Gegara Recehan Malah Diperkosa Di Toilet Terbaru Malam Ini

Gegara Recehan Malah Diperkosa Di Toilet

Pada hari siang itu seperti biasa udara di Jakarta sungguh panas sekali. Terlihat sebuah metromini kumuh angkutan antar kota khas kota jakarta yang masih menunggu para penumpangnya di depan sebuah gedung di daerah Jakarta utara. Terlihat sekali para penumpang yang sudah ada didalam metromini merasa bosan dan kesal kaerena kepanasan.

Namun harus bagaimana lagi, supir metromini yang mempunyai keluarga juga harus mencari penumpang lebih banyak agar cukup untuk menghidupi keluarganya dirumah. Tidak ada kata lain selain harus bersabar untuk para penumpang penumpang. Bebrapa waktu metrominipun dimasuki oleh seorang pria yang berpakain lumayan rapi yang nampaknya preman daerah situ.

Panggil saja namanya Feri, dengan wajah memerah dan nafsasnya yang berbau minuman kerasa, mulailah dia beraksi untuk meminta sumbangan pada para penumpang,

“Selamat siang bapak,ibu,mas,dan mbak, saya disini mau meminta sumbangan, saya tidak meminta uang lembaran, namun hanya meminta recehan saja, ” ucapnya dengan mulut yang berbau minuman. 

Setelah berkata seperti itu, Feri-pun segera mengambil sebuah plastic bekas bungkus permen lalu mulai berjalan menuju ke para penumpang dari belakang untuk menadahkan kantong plastiknya agar para penumpang memeberi uang recehan kepadanya. Memang sih preman itu tidak memaksa, terbukti para penumpang sebagian ada yang memberi da nada juga yang tidak.

Sampai pada akhirnya dia sampai ke tempat duduk seorang mahasiswi yang sedak asik bermain dengan smartphoneya, nampaknya mahasiwi itu tidak sadar kalau Feri sudah di depannya dan menadahkan tangan untuk meminta uang receh kepada mahasiwi itu,

“ Ehemmm… jangan maen handphone mulu, amal dong minta recehnya dong Mbak, !!!, ” ucapnya dengan nada santai sembari mencolek lengan mahasiswi itu.

Feri mencolek mahasiwi itu agar dia menyadari bahwa dia meminta recehan pada pada mahasiwi itu,

“ Apaan sih nyolek-nyolek segala, nggak ada nggak ada, gue nggak ada receh , ” kata mahasiswi itu denganb juteknya.

Panggil saja nama mahasiswi itu sebut saja Rissa. Rissa yang merasa risi dengan preman itu kemudian diapun bergegas berdiri lalu pindah duduk ke bangku depan dekat supir metomini. Melihat sikap Rissa yang seperti itu Feri-pun kesal, matanya melotot dan dalam hatinya berkata,

“ Sialan gue dicuekin sama anak bau kencur, awas lo nanti,”.

Feri yang begitu kesal saat dia sudah selesai meminta recehan kesemua penumpang dia tidak langsung turun dari metromini, Feri saat itu tetap didalam metromini namun dia duduk dibangku belakang. Beberapa saat metromini-pun berjalan, Rissa yang berada di bangku paling belakang terus mengawasi Rissa yang ada didepan, hal itu tida disadari oleh Rissa.

Metromini terus berjalan lagi, sampai pada akhirnya metromini pun berhenti didepan sebuah Mall untuk mencari penumpang lagi. Sebagian Penumpang-pun ada yang turun Di mall itu begitu pula Rissa. Melihat Rissa yang turun di Mall itu, dari kejauhan dia membuntuti Rissa tanpa sepengetahuan Rissa.

Dia terus membuntuti Rissa yang sedang berbelanja keluar-masuk beberapa outlet yang ada didalam Mall. Feri terus memperhatikan membuntuti Rissa dari kejauhan dengan rasa kesal dan penuh dendam. Sampai pada saatnya Rissa-pun menuju kesebuah toilet yang letaknya berada dipojok gedung, dan kebetulan saat itu suasana toilet sedang sepi sekali.

Melihat hal itu Feri pun mengikuti Rissa ke Toilet sembari berkata,

“ Mampus Loe, bakal gue perkosa lu didalem toilet itu, ” ucapnya pelan sembari membuntuti Rissa.

Nampaknya saat itu Rissa tidak sadar sedari tadi terus dibuntuti oleh Feri. Dengan penuh dendam Feri pun melihat sekeliling, apakah aman atau tidak. Setelah beberapa saat memeperhatikan, dia memastikan bahwa akan aman jika dia mencabuli Rissa di toilet nanti. Saat itu Rissa-pun segera masuk kedalam Toilet, setelah memastikan Di toilet itu tidak ada penjaga Feri pun menyusul Rissa. 

Bisa dibayangkan para pembaca, toilet Mall pasti hanya ada satu pintu masuk dan didalamnya ada beberapa toilet. Sebelum masuk kedalam toilet Feri melihat sebuah kursi yang ada didepan pintu masuk toilet. Melihat hal itu Feri pun membawa kursi itu masuk ke toilet dan menganjal pintu masuk dengan kursi dari dalam Toilet.

Dia melakukan hal itu dengan maksud agar tidak ada orang yang bisa masuk ketoilet selain mereka berdua. Feri kemudian bersembunyi kedalam kamar toilet yang kosong sembari menunggu Rissa selesai buang air kecil. Beberapa saat Feri menunggu, selang beberapa menit terdengar pintu toiet yang dimasuki Rissa terbuka,

“ Ceklek…., ” suara kancing pintu terbuka.

Mendengar hal itu Feri pun mulai mengintip dia dari dalam toilet dengan memanjat closet duduk. Saat itu dia melihat Rissa sudah keluar dan saaat itu dia melihat Rissa sedang merapikkan rok-nya di depan kaca yang dekat wastafel toilet,

“ Ini dia saatnya, mampus loe, bakal nangis darah loe hari ini, ” ucapnya dalam hati.

Melihat kesempatan itu, dengan cepatnya Feri keluar dari kamar toiletnya lalu berlari ke arah Rissa. Dari belakang dengan cepatnya Feri mengalungkan tanganya keleher Rissa, lalu Rissa dibanting hingga jatuh kelantai toilet. Rissa yang tidak mengetahui kehadiran Feri saat itu dia sungguh shock dan kesakitan karena di terbanting kelantai toilet.

Saat itu Rissa yang ketakutan mencoba berdiri, namun dengan gesitnyaFeri pun memukul perut dan tengkuk Rissa dengan kencangnya,

“ Bugggg… Bugggg…, ” suara pukulan Feri.

“ Aow.. Aduh… sakit bang… ampun Bang…. Aow…, ” ucapnya kesakitan karena pukulan Feri yang kuat itu.

“ Udah diem Loe, jangan banyak bacot, !!! awas kalau sampai loe teriak bakal gue bunuh loe disini, ” ucapnya mengancam Rissa.

“ Iya Bang, Ampun Bang, maafin saya Bang… Saya bakal kasih uang berapapun asalkan Abang melepaslkan saya, ” ucapnya ketakutan sembari terduduk dilantai dan memegangi perutnya yang kesakitan.

“ Arggghhhh… udah diem loe, gue nggak butuh duit loe, ” ucapnya dengan nada kesal dan penuh dendam. 

Bisa dibayangkan seorang wanita mungil, bertubuh sintal seperti Rissa dipukul oleh Feri yang tinggi dan badanya lumayan kekar, pasti dia tidak akan berkutik. Feri yang sudah dibutakan dengan rasa dendam dia lalu menariknya keluar kearah toilet wanita dan masuk kearah ke Toilet Pria. Setelah mereka berdua berada didalam toilet Pria, Feri -pun kembali mengganjal pintu.

Saat itu benar-benar sepi suasana toilet Mall itu, tanpa rasa Khawatir Feri segera-pun meminta Rissa untuk melepas seluruh pakaiannya,

“ Sekarang Loe lepas pakaian loe, asal loe nurut gue nggak bakal bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

Karena melihat suasana yang sepi itu Rissa berfikir hari itu tidak akan ada yang menolongnya, dia sungguh ketakutan luar biasa. Dalam hatinya berkata, kalau aku tidak menurutinya pasti dia akan benar-benar membunuhku. Lalu,

“ Iya bang…Huwww… , ” ucapnnya dengan menangis ketakutan.

Dengan terpaksa saat itu dia-pun segera meletakan tasnya lalu segera melepas semua pakaianya, hingga dia hanya memakai BH dan celana dalam saja. Feri namapnya tidak puas dengan Itu,

“ Woy itu BH sama Cd juga dilepas, ” ucapnya meminta agar Rissa telanjang bulat.

Tanpa bisa melawan dan berkata apa-pun Rissa-pun menuruti keinginan Feri dengan terus menangis tersendu-sendu. Ditengah Rissa sedang melepas BH dan celana dalamnya Feri mengeledah tas Rissa, tidak disangka ditas Rissa ada semacam kain panjang berwarna hitam. Karena menemukan itu Feri mempunyai ide untuk mengikat tangan Rissa,

“ Krekkkkkkkkkkkk…, ” suara kain yang terobek menjadi 2 bagian.

“ Nah gitu dong kalau nurut kan enak, ” ucapnya kegirangan.

Rissa saat itu hanya bisa diam dan menutupi payudara yang montok dan kewanitaannnya dengan kedua tanganya. Rasa kesal Feri yang menggebu gebu tadi, seketika berubah menjadi hawa nafsu setelah melihat keindahan tubuh Rissa,

“ Wah… montok banget yah buah dada Loe, enak tuh kalau dikenyot, hahahah… Apalagi memek loe itu, beuhhh pasti nikmat banget yah kalau gue masukin kontol gue ini, ” ucapnya girang penuh nafsu birahi.

“ Tolong bang jangan perkosa aku, aku masih perawan bang, hu…uuu…uu.., ” ucapnya memohon ampun sembari menangis. Deposit Via Pulsa

“ Ah banyak bacot Loe, awas kalau loe sampai ngelawan, gue bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

Mendengar ancaman Feri Rissa-pun sudah tidak berani melawan ataupun berkata sepatah kata-pun kepada Feri. Setelah itu Feri pun segera mengikat kedua tangan Rissa dengan kain yang dirobeknya. Kedua tangan Rissa dibentangkanya lalu diikatkan pada tempat kencing untuk laki-laki. Setelah diikat kedua tangnya, Feri-pun segera membuka resleting celananya,

“ Sekarang loe hisap nih kontol Gue, inget jangan sampai kena gigi Loe, ” ucapnya sembari memegang kejantanannya dan mengarahkan ke mulut Rissa.

Rissa yang hanya bisa pasrah saat itu hanya bisa menuruti saja. Posisi Rissa saat itu berada disela tempat kencing pria sembari jongkok dan tangan terikat. Dengan penuh rasa ragu Rissa membuka lebar-lebar mulutnya. Melihat ,ulut Rissa sudah Terbuka Feri pun segera memasukan kejantanan-nya kedalam Rissa,

“ Hisap pelan-pelan kontol Gue yah, nanti lama-lama loe juga mahir sendiri, ” ucapnya sembari memajumudurkan penisnya didalam mulut Rissa.

Dengan perlahan Rissa-pun mulai mengkulum penis Feri. Dikulumnya secara perlahan agar tidak terkena gigi-nya,

“ Oughhhh… nah gitu ngisepnya… jago juga ternyata Loe yah, Sssssshhh… Aghhhh…, ” ucap nikmat Feri.

Saat itu Rissa hanya bisa menangis saja sembari terus mengkulum penis Feri. Feri sering mendesah nikmat saat kejantananya dikulum oleh Rissa. Melihat payudara Rissa yang montok dan kencang Feri pun tidak mau menyia-nyiakanya. Dengan sedikit membungkuk dia mulai meremas remas payudara Rissa,

“ Eughhh… Ssshhhhh…, ” desah Rissa tertahan karena mulutnya dipenuhi kontol Feri.

Gegara Recehan Malah Diperkosa Di Toilet

Nampaknya Rissa juga merasa nikmat dengan remasan Feri pada payudaranya. Sembari terus memaju mundurkan penisnya didalam Mulut Rissa, Feri terus meremas dan sesekali dia memelintir putting Rissa,

“ Ughhhhh… Sssssshhhh… Eummm…, ” desah Rissa sembari terus mengkulum penis Feri.

“ Hha, nampaknya loe udah mulai nikmati permainan sex kita, bagus deh kalau gitu, ” ucapnya senang melihat Rissa yang mulai menikmati permainan sex mereka.

Tubuh Rissa mengelincang, dia mengerakan pinggangnya kekanan dan kekri sembari terus mengkulum. Merasakan rangsangan yang diberikan Feri Rissa-pun mulai menggila, tanpa harus dikomando lagi Rissa mengkulum penis Feri dengan lihaynya,

“ Oughhh… Ahhhh… enak banget kuluman loe, terus kulum kayak gtu… Aghhhh…, ” ucap Feri puas dengan sepongan Rissa yang mulai mahir.

Beberapa saat merekamelakukan hal seperti itu. Bosan dengan kuluman Rissa, Feri pun segera mencabut penisnya dari mulut Rissa. Kemudian dengan cepatnya dia berjongkok didepan Rissa. Jadi posisi mereka saat itu jongkok dan berhadap-hadapan. Melihat Memek Rissa yang meerah merekah dengan seidikit bulu kewanitaan, Feri pun memainkan jarinya pada bibir vagina Rissa,

“ Oughhhh… Bang… Ssssshhhh… Eughhhh…, ” desah Rissa.

Nampaknya Rissa mulai merasa nikmat dengan perlakuan cabul Feri, seakan dia lupa bahwa saat itu dia sedang diperkosa. Feri terus memainkan Vagina Rissa, dia memainkan klitoris Rissa hingga basah dengan lendir kawinya. Mengingat perkataan Rissa katanya dia masih perawan, dia-pun mulai mencoba memasukan jarinya keliang vagina Rissa,

“ Sluppppp… Aowww…. Sakit bang… Shhhhhhhhh…, ” ucap Rissa kesakitan.

“ Wah kamu benar-benar perawan yah, beruntung sekali aku dapet perawan seperti kamu…, ” ucapnya puas.

Setelah memasukan jarinya kedalam liang senggama Rissa Feri mencabut kenali jarinya. Dalam hatinya berkata, Rugi nih kalau keperawan cewek ini aku hilangkan dengan jariku. Lalu Feri pun segera melepas ikatan tali Rissa,

“ Sekarang kamu tiduran dilantai, tuh pakaian kamu buat alas, ” ucap Feri.

Tanpa menjawab Rissa-pun mengikuti permintaan Feri. Dia segera mengambil pakaiannya untuk alas dan segera merebahkan tubuhnya dilantai. Tanpa banyak berfikir Feri yang sudah bernafsu kemudian segera membuka celana beserta celana dalamnya, lalu dia membuka lebar-lebar paha Rissa kemudian memposisikan tubuhnya disela paha Rissa.

Rissa hanya menurut saja dengan kemauan Feri, entah dia sudah mulai menikmati atau dia menuruti karena ketakutan. Dengan penuh birahi Feri mulai mengesek-gesekan penis-nya pada bibir vagina Rissa yang sudah basah dan dia juga menciumi leher sampai berkahir pada payudara Rissa,

“ Oughhh…. Bang… Shhhhh… geli bang… Ahhhhh… Uhhhhh…, ” racau Rissa nampak menikmati perlakuan cabul Feri. 

Feri pun terus menjilati hampir semua tubuh Rissa. Mahasiwi mungil bertubuh pada itu meliak liukan tubuhnya karena kegelian dengan jilatan dan gesekan penis Feri pada kewanitaanya. 

Memek Rissa semakin basah saja dengan lendir kawinya, dan Feri pun semakin gila memberi rangsangan kepada Rissa.

Melihat Rissa yang sudah sangat terangsang, dan vagina-nya juga sudah penuh lendir kawin, maka saat itulah Feri mulai mencoba membenamkan kejantanannya,

“ Sleppp…. AOwwwwww…….. sakitttttttttttt….. sakit bang…Eughhhh, ” jerit Rissa pelan.

Saat itu yang masuk baru kepala penis Feri saja,

“ Sempit sekali yah memek kamu, memek perawan memang tidak ada duanya, ” ucapnya semabri mencabut penisnya lagi.

Feri mencoba mengeluarkan masukan penisnya dengan perlahan, terus menerus Rissa mencoba menjebol keperawanan Rissa. Rissa terus merintih kesakitan ditengah Rissa mencoba merenggut keperawanannya. Setelah beberapa kali mmencoba, dengan batang kejantanan yang kuat dan sudah ereksi maksimal Feri menusukan penisnya,

“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb…………. Eughhhhhhhhhhhh……. Sakit banggggg…. Aowwwwwwww….., ” jerit Rissa pelan sembari tangannya mencengkram kuat-kuat lengan Feri.

“ Oughhhh…. Akhirnya jebol juga keperawanan kamu, hahaha…, ” ucapnya puas sembari mendiamkan penisnya tertanam dalam-dalam di liang senggama Rissa.

Sejenak Rissa mendiamkan kejantanannya tertanam dalam di vagina Rissa. Feri sengaja memberi waktu sesaat kepada Rissa agar rasa sakitnya sedikit hilang. Setelah kira-kira 2 menit, Feri pun mulai mengenjot vagina Rissa dengan perlahan. Pelan-pelna namun pasti,

“ Oughhh… Huhhhh… Sakit bang, pelan-pelan bang… Aghhh…, ” ucap Rissa kesakitan.

Feri tidak berkata sepatah katapun, dia hanya terus memaju mundurkan penis-nya di dalam liang senggama Rissa. Seiring keluar masuknya kejantanan Rissa, penisnya berlumur darah perawan bercampur dengan lendir kawin mereka. Rissa dengan konstan terus menggenjot Vagina Rissa,

“ Oughhh… nikmat sekali memek kamu sayang… Aghhh…, ” ucapnya nikmat sembari terus menjajah memek Rissa dengan penisnya.

“ Eughhh.. Eummmm… pelan aja bang, memek aku nyeri rasanya… Oughhh…, ” desah Rissa masih merasa nyeri karena dia baru saja kehilangan keperawananya.

Sekitar 10 menit Feri menggenjot dengan perlahan. Nampanya Rissa sudah mulai tidak kesakitan lagi. Saat itu dia terus mendesah nikmat, bahkan dia menaik turunkan pinggangnya mengikuti irama tusukan penis Feri pada vaginanya,

“ Gimana enak kan ??? udah nggk sakit lagi kan… Oughhh…, ” ucap Feri kepada Rissa.

Saat itu Rissa hanya mengangguk saja, itu tanda Rissa sudah tidak kesakitan. Feri terus memaju mundurkan penisnya, ditengah hubungan sex mereka tiba-tiba saja tubuh Rissa bergetar, pahanya dirapatkan dan himpitan vaginaya diperkuat,

“ Ahhhhhhhhhhhh…. Aku pipis bang…. Aghhhhh…, ” ucapnya sembari memejamkan mata dan kepalanya mendongak keatas.

“ Dasar cupu Loe, itu namanya loe orgasme, hahahaha…, ” ucapnya tertawa puas sembari terus menggenjot vagina Rissa.

Melihat Rissa yag sudah Orgasme, Feri pun semakin bernafsu saja. Memek Rissa semakin basah dengan lendir kawinya. Feri yang saat itu teringat bahwa dia sedang memperkosa Rissa di toilet Mall, dia mulai merasa cemas, dan tanpa buang waktu lalu dia mempercepat genjotan penisnya pada Vagina Rissa.

Selang beberapa menit, Feri pun merasa dia akan segera klimaks. Makin dipercepat saja hentakan penisnya,

“ Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk…, ” suara hentakan penis Feri pada vagina Rissa.

Tidak lama kemudian tubuh Feri mulai mengejang, genjotan penisnya dihentikan, lalu dibenamkanlah dalam-dalam kejantanan-nya didalam liang senggama Rissa,

“ Ouhhhhhhhhhhhh…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. , ”

Akhirnya Feri mendapatkan klimaksnya. Liang senggam rissa terbanjiri dengan sperma Feri yang kental dan banyak sekali. Beberapa saat Feri mendiamkan kejantananya tertanam didalam vaguna Rissa. Setelah menikmati sisa-sisa orgasmenya Feri pun segera mencabut penisnya dari dalam vagina Rissa,

“ Syurrrrrrr…. Syurrrrrrr…., ”

Termuntahkanlah sperma yang bercampur darah segar keperawanan Rissa keluar dari kinag senggam Rissa yang merah merekah itu. Vagina Rissa saat itu terlihat merah sekali dengan berlumuran sperma dan darah keperawananya. Rissa terkapar lemas dilantai toilet itu. Karena Feri takut ada yang memergoki perbuatannya, maka dia segera bergegas memakai celananya kembali.

Sebelum dia mengancingkan celananya dia sempat mengelap penisnya dengan tissue yang ada di toilet itu. Setelah merasa dia sudah rapi, kemudian dia-pun mengintip suasana didepan pintu toilet. Setelah memastikan aman dengan cepatnya dia-pun kabur dan membiarkan Rissa terkapar lemas di dalam toilet Pria di Mall itu.

Sungguh nasib yang sial bagi Rissa pada hari itu. Rissa yang sejenak menghela nafas karena lemas setelah diperkosa, kemudian dia-pun segera merapikan diri. Dengan rasa perih pada vaginanya karena diperawani dia-pun keluar dari toilet Pria itu untuk segera pulang kerumahnhya. Benar-benar malang Mahasiwi mungil bertubuh sintal itu.

Cerita sex : Pengalaman Sex Bermain Aman Dengan Temanku

Setelah kejadian itu Rissa dan keluarganya sempat melapor pada pihak yang berwajib , namun percuma saja melapor karena Feri sudah tidak mangkal lagi ditempat biasanya. Semenjak kejadian itu Rissa mepunyai trauma pada setiap preman. Dia selalu memberi uang pada pengamen maupun preman yang ada di metromini tanpa diminta sekalipun.

#Gegara #Recehan #Malah #Diperkosa #Toilet

Cerita Dewasa Di Toilet Sekolah, Terbaru Malam Ini

Cerita Dewasa Di Toilet Sekolah – – Waktu itu saya masih kelas 2 SMP, ada kejadian yang sangat seru, sebaiknya jangan ditiru. Saya adalah anak yang cukup nakal ketika saya masih di sekolah menengah dan sekolah saya juga merupakan sekolah yang menampung banyak anak-anak nakal, jadi tanpa sadar saya bisa mengatakan bahwa saya lebih nakal daripada baik.

– Saat itu, saya punya teman sekelas bernama Ika. Ika adalah gadis yang paling dekat dengan anak laki-laki dan dikenal paling keras kepala dan nakal. Bahkan teman-temannya jarang menyimpulkan bahwa dia adalah gadis yang nakal, karena dibandingkan dengan teman-temannya, dia terlihat cukup menarik, yaitu tidak mengenakan pakaian sekolah, tetapi dalam gaun yang sangat minim dan pendek, hanya diikat di antara ujung kain. Rok, yaitu satu telapak tangan dari belakang, lutut. Ika adalah seorang gadis cantik jelita dengan kulit putih dan bentuk wajah oval, tinggi sekitar 160 cm, berat 45 kg. Ika memiliki rambut hitam tebal sebahu, dan tidak apa-apa untuk memilikinya.

Cerita Dewasa Di Toilet Sekolah

Setelah bel kelas berbunyi, semua siswa memasuki kelas. Namun anehnya keempat anak 3 laki-laki dan 1 perempuan masih mengobrol di luar kelas dekat toilet dan tampak rukun. Setelah pelajaran kedua selesai, saya curiga karena ketiga anak laki-laki itu meminta guru saya yang mengajar pelajaran ketiga untuk pergi ke toilet.

Kisah Cinta Di Pedesaan Di Toilet

Tidak lama setelah anak laki-laki meminta izin ke toilet, Ika malah meminta izin kepada guru yang kebetulan adalah guru bahasa Indonesia yang bosan. Keingintahuan saya menguasai saya dan beberapa teman saya bertanya tentang apa yang mereka lakukan di toilet. Rasa penasaran tidak bisa dipadamkan, jadi akhirnya saya minta izin ke toilet karena alasan tertentu. Sebelum datang ke toilet, saya melihat tiga anak laki-laki di kelas saya menunggu seseorang. Tak lama kemudian, Ika terlihat berjalan menghampiri teman-teman bocah itu, dan mereka berdua masuk ke kamar kecil secara bersamaan.

– Rasa ingin tahu saya mulai meningkat, jadi saya mendekati ruang toilet tempat mereka masuk. Ada keributan di ruangan itu seolah-olah mereka berebut makanan. Akhirnya aku masuk ke kamar toilet dan perlahan membuka pintu kamar toilet yang bersebelahan dengan kamar toilet tempat mereka masuk agar aku bisa dengan jelas mendengar percakapan dan tindakan mereka.

Ika menjawab mulut gadis itu pada saat yang sama, dia menjawab dengan nada menantang, “Siapa yang akan pergi duluan. Bahkan jika kalian bertiga langsung, aku bisa melakukannya..!”

Aku ingin tahu apa yang mereka bicarakan, saling menunjuk dan menantang mereka seperti itu. Tapi saya menunggu lagi untuk melihat apa yang akan terjadi.

Terangsang Oleh Gadis Yang Biasa Alim & Tertutup Saat Disekolah

Setelah itu tak lama kemudian Asep menjawab dengan nada ringan, “Nah, kita bertiga sama-sama. Ayo kita sibuk..!” dia berkata

Setelah itu lagi-lagi tidak ada suara percakapan mereka, namun terdengar suara resleting dibuka dan suara orang melepas pakaian.

– Segera setelah itu, “Hei siapa.., siapa seks terbesar di antara kita bertiga..?” Mereka bertiga mendengar suara bahagia bertanya pada Ika.

Ikat menjawab dengan nada malu-malu, “Menurutku kamu yang paling hebat, hitam lagi.” Dengan nada sedikit sarkastik, Utun langsung menjawab, “Hei ka..! Cepat buka baju, nanti Johnny akan tenang, kita tidak kuat lagi..!”

Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Kandung Sendiri Sampai Hamil

Sebelum mendengar Ika menanggalkan pakaiannya, terdengar suara ketiga sahabat laki-lakinya, Utung, Asep, dan Ivan dengan nada kasar, “Oh..tubuhmu benar-benar seperti putri jatuh dari langit…!”

Tak lama kemudian, Asep bertanya kepada Ika, “Siapa.., jika aku tidak bisa menyentuh payudaramu yang terlihat seperti bola mie, siapa..?”

Uthun juga sepertinya tidak mau kalah dengan Asep, “Ka.., aku diperbolehkan memasukkan alat kelaminku ke dalam gua rawamu, kan ka..?” Menyentuh alat kelamin Ika.

Ikat menjawab dengan nada mendesak, seolah-olah menyentuh alat kelamin Uthung, “Ahh..ahh..tidak apa-apa toon..asal kau tidak takut, toon..!”

Kisah Sex Sensasi Kocokan Nikmat Di Wc Sekolah

Akhirnya, siapa yang tidak mau kalah, terdengar suara Ivan, “K.., aku bisa menciummu dari bibir hingga lehermu Ka.., bolehkah..?”

Saya mendengar suara ini dari dekat ruang toilet tempat mereka mengisi dan berkata, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. enak..!” Sulit bagi saya untuk mendengar banyak hal seperti itu.

Tak lama kemudian terdengar suara Ika, “Tolong jangan terlalu serakah..!” Ika berkata kepada teman-teman bocah itu, “Karena aku sendirian.., kalian bertiga tidak bisa dibandingkan, dong..!”

Namun ketiganya tidak memberikan jawaban atas kata-kata, “Aaewv.., sakit hati..!”

Cerita Sex Antara Perih Dan Nikmat

Kemudian Utung mendesah seolah kesakitan, “Apo.. ai.., alat kelaminku melepuh dan cairan subur keluar.” Kata-katanya ditujukan kepada teman-temannya.

Tak lama kemudian, Ivan bertanya kepada Ika, “Aku bosan menciummu… Aku juga ingin kaya!”

Ivan segera menggeser posisi, anehnya tidak sama dengan Utun, dan memasukkan penisnya ke saluran pembuangan (anus) dari belakang, dan Ika segera berteriak untuk kedua kalinya.

Namun Ivan sepertinya tidak mempermasalahkan perkataan Ika, berusaha menjadi seperti Ivan Utun hingga penisnya mencapai klimaks dan mengeluarkan cairan pendingin. Sesaat kemudian Ivan berteriak kesakitan, “Aaaahh.., uhh.., uhh.., baik ka, terima kasih” saat alat kelaminnya dikeluarkan dari saluran pembuangan. kamu hebat..!”

Cerita Seks Blowjob Toilet Sekolah

Sayang Asep menyentuh payudara Ika saja dan sesekali menggigit payudara Ika. Tapi akhirnya Asep muak dan berkata, “K.., aku juga ingin kaya dengan mereka bro..! Kita main…”

Akhirnya Asep marah kepada Ika dan tiba-tiba Asep menekan tangan Ika ke alat kelaminnya dan menariknya menjauh.

Sekitar 45 menit telah berlalu, dan saya bertanya-tanya apakah mungkin oral seks itu karena mereka masih di sekolah menengah. Itu membuat saya penasaran untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya saya bisa melihat mereka dari atas, karena saat itu dinding pembatas toilet sekolah kami tidak terangkat ke langit, jadi saya bisa melihat mereka berempat. Marah permintaan Asep tidak dipenuhi, Asep akhirnya menarik kepala Ika di depan panggulnya.

Asep berkata kepada Ika dengan nada mengancam, “Ah ka..! Kemudian kencangkan alat kelaminku sampai aku merasa baik..!”

Cerita Sex Dewasa Bersama Guru Les Yang Perawan

Setelah mencoba memanjat untuk melihat pemandangan secara langsung, saya bisa melihat dengan jelas. Ika, seorang gadis, Asep melakukan apa yang harus dia lakukan, sementara dua temannya yang lain, Utun dan Ivan, duduk di tanah, menahan perasaan senang bercampur dengan rasa sakit yang mereka rasakan.

– Tak butuh waktu lama, Asep berkata kepada Ika, “Ka.., ka.., ka.., ah.. ah.. hati-hati ka..! Saya akan mengirimkan cairan pupuk saya yang luar biasa ini…!”

Aku melihat Ika langsung mengeluarkan aurat Asep dari mulutnya, ekspresi Ika bercampur sedih dan sedih karena mendapat uang dan sedih karena mereka bertiga kehilangan keperawanan. Awalnya Asep marah, dan Asep menyemprotkan kotorannya ke Ika dan kedua temannya, mula-mula menangis kesakitan.

Setelah Asep mengeluarkan pupuknya, saya perhatikan bahwa setelah 15 menit mereka menanggalkan pakaian sampai tidak ada secarik kain pun yang tersisa dan kemudian mereka segera berpakaian kembali. Sebelum mereka keluar, saya segera keluar dari kamar mandi agar mereka tidak mendengar. Setelah itu aku pergi ke kelas dimana aku memulai pelajaran tadi. Setelah beberapa menit, satu per satu memasuki kelas agar tidak mengejar guru kami.

Cerita Seks Di Kost Dan Mesum Dengan Istri Teman Kost

Hari itu tidak berlangsung lama sampai bel sekolah berbunyi. Saya melihat ketiga teman laki-laki saya, Asep, Ivan, dan Utun, berjalan sedikit lelah, terengah-engah, anehnya lelah.

Karena saya suka bersenang-senang dengan teman-teman saya, saya langsung bertanya kepada mereka bertiga, “Hei, kamu terlihat sangat lemah. So…, yah…?”

Segera Asep, perwakilan dari mereka bertiga, dengan ringan menjawab, “Ya, selamat tinggal, senang mengetahui jika Anda menggali sumur dengan banyak orang..!”

Tidak jauh dari tempat saya berdiri, saya melihat Ika berjalan sendiri dengan tas yang selalu dibawanya. Sekarang hanya dibawa olehnya.

Cerita Dewasa Bercinta Sambil Liat Film Bf

Aku juga ingin bersenang-senang dengannya jadi aku langsung bertanya “Oi…kau terlihat lelah. Setelah tertembak peluru nyasar, huh siapa..?”

Ikat menjawab dengan nada marah, bahkan mungkin sarkastik, “Wah..bye..bukan peluru nyasar, lho, gagak nyasar menabrak sarang tawon dan sarang Hiro..!”

“Y.., bukankah aku yang mencoba memasuki gua Hiro..? Luar biasa.. Aku bisa terbang seperti burung..!” Tanyaku dengan senyum lembut.

Karena Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, “Apa yang kamu bi..? Kamu ingin gua saya, lalu antri …, masih banyak burung yang ingin masuk ke gua saya, lho..!” Saya kelas 2 SMP waktu itu, ada kejadian tertentu. Sangat seru dan sebaiknya tidak meniru ini. Saya adalah anak yang cukup nakal di sekolah menengah dan sekolah saya juga menampung banyak anak-anak nakal sehingga saya dapat mengatakan bahwa secara tidak sadar, aku lebih nakal daripada baik.

Pengalaman Dikocokin Ditoilet Sekolah

Di toilet – Saat itu ada teman sekelas saya bernama Ika. Ika adalah gadis yang paling dekat dengan anak laki-laki dan dikenal paling keras kepala dan nakal. Tak jarang, bahkan teman-temannya menyimpulkan bahwa dia adalah gadis yang nakal karena dia sedikit lebih menggoda dari teman-temannya, yaitu karena dia tidak memakai baju sekolah, tetapi memakai rok yang sangat minim dan pendek, hanya diikat di ujungnya. kain. , itu adalah

#Cerita #Dewasa #Toilet #Sekolah

Cerita Dewasa Ngentot Di Toilet Terbaru Malam Ini

Saat itu aku sedang diminta menjaga rumah adik, karena keluarganya akan pergi hingga sore dan Eren Renggal di rumah, karena kondisi perutnya yang kurang baik. Menjelang keberangkatan keluarga adik, aku sudah datang di sana.

“Mas..Eren di rumah, perutnya agak kurang beres. Mis yang tak bawa“, adikku memberi tahu. “Oo..ya“, jawabku. Tak berapa lama mereka telah berangkat. Aku bergegas memasukkan sepeda motor ke dalam rumah. Eren lalu mengunci pagar. Aku masuk rumah lalu cepat – cepat duduk di depan komputer, browsing, karena suami adikku memasang internet untuk mendukung pekerjaannya. Mengecek email cari info ini itu dan..tentunya get into DS..he3x. 10menit kemudian Eren menyajikan segelas es teh untukku.

“Makasih ya Ren“, ucapku. “Iya Pak..silakan diminum“, kata Eren. Pembantu – pembantu adikku memang dibiasakan memanggil “Pak“ pada saudara – saudara majikannya, padahal terdengar sedikit asing di telinga.

Eren lalu kembali ke dapur, aku lalu meminum es tehnya, “Hah..segernya“, cuaca sedikit panas walau agak mendung. Eren kembali memasuki ruang keluarga, merapikan mainan – mainan anak adikku. Posisi meja komputer dan mainan yang bertebaran di lantai selisih dua kotak. Semula aku belum ngeh akan hal itu. Semula mataku menatap layar komputer. Saat Eren mulai memasukkan kembali mainan – mainan ke keranjang, baru aku menyadarinya.

Sesekali aku meliriknya. “Sedikit putih ternyata anak ini. Bodynya biasa aja sih, langsing dan kayaknya masih padat. Wah..ini gara – gara masuk situs bokep jadi mikir macem – macem..hi3x“, pikiranku berkata – kata. Karena jarak kami yang lumayan dekat, maka ketika Eren bersimpuh di lantai merapikan mainan di keranjang, otomatis kaosnya yang sedikit longgar memperlihatkan sebentuk keindahan yang terbungkus penutup warna biru. Eren jelas tidak tahu kenakalan mataku yang sedang menatap sebagian keindahan tubuhnya. Pkv Game

“Andaikan aku…uhh..ngayal nih“. Tak terasa penisku mulai membesar, “Ke kamar mandi mbetulin posisi penis nih..sambil kencing“. Komputer kuRenggal dengan layar bergambar Maria Ozawa sedang disetubuhi di kamar mandi. Aku lalu masuk kamar mandi, membuka jins dan cd lalu mengeluarkan penis. Agak susah juga kencing dengan penis yang sedikit tegang. “Lah..pintu lupa tak tutup“, aku terkejut. “Terlanjur..gak ada orang lain kok“, aku mendinginkan diri.

Aku keluar dari kamar mandi dan kembali duduk di depan komputer, melanjutkan ngubek – ubek bokep. “Cari camilan di meja makan ah..jadi lapar“. Aku mencari apa yang bisa dimakan untuk menemani kesibukan nge net. “Ada roti sama biskuit nih..asyik“. Roti kusemir mentega dan selai kacang dan diatasnya kulapis dengan selai blueberry, “Hmm..enaknya. Nanti bikin lagi ah..masih banyak roRenya“. Rumah adikku tipe agak kecil, jadi jarak antar ruangan agak dekat.

Letak meja makan dengan kamar pembantu hanya 3meter – an. Kulihat dengan ujung mata, Eren sedang di kamarnya entah beraktifitas apa. Selesai menyelesaikan semiran roti, aku kembali ke ruang keluarga yang melewati kamar pembantu dan kamar mandi mereka. 2detik aku dan Eren bertatapan mata, tidak ada sesuatu, biasa saja. Kumakan roti sambil main lagi.

Terdengar gemercik air di belakang. Mungkin Eren sedang mencuci perabotan dapur atau sedang mandi. “Belum ambil air putih nih..“, tak ada maksud apa – apa dengan suara air tersebut. Hanya kebetulan aku belum minum air putih, walau telah ada es teh. Aku ke ruang makan lagi dan mengambil gelas lalu menuju dispenser. Mata dan pikiran hanya tertuju pada air yang mengucur dari dispenser.

Baru setelah melewati kamar mandi pembantu ada yang special di sana. ”Lah..pintunya kok sedikit buka. Ren lupa dan sedang apa di dalam..moga gak mandi. Bisa dilaporin ngintip aku”. Masih tak terlihat kegiatannya, setelah tangan yang sedang menggapai gayung dan kaki yang diguyurnya baru aku ngeh..Eren sedang mandi.

”Duhh..kesempatan sangat – sangat langka ini..tapi..kalo dia teriak dan nanti lapor adikku..bisa gawat bin masalah. Berlagak gak liat aja ahh”. Aku menutup pintu kaca ruang makan dan melewati kamar mandi Eren. Tiba – tiba ”Ahh..ada kecoak..Hush..hush..Aduhh..gimana nih”, terdengar keributan di sana. ”He3x..ternyata dia takut kecoak toh”, aku tersenyum sambil pegang gelas saat melewati kamar mandi.
”Pak..Pak”, Eren memanggilku. ”Walah..malah panggil aku. Gimana nih”. ”Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya Pak..cepet ya Pak..atau..”, tidak terdengar lanjutan kalimatnya.

Sejak Eren bersuara, aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi. ”Atau..Bapak yang masuk pukul kecoaknya..mumpung masih ada”, lanjutnya. Deg..”Ini..antara khayalan yang jadi nyata dan ketakutan kalo dilaporkan”, aku berpikir. ”Cepet Pak..kecoaknya di dekat kloset. Bapak masuk aja..nggak papa.

Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu”, Eren tahu keraguanku. ”Jangan ah..nanti kalo ada yang tau atau kamu laporin bisa rame”, jawabku. ”Nggak Pak..bener. Aduh..cepet Pak..dia mau pindah lagi”, Eren kembali meyakinkanku dan meminta aku cepat masuk karena kelihatannya si kecoak mau lari lagi. ”Ya udah kalo gitu. Bentar..ambil sandal dulu”. Sambil tetap menimbang, take it or leave it. Aku menaruh gelas di meja makan lalu mengambil sandal untuk membunuh kecoak nakal itu.

Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. ”Aku masuk ya Ren”, masih ragu diriku. ”Masuk aja Pak”, Eren tetap membujukku. Kubuka pintu kamar mandi sedikit, lalu kuintip letak kecoaknya, belum terlihat. Pintu dibuka lebih lagi oleh Eren.

Kepalanya sedikit terlihat dari balik pintu dan tangannya menunjuk letak kecoak, ”..tuh Pak mau lari lagi”. Aku melihatnya dan mulai masuk. Eren berdiri di balik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk. Terlihat paha; pundak dan daging susunya. Serta rambut yang diikat di belakang kepalanya, walau hanya sedikit semua. Handuknya menutupi bagian paha ke atas, perut hingga bagian dada, warna biru, yang disangga tangan kirinya.

Semua hal itu dari ekor mataku, karena fokusku pada sang kecoak. ”Memang mulus dan cukup putih”, masih sempat aku memikirkannya. Bagaimana tidak, jarak kami hanya 2 – 3 langkah, tidak ada orang lain lagi di rumah.

”Plak..plak”, kecoak pun mati dengan sukses. Aku guyur dengan air agar masuk ke lubang pembuangan. Tanpa memikirkan lebih lanjut, aku lalu melangkah ke luar kamar mandi. ”Terima kasih ya Pak..sudah nolongin”. ”Oh..iya..”, sambil kutatap dia dan Eren tersenyum. ”Bapak nggak cuci tangan sekalian..di sini saja”, tawar Eren. ”Wah..ini. Makin bikin dag dig dug”. ”Emm..iya deh”. Aku akan mencuci tangan dengan sabun, yang ternyata posisi tempat sabun ada di belakang tubuh Eren.

Aku menengok ke belakang tubuhnya. Rupanya dia baru sadar, lalu mengambilkan sabun, ”Maaf Pak..ini sabunnya”. Eren mengulurkan sabun dengan tersenyum. Sabun yang sedikit basah berpindah dan tangan kami mau tidak mau bersentuhan. ”Makasih ya”, ujarku.

Aku mencuci tangan dan mengembalikan sabun padanya. ”Bapak nggak..sekalian mandi”, tanya Eren. ”Waduh..tawaran apa lagi ini. Tambah gawat”. ”Iya..nanti di rumah”. ”Nggak di sini saja Pak?”. ”Kalo di sini yaa di kamar mandi depan”. ”Di kamar mandi ini saja Pak..”. ”Nggaklah..jangan. Di depan aja. Kalo di sini ya habis kamu mandi”. ”Maksud saya..sekalian sekarang sama saya. Hitung – hitung Bapak sudah nolongin saya”. Matanya memohon. Deenngg, sebuah lonceng menggema di kepala.

”Ini ajakan yang membahayakan, juga menyenangkan”, pikirku. ”Bapak nggak usah mikir. Saya nggak akan bilang siapa – siapa. Ya Pak..di sini saja”, dia memahami kekhawatiranku. ”Emm..ya udah kalo kamu yang minta gitu”, jawabku.

Entah mengapa aku merasa canggung saat akan membuka kaosku. Padahal tidak ada orang lain dan juga sesekali ke pijat plus. Aku buka jam tanganku dulu, lalu aku keluar dari kamar mandi dan kuletakkan di meja makan. Posisi Eren masih tetap di belakang pintu, dengan tangan kanan menahan pintu agar tetap agak terbuka.

Kembali ke kamar mandi, kubuka kaosku dan kusampirkan di cantolan yang menempel di tembok. ”Pintunya nggak ditutup aja Ren ?”, tanyaku. Pertanyaanku sesungguhnya tidak memerlukan jawaban, hanya basa basi. “Nggak usah Pak..kan nggak ada siapa – siapa”, jawab Eren.

Lalu kubuka jinsku, kusampirkan pula. Sesaat aku masih ragu melepas kain terakhir penutup tubuhk, cd – ku. “Bapak nggak nglepas celana dalem ?”, tanyanya. “Heh..ya iya”, kujawab dengan nyengir. Penisku sebisa mungkin kutahan tidak mengembang, tapi hanya bisa kutahan mengembang ¼ – nya.

Sengaja kutatap matanya saat melepas cd – ku. Mata Eren sedikit membesar. Kusampirkan juga cd – ku. Lalu dengan tenang Eren menyampirkan handuk biru yang sedari tadi menutup sebagian tubuhnya. “Duh..pantatnya masih ok. Pinggangnya tidak berlemak. Sabar ya nak..kita liat situasi dulu”, kataku pada sang penis sambil kuelus.

Eren lalu membalikkan badan. Cegluk, suara ludah yang kutelan. “Uhh..susu yang masih bagus juga. Pentilnya nggak terlalu besar, areolanya juga, warnanya pas..nggak item banget. Perutnya sedikit rata dan..hmm..rambut bawahnya hanya sedikit”. Mau tidak mau, penisku makin mengembang dan itu jelas dilihat Eren. Kembali sebisa mungkin kutahan perkembangannya. Eren lalu menggosok gigi dahulu. Karena aku tidak membawa sikat gigi, hanya berkumur dengan obat kumur.

“Bapak saya mandiin dulu ya”, kata Eren. “Terserah kamu”, jawabku sambil tersenyum. Eren lalu mengambil segayung air, diguyurkan ke badan dari leher dan pundak.

Mengambil lagi segayung, diguyurkan ke perut dan punggung ditambah senyum manisnya. Ia lalu meraih sabun, digosokkan ke leher; pundak; dada dan tangan kananku.

Dibasahinya sabun dengan diguyur air lalu digosokkan ke tangan kiri; perut; penis; bola – bolaku. “Uhh..gimana bisa nahan penis nggak ngembang”. Bagaimana tidak, saat menggosok penis dan bola – bolaku sengaja digosok dan di urutnya. Ditatapnya senjata kebanggaanku, lalu menatapku dan tersenyum. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyum juga. Diambilnya lagi segayung air, sabun dibasahi dan sisanya diguyurkan ke paha dan kaki lalu digosoknya.

Sabun kemudian diletakkan di pinggir bak mandi, kemudian mengambil segayung air dan diguyurkan ke badan depanku. Ambil segayung lagi dan diguyurkan lagi, tak lupa senjataku dibersihkan dari sisa – sisa sabun. Sedikit diremas oleh Eren. Kutahan keinginanku untuk membalas perlakuannya, “biar Eren yang pegang kendali”.

“Balik badan Pak”, perintahnya. Air diguyurkan ke punggung dan bagian bawah badanku. Digosoknya punggung; pantat; lalu paha dan kaki sisi belakang. Bonusnya, kembali menggosok penis dan bola – bolaku dan meremasnya. “Duh..ni anak. Bikin senewen..sengaja membuat panas aku“.

Kembali air mengguyur tubuh belakangku, sebanyak 3x. Dibalikkan badanku lalu mengguyur senjataku, digosok – gosoknya hingga sedikit memerah. Jantungku makin berdebar.

“Sudah selesai Pak“, kata Eren. “Makasih ya Ren“. “Emm..kamu mau tak mandiin juga ?“, kepalang basah, kutawarkan permintaan seperti dia tadi. “Nngg..nggak usah Pak..ngrepoti Bapak“. “Ya nggaklah..jadi imbang kan“. Langsung kuambil segayung air lalu kuguyur ke tubuh depannya. Ia hanya menatapku. Kuambil lagi segayung. Lalu sabun yang tadi tergeletak di pinggir bak mandi kuambil dan aku basahi.

Kugosok leher; pundak; dan kedua tangannya. Kubasahi sabun lagi dan kugosokkan ke dada; kedua susu dan pentilnya; serta perut. Kutatap matanya saat kugosok kedua gunungnya yang kumainkan sedikit pentil – pentilnya. Eren juga menatapku. Matanya mulai sedikit sayu. 1menit – an kumainkan pentil –pentilnya, lalu sedikit kuremas susu kirinya. Bibirnya sedikit membuat huruf o kecil dan “ohh..hhmm“.

Kubasahi lagi sabun, dan kugosokkan ke pinggang; paha dan kedua kakinya. Vagina luar hanya kusentuh sedikit dengan sabun, takut perih dan iritasi nanti. Itupun sudah cukup membuat matanya makin meredup. Air segayung lalu kuguyurkan ke tubuhnya 2 – 3x.

Kugosok dan kuremas sedikit keras dua gunungnya. Sedikit berguncang. Dua tangan Eren memegang pinggir bak mandi, mulai erat. Kumainkan lagi pentil – pentilnya.

Aku merundukkan badan dan kukecup pucuk – pucuk bunganya bergantian. Tak perlu lagi ijin darinya. Tangan kiriku mengusap – usap lembut luar vaginanya. “Ouuh Paakk..“, Eren mulai mendesah. Kukecup bibirnya lembut, “nanti dilanjut lagi“. Matanya seakan bernada protes, tapi Eren diam saja. Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang. Sabun kugosokkan ke punggung; pinggang; pantat. Sabun kubasahi lagi lalu kugosokkan ke paha dan kaki bagian belakang. Aku menyusuri tubuh depannya lagi dari pinggang belakangnya. Eren sedikit menggeliat geli. Kutangkupkan dua tanganku di dua susunya.

Aku senang bermain – main di susu yang bagus atau masih ok. Seluruh belakang lehernya aku cium dan kecup, begitu juga dua kupingnya dan kubisikkan ”kamu diam saja ya..cup”. ”Geli Paakk..”, Eren mendesah lagi. Dua pucuk bunganya makin mengencang dan keras. Aku menyentil – nyentil, kuputar – putar seperti mencari gelombang radio. Dua tangan Eren mencengkeram paha depanku. ”Aahh..hmmppff”, erangnya. Tangan kananku mengambil segayung air, kuguyur ke tubuh depannya. Kali ini kuusap – usap vagina luarnya dengan tangan kanan, sedang yang kiri tetap di susu kanan Eren.

Pahaku makin dicengkeramnya. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan seiring kecupan dan ciumanku di belakang leher dan daun – daun telinganya. Sesekali aku menyentuh bibir dalamnya. Terasa telah menghangat dan sedikit basah. ”Ppaakkk..oohhh”. Tubuhnya mulai menggeliat – geliat. Jari tengah kanan kumasukkan sedikit dan kusentuhkan pada dinding atas vaginanya, sedang jempol kananku kutekan – tekankan di lubang kencingnya.

”Aauugghhh Ppaakkk..eemmmppfff”. Kuku – kuku jemari Eren terasa menggores dua paha depanku. ”Kenapa Eren..hmm..kamu sendiri yang memulai kan”, bisikku. Tangan kiriku meraih kepalanya dan kupalingkan ke kanan, dan kutahan lalu kucium dengan nada 2 kecup 1 masukkan lidah.

Eren terkejut, matanya sedikit membesar tapi kemudian ia menikmaRenya. Ganti tangan kananku melakukan hal yang sama. Eren hanya bisa mengeluarkan suara yang tertahan ”nngg..emmppfftt..nnngggg”, begitu berulang. Vagina dalamnya makin hangat dan basah. Secara tiba – tiba kuhentikan lalu kubalikkan badannya menghadapku. Kemudian aku sandarkan tubuhnya di bak mandi. Aku kemudian berjongkok dan mulai mengecupi vaginanya.

”Jjanggann Ppakk..jorok..”, dengan dua tangannya menahan laju kepalaku. Kutatap matanya dan ”sssttt..”, jari telunjuk kanan kuletakkan di bibirnya. Dua tangannya kusandingkan di samping kiri dan kanan tubuhnya.

Kukecup kecil, sekali dua kali. Kemudian lidahku mulai menjulur di pintu kenikmatan kami. Mataku kuarahkan menatapnya. Eren agak malu rupanya, tetapi ada sedikit senyum di sana. Lidahku makin intens menyerang vagina luar dan dalamnya. ”Ssuuddaahh Pppaakk..aaaddduuuhh..oohhhh”, disertai geliat tubuh yang makin menjadi. Karena tak tahan dengan seranganku, dua tangannya meremas dan sedikit menarik rambut dan kepalalu.

Cairan lavanya makin keluar. Dua tanganku mendekap erat buah pantatnya. Jari tengah kiriku sesekali kumasukkan ke vagina dari belakang lalu kesentuhkan dan kutekan sedikit ke anusnya. ”Aammppuuunnn Pppaakkk..oouuuggghh..eeemmmpppfffs

Ssuudddaahhh..ooohhhh”, matanya agak membeliak ke atas dan kepala serta rambutku diremasnya kuat. Lava kepuasan dirinya mengalir deras, rasanya gurih sedikit manis. Kudekap erat Eren dengan kepalaku di vaginanya dan pantatnya kuremas – remas. Kepalaku tetap diusap –usap oleh Eren.

Ia menarik kepalaku dan menciumnya ganas. Lambat laun Eren dapat belajar dariku. Tangan kanannya meremas dan menarik – narik penisku. ”Panjang ya Pak”, tanya Eren. ”Biasa kok Ren..pingin ya..”, godaku. ”Aahh Bapak..”, jawabnya dengan memainkan bola – bolaku. Eren merundukkan tubuhnya lalu tangan kirinya memegang penis dan menciumnya. Mungkin ia belum pernah meng – oral suaminya dulu sebab penisku hanya dicium – cium dan diremas – remas.

”Kamu mau ngemut burungku Ren..kayak ngemut permen lolly ? Tapi kalo belum pernah ya nggak usah..nggak papa”. Eren menatapku dan kubelai rambutnya.

Dengan wajah ragu didekatkannya penisku di bibirnya. Eren mulai membuka mulut, sedikit demi sedikit penisku memasuki mulutnya. Eren menatapku lagi, meminta penjelasan langkah selanjutnya. ”Sekarang..kamu maju mundurkan dengan dipegang tanganmu.

Yaa..gitu..oohh..hhmm”. Rupanya muridku cepat mengerti penjelasan gurunya. Rambut dan kepalanya kubelai dan kuremas – remas. ”Lalu..lidahmu kamu puter – puter di kepala penis atau di lubang kencing yang bergaris panjang ituuu..yyyahhhh..sssuuudddaahh pppiiinnnttteeerrr kkkaaammuu Tttiinnnn”.

Kuangkat kepalanya dari penisku dan kami berciuman dengan panas. Saling meremas susu; pantat dan kelamin masing – masing. Lalu kubalikkan lagi tubuhnya menghadap bak mandi. Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi. Kembali aku bermain – main di gunung Eren. Penisku yang telah panas dan mengacung sekali kudekatkan ke vaginanya. Kukecup – kecup pundak dan leher belakangnya.

Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat – geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Aku geser – geserkan penis di pintu surgawinya, sengaja aku mempermainkan rangsangan pada Eren. ”Oohh..Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”, pintanya. ”Kamu mau burungku kumasukkin..hmm.. ”.

”Iyyyaa..Pppaakkk..aaayyyoo Pppaakk..”, rintihnya makin kencang. Kumasukkan penis pelan – pelan. ”Eemmppff..”, erangnya.

Lalu kuhentakkan pelan hingga penisku terasa menyentuh dinding belakang. ”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”. Aku menggerakkan tubuh pelan – pelan, kunikmati jepitan dinding – dindingnya yang masih kuat. Dua tanganku tak henti bermain di dadanya. Kumainkan irama di vaginanya dengan hitungan 1 – 2 pelan 3 kuhentakkan dalam – dalam. Lalu tangan kananku meraih kepalanya seperti tadi dan kucium panas bibirnya. Dinding vagina Eren makin hangat dan banjir seperRenya. Dua tangannya mencengkeram erat pinggir bak mandi.

Sekarang tanpa hitungan, kumasuk keluarkan penis cepat dan kuat. ”Oohh.. oohh…hhmmppffftt..”, erang Eren berulang. Sedang aku sedikit menggeram dan ”oouugghhh..hhmmppff..mpekmu enaknya Tttiinn..”. ”Bbuurrruunnggg Bbbaapppakk jjjuugggaaa”. Jarak pinggangku dan pantat Eren makin rapat. Tangan kanan kuusap – usapkan di vaginanya. Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu – satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami.

”Pppaaakkk..sssaaayyyaa mmaaauu..ooohhh..”. ”Tttuunnggguu Tttiiinnn..aaakkkuuu jjjuuggggaa..Di dalam apa di llluuaarrr”, tanyaku.
”Dddaa lllammm aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”, jawab Eren. Mendengar itu serangan makin kufokuskan.

Segala yang ada di tubuhnya aku remas. Dua tangan Eren tak tahan di pinggir bak mandi dan mencengkeram paha serta pantatku. Bibirku dicarinya lalu ”hhhmmmpppfffttt..”. Pantatku diremas kuat – kuat.

Bibirnya dilepas dariku dan ”ooouuggghhh..”, desah Eren panjang. Lava yang hangat terasa mengaliri penisku yang masih bekerja. Kepalanya tertunduk menghadap air di bak mandi. Kudekap erat tubuh depannya. Kukecup dan kugigit leher belakangnya.

Lalu tangan kiriku meraih kepalanya dan kucium dalam – dalam. Dengan satu hentakan dalam kumuntahkan magma berkali – kali. ”Ooouugghhh Tttiinnaahhh..hhhmmm..”. kepalaku tertunduk di pundaknya dengan tangan kiri di susu sedang yang kanan di vaginanya.

Lama kami berposisi seperti itu. ”Makasih ya Ren..kamu baik sekali. Enak banget tubuhmu”, kataku dengan membalikkan badannya dan kucium mesra bibirnya. Penis kumasukkan lagi, masih ingin berlama – lama di hangatnya vagina Eren. ”Saya yang terima kasih Pak. Sudah lama saya pingin tapi sama orang nggak kenal kan nggak mungkin Pak. Burung Bapak pas di mpek saya”, Eren menjawab dan mencium bibirku pula. ”Mpekmu masih kuat nyengkeramnya..dan panas”. Kubelai – belai kepalanya, ”kok bisa kamu pingin ngajak main sama aku ? Malah aku yang takut kamu laporin”. Sambil mengusap – usap punggungku, ”Tadi waktu saya bersihin mainan adik, saya liat gambar di komputer.

Cerita sex : Adik Keponakan Ku Yang Centil Dan Sexy

Terus waktu Bapak kencing tadi kan lupa nutup pintu..keliatan burung Bapak yang agak gede pas keluar dari celana”. ”Oo gitu..nakal ya kamu. Bener kamu masih nyimpen obatnya ?”, sambil kucubit pipinya. ”Masih kok Pak..sisa yang dulu”, jawab Eren. Makin lama terasa penisku yang mengecil. Kucium dalam – dalam lagi bibirnya, ”sekarang..mandi yang beneran”. ”Heeh..iya Pak”, Eren menjawab sambil tersenyum manis. Ia lalu memelukku erat. Aku membalasnya dengan memeluk erat dan mengusap – usap punggung serta kepalanya.

#Cerita #Dewasa #Ngentot #Toilet