka dan menghabiskan waktu akhir pekan dengan melampiaskan nafsu.

Sejak aku kuliah aku sempat merasakan beberapa memek cewek yang sebaya dan lebih muda dari ku. Harus diakui bahwa memek cewek-cewek ku masih kalah nikmat dibanding memek mak dan nenekku.
Nenekku meski usianya kemudian sudah memasuki 50 tahun dan sudah menopause, tetapi kelegitan memeknya masih luar biasa. Mak ku memeknya juga legit banget. Mungkin karena tubuh kedua orang tuaku yang kencang dan tidak gemuk, maka berpengaruh pada jepitan memeknya. Selain itu jika kuperhatikan cairan memek mereka agak kental dan lengket, berbeda dengan cewek-cewek lainnya yang lebih cair dan licin.

Cerita sex : Cerita Sex Supir Yang beruntung Mendapatkan Rejeki Plus Plus

Sejak aku kuliah aku membawa berbagai teknik baru dalam berhubungan dengan mereka seperti mengoral dan melakukan persetubuhan dengan berbagai posisi. Mulanya mak dan Nenek risih ketika kujilati memeknya, tetapi lama-lama karena nikmat mereka jadi ketagihan.

#Cerita #Sex #Enak #Suami #Pinjaman

Istriku Diewe Oleh Suami Dari Pembantuku Terbaru Malam Ini

Istriku Diewe Oleh Suami Dari Pembantuku

Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota masih di Pulau Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis kayu dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa.

Namun secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram. Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku dilanda senewen.

Karena penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa taksi aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi. Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu.

Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.

Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.

Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya.

Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.

Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual. Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.

Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai dicampur aduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit. Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng.

“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.

Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.

Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”

Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri.

“Ahh…”

Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya.

Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan). Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang. Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.

“Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.

Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.

“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang.

Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku.

“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”

Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..”

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”

“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”

“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”

Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.

Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.

“Maafkan isteriku yah”

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

“Ayo ke kamarmu Mbok.”

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung. Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.

Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

“Ehhmm.. Eehhf..”

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

“Ehh.. Ehhshs..”

Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.

“Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya.

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan lidahku.

“Oohh.. Paakk.. Oohh..”

Istriku Diewe Oleh Suami Dari Pembantuku

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya.

“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul

Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya.

“Oohh.. Paakk.. Ohh..”

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.

“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”

Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam.

Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya.

“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”

Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu.

“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku.

Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.

****

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu. Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.

Cerita sex : Pengalaman Sex Dengan Tukang Galon

Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu.

#Istriku #Diewe #Oleh #Suami #Dari #Pembantuku

Cerita Sex Suami Istri Yg Romantis, Terbaru Malam Ini

Cerita Sex Suami Istri Yg Romantis – Saya memiliki seorang paman yang belum menikah. Dapat dikatakan bahwa paman memiliki banyak istri. Karena ipar saya adalah seorang pengusaha kaya tetapi dia sangat ragu-ragu dalam memilih pasangan hidupnya. Sebenarnya, dia memperkenalkan banyak wanita muda melalui keluarga saya, tetapi dia masih mengatakan ini, semuanya sesuai dengan matanya.

Hingga suatu hari, ketika saya akan ke rumahnya, istri paman saya datang dengan seorang wanita yang sangat cantik dan seksi, asalkan dia langsing, bahkan menurut saya, dia layak untuk dikirim sebagai kandidat. Kecantikan universal.

Cerita Sex Suami Istri Yg Romantis

Kemudian kami perkenalkan dia, nama wanita itu Dina, dan ternyata namanya sangat cocok dengan wajahnya, dan itu memang Dina. Dia berumur 24 tahun dan saat itu dia bekerja sebagai sekretaris di firma teman pamanku. Kemudian kami berbicara, sangat menyenangkan berbicara dengan Dinah. Dan saya melihat bahwa paman saya sangat tertarik padanya, karena saya tahu bahwa matanya tidak pernah lepas dari wajah Dina.

Cerita Seks Suami Lugu Ternyata Memuaskan

Tapi situasi hari ini tidak seperti itu. Dia sangat sering menatapku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam, seolah-olah dia menembus pikiranku. Saya mulai berpikir bahwa Deena lebih menyukai saya. Tapi saya tidak bisa berharap banyak, karena saya bukan tipe orang yang ingin menikah. Tapi aku masih menatapnya ketika dia berbicara, dia melihat dari rambut sampai ujung kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih dan mulus, tetapi dadanya sangat datar, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.

Malam sepertinya bukan awal dari hari. Kemudian sebelum mereka pulang, paman saya mentraktir mereka ke sebuah restoran makanan Cina di dekat rumahnya di distrik Suntar. Sesampainya di resto, aku langsung ke toilet karena bingung. Sebelum aku sempat menutup pintu, tiba-tiba sebuah tangan mencengkram pintu. Ternyata Dina.

“Tidak, saya ingin memberikan kartu nama saya, jangan lupa untuk menelepon saya besok, ada yang ingin saya katakan, oke?”

Setelah acara makan malam, saya pulang dengan seribu satu pertanyaan di benak saya, apa yang ingin saya katakan kepada Dina? Tapi aku tidak ingin terlalu lama memikirkannya, lagipula aku mungkin akan sulit tidur, karena aku harus pergi bekerja besok.

Cerita Sex Terjebal Suasana Romantis

Saya juga senang, saya orang yang sangat menghargai waktu terutama saat makan siang, saya bisa berselancar di internet sambil makan siang di kantor saya, karena pada saat itu bos saya harus keluar untuk makan, jadi saya bebas untuk surfing internet, gratis lagi.

“Yah, aku ingin bertanya apakah kamu bisa datang ke apartemenku sore ini setelah aku pulang kerja, karena aku sangat ingin berbicara denganmu.”

“Jadi, ini kejutan untuk semuanya, aku sudah sampai di rumahmu, sekitar jam 6, di mana alamatmu?”

Lalu Dina berkata, “Ini apartemen XX (edit), lantai XX (edit), pintu No. XX (edit), jangan lupa!” “Oke, tunggu nanti, bye!”

Posisi Seks Yang Selalu Membuat Para Istri Ketagihan

Setelah telepon terputus, saya mulai membayangkan apa yang akan saya diskusikan, pikiran nakal saya mulai bekerja. Bolehkah saya menyentuhnya nanti, saya langsung memikirkan paman saya, jika saya menemukannya nanti, itu tidak baik untuk paman saya. Lalu aku sibuk dengan pekerjaanku.

Tidak butuh waktu lama untuk menunjukkan pukul 18:00, sudah waktunya, pikirku. Kemudian saya mulai mengendarai sepeda motor saya ke tempat itu. Sangat dekat dengan tempat saya bekerja di Roxymas. Sesampainya di sana, aku langsung naik lift ke lantai seperti yang kukatakan. Saat aku sampai di lantai, aku melihatnya membuka pintu kamarnya.

Begitu masuk, saya langsung kaget dengan apa yang ada di dalamnya, saya lihat temboknya beda dengan tembok rumah orang, temboknya dicat dengan gambar pemandangan dari luar negeri. Dia tampaknya seorang seniman di hati, pikirku. Bekerja sebagai sekretaris juga bagus jika Anda bisa menyewa apartemen. Mungkin itu gadis cadangan, pikirku.

Saat dia sedang minum, mataku tanpa sengaja melirik ke rak VCD-nya, dan saat aku menonton satu per satu, ternyata masih banyak lagi film yang berbau porno. Saya tidak mengerti ketika dia kembali, dengan sadar dia berkata “Ton, jika Anda ingin non ton, segera atur..!”

Cerita Bokep Kisah Panas Suami Istri Muda Di Ranjang

Setelah itu dia membuat film apa saja dan kemudian mengaturnya. Wow, gadis ini gila, pikirku, tidakkah dia tahu aku laki-laki, aku baru mengenalnya sehari, beraninya dia.

“Duduk di sini Ton, jangan khawatir, aku sudah bilang sebelumnya, perlakukan ini sebagai rumahmu sendiri..!” Dina memintaku untuk duduk dan menepuk sofa.

Kemudian kami duduk di sebelahku, kami menonton film panas dan terdiam beberapa saat, sampai akhirnya aku membuka mulut dan berkata, “Hei kamu, kamu menelepon tadi, apa yang ingin kamu katakan, apa yang ingin kamu katakan. .?”

Dinah tidak langsung berbicara, tetapi dia meraih jariku, aku tidak mengharapkan tindakannya, tetapi aku tidak mencoba untuk meninggalkannya.

Cerita Panas Suami Istri Di Ranjang

Butuh beberapa saat sebelum dia berkata dengan sangat lambat, “Kamu tahu Ton, sejak kita bertemu kemarin, aku merasa ingin menatapmu dan berbicara. Ton, aku menyukaimu.”

“Tapi kemarin kamu bertemu dengan pamanku, apakah kamu tidak merasa bertunangan dengan pamanku, tidakkah kamu melihat reaksinya terhadapmu..?”

“Ya, tapi aku tidak ingin menikah dengan pamanmu, karena mereka berbeda usia, mengapa kamu tidak bertunangan denganku hari itu..?” Dia berkata dengan rendah hati.

Saya menjawab, “Sebenarnya saya juga menyukai Anda, tetapi saya tidak suka paman, saya pikir saya tidak sopan kepada orang yang lebih tua.”

Cerita Seks Ngentot Dengan Fatimah Cewek Berhijab

Dina tetap bungkam saat film berjalan lancar, namun Dina Dina tidak melepaskan cengkeramannya. Kemudian secara tidak sadar otak porno saya mulai bekerja, pertanyaannya, saya pikir tidak ada orang lain sekarang. Lalu aku mulai meremas tangannya, lalu dia menoleh ke arahku, aku menatap matanya dalam-dalam, “Dina, aku mencintaimu.”

Dia tidak menjawab, tetapi menutup matanya. Berpikir inilah saatnya, aku perlahan mencium bibirnya saat lidahku merayap untuk bertemu dengannya. Dina lalu membalas memelukku erat. Tanganku tidak berusaha meraba payudaranya, yang juga menjadi cukup besar, meski tidak sebesar bintang film porno. Deena mencondongkan tubuh seperti cacing panas, mendesah saat dia menikmati rangsangan yang diterima payudaranya.

Aku mencari pengait belakang, lalu membukanya. Wow, tidak terlalu besar, tapi tetap kompak dan kokoh. Aku langsung menjilat putingnya seperti bayi yang kehausan.

Setelah bosan dengan payudara Dinah, saya menanggalkan pakaiannya sampai dia benar-benar telanjang. Dia juga tidak mau kalah, jadi dia melepaskan semua yang kukenakan padanya. Sesaat kami saling memandang kecantikan satu sama lain. Lalu dia menarik tanganku ke kamarnya, tapi aku melepaskan cengkeramannya dan menggendongnya dengan kedua tanganku.

Cerita Seks Ngentot Dengan Tetangga Yang Kesepian

Lalu dengan lembut aku membaringkan Dina di tempat tidur dan mencium tubuhnya dari atas, sejenak kami memeluknya erat dan mulut kami berbicara hangat. Lalu mulutku mulai bergerak turun ke payudaranya, menjilati perlahan, Dina mendesah senang. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk bermain di dadanya, mulutku perlahan mulai turun ke perutnya, Dina memekik kegirangan.

Aku langsung membuka pahaku lebar-lebar dan tanpa menunggu, langsung menekan klitorisnya yang seukuran kacang kedelai. Dina menggoyangkan pinggulnya dengan liar seolah tidak mau kalah dengan permainan lidahku.

Saya segera meletakkannya untuk menembus penisnya, tetapi ketika saya menekan ujung penis saya, itu menolak untuk masuk ke dalam. Aku baru tahu dia masih perawan.

“Ton, aku siap jika kamu mengambil keperawananku, hanya kita berdua di dunia ini untukku.”

Doa Hubungan Intim Suami Dan Istri Sesuai Sunnah Nabi

Aku memukul keras penisku tanpa membuat wajah, aku merasakan sesuatu yang robek, saya pikir mungkin itu keperawanan saya.

Aku terdiam sejenak dan mencium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Setelah beberapa menit dia bangkit lagi, lalu tanpa membuang banyak waktu aku menekan pantatku sampai penisku masuk ke lubangnya.

Aku mengayunkan pinggulku perlahan, melihatnya bersemangat lagi dari waktu ke waktu. Lalu aku mulai mempercepat gerakanku menjilati putingnya. Saya melihat Dina sangat menikmati permainan ini.

“Keluarlah dari rumah sayang.. Oh.. Ah..!” Dia mulai mengencangkan pahanya di pinggangku dan terus menggoyang pantatnya.

Coba 7 Posisi Bercinta Untuk Meningkatkan Kualitas Hubungan Lifepack.id

Ternyata dia sudah keluar, saya terus mendorong pantat saya dengan cepat dan keras sampai saya menyentuh bagian bawah lubang seksnya.

Terakhir kali sperma saya keluar, saya kehabisan napas. Bahkan dalam keadaan lemas, saya tidak menarik batang kemaluan saya dari lubangnya, tetapi mengangkat pahanya lagi sampai saya bisa melihat dengan jelas bagaimana rudal saya memasuki sarangnya dikelilingi oleh rambut kemaluannya yang menggoda. Sesekali aku menyentuh klitorisnya dan menyisir rambutnya.

Aku terdiam sejenak dan berkata, “Aku juga mencintaimu, tapi kamu harus berjanji untuk tidak melayani pamanku.”

Sejak saat itu, kami menjadi sangat dekat sehingga kami selalu berperilaku seperti suami-istri setiap malam dalam seminggu. Tidak hanya di apartemennya, terkadang saya datang ke kantornya dan melakukannya bersama di WC, pasti setelah semua orang pulang. Kadang-kadang dia bahkan pergi ke kantor saya untuk meminta jatahnya. Paman bilang dia tidak mencarinya lagi karena setiap kali Dinah menelepon dia adalah mesin penjawabnya, lalu Dinah tidak pernah menjawab, dan akhirnya Paman bosan dengan dirinya sendiri.

Posisi Hubungan Suami Istri Yang Bikin Tahan Lama Di Ranjang!

Dia dan aku sering pergi ke mall, untungnya kami tidak pernah bertemu dengan pamanku. Sampai sekarang, saya masih berjalan bersama, tetapi ketika dia bertanya berapa lama saya ingin melakukan ini, dia tidak menjawab. Aku sangat ingin menikahinya, tapi sepertinya dia bukan tipe gadis yang menginginkan sebuah keluarga. Tapi lama-lama saya berpikir, wah, yang penting saya juga bisa mencicipinya, Ivan dan Desi adalah pasangan yang dikaruniai dua orang anak. Ivan, 34 tahun, tinggi dan tampan. Desi, 31 tahun, tinggi rata-rata, tapi payudara dan pinggulnya 34B sangat menarik, sangat mengundang.

Kehidupan rumah tangga mereka sangat tenang dan damai. Suatu malam, di tempat tidur, beberapa hari

#Cerita #Sex #Suami #Istri #Romantis

Cerita Sex Suami Yang Tak Mampu Memuaskan Nafsu Ku Terbaru Malam Ini


Aku berasal dari kota S. Pendidikanku cukup baik, aku selalu berhasil dengan baik dalam tiap pelajaran, bahkan aku dapat lulus dari perguruan tinggi dengan IPK yang sangat baik. Tetapi itu semua tidak menjamin kebahagiaan, aku dididik dengan pendidikan yang kolot, serius, sehingga aku cenderung menjadi orang yang kuper dan pendiam.

Namun itu tidak menyulitkanku dalam hal perjodohan, karena banyak orang mengatakan bahwa aku cantik, dan memiliki mata yang bundar, aku tidak terlalu memahami apa yang mereka katakan, namun kebanyakan pria yang mendekatiku mengatakan hal serupa.

Karena itulah dalam usia yang relatif muda, 21 tahun aku berhasil menemukan jodoh yang baik, dia cukup kaya dan orangnya pengertian walaupun usianya jauh lebih tua dari aku, 31 tahun, maklum karena aku selama ini dibesarkan dengan didikan orang tua yang otoriter sehingga suamiku juga cukup selektif karena Mama hanya memperbolehkan orang yang qualified menurutnya untuk apel ke rumahku, bila pria yang apel ke rumahku berkesan norak dan hanya membawa kendaraan roda dua, jangan harap Mama akan mengijinkannya untuk apel lagi.

Selama beberapa tahun, hubungan kami baik-baik saja, kami dikaruniai dua orang anak, dan kami sangat berkecukupan di bidang materi. Namun kadang-kadang tidak semuanya berjalan lancar, ternyata suamiku tidak bisa lagi memberi nafkah batin kepadaku, ternyata dia mengalami problem impotensi, karena overworking. Tetapi saya tetap mencintainya karena dia jauh dari perselingkuhan dan dia sangat perhatian kepadaku.

Walaupun dia sudah tidak dapat lagi memberiku kepuasan, namun saya tetap menahan diri dan mencoba untuk tidak berselingkuh. Semuanya berjalan dengan baik sampai akhirnya datang Nason. Dia adalah rekan bisnis suamiku sejak lama, namun aku baru sekian lama dapat berjumpa dengannya, dia seusia suamiku, menurutnya dia dan suamiku berpartner sejak mulai bekerja, kami kemudian menjadi dekat karena dia orangnya humoris.

Dasar laki-laki tampaknya dia cukup tanggap dengan keadaan suamiku yang tidak mampu lagi memuaskan diriku sehingga akhirnya dia akan membawaku ke jurang kehancuran, aku dapat merasakan matanya yang jalang bila melihatku, terus terang saja aku merasa risih namun ada sensasi birahi dalam diriku bila dipandang seperti itu, aku tidak tahu mengapa, mungkin karena aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu, walaupun ketika masih mojang aku mempunyai banyak kenalan pria.

Suatu saat dia menelepon dari hotelnya, dia menyuruhku menjemput suamiku yang katanya minum-minum sampai mabuk, aku ingat waktu itu masih pagi betul, memang suamiku kadang lembur sampai malam sekali, sehingga aku tidak tahu kapan dia pulang. Betapa bodohnya aku, aku menyadari suamiku tidak pernah minum alkohol, entah mengapa ajakan Nason seperti hipnotis sehingga aku tidak curiga sama sekali.

Akhirnya aku sampai di hotel GS tempat Nason menginap, aku memasuki kamarnya dan dengan muka tak berdosa dia memaksaku untuk masuk, tanpa curiga aku cepat-cepat masuk dan mencari suamiku, namun ketika aku sadar dia tidak ada tiba-tiba mulutku dibekap dari belakang, napasku sesak sampai aku pingsan, entah apa yang terjadi selanjutnya, aku merasa ada kegelian di dadaku, seseorang mengelus-elus dan meremas-remas bagian dadaku.

Pelan-pelan aku terbangun, kulihat Nason sedang memainkan payudaraku. Oh, betapa terkejutnya aku, apalagi mendapati diriku terebah di tempat tidur dengan hanya baju atasan yang sudah terbuka dan BH-ku yang sudah dibuka paksa. Aku menyuruhnya melepaskanku kudorong dorong badannya tetapi dia tak bergeming.

Dia memegangi kedua tanganku dan menekuk kedua lenganku dan menaruhnya di samping kepalaku, sehingga aku praktis tidak bisa apa-apa, genggamannya terlalu kuat, dia tertawa kecil dan menciumi kedua puting payudaraku, aku menolak tapi entah kenapa aku merasa risih birahi. Kemudian dia memasukkan penisnya ke bagian kemaluanku, aku meringis-ringis dan berteriak, rasanya sakit sekali.

Tetapi aku sepertinya justru menginginkannya, di tengah pergumulan itu aku menyadari bahwa penis suamiku sebenarnya terlalu kecil, aku pelan-pelan merasakan kenikmatan, dasar lelaki tampaknya Nason sangat pintar mengambil kesimpulan, aku pasrah pada kemauannya, ketika dia membalikkan badanku sampai seperti merangkak, dia sangat agresif, tetapi aku dapat mengimbanginya karena sudah lama aku tidak merasakan ini.

Dia kembali menusukkan penisnya di kemaluanku dan meremas-remas payudaraku. Ahh, memang aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang bahkan suamiku sendiri tidak pernah memberikannya. Kemudian merasa tidak puas dengan baju bagian atasku yang masih menempel, dia melepaskannya, sambil kemudian membuat posisiku seperti duduk dipangku olehnya.

Seperti kesetanan aku secara otomatis mengikuti irama kemauannya, ketika kedua tangannya memegang perutku dan menggerakkannya naik turun aku secara otomatis mempercepat dan memperlambat gerakanku secara teratur, dia tersenyum penuh kemenangan, merasa dia telah membuat ramalan yang jitu.

Kurasakan dia kembali meremas-remas dadaku ketika dia merasa aku dapat mengambil inisiatif. Sungguh seperti binatang saja aku, melakukan hal semacam itu di pagi hari, di mana seharusnya aku ada di rumah mempersiapkan sarapan dan mengurus anak-anakku.

Sempat kurasakan tiada selembar benangpun menempel di tubuhku kecuali celana jinsku di sebelah kanan yang belum terlepas seluruhnya, tampaknya Nason tidak sempat melepasnya karena terlalu terburu nafsu.

Akhirnya dia menyuruhku mengambil posisi telentang lagi dan dia mengangkat dua kakiku direntangkannya kedua kakiku ke arah wajahnya dan dia mulai memainkan penisnya lagi, dan kurasa dia sangat menaruh hati kepada payudaraku, karena kemudian dia mengomentari payudaraku, menurutnya keduanya indah bagaikan mangkuk. Hmm, aku sungguh menikmatinya karena suamiku sendiri tidak pernah memberi perlakuan spesial pada kedua payudaraku ini, paling dia hanya meremas-remasnya.

Tetapi apa yang dilakukan Nason benar-benar sungguh mengejutkan dan memuaskan diriku, dia menghisap putingku dan memainkannya seperti dot bayi. Hanya sebentar rasanya aku mengalami orgasme, aku merasa lelah sekali dan kehabisan nafas sampai akhirnya dia juga sampai ke situ.

Setelah itu aku merasa sangat marah dan menyesal kudorong Nason yang masih mencoba mencumbuku, kumaki dia habis-habisan. Tampaknya dia juga menyesal, dia tidak dapat berkata apa-apa. Nason kemudian hanya duduk saja sementara aku sambil menangis memakai kembali seluruh pakaianku.

Aku mencoba menenangkan diri, sampai kemudian Nason mengancamku untuk tidak mengatakan hal ini kepada suamiku, dia kembali menekankan bahwa bisnis suamiku ada di tangannya karena dia adalah pembeli mayoritas sarang burung walet suamiku. Aku membenarkannya karena suamiku pernah berkata bahwa Nason adalah koneksinya yang paling penting.

Cerita sex : Menikmati Tubuh Istri Teman Sendiri Yang Luar Biasa

Aku bingung olehnya, baru-baru ini ketika dia pulang ke kotaku, dia kembali memaksaku melakukan lagi hal serupa, bahkan dia pernah berkata bahwa suamiku sudah menyerahkan diriku padanya karena dia merasa tidak mampu lagi memuaskan diriku.

#Cerita #Sex #Suami #Yang #Tak #Mampu #Memuaskan #Nafsu

Ku Gadaikan Tubuh Ku Untuk Melunasi Hutang Suami Ku Terbaru Malam Ini

Namaku adalah Fina umurku 29 tahun, aku adalah seorang istri dari seorang lelaki bernama Andi yang umurnya juga sama denganku. Aku hanyalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan Andi bekerja hanya kalau sedang ada proyek saja.

Kalau sedang tidak ada proyek maka Andi hanya diam di rumah dan tidak berusaha untuk mencari pekerjaan tetap yang bisa menjamin hidup kami. Selama 3 tahun pernikahan kami, Andi tidak pernah bekerja tetap di satu perusahaan. Entah untungnya atau sialnya kami sampai sekarang belum dikarunai seorang anak.

Akibat dari Andi yang tidak mempunyai pekerjaan tetap akhirnya dia mempunyai hutang dimana-mana. Sampai suatu saat ada orang yang datang ke rumah kami dan marah-marah karena Andi belum juga membayar hutangnya. Pada saat itu aku hanya bisa menemani Andi di sisinya menghadapi kata-kata kasar orang yang dihutangi oleh Andi.

Aku sendiri melihat gelagat yang aneh dari orang itu. Sambil marah-marah matanya seringkali tertangkap olehku sedang melirik ke arahku. Aku sendiri memang mempunyai tubuh yang cukup bagus menurutku. Tinggi 170cm (termasuk tinggi untuk perempuan lokal), berat 60kg, kulit sawo matang, dengan ukuran dada 36.

Kehidupan seks kami tidaklah bermasalah walaupun tidak bisa dibilang istimewa. Andi selalu dapat memuaskanku walaupun dia adalah seorang yang konservatif yang selalu bermain dengan gaya yang itu-itu saja.

Beberapa hari setelah rumah kami didatangi oleh orang yang menagih hutang, aku melihat orang tersebut di jalan ketika aku mau pergi ke rumah saudaraku. Tadinya aku akan meminjam uang dari saudaraku untuk menutupi hutang Andi pada orang tersebut, tapi ditengah jalan aku mempunyai pikiran lain.

Aku ikuti orang tersebut untuk mengetahui dimana rumahnya. Tadinya niatku hanya untuk mengetahui saja, tapi akhirnya aku mempunyai niat lain. Aku putuskan untuk menggadaikan tubuhku untuk melunasi hutang-hutang suamiku kepada orang itu.

Setelah aku mantap dengan niatku, beberapa hari kemudian aku memberanikan diri untuk mendatangi rumah orang tersebut. Rumah orang itu memang sangat besar dan sangat mewah. Setelah berhasil mengatasi rasa gugupku akhirnya kuberanikan diri untuk memencet bel. Tak lama kemudian seorang lelaki kurus yang kupikir adalah pesuruh di rumah itu keluar.

“Nyari siapa bu?”
“Hmm. Bapaknya ada?” tanyaku pada lelaki tersebut.
“Ibu siapa? Biar saya sampaikan ke Bapak.”
“Bilang aja dari istrinya pak Andi.”
Akhirnya pesuruh itu masuk ke dalam rumah dan tak lama berselang dia keluar lagi untuk membukakan pagar.
“Tunggu aja di ruang tamu bu.” Katanya padaku.

Langsung saja aku menuju ke arah yang ditunjuknya. Sebuah pintu dari kayu jati dengan ukiran yang sangat cantik. Belum juga aku sampai ke depan pintu, pintu tersebut sudah dibuka dari dalam. Rupanya yang membukakan pintunya adalah orang yang kucari. Orang dengan perawakan kurang lebih 180cm dan kuperkirakan beratnya 75kg.

Aku perkirakan umurnya sekitar 50 tahun. Berkulit hitam dan terlihat masih segar. Kesan angker yang ditunjukkannya pada saat menagih hutang tidak ada sama sekali pada saat aku datang. Justru aku menangkap kesan ramah dan sopan dari dia. Dia langsung menjabat tanganku sambil menyebut namanya.

“Hando. Mari masuk bu…”
“Fina” Jawabku langsung ketika melihat dia kebingungan.
“Oh iya. Bu Fina silahkan masuk”
Aku langsung masuk menuju ruang tamu. Dan Pak Hando langsung memersilakan aku untuk duduk.

“Mau minum apa bu Fina?”
“Ah gak usah repot-repot pak” jawabku dengan gaya basa-basi bangsa timur.
Akhirnya Pak Hando menyuruh pembantunya untuk membuatkan sirup.

Sambil menunggu minuman datang pak Hando memulai pembicaraan, sekaligus untuk mencairkan suasana yang kaku. Seolah-olah dia tahu kalau aku gugup dan grogi bertemu dengannya. Kuakui dia adalah sosok yang bisa membuat pembicaraan menjadi santai.

Ditambah lagi mungkin dengan wawasan yang cukup luas sehingga dia sepertinya tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan layaknya penyiar radio yang selalu ngoceh sepanjang jam siaran. Semakin jauh kami berbicara justru aku semakin kehilangan rasa gugupku yang tadi menghinggapi. Obrolan kami sempat terhenti karena pembantu pak Hando datang membawakan minuman pesananan majikannya.

“Silahkan diminum bu Fina”
“Oh iya pak. Terima kasih.” Tak lama langsung saja kuteguk minuman yang disuguhkan.
“Koq sepi ya pak? Istri bapak lagi keluar?” Tanyaku unuk memulai obrolan kembali.
“Istri saya sudah lama meninggal.”
“Oh maaf pak, saya gak tahu”
“Oh gak apa-apa. Oh iya bu Fina sudah berapa lama menikah dengan pak Andi?”

“Tiga tahun pak. Tapi ya gitu deh pak. Mas Andi gak pernah punya kerjaan tetap. Jadi makin lama makin numpuk aja hutangnya. Ditambah lagi sampai sekarang kami belum juga punya anak” kataku sekalian curhat sedikit ke pak Hando. Setelah disinggung soal hutang, pak Hando akhirnya menanyakan perihal hutang suamiku.

Dan dia juga bercerita bahwa sebenarnya suamiku tidak hanya berhutang kepadanya tapi juga ke teman-teman pak Hando. Jujur saja aku kaget, karena selama ini suamiku tidak pernah berkata jujur perihal hutangnya. Rupanya pak Hando sudah menyimpan rencana sendiri yang kurang lebih mirip dengan rencanaku. Dan akhirnya rencana itu disampaikan kepadaku, bahwa hutang suamiku bisa lunas dengan catatan aku mau diajak bercinta dengannya.

Pengurangan hutang suamiku satu juta setiap aku melayaninya. Dan itu berlaku juga untuk hutang suamiku dengan teman-temannya yang ternyata ada dua orang lagi. Dan ternyata suamiku berhutang sepuluh juta ke setiap orangnya. Ini berarti aku harus bercinta tiga puluh kali, dengan setiap orangnya aku layani sepuluh kali. Aku sempat berpikir juga melihat keadaan yang seperti itu, tapi demi melunasi hutang suamiku akhirnya aku sanggupi permintaannya.

Akhirnya aku disuruh kembali lagi keesokan harinya, karena hari itu Pak Hando sudah mempunyai janji dengan rekan bisnisnya. Sebelum pulang aku menanyakan apakah teman-temannya berkenan dibayar hutangnya dengan tubuhku? Dan Pak Hando berhasil meyakinkan bahwa teman-temannya pasti akan satu suara dengannya.

Akhirnya keesokan harinya aku datang kembali ke rumah Pak Hando. Hari itu aku untuk pertama kalinya berdandan bukan untuk suamiku, tapi untuk laki-laki lain. Aku datang dengan pakaian tetap casual saja.

Toh pikirku nantinya pakaian ini juga tidak berguna karena ketika aku menunaikan tugasku baju ini harus dilepas. Yang jelas aku mempersiapkan mentalku untuk hal ini. Karena ini juga untuk pertama kalinya aku akan disetubuhi oleh laki-laki yang bukan suamiku.

Dan yang jelas aku juga mempersiapkan vaginaku. Semua bulu-bulu yang tumbuh disekitar vaginaku kucukur habis, sehingga vaginaku bisa terlihat dengan jelas. Sesampainya di rumah Pak Hando aku disambut dengan hangat, Pak Hando mencium punggung tanganku dan kedua pipiku. Diriku agak canggung menerima perlakuan yang diberikan kepadaku, karena dia bukan suamiku.

Tetapi aku sendiri tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh suamiku. Saat itu aku merasa diperlakukan layaknya seorang perempuan. Dia tidak menunjukkan bahwa dia hawa nafsunya, tapi justru menunjukkan sikap seorang lelaki dewasa yang membuatku sedikit “terbius” oleh perlakuannya.

Setelah sambutan hangatnya aku langsung diajak menuju kamarnya. Kamar yang cukup mewah bagiku. Dan rupanya Pak Hando telah menyulap kamarnya menjadi begitu indah. Wangi bunga telah memenuhi seisi kamarnya. Ketika aku masih terpesona dengan kamarnya yang mewah tiba-tiba dia memelukku dari belakang.

Refleks dan sedikit terkejut membuat diriku agak memberontak. Tetapi dia meyakinkan diriku untuk tenang dan menikmati saja saat-saat tersebut. Dia mulai menciumi leher dan kupingku yang jelas membuatku terangsang. Lalu dia membalikkan tubuhku sehingga kami saling berhadapan.

“Boleh kupanggil Fina saja?” tanyanya padaku.
“Hmm.. boleh aja pak”
“Wah. Jangan panggil pak dong. Panggil saja Hando. Supaya lebih mesra.”
“Iya Hando. Boleh aja kalau kamu mau panggil aku Fina.” aku mulai menikmati keadaan.
“Hmm.. Fina. Sebenarnya ada satu lagi kejutan untukmu hari ini.”
“Apa itu?”

Belum dia menjawabnya tiba-tiba pintu kamar terbuka. Lalu ada dua orang memasuki kamar tersebut. Hal itu jelas saja membuat aku kaget.

“Ini dia kejutannya. Ada dua orang lagi temanku yang dihutangi suamimu yang ingin ikut bermain dengan kita.”
“Tapi Hando…” “Tenang saja. Kalau kau melayani kami sekaligus maka bayarannya dinaikkan menjadi 1,5 juta untuk sekali main. Tidak lagi satu juta.”

Sebenarnya aku agak keberatan juga dengan keadaan itu. Tapi karena suasana yang tercipta sudah kunikmati akhirnya aku menyetujuinya. Kedua temannya memang berbeda sekali dengannya. Temannya yang satu bernama Bima, keturunan Arab mempunyai dan berkulit putih. Sedangkan yang satunya bernama Rendy, keturunan Cina.

Tapi yang jelas ketiganya mempunyai postur tubuh yang sama. Tinggi besar dan tegap. Beda sekali dengan suamiku yang tingginya kira-kira sama denganku dan mempunyai tubuh yang tidak sebagus mereka. Jujur saja diam-diam aku mulai mengagumi mereka bertiga dan mulai membayangkan disetubuhi oleh mereka bertiga.

Aku sudah lagi tidak peduli dengan suasana romantis di kamar Pak Hando, tapi aku sudah mulai membayangkan suasana liar yang akan terjadi berikutnya. Tiba-tiba saja Pak Hando sudah mulai mencium bibirku.

Aku yang dari tadi sedang menghayal jelas terkejut, walaupun tidak lama dan langsung membalas ciuman dari Pak Hando. Tak lama berselang Bima dan Rendy langsung bergabung. Bima datang dari belakangku dan langsung menciumi leherku sedangkan Rendy langsung ke tujuan dengan meremas kedua dadaku. Hal ini jelas saja membuat nafsuku meledak.

Aku tidak tahan untuk tidak bersuara, dan akhirnya akupun mulai mengeluarkan desahan dari mulutku. Setelah itu bajuku dan celana panjang yang aku pakai mulai dilepas dari tubuhku sehingga terlihat bra dan cd yang aku kenakan. Hal ini jelas saja membuat mereka bertiga tambah liar untuk menjamah tubuhku. Dan tak lama berselang bra dan cdku pun ikut lepas dari tubuhku sehingga aku benar-benar bugil. Sudah tidak ada lagi perasaan canggung dan malu di diriku.

Yang ada hanya nafsu yang sudah berada di ubun-ubun. Setelah itu mereka bertiga pun melepas pakaiannya masing-masing. Dan aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa kagetku ketika mereka bertiga sudah bugil. Karena mereka semua mempunyai ukuran penis yang sangat besar bagiku. Panjang penisnya sekitar 20 cm dan berdiameter kira-kira 4-5 cm. Aku sendiri tidak dapat membedakan secara pasti punya siapa yang paling besar.

Karena ukuran penis mereka yang hampir sama. Tapi yang jelas berbeda sekali dengan punya suamiku yang hanya sekitar 13cm dengan diameter 2 cm. Aku dihadapkan dengan tiga penis raksasa. Perasaan takut dan penasaran bercampur aduk di diriku. Takut karena belum pernah melihat penis dengan ukuran sebesar itu. Penasaran karena perempuan mana yang tidak mau vaginanya dimasuki penis seperti itu.

Setelah semuanya bugil mereka membimbingku untuk jongkok, dan setelah itu mereka semua mengelilingiku. Mereka minta dioral secara bergantian. Lalu kulakukan permintaan itu dengan senang hati walaupun agak bersusah payah. Aku sering mengoral suamiku, tetapi yang ini beda. Tiga penis dengan ukuran jauh dari penis suamiku.

Ukuran penis mereka membuat aku agak gelagapan dan sedikit sesak nafas awalnya. Tapi lama-lama akhirnya aku bisa menguasai keadaan juga. Ketika aku mengoral penis pak Hando kedua tanganku mengocok penis Rendy dan Bima, begitu seterusnya. Jika satu sedang kuoral maka yang dua lagi kebagian kocokan tanganku.

“Aarrrgghhh nikmat sekali seponganmu Fina” ucapan itu terlontar dari Bima ketika mendapat giliran dioral olehku. Rendy mendapat giliran terakhir untuk kuoral. Dan ketika giliran Rendy mereka membimbingku ke arah tempat tidur.

Rupanya mereka memintaku untuk mengoral Rendy sambil terlentang sementara penis Rendy berada di atas mulutku. Ketika sedang asik-asiknya menikmati penis Rendy, tiba-tiba kurasakan rangsangan hebat di kedua payudaraku dan di vaginaku. Rupanya Bima sedang asik menggerayangi kedua payudaraku.

Dia sedang asik meremas dan menjilati kedua payudaraku. Sedangkan Pak Hando berada di selangkanganku, dia terlihat asik menjilati vaginaku. Terang saja aku mengoral Rendy sambil mengerang (ingin berteriak tidak bisa karena mulutku disumpal penis Rendy) keenakan karena perlakuan kedua orang tadi terhadap dua tempat sensitif di tubuhku.

Tak lama kemudian Rendy melepaskan penisnya dari mulutku lalu bergabung dengan Bima untuk menikmati payudaraku. Bima menggarap payudara kiriku sedangkan Rendy yang kanan pak Hando tetap menjilati vaginaku. Hal ini membuatku terangsang hebat sehingga tidak tahan lagi untuk berteriak dan meracau.

“Aarrrrgghhh, nikmat banget… teruuussss… aaarrgghhh… aayoo teruusss”

Akhirnya aku sampai juga pada orgasmeku yang pertama. Tak lama kemudian aku merasakan sesuatu menempel di bibir vaginaku. Setelah kulirik ternyata pak Hando sudah siap memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku. Aku merasakan penis pak Hando semakin lama semakin mendesak vaginaku.

Aku merasa seperti perawan lagi karena begitu susahnya penis pak Hando memasuki vaginaku. Terang saja susah, penis sebesar itu mencoba masuk ke dalam vaginaku yang biasanya hanya dimasuki penis Andi yang sekarang menjadi biasa bagiku. Terbantu oleh vaginaku yang sudah basah akhirnya penis pak Hando berhasil masuk juga. Perlahan-lahan pak Hando mulai menggoyangkan penisnya keluar masuk di vaginaku.

“Arrrghhh Hando… terus… cepetin donkk.. ent*tin…” aku sudah meracau tak karuan karena penis pak Hando yang menghadirkan kenikmatan yang luar biasa. Ditambah lagi Rendy dan Bima yang masih sibuk dengan kedua payudaraku. Akhirnya setelah dirasa lancar pak Hando pun mulai mempercepat goyangannya. Baru beberapa goyangan saja aku sudah orgasme lagi padahal kulihat pak Hando masih kuat menggoyang penisnya.

Makin lama makin cepat dan cepat sampai akhirnya aku tak tahan dan sampai pada orgasme ku yang kesekekian kali. Setelah agak lama terasa goyangan pak Hando semakin cepat dan cepat kemudian sampai pada goyangan dia yang terakhir, tubuhnya mengejang keras sekali, suaranya melenguh setengah berteriak. Dan aku bisa merasakan kalau dia orgasme.

Semburan spermanya di dalam vaginaku terasa sekali. Tak lama berselang pak Hando mencabut penisnya dan aku didatangi oleh Rendy dan Bima yag tampak sudah tidak sabar. Aku lihat Rendy membawa baby oil. “Untuk apa?” tanyaku. “Sudahlah nikmati saja” begitu kata Rendy.

Karena memang gairahku masih diatas akhirnya aku tidak pedulikan lagi. Tak lama mereka memintaku untuk berposisi doggy style, dan aku iyakan saja toh aku juga terbiasa dengan gaya itu.

Tapi betapa kagetnya ketika kurasakan Rendy menumpahkan baby oil di lubang pantatku dan di penisnya lalu kemudian berusaha memasukkan penisnya itu ke pantatku. Tadinya aku ingin berontak, tetapi Bima memegangi tubuhku dengan erat supaya tidak berontak. Terasa sedikit sakit ketika penis Rendy mencoba untuk memasuki lubang pantatku tetapi kemudian setelah masuk terasa nikmat yang luar biasa juga.

Tidak kalah dengan nikmatnya ketika masuk ke vagina. Lalu Rendy kemudian mulai untuk menggoyang penisnya di dalam pantatku. Ketika sudah lancar dan baru beberapa saat Rendy meminta merubah posisi tanpa melepaskan penisnya dari pantatnya. Kami berdua terlentang dan bertindihan dengan aku diatasnya. Sehingga makin kurasa Penis itu bergerilya di lubang pantatku.

Tak lama kemudian Bima menghampiri kami dan sudah siap dengan penisnya yang sudah berdiri tegak dan diarahkan ke vaginaku yang terbuka menantang. Akhirnya Bima memasukkan penisnya ke dalam vaginaku berbarengan dengan Rendy dia menggoyangkan penisnya keluar masuk vaginaku. Sebuah pengalaman luar biasa yang belum aku alami sebelumnya. Aku disetubuhi dua laki-laki secara bersamaan.

Benar-benar terasa nikmat sekali, ditambah lagi keduanya ditambah pak Hando merupakan sosok lelaki gagah, tampan dan enak dipandang. Pergumulan kami bertiga tak terasa membuatku orgasme berkali-kali, karena rasa nikmat yang luar biasa. Dan akhirnya Bima dan Rendy secara bersamaan mencapai orgasmenya. Rendy mengerluarkan spermanya di dalam pantatku sedang Bima di dalam vaginaku.

Setelah itu kami berempat mebersihkan diri, dan rupanya di meja makan sudah disiapkan makanan untuk kami berempat. Setelah kami makan akhirnya aku izin untuk pulang dan tidak lupa membuat janji untuk pertemuan berikutnya dengan mereka.

Setelah kejadian itu aku merasakan tidak nafsu lagi dengan Andi ketika dia mengajakku untuk bersetubuh. Aku hanya berusaha menjalankan kewajibanku saja. Tetapi jujur saja aku tidak merasa puas. Karena aku sudah menemukan sesuatu yang lebih diluar sana.

Dan setelah semua hutang-hutang Andi lunas aku sering kali mendatangi mereka atau salah satu dari mereka untuk minta disetubuhi. Aku sudah sampai pada taraf ketagihan yang luar biasa. Pada akhirnya akupun jujur kepada Andi tentang hal yang selama ini terjadi. Dia terkejut, tapi tak biasa marah karena aku melakukan itu untuk melunasi hutang-hutangnya.

Setelah kutanyai apakah dia ingin menuntut cerai diriku, dia tidak mau menceraikanku dengan alasan dia masih sayang. Aku memberikan syarat kepada Andi yaitu, aku bebas bersetubuh dengan ketiga orang itu kapanpun dan dimanapun aku mau tanpa harus dicemburui. Akhirnya Andi menyetujuinya, karena masih menyayangiku.

Pernah suatu saat ketika Andi pulang ke rumah dia mendapati diriku sedang bersetubuh dengan ketiga pria tersebut. Ketika dia akan pergi justru dia dipaksa untuk duduk dan menyaksikan kami oleh pak Hando, Rendy dan Bima. Bahkan dia juga ditelanjangi oleh mereka didepanku. Mereka sengaja melakukan itu hanya untuk membandingkan ukuran penis mereka dan Andi dan memang penis Andi menjadi terlihat kecil sekali.

Baca Juga : Cerita Dewasa Memaksa Anak Ibu Kost Yang Pendiam Dan Masih Perawan

Sebenarnya aku kasihan melihatnya diperlakukan seperti itu. Tetapi karena hawa nafsu yang sudah menguasai diriku, maka tak kuacuhkan dia dan aku hana melayani penis-penis raksasa yang dapat memuaskan vaginaku.

#Gadaikan #Tubuh #Untuk #Melunasi #Hutang #Suami