Pemerkosaan Terhadap April Cewek Bandung Terbaru Malam Ini

Pemerkosaan Terhadap April Cewek Bandung

Pada pertengahan bulan Maret tahun 2005, desaku kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan melakukan KKN. Mungkin karena ini adalah baru pertama kalinya desaku jadi tempat tujuan KKN sehingga penduduk desaku sangat gembira mendengar akan ada mahasiswa yang akan ikut membantu meringankan beban dalam membangun desa kami terutama kepala dusunnya.

Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah saya, sehingga secara otomatis saya jadi dapat berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainnya cewek. Kebanyakan mereka bukan orang Yogya asli. Mereka ada yang berasal dari Bandung, Sumatra, dan Sulawesi, cuma satu orang yang berasal dari Yogya.

Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membangun sebuah kamar mandi umum untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun. Setiap hari, ketika mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, aku selalu memperhatikan salah satu anggota cewek dari ketiga mahasiswi tersebut. Ia bernama April, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku saat itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca tahu sendiri kan kalau orang Bandung umumnya berkulit putih mulus.

Aku selalu memperhatikan April karena tubuhnya yang indah dan bahenol itu, ia memakai BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, karena memang payudaranya sangat menonjol, apalagi saat kerja ia hanya mengenakan kaus ketat dan memakai celana gunung hanya pada bagian atasnya saja, mungkin karena panas sehingga bagian bawahnya tidak dipakainya saat bekerja, meskipun saat berdiri hanya sampai lutut, tetapi saat berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu sangat terlihat jelas dan saat berkeringat, BH-nya terlihat jelas karena tercetak terkena keringat. Aku jelas sangat tergoda dan bernafsu, apalagi di desaku jarang melihat cewek putih secantik dia.

Suatu ketika, saat mereka sedang bekerja keras, entah mengapa April minta diantarkan temannya ke tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 200 m dari tempat kerjanya, aku langsung mengikutinya karena hanya gadis itulah yang aku sukai tubuh seksinya.

Sesampai di rumah mereka, Tere teman April yang mengantarkannya, diminta April untuk segera kembali ke teman-temannya untuk membantu pekerjaan yang sedang mereka kerjakan agar cepat selesai. Mungkin karena kelelahan, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Karena rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya maka kamar mandinya pun juga sederhana sekali, pintunya saja hanya terbuat dari seng yang tidak bisa tertutup rapat, bagian bawahnya terbuka sekitar 5 cm, dan bagian kanan atau kiri pintu juga mudah diintip. Aku sudah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karena aku sering mengintip diam-diam dua anak Pak Ramli yang masih SMP dan SMU saat mereka mandi. Meskipun mereka berwajah manis tetapi masih kalah putih dan seksi dibandingkan si April.

Aku masuk lewat halaman belakang karena kamar mandinya juga terletak di halaman belakang. Mungkin karena sudah merasa aman setelah pintu depan ditutup dan dikunci rapat, ia mandi dengan santai sambil menyanyi-nyanyi lagu pop Britney Spears kesukaannya. Saat aku mulai mengintip, ia sedang berjongkok untuk kencing sehingga aku mulai khawatir kalau-kalau ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi sedangkan aku mengintipnya dari bawah pintu. Tetapi untungnya ia hanya melihat ke bawah lantai.

Saat ia kencing itulah aku merasa terangsang. Vaginanya terlihat jelas karena terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting namun tertata rapi, dan yang paling kusukai dari dia tentunya adalah karena ia masih perawan. Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya vagina cewek yang masih perawan karena selama ini aku hanya berpacaran dan berhubungan intim dengan wanita yang sudah tidak perawan dan tidak secantik dia.

Setelah ia selesai mandi, aku ingin segera keluar dari rumah itu, tapi karena hari itu hujan, aku terpeleset saat memanjat tembok dan menyenggol pot tanaman hingga ia langsung keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup handuk untuk melihat suara apa itu dan langsung memergokiku.

“Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kamu Mas?”.

“Eh.. Emm.. Aku ee.. Lagi manjat tembok tapi kepeleset”, ujarku beralasan.

Karena sudah tak tahan melihat tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu aku mendekatinya dan tanpa basa-basi langsung kusekap mulutnya. Dengan mudah aku dapat meringkusnya dengan mengikat tangannya karena di tempat itu terdapat banyak tali-tali tambang, kuseret dia ke dalam kamar tidur entah milik siapa. Di situ aku buka ikatannya dan langsung kurebut handuknya sehingga ia telanjang bulat.

Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga”, ia hanya dapat menangis dan memohon-mohon saat aku melepaskan semua bajuku.

“Emang gue pikirin, aku dah nggak tahan ngeliat tubuh seksi lu!!”, bentakku.

Pistolku yang berukuran 18 cm ini langsung tegak menodong ke arahnya. Aku langsung menubruk dia. Karena ia melakukan perlawanan terpaksa aku menampar dan sedikit mencekiknya, karena hanya dengan cara inilah ia akhirnya dapat lemas dan menyerah tanpa membuat lecet kulit putih mulusnya. Aku mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu aku melumat payudara dan menggigiti putingnya.

“Aah.. Aah sakit Mas!”, rintihnya lalu aku mulai meletakkan penisku di atas vaginanya.

“Jangan digituin Mas, ampun Mas”, ia memohon sambil mengeluarkan air matanya.

“Santai aja Mbak, enak kok”

“Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!”, ia menjerit kesakitan saat aku berusaha keras memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih tertutup rapat.

Kubalik posisi tubuhnya sehingga ia berlutut dan kutampar-tampar pantatnya hingga memerah, sambil kujilat-jilat pantat mulusnya.

“Wow, pantat Mbak indah juga, bulet tapi juga sekal banget”

Saat hampir kumasukkan penisku ke duburnya tiba-tiba pintu terbuka dan ada orang masuk. April tahu bahwa itu pasti temannya sehingga ia langsung berteriak meminta tolong. Orang itu mendengar teriakan April lalu langsung menuju kamar ini hingga ia terkejut bukan main begitu juga denganku

Pemerkosaan Terhadap April Cewek Bandung-April

“Hey, sedang apa kau?”

“Eh.. Mm anu aku..” aku bingung menjawabnya.

April sempat lega melihat salah seorang temannya datang. Teman pria April itu sempat ingin marah ketika April akan kusodomi. Tetapi ketika ia melihat kemolekan tubuh April, ia jadi terdiam sesaat. Mungkin ia juga terangsang, karena saat aku melihat bibirnya ia mengucapkan kata “Wow” dengan lirih secara tidak sengaja. Tanpa disangka ia lalu malah memberi suatu penawaran kepadaku.

“Kalo lu ngasih aku bagian dari tubuh sexy ini, aku nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?”

“Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja.” tentu saja aku setuju dari pada dikeroyok masa.

Dia langsung membuka bajunya yang sudah basah terkena hujan.

“Loh, In kamu ini gimana sih, aku ini temanmu” April merasa kecewa ketika ia melihat temannya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.

“Iya aku juga tau lu ini temanku, tapi kan cuman teman KKN aja dan selama ini aku selalu terangsang ngeliat tubuh lu saat ngintip lu mandi, hehe.. he”, ujarnya.

Aku langsung melanjutkan kegiatanku tadi. Saat April masih berdebat dengan temannya, langsung saja kumasukkan penis 18 cm-ku ini ke lubang duburnya.

“Indra, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!” ia menjerit kesakitan.

“Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tapi enak tenan Pril duburmu!!”, ujarku.

Temannya pun tak tinggal diam, ia langsung menyodorkan batang kemaluannya ke wajah April.

“Nah Pril entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!”, ia memaksa membuka mulut April dengan menjambaknya.

“Please Indra, please.. mmph.. mmphh!”.

April merasakan siksaan sampai hampir muntah, karena memang ia belum pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, karena aku senang jika melihat payudaranya bergoyang-goyang.

“Aach.. Oocchh.. Yes!!”.

Akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Indra pun ikut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut April dan memaksanya untuk menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisnya. Lalu kami beristirahat sebentar sambil merokok dan menonton film porno di ruang tengah. Lalu temannya yang ternyata bernama Indra itu mampir ke warung sebelah untuk membeli vitamin penambah tenaga dan obat kuat.

Setelah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga teman-temannya yang lain kemungkinan masih akan lama pulangnya. Kami pun meneruskan memperkosa April. Ia mengira penderitaannya sudah berakhir karena saat aku menghampirinya, ia sudah memakai CD-nya kembali. Ia pun terkejut saat aku menghampirinya sehingga ia melakukan sedikit pemberontakan tapi tidak berhasil lalu langsung kutampar hingga jatuh dan Indra melepaskan kembali CD-nya.

“Tolong sudahi saja Indra, aku sudah cape”, mohonnya.

“Hey aku kan belum nyoba vagina lu tau!”

Indra berbaring telentang di kasur dan mengangkat tubuh April dengan posisi tengkurap menghadap dirinya, dan langsung menghujamkan penisnya ke vaginanya.

“Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, udah aja Indra, sakit..!”, rintihnya.

Tanpa kutunggu-tunggu, aku langsung ikut menunggangi tubuh April dan memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Indra bergesekan dalam satu vagina hingga lapisan klitoris April robek dan berdarah.

“Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!”

Setelah sekitar 25 menit, Indra menyemprotkan spermanya dulu lalu mencabutnya, dan tubuh April kubalikkan telentang. Lima menit kemudian ganti aku yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku. Aku pun lemas dan menindih tubuh seksinya tapi tidak langsung mencabut penisku dari vaginanya. April pun juga sudah sangat lemas tidak berdaya.

Karena hujan sudah mulai agak reda, Indra langsung mengeluarkan HP-nya dan memfoto bagian-bagian vital tubuh telanjang April untuk mengancam April agar tidak membuka mulut kepada siapapun. Lalu kami memakaikan bajunya. Saat kemudian 2 orang lagi temannya datang, kami terlihat sedang menonton TV bersama. Meskipun wajah April terlihat sedih, mereka tidak mengetahui dan tidak mempedulikannya karena memang hubungan mereka belum begitu akrab sebab mereka semua berbeda jurusan apalagi baru saling kenal beberapa hari.

Tetapi beberapa hari kemudian, April akhirnya mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah diperkosa oleh saya dan temannya saat KKN, sehingga kami pun ditangkap oleh polisi dan dipenjara selama 12 tahun atas pemerkosaan yang kami lakukan ke April.

#Pemerkosaan #Terhadap #April #Cewek #Bandung

Kisah Pemerkosaan Terhadap Nana Terbaru Malam Ini

Kisah Pemerkosaan Terhadap Nana

Nana terlambat bangun untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi. Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMU. Nana adalah pelajar kelas 1, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-16.

Dengan wajah yang manis, rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B, tak heran Nana selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Nana belum menjatuhkan pilihannya.

Alasannya cukup klasik, “Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran.., kan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan…” begitu selalu kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya.

Begitulah Nana, gadis manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta tempatnya tinggal. Nana mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya kalau saja peristiwa itu tidak terjadi.

Pagi itu selesai menyiapkan diri untuk berangkat, Nana sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda Supra-nya. Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya. Benny (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh Mita, hari itu mengajak dua rekannya (Kevin dan Budi) yang terkenal bejat untuk memberi pelajaran buat Nana, karena Benny yang playboy paling pantang untuk ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Nana.

Tepat di jalan sempit yang hampir jarang dilewati orang, Benny dan kawan-kawan memalangkan Toyota Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Nana akan melewati jalan pintas ini menuju sekolahnya. Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Nana gugup dan terjatuh dari motornya. Benny yang berada di dalam mobil beranjak keluar.

“Hai Mit.., jatuh ya..?” kata Benny dengan santainya.

“Apa-apaan sih kamu..? Mau bunuh aku ya..?” hardik Nana dengan wajah kesal.

“Nggak.., cuman aku mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar…” kata Benny yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya.

“Ntar apa..?” potong Nana yang masih dengan wajah kesal.

“Ntar gue perkosa lo..!”

“Sialan dasar usil, cepetan minggir aku udah telat nih..!” bentak Nana.

Air mata di pipinya mulai menetes karena Benny tetap menghalangi jalannya.

“Benny please.., minggir dong..!” pintanya sudah tidak sabaran lagi.

Benny mulai mendekati Nana yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Nana yang membuatnya pingsan seketika. Rupanya Kevin yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi.

“Ayo kita angkut dia..!” perintah Benny kepada teman-temannya.

Singkat cerita, Nana dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota. Letak rumah itu menyendiri, jauh dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak akan diketahui siapapun.

Sebuah tamparan di pipinya membuat gadis ini mulai siuman. Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Benny. Nana mulai ketakutan memandang sekelilingnya. Apa yang akan terjadi samar-samar mulai terbayang di matanya. Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang. Rupanya mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Nana. Tangan-tangan mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli teriakan ampum maupun tangisan Nana.

Setelah menelanjangi Nana sehingga Nana benar-benar bugil. Sekali sentak Kevin menjambak rambut Nana dan menariknya, sehingga tubuh Nana yang tekulai di lantai terangkat ke atas dalam posisi berlutut menghadap Kevin.

“An.., lo mau gue apain nih cewek..?” kata Kevin sambil melirik ke arah Benny.

“Terserah deh.., emang gue pikirin..!”

Kevin menatap sebentar ke arah Nana yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan, “PLAK..!” tamparan Kevin melayang ke pipinya.

Benny dan yang lainnya mulai membuka pakaian masing-masing, sehingga sekejap orang-orang yang berada dalam ruangan itu semuanya telanjang bulat. Nana yang terduduk di lantai karena dicampakkan Kevin kembali menerima perlakuan serupa dari Benny yang kembali menjambak rambutnya, hanya saja tidak menariknya ke atas, tetapi ke bawah, sehingga sekarang Nana dalam posisi telentang. Teman-teman Benny memegangi kedua tangan dan kaki Nana, sedangkan Benny duduk tepat di atas kedua payudara Nana. Penis Benny yang sudah mengeras dengan panjang 18 cm ditempelkan ke bibir Nana.

Ngentot Dengan Nana

“Ayo isep kontol gue..!” bentak Benny tidak sabaran.

Karena Nana tidak juga membuka mulutnya, Benny menampar Nana berkali-kali. Karena tidak tahan, akhirnya mulut mungil Nana mulai terbuka. Tanpa ampun Benny yang sudah tidak sabaran memasukkan penisnya sampai habis, tonjolan kepala penis Benny nampak di tenggorokan Nana. Benny mulai memaju-mundurkan penisnya di mulut Nana selama 5 menit tanpa memberi kesempatan Nana untuk bernafas. Nana kesakitan dan mulai kehabisan nafas, Benny bukannya kasihan tetapi malah semakin brutal menancapkan penisnya.

Selang beberapa saat, Benny mengeluarkan penisnya dari mulut Nana, dan segera diganti oleh Penis Kevin yang panjangnya hampir 20 cm. Budi yang sedari tadi memegang kaki Nana mulai menjalankan aksinya. Paha Nana ditarik ke atas dan mengarahkan penisnya ke memeknya Nana. Penis Budi yang paling besar di antara kedua rekannya tidak terlalu gampang menembus memek Nana yang memang sangat sempit, karena masih perawan. Tetapi Budi tidak perduli, penisnya terus ditekan ke dalam memek Nana dan tidak berapa lama Nana tampak meringis kesakitan, tetapi tidak mampu bersuara karena mulutnya tersumbat penis Kevin yang dengan kasarnya menembus hingga tenggorokannya.

Budi memaju-mundurkan penisnya ke dalam memeknya Nana dan nampak darah mulai menetes dari memek Nana. Keperawanan Nana telah dikoyak Budi. Kevin yang tidak puas akan “pelayanan” Nana nampak kesal.

“Ayo isep atau gue cekik lo..!” bentaknya ke arah Nana yang sudah dingin pandangannya.

Nana yang sudah putus asa hanya dapat menuruti keinginan Kevin. Mulutnya dimaju-mundurkan sambil menghisap penis Kevin.

“Ayo cepat..!” kata Kevin lagi.

Karena dalam posisinya yang telentang, agak sulit bagi Nana menaik-turunkan kepalanya untuk mengulum penis Kevin, tetapi Kevin rupanya tidak mau perduli. Nana melingkarkan tangannya ke pinggang Kevin, sehingga dia dapat sedikit mempercepat gerakannya sesuai keinginan Kevin.

Hampir 30 menit berlalu, Kevin hampir ejakulasi, rambut Nana ditarik ke bawah sehingga wajahnya menengadah ke atas. Kevin mencabut penisnya dari mulut Nana.

“Buka yang lebar dan keluarin lidah lo..!” bentaknya lagi.

Nana membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya keluar. Kevin memasukkan kembali setengah penisnya ke mulut Nana dan, “Ah.., crot… crot… crot..!” sperma Kevin yang banyak masuk ke mulut Nana.

“Telan semuanya..!”

Nana terpaksa menelan semua sperma Kevin yang masuk ke mulutnya, walau sebagian ada yang mengalir di sela-sela bibirnya.

Budi yang juga hampir ejakulasi mencabut penisnya dari memek Nana dan merangkat ke atas dada Nana dan bersamaan dengan Kevin mencabut penisnya dari mulut Nana. Budi memasukkan penisnya ke mulut Nana sampai habis masuk hingga ke tenggorokan Nana.

Dan, “Crot.. crot.. crot..!” kali ini sperma Budi langsung masuk melewati tenggorokan Nana.

Benny yang sedari tadi menonton perbuatan kedua rekannya melakukan hal serupa yang dilakukan Budi, hanya saja Benny menyemprotkan spermanya ke dalam memek Nana.

Begitulah selanjutnya, masing-masing dari mereka kembali memperkosa Nana sehingga baik Benny, Budi dan Kevin dapat merasakan nikmatnya memek Nana dan hangatnya kuluman bibir Nana yang melingkari penis-penis mereka. Mereka benar-benar sudah melampaui batasan keinginan berbalas denadam terhadap Nana yang tadinya masih polos itu.

Sebelum meninggalkan Nana sendirian di rumah kosong, mereka sempat membuat photo-photo telanjang Nana yang dipergunakan untuk mengancam Nana seandainya buka mulut. Foto-foto tersebut akan disebarkan ke seantero sekolah Nana jika memang benar-benar Nana melaporkan hal tersebut ke orang lain.

Hari-hari selanjutnya dengan berbagai ancaman, Nana terpaksa pasrah diperkosa kembali oleh Benny dan kawan-kawan sampai belasan kali. Dan setiap kali diperkosa, jumlahnya selalu bertambah, hingga terakhir Nana diperkosa 40 orang, dan dipaksa menelan sperma setiap pemerkosanya. Sungguh malang nasib Nana.

Baca juga : Wik Wik Dengan Operator Warnet

#Kisah #Pemerkosaan #Terhadap #Nana

Perkosaan Terhadap Calon Pengantin Terbaru Malam Ini

Perkosaan Terhadap Calon Pengantin

Aku pernah berbagi kisah dengan teman-teman pembaca semua, dan aku akan melakukan hal yang sama sekarang untuk yang kedua kalinya. Statusku yang bebas (mahasiswa perantau) membuatku tidak terbatas dalam berbagai aktifitas, walau seringkali diantaranya bermuatan negatif. Pengalaman ini terjadi pada tahun 2015 di bulan November, dimana kota Surabaya sedang diguyur hujan. Merupakan pemandangan langka kalau Surabaya dicurahi hujan, karena lebih sering kota ini berada dalam kondisi kering.

Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat. Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempat-tempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya. Kali ini aku bersantai di Galaxy Mall, yang banyak dikunjungi WNI keturunan. Mataku liar melirik-lirik wanita putih mulus dan trendy. Entah kenapa sejak dulu aku terobsesi dengan wanita Chinese yang menurut pandanganku adalah tipikal sempurna dalam banyak hal.

Di lantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman. Dengan teknik yang biasa kulakukan, kudekati dia. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Aku bilang aku sudah kenyang. Dia bernama Dewi. Kami seumuran atau paling tidak dia lebih tua dua tahun dariku. Setelah ngobrol agak lama, dengan mengeluarkan jurus empuk tentunya, dia mengajakku pulang bersama, karena aku mengaku akan menunggu angkutan sampai hujan reda. Akhirnya, aku pun setuju, dan segera berangkat bersamanya.

Di dalam mobil, aku tak bisa tenang karena ketika menyetir, aku bisa melihat dadanya yang montok dan paha mulusnya bergerak gesit menguasai kemudi. Tapi dia tidak menyadari itu, karena aku tahu dia tidak akan suka. Hal itu kusadari dari pembicaraan sebelumnya. Dia kelihatannya wanita baik-baik. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyang-goyang. Ditambah lagi harum tubuhnya yang sangat merangsang. Akhirnya timbul pikiran jahat di otakku.

Aku pindah ke belakang ya.. kataku. Kenapa? Aku ngantuk, mau tiduran, nanti turunkan aku di jalan Kertajaya, kataku berpura-pura. Saat itu sejuta rencana jahat sudah merasuki otakku. Ok, tapi kamu jangan terlalu pulas ya.. nanti ngebanguninnya susah, katanya polos. Di kala otakku sudah kesetanan, tiba-tiba.. Jangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa. Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.

Don.. apa-apaan nihh..? teriaknya gugup, karena terkejut. Aku peringatkan, diam, jangan macam-macam! bentakku sambil menekan permukaan pisau lebih kuat. Aku sudah kehilangan keseimbangan karena nafsu. Jalankan mobilnya dengan wajar, bawa ke daerah Petemon.. cepat..! Ehh.. iiya.. iyahh.. jawabnya dengan sangat ketakutan. Tas yang tadi diletakkan di jok belakang segera kubuka. Seluruh uang dan kartu kreditnya langsung berpindah ke kantongku.

Bawa ke Pinang Inn.. cepat! bentakku lagi. Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. Sepanjang perjalanan wajahnya pucat dan sesekali memandangiku, seolah minta dikasihani. Jangan mencoba membuat gerakan macammacam.. atau kamu kulempar ke jalan.. mengerti? ancamku lagi sambil berganti posisi.

Aku mengambil alih kemudi. Entahlah, saat itu aku merasa bukan diriku lagi. Mungkin iblis sedang menari-nari di otakku. Dia hanya membisu, dengan tubuh gemetar menahan rasa takut. Tiba-tiba HPnya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah. Ingat.. jangan bertindak aneh-aneh.. kalau masih ingin hidup.. pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn. Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Kubayar, lalu kembali ke garasi.

Keluar..! Dengan wajar kugandeng dia masuk kamar. Kukunci dan kusuruh dia telentang di kasur yang empuk. Kunyalakan TV channel yang memutar film-film biru. Pinang Inn memang disediakan untuk bermesum ria. Dia kelihatan semakin ketakutan, ketika melihatku langsung membuka baju dan celana. Dengan hanya menggunakan CD, kurebahkan tubuhku di sampingnya dengan posisi menyamping. Pisau itu kugesek-gesek di sekitar dadanya. Agar proses ini tidak menyakitkan, kamu jangan bertingkah.. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana.. paham?

Sam.. ke.. ke.. napaa.. jadi be.. gii.. ni? Apa.. salahku? dengan ketakutan dia berusaha membuatku luluh. Salahmu adalah.. kamu memamerkan tubuhmu di hadapan singa lapar.. Segera, seluruh bajunya kusobek dengan pisauku yang tajam. Mulai dari bagian luar sampai dalamnya. Kini dia telanjang bulat di antara serpihan pakaian mahal yang kusayat-sayat. Dia menangis, mata sipitnya bertambah sipit karena berusaha menahan air mata yang mulai mengalir deras ditingkahi isaknya yang sesenggukan. Sejenak aku tertegun menyaksikan keindahan yang terpampang di hadapanku.

Dewi

Dada putih mulus yang montok, tubuh langsing, dan.. ups.. liang kemaluannya yang merah muda bersembunyi malu-malu di antara paha yang dirapatkannya. Kubuka pahanya. Jangann Sam.. kumohon jangan.. pintanya memelas. Aku sudah tidak peduli. Hei.. Dewi.. bisa diam nggak? Mau mati? Hah..? ancamku sambil menampar pipinya. Wajahnya sampai terlempar karena aku menamparnya cukup keras. Silakan menjerit.. ini ruangan kedap suara.. ayo.. menjeritlah.., ejekku kesenangan. Segera kulebarkan pahanya, kuelus permukaan kemaluannya dengan lembut dan berirama.

Sesekali dia menatapku. Ada juga desah aneh di bibirnya yang tipis. Aku terus mengelus kemaluan itu, sambil dua jariku yang menganggur mempermainkan puting susunya bergantian. Dia hanya bisa mendesah dan menangis. Kudekatkan wajahku ke sela paha mulusnya. Dengan perasaan, kukuak liang kemaluannya, indah sekali. Seumur hidup, baru kali ini aku melihat kemaluan wanita seindah itu. Bentuknya agak membukit mungil, ditumbuhi bulu yang halus dan lemas.

Bibir kemaluannya kupegang, kemudian lidahku kujulurkan memasuki lubang yang nikmat itu. Kujilati dengan perlahan, mengitari seluruh permukaannya. Shh.. Sam.. Samm.. jangaann.. sshh.. Dewi sampai terduduk. Ada sesuatu yang lucu. Dalam situasi itu sempat-sempatnya dia menggoyang pinggulnya mendesak mulutku, dan menjambak rambutku sesekali. Dalam hati aku tertawa, Dasar wanita.. munafik. Ayo.. Wii.. ayo.. kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. Saat itu kesadaranku perlahan hadir. Perlakuanku kubuat selembut mungkin, namun tetap tegas agar Dewi tidak bertindak ceroboh.

Kali ini lidahku mengait-ngait klitorisnya beraturan namun dengan arah lidah acak. Dia makin bergetar. Goyangan pinggulnya terasa sekali. Lho.. diperkosa kok malah enjoy.. ayo.. nangis lagi.. mana..? olokku. Samm.. jangannhh.. janganh.. balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Tapi setelah kepalaku digerakkan ke samping, malah ditariknya lagi hingga mulutku langsung terjatuh di bibir kemaluannya.

Aku pun paham, dia ingin menunjukkan ketidak sudiannya, namun di lain pihak, dia sangat menginginkan sensasi itu. Nih.. aku kasih bonus.. silahkan menikmati.. kataku sambil melanjutkan jilatanku. Sementara tanganku yang kiri membelai payudaranya bergiliran secara adil. Kiri dan kanan. Sementara tangan kananku kuletakkan di bawah pantatnya. Pantat seksi itu kuremas sesekali.

Oghh.. sshh.. Nina menggelinjang menahan nafsu yang mulai merasuki dirinya. Sesaat dia lupa kalau sekarang dia dalam keadaan terjajah. Sshh.. terrusshh.. Perlahan lahan, cairan yang kunanti keluar juga. Secara mantap, lendir bening itu mengalir membasahi liang kemaluannya yang semerbak. Samm.. Samm… Dia berteriak di sela orgasmenya yang kuhadiahkan secara cuma-cuma. Aduh.. Wii.. yang benar aja dong.. ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.

Maaf.. maaf Samm.. Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Aku berdiri di samping ranjang. Dia terkulai lemas. Pahanya dibiarkan terbuka. Kemaluan genit itu sudah mengundang batang kemaluanku untuk beraksi. Namun aku berusaha menahan, agar pemerkosaan ini tidak terlalu menyakitkan. Kami berpandangan sejenak. Dia sudah tidak melakukan perlawanan apa-apa, pasrah.

Sam.. aku tahu kamu sebenarnya baik, jangan sakiti aku yah.. aku mau menemani kamu di sini, asal kamu tidak melukai aku.. pintanya sambil mengubah posisi telentangnya menjadi duduk melipat lututnya ke bawah pantat. Liang kemaluannya agak tersembunyi sekarang. Kamu masih perawan nggak? tanyaku ketus. Iyah.. masih.. Nah.. sayang sekali, kalau mulai besok kamu sudah menyandang gelar tidak perawan lagi.. Ah.. dia tercekat.

Sam.. semua uang tadi boleh kamu ambil.. tapi mohon jangan yang kamu sebut barusan.. empat hari lagi aku menikah Sam.. kumohon Sam.. Ah.. daripada cowok lain yang merasakan nikmatnya darah segar kamu, mending aku curi sekarang.. kataku cepat sambil mendekatinya lagi. Sam.. jangan.. kumohon.. Diam! Ingat.. pisau ini sewaktu-waktu bisa mengeluarkan isi perutmu.. ancamku.

Dewi terkejut sekali, karena menyangka aku sudah berbaik hati. Padahal aku juga tidak sungguh-sungguh marah padanya. Mungkin karena aku yang sudah terbiasa berteriak membuatnya ketakutan. Sekarang giliranmu, kukeluarkan batang kemaluanku yang sudah agak terkulai. Kupikir aku nggak perlu menjelaskan lagi cara membangunkan preman yang satu ini.. kataku sambil mengarahkan kepalanya berhadapan dengan batang kemalauanku yang lumayan besar.

Sejenak dipandanginya diriku. Tanpa berkata apa-apa dia memegang batang kemaluanku dan mengocoknya perlahan. Dikocoknya terus sampai perlahan, si batang andalanku naik. Cuma itu? tanyaku lagi. Dibuka mulutnya dengan ragu-ragu, kebetulan sekali adegan di TV channel juga sedang memperagakan hal yang sama. Aku sebenarnya ingin tertawa. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. Dikulumnya batang kemaluanku. Aku berdiri di atas ranjang.

Dia berjongkok dan mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Ahh.. aku mengerang merasa nikmat sekali. Kulihat matanya sesekali melirik TV. Biar saja, pikirku dalam hati. Toh ini demi keuntunganku. Dijilatinya kepala kemaluanku. Tapi dia tidak berani menatap wajahku. Auhhgghh.. Jangan dilepas.. seruku tertahan. Aku jongkok dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Aku telentang di bawah. Posisi kami sekarang 69. Sewaktu berputar tadi dia menggigit kemaluanku agar tidak lepas dari mulutnya. Lucu memang. Dengan bibir kemaluan tepat di atas wajah, kujilati dengan mantap.

Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan kemaluannya. Sesekali kusedot bukit kecil itu sambil memasukkan hidungku yang kebetulan mancung ke lubang senggamanya. Oghh.. Ahh.. Kami berseru bersahutan. Kubalikkan tubuhnya. Sekarang dia ada di bawah, namun tetap 69. Kali ini aku lebih leluasa menjilati kemaluannya. Augghh.. Samm… enakkhh.. terusshh.. pintanya. Lalu kembali menyantap batang kemaluanku dengan garang. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kemaluan. Pintar juga dia, pikirku dalam hati.

Lidahku kujulurkan masuk ke lubang sempit itu dan menari di dalamnya. Pantatku kugoyang naik turun agar sensasi batang kemaluan yang berada di kulumannya bertambah asyik. Sambil menjilat liang kemaluan itu, jari-jariku mempermainkan bibir kemaluannya. Ougghh.. Sam.. enakkhh.. Samm.. ahh.. Samm.. serunya dibarengi aliran hangat yang langsung membanjiri lembah merah muda itu. Sekarang waktunya Wii. Aku mengambil posisi duduk di antara belahan kedua kakinya. Dia masih telentang. Kugesek lagi kepala kemaluanku yang sudah mengeras sempurna beradu dengan klitorisnya yang menegang.

Dia setengah duduk dengan menahan tubuhnya pakai siku tangan, dan ikut menyaksikan beradunya batang kemaluanku dengan klitorisnya yang sudah menjadi genit. Batang kemaluanku itu kuarahkan ke liang memeknya. Jangann.. kumohon Sam… jangan.. serunya tertatih sambil mencengkram batang kemaluanku. Aku bersedia memuaskan nafsumu, dengan cara apa saja, asal jangan mengorbankan pusakaku. Oh ya? Kalau dari anus mau nggak? tantangku. Tapi sebenarnya aku tidak lagi peduli karena kemaluanku sudah minta dihantamkan melesak lubang kemaluannya.

Yah.. terserah kamu Sam.. Nggak.. mau.. aku cuma mau yang ini, ini lebih enak.. teriakku sambil menunjuk liang kemaluannya. Nih.. pegang.. masukin.. Dengan ragu dipegangnya batang kemaluanku. Sam… apa tidak ada cara lain? Cara lain? Ada-ada saja kamu.. Hei.. kamu jangan bertingkah lagi ya.. jangan sampai kesabaranku hilang. Kamu beri satu milyar pun sekarang aku nggak bakalan mau melepaskan punya kamu itu sekarang. Aku sudah nggak tahan.. paham.. paham? paham..? bentakku dengan nada suara lebih meninggi.

Pisau yang tadi kusembunyikan di bawah kasur kuacungkan dan kutekan kuat di dadanya. Samm.. sakitt.. jangann.. rintihnya ketika pisau tadi melukai dada putihnya. Aku terkesiap. Namun tak peduli. Ayo.. dimasukin.. kali ini pisau kutekan lagi. Darah segar mengalir perlahan dari luka yang kuperbesar, walau tidak begitu parah. Dengan berat disertai ketakutan, dipegangnya kemaluanku. Diarahkannya ke liang memeknya. Sulit.. sakitt.. Sam.. ampunn.. Sam.. Pegang ini, kataku tidak sadar karena memberikan pisau itu ke tangannya.

Dia juga tidak menyadari kalau sedang memegang pisau. Lucu sekali. Aku hanya bisa tersenyum kalau mengingat masa itu. Aku menunduk dan menjilati kemaluannya. Dia melihatku menjilati barangnya. Sesekali kami bertatapan. Entah apa artinya. Yang pasti aku merasa sudah memiliki mata sipit yang menggemaskan itu. Digerakkannya pinggul besarnya seirama jilatanku. Kuremas juga susunya yang segar merekah. Augghh.. Ahh.. jilatanku kupercepat. Cairannya mengalir lagi walau tidak sebanyak yang tadi. Aku kembali duduk menghadap selangkangannya.

Tiba-tiba aku sadar kalau sebilah pisau ada di tangannya. Segera kuambil dan kulempar ke lantai. Dia juga baru sadar setelah aku mengambil pisau itu. Namun sepertinya dia memang sudah takluk. Wii.. ludahin ke bawah.. yang banyak.. kataku sambil menunjuk kemaluannya. Kami sama-sama meludah. Kuoleskan liur yang menetes itu ke batang kemaluanku, juga ke kemaluannya. Sesekali dia juga ikut mengusap batang kemaluanku dengan air ludah yang dikeluarkannya lagi di telapak tangannya. Aku memandanginya dengan sayang. Dia juga seolah mengerti arti tatapanku itu.

Aku segera mengecup bibirnya. Dia membalas. Kami berpagutan sesaat. Kurasakan batang kemaluanku bersentuhan dengan perutnya. Ayo dicoba lagi.. Kali ini dipegangnya kepala kemaluanku. Ah.. Shh Dan.., Oogghh.. aahh.. Shh.. Kepala kemaluanku masuk perlahan. Sempit sekali lubang itu. Kusodok lagi perlahan. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkram tanganku. Sesekali nafasnya kelihatan sesak. Namun ada juga desah liar terdengar lirih. Sam.. aku benci.. kaamu..

Ngentot Dengan Dewi

Kusodok terus, sampai akhirnya semua batang kemaluanku terbenam di liang kewanitaannya. Aku tahu itu sakit. Namun mau bilang apa, nafsuku sudah di ujung tanduk. Brengsek.. Samm… baajingann.. kamu.. shh.. oghh, Aku tak peduli lagi umpatannya. Yang kurasakan hanya nikmat persenggamaan yang benar-benar beda. Shh.. shh.. Samm… Samm…

Kupeluk dia erat-erat. Goyanganku makin liar. Aku hanya bisa mendengar dia mengumpat. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngos-ngosan. Beragam ekspresi ada di sana. Ada kesakitan, ada dendam, tapi ada juga makna sayang, dan gairah yang hangat. Kulihat titik-titik darah mulai mendesak lubang sempit yang tercipta antara batang kemaluan dan liang kewanitaannya. Seketika tangisnya meledak. Sam… bajingann.. kamuu.. jahatt.. kamu Sam.. ahh.. uhh.. dia memukul dadaku keras sekali. Tangisnya makin menjadi. Aku iba juga. Kutarik kemaluanku dari liang kemaluannya.

Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat. Ahh.. ahh.. Air maniku memancar keras membasahi dada dan sebagian wajahnya. Dia menangis sesenggukan. Nikmatnya memek perawan kamu Wii.. kataku tersenyum senang. Aku langsung menjilati darah segar yang sudah membasahi pahanya. Segera kugendong dia menuju kamar mandi. Di bibir bak, kududukkan dia.

Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Kuusap darah yang ada di sekitar kemaluannya dengan lembut. Darah di dadanya yang sudah mengering juga kulap dengan hati-hati. Kamu puas sekarang.. bukan begitu Sam? ejeknya di sela tangisnya. Aku terdiam. Aku merasa menyesal. Tapi mau bilang apa. Nasi sudah menjadi bubur. Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. Kujilati lagi kemaluannya dengan lembut. Aku tahu, yang ini pasti tidak bisa ditolaknya. Benar, dia mulai bergetar.

Dipegangnya tanganku dan diremasnya jariku. Tissue yang kupegang dibuangnya, malah jemariku dituntunnya ke sepasang dada montok miliknya. Ahh.. shh.. sekalian ajaa.. Sam… hamili.. aku.. biar kamu.. lebih.. puass.. katanya sambil menangis lagi. Aku sungguh tak mengerti. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. Tapi dengan santai kujilati terus kemaluannya. Diraihnya batang kemaluanku dan dikocok-kocoknya perlahan. Kemaluanku sudah terkulai.

Lama dia mencengkeram kemaluanku sampai akhirnya bangkit. Nafsuku kembali membara. Kugendong lagi dia, dan jatuh bersama di ranjang empuk. Kami berpelukan dan berciuman lama sekali. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan menjilati rongga mulutnya. Entah berapa kali kami saling bertukaran air liur. Bagiku, air ludahnya nikmat sekali melebihi minuman ringan apapun. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala dia meludahi mulutku. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Sepanjang dia merasa bebas, aku melayaninya.

Hitung-hitung balas budi. Hehehe.. Aku bergerak ke bawah, menjilati tiap inci sel kulitnya. Lehernya bahkan kuberi tanda cupangan banyak sekali, walau aku tahu empat hari lagi dia akan menikah. Peduli setan. Ahh.. Sam… hhsshh.. yanghh.. itu.. nikhhmatt, serunya tertahan ketika putingnya kusedot dan kujilati dengan bernafsu. Tanganku merayap ke bawah dan membelai lubang kemaluannya yang masih basah. Aku terus merangkak turun, menjilati perutnya dan mengelus pahanya dengan nakal.

Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. Kali ini bentuknya sudah berbeda. Lubangnya agak menganga seperti luka lecet, namun tidak berdarah. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. Samm… enakhh.. nikmathh.. Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang itu sambil menjilati kemaluannya sesekali. Aduhh.. duh.. enaknyaa.. Sam.. jangan.. berhenti, serunya sambil menggelinjang hebat. Pinggul itu bergerak liar mendesak mulutku.

Kutindih dia dan kuarahkan batang kemaluanku. Uhh.. sshh, serunya sesak ketika batang kemaluanku kuhantamkan ke liang kenikmatan itu. Goyangan demi goyangan membuat erangannya semakin ganas. Tentu saja aku semakin beringas. Siapa tahan. Samm… bajiingann! untuk kesekian kalinya dia mengumpatku. Entah apa maksudnya. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Kepalanya terlempar ke sana ke mari dan nafasnya mendesah hebat. Wii.. punyaahh.. kamuu.. assiikkh.. ahh, seruku ketika denyutan liang kemaluannya terasa sekali menekan batang kemaluanku. Kubalik dia, sehingga sekarang posisinya di atas.

Sam.. aku.. akan.. bunuh.. kamuu.. suatu.. saat.. Silakan.. saajahh.. Kami berdua berbicara tak karuan. Oughh.. aihh.. sshh, teriaknya menggelinjang sambil mencabuti bulu-bulu dadaku. Aku merasa kesakitan. Tapi biarlah. Dia sepertinya sangat menyukai. Samm… kamu.. kamu.. dia tidak melanjutkan kata-katanya. Tiba-tiba.., Samm.. Samm… bajingan.. ah.. serunya keras sekali, sambil menggoyang pantatnya dengan cepat dan menari-nari seperti kilat. Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme.

Tapi goyangannya tidak surut. Kucabut batang kemaluanku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Kuarahkan batang kemaluanku dari belakang dan, Oughh.. oughh.. oughh.. oughh.. tiap sodokanku ditanggapinya dengan seruan liar. Kugenjot terus sambil meremasi kedua susunya yang ikut bergoyang. Lama kami pada posisi itu, tiba-tiba aku didorongnya dan dia berdiri di hadapanku. Aku ditamparnya keras dan memelukku erat.

Ditariknya aku ke ranjang dan memegang kemaluanku. Ditindihnya aku, dia sendiri yang menghunjamkan kemaluanku ke liang kewanitaannya. Rasakan nihh.. bajingan.. shh, teriaknya sambil menari-nari di atasku. Aku tahu dia akan orgasme lagi. Aduh..Wi… pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit punggungku. Sam .. Sam… dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. Kupeluk juga dia dan mengangkatnya. Kami berdiri di lantai. Dengan posisi ini aku bisa menyodoknya dengan sangat keras. Kurapatkan ke dinding, dan kupompa sekuat tenaga.

Wii.. ahshh.. Samm… Aku mengeluarkan sperma di dalam kemaluannya. Dia memelukku erat sekali. Kami berdua ngos-ngosan. Kuangkat dia ke ranjang. Kami terkulai lemas. Kutarik kemaluanku yang melemah dengan pelan. Kutarik sprei itu karena sudah berisi noda darah dan bercak cairan yang beragam. Kami tergeletak berdampingan, tanpa pakaian. Sam.. kamu berhutang padaku, suatu saat aku pasti menagihnya. Hutang apa? tanyaku. Dia tidak menjawab.

Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. Kupandangi wajahnya yang cantik. Tampak lelah. Hmm.. beruntung sekali calon suaminya. Kuelus rambutnya yang lurus indah dengan lembut. Kuciumi keningnya dan kupeluk dia. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan terlelap bersama. Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi. Segera aku keluar dan pergi ke toko terdekat. Kubeli Tshirt dan celana pendek.

Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Didiamkan begitu aku tak ambil pusing. Kupakaikan Tshirt dan celana pendek ke tubuhnya. Dia masih tetap membisu. Ayo pulang.. ajakku. Dia melangkah lunglai. Kugandeng dia ke mobil, kududukkan di jok depan. Setelah isi kamar sudah kurapikan, aku langsung menyetir mobil. Sepanjang jalan dia hanya diam membisu. Wii.. aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi, satu hal yang aku minta darimu.. jangan membenciku untuk apa yang kuperbuat. Bencilah kepadaku karena aku bukanlah calon suamimu, kataku agak kesal dengan sedikit berdiplomasi. Dia memandangku dengan gundah.

Namun tetap membisu. Sampai di daerah rumahnya pun dia tetap diam. Oke.. Wii.. aku tak tahu apa yang kamu inginkan. Jika ada yang ingin kamu utarakan, lakukanlah sekarang sebelum aku pergi. Dia hanya diam membisu. Dipandanginya aku agak lama. Karena tidak ada jawaban, kudekati dia dan kucium tangannya. Dia tidak bereaksi. Bye.. Wii.. Aku segera beranjak pergi. Empat hari kemudian aku memang secara diam-diam mendatangi daerah rumahnya.

Benar, dari informasi yang kudapat dia memang sedang melangsungkan resepsi pernikahan di sebuah Resto mewah di pusat kota. Tapi aku tidak pergi melihatnya. Siapa tahu itu hanya akan jadi luka baru baginya. Pertemuanku terakhir dengannya terjadi di salah satu kafe di Surabaya. Saat grupku manggung, aku melihatnya duduk di depan bersama seseorang (mungkin suaminya). Lagu ini kupersembahkan buat seorang wanita paling indah yang pernah mewarnai perjalanan hidupku, aku pun segera menyanyikan tembang Mi Corazon dengan penghayatan yang dalam.

Dia menikmatinya dengan tatapan syahdu ke arahku. Tentu saja tak seorang pun pernah tahu, bahwa sesuatu pernah terjadi di antara kami. Sekarang setahun sudah lewat. Dia pernah juga meneleponku dan bilang kalau dia sedang hamil tujuh bulan. Ketika kutanya dimana dia saat itu, telepon segera ditutupnya. Well, ternyata aku pun sedang mengalami pemerkosaan darinya. Semoga ini bisa jadi pelajaran berharga buat sobat semua. Ups.. ternyata sekarang ada janji dengan Tante Sandra.

#Perkosaan #Terhadap #Calon #Pengantin